11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian yang Relevan

advertisement
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian yang membahas tentang dialek sudah sudah ada beberapa
tahun yang lalu. Penelitian yang dimaksud ialah penelitian yang sudah meneliti
bahasa dialek Sunda atau kasus-kasus penelitian hampir mirip dengan penelitian
yang akan penulis lakukan, tetapi peneliti meyakini bahwa penelitian yang penulis
akan lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah ada atau yang penulis
cantumkan sebagai penelitian relevan. Penelitian yang sudah ada yaitu pada tahun
2010 dan 2015 yang mengangkat judul:
1.
Penelitian yang diambil sebagai penelitian relevan berjudul: Studi
Komparatif Penggunaan Dialek Sunda di Kecamatan Cimanggu dengan
Dialek Sunda di Kecamatan Dayeh Luhur (kajian dialektologi)
Penelitian diatas adalah penelitian yang ditulis oleh Linawati dari FKIP UMP.
Penelitian yang ditulis oleh Linawati merupakan penelitian dialektologi yang
membahas bidang fonologis dan semantis, penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Cimanggu dan Kecamatan Dayeh Luhur. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh
Linawati dengan penelitian yang penulis ajukan adalah pada bagian tempat
penelitian, tempat penelitian yang dilakukan oleh Linawati merupakan tempat yang
warga masyarakatnya masih murni menggunakan bahasa Sunda, jika penelitian yang
akan penulis ajukan dilakukan di tempat yang warga masyarakatnya mempunyai dua
bahasa yaitu bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Penulis meyakini penelitian yang
dilakukan oleh Linawati dengan Penulis berbeda.
11
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
12
2.
Selain penelitian yang ditulis oleh Linawati, peneliti juga mengambil
penelitian lainnya dengan judul: Perbedaan Fonologis dan Semantis Dialek
Perbatasan Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas
Penelitian diatas merupakan penelitian yang ditulis oleh Yeni Arista dari FKIP
UMP pada tahun 2015. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Arista melakukan
penelitian di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas dan dalam penelitiannya
hanya meneliti dialek dari segi fonologis dan semantisnya saja. Persamaannya hanya
sama-sama membahas bidang fonologis dan semantis, tetapi penulis juga membahas
tentang faktor yang mempengaruhi perbedaan penggunaan dialek Sunda di Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung dengan Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja.
Penulis meyakini bahwa penelitian yang peneliti ajukan ini berbeda dengan
penelitian sebelum-sebelumnya yang sudah dilakukan. Jika penelitian sebelumnya
melakukan penelitian di tempat yang memliki bahasa yang sama beda lagi dengan
penelitian yang penulis ajukan. Tempat yang akan menjadi tempat penelitian itu
masih memiliki dua bahasa yaitu bahasa Sunda dan Jawa. Jika penelitian yang sudah
ada meneliti daerah yang mempunyai bahasa yang sama, sama-sama bahasa Sunda
atau sama-sama bahasa Jawa, tetapi penelitian yang penulis ajukan dilakukan di
tempat yang memiliki dua bahasa yaitu bahasa Sunda dan Jawa, tetapi penulis tetap
memfokuskan penelitian di bahasa Sunda sesuai judul yang diajukan, dengan begitu
penelitian yang penulis ajukan tidak akan mengalami kesamaan isi dengan penelitian
yang sebelumnya atau yang sudah ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian
yang akan diajukan oleh penulis masih original dan belum ada penulis yang meneliti
permasalahan tersebut sebelumnya dan penulis mampu mempertanggungjawabkan
hasil dari penelitian yang penulis lakukan..
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
13
B. Bahasa
1.
Pengertian Bahasa
Menurut Poerwadarminta, (80, 2007) bahasa merupakan suatu sistem lambang
bunyi yang dipakai oleh suatu masyarakat dalam suatu daerah tertentu untuk
berinteraksi, bercakap muka dengan masyarakat lain, melakukan tingkah laku yang
baik dan mempunyai sifat sopan santun kepada setiap masyarakat lainnya. Rumusan
yang hampir sama dinyatakan oleh Lyons (dalam Aslinda dan Leni Syafyahya 2010:
1), bahwa bahasa adalah most of them here taken the views that languages are system
of symbols, designed, as it were, for the purpose of communications (kebanyakan
dari mereka di sini berpandangan bahwa bahasa adalah sistem simbol yang dirancang
untuk berkomunikasi). Berdasarkan pendapat Lyons, dapat dikatakan bahwa bahasa
bersistem, berwujud simbol, yang dimaksud berwujud simbol adalah dapat kita lihat
dan kita dengar dalam lambang, serta bahasa juga digunakan oleh masyarakat seharihari untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Pada
hakekatnya bahasa dipergunakan oleh manusia dalam segala aktivitas kehidupan.
Reching Koen (dalam Aslinda dan Leni, 2010:2) menyatakan, bahwa hakikat bahasa
bersifat (a) mengganti, (b) individu, (c) kooperatif, dan (d) serta sebagai alat
komunikasi sehari-hari.
Selain empat hakikat bahasa diatas, Chaer (2004: 11-14) juga mengatakan,
bahwa hakikat bahasa itu ada 8 butir. Delapan butir hakikat bahasa itu yaitu: (a)
bahasa merupakan sebuah sistem sistem, (b) bahasa terdiri dari lambang-lambang,
(c) bahasa bersifat arbitrer, (d) bahasa bersifat konvensional, (e) bahasa bersifat
produktif, (f) bahasa bersifat dinamis, (g) bahasa beragam, (h) bahasa dalah
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
14
manusiawi. Delapan butir hakikat bahasa tersebut, dapat dikatakan bahwa bahasa
merupakan hal paling penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasa
manusia lebih mudah dalam beraktivitas, berinteraksi, bekerja sehari-hari dengan
masyarakat lainnya.
Chaer (2003:30) juga menambahkan bahwa bahasa itu adalah satu sistem, sama
dengan sistem-sistem lain, yang sekaligus bersifat sistematis dan bersifat sistemis.
Jadi, bahasa itu bukan merupakan satu sistem tunggal melainkan dibangun oleh
sejumlah subsistem, subsitem yang dimaksud adalah (fonologi, sintaksis, dan
leksikon). Sistem bahasa ini merupakan sistem lambang, hanya saja sistem lambang
bahasa ini berupa bunyi, bukan gambaran atau tanda lain dan bunyi itu adalah bunyi
bahasa yang dilahirkan oleh alat ucap manusia yang dituturkan oleh manusia.
Bahasa itu bersifat produktif. Bahasa bersifat produktif adalah dengan sejumlah
unsur yang terbatas tersebut dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak
terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu,
(Chaer, 2012:49). Bahasa itu bersifat dinamis, maksudnya, bahasa itu tidak terlepas
dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan
tersebut dapat terjadi pada bidang: fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, dan
leksikon. Perubahan tersebut dapat terjadi pada setiap waktu, mungkin saja ada kosa
kata baru yang muncul tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam atau sudah
disepakati oleh masyarakat didaerah tersebut untuk tidak digunakan lagi dalam
kehidupan sehari-hari, (Chaer, 2012: 53). Bahasa bersifat manusiawi. Artinya,
bahasa sebagai alat komunikasi verbal hanya dimiliki oleh manusia. Hewan tidak
mempunyai bahasa seperti manusia, yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi
berupa bunyi atau gerak isyarat, itu menandakan tidak bersifat produktif dan tidak
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
15
dinamis. Padahal manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara naluriah,
melainkan dengan cara belajar. Tanpa belajar manusia tidak akan bisa berbahasa.
Hewan tidak mempunyai kemampuan untuk mempelajari bahasa manusia karena
hewan tidak memiliki akal dalam dirinya,
Oleh karena itulah dikatakan bahwa
bahasa itu bersifat manusiawi, hanya dimiliki oleh manusia, (Chaer, 2012:58).
Dengan pengertian-pengertian bahasa menurut para ahli di atas, penulis
menarik kesimpulan bahwa pegertian bahasa secara umum adalah suatu lambang
bunyi yang dipakai oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi, bahasa juga merupakan
suatu sistem, sistem yang dimaksud adalah sistem lambang yang sama dengan
lambang lainnya. Hanya yang di maksud dari lambang bahasa ini adalah lambang
bunyi bahasa yang dilahirkan oleh alat ucap manusia. Selain itu bahasa juga berifat
produktif, dinamis dan manusiawi.
2.
Fungsi Bahasa
Masyarakat setiap hari sudah pasti menggunakna bahasa untuk berkomunikasi
atau berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Pada dasarnya bahasa sudah menyatu
dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan bahasa
untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Bahasa juga
merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri
seseorang baik pikiran dan perasaan. Melalui bahasa masyarakat mampu
berkomunikasi dengan baik, mampu menerapkan etika-etika dalam berkomunikasi.
Dengan begitu jika masyarakat mampu berkomunikasi dengan etika-etika yang baik
maka sudah pasti lawan bicara juga dapat memberikan respon yang positif dan dapat
dipahami maksud dan tujuan dari tuturan yang dituturkan oleh manusia tersebut.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
16
Keraf (1979:17) menyatakan bahwa fungsi bahasa dibagi menjadi empat
bagian yaitu:
a.
Untuk tujuan praktis: untuk mengadakan komunikasi atau berhubungan dengan
masyarakat lainnya dalam pergaulan sehari-hari.
b.
Untuk tujuan aristik: dimana manusia mengolah dan mempergunakan bahasa
itu dengan cara seindah-indahnya atau sebaik-baiknya guna pemusaran rasa
estetis manusia itu sendiri.
c.
Menjadi kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain.
d.
Tujuan filologis: untuk mempelajari naskah-naskah tua untuk menyelidiki latar
belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan dan adat istiadat, serta
perkembangan bahasa itu sendiri.
3.
Ragam Bahasa
Sebagai sebuah langue bahasa mempunyai sistem dan subsistem yang
dipahami sama oleh semua penutur bahasa itu. Namun, karena penutur bahasa
tersebut berada dalam masyarakat tutur yang berbeda-beda menjadikan sebuah ragam
bahasa atau tuturan yang dituturkan tidak sama. Bahasa itu menjadi beragam dan
bervariasi, terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan
oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi
sosial yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam. Setiap
kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu.
Keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh
penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas. Misalnya, bahasa
Inggris yang digunakan hampir di seluruh dunia; bahasa Arab yang luas wilayahnya
dari Jabal Thariq di Afrika Utara sampai ke perbatasan Iran (dan juga sebagai
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
17
bahasa agama Islam dikenal hampir di seluruh dunia); dan bahasa Indonesia yang
wilayah penyebarannya dari Sabang sampai Merauke.
Ragam bahasa atau variasi bahasa ini terbagi menjadi dua pandangan.
Pandangan pertama, variasi bahasa atau ragam bahasa itu dilihat akibat adanya
keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasai
atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi
atau berkomunikasi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Hartman dan
Stork (dalam, Chaer, 2004: 62) membedakan variasi atau ragam bahasa berdasarkan
tiga kriteria, kriteria pertama adalah (a) latar belakang geografi dan sosial penutur,
(b) medium yang digunakan, dan (c) pokok pembicaraan. Menurut Haliday
membedakan ragam bahasa berdasarkan (a) pemakai yang disebut dialek, dan (b)
pemakai yang disebut register. Variasi atau ragam bahasa itu pertama-tama
dibedakan berdasarkan penutur dan penggunaanya, berdasarkan penutur berarti,
siapa yang menggunakan bahasa tersebut, di mana penutur tersebut tinggal,
bagaimana kedudukan sosialnya di dalam masyarakat, apa jenis kelamin penutur
tersebut, dan kapan bahasa itu digunakan oleh penutur. Berdasarkan penggunaanya,
berarti bahasa itu digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa jalur dan alatnya, dan
bagaimana situasi keporfalannya.
Menurut (Chaer, 2004: 62) Variasi bahasa dibagi menjadi empat jenis.
Keempat jenis variasi tersebut adalah Variasi dari segi penutur yang di dalamnya
terdapat idiolek, dialek, sosiolek. Kedua ada variasi dari segi penutur, yang ketiga
variasi dari segi pemakaian yang ke empat ada variasi dari segi keformalan dan yang
terakhir ada variasi dari segi sarana. Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
18
pokok dalam studi sosiolinguistik. Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi bukan
hanya penuturnya yang tidak homogen tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial
yang mereka lakukan sangat beragam. Adapun penjelasan variasi bahasa tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
Variasi dari Segi Penutur
1) Idiolek
Variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep idiolek, setiap orang
mempunyai variasi bahasanya atau idioleknya masing-masing. Variasi idiolek ini
berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan
sebagainya. Namun yang paling dominan adalah “warna” suara itu, sehingga jika
penutur cukup akrab dengan penutur lainnya, hanya dengan mendengar suara
bicaranya tanpa melihat orangnya kita dapat mengenalinya. “Warna” suara tersebut
dimiliki setiap orang dan sudah pasti setiap orang memiliki “warna” suara yang
berbeda-beda, dengan perbedaan tersebut maka penurut yang sudah terbiasa dengan
penutur lainnya akan mudah memahami setiap tuturan yang diucapkan. Jadi konsep
idiolek merupakan konsep yang menekankan pada ragam bahas yang unik pada
seorang individu. Hal ini diwujudkan dengan pola pemilihan kosakata, tata bahasa
atau pelafalan yang unik pada setiap orang.
2) Dialek
Variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada
pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu. Karena dialek ini didasarkan pada
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
19
wilayah atau area tempat tinggal penutu, maka dialek ini lazim disebut dialek
regional, dialek sosial, dan dialek temporal. Dialek regional, yaitu dialek yang ciricirinya dibatasi oleh tempat. Sering juga dsebut dialek area karena dialek regional
biasanya berkembang diatu daerah tertentu, artinya orang luar di wilayah itu tidak
akan paham dengan dialek yang dimaksud. Dialek sosial, yaitu dialek yang dipakai
oleh kelompok sosial tertentu. Misalnya, orang yang berada di kalangan keraton pasti
memliki dialek yang berbeda dengan orang-orang di luar keraton, orang-orang yang
berada di lingkungan kantor pasti berbeda dialeknya dengan dialek yang berada di
komunitas pasar. Dialek temporal, yaitu dialek yang berada dari waktu ke waktu.
Dialek ini hanya berkembang pada kurun waktu tertentu dan bila sudah berganti
masa maka dialek itu sudah tidak ada lagi. Hal ini bisa dilihat dari ejaan, cara
penulisan, dan pengucapannya.
Penggunaan istilah dialek dan bahasa dalam masyrakat umum memang
seringkali bersifat ambigu. Secara linguistik jika masyarakat tutur masih saling
mengerti, maka alat komunikasinya adalah dua dialek dari bahasa yang sama.
Namun, secara politis, meskipun dua masyarakat tutur bahasa saling mengerti satu
sama lain dan karena kedua laat komunikasi verbalnya mempunyai kesamaan sistem
dan subsistem, tetapi keduanya dianggap sebagai dua bahasa yang berbeda. Bidang
studi linguistik yang mempelajari dialek-dialek ini adalah dialektologi. Bidang studi
ini dalam kerjanya berusaha membuat peta batas-batas dialek dari sebuah bahasa
yang ada, yakni dengan cara membandingkan bentuk dan makna kosakata yang
digunakan dalam dialek-dialek itu. Peta kebahasaan tersebut yang nantinya akan
membedakan antara dialek satu dengan dialek yang lainnya.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
20
3) Sosiolek
Variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para
penuturnya. Variasi ini menyangkut semua maslah pribadi para penuturnya, seperti
usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi,
dan sebagainya. Berdasarkan usia, kita bisa lihat perbedaan variasi bahasa yang
digunakan oleh anak-anak, para remaja, orang dewasa, dan orang-orang tergolong
lansia (lanjut usia). Perbedaan variasi bahasa di sini bukanlah yang berkenaan
dengan isinya, isi pembicaraan, melainkan perbedaan dalam bidang morfologi,
sintaksis, dan juga kosakata.
b.
Variasi dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa ini berkenaan dengan penggunaanya, pemakainnya, atau
fungsinya disebut fungsiolek (dalam Chaer, 2004: 68), ragam, atau register. Variasi
bahasa ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan. Variasi bahasa
berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk
keperluan apa atau dalam bidang apa. Variasi bahasa berdasarkan segi pemakaian
menyangkut bahsa itu digunakan untuk keperluan atau bidang tertentu seperti, sastra,
jurnalistik, militer, pertanian, dan lain sebagainya. Variasi bahasa dari segi
pemakaian ini yang paling tampak cirinya adalah dalam hal kosakata yang digunakan
oleh setiap manusia dalam pengucapakan kosakata.
c.
Variasi dari Segi Keformalan
Berdasarkan tingkat keformalannya, (dalam Chaer, 2004: 70) menjelaskan
bahwa variasi bahasa atas lima macam gaya. Lima macam gaya tersebut yaitu
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
21
(Inggris), yaitu gaya atau ragam baku (frozen) gaya atau ragam bahasa yang paling
formal yang digunakan pada siatuasi hikmat. Gaya atau ragam resmi (formal) gaya
atau ragam bahasa yang biasa digunakan pada pidato kenegaraan, rapat dinas, surat
menyurat, dan lain sebagainya. Gaya atau ragam usaha (konsultatif) variasi bahasa
yang lazim dalam pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau produksi. Gaya atau
ragam santai (casual) ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi, dan
gaya atau ragam akrab (intimate) merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh
para penutur yang hubungannya sudah akrab atau dalam lingkungan keluarga.
d.
Variasi dari Segi Sarana
Variasi bahasa pertama yang kita lihat dari segi sarana atau jalur yang
digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tulis, atau juga
ragam dalam berbahasa dengan menggunakan sarana, atau alat tertentu, yakni
misalnya dalam bertelpon dan bertelegraf. Adanya ragam bahasa lisan dan ragam dan
ragam bahasa tulis didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa lisan dan bahasa tulis
memiliki wujud struktur yang tidak sama. Adanya ketidaksamaan wujud struktur ini
adalah karena dalam berbahasa lisan atau dalam menyampaikan informasi secara
lisan, kita dibantu oleh unsur-unsur nonsegmental atau unsur nonlinguistik yang
berupa nada suara, gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan sejumlah gejala-gejala
fisik lainnya. (Chaer, 2004, 61-70).
C.
Bahasa Sunda
Bahasa Sunda adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu Polinesia dalam
rumpun bahasa Autronesia. Bahasa dituturkan oleh setidaknya 42 juta orang dan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
22
merupakan bahasa ibu dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa
Jawa. Bahasa Sunda dituturkan di hampir seluruh provinsi Jawa Barat dan Banten,
serta wilayah barat Jawa Tengah mulai dari kali Brebes (Sungai Cipamali) di wilayah
Kabupaten Brebes dan kali Serayu (Sungai Ciserayu) di Kabupaten Cilacap, di
bagian kawasan Jakarat, serta di seluruh provinsi di Indonesia dan luar negeri yang
menjadi daerah urbanisasi Suku Sunda.
Dari segi linguistik, bersama bahasa Baduy, bahasa Sunda membentuk suatu
rumpun bahasa Sunda yang dimasukan ke dalam rumpun bahasa Melayu-Sumbawa,
dalam bahasa Sunda mengenal kata dialek, dialek atau yang dikenal dalam bahasa
Sunda adalah basa wewengkon merupakan bahasa Sunda yang mempunyai ragam,
mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda Jawa Tengahan yang mulai
tercampur Bahasa Jawa. Para pakar bahasa biasanya mebedakan enam dialek yang
berbeda-beda. Dialek-dialek ini adalah:
1.
Dialek Barat (Bahasa Banten)
Dialek Barat dituturkan didaerah Banten dan Lampung.
2.
Dialek Utara
Dialek utara mencakup daerah Sunda utara termasuk Kota Bogor dan sebagian
daerah Pantura.
3.
Dialek Selatan (Priangan)
Dialek Selatan adalah dialek Piangan yang mencakup Kota Bandung dan
Sekitarnya.
4.
Dialek Tengah Timur
Dialek tengah timur adalah dialek yang berada di sekitar Kabupaten
Indramayu.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
23
5.
Dialek Timur Laut (termasuk Bahasa Sunda Cirebon)
Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Kuningan, juga sebagian Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal di Jawa
Tengah.
6.
Dialek Tenggara
Dialek tenggara adalah dialek sekitar Kabupaten Ciamis juga Kabupaten
Cilacap dan Kabupaten Banyumas di Jawa Tengah.
Bahasa Sunda Kuna adalah bentuk bahasa Sunda yang ditemukan pada
beberapa catatan tertulis, baik di batu (prasasti) maupun lembaran daun kering
(lontar). Tidak diketahui apakah bahasa ini adalah dialek tersendiri atau merupakan
bentuk yang menjadi pendahulu bahasa Sunda modern.
Bahasa Sunda terutama ditertuturkan di sebuah barat pulau Jawa, di daerah
yang dijuluki Tatar Sunda (Pasundan). Bahasa Sunda juga dituturkan dibagian barat
Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Brebes dan Cilacap, dikarenakan wilayah ini
dahulunya berada dibawah kekuasaan Kerajaan Galuh. Banyak nama-nama tempat di
Cilacap yang masih merupakan nama Sunda dan bukan menggunakan nama Jawa
seperti Kecamatan Dayeuhluhur, Cimanggu, dan sebagainya. Menurut beberapa
pakar bahasa Sunda sampai sekitar abad ke-6 wilayah penuturnya sampai disekitar
Dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah, berdasarkan nama “Dieng” yang dianggap
sebagai nama Sunda (asal kata dihyang yang merupakan kata bahasa Sunda kuna).
Seiring transmigrasi dan imigrasi yang dilakukan etnis Sunda, Penutur bahasa ini
telah menyebar sampai kelaut pulau Jawa. Misalkan di lampung, Sumatra, Selatan,
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
24
Jambi, Riau, Kalimantan Barat dan Sulawesi Tenggara dimana penduduk etnis Sunda
dengan Jumlah signifikan menetap di daerah luar Pasundan tersebut (dalam,
Wikipedia 2016).
D.
Dialektologi
1. Pengertian Dialektologi
Dialektologi berasal dari paduan kata dialek yang berarti „variasi bahasa‟ dan
logi berarti „ilmu‟. Berdasarkan etimologi, dialektologi adalah ilmu yang
mempelajari dialek atau ilmu yang mempelajari variasi bahasa. Dialektologi, yang
didefinisikan sebagai ilmu tentang dialek, pada dasarnya merupakan cabang dari
lingustik yang lahir sebagai reaksi terhadap “hukum perubahan bunyi tanpa kecuali”,
yang dikemukakan kaum Neogrammarian. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
dalam berbagai literatur pembicaraan tentang dialektologi merupakan salah satu
bagian dari pembicara dalam linguistik komperatif (Mahsun 1995: vii). Meillet
(dalam Zulaeha, 2010: 3) menyatakan bahwa ciri utama dialek adalah perbedaan atau
karangan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan. Selain ciri khusus yang
dikemukakan Meillet, ada dua ciri umum yang dimiliki dialek, yaitu (1) dialek
merupakan seperangkat bentuk ujaran lokal (setempat) yang berbeda-beda yang
memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih saling mirip dibandingkan dengan
bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama. Dan (2) dialek tidak harus mengambil
semua bentuk ujaran dari sebuah bahasa. Pada perkembangannya tersebut, kemudian
salah satu dialek yang kedudukannya sederajat itu sedikit demi sedikit bisa diterima
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
25
sebagai bahasa baku oleh seluruh daerah karena masyarakat bisa menerima dan
menggunakan bahasa tersebut dengan masyarakat lainnya.
2.
Dialektologi dan Geografi
Sebagai disiplin ilmu yang mengkaji perbedaan unsur-sunsur kebahasaan yang
berkaitan dengan faktor geografis, yang salah satu aspek kajiannya adalah pemetaan
perbedaan-perbedaan unsur-unsur kebahasaan yang terdapat di antara daerah-daerah
pengamatan dalam penelitian. Dialektologi dalam kajiannya membutuhkan
pengetahuan yang berkaitan dengan letak geografi. Dalam hal ini berkaitan dengan
pemetaan,
fungsi
dari
pemetaan
tersebut
adalah
sebagai
upaya
untuk
memvisualisasikan letak geografis yang menjadi tempat digunakan suatu bentuk
bahasa tertentu. Namun, dengan penyebutan bahwa suatu bentuk bahasa tertentu
digunakan pada daerah pengamatan tertentu yang berbeda dengan daerah
pengamatan yang lainnya, padahal untuk menyatakan makna yang sama jelas-jelas
mengacu kepada dimensi geografi. Oleh karena itu, disinilah letak hubungan atau
keterkaitan yang erat antara kajian dialektologi dengan ilmu geografi. (Mahsun,
1995:20).
E. Dialek
1.
Pengertian Dialek
Dialek berasal dari kata Yunani dialektos yang berpandangan dengan logat. Kata
dialektos ini mula-mula digunakan untuk menyatakan sistem kebahasaan yang
digunakan oleh suatu masyarkat yang berbeda dari mayarakat lainnya yang
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
26
bertetangga tetapi menggunakan sistem yang erat hubungannya. Sementara itu, Keraf
(dalam Zulaeha 2010:1) menyatakan dengan menggunakan istilah geografi dialek
adalah suatu cabang ilmu bahasa yang khusus mempelajari variasi-variasi bahasa
berdasarkan perbedaan fonologi, morfologi, sintaksis, leksikon, dan semantik.
Dialek suatu daerah bisa diketahui berdasarkan tata bunyinya. Ciri-ciri khas yang
meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi bahasa
membangun aksen yang berbeda-beda.
