perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARJATI I NGAWI TAHUN AJARAN 2009/ 2010 SKRIPSI Oleh: BETY YOGAWATI NIM X7108640 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARJATI I NGAWI TAHUN AJARAN 2009/ 2010 Oleh: BETY YOGAWATI NIM X7108640 Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2010 PERSETUJUAN Skripsi dengan judul : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARJATI I NGAWI TAHUN AJARAN 2009/ 2010 Oleh : Nama : Bety Yogawati NIM : X7108640 Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada hari : Tanggal : Surakarta, Juli 2010 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd Drs. Djaelani, M. Pd NIP 19560121 198203 2 003 NIP 19520317 198303 1 002 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGESAHAN Skripsi dengan judul : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARJATI I NGAWI TAHUN AJARAN 2009/ 2010 Oleh : Nama : Bety Yogawati NIM : X7108640 Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi : Nama Terang Tanda Tangan Ketua : Drs. Kartono, M. Pd. ……………………………… Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. ……………………………… Anggota I : Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd …………………………….... Anggota II : Drs. Djaelani, M. Pd ……………………………… Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP 19600727 198702 1 001 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK Bety Yogawati, NIM X7108640. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARJATI I NGAWI TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk: (1) meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas; (2) meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep bunyi; (3) meningkatkan keaktifan belajar konsep energi panas dan bunyi. Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga siklus, tiap siklus mencangkup empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sekarjati 1 Kabupaten Ngawi yang terdiri dari 11 siswa. Fokus penelitian adalah meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Teknik pengumpulan data menggunakan: (1) observasi digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan mendeskripsikan energi panas dan bunyi dan keaktifan siswa selama pembelajaran; (2) dokumenter untuk mengumpulkan data hasil pekerjaan siswa dan prestasi belajar yang telah diraih; (3) wawancara untuk mengetahui kemampuan siswa mudah atau tidaknya belajar energi panas dan bunyi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan trianggulasi metode, yang bersumber dari hasil observasi, hasil pekerjaan siswa, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil penelitian melalui metode inkuiri pada siswa kelas IV SDN Sekarjati 1 dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) peningkatan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas, hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata siklus I sebesar 45,45%, siklus II 81,81%, dan siklus III 100%; (2) peningkatan kemampuan mendeskripsikan konsep bunyi, hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata siklus I sebesar 45,45%, siklus II 81,81%, dan siklus III 100%; (3) peningkatan keaktifan belajar konsep energi panas dan bunyi. Kata kunci: kemampuan menderkripsikan konsep energi panas, kemampuan menderkripsikan konsep bunyi, metode inkuiri, dan siswa kelas IV SD. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRACT Bety Yogawati, NIM X7108640. THE IMPROVEMENT ABILITY TO DESCRIBE THE CONCEPT OF TERMAL ENERGIES AND SOUND TROUGH INQUIRY METHOD TO THE FOURTH YEAR STUDENTS OF SDN 1 SEKARJATI NGAWI, ON THE ACADEMIC YEAR 2009/2010. Research paper. Surakarta, Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, July 2010. The objectives of this classroom action research are: (1) to improve the ability to describe the concept of termal energy; (2) to improve the ability to describe the concept of sound energy; (3) to improve the active students in learning the termal and sounds concept. Classroom action research consist of three cycles, every cycle consist of four stages, those are: planning, implementation, observation, and reflection. As the subject of this research are the fourth year student of SDN 1 Sekarjati. The focus of this research is to improve the ability to describe the concept of termal energies and sound. The data collecting technic are: (1) observation to collect the data about the ability describe the termal energies and sound, and the students activity in learning during the teaching learning process; (2) documentation used to collect the results of students test; (3)interview used to know the difficulties and easiness in learning the termal and sound energies. The data validity use source triangulation and triangulation method, the data take from the observation result, the students result and the interview. The data analysis is used interactive model analysis technique which cinsists of three analysis components: data reductions, data explanation, and conclution taking. According to the research result through inquiry method to the fourth year students of SDN 1 Sekarjati can be conclude as follows: (1) the improvement on the termal energy it proven with the increasing of the first average cycle is 45,45%, the second cycle is 81.81%, and the third cycle is 100. (2) The improvement on the ability to describe the sound energy, it proven from the describe of the first average cycle is 45,45%, the second is 81,81%, and the third cycle is 100%. (3) The improvement students active learning termal and sound energies concept. Keywords: the ability in describing thetermal energy and sound concept, inquiry method, and the fourth students of elementary school. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO Orang yang banyak tahu tentang orang lain mungkin disebut pandai, tapi orang yang bisa memahami dirinya sendiri itulah orang yang cerdas. Orang yang biasa mengendalikan orang lain mungkin disebut berkuasa, tapi orang yang bisa menguasai dirinya sendiri itu jauh lebih perkasa. ( LAO – TSU) Pelajarilah ilmu dan mengajarlah kamu, rendahkanlah dirimu terhadap gurugurumu dan berlakulah lemah lembut terhadap murid-muridmu. ( Terjemah HR. Tabrani) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari pekerjaan/tugas, kerjakanlah yang lain dengan sungguh-sungguh (Terjemah :Q.S. Al Nasyirah :6-7) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Kusuntingkan skripsi ini untuk : Bapak Swidiyanto-Ibu Mariyam, ayah dan ibu tercinta yang telah membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang, selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan di setiap tapak langkahku. Mas Rolis, Mas Aan, Mbak Debbie, Adik Rira, Adik obie yang selalu menyemangati hidupku. Teman – teman, kakak – kakak dan adik – adik tingkatku di PGSD FKIP UNS Bersamamu, sharing diantara kita sungguh memperkaya hati, spiritualitas, dan intelektualitas. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta, kampus tempat menimba segala ilmu untuk bekal pengalaman kependidikanku dan seluruh perkembangan kehidupanku. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGA NTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2. Drs. R. Indianto, M. Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi; 3. Drs. Kartono, M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta; 4. Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd., selaku pembimbing I dan Drs. Djaelani, M.Pd. ,selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar; 5. Drs. Usada, M. Pd., Pembimbing Akademik, yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi PGSD FKIP UNS; 6. Bapak dan ibu dosen Program Studi PGSD yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis; 7. Ibu Suhartiyah, S. Pd., Kepala SDN Sekarjati 1 Kecamatan Karanganyar Ngawi yang telah memberikan izin kepada penulis mengadakan penelitian di SD tersebut; 8. Bapak / ibu guru SDN Sekarjati 1 yang banyak memberikan bantuan motivasi dan dukungan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para ix pembaca. Surakarta, Penulis B.Y commit to user Juli 2010 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN ABSTRAK ........................................................................................ iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vii KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii DAFTAR ISI........................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah .......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS............................................................... 6 A. Kajian Pustaka .................................................................................. 6 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Hakikat Kemampuan Mendeskripsikan Konsep Energi Panas dan Bunyi ..................................................................................... 6 a. Pengertian Kemampuan ....................................................... 6 b. Pengertian Mendeskripsikan ................................................. 