peningkatan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN KONSEP
ENERGI PANAS DAN BUNYI MELALUI METODE INKUIRI
PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARJATI I NGAWI
TAHUN AJARAN 2009/ 2010
SKRIPSI
Oleh:
BETY YOGAWATI
NIM X7108640
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN KONSEP
ENERGI PANAS DAN BUNYI MELALUI METODE INKUIRI
PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARJATI I NGAWI
TAHUN AJARAN 2009/ 2010
Oleh:
BETY YOGAWATI
NIM X7108640
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2010
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN KONSEP ENERGI
PANAS DAN BUNYI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS
IV SDN SEKARJATI I NGAWI TAHUN AJARAN 2009/ 2010
Oleh
:
Nama : Bety Yogawati
NIM
: X7108640
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari
:
Tanggal
:
Surakarta,
Juli 2010
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd
Drs. Djaelani, M. Pd
NIP 19560121 198203 2 003
NIP 19520317 198303 1 002
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN KONSEP ENERGI
PANAS DAN BUNYI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS
IV SDN SEKARJATI I NGAWI TAHUN AJARAN 2009/ 2010
Oleh
:
Nama : Bety Yogawati
NIM
: X7108640
Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M. Pd.
………………………………
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M. Pd.
………………………………
Anggota I
: Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd
……………………………....
Anggota II
: Drs. Djaelani, M. Pd
………………………………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.
NIP 19600727 198702 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Bety
Yogawati,
NIM
X7108640.
PENINGKATAN
KEMAMPUAN
MENDESKRIPSIKAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI MELALUI
METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARJATI I NGAWI
TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi, Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juli 2010.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk: (1) meningkatkan
kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas; (2) meningkatkan kemampuan
mendeskripsikan konsep bunyi; (3) meningkatkan keaktifan belajar konsep energi
panas dan bunyi.
Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga siklus, tiap siklus mencangkup empat
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek
penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sekarjati 1 Kabupaten Ngawi yang terdiri dari
11 siswa. Fokus penelitian adalah meningkatkan kemampuan mendeskripsikan
konsep energi panas dan bunyi.
Teknik pengumpulan data menggunakan: (1) observasi digunakan untuk
mengumpulkan data kemampuan mendeskripsikan energi panas dan bunyi dan
keaktifan siswa selama pembelajaran; (2) dokumenter untuk mengumpulkan data
hasil pekerjaan siswa dan prestasi belajar yang telah diraih; (3) wawancara untuk
mengetahui kemampuan siswa mudah atau tidaknya belajar energi panas dan bunyi.
Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan trianggulasi metode, yang
bersumber dari hasil observasi, hasil pekerjaan siswa, dan wawancara. Teknik analisis
data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari reduksi data,
sajian data, dan penarikan simpulan.
Berdasarkan hasil penelitian melalui metode inkuiri pada siswa kelas IV SDN
Sekarjati 1 dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) peningkatan kemampuan
mendeskripsikan konsep energi panas, hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata siklus I
sebesar 45,45%, siklus II 81,81%, dan siklus III 100%; (2) peningkatan kemampuan
mendeskripsikan konsep bunyi, hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata siklus I sebesar
45,45%, siklus II 81,81%, dan siklus III 100%; (3) peningkatan keaktifan belajar
konsep energi panas dan bunyi.
Kata kunci: kemampuan menderkripsikan konsep energi panas, kemampuan
menderkripsikan konsep bunyi, metode inkuiri, dan siswa kelas IV SD.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Bety Yogawati, NIM X7108640. THE IMPROVEMENT ABILITY TO
DESCRIBE THE CONCEPT OF TERMAL ENERGIES AND SOUND
TROUGH INQUIRY METHOD TO THE FOURTH YEAR STUDENTS OF
SDN 1 SEKARJATI NGAWI, ON THE ACADEMIC YEAR 2009/2010.
Research paper. Surakarta, Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret
University, July 2010.
The objectives of this classroom action research are: (1) to improve the ability
to describe the concept of termal energy; (2) to improve the ability to describe the
concept of sound energy; (3) to improve the active students in learning the termal and
sounds concept.
Classroom action research consist of three cycles, every cycle consist of four
stages, those are: planning, implementation, observation, and reflection. As the
subject of this research are the fourth year student of SDN 1 Sekarjati. The focus of
this research is to improve the ability to describe the concept of termal energies and
sound.
The data collecting technic are: (1) observation to collect the data about the
ability describe the termal energies and sound, and the students activity in learning
during the teaching learning process; (2) documentation used to collect the results of
students test; (3)interview used to know the difficulties and easiness in learning the
termal and sound energies. The data validity use source triangulation and
triangulation method, the data take from the observation result, the students result and
the interview. The data analysis is used interactive model analysis technique which
cinsists of three analysis components: data reductions, data explanation, and
conclution taking.
According to the research result through inquiry method to the fourth year
students of SDN 1 Sekarjati can be conclude as follows: (1) the improvement on the
termal energy it proven with the increasing of the first average cycle is 45,45%, the
second cycle is 81.81%, and the third cycle is 100. (2) The improvement on the
ability to describe the sound energy, it proven from the describe of the first average
cycle is 45,45%, the second is 81,81%, and the third cycle is 100%. (3) The
improvement students active learning termal and sound energies concept.
Keywords: the ability in describing thetermal energy and sound concept, inquiry
method, and the fourth students of elementary school.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
™ Orang yang banyak tahu tentang orang lain mungkin disebut pandai, tapi
orang yang bisa memahami dirinya sendiri itulah orang yang cerdas. Orang
yang biasa mengendalikan orang lain mungkin disebut berkuasa, tapi orang
yang bisa menguasai dirinya sendiri itu jauh lebih perkasa.
™ ( LAO – TSU)
™ Pelajarilah ilmu dan mengajarlah kamu, rendahkanlah dirimu terhadap gurugurumu dan berlakulah lemah lembut terhadap murid-muridmu.
™ ( Terjemah HR. Tabrani)
™ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari pekerjaan/tugas, kerjakanlah yang lain dengan sungguh-sungguh
(Terjemah :Q.S. Al Nasyirah :6-7)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk :
™ Bapak Swidiyanto-Ibu Mariyam, ayah dan ibu tercinta yang telah membesarkan
dengan penuh cinta dan kasih sayang, selalu mendoakan, memberikan semangat
dan dukungan di setiap tapak langkahku.
™ Mas Rolis, Mas Aan, Mbak Debbie, Adik Rira, Adik obie yang selalu
menyemangati hidupku.
™ Teman – teman, kakak – kakak dan adik – adik tingkatku di PGSD FKIP UNS
Bersamamu, sharing diantara kita sungguh memperkaya hati, spiritualitas, dan
intelektualitas.
™ FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta, kampus tempat
menimba segala ilmu untuk bekal pengalaman kependidikanku dan seluruh
perkembangan kehidupanku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGA NTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi
kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama
pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
2. Drs. R. Indianto, M. Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
penulisan skripsi;
3. Drs. Kartono, M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta;
4. Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd., selaku pembimbing I dan Drs. Djaelani, M.Pd.
,selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar;
5. Drs. Usada, M. Pd., Pembimbing Akademik, yang telah memberikan arahan dan
bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi PGSD FKIP UNS;
6. Bapak dan ibu dosen Program Studi PGSD yang secara tulus memberikan ilmu
dan masukan-masukan kepada penulis;
7. Ibu Suhartiyah, S. Pd., Kepala SDN Sekarjati 1 Kecamatan Karanganyar Ngawi
yang telah memberikan izin kepada penulis mengadakan
penelitian di SD
tersebut;
8. Bapak / ibu guru SDN Sekarjati 1 yang banyak memberikan bantuan motivasi dan
dukungan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
ix
pembaca.
Surakarta,
Penulis
B.Y
commit to user
Juli 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS............................................................... 6
A. Kajian Pustaka .................................................................................. 6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Hakikat Kemampuan Mendeskripsikan Konsep Energi Panas
dan Bunyi ..................................................................................... 6
a. Pengertian Kemampuan ....................................................... 6
b. Pengertian Mendeskripsikan ................................................. 6
c. Pengertian Konsep ................................................................. 7
d. Pengertian Konsep Energi Panas .......................................... 7
e. Pengertian Konsep Bunyi ..................................................... 9
2. Hakikat Metode Inkuiri ............................................................... 10
a. Pengertian Metode ................................................................ 10
b. Pengertian Pembelajaran ....................................................... 10
c. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran ......................................... 11
d. Pengertian metode inkuiri ..................................................... 14
e. Pengertian Pembelajaran IPA ............................................... 21
f. Karakteristik pembelajaran IPA ............................................ 22
g. Fungsi Pembelajaran IPA ..................................................... 23
h. Materi Pokok Pembelajaran IPA .......................................... 24
B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 27
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 28
D. Hipotesis ........................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Tempat Penelitian ....................................................................... 32
2. Waktu Penelitian ......................................................................... 32
B. Subjek Penelitian ..............................................................................
32
C. Sumber Data ...................................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 33
E. Validitas Data..................................................................................... 34
F. Analisis Data ..................................................................................... 34
1. Pengumpulan Data ...................................................................... 34
2. Reduksi Data ............................................................................... 34
3. Sajian Data .................................................................................. 35
4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi ........................................ 35
G. Indikator Kinerja ................................................................................ 36
H. Prosedur Penelitian ........................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................. 41
A. Deskripsi Data Awal .......................................................................... 41
B. Deskripsi Data Tindakan.................................................................... 43
1. Siklus I Pertemuan I .................................................................. 43
2. Siklus I Pertemuan II ................................................................. 49
3. Siklus II Pertemuan I ................................................................. 54
4. Siklus II Pertemuan II ................................................................. 59
5. Siklus III Pertemuan I ................................................................. 65
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 70
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN................................................ 73
A. Simpulan ............................................................................................
73
B. Implikasi ............................................................................................ 73
C. Saran .................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76
LAMPIRAN ........................................................................................................... 78
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Rincian Materi Pembelajaran yang Diteliti....................................................... 24
2. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian Untuk Aspek Kualitas Proses ..... 36
3. IndikatorKeberhasilan Tindakan Penelitian Untuk Aspek Kualitas
Kemampuan Mendeskripsikan Konsep Energi Panas Dan Bunyi .................... 36
4. Daftar Frekuensi Nilai Rapot Semester I IPA Kelas IV SDN Sekarjati 1
Tahun Ajaran 2009/2010 .................................................................................. 42
5. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 1
Pertemuan 1 ...................................................................................................... 46
6. Daftar Frekuensi Nilai Energi Panas dan Bunyi Kelas IV pada Siklus 1
Pertemuan 1 ..................................................................................................... 48
7. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 1
Pertemuan 2 ...................................................................................................... 52
8. Daftar Frekuensi Nilai Energi Panas Dan Bunyi pada Kelas IV Siklus 1
Pertemuan 2 ...................................................................................................... 53
9. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2
Pertemuan 1 ...................................................................................................... 57
10. Daftar Frekuensi Nilai Energi Panas Dan Bunyi Kelas IV pada Siklus II
Pertemuan II ...................................................................................................... 58
11. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2
Pertemuan 2 ...................................................................................................... 62
12. Prosentase Hasil Nilai Energi Panas dan Bunyi Kelas IV pada Siklus 2
Pertemuan 2 ...................................................................................................... 64
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 3
Pertemuan 1 ...................................................................................................... 67
14. Prosentase Hasil Nilai Energi Panas dan Bunyi Kelas IV pada Siklus 3
Pertemuan 1 ...................................................................................................... 69
15. Daftar Perbandingan Nilai Persiklus ................................................................. 70
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 30
2. Bagan Model Analisis Interaktif ....................................................................... 35
3. Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin ................................................. 40
4. Grafik Frekuensi Nilai Semester I IPA Kelas IV SDN Sekarjati 1 Tahun
Ajaran 2009/2010.............................................................................................. 42
5. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 1
Pertemuan 1 ..................................................................................................... 47
6. Grafik Frekuensi Nilai Siklus 1 Ppertemuan 1 di Kelas IV SDN Sekarjati 1.. 49
7. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 2
........................................................................................................................... 53
8. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 2 ......................... 53
9. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2
Pertemuan 1 ..................................................................................................... 58
10. Grafik Frekuensi Nilai Evaluasi Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 1 ........... 59
11. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2
Pertemuan 1 ..................................................................................................... 63
12. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 2 .......................... 64
13. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 3
Pertemuan 1 ..................................................................................................... 68
14. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 3 Pertemuan 1 .......................... 69
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rencaana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
4. Lembar Aktvitas Siswa Siklus I Pembelajaran I
5. Lembar Aktvitas Siswa Siklus I Pembelajaran II
6. Lembar Aktvitas Siswa Siklus I Pembelajaran II
7. Lembar Aktvitas Siswa Siklus II Pembelajaran II
8. Lembar Aktvitas Siswa Siklus III Pembelajaran I
9. Daftar Nilai Analisis Dari Soal Evaluasi Siklus 1 Pembelajaran 1
10. Daftar Nilai dan Analisis Siklus 1 Pembelajaran 2
11. Daftar Nilai dan Analisis Siklus 2 Pembelajaran 1
12. Daftar Nilai dan Analisis Siklus 2 Pembelajaran 2
13. Daftar Nilai dan Analisis Siklus 3 Pembelajaran 1
14. Rentangan Nilai Siklus 1 Pembelajaran 1
15. Rentangan Nilai Siklus 1 Pembelajaran 2
16. Rentangan Nilai Siklus 2 Pembelajaran 1
17. Rentangan Nilai Siklus 2 Pembelajaran 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18. Rentangan Nilai Siklus 3 Pembelajaran 1
19. Daftar Nilai Perbandingan Persiklus
20. Daftar Nilai Rapot Semester 1
21. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus 1
22. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus 2
23. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus 3
24. Indikator Panduan Wawancara Untuk Guru
25. Panduan Wawancara Untuk Guru
26. Indikator Panduan Wawancara Untuk Siswa
27. Panduan Wawancara Untuk Siswa
28. Dokumentasi Foto Pembelajaran Energi Panas dan Bunyi
29. Jadwal Penelitian
30. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di SD
31. Surat Ijin Menyusun Skripsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
E.
Latar Belakang
Dadang Garnida (2003:5) menyatakan bahwa pembelajaran IPA di SD menuntut guru
agar dapat membelajarkan siswa untuk memahami, mengaplikasikan, dan mengembangkan
konsep. Dalam proses memahami, mengaplikasikan, dan mengembangkan konsep IPA
diperlukan interaktif antara guru, siswa, dan sumber belajar. Interaksi tersebut harus dapat
membangun keaktifan siswa untuk mempelajari konsep-konsep IPA. Dengan demikian, maka
siswa dapat mudah memahami dan mengembangkan konsep-konsep IPA.
Menurut Sutijan (2003:2) pendidikan adalah sama dengan pembelajaran, pendidikan
sendiri berasal dari bahasa latin dari kata educare yang berarti pemuliaan pesertaa didik
melalui interaksi informal antara dia dengan lingkungannya. Adanya komunikatif-interaktif
tersebut antara siswa dengan lingkungan maka dapat mendukung siswa dalam menguasi
konsep-konsep IPA yang dapat mendukung pengajaran IPA. Siswa dapat menguasai konsepkonsep IPA maka secara otomatis prestasi belajar siswa dapat tercapai maksimal.
Selain itu juga, keberhasilan pengajaran IPA, juga dapat menunjang kemajuan
perkembangan teknologi. Keberhasilan pengajaran IPA ditentukan oleh beberapa hal antara
lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses
belajar-mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran, memiliki kemampuan
yang berbeda-beda, ada yang cerdas karena IQ nya tinggi, ada pula yang kurang karena IQ
nya rendah. Untuk itu, guru harus pandai-pandai dalam menyampaikan materi kepada siswa,
karena keragaman kemampuan yang mereka miliki.
Profesi guru pun dalam dunia pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
mensukseskan tugasnya guru harus menentukan dan membuat perencanaan pembelajaran
secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan memperbaiki strategi
mengajar IPA. Guru juga harus mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada di
lingkungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kebanyakan di lapangan guru lebih aktif dari pada siswa. Guru banyak mengambil
inisiatif dalam menetapkan dan menentukan cara memecahkan masalah. Segala sesuatu
diinformasikan secara cermat kepada anak didiknya, sehingga anak didik tinggal
menerimanya. Kegiatan seperti itu memang mengasyikkan guru, tetapi membosankan bagi
siswa karena siswa hanya sebagai pendengar. Murid dianggap sebagai suatu benda yang
kosong tempat diisi dengan segala macam informasi. Cara belajar mengajar seperti ini, akan
menghasilkan manusia yang konsumtif, kurang kreatif, dan kurang berkemampuan untuk
menghadapi tangtangan hidup di masa yang akan datang.
Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strstegi, agar siswa dapat belajar
secara efektif dan efisien, sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu adalah guru harus menguasai berbagai macam metode mengajar. Guru
telah banyak mengenal metode pembelajaran antara lain metode ceramah, tanya jawab,
demonstrasi, diskusi, eksperimen, proyek, penugasan, dan inkuiri. Berbagai metode dapat
diterapkan dalam dunia pendidikan, misalnya metode yang digunakan untuk memotivasi
siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapinya ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang
digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri
di dalam menghadapi berbagai persoalan. Untuk itulah seorang guru harus mengenal,
mempelajari, dan menguasai banyak metode pengajaran, agar dapat menggunakan dengan
variasinya, sehingga guru mampu menimbulkan proses belajar mengajar yang berhasil.
Metode pengajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPA disini adalah metode
inkuiri.
Menurut Kuslan dan Stone (dalam Srini. M. Iskandar, 2003:68) metode inkuiri adalah
pengajaran dimana guru dan murid-murid mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan
pendekatan dan jiwa ilmuwan. Dari pendapat tersebut kita mengetahui bahwa inkuiri dapat
memotivasi siswa untuk belajar, khususnya belajar
mata ajaran IPA yaitu dengan cara
mengadakan beberapa Kegiatan eksperimen sederhana secara berkelompok, dan tanya jawab
guru dengan siswa, siswa dengan siswa, serta siswa dengan lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil rapot mata ajaran IPA kelas IV semester gasal SDN Sekarjati I,
Ngawi tahun ajaran 2009/2010 dari 11 siswa yang mendapat nilai 5,0 sebanyak 2 siswa, 6,0
sebanyak 7 siswa, 7,0 sebanyak 2 siswa. Berdasarkan nilai rapor tersebut hanya 2 siswa atau
18,18% yang mengalami ketuntasan belajar. Dari pengamatan nilai dan Kegiatan siswa pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
saat pembelajaran guru menyimpulkan bahwa pada saat Kegiatan pembelajaran siswa kurang
semangat mengikuti pembelajaran IPA yang cenderung mendengarkan dan mengafalkan
banyak materi. Dari hasil pengamatan tersebut peran guru sebagai pembimbing sangat
diperlukan. Hal ini menuntut pengajar untuk bersikap lebih objektif dan profesional dalam
melaksanakan tugasnya. Masalah rendahnya nilai IPA, merupakan hal yang perlu ditangani
dengan keprofesionalan guru. Guru harus pandai dalam mengolah pembelajaran dengan
beragai inovasi pembelajaran.
Siswa mengerjakan karena perintah guru, bukan adanya rasa ingin tahu dan ingin
paham dengan pembelajaran itu. Upaya mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dilakukan
dengan peningkatan profesional guru dengan menciptakan inovasi dalam pembelajaran, baik
melalui media, strategi, maupun metode pembelajaran.
Dengan metode inkuiri dari guru dapat merangsang siswa untuk mempelajari konsep
IPA secara jelas dan benar, siswapun dapat aktif dan komunikatif dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian Kegiatan pembelajaran terlaksana dengan aktif sehingga siswa benar-benar
memahami konsep dari apa yang mereka pelajari.
Konsep IPA kelas IV beraneka macam, tetapi disini hanya meneliti pembelajaran
dengan konsepi energi panas dan bunyi. Konsep energi panas dan bunyi merupakan konsep
yang luas dibanding dengan materi IPA yang lain disemester II, sehingga dapat mempersulit
siswa dalam mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Biasanya guru menyampaikan
materi dengan menggunakan metode konvesional, yang cenderung membosankan dan
membuat siswa pasif, maka pada saat menyampaikan konsep energi panas dan bunyi yang
begitu banyak perlu dirubah metode pembelajarannya.
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran pemahaman yang sangat diperhatikan
karena merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki di Sekolah Dasar sebagai jalan
untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Dari kenyatan yang telah ada pada siswasiswi kelas IV SDN Sekarjati I, Karanganyar, Ngawi, perlu adanya penanganan dalam
meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep IPA. Karena latar belakang itulah
diadakan
Penelitian
Tindakan
Kelas
dengan
judul
“Peningkatan
Kemampuan
Mendeskripsikan Konsep Energi Panas dan Bunyi Melalui Metode Inkuiri pada Siswa Kelas
IV SDN Sekarjati I, Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F.
Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka penelitian tindakan kelas ini dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Apakah
penggunakan
metode
inkuiri
dapat
meningkatkan
kemampuan
mendeskripsikan konsep energi panas pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi,
tahun ajaran 2009/2010?
2.
Apakah
penggunakan
metode
inkuiri
dapat
meningkatkan
kemampuan
mendeskripsikan konsep bunyi pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi, tahun
ajaran 2009/2010?
3.
Bagaimana meningkatkan keaktifan belajar konsep energi panas dan bunyi bunyi pada
siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi, tahun ajaran 2009/2010?
G. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang telah dirumuskan penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas menggunakan
metode inkuiri pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi, tahun ajaran 2009/2010.
2.
Meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep bunyi menggunakan metode
inkuiri pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi, tahun ajaran 2009/2010.
3.
Meningkatkan keaktifan belajar konsep energi panas dan bunyi bunyi pada siswa kelas
IV SDN Sekarjati I Ngawi, tahun ajaran 2009/2010.
H. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari dua segi , yaitu secara teoritik
dan segi praktis, yaitu:
1.
Manfaat Teoritik
a. Dapat menjadi bahan referensi dan bahan rujukan bagi penelitian yang akan datang
yang meneliti hal yang sama atau yang hampir sama.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Tumbuhnya motivasi siswa dalam belajar konsep energi panas dan bunyi.
2) Meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Bagi guru
1) Mengetahui
metode
pembelajaran
inkuiri
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
2) Diperolehnya
metode
inkuiri
untuk
meningkatkan
kemampuan
mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi pada siswa.
c. Bagi sekolah
1) Menumbuhkan motivasi teman sejawat dalam mengembangkan proses
pembelajaran PAIKEM dengan menerapkan metode inkuiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, PENELITIAN
YANG RELEVAN, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
2. Hakikat Kemampuan Mendeskripsikan Konsep Energi Panas dan Bunyi
a. Pengertian Kemampuan
Em Zul Fajri (2007:546) menyatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan,
kekuatan untuk melalakukan sesuatu. Kemampuan itu berasal dari diri seseorang untuk
menyelesaikan suatu hal.
Menurut Purwodarminto (1983:553) berpendapat bahwa kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan. Kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan yang
dimiliki seseorang.
Kibrotoi
(www.top-pdf-manuals.com/pengertian-kemampuan-awal.html -
Tembolok) mengungkapkan bahwa kemampuan adalah terjemahan dari kata ”ability”
yang hampir sama dengan pengertian keterampilan yang berarti kecakapan untuk
menyelesaikan tugas. Setiap orang yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik maka
orang tersebut dikatakan mampu.
Berpijak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
kemampuan adalah kecakapan, kesanggupan,dan
kekuatan yang dimiliki seseorang
untuk menyelesaiakn suatu tugas atau hal.
b. Pengertian Mendeskripsikan
Menurut Em Zul Fajri (2007:250) menyatakan bahwa mendeskripsikan adalah
pemaparan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Setiap kata yang diungkapkan
diuraikan secara mendetail.
Ratu
Aprilia
(digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b
6/doc.pdf - Mirip) berpendapat bahwa mendeskripsikan adalah karya tulis yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melukiskan sesuatu. Semua yang diamati penulis dan dianggap penting ditulis dalam
bentuk kalimat yang jelas dan terperinci.
Aditya
(http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/05/paragraf-deskriptif.
html)
mengungkapkan bahwa menggambarkan tentang suatu hal (benda, suasana, tempat, dan
lain-lain) sehingga orang lain dapat membayangkan hal tersebut. Deskripsi tersebut harus
digambarakan secara jelas agar orang lain dapat memahaminya dengan benar.
Bertolak dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mendeskripsikan
merupakan gambaran dan uraian dari suatu hal yang diuraikan secara terperinci
menggunakan kata-kata. Kata-kata yang dipilihpun harus dapat menjelaskan bahwa
tentang hal yang dideskripsikan secara jelas dan apa adanya.
c. Pengertian Konsep
Leo Sutrisno (2007:11) menyatakan bahwa konsep adalah representasi yang
abstrak dan umum tentang sesuatu. Konsep bersifat abstrak dan umum, maka konsep
bersifat mental.
Em Zul Fajri (2007:483) berpendapat bahwa konsep adalah rancangan kasar dari
suatu tulisan. Rancangan kasar tersebut berasal dari pengamatan terhadap suatu objek.
Menurut Srini M. Iskandar (2002:3) konsep merupakan penghubung antara faktafakta yang ada hubungannya. Contohnya materi akan berubah tingkat wujudnya bila
menyerap atau melepas energi, misalnya es.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep
adalah segala sesuatu yang berisi tentang rancangan kasar yang abstrak dan umum yang
menghubungkan fakta-fakta.
d. Pengertian Konsep Energi Panas
1) Pengertian Energi
Senja (http://adityapandhu.blogspot.com/2010/05/paragraf deskriptif.
html)
menyatakan bahwa energi adalah tenaga, daya kekuatan yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai proses aktivitas. Energi dapat diperoleh dari dari dalam dan dari
luar. Dari dalam adalah semua yang berasal dari dari dalam benda tersebut yang
mempunyai tenaga, sedangkan yang dari luar adalah semua yang berasal dari luar
benda yang dapat menghasilkan tenaga jika berinteraksi dengan benda tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Em Zul Fajri (2007:283) mengungkapkan bahwa energi adalah tenaga, daya
kekuatan yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses aktivitas. Kekuatan
tersebut bersumber dari dalam suatu benda itu sendiri.
Queen
(dikporakarangsambung.blogspot.com/pengertian-panas.html -
Tembolok - Mirip) berpendapat bahwa energi adalah kemampuan untuk melakukan
usaha. Energi dapat berubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh salah satu
bentuk energi adalah panas. Manusia sangat membutuhkan panas seperti memasak
nasi, menjemur pakaian, atau menyetrika pakaian. Perpindahan energi panas dapat
terjadi di benda padat, cair maupun gas. Perpindahan panas dapat terjadi karena
adanya perbedaan suhu.
2) Konsep Energi Panas
Sund (www.mupeng.com/archieve/index.pht/-t1579 html) mengungkapkan
bahwa energi panas adalah suatu energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda lain berubah suhu atau wujudnya. Misalnya, panci yang ditaruh
di atas kompor yang menyala maka akan panas pancinya, margarin yang ditaruh di
atas wajan yang dipanskan di atas api.
Trowbridge (www.petra.com/archieve/index.pht/-t1579. html) menjelaskan
bahwa energi panas adalah suatu tenaga kalor yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda lain berubah suhu atau wujudnya. Energi panas dapat
mempengaruhi perubahan wujud benda dan suhu benda disekitarnya.
Menurut Coony (Dikporakarasambung.blogspot.com//pengertian-panas.comhtml-tembolok-Mirip) energi panas adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh
suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya.
Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas.
Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric
ditemukan oleh ahli kimia Perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan
jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius.
Berpijak pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa energi panas
adalah suatu tenaga yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda lain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berubah suhu atau wujudnya. Energi panas dapat mempengaruhi perubahan wujud
benda dan suhu benda disekitarnya.
e. Pengertian Konsep Bunyi
Menurut Triatmanto (2006:84) bunyi merupakan gelombang. Misalnya pada saat
kita berteriak didalam ruangan maka gelombang suara yang kita keluarkan akan
dipantulkan oleh tembok, sehingga kita dapat mendengarkan suara yang kita keluarkan.
Em Zul Fajri (2007:190) menyatakan bahwa bunyi adalah sesuatu yang dapat
didengar telinga. Semua benda yang menghasilkan suara maka disebut bunyi.
Sund (http://ayobelajarfisika.blogdetik.com/gelombangbunyi/) mengungkapkan
bahwa bunyi adalah energi gelombang yang berasal dari sumber bunyi, yaitu benda yang
bergetar. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yang dapat merambat
melalui medium. Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal sehingga mempunyai
sifat-sifat
dapat
dipantulkan (reflection),
dapat
dibiaskan (refraction),
dapat
dilenturkan (difraction), dan dapat dibiaskan (interferention).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bunyi adalah suatu
gelombang yang berasal dari sumber bunyi yanga dapat didengar oleh telinga. Syarat
bunyi adalah ada sumber bunyi, ada perantara (benda padat, cair, dan gas), dan ada yang
menerima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Hakikat Metode Inkuiri
a. Pengertian Metode
Menurut Yuki (http://biologifkipunri.ac.id/detailmatakuliah.php? recordid) metode
berasal dari bahasa Yunani “Methodosí” yang artinya cara atau jalan yang ditempuh.
Metode menyangkut cara kegiatan untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran
ilmu yang bersangkutan.
Mulyani Sumantri (1999:114) mengungkapkan bahwa metode merupakan caracara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar
menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar. Metode yang dimaksud
adalah metode untuk pembelajaran.
Em Zul Fajri (2007:565) menyatakan bahwa bahwa metode adalah cara sistematis
dan berpikir secara baik untuk mencapai tujuan. Cara sistematis ini diperoleh berdasarkan
pengamatan sebelumnya.
Sutijan (2003:4) menjelaskan bahwa metode adalah cara yang teratur untuk
memberikan kesempatan kepada siswa atau mahasiswa untuk mendapatkan informasi
dari orang lain, dimana informasi tersebut membutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
Berpijak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode merupakan
cara yang sistematis dan berpikir secara baik untuk mendapatkan informasi untuk
mencapai tujuan.
b. Pengertian Pembelajaran
Sutijan (2003:2) menyatakan bahwa pembelajaran berasal dari bahasa inggris, dari
kata “instruction” yang berarti pengajaran atau belajar mengajar. Istilah pembelajaran
lebih disukai karena mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung kepada
proses belajar siswa, yang tidak selalu tergantung pada kehadiran guru secara fisik.
Menurut
Rochman
Nata
Wijaya
(blog.persimpangan.blog/pengertian-
pembelajaran.blog-Mirip) pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar”
berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui (diturut)
ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi
“pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan
sehingga anak didik mau belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wiki (http:blog.Wikipedia.com) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi pesertaa didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada pesertaa didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu pesertaa didik agar dapat belajar dengan baik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan proses interaksi antara pesertaa didik, pendidik, dan sumber
belajar yang saling terikat sehingga dapat mempengaruhi dan mendukung terjadinya
proses belajar guna mencapai tujuan.
c. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran
Menurut Mulyana Sumantri (1999:134) jenis-jenis metode dalam pembelajaran
adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kegiatan kelompok, pemberian tugas,
demonstrasi, eksperimen, simulasi, inkuiri, dan pengajaran unit. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut:
a. Metode ceramah merupakan penyajian ajaran oleh guru dengan cara memberikan
penjelasan secara lisan kepada peserta didik.
b. Metode tanya jawab merupakan suatu metode untuk menyampaikan materi ajaran
dengan cara guru bertanya kepada pesertaa didik dan sebaliknya.
c. Metode diskusi merupakan penyampaian bahan bahan pengajaran yang
melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternativ pemecahan
suatu topik bahasan yang bersifat problematis.
d. Metode kegiatan kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan
pesertaa didik dalam suatu grup atau kelompok sebagai suatu kesatuan dan diberikan
tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut.
e. Metode pemberian tugas suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan
adanya tugas dari guru untuk kegiatan pesertaa didik di sekolah ataupun di rumah
secara perorangan atau berkelompok.
f.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian ajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada pesertaa didik tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Metode eksperimen adalah suatu tuntutan dari suatu perkembangan IPTEK agar
menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati masyarakat secara aman.
h. Metode simulasi merupakan suatu metode pengajaran untuk untuk menirukan
keadaan sebenarnya kedalam situasi buatan.
i.
Metode inkuiri adalah cara penyajian ajaran yang memberikan kesempatan kepada
pesertaa didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa guru.
j.
Metode pengajaran unit merupakan pengajaran yang mengarahkan kegiatan pesertaa
didik pada pemecahan suatu masalah yang dirumuskan dahulu secara bersama-sama.
Hadiat
(http://www.idonbiu.com)
menjelaskan
bahwa
jenis-jenis
metode
pembelajaran ada empat yaitu metode ceramah, pembelajaran terprogram, demonstrasi,
dan discover. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Metode ceramah adalah metode pembelajaran melalui penyajian ajaran oleh guru
dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada peserta didik.
2) Metode pembelajaran terprogram adalah pembelajaran yang setiap penyajiannya
sudah terprogram secara rinci pada setiap langkah-langkahnya.
3) Metode
demonstrasi
adalah
pembelajaran
yang
penyajian
ajaran
dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada pesertaa didik tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu.
4) Metode discover adalah pembelajaran yang
setiap langkahnya memberikan
kesempatan kepada pesertaa didik untuk menemukan suatu jawaban atau masalah.
Chapin (http://www.labolatorium-um.sch.id.) mengungkapkan bahwa jenis-jenis
metode pembelajaran ada delapan yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, simulasi,
demonstrasi, penemuan dalam pembelajaran, pembelajaran kelompok, dan pembelajaran
dengan modul. Untuk lebih jelasnya, dijelaskan berikut ini:
1) Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang berpusat pada guru, yaitu dengan
cara guru memberikan penyajian materi dan pesertaa didik hanya mendengarkan dan
mencatat.