2. Pembeda Dialek
Perbedaan dialek dapat disebabkan oleh beberapa faktor, faktor yang
menunjang berbedanya dialek disuatu tempat ialah faktor geografis dan faktor sosial.
(Zulaeha, 27:2010) menjelaskan bahwa perbedaan dialek dapat dipenggaruhi oleh
faktor geografi, dengan adanya dialek geografi yang merupakan cabang linguistik
yang bertujuan mengkaji semua gejala kebahasaan secara cermat yang disajikan
berdasarkan peta bahasa yang ada, dan variasi pemakaian bahasa yang ditentukan
oleh perbedaan wilayah pemakaian. Faktor sosial, faktor sosial juga bisa disebut
sebagai dialek sosial, yang diamksud sebagai dialek sosial adalah ragam bahasa yang
dipergunakan oleh kelompok tertentu yang membedakannya dari kelompok
masyarakat lainnya. Kelompok itu terdiri atas pekerjaan, usia, kegiatan, jenis
kelamin, pendidikan, dan sebagainya. Dalam perkembangannya, dialek sosial dalam
kajian dialektologi mengacu pada dialek yang dituturkan oleh penutur di daerah
tertentu dengan variabel sosial yang lain meskipun mereka berada dan berasal di
daerah yang sama (Zulaeha, 29: 2010).
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
27
Nadra dan Reniwati (2009: 23) menjalskan
bahwa pada tingkat dialek,
perbedaan atau variasi tersebut dapat dibedakan menjadi lima unsur. Kelima unsur
perbedaan itu ialah unsur perbedaan fonologis, morfologis, sintaksis, dan semantis.
Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil dua unsur pembeda dialek yaitu unsur
fonologis dan semantis. Setiap ragam bahasa dipergunakan di satu daerah tertentu,
dan lambat laun terbentuklah anasir kebahasaan yang berbeda-beda pula, seperti
dalam lafal, tata bahasa, dan tata arti. dalam, (Ayatrohaedi, 1979: 3-5). Perbedaan
tersebut dibagi menjadi dua, yaitu perbedaan fonetik dan perbedaan semantis.
a.
Perbedaan fonologis, perbedaan fonologi biasanya si pemakai dialek atau
bahasa yang bersangkutan tidak menyadari adanya perbedaan tersebut.
b.
Perbedaan semantis, yaitu dengan terciptanya kata-kata baru berdasarkan
perubahan fonologis atau geseran bentuk. Dalam peristiwa tersebut, biasanya
terjadi pula geseran makna kata itu. Geseran tersebut bertalian dengan dua
corak, yaitu sinonim dan homonim. Dalam hal ini, sinonim atau padan kata
atau sama makna adalah pemberian nama (penanda) yang berbeda utuk suatu
objek (petanda) yang sama dibeberapa tempat yang berbeda. Geseran yang
dikenal dengan homonim yaitu pemberian nama yang sama untuk hal yang
berbeda di beberapa tempat yang berbeda.
Pada
penelitian
perbandingan
dialek
Bahasa
Sunda
di
Kecamatan
Karangpucung dengan Kecamatan Wanareja, peneliti mengambil dua perbandingan
dialek bahasa Sunda Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung. Dua perbandingan tersebut yang nantinya akan menjadi
dasar perbandingan yang akan diteliti, perbedaan tersebut meliputi fonologis dan
semantis.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
28
Perbedaan fonologis merupakan perbedaan dalam lafal. Perbedaan lafal dapat
disebbkan karena terjadinya gejala bahasa. Gejala bahasa meliputi penambahan
fonem, penghilangan fonem, kontraksi, metatesis, dan adaptasi.
a. Penambahan fonem adalah gejala bahasa yang berupa bertambahnya satu atau
lebih fonem dalam suatu kata. Penambahan fonem dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu protesis, epentesis, dan paragog. Protesis adalah penambahan
fonem di depan kata, contoh: ayuh menjadi hayuh ayuh) gah menjadi egah
tidak mau). Epentesis adalah penambahan fonem di tengah kata, contoh: motor
menjadi montor sepeda motor). Paragog adalah penambahan fonem di akhir
kata, contoh: roko menjadi rokok rokok) nya menjadi nyah ia).
b.
Penghilangan atau penanggalan fonem merupakan gejala bahasa yang berupa
hilangnya satu atau lebih dibedakan menjadi tiga macam, yaitu afaresis, sinkop,
dan apokop. Afaresis adalah penghilangan fonem atau penanggalan fonem di
awal kata, contoh: hasep menjadi asep asap). Sinkop adalah penghilangan
fonem atau penanggalan fonem ditengah kata, contoh: getah menjadi gtah
getah). Apokop adalah penghilangan fonem atau penanggalan fonem di akhir
kata, contoh: ituh menjadi itu itu). Kontraksi merupakan gejala bahasa yang
memeprlihatkan adanya satu atau lebih fonem yang dihilangkan. Kadang-kadang
ada perubahan atau penggantian fonem, contoh: masih aya menjadi aya keneh
masih ada).
c.
Metatesis merupakan gejala bahasa yang memeperlihatkan pertukaran tempat
satu atau beberapa fonem, contoh: hujan age menjadi ageng hujana (deras
hujan)
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
29
Perbedaan Semantis adalah ilmu yang membicarakan makna atau arti sebuah
bahasa, dalam semantis juga membahas tentang kaosakata-kosakata baru berdasarkan
perubahan fonologis atau geseran bentuk dan bentuk kata yang berbeda. Perbedaan
semantis tersebut masih memiliki pertalian antara makna yang digunakan di daerah
pengamatan tertentu dengan makna yang digunakan pada daerah pengamatan yang
lainnya. Perbedaan itu terjadi karena pemberian konsep lebih dari satu pada
linambang (signifie) yang sama (Ayatrohaedi 1979). Perbedaan semantik mengarah
pada relasi makna yang berjenis homonim, Zulaeha, 2010: 41-47).
Bidang semantis yang berkonsentrasi pada persoalan makna kata pun tidak
jarang memanfaatkan hasil telaah fonologi. Kapan sebuah kata bisa divariasikan
ucapannya, dan kapan tidak. Mengapa kata tahu dan teras kalau diucapkan secara
bervariasi [tahu], [tau], [teras], dan [tras] akan bermakna lain, sedangkan kata duduk
dan bidik ketika diucapkan secara bervariasi [dudU?], dUdU?], [bidi?], [bidi?] tidak
membedakan makna? Hasil analisis fonologis lah yang dapat membantunya,
Masnur, 2009:3).
Perubahan dan penambahan kata-kata baru terjadi karena adanya perubahan
fonologis, geseran tersebut berkaitan dengan dua aspek, yaitu sinonim dan homonim.
Sinonim atau padan kata atau sama makna adalah pemberian nama (penanda) yang
berbeda untuk suatu objek (petanda) yang sama di beberapa tempat yang berbeda.
Geseran yang dikenal dengan homonim yaitu pemberian nama yang sama untuk hal
yang berbeda di beberapa tempat yang berbeda. Dalam penelitian ini perbedaan
semantis dapat digunakan untuk membandingan kosakata baru dan perubahan
kosakata baru yang terdapat dalam dua kecamatan yang diteliti, yaitu Kecamatan
Wanareja dan Kecamatan Karangpucung.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
30
F.
Dialek Sunda di Kabupaten Cilacap
Kabupaten Cilacap adalah kabupaten yang mempunyai dua bahasa, kedua
bahasa itu dipakai oleh masyarakat Kabupaten Cilacap dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa Jawa dan bahas Sunda adalah dua bahasa yang dipakai masyarakat untuk
berinteraski sehari-hari dengan masyarakat lainnya, kedua bahasa tersebut terbagi
dalam beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Cilacap, Bahasa Jawa tersebar di
kecamatan-kecamatan dibagian utara, tengah dan selatan, khususnya kecamatankecamatan dibagian barat di dominasi oleh bahasa Sunda. Dapat kita lihat bahwa
daerah-daerah
Cimanggu,
bagian
barat
Kecamatan
seperti
Majenang,
Kecamatan
Kecamatan
Karangpucung,
Wanareja
dan
Kecamatan
Kecamatan
Dayeuhluhur, hampir seluruh masyarakatnya menggunakan bahasa Sunda, tetapi dari
setiap daerah-daerah yang masyarakatnya berbahasa Sunda tidak semua bahasa
Sunda yang digunakan sama karena faktor geografis yang berbeda.
Bahasa Sunda yang dipakai oleh masyarakat Kabupaten Cilacap bagian barat
memiliki perbedaan yang sangat mencolok dari setiap daerahnya, itu bisa terlihat dari
kecamatan yang paling barat adalah Kecamatan Dayeuhluhur dan Kecamatan
Wanareja, kedua kecamatan tersebut menggunakan bahasa Sunda yang lebih halus
dari pada kecamatan-kecamatan lainnya, itu dikarenakan letak geografis yang dekat
dengan perbatasan Jawa Barat, sudah pasti bahasa Sunda yang digunakan oleh kedua
kecamatan tersebut berbeda dengan Kecamatan Majenang, Kecamatan Cimanggu,
Kecamatan Karangpucung yang sebagian masyarakatnya berbahasa Jawa.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
komparatif, karena penelitian ini akan membahas mengenai perbandingan dua dialek
bahasa Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja. Metode deskriptif dalam penelitian ini ialah, peneliti
mendeksripsikan atau menjabarkan secara rinci fenomena yang terjadi di tempat
penelitian dan menggali data dengan tekhnik wawancara kepada informan dengan
sumber koskata yang sudah disiapkan peneliti untuk diajukan kepada informan agara
mampu mengahsilkan data yang relevan atau data yang akurat. Setelah data
terkumpul peneliti membandingkan dan menganalisis data dari dua tempat yang
menjadi tempat penelitian dan dideskripsikan sesuai kaidah yang berlaku dalam
penelitian dialektologi.
Metode komparatif yang dimaksud peneliti ialah, peneliti mencari tahu sebab
akibat terjadinya perbedaan dilaek Sunda yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Peneliti menggunakan
tekhnik wawancara kepada informan yang ada di tempat penlitian. Setelah
memperoleh data, peneliti langsung menganalisis faktor penyebab terjadinya atau
munculnya fenomena perbedaan dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Dialek Sunda Kecamatan Wanareja. Bidang studi Komparatif
dapat mencakup kehidupan masyarakat asli daerah tersebut atau masyarakat
pendatang dari daerah lain dengan mencari tahu dan membandingkan kosakata baru,
31
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
32
makna dan artinya. Peneliti membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau
lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan penemuan perbedaan
kosakata yang diperoleh dari setiap tempat penelitian.
B.
Data dan Sumber Data
1.
Data
Data penelitian ini diperoleh melalui daftar pertanyaan yang berupa kosakata
dasar yang ditanyakan kepada informan. Daftar tanya pada penelitian ini terbagi
kedalam beberapa bagian diantaranya: (a) bagian tubuh manusia, (b) kata ganti, (c)
sisitem kekerabatan, (d) rumah dan bagian-bagiannya, (e) waktu, musim, keadaan
alam, benda alam, dan arah, (f) pakaian dan perhiasan, (g) jabatan, pemerintahan
desa dan pekerjaan, (h) binatang dan hewan, (i) tumbuh-tumbuhan, bagian buah, dan
hasil olahannya, (j) aktivitas, (k) penyakit, (l) bilangan dan ukuran, (m) adat istiadat.
(Zulaeha, 2010). Daftar tanya diatas merupakan daftar tanya yang akan digunakan
peneliti untuk mengambil data dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja.
2.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu informan dari Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Sumber data
yang diperoleh dari informan berupa tuturan yang ditanyakan kepada informan
secara langsung yang berjumlah 6 orang. Tiga orang dari Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja dan tiga orang dari Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung.
Data yang diambil dari informan dalam penelitian ini berupa: (a) nama, (b) jenis
kelamin, (c) tempat dan tanggal lahir, (d) umur, (e) pendidikan terakhir, (f)
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
33
pekerjaan, (g) tinggal di tempat ini sejak, (h) orang tua berasal dari, (i) bahasa
pertama/ bahasa ibu, (j) bahasa yang dikuasai, (k) daerah/ tempat yang pernah
dikunjungi, (l) keperluan berkunjung, (m) kedudukan dalam masyarakat, (n) acara
TV favorit, dan (o) siaran radio favorit.
C.
Tahap Penelitian
Pada tahap penelitian ini, peneliti mendeskripsikan tentang perbedaan
fonologis dan semantis dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan
dan menganalisis satu persatu kosakata yang sudah didapat dari informan dengan
berdasarkan perbedaan secara fonologis dan semantis. Penelitian ini terbagi menjadi
tiga tahap yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) analisis data, dan (3) tahap penyajian
hasil analisis data. Setelah semua tahap dilakukan barulah masuk tahap kesimpulan
dan
saran.
Peneliti
menjabakan
keseluruhan
hasil
dari
penelitian
yang
sudahdilakukan dan dianalisis, sel;anjutnya peneliti memberi saran kepada pembaca
dan penulis mengenai kajian dialektologi.
1.
Tahap Penyediaan Data
Tahap penyediaan data merupakan kegiatan mendata yang benar dan terjamin
keasliannya. Data yang diperoleh tentunya sudah diproses dengan teknik yang benar.
Pada tahap penyediaan data ini, peneliti menggunakan metode cakap (wawancara)
yaitu percakapan antara peneliti dengan informan yang ada di Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Pada metode
cakap ini, teknik dasar yang digunakan yaitu teknik dasar dan lanjutan. Pada teknik
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
34
ini, peneliti melakukan kegiatan wawancara langsung dengan informan disertai
dengan teknik pencatatan (teknik catat dan teknik rekam) hal-hal yang penting dalam
data.
a.
Teknik Dasar
Menurut Sudaryanto (dalam Zulaeha, 2010), teknik dasar metode simak adalah
teknik pancing. Pada dasaranya peneliti memang memancing terlebih dahulu data
yang akan keluar dari alat ucap informan. Dengan sikap dan prilaku informan yang
berbeda-beda, peneliti berusaha agar informan mau memberikan data yang
diharapkan peneliti. Salah satu alat yang digunakan untuk memancing informan
adalah daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan, sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya, telah disiapkan oleh peneliti. Informan ditanya sesuai dengan daftar
pertanyaan tersebut. Pemanfaatan teknik pancing ini diperlukan apa bila informan
kaku dalam mengeluarkan data, dalam situasi seperti ini penggunaan teknik pancing
mampu memperlancar informan dalam memberikan data yang dibutuhkan sesuai
daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
b.
Teknik Lanjutan
1)
Teknik Lanjut Cakap Semuka
Teknik ini merupakan teknik lanjutan dalam menggali data dari informan,
teknik lanjut cakap semuka merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara informan bertatap muka langsung dengan peneliti dan peneliti bertanya
langsung kepada informan. Bahan atau daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
dijawab langsung oleh informan. Dengan teknik ini, peneliti dapat memperhatikan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
35
cara pelafalan jawaban informan dengan baik dan kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam penulisan data sangatkecil.
2)
Teknik Lanjut Catat
Teknik ini digunaka dalam penelitian dialektologi, peneliti mencermati setiap
jawaban yang dituturkan oleh informan. Peneliti tidak hanya mencermati dan
mendengar setiap jawaban yang dituturkan oleh informan, tatapi peneliti juga
mencatat setiap jawan dari koskata yang peneliti tanyakan kepada informan. Teknik
ini merupakan teknik yang sangat penting karena hasil pencatatan jawaban dari
informan merupakan data mentah yang akan dibawa ke tahap penelitian berikutnya
yaitu tahap analisis data. Tempat catatan atau penulisan data tersebut berada
disebelah pertanyaan. Jadi, pada lembar daftar pertanyaan ada ruang yang
dikosongkan, tuang tersebut disediakan sebagai tempat mencatat jawaban yang
dituturkan oleh informan. Jawaban dari informan ditulis atau dicatat oleh peneliti
dengan menggunakan lambang fonetis (bukan huruf), dengan demikian transkripsi
data bersifat fonetis bukan ortografis.
3)
Teknik Lanjut Rekam
Teknik ini merupakan teknik lanjut, dengan menggunakan media rekam,
peneliti data memperhatikan cara pelafalan jawaban informan dengan baik. Media
rekam itu dihidupkan selama wawancara berlangsung. Rekaman itu dapat diputar
kembali apabila muncul keraguan ketika mendeskripsikan dan menganalisis data.
Peneliti perasumsi bahwa dengan teknik lanjutan rekam akan lebih meyakinkan
peneliti terhadap jawaban dari setiap informan dan akan mengurangi terjadinya data
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
36
yang salah atau data yang tertukar. Dapat disimpulkan bahwa teknik lanjut rekam
akan lebih membantu dalam tahap analisis data yang harus dilakukan oleh peneliti.
2.
Tahap Analisis Data
Tahap analisis data merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk
langsung melakukan analisis hasil penelitian yang sudah dilakukan, analisis data
adalah suatu cara mengolah data yang telah terkumpul agar dapat diuraikan. Dalam
tahap ini peneliti menggunakan metode padan dan agih. Metode padan merupakan
metode yang menggunakan alat bantu referen dan organ wicara (Sudaryanto, 1993:
13-14). Teknik dasar yang diterapkan dalam metode padan yaitu menggunakan
teknik Pilih Unsur Penentu (PUP). teknik lanjutan dari teknik pilih unsur penentu,
peneliti menggunakan Teknik Hubung Membandingkan (HBB). Metode padan
dengan
teknik
dasar
PUP
dan
teknik
lanjutan
HBB
digunakan
untuk
mengklasifikasikan data kosakata dasar dan pelafalan dialek Sunda di Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
yang mempunyai perbedaan dari setiap bagian-bagian daftar tanya. Metode agih,
metode agih merupakan metode yang alat penentunya jusru bagian-bagian dari
bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Teknik dasar yang
digunakan dalam metode agih yaitu Teknik Bagi Unsur Langsung (BUL), dalam
teknik ini peneliti menggunakan teknik berubah wujud, teknik ganti, teknik ulang,
dan teknik perluas.
Uraian di atas merupakan gambaran dalam langkah-langkah dalam
menganalisi data, langkah-langkah dalam menganalisi data adalah sebagi berikut.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
37
a.
Mengklasifikasi data kosakata dasar menurut bagian-bagiannya: (1) bagian
tubuh manusia, (2) kata ganti, (3) sisitem kekerabatan, (4) rumah dan bagianbagiannya,
(5) waktu, musim, keadaan alam, benda alam, dan arah, (6)
pakaian dan perhiasan, (7) jabatan, pemerintahan desa dan pekerjaan, (8)
(binatang dan hewan, (9) tumbuh-tumbuhan, bagian buah, dan hasil olahannya,
(10) aktivitas, (11) penyakit, (12) bilangan dan ukuran, (13) adat istiadat.
b.
Transkripsi
dan
terjemahan.
Pada
langkah
ini
peneliti
melakukan
pentarnskripsian data dari kosakata dasar yang berebda dan di transkripsikan
secara fonetis agar tuturan sesuai dengan ucapan yang diucapkan oleh
informan. Setelah itu peneliti menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
c.
Tabulasi, tabulasi merupakan penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar
untuk memudahkan dalam pengamatan.
3.
Tahap Penyajian Hasil Analisi Data
Tahap penyajian hasil analisis data merupakan tahap akhir setelah menganalisi
data hasil penelitian atau data yang telah diperoleh. Hasil analisis merupakan bagianbagian yang digunakan untuk menggabungkan runtutan penelitian yang ada. Setelah
pengumpulan data selesai, penyajian hasil analisis di dalam penelitian ini
menggunakan metode penyajian informal dan formal. Penyajian informal adalah
penyajian analisis dengan menggunakan kata-kata atau dengan menggunakan kalimat
dengan kata-kata biasa, kata-kata yang apabila dibaca dengan serta merta dapat
langsung dipahami. Kaidah itu berupa prinsip-prinsip kesinambungan wacana yang
terdapat dalam wacana berita. Penyajian formal adalah perumusan dengan tanda.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
38
D.
Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Karangpucung
dan Kecamatan Wanareja. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Karangpucung
karena masyarakat bahasa Sunda dan Jawa hidup berdampingan. Sedangkan
penelitian dilakukan di Kecamatan Wanareja merupakan pengguna bahasa Sunda
yang paling barat (mendekati dengan perbatasan Provinsi Jawa Barat). Desa yang
menjadi tempat penelitian di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja.
2.
Waktu Penelitian
Data penelitian ini berupa tuturan kosakata dasar dialek Sunda. Pengambilan
data yang dilakukan oleh peneliti berjalan selama satu bulan, yaitu selama bulan
maret 2016 di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
39
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Perbedaan Kosakata Dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
Dialek Sunda yang digunakan di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja adalah dialek Sunda bagian barat.
Penggunaan dialek Sunda di dua kecamatan tersebut hampir sama tetapi dalam
kosakata masih banyak sekali yang berbeda dari dua kecamatan tersebut. Perbedaan
kosakata dari dua kecamatan yang menjadi tempat penelitian yaitu Kecamatan
Wanareja dan Kecamatan Karangpucung mencapai ± 234 kosa kata yang berbeda.
Perbedaan-perbedaan kosakata tersebut dianalisi berdasarkan perbedaan fonologis
dan perbedaan semantis.
1.
Perbedaan Fonologis
Perbedaan fonologis pada suatu dialek juga dapat terjadi pada vokal maupun
konsosnan, perbedaan ini dapat disebabkan karena adanya gejala bahasa yang ada.
Perbandingan kosakata di Kecamatan Karangpucung dan Kecamatan Wanareja telah
mengalami gejala fonologis. Gejala fonologis yang terjadi di Kecamatan
Karangpucung, meliputi penambahan fonem dan penghilangan fonem. Penamabahan
fonem meliputi protesis, epentesis dan paragog. Penghilangan fonem meliputi
afaresis, sinkop dan apokop.
a.
Penambahan Fonem
Penambahan fonem dapat dibedakan menjadi tiga macam. Ketiga macam
39
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
40
penambahan fonem tersebut adalah sebagai berikut:
(1) penambahan fonem di depan kata (protesis), (2) penambahan fonem di tengah
kata (epentesis), dan (3) penambahan fonem diakhir kata (paragog). Data di bawah
merupakan data yang mengalami gejala bahasa penambahan fonem di Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja.
1)
Protesis
Berikut ini adalah data Protesis yang telah di analisis terdapat pada dialek
Sunda di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung. Data Protesis yang disertai dengan penambahan fonem di awal kata,
ada pada:
Kata [cinggir] dalam (dialek Karangpucung) mengalami proses protesis atau
penambahan fonem di awal kata. Penambahan fonem tersebut terdapat pada fonem [c
dan i]. Kata dasar dari kata [cicinggir] adalah [cinggir], setelah mengalami proses
protesis kata [cicinggir] menjadi [cinggir] dalam (dialek Wanareja). Dari data
tersebut dapat dilihat proses protesis yang terjadi pada kosakata [cinggir] menjadi
[cicinggir] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung, kata tersebut dapat dilihat pada data (28).
Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya
koskatanya yang mengalami perubahan.
Kata [sikut] terdapat pada data (59) dalam (dialek Karangpucung) mengalami
proses protesis atau penambahan fonem di awal kata. Penambahan fonem tersebut
terdapat pada fonem [s dan i]. Kata dasar dari kata [sikut] adalah [siku], setelah
mengalami proses protesis kata [siku] menjadi [sisikut] dalam (dialek Wanareja).
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
41
Dari data tersebut dapat dilihat proses protesis yang terjadi pada kosakata [sikut]
menjadi [sisikut] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah
arti katanya, melainkan hanya koskatanya yang mengalami perubahan.
Data (132) kata [asp] dalam dialek Karangpucung) mengalami proses
protesis atau penambahan fonem di awal kata. Penambahan fonem tersebut terdapat
pada fonem [h]. Kata dasar dari kata [asep] adalah [hasep], setelah mengalami proses
protesis kata [asep] menjadi [hasep] (dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat
dilihat proses protesis yang terjadi pada kosakata [asep] menjadi [hasep] yang terjadi
di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan
hanya koskatanya yang mengalami perubahan. Kosakata [asep] dan [hasep] terdapat
pada data (132).
Kata [bera] yang terdapat dalam data (200) dialek Karangpucung)
mengalami proses protesis atau penambahan fonem di awal kata. Penambahan fonem
tersebeut terdapat pada fonem [t dan i]. Kata dasar dari kata [berang] adalah
[tiberang], setelah mengalami proses protesis kata [berang] menjadi [tiberang]
(dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses protesis yang terjadi pada
kosakata [berang] menjadi [tiberang] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata
tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami
perubahan.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
42
Data (219) kosakata [lurah]
dalam (dialek Karangpucung)
mengalami
peroses protesis atau penambahan fonem di awal kata. Penambahan fonem tersebut
terdapat pada fonem [k,a,p, dan a]. Kata dasar dari kata [lurah] adalah [kapalurah]
(dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses protesis yang terjadi pada
kosakata [lurah] menjadi [kapalurah] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata
tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami
perubahan.
Dalam kata [ngompol] yang terdapat pada data (305) merupakan (dialek
Karangpucung) mengalami proses protesis atau penambahan fonem di awal kata.
Penamabahan fonem tersebut terdapat pada fonem [n dan g]. Kata dasar dari kata
[ngompol] adalah [ompol] (dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses
protesis yang terjadi pada kosakata [ompol] menjadi [ngompol] yang terjadi di Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung.
Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya
kosakatanya yang mengalami perubahan.