6 c. Pengertian Konsep ................................................................. 7 d. Pengertian Konsep Energi Panas .......................................... 7 e. Pengertian Konsep Bunyi ..................................................... 9 2. Hakikat Metode Inkuiri ............................................................... 10 a. Pengertian Metode ................................................................ 10 b. Pengertian Pembelajaran ....................................................... 10 c. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran ......................................... 11 d. Pengertian metode inkuiri ..................................................... 14 e. Pengertian Pembelajaran IPA ............................................... 21 f. Karakteristik pembelajaran IPA ............................................ 22 g. Fungsi Pembelajaran IPA ..................................................... 23 h. Materi Pokok Pembelajaran IPA .......................................... 24 B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 27 C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 28 D. Hipotesis ........................................................................................... 31 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 32 A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 32 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Tempat Penelitian ....................................................................... 32 2. Waktu Penelitian ......................................................................... 32 B. Subjek Penelitian .............................................................................. 32 C. Sumber Data ...................................................................................... 32 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 33 E. Validitas Data..................................................................................... 34 F. Analisis Data ..................................................................................... 34 1. Pengumpulan Data ...................................................................... 34 2. Reduksi Data ............................................................................... 34 3. Sajian Data .................................................................................. 35 4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi ........................................ 35 G. Indikator Kinerja ................................................................................ 36 H. Prosedur Penelitian ........................................................................... 37 BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................. 41 A. Deskripsi Data Awal .......................................................................... 41 B. Deskripsi Data Tindakan.................................................................... 43 1. Siklus I Pertemuan I .................................................................. 43 2. Siklus I Pertemuan II ................................................................. 49 3. Siklus II Pertemuan I ................................................................. 54 4. Siklus II Pertemuan II ................................................................. 59 5. Siklus III Pertemuan I ................................................................. 65 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 70 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN................................................ 73 A. Simpulan ............................................................................................ 73 B. Implikasi ............................................................................................ 73 C. Saran .................................................................................................. 74 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76 LAMPIRAN ........................................................................................................... 78 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 1. Rincian Materi Pembelajaran yang Diteliti....................................................... 24 2. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian Untuk Aspek Kualitas Proses ..... 36 3. IndikatorKeberhasilan Tindakan Penelitian Untuk Aspek Kualitas Kemampuan Mendeskripsikan Konsep Energi Panas Dan Bunyi .................... 36 4. Daftar Frekuensi Nilai Rapot Semester I IPA Kelas IV SDN Sekarjati 1 Tahun Ajaran 2009/2010 .................................................................................. 42 5. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 1 ...................................................................................................... 46 6. Daftar Frekuensi Nilai Energi Panas dan Bunyi Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 1 ..................................................................................................... 48 7. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 2 ...................................................................................................... 52 8. Daftar Frekuensi Nilai Energi Panas Dan Bunyi pada Kelas IV Siklus 1 Pertemuan 2 ...................................................................................................... 53 9. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 1 ...................................................................................................... 57 10. Daftar Frekuensi Nilai Energi Panas Dan Bunyi Kelas IV pada Siklus II Pertemuan II ...................................................................................................... 58 11. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 2 ...................................................................................................... 62 12. Prosentase Hasil Nilai Energi Panas dan Bunyi Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 2 ...................................................................................................... 64 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 3 Pertemuan 1 ...................................................................................................... 67 14. Prosentase Hasil Nilai Energi Panas dan Bunyi Kelas IV pada Siklus 3 Pertemuan 1 ...................................................................................................... 69 15. Daftar Perbandingan Nilai Persiklus ................................................................. 70 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 30 2. Bagan Model Analisis Interaktif ....................................................................... 35 3. Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin ................................................. 40 4. Grafik Frekuensi Nilai Semester I IPA Kelas IV SDN Sekarjati 1 Tahun Ajaran 2009/2010.............................................................................................. 42 5. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 1 ..................................................................................................... 47 6. Grafik Frekuensi Nilai Siklus 1 Ppertemuan 1 di Kelas IV SDN Sekarjati 1.. 49 7. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 2 ........................................................................................................................... 53 8. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 2 ......................... 53 9. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 1 ..................................................................................................... 58 10. Grafik Frekuensi Nilai Evaluasi Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 1 ........... 59 11. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 1 ..................................................................................................... 63 12. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 2 .......................... 64 13. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 3 Pertemuan 1 ..................................................................................................... 68 14. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 3 Pertemuan 1 .......................... 69 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rencaana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 4. Lembar Aktvitas Siswa Siklus I Pembelajaran I 5. Lembar Aktvitas Siswa Siklus I Pembelajaran II 6. Lembar Aktvitas Siswa Siklus I Pembelajaran II 7. Lembar Aktvitas Siswa Siklus II Pembelajaran II 8. Lembar Aktvitas Siswa Siklus III Pembelajaran I 9. Daftar Nilai Analisis Dari Soal Evaluasi Siklus 1 Pembelajaran 1 10. Daftar Nilai dan Analisis Siklus 1 Pembelajaran 2 11. Daftar Nilai dan Analisis Siklus 2 Pembelajaran 1 12. Daftar Nilai dan Analisis Siklus 2 Pembelajaran 2 13. Daftar Nilai dan Analisis Siklus 3 Pembelajaran 1 14. Rentangan Nilai Siklus 1 Pembelajaran 1 15. Rentangan Nilai Siklus 1 Pembelajaran 2 16. Rentangan Nilai Siklus 2 Pembelajaran 1 17. Rentangan Nilai Siklus 2 Pembelajaran 2 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18. Rentangan Nilai Siklus 3 Pembelajaran 1 19. Daftar Nilai Perbandingan Persiklus 20. Daftar Nilai Rapot Semester 1 21. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus 1 22. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus 2 23. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus 3 24. Indikator Panduan Wawancara Untuk Guru 25. Panduan Wawancara Untuk Guru 26. Indikator Panduan Wawancara Untuk Siswa 27. Panduan Wawancara Untuk Siswa 28. Dokumentasi Foto Pembelajaran Energi Panas dan Bunyi 29. Jadwal Penelitian 30. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di SD 31. Surat Ijin Menyusun Skripsi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Dadang Garnida (2003:5) menyatakan bahwa pembelajaran IPA di SD menuntut guru agar dapat membelajarkan siswa untuk memahami, mengaplikasikan, dan mengembangkan konsep. Dalam proses memahami, mengaplikasikan, dan mengembangkan konsep IPA diperlukan interaktif antara guru, siswa, dan sumber belajar. Interaksi tersebut harus dapat membangun keaktifan siswa untuk mempelajari konsep-konsep IPA. Dengan demikian, maka siswa dapat mudah memahami dan mengembangkan konsep-konsep IPA. Menurut Sutijan (2003:2) pendidikan adalah sama dengan pembelajaran, pendidikan sendiri berasal dari bahasa latin dari kata educare yang berarti pemuliaan pesertaa didik melalui interaksi informal antara dia dengan lingkungannya. Adanya komunikatif-interaktif tersebut antara siswa dengan lingkungan maka dapat mendukung siswa dalam menguasi konsep-konsep IPA yang dapat mendukung pengajaran IPA. Siswa dapat menguasai konsepkonsep IPA maka secara otomatis prestasi belajar siswa dapat tercapai maksimal. Selain itu juga, keberhasilan pengajaran IPA, juga dapat menunjang kemajuan perkembangan teknologi. Keberhasilan pengajaran IPA ditentukan oleh beberapa hal antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar-mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran, memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang cerdas karena IQ nya tinggi, ada pula yang kurang karena IQ nya rendah. Untuk itu, guru harus pandai-pandai dalam menyampaikan materi kepada siswa, karena keragaman kemampuan yang mereka miliki. Profesi guru pun dalam dunia pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mensukseskan tugasnya guru harus menentukan dan membuat perencanaan pembelajaran secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan memperbaiki strategi mengajar IPA. Guru juga harus mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kebanyakan di lapangan guru lebih aktif dari pada siswa. Guru banyak mengambil inisiatif dalam menetapkan dan menentukan cara memecahkan masalah. Segala sesuatu diinformasikan secara cermat kepada anak didiknya, sehingga anak didik tinggal menerimanya. Kegiatan seperti itu memang mengasyikkan guru, tetapi membosankan bagi siswa karena siswa hanya sebagai pendengar. Murid dianggap sebagai suatu benda yang kosong tempat diisi dengan segala macam informasi. Cara belajar mengajar seperti ini, akan menghasilkan manusia yang konsumtif, kurang kreatif, dan kurang berkemampuan untuk menghadapi tangtangan hidup di masa yang akan datang. Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strstegi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah guru harus menguasai berbagai macam metode mengajar. Guru telah banyak mengenal metode pembelajaran antara lain metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi, eksperimen, proyek, penugasan, dan inkuiri. Berbagai metode dapat diterapkan dalam dunia pendidikan, misalnya metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapinya ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi berbagai persoalan. Untuk itulah seorang guru harus mengenal, mempelajari, dan menguasai banyak metode pengajaran, agar dapat menggunakan dengan variasinya, sehingga guru mampu menimbulkan proses belajar mengajar yang berhasil. Metode pengajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPA disini adalah metode inkuiri. Menurut Kuslan dan Stone (dalam Srini. M. Iskandar, 2003:68) metode inkuiri adalah pengajaran dimana guru dan murid-murid mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa ilmuwan. Dari pendapat tersebut kita mengetahui bahwa inkuiri dapat memotivasi siswa untuk belajar, khususnya belajar mata ajaran IPA yaitu dengan cara mengadakan beberapa Kegiatan eksperimen sederhana secara berkelompok, dan tanya jawab guru dengan siswa, siswa dengan siswa, serta siswa dengan lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil rapot mata ajaran IPA kelas IV semester gasal SDN Sekarjati I, Ngawi tahun ajaran 2009/2010 dari 11 siswa yang mendapat nilai 5,0 sebanyak 2 siswa, 6,0 sebanyak 7 siswa, 7,0 sebanyak 2 siswa. Berdasarkan nilai rapor tersebut hanya 2 siswa atau 18,18% yang mengalami ketuntasan belajar. Dari pengamatan nilai dan Kegiatan siswa pada commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id saat pembelajaran guru menyimpulkan bahwa pada saat Kegiatan pembelajaran siswa kurang semangat mengikuti pembelajaran IPA yang cenderung mendengarkan dan mengafalkan banyak materi. Dari hasil pengamatan tersebut peran guru sebagai pembimbing sangat diperlukan. Hal ini menuntut pengajar untuk bersikap lebih objektif dan profesional dalam melaksanakan tugasnya. Masalah rendahnya nilai IPA, merupakan hal yang perlu ditangani dengan keprofesionalan guru. Guru harus pandai dalam mengolah pembelajaran dengan beragai inovasi pembelajaran. Siswa mengerjakan karena perintah guru, bukan adanya rasa ingin tahu dan ingin paham dengan pembelajaran itu. Upaya mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan peningkatan profesional guru dengan menciptakan inovasi dalam pembelajaran, baik melalui media, strategi, maupun metode pembelajaran. Dengan metode inkuiri dari guru dapat merangsang siswa untuk mempelajari konsep IPA secara jelas dan benar, siswapun dapat aktif dan komunikatif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian Kegiatan pembelajaran terlaksana dengan aktif sehingga siswa benar-benar memahami konsep dari apa yang mereka pelajari. Konsep IPA kelas IV beraneka macam, tetapi disini hanya meneliti pembelajaran dengan konsepi energi panas dan bunyi. Konsep energi panas dan bunyi merupakan konsep yang luas dibanding dengan materi IPA yang lain disemester II, sehingga dapat mempersulit siswa dalam mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Biasanya guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode konvesional, yang cenderung membosankan dan membuat siswa pasif, maka pada saat menyampaikan konsep energi panas dan bunyi yang begitu banyak perlu dirubah metode pembelajarannya. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran pemahaman yang sangat diperhatikan karena merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki di Sekolah Dasar sebagai jalan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Dari kenyatan yang telah ada pada siswasiswi kelas IV SDN Sekarjati I, Karanganyar, Ngawi, perlu adanya penanganan dalam meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep IPA. Karena latar belakang itulah diadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan Konsep Energi Panas dan Bunyi Melalui Metode Inkuiri pada Siswa Kelas IV SDN Sekarjati I, Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010”. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id F. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka penelitian tindakan kelas ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah penggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi, tahun ajaran 2009/2010? 2. Apakah penggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep bunyi pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi, tahun ajaran 2009/2010? 3. Bagaimana meningkatkan keaktifan belajar konsep energi panas dan bunyi bunyi pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi, tahun ajaran 2009/2010? G. Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang telah dirumuskan penelitian ini bertujuan untuk: 1. Meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi, tahun ajaran 2009/2010. 2. Meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep bunyi menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi, tahun ajaran 2009/2010. 3. Meningkatkan keaktifan belajar konsep energi panas dan bunyi bunyi pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi, tahun ajaran 2009/2010. H. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari dua segi , yaitu secara teoritik dan segi praktis, yaitu: 1. Manfaat Teoritik a. Dapat menjadi bahan referensi dan bahan rujukan bagi penelitian yang akan datang yang meneliti hal yang sama atau yang hampir sama. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1) Tumbuhnya motivasi siswa dalam belajar konsep energi panas dan bunyi. 2) Meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Bagi guru 1) Mengetahui metode pembelajaran inkuiri untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. 2) Diperolehnya metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi pada siswa. c. Bagi sekolah 1) Menumbuhkan motivasi teman sejawat dalam mengembangkan proses pembelajaran PAIKEM dengan menerapkan metode inkuiri. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 2. Hakikat Kemampuan Mendeskripsikan Konsep Energi Panas dan Bunyi a. Pengertian Kemampuan Em Zul Fajri (2007:546) menyatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kekuatan untuk melalakukan sesuatu. Kemampuan itu berasal dari diri seseorang untuk menyelesaikan suatu hal. Menurut Purwodarminto (1983:553) berpendapat bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan. Kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan yang dimiliki seseorang. Kibrotoi (www.top-pdf-manuals.com/pengertian-kemampuan-awal.html - Tembolok) mengungkapkan bahwa kemampuan adalah terjemahan dari kata ”ability” yang hampir sama dengan pengertian keterampilan yang berarti kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Setiap orang yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik maka orang tersebut dikatakan mampu. Berpijak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian kemampuan adalah kecakapan, kesanggupan,dan kekuatan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaiakn suatu tugas atau hal. b. Pengertian Mendeskripsikan Menurut Em Zul Fajri (2007:250) menyatakan bahwa mendeskripsikan adalah pemaparan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Setiap kata yang diungkapkan diuraikan secara mendetail. Ratu Aprilia (digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b 6/doc.pdf - Mirip) berpendapat bahwa mendeskripsikan adalah karya tulis yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melukiskan sesuatu. Semua yang diamati penulis dan dianggap penting ditulis dalam bentuk kalimat yang jelas dan terperinci. Aditya (http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/05/paragraf-deskriptif. html) mengungkapkan bahwa menggambarkan tentang suatu hal (benda, suasana, tempat, dan lain-lain) sehingga orang lain dapat membayangkan hal tersebut. Deskripsi tersebut harus digambarakan secara jelas agar orang lain dapat memahaminya dengan benar. Bertolak dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mendeskripsikan merupakan gambaran dan uraian dari suatu hal yang diuraikan secara terperinci menggunakan kata-kata. Kata-kata yang dipilihpun harus dapat menjelaskan bahwa tentang hal yang dideskripsikan secara jelas dan apa adanya. c. Pengertian Konsep Leo Sutrisno (2007:11) menyatakan bahwa konsep adalah representasi yang abstrak dan umum tentang sesuatu. Konsep bersifat abstrak dan umum, maka konsep bersifat mental. Em Zul Fajri (2007:483) berpendapat bahwa konsep adalah rancangan kasar dari suatu tulisan. Rancangan kasar tersebut berasal dari pengamatan terhadap suatu objek. Menurut Srini M. Iskandar (2002:3) konsep merupakan penghubung antara faktafakta yang ada hubungannya. Contohnya materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepas energi, misalnya es. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep adalah segala sesuatu yang berisi tentang rancangan kasar yang abstrak dan umum yang menghubungkan fakta-fakta. d. Pengertian Konsep Energi Panas 1) Pengertian Energi Senja (http://adityapandhu.blogspot.com/2010/05/paragraf deskriptif. html) menyatakan bahwa energi adalah tenaga, daya kekuatan yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses aktivitas. Energi dapat diperoleh dari dari dalam dan dari luar. Dari dalam adalah semua yang berasal dari dari dalam benda tersebut yang mempunyai tenaga, sedangkan yang dari luar adalah semua yang berasal dari luar benda yang dapat menghasilkan tenaga jika berinteraksi dengan benda tersebut. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Em Zul Fajri (2007:283) mengungkapkan bahwa energi adalah tenaga, daya kekuatan yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses aktivitas. Kekuatan tersebut bersumber dari dalam suatu benda itu sendiri. Queen (dikporakarangsambung.blogspot.com/pengertian-panas.html - Tembolok - Mirip) berpendapat bahwa energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi dapat berubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh salah satu bentuk energi adalah panas. Manusia sangat membutuhkan panas seperti memasak nasi, menjemur pakaian, atau menyetrika pakaian. Perpindahan energi panas dapat terjadi di benda padat, cair maupun gas. Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu. 2) Konsep Energi Panas Sund (www.mupeng.com/archieve/index.pht/-t1579 html) mengungkapkan bahwa energi panas adalah suatu energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda lain berubah suhu atau wujudnya. Misalnya, panci yang ditaruh di atas kompor yang menyala maka akan panas pancinya, margarin yang ditaruh di atas wajan yang dipanskan di atas api. Trowbridge (www.petra.com/archieve/index.pht/-t1579. html) menjelaskan bahwa energi panas adalah suatu tenaga kalor yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda lain berubah suhu atau wujudnya. Energi panas dapat mempengaruhi perubahan wujud benda dan suhu benda disekitarnya. Menurut Coony (Dikporakarasambung.blogspot.com//pengertian-panas.comhtml-tembolok-Mirip) energi panas adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia Perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius. Berpijak pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa energi panas adalah suatu tenaga yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda lain commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berubah suhu atau wujudnya. Energi panas dapat mempengaruhi perubahan wujud benda dan suhu benda disekitarnya. e. Pengertian Konsep Bunyi Menurut Triatmanto (2006:84) bunyi merupakan gelombang. Misalnya pada saat kita berteriak didalam ruangan maka gelombang suara yang kita keluarkan akan dipantulkan oleh tembok, sehingga kita dapat mendengarkan suara yang kita keluarkan. Em Zul Fajri (2007:190) menyatakan bahwa bunyi adalah sesuatu yang dapat didengar telinga. Semua benda yang menghasilkan suara maka disebut bunyi. Sund (http://ayobelajarfisika.blogdetik.com/gelombangbunyi/) mengungkapkan bahwa bunyi adalah energi gelombang yang berasal dari sumber bunyi, yaitu benda yang bergetar. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yang dapat merambat melalui medium. Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal sehingga mempunyai sifat-sifat dapat dipantulkan (reflection), dapat dibiaskan (refraction), dapat dilenturkan (difraction), dan dapat dibiaskan (interferention). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bunyi adalah suatu gelombang yang berasal dari sumber bunyi yanga dapat didengar oleh telinga. Syarat bunyi adalah ada sumber bunyi, ada perantara (benda padat, cair, dan gas), dan ada yang menerima. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Hakikat Metode Inkuiri a. Pengertian Metode Menurut Yuki (http://biologifkipunri.ac.id/detailmatakuliah.php? recordid) metode berasal dari bahasa Yunani “Methodosí” yang artinya cara atau jalan yang ditempuh. Metode menyangkut cara kegiatan untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Mulyani Sumantri (1999:114) mengungkapkan bahwa metode merupakan caracara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar. Metode yang dimaksud adalah metode untuk pembelajaran. Em Zul Fajri (2007:565) menyatakan bahwa bahwa metode adalah cara sistematis dan berpikir secara baik untuk mencapai tujuan. Cara sistematis ini diperoleh berdasarkan pengamatan sebelumnya. Sutijan (2003:4) menjelaskan bahwa metode adalah cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa atau mahasiswa untuk mendapatkan informasi dari orang lain, dimana informasi tersebut membutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. Berpijak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode merupakan cara yang sistematis dan berpikir secara baik untuk mendapatkan informasi untuk mencapai tujuan. b. Pengertian Pembelajaran Sutijan (2003:2) menyatakan bahwa pembelajaran berasal dari bahasa inggris, dari kata “instruction” yang berarti pengajaran atau belajar mengajar. Istilah pembelajaran lebih disukai karena mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung kepada proses belajar siswa, yang tidak selalu tergantung pada kehadiran guru secara fisik. Menurut Rochman Nata Wijaya (blog.persimpangan.blog/pengertian- pembelajaran.blog-Mirip) pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Wiki (http:blog.Wikipedia.com) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi pesertaa didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada pesertaa didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu pesertaa didik agar dapat belajar dengan baik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antara pesertaa didik, pendidik, dan sumber belajar yang saling terikat sehingga dapat mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar guna mencapai tujuan. c. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran Menurut Mulyana Sumantri (1999:134) jenis-jenis metode dalam pembelajaran adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kegiatan kelompok, pemberian tugas, demonstrasi, eksperimen, simulasi, inkuiri, dan pengajaran unit. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Metode ceramah merupakan penyajian ajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada peserta didik. b. Metode tanya jawab merupakan suatu metode untuk menyampaikan materi ajaran dengan cara guru bertanya kepada pesertaa didik dan sebaliknya. c. Metode diskusi merupakan penyampaian bahan bahan pengajaran yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternativ pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. d. Metode kegiatan kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan pesertaa didik dalam suatu grup atau kelompok sebagai suatu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. e. Metode pemberian tugas suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk kegiatan pesertaa didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok. f. Metode demonstrasi adalah cara penyajian ajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada pesertaa didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id g. Metode eksperimen adalah suatu tuntutan dari suatu perkembangan IPTEK agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati masyarakat secara aman. h. Metode simulasi merupakan suatu metode pengajaran untuk untuk menirukan keadaan sebenarnya kedalam situasi buatan. i. Metode inkuiri adalah cara penyajian ajaran yang memberikan kesempatan kepada pesertaa didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa guru. j. Metode pengajaran unit merupakan pengajaran yang mengarahkan kegiatan pesertaa didik pada pemecahan suatu masalah yang dirumuskan dahulu secara bersama-sama. Hadiat (http://www.idonbiu.com) menjelaskan bahwa jenis-jenis metode pembelajaran ada empat yaitu metode ceramah, pembelajaran terprogram, demonstrasi, dan discover. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1) Metode ceramah adalah metode pembelajaran melalui penyajian ajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada peserta didik. 2) Metode pembelajaran terprogram adalah pembelajaran yang setiap penyajiannya sudah terprogram secara rinci pada setiap langkah-langkahnya. 3) Metode demonstrasi adalah pembelajaran yang penyajian ajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada pesertaa didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu. 4) Metode discover adalah pembelajaran yang setiap langkahnya memberikan kesempatan kepada pesertaa didik untuk menemukan suatu jawaban atau masalah. Chapin (http://www.labolatorium-um.sch.id.) mengungkapkan bahwa jenis-jenis metode pembelajaran ada delapan yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, simulasi, demonstrasi, penemuan dalam pembelajaran, pembelajaran kelompok, dan pembelajaran dengan modul. Untuk lebih jelasnya, dijelaskan berikut ini: 1) Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang berpusat pada guru, yaitu dengan cara guru memberikan penyajian materi dan pesertaa didik hanya mendengarkan dan mencatat. 2) Metode tanya jawab adalah suatu metode untuk menyampaikan materi ajaran dengan cara guru bertanya kepada pesertaa didik dan sebaliknya. 3) Metode diskusi adalah penyampaian bahan pengajaran yang melibatkan pesertaa didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4) Metode simulasi adalah suatu metode pengajaran untuk untuk menirukan keadaan sebenarnya kedalam situasi buatan. 5) Metode demonstrasi adalah pembelajaran yang penyajian ajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada pesertaa didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu. 6) Metode penemuan dalam pembelajaran adalah pembelajaran yang setiap langkahnya memberikan kesempatan kepada pesertaa didik untuk menemukan suatu jawaban atau masalah. 7) Metode pembelajaran kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai suatu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. 8) Metode pembelajaran modul adalah pengajaran yang mengarahkan Kegiatan pesertaa didik pada pemecahan suatu masalah yang dirumuskan dahulu secara bersama-sama dari sebuah media berupa modul. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis metode pembelajaran adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kegiatan kelompok, pemberian tugas, demonstrasi, eksperimen, simulasi, inkuiri, pengajaran unit, pembelajaran terprogram, discover, dan pembelajaran dengan modul. d. Pengertian metode inkuiri Inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir kedunia, manusia memiliki dorongan untuk mengetahui sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia melalui lima panca indera yang dimiliki manusia (indra penglihat, pendengar, pencium, peraba, dan pengecap). Hingga dewasa keingin tahuan manusia terus berkebang, dan akan bermaka jika sudah mengetahuinya. Dalam hal itulah strategi inkuiri dikembangkan. Piaget (dalam Srini.M.Iskandar 2001:70) mengungkapkan bahwa inkuiri sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan. Melalui metode inkuiri diharapkan anak dapat mandiri dalam menemukan konsep sesuai dengan eksperimen anak. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menurut Kuslan dan Stone (dalam Srini.M.Iskandar 2001:70) metode inkuiri merupakan pengajaran dimana guru dan murid-murid mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Mulyani Sumantri (2004:142) menyatakan bahwa inkuiri metode inkuiri disebut juga metode penemuan yang cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada pesertaa didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode inkuiri melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Eric (www.top-pdf-manuals.com/Journal international inquiry method-.html ) Some have emphasized the active nature of student involvement, associating inquiry with "hands-on" learning and experiential or activity-based instruction. Dalam Pembelajaran inkuiri beberapa siswa dilibatkan untuk membentuk kelompok dengan melakukan kegiatan yang alami dengan cara belajar melakukan kegiatan tangan, melakukan percobaan, atau melakukan aktivitas pada saat pembelajaran. George (www.top-pdf-manuals.com/Journal international inquiry -.html) In the sciences, inquiry-based learning has been widely promoted to increase literacy and skill development, but there has been little comparison to more traditional curriculum. Dalam ilmu pengetahuan, yang menjadi dasar dalam pembelajaran inkuiri adalah menekankan pertambahan kemampuan dan pengembangan keterampilan, tetapi berbanding terbalik dengan kurikulum tradisional. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri adalah pengajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan gurudengan cara melakukan eksperimen sendiri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa untuk berpikir kritis, analitis, aktif, dan kreatif. 1) Ciri-ciri metode inkuiri Ada beberapa ciri metode inkuiri menurut Wina (www.Mupeng.com/archieve/index.pht/-t1579.html) yaitu menekankan aktivitas manusia, menumbuhkan percaya diri (self belief), berpikir secara sistematis, logis, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan kritis. Menekankan aktivitas manusia secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya dalam inkuiri siswa sebagai subjek. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan awaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan percaya diri (self belief). Tujuan dari penggunaan metode inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Reber dan Chapin (http://www.Metodpemblinkuiri.com) menjelaskan bahwa bahwa ciri-ciri inkuiri adalah menekankan aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri suatu pertanyaan serta mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah mencari dan menemukan jawaban dari suatu pertanyaan atau masalah yang diajukan guru. Jawaban yang diambil melalui proses pengamatan yang sistematis, berpilir logis, serta kritis, sehingga dapat ditarik simpulan untuk memecahkan masalah. Morgan (http://www.Metodeinkuiri.com) menyatakan bahwa ciri-ciri inkuiri adalah pembelajaran proses dan hasil, menekankan aktivitas siswa secara nyata, perpikir sistematis, kritis, dan logis. Pembelajaran proses yang dimaksud adalah pembelajaran menemukan suatu jawaban dari suatu masalah atau pertanyaan dengan cara berpikir sistematis, kritis, dan logis. Pada akhirnya siswa dapat menyimpulkan suatu jawaban melalui pengamatan langsung. Simpulan ini yang dimaksud dengan hasil. Berpijak pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri metode inkuiri adalah pembelajaran proses dan hasil, menekankan aktivitas manusia, menumbuhkan percaya diri (self belief), berpikir secara sistematis, logis, serta kritis. 