2) Metode tanya jawab adalah suatu metode untuk menyampaikan materi ajaran dengan
cara guru bertanya kepada pesertaa didik dan sebaliknya.
3) Metode diskusi adalah penyampaian bahan pengajaran yang melibatkan pesertaa
didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik
bahasan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Metode simulasi adalah suatu metode pengajaran untuk untuk menirukan keadaan
sebenarnya kedalam situasi buatan.
5) Metode
demonstrasi
adalah
pembelajaran
yang
penyajian
ajaran
dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada pesertaa didik tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu.
6) Metode penemuan dalam pembelajaran adalah pembelajaran yang setiap langkahnya
memberikan kesempatan kepada pesertaa didik untuk menemukan suatu jawaban
atau masalah.
7) Metode pembelajaran kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan
peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai suatu kesatuan dan diberikan
tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut.
8) Metode pembelajaran modul adalah pengajaran
yang mengarahkan Kegiatan
pesertaa didik pada pemecahan suatu masalah yang dirumuskan dahulu secara
bersama-sama dari sebuah media berupa modul.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
metode pembelajaran adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kegiatan kelompok,
pemberian tugas, demonstrasi, eksperimen, simulasi, inkuiri, pengajaran unit,
pembelajaran terprogram, discover, dan pembelajaran dengan modul.
d. Pengertian metode inkuiri
Inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia
lahir kedunia, manusia
memiliki dorongan untuk mengetahui sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang
keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia melalui lima panca indera yang
dimiliki manusia (indra penglihat, pendengar, pencium, peraba, dan pengecap). Hingga
dewasa keingin tahuan manusia terus berkebang, dan akan bermaka jika sudah
mengetahuinya. Dalam hal itulah strategi inkuiri dikembangkan.
Piaget (dalam Srini.M.Iskandar 2001:70) mengungkapkan bahwa inkuiri sebagai
pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang
mereka ajukan. Melalui metode inkuiri diharapkan anak dapat mandiri dalam
menemukan konsep sesuai dengan eksperimen anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Kuslan dan Stone (dalam Srini.M.Iskandar 2001:70) metode inkuiri
merupakan pengajaran dimana guru dan murid-murid mempelajari peristiwa-peristiwa
ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.
Mulyani Sumantri (2004:142) menyatakan bahwa inkuiri metode inkuiri disebut
juga metode penemuan yang cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada
pesertaa didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode
inkuiri melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya.
Eric (www.top-pdf-manuals.com/Journal international inquiry method-.html )
Some have emphasized the active nature of student involvement, associating inquiry with
"hands-on" learning and experiential or activity-based instruction.
Dalam Pembelajaran inkuiri beberapa siswa dilibatkan untuk
membentuk
kelompok dengan melakukan kegiatan yang alami dengan cara belajar melakukan
kegiatan tangan, melakukan percobaan, atau melakukan aktivitas pada saat pembelajaran.
George (www.top-pdf-manuals.com/Journal international inquiry -.html) In the
sciences, inquiry-based learning has been widely promoted to increase literacy and skill
development, but there has been little comparison to more traditional curriculum.
Dalam ilmu pengetahuan, yang menjadi dasar dalam pembelajaran inkuiri adalah
menekankan
pertambahan kemampuan dan pengembangan keterampilan, tetapi
berbanding terbalik dengan kurikulum tradisional.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode
inkuiri adalah pengajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan gurudengan cara melakukan
eksperimen sendiri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas
pertanyaan yang mereka ajukan dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Metode
inkuiri merupakan metode pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa untuk berpikir
kritis, analitis, aktif, dan kreatif.
1) Ciri-ciri metode inkuiri
Ada
beberapa
ciri
metode
inkuiri
menurut
Wina
(www.Mupeng.com/archieve/index.pht/-t1579.html) yaitu menekankan aktivitas
manusia, menumbuhkan percaya diri (self belief), berpikir secara sistematis, logis,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan kritis. Menekankan aktivitas manusia secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya dalam inkuiri siswa sebagai subjek. Seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan awaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan percaya diri
(self belief). Tujuan dari penggunaan metode inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Reber dan Chapin (http://www.Metodpemblinkuiri.com) menjelaskan bahwa
bahwa ciri-ciri inkuiri adalah menekankan aktivitas siswa untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri suatu pertanyaan serta mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah
mencari dan menemukan jawaban dari suatu pertanyaan atau masalah yang diajukan
guru. Jawaban yang diambil melalui proses pengamatan yang sistematis, berpilir
logis, serta kritis, sehingga dapat ditarik simpulan untuk memecahkan masalah.
Morgan (http://www.Metodeinkuiri.com) menyatakan bahwa ciri-ciri inkuiri
adalah pembelajaran proses dan hasil, menekankan aktivitas siswa secara nyata,
perpikir sistematis, kritis, dan logis. Pembelajaran proses yang dimaksud adalah
pembelajaran menemukan suatu jawaban dari suatu masalah atau pertanyaan dengan
cara berpikir sistematis, kritis, dan logis. Pada akhirnya siswa dapat menyimpulkan
suatu jawaban melalui pengamatan langsung. Simpulan ini yang dimaksud dengan
hasil.
Berpijak pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri metode
inkuiri adalah pembelajaran proses dan hasil, menekankan aktivitas manusia,
menumbuhkan percaya diri (self belief), berpikir secara sistematis, logis, serta kritis.
2) Prinsip-prinsip inkuiri
Menurut Wina ((www.Mupeng.com/archieve/index.pht/-t1579.html)) prinsipprinsip inkuiri adalah berorientasi pada pengembangan intelektual, interaksi,
bertanya, belajar untuk berpikir, dan keterbukaan. Kelima prinsip tersebut harus bisa
dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan metode inkuiri, yaitu
dengan cara menemukan jawaban dari pertanyaan atau masalah melalui interaksi
dengan orang yang dapat mendukung jawaban, bertanya kepada sumber, dan terbuka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap jawaban yang diperoleh kepada semua orang. Dengan inkuiri maka dapat
melatih pengembangan intelektual, berpikir, dan berlatih terbuka atau jujur.
Slameto (http://www.Metodeinkuiri.com) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip
inkuiri adalah berpikir kritis dan logis, bertanya, interaksi, analisis, dan keterbukaan.
Berpikir kritis yang dimaksud adalah peka terhadap suatu masalah dengan
menggunakan penyelesaian secara logis. Jawaban terhadap masalah atau pertanyaan
tersebut dapat dapat diperoleh melalui bertanya terhadap sumber yang mendukung,
melakukan analisi terhadap objek yang diamati secara terbuka dan jujur.
Winkel (http://www.Metodpemblinkuiri.com) mengungkapkan bahwa prinsipprinsip inkuiri adalah keorientasi pada pengembangan intelektual, interaksi, bertanya,
dan berpikir. Tujuan inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir. Metode
ini berorientasi pada proses belajar juga hasil belajar. Proses belajar pada dasarnya
adalah proses interaksi, baik interaksi antarsiswa maupun interaksi siswa dengan
guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau interaksi (directing). Peran guru dalam inkuiri adalah sebagai
penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya
sudah merupakan proses berpikir. Beberapa teknik bertanya perlu dikuasi guru baik
teknik hanya sekedar bertanya minta perhatian siswa, bertanya untuk melacak,
bertanya untuk mengembangkan kemampuan, ataupun beratnya untuk menguji.
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Tugas guru adalah
menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan
hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip inkuiri adalah berorientasi pada pengembangan intelektual, interaksi,
bertanya, belajar untuk berpikir kritis dan logis , serta keterbukaan.
3) Langkah-langkah pebelajaran inkuiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Srini. M. Iskandar (1997:69) langkah-langkah pembelajaran inkuiri
adalah menemukan masalah, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen untuk
menguji hipotesis, mensintesa pengetahuan. Beberapa hal yang dapat dilakukan
sebelum mernemukan masalah adalah:
a) Menjelaskan bahwa topik, tujuan, dan hasil belajar yang hendak dicapai oleh
siswa.
b) Menjelaskan bahwa pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
untuk mencapai tujuan.
c) Menjelaskan bahwa topik dan kegiatan belajar. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan motivasi belajar pada siswa.
d) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki yang mengandung
konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam menebak (berhipotesis) adalah dengan mengajukan
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban
sementara atau ,merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu
permasalahan yang dikaji.
Merencanakan eksperimen adalah tahap dimana semua alat, bahan, dan
langkah-langkah eksperimen disiapkan secara mendetail. Tahap ini merupakan tahap
yang penting sebelum pelaksanaan eksperimen.
Berdasarkan argumentasi, tetapi berdasarkan data yang ada atau data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam tahap ini
dikatakan dengan tahapan mensintesa pengetahuan.
Merumuskan simpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai simpulan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Winkel (http://www.Metodpemblinkuiri.com) menyatakan bahwa langkahlangkah pembelajaran inkuiri ada enam fase, yaitu menyajikan pertanyaan atau
masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan,
menganalisi data, dan menarik simpulan. Keenam fase tersebut harus dilaksanakan
pada saat Kegiatan pembelajaran menggunakan metode inkuiri.
Menurut
Slameto
(http://www.Metodeinkuiri.com)
langkah-langkah
pembelajaran inkuiri ada empat langkah yaitu menyajikan masalah, membuat
hipotesis, melakukan percobaan, menganalisi data, dan menyimpulkan. Di dalam
langkah-langkah ini tidak ada merancang percobaan. Hal ini dimaksudkan karena
semua rancangan terinci pada saat membuat hipotesis.
Berpijak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
pembelajaran inkuiri adalah membuat masalah atau pertanyaan,
mengajukan
hipotesis, merancang percobaan, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan
merumuskan simpulan. Kedelapan langkah tersebut diharapkan dapat dilaksanakan
pada saat pembelajaran menggunakan metode inkuiri, agar dapat mendapatkan hasil
yang maksimal.
4) Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri
a) Keunggulan
Metode inkuiri menurut Mulyani Sumantri (2004:143) memiliki beberapa
keunggulan yaitu: melatih siswa mengelola informasi, melatih membuat konsep,
meningkatkan keterampilan proses secara kognitif, pembelajaran bermakna dan
menjadikan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar. Dalam proses
pembelajaran inkuiri guru juga harus kreatif dalam menciptakan iklim inkuiri
didalam kelas.
Winkel
(http://www.Metodpemblinkuiri.com)
menyatakan
bahwa
kelebihan metode inkuiri adalah lebih relevan atau realistis dan sesuai dengan
pengetahuan, memotivasi siswa, siswa lebih interaktiv, dan meningkatkan
prestasi siswa. Setiap pembelajaran menggunakan media yang relevan dan sesuai
dengan pengetahuan sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajara dan
menemukan jawaban melalui observasi dan interaktiv dengan guru dan siswa.
Pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Slameto (http://www.Metodeinkuiri.com) menjelaskan bahwa
keunggulan metode inkuiri adalah belajar relevan, memotivasi siswa,
pembelajaran bermakna, dan meningkatkan prestasi siswa. Kelima keunggulan
ini saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain dan saling
berpengaruh.
Berpijak pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keunggulan
pembelajaran menggunakan metode inkuiri adalah pembelajaran bermakna,
belajar relevan, memotivasi siswa,
sesuai dengan gaya siswa dan sesuai
psikologi belajar modern, menjadikan guru bukan sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan bagi siswa, serta meningkatkan prestasi siswa. Keenam keunggulan
tersebut saling mempengaruhi antar satu keunggulan dengan keunggulan yang
lain.
b) Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan metode inkuiri juga memiliki
kelemahan. Menurut Wina (www.mupeng.com/archievi/) kelemahan tersebut
adalah sulit dalam merencanakan pembelajaran dan memerlukan waktu yang
panjang. Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur oleh
kebiasaan siswa dalam belajar. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya
banyak memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya
dengan waktu yang telah ditentukan.
Winkel
(http://www.Metodpemblinkuiri.com)
menyatakan
bahwa
kelemahan metode inkuiri adalah memerlukan waktu yang lama, memerlukan
perangkat analitik dan kognitif, siswa suka pendekatan tradisional, serta sulit
diukur dengan pendekatan tradisional. Biasanya guru cenderung menggunakan
pendekatan tradisional yang lebih efektif, tetapi dalam metode inkuiri lebih
banyak memerlukan waktu, dan memerlukan perangkat analitik dan kognitif
untuk menunjang pembelajaran. Selain itu, juga kadang siswa sudah terbiasa
dengan pendekatan tradisional jadi siswa sulit dalam berinteraksi dengan metode
yang baru, serta guru sulit dalam mengukur prestasi siswa karena menggunakan
proses dan hasil.
Menurut Slameto (http://www.Metodeinkuiri.com) kelemahan metode
inkuiri adalah memerlukan waktu yang lama, memerlukan perangkat analitik dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kognitif, dan siswa suka pendekatan tradisional. Kelemehan-kelemahan tersebut
akibat dari guru yang hanya menggunakan metode tradisional dalam proses
pembelajaran. Sehingga sulit dalam menerapkan metode yang lain pada saat
pembelajaran.
Bertolak dari uaraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelemaham
metode inkuiri adalah memerlukan waktu yang lama, memerlukan perangkat
analitik dan kognitif, siswa suka pendekatan tradisional, serta sulit diukur dengan
pendekatan tradisional. Kelemahan tersebut pengaruh dari pelaksanaan metode
tradisional yang terlalu lama, sehingga guru dan siswa sulit melaksanakan
perubahan metode pembelajaran.
e. Pengertian Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA menurut
Wiki (http:blog.Wikipedia.com) merupakan suatu
sistem pembelajaran tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Makhluk hidup dan
lingkungannya yang dimaksud adalah manusia, hewan, tumbuhan, tata surya, dan bendabenda alam, serta energi dan gaya.
Richard (http:blog.dinia IPA/mirip.)menyatakan bahwa pembelajaran IPA adalah
proses komunikatif-interaktif antara guru, siswa, dan sumber belajar untuk mempelajari
segala sesuatu tentang tata surya, energi dan gaya, serta makhluk hidup melalui sistem
pengajaran tertentu. Dalam pembelajaran IPA harus ada kominikatif-interaktif anatar
guru, siswa, dan sumber belajar.
Menurut Nurton (http:blog.Wikipedia.com) pembelajaran IPA bukanlah sematamata pembelajaran hafalan tetapi pembelajaran yang banyak memberikan peluang untuk
melakukan berbagai pengamatan dan latihan-latihan terutama yang berkaitan dengan
pengembangan berpikir yang sehat dan masuk akal.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD bertujuan untuk memperoleh keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa; mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari; mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat; mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan; meningkatkan kesadaran untuk
berperan serta dalam nenelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai
salah satu ciptaan Tuhan; memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan
keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs
(BSNP, 2006:45).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah
pembelajaran yang mempelajari tentang peristiwa alam, dunia tumbuhan, manusia, dan
hewan sehingga anak yang berpikir dan memiliki sikap ilmiah dalam kehidupan seharihari.
f.
Karakteristik pembelajaran IPA
Setiap mata ajaran mempunyai karakteristik yang khas. Demikian halnya dengan
mata ajaran IPA. Adapun karakteristik mata ajaran IPA menurut Srini.M.Iskandar
(2001:1) adalah mendeskripsikan sistem tata surya, penekanan pembelajaran salingtemas
(sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat), dan dilaksanakan secara inkuiri ilmiah.
Mata ajaran IPA khususnya mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi
penyusun tata surya terkait dengan peristiwa yang ada hubungannya dengan Bumi dan
Alam Semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Oleh
karena itu, dalam proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara alamiah.
Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan dalam kehidupan sehari-hariuntuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi.
Penerapan perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap
lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran salingtemas
(sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar
untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan IPA dan kompetensi
bekegiatann secara bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk
menumbuhkan
kemampun
berpikir,
bekegiatan,
dan
bersikap
ilmiah
serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu,
pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semiawan (http://www.PembelajaranIPA.com) menyatakan bahwa karakteristik
pembelajaran IPA adalah mendeskripsikan alam sekitar (benda mati dan hidup), tata
surya, dan teknologi masyarakat. Ketiga karakter ini dipelajarai dalam lingkup IPA.
Syamsudin
(http://www.PemblajaranIPASD.com)
mengungkapkan
bahwa
karakteristik pembelajaran IPA adalah mendeskripsikan gejala alam, alam sekitar,
IPTEK, dan tata surya. Semua kejadian alam dan akibatnya dipelajari dalam IPA.
Bertolak pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik IPA
adalah mendeskripsikan gejala alam, alam sekitar, IPTEK, dan tata surya. Keempat
karakteristik pembelajaran IPA dipelajari dalam cakupan IPA.
g. Fungsi Pembelajaran IPA
Menurut BSNP (2006:14) pembelajaran di SD berfungsi mengembangkan
pengetahuan yang mencangkup sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sehingga
memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA
mengembangkan rasa ingin tahu, serta
mengembangkan keterampilan proses.