Tabel 4.1 Data Protesis yang disertai penambahan fonem diawal kata
No
Data
28
59
132
200
219
305
Bahasa
Indonesia
Kelingking
Siku
Asap
Siang
Kepala
desa
Kencing
Kosakata
Dasar
Cinggir
Siku
Hasep
Berang
Lurah
Dialek Karangpucung
Ortografis Fonemis
cicinggir
cicigir
sikut
sikut
asep
asp
berang
bera
lurah
lurah
ngompol
ngompol
ompol
Dialek Wanareja
Ortografis
Fonemis
cinggir
cigir
sisikut
sisikut
hasep
hasp
tiberang
tibera
kapalurah kapalurah
ompol
ompol
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
43
2)
Epentesis
Berikut ini adalah data Epentesis yang telah dianalisis terdapat di dialek Sunda
di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung, Data Epentesis dan disertai dengan penambahan fonem di tengah
kata, ada pada:
Data epentesis yang terdapat pada data (165) kosakata [bledeg] dalam (dialek
Karangpucung) mengalami proses epentesis atau penambahan fonem di tengah kata.
Penambahan fonem tersebut terdapat pada fonem [e]. Kata dasar dari kata [bleged]
adalah [beledeg], setelah mengalami proses epentesis kata [bledeg] berubah menjadi
[beledeg] dalam (dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses epentesis
yang terjadi pada kosakata [bledeg] menjadi [beledeg] yang terjadi di Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung.
Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya
koskatanya yang mengalami perubahan.
Kata [iye] yang terdapat pada data (170) dalam (dailek Wanareja) mengalami
proses epentesis atau penamabahan fonem di tengah kata. Penambahan fonem
tersebut terdapat pada fonem [y]. Kata dasar dari kata [iye] adalah [ie], setelah
mengalami proses epentesis kata [ie berubah menjadi [iye] (dalam dialek
Karangpucung). Dari data tersebut dapat dilihat proses epentesis yang terjadi pada
kosakata [ie] menjadi [iye] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak
merubah arti katanya, melainkan hanya koskatanya yang mengalami perubahan.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
44
Tabel 4.2 Data Epentesis yang disertai penambahan fonem di tengah kata
No
Bahasa
Data Indonesia
165 Guntur
170 Ini
3)
Kosakata Dialek Karangpucung
Dasar
Ortografis Fonemis
Beledeg
bledeg
bldeg
Ie
ie
Ie
Dialek Wanareja
Ortografis Fonemis
Beledeg
bldeg
iye
Iye
Paragog
Berikut ini adalah data Paragog yang telah dianalisis terdapat di dialek Sunda
di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung, Data Paragog hanya terdapat di Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja.:
Data Paragog yang terdapat pada kata (171) kosakata [itu] dalam (dialek
Karangpucung) mengalami proses paragog atau penambahan fonem di akhir kata.
Penambahan fonem tersebut terdapat pada kata [h]. Kata dasar dari kata [ituh] adalah
[itu], setelah mengalami proses paragog fonem [itu] berubah menjadi [ituh] (dalam
dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses paragog yang terjadi pada
kosakata [itu] menjadi [ituh] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak
merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan.
Data (183) kosakata [lapa] dalam (dialek Karangpucung) mengalami proses
paragog atau penambahan fonem di akhir kata. Penambahan fonem tersebut terdapat
pada fonem [a dan n]. Kata dasar dari [lapangan] adalah [lapang], setelah mengalami
proses paragog kata [lapang] berubah menjadi [lapangan] (dalam dialek Wanareja).
Dari data tersebut dapat dilihat proses paragog yang terjadi pada kosakata [lapang]
menjadi [lapangan] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
45
Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah
arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan.
Data (300) kosakata [nyeseh] dalam (dialek Karangpucung) mengalami
proses paragog atau penambahan fonem di akhir kata. Penambahan fonem tersebut
terdapat pada fonem [a dan n]. Kata dasar dari kata [nyesehan] adalah [nyeseh],
setelah mengalami proses paragog kata [nyeseh] berubah menjadi [nyesehan] (dalam
dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses paragog yang terjadi pada
kosakata [nyeseh] menjadi [nyesehan] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata
tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami
perubahan.
Tabel 4.3 Data Paragog yang disertai penambahan fonem di akhir kata
No
Bahasa
Data Indonesia
171 Itu
183 Lapangan
300 Cuci
b.
Kosakat
Dasar
Itu
Lapang
Nyeseh
Dialek Karangpucung
Ortografis Fonemis
itu
itu
lapang
lapa
nyeseh
nyeseh
Dialek Wanareja
Ortografis Fonemis
ituh
ituh
lapangan
lapaan
nyesehan
nyesehan
Penghilangan Fonem
Penghilangan fonem yang terjadi dalam dialek Sunda di Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja meliputi:
Afaresis (penghilangan fonem di awal kata), sinkop (penghilangan fonem di tengah
kata) dan apokop (penghilangan fonem di akhir kata). Data Afaresis terdapat tiga
data, data sinkop ada tiga data dan apokop terdapat satu data, apokop dibagi menjadi
dua bagian yaitu kontraksi terdapat satu data dan matatesis terdapat satu data,
Analisisnya tersebut adalah sebagai berikut:
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
46
1)
Afaresis
Berikut adalah data Afaresis yang terdapat di dialek Sunda di desa Majingklak
Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Data afaresis
terdapat pada:
Kata [jajantung] yang terdapat pada data (22) dalam (dialek Karangpucung),
mengalami proses afaresis atau penghilangan fonem di awal kata. Penghilangan
fonem tersebut terdapat pada fonem [j dan a]. Kata dasar dari kata [jajantung] adalah
[jantung], setelah mengalami proses afaresis kata [jajantung] berubah menjadi kata
[jantung] (dalam dialek Wanareja). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses afaresis
yang terjadi pada kata [jajantung] menjadi [jantung] yang terjadi di Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan
kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Kata [tulang iga] yang terdapat pada data (58)
dalam (dialek
Karangpucung), mengalami proses afaresis atau penghilangan fonem di awal kata.
Penghilangan fonem tersebut terdapat pada fonem [t,u,l,a,n,g]. Kata dasar dari kata
[tulang iga] adalah [iga], setelah mengalami proses afaresis kata [tulang iga]
berubah menjadi [iga] (dalam dialek Wanareja). Data tersebut dapat dilihat bahwa
proses afaresis yang terjadi pada kata [tulang iga] menjadi [iga] yang terjadi di Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja.
Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya
kosakatanya yang mengalami perubahan.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
47
Kata [cai mocor] yang terdapat pada data (335)
dalam (dialek
Karangpucung), mengalami proses afaresis atau penghilangan fonem di awal kata.
Penghilangan fonem tersebut terdapat oada fonem [c,a,i]. Kata dasar dari kata [cai
mocor] adalah [mocor] (dalam dialek Wanareja). data tersebut dapat dilihat bahwa
proses afaresis yang terjadi pada kata [cai mocor] menjadi [mocor] yang terjadi di
Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya
kosakatanya yang mengalami perubahan.
Tabel 4.4 Data Afaresis (Penghilangan fonem di awal kata)
No
22
58
335
Bahasa
Indonesia
Jantung
Rusuk
Air
(mengalir)
Koskata
Dasar
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
jajantung
Iga
Mocor
Jajantung
tulang iga
cai mocor
Fonemis
jajantu
tula iga
cai mocor
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis
Fonemis
jantung
Iga
mocor
jantung
iga
mocor
2) Sinkop
Berikut ini adalah data Sinkop yang telah di analisis terdapat di dialek Sunda di
desa
Majingklak
Kecamatan
Wanareja
dan
Desa
Surusunda
Kecamatan
Karangpucung. Data Sinkop terdapat pada:
Kata [getah] yang terdapat pada data (267) dalam (dialek Wanareja),
mengalami proses sinkop atau penghilangan fonem di tengah kata. Penghilangan
fonem tersebut terdapat pada fonem [t]. Kata dasar dari kata [getah] menjadi [gtah]
(dalam dialek Karangpucung). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses sinkop yang
terjadi pada kata [getah] menjadi [gtah] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
48
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata
tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami
perubahan.
Data (273) kosakata [minyak klentik] dalam (dialek Wanareja), mengalami
proses sinkop atau penghilangan fonem di tengah kata. Penghilangan fonem tersebut
terdapat pada fonem [k]. Kata dasar dari kata [minyak klentik] adalah [minyak lentik]
(dalam dialek Karangpucung). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses sinkop yang
terjadi pada kata [minyak klentik] menjadi [minyak lentik] yang terjadi di Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja.
Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya
kosakatanya yang mengalami perubahan.
Kata [garelut] yang terdapat pada data (289) dalam (dialek Karangpucung),
mengalami proses sinkop atau penghilangan fonem di tengah kata. Penghilangan
fonem tersebut terdapat pada fonem [a dan r]. Kata dasar dari kata [garelut] adalah
[gelut] (dalam dialek Wanareja). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses sinkop
yang terjadi pada kata [garelut] menjadi [gelut] yang terjadi di Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan
kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Tabel 4.5 Data Sinkop (Penghilangan fonem di tengah kata)
No
Bahasa
Data Indonesia
267 Getah
Minyak
273
kelapa
289 Berkelahi
dengan
tangan
Kosakata
Dasar
Getah
minyak
lentik
Gelut
Dialek Karangpucung
Ortografis Fonemis
gtah
gtah
minyak
minyak
lentik
lentik
garelut
garlut
Dialek Wanareja
Ortografis Fonemis
getah
getah
minyak
minyak
klentik
klentik
gelut
glut
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
49
3) Apokop
Berikut adalah data Apokop yang telah dianalisis hanya terdapat di dialek
Sunda di desa Majingklak Kecamatan Wanareja.
Kata [embun-embunen] yang terdapat pada ata (14) dalam (dialek Wanareja),
mengalami proses apokop atau penghilangan fonem di akhir kata. Penghilangan
fonem tersebut terdapat pada fonem [e dan n]. Kata dasar dari kata [embun-embunen]
adalah [embun-embun] (dalam dialek Karangpucung). Data tersebut dapat dilihat
bahwa proses apokop yang terjadi pada kata [embun-embunen] menjadi [embunembun]
yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti
katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan.
Tabel 4.6 Data Apokop (Penghilangan fonem di akhir kata)
No
Data
14
a)
Dialek Wanareja
Bahasa Kosakata Dialek Karangpucung
dasar
Indonesia
Ortografis Fonemis Ortografis Fonemis
Embunembunembunembunembunembunembun
embun
embun
embun
embunen
embunen
Kontraksi
Berikut ini adalah data Kontraksi yang telah di analisis terdapat di dialek Sunda
di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung. Data Kontraksi tersebut terdapat pada:
Data (18) kosakata [hati] dalam (dialek Karangpucung), mengalami proses
kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem yang di
hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses kontraksi tersebut
terdapat pada
fonem [i] berubah menjadi [e]. Data tersebut dapat dilihat bahwa
proses kontaksi yang terjadi pada kata [hati] menjadi [hate] yang terjadi di Desa
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
50
Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja.
Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya
kosakatanya yang mengalami perubahan.
Kata [jejenggot] yang terdapat pada data (23) dalam (dialek Karangpucung),
mengalami proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih
fonem yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses
kontraksi tersebut terdapat pada fonem [j,e] [jejenggot] (dialek Surusunda) dan
fonem [m,a] [majanggot] (dialek Majingklak). Data tersebut dapat dilihat bahwa
proses kontaksi yang terjadi pada kata [jejenggot] menjadi [majenggot] yang terjadi
di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya
kosakatanya yang mengalami perubahan.
Data (110) kosakata [gendeng] dalam (dialek Karangpucung), mengalami
proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem
yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses kontraksi
tersebut terdapat pada fonem [g] [gendeng] (dialek Karangpucung) dan fonem [k]
[kenteng] (dialek Wanareja). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses kontaksi yang
terjadi pada kata [gendeng] menjadi [kenteng] yang terjadi di Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan
kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Data (209) kosakata [sendal] dalam (dialek Karangpucung), mengalami
proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
51
yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses kontraksi
tersebut terdapat pada fonem [e] berubah menjadi [a] [sandal]. Setelah mengalami
proses kontraksi, kata [sendal] berubah menjadi [sandal] (dialek Wanareja. Data
tersebut dapat dilihat bahwa proses kontaksi yang terjadi pada kata [sendal] menjadi
[sandal] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti
katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan.
Kata
[kangkalung]
yang terdapat pada
data
(211) dalam
(dialek
Karangpucung) mengalami proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan
adanya satu atau lebih fonem yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian
fonem. Proses kontraksi tersebut terdapat pada beberapa fonem yang dihilangkan,
fonem yang mengalami penghilangan yaitu [k,a,n,g]. Setelah mengalami
penghilangan fonem, kata [kangkalung] berubah menjadi [kalung] (dialek
Wanareja). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses kontaksi yang terjadi pada kata
[kangkalung] menjadi [kalung] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata
tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami
perubahan.
Data (259) pada kata [cabe berem] dalam (dialek Karangpucung) mengalami
proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem
yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses kontraksi
tersebut terdapat pada pergantian beberapa fonem di awal kata, fonem yang
mengalami pergantian yaitu, [c,a,b,e] menjadi [s,a,b,r,a,n,g]. Setelah mengalami
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
52
pergantian beberapa fonem, kata [cabe berem] berubah menjadi [sabrang berem].
Data tersebut dapat dilihat bahwa proses kontaksi yang terjadi pada kata [cabe
berem] menjadi [sabrang berem] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata
tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami
perubahan.
Data (268) pada kata [jerami] dalam (dialek Karangpucung) mengalami
proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem
yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses kontraksi
tersebut terdapat pada perubahan fonem di tengah kata, fonem yang mengalami
perubahan yaitu, [e] menjadi [a]. Setelah mengalami perubahan fonem, kata [jerami]
menajdi [jarami] (dialek Wanareja). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses
kontaksi yang terjadi pada kata [jerami] menjadi [jarami] yang terjadi di Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja.
Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya
kosakatanya yang mengalami perubahan.
Tabel 4.7 Data kontraksi
No
Data
Bahasa
Indonesia
Kosakata
Dasar
18
23
110
209
211
259
Hati
Janggut
Genting
Alas kaki
Kalung
Cabai
merah
Hate
Jenggot
Gendeng
Sandal
Kalung
sabrang
berem
Dialek Karangpucung
Ortografis
hati
jejenggot
gendeng
Sendal
kangkalung
cabe berem
Fonemis
hati
jejegot
gend
sendal
kakalu
cabe
berem
Dialek Wanareja
Ortografis
hate
majenggot
kenteng
sandal
kalung
sabrang
berem
Fonemis
hate
majegot
kent
sandal
kalu
sabrang
berem
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
53
b)
Matatesis
Data matatesis terdapat pada data (147) yaitu kata [hujana ageng] dalam
(dialek Karangpucung) mengalami proses matatesis atau proses pertukaran tempat
satu atau beberapa fonem. Proses matatesis tersebut terdapat pada kata [hujan ageng]
dan
[ageng hujana] yang mempunyai arti (deras hujan). Pada dialek
Sunda
Karangpucung deras hujan mempunyai arti [hujan ageng] dan pada dialek Sunda
Wanareja mempunyai arti [ageng hujana], sudah bisa dibuktikan bahwa ada
pertukaran tempat pada kata [hujan ageng] dan [ageng hujana]. Data tersebut
menunjukkan bahwa terjadi proses matatesis yang terjadi pada kata [ageng hujana]
menjadi [hujan ageng] di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti
katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan.
Tabel 4.8 Data Matatesis
No
Data
Bahasa
Indonesia
147
Deras
hujan
2.
Dialek Wanareja
Kosakata Dialek Karangpucung
Dasar
Ortografis Fonemis Ortografis Fonemis
ageng
hujan
hujan
ageng
age
hujana
ageng
hujana
age
hujana
Perbedaan Semantis
Perbedaan semantis dalam penelitian ini ialah perbandingan penggunaan
kosakata dasar dalam penelitian yang dilakasanakan di Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perbendingan semantis
yang dimaksud ialah, terciptanya kata-kata baru berdasarkan fonologi atau gesekan
bentuk dan bentuk kata yang berbeda. Perbandingan semantis dibagi menjadi dua
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
54
gejala, yaitu gejala sinonim dan gejala homonim. Gejala sinonim yaitu menganalisis
pemberian nama untuk lambang yang sama dibeberapa tempat yang berbeda. Gejala
homonim menganalisis pemberian nama yang sama untuk hal yang berbeda di
beberapa tempa yang berbeda. Berikut adalah analisis data dari segai semantis yang
ada dalam dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja.
a.
Sinonim (Pemberian nama yang berbeda untuk lambang yang sama di
beberapa tempat yang berbeda)
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun
memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga
dengan persamaan kata atau padanan kata. Data sinonim dalam penelitian ini ialah
kosakata yang mengalami perbedaan pemberian nama yang berbeda untuk lambang
yang sama di beberapa tempat berbeda. Data sinonim yang terdapat di tempat
penelitian merupakan data yang diperoleh langsung dari tuturan informan selama
peneliti melakukan penelitian. Peneliti menyimpulkan data yang termasuk data
sinonim jika telah melakukan penelitian di Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung
dan
Desa
Majingklak
Kecamatan
Wanareja
dengan
cara
membandingan kosakata di setiap tempat penelitian. Kosakata dasar dialek Sunda di
Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja yang bersifat sinonim salah satunya ialah kata [gupis] menjadi [keesen].
Untuk lebih jelasnya analisis data sinonim dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
55
1.
Sinonim
Data sinonim yang terdapat di Dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja terdapat pada data:
Data (5) pada kata [Bulu dada] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [bulu dada] memiliki arti [bulu kiang], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bulu]. Perbedaan tersebut terdapat
pada penghilangan kata [kiang] pada dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja.
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [dada] menjadi [kiang] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [bulu dada] dan [bulu kiang] mempunyai arti yang sama.
Kata [Bulu Kuduk] pada data (6) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [bulu kuduk] memiliki arti [bulu kiang], Sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bulu beheng]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [kuduk] menjadi [beheng] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bulu kuduk]
dan [bulu beheng] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
56
Kata [Dagu] pada kata Data (9) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [dagu] memiliki arti [janggot], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [gado]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [dagu] menjadi [janggot] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [dagu] dan
[janggot] mempunyai arti yang sama.
Data (14) kata [Gigi Seri] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [gigi seri] memiliki arti [gingsul], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [huntu seri]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [gigi seri] menjadi [gingsul] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [gigi
seri] dan [gingsul] mempunyai arti yang sama.
Data (15) kata [Gigi yang tumbuhnya bertumpuk] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [gigi yang tumbuhnya bertumpuk] memiliki
arti [gingsul], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [karehol]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
57
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [gingsul] menjadi [karehol] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [hingsul] dan [karehol] mempunyai arti yang sama.
Data (16) kata [Gigi rusak berwarna hitam] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [gigi rusak berwarna hitam] memiliki arti [gupis],
Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[keesen]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [gupis] menjadi [keesen] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [gupis] dan [keesen] mempunyai arti yang sama.
Data
(18)
kata
[Hati]
dalam
dialek
Desa
Surusunda
Kecamatan
Karangpucung [hati] memiliki arti [hati], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [hate]. Perbedaan tersebut terdapat pada
perubahan fonem [i] menjadi fonem [e]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan fonem,
fonem yang mengalami perubahan terdapat pada fonem [i] menjadi [e] walau fonem
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [hati] dan [hate] mempunyai arti yang sama.
Data (21) kata [Isi tulang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [isi tulang] memiliki arti [polo], Sedangkan dalam dialek Desa
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
58
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sum-sum]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [polo] menjadi [su-sum] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [polo] dan
[sum-sum] mempunyai arti yang sama.
Data (22) kata [Jantung] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [jantung] memiliki arti [jajantung], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jantung]. Perbedaan tersebut
terdapat pada arti penghilangan dua fonem yaitu pada fonem [j,a]. Perbedaan kedua
kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan ada beberapa fonem
yang mengalami penghilangan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan beberapa fonem, fonem yang mengalami penghilangan
terdapat pada fonem [j dan a]
menjadi [jantung] walau mengalami perubahan
beberapa fonem tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [jajantung] dan [jantung] mempunyai arti yang sama.
Pada data (23) kata [Janggut] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [janggut] memiliki arti [jejenggot], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [majanggot]. Perbedaan tersebut
terdapat pada perubahan beberapa fonem, fonem yang mengalami perubahan adalah
fonem [j,e] menjadi [m,a]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan beberapa fonem
yang mengalami perubahan. Dapat
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
59
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan beberapa
fonem, setelah mengalami perubahan beberapa fonem kata [jejenggot] menjadi
[majenggot] walau fonemnya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari
kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [jejenggot] dan [majenggot]
mempunyai arti yang sama.
Data (26) kata [Jari Manis] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [jari manis] memiliki arti [cicinggir], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jariji]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [cicinggir] menjadi [jariji] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cicinggir]
dan [jariji] mempunyai arti yang sama.
Kata [Jari Tengah] yang terdapat pada data (27) dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [jari tengah] memiliki arti [ramo nu tengah], Sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jajangkung].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [ramo nu tengah] menjadi [jajangkungl] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
60
sudah mensepakati bahwa [ramo nu tengah] dan [jajngkung] mempunyai arti yang
sama.
Kata [Kelingking] yang terdapat pada data (28) dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [kelingking] memiliki arti [cicinggir], Sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cinggir]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan ada beberapa
fonem yang di hilangan, fonem yang mengalami penghilangan adalah fonem [c dan
i] dalam dialek Sunda kecamatan Karangpucung. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami penghilangan beberapa fonem, setelah mengalami
penghilangan beberapa fonem kata [cicinggir] menjadi [cinggir] walau beberapa
fonem mengalami penghilangan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cicinggir] dan [cinggir] mempunyai arti yang
sama.
Data (32) pada kata [Ketiak] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [ketiak] memiliki arti [kelek], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ketek]. Perbedaan tersebut
terdapat pada perubahan fonem ditengah kata, fonem yang mengalami perubahan
adalah fonem [l] menjadi [t]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari
kata dasarnya, melainkan yang mengalami perubahan fonem di tengah kata, setelah
mengalami perubahan fonem kata [kelek] menjadi [ketek]. Dapat disimpulkan bahwa
kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan fonem di tengah kata saja.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kelek] dan [ketek] mempunyai arti yang
sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
61
Kata [Mata Kaki] yang terdapat pada data (42) dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [mata kaki] memiliki arti [mata suku], Sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cecekolen].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [mata suku] menjadi [cecekolen] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [mata suku] dan [cecekolen] mempunyai arti yang sama.
Data (47) pada kata [Pantat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [pantat] memiliki arti [bokong], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bujur]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [bokong] menjadi [bujur] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bokong]
dan [bujur] mempunyai arti yang sama.
Data (48) pada kata [Paru-paru] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [paru-paru] memiliki arti [paru], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [paru-paru]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
62
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [paru] menjadi [paru-paru] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [paru] dan
[paru-paru] mempunyai arti yang sama.
Data (49) pada kata [Pelipis] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [pelipis] memiliki arti [plipis], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [pipis]. Perbedaan tersebut
terdapat pada penghilangan fonem ditengah kata, fonem yang mengalami
penghilangan adalah fonem [l]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti
dari kata dasarnya, melainkan mengalami penghilanagn fonem di tengah kata, setelah
mengalami penghilangan fonem di tengah kata, kata [plipis] menjadi [pipis]. Dapat
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami penghilangan fonem di
tengah kata saja. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [plipis] dan [pipis]
mempunyai arti yang sama.
Kata [Pusar] yang terdapat pada data (55) dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [pusar] memiliki arti [puser], Sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bujal]. Perbedaan tersebut
terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [puser] menjadi [bujal] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [puser] dan [bujal] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
63
Kata [Rusuk] yang terdapat pada data (59) dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [rusuk] memiliki arti [tulang iga], Sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [iga]. Perbedaan
tersebut terdapat pada penghilangan beberapa fonem, fonem yang mengalami
penghilangan adalah [t,u,l,a,n,g]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti
dari kata dasarnya, melainkan hanya mengalami penghilangan beberapa fonem saja.
Setelah mengalami perubahan beberapa fonem kata [tulang iga] menjadi [iga].
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [tulang iga] dan [iga] mempunyai arti yang
sama.
Data (62) pada kata [Tulang Rahang] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [tulang rahang] memiliki arti [careham], Sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [rahang].
Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [careham]
menjadi [rahang]. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [careham] dan [rahang]
mempunyai arti yang sama.
Kata [Ubun-ubun] yang terdapat pada data (64)
dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [ubun-ubun] memiliki arti [embun-embun],
Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[embun-embunen]. Perbedaan tersebut terdapat pada penamabahan fonem [e,n]
dalam dialek sunda Kecamatan Wanareja. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
64
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan hanya mengalami penambahan fonem
saja. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami penambahan
fonem saja, setelah mengalami perubahan kata [embun-embun] menjadi [embunembun]. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [embun-embun] dan [embunembunen] mempunyai arti yang sama.
Data (67) pada kata [Warna hitam sejak lahir] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [warna hitam sejak lahir] memiliki arti [karang],
Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[tanda]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [karang] menjadi [tanda]. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [karang] dan [tanda] mempunyai arti yang sama.
Data (68) pada kata [Saya] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [saya] memiliki arti [urang], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [abi]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [urang] menjadi [abi]. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [urang] dan
[abi] mempunyai arti yang sama.
Data (69) pada kata [Kamu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [kamu] memiliki arti [maneh], Sedangkan dalam dialek Desa
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
65
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sia]. Perbedaan tersebut terdapat
pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [maneh] menjadi [sia] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [maneh] dan [sia] mempunyai arti yang sama.
