11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian yang Relevan Dalam penelitian yang membahas tentang dialek sudah sudah ada beberapa tahun yang lalu. Penelitian yang dimaksud ialah penelitian yang sudah meneliti bahasa dialek Sunda atau kasus-kasus penelitian hampir mirip dengan penelitian yang akan penulis lakukan, tetapi peneliti meyakini bahwa penelitian yang penulis akan lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah ada atau yang penulis cantumkan sebagai penelitian relevan. Penelitian yang sudah ada yaitu pada tahun 2010 dan 2015 yang mengangkat judul: 1. Penelitian yang diambil sebagai penelitian relevan berjudul: Studi Komparatif Penggunaan Dialek Sunda di Kecamatan Cimanggu dengan Dialek Sunda di Kecamatan Dayeh Luhur (kajian dialektologi) Penelitian diatas adalah penelitian yang ditulis oleh Linawati dari FKIP UMP. Penelitian yang ditulis oleh Linawati merupakan penelitian dialektologi yang membahas bidang fonologis dan semantis, penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cimanggu dan Kecamatan Dayeh Luhur. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Linawati dengan penelitian yang penulis ajukan adalah pada bagian tempat penelitian, tempat penelitian yang dilakukan oleh Linawati merupakan tempat yang warga masyarakatnya masih murni menggunakan bahasa Sunda, jika penelitian yang akan penulis ajukan dilakukan di tempat yang warga masyarakatnya mempunyai dua bahasa yaitu bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Penulis meyakini penelitian yang dilakukan oleh Linawati dengan Penulis berbeda. 11 PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 12 2. Selain penelitian yang ditulis oleh Linawati, peneliti juga mengambil penelitian lainnya dengan judul: Perbedaan Fonologis dan Semantis Dialek Perbatasan Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas Penelitian diatas merupakan penelitian yang ditulis oleh Yeni Arista dari FKIP UMP pada tahun 2015. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Arista melakukan penelitian di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas dan dalam penelitiannya hanya meneliti dialek dari segi fonologis dan semantisnya saja. Persamaannya hanya sama-sama membahas bidang fonologis dan semantis, tetapi penulis juga membahas tentang faktor yang mempengaruhi perbedaan penggunaan dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dengan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Penulis meyakini bahwa penelitian yang peneliti ajukan ini berbeda dengan penelitian sebelum-sebelumnya yang sudah dilakukan. Jika penelitian sebelumnya melakukan penelitian di tempat yang memliki bahasa yang sama beda lagi dengan penelitian yang penulis ajukan. Tempat yang akan menjadi tempat penelitian itu masih memiliki dua bahasa yaitu bahasa Sunda dan Jawa. Jika penelitian yang sudah ada meneliti daerah yang mempunyai bahasa yang sama, sama-sama bahasa Sunda atau sama-sama bahasa Jawa, tetapi penelitian yang penulis ajukan dilakukan di tempat yang memiliki dua bahasa yaitu bahasa Sunda dan Jawa, tetapi penulis tetap memfokuskan penelitian di bahasa Sunda sesuai judul yang diajukan, dengan begitu penelitian yang penulis ajukan tidak akan mengalami kesamaan isi dengan penelitian yang sebelumnya atau yang sudah ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan diajukan oleh penulis masih original dan belum ada penulis yang meneliti permasalahan tersebut sebelumnya dan penulis mampu mempertanggungjawabkan hasil dari penelitian yang penulis lakukan.. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 13 B. Bahasa 1. Pengertian Bahasa Menurut Poerwadarminta, (80, 2007) bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang dipakai oleh suatu masyarakat dalam suatu daerah tertentu untuk berinteraksi, bercakap muka dengan masyarakat lain, melakukan tingkah laku yang baik dan mempunyai sifat sopan santun kepada setiap masyarakat lainnya. Rumusan yang hampir sama dinyatakan oleh Lyons (dalam Aslinda dan Leni Syafyahya 2010: 1), bahwa bahasa adalah most of them here taken the views that languages are system of symbols, designed, as it were, for the purpose of communications (kebanyakan dari mereka di sini berpandangan bahwa bahasa adalah sistem simbol yang dirancang untuk berkomunikasi). Berdasarkan pendapat Lyons, dapat dikatakan bahwa bahasa bersistem, berwujud simbol, yang dimaksud berwujud simbol adalah dapat kita lihat dan kita dengar dalam lambang, serta bahasa juga digunakan oleh masyarakat seharihari untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Pada hakekatnya bahasa dipergunakan oleh manusia dalam segala aktivitas kehidupan. Reching Koen (dalam Aslinda dan Leni, 2010:2) menyatakan, bahwa hakikat bahasa bersifat (a) mengganti, (b) individu, (c) kooperatif, dan (d) serta sebagai alat komunikasi sehari-hari. Selain empat hakikat bahasa diatas, Chaer (2004: 11-14) juga mengatakan, bahwa hakikat bahasa itu ada 8 butir. Delapan butir hakikat bahasa itu yaitu: (a) bahasa merupakan sebuah sistem sistem, (b) bahasa terdiri dari lambang-lambang, (c) bahasa bersifat arbitrer, (d) bahasa bersifat konvensional, (e) bahasa bersifat produktif, (f) bahasa bersifat dinamis, (g) bahasa beragam, (h) bahasa dalah PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 14 manusiawi. Delapan butir hakikat bahasa tersebut, dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan hal paling penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasa manusia lebih mudah dalam beraktivitas, berinteraksi, bekerja sehari-hari dengan masyarakat lainnya. Chaer (2003:30) juga menambahkan bahwa bahasa itu adalah satu sistem, sama dengan sistem-sistem lain, yang sekaligus bersifat sistematis dan bersifat sistemis. Jadi, bahasa itu bukan merupakan satu sistem tunggal melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem, subsitem yang dimaksud adalah (fonologi, sintaksis, dan leksikon). Sistem bahasa ini merupakan sistem lambang, hanya saja sistem lambang bahasa ini berupa bunyi, bukan gambaran atau tanda lain dan bunyi itu adalah bunyi bahasa yang dilahirkan oleh alat ucap manusia yang dituturkan oleh manusia. Bahasa itu bersifat produktif. Bahasa bersifat produktif adalah dengan sejumlah unsur yang terbatas tersebut dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu, (Chaer, 2012:49). Bahasa itu bersifat dinamis, maksudnya, bahasa itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan tersebut dapat terjadi pada bidang: fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, dan leksikon. Perubahan tersebut dapat terjadi pada setiap waktu, mungkin saja ada kosa kata baru yang muncul tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam atau sudah disepakati oleh masyarakat didaerah tersebut untuk tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari, (Chaer, 2012: 53). Bahasa bersifat manusiawi. Artinya, bahasa sebagai alat komunikasi verbal hanya dimiliki oleh manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa seperti manusia, yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi berupa bunyi atau gerak isyarat, itu menandakan tidak bersifat produktif dan tidak PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 15 dinamis. Padahal manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara naluriah, melainkan dengan cara belajar. Tanpa belajar manusia tidak akan bisa berbahasa. Hewan tidak mempunyai kemampuan untuk mempelajari bahasa manusia karena hewan tidak memiliki akal dalam dirinya, Oleh karena itulah dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi, hanya dimiliki oleh manusia, (Chaer, 2012:58). Dengan pengertian-pengertian bahasa menurut para ahli di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa pegertian bahasa secara umum adalah suatu lambang bunyi yang dipakai oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi, bahasa juga merupakan suatu sistem, sistem yang dimaksud adalah sistem lambang yang sama dengan lambang lainnya. Hanya yang di maksud dari lambang bahasa ini adalah lambang bunyi bahasa yang dilahirkan oleh alat ucap manusia. Selain itu bahasa juga berifat produktif, dinamis dan manusiawi. 2. Fungsi Bahasa Masyarakat setiap hari sudah pasti menggunakna bahasa untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Pada dasarnya bahasa sudah menyatu dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Bahasa juga merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang baik pikiran dan perasaan. Melalui bahasa masyarakat mampu berkomunikasi dengan baik, mampu menerapkan etika-etika dalam berkomunikasi. Dengan begitu jika masyarakat mampu berkomunikasi dengan etika-etika yang baik maka sudah pasti lawan bicara juga dapat memberikan respon yang positif dan dapat dipahami maksud dan tujuan dari tuturan yang dituturkan oleh manusia tersebut. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 16 Keraf (1979:17) menyatakan bahwa fungsi bahasa dibagi menjadi empat bagian yaitu: a. Untuk tujuan praktis: untuk mengadakan komunikasi atau berhubungan dengan masyarakat lainnya dalam pergaulan sehari-hari. b. Untuk tujuan aristik: dimana manusia mengolah dan mempergunakan bahasa itu dengan cara seindah-indahnya atau sebaik-baiknya guna pemusaran rasa estetis manusia itu sendiri. c. Menjadi kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain. d. Tujuan filologis: untuk mempelajari naskah-naskah tua untuk menyelidiki latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan dan adat istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri. 3. Ragam Bahasa Sebagai sebuah langue bahasa mempunyai sistem dan subsistem yang dipahami sama oleh semua penutur bahasa itu. Namun, karena penutur bahasa tersebut berada dalam masyarakat tutur yang berbeda-beda menjadikan sebuah ragam bahasa atau tuturan yang dituturkan tidak sama. Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi, terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu. Keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas. Misalnya, bahasa Inggris yang digunakan hampir di seluruh dunia; bahasa Arab yang luas wilayahnya dari Jabal Thariq di Afrika Utara sampai ke perbatasan Iran (dan juga sebagai PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 17 bahasa agama Islam dikenal hampir di seluruh dunia); dan bahasa Indonesia yang wilayah penyebarannya dari Sabang sampai Merauke. Ragam bahasa atau variasi bahasa ini terbagi menjadi dua pandangan. Pandangan pertama, variasi bahasa atau ragam bahasa itu dilihat akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasai atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi atau berkomunikasi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Hartman dan Stork (dalam, Chaer, 2004: 62) membedakan variasi atau ragam bahasa berdasarkan tiga kriteria, kriteria pertama adalah (a) latar belakang geografi dan sosial penutur, (b) medium yang digunakan, dan (c) pokok pembicaraan. Menurut Haliday membedakan ragam bahasa berdasarkan (a) pemakai yang disebut dialek, dan (b) pemakai yang disebut register. Variasi atau ragam bahasa itu pertama-tama dibedakan berdasarkan penutur dan penggunaanya, berdasarkan penutur berarti, siapa yang menggunakan bahasa tersebut, di mana penutur tersebut tinggal, bagaimana kedudukan sosialnya di dalam masyarakat, apa jenis kelamin penutur tersebut, dan kapan bahasa itu digunakan oleh penutur. Berdasarkan penggunaanya, berarti bahasa itu digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa jalur dan alatnya, dan bagaimana situasi keporfalannya. Menurut (Chaer, 2004: 62) Variasi bahasa dibagi menjadi empat jenis. Keempat jenis variasi tersebut adalah Variasi dari segi penutur yang di dalamnya terdapat idiolek, dialek, sosiolek. Kedua ada variasi dari segi penutur, yang ketiga variasi dari segi pemakaian yang ke empat ada variasi dari segi keformalan dan yang terakhir ada variasi dari segi sarana. Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 18 pokok dalam studi sosiolinguistik. Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi bukan hanya penuturnya yang tidak homogen tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Adapun penjelasan variasi bahasa tersebut adalah sebagai berikut: a. Variasi dari Segi Penutur 1) Idiolek Variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasanya atau idioleknya masing-masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Namun yang paling dominan adalah “warna” suara itu, sehingga jika penutur cukup akrab dengan penutur lainnya, hanya dengan mendengar suara bicaranya tanpa melihat orangnya kita dapat mengenalinya. “Warna” suara tersebut dimiliki setiap orang dan sudah pasti setiap orang memiliki “warna” suara yang berbeda-beda, dengan perbedaan tersebut maka penurut yang sudah terbiasa dengan penutur lainnya akan mudah memahami setiap tuturan yang diucapkan. Jadi konsep idiolek merupakan konsep yang menekankan pada ragam bahas yang unik pada seorang individu. Hal ini diwujudkan dengan pola pemilihan kosakata, tata bahasa atau pelafalan yang unik pada setiap orang. 2) Dialek Variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu. Karena dialek ini didasarkan pada PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 19 wilayah atau area tempat tinggal penutu, maka dialek ini lazim disebut dialek regional, dialek sosial, dan dialek temporal. Dialek regional, yaitu dialek yang ciricirinya dibatasi oleh tempat. Sering juga dsebut dialek area karena dialek regional biasanya berkembang diatu daerah tertentu, artinya orang luar di wilayah itu tidak akan paham dengan dialek yang dimaksud. Dialek sosial, yaitu dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu. Misalnya, orang yang berada di kalangan keraton pasti memliki dialek yang berbeda dengan orang-orang di luar keraton, orang-orang yang berada di lingkungan kantor pasti berbeda dialeknya dengan dialek yang berada di komunitas pasar. Dialek temporal, yaitu dialek yang berada dari waktu ke waktu. Dialek ini hanya berkembang pada kurun waktu tertentu dan bila sudah berganti masa maka dialek itu sudah tidak ada lagi. Hal ini bisa dilihat dari ejaan, cara penulisan, dan pengucapannya. Penggunaan istilah dialek dan bahasa dalam masyrakat umum memang seringkali bersifat ambigu. Secara linguistik jika masyarakat tutur masih saling mengerti, maka alat komunikasinya adalah dua dialek dari bahasa yang sama. Namun, secara politis, meskipun dua masyarakat tutur bahasa saling mengerti satu sama lain dan karena kedua laat komunikasi verbalnya mempunyai kesamaan sistem dan subsistem, tetapi keduanya dianggap sebagai dua bahasa yang berbeda. Bidang studi linguistik yang mempelajari dialek-dialek ini adalah dialektologi. Bidang studi ini dalam kerjanya berusaha membuat peta batas-batas dialek dari sebuah bahasa yang ada, yakni dengan cara membandingkan bentuk dan makna kosakata yang digunakan dalam dialek-dialek itu. Peta kebahasaan tersebut yang nantinya akan membedakan antara dialek satu dengan dialek yang lainnya. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 20 3) Sosiolek Variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Variasi ini menyangkut semua maslah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya. Berdasarkan usia, kita bisa lihat perbedaan variasi bahasa yang digunakan oleh anak-anak, para remaja, orang dewasa, dan orang-orang tergolong lansia (lanjut usia). Perbedaan variasi bahasa di sini bukanlah yang berkenaan dengan isinya, isi pembicaraan, melainkan perbedaan dalam bidang morfologi, sintaksis, dan juga kosakata. b. Variasi dari Segi Pemakaian Variasi bahasa ini berkenaan dengan penggunaanya, pemakainnya, atau fungsinya disebut fungsiolek (dalam Chaer, 2004: 68), ragam, atau register. Variasi bahasa ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan apa atau dalam bidang apa. Variasi bahasa berdasarkan segi pemakaian menyangkut bahsa itu digunakan untuk keperluan atau bidang tertentu seperti, sastra, jurnalistik, militer, pertanian, dan lain sebagainya. Variasi bahasa dari segi pemakaian ini yang paling tampak cirinya adalah dalam hal kosakata yang digunakan oleh setiap manusia dalam pengucapakan kosakata. c. Variasi dari Segi Keformalan Berdasarkan tingkat keformalannya, (dalam Chaer, 2004: 70) menjelaskan bahwa variasi bahasa atas lima macam gaya. Lima macam gaya tersebut yaitu PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 21 (Inggris), yaitu gaya atau ragam baku (frozen) gaya atau ragam bahasa yang paling formal yang digunakan pada siatuasi hikmat. Gaya atau ragam resmi (formal) gaya atau ragam bahasa yang biasa digunakan pada pidato kenegaraan, rapat dinas, surat menyurat, dan lain sebagainya. Gaya atau ragam usaha (konsultatif) variasi bahasa yang lazim dalam pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau produksi. Gaya atau ragam santai (casual) ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi, dan gaya atau ragam akrab (intimate) merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab atau dalam lingkungan keluarga. d. Variasi dari Segi Sarana Variasi bahasa pertama yang kita lihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tulis, atau juga ragam dalam berbahasa dengan menggunakan sarana, atau alat tertentu, yakni misalnya dalam bertelpon dan bertelegraf. Adanya ragam bahasa lisan dan ragam dan ragam bahasa tulis didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa lisan dan bahasa tulis memiliki wujud struktur yang tidak sama. Adanya ketidaksamaan wujud struktur ini adalah karena dalam berbahasa lisan atau dalam menyampaikan informasi secara lisan, kita dibantu oleh unsur-unsur nonsegmental atau unsur nonlinguistik yang berupa nada suara, gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan sejumlah gejala-gejala fisik lainnya. (Chaer, 2004, 61-70). C. Bahasa Sunda Bahasa Sunda adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu Polinesia dalam rumpun bahasa Autronesia. Bahasa dituturkan oleh setidaknya 42 juta orang dan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 22 merupakan bahasa ibu dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa Jawa. Bahasa Sunda dituturkan di hampir seluruh provinsi Jawa Barat dan Banten, serta wilayah barat Jawa Tengah mulai dari kali Brebes (Sungai Cipamali) di wilayah Kabupaten Brebes dan kali Serayu (Sungai Ciserayu) di Kabupaten Cilacap, di bagian kawasan Jakarat, serta di seluruh provinsi di Indonesia dan luar negeri yang menjadi daerah urbanisasi Suku Sunda. Dari segi linguistik, bersama bahasa Baduy, bahasa Sunda membentuk suatu rumpun bahasa Sunda yang dimasukan ke dalam rumpun bahasa Melayu-Sumbawa, dalam bahasa Sunda mengenal kata dialek, dialek atau yang dikenal dalam bahasa Sunda adalah basa wewengkon merupakan bahasa Sunda yang mempunyai ragam, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda Jawa Tengahan yang mulai tercampur Bahasa Jawa. Para pakar bahasa biasanya mebedakan enam dialek yang berbeda-beda. Dialek-dialek ini adalah: 1. Dialek Barat (Bahasa Banten) Dialek Barat dituturkan didaerah Banten dan Lampung. 2. Dialek Utara Dialek utara mencakup daerah Sunda utara termasuk Kota Bogor dan sebagian daerah Pantura. 3. Dialek Selatan (Priangan) Dialek Selatan adalah dialek Piangan yang mencakup Kota Bandung dan Sekitarnya. 4. Dialek Tengah Timur Dialek tengah timur adalah dialek yang berada di sekitar Kabupaten Indramayu. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 23 5. Dialek Timur Laut (termasuk Bahasa Sunda Cirebon) Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, juga sebagian Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal di Jawa Tengah. 6. Dialek Tenggara Dialek tenggara adalah dialek sekitar Kabupaten Ciamis juga Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas di Jawa Tengah. Bahasa Sunda Kuna adalah bentuk bahasa Sunda yang ditemukan pada beberapa catatan tertulis, baik di batu (prasasti) maupun lembaran daun kering (lontar). Tidak diketahui apakah bahasa ini adalah dialek tersendiri atau merupakan bentuk yang menjadi pendahulu bahasa Sunda modern. Bahasa Sunda terutama ditertuturkan di sebuah barat pulau Jawa, di daerah yang dijuluki Tatar Sunda (Pasundan). Bahasa Sunda juga dituturkan dibagian barat Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Brebes dan Cilacap, dikarenakan wilayah ini dahulunya berada dibawah kekuasaan Kerajaan Galuh. Banyak nama-nama tempat di Cilacap yang masih merupakan nama Sunda dan bukan menggunakan nama Jawa seperti Kecamatan Dayeuhluhur, Cimanggu, dan sebagainya. Menurut beberapa pakar bahasa Sunda sampai sekitar abad ke-6 wilayah penuturnya sampai disekitar Dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah, berdasarkan nama “Dieng” yang dianggap sebagai nama Sunda (asal kata dihyang yang merupakan kata bahasa Sunda kuna). Seiring transmigrasi dan imigrasi yang dilakukan etnis Sunda, Penutur bahasa ini telah menyebar sampai kelaut pulau Jawa. Misalkan di lampung, Sumatra, Selatan, PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 24 Jambi, Riau, Kalimantan Barat dan Sulawesi Tenggara dimana penduduk etnis Sunda dengan Jumlah signifikan menetap di daerah luar Pasundan tersebut (dalam, Wikipedia 2016). D. Dialektologi 1. Pengertian Dialektologi Dialektologi berasal dari paduan kata dialek yang berarti „variasi bahasa‟ dan logi berarti „ilmu‟. Berdasarkan etimologi, dialektologi adalah ilmu yang mempelajari dialek atau ilmu yang mempelajari variasi bahasa. Dialektologi, yang didefinisikan sebagai ilmu tentang dialek, pada dasarnya merupakan cabang dari lingustik yang lahir sebagai reaksi terhadap “hukum perubahan bunyi tanpa kecuali”, yang dikemukakan kaum Neogrammarian. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dalam berbagai literatur pembicaraan tentang dialektologi merupakan salah satu bagian dari pembicara dalam linguistik komperatif (Mahsun 1995: vii). Meillet (dalam Zulaeha, 2010: 3) menyatakan bahwa ciri utama dialek adalah perbedaan atau karangan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan. Selain ciri khusus yang dikemukakan Meillet, ada dua ciri umum yang dimiliki dialek, yaitu (1) dialek merupakan seperangkat bentuk ujaran lokal (setempat) yang berbeda-beda yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih saling mirip dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama. Dan (2) dialek tidak harus mengambil semua bentuk ujaran dari sebuah bahasa. Pada perkembangannya tersebut, kemudian salah satu dialek yang kedudukannya sederajat itu sedikit demi sedikit bisa diterima PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 25 sebagai bahasa baku oleh seluruh daerah karena masyarakat bisa menerima dan menggunakan bahasa tersebut dengan masyarakat lainnya. 2. Dialektologi dan Geografi Sebagai disiplin ilmu yang mengkaji perbedaan unsur-sunsur kebahasaan yang berkaitan dengan faktor geografis, yang salah satu aspek kajiannya adalah pemetaan perbedaan-perbedaan unsur-unsur kebahasaan yang terdapat di antara daerah-daerah pengamatan dalam penelitian. Dialektologi dalam kajiannya membutuhkan pengetahuan yang berkaitan dengan letak geografi. Dalam hal ini berkaitan dengan pemetaan, fungsi dari pemetaan tersebut adalah sebagai upaya untuk memvisualisasikan letak geografis yang menjadi tempat digunakan suatu bentuk bahasa tertentu. Namun, dengan penyebutan bahwa suatu bentuk bahasa tertentu digunakan pada daerah pengamatan tertentu yang berbeda dengan daerah pengamatan yang lainnya, padahal untuk menyatakan makna yang sama jelas-jelas mengacu kepada dimensi geografi. Oleh karena itu, disinilah letak hubungan atau keterkaitan yang erat antara kajian dialektologi dengan ilmu geografi. (Mahsun, 1995:20). E. Dialek 1. Pengertian Dialek Dialek berasal dari kata Yunani dialektos yang berpandangan dengan logat. Kata dialektos ini mula-mula digunakan untuk menyatakan sistem kebahasaan yang digunakan oleh suatu masyarkat yang berbeda dari mayarakat lainnya yang PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 26 bertetangga tetapi menggunakan sistem yang erat hubungannya. Sementara itu, Keraf (dalam Zulaeha 2010:1) menyatakan dengan menggunakan istilah geografi dialek adalah suatu cabang ilmu bahasa yang khusus mempelajari variasi-variasi bahasa berdasarkan perbedaan fonologi, morfologi, sintaksis, leksikon, dan semantik. Dialek suatu daerah bisa diketahui berdasarkan tata bunyinya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda. 2. Pembeda Dialek Perbedaan dialek dapat disebabkan oleh beberapa faktor, faktor yang menunjang berbedanya dialek disuatu tempat ialah faktor geografis dan faktor sosial. (Zulaeha, 27:2010) menjelaskan bahwa perbedaan dialek dapat dipenggaruhi oleh faktor geografi, dengan adanya dialek geografi yang merupakan cabang linguistik yang bertujuan mengkaji semua gejala kebahasaan secara cermat yang disajikan berdasarkan peta bahasa yang ada, dan variasi pemakaian bahasa yang ditentukan oleh perbedaan wilayah pemakaian. Faktor sosial, faktor sosial juga bisa disebut sebagai dialek sosial, yang diamksud sebagai dialek sosial adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh kelompok tertentu yang membedakannya dari kelompok masyarakat lainnya. Kelompok itu terdiri atas pekerjaan, usia, kegiatan, jenis kelamin, pendidikan, dan sebagainya. Dalam perkembangannya, dialek sosial dalam kajian dialektologi mengacu pada dialek yang dituturkan oleh penutur di daerah tertentu dengan variabel sosial yang lain meskipun mereka berada dan berasal di daerah yang sama (Zulaeha, 29: 2010). PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 27 Nadra dan Reniwati (2009: 23) menjalskan bahwa pada tingkat dialek, perbedaan atau variasi tersebut dapat dibedakan menjadi lima unsur. Kelima unsur perbedaan itu ialah unsur perbedaan fonologis, morfologis, sintaksis, dan semantis. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil dua unsur pembeda dialek yaitu unsur fonologis dan semantis. Setiap ragam bahasa dipergunakan di satu daerah tertentu, dan lambat laun terbentuklah anasir kebahasaan yang berbeda-beda pula, seperti dalam lafal, tata bahasa, dan tata arti. dalam, (Ayatrohaedi, 1979: 3-5). Perbedaan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu perbedaan fonetik dan perbedaan semantis. a. Perbedaan fonologis, perbedaan fonologi biasanya si pemakai dialek atau bahasa yang bersangkutan tidak menyadari adanya perbedaan tersebut. b. Perbedaan semantis, yaitu dengan terciptanya kata-kata baru berdasarkan perubahan fonologis atau geseran bentuk. Dalam peristiwa tersebut, biasanya terjadi pula geseran makna kata itu. Geseran tersebut bertalian dengan dua corak, yaitu sinonim dan homonim. Dalam hal ini, sinonim atau padan kata atau sama makna adalah pemberian nama (penanda) yang berbeda utuk suatu objek (petanda) yang sama dibeberapa tempat yang berbeda. Geseran yang dikenal dengan homonim yaitu pemberian nama yang sama untuk hal yang berbeda di beberapa tempat yang berbeda. Pada penelitian perbandingan dialek Bahasa Sunda di Kecamatan Karangpucung dengan Kecamatan Wanareja, peneliti mengambil dua perbandingan dialek bahasa Sunda Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Dua perbandingan tersebut yang nantinya akan menjadi dasar perbandingan yang akan diteliti, perbedaan tersebut meliputi fonologis dan semantis. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 28 Perbedaan fonologis merupakan perbedaan dalam lafal. Perbedaan lafal dapat disebbkan karena terjadinya gejala bahasa. Gejala bahasa meliputi penambahan fonem, penghilangan fonem, kontraksi, metatesis, dan adaptasi. a. Penambahan fonem adalah gejala bahasa yang berupa bertambahnya satu atau lebih fonem dalam suatu kata. Penambahan fonem dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu protesis, epentesis, dan paragog. Protesis adalah penambahan fonem di depan kata, contoh: ayuh menjadi hayuh ayuh) gah menjadi egah tidak mau). Epentesis adalah penambahan fonem di tengah kata, contoh: motor menjadi montor sepeda motor). Paragog adalah penambahan fonem di akhir kata, contoh: roko menjadi rokok rokok) nya menjadi nyah ia). b. Penghilangan atau penanggalan fonem merupakan gejala bahasa yang berupa hilangnya satu atau lebih dibedakan menjadi tiga macam, yaitu afaresis, sinkop, dan apokop. Afaresis adalah penghilangan fonem atau penanggalan fonem di awal kata, contoh: hasep menjadi asep asap). Sinkop adalah penghilangan fonem atau penanggalan fonem ditengah kata, contoh: getah menjadi gtah getah). Apokop adalah penghilangan fonem atau penanggalan fonem di akhir kata, contoh: ituh menjadi itu itu). Kontraksi merupakan gejala bahasa yang memeprlihatkan adanya satu atau lebih fonem yang dihilangkan. Kadang-kadang ada perubahan atau penggantian fonem, contoh: masih aya menjadi aya keneh masih ada). c. Metatesis merupakan gejala bahasa yang memeperlihatkan pertukaran tempat satu atau beberapa fonem, contoh: hujan age menjadi ageng hujana (deras hujan) PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 29 Perbedaan Semantis adalah ilmu yang membicarakan makna atau arti sebuah bahasa, dalam semantis juga membahas tentang kaosakata-kosakata baru berdasarkan perubahan fonologis atau geseran bentuk dan bentuk kata yang berbeda. Perbedaan semantis tersebut masih memiliki pertalian antara makna yang digunakan di daerah pengamatan tertentu dengan makna yang digunakan pada daerah pengamatan yang lainnya. Perbedaan itu terjadi karena pemberian konsep lebih dari satu pada linambang (signifie) yang sama (Ayatrohaedi 1979). Perbedaan semantik mengarah pada relasi makna yang berjenis homonim, Zulaeha, 2010: 41-47). Bidang semantis yang berkonsentrasi pada persoalan makna kata pun tidak jarang memanfaatkan hasil telaah fonologi. Kapan sebuah kata bisa divariasikan ucapannya, dan kapan tidak. Mengapa kata tahu dan teras kalau diucapkan secara bervariasi [tahu], [tau], [teras], dan [tras] akan bermakna lain, sedangkan kata duduk dan bidik ketika diucapkan secara bervariasi [dudU?], dUdU?], [bidi?], [bidi?] tidak membedakan makna? Hasil analisis fonologis lah yang dapat membantunya, Masnur, 2009:3). Perubahan dan penambahan kata-kata baru terjadi karena adanya perubahan fonologis, geseran tersebut berkaitan dengan dua aspek, yaitu sinonim dan homonim. Sinonim atau padan kata atau sama makna adalah pemberian nama (penanda) yang berbeda untuk suatu objek (petanda) yang sama di beberapa tempat yang berbeda. Geseran yang dikenal dengan homonim yaitu pemberian nama yang sama untuk hal yang berbeda di beberapa tempat yang berbeda. Dalam penelitian ini perbedaan semantis dapat digunakan untuk membandingan kosakata baru dan perubahan kosakata baru yang terdapat dalam dua kecamatan yang diteliti, yaitu Kecamatan Wanareja dan Kecamatan Karangpucung. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 30 F. Dialek Sunda di Kabupaten Cilacap Kabupaten Cilacap adalah kabupaten yang mempunyai dua bahasa, kedua bahasa itu dipakai oleh masyarakat Kabupaten Cilacap dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jawa dan bahas Sunda adalah dua bahasa yang dipakai masyarakat untuk berinteraski sehari-hari dengan masyarakat lainnya, kedua bahasa tersebut terbagi dalam beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Cilacap, Bahasa Jawa tersebar di kecamatan-kecamatan dibagian utara, tengah dan selatan, khususnya kecamatankecamatan dibagian barat di dominasi oleh bahasa Sunda. Dapat kita lihat bahwa daerah-daerah Cimanggu, bagian barat Kecamatan seperti Majenang, Kecamatan Kecamatan Karangpucung, Wanareja dan Kecamatan Kecamatan Dayeuhluhur, hampir seluruh masyarakatnya menggunakan bahasa Sunda, tetapi dari setiap daerah-daerah yang masyarakatnya berbahasa Sunda tidak semua bahasa Sunda yang digunakan sama karena faktor geografis yang berbeda. Bahasa Sunda yang dipakai oleh masyarakat Kabupaten Cilacap bagian barat memiliki perbedaan yang sangat mencolok dari setiap daerahnya, itu bisa terlihat dari kecamatan yang paling barat adalah Kecamatan Dayeuhluhur dan Kecamatan Wanareja, kedua kecamatan tersebut menggunakan bahasa Sunda yang lebih halus dari pada kecamatan-kecamatan lainnya, itu dikarenakan letak geografis yang dekat dengan perbatasan Jawa Barat, sudah pasti bahasa Sunda yang digunakan oleh kedua kecamatan tersebut berbeda dengan Kecamatan Majenang, Kecamatan Cimanggu, Kecamatan Karangpucung yang sebagian masyarakatnya berbahasa Jawa. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif, karena penelitian ini akan membahas mengenai perbandingan dua dialek bahasa Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Metode deskriptif dalam penelitian ini ialah, peneliti mendeksripsikan atau menjabarkan secara rinci fenomena yang terjadi di tempat penelitian dan menggali data dengan tekhnik wawancara kepada informan dengan sumber koskata yang sudah disiapkan peneliti untuk diajukan kepada informan agara mampu mengahsilkan data yang relevan atau data yang akurat. Setelah data terkumpul peneliti membandingkan dan menganalisis data dari dua tempat yang menjadi tempat penelitian dan dideskripsikan sesuai kaidah yang berlaku dalam penelitian dialektologi. Metode komparatif yang dimaksud peneliti ialah, peneliti mencari tahu sebab akibat terjadinya perbedaan dilaek Sunda yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Peneliti menggunakan tekhnik wawancara kepada informan yang ada di tempat penlitian. Setelah memperoleh data, peneliti langsung menganalisis faktor penyebab terjadinya atau munculnya fenomena perbedaan dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Dialek Sunda Kecamatan Wanareja. Bidang studi Komparatif dapat mencakup kehidupan masyarakat asli daerah tersebut atau masyarakat pendatang dari daerah lain dengan mencari tahu dan membandingkan kosakata baru, 31 PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 32 makna dan artinya. Peneliti membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan penemuan perbedaan kosakata yang diperoleh dari setiap tempat penelitian. B. Data dan Sumber Data 1. Data Data penelitian ini diperoleh melalui daftar pertanyaan yang berupa kosakata dasar yang ditanyakan kepada informan. Daftar tanya pada penelitian ini terbagi kedalam beberapa bagian diantaranya: (a) bagian tubuh manusia, (b) kata ganti, (c) sisitem kekerabatan, (d) rumah dan bagian-bagiannya, (e) waktu, musim, keadaan alam, benda alam, dan arah, (f) pakaian dan perhiasan, (g) jabatan, pemerintahan desa dan pekerjaan, (h) binatang dan hewan, (i) tumbuh-tumbuhan, bagian buah, dan hasil olahannya, (j) aktivitas, (k) penyakit, (l) bilangan dan ukuran, (m) adat istiadat. (Zulaeha, 2010). Daftar tanya diatas merupakan daftar tanya yang akan digunakan peneliti untuk mengambil data dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini yaitu informan dari Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Sumber data yang diperoleh dari informan berupa tuturan yang ditanyakan kepada informan secara langsung yang berjumlah 6 orang. Tiga orang dari Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan tiga orang dari Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Data yang diambil dari informan dalam penelitian ini berupa: (a) nama, (b) jenis kelamin, (c) tempat dan tanggal lahir, (d) umur, (e) pendidikan terakhir, (f) PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 33 pekerjaan, (g) tinggal di tempat ini sejak, (h) orang tua berasal dari, (i) bahasa pertama/ bahasa ibu, (j) bahasa yang dikuasai, (k) daerah/ tempat yang pernah dikunjungi, (l) keperluan berkunjung, (m) kedudukan dalam masyarakat, (n) acara TV favorit, dan (o) siaran radio favorit. C. Tahap Penelitian Pada tahap penelitian ini, peneliti mendeskripsikan tentang perbedaan fonologis dan semantis dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan dan menganalisis satu persatu kosakata yang sudah didapat dari informan dengan berdasarkan perbedaan secara fonologis dan semantis. Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) analisis data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data. Setelah semua tahap dilakukan barulah masuk tahap kesimpulan dan saran. Peneliti menjabakan keseluruhan hasil dari penelitian yang sudahdilakukan dan dianalisis, sel;anjutnya peneliti memberi saran kepada pembaca dan penulis mengenai kajian dialektologi. 1. Tahap Penyediaan Data Tahap penyediaan data merupakan kegiatan mendata yang benar dan terjamin keasliannya. Data yang diperoleh tentunya sudah diproses dengan teknik yang benar. Pada tahap penyediaan data ini, peneliti menggunakan metode cakap (wawancara) yaitu percakapan antara peneliti dengan informan yang ada di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Pada metode cakap ini, teknik dasar yang digunakan yaitu teknik dasar dan lanjutan. Pada teknik PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 34 ini, peneliti melakukan kegiatan wawancara langsung dengan informan disertai dengan teknik pencatatan (teknik catat dan teknik rekam) hal-hal yang penting dalam data. a. Teknik Dasar Menurut Sudaryanto (dalam Zulaeha, 2010), teknik dasar metode simak adalah teknik pancing. Pada dasaranya peneliti memang memancing terlebih dahulu data yang akan keluar dari alat ucap informan. Dengan sikap dan prilaku informan yang berbeda-beda, peneliti berusaha agar informan mau memberikan data yang diharapkan peneliti. Salah satu alat yang digunakan untuk memancing informan adalah daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, telah disiapkan oleh peneliti. Informan ditanya sesuai dengan daftar pertanyaan tersebut. Pemanfaatan teknik pancing ini diperlukan apa bila informan kaku dalam mengeluarkan data, dalam situasi seperti ini penggunaan teknik pancing mampu memperlancar informan dalam memberikan data yang dibutuhkan sesuai daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. b. Teknik Lanjutan 1) Teknik Lanjut Cakap Semuka Teknik ini merupakan teknik lanjutan dalam menggali data dari informan, teknik lanjut cakap semuka merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara informan bertatap muka langsung dengan peneliti dan peneliti bertanya langsung kepada informan. Bahan atau daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dijawab langsung oleh informan. Dengan teknik ini, peneliti dapat memperhatikan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 35 cara pelafalan jawaban informan dengan baik dan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penulisan data sangatkecil. 2) Teknik Lanjut Catat Teknik ini digunaka dalam penelitian dialektologi, peneliti mencermati setiap jawaban yang dituturkan oleh informan. Peneliti tidak hanya mencermati dan mendengar setiap jawaban yang dituturkan oleh informan, tatapi peneliti juga mencatat setiap jawan dari koskata yang peneliti tanyakan kepada informan. Teknik ini merupakan teknik yang sangat penting karena hasil pencatatan jawaban dari informan merupakan data mentah yang akan dibawa ke tahap penelitian berikutnya yaitu tahap analisis data. Tempat catatan atau penulisan data tersebut berada disebelah pertanyaan. Jadi, pada lembar daftar pertanyaan ada ruang yang dikosongkan, tuang tersebut disediakan sebagai tempat mencatat jawaban yang dituturkan oleh informan. Jawaban dari informan ditulis atau dicatat oleh peneliti dengan menggunakan lambang fonetis (bukan huruf), dengan demikian transkripsi data bersifat fonetis bukan ortografis. 3) Teknik Lanjut Rekam Teknik ini merupakan teknik lanjut, dengan menggunakan media rekam, peneliti data memperhatikan cara pelafalan jawaban informan dengan baik. Media rekam itu dihidupkan selama wawancara berlangsung. Rekaman itu dapat diputar kembali apabila muncul keraguan ketika mendeskripsikan dan menganalisis data. Peneliti perasumsi bahwa dengan teknik lanjutan rekam akan lebih meyakinkan peneliti terhadap jawaban dari setiap informan dan akan mengurangi terjadinya data PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 36 yang salah atau data yang tertukar. Dapat disimpulkan bahwa teknik lanjut rekam akan lebih membantu dalam tahap analisis data yang harus dilakukan oleh peneliti. 2. Tahap Analisis Data Tahap analisis data merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk langsung melakukan analisis hasil penelitian yang sudah dilakukan, analisis data adalah suatu cara mengolah data yang telah terkumpul agar dapat diuraikan. Dalam tahap ini peneliti menggunakan metode padan dan agih. Metode padan merupakan metode yang menggunakan alat bantu referen dan organ wicara (Sudaryanto, 1993: 13-14). Teknik dasar yang diterapkan dalam metode padan yaitu menggunakan teknik Pilih Unsur Penentu (PUP). teknik lanjutan dari teknik pilih unsur penentu, peneliti menggunakan Teknik Hubung Membandingkan (HBB). Metode padan dengan teknik dasar PUP dan teknik lanjutan HBB digunakan untuk mengklasifikasikan data kosakata dasar dan pelafalan dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja yang mempunyai perbedaan dari setiap bagian-bagian daftar tanya. Metode agih, metode agih merupakan metode yang alat penentunya jusru bagian-bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Teknik dasar yang digunakan dalam metode agih yaitu Teknik Bagi Unsur Langsung (BUL), dalam teknik ini peneliti menggunakan teknik berubah wujud, teknik ganti, teknik ulang, dan teknik perluas. Uraian di atas merupakan gambaran dalam langkah-langkah dalam menganalisi data, langkah-langkah dalam menganalisi data adalah sebagi berikut. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 37 a. Mengklasifikasi data kosakata dasar menurut bagian-bagiannya: (1) bagian tubuh manusia, (2) kata ganti, (3) sisitem kekerabatan, (4) rumah dan bagianbagiannya, (5) waktu, musim, keadaan alam, benda alam, dan arah, (6) pakaian dan perhiasan, (7) jabatan, pemerintahan desa dan pekerjaan, (8) (binatang dan hewan, (9) tumbuh-tumbuhan, bagian buah, dan hasil olahannya, (10) aktivitas, (11) penyakit, (12) bilangan dan ukuran, (13) adat istiadat. b. Transkripsi dan terjemahan. Pada langkah ini peneliti melakukan pentarnskripsian data dari kosakata dasar yang berebda dan di transkripsikan secara fonetis agar tuturan sesuai dengan ucapan yang diucapkan oleh informan. Setelah itu peneliti menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. c. Tabulasi, tabulasi merupakan penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan dalam pengamatan. 3. Tahap Penyajian Hasil Analisi Data Tahap penyajian hasil analisis data merupakan tahap akhir setelah menganalisi data hasil penelitian atau data yang telah diperoleh. Hasil analisis merupakan bagianbagian yang digunakan untuk menggabungkan runtutan penelitian yang ada. Setelah pengumpulan data selesai, penyajian hasil analisis di dalam penelitian ini menggunakan metode penyajian informal dan formal. Penyajian informal adalah penyajian analisis dengan menggunakan kata-kata atau dengan menggunakan kalimat dengan kata-kata biasa, kata-kata yang apabila dibaca dengan serta merta dapat langsung dipahami. Kaidah itu berupa prinsip-prinsip kesinambungan wacana yang terdapat dalam wacana berita. Penyajian formal adalah perumusan dengan tanda. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 38 D. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Karangpucung dan Kecamatan Wanareja. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Karangpucung karena masyarakat bahasa Sunda dan Jawa hidup berdampingan. Sedangkan penelitian dilakukan di Kecamatan Wanareja merupakan pengguna bahasa Sunda yang paling barat (mendekati dengan perbatasan Provinsi Jawa Barat). Desa yang menjadi tempat penelitian di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. 2. Waktu Penelitian Data penelitian ini berupa tuturan kosakata dasar dialek Sunda. Pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti berjalan selama satu bulan, yaitu selama bulan maret 2016 di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 39 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perbedaan Kosakata Dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja Dialek Sunda yang digunakan di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja adalah dialek Sunda bagian barat. Penggunaan dialek Sunda di dua kecamatan tersebut hampir sama tetapi dalam kosakata masih banyak sekali yang berbeda dari dua kecamatan tersebut. Perbedaan kosakata dari dua kecamatan yang menjadi tempat penelitian yaitu Kecamatan Wanareja dan Kecamatan Karangpucung mencapai ± 234 kosa kata yang berbeda. Perbedaan-perbedaan kosakata tersebut dianalisi berdasarkan perbedaan fonologis dan perbedaan semantis. 1. Perbedaan Fonologis Perbedaan fonologis pada suatu dialek juga dapat terjadi pada vokal maupun konsosnan, perbedaan ini dapat disebabkan karena adanya gejala bahasa yang ada. Perbandingan kosakata di Kecamatan Karangpucung dan Kecamatan Wanareja telah mengalami gejala fonologis. Gejala fonologis yang terjadi di Kecamatan Karangpucung, meliputi penambahan fonem dan penghilangan fonem. Penamabahan fonem meliputi protesis, epentesis dan paragog. Penghilangan fonem meliputi afaresis, sinkop dan apokop. a. Penambahan Fonem Penambahan fonem dapat dibedakan menjadi tiga macam. Ketiga macam 39 PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 40 penambahan fonem tersebut adalah sebagai berikut: (1) penambahan fonem di depan kata (protesis), (2) penambahan fonem di tengah kata (epentesis), dan (3) penambahan fonem diakhir kata (paragog). Data di bawah merupakan data yang mengalami gejala bahasa penambahan fonem di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. 1) Protesis Berikut ini adalah data Protesis yang telah di analisis terdapat pada dialek Sunda di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Data Protesis yang disertai dengan penambahan fonem di awal kata, ada pada: Kata [cinggir] dalam (dialek Karangpucung) mengalami proses protesis atau penambahan fonem di awal kata. Penambahan fonem tersebut terdapat pada fonem [c dan i]. Kata dasar dari kata [cicinggir] adalah [cinggir], setelah mengalami proses protesis kata [cicinggir] menjadi [cinggir] dalam (dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses protesis yang terjadi pada kosakata [cinggir] menjadi [cicinggir] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung, kata tersebut dapat dilihat pada data (28). Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya koskatanya yang mengalami perubahan. Kata [sikut] terdapat pada data (59) dalam (dialek Karangpucung) mengalami proses protesis atau penambahan fonem di awal kata. Penambahan fonem tersebut terdapat pada fonem [s dan i]. Kata dasar dari kata [sikut] adalah [siku], setelah mengalami proses protesis kata [siku] menjadi [sisikut] dalam (dialek Wanareja). PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 41 Dari data tersebut dapat dilihat proses protesis yang terjadi pada kosakata [sikut] menjadi [sisikut] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya koskatanya yang mengalami perubahan. Data (132) kata [asp] dalam dialek Karangpucung) mengalami proses protesis atau penambahan fonem di awal kata. Penambahan fonem tersebut terdapat pada fonem [h]. Kata dasar dari kata [asep] adalah [hasep], setelah mengalami proses protesis kata [asep] menjadi [hasep] (dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses protesis yang terjadi pada kosakata [asep] menjadi [hasep] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya koskatanya yang mengalami perubahan. Kosakata [asep] dan [hasep] terdapat pada data (132). Kata [bera] yang terdapat dalam data (200) dialek Karangpucung) mengalami proses protesis atau penambahan fonem di awal kata. Penambahan fonem tersebeut terdapat pada fonem [t dan i]. Kata dasar dari kata [berang] adalah [tiberang], setelah mengalami proses protesis kata [berang] menjadi [tiberang] (dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses protesis yang terjadi pada kosakata [berang] menjadi [tiberang] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 42 Data (219) kosakata [lurah] dalam (dialek Karangpucung) mengalami peroses protesis atau penambahan fonem di awal kata. Penambahan fonem tersebut terdapat pada fonem [k,a,p, dan a]. Kata dasar dari kata [lurah] adalah [kapalurah] (dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses protesis yang terjadi pada kosakata [lurah] menjadi [kapalurah] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Dalam kata [ngompol] yang terdapat pada data (305) merupakan (dialek Karangpucung) mengalami proses protesis atau penambahan fonem di awal kata. Penamabahan fonem tersebut terdapat pada fonem [n dan g]. Kata dasar dari kata [ngompol] adalah [ompol] (dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses protesis yang terjadi pada kosakata [ompol] menjadi [ngompol] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Tabel 4.1 Data Protesis yang disertai penambahan fonem diawal kata No Data 28 59 132 200 219 305 Bahasa Indonesia Kelingking Siku Asap Siang Kepala desa Kencing Kosakata Dasar Cinggir Siku Hasep Berang Lurah Dialek Karangpucung Ortografis Fonemis cicinggir cicigir sikut sikut asep asp berang bera lurah lurah ngompol ngompol ompol Dialek Wanareja Ortografis Fonemis cinggir cigir sisikut sisikut hasep hasp tiberang tibera kapalurah kapalurah ompol ompol PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 43 2) Epentesis Berikut ini adalah data Epentesis yang telah dianalisis terdapat di dialek Sunda di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung, Data Epentesis dan disertai dengan penambahan fonem di tengah kata, ada pada: Data epentesis yang terdapat pada data (165) kosakata [bledeg] dalam (dialek Karangpucung) mengalami proses epentesis atau penambahan fonem di tengah kata. Penambahan fonem tersebut terdapat pada fonem [e]. Kata dasar dari kata [bleged] adalah [beledeg], setelah mengalami proses epentesis kata [bledeg] berubah menjadi [beledeg] dalam (dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses epentesis yang terjadi pada kosakata [bledeg] menjadi [beledeg] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya koskatanya yang mengalami perubahan. Kata [iye] yang terdapat pada data (170) dalam (dailek Wanareja) mengalami proses epentesis atau penamabahan fonem di tengah kata. Penambahan fonem tersebut terdapat pada fonem [y]. Kata dasar dari kata [iye] adalah [ie], setelah mengalami proses epentesis kata [ie berubah menjadi [iye] (dalam dialek Karangpucung). Dari data tersebut dapat dilihat proses epentesis yang terjadi pada kosakata [ie] menjadi [iye] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya koskatanya yang mengalami perubahan. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 44 Tabel 4.2 Data Epentesis yang disertai penambahan fonem di tengah kata No Bahasa Data Indonesia 165 Guntur 170 Ini 3) Kosakata Dialek Karangpucung Dasar Ortografis Fonemis Beledeg bledeg bldeg Ie ie Ie Dialek Wanareja Ortografis Fonemis Beledeg bldeg iye Iye Paragog Berikut ini adalah data Paragog yang telah dianalisis terdapat di dialek Sunda di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung, Data Paragog hanya terdapat di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja.: Data Paragog yang terdapat pada kata (171) kosakata [itu] dalam (dialek Karangpucung) mengalami proses paragog atau penambahan fonem di akhir kata. Penambahan fonem tersebut terdapat pada kata [h]. Kata dasar dari kata [ituh] adalah [itu], setelah mengalami proses paragog fonem [itu] berubah menjadi [ituh] (dalam dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses paragog yang terjadi pada kosakata [itu] menjadi [ituh] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Data (183) kosakata [lapa] dalam (dialek Karangpucung) mengalami proses paragog atau penambahan fonem di akhir kata. Penambahan fonem tersebut terdapat pada fonem [a dan n]. Kata dasar dari [lapangan] adalah [lapang], setelah mengalami proses paragog kata [lapang] berubah menjadi [lapangan] (dalam dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses paragog yang terjadi pada kosakata [lapang] menjadi [lapangan] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 45 Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Data (300) kosakata [nyeseh] dalam (dialek Karangpucung) mengalami proses paragog atau penambahan fonem di akhir kata. Penambahan fonem tersebut terdapat pada fonem [a dan n]. Kata dasar dari kata [nyesehan] adalah [nyeseh], setelah mengalami proses paragog kata [nyeseh] berubah menjadi [nyesehan] (dalam dialek Wanareja). Dari data tersebut dapat dilihat proses paragog yang terjadi pada kosakata [nyeseh] menjadi [nyesehan] yang terjadi di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Tabel 4.3 Data Paragog yang disertai penambahan fonem di akhir kata No Bahasa Data Indonesia 171 Itu 183 Lapangan 300 Cuci b. Kosakat Dasar Itu Lapang Nyeseh Dialek Karangpucung Ortografis Fonemis itu itu lapang lapa nyeseh nyeseh Dialek Wanareja Ortografis Fonemis ituh ituh lapangan lapaan nyesehan nyesehan Penghilangan Fonem Penghilangan fonem yang terjadi dalam dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja meliputi: Afaresis (penghilangan fonem di awal kata), sinkop (penghilangan fonem di tengah kata) dan apokop (penghilangan fonem di akhir kata). Data Afaresis terdapat tiga data, data sinkop ada tiga data dan apokop terdapat satu data, apokop dibagi menjadi dua bagian yaitu kontraksi terdapat satu data dan matatesis terdapat satu data, Analisisnya tersebut adalah sebagai berikut: PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 46 1) Afaresis Berikut adalah data Afaresis yang terdapat di dialek Sunda di desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Data afaresis terdapat pada: Kata [jajantung] yang terdapat pada data (22) dalam (dialek Karangpucung), mengalami proses afaresis atau penghilangan fonem di awal kata. Penghilangan fonem tersebut terdapat pada fonem [j dan a]. Kata dasar dari kata [jajantung] adalah [jantung], setelah mengalami proses afaresis kata [jajantung] berubah menjadi kata [jantung] (dalam dialek Wanareja). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses afaresis yang terjadi pada kata [jajantung] menjadi [jantung] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Kata [tulang iga] yang terdapat pada data (58) dalam (dialek Karangpucung), mengalami proses afaresis atau penghilangan fonem di awal kata. Penghilangan fonem tersebut terdapat pada fonem [t,u,l,a,n,g]. Kata dasar dari kata [tulang iga] adalah [iga], setelah mengalami proses afaresis kata [tulang iga] berubah menjadi [iga] (dalam dialek Wanareja). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses afaresis yang terjadi pada kata [tulang iga] menjadi [iga] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 47 Kata [cai mocor] yang terdapat pada data (335) dalam (dialek Karangpucung), mengalami proses afaresis atau penghilangan fonem di awal kata. Penghilangan fonem tersebut terdapat oada fonem [c,a,i]. Kata dasar dari kata [cai mocor] adalah [mocor] (dalam dialek Wanareja). data tersebut dapat dilihat bahwa proses afaresis yang terjadi pada kata [cai mocor] menjadi [mocor] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Tabel 4.4 Data Afaresis (Penghilangan fonem di awal kata) No 22 58 335 Bahasa Indonesia Jantung Rusuk Air (mengalir) Koskata Dasar Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis jajantung Iga Mocor Jajantung tulang iga cai mocor Fonemis jajantu tula iga cai mocor Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis jantung Iga mocor jantung iga mocor 2) Sinkop Berikut ini adalah data Sinkop yang telah di analisis terdapat di dialek Sunda di desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Data Sinkop terdapat pada: Kata [getah] yang terdapat pada data (267) dalam (dialek Wanareja), mengalami proses sinkop atau penghilangan fonem di tengah kata. Penghilangan fonem tersebut terdapat pada fonem [t]. Kata dasar dari kata [getah] menjadi [gtah] (dalam dialek Karangpucung). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses sinkop yang terjadi pada kata [getah] menjadi [gtah] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 48 Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Data (273) kosakata [minyak klentik] dalam (dialek Wanareja), mengalami proses sinkop atau penghilangan fonem di tengah kata. Penghilangan fonem tersebut terdapat pada fonem [k]. Kata dasar dari kata [minyak klentik] adalah [minyak lentik] (dalam dialek Karangpucung). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses sinkop yang terjadi pada kata [minyak klentik] menjadi [minyak lentik] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Kata [garelut] yang terdapat pada data (289) dalam (dialek Karangpucung), mengalami proses sinkop atau penghilangan fonem di tengah kata. Penghilangan fonem tersebut terdapat pada fonem [a dan r]. Kata dasar dari kata [garelut] adalah [gelut] (dalam dialek Wanareja). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses sinkop yang terjadi pada kata [garelut] menjadi [gelut] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Tabel 4.5 Data Sinkop (Penghilangan fonem di tengah kata) No Bahasa Data Indonesia 267 Getah Minyak 273 kelapa 289 Berkelahi dengan tangan Kosakata Dasar Getah minyak lentik Gelut Dialek Karangpucung Ortografis Fonemis gtah gtah minyak minyak lentik lentik garelut garlut Dialek Wanareja Ortografis Fonemis getah getah minyak minyak klentik klentik gelut glut PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 49 3) Apokop Berikut adalah data Apokop yang telah dianalisis hanya terdapat di dialek Sunda di desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Kata [embun-embunen] yang terdapat pada ata (14) dalam (dialek Wanareja), mengalami proses apokop atau penghilangan fonem di akhir kata. Penghilangan fonem tersebut terdapat pada fonem [e dan n]. Kata dasar dari kata [embun-embunen] adalah [embun-embun] (dalam dialek Karangpucung). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses apokop yang terjadi pada kata [embun-embunen] menjadi [embunembun] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Tabel 4.6 Data Apokop (Penghilangan fonem di akhir kata) No Data 14 a) Dialek Wanareja Bahasa Kosakata Dialek Karangpucung dasar Indonesia Ortografis Fonemis Ortografis Fonemis Embunembunembunembunembunembunembun embun embun embun embunen embunen Kontraksi Berikut ini adalah data Kontraksi yang telah di analisis terdapat di dialek Sunda di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Data Kontraksi tersebut terdapat pada: Data (18) kosakata [hati] dalam (dialek Karangpucung), mengalami proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses kontraksi tersebut terdapat pada fonem [i] berubah menjadi [e]. Data tersebut dapat dilihat bahwa proses kontaksi yang terjadi pada kata [hati] menjadi [hate] yang terjadi di Desa PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 50 Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Kata [jejenggot] yang terdapat pada data (23) dalam (dialek Karangpucung), mengalami proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses kontraksi tersebut terdapat pada fonem [j,e] [jejenggot] (dialek Surusunda) dan fonem [m,a] [majanggot] (dialek Majingklak). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses kontaksi yang terjadi pada kata [jejenggot] menjadi [majenggot] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Data (110) kosakata [gendeng] dalam (dialek Karangpucung), mengalami proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses kontraksi tersebut terdapat pada fonem [g] [gendeng] (dialek Karangpucung) dan fonem [k] [kenteng] (dialek Wanareja). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses kontaksi yang terjadi pada kata [gendeng] menjadi [kenteng] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Data (209) kosakata [sendal] dalam (dialek Karangpucung), mengalami proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 51 yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses kontraksi tersebut terdapat pada fonem [e] berubah menjadi [a] [sandal]. Setelah mengalami proses kontraksi, kata [sendal] berubah menjadi [sandal] (dialek Wanareja. Data tersebut dapat dilihat bahwa proses kontaksi yang terjadi pada kata [sendal] menjadi [sandal] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Kata [kangkalung] yang terdapat pada data (211) dalam (dialek Karangpucung) mengalami proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses kontraksi tersebut terdapat pada beberapa fonem yang dihilangkan, fonem yang mengalami penghilangan yaitu [k,a,n,g]. Setelah mengalami penghilangan fonem, kata [kangkalung] berubah menjadi [kalung] (dialek Wanareja). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses kontaksi yang terjadi pada kata [kangkalung] menjadi [kalung] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Data (259) pada kata [cabe berem] dalam (dialek Karangpucung) mengalami proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses kontraksi tersebut terdapat pada pergantian beberapa fonem di awal kata, fonem yang mengalami pergantian yaitu, [c,a,b,e] menjadi [s,a,b,r,a,n,g]. Setelah mengalami PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 52 pergantian beberapa fonem, kata [cabe berem] berubah menjadi [sabrang berem]. Data tersebut dapat dilihat bahwa proses kontaksi yang terjadi pada kata [cabe berem] menjadi [sabrang berem] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Data (268) pada kata [jerami] dalam (dialek Karangpucung) mengalami proses kontraksi atau proses yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem yang di hilangkan dan juga perubahan atau pergantian fonem. Proses kontraksi tersebut terdapat pada perubahan fonem di tengah kata, fonem yang mengalami perubahan yaitu, [e] menjadi [a]. Setelah mengalami perubahan fonem, kata [jerami] menajdi [jarami] (dialek Wanareja). Data tersebut dapat dilihat bahwa proses kontaksi yang terjadi pada kata [jerami] menjadi [jarami] yang terjadi di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Tabel 4.7 Data kontraksi No Data Bahasa Indonesia Kosakata Dasar 18 23 110 209 211 259 Hati Janggut Genting Alas kaki Kalung Cabai merah Hate Jenggot Gendeng Sandal Kalung sabrang berem Dialek Karangpucung Ortografis hati jejenggot gendeng Sendal kangkalung cabe berem Fonemis hati jejegot gend sendal kakalu cabe berem Dialek Wanareja Ortografis hate majenggot kenteng sandal kalung sabrang berem Fonemis hate majegot kent sandal kalu sabrang berem PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 53 b) Matatesis Data matatesis terdapat pada data (147) yaitu kata [hujana ageng] dalam (dialek Karangpucung) mengalami proses matatesis atau proses pertukaran tempat satu atau beberapa fonem. Proses matatesis tersebut terdapat pada kata [hujan ageng] dan [ageng hujana] yang mempunyai arti (deras hujan). Pada dialek Sunda Karangpucung deras hujan mempunyai arti [hujan ageng] dan pada dialek Sunda Wanareja mempunyai arti [ageng hujana], sudah bisa dibuktikan bahwa ada pertukaran tempat pada kata [hujan ageng] dan [ageng hujana]. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi proses matatesis yang terjadi pada kata [ageng hujana] menjadi [hujan ageng] di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perubahan kosakata tersebut tidak merubah arti katanya, melainkan hanya kosakatanya yang mengalami perubahan. Tabel 4.8 Data Matatesis No Data Bahasa Indonesia 147 Deras hujan 2. Dialek Wanareja Kosakata Dialek Karangpucung Dasar Ortografis Fonemis Ortografis Fonemis ageng hujan hujan ageng age hujana ageng hujana age hujana Perbedaan Semantis Perbedaan semantis dalam penelitian ini ialah perbandingan penggunaan kosakata dasar dalam penelitian yang dilakasanakan di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perbendingan semantis yang dimaksud ialah, terciptanya kata-kata baru berdasarkan fonologi atau gesekan bentuk dan bentuk kata yang berbeda. Perbandingan semantis dibagi menjadi dua PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 54 gejala, yaitu gejala sinonim dan gejala homonim. Gejala sinonim yaitu menganalisis pemberian nama untuk lambang yang sama dibeberapa tempat yang berbeda. Gejala homonim menganalisis pemberian nama yang sama untuk hal yang berbeda di beberapa tempa yang berbeda. Berikut adalah analisis data dari segai semantis yang ada dalam dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. a. Sinonim (Pemberian nama yang berbeda untuk lambang yang sama di beberapa tempat yang berbeda) Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata. Data sinonim dalam penelitian ini ialah kosakata yang mengalami perbedaan pemberian nama yang berbeda untuk lambang yang sama di beberapa tempat berbeda. Data sinonim yang terdapat di tempat penelitian merupakan data yang diperoleh langsung dari tuturan informan selama peneliti melakukan penelitian. Peneliti menyimpulkan data yang termasuk data sinonim jika telah melakukan penelitian di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dengan cara membandingan kosakata di setiap tempat penelitian. Kosakata dasar dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja yang bersifat sinonim salah satunya ialah kata [gupis] menjadi [keesen]. Untuk lebih jelasnya analisis data sinonim dapat dilihat pada tabel di bawah ini. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 55 1. Sinonim Data sinonim yang terdapat di Dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja terdapat pada data: Data (5) pada kata [Bulu dada] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [bulu dada] memiliki arti [bulu kiang], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bulu]. Perbedaan tersebut terdapat pada penghilangan kata [kiang] pada dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [dada] menjadi [kiang] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bulu dada] dan [bulu kiang] mempunyai arti yang sama. Kata [Bulu Kuduk] pada data (6) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [bulu kuduk] memiliki arti [bulu kiang], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bulu beheng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kuduk] menjadi [beheng] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bulu kuduk] dan [bulu beheng] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 56 Kata [Dagu] pada kata Data (9) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dagu] memiliki arti [janggot], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [gado]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [dagu] menjadi [janggot] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [dagu] dan [janggot] mempunyai arti yang sama. Data (14) kata [Gigi Seri] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [gigi seri] memiliki arti [gingsul], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [huntu seri]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [gigi seri] menjadi [gingsul] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [gigi seri] dan [gingsul] mempunyai arti yang sama. Data (15) kata [Gigi yang tumbuhnya bertumpuk] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [gigi yang tumbuhnya bertumpuk] memiliki arti [gingsul], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [karehol]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 57 bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [gingsul] menjadi [karehol] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [hingsul] dan [karehol] mempunyai arti yang sama. Data (16) kata [Gigi rusak berwarna hitam] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [gigi rusak berwarna hitam] memiliki arti [gupis], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [keesen]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [gupis] menjadi [keesen] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [gupis] dan [keesen] mempunyai arti yang sama. Data (18) kata [Hati] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [hati] memiliki arti [hati], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [hate]. Perbedaan tersebut terdapat pada perubahan fonem [i] menjadi fonem [e]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan fonem, fonem yang mengalami perubahan terdapat pada fonem [i] menjadi [e] walau fonem mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [hati] dan [hate] mempunyai arti yang sama. Data (21) kata [Isi tulang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [isi tulang] memiliki arti [polo], Sedangkan dalam dialek Desa PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 58 Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sum-sum]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [polo] menjadi [su-sum] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [polo] dan [sum-sum] mempunyai arti yang sama. Data (22) kata [Jantung] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [jantung] memiliki arti [jajantung], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jantung]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti penghilangan dua fonem yaitu pada fonem [j,a]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan ada beberapa fonem yang mengalami penghilangan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan beberapa fonem, fonem yang mengalami penghilangan terdapat pada fonem [j dan a] menjadi [jantung] walau mengalami perubahan beberapa fonem tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [jajantung] dan [jantung] mempunyai arti yang sama. Pada data (23) kata [Janggut] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [janggut] memiliki arti [jejenggot], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [majanggot]. Perbedaan tersebut terdapat pada perubahan beberapa fonem, fonem yang mengalami perubahan adalah fonem [j,e] menjadi [m,a]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan beberapa fonem yang mengalami perubahan. Dapat PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 59 disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan beberapa fonem, setelah mengalami perubahan beberapa fonem kata [jejenggot] menjadi [majenggot] walau fonemnya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [jejenggot] dan [majenggot] mempunyai arti yang sama. Data (26) kata [Jari Manis] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [jari manis] memiliki arti [cicinggir], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jariji]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [cicinggir] menjadi [jariji] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cicinggir] dan [jariji] mempunyai arti yang sama. Kata [Jari Tengah] yang terdapat pada data (27) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [jari tengah] memiliki arti [ramo nu tengah], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jajangkung]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [ramo nu tengah] menjadi [jajangkungl] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 60 sudah mensepakati bahwa [ramo nu tengah] dan [jajngkung] mempunyai arti yang sama. Kata [Kelingking] yang terdapat pada data (28) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kelingking] memiliki arti [cicinggir], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cinggir]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan ada beberapa fonem yang di hilangan, fonem yang mengalami penghilangan adalah fonem [c dan i] dalam dialek Sunda kecamatan Karangpucung. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami penghilangan beberapa fonem, setelah mengalami penghilangan beberapa fonem kata [cicinggir] menjadi [cinggir] walau beberapa fonem mengalami penghilangan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cicinggir] dan [cinggir] mempunyai arti yang sama. Data (32) pada kata [Ketiak] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ketiak] memiliki arti [kelek], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ketek]. Perbedaan tersebut terdapat pada perubahan fonem ditengah kata, fonem yang mengalami perubahan adalah fonem [l] menjadi [t]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan yang mengalami perubahan fonem di tengah kata, setelah mengalami perubahan fonem kata [kelek] menjadi [ketek]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan fonem di tengah kata saja. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kelek] dan [ketek] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 61 Kata [Mata Kaki] yang terdapat pada data (42) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [mata kaki] memiliki arti [mata suku], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cecekolen]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [mata suku] menjadi [cecekolen] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mata suku] dan [cecekolen] mempunyai arti yang sama. Data (47) pada kata [Pantat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [pantat] memiliki arti [bokong], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bujur]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [bokong] menjadi [bujur] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bokong] dan [bujur] mempunyai arti yang sama. Data (48) pada kata [Paru-paru] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [paru-paru] memiliki arti [paru], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [paru-paru]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 62 mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [paru] menjadi [paru-paru] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [paru] dan [paru-paru] mempunyai arti yang sama. Data (49) pada kata [Pelipis] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [pelipis] memiliki arti [plipis], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [pipis]. Perbedaan tersebut terdapat pada penghilangan fonem ditengah kata, fonem yang mengalami penghilangan adalah fonem [l]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan mengalami penghilanagn fonem di tengah kata, setelah mengalami penghilangan fonem di tengah kata, kata [plipis] menjadi [pipis]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami penghilangan fonem di tengah kata saja. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [plipis] dan [pipis] mempunyai arti yang sama. Kata [Pusar] yang terdapat pada data (55) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [pusar] memiliki arti [puser], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bujal]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [puser] menjadi [bujal] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [puser] dan [bujal] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 63 Kata [Rusuk] yang terdapat pada data (59) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [rusuk] memiliki arti [tulang iga], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [iga]. Perbedaan tersebut terdapat pada penghilangan beberapa fonem, fonem yang mengalami penghilangan adalah [t,u,l,a,n,g]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan hanya mengalami penghilangan beberapa fonem saja. Setelah mengalami perubahan beberapa fonem kata [tulang iga] menjadi [iga]. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [tulang iga] dan [iga] mempunyai arti yang sama. Data (62) pada kata [Tulang Rahang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [tulang rahang] memiliki arti [careham], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [rahang]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [careham] menjadi [rahang]. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [careham] dan [rahang] mempunyai arti yang sama. Kata [Ubun-ubun] yang terdapat pada data (64) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ubun-ubun] memiliki arti [embun-embun], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [embun-embunen]. Perbedaan tersebut terdapat pada penamabahan fonem [e,n] dalam dialek sunda Kecamatan Wanareja. Perbedaan kedua kata tersebut tidak PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 64 merubah arti dari kata dasarnya, melainkan hanya mengalami penambahan fonem saja. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami penambahan fonem saja, setelah mengalami perubahan kata [embun-embun] menjadi [embunembun]. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [embun-embun] dan [embunembunen] mempunyai arti yang sama. Data (67) pada kata [Warna hitam sejak lahir] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [warna hitam sejak lahir] memiliki arti [karang], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [tanda]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [karang] menjadi [tanda]. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [karang] dan [tanda] mempunyai arti yang sama. Data (68) pada kata [Saya] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [saya] memiliki arti [urang], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [abi]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [urang] menjadi [abi]. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [urang] dan [abi] mempunyai arti yang sama. Data (69) pada kata [Kamu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kamu] memiliki arti [maneh], Sedangkan dalam dialek Desa PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 65 Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sia]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [maneh] menjadi [sia] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [maneh] dan [sia] mempunyai arti yang sama. Kata [Kita] yang terdapat pada data (71) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kita] memiliki arti [urang], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sarerea]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [urang] menjadi [sararea] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [urang] dan [sararea] mempunyai arti yang sama. Data (72) pada kata [Panggilan untuk anak laki-laki kecil] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [panggilan untuk laki-laki kecil] memiliki arti [endo], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ceng]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 66 pada [endo] menjadi [ceng] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [endo] dan [ceng] mempunyai arti yang sama. Data (73) pada kata [Panggilan untuk gadis kecil] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [panggilan untuk gadis kecil] memiliki arti [enong], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [neng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan mengalami perubahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan fonem, fonem yang mengalami perubahan terdapat pada [o] menjadi [e]. Setelah mengalami perubahan fonem kata [enong] menjadi [neng] walau fonemnya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [enong] dan [eneng] mempunyai arti yang sama. Data (74) pada kata [Panggilan untuk gadis remaja] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [pangghilan untuk gadis remaja] memiliki arti [eneng], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [neng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan hanya mengalami perubahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan fonemnya, setelah mengalami perubahan fonem kata [eneng] menjadi [neng] walau fonemnya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [eneng] dan [neng] mempunyai arti yang sama. Data (75) pada kata [Panggilan untuk laki-laki remaja] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [panggilan untuk laki-laki remaja] memiliki PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 67 arti [ujang], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [aa]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [ujang] menjadi [aa] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ujang] dan [aa] mempunyai arti yang sama. Kata [Panggilan untuk laki-laki tua] yang terdapat pada data (76) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [panggilan untuk laki-laki tua] memiliki arti [ua], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [mamang]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [ua] menjadi [mamang] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ua] dan [mamang] mempunyai arti yang sama. Kata [Panggilan untuk perempuan tua] yang terdapat pada data (77) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [panggilan untuk perempuan tua] memiliki arti [ibu/teteh], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bibi]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 68 kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [ibu/teteh] menjadi [bibi] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ibu/teteh] dan [bibi] mempunyai arti yang sama. Data (80) pada kata [Adik dari suami] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [adik dari suami] memiliki arti [adi ipar], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [adi]. Perbedaan tersebut terdapat pada penghilangan beberapa fonem, fonem yang mengalami penghilangan adalah [ i,p,a,r]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan mengalami penghilangan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami penghilangan fonem, fonem yang mengalami perubahan terdapat pada kata [adi ipar] menjadi [adi] walau mengalami penghilanagn fonem, tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [adi ipar] dan [adi] mempunyai arti yang sama. Data (83) pada kata [Anak tiri] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [anak tiri] memiliki arti [anak pulung], Sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [anak tere]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [anak pulung] menjadi [anak tere] walau koskatanya mengalami perubahan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 69 tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [anak pulung] dan [anak tere] mempunyai arti yang sama. Data (85) pada kata [Anak dari cucu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [anak dari cucu] memiliki arti [cicit], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [buyut]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [cicit] menjadi [buyut] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cicit] dan [buyut] mempunyai arti yang sama. Data (86) pada kata [Anak dari saudara kandung] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [anak dari saudara kandung] memiliki arti [alo], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ponakan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [alo] menjadi [ponakan] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [alo] dan [ponakan] mempunyai arti yang sama. Kata [Anak yang tertua] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [anak yang tertua] memiliki arti [yayu], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kaka] kata tersebut terdapat pada PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 70 data (88). Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [yayu] menjadi [kaka] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [yayu] dan [kaka] mempunyai arti yang sama. Data (89) menjelaskan kata [Anak dari saudara ayah/ ibu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [anak dari sudara ayah/ibu] memiliki arti [kaka/yayu], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ponakan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kaka/yayu] menjadi [ponakan] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kaka/yayu] dan [ponakan] mempunyai arti yang sama. Kata [Anak yang termuda] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [anak yang termuda] memiliki arti [bontot], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bungsu]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [bontot] menjadi [bungsu] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 71 mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bontot] dan [bungsu] mempunyai arti yang sama. Data tersebut terdapat pada data (90). Kata [Ayah dari ayah/ibu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ayah dari ayah/ibu] memiliki arti [bapung], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [aki]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [bapung] menjadi [aki] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bapung] dan [aki] mempunyai arti yang sama. Dapat tersebut terdapat pada data data (92). Kata [Ayah tiri] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ayah tiri] memiliki arti [bapa tere], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bapa]. Perbedaan tersebut terdapat pada penghilangan beberapa fonem, fonem yang mengalami penghilangan adalah [t,e,r,e] terdapat pada data (93). Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan hanya mengalami penghilangan beberapa fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami penghilangan beberapa fonem, setelah mengalami perubahan fonem kata [bapa tere] menjadi [bapa] walaupun mengalami penghilangan beberapa fonem tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [dagu] dan [janggot] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 72 Data (94) pada kata [Ibu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ibu] memiliki arti [embok], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ema]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [embok] menjadi [ema] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [embok] dan [ema] mempunyai arti yang sama. Kata [Ibu dari ayah/ibu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ibu dari ayah/ibu] memiliki arti [nini], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [eneh]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan, data tersebut terdapat pada data (95). Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [nini] menjadi [aneh] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nini] dan [aneh] mempunyai arti yang sama. Kata [Istri] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [istri] memiliki arti [pamajikan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [awewe]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 73 koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [pamajikan] menjadi [awewe] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pamajikan] dan [awewe] mempunyai arti yang sama. Bisa dilihat pada data (97). Kata [Istri/suami dari saudara kandung] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [istri/suami dari saudara kandung] memiliki arti [bibi], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [neng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [bibi] menjadi [neng] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bibi] dan [neng] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data (98). Kata [Istri/suami saudara suami/ istri] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [Istri/suami saudara suami/istri] memiliki arti [bibi], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [adi ipar]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan, kata tersebut dapat dilihat pada data (99). Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [bibi] menjadi [adi ipar] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bibi] dan [adi ipar] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 74 Data (102) kata [Kaka laki-laki] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kaka laki-laki] memiliki arti [kaka], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [aang]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kaka] menjadi [aang] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kaka] dan [aang] mempunyai arti yang sama. Data (103) Kata [Kaka perempuan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kaka perempuan] memiliki arti [yayu], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cece]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [yayu] menjadi [cece] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ramo nu tengah] dan [jajngkung] mempunyai arti yang sama. Data (104) kata [Kaka laki-laki ayah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kaka laki-laki ayah] memiliki arti [mamang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [uwa]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 75 tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [mamang] menjadi [uwa] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mamang] dan [uwa] mempunyai arti yang sama. Kata [Atap] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [atap] memiliki arti [atep], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [gendeng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan, kata tersebut dapat dilihat pada data (105). Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [atep] menjadi [genteng] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [atep] dan [genteng] mempunyai arti yang sama. Data (106) pada kata [Atap dari bambu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [atap dari bambu] memiliki arti [pyan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [hatep]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [pyan] menjadi [hatep] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pyan] dan [hatep] mempunyai arti yang sama. Kata [Dapur] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dapur] memiliki arti [pedangan/goa], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 76 Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dapur]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [pedangan/goa] menjadi [dapur] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut dapat dilihat pada data (107). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pedangan/goa] dan [dapur] mempunyai arti yang sama. Kata [Dinding dari bambu] yang terdapat pada data (108) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dinding dari bambu] memiliki arti [pager], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bilik]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [pager] menjadi [bilik] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pager] dan [bilik] mempunyai arti yang sama. Kata [Dinding dari kayu] yang terdapat pada data (109) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dinding dari kayu] memiliki arti [blagbag], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [papan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [blagbag] menjadi [papan] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [blagbag] dan [papan] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 77 Kata [Genting] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [genting] memiliki arti [gendeng], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kenteng]. Perbedaan tersebut terdapat pada perubahan fonem, fonem yang mengalami perubahan adalah [g] menjadi [k]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkanmengalami beberapa perubahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan beberapa fonem, setelah mengalami perubahan fonem kata [kenteng] menjadi [genteng] walau koskatanya mengalami perubahan beberapa fonem tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kenteng] dan [genteng] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data (110). Data (112) pada kata [Halaman belakang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [halaman belakang] memiliki arti [buruan tukang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ditukang]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [buruan tukang] menjadi [ditukang] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [buruan tukang] dan [ditukang] mempunyai arti yang sama. Data (113) pada kata [Jendela] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [jendela] memiliki arti [jendela], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jndela]. Perbedaan kedua kata PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 78 tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang penghilangan satu fonem, fonem yang hilang adalah fonem [e]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [jendela] menjadi [jndela] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [jendela] dan [jndela] mempunyai arti yang sama. Data (114) pada kata [Kamar tidur] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kamar tidur] memiliki arti [sentong], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [tempat sare]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [sentong] menjadi [tempat sare] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [sentong] dan [tempat sare] mempunyai arti yang sama. Data (115) pada kata [Kamar Mandi] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kamar mandi] memiliki arti [kamar mandi], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cai]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kamar mandi] menjadi [cai] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kamar mandi] dan [cai] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 79 Kata [Kandang Kambing] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kandang kambing] memiliki arti [paranje embe], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kandang embe]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [paranje embe] menjadi [kandang embe] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [paranje embe] dan [kendang embe] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data (117). Data (118) Kata [Kain penutup jendela kaca] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kain penutu jendela kaca] memiliki arti [reregan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [hordeng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [reregan] menjadi [hordeng] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [reregan] dan [hordeng] mempunyai arti yang sama. Data (119) pada kata [Langit-langit] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [langit-langit] memiliki arti [lalamuk], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lalangit]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 80 yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [lalamuk] menjadi [lalangit] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lalamuk] dan [lalangit] mempunyai arti yang sama. Data (121) pada kata [Parit] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [parit] memiliki arti [lebak], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [solokan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [lebak] menjadi [solokan] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lebak] dan [solokan] mempunyai arti yang sama. Data (123) pada kata [Ruang tamu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ruang tamu] memiliki arti [bale], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ruang tamu]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [bale] menjadi [ruang tamu] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bale] dan [ruang tamu] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 81 Data (124) pada kata [Teras] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [teras] memiliki arti [emper], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [teras]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [emper] menjadi [teras] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [emper] dan [teras] mempunyai arti yang sama. Data (127) pada kata [Lantai] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [lantai] memiliki arti [pelester], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kramik]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [pelester] menjadi [kramik] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pelester] dan [kramik] mempunyai arti yang sama. Data (132) pada kata [Asap] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [asap] memiliki arti [asep], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [hasep]. Perbedaan tersebut terdapat pada penambahan fonem [h] pada dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 82 kosakatanya yang mengalami penambahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami penambahan satu fonem, setelah mengalami penambahan fonem kata [asep] menjadi [hasep] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [asep] dan [hasep] mempunyai arti yang sama. Data (135) pada kata [Bara] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [bara] memiliki arti [ruhak], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [areng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [ruhak] menjadi [areng] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ruhak] dan [areng] mempunyai arti yang sama. Data (137) pada kata [Batu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [batu] memiliki arti [mungkal], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [batu]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [mungkal] menjadi [batu] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mungkal] dan [batu] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 83 Data (138) pada kata [Bawah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [bawah] memiliki arti [teoh], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [handap]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [teoh] menjadi [handap] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [teoh] dan [handap] mempunyai arti yang sama. Data (140) pada kata [Besok] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [besok] memiliki arti [isuk], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [enjing]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [isuk] menjadi [enjing] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [isuk] dan [enjing] mempunyai arti yang sama. Pada kata [Bukti] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [bukti] memiliki arti [bukti], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyata]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan, kata tersebut terdapat pada data (141). Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 84 mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [bukti] menjadi [nyata] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bukti] dan [nyata] mempunyai arti yang sama. Data (144) pada kata [Bulan terbit] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [bulan terbit] memiliki arti [bulan keluar], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [erek peting]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [bulan keluar] menjadi [erek peting] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [bulan keluar] dan [erek peting] mempunyai arti yang sama. Kata [Deras] (hujan, dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [deras (hujan)] memiliki arti [hujan ageng], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ageng hujana]. Perbedaan tersebur dikarenakan ada pertukaran tempat beberapa fonem atau yang biasa kita kenal matatesis. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami pertukaran tempat. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami pertukaran tempat, setelah mengalami pertukaran tempat beberapa fonem kata [hujan ageng] menjadi [ageng hujana] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [hujan ageng] dan [ageng hujana] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data (147). PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 85 Kata [Deras] (arus sungai) dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [Deras (arus sungai)] memiliki arti [tarik], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cai tarik]. Perbedaan tersebut terdapat pada penghilangan beberapa fonem. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami penghilangan beberapa fonem, fonem yang mengalami penghilangan adalah [c,a dan i]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan penghilangan beberapa fonem, setelah mengalami penghilanagan beberapa fonem kata [tarik] menjadi [cai tarik] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [tarik] dan [cai tarik] mempunyai arti yang sama. Terdapat pada data Data (148). Kata [Desa] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [Desa] memiliki arti [kampung], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [desa]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kampung] menjadi [desa] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kampung] dan [desa] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut terdapat pada data (149). Kata [Di bawah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [di bawah] memiliki arti [di teoh], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [di handap]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 86 disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [di teoh] menjadi [di handap] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [di teoh] dan [di handap] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut terdapat pada data (151). Kata [DI Samping] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [di samping] memiliki arti [di gigir], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [di sisi]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [di gigir] menjadi [di sisi] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [di gigir] dan [di sisi] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data (152). Kata [Dua hari mendatang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dua hari mendatang] memiliki arti [pageto], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua poe nu erek]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [pageto] menjadi [dua poe nu erek] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pageto] dan [dua poe nu erek] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data (155). PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 87 Kata [Dua hari yang lalu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dua hari yang lalu] memiliki arti [dua poe nu kamari], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kamari]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [dua poe nu kamari] menjadi [kamari] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [dua poe nu kamari] dan [kamari] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data (156). Data (157) kata [Dusun] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [Dusun] memiliki arti [desa], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kadus]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [desa] menjadi [kadus] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [desa] dan [kadus] mempunyai arti yang sama. Data (158) pada kata [Embun] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [embun] memiliki arti [ibun], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [remis]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 88 mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [ibun] menjadi [remis] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ibun] dan [remis] mempunyai arti yang sama. Data (159) pada kata [Empat hari mendatang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [empat hari mendatang] memiliki arti [opat poe kaharep], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [opat poe nu erek]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [opat poe nu kaharep] menjadi [opat poe nu erek] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [opat poe kaharep] dan [opat poe nu erek] mempunyai arti yang sama. Data (160) pada kata [Empat hari yang lalu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [empat hari yang lalu] memiliki arti [opat poe nu kamari], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kamari]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [opat poe nu kamari] menjadi [kamari] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [opat poe nu kamari] dan [kamari] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 89 Data (161) pada kata [Fajar] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [fajar] memiliki arti [mata poe], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [isuk-isuk]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [mata poe] menjadi [isuk-isuk] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mata poe] dan [isuk-isuk] mempunyai arti yang sama. Data (163) pada kata Gerhana, dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [gerhana] memiliki arti [gerhana], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [samagaha]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [gerhana] menjadi [samagaha] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [gerhana] dan [samagaha] mempunyai arti yang sama. Data (167) kata [Hari] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [hari] memiliki arti [poe], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dinten]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [poe] menjadi PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 90 [dinten] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [poe] dan [dinten] mempunyai arti yang sama. Data (170) pada kata [Ini] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ini] memiliki arti [ie], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [iye]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami penambahan fonem, fonem yang mengalami penambahan adalah fonem [y]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya dengan melalui penambahan satu fonem, setelah mengalami perubahan kata [ie] menjadi [iye] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ie] dan [iye] mempunyai arti yang sama. Data (171) pada kata [Itu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [itu] memiliki arti [ituh], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [itu]. Perbedaan tersebut terdapat pada penghilangan fonem di akhir kata, fonem yang mengalami penghilangan adalah fonem [h]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya dengan melalui penghilangan satu fonem, setelah mengalami perubahan kata [ituh] menjadi [itu] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ituh] dan [itu] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 91 Data (173) pada kata [Jalan Sempit] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [jalan sempit] memiliki arti [gang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jalan polosok]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [gang] menjadi [jalan polosok] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [gang] dan [jalan polosok] mempunyai arti yang sama. Data (174) pada kata [Jurang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [jurang] memiliki arti [jurang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jungkrang]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [jurang] menjadi [jungkrang] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [jurang] dan [jungkrang] mempunyai arti yang sama. Data (175) pada kata [Kabut] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kabut] memiliki arti [ibun], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [hasep]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 92 mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [ibun] menjadi [hasep] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ibun] dan [hasep] mempunyai arti yang sama. Data (176) pada kata [Kanan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kanan] memiliki arti [kanan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [katuhu]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kanan] menjadi [katuhu] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kanan] dan [katuhu] mempunyai arti yang sama. Data (178) pada kata [Kilat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kilat] memiliki arti [gelap], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [singkaban]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [gelap] menjadi [singkaban] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [gelap] dan [singkaban] mempunyai arti yang sama. Data (179) pada kata [Kiri] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kiri] memiliki arti [kede], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 93 Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kenca]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kede] menjadi [kenca] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kede] dan [kenca] mempunyai arti yang sama. Data (184) pada kata [Lereng] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [lereng] memiliki arti [gunung], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [gagawir]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [gunung] menjadi [gagawir] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [gunung] dan [gagawir] mempunyai arti yang sama. Data (185) pada kata [Malam] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [malam] memiliki arti [peting], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [wengi]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [peting] menjadi [wengi] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 94 mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [peting] dan [wengi] mempunyai arti yang sama. Data (186) pada kata [Mata air] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [mata air] memiliki arti [entuk], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [liang cai]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [entuk] menjadi [liang cai] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [entuk] dan [liang cai] mempunyai arti yang sama. Data (187) kata [Mega hitam] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [mega hitam] memiliki arti [kabut], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [reek]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kabut] menjadi [reek] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kabut] dan [reek] mempunyai arti yang sama. Data (188) kata [Mega putih] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [mega putih] memiliki arti [ampak-ampak], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [pepedut]. Perbedaan kedua PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 95 kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [ampak-ampak] menjadi [pepedut] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ampak-apmak] dan [pepedut] mempunyai arti yang sama. Kata [Musim hujan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [musim hujan] memiliki arti [rendeng], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [musim hujan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [rendeng] menjadi [musim hujan] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [rendeng] dan [musim hujan] mempunyai arti yang sama. Kata tersebut dapat dilihat pada data (190). Kata [Pagi sekali] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [pagi sekali] memiliki arti [uput-uput], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [janari]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [uput-uput] menjadi [janari] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 96 tersebut, kata tersebut dapat dilihat pada data (193). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [uput-uput] dan [janari] mempunyai arti yang sama. Kata [Pasir] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [pasir] memiliki arti [pasir], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kesik]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [pasir] menjadi [kesik] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata tersebut dapat dilihat pada data (194). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pasir] dan [kesik] mempunyai arti yang sama. Kata [Pematang sawah/ladang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [pematang sawah/ladang] memiliki arti [tampingan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [galengan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [tampingan] menjadi [galengan] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata tersebut dapat dilihat pada data (196). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [tampingan] dan [galengan] mempunyai arti yang sama. Kata [Sebentar] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [sebentar] memiliki arti [sakedeng], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 97 Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sakedap]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [sakedeng] menjadi [sakedap] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata tersebut dapat dilihat pada data (197). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [sakedeng] dan [sakedap] mempunyai arti yang sama. Kata [Senja] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [senja] memiliki arti [burit], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sarepna]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [burit] menjadi [sarepna] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata tersebut dapat dilihat pada data data (199). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [burit] dan [sarepna] mempunyai arti yang sama. Kata [Siang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [siang] memiliki arti [berang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [tiberang]. Perbedaan tersebut terdapat pada penghilangan beberapa fonem, fonem yang hilang adalah fonem [t.i]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 98 pada [berang] menjadi [tiberang] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata tersebut dapat dilihat pada data (200). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [berang] dan [tiberang] mempunyai arti yang sama. Kata [Sore] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [sore] memiliki arti [burit], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sarepna]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [burit] menjadi [sarepna] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata dapat dilihat pada data (201). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [burit] dan [sarepna] mempunyai arti yang sama. Data (202) pada kata [Sungai] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [Sungai] memiliki arti [cai], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lebak]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [cai] menjadi [lebak] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cai] dan [lebak] mempunyai arti yang sama. Data (207) Pada kata [Utara] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [utara] memiliki arti [lor], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 99 Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kaler]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [lor] menjadi [kaler] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lor] dan [kaler] mempunyai arti yang sama. Data (208) pada kata [Anting] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [anting] memiliki arti [suweng], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [anting]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [suweng] menjadi [anting] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [suweng] dan [anting] mempunyai arti yang sama. Data (209) pada kata [Alas Kaki] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [alas kaki] memiliki arti [sendal], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sandal]. Perbedaan tersebut terdapat pada peruabahan fonem, fonem yang mengalami perubahan adalah fonem [e] menjadi [a]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [sandal] menjadi [sendal] walau koskatanya mengalami PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 100 perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [sandal] dan [sendal] mempunyai arti yang sama. Data (210) pada kata [Jarik] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [jarik] memiliki arti [samping], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sinjang]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [samping] menjadi [sinjang] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [samping] dan [sinjang] mempunyai arti yang sama. Data (211) pada kata [Kalung] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kalung] memiliki arti [kangkalung], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kalung]. Perbedaan tersebut terdapat pada penghilangan beberapa fonem, fonem yang mengalami penghilangan adalah, [k,a,n,g]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kangkalung] menjadi [kalung] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kangkalung] dan [kalung] mempunyai arti yang sama. Data (213) pada kaya [Kebaya] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kebaya] memiliki arti [kebaya], sedangkan dalam dialek Desa PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 101 Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kabaya]. Perbedaan tersebut terdapat pada peruabahan fonem [e] menjadi [a]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kebaya] menjadi [kabaya] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kebaya] dan [kabaya] mempunyai arti yang sama. Data (214) pada kata [Kopiah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kopiah] memiliki arti [peci], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kopiah]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [peci] menjadi [kopiah] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [peci] dan [kopiah] mempunyai arti yang sama. Data (217) pada kata [Dukun Sunat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dukun sunat] memiliki arti [tukang nyunatan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [paraji]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [tukang nyunatan] menjadi [paraji] walau koskatanya PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 102 mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [tukang nyunatan] dan [paraji] mempunyai arti yang sama. Data (218) pada kata [Juragan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [juragan] memiliki arti [juragan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [benghar]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [juragan] menjadi [benghar] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [juragan] dan [benghar] mempunyai arti yang sama. Pada kata [Kepala desa] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kepala desa] memiliki arti [lurah], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kapalurah]. Perbedaan tersebut terdapat pada penambahan beberapa fonem, fonem yang mengalmai penmabahan adalah fonem [k,a,p,a]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [lurah] menjadi [kapalurah] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut, kata tersebut dapat dilihat pada data (219). Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lurah] dan [kapalurah] mempunyai arti yang sama. Data (220) pada kat [Kaur pemerintah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kaur pemerintah] memiliki arti [kaur], sedangkan dalam PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 103 dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [carik]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kaur] menjadi [carik] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kaur] dan [carik] mempunyai arti yang sama. Data (221) pada kata [Kaur kesejahteraan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kaur kesejahteraan] memiliki arti [kaur], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [carik]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kaur] menjadi [carik] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kaur] dan [carik] mempunyai arti yang sama. Data (222) Pada kata [Kaur Pembangunan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kaur Pembangunan] memiliki arti [kaur], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [carik]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [kaur] menjadi [carik] walau koskatanya mengalami PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 104 perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kaur] dan [carik] mempunyai arti yang sama. Data (224) pada kata [Makelar kambing/sapi] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [makelar kambing/sapi] memiliki arti [calo], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyalo]. Perbedaan tersebut terdapat perubahan fonem, fonem yang mengalami perubahan adalah [c] menjadi [n,y]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [calo] menjadi [nyalo] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [calo] dan [nyalo] mempunyai arti yang sama. Data (226) pada kata [Pedagang Besar] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [pedagang besar] memiliki arti [toko], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [warung ageng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [toko] menjadi [warung ageng] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [toko] dan [warung ageng] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 105 Data (227) pada kata [Pedagang Kecil] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [pedagang kecil] memiliki arti [warung], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [watung alit]. Perbedaan tersebut terdapat pada penambahan beberapa fonem, fonem yang mengalami penambahan adalah [a,l,i,t]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [warung] menjadi [warung alit] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [warung] dan [warung alit] mempunyai arti yang sama. Data (229) pada kata [Orang memanen padi] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [orang memanen padi] memiliki arti [dibuat], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [panen]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [dibuat] menjadi [panen] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [dibuat] dan [panen] mempunyai arti yang sama. Data (230) pada kata [Anak anjing] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [anak anjing] memiliki arti [anjing], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [anak anjing]. Perbedaan tersebut PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 106 terdapat pada penambahan fonem [a,n,a,k]. Perbedaan tersebut terdapat pada arti katanya. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [anjing] menjadi [anak najing] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [anjing] dan [anak najing] mempunyai arti yang sama. Data (231) pada kata [Ayam Jantan Muda] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ayam jantan muda] memiliki arti [jajanggar], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [hayam jago]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [jajanggar] menjadi [hayam jago] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [jajanggar] dan [hayam jago] mempunyai arti yang sama. Data (232) pada kata [Ayam betina dewasa] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ayam betina dewasa] memiliki arti [danten], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [indungna]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [danten] menjadi [indungna] walau koskatanya mengalami PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 107 perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [danten] dan [indungna] mempunyai arti yang sama. Data (234) pada kata [Itik jantan muda] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [itik jantan muda] memiliki arti [entog], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [meri]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [entog] menjadi [meri] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [entog] dan [meri] mempunyai arti yang sama. Data (235) pada kata [Itik betina muda] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [itik betina muda] memiliki arti [basur], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [meri]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [basur] menjadi [meri] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [basur] dan [meri] mempunyai arti yang sama. Data (236) pada kata [Ikan laut/tambak] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ikan laut/tambak] memiliki arti [gesek], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lauk laut]. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 108 Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [gesek] menjadi [lauk laut] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [gesek] dan [lauk laut] mempunyai arti yang sama. Data (237) pada kata [Ikan sungai] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ikan sungai] memiliki arti [lauk lebak], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [benter]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [lauk lebak] menjadi [benter] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lauk lebak] dan [benter] mempunyai arti yang sama. Data (245) pada kata [Anak tikus] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [anak tikus] memiliki arti [cucurut], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [berit]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [cucurut] menjadi [berit] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 109 mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cucurut] dan [berit] mempunyai arti yang sama. Data (247) pada kata [Bunglon] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [bunglon] memiliki arti [londok], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bunglon]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [londok] menjadi [bunglon] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [londok] dan [bunglon] mempunyai arti yang sama. Data (250) pada kata [Anak dahan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [anak dahan] memiliki arti [pang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sirung]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [pang] menjadi [sirung] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pang] dan [srung] mempunyai arti yang sama. Data (252) pada kata [Batang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [batang] memiliki arti [tangkal], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dahan]. Perbedaan kedua kata PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 110 tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [tangkal] menjadi [dahan] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [tangkal] dan [dahan] mempunyai arti yang sama. Data (259) pada kata [Cabai merah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [cabai merah] memiliki arti [cabe berem], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sabrang berem]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan, kosakata awal yang mengalami perubah yaitu pada kata [cabe] menjadi [sabrang]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, setelah mengalami perubahan kosakata kata [cabe berem] menjadi [sabrang berem]. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cabe berem] dan [sabrang berem] mempunyai arti yang sama. Data (260) pada kata [Cabai hijau] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [cabai hijau] memiliki arti [cabe hijau], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sabrang hejo]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan, kosakata awal yang mengalami perubah yaitu pada kata [cabe] menjadi [sabrang]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, setelah mengalami perubahan kosakata kata [cabe hijau] menjadi [sabrang hejo]. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cabe hijau] dan [sabrang hejo] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 111 Data (261) pada kata [Cabai Kecil] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [cabai kecil] memiliki arti [rawit], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cengek]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [rawit] menjadi [cengek] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [rawit] dan [cengek] mempunyai arti yang sama. Data (262) pada kata [Cabang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [cabang] memiliki arti [pang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dahan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [pang] menjadi [dahan] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pang] dan [dahan] mempunyai arti yang sama. Data (265) pada kata [Daun ketela] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [daun ketela] memiliki arti [daun budin], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [daun sampe]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 112 mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [daun budin] menjadi [daun sampe] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [daun sampe] dan [daun sampe] mempunyai arti yang sama. Data (267) pada kata [Getah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [getah] memiliki arti [gtah], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [getah]. Perbedaan tersebut terdapat pada penghilangan fonem di tengah kata, fonem yang mengalami penghilangan adalah [e]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya dengan mengalami penghilangan fonem di tengah kata, setelah mengalami penghilangan fonem di tengah kata, kata [getah] menjadi [gtah] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [getah] dan [gtah] mempunyai arti yang sama. Data (268) pada kata [Jerami] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [jerami] memiliki arti [jerami], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [jarami]. Perbedaan tersebut terdapat perubahan fonem [e] menjadi fonem [a]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan dengan perubahan fonem di tengah kata. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, setelah mengalami perubahan fonem di tengah kata, kata [jerami] menjadi [jarami] walau koskatanya PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 113 mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [jerami] dan [jarami] mempunyai arti yang sama. Data (271) pada kata [Kelapa] (buah) yang masih kecil, dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kelapa (buah) yang masih kecil] memiliki arti [dawegan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [cengkir]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [maneh] menjadi [sia] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [maneh] dan [sia] mempunyai arti yang sama. Data (279) pada kata [Ubi Kayu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ubi kayu] memiliki arti [budin], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [sampe]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [budin] menjadi [sampe] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [budin] dan [sampe] mempunyai arti yang sama. Data (291) pada kata [Sayuran] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [sayuran] memiliki arti [dengen], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [angen]. Dapat disimpulkan bahwa PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 114 kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [dengen] menjadi [angen] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [dengen] dan [angen] mempunyai arti yang sama. Data (282) pada kata [Buah-buahan yang diberi sambal] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [buah-buahan yang diberi sambal] memiliki arti [rujak], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lotek]. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada [rujak] menjadi [lotek] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [rujak] dan [lotek] mempunyai arti yang sama. Data (283) pada kata [Bangun tidur] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [bangun tidur] memiliki arti [hudang pineh], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [gugah bobo]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [hudang pineh] menjadi [gugah bobo]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [hudang pineh] dan [gugah bobo] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 115 Data (284) pada kata [Bekerja] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [bekerja] memiliki arti [gagawe], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [damel]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [gagawe] menjadi [damel]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [gagwe] dan [damel] mempunyai arti yang sama. Data (285) pada kata [Berbicara] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [berbicara] memiliki arti [ngomong], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyarios]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [nyarios] menjadi [ngomong]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyarios] dan [ngomong] mempunyai arti yang sama. Data (286) pada kata [Berenang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [berenang] memiliki arti [renang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngojay]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 116 mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [renang] menjadi [ngojay]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [renang] dan [ngojay] mempunyai arti yang sama. Data (287) pada kata [Berjalan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [berjalan] memiliki arti [lempang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [mapah]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [lempang] menjadi [mapah]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lempang] dan [mapah] mempunyai arti yang sama. Data (288) pada kata [Berjongkok] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [berjongkok] memiliki arti [totongkrong], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nagog]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [totongkrong] menjadi [nagog]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [totongkrong] dan [nagog] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 117 Data (289) pada kata [Berkelahi dengan tangan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [berkelahi dengan tangan] memiliki arti [garelut], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [gelut]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [garelut] menjadi [gelut]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [garelut] dan [gelut] mempunyai arti yang sama. Data (290) pada kata [Berkelahi dengan kata-kata] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [berkelahi dengan kata-kata] memiliki arti [pagolok-golok omong], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [pasea]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [pagolok-golok omong] menjadi [pasea]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pagolok-golok omong] dan [pasea] mempunyai arti yang sama. Data (291) pada kata [Berkembang (pohon)] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [berkembang (pohon)] memiliki arti [sirungan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 118 [jadi]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [sirungan] menjadi [jadi]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [sirungan] dan [jadi] mempunyai arti yang sama. Data (293) pad akata [Berlari] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [berlari] memiliki arti [lumpat], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lulumpatan]. Perbedaan tersebut terdapat penambahan fonem diawal dan diakhir kata. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [lumpat] menjadi [lulumpatan]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lumpat] dan [lulumpatan] mempunyai arti yang sama. Data (295) pada kata [Berubah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [berubah] memiliki arti [robah], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [beda]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 119 pada kata [robah] menjadi [beda]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [robah] dan [beda] mempunyai arti yang sama. Data (296) pada kata [Berobat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [berobat] memiliki arti [berobat], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ditambaan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [berobat] menjadi [ditambaan]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [berobat] dan [di tambaan] mempunyai arti yang sama. Data (297) pada kata [Bertanya] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [bertanya] memiliki arti [nanyaken], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [narosken]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [nanyaken] menjadi [narosken]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nanyaken] dan [narosken] mempunyai arti yang sama. Data (298) pada kata [Bertemu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [bertemu] memiliki arti [patimu], sedangkan dalam dialek Desa PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 120 Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [pependak]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [petimu] menjadi [pependak]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [patimu] dan [pependak] mempunyai arti yang sama. Data (300) pada kata [Cuci Pakaian] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [cuci pakaian] memiliki arti [nyeseh], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyesehan]. Perbedaan tersebut terdapat penambahan fonem diakhir kata, yaitu fonem [a,n]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, setelah mengalami penambahan fonem kata [nyeseh] menjadi [nyesehan]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyeseh] dan [nyesehan] mempunyai arti yang sama. Data (301) pada kata [Datang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [datang] memiliki arti [datang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dongkap]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 121 pada kata [datang] menjadi [dongkap]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [datang] dan [dongkap] mempunyai arti yang sama. Data (302) pada kata [Duduk] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [duduk] memiliki arti [diuk], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [calik]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [diuk] menjadi [calik]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [diuk] dan [calik] mempunyai arti yang sama. Data (303) pada kata [Ingat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ingat] memiliki arti [inget], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [emut]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [inget] menjadi [emut]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [inget] dan [emut] mempunyai arti yang sama. Data (305) pada kata [Kencing] dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [kencing] memiliki arti [ngompol], sedangkan dalam dialek Desa PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 122 Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ompol]. Perbedaan tersebut terdapat penghilangan fonem di awal kata, yaitu fonem [n,g]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan dengan menghilangkan dua fonem di awal kata. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, setelah mengalami penghilangan fonem di awal kata, kata [ngompol] menjadi [ompol]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngompol] dan [ompol] mempunyai arti yang sama. Data (306) pada kata [Lari-lari Kecil] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [lari-lari kecil] memiliki arti [lelempangan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lulumpatan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [lelempangan] menjadi [lulumpatan]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lelempangan] dan [lulumpatan] mempunyai arti yang sama. Data (307) pada kata [Makan] (nasi), dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [makan (nasi)] memiliki arti [madang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [emam]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 123 yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [madang] menjadi [emam]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [madang] dan [emam] mempunyai arti yang sama. Data (308) pada kata [Marah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [marah] memiliki arti [amarah], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngambek]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [amarah] menjadi [ngambek]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [amarah] dan [ngambek] mempunyai arti yang sama. Data (309) pada kata [Melempar] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [melempar] memiliki arti [mabit], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [alung]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [mabit] menjadi [alung]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mabit] dan [alung] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 124 Data (310) pada kata [Melihat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [melihat] memiliki arti [nyele], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ningali]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [nyele] menjadi [ningali]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyele] dan [ningali] mempunyai arti yang sama. Data (311) pada kata [Memasak nasi] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [memasak nasi] memiliki arti [ngejo], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyangu]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [ngejo] menjadi [nyangu]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngejo] dan [nyangu] mempunyai arti yang sama. Data (312) pada kata [Memasak sayur] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [memasak sayur] memiliki arti [nyelem], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngangen]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 125 tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [nyelem] menjadi [ngangen]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyelem] dan [ngangen] mempunyai arti yang sama. Data (314) pada kata [Membawa] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [membawa] memiliki arti [mawa], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyandak]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [mawa] menjadi [nyandak]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mawa] dan [nyandak] mempunyai arti yang sama. Data (316) pada kata [Membawa dengan punggung] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [membawa dengan punggung] memiliki arti [digandong], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dipanggul]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [digandong] menjadi [dipanggul]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [digandong] dan [dipanggul] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 126 Data (318) pada kata [Membawa dengan tangan di depan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [membawa dengan tangan] memiliki arti [ditampek], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bopong]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [ditampek] menjadi [bopong]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ditampek] dan [bopong] mempunyai arti yang sama. Data (320) pada kata [Membawa di pinggang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [membawa di pinggang] memiliki arti [diasi], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [digondong]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [diais] menjadi [digondong]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [diais] dan [digondong] mempunyai arti yang sama. Data (321) pada kata [Membawa di punduk] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [membawa di punduk] memiliki arti [panggul], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [tanggung]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 127 kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [panggul] menjadi [tanggung]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [panggul] dan [tanggung] mempunyai arti yang sama. Data (322) pada kata [Membersihkan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [membersihkan] memiliki arti [ngaresikan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bebersih]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [ngaresikan] menjadi [bebersih]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngaresikan] dan [bebersih] mempunyai arti yang sama. Data (323) pada kata [Memberi] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [memberi] memiliki arti [mere], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dipasihan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [mere] menjadi [dipasihan]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mere] dan [dipasihan] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 128 Data (324) pada kata [Memberi tahu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [memberi tahu] memiliki arti [mere nyaho], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dibejaan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [mere nyaho] menjadi [dibejaan]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mere nyaho] dan [dibejaan] mempunyai arti yang sama. Data (327) pada kata [Memotong kayu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [memotong kayu] memiliki arti [nuar], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngagorok]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [nuar] menjadi [ngagorok]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nuar] dan [ngagorok] mempunyai arti yang sama. Data (328) pada kata [Memproleh hadiah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [memperoleh hadiah] memiliki arti [menang hadiah], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kenging]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 129 kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [menang hadiah] menjadi [kenging]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [menang hadiah] dan [kenging] mempunyai arti yang sama. Data (329) pada kata [Mencium bau] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [mencium bau] memiliki arti [ngambean], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kaambe]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [ngambean] menjadi [kaambe]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngambean] dan [kaambe] mempunyai arti yang sama. Data (330) pada kata [Menarik benda dengan hewan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [menarik benda dengan hewan] memiliki arti [nyered], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [betot]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [nyered] menjadi [betot]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyered] dan [betot] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 130 Data (331) pada kata [Mendengar] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [mendengar] memiliki arti [kakuping], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kadangu]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [kakuping] menjadi [kadenge]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [kakuping] dan [kadenge] mempunyai arti yang sama. Data (333) pada kata [Memegang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [memegang] memiliki arti [nyekel], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyepeng]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [nyekel] menjadi [nyepeng]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyekel] dan [nyepeng] mempunyai arti yang sama. Data (334) pada kata [Mengambil daging sekerat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [mengambil daging sekerat] memiliki arti [nyokot daging], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [nyandak daging]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 131 disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [nyokot daging] menjadi [nyandak daging]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyokot daging] dan [nyandak daging] mempunyai arti yang sama. Data (335) pada kata [Mengalir air] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [mengalir air] memiliki arti [cai mocor], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [mocor]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [cai mocor] menjadi [mocor]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [cai mocor] dan [mocor] mempunyai arti yang sama. Data (336) pada kata [Menggali] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [menggali] memiliki arti [ngeduk], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngali]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [ngeduk] menjadi [ngali]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngeduk] dan [ngali] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 132 Data (337) pada kata [Menggaruk kepala] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [menggaruk kepala] memiliki arti [gagaro hulu], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [gagaro]. Perbedaan tersebut terdapat penghilangan fonem diakhir kata, fonem yang mengalami penghilangan yaitu [h,u,l,u]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami penghilangan fonem diakhir kata. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, setelah mengalami penghilangan fonem di akhir kata, kata [gagro hulu] menjadi [gagaro]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [gagaro hulu] dan [gagaro] mempunyai arti yang sama. Data (338) pada kata [Mengenggam] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [mengenggam] memiliki arti [nyenggem], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngepel]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [nyanggem] menjadi [ngepel]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyanggem] dan [ngepel] mempunyai arti yang sama. Data (339) pada kata [Mongotori lantai/baju] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [mengotori lantai/baju] memiliki arti [ngabelokan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 133 [kokotoran]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [ngabelokan] menjadi [kokotoran]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngabelokan] dan [kokotoran] mempunyai arti yang sama. Data (340) pada kata [Mengulangi] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [mengulangi] memiliki arti [ngulang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [mulai dei]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [ngulang] menjadi [mulai dei]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngulang] dan [mulai dei] mempunyai arti yang sama. Data (342) pada kata [Menjemur (baju, jagung, kayu)] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [menjemur (baju,jagung, kayu)] memiliki arti [moe], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [moeken]. Perbedaan tersebut terdapat penambahan fonem di akhir kata, yaitu fonem [k,e,n]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan dengan mengalami penambahan fonem di akhir kata. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, setelah mengalami penambahan fonem, kata [moe] menjadi PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 134 [moeken]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [moe] dan [moeken] mempunyai arti yang sama. Data (343) pada kata [Memeras (kelapa, susu sapi)] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [memeras (kelapa, susu sapi] memiliki arti [meret], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [diperes]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [hudang pineh] menjadi [gugah bobo]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [hudang pineh] dan [gugah bobo] mempunyai arti yang sama. Data (344) pada kata [Menggosok gigi] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [menggosok gigi] memiliki arti [nyikat], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [disikat]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [nyikat] menjadi [disikat]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [nyikat] dan [disikat] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 135 Data (345) pada kata [Menguburkan bangkai binatang] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [menguburkan bangkai binatang] memiliki arti [ngubur bangke], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [ngubur bugang]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [ngubur bangke] menjadi [ngubur bugang]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngubur bangke] dan [ngubur bugang] mempunyai arti yang sama. Data (346) pada kata [Menguburkan jeanzah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [menguburkan jenazah] memiliki arti [mendem mayid], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dikuburken]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [mendem mayid] menjadi [dikuburken]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mendem mayid] dan [dikuburken] mempunyai arti yang sama. Data (347) pada kata [Menghitung] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [Menghitung] memiliki arti [ngetung], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [milang]. Perbedaan kedua kata PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 136 tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [ngetung] menjadi [milang]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngetung] dan [milang] mempunyai arti yang sama. Data (348) pada kata [Menyuruh] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [manyuruh] memiliki arti [marentah], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [miwarang]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [marentah] menjadi [miwarang]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [marentah] dan [miwarang] mempunyai arti yang sama. Data (349) pada kata [Menghidupkan api] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [menghidupkan api] memiliki arti [mirun api], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [mirun sene]. Perbedaan tersebut terdapat pada perubahan beberapa fonem, fonem yang mengalami perubahan yaitu [a,p,i] menjadi [s,e,n,e]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami beberapa fonem yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan beberapa fonem saja, setelah mengalami perubahan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 137 fonem, kata [mirun api] menjadi [mirun sene] walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [mirun api] dan [mirun sene] mempunyai arti yang sama. Data (350) pada kata [Merumputi tanaman] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [merumputi tanaman] memiliki arti [ngaresikan tatangkalan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [babala]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [ngaresikan tatangkalan] menjadi [babala]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [ngaresikan tatangkalan] dan [babala] mempunyai arti yang sama. Data (354) pada kata [Bisu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [bisu] memiliki arti [pire], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [epe]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [pire] menjadi [epe]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pire] dan [epe] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 138 Data (356) pada kata [Luka yang infeksi] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [luka yang infeksi] memiliki arti [doklok], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [bareh]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [doklok] menjadi [labuh]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [doklok] dan [labuh] mempunyai arti yang sama. Data (357) pada kata [Buta] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [buta] memiliki arti [lolong], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [baong]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [lolong] menjadi [baong]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lolong] dan [baong] mempunyai arti yang sama. Data (359) pada kata [Gondok] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [gondok] memiliki arti [gondok], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [mendol]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 139 mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [gondok] menjadi [mendol]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [gondok] dan [mendol] mempunyai arti yang sama. Data (361) pada kata [Obat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [obat] memiliki arti [obat], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [landong]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [obat] menjadi [landong]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [obat] dan [landong] mempunyai arti yang sama. Data (362) pada kata [Panu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [hapur] memiliki arti [hapur], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [panu]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [hapur] menjadi [panu]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [hapur] dan [panu] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 140 Data (363) pada kata [Pingsan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [pingsan] memiliki arti [te eling], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [semaput]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [te eling] menjadi [semaput]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [te eling] dan [sempaut] mempunyai arti yang sama. Data (364) pada kata [Pusing] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [pusing] memiliki arti [pusing], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [riet]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [pusing] menjadi [riet]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pusing] dan [riet] mempunyai arti yang sama. Data (365) pada kata [Sembuh dari sakit] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [sembuh dari sakit] memiliki arti [beteng], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [waras]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 141 perubahan terdapat pada kata [beteng] menjadi [waras]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [beteng] dan [waras] mempunyai arti yang sama. Data (367) pada kata [Empat Belas] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [empat belas] memiliki arti [opat welas], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [opat belas]. Perbedaan tersebut terdapat pada perubahan fonem [w] menjadi [b]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan satu perubahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan satu fonem saja, setelah mengalami perubahan satu fonem, kata [opat belas] menjadi [opat welas]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [opat belas] dan [opat welas] mempunyai arti yang sama. Data (369) pada kata [Lima belas] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [lima belas] memiliki arti [lima welas], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lima belas]. Perbedaan tersebut terdapat pada perubahan fonem [w] menjadi [b]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan satu perubahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan satu fonem saja, setelah mengalami perubahan satu fonem, kata [lima belas] menjadi [lima welas]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [lima belas] dan [lima welas] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 142 Data (373) pada kata Depan belas, dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [delapan belas] memiliki arti [dalapan welas], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [delapan belas]. Perbedaan tersebut terdapat pada perubahan fonem [w] menjadi [b]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan satu perubahan fonem. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan satu fonem saja, setelah mengalami perubahan satu fonem, kata [delapan belas] menjadi [delapan welas]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [delapan belas] dan [delapan welas] mempunyai arti yang sama. Data (374) pada kata [Duapuluh satu] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [duapuluh satu] memiliki arti [salikur], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh hiji]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [salikur] menjadi [dua puluh hiji]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [salikur] dan [dua puluh hiji] mempunyai arti yang sama. Data (375) pada kata [Duapuluh dua] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [duapuluh dua] memiliki arti [dua likur], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 143 dua]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [pusing] menjadi [riet]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [pusing] dan [riet] mempunyai arti yang sama. Data (376) pada kata [Dua puluh tiga] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [duapuluh tiga] memiliki arti [tilu likur], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [tilu puluh hiji]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [tilu likur] menjadi [tilu puluh hiji]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [tilu likur] dan [tilu puluh hiji] mempunyai arti yang sama. Data (377) pada kata [Dua puluh empat] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dua puluh empat] memiliki arti [opat likur], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh opat]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [opat likur] menjadi [dua puluh opat]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 144 Masyarakat sudah mensepakati bahwa [opat likur] dan [dua puluh opat] mempunyai arti yang sama. Data (378) pada kata [Dua puluh lima] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dua puluh lima] memiliki arti [salawe], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh lima]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [salawe] menjadi [dua puluh llima]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [salawe] dan [dua puluh lima] mempunyai arti yang sama. Data (379) pada kata [Dua puluh enam] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dua puluh enam] memiliki arti [genep likur], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh genep]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [genep likur] menjadi [dua puluh genep]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [genep likur] dan [dua puluh genep] mempunyai arti yang sama. Data (380) pada kata [Dua puluh tujuh] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dua puluh tujuh] memiliki arti [tujuh likur], sedangkan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 145 dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh tujuh]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [tujuh likur] menjadi [dua puluh tujuh]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [tujuh likur] dan [dua puluh tujuh] mempunyai arti yang sama. Data (381) pada kata [Dua puluh delapan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dua puluh delapan] memiliki arti [dalapan likur], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh delapan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [dalapan likur] menjadi [dua puluh dalapan]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [dalapan likur] dan [dua puluh dalapan] mempunyai arti yang sama. Data (382) pada kata [Dua puluh sembilan] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [dua puluh sembilan] memiliki arti [salapan likur], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dua puluh salapan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 146 kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [salapan likur] menjadi [dua puluh salapan]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [salapan likur] dan [dua puluh salapan] mempunyai arti yang sama. Data (383) pada kata [Enam puluh] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [enam puluh] memiliki arti [sawidak], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [genep puluh]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [sawidak] menjadi [genep puluh]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [sawidak] dan [genep puluh] mempunyai arti yang sama. Data (385) pada kata [Satu petak besar (sawah, ladang)] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [satu petak besar (sawah, ladang)] memiliki arti [salolombang], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [lega]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [sawah, ladang] menjadi [lega]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [sawah, ladang] dan [lega] mempunyai arti yang sama. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 147 Data (386) pada kata [Ukuran kacang tanah] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung [ukuran kacang tanah] memiliki arti [parapatan], sedangkan dalam dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [kiloan]. Perbedaan kedua kata tersebut tidak merubah arti dari kata dasarnya, melainkan kosakatanya yang mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut hanya mengalami perubahan kosakatanya, koskata yang mengalami perubahan terdapat pada kata [parapatan] menjadi [kiloan]. Walau koskatanya mengalami perubahan tetapi tidak mengubah arti dari kata tersebut. Masyarakat sudah mensepakati bahwa [parapatan] dan [kiloan] mempunyai arti yang sama. Data di atas adalah data hasil analisis dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karanpucung dan dialek Sunda Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dari segi perbedaan semantis yang mengalami gejala sinonim. Peneliti menemukan banyak sekali kosakata yang masuk kedalam perbedaan semantis dari segi gejala sinonim. Analisis selanjutnya adalah perbedaan semantis dari segi gejala homonim. b. Homonim (pemberian nama yang sama untuk hal yang berbeda di beberapa tempat yang berbeda) Homonim yang ditemukan dalam penelitian dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja, yaitu kata [beteng, maneh, sarepna]. 1) Kata [bete] dalam dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung mempunyai arti (perut dan sembuh dari sakit), sedangkan dalam dialek Sunda Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai dua arti (perut). Data tersebut sudah terlihat bahwa kata [bete] dalam dialek Desa Surusunda PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 148 Kecamatan Karangpucung mempunyai arti yang berbeda dengan dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kata [bete] mempunyai arti (perut dan sembuh dari sakit). 2) Kata [manh] dalam dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung mempunyai arti [kamu] sedangkan dalam dialek Sunda Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [dia]. Data tersebut sudah terlihat bahwa kata [maneh] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung mempunyai arti yang berbeda dengan dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kata [maneh] mempunyai arti (kamu dan dia) 3) Kata [sarepna] dalam dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung mempunyai arti [sore] sedangkan dalam dialek Sunda Desa Majingklak Kecamatan Wanareja mempunyai arti [senja]. Data tersebut sudah terlihat bahwa kata [maneh] dalam dialek Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung mempunyai arti yang berbeda dengan dialek Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kata [maneh] mempunyai arti (sore dan senja) B. Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Kosakata dan Pelafalan Dialek Sunda di Desa Surusunda, Kecamatan Karangpucung dan Di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja Faktor geografis Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dalam peta Kabupaten Cilacap dapat dilihat bahwa perbedaan penggunaan kosakata dasar dilek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 149 Wanareja dan Desa Majingklak Kecamatan Karangpucung dipengaruhi oleh faktor geografis. Kecamatan Wanareja dan Kecamatan Karangpucung berada di Kabupaten Cilacap bagian barat dan mempunyai jarak yang jauh sekitar ± 36 km antara dua kecamatan tersebut, itu salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan penggunaan dialek Sunda di anatara dua kecamatan tersebut. Hal tersebut dapat kita lihat dalam peta Kabupaten Cilacap. Letak geografis dari kecamatan Karangpucung dan Kecamatan Wanareja memang tidak terlalu jauh dengan kecamatan-kecamatan yang mayoritas masyarakatnya berbahasa Jawa, beberapa kecamatan yang penggunan bahasa Sunda dan bahasa Jawa nya berdampingan yang hanya dipisahkan oleh jalan utama, sungai dan batas daerah. Dengan demikian, budaya Sunda di Kecamatan Wanareja dan Kecamatan Karangpucung sudah pasti memiliki perbedaan karena wilayah Kecamatan Wanareja yang berdampingan langsung dengan perbatasan Jawa Barat, sudah pasti bahasa Sunda yang dipakai lebih terpengaruh oleh bahasa Sunda Jawa Barat, seperti kata [pineh] dalam dialek Sunda Kabupaten Cilacap mengalami perubahan menjadi kata [sare], kata [sare] dalam dialek Sunda Jawa Barat mempunyai arti sama yaitu [tidur], kata [sare] sering digunakan oleh masyarakat Kecamatan Wanareja karena jarak yang berdekatan antara Kecamatan Wanareja dan kota Banjar yang sudah masuk pada Provinsi Jawa Barat serta minimnya penggunaan bahasa Jawa di Kecamatan Wanareja, jika dibandingkan dengan Kecamatan Karangpucung yang sebagian masyarakatnya sudah mengenal bahasa Jawa, sudah pasti penggunaan bahasa Sundanya sudah mengalami perubahan. Perubahan penggunaan dialek Sunda yang sudah terpengaruh oleh bahasa Jawa dapat di lihat PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 150 dari pengunaan bahasa Sunda Kecamatan Karangpucung khsuusnya di Desa Surusunda yang sudah mengalami perbedaan dengan bahasa Sunda di Kecamatan Wanareja. Keadaan dialek Sunda Kecamatan Karangpucung yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Cimanggu dan Kecamatan Majenang yang hampir setengah dari dua kecamatan tersebut masyaraktnya menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehati-hari. Peneliti menemukan banyak kosakata yang sudah mengalami percampuran bahasa Sunda dan Jawa di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Percampuran kosakata tersebut dipengaruhi oleh letak geografis dan faktor sosial masyarakat kedua daerah. Faktor geografis dipengaruhi oleh berdekatannya daerah atau kecamatan yang menggunakan bahasa Jawa dan dengan faktor sosial dipengaruhi oleh masyarakat yang sering berkomunikasi masyarakat diluar daerah penelitian. Kosakata-kosakata yang sudah mengalami percampuran anatara bahasa Sunda dan bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. 1. Penggunaan kosakata dialek Sunda yang sudah mengalami percampuran dengan bahasa Jawa di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung Letak geografis wilayah Kecamatan Wanareja sangat jauh sekitar ± 75 km dengan kota Kabupaten Cilacap yang masyarakatnya menggunakan bahasa Jawa, masyarakat Kecamatan Wanareja yang letaknya berdekatan dengan perbatasan Jawa Barat membuat masyarakat sering berinteraksi dengan orang-orang yang berada di kota Banjar Patroman dan Ciamis yang letak geografisnya sudah masuk dalam PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 151 wialayah Jawa Barat, dengan begitu masyarakat Kecamatan Wanareja tidak banyak terpengaruh oleh bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Cilacap, melainkan penggunaan kosakata dan pelafalan cenderung ke dialek Sunda Banjar Patroman dan Ciamis, seperti kata [tidur] dalam bahasa Indonesia menjadi [sare] dalam dialek Kecamatan Wanareja dan dialek sunda kota Banjar Patroman yang letak geografisnya masuk dalam wilayah Jawa Barat. Kecamatan Wanareja adalah Kecamatan yang penggunaan dialek Sundanya terbanyak kedua setelah Kecamatan Dayeuhluhur. Kecamatan Wanareja berdampingan langsung dengan Kecamatan Dayeuhluhur yang penggunaan dialek Sundanya hampir sama karena masyarakat Dayeuhluhur dan Wanareja sangat sering berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Itu semua disebabkan tempatnya berdekatan dan banyak dari masayarakat kedua kecamatan tersebut yang masih mempunyai sodara ataupun kerabat di Kecamatan Wanareja maupun Dayeuhluhur. Jadi budaya dan penggunaan dialek Sunda di Kecamatan Wanareja masih sangat kental. Jika dibandingkan dengan penggunaan dialek Sunda Kecamatan Karangpucung sudah pasti memiliki banyak perbedaan dari mulai penggunaan kosakata dan pelafalan, seperti kata [jari manis] dalam bahasa Indonesia, dalam dialek Sunda Kecamatan Wanareja [jariji] dan dalam dialek Sunda Kecamatan Karangpucung menjadi [cinggir]. Penggunaan dialek Sunda Kecamatan Wanareja lebih terpengaruh pada dialek Sunda Jawa Barat dari pada dialek Sunda Kecamatan Karangpucung, hal ini disebabkan karena campuran Sunda dari Dayeuhluhur, Banjar Patroman dan Ciamis lebih kuat dari pada campuran-campuran bahasa Jawa yang digunakan oleh PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 152 sebagian orang Kecamatan Wanareja. Penggunaan kosakata dialek Sunda Kecamatan Wanareja yang sudah mengalami campuran dari Bahasa Jawa dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. 2. Penggunaan kosakata dialek Sunda yang sudah mengalami percampuran dengan Bahasa Jawa di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja Jadi dapat ditarik simpulan bahwa perbedaan penggunaan kosakata dasar dan pelafalan dialek Sunda Kecamatan Wanareja dan Kecamatan Karangpucung dibedakan oleh letak geografisnya, serta perbedaan kosakata dan pelafalan dibedakan oleh percampuran antara bahasa Jawa yang ada di Kabupaten Cilacap dan percampuran bahasa Sunda dari Kecamatan Dayuehluhur, Kota Banjar dan Kota Ciamis. Perbedaan-perbedaan dari dua tempat yang diteliti yaitu Kecamatan Karangpucung dan Kecamatan Wanareja mempunyai ciri pembeda masing-masing dari setiap kosakata dasarnya maupun dari pengucapanya yang sudah di bahas di atas, dengan begitu kedua Kecamatan yang diteliti memilki perbedaan dalam penggunaan dialek Sunda. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 153 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini membahas tentang Perbedaan Dialek Sunda di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja dengan Dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung. Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Perbedaan kosakata dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung, dan di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja, perbedaan tersebut meliputi perbedaan fonologis dan perbedaan semantis a. Perbedaan fonologis ditemukan dalam dialek Sunda di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja. Perbedaan tersebut mengliputi penambahan fonem terdiri atas protesis, epentesis, dan paragog, dan penghilangan fonem terdiri atas afaresis, sinkop, dan apokop. b. Perbedaan semantis yang terdapat dalam data yang telah dianalisis terdapat pada dialek Sunda Desa Majingklak Kecamatan Wanareja, meliputi sinonim dan homonim. 2. Faktor yang mempengaruhi perbedaan kosakata dan pelafalan dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung, dan Dialek Sunda di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja, meliputi beberapa faktor a. faktor geografis (daerah penelitian berdekatan dengan Provinsi Jawa Tengah dengan Provinsi Jawa Barat). b. faktor sejarah turun temurunnya adat istiadat Sunda dari jaman dahulu sampai sekarang. 153 PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 154 c. faktor perubahannya kependudukan warga Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (mengalami migrasi) B. Saran 1. Penelitian mengenai perbedaan dialek yang meneliti penggunaan kosakata dasar dialek Sunda Desa Majingklak Kecamatan Wanareja, dan Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung masih harus terus di kembangkan lagi dengan permasalahan-permasalahan baru dan fenomena baru yang belum diteliti pada karya tulis ini. 2. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai penggunaan dialek Sunda, penelitian ini bisa menjadi sebuah referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. Peneliti berharap penelitian selanjutnya mencoba untuk menganalisi pembeda dialek lainya seperti morfologis, leksikal dan sintaksis agar lebih meningkatkan pengetahuan mengenai bidang dialek. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 155 DAFTAR PUSTAKA Arikuntoro, Khaidri. 1990. Fungsi dan Sikap Bahasa Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. ___________. & Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik. Jakarta: PT Rineka Cipta. ___________.2012. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. ___________ 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Cipta. Rineka Kridalaksana, Harirmuti. Fungi Bahasa dan Sikap Bahasa. PT Gramedia. Mahsun. 1995. Dialektologi Diakronis Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Maslich, Masnur. 2010. Fonologi bahasa Indonesia tinjauan deskriptif sistem bunyi bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Gahalia Indonesia. Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Soegijo. 1989. Morfologi Bahasa Indonesia. FPBS IKIP Semarang. Uddin, kamal. http://bahasa-nusantara.blogspot.co.id/2011/02/746-jumlah-bahasadaerah-Indonesia.html?m=1, 02 Mei 2016. Kompas .com Widya. Wendi Ratna Dewi. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Klaten: PT Intan Pariwara. Zulaeha, Ida. 2010. Dilaektologi Dialek Geografi dan Dialek Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo. 1996. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wikipedia, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sunda. 31 Maret 2016. 24 April 2016. PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 156 LAMPIRAN PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 157 Lampiran 1 Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) A. No Bagian Tubuh Bahasa Indonesia 1 2 3 4 5 Alis Bahu Betis Bibir Bulu dada 6 Bulu kuduk 8 9 10 11 12 13 14 15 26 27 Dada Dagu Dahi Darah Geraham Gigi Gigi seri Gigi yang tumbuhnya bertumpuk Gigi rusak berwarna hitam Gusi Hati Hidung Ibu jari Isi tulang Jantung Janggut Jari (Jari) penunjuk Jari manis Jari tengah 28 Kelingking 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Kosakata Dasar halis Tak-tak bitis biwir Bulu kiyang Bulu beheng dada gado tarang Getih careham huntu gingsul karehol Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis halis halis tak-tak tak-tak bitis bitis biwir biwir bulu kiang bulu kiya bulu kiang bulu kiya dada dada janggot jagot tarang tara getih gtih careham carham huntu huntu gingsul gisul gingsul gisul Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis halis halis tak-tak tak-tak bitis bitis biwir biwir bulu bulu bulu beheng dada gado tarang getih careham huntu huntu seri karehol bulu bh dada gado tara gtih carham huntu huntu sri karhol keesen gupis gupis keesen ksen gusi hate Irung Jempol polo jantung jenggot ramo curuk gusi hati irung jempol polo jajantung jejenggot ramo curuk gusi hti iru jmpol polo jajantu jjgot ramo curuk gusi hate irung jempol sum-sum jantung majanggot ramo curuk gusi ht iru jmpol sum-sum jajantu majagot ramo curuk cinggir cinggir jajangkung ramo nu tengah Cinggir cicinggir cigir ramo nu teah cicigir jariji jariji jajangkung jajaku cinggir cigir PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 158 Lampiran 1 (lanjutan 1) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) No 29 30 31 Bahasa Indonesia Kosakata Dasar Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis suku hulu tikoro suku hulu tikoro suku hulu tikoro suku hulu tikoro suku hulu tikoro 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Kaki Kepala Kerongko ngan Ketiak Kuku Kulit Kumis Kutu Leher Lemak Lidah Lutut Mata Mata kaki kelek kuku kulit kumis kutu beheng lemak letah tuur mata cecekolen klk kuku kulit kumis kutu bh lmak ltah tuur mt mt suku ketek kuku kulit kumis kutu beheng lemak letah tu-ur mata cecekolan ktk kuku kulit kumis kutu bh lmak ltah tuur mt cckoln 43 44 45 46 Muka Mulut Otak Paha benget sungut otak Ping-ping bt suut otak pi-pi benget sungut otak ping-ping bt suut otak pi-pi 47 48 49 50 Bokong Paru-paru plipis mata boko paru plipis bujur paru-paru pipis mata bujur paru-paru pipis mt lengen lengen ln lengen ln 52 53 Pantat Paru-paru Pelipis Pelupuk mata Pergelang an tangan Perut Pinggang kelek kuku kulit kumis kutu beheng lemak letah tu-ur mata mata suku benget sungut otak pingping bokong paru plipis - beteng cangkeng bt ck beteng cangkeng bt ck 54 55 56 57 58 Punggung Pusar Payudara Rambut Rusuk tonggong Bujal susu buuk iga togo pusr susu buuk tula iga tonggong bujal susu buuk iga togo bujal susu buuk iga 59 Siku sisiku beteng cangken g tonggong puser susu buuk tulang iga siku siku sisiku sisiku 51 PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 159 Lampiran 1 (lanjutan 2) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) No 61 62 63 64 65 66 67 B. 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 Bahasa Indonesia Kosakata Dasar Telinga Tulang rahang Tumit Celi careham Ubunubun Urat Usus Warna hitam di kulit sejak lahir Dampal suku Embunembunen urat pejit tanda Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis celi celi careham carham Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis celi celi rahang raha dampal suku dampal suku embunembunen urat pejit tanda embunembun urat pejit karang dampal suku mbunmbun urat pjit kara dmpl suku mbunmbun urat pjit tanda Kata ganti Saya Kamu Kami Kita Panggilan untuk anak laki-laki kecil Penggilan untuk gadis kecil Panggilan untuk gadis remaja Panggilan untuk lakilaki remaja Panggilan untuk lakilaki tua Panggilan untuk perempuan tua abi maneh urang sarera endo urang maneh urang urang endo ura manh urang ura ndo abi sia urang sarerea ceng abi sia ura sarra c neng enong no neng n Neng eneng n neng n Aa ujang uja aa aa Ua ua ua mamang mama Bibi ibu/teh ibu/th bibi bibi PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 160 Lampiran 1 (lanjutan 3) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) C. Sistem Kekerabatan Kosakata Bahasa Dasar No Indonesia Adik adi Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis adi adi Adik dari istri Adik dari suami Adik laki-laki ayah/ibu Anak kandung Anak tiri Adi ipar Adi adi ipar adi ipar adi ipar adi ipar adi ipar adi adi ipar adi mamang mamang mama mamang mama Anak anak anak anak nak Anak tere anak pulung anak tere anak tr Anak dari anak Anak dari cucu Anak dari saudara kandung Anak dari saudara ayah/ibu Anak yang tertua Anak dari saudara ayah/ibu incu incu anak pulu incu incu incu buyut cicit cicit buyut buyut alo alo alo ponakan ponakan alo Alo alo ponakan ponakan yayu Yayu yayu kaka kaka kaka kaka/ yayu kaka/yayu ponakan ponakan Anak yang termuda Anak lakilaki bungsu bontot bontot bungsu busu lalaki lalaki lalaki lalaki lalaki bapung bapung bapu aki aki 93 Ayah dari ayah/ibu Ayah tiri Bapa tere bapa tere bapa tr bapa bapa 94 Ibu Embok embok mbok ema ma 95 Ibu dari ayah/ibu Ibu tiri Istri Istri/suami dari saudara kandung nini nini nini eneh neh Ibu tere pamajikan Neng ibu tere pamajikan bibi ibu tr pamajikan bibi ibu tere awewe neng ibu tr aww n 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 96 97 98 Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis adi adi PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 161 Lampiran 1 (lanjutan 4) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) No 99 100 101 102 103 104 D. No Kosakata Dasar Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis bibi bibi Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis adi ipar adi ipar bud/ua kaka ipar kaka ipar Minantu bude untuk perempuan dan ua untuk laki-laki minantu minantu minantu minantu Kaka kaka kaka aang aa Yayu yayu yayu cece cc Mamang mamang mama uwa uwa Bahasa Indonesia Istri/suami saudara suami/istri Istri kakak lakilaki/perempua n ayah/ibu Istri/suami dari anak Kakak lakilaki Kakak perempuan Kakak lakilaki ayah bibi Kaka ipar Rumah dan Bagian-bagiannya Bahasa Indonesia Kosakata Dasar 106 Atap dari mambu 107 Dapur pyan 108 Dinding dari mambu 109 Dinding dari kayu 110 Genting 111 Halaman depan 112 Halaman belakang 113 Jendela 114 Kamar tidur 115 Kamar mandi 116 Kandang ayam 117 Kandang kambing Pedangan Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis pyan pyan Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis hatep hatp pdaan/goa dapur Pager pedangan/ goa pager pagr bilik bilik Blagbag blagbag blagbag papan papan Gendeng Buruan gendeng buruan gnd buruan kenteng buruan knt buruan Ditukang buruan tukang jendela sentong buruan tuka jndla snto ditukang dituka jndela tempat sare kamar mandi kandang hayam paranje embe kamar mandi kanda cai jndla tmpat sare cai Jendela Sentong Cai Kandang hayam Paranje embe paranj mb kandang hayam kandang embe dapur kanda kanda mb PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 162 Lampiran 1 (lanjutan 5) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) 118 Kain penutup jendela kaca 119 Langit-langit 120 Pagar 121 Parit 122 Pelimbahan 123 Ruang tamu hordeng Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis reregan rrgan lalamuk pager lebak jarian Bale Lalamuk pager lebak jarian Bale lalamuk pagr lbak jarian bal lalangit pager solokan jarian ruang tamu 124 125 126 127 emper tihang hawu Pelester emper tihang hawu pelester mpr tiha hawu plstr teras tihang hawu kramik No E. Bahasa Indonesia Teras Tiang Tungku Lantai Kosakata Dasar Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis hordeng hord lalait pagr solokan jarian rua tamu tras tiha hawu kramik Waktu, Musim, Keadaan Alam, Benda Alam, dan Arah 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 Air Api Arang Arus Asap Atas Awan Bara Barat Batu Bawah Besi Besok Bukti Bulan (dalam tahun) 143 Bulan purnama 144 Bulan terbit Cai Sene Areng Ca‟ah Hasep Luhur Awan Ruhak Kulon mungkal Teoh Besi Isuk Bukti Bulan cai api Areng ca‟ah asep luhur awan ruhak kulon mungkal teoh besi isuk bukti bulan cai api ar ca‟ah asp luhur awan ruhak kulon mukal teoh bsi isuk bukti bulan cai sene areng ca‟ah hasep luhur awan areng kulon batu handap besi enjing nyata bulan cai api ar ca‟ah hasp luhur awan ar kulon batu handap bsi enji nyata bulan bulan purnama bulan kaluar darat datar hujan ageng bulan purnama bulan kaluar bulan purnama erek peting darat datar ageng hujana bulan purnama rk pti 145 Darat 146 Datar 147 Deras (hujan) Bulan purnama Erek peting Darat Datar Ageng hujana darat datar hujan age darat datar age hujana PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 163 Lampiran 1 (lanjutan 6) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) No Bahasa Indonesia 148 Deras (arus sungai/mata air) 149 Desa 150 Di atas 151 Di bawah 152 Di samping 153 Di sana 154 Di sini 155 Dua hari mendatang 156 Dua hari yang lalu 157 Dusun 158 Embun 159 Empat hari mendatang 160 Empat hari yang lalu 161 Fajar 162 Garam 163 Gerhana 164 Gunung 165 Guntur 167 Hari 168 Hujan 169 Hutan 170 Ini 171 Itu 172 Jalan (lebar) 173 Jalan (sempit) 174 Jurang 175 Kabut 176 Kanan 177 Kemarin 178 Kilat 179 Kiri tarik Dialek Karangpucung Dialek Wanareja (Desa Surusunda) (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis Ortografis Fonemis tarik tarik cai tarik cai tarik Desa Di luhur Di handap Di gigir Di ditu Di die pageto kampung di luhur di teoh di gigir di ditu di die pageto kampu di luhur di toh di gigir di ditu di di pagto kamari Isuk-isuk uyah Samagaha Gunung Bledeg Dinten Hujan Leweng ie Itu Jalan raya Gang dua poe nu kamari desa ibun opat poe kaharep opat poe katukang mata poe uyah gerhana gunung bledeg poe hujan leweng ie ituh jalan raya gang dua po nu kamari dsa ibun opat po kaharp opat po katuka mata po uyah grhana gunu bldg po hujan lw i ituh jalan raya ga Jungkrang hasep Katuhu Kamari Singkaban Kede jurang ibun kanan kamari gelap kede jura ibun kanan kamari glap kd Kosakata Dasar desa remis Opat poe nu erek kamari desa di luhur di handap di sisi di ditu di die dua poe nu erek kamari dsa di luhur di handap di sisi di ditu di di dua po nu rk kamari kadus remis opat poe nu erek kamari kadus rmis opat po nu rk kamari isuk-isuk uyah samagaha gunung beledeg dinten hujan leweng iye itu jalan raya jalan polosok jungkrang hasep katuhu kamari singkaban kenca isuk-isuk uyah samagaha gunu bldg dintn hujan lw iy itu jalan raya jalan polosok jukra hasp katuhu kamari sikaban knca PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 164 Lampiran 1 (lanjutan 7) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) Balong Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis balong balo Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis balong balo Kebon Langit Lapang Gunung Peting Entuk Kabut Ampakampak Bodas Rendeng kebon langit lapang gunung peting entuk kabut ampakampak bodas rendeng kbon lait lapa gunu pti ntuk kabut ampakampak bodas rnd kebon langit lapangan gagawir wengi liang cai reek pepedut kbon lait lapaan gagawir bodas musim 191 Musim kemarau 192 Pagi Halodo halodo halodo bodas musim hujan halodo Isuk-isuk isuk-isuk isuk-isuk nji 193 Pagi sekali 194 Pasir (halus/kasar) 195 Pelangi 196 Pematang (sawah/ladang) 197 Sebentar 198 Selatan 199 Senja 200 Siang 201 Sore 202 Sungai 203 Tanah 204 Tebing 205 Tenggara 206 Timur 207 Utara Janari Pasir uput-uput pasir uput-uput pasir enjingenjing janari kesik Pelangi Tampingan pelangi tampingan plai tampian pelangi galengan plai galan sakedeng Kidul Sarepna Berang Burit Cai Taneh Gagwir lor weran Kaler sakedeng kidul burit berang burit cai taneh gagawir lor wetan lor sakd kidul burit sakedap kidul sarepna tiberang sore lebak taneh gagawir Lor wetan kaler sakdap kidul sarpna tibra sor lbak tanh gagawir lor wtan kalr No Bahasa Indonesia 180 Kolam (renang/ pancing) 181 Ladang 182 Langit 183 Lapangan 184 Lereng 185 Malam 186 Mata air 187 Mega (hitam) 188 Mega (putih) 189 Putih 190 Musim hujan Kosakata Dasar bra burit cai tanh gagawir lor wtan lor wi lia cai rk ppdut halodo janari ksik PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 165 Lampiran 1 (lanjutan 8) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) F. Pakaian dan Perhiasan No 208 209 210 211 212 213 214 215 216 G. Bahasa Indonesia Anting Alas kaki Jarik Kalung Kaos kaki Kebaya Kopiah Sanggul Sarung Kosakata Dasar suweng Sandal Samping Kalung Kaos kaki Kabaya Peci Gelung Sarung Dukun sunat paraji 218 219 220 Juragan Kepala desa Kaur pemerintah Kaur kesejahteraa n Kaur pembanguna n Mekelar (rumah, kendaraan) Makelar (kambing, sapi) Penghulu Pedagang besar (grosir) Pedagang kecil (eceran) Orang yang mengatur perairan di sawah Orang yang memanen padi 222 223 224 225 226 227 228 229 Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis anting anti sandal sandal sinjang sinja kalung kalu kaos kaki kaos kaki kabaya kabaya kopiah kopiah gelung glu sarung saru Jabatan Pemerintah Desa dan Pekerjaan 217 221 Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis suweng suw sendal sndal samping sampi kangkalung kakalu kaos kaki kaos kaki kebaya kbaya peci pci gelung glu sarung saru tuka nyunatan juragan lurah kaur paraji paraji Benghar lurah kaur tukang nyunatan juragan lurah kaur benghar kapalurah carik bhar kapalurah carik Carik kaur kaur carik carik Carik kaur kaur carik carik Calo calo calo nyalo nyalo Calo calo calo nyalo nyalo Penghulu Toko penghulu toko phulu toko penghulu warung ageng pehulu waru ag Warung warung waru warung alit waru alit Ulu-ulu ulu-ulu ulu-ulu Dibuat dibuat dibuat panen pann PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 166 Lampiran 1 (lanjutan 9) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) H. Bintang dan Hewan No Bahasa Indonesia 230 Anak anjing 231 Ayam jantan muda 232 Ayam betina muda 231 Ayam jantan dewasa 232 Ayam betina dewasa 234 Itik jantan muda 235 Itik betina muda 236 Ikan laut/tambak 237 Ikan sungai/tambak 238 Kucing 239 Tupay 240 Ular 241 Nyamuk 242 Serangga 243 Burung 244 Tikus 245 Anak tikus 246 Kaki seribu 247 Bunglon 248 Kerbau I. Kosakata Dialek Karangpucung Dialek Wanareja Dasar (Desa Surusunda) (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis Ortografis Fonemis anjing anjing anak anak anji anjing anji Jajanggar jajanggar hayam hayam jajagar jago jago Danten danten hayam hayam dantn danten Jago jago Jago jago jago Danten danten dantn indungna induna Entog entog ntog meri mri Basur basur basur meri mri Gesek gesek gsk lauk laut lauk laut Benter lauk lebak benter bntr Meong Bajing Ula rengit Jangkrik Manuk Berit Cucurut Titinggi Londok Munding meong bajing ula rengit jangkrik manuk berit cucurut titinggi londok munding lauk lbak mo baji Ula rit jakrik manuk brit cucurut titigi londok mundi meong bajing ula rengit jangkrik manuk berit berit titinggi bunglon munding mo baji ula rit jakrik manuk brit brit titigi bulon mundi Tumbuhan, Bagian-bagian, Buah, dan Hasil Olahragnya 249 250 251 252 253 Akar Anak dahan Bambu Batang Bawang merah Akar Sirung Awi Tangkal bawang akar pang awi tangkal bawang berem Akar pa Awi takal bawa berem akar sirung awi dahan bawang berem akar siru awi dahan bawa brem PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 167 Lampiran 1 (lanjutan 10) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) No Bahasa Indonesia KosakataDasar Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis 254 Bawang putih Bawang bodas bawang bodas bawa bodas bawang bodas bawa bodas 255 256 257 Binih Beas Benyer binih beas benyer Binih bas bnyr binih beas benyer binih bas bnyr 258 259 Benih Beras Beras (Kecil-kecil) Bunga Cabai merah Kembang Sabrang berem kembang cabe berem 260 Cabai hijau Sabrang hejo cabe hijau kmba cab brm cab hijau 261 Cabai kecil Sengek rawit Rawit kembang sabrang berem sabrang hejo cengek 262 Cabang Dahan pang dahan 263 264 Daun Daun Daun kacang Daun kacang panjang daun daun kacang 265 Daun ketela Daun sampe daun budin pa Daun daun kaca daun budin kmba sabra brm sabra hjo ck dahan daun sampe daun daun kaca daun samp 266 Daun kangkung Kangkung daun kangkung kangkung kaku 267 Getah Getah gtah daun kaku Gtah getah gtah 268 Jerami Jarami jerami jarami jarami 269 Jambu monyet Jambu mede jambu mede jambu mede kulit kai dawegan jrami jambu md kulit kai dawgan kulit kai cengkir jambu md kulit kai cekir waluh sim minyak lntik waluh waluh minyak klentik latu minyak latung minyak klntik minyak latu 270 Kulit kayu Kulit kai 271 Kelapa Cengkir (buah) yang masih kecil 272 Labu siam Waluh siem 273 Minyak kelapa Minyak klentik waluh siem minyak lentik 274 Minyak tanah Latung latung daun daun kacang PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 168 Lampiran 1 (lanjutan 11) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) Petey selong Sasikat Batok Boled Sampe Kejo Angen Lotek Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis petey selong pty slo sasikat sasikat batok batok boled bold budin budin kejo kjo dengen dn rujak rujak Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis petey pty selong slo sasikat sasikat batok batok boled bold sampe samp kejo kjo angen an lotek lotk Gugah bobo damel Nyarios Renang Mapah Nagog Gelut hudang pineh gagawe ngomong renang lempang totongkrong garelut huda pinh gagaw omo rna lmpa totokro garlut gugah bobo damel nyarios ngojay mapah nagog gelut gugah bobo daml nyarios ojay mapah nagog glut Pasea pagolokgolok omong pagolokgolok omo pasea pasa sirungan siruan jadi jadi hirup hirup hirup hirup lumpat lumpat lulumpatan 294 Berludah 295 Berubah 296 Berobat Nyiduh nyiduh Beda robah Ditambaan barobat nyiduh robah barobat 297 Bertanya Narosken nanyakn lulumpata n nyiduh beda ditamba an narosken Bahasa Indonesia No 275 Peta cina 276 277 278 279 280 281 282 J. Sisir pisang Tempurung Ubi jalar Ubi kayu Nasi Sayuran Buah-buahan yang diberi sambal Kosakata Dasar Aktivitas 283 Bangun tidur 284 Bekerja 285 Berbicara 286 Berenang 287 Berjalan 288 Berjongkok 289 Berkelahi (dengan tangan) 290 Berkelahi (dengan katakata) 291 Berkembang Sirungan (pohon) 292 Berkembang Hirup (binatang) 293 Berlari Lumpat nanyaken nyiduh bda ditambaan naroskn PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 169 Lampiran 1 (lanjutan 12) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) No Bahasa Indonesia Kosakata Dasar Pependak Ngumbah lengen Nyeseh Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis patimu patimu ngumbah umbah lengen ln nyeseh nysh Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis pependak ppndak ngumbah umbah lengen ln nyesehan nyshan 298 Bertemu 299 Cuci (tangan) 300 Cuci (pakaian) 301 Datang 302 Duduk 303 Ingat 304 Jatuh (daun, buah, dan lain-lain) Jatuh (orang) 305 Kencing Dongkap Calik Emut Murag datang diuk inget murag data diuk iet murag dongkap calik emut murag dokap calik mut murag Lagrag lagrag lagrag lagrag lagrag Ngompok ompol/kii h llmpaan