Berdasarkan fungsi IPA tersebut, maka siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan bermanfaat untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Nur (http:pemb-IPA-mirip.) menyatakan bahwa fungsi pembelajaran IPA adalah
mengembangkan kemampuan berpikir logis, analistis, rasa ingin tahu, serta
mengembangkan pengetahuan. Dengan mempelajari IPA diharapkan siswa dapat
mengembangkan fungsi dari IPA.
Mahmud (http:Pemb/IPA/SD-mirip) menjelaskan bahwa fungsi pembelajaran
IPA adalah mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dengan berpikir logis, analistis,
serta mengembangkan rasa ingin tahu, dan kritis.
Berpijak pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi pembelajaran
IPA adalah mengembangkan pengetahuan yang mencangkup sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat sehingga memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan
dan pemahaman konsep IPA mengembangkan rasa ingin tahu, kritis,
mengembangkan keterampilan proses.
h. Materi Pokok Pembelajaran IPA
commit to user
serta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk memperjelas Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV semester II Sekolah Dasar
berikut dikemukakan rincian khususnya materi pembelajaran yang berkaitan dengan
penelitian pada tabel 1 adalah:
Tabel 1. Rincian Materi Pembelajaran Yang Diteliti
Standar Kompetensi
Memahami
berbagai
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan
Materi Pokok
energi Energi Panas Dan
bentuk energi dan cara
panas dan energi bunyi yang
penggunaanya
terdapat di lingkungan sekitar
dalam
kehidupan sehari-hari
Bunyi
serta sifat-sifatnya.
(Badan Standar Pendidikan, 2006:62).
Uraian singkat materi IPA tentang Energi Panas dan Bunyi, adalah sebagai
berikut:
1) Energi Panas
Energi panas berasal dari benda bersuhu tinggi, misalnya api dan matahari.
Panas dapat terjadi karena karena adanya sumber energi panas. Sumber energi panas
dapat berasal dari gesekan suatu benda, kompor yang menyala (api), panas matahari,
dan uap panas. Contoh benda yang digesekkan dapat menghasilkan panas adalah
korek api. Pada saat ini penggunaan api sudah sangat penting bagi kehidupan
manusia. Beberapa kegunaan api adalah:
a) Menjalankan mesin.
b) Memberikan tenaga untuk menjalankan kereta api dan pesawat terbang.
c) Membangkitkan tenaga listrik.
d) Memusnahkan sampah atau membasmi kuman.
Matahari merupakan benda yang dapat menghasilkan panas. Bentuk
matahari bulat seperti bumi. Matahari merupakan benda langit yang dapat
menhasilkan cahaya sendiri. Tanpa matahari bumi kita akan gelap gulita dan
tidak ada kehdupan. Matahari mempunyai suhu yang tinggi. Menurut para ahli,
suhu pada permukaan matahari mencapai 6.000°C. Sedangkan suhu dalamnya
mencapai 16.000.000°C. Matahari merupakan sumber enegi terbesar karena
sebagian besar energi bumi, baik langsung maupun tidak langsung berasal dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
matahari Panas matahari merambat tanpa perantara. Perpindahan panas melalui
ruang tanpa zat perantara disebut radiasi.
Beberapa macam bahan yang dapat menghantarkan panas dengan baik dan
tidak digolongkan sebagai berikut:
a) Konduktor adalah bahan yang dapat menghantarkan panas dengan baik.
Misalnya: berbagai jenis logam.
b) Isolator adalah bahan yang sulit dan bahkan tidak bias menghantarkan panas.
Misalnya: berbagai jenis kayu, kertas, dll.
2) Bunyi
Sesuatu yang dapat didengar manusia merupakan bunyi. Berbagai bunyi dapat
dihasilkan dari benda yang bergetar. Sumber bunyi adalah benda yang bergetar dan
menghasilkan bunyi. Kita dapat mendengarkan berbagai dari berbagai alat musik.
Misalnya: gitar, harmonika, piano, terompet. Masing-masing memiliki bunyi yang
berbeda dan cara membunyikannyapun berbeda-beda, ada yang ditiup, dipukul,
digesekdan dipetik. Bunyi merambat melalui udara. Sehingga telinga kita dapat
menangkap adanya bunyi., dan otak yang menterjemahkan berbagai jenis bunyi.
Banyaknya getaran yang terjadi dalam satu detik disebut frekuensi. Frekuensi
dihitung dengan satuan hertz (Hz). Tinggi rendahnya bumi dipengaruhi oleh
frekuensi. Jika 1 dertik dihasilkan banyak getaran, maka frekuensinya tinggi. Berarti
bunyi yang dihasilkannyapun tinggi. Telinga manusia umumnya dapat mendengar
bunyi pada frekuensi 20 Hz-20.000Hz. Bunyi kurang dari 20Hz tidak dapat didengar
manusia yang disebut bunyi infrasonik. Anjing, lumba-lumba, jangkrik dapat
mendengar bunyi infrasonik. Bunyi yang mempunyai frekuensi lebih dari 20.000Hz
disebut ultrasonik. Dan manusi tidak dapat mendengar bunyi ultrasonik. Tetapi pada
kelelawar dapat mendengarkan bunyi ini.
Selain mengenal tinggi rendahnya bunyi, juga dapat mengenal bunyi kuat dan
lemah. Kekuatan bunyi dapat diukur dengan satuan desibel. Menurut tingkatanya
ledkan bom memiliki kekuatan 130-140 desibel. Tingkat kekuatan bunyi yang lebih
dari 120 desibel dapat merusak pendengaran manusia. Misalnya bunyi pesawat jet
dan halilintar (110-140 desibel). Sebaliknya, bunyi lemah ditimbulkan oleh getaran
yang lemah atau lembut, misalnya bunyi orang sedang berbisik (20-40 desibel), dan
daun jatuh (10 deibel).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kuat lemahnya bunyi tergantung pada simpangan getar atau amplitudo. Makin
besar amplitudo, makin kuat bunyi yang dihasilkan. Jadi kalau ingin mengeraskan
bunyi gitar, petiklah senar gitar lebih kencang.
Bunyi dapat merambat lewat benda padat, cair dan gas. Contoh bunyi dapat
merambat lewat benda padat adalah: bunyi gitar, bunyi seruling. Contoh bunyi yang
dapat merambat lewat benda cair adalah suara ikan lumba-lumba di dalam air, orang
bertepuk tangan di dalam air tetap terdengar suaranya. Sedangkan contoh bunyi dapat
merambat lewat benda gas adalah manusia dapat mendengar benda lain yang bergetar
yang berada disekitar kita.
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini merupakan penelitian yang relevan yang pernah di lakukan antara lain: Rika
Nanda Puspitasari, 2009, dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa
Kelas III Melalui Penerapan Metode Guided Inquiry-Discovery”. Adapun simpulan dari
penelitian Rika Nanda Puspitasari adalah penerapan metode Guided Inquiry-Discovery dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Karangbangun. Hal ini dilihat
dari prosentase kenaikan nilai IPA siswa kelas II dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I
siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 9 anak atau 47,37%, pada siklus II siswa yang
mendapat nilai minimal 60 ada 10 anak atau 52,63% dari 19 siswa, dan siklus III siswa yang
mendapat nilai minimal 60 ada 17 anak atau 89,47% dari 19 anak. Dari siklus I kemudian
dilaksanakan siklus II prestasi siswa mengalami prosentase kenaikan 5,26% dari siklus II
kemudian dilaksanakan siklus III mengalami prosentase kenaikan 36,84%. Penelitian tersebut
memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni terletak pada penggunaan metode inkuiri dan
mata pelajaran yang diteliti adalah IPA. Perbedaannya penelitian Rika Nanda Puspitasari
dilaksanakan pada siswa kelas III, sedangkan pada peneltian ini dilaksanakan pada siswa
kelas IV.
Yustami, 2008, dengan judul “Penerapan Metode Inkuiri untuk mencapai ketuntasan
Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN Tegalsari Madiun Tahun Ajaran 2008/2009”. Adapun
simpulan dari penelitian Yustami adalah penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan
ketuntasan IPA siswa kelas IV SD Negeri Tegalsari. Hal ini dilihat dari prosentase ketuntasan
nilai IPA siswa kelas II dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I siswa yang mendapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nilai minimal 60 ada 10 anak atau 28,57%, pada siklus II siswa yang mendapat nilai minimal
60 ada 7 anak atau 20,00% dari 35 siswa, dan siklus III siswa yang mendapat nilai minimal
60 ada 3 anak atau 8,57% dari 35 anak. Dari siklus I kemudian dilaksanakan siklus II prestasi
siswa mengalami prosentase kenaikan 8,78% dari siklus II kemudian dilaksanakan siklus III
mengalami prosentase kenaikan 40,55%. Penelitian Yustami memiliki persamaan dengan
penelitian ini yakni terletak pada penggunaan metode inkuiri, meneliti pada pembelajaran
IPA, dan menggunakan kelas IV. Adapun perbedaannya, penelitian Yustami menekankan
pada pencapaian ketuntasan belajar IPA, sedangkan pada penelitian ini menekankan
peningkatan pemahaman mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi.
Penelitian Setyaningsih (2009) yang berjudul “Penerapan Metode Guided
Inquiry-Discovery Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas Dan Bunyi Pada
Siswa Kelas IV SDN Kawu 2, Ngawi Tahun Ajaran 2008/2009” menyimpulkan
bahwa pembelajaran dengan model guided inquiry-discovery dari hasil nilai tes pada
tiap-tiap siklus menunjukkan peningkatan pemahaman energi panas dan bunyi serta
ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, sehingga dapat dikatakan
bahwa prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Kawu 2 pada pokok materi energi
panas dan bunyi meningkat. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
menunjukkan peningkatan pada aspek yang positif, dan aspek negatif mengalami
penurunan. Keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran guided inquiry-discovery menunjukkan peningkatan pada tiap –
tiap siklus. Penelitian Setyaningsih memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni
terletak pada penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran IPA, dan materi yang
diteliti sama yaitu energi panas dan bunyi. Adapun perbedaannya penelitian
Setyaningsih menekankan pada peningkatan pemahaman pada materi energi panas
dan bunyi, sedangkan pada penelitian ini menekankan pada peningkatan kemampuan
mendeskripsikan energi panas dan bunyi.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA pada saat kondisi awal siswa kelas IV hanya mendengarkan
ceramah dari guru sehingga siswa hanya menerima konsep IPA tentang energi panas dan
bunyi dari guru. Kesan pembelajaranya siswa hanya sebagai pendengar. Hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengakibatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep energi panas dan bunyi rendah.
Untuk itu guru perlu merubah kondisi pembelajaran dengan menetapkan dan menerapkan
metode pelajaran yang sesuai.
Guru memberikan tindakan berupa penerapan metode inkuiri pada saat pembelajaran IPA.
Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
mendeskripsikan konsep IPA sehingga
siswa dapat belajar secara kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran menggunakan metode inkuiri
siswa dapat melakukan suatu kegiatan (eksperimen), diskusi dengan teman dan guru, serta
mengungkapkan bahwa gagasan yang logis dari fakta-fakta dilingkungan sekitar. Semula
pembelajaran IPA dianggap membosankan karena hanya mendengarkan dan melelahkan
karena hanya mencatat dapat menjadi ajaran yang menarik dan menyenangkan, untuk itu
siswa dapat menemukan konsep secara benar dengan penemuannya sendiri. Setelah adanya
tindakan dari guru melalui penggunaan metode inkuiri pada konsep energi panas dan bunyi
pada siklus I sebagian siswa dapat mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Untuk itu
perlu dilanjutkan kesiklus II, dan disiklus II hampir semua siswa dapat mendeskripsikan
konsep energi panas dan bunyi. Pada siklus III semua siswa dapat mendeskripsikan konsep
energi panas dan bunyi.
Kondisi akhirnya dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri dapat
meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas
IV SDN Sekarjati I Ngawi tahun ajaran 2009/2010. Hal ini dapat dilihat dari antusiasnya
siswa dalam mempelajari konsep IPA, yang dapat meningkatkan siswa dalam
mendeskripsikan materi IPA melalui penemuannya sendiri.
Kerangka pemikirannya dapat dibuat bagan/ skema agar peneliti mempunyai gambaran
yang jelas dalam melakukan penelitian.
Adapun skema/ bagan itu dapat dilihat dalam
gambar 1 berikut:
commit to user
Kemampuan siswa mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi rendah. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kondisi awal Pembelajaran IPA menggunakan metode konvensional (ceramah). Siklus I: Sebagian siswa dapat mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi.
Siklus II: Tindakan Pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri Hampir semua siswa dapat mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Siklus III: Semua siswa siswa dapat mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Kondisi Akhir Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas dapat diajukan hipotesis
sebagai
berikut:
penggunakan
metode
inkuiri
dapat
meningkatkan
kemampuan
mendeskrisikan konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I, Ngawi
tahun ajaran 2009/ 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
3.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Sekarjati I, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten
Ngawi, dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Di SDN Sekarjati I terdapat data yang diperlukan peneliti, sehingga memungkinkan
untuk digunakan sebagai lokasi penelitian, dan peneliti mengenal lingkungan sekolah
tersebut dengan baik.
b. Peneliti adalah guru di SDN Sekarjati I sehingga tugas guru sekaligus mahasiswa bisa
saling menunjang. Masalah yang diteliti adalah masalah nyata yang dihadapi peneliti,
sehingga meringankan beban peneliti dalam segi waktu, biaya, maupun tenaga dalam
melakukan penelitian ini.
Kelas yang digunakan oleh peneliti adalah kelas IV SDN Sekarjati 1, Kecamatan
Karanganyar, Kabupaten Ngawi. Di kelas ini sarana penunjangnya pembelajaran yang
tersedia adalah lembar kerja siswa IPA, dan papan panjang berupa triplek.
4.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan. Penelitian berlangsung sejak penyusunan
proposal hingga terselesainya laporan ini dalam bentu skripsi, yaitu bulan Pebruari sampai
Juli 2010.
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dilakukan pada kelas
IV sejumlah 11 orang siswa, yang terdiri dari 4 siswa dan 7 siswi SDN Sekarjati I,
Karangngayar Ngawi semester II tahun ajaran 2009/ 2010.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Informasi yaitu dari guru mitra (observasi), siswa-siswi kelas IV SDN Sekarjati I
Karanganyar Ngawi, serta teman guru sejawat.
2. Lokasi dan peristiwa
a. Lokasi
: Ruang kelas IV SDN Sekarjati I, Karangngayar Ngawi.
b. Peristiwa
: Proses belajar mengajar IPA menggunakan metode inkuiri.
3. Dokumen dan arsip berkaitan dengan proses tindakan berupa angket motivasi siswa,
lembar observasi hasil penilaian proses dan perilaku proses tindakan.
4. Dokumen berupa foto proses Kegiatan mengajar menggunakan metode inkuiri di kelas
IV SDN Sekarjari I, Karanganyar Ngawi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang dipergunakan untuk memperoleh
data dalam penelitian.
Data sangat diperlukan dalam penelitian guna membuktikan
kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan. Oleh karena itu, suatu penelitian sangat
membutuhkan data yang objektif untuk mendapatkan data yang objektif perlu diperhatikan
mengenai teknik mengumpulkan data yang digunakan sebagai alat mengumpulkan data atau
pengambilan data.
Untuk mengumpulkan data menggunakan metode tes, observasi dan wawancara,
adapun metode tes, observasi dan wawancara yang digunakan untuk:
1. Metode observasi dan wawancara untuk mengetahui peningkatan kemampuan
mendeskrisikan konsep energi gerak dan bunyi SDN Sekarjati I, Ngawi tahun ajaran
2009/ 2010 dengan pendekatan pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Observasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yang dilakukan oleh guru
observer dengan mengamari secara langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Peneliti menggunakan guru sebagai observer dengan maksud agar hasilnya
objektif.
2. Metode tes untuk mengetahui hasil belajar IPA pada siswa. Metode ini menggunakan tes
tertulis yang berupa nilai sebagai gambaran prestasi belajar yang diperoleh dari nilai
ulangan harian. Tes yang berikan kepada siswa berbentuk uraian tentang energi panas
dan bunyi pada setiap akhir peretemuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Validitas Data
Menurut St. Y. Slamet (2009:54) triangulasi merupakan cara yang paling umum
digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kulaitatif. Penelitian ini menggunakan
triangulasi sumber dan metode. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:129) triangulasi sumber
adalah mengambil data dari sumber, sedangkan triangulasi metode adalah berbagai metode
untuk mengumpulkan data. Triangulasi sumber dan metode di sini membandingkan data dari
hasil observasi, hasil kegiatan siswa, dan wawancara antara guru dan siswa.
F. Analisis Data
Sedangkan model analisis yang peneliti gunakan adalah model silang terjalin atau
interaktif. Pengumpulan data, pengolahan data lebih jelasnya dalam model ini ada tiga
komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan dilakukan
dalam bentuk interaktif dengan proses siklus.