Kata [Kita] yang terdapat pada data (71) dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [kita] memiliki arti [urang], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sarerea]. Perbedaan tersebut
terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [urang] menjadi [sararea] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [urang] dan [sararea] mempunyai arti yang sama.
Data (72) pada kata [Panggilan untuk anak laki-laki kecil] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [panggilan untuk laki-laki kecil] memiliki arti
[endo], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai
arti [ceng]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
66
pada [endo] menjadi [ceng] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [endo] dan
[ceng] mempunyai arti yang sama.
Data (73) pada kata [Panggilan untuk gadis kecil] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [panggilan untuk gadis kecil] memiliki arti
[enong], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [neng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan mengalami perubahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan fonem, fonem yang mengalami perubahan
terdapat pada [o] menjadi [e]. Setelah mengalami perubahan fonem kata [enong]
menjadi [neng] walau fonemnya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti
dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [enong] dan [eneng]
mempunyai arti yang sama.
Data (74) pada kata [Panggilan untuk gadis remaja]
dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [pangghilan untuk gadis remaja] memiliki arti
[eneng], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai
arti [neng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan hanya mengalami perubahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan fonemnya, setelah mengalami perubahan
fonem kata [eneng] menjadi [neng] walau fonemnya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[eneng] dan [neng] mempunyai arti yang sama.
Data (75) pada kata [Panggilan untuk laki-laki remaja] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [panggilan untuk laki-laki remaja] memiliki
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
67
arti [ujang], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [aa]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [ujang] menjadi [aa] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [ujang] dan [aa] mempunyai arti yang sama.
Kata [Panggilan untuk laki-laki tua] yang terdapat pada data (76) dalam
dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [panggilan untuk laki-laki tua]
memiliki arti [ua], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [mamang]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari
kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya,
koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [ua] menjadi [mamang] walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ua] dan [mamang] mempunyai arti yang
sama.
Kata [Panggilan untuk perempuan tua] yang terdapat pada data (77) dalam
dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [panggilan untuk perempuan tua]
memiliki arti [ibu/teteh], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja mempunyai arti [bibi]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya.
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
68
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [ibu/teteh] menjadi [bibi] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [ibu/teteh] dan [bibi] mempunyai arti yang sama.
Data (80) pada kata [Adik dari suami] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [adik dari suami] memiliki arti [adi ipar], Sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [adi].
Perbedaan tersebut terdapat pada penghilangan beberapa fonem, fonem yang
mengalami penghilangan adalah [ i,p,a,r]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan mengalami penghilangan fonem. Dapat
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami penghilangan fonem,
fonem yang mengalami perubahan terdapat pada kata [adi ipar] menjadi [adi] walau
mengalami penghilanagn fonem, tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [adi ipar] dan [adi] mempunyai arti yang
sama.
Data (83) pada kata [Anak tiri] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [anak tiri] memiliki arti [anak pulung], Sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [anak tere]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [anak pulung] menjadi [anak tere] walau koskatanya mengalami perubahan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
69
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[anak pulung] dan [anak tere] mempunyai arti yang sama.
Data (85) pada kata [Anak dari cucu] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [anak dari cucu] memiliki arti [cicit], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [buyut]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [cicit] menjadi [buyut] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cicit] dan
[buyut] mempunyai arti yang sama.
Data (86) pada kata [Anak dari saudara kandung] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [anak dari saudara kandung] memiliki arti
[alo], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai
arti [ponakan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [alo] menjadi [ponakan] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [alo] dan [ponakan] mempunyai arti yang sama.
Kata [Anak yang tertua] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [anak yang tertua] memiliki arti [yayu], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kaka] kata tersebut terdapat pada
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
70
data (88). Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [yayu] menjadi [kaka] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [yayu] dan [kaka] mempunyai arti yang sama.
Data (89) menjelaskan kata [Anak dari saudara ayah/ ibu] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [anak dari sudara ayah/ibu] memiliki arti
[kaka/yayu], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [ponakan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari
kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya,
koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kaka/yayu] menjadi [ponakan]
walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kaka/yayu] dan [ponakan]
mempunyai arti yang sama.
Kata [Anak yang termuda] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [anak yang termuda] memiliki arti [bontot], sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bungsu]. Perbedaan kedua
kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [bontot] menjadi [bungsu] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
71
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bontot] dan
[bungsu] mempunyai arti yang sama. Data tersebut terdapat pada data (90).
Kata [Ayah dari ayah/ibu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [ayah dari ayah/ibu] memiliki arti [bapung], sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [aki]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [bapung] menjadi [aki] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bapung]
dan [aki] mempunyai arti yang sama. Dapat tersebut terdapat pada data data (92).
Kata [Ayah tiri] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
[ayah tiri] memiliki arti [bapa tere], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bapa]. Perbedaan tersebut terdapat pada
penghilangan beberapa fonem, fonem yang mengalami penghilangan adalah [t,e,r,e]
terdapat pada data (93). Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan hanya mengalami penghilangan beberapa fonem. Dapat
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami penghilangan beberapa
fonem, setelah mengalami perubahan fonem kata [bapa tere] menjadi [bapa]
walaupun mengalami penghilangan beberapa fonem tetapi tidak mengubah arti dari
kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [dagu] dan [janggot]
mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
72
Data (94) pada kata [Ibu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [ibu] memiliki arti [embok], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ema]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [embok] menjadi [ema] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [embok] dan
[ema] mempunyai arti yang sama.
Kata [Ibu dari ayah/ibu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [ibu dari ayah/ibu] memiliki arti [nini], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [eneh]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan, data tersebut terdapat pada data (95). Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [nini] menjadi [aneh] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [nini] dan [aneh] mempunyai arti yang sama.
Kata [Istri] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [istri]
memiliki arti [pamajikan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja mempunyai arti [awewe]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah
arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya,
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
73
koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [pamajikan] menjadi [awewe]
walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pamajikan] dan [awewe]
mempunyai arti yang sama. Bisa dilihat pada data (97).
Kata [Istri/suami dari saudara kandung] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [istri/suami dari saudara kandung] memiliki arti [bibi],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[neng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [bibi] menjadi [neng] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [bibi] dan [neng] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut dapat
dilihat pada data (98).
Kata [Istri/suami saudara suami/ istri] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [Istri/suami saudara suami/istri] memiliki arti [bibi],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [adi
ipar]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan, kata tersebut dapat dilihat pada
data (99). Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [bibi] menjadi [adi
ipar] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bibi] dan [adi ipar] mempunyai arti
yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
74
Data (102) kata [Kaka laki-laki] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [kaka laki-laki] memiliki arti [kaka], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [aang]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [kaka] menjadi [aang] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kaka] dan
[aang] mempunyai arti yang sama.
Data (103) Kata [Kaka perempuan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [kaka perempuan] memiliki arti [yayu], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cece]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [yayu] menjadi [cece] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ramo nu
tengah] dan [jajngkung] mempunyai arti yang sama.
Data (104) kata [Kaka laki-laki ayah] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [kaka laki-laki ayah] memiliki arti [mamang], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [uwa].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
75
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [mamang] menjadi [uwa] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [mamang] dan [uwa] mempunyai arti yang sama.
Kata [Atap] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [atap]
memiliki arti [atep], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [gendeng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari
kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan, kata tersebut
dapat dilihat pada data (105). Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [atep] menjadi [genteng] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [atep] dan
[genteng] mempunyai arti yang sama.
Data (106) pada kata [Atap dari bambu] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [atap dari bambu] memiliki arti [pyan], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [hatep]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [pyan] menjadi [hatep] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pyan] dan
[hatep] mempunyai arti yang sama.
Kata [Dapur] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
[dapur] memiliki arti [pedangan/goa], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
76
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dapur]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [pedangan/goa]
menjadi [dapur] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti
dari kata tersebut dapat dilihat pada data (107). Masyarakat sudah mensepakati
bahwa [pedangan/goa] dan [dapur] mempunyai arti yang sama.
Kata [Dinding dari bambu] yang terdapat pada data (108) dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [dinding dari bambu] memiliki arti [pager],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[bilik]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [pager] menjadi [bilik] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [pager] dan [bilik] mempunyai arti yang sama.
Kata [Dinding dari kayu] yang terdapat pada data (109) dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [dinding dari kayu] memiliki arti [blagbag],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[papan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [blagbag] menjadi [papan] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [blagbag] dan [papan] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
77
Kata [Genting] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
[genting] memiliki arti [gendeng], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kenteng]. Perbedaan tersebut terdapat pada
perubahan fonem, fonem yang mengalami perubahan adalah [g] menjadi [k].
Perbedaan kedua
kata
tersebut
tidak merubah arti
dari
kata
dasarnya,
melainkanmengalami beberapa perubahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan beberapa fonem, setelah mengalami
perubahan fonem kata [kenteng] menjadi [genteng] walau koskatanya mengalami
perubahan beberapa fonem tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [kenteng] dan [genteng] mempunyai arti yang sama. Kata
tersebut dapat dilihat pada data (110).
Data (112) pada kata [Halaman belakang] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [halaman belakang] memiliki arti [buruan tukang],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[ditukang]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [buruan tukang] menjadi [ditukang] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [buruan tukang] dan [ditukang] mempunyai arti yang
sama.
Data (113) pada kata [Jendela] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [jendela] memiliki arti [jendela], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jndela]. Perbedaan kedua kata
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
78
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
penghilangan satu fonem, fonem yang hilang adalah fonem [e]. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [jendela] menjadi [jndela] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [jendela] dan [jndela] mempunyai arti yang sama.
Data (114) pada kata [Kamar tidur] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [kamar tidur] memiliki arti [sentong], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [tempat sare]. Perbedaan kedua
kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [sentong] menjadi [tempat sare] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[sentong] dan [tempat sare] mempunyai arti yang sama.
Data (115) pada kata [Kamar Mandi] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [kamar mandi] memiliki arti [kamar mandi], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cai].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [kamar mandi] menjadi [cai] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [kamar mandi] dan [cai] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
79
Kata [Kandang Kambing]
dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [kandang kambing] memiliki arti [paranje embe], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kandang embe].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [paranje embe] menjadi [kandang embe] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [paranje embe] dan [kendang embe] mempunyai arti yang
sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data (117).
Data (118) Kata [Kain penutup jendela kaca] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [kain penutu jendela kaca] memiliki arti [reregan],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[hordeng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [reregan] menjadi [hordeng] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [reregan] dan [hordeng] mempunyai arti yang sama.
Data (119) pada kata [Langit-langit] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [langit-langit] memiliki arti [lalamuk], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lalangit]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
80
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [lalamuk] menjadi [lalangit] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[lalamuk] dan [lalangit] mempunyai arti yang sama.
Data (121) pada kata [Parit] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [parit] memiliki arti [lebak], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [solokan]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [lebak] menjadi [solokan] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lebak] dan
[solokan] mempunyai arti yang sama.
Data (123) pada kata [Ruang tamu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [ruang tamu] memiliki arti [bale], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ruang tamu]. Perbedaan kedua
kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [bale] menjadi [ruang tamu] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bale]
dan [ruang tamu] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
81
Data (124) pada kata [Teras] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [teras] memiliki arti [emper], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [teras]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [emper] menjadi [teras] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [emper] dan
[teras] mempunyai arti yang sama.
Data (127) pada kata [Lantai] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [lantai] memiliki arti [pelester], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kramik]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [pelester] menjadi [kramik] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[pelester] dan [kramik] mempunyai arti yang sama.
Data (132) pada kata [Asap] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [asap] memiliki arti [asep], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [hasep]. Perbedaan tersebut terdapat pada
penambahan fonem [h] pada dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja.
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
82
kosakatanya yang mengalami penambahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami penambahan satu fonem, setelah mengalami
penambahan fonem kata [asep] menjadi [hasep] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [asep] dan [hasep] mempunyai arti yang sama.
Data (135) pada kata [Bara] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [bara] memiliki arti [ruhak], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [areng]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [ruhak] menjadi [areng] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ruhak] dan
[areng] mempunyai arti yang sama.
Data (137) pada kata [Batu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [batu] memiliki arti [mungkal], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [batu]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [mungkal] menjadi [batu] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mungkal]
dan [batu] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
83
Data (138) pada kata [Bawah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [bawah] memiliki arti [teoh], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [handap]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [teoh] menjadi [handap] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [teoh] dan
[handap] mempunyai arti yang sama.
Data (140) pada kata [Besok] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [besok] memiliki arti [isuk], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [enjing]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [isuk] menjadi [enjing] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [isuk] dan
[enjing] mempunyai arti yang sama.
Pada kata [Bukti] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
[bukti] memiliki arti [bukti], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja mempunyai arti [nyata]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti
dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan, kata tersebut
terdapat pada data (141). Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
84
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [bukti] menjadi [nyata] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bukti] dan
[nyata] mempunyai arti yang sama.
Data (144) pada kata [Bulan terbit] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [bulan terbit] memiliki arti [bulan keluar], sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [erek peting]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [bulan keluar] menjadi [erek peting] walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[bulan keluar] dan [erek peting] mempunyai arti yang sama.
Kata [Deras] (hujan, dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
[deras (hujan)] memiliki arti [hujan ageng], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ageng hujana]. Perbedaan
tersebur dikarenakan ada pertukaran tempat beberapa fonem atau yang biasa kita
kenal matatesis. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami pertukaran tempat. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami pertukaran tempat, setelah mengalami
pertukaran tempat beberapa fonem kata [hujan ageng] menjadi [ageng hujana] walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [hujan ageng] dan [ageng hujana] mempunyai
arti yang sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data (147).
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
85
Kata [Deras] (arus sungai) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [Deras (arus sungai)] memiliki arti [tarik], sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cai tarik]. Perbedaan
tersebut terdapat pada penghilangan beberapa fonem. Perbedaan kedua kata tersebut
tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami
penghilangan beberapa fonem, fonem yang mengalami penghilangan adalah [c,a dan
i]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
penghilangan beberapa fonem, setelah mengalami penghilanagan beberapa fonem
kata [tarik] menjadi [cai tarik] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [tarik] dan
[cai tarik] mempunyai arti yang sama. Terdapat pada data Data (148).
Kata [Desa] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [Desa]
memiliki arti [kampung], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja mempunyai arti [desa]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti
dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya,
koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kampung] menjadi [desa] walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kampung] dan [desa] mempunyai arti yang
sama. Kata tersebut terdapat pada data (149).
Kata [Di bawah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [di
bawah] memiliki arti [di teoh], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja mempunyai arti [di handap]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah
arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
86
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya,
koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [di teoh] menjadi [di handap]
walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [di teoh] dan [di handap] mempunyai
arti yang sama. Kata tersebut terdapat pada data (151).
Kata [DI Samping] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
[di samping] memiliki arti [di gigir], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [di sisi]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [di gigir] menjadi [di
sisi] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [di gigir] dan [di sisi] mempunyai
arti yang sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data (152).
Kata [Dua hari mendatang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [dua hari mendatang] memiliki arti [pageto], sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua poe nu erek]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [pageto] menjadi [dua poe nu erek] walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[pageto] dan [dua poe nu erek] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut dapat
dilihat pada data (155).
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
87
Kata [Dua hari yang lalu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [dua hari yang lalu] memiliki arti [dua poe nu kamari], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kamari].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [dua poe nu kamari] menjadi [kamari] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [dua poe nu kamari] dan [kamari] mempunyai arti yang
sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data (156).
Data (157) kata [Dusun] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [Dusun] memiliki arti [desa], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kadus]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [desa] menjadi [kadus] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [desa] dan
[kadus] mempunyai arti yang sama.
Data (158) pada kata [Embun] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [embun] memiliki arti [ibun], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [remis]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
88
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [ibun] menjadi [remis] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ibun] dan
[remis] mempunyai arti yang sama.
Data (159) pada kata [Empat hari mendatang] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [empat hari mendatang] memiliki arti [opat poe kaharep],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[opat poe nu erek]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [opat poe nu kaharep] menjadi [opat poe nu
erek] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [opat poe kaharep] dan [opat poe nu
erek] mempunyai arti yang sama.
Data (160) pada kata [Empat hari yang lalu] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [empat hari yang lalu] memiliki arti [opat poe nu kamari],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[kamari]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [opat poe nu kamari] menjadi [kamari] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [opat poe nu kamari] dan [kamari] mempunyai arti yang
sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
89
Data (161) pada kata [Fajar] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [fajar] memiliki arti [mata poe], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [isuk-isuk]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [mata poe] menjadi [isuk-isuk] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mata
poe] dan [isuk-isuk] mempunyai arti yang sama.
Data (163) pada kata Gerhana, dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [gerhana] memiliki arti [gerhana], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [samagaha]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [gerhana] menjadi [samagaha] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[gerhana] dan [samagaha] mempunyai arti yang sama.
Data (167) kata [Hari] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [hari] memiliki arti [poe], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dinten]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [poe] menjadi
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
90
[dinten] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [poe] dan [dinten] mempunyai arti
yang sama.
Data (170) pada kata [Ini] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [ini] memiliki arti [ie], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [iye]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami
penambahan fonem, fonem yang mengalami penambahan adalah fonem [y]. Dapat
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya
dengan melalui penambahan satu fonem, setelah mengalami perubahan kata [ie]
menjadi [iye] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti
dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ie] dan [iye] mempunyai
arti yang sama.
Data (171) pada kata [Itu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [itu] memiliki arti [ituh], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [itu]. Perbedaan tersebut terdapat pada
penghilangan fonem di akhir kata, fonem yang mengalami penghilangan adalah
fonem [h]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami
perubahan kosakatanya dengan melalui penghilangan satu fonem, setelah mengalami
perubahan kata [ituh] menjadi [itu] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ituh]
dan [itu] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
91
Data (173) pada kata [Jalan Sempit] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [jalan sempit] memiliki arti [gang], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jalan polosok].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [gang] menjadi [jalan polosok] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [gang] dan [jalan polosok] mempunyai arti yang sama.
Data (174) pada kata [Jurang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [jurang] memiliki arti [jurang], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jungkrang]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [jurang] menjadi [jungkrang] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[jurang] dan [jungkrang] mempunyai arti yang sama.
Data (175) pada kata [Kabut] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [kabut] memiliki arti [ibun], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [hasep]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
92
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [ibun] menjadi [hasep] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ibun] dan
[hasep] mempunyai arti yang sama.
Data (176) pada kata [Kanan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [kanan] memiliki arti [kanan], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [katuhu]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [kanan] menjadi [katuhu] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kanan] dan
[katuhu] mempunyai arti yang sama.
Data (178) pada kata [Kilat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [kilat] memiliki arti [gelap], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [singkaban]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [gelap] menjadi [singkaban] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [gelap]
dan [singkaban] mempunyai arti yang sama.
Data (179) pada kata [Kiri] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [kiri] memiliki arti [kede], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
93
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kenca]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kede] menjadi
[kenca] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kede] dan [kenca] mempunyai arti
yang sama.
Data (184) pada kata [Lereng] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [lereng] memiliki arti [gunung], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [gagawir]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [gunung] menjadi [gagawir] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[gunung] dan [gagawir] mempunyai arti yang sama.
Data (185) pada kata [Malam] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [malam] memiliki arti [peting], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [wengi]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [peting] menjadi [wengi] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
94
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [peting] dan
[wengi] mempunyai arti yang sama.
Data (186) pada kata [Mata air] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [mata air] memiliki arti [entuk], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [liang cai]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [entuk] menjadi [liang cai] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [entuk] dan
[liang cai] mempunyai arti yang sama.
Data (187) kata [Mega hitam] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [mega hitam] memiliki arti [kabut], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [reek]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [kabut] menjadi [reek] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kabut] dan
[reek] mempunyai arti yang sama.
Data (188) kata [Mega putih] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [mega putih] memiliki arti [ampak-ampak], sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [pepedut]. Perbedaan kedua
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
95
kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [ampak-ampak] menjadi [pepedut] walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[ampak-apmak] dan [pepedut] mempunyai arti yang sama.
Kata [Musim hujan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
[musim hujan] memiliki arti [rendeng], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [musim hujan]. Perbedaan kedua kata tersebut
tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami
perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami
perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [rendeng]
menjadi [musim hujan] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [rendeng]
dan [musim hujan] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data
(190).
Kata [Pagi sekali] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
[pagi sekali] memiliki arti [uput-uput], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [janari]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [uput-uput] menjadi
[janari] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
96
tersebut, kata tersebut dapat dilihat pada data (193). Masyarakat sudah mensepakati
bahwa [uput-uput] dan [janari] mempunyai arti yang sama.
Kata [Pasir] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [pasir]
memiliki arti [pasir], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [kesik]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [pasir] menjadi [kesik] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata tersebut
dapat dilihat pada data (194). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pasir] dan
[kesik] mempunyai arti yang sama.
Kata [Pematang sawah/ladang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [pematang sawah/ladang] memiliki arti [tampingan], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [galengan].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [tampingan] menjadi [galengan] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata tersebut
dapat dilihat pada data (196). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [tampingan] dan
[galengan] mempunyai arti yang sama.
Kata [Sebentar] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
[sebentar] memiliki arti [sakedeng], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
97
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sakedap]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [sakedeng] menjadi
[sakedap] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari
kata tersebut, kata tersebut dapat dilihat pada data (197). Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [sakedeng] dan [sakedap] mempunyai arti yang sama.
Kata [Senja] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [senja]
memiliki arti [burit], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [sarepna]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [burit] menjadi [sarepna] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata tersebut
dapat dilihat pada data data (199). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [burit] dan
[sarepna] mempunyai arti yang sama.
Kata [Siang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [siang]
memiliki arti [berang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja mempunyai arti [tiberang]. Perbedaan tersebut terdapat pada penghilangan
beberapa fonem, fonem yang hilang adalah fonem [t.i]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
98
pada [berang] menjadi [tiberang] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata tersebut dapat dilihat pada data (200).
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [berang] dan [tiberang] mempunyai arti yang
sama.
Kata [Sore] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [sore]
memiliki arti [burit], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [sarepna]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [burit] menjadi [sarepna] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata dapat dilihat
pada data (201). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [burit] dan [sarepna]
mempunyai arti yang sama.
Data (202) pada kata [Sungai] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [Sungai] memiliki arti [cai], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lebak]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [cai] menjadi [lebak] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cai] dan
[lebak] mempunyai arti yang sama.
Data (207) Pada kata [Utara] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [utara] memiliki arti [lor], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
99
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kaler]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [lor] menjadi [kaler]
walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lor] dan [kaler] mempunyai arti
yang sama.
Data (208) pada kata [Anting] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [anting] memiliki arti [suweng], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [anting]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [suweng] menjadi [anting] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [suweng]
dan [anting] mempunyai arti yang sama.
Data (209) pada kata [Alas
Kaki]
dalam
dialek
Desa
Surusunda
Kecamatan Karangpucung [alas kaki] memiliki arti [sendal], sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sandal]. Perbedaan tersebut
terdapat pada peruabahan fonem, fonem yang mengalami perubahan adalah fonem
[e] menjadi [a]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [sandal] menjadi [sendal] walau koskatanya mengalami
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
100
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [sandal] dan [sendal] mempunyai arti yang sama.
Data (210) pada kata [Jarik] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [jarik] memiliki arti [samping], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sinjang]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [samping] menjadi [sinjang] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[samping] dan [sinjang] mempunyai arti yang sama.
Data (211) pada kata [Kalung] dalam dialek Desa
Surusunda
Kecamatan
Karangpucung [kalung] memiliki arti [kangkalung], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kalung]. Perbedaan tersebut
terdapat pada penghilangan beberapa fonem, fonem yang mengalami penghilangan
adalah, [k,a,n,g]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [kangkalung] menjadi [kalung] walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kangkalung] dan [kalung] mempunyai arti
yang sama.
Data (213) pada kaya [Kebaya] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [kebaya] memiliki arti [kebaya], sedangkan dalam dialek Desa
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
101
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kabaya]. Perbedaan tersebut
terdapat pada peruabahan fonem [e] menjadi [a]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kebaya] menjadi
[kabaya] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari
kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kebaya] dan [kabaya]
mempunyai arti yang sama.
Data (214) pada kata [Kopiah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [kopiah] memiliki arti [peci], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kopiah]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [peci] menjadi [kopiah] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [peci] dan
[kopiah] mempunyai arti yang sama.
Data (217) pada kata [Dukun Sunat] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [dukun sunat] memiliki arti [tukang nyunatan], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [paraji].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [tukang nyunatan] menjadi [paraji] walau koskatanya
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
102
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [tukang nyunatan] dan [paraji] mempunyai arti yang sama.
Data (218) pada kata [Juragan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [juragan] memiliki arti [juragan], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [benghar]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [juragan] menjadi [benghar] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[juragan] dan [benghar] mempunyai arti yang sama.
Pada kata [Kepala desa] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
[kepala desa] memiliki arti [lurah], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kapalurah]. Perbedaan tersebut terdapat pada
penambahan beberapa fonem, fonem yang mengalmai penmabahan adalah fonem
[k,a,p,a]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [lurah] menjadi [kapalurah] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata tersebut dapat dilihat
pada data (219). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lurah] dan [kapalurah]
mempunyai arti yang sama.
Data (220) pada kat [Kaur pemerintah] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [kaur pemerintah] memiliki arti [kaur], sedangkan dalam
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
103
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [carik]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [kaur] menjadi [carik] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kaur] dan
[carik] mempunyai arti yang sama.
Data (221) pada kata [Kaur kesejahteraan] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [kaur kesejahteraan] memiliki arti [kaur], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [carik].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [kaur] menjadi [carik] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [kaur] dan [carik] mempunyai arti yang sama.