ompol ompol Lelempangan ngompol/ kiih lelempangan 306 Lari-lari kecil 307 Makan (nasi) 308 Marah 309 Melempar 310 Melihat 311 Memasak (nasi) 312 Mamasak (sayur) 313 Membakar (ikan) 314 Membawa 315 Membawa dengan ketiak 316 Membawa dengan punggung 317 Membawa dengan tangan (jinjing) 318 Membawa dengan tangan di depan Emam madang mada lulumpatan emam lulumpatan nam Amarah Mabit Nyele Ngejo amarah mabit nyele ngejo amarah mabit nyl jo ngambek alung ningali nyangu ambk alu niali nyau Ngangen nyelem nylm ngangen aen Melem lauk melem lauk mlm lauk melem lauk Nyandak Dikelek mawa dikelek mawa diklk nyandak dikelek mlm lauk nyandak diklk Dipanggul digandong digando dipanggul dipagul Jinjing jinjing jinji jinjing jinji Ditampek ditampek ditampk bopong bopo PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 170 Lampiran 1 (lanjutan 13) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) 319 Membawa di kepala 320 Membawa di pinggang 321 Membawa di punduk 322 Membersihkan 323 Memberi 324 Memberi tahu Suhun Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis Suhun suhun Diais diais diais digondong digondo Tanggung Panggul pagul tanggung tagu Ngaresikan Mere Dibejaan ngaresikan mere mere nyaho bebersih dipasihan dibejaan bbrsih dipasihan dibjaan 325 Membunuh 326 Mencangkul 327 Memotong (kayu) 328 Memperoleh (sesuatu, hadiah) 329 Mencium (bau) 330 Menarik benda dengan hewan 331 Mendengar 332 Memejamkan mata 333 Memegang 334 Mengambil daging sekerat 335 Mengalir (air) Maehan Macul Nuar maehan macul nuar arsikan mr mr nyaho mahan macul nuar maehan macul ngagorok mahan macul agorok Kenging menang hadiah mna hadiah kenging ki Kaambe Nyered ngambean nyered amban nyrd kaambe betot kaamb btot Kadangu Perem kakuping perem kakupi prm kadangu perem kadau prm Nyepeng Nyandak Mocor nyekel nyokot daging cai mocor nyepeng nyandak daging mocor nyp nyandak dagi mocor 336 Menggali 337 Menggaruk (kepala, kulit) 338 Menggenggam Ngali Gagaro ngeduk gagaro hulu ngali gagaro gali gagaro Ngepel nyanggem ngepel pl 339 Mengotori (lantai, baju) 340 Mengulangi 341 Menggigit 342 Menjemur (baju, jagung, kayu) kotoran ngabelokan kokotoran kokotoran Ngulang Ngegel Moe ngulang ngegel moe nykl nyokot dagi cai mocor duk gagaro hulu nyagg m abloka n ula gl mo mulai dei ngegel moeken mulai di gl mokn No Bahasa Indonesia Kosakata Dasar Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis suhun suhun PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 171 Lampiran 1 (lanjutan 14) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) No Bahasa Indonesia 343 Memeras (kelapa, susu sapi) 344 Menggosok (gigi, lain) 345 Menguburka n (bangkai binatang) 346 Menguburka n (jenazah) 347 Menghitung 348 Menyuruh 349 Menghidupk an (api) 350 Merumputi (tanaman) Kosakata Dasar Meret Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis meret mrt Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis diperes diprs Nyikat nyikat nyikat disikat disikat Ngubur bugang ngubur bangke ubur bak ngubur bugang ubur buga Mendem mayid Milang Miwarang Mirun sene mendem mayid ngetung marentah mirun api mndm mayid tu marntah mirun api dikuburken dikuburkn milang miwarang mirun sene mila miwara mirun sene Ngaresikan ngaresikan tatangkalan arsikan tatakalan babala babala K. Penyakit 351 352 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 Batuk Bekas luka Bisu Bisul Luka yang infeksi Buta Demam Gondok Nanah Obat Panu Pingsan Pusing Sembuh dari sakit batuk ceda epe bisul bareh batuk ceda pire bisul doklok batuk cda pir bisul doklok batuk ceda epe bisul bareh batuk cda p bisul barh lolong panas mendol nanah Landong Hapur Te eling Riet Waras lolong panas gondok nanah obat hapur te eling pusing beteng lolo panas gondok nanah obat hapur t li pusi bt baong panas mendol nanah landong panu semaput riet waras bao panas mndol nanah lando panu smaput rit waras opat opat welas opat opat wlas opat opat belas opat opat blas L. Bilangan dan Ukuran 366 Empat 367 Empat belas Opat Opat welas PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 172 Lampiran 1 (lanjutan 15) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) No Bahasa Indonesia 368 Lima 369 Lima belas 370 Enam 371 Enam puluh 372 Delapan 373 Delapan belas 374 Dua puluh satu 375 Dua puluh dua 376 Dua puluh tiga 377 Dua puluh empat 378 Dua puluh lima 379 Dua puluh enam 380 Dua puluh tujuh 381 Dua puluh delapan 382 Dua puluh sembilan 383 Enam puluh 384 Satu betak kecil (sawah, ladang) 385 Satu petak besar (sawah, ladang) 386 Ukuran kacang tanah Kosakata Dasar Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis lima lima lima welas lima wlas Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis lima lima limba belas lima blas genep genep puluh gnp genep genep genep puluh delapan delapan welas Sa likur dlapan dlapan wlas Sa likur dualikur Dua likur Dua likur Tilulikur Tilu likur Tilu likur Opatlikur Opat likur Opat likur Salawe salawe salaw Genep likur Tujuh likur Dalapan likur Salapan likur Sawidak geneplikur gnplikur tujuhlikur tujuhlikur Dalapan likur Salapan likur sawidak Dalapn likur Salapan likur sawidak dalapan dalapan belas dua puluh hiji dau puluh dua dau puluh tilu dua puluh opat dua puluh lima dua puluh genep dua puluh tujuh dua puluh dalapan dua puluh salapan genep puluh Sakotak sakotak sakotak sakotak gnp gnp puluh dalapan dalapan blas du apuluh hiji dua puluh dua dua puluh tilu dua puluh opat dua puluh lima dua puluh gnp dua puluh tujuh dua puluh salapan dua puluh salapan gnp puluh sakotak Lega sololombang salolomba lega lga Kiloan parapatan parapatan kiloan kiloan lima Lima welas Genep Genep puluh Dalapan Dalapan belas Sa likur PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 173 Lampiran 1 (lanjutan 16) Tabel Kosakata Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja (Data Hasil Penelitian) M. Adat istiadat No Bahasa Indonesia 387 Syukuran 389 Memberi doa kepada almarhum yang sudah meninggal 390 Acara memperingati bumi Kosakata Dasar hamin reewah Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis hamin hamin rewah rwah Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis hamin hamin ngarewahken arwahkn Sedekah bumi sedekah bumi sedekah bumi sdkah bumi sdkah bumi PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 174 Lampiran 2 Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja No Bahasa Indonesia 5 6 Bulu dada Bulu kuduk 9 14 15 Dagu Gigi seri Gigi yang tumbuhnya bertumpuk Gigi rusak berwarna hitam Hati Isi tulang Jantung Janggut Jari manis Jari tengah 16 18 21 22 23 26 27 28 32 42 43 47 48 49 55 58 59 62 64 Kelingking Ketiak Mata kaki Muka Pantat Paru-paru Pelipis Pusar Rusuk Siku Tulang rahang Ubun-ubun 65 66 Urat Usus Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis bulu kiang bulu kiya bulu kiang bulu kiya janggot gingsul gingsul jagot gisul gisul Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis bulu bulu bulu bulu bh beheng gado gado huntu seri huntu sri karehol karhol gupis gupis keesen ksen hati polo jajantung jejenggot cinggir ramo nu tengah cicinggir kelek mata suku benget bokong paru plipis puser tulang iga siku careham embunembun hti polo jajantu jjgot cigir ramo nu teah hate sum-sum jantung majanggot jariji jajangkung ht sum-sum jajantu majagot jariji cicigir klk mt suku bt boko Paru plipis pusr tula iga Siku carham mbun-mbun cinggir ketek cecekolan benget bujur paru-paru pipis bujal iga sisiku rahang embunembunen urat pejit Urat pjit urat pejit cigir ktk cckoln bt bujur paru-paru pipis bujal iga sisiku raha mbunmbun urat pjit jajaku PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 175 Lampiran 2 (Lanjutan 1) Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja No 68 69 71 72 73 74 75 76 77 80 83 85 86 87 88 89 90 92 Bahasa Indonesia Saya Kamu Kita Panggilan untuk anak laki-laki kecil Penggilan untuk gadis kecil Panggilan untuk gadis remaja Panggilan untuk lakilaki remaja Panggilan untuk lakilaki tua Panggilan untuk perempuan tua Adik dari suami Anak tiri Anak dari cucu Anak dari saudara kandung Anak dari saudara ayah/ibu Anak yang tertua Anak dari saudara ayah/ibu Anak yang termuda Ayah dari ayah/ibu Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis urang ura maneh manh urang ura endo ndo Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis abi Abi sia Sia sarerea sarra ceng c enong no neng n eneng n neng n ujang uja aa Aa ua ua mamang mama ibu/teh ibu/th bibi Bibi adi ipar adi ipar adi Adi anak pulung cicit anak pulu cicit anak tere buyut anak tr Buyut alo alo ponakan Ponakan alo alo ponakan Ponakan yayu yayu kaka Kaka kaka/ yayu kaka/yayu ponakan Ponakan bontot bontot bungsu busu bapung bapu aki Aki PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 176 Lampiran 2 (Lanjutan 2) Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja No 92 93 94 95 96 97 98 99 100 102 103 104 105 106 107 108 109 110 112 113 118 119 121 Bahasa Indonesia Ayah dari ayah/ibu Ayah tiri Ibu Ibu dari ayah/ibu Ibu tiri Istri Istri/suami dari saudara kandung Istri/suami saudara suami/istri Istri kakak lakilaki/perempu an ayah/ibu Kakak lakilaki Kakak perempuan Kakak lakilaki ayah Atap Atap dari mambu Dapur Dinding dari mambu Dinding dari kayu Genting Halaman belakang Jendela Kain penutup jendela kaca Langit-langit Parit Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis bapung bapu Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis aki Aki bapa tere embok nini bapa tr mbok nini bapa ema eneh Bapa ma neh ibu tere pamajikan bibi ibu tr pamajikan bibi ibu tere awewe neng ibu tr aww n bibi Bibi adi ipar adi ipar bude untuk perempuan dan ua untuk lakilaki kaka bud/ua kaka ipar kaka ipar kaka aang aa yayu yayu cece cc mamang mama uwa Uwa atep pyan atp pyan genteng hatep gnt hatp pedangan/ goa pager pdaan/goa dapur Dapur pagr bilik Bilik blagbag blagbag papan Papan gendeng buruan tukang jendela reregan gnd buruan kenteng ditukang knt dituka jndla rrgan jndela hordeng jndla hord lalamuk lebak lalamuk lbak lalangit solokan lalait Solokan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 177 Lampiran 2 (Lanjutan 3) Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja No 123 124 127 132 135 137 138 139 140 141 142 143 144 147 148 149 151 152 153 155 156 157 158 159 160 161 163 167 170 171 173 Bahasa Indonesia Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis bale bal emper mpr pelester plstr asep asp ruhak ruhak mungkal mukal teoh teoh besi bsi isuk isuk bukti bukti bulan bulan Ruang tamu Teras Lantai Asap Bara Batu Bawah Besi Besok Bukti Bulan (dalam tahun) Bulan purnama bulan purnama Bulan terbit bulan kaluar Deras (hujan) hujan ageng Deras (arus sungai/mata air) Desa Di bawah Di samping Di sana Dua hari mendatang Dua hari yang lalu Dusun Embun Empat hari mendatang Empat hari yang lalu Fajar Gerhana Hari Ini Itu Jalan (sempit) bulan purnama bulan kaluar hujan age tarik tarik kampung di teoh di gigir di ditu pageto kampu di toh di gigir di ditu pagto dua poe nu kamari desa ibun opat poe kaharep opat poe katukang mata poe gerhana poe ie ituh gang dua po nu kamari dsa ibun opat po kaharp opat po katuka mata po grhana po i ituh ga Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis ruang tamu rua tamu teras tras kramik Kramik hasep hasp areng ar batu Batu handap Handap besi bsi enjing enji nyata Nyata bulan Bulan bulan purnama erek peting ageng hujana cai tarik bulan purnama rk pti age hujana desa di handap di sisi di ditu dua poe nu erek kamari dsa di handap di sisi di ditu dua po nu rk Kamari kadus remis opat poe nu erek kamari Kadus rmis opat po nu rk Kamari isuk-isuk samagaha dinten iye itu jalan polosok isuk-isuk Samagaha dintn iy Itu jalan polosok cai tarik PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 178 Lampiran 2 (Lanjutan 4) Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja No 174 175 176 178 179 180 181 184 185 186 187 188 Bahasa Indonesia Jurang Kabut Kanan Kilat Kiri Kolam (renang/pancing) Ladang Lereng Malam Mata air Mega (hitam) Mega (putih) Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis jurang jura ibun ibun kanan kanan gelap glap kede kd balong balo Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis jungkrang jukra hasep hasp katuhu katuhu singkaban sikaban kenca knca balong balo kebon gunung peting entuk kabut ampak-ampak kebon gagawir wengi liang cai reek pepedut kbon gagawir wi lia cai rk ppdut musim 190 Musim hujan rendeng kbon gunu pti ntuk kabut ampakampak rnd 192 Pagi isuk-isuk isuk-isuk 193 Pagi sekali 194 Pasir (halus/kasar) 196 Pematang (sawah/ladang) 197 Sebentar 199 Senja 200 Siang 201 Sore 202 Sungai 207 Utara 208 Anting 209 Alas kaki 210 Jarik 211 Kalung 213 Kebaya 214 Kopiah 217 Dukun sunat uput-uput pasir uput-uput pasir musim hujan enjingenjing janari kesik tampingan tampian galengan galan sakedeng burit berang burit cai lor suweng sendal samping kangkalung kebaya peci tukang nyunatan juragan sakd burit bra burit cai lor suw sndal sampi kakalu kbaya pci tuka nyunatan Juragan sakedap sarepna tiberang sore lebak kaler anting sandal sinjang kalung kabaya kopiah paraji sakdap sarpna tibra sor lbak kalr anti sandal sinja kalu kabaya kopiah paraji benghar bhar 218 Juragan nji janari ksik PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 179 Lampiran 2 (Lanjutan 5) Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja No 219 220 221 222 223 224 226 227 229 230 231 232 232 234 235 236 237 245 247 250 252 258 250 Bahasa Indonesia Kepala desa Kaur pemerintah Kaur kesejahteraan Kaur pembangunan Mekelar (rumah, kendaraan) Makelar (kambing, sapi) Pedagang besar (grosir) Pedagang kecil (eceran) Orang yang memanen padi Anak anjing Ayam jantan muda Ayam betina muda Ayam betina dewasa Itik jantan muda Itik betina muda Ikan laut/tambak Ikan sungai/tambak Anak tikus Bunglon Anak dahan Batang Bunga Anak dahan Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis lurah Lurah kaur Kaur kaur Kaur Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis kapalurah kapalurah carik carik carik carik kaur Kaur carik carik calo Calo nyalo nyalo calo Calo nyalo nyalo toko Toko warung waru waru ag waru alit dibuat Dibuat warung ageng warung alit panen anjing anji jajanggar jajagar danten dantn danten dantn anak anjing hayam jago hayam danten indungna anak anji hayam jago hayam dantn induna entog basur gesek lauk lebak ntog basur gsk lauk lbak meri meri lauk laut benter mri mri lauk laut bntr cucurut londok pang tangkal kembang pang cucurut londok pa takal kmba pa berit bunglon sirung dahan kembang sirung brit bulon siru dahan kmba siru pann PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 180 Lampiran 2 (Lanjutan 6) Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja No Bahasa Indonesia 258 259 Bunga Cabai merah Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis kembang kmba cabe berem cab brm 260 Cabai hijau cabe hijau cab hijau 261 262 264 Cabai kecil Cabang Daun kacang panjang Daun ketela rawit pang daun kacang daun budin rawit pa daun kaca gtah jerami dawegan gtah jrami dawgan budin dengen rujak budin dn rujak sampe angen lotek samp an lotk 283 Getah Jerami Kelapa (buah) yang masih kecil Ubi kayu Sayuran Buah-buahan yang diberi sambal Bangun tidur Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis kembang kmba sabrang sabra brm berem sabrang sabra hjo hejo cengek ck dahan dahan daun daun kaca kacang daun daun samp sampe getah gtah jarami jarami cengkir cekir huda pinh Bekerja Berbicara Berenang Berjalan Berjongkok gagaw omo rna lmpa totokro gugah bobo damel nyarios ngojay mapah nagog gugah bobo 284 285 286 287 288 289 garlut gelut glut pagolokgolok omong sirungan pagolok-golok omo pasea pasa siruan jadi jadi 293 Berkelahi (dengan tangan) Berkelahi (dengan katakata) Berkembang (pohon) Berlari hudang pineh gagawe ngomong renang lempang totongkron g garelut lumpat lumpat lu-lumpatan 295 296 Berubah Berobat robah barobat robah barobat lulumpatan beda ditambaan 265 267 268 271 279 281 282 290 291 daun budin daml nyarios ojay mapah nagog bda ditambaan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 181 Lampiran 2 (Lanjutan 7) Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja No Bahasa Indonesia 298 300 301 302 303 305 Bertemu Cuci (pakaian) Datang Duduk Ingat Kencing 306 Lari-lari kecil 307 308 309 310 311 Makan (nasi) Marah Melempar Melihat Memasak (nasi) Mamasak (sayur) Membawa Membawa dengan punggung Membawa dengan tangan di depan Membawa di pinggang Membawa di punduk Membersihkan Memberi Memberi tahu Memotong (kayu) Memperoleh (sesuatu, hadiah) Mencium (bau) Menarik benda dengan hewan Mendengar Memejamkan mata 312 314 316 318 320 321 322 323 324 327 328 329 330 331 332 Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis patimu patimu nyeseh nysh datang data diuk diuk inget iet ngompol/ ompol/kii kiih h lelempanga llmpaan n madang mada amarah amarah mabit mabit nyele nyl ngejo jo Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis pependak ppndak nyesehan nyshan dongkap dokap calik calik emut mut ompol ompol lulumpatan emam ngambek alung ningali nyangu lu-lumpatan nyelem nylm ngangen aen mawa digandong mawa digando nyandak dipanggul nyandak dipagul ditampek ditampk bopong bopo diais diais digondong digondo panggul pagul tanggung tagu ngaresikan mere mere nyaho nuar arsikan mr mr nyaho nuar bebersih dipasihan dibejaan ngagorok bbrsih dipasihan dibjaan agorok menang hadiah mna hadiah kenging ki ngambean nyered amban nyrd kaambe betot kaamb btot kakuping perem kakupi prm kadangu perem kadau prm nam ambk alu niali nyau PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 182 Lampiran 2 (Lanjutan 8) Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja No Bahasa Indonesia 334 Mengambil daging sekerat 335 Mengalir (air) 336 Menggali 337 Menggaruk (kepala, kulit) 338 Menggenggam 339 Mengotori (lantai, baju) 340 Mengulangi 342 Menjemur (baju, jagung, kayu) 343 Memeras (kelapa, susu sapi) 344 Menggosok (gigi, lain) 345 Menguburkan (bangkai binatang) 346 Menguburkan (jenazah) 347 Menghitung 348 Menyuruh 349 Menghidupka n (api) 350 Merumputi (tanaman) 354 Bisu 356 Luka yang infeksi 357 Buta 359 Gondok 361 Obat 362 Panu 363 Pingsan 364 Pusing 365 Sembuh dari sakit 367 Empat belas Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis nyokot nyokot dagi daging cai mocor cai mocor ngeduk duk gagaro hulu gagaro hulu Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis nyandak nyandak daging dagi mocor mocor ngali gali gagaro gagaro nyanggem ngabelokan nyaggm ablokan ngepel kokotoran pl kokotoran ngulang moe ula mo mulai dei moeken mulai di mokn meret mrt diperes diprs nyikat nyikat disikat disikat ngubur bangke ubur bak ngubur bugang ubur buga mendem mayid ngetung marentah mirun api mndm mayid tu marntah mirun api dikuburken dikuburkn milang miwarang mirun sene mila miwara mirun sene ngaresikan tatangkalan pire doklok arsikan tatakalan pir doklok babala babala epe bareh p barh lolong gondok obat hapur te eling pusing beteng lolo gondok obat hapur t li pusi bt baong mendol landong panu semaput riet waras bao mndol lando panu smaput rit waras opat welas opat wlas opat belas opat blas PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 183 Lampiran 2 (Lanjutan 9) Data Sinonim kosakata dasar dialek Sunda Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja No Bahasa Indonesia 371 Enam puluh 373 Delapan belas 374 Dua puluh satu 375 Dua puluh dua 376 Dua puluh tiga 377 Dua puluh empat 378 Dua puluh lima 379 Dua puluh enam 380 Dua puluh tujuh 381 Dua puluh delapan 382 Dua puluh sembilan 383 Enam puluh 385 Satu petak besar (sawah, ladang) 386 Ukuran kacang tanah Dialek Karangpucung (Desa Surusunda) Ortografis Fonemis genep puluh genep delapan dlapan wlas welas salikur salikur sawidak sawidak sololombang salolomba Dialek Wanareja (Desa Majingklak) Ortografis Fonemis genep puluh gnp puluh delapan dlapan blas belas dua puluh du apuluh hiji hiji dau puluh dua puluh dua dua dau puluh dua puluh tilu tilu dua puluh dua puluh opat opat dua puluh dua puluh lima lima dua puluh dua puluh genep gnp dua puluh dua puluh tujuh tujuh dua puluh dua puluh dalapan salapan dua puluh dua puluh salapan salapan genep puluh gnp puluh lega lga parapatan kiloan dualikur dalikur tilulikur tilulikur opatlikur opatlikur salawe salaw geneplikur gnplikur tujuhlikur tujuhlikur dalapanlikur dalapnlikur salapanlikur salapanlikur parapatan kiloan PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 184 Lampiran 3 Penggunaan kosakata dialek Sunda yang sudah mengalami percampuran dengan bahasa Jawa di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung 9 11 26 32 47 Dagu Darah Jari manis Ketiak Pantat jenggot getih cinggir kelek bokong Dialek Sunda Desa Bahasa Jawa Surusunda Kecamatan Karangpucung Ortografis Fonemis Ortografis Fonemis jenggot janggot jgot jagot getih getih getih getih cinggir cinggir cigir cigir kelek kelek kelek kelek bokong bokong boko boko 59 90 sikut bontot sikut bontot sikut bontot sikut bontot sikut bontot pager pager pagr pager pagr 110 124 129 132 140 165 174 181 192 Sikut Anak yang termuda Dinding dari bambu Genting Teras Api Asap Besok Guntur Jurang Ladang Pagi gendeng emper api asep isuk bledeg jurang kebon Isuk-isuk gendeng emper api asep ngesuk bledeg jurang kebon esuk-esuk gendeng emper api asep isuk beledeg jurang kebon isuk-isuk gnd empr api asep isuk beledeg jura kebon isuk-isuk 198 205 209 Selatan Tenggara Alas kaki kidul lor sendal kidul lor sendal gnd mpr api asep esuk bledeg jura kebon suksuk kidul lor sendal kidul lor sendal kidul lor sendal 213 237 246 268 269 286 348 349 374 Kebaya Ikan laut Anak tikus Getah Jerami Berbicara Menghitung Menyuruh Dua puluh satu Dua puluh lima Enam puluh kebaya gesek cucurut getah jerami ngomong ngetung marentah salikur kebaya gesek curut getah jerami ngomong ngetung marentah slikur kebaya gsk curut gtah jrami omo etu marentah slikur kebaya gesek cucurut getah jerami ngomong ngetung marentah salikur kebaya gsk cucurut gtah jrami omo etu marentah salikur salawe slawe slawe salawe salawe sawidak sewidak sewidak sawidak Sawidak No 108 378 371 Bahasa Indonesia Kosakata Dasar PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 185 Lampiran 3 (lanjutan 1) Penggunaan kosakata dialek Sunda yang sudah mengalami percampuran dengan Bahasa Jawa di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja No 56 107 135 137 214 232 235 274 279 290 363 Bahasa Indonesia Payu darah Dapur Bara Batu Kopiah Ayam jantan muda Itik jantan muda Minyak kelapa Ubi jalar Berkelahi dengan tangan Pingsan Ortografis susu dapur areng watu kopiah ayam jago Fonemis susu dapur ar watu kopiah ayam jago meri meri Dialek Sunda Desa Majingklak Kecamatan Wanareja Ortografis Fonemis susu susu dapur dapur areng ar batu batu kopiah kopiah hayam ayam jago jago meri meri Minyak kelntik boled gelut minyak klentik boled gelut minyak klentik bold gelut minyak klentik boled gelut minyak klentik bold Gelut Semaput semaput semaput semaput Semaput Bahasa Jawa Kosakata dasar susu dapur areng batu kopiah Hayam jago meri PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 186 Lampiran 4 Peta Kabupaten Cilacap Keterangan: 1. Kecamatan Dayeuhluhur 10. Kecamatan Patimuan 2. Kecamatan Wanareja 11. Kecamatan Bantarsari (kolom berwarna 12. Kecamatan Kawunganten yang merah) 13. Kecamatan Jeruklegi 3. Kecamatan Majenang 14. Kecamatan Maos 4. Kecamatan Cimanggu 15. Kecamatan kampung laut 5. Kecamatan Cipari 16. Kecamatan Cilacap Selatan 6. Kecaamatan Karangpucung 17. Kecamatan Cilacap Tengah (kolom yang berwarna kuning) 18. Kecamatan Cilacap Utara 19. Kecamatan Adipala 7. Kecamatan Sidareja 20. Kecamatan Sampang 8. Kecamatan 21. Kecamatan Kroya Gandrungmangu 9. Kecamatan Kedungreja 22. Kecamatan Binangun 23. Kecamatan Nusawungu PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 187 Lampiran 5 Peta Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 188 Lampiran 5 (Lanjutan 1) Peta Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 189 Lampiran 6 Biodata Informan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Nama : Mimin Jnis Kelamain : Perempuan Tempat, tgl. lahir : Majingklak, 12 September 1963 Pendidikan Terakhir : SD (Sekolah Dasar) Pekerjaan : Buruh Tani Tinggal di tempat ini sejak : Lahir Asal Orang Tua : Desa Timbang Bahasa Pertama . Bahasa Ibu : Bahasa Sunda Bahasa lain yang dikuasai : Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia Daerah / tempat yang pernah dikunjungi : Bandung dan Cilacap Keperluan Berkunjung : Pergi ke tempat saudara Kedudukan dalam masyarakat : Masyarakat Bacaan (setiap hari /yang pernah dibaca) :Apakah (pernah / bisa menonton acara TV)? : Pernah Apakah (pernah / bisa) mendengarkan Siaran radio? : Pernah PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 190 Lampiran 6 (Lanjutan 1) Biodata Informan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Nama : Nasriah Jnis Kelamain : Perempuan Tempat, tgl. lahir : Surusunda, 8 Maret 1968 Pendidikan Terakhir : SD (Sekolah Dasar) Pekerjaan : Buruh Tani Tinggal di tempat ini sejak : Lahir Asal Orang Tua : Desa Surusunda Bahasa Pertama . Bahasa Ibu : Bahasa Sunda Bahasa lain yang dikuasai : Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia Daerah / tempat yang pernah dikunjungi : Cilacap. Jakarta, Bogor Keperluan Berkunjung : Bekerja Kedudukan dalam masyarakat : Masyarakat Bacaan (setiap hari /yang pernah dibaca) :Apakah (pernah / bisa menonton acara TV)? : Pernah Apakah (pernah / bisa) mendengarkan Siaran radio? : Pernah PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 191 Lampiran 6 (Lanjutan 2) Biodata Informan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Nama : Sudirno Jnis Kelamain : Laki Laki Tempat, tgl. lahir : Surusunda, 16 Oktober 1961 Pendidikan Terakhir : SD (Sekolah Dasar) Pekerjaan : Buruh Tani Tinggal di tempat ini sejak : Lahir Asal Orang Tua : Desa Surusunda Bahasa Pertama . Bahasa Ibu : Bahasa Sunda Bahasa lain yang dikuasai : Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia Daerah / tempat yang pernah dikunjungi : Cilacap, Cianjur, Banjar dan Tasik Keperluan Berkunjung : Pergi ke tempat saudara Kedudukan dalam masyarakat : Masyarakat dan Kuncen Bacaan (setiap hari /yang pernah dibaca) :Apakah (pernah / bisa menonton acara TV)? : Pernah Apakah (pernah / bisa) mendengarkan Siaran radio? : Pernah PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 192 Lampiran 6 (Lanjutan 3) Biodata Informan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Nama : Martadireja Jnis Kelamain : Laki-laki Tempat, tgl. lahir : Majingklak, 22 Januari 1960 Pendidikan Terakhir : SD (Sekolah Dasar) Pekerjaan : Buruh Tani Tinggal di tempat ini sejak : Lahir Asal Orang Tua : Desa Majingklak Bahasa Pertama . Bahasa Ibu : Bahasa Sunda Bahasa lain yang dikuasai : Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia Daerah / tempat yang pernah dikunjungi : Cirebon, Tasik, dan Ciamis Keperluan Berkunjung : Bekerja dan pergi ke tempat saudara Kedudukan dalam masyarakat : Masyarakat Bacaan (setiap hari /yang pernah dibaca) :Apakah (pernah / bisa menonton acara TV)? : Pernah Apakah (pernah / bisa) mendengarkan Siaran radio? : Pernah PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017. 193 Lampiran 6 (Lanjutan 4) Biodata Informan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Nama : Naedi Jnis Kelamain : Laki-laki Tempat, tgl. lahir : Majingklak, 10 Maret 1960 Pendidikan Terakhir : SD (Sekolah Dasar) Pekerjaan : Buruh Tani Tinggal di tempat ini sejak : Lahir Asal Orang Tua : Desa Majingklak Bahasa Pertama . Bahasa Ibu : Bahasa Sunda Bahasa lain yang dikuasai : Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia Daerah / tempat yang pernah dikunjungi : Yogyakarta, Banyumas dan Jakarta Keperluan Berkunjung : Pergi ke tempat saudara Kedudukan dalam masyarakat : Masyarakat Bacaan (setiap hari /yang pernah dibaca) :Apakah (pernah / bisa menonton acara TV)? : Pernah Apakah (pernah / bisa) mendengarkan Siaran radio? : Pernah PERBEDAAN DIALEK SUNDA ..., SIGIT ANDI PRASETYA DINATA, FKIP UMP 2017.