Dalam bentuk analisis ini, peneliti tetap bergerak dalam empat komponen yaitu dari
proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan, yang
dilakukan selama proses pengumpulan data berlangsung.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulan data dari informasi
secara langsung maupun dari dokumen dan arsip yang berhubungan dengan permasalahan
yang teliti. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dari siswa kelas IV berupa dokumen
hasil pekerjaan siswa yaitu dari hasil pengerjaan LKS, soal dan jawaban evaluasi, lembar
aktivitas siswa, lembar penilaian guru dan siswa,
serta rekaman pada saat kegiatan
pembelajaran
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan untuk memilih-memilih data yang telah diperoleh
di lapangan, dalam hal ini ditekankan pada hal-hal pokok dan penting yang disusun secara
sistematis. Data yang direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil
pengamatan, hal ini mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperlukan.
Pada tahap ini semua dari dokumen hasil pekerjaan siswa yaitu dari hasil pengerjaan LKS,
soal dan jawaban evaluasi, lembar aktivitas siswa, lembar penilaian guru dan siswa, serta
rekaman pada saat kegiatan pembelajaran dipilih untuk dirinci secara sistematis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Sajian Data
Sajian data disini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melihat gambaran
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Cara yang dilakukan dalam sajian
data dalam penelitian ini adalah membuat suatu table dan grafik yang isinya dibuat menurut
kebutuhan, sesuai dengan aspek yang ingin dimunculkan atau dinampakkan yang dapat
mendukung penelitian ini.
4. Penarikan Simpulan
Mengambil simpulan merupakan langkah analisis data yang dilaksanakan segera
setelah data diperoleh. Semua sajian data tersebut digunakan sebagai dasar untuk menarik
kesimpulan dalam peneltian tindakan kelas ini. Intuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
gambar 2 di bawah ini:
Pengumpulan Data
Sajian Data Reduksi Data
Kesimpulan Gambar 2. Bagan Model Analisis Interaktif
Menurut Mile MB (http://www.idonbiu.com) reduksi data, penyajian data dan
penarikan simpulan/ verivikasi sebagai suatu yang jalin menjalin pada saat sebelum
dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun
wawasan umum yang disebut analisis.
Teknik analisis mengikuti pola bersumber pada pola analisis interaktif. Model
analisis itu antar unsur dalam penelitian (reduksi data, sajian data, dan simpulan) saling
berinteraksi. Tidak ada batas yang memisahkan antar unsur-unsur pada proses penelitian pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tingkat verifikasi kalau dirasakan perlu untuk memantapkan hasil penelitian atau dibutuhkan
data baru sehingga dapat memantapkan simpulan. Pada proses verifikasi sering melangkah
kembali pada tahap reduksi data, sehingga triangulasi data selalu berhubungan dalam proses
penelitian.
G. Indikator Kinerja
Penggunaan
metode
pembelajaran
inkuiri
diharapkan
dapat
meningkatkan
kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN
Sekarjati I, Ngawi tahun ajaran 2009/2010. Hal ini ditandai dengan siswa yang mencapai
KKM (nilai 70) lebih dari 75% dari jumlah siswa seluruhnya.
Adapun rincian indikator kinerjanya dapat dilihat dalam tabel 2 dan tabel 3 di bawah
ini:
Tabel 2. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian Untuk Aspek Kualitas Proses
Aspek Yang Diukur
Target Capaian
Cara Mengukur
(Aspek Proses)
Kualitas proses
1.
2.
Siswa menunjukkan Diamati saat pembelajaran
kesungguhan
dalam berlangsung
menggunakan
mengikuti
lembar observasi oleh peneliti.
pembelajaran.
Diamati saat pembelajaran
Siswa aktif dalam berlangsung
menggunakan
pembelajaran
yaitu lembar observasi oleh peneliti
berani mengungkapkan dan dihitung siswa yang aktif
bahwa pendapat dan dalam mengikuti pembelajaran
bertanya.
IPA tentang konep energi
panas dan bunyi.
Tabel 3. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian Untuk Aspek Kualitas Kemampuan
Mendeskripsikan Konsep Energi Panas Dan Bunyi
Aspek yang diukur
Target Capaian (Dihitung dari
jumlah siswa yang mencapai
commit to user
Cara mengukur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(kemampuan
mendeskripsikan
konsep energi
panas dan bunyi)
target tertentu)
Siklus I
Siklus
II
Kemampuan
melakukan
percobaan
55%
70%
80%
Diamati
dari
observasi
menggunakan
lembar
observasi pada saat siswa
melakukan percobaaan.
Kemampuan
berdiskusi
58%
70%
80%
Diamati dari tanya jawab.
Kemampuan
memahami konsep
energi panas dan
bunyi
65%
70%
80%
Diamati melalui tanya jawab.
Ketuntasan
belajar
67%
70%
80%
Dihitung dari jumlah siswa
yang memperoleh nilai 70
keatas. Siswa yang mencapai
nilai 70 keatas dinyatakan
mencapai ketuntasan belajar.
hasil
Siklus
III
G. Prosedur Penelitian
Menurut Retno Winarni (2009:68) model penelitian tindakan dengan bagan yang
berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian
meliputi tiga siklus. Tiap siklus meliputi tiga Kegiatan antara lain:
1. Rancangan (planning), sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan
masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen
penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Tindakan (acting), meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari
diterapkannya metode pembelajaran dengan mengguanakan metode inkuiri.
3. Observasi (observing), Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati sikap siswa saat
mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Refleksi (reflection), peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh
pengamat.
Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 siklus. Adapun rincian uraian sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Rancangan
1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi energi panas dan bunyi.
2) Guru menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan meliputi: sepotong kawat, lilin,
kaleng bekas, serbuk gergaji, air, penyangga kaleng, dan pembakar spiritus atau
sejenisnya.
3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).
4) Menyiapkan soal tes setelah dilakukan pembelajaran.
5) Menyiapkan lembar observasi.
b. Tindakan
1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
2) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS).
3) Guru menyiapkan diskusi kelompok dengan bimbingan dan arahan dari guru.
4) Laporan hasil diskusi dan pembahasan.
5) Guru bersama siswa menyimpulkan materi energi panas.
6) Guru memberikan soal .
c. Observasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati sikap siswa saat mengikuti pembelajaran
IPA dengan menggunakan metode inkuiri. Observasi juga dilakukan terhadap guru
yang menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran IPA.
d. Refleksi
Tahap ini dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jjika pada siklus I tentang
energi panas didapatkan kendala atau kurang optimal tentang nilai siswa maka perlu
adanya perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Rancangan
1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi energi panas dan bunyi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Guru menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan meliputi: sepotong kawat, lilin,
kaleng bekas, serbuk gergaji, air, penyangga kaleng, dan pembakar spiritus atau
sejenisnya.
3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).
4) Menyiapkan soal tes setelah dilakukan pembelajaran.
5) Menyiapkan lembar observasi.
b. Tindakan
1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
2) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS).
3) Guru menyiapkan diskusi kelompok dengan bimbingan dan arahan dari guru.
4) Laporan hasil diskusi dan pembahasan.
5) Guru bersama siswa menyimpulkan materi bunyi.
6) Guru memberikan soal .
c. Observasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati sikap siswa saat mengikuti pembelajaran
IPA dengan menggunakan metode inkuiri. Observasi juga dilakukan terhadap guru
yang menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran IPA.
d. Refleksi
Tahap ini dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika pada siklus I tentang
energi panas didapatkan kendala atau kurang optimal tentang nilai siswa maka perlu
adanya perbaikan pada siklus III.
2. Siklus III
a. Rancangan
1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi energi panas dan bunyi.
3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).
4) Menyiapkan soal tes setelah dilakukan pembelajaran.
5) Menyiapkan lembar observasi.
b. Tindakan
1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
2) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Guru menyiapkan diskusi kelompok dengan bimbingan dan arahan dari guru.
4) Laporan hasil diskusi dan pembahasan.
5) Guru bersama siswa menyimpulkan materi bunyi.
6) Guru memberikan soal.
e. Observasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati sikap siswa saat mengikuti pembelajaran
IPA dengan menggunakan metode inkuiri. Observasi juga dilakukan terhadap guru
yang menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran IPA.
f.
Refleksi
Tahap ini dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika pada siklus III
sudah mencapai tujuan penelitian dengan optimal maka siklus dihentikan.
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat digambarkan dalam gambar 3 berikut ini:
Rencana I
Rencana II
Refleksi SiklusI Tindakan
Observasi
Rencana III
Refleks SiklusII Tindakan Refleksi SiklusIII Tindakan
Observasi
Observasi
Sumber: Kasihani Kasbollah E.S.(2001:10)
Gambar 3. Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Awal
Dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
di
kelas
dibutuhkan
adanya
keterampilan dan kemampuan yang baik dari seorang guru dalam mengelola kelas.
Kemampuan dan keterampilan tersebut juga harus didukung dengan metode, media, dan alat
peraga yang tepat disesuaikan dengan materi pembelajaran yang hendak disampaikan yang
tentu supaya dapat mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Tidak terkecuali dalam proses pembelajaran IPA, yang masih banyak sekali materimateri didalamya
yang bersifat abstrak bagi siswa. Maka dari itu guru harus dapat
menciptakan kegiatan pembelajaran bermakna, menarik bagi siswa dan menyenangkan
sehingga siswa dapat menerima konsep-konsep IPA dengan mudah. Tentunya menggunakan
metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat mempengaruhi siswa untuk dapat
mendeskripsikan konsep-konsep IPA terutama dalam materi energi panas dan bunyi. Mata
pelajaran IPA selalu berhubungan dengan lingkungan alam disekitar dan percobaan, untuk itu
konsep-konsep IPA dapat ditanamkan ke siswa melalui media konkret dan melalui
percobaan.
Proses pembelajaran yang baik didasarkan adanya hubungan yang baik antara guru,
siswa, dan lingkungan sekitar, serta penggunaan metode yang tepat pada saat pembelajaran.
Metode yang digunakanpun harus benar-benar diapahami oleh guru, sehingga dalam
penerapannya dapat berjalan maksimal.
Sebaliknya proses KBM yang terjadi pada SDN Sekarjati 1 adalah pembelajaran yang
berpusat pada guru, dan siswa hanya sebagai pendengar saja atau pasif. Berdasarkan
observasi sebelum melakukan penelitian didapat data sebagai berikut: (1) kegiatan
pembelajaran yang kurang menarik; (2) guru tidak menggunakan media pembelajaran IPA;
dan (3) kegiatan pembelajaran didominasi oleh metode ceramah. Adapun hasil observasi pada
siswa ditemukan beberapa permasalahan diantara adalah sebagai berikut: (1) siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru; (2) sulit mendeskripsikan konsep-konsep IPA karena siswa
cenderung menghafalkan konsep; dan (3) siswa malu bertanya dan cenderung pasif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peneliti juga mengumpulkan data dan informasi tentang subjek penelitian. Data-data
yang dikumpulkan antara lain daftar nama siswa kelas IV, daftar nilai semester I tahun ajaran
2009/2010, dan hasil wawancara dengan siswa kelas IV.
Dari pengumpulan data daftar nilai semester I (lihat lampiran 1), diperoleh data dari 11
siswa yang mendapat nilai 5,0 sebanyak 2 siswa, 6,0 sebanyak 7 siswa, 7,0 sebanyak 2 siswa.
Nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 0-100 dengan nilai rata-rata 60. Perolehan nilai
rata-rata siswa tersebut jauh dari ketuntasan minimal hasil belajar yang telah ditentukan oleh
guru kelas IV SDN Sekarjati 1.
Tabel nomer 4 adalah daftar frekuensi nilai semester I IPA kelas IV SDN Sekarjati 1
tahun ajaran 2009/2010, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Daftar Frekuensi Nilai Rapot Semester I IPA Kelas IV SDN Sekarjati 1
Tahun Ajaran 2009/2010
Nilai
Frekuensi
Prosentase
0-20
-
-
21-40
-
-
41-60
9
81,82
61-80
2
18,18
81-100
-
-
Jumlah
11
100%
Dari tabel 4 di atas dapat digambarkan dalam grafik gambar 4 berikut ini:
10
9
8
Frekuensi
7
6
5
4
3
2
1
0
0-20
21-40
41-60
commit to user
Nilai
61-80
81-100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4. Grafik Frekuensi Nilai Semester I IPA Kelas IV SDN Sekarjati 1 Tahun Ajaran
2009/2010
Dari tabel 3 grafik 3 dapat kita lihat bahwa dari 11 siswa tidak ada atau 0% siswa
yang mendapat nilai antara 0-20, tidak ada atau 0% siswa yang mendapat nila 21-40, ada 9
siswa atau 81,82% dari 11 anak yang mendapat nilai antara 41-60, ada 2 atau 18,18% siswa
yang mendapat nilai 61-80, dan tidak ada atau 0% anak yang mendapat nilai 81-100.
Dari proses wawancara (lihat lampiran 27) diperoleh simpulan bahwa siswa kurang
berminat dalam pembelajaran IPA, karena guru lebih sering menggunakan metode ceramah
sehingga siswa merasa jenuh dan bosan, akibatnya minat siswa untuk belajar IPA menjadi
berkurang sehingga mempengaruhi pada rendahnya pemahaman konsep IPA yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi rendahnya prestasi IPA.
Berdasarkan hasil data yang dikumpulkan, dapat dikemukakan dua hal pokok yang
perlu di atasi, yaitu penggunakan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan
mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi,
tahun ajaran 2009/2010.
B. Deskripsi Data Tindakan
1. Siklus 1 Pertemuan 1
a. Persiapan atau Perencanaan Tindakan
Kegiatan persiapan dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Mei 2010. Pada tahap ini
peneliti merencanakan pelaksanaan siklus I. Pada hari Selasa 11 Mei 2010 diruang kelas
IV SDN Sekarjati 1 dilaksanakan siklus 1 pembelajaran 1 menggunakan metode inkuiri.
Siklus 1 pertemuan 1 berlangsung 2 x 35 menit dilaksanakan sesuai jadwal terstruktur.
Langkah peneliti antara lain adalah menyiapkan rencana pembelajaran IPA pada
materi energi panas dan bunyi di kelas IV, standar kompetensi dasar 8. memahami
berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kompetensi dasar 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat
dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Indikatornya menuliskan kembali macammacam sumber energi panas yang ada dilingkungan sekitar, mendemonstrasikan
perambatan panas (konduksi, konveksi, dan radiasi) (lihat lampiran 2).
Setelah membuat rencana pembelajaran, peneliti mengkoordinasi siswa untuk
membawa alat dan bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan percobaan. Alat dan
bahan dibawa sesuai jadwal pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1. Alat dan bahan yang
disiapkan antara lain: lilin dan kawat.
Peneliti juga menyiapkan beserta kunci jawabannya (lihat lampiran 2), digunakan
peneliti untuk mengukur sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran. Penelitipun
menyiapkan lembar observasi, untuk mengamati proses pembelajaran.
b. Tindakan
Seperti yang telah direncanakan, bahwa siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada
hari Selasa 11 Mei 2010 yang dilaksanakan pada jam pertama mulai pukul 07.30-08.40.
Pelaksanakan dilaksanakan di ruang kelas IV SDN Sekarjati 1 Ngawi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran terdiri dari 4 kegiatan yaitu:
(1) pra kegiatan; (2) kegiatan awal; (3) kegiatan inti;dan (4) kegiatan akhir. Adapun
rincian tiap Kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama adalah pra kegiatan
yang terdiri atas guru mengucapkan salam, guru meminta siswa untuk berdo’a bersamasama, duru mengabsensi siswa, dan guru mengkondisikan siswa untuk belajar IPA.
Kedua adalah kegiatan awal yaitu apersepsi yang dilakukan dengan cara guru dan siswa
tanya jawab tentang benda apa saja yang menghasilkan panas disekitar lingkungan kita,
guru menyampaikan materi pembelajaran, dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran
hari ini. Ketiga adalah kegiatan inti, yaitu guru dan siswa tanya jawab tentang energi
panas, sisa membentuk kelompok yang beranggotakan 2 orang, siswa melaksanakan
kegiatan lembar kerja siswa secara berkelompok tentang konveksi dan radiasi pada
setiap kegiatan LKS sudah ditulis masalah dan langkah-langkah perobaan untuk
menyelesaikan masalah yang disesuaiakan dengan metode inkuiri, siswa atas bimbingan
guru mendiskusikan hasil pengerjaan LKS dengan kelompok lain. Keempat adalah
kegiatan akhir yaitu siswa tas bimbingan guru menyimpulkan materi hari ini, siswa
mengerjakan soal
secara individu, siswa atas bimbingan guru mengoreksi hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengerjaan , siswa mengungkapkan kesan pembelajaran hari ini, guru mengucapkan
salam akhir.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlangsung.
Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran, selain siswa guru juga
diobservasi oleh teman sejawat (lihat lampiran 22).
Dalam kegiatan ini, guru mengamati jalannya pembelajaran. Pertama-tama guru
mengamati kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan percobaan.