Data (222) Pada kata [Kaur Pembangunan] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [kaur Pembangunan] memiliki arti [kaur], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [carik].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [kaur] menjadi [carik] walau koskatanya mengalami
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
104
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [kaur] dan [carik] mempunyai arti yang sama.
Data (224) pada kata [Makelar kambing/sapi] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [makelar kambing/sapi] memiliki arti [calo], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyalo].
Perbedaan tersebut terdapat perubahan fonem, fonem yang mengalami perubahan
adalah [c] menjadi [n,y]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [calo] menjadi [nyalo] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [calo] dan
[nyalo] mempunyai arti yang sama.
Data (226) pada kata [Pedagang Besar] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [pedagang besar] memiliki arti [toko], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [warung ageng].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [toko] menjadi [warung ageng] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [toko] dan [warung ageng] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
105
Data (227) pada kata [Pedagang Kecil] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [pedagang kecil] memiliki arti [warung], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [watung alit].
Perbedaan tersebut terdapat pada penambahan beberapa fonem, fonem yang
mengalami penambahan adalah [a,l,i,t]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti
katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [warung] menjadi [warung alit] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [warung] dan [warung alit] mempunyai arti yang sama.
Data (229) pada kata [Orang memanen padi] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [orang memanen padi] memiliki arti [dibuat], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [panen].
Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [dibuat] menjadi
[panen] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [dibuat] dan [panen] mempunyai arti
yang sama.
Data (230) pada kata [Anak anjing] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [anak anjing] memiliki arti [anjing], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [anak anjing]. Perbedaan tersebut
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
106
terdapat pada penambahan fonem [a,n,a,k]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti
katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [anjing] menjadi [anak najing] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [anjing] dan [anak najing] mempunyai arti yang sama.
Data (231) pada kata [Ayam Jantan Muda] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [ayam jantan muda] memiliki arti [jajanggar], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [hayam jago].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [jajanggar] menjadi [hayam jago] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [jajanggar] dan [hayam jago] mempunyai arti yang sama.
Data (232) pada kata [Ayam betina dewasa] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [ayam betina dewasa] memiliki arti [danten], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [indungna].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [danten] menjadi [indungna] walau koskatanya mengalami
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
107
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [danten] dan [indungna] mempunyai arti yang sama.
Data (234) pada kata [Itik jantan muda] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [itik jantan muda] memiliki arti [entog], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [meri]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [entog] menjadi [meri] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [entog] dan
[meri] mempunyai arti yang sama.
Data (235) pada kata [Itik betina muda] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [itik betina muda] memiliki arti [basur], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [meri]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [basur] menjadi [meri] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [basur] dan
[meri] mempunyai arti yang sama.
Data (236) pada kata [Ikan laut/tambak] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [ikan laut/tambak] memiliki arti [gesek], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lauk laut].
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
108
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada [gesek] menjadi [lauk laut] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [gesek] dan [lauk laut] mempunyai arti yang sama.
Data (237) pada kata [Ikan sungai] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [ikan sungai] memiliki arti [lauk lebak], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [benter]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [lauk lebak] menjadi [benter] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lauk
lebak] dan [benter] mempunyai arti yang sama.
Data (245) pada kata [Anak tikus] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [anak tikus] memiliki arti [cucurut], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [berit]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [cucurut] menjadi [berit] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
109
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cucurut]
dan [berit] mempunyai arti yang sama.
Data (247) pada kata [Bunglon] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [bunglon] memiliki arti [londok], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bunglon]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [londok] menjadi [bunglon] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[londok] dan [bunglon] mempunyai arti yang sama.
Data (250) pada kata [Anak dahan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [anak dahan] memiliki arti [pang], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sirung]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [pang] menjadi [sirung] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pang] dan
[srung] mempunyai arti yang sama.
Data (252) pada kata [Batang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [batang] memiliki arti [tangkal], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dahan]. Perbedaan kedua kata
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
110
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [tangkal] menjadi [dahan] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [tangkal]
dan [dahan] mempunyai arti yang sama.
Data (259) pada kata [Cabai merah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [cabai merah] memiliki arti [cabe berem], sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sabrang berem]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan, kosakata awal yang mengalami perubah yaitu pada kata
[cabe] menjadi [sabrang].
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, setelah mengalami perubahan kosakata kata
[cabe berem] menjadi [sabrang berem]. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cabe
berem] dan [sabrang berem] mempunyai arti yang sama.
Data (260) pada kata [Cabai hijau] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [cabai hijau] memiliki arti [cabe hijau], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sabrang hejo]. Perbedaan kedua
kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan, kosakata awal yang mengalami perubah yaitu pada kata
[cabe] menjadi [sabrang]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, setelah mengalami perubahan kosakata kata
[cabe hijau] menjadi [sabrang hejo]. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cabe
hijau] dan [sabrang hejo] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
111
Data (261) pada kata [Cabai Kecil] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [cabai kecil] memiliki arti [rawit], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cengek]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [rawit] menjadi [cengek] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [rawit] dan
[cengek] mempunyai arti yang sama.
Data (262) pada kata [Cabang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [cabang] memiliki arti [pang], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dahan]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [pang] menjadi [dahan] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pang] dan
[dahan] mempunyai arti yang sama.
Data (265) pada kata [Daun ketela] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [daun ketela] memiliki arti [daun budin], sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [daun sampe]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
112
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [daun budin] menjadi [daun sampe] walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[daun sampe] dan [daun sampe] mempunyai arti yang sama.
Data (267) pada kata [Getah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [getah] memiliki arti [gtah], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [getah]. Perbedaan tersebut
terdapat pada penghilangan fonem di tengah kata, fonem yang mengalami
penghilangan adalah [e]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya dengan
mengalami penghilangan fonem di tengah kata, setelah mengalami penghilangan
fonem di tengah kata, kata [getah] menjadi [gtah] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [getah] dan [gtah] mempunyai arti yang sama.
Data (268) pada kata [Jerami] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [jerami] memiliki arti [jerami], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jarami]. Perbedaan tersebut
terdapat perubahan fonem [e] menjadi fonem [a]. Perbedaan kedua kata tersebut
tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami
perubahan dengan perubahan fonem di tengah kata. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, setelah mengalami
perubahan fonem di tengah kata, kata [jerami] menjadi [jarami] walau koskatanya
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
113
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [jerami] dan [jarami] mempunyai arti yang sama.
Data (271) pada kata [Kelapa] (buah) yang masih kecil, dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [kelapa (buah) yang masih kecil] memiliki arti
[dawegan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [cengkir]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [maneh] menjadi [sia] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [maneh] dan [sia] mempunyai arti yang sama.
Data (279) pada kata [Ubi Kayu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [ubi kayu] memiliki arti [budin], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sampe]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [budin] menjadi [sampe] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [budin] dan
[sampe] mempunyai arti yang sama.
Data (291) pada kata [Sayuran] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [sayuran] memiliki arti [dengen], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [angen]. Dapat disimpulkan bahwa
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
114
kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada [dengen] menjadi [angen] walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [dengen] dan [angen] mempunyai arti yang sama.
Data (282) pada kata [Buah-buahan yang diberi sambal] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [buah-buahan yang diberi sambal] memiliki
arti [rujak], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [lotek]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada [rujak] menjadi [lotek] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [rujak] dan
[lotek] mempunyai arti yang sama.
Data (283) pada kata [Bangun tidur] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [bangun tidur] memiliki arti [hudang pineh], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [gugah bobo].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [hudang pineh] menjadi [gugah bobo]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [hudang pineh] dan [gugah bobo] mempunyai
arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
115
Data (284) pada kata [Bekerja] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [bekerja] memiliki arti [gagawe], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [damel]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [gagawe] menjadi [damel]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[gagwe] dan [damel] mempunyai arti yang sama.
Data (285) pada kata [Berbicara] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [berbicara] memiliki arti [ngomong], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyarios]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [nyarios] menjadi [ngomong]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[nyarios] dan [ngomong] mempunyai arti yang sama.
Data (286) pada kata [Berenang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [berenang] memiliki arti [renang], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngojay]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
116
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [renang] menjadi [ngojay]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[renang] dan [ngojay] mempunyai arti yang sama.
Data (287) pada kata [Berjalan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [berjalan] memiliki arti [lempang], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [mapah]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [lempang] menjadi [mapah]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[lempang] dan [mapah] mempunyai arti yang sama.
Data (288) pada kata [Berjongkok] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [berjongkok] memiliki arti [totongkrong], sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nagog]. Perbedaan kedua
kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [totongkrong] menjadi [nagog]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[totongkrong] dan [nagog] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
117
Data (289) pada kata [Berkelahi dengan tangan] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [berkelahi dengan tangan] memiliki arti
[garelut], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [gelut]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada kata [garelut] menjadi [gelut]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [garelut] dan [gelut] mempunyai arti yang
sama.
Data (290)
pada kata [Berkelahi dengan kata-kata] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [berkelahi dengan kata-kata] memiliki arti
[pagolok-golok omong], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja mempunyai arti [pasea]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti
dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya,
koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [pagolok-golok omong]
menjadi [pasea]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti
dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pagolok-golok omong] dan
[pasea] mempunyai arti yang sama.
Data (291) pada kata [Berkembang (pohon)] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [berkembang (pohon)] memiliki arti [sirungan],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
118
[jadi]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa
kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada kata [sirungan] menjadi [jadi]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [sirungan] dan [jadi] mempunyai arti yang
sama.
Data (293) pad akata [Berlari] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [berlari] memiliki arti [lumpat], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lulumpatan]. Perbedaan tersebut
terdapat penambahan fonem diawal dan diakhir kata. Perbedaan kedua kata tersebut
tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami
perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami
perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata
[lumpat] menjadi [lulumpatan]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lumpat] dan
[lulumpatan] mempunyai arti yang sama.
Data (295) pada kata [Berubah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [berubah] memiliki arti [robah], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [beda]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
119
pada kata [robah] menjadi [beda]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [robah]
dan [beda] mempunyai arti yang sama.
Data (296) pada kata [Berobat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [berobat] memiliki arti [berobat], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ditambaan]. Perbedaan kedua
kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [berobat] menjadi [ditambaan]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[berobat] dan [di tambaan] mempunyai arti yang sama.
Data (297) pada kata [Bertanya] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [bertanya] memiliki arti [nanyaken], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [narosken]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [nanyaken] menjadi [narosken]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[nanyaken] dan [narosken] mempunyai arti yang sama.
Data (298) pada kata [Bertemu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [bertemu] memiliki arti [patimu], sedangkan dalam dialek Desa
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
120
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [pependak]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [petimu] menjadi [pependak]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[patimu] dan [pependak] mempunyai arti yang sama.
Data (300)
pada kata [Cuci Pakaian] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [cuci pakaian] memiliki arti [nyeseh], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyesehan]. Perbedaan
tersebut terdapat penambahan fonem diakhir kata, yaitu fonem [a,n]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, setelah mengalami penambahan fonem kata
[nyeseh] menjadi [nyesehan]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak
mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyeseh] dan
[nyesehan] mempunyai arti yang sama.
Data (301) pada kata [Datang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [datang] memiliki arti [datang], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dongkap]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
121
pada kata [datang] menjadi [dongkap]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[datang] dan [dongkap] mempunyai arti yang sama.
Data (302) pada kata [Duduk] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [duduk] memiliki arti [diuk], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [calik]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [diuk] menjadi [calik]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [diuk]
dan [calik] mempunyai arti yang sama.
Data (303) pada kata [Ingat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [ingat] memiliki arti [inget], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [emut]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [inget] menjadi [emut]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [inget]
dan [emut] mempunyai arti yang sama.
Data (305) pada kata [Kencing] dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [kencing] memiliki arti [ngompol], sedangkan dalam dialek Desa
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
122
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ompol]. Perbedaan tersebut
terdapat penghilangan fonem di awal kata, yaitu fonem [n,g]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan dengan menghilangkan dua fonem di awal kata.
Dapat
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya,
setelah mengalami penghilangan fonem di awal kata, kata [ngompol] menjadi
[ompol]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari
kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngompol] dan [ompol]
mempunyai arti yang sama.
Data (306) pada kata [Lari-lari Kecil] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [lari-lari kecil] memiliki arti [lelempangan], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lulumpatan].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [lelempangan] menjadi [lulumpatan]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lelempangan] dan [lulumpatan] mempunyai
arti yang sama.
Data (307) pada kata [Makan] (nasi), dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [makan (nasi)] memiliki arti [madang], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [emam]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
123
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [madang] menjadi [emam]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[madang] dan [emam] mempunyai arti yang sama.
Data (308) pada kata [Marah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [marah] memiliki arti [amarah], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngambek]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [amarah] menjadi [ngambek]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[amarah] dan [ngambek] mempunyai arti yang sama.
Data (309) pada kata [Melempar] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [melempar] memiliki arti [mabit], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [alung]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [mabit] menjadi [alung]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mabit]
dan [alung] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
124
Data (310) pada kata [Melihat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [melihat] memiliki arti [nyele], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ningali]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [nyele] menjadi [ningali]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyele]
dan [ningali] mempunyai arti yang sama.
Data (311) pada kata [Memasak nasi] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [memasak nasi] memiliki arti [ngejo], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyangu]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [ngejo] menjadi [nyangu]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngejo]
dan [nyangu] mempunyai arti yang sama.
Data (312) pada kata [Memasak sayur] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [memasak sayur] memiliki arti [nyelem], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngangen].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
125
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [nyelem] menjadi [ngangen]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [nyelem] dan [ngangen] mempunyai arti yang sama.
Data (314) pada kata [Membawa] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [membawa] memiliki arti [mawa], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyandak]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [mawa] menjadi [nyandak]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[mawa] dan [nyandak] mempunyai arti yang sama.
Data (316) pada kata [Membawa dengan punggung] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [membawa dengan punggung] memiliki arti
[digandong], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [dipanggul]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari
kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya,
koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [digandong] menjadi
[dipanggul]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari
kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [digandong] dan [dipanggul]
mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
126
Data (318) pada kata [Membawa dengan tangan di depan] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [membawa dengan tangan] memiliki arti
[ditampek], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [bopong]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada kata [ditampek] menjadi [bopong]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ditampek] dan [bopong] mempunyai arti
yang sama.
Data (320) pada kata [Membawa di pinggang] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [membawa di pinggang] memiliki arti [diasi], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [digondong].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [diais] menjadi [digondong]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [diais] dan [digondong] mempunyai arti yang sama.
Data (321) pada kata [Membawa di punduk] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [membawa di punduk] memiliki arti [panggul], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [tanggung].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
127
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [panggul] menjadi [tanggung]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [panggul] dan [tanggung] mempunyai arti yang sama.
Data (322) pada kata [Membersihkan] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [membersihkan] memiliki arti [ngaresikan], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bebersih].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [ngaresikan] menjadi [bebersih]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [ngaresikan] dan [bebersih] mempunyai arti yang sama.
Data (323) pada kata [Memberi] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [memberi] memiliki arti [mere], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dipasihan]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [mere] menjadi [dipasihan]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[mere] dan [dipasihan] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
128
Data (324) pada kata [Memberi tahu] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [memberi tahu] memiliki arti [mere nyaho], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dibejaan].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [mere nyaho] menjadi [dibejaan]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [mere nyaho] dan [dibejaan] mempunyai arti yang sama.
Data (327) pada kata [Memotong kayu] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [memotong kayu] memiliki arti [nuar], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngagorok].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [nuar] menjadi [ngagorok]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [nuar] dan [ngagorok] mempunyai arti yang sama.
Data (328) pada kata [Memproleh hadiah] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [memperoleh hadiah] memiliki arti [menang hadiah],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[kenging]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
129
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [menang hadiah] menjadi [kenging]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [menang hadiah] dan [kenging] mempunyai arti yang
sama.
Data (329) pada kata [Mencium bau] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [mencium bau] memiliki arti [ngambean], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kaambe].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [ngambean] menjadi [kaambe]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [ngambean] dan [kaambe] mempunyai arti yang sama.
Data (330) pada kata [Menarik benda dengan hewan] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [menarik benda dengan hewan] memiliki arti
[nyered], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [betot]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada kata [nyered] menjadi [betot]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyered] dan [betot] mempunyai arti yang
sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
130
Data (331) pada kata [Mendengar] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [mendengar] memiliki arti [kakuping], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kadangu]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [kakuping] menjadi [kadenge]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[kakuping] dan [kadenge] mempunyai arti yang sama.
Data (333) pada kata [Memegang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [memegang] memiliki arti [nyekel], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyepeng]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [nyekel] menjadi [nyepeng]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[nyekel] dan [nyepeng] mempunyai arti yang sama.
Data (334) pada kata [Mengambil daging sekerat] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [mengambil daging sekerat] memiliki arti
[nyokot daging], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [nyandak daging]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti
dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
131
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya,
koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [nyokot daging] menjadi
[nyandak daging]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah
arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyokot daging] dan
[nyandak daging] mempunyai arti yang sama.
Data (335) pada kata [Mengalir air] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [mengalir air] memiliki arti [cai mocor], sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [mocor]. Perbedaan kedua
kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [cai mocor] menjadi [mocor]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[cai mocor] dan [mocor] mempunyai arti yang sama.
Data (336) pada kata [Menggali] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [menggali] memiliki arti [ngeduk], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngali]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [ngeduk] menjadi [ngali]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[ngeduk] dan [ngali] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
132
Data (337) pada kata [Menggaruk kepala] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [menggaruk kepala] memiliki arti [gagaro hulu],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[gagaro]. Perbedaan tersebut terdapat penghilangan fonem diakhir kata, fonem yang
mengalami penghilangan yaitu [h,u,l,u]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami
penghilangan fonem diakhir kata. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut
hanya mengalami perubahan kosakatanya, setelah mengalami penghilangan fonem di
akhir kata, kata [gagro hulu] menjadi [gagaro]. Walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [gagaro hulu] dan [gagaro] mempunyai arti yang sama.
Data (338) pada kata [Mengenggam] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [mengenggam] memiliki arti [nyenggem], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngepel].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [nyanggem] menjadi [ngepel]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [nyanggem] dan [ngepel] mempunyai arti yang sama.
Data (339) pada kata [Mongotori lantai/baju] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [mengotori lantai/baju] memiliki arti [ngabelokan],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
133
[kokotoran]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [ngabelokan] menjadi [kokotoran]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [ngabelokan] dan [kokotoran] mempunyai arti yang sama.
Data (340) pada kata [Mengulangi] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [mengulangi] memiliki arti [ngulang], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [mulai dei]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [ngulang] menjadi [mulai dei]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[ngulang] dan [mulai dei] mempunyai arti yang sama.
Data (342) pada kata [Menjemur (baju, jagung, kayu)] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [menjemur (baju,jagung, kayu)] memiliki arti
[moe], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai
arti [moeken]. Perbedaan tersebut terdapat penambahan fonem di akhir kata, yaitu
fonem [k,e,n]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan dengan mengalami penambahan
fonem di akhir kata. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami
perubahan kosakatanya, setelah mengalami penambahan fonem, kata [moe] menjadi
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
134
[moeken]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari
kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [moe] dan [moeken]
mempunyai arti yang sama.
Data (343) pada kata [Memeras (kelapa, susu sapi)] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [memeras (kelapa, susu sapi] memiliki arti
[meret], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai
arti [diperes]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [hudang pineh] menjadi [gugah bobo]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [hudang pineh] dan [gugah bobo] mempunyai
arti yang sama.
Data (344) pada kata [Menggosok gigi] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [menggosok gigi] memiliki arti [nyikat], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [disikat]. Perbedaan
kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya
yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [nyikat] menjadi [disikat]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[nyikat] dan [disikat] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
135
Data (345) pada kata [Menguburkan bangkai binatang] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [menguburkan bangkai binatang] memiliki arti
[ngubur bangke], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [ngubur bugang]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti
dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat
disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya,
koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [ngubur bangke] menjadi
[ngubur bugang]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah
arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngubur bangke] dan
[ngubur bugang] mempunyai arti yang sama.
Data (346) pada kata [Menguburkan jeanzah] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [menguburkan jenazah] memiliki arti [mendem mayid],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[dikuburken]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [mendem mayid] menjadi [dikuburken]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mendem mayid] dan [dikuburken]
mempunyai arti yang sama.
Data (347) pada kata [Menghitung] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [Menghitung] memiliki arti [ngetung], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [milang]. Perbedaan kedua kata
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
136
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [ngetung] menjadi [milang]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[ngetung] dan [milang] mempunyai arti yang sama.
Data (348) pada kata [Menyuruh] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [manyuruh] memiliki arti [marentah], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [miwarang]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [marentah] menjadi [miwarang]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[marentah] dan [miwarang] mempunyai arti yang sama.
Data (349) pada kata [Menghidupkan api] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [menghidupkan api] memiliki arti [mirun api], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [mirun sene].
Perbedaan tersebut terdapat pada perubahan beberapa fonem, fonem yang mengalami
perubahan yaitu [a,p,i] menjadi [s,e,n,e]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami beberapa
fonem yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut
hanya mengalami perubahan beberapa fonem saja, setelah mengalami perubahan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
137
fonem, kata [mirun api] menjadi [mirun sene] walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [mirun api] dan [mirun sene] mempunyai arti yang sama.
Data (350) pada kata [Merumputi tanaman] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [merumputi tanaman] memiliki arti [ngaresikan
tatangkalan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [babala]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada kata [ngaresikan tatangkalan] menjadi [babala].
Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngaresikan tatangkalan] dan
[babala] mempunyai arti yang sama.
Data (354) pada kata [Bisu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [bisu] memiliki arti [pire], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [epe]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [pire] menjadi
[epe]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata
tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pire] dan [epe] mempunyai arti yang
sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
138
Data (356) pada kata [Luka yang infeksi] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [luka yang infeksi] memiliki arti [doklok], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bareh].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [doklok] menjadi [labuh]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [doklok] dan [labuh] mempunyai arti yang sama.
Data (357) pada kata [Buta] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [buta] memiliki arti [lolong], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [baong]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [lolong] menjadi [baong]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[lolong] dan [baong] mempunyai arti yang sama.
Data (359) pada kata [Gondok] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [gondok] memiliki arti [gondok], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [mendol]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
139
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [gondok] menjadi [mendol]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[gondok] dan [mendol] mempunyai arti yang sama.
Data (361) pada kata [Obat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [obat] memiliki arti [obat], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [landong]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan
kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [obat] menjadi
[landong]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari
kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [obat] dan [landong]
mempunyai arti yang sama.
Data (362) pada kata [Panu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [hapur] memiliki arti [hapur], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [panu]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [hapur] menjadi [panu]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [hapur]
dan [panu] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
140
Data (363) pada kata [Pingsan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [pingsan] memiliki arti [te eling], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [semaput]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [te eling] menjadi [semaput]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[te eling] dan [sempaut] mempunyai arti yang sama.
Data (364) pada kata [Pusing] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [pusing] memiliki arti [pusing], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [riet]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [pusing] menjadi [riet]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi
tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[pusing] dan [riet] mempunyai arti yang sama.
Data (365) pada kata [Sembuh dari sakit] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [sembuh dari sakit] memiliki arti [beteng], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [waras].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
141
perubahan terdapat pada kata [beteng] menjadi [waras]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [beteng] dan [waras] mempunyai arti yang sama.
Data (367) pada kata [Empat Belas] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [empat belas] memiliki arti [opat welas], sedangkan dalam dialek
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [opat belas]. Perbedaan
tersebut terdapat pada perubahan fonem [w] menjadi [b]. Perbedaan kedua kata
tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan satu perubahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan satu fonem saja, setelah mengalami perubahan
satu fonem, kata [opat belas] menjadi [opat welas]. Walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [opat belas] dan [opat welas] mempunyai arti yang sama.
Data (369) pada kata [Lima belas] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [lima belas] memiliki arti [lima welas], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lima belas]. Perbedaan tersebut
terdapat pada perubahan fonem [w] menjadi [b]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak
merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan
satu perubahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan satu fonem saja, setelah mengalami perubahan satu fonem,
kata [lima belas] menjadi [lima welas]. Walau koskatanya mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa
[lima belas] dan [lima welas] mempunyai arti yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
142
Data (373) pada kata Depan belas, dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [delapan belas] memiliki arti [dalapan welas], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [delapan belas].
Perbedaan tersebut terdapat pada perubahan fonem [w] menjadi [b]. Perbedaan kedua
kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan satu perubahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan satu fonem saja, setelah mengalami perubahan
satu fonem, kata [delapan belas] menjadi [delapan welas]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [delapan belas] dan [delapan welas] mempunyai arti yang
sama.
Data (374) pada kata [Duapuluh satu] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [duapuluh satu] memiliki arti [salikur], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh hiji].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [salikur] menjadi [dua puluh hiji]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [salikur] dan [dua puluh hiji] mempunyai arti yang sama.
Data (375) pada kata [Duapuluh dua] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [duapuluh dua] memiliki arti [dua likur], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
143
dua]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [pusing] menjadi [riet]. Walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [pusing] dan [riet] mempunyai arti yang sama.
Data (376) pada kata [Dua puluh tiga] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [duapuluh tiga] memiliki arti [tilu likur], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [tilu puluh hiji].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [tilu likur] menjadi [tilu puluh hiji]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [tilu likur] dan [tilu puluh hiji] mempunyai arti yang sama.
Data (377) pada kata [Dua puluh empat] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [dua puluh empat] memiliki arti [opat likur], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh
opat]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [opat likur] menjadi [dua puluh opat]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
144
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [opat likur] dan [dua puluh opat] mempunyai
arti yang sama.
Data (378) pada kata [Dua puluh lima] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [dua puluh lima] memiliki arti [salawe], sedangkan dalam
dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh lima].
Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan
kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata
tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [salawe] menjadi [dua puluh llima]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [salawe] dan [dua puluh lima] mempunyai arti yang sama.
Data (379) pada kata [Dua puluh enam] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [dua puluh enam] memiliki arti [genep likur], sedangkan
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh
genep]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [genep likur] menjadi [dua puluh genep]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [genep likur] dan [dua puluh genep]
mempunyai arti yang sama.
Data (380) pada kata [Dua puluh tujuh] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [dua puluh tujuh] memiliki arti [tujuh likur], sedangkan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
145
dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh
tujuh]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [tujuh likur] menjadi [dua puluh tujuh]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [tujuh likur] dan [dua puluh tujuh]
mempunyai arti yang sama.
Data (381) pada kata [Dua puluh delapan] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [dua puluh delapan] memiliki arti [dalapan likur],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua
puluh delapan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [dalapan likur] menjadi [dua puluh dalapan]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [dalapan likur] dan [dua puluh dalapan]
mempunyai arti yang sama.
Data (382) pada kata [Dua puluh sembilan] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [dua puluh sembilan] memiliki arti [salapan likur],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua
puluh salapan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
146
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [salapan likur] menjadi [dua puluh salapan]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [salapan likur] dan [dua puluh salapan]
mempunyai arti yang sama.
Data (383) pada kata [Enam puluh] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung [enam puluh] memiliki arti [sawidak], sedangkan dalam dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [genep puluh]. Perbedaan kedua
kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya
mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat
pada kata [sawidak] menjadi [genep puluh]. Walau koskatanya mengalami
perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah
mensepakati bahwa [sawidak] dan [genep puluh] mempunyai arti yang sama.
Data (385) pada kata [Satu petak besar (sawah, ladang)] dalam dialek Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung [satu petak besar (sawah, ladang)] memiliki
arti [salolombang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
mempunyai arti [lega]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata
dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan
bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang
mengalami perubahan terdapat pada kata [sawah, ladang] menjadi [lega]. Walau
koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Masyarakat sudah mensepakati bahwa [sawah, ladang] dan [lega] mempunyai arti
yang sama.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
147
Data (386) pada kata [Ukuran kacang tanah] dalam dialek Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung [ukuran kacang tanah] memiliki arti [parapatan],
sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti
[kiloan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya,
melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua
kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami
perubahan terdapat pada kata [parapatan] menjadi [kiloan]. Walau koskatanya
mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat
sudah mensepakati bahwa [parapatan] dan [kiloan] mempunyai arti yang sama.
Data di atas adalah data hasil analisis dialek Sunda di Desa Surusunda
Kecamatan Karanpucung dan dialek Sunda Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
dari segi perbedaan semantis yang mengalami gejala sinonim. Peneliti menemukan
banyak sekali kosakata yang masuk kedalam perbedaan semantis dari segi gejala
sinonim. Analisis selanjutnya adalah perbedaan semantis dari segi gejala homonim.
b.
Homonim (pemberian nama yang sama untuk hal yang berbeda di
beberapa tempat yang berbeda)
Homonim yang ditemukan dalam penelitian dialek Sunda di Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja, yaitu kata
[beteng, maneh, sarepna].
1)
Kata [bete] dalam dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
mempunyai arti (perut dan sembuh dari sakit), sedangkan dalam dialek Sunda
Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai dua arti (perut). Data
tersebut sudah terlihat bahwa kata [bete] dalam dialek Desa Surusunda
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
148
Kecamatan Karangpucung mempunyai arti yang berbeda dengan dialek Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kata
[bete] mempunyai arti (perut dan sembuh dari sakit).
2)
Kata [manh] dalam dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
mempunyai arti [kamu] sedangkan dalam dialek Sunda Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dia]. Data tersebut sudah terlihat bahwa
kata [maneh] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
mempunyai arti yang berbeda dengan dialek Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kata [maneh] mempunyai arti
(kamu dan dia)
3)
Kata [sarepna] dalam dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
mempunyai arti [sore] sedangkan dalam dialek Sunda Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja mempunyai arti [senja]. Data tersebut sudah terlihat
bahwa kata [maneh] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
mempunyai arti yang berbeda dengan dialek Desa Majingklak Kecamatan
Wanareja. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kata [maneh] mempunyai arti
(sore dan senja)
B.
Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Kosakata dan Pelafalan Dialek
Sunda di Desa Surusunda, Kecamatan Karangpucung dan Di Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja
Faktor geografis Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda
Kecamatan Karangpucung dalam peta Kabupaten Cilacap dapat dilihat bahwa
perbedaan penggunaan kosakata dasar dilek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
149
Wanareja dan Desa Majingklak Kecamatan Karangpucung dipengaruhi oleh faktor
geografis. Kecamatan Wanareja dan Kecamatan Karangpucung berada di Kabupaten
Cilacap bagian barat dan mempunyai jarak yang jauh sekitar ± 36 km antara dua
kecamatan tersebut, itu salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan penggunaan
dialek Sunda di anatara dua kecamatan tersebut. Hal tersebut dapat kita lihat dalam
peta Kabupaten Cilacap.
Letak geografis dari kecamatan Karangpucung dan Kecamatan Wanareja
memang tidak terlalu jauh dengan kecamatan-kecamatan yang mayoritas
masyarakatnya berbahasa Jawa, beberapa kecamatan yang penggunan bahasa Sunda
dan bahasa Jawa nya berdampingan yang hanya dipisahkan oleh jalan utama, sungai
dan batas daerah. Dengan demikian, budaya Sunda di Kecamatan Wanareja dan
Kecamatan Karangpucung sudah pasti memiliki perbedaan karena wilayah
Kecamatan Wanareja yang berdampingan langsung dengan perbatasan Jawa Barat,
sudah pasti bahasa Sunda yang dipakai lebih terpengaruh oleh bahasa Sunda Jawa
Barat, seperti kata [pineh] dalam dialek Sunda Kabupaten Cilacap mengalami
perubahan menjadi kata [sare], kata [sare] dalam dialek Sunda Jawa Barat
mempunyai arti sama yaitu [tidur], kata [sare] sering digunakan oleh masyarakat
Kecamatan Wanareja karena jarak yang berdekatan antara Kecamatan Wanareja dan
kota Banjar yang sudah masuk pada Provinsi Jawa Barat serta minimnya penggunaan
bahasa Jawa di Kecamatan Wanareja, jika dibandingkan dengan Kecamatan
Karangpucung yang sebagian masyarakatnya sudah mengenal bahasa Jawa, sudah
pasti penggunaan bahasa Sundanya sudah mengalami perubahan. Perubahan
penggunaan dialek Sunda yang sudah terpengaruh oleh bahasa Jawa dapat di lihat
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
150
dari pengunaan bahasa Sunda Kecamatan Karangpucung khsuusnya di Desa
Surusunda yang sudah mengalami perbedaan dengan bahasa Sunda di Kecamatan
Wanareja. Keadaan dialek Sunda Kecamatan Karangpucung yang berbatasan
langsung dengan Kecamatan Cimanggu dan Kecamatan Majenang yang hampir
setengah dari dua kecamatan tersebut masyaraktnya menggunakan bahasa Jawa
dalam kehidupan sehati-hari.
Peneliti menemukan banyak kosakata yang sudah mengalami percampuran
bahasa Sunda dan Jawa di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja. Percampuran kosakata tersebut dipengaruhi oleh
letak geografis dan faktor sosial masyarakat
kedua daerah.
Faktor geografis
dipengaruhi oleh berdekatannya daerah atau kecamatan yang menggunakan bahasa
Jawa dan
dengan
faktor sosial dipengaruhi oleh masyarakat yang sering berkomunikasi
masyarakat diluar daerah penelitian. Kosakata-kosakata yang sudah
mengalami percampuran anatara bahasa Sunda dan bahasa Jawa yang digunakan
oleh masyarakat Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
1.
Penggunaan kosakata dialek Sunda yang sudah mengalami percampuran
dengan bahasa Jawa di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
Letak geografis wilayah Kecamatan Wanareja sangat jauh sekitar ± 75 km
dengan kota Kabupaten Cilacap yang masyarakatnya menggunakan bahasa Jawa,
masyarakat Kecamatan Wanareja yang letaknya berdekatan dengan perbatasan Jawa
Barat membuat masyarakat sering berinteraksi dengan orang-orang yang berada di
kota Banjar Patroman dan Ciamis yang letak geografisnya sudah masuk dalam
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
151
wialayah Jawa Barat, dengan begitu masyarakat Kecamatan Wanareja tidak banyak
terpengaruh oleh bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Cilacap,
melainkan penggunaan kosakata dan pelafalan cenderung ke dialek Sunda Banjar
Patroman dan Ciamis, seperti kata [tidur] dalam bahasa Indonesia menjadi [sare]
dalam dialek Kecamatan Wanareja dan dialek sunda kota Banjar Patroman yang
letak geografisnya masuk dalam wilayah Jawa Barat.
Kecamatan Wanareja adalah Kecamatan yang penggunaan dialek Sundanya
terbanyak
kedua
setelah
Kecamatan
Dayeuhluhur.
Kecamatan
Wanareja
berdampingan langsung dengan Kecamatan Dayeuhluhur yang penggunaan dialek
Sundanya hampir sama karena masyarakat Dayeuhluhur dan Wanareja sangat sering
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Itu semua disebabkan tempatnya
berdekatan dan banyak dari masayarakat kedua kecamatan tersebut yang masih
mempunyai sodara ataupun kerabat di Kecamatan Wanareja maupun Dayeuhluhur.
Jadi budaya dan penggunaan dialek Sunda di Kecamatan Wanareja masih sangat
kental.
Jika dibandingkan dengan penggunaan dialek Sunda Kecamatan Karangpucung
sudah pasti memiliki banyak perbedaan dari mulai penggunaan kosakata dan
pelafalan, seperti kata [jari manis] dalam bahasa Indonesia, dalam dialek Sunda
Kecamatan Wanareja [jariji] dan dalam dialek Sunda Kecamatan Karangpucung
menjadi [cinggir]. Penggunaan dialek Sunda Kecamatan Wanareja lebih terpengaruh
pada dialek Sunda Jawa Barat dari pada dialek Sunda Kecamatan Karangpucung, hal
ini disebabkan karena campuran Sunda dari Dayeuhluhur, Banjar Patroman dan
Ciamis lebih kuat dari pada campuran-campuran bahasa Jawa yang digunakan oleh
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
152
sebagian orang Kecamatan Wanareja. Penggunaan kosakata dialek Sunda Kecamatan
Wanareja yang sudah mengalami campuran dari Bahasa Jawa dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini.
2.
Penggunaan kosakata dialek Sunda yang sudah mengalami percampuran
dengan Bahasa Jawa di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
Jadi dapat ditarik simpulan bahwa perbedaan penggunaan kosakata dasar dan
pelafalan dialek Sunda Kecamatan Wanareja dan Kecamatan Karangpucung
dibedakan oleh letak geografisnya, serta perbedaan kosakata dan pelafalan dibedakan
oleh percampuran antara bahasa Jawa yang ada di Kabupaten Cilacap dan
percampuran bahasa Sunda dari Kecamatan Dayuehluhur, Kota Banjar dan Kota
Ciamis. Perbedaan-perbedaan dari dua tempat yang diteliti yaitu Kecamatan
Karangpucung dan Kecamatan Wanareja mempunyai ciri pembeda masing-masing
dari setiap kosakata dasarnya maupun dari pengucapanya yang sudah di bahas di
atas, dengan begitu kedua Kecamatan yang diteliti memilki perbedaan dalam
penggunaan dialek Sunda.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
153
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Penelitian ini membahas tentang Perbedaan Dialek Sunda di Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja dengan Dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung. Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut.
1.
Perbedaan kosakata dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung, dan di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja,
perbedaan tersebut meliputi perbedaan fonologis dan perbedaan semantis
a.
Perbedaan fonologis ditemukan dalam dialek Sunda di Desa Majingklak
Kecamatan Wanareja. Perbedaan tersebut mengliputi penambahan fonem
terdiri atas protesis, epentesis, dan paragog, dan penghilangan fonem terdiri
atas afaresis, sinkop, dan apokop.
b.
Perbedaan semantis yang terdapat dalam data yang telah dianalisis terdapat
pada dialek Sunda Desa Majingklak Kecamatan Wanareja, meliputi sinonim
dan homonim.
2.
Faktor yang mempengaruhi perbedaan kosakata dan pelafalan dialek
Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung, dan Dialek Sunda
di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja, meliputi beberapa faktor
a.
faktor geografis (daerah penelitian berdekatan dengan Provinsi Jawa Tengah
dengan Provinsi Jawa Barat).
b.
faktor sejarah turun temurunnya adat istiadat Sunda dari jaman dahulu sampai
sekarang.
153
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
154
c.
faktor perubahannya kependudukan warga Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
(mengalami migrasi)
B.
Saran
1.
Penelitian mengenai perbedaan dialek yang meneliti penggunaan kosakata
dasar dialek Sunda Desa Majingklak Kecamatan Wanareja, dan Desa
Surusunda Kecamatan Karangpucung masih harus terus di kembangkan lagi
dengan permasalahan-permasalahan baru dan fenomena baru yang belum
diteliti pada karya tulis ini.
2.
Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai penggunaan dialek
Sunda, penelitian ini bisa menjadi sebuah referensi untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
Peneliti
berharap
penelitian
selanjutnya
mencoba
untuk
menganalisi pembeda dialek lainya seperti morfologis, leksikal dan sintaksis
agar lebih meningkatkan pengetahuan mengenai bidang dialek.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
155
DAFTAR PUSTAKA
Arikuntoro, Khaidri. 1990. Fungsi dan Sikap Bahasa Sebuah Pengantar.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
___________. & Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
___________.2012. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
___________ 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Cipta.
Rineka
Kridalaksana, Harirmuti. Fungi Bahasa dan Sikap Bahasa. PT Gramedia.
Mahsun. 1995. Dialektologi Diakronis Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Maslich, Masnur. 2010. Fonologi bahasa Indonesia tinjauan deskriptif sistem bunyi
bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Gahalia Indonesia.
Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional.
Soegijo. 1989. Morfologi Bahasa Indonesia. FPBS IKIP Semarang.
Uddin, kamal. http://bahasa-nusantara.blogspot.co.id/2011/02/746-jumlah-bahasadaerah-Indonesia.html?m=1, 02 Mei 2016. Kompas .com
Widya. Wendi Ratna Dewi. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Klaten: PT Intan
Pariwara.
Zulaeha, Ida. 2010. Dilaektologi Dialek Geografi dan Dialek Sosial. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.
1996. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wikipedia, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sunda. 31 Maret 2016. 24 April
2016.
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
156
LAMPIRAN
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
157
Lampiran 1
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
A.
No
Bagian Tubuh
Bahasa
Indonesia
1
2
3
4
5
Alis
Bahu
Betis
Bibir
Bulu dada
6
Bulu kuduk
8
9
10
11
12
13
14
15
26
27
Dada
Dagu
Dahi
Darah
Geraham
Gigi
Gigi seri
Gigi yang
tumbuhnya
bertumpuk
Gigi rusak
berwarna
hitam
Gusi
Hati
Hidung
Ibu jari
Isi tulang
Jantung
Janggut
Jari
(Jari)
penunjuk
Jari manis
Jari tengah
28
Kelingking
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Kosakata
Dasar
halis
Tak-tak
bitis
biwir
Bulu
kiyang
Bulu
beheng
dada
gado
tarang
Getih
careham
huntu
gingsul
karehol
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis Fonemis
halis
halis
tak-tak
tak-tak
bitis
bitis
biwir
biwir
bulu kiang bulu
kiya
bulu kiang bulu
kiya
dada
dada
janggot
jagot
tarang
tara
getih
gtih
careham
carham
huntu
huntu
gingsul
gisul
gingsul
gisul
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
halis
halis
tak-tak
tak-tak
bitis
bitis
biwir
biwir
bulu
bulu
bulu
beheng
dada
gado
tarang
getih
careham
huntu
huntu seri
karehol
bulu
bh
dada
gado
tara
gtih
carham
huntu
huntu sri
karhol
keesen
gupis
gupis
keesen
ksen
gusi
hate
Irung
Jempol
polo
jantung
jenggot
ramo
curuk
gusi
hati
irung
jempol
polo
jajantung
jejenggot
ramo
curuk
gusi
hti
iru
jmpol
polo
jajantu
jjgot
ramo
curuk
gusi
hate
irung
jempol
sum-sum
jantung
majanggot
ramo
curuk
gusi
ht
iru
jmpol
sum-sum
jajantu
majagot
ramo
curuk
cinggir
cinggir
jajangkung ramo nu
tengah
Cinggir
cicinggir
cigir
ramo nu
teah
cicigir
jariji
jariji
jajangkung jajaku
cinggir
cigir
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
158
Lampiran 1 (lanjutan 1)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
No
29
30
31
Bahasa
Indonesia
Kosakata
Dasar
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis
Fonemis
suku
hulu
tikoro
suku
hulu
tikoro
suku
hulu
tikoro
suku
hulu
tikoro
suku
hulu
tikoro
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Kaki
Kepala
Kerongko
ngan
Ketiak
Kuku
Kulit
Kumis
Kutu
Leher
Lemak
Lidah
Lutut
Mata
Mata kaki
kelek
kuku
kulit
kumis
kutu
beheng
lemak
letah
tuur
mata
cecekolen
klk
kuku
kulit
kumis
kutu
bh
lmak
ltah
tuur
mt
mt suku
ketek
kuku
kulit
kumis
kutu
beheng
lemak
letah
tu-ur
mata
cecekolan
ktk
kuku
kulit
kumis
kutu
bh
lmak
ltah
tuur
mt
cckoln
43
44
45
46
Muka
Mulut
Otak
Paha
benget
sungut
otak
Ping-ping
bt
suut
otak
pi-pi
benget
sungut
otak
ping-ping
bt
suut
otak
pi-pi
47
48
49
50
Bokong
Paru-paru
plipis
mata
boko
paru
plipis
bujur
paru-paru
pipis
mata
bujur
paru-paru
pipis
mt
lengen
lengen
ln
lengen
ln
52
53
Pantat
Paru-paru
Pelipis
Pelupuk
mata
Pergelang
an tangan
Perut
Pinggang
kelek
kuku
kulit
kumis
kutu
beheng
lemak
letah
tu-ur
mata
mata
suku
benget
sungut
otak
pingping
bokong
paru
plipis
-
beteng
cangkeng
bt
ck
beteng
cangkeng
bt
ck
54
55
56
57
58
Punggung
Pusar
Payudara
Rambut
Rusuk
tonggong
Bujal
susu
buuk
iga
togo
pusr
susu
buuk
tula iga
tonggong
bujal
susu
buuk
iga
togo
bujal
susu
buuk
iga
59
Siku
sisiku
beteng
cangken
g
tonggong
puser
susu
buuk
tulang
iga
siku
siku
sisiku
sisiku
51
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
159
Lampiran 1 (lanjutan 2)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
No
61
62
63
64
65
66
67
B.
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
Bahasa
Indonesia
Kosakata
Dasar
Telinga
Tulang
rahang
Tumit
Celi
careham
Ubunubun
Urat
Usus
Warna
hitam di
kulit sejak
lahir
Dampal
suku
Embunembunen
urat
pejit
tanda
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
celi
celi
careham
carham
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
celi
celi
rahang
raha
dampal suku
dampal
suku
embunembunen
urat
pejit
tanda
embunembun
urat
pejit
karang
dampal
suku
mbunmbun
urat
pjit
kara
dmpl
suku
mbunmbun
urat
pjit
tanda
Kata ganti
Saya
Kamu
Kami
Kita
Panggilan
untuk anak
laki-laki
kecil
Penggilan
untuk gadis
kecil
Panggilan
untuk gadis
remaja
Panggilan
untuk lakilaki remaja
Panggilan
untuk lakilaki tua
Panggilan
untuk
perempuan
tua
abi
maneh
urang
sarera
endo
urang
maneh
urang
urang
endo
ura
manh
urang
ura
ndo
abi
sia
urang
sarerea
ceng
abi
sia
ura
sarra
c
neng
enong
no
neng
n
Neng
eneng
n
neng
n
Aa
ujang
uja
aa
aa
Ua
ua
ua
mamang
mama
Bibi
ibu/teh
ibu/th
bibi
bibi
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
160
Lampiran 1 (lanjutan 3)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
C.
Sistem Kekerabatan
Kosakata
Bahasa
Dasar
No
Indonesia
Adik
adi
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis Fonemis
adi
adi
Adik dari istri
Adik dari
suami
Adik laki-laki
ayah/ibu
Anak
kandung
Anak tiri
Adi ipar
Adi
adi ipar
adi ipar
adi ipar
adi ipar
adi ipar
adi
adi ipar
adi
mamang
mamang
mama
mamang
mama
Anak
anak
anak
anak
nak
Anak tere
anak pulung
anak tere
anak tr
Anak dari
anak
Anak dari
cucu
Anak dari
saudara
kandung
Anak dari
saudara
ayah/ibu
Anak yang
tertua
Anak dari
saudara
ayah/ibu
incu
incu
anak
pulu
incu
incu
incu
buyut
cicit
cicit
buyut
buyut
alo
alo
alo
ponakan
ponakan
alo
Alo
alo
ponakan
ponakan
yayu
Yayu
yayu
kaka
kaka
kaka
kaka/ yayu
kaka/yayu
ponakan
ponakan
Anak yang
termuda
Anak lakilaki
bungsu
bontot
bontot
bungsu
busu
lalaki
lalaki
lalaki
lalaki
lalaki
bapung
bapung
bapu
aki
aki
93
Ayah dari
ayah/ibu
Ayah tiri
Bapa tere
bapa tere
bapa tr
bapa
bapa
94
Ibu
Embok
embok
mbok
ema
ma
95
Ibu dari
ayah/ibu
Ibu tiri
Istri
Istri/suami
dari saudara
kandung
nini
nini
nini
eneh
neh
Ibu tere
pamajikan
Neng
ibu tere
pamajikan
bibi
ibu tr
pamajikan
bibi
ibu tere
awewe
neng
ibu tr
aww
n
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
96
97
98
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
adi
adi
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
161
Lampiran 1 (lanjutan 4)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
No
99
100
101
102
103
104
D.
No
Kosakata
Dasar
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
bibi
bibi
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
adi ipar
adi ipar
bud/ua
kaka ipar
kaka ipar
Minantu
bude untuk
perempuan
dan ua untuk
laki-laki
minantu
minantu
minantu
minantu
Kaka
kaka
kaka
aang
aa
Yayu
yayu
yayu
cece
cc
Mamang
mamang
mama
uwa
uwa
Bahasa
Indonesia
Istri/suami
saudara
suami/istri
Istri kakak
lakilaki/perempua
n ayah/ibu
Istri/suami
dari anak
Kakak lakilaki
Kakak
perempuan
Kakak lakilaki ayah
bibi
Kaka ipar
Rumah dan Bagian-bagiannya
Bahasa
Indonesia
Kosakata
Dasar
106 Atap dari
mambu
107 Dapur
pyan
108 Dinding
dari
mambu
109 Dinding
dari kayu
110 Genting
111 Halaman
depan
112 Halaman
belakang
113 Jendela
114 Kamar
tidur
115 Kamar
mandi
116 Kandang
ayam
117 Kandang
kambing
Pedangan
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
pyan
pyan
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
hatep
hatp
pdaan/goa dapur
Pager
pedangan/
goa
pager
pagr
bilik
bilik
Blagbag
blagbag
blagbag
papan
papan
Gendeng
Buruan
gendeng
buruan
gnd
buruan
kenteng
buruan
knt
buruan
Ditukang
buruan
tukang
jendela
sentong
buruan
tuka
jndla
snto
ditukang
dituka
jndela
tempat sare
kamar
mandi
kandang
hayam
paranje
embe
kamar
mandi
kanda
cai
jndla
tmpat
sare
cai
Jendela
Sentong
Cai
Kandang
hayam
Paranje
embe
paranj
mb
kandang
hayam
kandang
embe
dapur
kanda
kanda
mb
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
162
Lampiran 1 (lanjutan 5)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
118 Kain penutup
jendela kaca
119 Langit-langit
120 Pagar
121 Parit
122 Pelimbahan
123 Ruang tamu
hordeng
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
reregan
rrgan
lalamuk
pager
lebak
jarian
Bale
Lalamuk
pager
lebak
jarian
Bale
lalamuk
pagr
lbak
jarian
bal
lalangit
pager
solokan
jarian
ruang tamu
124
125
126
127
emper
tihang
hawu
Pelester
emper
tihang
hawu
pelester
mpr
tiha
hawu
plstr
teras
tihang
hawu
kramik
No
E.