Hasilnya, masih ada beberapa kelompok yang belum lengkap peralatan untuk melakukan
percobaan. Kedua, guru mengamati langkah-langkah kegiatan siswa ketika melaksanakan
percobaan, sudah sesuaikah langkah yang ditempuh siswa dengan langkah-langkah dalam
lembar
kerja siswa. Hasilnya masih ada kelompok yang terlihat bingung dalam
pelaksanaannya, dan ada pula yang sudah bisa melaksanakan sesuai langkah-langkah
yang ada di lembar
kerja siswa. Ketiga, guru mengamati keaktifan siswa saat
melaksanakan percobaan, semua anak aktif melakukan percobaan. Pengamatan
selanjutnya, guru mengamati bagaimana keaktifan siswa ketika berdiskusi dan menarik
simpulan. Ada beberapa siswa yang aktif beragumentasi dan ada sedikit siswa yang tidak
aktif. Pengamatan yang paling akhir adalah bagaimana menyimpulkan hasil percobaan
apakah sesuai atau tidak. Dari pengamatan ada satu kelompok yang masih bingung dalam
melakukan simpulan. Hal ini disebabkan kurang aktifnya siswa untuk bertanya kepada
guru tentang hal dari percobaan yang belum dipahami.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil observasi dari siklus 1 pertemuan 1
antara lain:
1) Masih ada kelompok yang belum lengkap alat dan bahan untuk melaksanakan
percobaan, tetapi ada kelompok lain yang membawa alat dan bahan yang lebih
sehingga pelaksanaan percobaan dapat segera dilaksanakan.
2) Masih ada beberapa kelompok yang bingung dalam melaksanakan langkah-langkah
yang tertera dalam lembar kerja siswa. Hal ini disebabkan kurangnya bimbingan dan
perhatian guru terhadap siswa.
Hasil dari Kegiatan observasi akan dianalisis, untuk menentukkan langkah berikutnya
yang akan ditempuh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Refleksi
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru masih menghadapi berbagai kendala,
antara lain:
1)
Masih ada kelompok yang belum lengkap alat dan bahan untuk melaksanakan
percobaan.
2) Masih ada 1 kelompok yang bingung dalam mengikuti langkah-langkah yang tertera
dalam Lembar kerja siswa.
3) Masih ada beberapa anak yang belum aktif dalam pelaksanaan percobaan.
4) Ketika pelaksanaan diskusi, ada bebarapa anak yang tidak aktif menyampaiakn
pendapatnya.
5) Dalam menyimpulkan hasil percobaan, ada beberapa siswa yang masih kesulitan
dalam menyimpulkan.
Adapun prosentase hasil observasi dalam melaksanakan percobaan siklus 1 pertemuan 1
dapat dilihat dalam tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 1
AKTIVITAS SISWA
NO
NAMA
1
2
3
4
5
JUMLAH
NILAI
1
Latif Budi Santoso
3
2
2
3
2
12
6.00
2
Susilowati
3
3
3
3
3
15
7.50
3
Rofi’ul Jannah
4
3
3
2
2
14
7.00
4
Nurmala Puspitasari
4
4
3
3
3
17
8.50
5
Melani Lisdayana
3
3
2
2
2
12
6.00
6
Aan Suparwanto
4
4
3
3
3
17
8.50
7
Sulastri
4
2
2
2
2
12
6.00
8
Sinta Bella
Nurwahyuni
3
3
2
2
2
12
9
Sudarsini
4
3
2
2
2
13
6.50
10
Edi Saputro
4
2
4
2
2
14
7.00
commit to user
6.00
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Wibowo
Jumlah
Prosentase (%)
3
3
2
4
2
40
32
28
28
25
90.9 72.7
63.6
14
7.00
63.6 56.8
Keterangan:
Aktvitas 1 : Keaktifan mendengarkan
Aktivitas 2 : Menggali informasi
Aktivitas 3 : Mengungkapkan ide/ pendapat
Aktivitas 4: Kegiatan kerjasama antar siswa
Aktivitas 5 : Memecahkan masalah
Kriteria penilaian:
Skor 1
: Kurang
Skor 2
: Cukup
Skor 3
: Baik
Skor 4
: Sangat baik
1
2
3
Kriteria penilaian
commit to user
4
56.8%
63.6%
63.6%
72.7%
100.0%
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
90.9%
Prosentase
Dari tabel 5 dapat pula kita amati pada grafik pada gambar 5 di bawah ini:
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 5 . Grafik Frekuensi Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 1
Pertemuan 1
Berdasarkan pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1 dari energi panas dan bunyi yang
telah dilaksanakan diperoleh data tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Daftar Frekuensi Nilai Energi Panas dan Bunyi Kelas IV
pada Siklus 1 Pertemuan 1
NOMER
RENTANG NILAI
FREKUENSI
PROSENTASE
1
0-20
0.00
0.00%
2
21-40
2.00
18.18%
3
41-60
4.00
36.36%
4
61-80
5.00
45.45%
5
81-100
0.00
0.00%
11
100%
JUMLAH
Dari tabel 6 dapat pula diamati pada grafik pada gambar 6 di bawah ini:
10.00
9.00
8.00
Frekuensi
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
0-20
21-40
41-60
Nilai
commit to user
61-80
81-100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 6. Grafik Frekuensi Nilai di Kelas IV Siklus 1 Pertemuan 1
Dari tabel 6 dan grafik 6 di atas, dapat dilihat dari 11 siswa ada 0 atau 0% siswa
yang mendapat nilai 0-20, ada 2 atau 18,18% siswa yang mendapat nilai 21-40, ada 4
atau 36,36% siswa yang mendapat nilai 41-60, dan ada 5 atau 45,45% siswa yang
mendapat nilai 61-80, sedangkan ada 0 atau 0% siswa yang mendapat nilai 81-100. Tidak
ada anak yang mendapat nilai 0-20 dan 81-100.
Dari daftar nilai siklus 1 pertemuan 1 (lihat lampiran 9) juga dapat di lihat baru 2
anak atau 18,18% siswa yang mengalami keberhasilan belajar. Nilai siswa tersebut telah
sesuai atau di atas nilai 70. Sedangkan 9 anak atau 81,81% anak yang belum mengalami
ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan karena siswa rata-rata salah dalam menjawab soal
nomer 4 dan 5 (lihat lampiran 1). Dari hasil tersebut, maka penelitian dialnjutkan ke
siklus 1 pertemuan 2.
2. Siklus 1 Pertemuan 2
a. Persiapan atau Perencanaan Tindakan
Kegiatan persiapan dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Mei 2010. Pada tahap ini
peneliti merencanakan pelaksanaan siklus I. Pada hari Selasa 18 Mei 2010 diruang kelas
IV SDN Sekarjati 1 dilaksanakan siklus 1 pembelajaran 2 menggunakan metode inkuiri.
Siklus 1 pertemuan 2 berlangsung 2 x 35 menit dilaksanakan sesuai jadwal terstruktur.
Langkah peneliti antara lain adalah menyiapkan rencana pembelajaran IPA pada
materi energi panas dan bunyi di kelas IV, standar kompetensi dasar 8. memahami
berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi dasar 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat
dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Indikatornya, mendemonstrasikan perambatan
panas (konduktor, isolator, dan radiasi), dan mendemonstrasikanperambatan konduktor
dan isolator (lihat lampiran 2).
Setelah membuat rencana pembelajaran, peneliti mengkoordinasi siswa untuk
membawa alat dan bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan percobaan. Alat dan
bahan dibawa sesuai jadwal pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1. Alat dan bahan yang
disiapkan antara lain: lilin, kawat, sebuk gergaji, air, karet, dan lidi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peneliti juga menyiapkan beserta kunci jawabannya (lihat lampiran 2), digunakan
peneliti untuk mengukur sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran. Penelitipun
menyiapkan lembar observasi, untuk mengamati proses pembelajaran.
b. Tindakan
Seperti yang telah direncanakan, bahwa siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada
hari Selasa, 18 Mei 2010 yang dilaksanakan pada jam pertama mulai pukul 07.30 - 08.40.
Pelaksanakan dilaksanakan di ruang kelas IV SDN Sekarjati 1 Ngawi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran terdiri dari 4 kegiatan yaitu:
(1) pra kegiatan; (2) kegiatan awal; (3) kegiatan inti;dan (4) kegiatan akhir. Adapun
rincian tiap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama adalah pra kegiatan
yang terdiri atas guru mengucapkan salam, guru meminta siswa untuk berdo’a bersamasama, guru mengabsensi siswa, dan guru mengkondisikan siswa untuk belajar IPA.
Kedua adalah kegiatan awal yaitu apersepsi yang dilakukan dengan cara guru dan siswa
tanya jawab tentang benda apa saja yang menghasilkan panas disekitar lingkungan kita,
guru menyampaikan materi pembelajaran, dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran
hari ini. Ketiga adalah kegiatan inti, yaitu guru dan siswa tanya jawab tentang energi
panas, sisa membentuk kelompok yang beranggotakan 2 orang, siswa melaksanakan
lembar
kerja siswa secara berkelompok tentang konveksi ,radiasi, konduktor, dan
isolator pada setiap kegiatan LKS sudah ditulis masalah dan langkah-langkah perobaan
untuk menyelesaikan masalah yang disesuaikan dengan metode inkuiri, siswa atas
bimbingan guru mendiskusikan hasil pengerjaan LKS dengan kelompok lain. Keempat
adalah kegiatan akhir yaitu siswa tas bimbingan guru menyimpulkan materi hari ini,
siswa mengerjakan soal secara individu, siswa atas bimbingan guru mengoreksi hasil
pengerjaan , siswa mengungkapkan kesan pembelajaran hari ini, guru mengucapkan
salam akhir.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlangsung.
Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran, selain siswa guru juga
diobservasi oleh teman sejawat (lihat lampiran 22).
Dalam kegiatan ini, guru mengamati jalannya pembelajaran. Pertama-tama guru
mengamati kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan percobaan.
Hasilnya, semua alat dan bahan lengkap. Kedua, guru mengamati langkah-langkah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kegiatan siswa ketika melaksanakan percobaan, sudah sesuaikah langkah yang ditempuh
siswa dengan langkah-langkah dalam lembar
kegiatan siswa. Hasilnya masih ada
kelompok yang terlihat bingung dalam pelaksanaannya, dan ada pula yang sudah bisa
melaksanakan sesuai langkah-langkah yang ada di lembar kerja siswa. Ketiga, guru
mengamati keaktifan siswa saat melaksanakan percobaan, semua anak aktif melakukan
percobaan. Pengamatan selanjutnya, guru mengamati bagaimana keaktifan siswa ketika
berdiskusi dan menarik simpulan. Ada beberapa siswa yang aktif beragumentasi dan ada
sedikit siswa yang tidak aktif. Pengamatan yang paling akhir adalah bagaimana
menyimpulkan hasil percobaan apakah sesuai atau tidak. Dari pengamatan ada satu
kelompok yang masih bingung dalam mel;akukan simpulan. Hal ini disebabkan kurang
aktifnya siswa untuk bertanya kepada guru tentang hal dari percobaan yang belum
dipahami.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil observasi dari siklus 1 pertemuan 2
antara lain:
1) Masih ada beberapa kelompok yang bingung dalam melaksanakan langkah-langkah
yang tertera dalam lembar kerja siswa. Hal ini disebabkan kurangnya bimbingan dan
perhatian guru terhadap siswa.
Hasil dari kegiatan observasi akan dianalisis, untuk menentukkan langkah berikutnya
yang akan ditempuh.
d. Refleksi
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru masih menghadapi berbagai kendala,
antara lain:
1) Masih ada 1 kelompok yang bingung dalam mengikuti langkah-langkah yang tertera
dalam Lembar kerja siswa.
2) Masih ada beberapa anak yang belum aktif dalam pelaksanaan percobaan.
3) Ketika pelaksanaan diskusi, ada bebarapa anak yang tidak aktif menyampaiakn
pendapatnya.
4) Dalam menyimpulkan hasil percobaan, ada beberapa siswa yang masih kesulitan
dalam menyimpulkan.
Adapun prosentase hasil nilai observasi dalam melaksanakan percobaan siklus 1
pertemuan 2 dapat dilihat dalam tabel 6 di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 7. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan
2
AKTIVITAS SISWA
NO
NAMA
1
2
3
4
5
JUMLAH
NILAI
1
Latif Budi Santoso
3
3
4
3
2
15
7.5
2
Susilowati
4
3
3
2
4
16
8
3
Rofi’ul Jannah
4
4
3
2
2
15
7.5
4
Nurmala Puspitasari
4
4
3
2
4
17
8.5
5
Melani Lisdayana
4
3
2
2
2
13
6.5
6
Aan Suparwanto
4
4
3
3
3
17
8.5
7
Sulastri
4
2
3
3
2
14
7
8
Sinta Bella
Nurwahyuni
3
4
2
2
2
13
6.5
9
Sudarsini
4
3
2
2
4
15
7.5
10
Edi Saputro
4
3
3
2
4
16
8
11
Wibowo
3
3
2
4
4
16
8
Jumlah
42
36
30
27
33
Prosentase (%)
95.5
81.8
68.2
61.4
75.0
Keterangan:
Aktvitas 1 : Keaktifan mendengarkan
Aktivitas 2 : Menggali informasi
Aktivitas 3 : Mengungkapkan ide/ pendapat
Aktivitas 4: Kegiatan kerjasama antar siswa
Aktivitas 5 : Memecahkan masalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kriteria penilaian:
Skor 1
: Kurang
Skor 2
: Cukup
Skor 3
: Baik
Skor 4
: Sangat baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
2
3
Kriteria Penilaian
75.0%
75.0%
70.5%
81.8%
100.0%
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
95.5%
Prosentase
Dari tabel 7 dapat pula diamati pada grafik pada gambar 7 di bawah ini:
4
5
Gambar 7. Grafik Frekuensi Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 1 Pertemuan
2
Berdasarkan pelaksanaan siklus 1 pertemuan 2 dari energi panas dan bunyi yang
telah dilaksanakan diperoleh data tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Daftar Frekuensi Nilai Energi Panas Dan Bunyi pada Kelas IV
Siklus 1 Pertemuan 2
Nilai
Frekuensi
Prosentase
0-20
-
-
21-40
2
18,18%
41-60
4
36,36%
61-80
5
45,45%
81-100
-
-
Jumlah
11
100%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Frekuensi
Dari tabel 8 dapat pula diamati pada grafik pada gambar 8 di bawah ini:
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
0-20
21-40
41-60
61-80
81-100
Nilai
Gambar 8. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 2
Dari tabel 8 dan grafik 8 di atas, dapat dilihat dari 11 siswa ,0 atau 0% siswa yang
mendapat nilai 0-20, 2 atau 18,18% siswa yang mendapat nilai 21-40, ada 4 atau 36,36%
siswa yang mendapat nilai 41-60, dan ada 5 atau 45,45% siswa yang mendapat nilai 6180, sedangkan ada 0 atau 0% siswa yang mendapat nilai 81-100. Tidak ada anak yang
mendapat nilai 0-20 dan 81-100.
Dari daftar nilai siklus 1 pertemuan 2 (lihat lampiran 10) juga dapat di lihat ada 5
atau 45,45% siswa yang mengalami keberhasilan belajar. Nilai siswa tersebut telah sesuai
atau di atas nilai 70. Sedangkan 6 atau 54,55 % anak yang belum mengalami ketuntasan
belajar. Hal ini disebabkan karena siswa rata-rata salah dalam menjawab soal nomer 4
dan 5 (lihat lampiran 2).
Berdasarkan hasil analisi aktivitas dan yang belum mencapai KKM yaitu 7,0 maka
penelitian ini dilanjutkan kesiklus 2.
5. Siklus 2 Pertemuan 1
a. Persiapan atau Perencanaan Tindakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kegiatan persiapan dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Mei 2010. Pada tahap ini
peneliti merencanakan pelaksanaan siklus I. Pada hari Selasa 25 Mei 2010 diruang kelas
IV SDN Sekarjati 1 dilaksanakan siklus 2 pembelajaran 1 menggunakan metode inkuiri.
Siklus 1 pertemuan 1 berlangsung 2 x 35 menit dilaksanakan sesuai jadwal terstruktur.
Langkah peneliti antara lain adalah menyiapkan rencana pembelajaran IPA pada
materi energi panas dan bunyi di kelas IV, standar kompetensi dasar 8. memahami
berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi dasar 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat
dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Indikatornya, menyebutkan pengertian bunyi,
dan menyebutkan pengertian bunyi, frekuensi, dan amplitudo (lihat lampiran 3).
Setelah membuat rencana pembelajaran, peneliti mengkoordinasi siswa untuk
membawa alat dan bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan percobaan. Alat dan
bahan dibawa sesuai jadwal pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1. Peneliti juga menyiapkan
beserta kunci jawabannya (lihat lampiran 3), digunakan peneliti untuk mengukur sejauh
mana keberhasilan proses pembelajaran. Penelitipun menyiapkan lembar
observasi,
untuk mengamati proses pembelajaran.
b. Tindakan
Seperti yang telah direncanakan, bahwa siklus 2 pertemuan 1 dilaksanakan pada
hari Selasa, 25 Mei 2010 yang dilaksanakan pada jam pertama mulai pukul 07.30-08.40.
Pelaksanakan dilaksanakan di ruang kelas IV SDN Sekarjati 1 Ngawi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran terdiri dari 4 kegiatan yaitu:
(1) pra kegiatan; (2) kegiatan awal; (3) kegiatan inti; dan (4) kegiatan akhir. Adapun
rincian tiap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama adalah pra kegiatan
yang terdiri atas guru mengucapkan salam, guru meminta siswa untuk berdo’a bersamasama, guru mengabsensi siswa, dan guru mengkondisikan siswa untuk belajar IPA.
Kedua adalah kegiatan awal yaitu apersepsi yang dilakukan dengan cara guru dan siswa
bernyanyi burung kakak tua sambil bernyanyi, guru menyampaikan materi pembelajaran,
dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Ketiga adalah kegiatan inti, yaitu
guru dan siswa tanya jawab tentang sumber bunyi, sisa membentuk kelompok yang
beranggotakan 2 orang, siswa melaksanakan kegiatan lembar
kerja siswa secara
berkelompok tentang bunyi dan syarat bunyi, pada setiap kegiatan LKS sudah ditulis
masalah dan langkah-langkah perobaan untuk menyelesaikan masalah yang disesuaikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan metode inkuiri, siswa atas bimbingan guru mendiskusikan hasil pengerjaan LKS
dengan kelompok lain. Keempat adalah kegiatan akhir yaitu siswa tas bimbingan guru
menyimpulkan materi hari ini, siswa mengerjakan soal
secara individu, siswa atas
bimbingan guru mengoreksi hasil pengerjaan , siswa mengungkapkan kesan
pembelajaran hari ini, guru mengucapkan salam akhir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlangsung.
Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran, selain siswa guru juga
diobservasi oleh teman sejawat (lihat lampiran 23).
Dalam kegiatan ini, guru mengamati jalannya pembelajaran. Pertama-tama guru
mengamati kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan percobaan.
Hasilnya, semua alat dan bahan lengkap. Kedua, guru mengamati langkah-langkah
kegiatan siswa ketika melaksanakan percobaan, sudah sesuaikah langkah yang ditempuh
siswa dengan langkah-langkah dalam lembar kegiatan siswa. Hasilnya masih ada 1
kelompok yang terlihat bingung dalam pelaksanaannya, dan ada pula yang sudah bisa
melaksanakan sesuai langkah-langkah yang ada di lembar kerja siswa. Ketiga, guru
mengamati keaktifan siswa saat melaksanakan percobaan, semua anak aktif melakukan
percobaan. Pengamatan selanjutnya, guru mengamati bagaimana keaktifan siswa ketika
berdiskusi dan menarik simpulan. Ada beberapa siswa yang aktif beragumentasi dan ada
sedikit siswa yang tidak aktif. Pengamatan yang paling akhir adalah bagaimana
menyimpulkan hasil percobaan apakah sesuai atau tidak. Dari pengamatan ada satu
kelompok yang masih bingung dalam melakukan simpulan. Hal ini disebabkan kurang
aktifnya siswa untuk bertanya kepada guru tentang hal dari percobaan yang belum
dipahami.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan hasil observasi dari siklus 2 pertemuan 1
antara lain: masih ada beberapa kelompok yang bingung dalam melaksanakan langkahlangkah yang tertera dalam Lembar
kerja siswa. Hal ini disebabkan kurangnya
bimbingan dan perhatian guru terhadap siswa.
Hasil dari Kegiatan observasi akan dianalisis, untuk menentukkan langkah berikutnya
yang akan ditempuh.
d. Refleksi
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru masih menghadapi berbagai kendala,
antara lain:
1) Ketika pelaksanaan diskusi, ada bebarapa anak yang tidak aktif menyampaikan
pendapatnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Dalam menyimpulkan hasil percobaan, ada beberapa siswa yang masih kesulitan
dalam menyimpulkan.
Adapun Prosentase Hasil Nilai observasi dalam melaksanakan percobaan siklus 2
pertemuan 1 dapat dilihat dalam tabel 9 di bawah ini:
Tabel 9. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 1
AKTIVITAS SISWA
NO
NAMA
1
2
3
4
5
JUMLAH
NILAI
1
Latif Budi Santoso
3
3
4
3
2
15
7.5
2
Susilowati
4
3
3
2
4
16
8
3
Rofi’ul Jannah
4
4
3
2
2
15
7.5
4
Nurmala Puspitasari
4
4
3
2
4
17
8.5
5
Melani Lisdayana
4
3
2
2
2
13
6.5
6
Aan Suparwanto
4
4
3
3
3
17
8.5
7
Sulastri
4
2
3
3
2
14
7
8
Sinta Bella N.
3
4
2
2
2
13
6.5
9
Sudarsini
4
3
2
2
4
15
7.5
10
Edi Saputro
4
3
3
2
4
16
8
11
Wibowo
3
3
2
4
4
16
8
42
36
30
27
33
Jumlah
Prosentase (%)
95.5 81.8 68.2 61.4 75.0
Keterangan:
Aktvitas 1 : Keaktifan mendengarkan
Aktivitas 2 : Menggali informasi
Aktivitas 3 : Mengungkapkan ide/ pendapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Aktivitas 4: Kegiatan kerjasama antar siswa
Aktivitas 5 : Memecahkan masalah
Kriteria penilaian:
Skor 1
: Kurang
Skor 2
: Cukup
Skor 3
: Baik
Skor 4
: Sangat baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
2
3
4
79.5%
79.5%
77.3%
86.4%
100.0%
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
95.5%
Prosentase
Dari tabel 9 dapat pula diamati pada grafik pada gambar 9 di bawah ini:
5
Kriteria Penilaian
Gambar 9. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2
Pertemuan 1
Berdasarkan pelaksanaan siklus 2 pertemuan 1 dari energi panas dan bunyi yang
telah dilaksanakan diperoleh data tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10. Daftar Frekuensi Nilai Energi Panas Dan Bunyi Kelas IV
Pada Siklus II Pertemuan II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
RENTANG NILAI
FREKUENSI
PROSENTASE
0-20
0.00
0.00%
21-40
0.00
0.00%
41-60
5.00
45.45%
61-80
5.00
45.45%
81-100
1.00
9.09%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari tabel 10 dapat pula diamati pada grafik pada gambar 10 di bawah ini:
10.00
9.00
8.00
Frekuensi
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
0-20
21-40
41-60
61-80
81-100
Nilai
Gambar 10. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 1
Dari tabel 9 dan grafik 9 di atas dapat kita lihat 0 atau 0% siswa yang mendapat
nilai 0-20, 0 atau 0,0% siswa yang mendapat nilai 21-40, ada 5 atau 45,45% siswa yang
mendapat nilai 41-60, dan ada 5 atau 45,45% siswa yang mendapat nilai 61-80,
sedangkan ada 1 atau 9,09% siswa yang mendapat nilai 81-100. Tidak ada anak yang
mendapat nilai 0-20.
Dari daftar nilai siklus 2 pertemuan 1 (lihat lampiran 11) juga dapat di lihat ada 6
atau 54,55% siswa yang mengalami keberhasilan belajar. Nilai siswa tersebut telah sesuai
atau di atas nilai 70. Sedangkan 5 atau 45,45 % anak yang belum mengalami ketuntasan
belajar. Hal ini disebabkan karena siswa rata-rata salah dalam menjawab soal nomer 7
(lihat lampiran 11).
Berdasarkan hasil analisis aktivitas dan yang belum mencapai KKM yaitu 7,0
maka penelitian ini dilanjutkan kesiklus 2 pertemuan 2.
4. Siklus 2 Pertemuan 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Persiapan atau Perencanaan Tindakan
Kegiatan persiapan dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Mei 2010. Pada tahap ini
peneliti merencanakan pelaksanaan siklus I. Pada hari Selasa 1 Juni 2010 diruang kelas
IV SDN Sekarjati 1 dilaksanakan siklus 2 pembelajaran 2 menggunakan metode inkuiri.
Siklus 2 pertemuan 2 berlangsung 2 x 35 menit dilaksanakan sesuai jadwal terstruktur.
Langkah peneliti antara lain adalah menyiapkan rencana pembelajaran IPA pada
materi energi panas dan bunyi di kelas IV, standar kompetensi dasar 8. memahami
berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi dasar 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat
dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Indikatornya, melakukan percobaan perambatan
bunyi pada benda padat, cair, dan gas, serta menyebutkan 3 jenis bunyi.
Setelah membuat rencana pembelajaran (lihat lampiran 3), peneliti mengkoordinasi
siswa untuk membawa alat dan bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan
percobaan. Alat dan bahan dibawa sesuai jadwal pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1.
Peneliti juga menyiapkan
beserta kunci jawabannya (lihat lampiran 3),
digunakan
peneliti untuk mengukur sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran. Penelitipun
menyiapkan lembar observasi, untuk mengamati proses pembelajaran.
b. Tindakan
Seperti yang telah direncanakan, bahwa siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada
hari Selasa, 1 Juni 2010 yang dilaksanakan pada jam pertama mulai pukul 07.30-08.40.
Pelaksanakan dilaksanakan di ruang kelas IV SDN Sekarjati 1 Ngawi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran terdiri dari 4 Kegiatan yaitu:
(1) pra kegiatan; (2) kegiatan awal; (3) kegiatan inti; dan (4) Kegiatan akhir. Adapun
rincian tiap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama adalah pra kegiatan
yang terdiri atas guru mengucapkan salam, guru meminta siswa untuk berdo’a bersamasama, guru mengabsensi siswa, dan guru mengkondisikan siswa untuk belajar IPA.
Kedua adalah kegiatan awal yaitu apersepsi yang dilakukan dengan cara guru dan siswa
bernyanyi burung kakak tua sambil bernyanyi, guru menyampaikan materi pembelajaran,
dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Ketiga adalah kegiatan inti, yaitu
guru dan siswa tanya jawab tentang sumber bunyi, sisa membentuk kelompok yang
beranggotakan 2 orang, siswa melaksanakan kegiatan lembar
kerja siswa secara
berkelompok tentang bunyi dan syarat bunyi, pada setiap kegiatan LKS sudah ditulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masalah dan langkah-langkah perobaan untuk menyelesaikan masalah yang disesuaikan
dengan metode inkuiri, siswa atas bimbingan guru mendiskusikan hasil pengerjaan LKS
dengan kelompok lain. Keempat adalah kegiatan akhir yaitu siswa tas bimbingan guru
menyimpulkan materi hari ini, siswa mengerjakan soal
secara individu, siswa atas
bimbingan guru mengoreksi hasil pengerjaan , siswa mengungkapkan kesan
pembelajaran hari ini, guru mengucapkan salam akhir.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlangsung.
Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran, selain siswa guru juga
diobservasi oleh teman sejawat (lihat lampiran 23).
Dalam kegiatan ini, guru mengamati jalannya pembelajaran. Pertama-tama guru
mengamati kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan percobaan.
Hasilnya, semua alat dan bahan lengkap. Kedua, guru mengamati langkah-langkah
kegiatan siswa ketika melaksanakan percobaan, sudah sesuaikah langkah yang ditempuh
siswa dengan langkah-langkah dalam lembar kegiatan siswa. Hasilnya masih ada 1
kelompok yang terlihat bingung dalam pelaksanaannya, dan ada pula yang sudah bisa
melaksanakan sesuai langkah-langkah yang ada di lembar kerja siswa. Ketiga, guru
mengamati keaktifan siswa saat melaksanakan percobaan, semua anak aktif melakukan
percobaan. Pengamatan selanjutnya, guru mengamati bagaimana keaktifan siswa ketika
berdiskusi dan menarik simpulan. Ada beberapa siswa yang aktif beragumentasi dan ada
sedikit siswa yang tidak aktif. Pengamatan yang paling akhir adalah bagaimana
menyimpulkan hasil percobaan apakah sesuai atau tidak. Dari pengamatan ada satu
kelompok yang masih bingung dalam melakukan simpulan. Hal ini disebabkan kurang
aktifnya siswa untuk bertanya kepada guru tentang hal dari percobaan yang belum
dipahami.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil observasi dari siklus 2 pertemuan 1
antara lain: masih ada beberapa kelompok yang bingung dalam melaksanakan langkahlangkah yang tertera dalam lembar kerja siswa. Hal ini disebabkan kurangnya bimbingan
dan perhatian guru terhadap siswa.
Hasil dari kegiatan observasi akan dianalisis, untuk menentukkan langkah berikutnya
yang akan ditempuh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Refleksi
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru masih menghadapi berbagai kendala,
antara lain:
3) Masih ada 1 kelompok yang bingung dalam mengikuti langkah-langkah yang tertera
dalam lembar kerja siswa.
4) Ketika pelaksanaan diskusi, ada bebarapa anak yang tidak aktif menyampaikan
pendapatnya.
5) Dalam menyimpulkan hasil percobaan, ada beberapa siswa yang masih kesulitan
dalam menyimpulkan.
Adapun Prosentase Hasil Nilai observasi dalam melaksanakan percobaan siklus 2
pertemuan 1 dapat dilihat dalam tabel 11 di bawah ini:
Tabel 11. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan
2
AKTIVITAS SISWA
NO
NAMA
JUMLAH NILAI
1
2
3
4
5
1
Latif Budi Santoso
3
4
4
3
2
16
8
2
Susilowati
4
3
3
3
4
17
8.5
3
Rofi’ul Jannah
4
4
3
3
2
16
8
4
Nurmala Puspitasari
4
4
3
3
4
18
9
5
Melani Lisdayana
4
3
3
3
2
15
7.5
6
Aan Suparwanto
4
4
3
4
3
18
9
7
Sulastri
4
3
3
3
3
16
8
8
Sinta Bella
Nurwahyuni
3
4
3
3
3
16
9
Sudarsini
4
3
3
3
4
17
8.5
10
Edi Saputro
4
3
3
3
4
17
8.5
11
Wibowo
3
3
3
4
4
17
8.5
42
38
34
35
35
Jumlah
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prosentase (%)
95.5
86.4
77.3
79.5
commit to user
79.5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan:
Aktvitas 1 : Keaktifan mendengarkan
Aktivitas 2 : Menggali informasi
Aktivitas 3 : Mengungkapkan ide/ pendapat
Aktivitas 3 : Kegiatan kerjasama antarsiswa
Aktivitas 5 : Memecahkan masalah
Kriteria penilaian:
Skor 1
: Kurang
Skor 2
: Cukup
Skor 3
: Baik
Skor 4
: Sangat baik
1
2
3
Kriteria Penilaian
commit to user
4
79.5%
79.5%
77.3%
86.4%
100.0%
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
95.5%
P ro sen tase
Dari tabel 11 dapat diamati pula grafik pada gambar 11 di bawah ini:
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 11. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2
Pertemuan 1
Berdasarkan pelaksanaan siklus 2 pertemuan 2 dari energi panas dan bunyi yang
telah dilaksanakan diperoleh data tabel 12 di bawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 12. Prosentase Hasil Nilai Energi Panas dan Bunyi Kelas IV pada Siklus 2
Pertemuan 2
NOMER
RENTANG NILAI
FREKUENSI
PROSENTASE
1
0-20
0.00
0.00%
2
21-40
0.00
0.00%
3
41-60
2.00
18.18%
4
61-80
8.00
72.73%
5
81-100
1.00
9.09%
11
100%
JUMLAH
Dari tabel 12 dapat pula diamati pada grafik pada gambar 12 di bawah ini:
10.00
9.00
8.00
Frekuensi
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
0-20
21-40
41-60
Nilai
61-80
81-100
Gambar 12. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 2
Dari tabel 12 dan grafik 12 di atas, dapat dilihat 0 atau 0% siswa yang mendapat
nilai 0-20, 0 atau 0,0% siswa yang mendapat nilai 21-40, 2 atau 18,18 % siswa yang
mendapat nilai 41-60, dan ada 8 atau 72,73,% siswa yang mendapat nilai 61-80,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sedangkan ada 1 atau 9,09% siswa yang mendapat nilai 81-100. Tidak ada anak yang
mendapat nilai 0-20 dan 21-40.
Dari daftar nilai siklus 2 pertemuan 2 (lihat lampiran 12) juga dapat di lihat ada 11
atau 100% siswa yang mengalami keberhasilan belajar. Nilai siswa tersebut telah sesuai
atau di atas nilai 70. Sedangkan 0 atau 0,00 % anak yang tidak mengalami ketuntasan
belajar.
Berdasarkan hasil analisi aktivitas dan yang belum mencapai KKM yaitu 7,0 maka
penelitian ini dihentikan disiklus 2.
4. Siklus 3 Pertemuan 1
a. Persiapan atau Perencanaan Tindakan
Kegiatan persiapan dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Juni 2010. Pada tahap ini
peneliti merencanakan pelaksanaan siklus 3. Pada hari Selasa 8 Juni 2010 diruang kelas
IV SDN Sekarjati 1 dilaksanakan siklus 3 pembelajaran 1 menggunakan metode inkuiri.
Siklus 3 pertemuan 1 berlangsung 2 x 35 menit dilaksanakan sesuai jadwal terstruktur.
Langkah peneliti antara lain adalah menyiapkan rencana pembelajaran IPA pada
materi energi panas dan bunyi di kelas IV, standar kompetensi dasar 8. memahami
berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi dasar 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat
dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Indikatornya, mendeskripsikan macam-macam
bunyi, dan mendeskripsikan pengertian perantara bunyi.