Bahasa
Indonesia
Teras
Tiang
Tungku
Lantai
Kosakata
Dasar
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
hordeng
hord
lalait
pagr
solokan
jarian
rua
tamu
tras
tiha
hawu
kramik
Waktu, Musim, Keadaan Alam, Benda Alam, dan Arah
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
Air
Api
Arang
Arus
Asap
Atas
Awan
Bara
Barat
Batu
Bawah
Besi
Besok
Bukti
Bulan
(dalam
tahun)
143 Bulan
purnama
144 Bulan terbit
Cai
Sene
Areng
Ca‟ah
Hasep
Luhur
Awan
Ruhak
Kulon
mungkal
Teoh
Besi
Isuk
Bukti
Bulan
cai
api
Areng
ca‟ah
asep
luhur
awan
ruhak
kulon
mungkal
teoh
besi
isuk
bukti
bulan
cai
api
ar
ca‟ah
asp
luhur
awan
ruhak
kulon
mukal
teoh
bsi
isuk
bukti
bulan
cai
sene
areng
ca‟ah
hasep
luhur
awan
areng
kulon
batu
handap
besi
enjing
nyata
bulan
cai
api
ar
ca‟ah
hasp
luhur
awan
ar
kulon
batu
handap
bsi
enji
nyata
bulan
bulan
purnama
bulan
kaluar
darat
datar
hujan
ageng
bulan
purnama
bulan kaluar
bulan
purnama
erek
peting
darat
datar
ageng
hujana
bulan
purnama
rk pti
145 Darat
146 Datar
147 Deras
(hujan)
Bulan
purnama
Erek
peting
Darat
Datar
Ageng
hujana
darat
datar
hujan age
darat
datar
age
hujana
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
163
Lampiran 1 (lanjutan 6)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
No
Bahasa
Indonesia
148 Deras (arus
sungai/mata
air)
149 Desa
150 Di atas
151 Di bawah
152 Di samping
153 Di sana
154 Di sini
155 Dua hari
mendatang
156 Dua hari
yang lalu
157 Dusun
158 Embun
159 Empat hari
mendatang
160 Empat hari
yang lalu
161 Fajar
162 Garam
163 Gerhana
164 Gunung
165 Guntur
167 Hari
168 Hujan
169 Hutan
170 Ini
171 Itu
172 Jalan (lebar)
173 Jalan
(sempit)
174 Jurang
175 Kabut
176 Kanan
177 Kemarin
178 Kilat
179 Kiri
tarik
Dialek Karangpucung
Dialek Wanareja
(Desa Surusunda)
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis Ortografis Fonemis
tarik
tarik
cai tarik
cai tarik
Desa
Di luhur
Di handap
Di gigir
Di ditu
Di die
pageto
kampung
di luhur
di teoh
di gigir
di ditu
di die
pageto
kampu
di luhur
di toh
di gigir
di ditu
di di
pagto
kamari
Isuk-isuk
uyah
Samagaha
Gunung
Bledeg
Dinten
Hujan
Leweng
ie
Itu
Jalan raya
Gang
dua poe nu
kamari
desa
ibun
opat poe
kaharep
opat poe
katukang
mata poe
uyah
gerhana
gunung
bledeg
poe
hujan
leweng
ie
ituh
jalan raya
gang
dua po
nu kamari
dsa
ibun
opat po
kaharp
opat po
katuka
mata po
uyah
grhana
gunu
bldg
po
hujan
lw
i
ituh
jalan raya
ga
Jungkrang
hasep
Katuhu
Kamari
Singkaban
Kede
jurang
ibun
kanan
kamari
gelap
kede
jura
ibun
kanan
kamari
glap
kd
Kosakata
Dasar
desa
remis
Opat poe
nu erek
kamari
desa
di luhur
di handap
di sisi
di ditu
di die
dua poe nu
erek
kamari
dsa
di luhur
di handap
di sisi
di ditu
di di
dua po
nu rk
kamari
kadus
remis
opat poe
nu erek
kamari
kadus
rmis
opat po
nu rk
kamari
isuk-isuk
uyah
samagaha
gunung
beledeg
dinten
hujan
leweng
iye
itu
jalan raya
jalan
polosok
jungkrang
hasep
katuhu
kamari
singkaban
kenca
isuk-isuk
uyah
samagaha
gunu
bldg
dintn
hujan
lw
iy
itu
jalan raya
jalan
polosok
jukra
hasp
katuhu
kamari
sikaban
knca
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
164
Lampiran 1 (lanjutan 7)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
Balong
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
balong
balo
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
balong
balo
Kebon
Langit
Lapang
Gunung
Peting
Entuk
Kabut
Ampakampak
Bodas
Rendeng
kebon
langit
lapang
gunung
peting
entuk
kabut
ampakampak
bodas
rendeng
kbon
lait
lapa
gunu
pti
ntuk
kabut
ampakampak
bodas
rnd
kebon
langit
lapangan
gagawir
wengi
liang cai
reek
pepedut
kbon
lait
lapaan
gagawir
bodas
musim
191 Musim
kemarau
192 Pagi
Halodo
halodo
halodo
bodas
musim
hujan
halodo
Isuk-isuk
isuk-isuk
isuk-isuk
nji
193 Pagi sekali
194 Pasir
(halus/kasar)
195 Pelangi
196 Pematang
(sawah/ladang)
197 Sebentar
198 Selatan
199 Senja
200 Siang
201 Sore
202 Sungai
203 Tanah
204 Tebing
205 Tenggara
206 Timur
207 Utara
Janari
Pasir
uput-uput
pasir
uput-uput
pasir
enjingenjing
janari
kesik
Pelangi
Tampingan
pelangi
tampingan
plai
tampian
pelangi
galengan
plai
galan
sakedeng
Kidul
Sarepna
Berang
Burit
Cai
Taneh
Gagwir
lor
weran
Kaler
sakedeng
kidul
burit
berang
burit
cai
taneh
gagawir
lor
wetan
lor
sakd
kidul
burit
sakedap
kidul
sarepna
tiberang
sore
lebak
taneh
gagawir
Lor
wetan
kaler
sakdap
kidul
sarpna
tibra
sor
lbak
tanh
gagawir
lor
wtan
kalr
No
Bahasa
Indonesia
180 Kolam
(renang/
pancing)
181 Ladang
182 Langit
183 Lapangan
184 Lereng
185 Malam
186 Mata air
187 Mega (hitam)
188 Mega (putih)
189 Putih
190 Musim hujan
Kosakata
Dasar
bra
burit
cai
tanh
gagawir
lor
wtan
lor
wi
lia cai
rk
ppdut
halodo
janari
ksik
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
165
Lampiran 1 (lanjutan 8)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
F. Pakaian dan Perhiasan
No
208
209
210
211
212
213
214
215
216
G.
Bahasa
Indonesia
Anting
Alas kaki
Jarik
Kalung
Kaos kaki
Kebaya
Kopiah
Sanggul
Sarung
Kosakata
Dasar
suweng
Sandal
Samping
Kalung
Kaos kaki
Kabaya
Peci
Gelung
Sarung
Dukun sunat
paraji
218
219
220
Juragan
Kepala desa
Kaur
pemerintah
Kaur
kesejahteraa
n
Kaur
pembanguna
n
Mekelar
(rumah,
kendaraan)
Makelar
(kambing,
sapi)
Penghulu
Pedagang
besar
(grosir)
Pedagang
kecil
(eceran)
Orang yang
mengatur
perairan di
sawah
Orang yang
memanen
padi
222
223
224
225
226
227
228
229
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis
Fonemis
anting
anti
sandal
sandal
sinjang
sinja
kalung
kalu
kaos kaki
kaos kaki
kabaya
kabaya
kopiah
kopiah
gelung
glu
sarung
saru
Jabatan Pemerintah Desa dan Pekerjaan
217
221
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
suweng
suw
sendal
sndal
samping
sampi
kangkalung kakalu
kaos kaki
kaos kaki
kebaya
kbaya
peci
pci
gelung
glu
sarung
saru
tuka
nyunatan
juragan
lurah
kaur
paraji
paraji
Benghar
lurah
kaur
tukang
nyunatan
juragan
lurah
kaur
benghar
kapalurah
carik
bhar
kapalurah
carik
Carik
kaur
kaur
carik
carik
Carik
kaur
kaur
carik
carik
Calo
calo
calo
nyalo
nyalo
Calo
calo
calo
nyalo
nyalo
Penghulu
Toko
penghulu
toko
phulu
toko
penghulu
warung
ageng
pehulu
waru
ag
Warung
warung
waru
warung alit
waru alit
Ulu-ulu
ulu-ulu
ulu-ulu
Dibuat
dibuat
dibuat
panen
pann
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
166
Lampiran 1 (lanjutan 9)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
H.
Bintang dan Hewan
No
Bahasa
Indonesia
230 Anak anjing
231 Ayam jantan
muda
232 Ayam betina
muda
231 Ayam jantan
dewasa
232 Ayam betina
dewasa
234 Itik jantan
muda
235 Itik betina
muda
236 Ikan
laut/tambak
237 Ikan
sungai/tambak
238 Kucing
239 Tupay
240 Ular
241 Nyamuk
242 Serangga
243 Burung
244 Tikus
245 Anak tikus
246 Kaki seribu
247 Bunglon
248 Kerbau
I.
Kosakata Dialek Karangpucung
Dialek Wanareja
Dasar
(Desa Surusunda)
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis Ortografis Fonemis
anjing
anjing
anak
anak
anji
anjing
anji
Jajanggar jajanggar
hayam
hayam
jajagar
jago
jago
Danten
danten
hayam
hayam
dantn
danten
Jago
jago
Jago
jago
jago
Danten
danten
dantn
indungna
induna
Entog
entog
ntog
meri
mri
Basur
basur
basur
meri
mri
Gesek
gesek
gsk
lauk laut
lauk laut
Benter
lauk lebak
benter
bntr
Meong
Bajing
Ula
rengit
Jangkrik
Manuk
Berit
Cucurut
Titinggi
Londok
Munding
meong
bajing
ula
rengit
jangkrik
manuk
berit
cucurut
titinggi
londok
munding
lauk
lbak
mo
baji
Ula
rit
jakrik
manuk
brit
cucurut
titigi
londok
mundi
meong
bajing
ula
rengit
jangkrik
manuk
berit
berit
titinggi
bunglon
munding
mo
baji
ula
rit
jakrik
manuk
brit
brit
titigi
bulon
mundi
Tumbuhan, Bagian-bagian, Buah, dan Hasil Olahragnya
249
250
251
252
253
Akar
Anak dahan
Bambu
Batang
Bawang
merah
Akar
Sirung
Awi
Tangkal
bawang
akar
pang
awi
tangkal
bawang
berem
Akar
pa
Awi
takal
bawa
berem
akar
sirung
awi
dahan
bawang
berem
akar
siru
awi
dahan
bawa
brem
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
167
Lampiran 1 (lanjutan 10)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
No
Bahasa
Indonesia
KosakataDasar
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis Fonemis
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
254 Bawang
putih
Bawang bodas
bawang
bodas
bawa
bodas
bawang
bodas
bawa
bodas
255
256
257
Binih
Beas
Benyer
binih
beas
benyer
Binih
bas
bnyr
binih
beas
benyer
binih
bas
bnyr
258
259
Benih
Beras
Beras
(Kecil-kecil)
Bunga
Cabai merah
Kembang
Sabrang berem
kembang
cabe berem
260
Cabai hijau
Sabrang hejo
cabe hijau
kmba
cab
brm
cab hijau
261
Cabai kecil
Sengek
rawit
Rawit
kembang
sabrang
berem
sabrang
hejo
cengek
262
Cabang
Dahan
pang
dahan
263
264
Daun
Daun
Daun kacang Daun kacang
panjang
daun
daun
kacang
265
Daun ketela
Daun sampe
daun budin
pa
Daun
daun
kaca
daun
budin
kmba
sabra
brm
sabra
hjo
ck
dahan
daun
sampe
daun
daun
kaca
daun
samp
266
Daun
kangkung
Kangkung
daun
kangkung
kangkung
kaku
267
Getah
Getah
gtah
daun
kaku
Gtah
getah
gtah
268 Jerami
Jarami
jerami
jarami
jarami
269 Jambu
monyet
Jambu mede
jambu
mede
jambu
mede
kulit kai
dawegan
jrami
jambu
md
kulit kai
dawgan
kulit kai
cengkir
jambu
md
kulit kai
cekir
waluh
sim
minyak
lntik
waluh
waluh
minyak
klentik
latu
minyak
latung
minyak
klntik
minyak
latu
270 Kulit kayu Kulit kai
271 Kelapa
Cengkir
(buah) yang
masih kecil
272 Labu siam
Waluh siem
273 Minyak
kelapa
Minyak
klentik
waluh
siem
minyak
lentik
274 Minyak
tanah
Latung
latung
daun
daun
kacang
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
168
Lampiran 1 (lanjutan 11)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
Petey
selong
Sasikat
Batok
Boled
Sampe
Kejo
Angen
Lotek
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
petey selong
pty
slo
sasikat
sasikat
batok
batok
boled
bold
budin
budin
kejo
kjo
dengen
dn
rujak
rujak
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
petey
pty
selong
slo
sasikat
sasikat
batok
batok
boled
bold
sampe
samp
kejo
kjo
angen
an
lotek
lotk
Gugah
bobo
damel
Nyarios
Renang
Mapah
Nagog
Gelut
hudang
pineh
gagawe
ngomong
renang
lempang
totongkrong
garelut
huda
pinh
gagaw
omo
rna
lmpa
totokro
garlut
gugah
bobo
damel
nyarios
ngojay
mapah
nagog
gelut
gugah
bobo
daml
nyarios
ojay
mapah
nagog
glut
Pasea
pagolokgolok omong
pagolokgolok
omo
pasea
pasa
sirungan
siruan
jadi
jadi
hirup
hirup
hirup
hirup
lumpat
lumpat
lulumpatan
294 Berludah
295 Berubah
296 Berobat
Nyiduh
nyiduh
Beda
robah
Ditambaan barobat
nyiduh
robah
barobat
297 Bertanya
Narosken
nanyakn
lulumpata
n
nyiduh
beda
ditamba
an
narosken
Bahasa
Indonesia
No
275 Peta cina
276
277
278
279
280
281
282
J.
Sisir pisang
Tempurung
Ubi jalar
Ubi kayu
Nasi
Sayuran
Buah-buahan
yang diberi
sambal
Kosakata
Dasar
Aktivitas
283 Bangun
tidur
284 Bekerja
285 Berbicara
286 Berenang
287 Berjalan
288 Berjongkok
289 Berkelahi
(dengan
tangan)
290 Berkelahi
(dengan katakata)
291 Berkembang Sirungan
(pohon)
292 Berkembang Hirup
(binatang)
293 Berlari
Lumpat
nanyaken
nyiduh
bda
ditambaan
naroskn
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
169
Lampiran 1 (lanjutan 12)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
No
Bahasa
Indonesia
Kosakata
Dasar
Pependak
Ngumbah
lengen
Nyeseh
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
patimu
patimu
ngumbah
umbah
lengen
ln
nyeseh
nysh
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
pependak
ppndak
ngumbah
umbah
lengen
ln
nyesehan
nyshan
298 Bertemu
299 Cuci
(tangan)
300 Cuci
(pakaian)
301 Datang
302 Duduk
303 Ingat
304 Jatuh
(daun,
buah, dan
lain-lain)
Jatuh
(orang)
305 Kencing
Dongkap
Calik
Emut
Murag
datang
diuk
inget
murag
data
diuk
iet
murag
dongkap
calik
emut
murag
dokap
calik
mut
murag
Lagrag
lagrag
lagrag
lagrag
lagrag
Ngompok
ompol/kii
h
llmpaan
ompol
ompol
Lelempangan
ngompol/
kiih
lelempangan
306 Lari-lari
kecil
307 Makan
(nasi)
308 Marah
309 Melempar
310 Melihat
311 Memasak
(nasi)
312 Mamasak
(sayur)
313 Membakar
(ikan)
314 Membawa
315 Membawa
dengan
ketiak
316 Membawa
dengan
punggung
317 Membawa
dengan
tangan
(jinjing)
318 Membawa
dengan
tangan di
depan
Emam
madang
mada
lulumpatan
emam
lulumpatan
nam
Amarah
Mabit
Nyele
Ngejo
amarah
mabit
nyele
ngejo
amarah
mabit
nyl
jo
ngambek
alung
ningali
nyangu
ambk
alu
niali
nyau
Ngangen
nyelem
nylm
ngangen
aen
Melem lauk
melem lauk
mlm lauk
melem lauk
Nyandak
Dikelek
mawa
dikelek
mawa
diklk
nyandak
dikelek
mlm
lauk
nyandak
diklk
Dipanggul
digandong
digando
dipanggul
dipagul
Jinjing
jinjing
jinji
jinjing
jinji
Ditampek
ditampek
ditampk
bopong
bopo
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
170
Lampiran 1 (lanjutan 13)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
319 Membawa di
kepala
320 Membawa di
pinggang
321 Membawa di
punduk
322 Membersihkan
323 Memberi
324 Memberi tahu
Suhun
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis Fonemis
Suhun
suhun
Diais
diais
diais
digondong
digondo
Tanggung
Panggul
pagul
tanggung
tagu
Ngaresikan
Mere
Dibejaan
ngaresikan
mere
mere nyaho
bebersih
dipasihan
dibejaan
bbrsih
dipasihan
dibjaan
325 Membunuh
326 Mencangkul
327 Memotong
(kayu)
328 Memperoleh
(sesuatu,
hadiah)
329 Mencium (bau)
330 Menarik benda
dengan hewan
331 Mendengar
332 Memejamkan
mata
333 Memegang
334 Mengambil
daging sekerat
335 Mengalir (air)
Maehan
Macul
Nuar
maehan
macul
nuar
arsikan
mr
mr
nyaho
mahan
macul
nuar
maehan
macul
ngagorok
mahan
macul
agorok
Kenging
menang
hadiah
mna
hadiah
kenging
ki
Kaambe
Nyered
ngambean
nyered
amban
nyrd
kaambe
betot
kaamb
btot
Kadangu
Perem
kakuping
perem
kakupi
prm
kadangu
perem
kadau
prm
Nyepeng
Nyandak
Mocor
nyekel
nyokot
daging
cai mocor
nyepeng
nyandak
daging
mocor
nyp
nyandak
dagi
mocor
336 Menggali
337 Menggaruk
(kepala, kulit)
338 Menggenggam
Ngali
Gagaro
ngeduk
gagaro hulu
ngali
gagaro
gali
gagaro
Ngepel
nyanggem
ngepel
pl
339 Mengotori
(lantai, baju)
340 Mengulangi
341 Menggigit
342 Menjemur
(baju, jagung,
kayu)
kotoran
ngabelokan
kokotoran
kokotoran
Ngulang
Ngegel
Moe
ngulang
ngegel
moe
nykl
nyokot
dagi
cai
mocor
duk
gagaro
hulu
nyagg
m
abloka
n
ula
gl
mo
mulai dei
ngegel
moeken
mulai di
gl
mokn
No
Bahasa
Indonesia
Kosakata
Dasar
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
suhun
suhun
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
171
Lampiran 1 (lanjutan 14)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
No
Bahasa
Indonesia
343 Memeras
(kelapa, susu
sapi)
344 Menggosok
(gigi, lain)
345 Menguburka
n (bangkai
binatang)
346 Menguburka
n (jenazah)
347 Menghitung
348 Menyuruh
349 Menghidupk
an (api)
350 Merumputi
(tanaman)
Kosakata
Dasar
Meret
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis Fonemis
meret
mrt
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
diperes
diprs
Nyikat
nyikat
nyikat
disikat
disikat
Ngubur
bugang
ngubur
bangke
ubur
bak
ngubur
bugang
ubur
buga
Mendem
mayid
Milang
Miwarang
Mirun sene
mendem
mayid
ngetung
marentah
mirun api
mndm
mayid
tu
marntah
mirun api
dikuburken
dikuburkn
milang
miwarang
mirun sene
mila
miwara
mirun sene
Ngaresikan
ngaresikan
tatangkalan
arsikan
tatakalan
babala
babala
K. Penyakit
351
352
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
Batuk
Bekas luka
Bisu
Bisul
Luka yang
infeksi
Buta
Demam
Gondok
Nanah
Obat
Panu
Pingsan
Pusing
Sembuh
dari sakit
batuk
ceda
epe
bisul
bareh
batuk
ceda
pire
bisul
doklok
batuk
cda
pir
bisul
doklok
batuk
ceda
epe
bisul
bareh
batuk
cda
p
bisul
barh
lolong
panas
mendol
nanah
Landong
Hapur
Te eling
Riet
Waras
lolong
panas
gondok
nanah
obat
hapur
te eling
pusing
beteng
lolo
panas
gondok
nanah
obat
hapur
t li
pusi
bt
baong
panas
mendol
nanah
landong
panu
semaput
riet
waras
bao
panas
mndol
nanah
lando
panu
smaput
rit
waras
opat
opat welas
opat
opat wlas
opat
opat
belas
opat
opat blas
L. Bilangan dan Ukuran
366 Empat
367 Empat
belas
Opat
Opat
welas
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
172
Lampiran 1 (lanjutan 15)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
No
Bahasa
Indonesia
368 Lima
369 Lima belas
370 Enam
371 Enam puluh
372 Delapan
373 Delapan belas
374 Dua puluh
satu
375 Dua puluh
dua
376 Dua puluh
tiga
377 Dua puluh
empat
378 Dua puluh
lima
379 Dua puluh
enam
380 Dua puluh
tujuh
381 Dua puluh
delapan
382 Dua puluh
sembilan
383 Enam puluh
384 Satu betak
kecil (sawah,
ladang)
385 Satu petak
besar (sawah,
ladang)
386 Ukuran
kacang tanah
Kosakata
Dasar
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
lima
lima
lima welas
lima wlas
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis
Fonemis
lima
lima
limba belas lima blas
genep
genep puluh
gnp
genep
genep
genep puluh
delapan
delapan
welas
Sa likur
dlapan
dlapan
wlas
Sa likur
dualikur
Dua likur
Dua likur
Tilulikur
Tilu likur
Tilu likur
Opatlikur
Opat likur
Opat likur
Salawe
salawe
salaw
Genep
likur
Tujuh
likur
Dalapan
likur
Salapan
likur
Sawidak
geneplikur
gnplikur
tujuhlikur
tujuhlikur
Dalapan
likur
Salapan
likur
sawidak
Dalapn
likur
Salapan
likur
sawidak
dalapan
dalapan
belas
dua puluh
hiji
dau puluh
dua
dau puluh
tilu
dua puluh
opat
dua puluh
lima
dua puluh
genep
dua puluh
tujuh
dua puluh
dalapan
dua puluh
salapan
genep puluh
Sakotak
sakotak
sakotak
sakotak
gnp
gnp
puluh
dalapan
dalapan
blas
du apuluh
hiji
dua puluh
dua
dua puluh
tilu
dua puluh
opat
dua puluh
lima
dua puluh
gnp
dua puluh
tujuh
dua puluh
salapan
dua puluh
salapan
gnp
puluh
sakotak
Lega
sololombang
salolomba
lega
lga
Kiloan
parapatan
parapatan
kiloan
kiloan
lima
Lima
welas
Genep
Genep
puluh
Dalapan
Dalapan
belas
Sa likur
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
173
Lampiran 1 (lanjutan 16)
Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian)
M. Adat istiadat
No
Bahasa
Indonesia
387 Syukuran
389 Memberi doa
kepada
almarhum yang
sudah
meninggal
390 Acara
memperingati
bumi
Kosakata
Dasar
hamin
reewah
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis Fonemis
hamin
hamin
rewah
rwah
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis
Fonemis
hamin
hamin
ngarewahken arwahkn
Sedekah
bumi
sedekah
bumi
sedekah
bumi
sdkah
bumi
sdkah
bumi
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
174
Lampiran 2
Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
No
Bahasa
Indonesia
5
6
Bulu dada
Bulu kuduk
9
14
15
Dagu
Gigi seri
Gigi yang
tumbuhnya
bertumpuk
Gigi rusak
berwarna hitam
Hati
Isi tulang
Jantung
Janggut
Jari manis
Jari tengah
16
18
21
22
23
26
27
28
32
42
43
47
48
49
55
58
59
62
64
Kelingking
Ketiak
Mata kaki
Muka
Pantat
Paru-paru
Pelipis
Pusar
Rusuk
Siku
Tulang rahang
Ubun-ubun
65
66
Urat
Usus
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
bulu kiang
bulu kiya
bulu kiang
bulu kiya
janggot
gingsul
gingsul
jagot
gisul
gisul
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis
Fonemis
bulu
bulu
bulu
bulu bh
beheng
gado
gado
huntu seri
huntu sri
karehol
karhol
gupis
gupis
keesen
ksen
hati
polo
jajantung
jejenggot
cinggir
ramo nu
tengah
cicinggir
kelek
mata suku
benget
bokong
paru
plipis
puser
tulang iga
siku
careham
embunembun
hti
polo
jajantu
jjgot
cigir
ramo nu teah
hate
sum-sum
jantung
majanggot
jariji
jajangkung
ht
sum-sum
jajantu
majagot
jariji
cicigir
klk
mt suku
bt
boko
Paru
plipis
pusr
tula iga
Siku
carham
mbun-mbun
cinggir
ketek
cecekolan
benget
bujur
paru-paru
pipis
bujal
iga
sisiku
rahang
embunembunen
urat
pejit
Urat
pjit
urat
pejit
cigir
ktk
cckoln
bt
bujur
paru-paru
pipis
bujal
iga
sisiku
raha
mbunmbun
urat
pjit
jajaku
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
175
Lampiran 2 (Lanjutan 1)
Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
No
68
69
71
72
73
74
75
76
77
80
83
85
86
87
88
89
90
92
Bahasa
Indonesia
Saya
Kamu
Kita
Panggilan
untuk anak
laki-laki kecil
Penggilan
untuk gadis
kecil
Panggilan
untuk gadis
remaja
Panggilan
untuk lakilaki remaja
Panggilan
untuk lakilaki tua
Panggilan
untuk
perempuan
tua
Adik dari
suami
Anak tiri
Anak dari
cucu
Anak dari
saudara
kandung
Anak dari
saudara
ayah/ibu
Anak yang
tertua
Anak dari
saudara
ayah/ibu
Anak yang
termuda
Ayah dari
ayah/ibu
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
urang
ura
maneh
manh
urang
ura
endo
ndo
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis
Fonemis
abi
Abi