Setelah membuat rencana pembelajaran (lihat lampiran 4), peneliti mengkoordinasi
siswa untuk membawa alat dan bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan
percobaan. Alat dan bahan dibawa sesuai jadwal pelaksanaan siklus 3 pertemuan 1.
Peneliti juga menyiapkan
beserta kunci jawabannya (lihat lampiran 4),
digunakan
peneliti untuk mengukur sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran. Penelitipun
menyiapkan lembar observasi, untuk mengamati proses pembelajaran.
b. Tindakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Seperti yang telah direncanakan, bahwa siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada
hari Selasa, 8 Juni 2010 yang dilaksanakan pada jam pertama mulai pukul 07.30-08.40.
Pelaksanakan dilaksanakan di ruang kelas IV SDN Sekarjati 1 Ngawi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran terdiri dari 4 kegiatan yaitu:
(1) pra kegiatan; (2) kegiatan awal; (3) kegiatan inti; dan (4) kegiatan akhir. Adapun
rincian tiap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama adalah pra kegiatan
yang terdiri atas guru mengucapkan salam, guru meminta siswa untuk berdo’a bersamasama, guru mengabsensi siswa, dan guru mengkondisikan siswa untuk belajar IPA.
Kedua adalah kegiatan awal yaitu apersepsi yang dilakukan dengan cara guru dan siswa
bertepuk tangan, guru menyampaikan materi pembelajaran, dan guru menyampaikan
tujuan pembelajaran hari ini. Ketiga adalah kegiatan inti, yaitu guru dan siswa tanya
jawab tentang penyerapan dan pemantulan bunyi, siswa membentuk kelompok yang
beranggotakan 2 orang, siswa melaksanakan kegiatan lembar
kerja siswa secara
berkelompok tentang macam-macam bunyi, pada setiap kegiatan LKS sudah ditulis
masalah dan langkah-langkah percobaan untuk menyelesaikan masalah yang disesuaikan
dengan metode inkuiri, siswa atas bimbingan guru mendiskusikan hasil pengerjaan LKS
dengan kelompok lain. Keempat adalah kegiatan akhir yaitu siswa tas bimbingan guru
menyimpulkan materi hari ini, siswa mengerjakan soal
secara individu, siswa atas
bimbingan guru mengoreksi hasil pengerjaan , siswa mengungkapkan kesan
pembelajaran hari ini, guru mengucapkan salam akhir.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlangsung.
Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran, selain siswa guru juga
diobservasi oleh teman sejawat (lihat lampiran 24).
Dalam kegiatan ini, guru mengamati jalannya pembelajaran. Pertama-tama guru
mengamati kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan percobaan.
Hasilnya, semua alat dan bahan lengkap. Kedua, guru mengamati langkah-langkah
kegiatan siswa ketika melaksanakan percobaan, sudah disesuaikan dengan langkah yang
ditempuh siswa dengan langkah-langkah dalam lembar kegiatan siswa. Hasilnya masih
ada semua kelompok melaksanakan sesuai langkah-langkah yang ada di lembar kerja
siswa. Ketiga, guru mengamati keaktifan siswa saat melaksanakan percobaan, semua
anak aktif melakukan percobaan. Pengamatan selanjutnya, guru mengamati bagaimana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keaktifan siswa ketika berdiskusi dan menarik simpulan. Ada beberapa siswa yang aktif
beragumentasi dan ada sedikit siswa yang tidak aktif. Pengamatan yang paling akhir
adalah bagaimana menyimpulkan hasil percobaan apakah sesuai atau tidak. Dari
pengamatan ada satu kelompok yang masih bingung dalam melakukan simpulan. Hal ini
disebabkan kurang aktifnya siswa untuk bertanya kepada guru tentang hal dari percobaan
yang belum dipahami.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil observasi dari siklus 3 pertemuan 1
antara lain: masih ada beberapa kelompok yang bingung menyimpulkan hasil
percobaanya. Hal ini disebabkan kurangnya bimbingan dan perhatian guru terhadap
siswa.
Hasil dari Kegiatan observasi akan dianalisis, untuk menentukkan langkah berikutnya
yang akan ditempuh.
d. Refleksi
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru masih menghadapi berbagai kendala,
antara lain:
1) Ketika pelaksanaan diskusi, ada bebarapa anak yang tidak aktif menyampaikan
pendapatnya.
2) Dalam menyimpulkan hasil percobaan, ada beberapa siswa yang masih kesulitan
dalam menyimpulkan.
Adapun Prosentase Hasil Nilai observasi dalam melaksanakan percobaan siklus 3
pertemuan 1 dapat dilihat dalam tabel 12 di bawah ini:
Tabel 13. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 3 Pertemuan 1
AKTIVITAS SISWA
NO
NAMA
1
2
3
4
5
JUMLAH
NILAI
1
Latif Budi Santoso
3
4
4
3
2
16
8
2
Susilowati
4
3
3
3
4
17
8.5
3
Rofi’ul Jannah
4
4
3
3
2
16
8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
Nurmala
Puspitasari
4
4
3
3
4
18
5
Melani Lisdayana
4
3
4
3
2
16
8
6
Aan Suparwanto
4
4
3
4
3
18
9
7
Sulastri
4
3
4
3
3
17
8.5
8
Sinta Bella
Nurwahyuni
3
4
3
3
3
16
9
Sudarsini
4
3
3
3
4
17
8.5
10
Edi Saputro
4
3
3
3
4
17
8.5
11
Wibowo
3
3
3
4
4
17
8.5
Jumlah
42
38
36
35
35
Prosentase (%)
95.5
86.4
81.8
79.5
79.5
Keterangan:
Aktvitas 1 : Keaktifan mendengarkan
Aktivitas 2 : Menggali informasi
Aktivitas 3 : Mengungkapkan ide/ pendapat
Aktivitas 3 : Kegiatan kerjasama antarsiswa
Aktivitas 5 : Memecahkan masalah
Kriteria penilaian:
Skor 1
: Kurang
Skor 2
: Cukup
Skor 3
: Baik
Skor 4
: Sangat baik
Dari tabel 13 dapat kita amati pula grafik pada gambar 13 di bawah ini:
commit to user
9
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
2
3
4
79.5%
79.5%
81.8%
86.4%
Prosentase
100.0%
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
95.5%
Dari tabel 13 dapat pula diamati pada grafik pada gambar di bawah ini:
5
Kriteria Penilaian
Gambar 13. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 3
Pertemuan 1
Berdasarkan pelaksanaan siklus 2 pertemuan 2 dari energi panas dan bunyi yang
telah dilaksanakan diperoleh data tabel 14 di bawah ini.
Tabel 14. Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 3 Pertemuan 1
NOMER
RENTANG NILAI
FREKUENSI
PROSENTASE
1
0-20
0.00
0.00%
2
21-40
0.00
0.00%
3
41-60
0.00
0.00%
4
61-80
10.00
90.91%
5
81-100
1.00
9.09%
11
100%
JUMLAH
Dari tabel 14 dapat pula kita amati pada grafik pada gambar 14 di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10.00
9.00
Frekuensi
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
0-20
21-40
41-60
Nilai
61-80
81-100
Gambar 14. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 3 Pertemuan 1
Dari tabel 12 dan grafik 12 di atas, dapat dilihat 0 atau 0% siswa yang mendapat
nilai 0-20, 0 atau 0,0% siswa yang mendapat nilai 21-40, 0 atau 0,0% siswa yang
mendapat nilai 41-60, dan ada 10 atau 90,91,% siswa yang mendapat nilai 61-80,
sedangkan ada 1 atau 9,09% siswa yang mendapat nilai 81-100. Tidak ada anak yang
mendapat nilai 0-20 dan 21-40.
Dari daftar nilai siklus 3 pertemuan 1 (lihat lampiran 13) juga dapat di lihat ada 11
atau 100% siswa yang mengalami keberhasilan belajar. Nilai siswa tersebut telah sesuai
atau di atas nilai 70. Sedangkan 0 atau 0,00 % anak yang tidak mengalami ketuntasan
belajar.
Berdasarkan hasil analisis aktivitas dan yang sudah mencapai KKM yaitu 7,0
maka penelitian ini dihentikan disiklus 3.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus 1 dan 2 dapat dinyatakan bahwa terjadinya
peningkatan kualitas pembelajaran yang tampak dan diperoleh hasil dan keaktifan siswa. Di
bawah ini digambarkan tabel 15 tentang peningkatan mendeskripsikan konsep energi panas.
Adapun daftar perbandingan persiklus adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 15. Daftar Perbandingan Nilai Persiklus
Siklus I Pertemuan 1
Siklus I Pertemuan II
Siklus II Pertemuan I
Siklus II Pertemuan II
Siklus III Pertemuan I
1
Latif Budi Santoso
6
6
6
8
8
8
2
Susilowati
6
8
8
8
8
8
3
Rofi’ul Jannah
6
6
6
6
6
8
4
Nurmala Puspitasari
7
8
8
8
8
8
5
Melani Lisdayana
5
4
6
6
6
8
6
Aan Suparwanto
7
8
10
10
10
10
7
Sulastri
6
4
6
6
8
8
8
Sinta Bella N
5
6
6
6
8
8
9
Sudarsini
6
6
6
6
8
8
10
Edi Saputro
6
8
8
8
8
8
11
Wibowo
6
8
8
8
8
8
Jumlah
66
72
78
80
86
90
Rata-rata
6.00
6.55
7.09
7.27
7.82
8.18
18,18
45,45
45,45
54,55
81.82
100
No
Nama
Prosentase Keberhasilan
(%)
Rapot
Semester 1
Nilai Evaluasi
Dari tabel di atas dapat dilihat adanya peningkatan nilai setiap pertemuan. Setiap soal
merupakan alat pengukur peningkatan mendeskripsikan energi panas dan bunyi. Dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melihat tabel tersebut di atas, maka dapat diketahui adalah peningkatan mendeskripsikan
energi panas dan bunyi.
Dari hasil pengamatan siklus 1 pertemuan 1 didalam tabel 4. menunjukkan 90,9%
siswa aktif mendengarkan, 72,7% siswa aktif menggali informasi melalui percobaan, 63,6%
siswa aktif mengungkapkan ide atau pendapat pada saat Kegiatan diskusi,63,6% siswa aktif
berdiskusi untuk melakukan percobaan dengan teman 1 kelompok, dan 56,8% siswa dapat
memecahkan masalah. Dari hasil observasi tersebut dapat dilihat bahwa siswa antusias dalam
mendengarkan pembelajaran yang disampaikan guru, tetapi pada saat mengadakan percobaan
siswa kurang bisa memecahkan masalah. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode inkuiri adalah yang pertama bagi siswa kelas IV SDN
Sekarjati 1. Untk itu perlu dilakukan siklus 1 pembelajaran 1 agar dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam melakukan percobaan energi panas dan bunyi sehingga siswa dapat
meningkatkan pemahaman mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi.
Melihat tabel 6 yang merupakan hasil observasi siklus 1 pertemuan 2 menunjukkan
bahwa 95,5% siswa aktif mendengarkan materi yang diajarkan guru, 81,8% aktif menggali
informasi, 68,2% aktif mengungkapkan ide, 61,4 aktif berdiskusi dengan teman untuk
melakukan percobaan, dan 75% dapat memecahkan masalah melalui Kegiatan LKS. Dari
tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa mulai aktif
mengikuti pembelajaran
menggunakan metode inkuri. Keaktifan siswa tersebut perlu ditingkatkan lagi terutama dalam
mengungkapkan ide, untuk itu perlu dilakukan siklus 2.
Hasil observasi siklus 2 pertemuan 1 menunjukkan 95,5% siswa aktif mendengarkan,
81,8% siswa aktif menggali informasi, 70,5% siswa aktif mengungkapkan pendapat, 75,0%
siswa aktif bekegiatansama dengan kelompoknya untuk melakukan percoban, dan 75% siswa
aktif memecahkan masalah. Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa sebagian kecil
siswa yang belum aktif melakukan percobaan melalui metode inkuiri, karena ada beberapa
siswa yang belum aktif dalam mengungkapkan pendapat dan bekegiatan sama dengan
kelompoknya maka perlu dilakukan pertemuan 2 siklus 2.
Berdasarkan observasi siklus 2 pertemuan 2 dapat diketahui, ada ada 95,5% siswa yang
aktiv melaksanakan pembelajaran, 86,4% siswa aktif menggali informmasi, 81,8% siswa
berani mengungkapkan ide, 79,5% aktif bekerjasama dengan kelompoknya, dan 79.5% siswa
dapat memecahkan masalah dari hasil penelitiannya. Dari hasil observasi tersebut dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diketahui bahwa siswa sudah aktif dalam mendapatkan konsep energi panas dan bunyi
melalui metode inkuiri.
Dari hasil observasi siklus 3 pertemuan
1 menunjukkan 95,5% siswa aktif
mendengarkan pembelajaran dari guru, 86,4% siswa aktif menggali informasi, 81,8% siswa
aktif mengungkapkan pendapat, 79,5% siswa aktif bekerjasama antarsiswa dalam melakukan
percobaan, 79,5% siswa aktif memecahkan masalah pada saat melakukan percobaan. Dari
hasil observasi menunjukkan sebagian besar siswa telah aktif mengikuti pelajaran energi
panas dan bunyi, maka penelitian ini dilaksanakan sampai siklus III.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus
dengan menerapkan metode inkuiri dalam materi energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV
SDN Sekarjati 1 Ngawi, tahun ajaran 2009/2010, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan
konsep energi panas, hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata siklus I sebesar 45,45%,
siklus II 81,81%, dan siklus III 100%;
2. Melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan
konsep bunyi, hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata siklus I sebesar 45,45%, siklus II
81,81%, dan siklus III 100%;
3. Melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada
pembelajaran konsep energi panas dan bunyi.
Bertolak dari uarian diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan
telah terbukti kebenarannya. Dengan demikian melalui penggunaan metode inkuiri dapat
meningkatkan pemahaman mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas
IV SDN Sekarjati 1 tahun ajaran 2009/ 2010.
B.
Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri dalam proses pembelajaran IPA khususnya
konsep energi panas dan bunyi. Model yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah model siklus, adapun prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri
dari 2 pertemuan. Siklus 1 pertemuan 1 dengan indikator menuliskan kembali macam-macam
sumber energi panas yang ada dilingkungan sekitar, mendemonstrasikan perambatan panas
(konduksi, konveksi, dan radiasi). Siklus 1 pertemuan 2 dengan indikator mendemonstrasikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perambatan panas (konduksi, konveksi, dan radiasi), mendemonstrasikan perambatan
konduktor dan isolator. Siklus 2 pertemuan 1 indikator Mendeskripsikan pengertian bunyi,
mendeskripsikan pengertian frekuensi dan amplitudo. Siklus 2 pertemuan 2 indikator
melakukan percobaan perambatan bunyi pada benda padat, cair, dan gas, menyebutkan 3
jenis bunyi. Siklus 3 dengan indikator mendeskripsikan macam-macam bunyi dan
mendeskripsikan pengertian perantara bunyi. Dalam setiap pelasksanaan dilaksanakan 4
tahapan yaitu persiapan atau perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Sebelum melakukan tindakan dalam tahap siklus, perlu perencanaan. Perencanaan ini
memperhatikan setiap perubahan yang dicapai pada siklus sebelumnya terutama pada setiap
tindakan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini didasarkan pada analisis
perkembangan dari siklus 1 sampai siklus 3.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang diuraikan di
bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk membantu guru dalam
menghadapi permasalahan yang sejenis. Disamping itu, perlu penelitian lanjut tentang upaya
guru tentang meningkatkan dan mempertahankan pemahaman mendeskripsikan konsep
energi panas dan bunyi, serta konsep-konsep IPA yang lain. Pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri pada hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru
untuk menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah
peningkatan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi, serta konsepkonsep IPA yang lain, yang umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, amak ada beberapa saran yang dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian akhir skripsi, anatar lain:
1.
Bagi guru
Hendaknya mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung pembelajaran
IPA
yang diperlukan, karena sangat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi
pembelajarn yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil belajar IPA,
terutama dalam hal mendeskripsikan konsep-konsep IPA. Guru juga harus memahami
dan dapat memvariasi metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi
siswa sehingga siswa tidak merasa bosan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.
Bagi siswa
Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru. Meningkatkan usaha belajar sehingga dapat
memahami konsep-konsep IPA teritama energi panas dan bunyi yang dipelajari yang
pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi.
3.
Bagi sekolah
Hendaknya mengupayakan pengadaan berbagai media pembelajaran, terutama
media IPA, sehingga dapat menunjang proses pembelajaran IPA. Pada akhirnya dapat
memudahkan mencapai visi dan misi sekolah.
4.
Bagi orang tua
Peran serta orang tua dalam meningkatkan prestasi siswa sangat diperlukan,
apapun usaha guru tidak akan berhasil secara optimal apabila tidak ada bimbingan dari
orang tua pada saat dirumah. Oleh karena itu peran serta orang tua sangatlah diperlukan
guna menunjang keberhasilan pendidikna anak, untuk itu kegiatan kerjasama antara
sekolah dengan orang tua wali murid perlu dibina.
commit to user
Download