sia
Sia
sarerea
sarra
ceng
c
enong
no
neng
n
eneng
n
neng
n
ujang
uja
aa
Aa
ua
ua
mamang
mama
ibu/teh
ibu/th
bibi
Bibi
adi ipar
adi ipar
adi
Adi
anak pulung
cicit
anak pulu
cicit
anak tere
buyut
anak tr
Buyut
alo
alo
ponakan
Ponakan
alo
alo
ponakan
Ponakan
yayu
yayu
kaka
Kaka
kaka/ yayu
kaka/yayu
ponakan
Ponakan
bontot
bontot
bungsu
busu
bapung
bapu
aki
Aki
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
176
Lampiran 2 (Lanjutan 2)
Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
No
92
93
94
95
96
97
98
99
100
102
103
104
105
106
107
108
109
110
112
113
118
119
121
Bahasa
Indonesia
Ayah dari
ayah/ibu
Ayah tiri
Ibu
Ibu dari
ayah/ibu
Ibu tiri
Istri
Istri/suami
dari saudara
kandung
Istri/suami
saudara
suami/istri
Istri kakak
lakilaki/perempu
an ayah/ibu
Kakak lakilaki
Kakak
perempuan
Kakak lakilaki ayah
Atap
Atap dari
mambu
Dapur
Dinding dari
mambu
Dinding dari
kayu
Genting
Halaman
belakang
Jendela
Kain penutup
jendela kaca
Langit-langit
Parit
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
bapung
bapu
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
aki
Aki
bapa tere
embok
nini
bapa tr
mbok
nini
bapa
ema
eneh
Bapa
ma
neh
ibu tere
pamajikan
bibi
ibu tr
pamajikan
bibi
ibu tere
awewe
neng
ibu tr
aww
n
bibi
Bibi
adi ipar
adi ipar
bude untuk
perempuan
dan ua
untuk lakilaki
kaka
bud/ua
kaka ipar
kaka ipar
kaka
aang
aa
yayu
yayu
cece
cc
mamang
mama
uwa
Uwa
atep
pyan
atp
pyan
genteng
hatep
gnt
hatp
pedangan/
goa
pager
pdaan/goa
dapur
Dapur
pagr
bilik
Bilik
blagbag
blagbag
papan
Papan
gendeng
buruan
tukang
jendela
reregan
gnd
buruan
kenteng
ditukang
knt
dituka
jndla
rrgan
jndela
hordeng
jndla
hord
lalamuk
lebak
lalamuk
lbak
lalangit
solokan
lalait
Solokan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
177
Lampiran 2 (Lanjutan 3)
Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
No
123
124
127
132
135
137
138
139
140
141
142
143
144
147
148
149
151
152
153
155
156
157
158
159
160
161
163
167
170
171
173
Bahasa
Indonesia
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
bale
bal
emper
mpr
pelester
plstr
asep
asp
ruhak
ruhak
mungkal
mukal
teoh
teoh
besi
bsi
isuk
isuk
bukti
bukti
bulan
bulan
Ruang tamu
Teras
Lantai
Asap
Bara
Batu
Bawah
Besi
Besok
Bukti
Bulan (dalam
tahun)
Bulan purnama bulan
purnama
Bulan terbit
bulan kaluar
Deras (hujan)
hujan ageng
Deras (arus
sungai/mata
air)
Desa
Di bawah
Di samping
Di sana
Dua hari
mendatang
Dua hari yang
lalu
Dusun
Embun
Empat hari
mendatang
Empat hari
yang lalu
Fajar
Gerhana
Hari
Ini
Itu
Jalan (sempit)
bulan
purnama
bulan kaluar
hujan age
tarik
tarik
kampung
di teoh
di gigir
di ditu
pageto
kampu
di toh
di gigir
di ditu
pagto
dua poe nu
kamari
desa
ibun
opat poe
kaharep
opat poe
katukang
mata poe
gerhana
poe
ie
ituh
gang
dua po nu
kamari
dsa
ibun
opat po
kaharp
opat po
katuka
mata po
grhana
po
i
ituh
ga
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis
Fonemis
ruang tamu rua tamu
teras
tras
kramik
Kramik
hasep
hasp
areng
ar
batu
Batu
handap
Handap
besi
bsi
enjing
enji
nyata
Nyata
bulan
Bulan
bulan
purnama
erek peting
ageng
hujana
cai tarik
bulan
purnama
rk pti
age hujana
desa
di handap
di sisi
di ditu
dua poe nu
erek
kamari
dsa
di handap
di sisi
di ditu
dua po nu
rk
Kamari
kadus
remis
opat poe nu
erek
kamari
Kadus
rmis
opat po nu
rk
Kamari
isuk-isuk
samagaha
dinten
iye
itu
jalan
polosok
isuk-isuk
Samagaha
dintn
iy
Itu
jalan
polosok
cai tarik
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
178
Lampiran 2 (Lanjutan 4)
Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
No
174
175
176
178
179
180
181
184
185
186
187
188
Bahasa
Indonesia
Jurang
Kabut
Kanan
Kilat
Kiri
Kolam
(renang/pancing)
Ladang
Lereng
Malam
Mata air
Mega (hitam)
Mega (putih)
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
jurang
jura
ibun
ibun
kanan
kanan
gelap
glap
kede
kd
balong
balo
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
jungkrang
jukra
hasep
hasp
katuhu
katuhu
singkaban
sikaban
kenca
knca
balong
balo
kebon
gunung
peting
entuk
kabut
ampak-ampak
kebon
gagawir
wengi
liang cai
reek
pepedut
kbon
gagawir
wi
lia cai
rk
ppdut
musim
190 Musim hujan
rendeng
kbon
gunu
pti
ntuk
kabut
ampakampak
rnd
192 Pagi
isuk-isuk
isuk-isuk
193 Pagi sekali
194 Pasir
(halus/kasar)
196 Pematang
(sawah/ladang)
197 Sebentar
199 Senja
200 Siang
201 Sore
202 Sungai
207 Utara
208 Anting
209 Alas kaki
210 Jarik
211 Kalung
213 Kebaya
214 Kopiah
217 Dukun sunat
uput-uput
pasir
uput-uput
pasir
musim
hujan
enjingenjing
janari
kesik
tampingan
tampian
galengan
galan
sakedeng
burit
berang
burit
cai
lor
suweng
sendal
samping
kangkalung
kebaya
peci
tukang
nyunatan
juragan
sakd
burit
bra
burit
cai
lor
suw
sndal
sampi
kakalu
kbaya
pci
tuka
nyunatan
Juragan
sakedap
sarepna
tiberang
sore
lebak
kaler
anting
sandal
sinjang
kalung
kabaya
kopiah
paraji
sakdap
sarpna
tibra
sor
lbak
kalr
anti
sandal
sinja
kalu
kabaya
kopiah
paraji
benghar
bhar
218 Juragan
nji
janari
ksik
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
179
Lampiran 2 (Lanjutan 5)
Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
No
219
220
221
222
223
224
226
227
229
230
231
232
232
234
235
236
237
245
247
250
252
258
250
Bahasa
Indonesia
Kepala desa
Kaur pemerintah
Kaur
kesejahteraan
Kaur
pembangunan
Mekelar (rumah,
kendaraan)
Makelar
(kambing, sapi)
Pedagang besar
(grosir)
Pedagang kecil
(eceran)
Orang yang
memanen padi
Anak anjing
Ayam jantan
muda
Ayam betina
muda
Ayam betina
dewasa
Itik jantan muda
Itik betina muda
Ikan laut/tambak
Ikan
sungai/tambak
Anak tikus
Bunglon
Anak dahan
Batang
Bunga
Anak dahan
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
lurah
Lurah
kaur
Kaur
kaur
Kaur
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis Fonemis
kapalurah kapalurah
carik
carik
carik
carik
kaur
Kaur
carik
carik
calo
Calo
nyalo
nyalo
calo
Calo
nyalo
nyalo
toko
Toko
warung
waru
waru
ag
waru alit
dibuat
Dibuat
warung
ageng
warung
alit
panen
anjing
anji
jajanggar
jajagar
danten
dantn
danten
dantn
anak
anjing
hayam
jago
hayam
danten
indungna
anak
anji
hayam
jago
hayam
dantn
induna
entog
basur
gesek
lauk lebak
ntog
basur
gsk
lauk lbak
meri
meri
lauk laut
benter
mri
mri
lauk laut
bntr
cucurut
londok
pang
tangkal
kembang
pang
cucurut
londok
pa
takal
kmba
pa
berit
bunglon
sirung
dahan
kembang
sirung
brit
bulon
siru
dahan
kmba
siru
pann
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
180
Lampiran 2 (Lanjutan 6)
Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
No
Bahasa
Indonesia
258
259
Bunga
Cabai merah
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
kembang
kmba
cabe berem cab brm
260
Cabai hijau
cabe hijau
cab hijau
261
262
264
Cabai kecil
Cabang
Daun kacang
panjang
Daun ketela
rawit
pang
daun
kacang
daun budin
rawit
pa
daun kaca
gtah
jerami
dawegan
gtah
jrami
dawgan
budin
dengen
rujak
budin
dn
rujak
sampe
angen
lotek
samp
an
lotk
283
Getah
Jerami
Kelapa
(buah) yang
masih kecil
Ubi kayu
Sayuran
Buah-buahan
yang diberi
sambal
Bangun tidur
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis
Fonemis
kembang
kmba
sabrang
sabra brm
berem
sabrang
sabra hjo
hejo
cengek
ck
dahan
dahan
daun
daun kaca
kacang
daun
daun samp
sampe
getah
gtah
jarami
jarami
cengkir
cekir
huda pinh
Bekerja
Berbicara
Berenang
Berjalan
Berjongkok
gagaw
omo
rna
lmpa
totokro
gugah
bobo
damel
nyarios
ngojay
mapah
nagog
gugah bobo
284
285
286
287
288
289
garlut
gelut
glut
pagolokgolok
omong
sirungan
pagolok-golok
omo
pasea
pasa
siruan
jadi
jadi
293
Berkelahi
(dengan
tangan)
Berkelahi
(dengan katakata)
Berkembang
(pohon)
Berlari
hudang
pineh
gagawe
ngomong
renang
lempang
totongkron
g
garelut
lumpat
lumpat
lu-lumpatan
295
296
Berubah
Berobat
robah
barobat
robah
barobat
lulumpatan
beda
ditambaan
265
267
268
271
279
281
282
290
291
daun budin
daml
nyarios
ojay
mapah
nagog
bda
ditambaan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
181
Lampiran 2 (Lanjutan 7)
Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
No
Bahasa
Indonesia
298
300
301
302
303
305
Bertemu
Cuci (pakaian)
Datang
Duduk
Ingat
Kencing
306
Lari-lari kecil
307
308
309
310
311
Makan (nasi)
Marah
Melempar
Melihat
Memasak
(nasi)
Mamasak
(sayur)
Membawa
Membawa
dengan
punggung
Membawa
dengan tangan
di depan
Membawa di
pinggang
Membawa di
punduk
Membersihkan
Memberi
Memberi tahu
Memotong
(kayu)
Memperoleh
(sesuatu,
hadiah)
Mencium (bau)
Menarik benda
dengan hewan
Mendengar
Memejamkan
mata
312
314
316
318
320
321
322
323
324
327
328
329
330
331
332
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
patimu
patimu
nyeseh
nysh
datang
data
diuk
diuk
inget
iet
ngompol/
ompol/kii
kiih
h
lelempanga llmpaan
n
madang
mada
amarah
amarah
mabit
mabit
nyele
nyl
ngejo
jo
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis
Fonemis
pependak ppndak
nyesehan
nyshan
dongkap
dokap
calik
calik
emut
mut
ompol
ompol
lulumpatan
emam
ngambek
alung
ningali
nyangu
lu-lumpatan
nyelem
nylm
ngangen
aen
mawa
digandong
mawa
digando
nyandak
dipanggul
nyandak
dipagul
ditampek
ditampk
bopong
bopo
diais
diais
digondong digondo
panggul
pagul
tanggung
tagu
ngaresikan
mere
mere nyaho
nuar
arsikan
mr
mr nyaho
nuar
bebersih
dipasihan
dibejaan
ngagorok
bbrsih
dipasihan
dibjaan
agorok
menang
hadiah
mna
hadiah
kenging
ki
ngambean
nyered
amban
nyrd
kaambe
betot
kaamb
btot
kakuping
perem
kakupi
prm
kadangu
perem
kadau
prm
nam
ambk
alu
niali
nyau
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
182
Lampiran 2 (Lanjutan 8)
Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
No
Bahasa
Indonesia
334 Mengambil
daging sekerat
335 Mengalir (air)
336 Menggali
337 Menggaruk
(kepala, kulit)
338 Menggenggam
339 Mengotori
(lantai, baju)
340 Mengulangi
342 Menjemur
(baju, jagung,
kayu)
343 Memeras
(kelapa, susu
sapi)
344 Menggosok
(gigi, lain)
345 Menguburkan
(bangkai
binatang)
346 Menguburkan
(jenazah)
347 Menghitung
348 Menyuruh
349 Menghidupka
n (api)
350 Merumputi
(tanaman)
354 Bisu
356 Luka yang
infeksi
357 Buta
359 Gondok
361 Obat
362 Panu
363 Pingsan
364 Pusing
365 Sembuh dari
sakit
367 Empat belas
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
nyokot
nyokot dagi
daging
cai mocor
cai mocor
ngeduk
duk
gagaro hulu
gagaro hulu
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis
Fonemis
nyandak
nyandak
daging
dagi
mocor
mocor
ngali
gali
gagaro
gagaro
nyanggem
ngabelokan
nyaggm
ablokan
ngepel
kokotoran
pl
kokotoran
ngulang
moe
ula
mo
mulai dei
moeken
mulai di
mokn
meret
mrt
diperes
diprs
nyikat
nyikat
disikat
disikat
ngubur
bangke
ubur bak
ngubur
bugang
ubur
buga
mendem
mayid
ngetung
marentah
mirun api
mndm
mayid
tu
marntah
mirun api
dikuburken
dikuburkn
milang
miwarang
mirun sene
mila
miwara
mirun sene
ngaresikan
tatangkalan
pire
doklok
arsikan
tatakalan
pir
doklok
babala
babala
epe
bareh
p
barh
lolong
gondok
obat
hapur
te eling
pusing
beteng
lolo
gondok
obat
hapur
t li
pusi
bt
baong
mendol
landong
panu
semaput
riet
waras
bao
mndol
lando
panu
smaput
rit
waras
opat welas
opat wlas
opat belas
opat blas
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
183
Lampiran 2 (Lanjutan 9)
Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan
Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
No
Bahasa
Indonesia
371 Enam puluh
373 Delapan
belas
374 Dua puluh
satu
375 Dua puluh
dua
376 Dua puluh
tiga
377 Dua puluh
empat
378 Dua puluh
lima
379 Dua puluh
enam
380 Dua puluh
tujuh
381 Dua puluh
delapan
382 Dua puluh
sembilan
383 Enam puluh
385 Satu petak
besar
(sawah,
ladang)
386 Ukuran
kacang tanah
Dialek Karangpucung
(Desa Surusunda)
Ortografis
Fonemis
genep puluh genep
delapan
dlapan wlas
welas
salikur
salikur
sawidak
sawidak
sololombang salolomba
Dialek Wanareja
(Desa Majingklak)
Ortografis
Fonemis
genep puluh gnp puluh
delapan
dlapan blas
belas
dua puluh
du apuluh
hiji
hiji
dau puluh
dua puluh
dua
dua
dau puluh
dua puluh
tilu
tilu
dua puluh
dua puluh
opat
opat
dua puluh
dua puluh
lima
lima
dua puluh
dua puluh
genep
gnp
dua puluh
dua puluh
tujuh
tujuh
dua puluh
dua puluh
dalapan
salapan
dua puluh
dua puluh
salapan
salapan
genep puluh gnp puluh
lega
lga
parapatan
kiloan
dualikur
dalikur
tilulikur
tilulikur
opatlikur
opatlikur
salawe
salaw
geneplikur
gnplikur
tujuhlikur
tujuhlikur
dalapanlikur
dalapnlikur
salapanlikur
salapanlikur
parapatan
kiloan
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
184
Lampiran 3
Penggunaan kosakata dialek Sunda yang sudah mengalami percampuran
dengan bahasa Jawa di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung
9
11
26
32
47
Dagu
Darah
Jari manis
Ketiak
Pantat
jenggot
getih
cinggir
kelek
bokong
Dialek Sunda Desa
Bahasa Jawa
Surusunda Kecamatan
Karangpucung
Ortografis Fonemis Ortografis Fonemis
jenggot
janggot
jgot
jagot
getih
getih
getih
getih
cinggir
cinggir
cigir
cigir
kelek
kelek
kelek
kelek
bokong
bokong
boko
boko
59
90
sikut
bontot
sikut
bontot
sikut
bontot
sikut
bontot
sikut
bontot
pager
pager
pagr
pager
pagr
110
124
129
132
140
165
174
181
192
Sikut
Anak yang
termuda
Dinding dari
bambu
Genting
Teras
Api
Asap
Besok
Guntur
Jurang
Ladang
Pagi
gendeng
emper
api
asep
isuk
bledeg
jurang
kebon
Isuk-isuk
gendeng
emper
api
asep
ngesuk
bledeg
jurang
kebon
esuk-esuk
gendeng
emper
api
asep
isuk
beledeg
jurang
kebon
isuk-isuk
gnd
empr
api
asep
isuk
beledeg
jura
kebon
isuk-isuk
198
205
209
Selatan
Tenggara
Alas kaki
kidul
lor
sendal
kidul
lor
sendal
gnd
mpr
api
asep
esuk
bledeg
jura
kebon
suksuk
kidul
lor
sendal
kidul
lor
sendal
kidul
lor
sendal
213
237
246
268
269
286
348
349
374
Kebaya
Ikan laut
Anak tikus
Getah
Jerami
Berbicara
Menghitung
Menyuruh
Dua puluh
satu
Dua puluh
lima
Enam puluh
kebaya
gesek
cucurut
getah
jerami
ngomong
ngetung
marentah
salikur
kebaya
gesek
curut
getah
jerami
ngomong
ngetung
marentah
slikur
kebaya
gsk
curut
gtah
jrami
omo
etu
marentah
slikur
kebaya
gesek
cucurut
getah
jerami
ngomong
ngetung
marentah
salikur
kebaya
gsk
cucurut
gtah
jrami
omo
etu
marentah
salikur
salawe
slawe
slawe
salawe
salawe
sawidak
sewidak
sewidak
sawidak
Sawidak
No
108
378
371
Bahasa
Indonesia
Kosakata
Dasar
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
185
Lampiran 3 (lanjutan 1)
Penggunaan kosakata dialek Sunda yang sudah mengalami percampuran
dengan Bahasa Jawa di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja
No
56
107
135
137
214
232
235
274
279
290
363
Bahasa
Indonesia
Payu darah
Dapur
Bara
Batu
Kopiah
Ayam
jantan muda
Itik jantan
muda
Minyak
kelapa
Ubi jalar
Berkelahi
dengan
tangan
Pingsan
Ortografis
susu
dapur
areng
watu
kopiah
ayam jago
Fonemis
susu
dapur
ar
watu
kopiah
ayam jago
meri
meri
Dialek Sunda Desa
Majingklak Kecamatan
Wanareja
Ortografis
Fonemis
susu
susu
dapur
dapur
areng
ar
batu
batu
kopiah
kopiah
hayam
ayam jago
jago
meri
meri
Minyak
kelntik
boled
gelut
minyak
klentik
boled
gelut
minyak
klentik
bold
gelut
minyak
klentik
boled
gelut
minyak
klentik
bold
Gelut
Semaput
semaput
semaput
semaput
Semaput
Bahasa Jawa
Kosakata
dasar
susu
dapur
areng
batu
kopiah
Hayam
jago
meri
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
186
Lampiran 4
Peta Kabupaten Cilacap
Keterangan:
1. Kecamatan Dayeuhluhur
10. Kecamatan Patimuan
2. Kecamatan
Wanareja
11. Kecamatan Bantarsari
(kolom
berwarna
12. Kecamatan Kawunganten
yang
merah)
13. Kecamatan Jeruklegi
3. Kecamatan Majenang
14. Kecamatan Maos
4. Kecamatan Cimanggu
15. Kecamatan kampung laut
5. Kecamatan Cipari
16. Kecamatan Cilacap Selatan
6. Kecaamatan Karangpucung
17. Kecamatan Cilacap Tengah
(kolom
yang
berwarna
kuning)
18. Kecamatan Cilacap Utara
19. Kecamatan Adipala
7. Kecamatan Sidareja
20. Kecamatan Sampang
8. Kecamatan
21. Kecamatan Kroya
Gandrungmangu
9. Kecamatan Kedungreja
22. Kecamatan Binangun
23. Kecamatan Nusawungu
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
187
Lampiran 5
Peta Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
188
Lampiran 5 (Lanjutan 1)
Peta Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
189
Lampiran 6
Biodata Informan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Nama
: Mimin
Jnis Kelamain
: Perempuan
Tempat, tgl. lahir
: Majingklak, 12 September 1963
Pendidikan Terakhir
: SD (Sekolah Dasar)
Pekerjaan
: Buruh Tani
Tinggal di tempat ini sejak
: Lahir
Asal Orang Tua
: Desa Timbang
Bahasa Pertama . Bahasa Ibu
: Bahasa Sunda
Bahasa lain yang dikuasai
: Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia
Daerah / tempat yang pernah
dikunjungi
: Bandung dan Cilacap
Keperluan Berkunjung
: Pergi ke tempat saudara
Kedudukan dalam masyarakat
: Masyarakat
Bacaan (setiap hari /yang pernah
dibaca)
:Apakah (pernah / bisa menonton acara
TV)?
: Pernah
Apakah (pernah / bisa) mendengarkan
Siaran radio?
: Pernah
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
190
Lampiran 6 (Lanjutan 1)
Biodata Informan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Nama
: Nasriah
Jnis Kelamain
: Perempuan
Tempat, tgl. lahir
: Surusunda, 8 Maret 1968
Pendidikan Terakhir
: SD (Sekolah Dasar)
Pekerjaan
: Buruh Tani
Tinggal di tempat ini sejak
: Lahir
Asal Orang Tua
: Desa Surusunda
Bahasa Pertama . Bahasa Ibu
: Bahasa Sunda
Bahasa lain yang dikuasai
: Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia
Daerah / tempat yang pernah
dikunjungi
: Cilacap. Jakarta, Bogor
Keperluan Berkunjung
: Bekerja
Kedudukan dalam masyarakat
: Masyarakat
Bacaan (setiap hari /yang pernah
dibaca)
:Apakah (pernah / bisa menonton acara
TV)?
: Pernah
Apakah (pernah / bisa) mendengarkan
Siaran radio?
: Pernah
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
191
Lampiran 6 (Lanjutan 2)
Biodata Informan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Nama
: Sudirno
Jnis Kelamain
: Laki Laki
Tempat, tgl. lahir
: Surusunda, 16 Oktober 1961
Pendidikan Terakhir
: SD (Sekolah Dasar)
Pekerjaan
: Buruh Tani
Tinggal di tempat ini sejak
: Lahir
Asal Orang Tua
: Desa Surusunda
Bahasa Pertama . Bahasa Ibu
: Bahasa Sunda
Bahasa lain yang dikuasai
: Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia
Daerah / tempat yang pernah
dikunjungi
: Cilacap, Cianjur, Banjar dan Tasik
Keperluan Berkunjung
: Pergi ke tempat saudara
Kedudukan dalam masyarakat
: Masyarakat dan Kuncen
Bacaan (setiap hari /yang pernah
dibaca)
:Apakah (pernah / bisa menonton acara
TV)?
: Pernah
Apakah (pernah / bisa) mendengarkan
Siaran radio?
: Pernah
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
192
Lampiran 6 (Lanjutan 3)
Biodata Informan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Nama
: Martadireja
Jnis Kelamain
: Laki-laki
Tempat, tgl. lahir
: Majingklak, 22 Januari 1960
Pendidikan Terakhir
: SD (Sekolah Dasar)
Pekerjaan
: Buruh Tani
Tinggal di tempat ini sejak
: Lahir
Asal Orang Tua
: Desa Majingklak
Bahasa Pertama . Bahasa Ibu
: Bahasa Sunda
Bahasa lain yang dikuasai
: Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia
Daerah / tempat yang pernah
dikunjungi
: Cirebon, Tasik, dan Ciamis
Keperluan Berkunjung
: Bekerja dan pergi ke tempat saudara
Kedudukan dalam masyarakat
: Masyarakat
Bacaan (setiap hari /yang pernah
dibaca)
:Apakah (pernah / bisa menonton acara
TV)?
: Pernah
Apakah (pernah / bisa) mendengarkan
Siaran radio?
: Pernah
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
193
Lampiran 6 (Lanjutan 4)
Biodata Informan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Nama
: Naedi
Jnis Kelamain
: Laki-laki
Tempat, tgl. lahir
: Majingklak, 10 Maret 1960
Pendidikan Terakhir
: SD (Sekolah Dasar)
Pekerjaan
: Buruh Tani
Tinggal di tempat ini sejak
: Lahir
Asal Orang Tua
: Desa Majingklak
Bahasa Pertama . Bahasa Ibu
: Bahasa Sunda
Bahasa lain yang dikuasai
: Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia
Daerah / tempat yang pernah
dikunjungi
: Yogyakarta, Banyumas dan Jakarta
Keperluan Berkunjung
: Pergi ke tempat saudara
Kedudukan dalam masyarakat
: Masyarakat
Bacaan (setiap hari /yang pernah
dibaca)
:Apakah (pernah / bisa menonton acara
TV)?
: Pernah
Apakah (pernah / bisa) mendengarkan
Siaran radio?
: Pernah
PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.
Download