2) Prinsip-prinsip inkuiri Menurut Wina ((www.Mupeng.com/archieve/index.pht/-t1579.html)) prinsipprinsip inkuiri adalah berorientasi pada pengembangan intelektual, interaksi, bertanya, belajar untuk berpikir, dan keterbukaan. Kelima prinsip tersebut harus bisa dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan metode inkuiri, yaitu dengan cara menemukan jawaban dari pertanyaan atau masalah melalui interaksi dengan orang yang dapat mendukung jawaban, bertanya kepada sumber, dan terbuka commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id terhadap jawaban yang diperoleh kepada semua orang. Dengan inkuiri maka dapat melatih pengembangan intelektual, berpikir, dan berlatih terbuka atau jujur. Slameto (http://www.Metodeinkuiri.com) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip inkuiri adalah berpikir kritis dan logis, bertanya, interaksi, analisis, dan keterbukaan. Berpikir kritis yang dimaksud adalah peka terhadap suatu masalah dengan menggunakan penyelesaian secara logis. Jawaban terhadap masalah atau pertanyaan tersebut dapat dapat diperoleh melalui bertanya terhadap sumber yang mendukung, melakukan analisi terhadap objek yang diamati secara terbuka dan jujur. Winkel (http://www.Metodpemblinkuiri.com) mengungkapkan bahwa prinsipprinsip inkuiri adalah keorientasi pada pengembangan intelektual, interaksi, bertanya, dan berpikir. Tujuan inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir. Metode ini berorientasi pada proses belajar juga hasil belajar. Proses belajar pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antarsiswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau interaksi (directing). Peran guru dalam inkuiri adalah sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan proses berpikir. Beberapa teknik bertanya perlu dikuasi guru baik teknik hanya sekedar bertanya minta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan, ataupun beratnya untuk menguji. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip inkuiri adalah berorientasi pada pengembangan intelektual, interaksi, bertanya, belajar untuk berpikir kritis dan logis , serta keterbukaan. 3) Langkah-langkah pebelajaran inkuiri commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menurut Srini. M. Iskandar (1997:69) langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah menemukan masalah, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menguji hipotesis, mensintesa pengetahuan. Beberapa hal yang dapat dilakukan sebelum mernemukan masalah adalah: a) Menjelaskan bahwa topik, tujuan, dan hasil belajar yang hendak dicapai oleh siswa. b) Menjelaskan bahwa pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. c) Menjelaskan bahwa topik dan kegiatan belajar. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi belajar pada siswa. d) Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menebak (berhipotesis) adalah dengan mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau ,merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Merencanakan eksperimen adalah tahap dimana semua alat, bahan, dan langkah-langkah eksperimen disiapkan secara mendetail. Tahap ini merupakan tahap yang penting sebelum pelaksanaan eksperimen. Berdasarkan argumentasi, tetapi berdasarkan data yang ada atau data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam tahap ini dikatakan dengan tahapan mensintesa pengetahuan. Merumuskan simpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai simpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Winkel (http://www.Metodpemblinkuiri.com) menyatakan bahwa langkahlangkah pembelajaran inkuiri ada enam fase, yaitu menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, menganalisi data, dan menarik simpulan. Keenam fase tersebut harus dilaksanakan pada saat Kegiatan pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Menurut Slameto (http://www.Metodeinkuiri.com) langkah-langkah pembelajaran inkuiri ada empat langkah yaitu menyajikan masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan, menganalisi data, dan menyimpulkan. Di dalam langkah-langkah ini tidak ada merancang percobaan. Hal ini dimaksudkan karena semua rancangan terinci pada saat membuat hipotesis. Berpijak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah membuat masalah atau pertanyaan, mengajukan hipotesis, merancang percobaan, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan simpulan. Kedelapan langkah tersebut diharapkan dapat dilaksanakan pada saat pembelajaran menggunakan metode inkuiri, agar dapat mendapatkan hasil yang maksimal. 4) Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri a) Keunggulan Metode inkuiri menurut Mulyani Sumantri (2004:143) memiliki beberapa keunggulan yaitu: melatih siswa mengelola informasi, melatih membuat konsep, meningkatkan keterampilan proses secara kognitif, pembelajaran bermakna dan menjadikan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar. Dalam proses pembelajaran inkuiri guru juga harus kreatif dalam menciptakan iklim inkuiri didalam kelas. Winkel (http://www.Metodpemblinkuiri.com) menyatakan bahwa kelebihan metode inkuiri adalah lebih relevan atau realistis dan sesuai dengan pengetahuan, memotivasi siswa, siswa lebih interaktiv, dan meningkatkan prestasi siswa. Setiap pembelajaran menggunakan media yang relevan dan sesuai dengan pengetahuan sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajara dan menemukan jawaban melalui observasi dan interaktiv dengan guru dan siswa. Pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menurut Slameto (http://www.Metodeinkuiri.com) menjelaskan bahwa keunggulan metode inkuiri adalah belajar relevan, memotivasi siswa, pembelajaran bermakna, dan meningkatkan prestasi siswa. Kelima keunggulan ini saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain dan saling berpengaruh. Berpijak pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keunggulan pembelajaran menggunakan metode inkuiri adalah pembelajaran bermakna, belajar relevan, memotivasi siswa, sesuai dengan gaya siswa dan sesuai psikologi belajar modern, menjadikan guru bukan sebagai satu-satunya sumber pengetahuan bagi siswa, serta meningkatkan prestasi siswa. Keenam keunggulan tersebut saling mempengaruhi antar satu keunggulan dengan keunggulan yang lain. b) Kelemahan Di samping memiliki keunggulan metode inkuiri juga memiliki kelemahan. Menurut Wina (www.mupeng.com/archievi/) kelemahan tersebut adalah sulit dalam merencanakan pembelajaran dan memerlukan waktu yang panjang. Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur oleh kebiasaan siswa dalam belajar. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya banyak memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. Winkel (http://www.Metodpemblinkuiri.com) menyatakan bahwa kelemahan metode inkuiri adalah memerlukan waktu yang lama, memerlukan perangkat analitik dan kognitif, siswa suka pendekatan tradisional, serta sulit diukur dengan pendekatan tradisional. Biasanya guru cenderung menggunakan pendekatan tradisional yang lebih efektif, tetapi dalam metode inkuiri lebih banyak memerlukan waktu, dan memerlukan perangkat analitik dan kognitif untuk menunjang pembelajaran. Selain itu, juga kadang siswa sudah terbiasa dengan pendekatan tradisional jadi siswa sulit dalam berinteraksi dengan metode yang baru, serta guru sulit dalam mengukur prestasi siswa karena menggunakan proses dan hasil. Menurut Slameto (http://www.Metodeinkuiri.com) kelemahan metode inkuiri adalah memerlukan waktu yang lama, memerlukan perangkat analitik dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kognitif, dan siswa suka pendekatan tradisional. Kelemehan-kelemahan tersebut akibat dari guru yang hanya menggunakan metode tradisional dalam proses pembelajaran. Sehingga sulit dalam menerapkan metode yang lain pada saat pembelajaran. Bertolak dari uaraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelemaham metode inkuiri adalah memerlukan waktu yang lama, memerlukan perangkat analitik dan kognitif, siswa suka pendekatan tradisional, serta sulit diukur dengan pendekatan tradisional. Kelemahan tersebut pengaruh dari pelaksanaan metode tradisional yang terlalu lama, sehingga guru dan siswa sulit melaksanakan perubahan metode pembelajaran. e. Pengertian Pembelajaran IPA Pembelajaran IPA menurut Wiki (http:blog.Wikipedia.com) merupakan suatu sistem pembelajaran tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Makhluk hidup dan lingkungannya yang dimaksud adalah manusia, hewan, tumbuhan, tata surya, dan bendabenda alam, serta energi dan gaya. Richard (http:blog.dinia IPA/mirip.)menyatakan bahwa pembelajaran IPA adalah proses komunikatif-interaktif antara guru, siswa, dan sumber belajar untuk mempelajari segala sesuatu tentang tata surya, energi dan gaya, serta makhluk hidup melalui sistem pengajaran tertentu. Dalam pembelajaran IPA harus ada kominikatif-interaktif anatar guru, siswa, dan sumber belajar. Menurut Nurton (http:blog.Wikipedia.com) pembelajaran IPA bukanlah sematamata pembelajaran hafalan tetapi pembelajaran yang banyak memberikan peluang untuk melakukan berbagai pengamatan dan latihan-latihan terutama yang berkaitan dengan pengembangan berpikir yang sehat dan masuk akal. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD bertujuan untuk memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari; mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam nenelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs (BSNP, 2006:45). Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang mempelajari tentang peristiwa alam, dunia tumbuhan, manusia, dan hewan sehingga anak yang berpikir dan memiliki sikap ilmiah dalam kehidupan seharihari. f. Karakteristik pembelajaran IPA Setiap mata ajaran mempunyai karakteristik yang khas. Demikian halnya dengan mata ajaran IPA. Adapun karakteristik mata ajaran IPA menurut Srini.M.Iskandar (2001:1) adalah mendeskripsikan sistem tata surya, penekanan pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat), dan dilaksanakan secara inkuiri ilmiah. Mata ajaran IPA khususnya mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya terkait dengan peristiwa yang ada hubungannya dengan Bumi dan Alam Semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan dalam kehidupan sehari-hariuntuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi. Penerapan perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan IPA dan kompetensi bekegiatann secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampun berpikir, bekegiatan, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Semiawan (http://www.PembelajaranIPA.com) menyatakan bahwa karakteristik pembelajaran IPA adalah mendeskripsikan alam sekitar (benda mati dan hidup), tata surya, dan teknologi masyarakat. Ketiga karakter ini dipelajarai dalam lingkup IPA. Syamsudin (http://www.PemblajaranIPASD.com) mengungkapkan bahwa karakteristik pembelajaran IPA adalah mendeskripsikan gejala alam, alam sekitar, IPTEK, dan tata surya. Semua kejadian alam dan akibatnya dipelajari dalam IPA. Bertolak pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik IPA adalah mendeskripsikan gejala alam, alam sekitar, IPTEK, dan tata surya. Keempat karakteristik pembelajaran IPA dipelajari dalam cakupan IPA. g. Fungsi Pembelajaran IPA Menurut BSNP (2006:14) pembelajaran di SD berfungsi mengembangkan pengetahuan yang mencangkup sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sehingga memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA mengembangkan rasa ingin tahu, serta mengembangkan keterampilan proses. Berdasarkan fungsi IPA tersebut, maka siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan bermanfaat untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nur (http:pemb-IPA-mirip.) menyatakan bahwa fungsi pembelajaran IPA adalah mengembangkan kemampuan berpikir logis, analistis, rasa ingin tahu, serta mengembangkan pengetahuan. Dengan mempelajari IPA diharapkan siswa dapat mengembangkan fungsi dari IPA. Mahmud (http:Pemb/IPA/SD-mirip) menjelaskan bahwa fungsi pembelajaran IPA adalah mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dengan berpikir logis, analistis, serta mengembangkan rasa ingin tahu, dan kritis. Berpijak pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi pembelajaran IPA adalah mengembangkan pengetahuan yang mencangkup sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sehingga memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA mengembangkan rasa ingin tahu, kritis, mengembangkan keterampilan proses. h. Materi Pokok Pembelajaran IPA commit to user serta perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Untuk memperjelas Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV semester II Sekolah Dasar berikut dikemukakan rincian khususnya materi pembelajaran yang berkaitan dengan penelitian pada tabel 1 adalah: Tabel 1. Rincian Materi Pembelajaran Yang Diteliti Standar Kompetensi Memahami berbagai Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Materi Pokok energi Energi Panas Dan bentuk energi dan cara panas dan energi bunyi yang penggunaanya terdapat di lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari Bunyi serta sifat-sifatnya. (Badan Standar Pendidikan, 2006:62). Uraian singkat materi IPA tentang Energi Panas dan Bunyi, adalah sebagai berikut: 1) Energi Panas Energi panas berasal dari benda bersuhu tinggi, misalnya api dan matahari. Panas dapat terjadi karena karena adanya sumber energi panas. Sumber energi panas dapat berasal dari gesekan suatu benda, kompor yang menyala (api), panas matahari, dan uap panas. Contoh benda yang digesekkan dapat menghasilkan panas adalah korek api. Pada saat ini penggunaan api sudah sangat penting bagi kehidupan manusia. Beberapa kegunaan api adalah: a) Menjalankan mesin. b) Memberikan tenaga untuk menjalankan kereta api dan pesawat terbang. c) Membangkitkan tenaga listrik. d) Memusnahkan sampah atau membasmi kuman. Matahari merupakan benda yang dapat menghasilkan panas. Bentuk matahari bulat seperti bumi. Matahari merupakan benda langit yang dapat menhasilkan cahaya sendiri. Tanpa matahari bumi kita akan gelap gulita dan tidak ada kehdupan. Matahari mempunyai suhu yang tinggi. Menurut para ahli, suhu pada permukaan matahari mencapai 6.000°C. Sedangkan suhu dalamnya mencapai 16.000.000°C. Matahari merupakan sumber enegi terbesar karena sebagian besar energi bumi, baik langsung maupun tidak langsung berasal dari commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id matahari Panas matahari merambat tanpa perantara. Perpindahan panas melalui ruang tanpa zat perantara disebut radiasi. Beberapa macam bahan yang dapat menghantarkan panas dengan baik dan tidak digolongkan sebagai berikut: a) Konduktor adalah bahan yang dapat menghantarkan panas dengan baik. Misalnya: berbagai jenis logam. b) Isolator adalah bahan yang sulit dan bahkan tidak bias menghantarkan panas. Misalnya: berbagai jenis kayu, kertas, dll. 2) Bunyi Sesuatu yang dapat didengar manusia merupakan bunyi. Berbagai bunyi dapat dihasilkan dari benda yang bergetar. Sumber bunyi adalah benda yang bergetar dan menghasilkan bunyi. Kita dapat mendengarkan berbagai dari berbagai alat musik. Misalnya: gitar, harmonika, piano, terompet. Masing-masing memiliki bunyi yang berbeda dan cara membunyikannyapun berbeda-beda, ada yang ditiup, dipukul, digesekdan dipetik. Bunyi merambat melalui udara. Sehingga telinga kita dapat menangkap adanya bunyi., dan otak yang menterjemahkan berbagai jenis bunyi. Banyaknya getaran yang terjadi dalam satu detik disebut frekuensi. Frekuensi dihitung dengan satuan hertz (Hz). Tinggi rendahnya bumi dipengaruhi oleh frekuensi. Jika 1 dertik dihasilkan banyak getaran, maka frekuensinya tinggi. Berarti bunyi yang dihasilkannyapun tinggi. Telinga manusia umumnya dapat mendengar bunyi pada frekuensi 20 Hz-20.000Hz. Bunyi kurang dari 20Hz tidak dapat didengar manusia yang disebut bunyi infrasonik. Anjing, lumba-lumba, jangkrik dapat mendengar bunyi infrasonik. Bunyi yang mempunyai frekuensi lebih dari 20.000Hz disebut ultrasonik. Dan manusi tidak dapat mendengar bunyi ultrasonik. Tetapi pada kelelawar dapat mendengarkan bunyi ini. Selain mengenal tinggi rendahnya bunyi, juga dapat mengenal bunyi kuat dan lemah. Kekuatan bunyi dapat diukur dengan satuan desibel. Menurut tingkatanya ledkan bom memiliki kekuatan 130-140 desibel. Tingkat kekuatan bunyi yang lebih dari 120 desibel dapat merusak pendengaran manusia. Misalnya bunyi pesawat jet dan halilintar (110-140 desibel). Sebaliknya, bunyi lemah ditimbulkan oleh getaran yang lemah atau lembut, misalnya bunyi orang sedang berbisik (20-40 desibel), dan daun jatuh (10 deibel). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kuat lemahnya bunyi tergantung pada simpangan getar atau amplitudo. Makin besar amplitudo, makin kuat bunyi yang dihasilkan. Jadi kalau ingin mengeraskan bunyi gitar, petiklah senar gitar lebih kencang. Bunyi dapat merambat lewat benda padat, cair dan gas. Contoh bunyi dapat merambat lewat benda padat adalah: bunyi gitar, bunyi seruling. Contoh bunyi yang dapat merambat lewat benda cair adalah suara ikan lumba-lumba di dalam air, orang bertepuk tangan di dalam air tetap terdengar suaranya. Sedangkan contoh bunyi dapat merambat lewat benda gas adalah manusia dapat mendengar benda lain yang bergetar yang berada disekitar kita. B. Penelitian yang Relevan Berikut ini merupakan penelitian yang relevan yang pernah di lakukan antara lain: Rika Nanda Puspitasari, 2009, dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas III Melalui Penerapan Metode Guided Inquiry-Discovery”. Adapun simpulan dari penelitian Rika Nanda Puspitasari adalah penerapan metode Guided Inquiry-Discovery dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Karangbangun. Hal ini dilihat dari prosentase kenaikan nilai IPA siswa kelas II dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 9 anak atau 47,37%, pada siklus II siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 10 anak atau 52,63% dari 19 siswa, dan siklus III siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 17 anak atau 89,47% dari 19 anak. Dari siklus I kemudian dilaksanakan siklus II prestasi siswa mengalami prosentase kenaikan 5,26% dari siklus II kemudian dilaksanakan siklus III mengalami prosentase kenaikan 36,84%. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni terletak pada penggunaan metode inkuiri dan mata pelajaran yang diteliti adalah IPA. Perbedaannya penelitian Rika Nanda Puspitasari dilaksanakan pada siswa kelas III, sedangkan pada peneltian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV. Yustami, 2008, dengan judul “Penerapan Metode Inkuiri untuk mencapai ketuntasan Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN Tegalsari Madiun Tahun Ajaran 2008/2009”. Adapun simpulan dari penelitian Yustami adalah penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan ketuntasan IPA siswa kelas IV SD Negeri Tegalsari. Hal ini dilihat dari prosentase ketuntasan nilai IPA siswa kelas II dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I siswa yang mendapat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id nilai minimal 60 ada 10 anak atau 28,57%, pada siklus II siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 7 anak atau 20,00% dari 35 siswa, dan siklus III siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 3 anak atau 8,57% dari 35 anak. Dari siklus I kemudian dilaksanakan siklus II prestasi siswa mengalami prosentase kenaikan 8,78% dari siklus II kemudian dilaksanakan siklus III mengalami prosentase kenaikan 40,55%. Penelitian Yustami memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni terletak pada penggunaan metode inkuiri, meneliti pada pembelajaran IPA, dan menggunakan kelas IV. Adapun perbedaannya, penelitian Yustami menekankan pada pencapaian ketuntasan belajar IPA, sedangkan pada penelitian ini menekankan peningkatan pemahaman mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Penelitian Setyaningsih (2009) yang berjudul “Penerapan Metode Guided Inquiry-Discovery Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas Dan Bunyi Pada Siswa Kelas IV SDN Kawu 2, Ngawi Tahun Ajaran 2008/2009” menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan model guided inquiry-discovery dari hasil nilai tes pada tiap-tiap siklus menunjukkan peningkatan pemahaman energi panas dan bunyi serta ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Kawu 2 pada pokok materi energi panas dan bunyi meningkat. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar menunjukkan peningkatan pada aspek yang positif, dan aspek negatif mengalami penurunan. Keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran guided inquiry-discovery menunjukkan peningkatan pada tiap – tiap siklus. Penelitian Setyaningsih memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni terletak pada penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran IPA, dan materi yang diteliti sama yaitu energi panas dan bunyi. Adapun perbedaannya penelitian Setyaningsih menekankan pada peningkatan pemahaman pada materi energi panas dan bunyi, sedangkan pada penelitian ini menekankan pada peningkatan kemampuan mendeskripsikan energi panas dan bunyi. C. Kerangka Berpikir Pembelajaran IPA pada saat kondisi awal siswa kelas IV hanya mendengarkan ceramah dari guru sehingga siswa hanya menerima konsep IPA tentang energi panas dan bunyi dari guru. Kesan pembelajaranya siswa hanya sebagai pendengar. Hal ini commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengakibatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep energi panas dan bunyi rendah. Untuk itu guru perlu merubah kondisi pembelajaran dengan menetapkan dan menerapkan metode pelajaran yang sesuai. Guru memberikan tindakan berupa penerapan metode inkuiri pada saat pembelajaran IPA. Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep IPA sehingga siswa dapat belajar secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran menggunakan metode inkuiri siswa dapat melakukan suatu kegiatan (eksperimen), diskusi dengan teman dan guru, serta mengungkapkan bahwa gagasan yang logis dari fakta-fakta dilingkungan sekitar. Semula pembelajaran IPA dianggap membosankan karena hanya mendengarkan dan melelahkan karena hanya mencatat dapat menjadi ajaran yang menarik dan menyenangkan, untuk itu siswa dapat menemukan konsep secara benar dengan penemuannya sendiri. Setelah adanya tindakan dari guru melalui penggunaan metode inkuiri pada konsep energi panas dan bunyi pada siklus I sebagian siswa dapat mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Untuk itu perlu dilanjutkan kesiklus II, dan disiklus II hampir semua siswa dapat mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Pada siklus III semua siswa dapat mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Kondisi akhirnya dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi tahun ajaran 2009/2010. Hal ini dapat dilihat dari antusiasnya siswa dalam mempelajari konsep IPA, yang dapat meningkatkan siswa dalam mendeskripsikan materi IPA melalui penemuannya sendiri. Kerangka pemikirannya dapat dibuat bagan/ skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Adapun skema/ bagan itu dapat dilihat dalam gambar 1 berikut: commit to user Kemampuan siswa mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi rendah. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kondisi awal Pembelajaran IPA menggunakan metode konvensional (ceramah). Siklus I: Sebagian siswa dapat mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Siklus II: Tindakan Pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri Hampir semua siswa dapat mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Siklus III: Semua siswa siswa dapat mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Kondisi Akhir Gambar 1. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: penggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mendeskrisikan konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I, Ngawi tahun ajaran 2009/ 2010. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 3. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Sekarjati I, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Di SDN Sekarjati I terdapat data yang diperlukan peneliti, sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai lokasi penelitian, dan peneliti mengenal lingkungan sekolah tersebut dengan baik. b. Peneliti adalah guru di SDN Sekarjati I sehingga tugas guru sekaligus mahasiswa bisa saling menunjang. Masalah yang diteliti adalah masalah nyata yang dihadapi peneliti, sehingga meringankan beban peneliti dalam segi waktu, biaya, maupun tenaga dalam melakukan penelitian ini. Kelas yang digunakan oleh peneliti adalah kelas IV SDN Sekarjati 1, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi. Di kelas ini sarana penunjangnya pembelajaran yang tersedia adalah lembar kerja siswa IPA, dan papan panjang berupa triplek. 4. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan. Penelitian berlangsung sejak penyusunan proposal hingga terselesainya laporan ini dalam bentu skripsi, yaitu bulan Pebruari sampai Juli 2010. B. Subjek Penelitian Subjek Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dilakukan pada kelas IV sejumlah 11 orang siswa, yang terdiri dari 4 siswa dan 7 siswi SDN Sekarjati I, Karangngayar Ngawi semester II tahun ajaran 2009/ 2010. C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Informasi yaitu dari guru mitra (observasi), siswa-siswi kelas IV SDN Sekarjati I Karanganyar Ngawi, serta teman guru sejawat. 2. Lokasi dan peristiwa a. Lokasi : Ruang kelas IV SDN Sekarjati I, Karangngayar Ngawi. b. Peristiwa : Proses belajar mengajar IPA menggunakan metode inkuiri. 3. Dokumen dan arsip berkaitan dengan proses tindakan berupa angket motivasi siswa, lembar observasi hasil penilaian proses dan perilaku proses tindakan. 4. Dokumen berupa foto proses Kegiatan mengajar menggunakan metode inkuiri di kelas IV SDN Sekarjari I, Karanganyar Ngawi. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang dipergunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Data sangat diperlukan dalam penelitian guna membuktikan kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan. Oleh karena itu, suatu penelitian sangat membutuhkan data yang objektif untuk mendapatkan data yang objektif perlu diperhatikan mengenai teknik mengumpulkan data yang digunakan sebagai alat mengumpulkan data atau pengambilan data. Untuk mengumpulkan data menggunakan metode tes, observasi dan wawancara, adapun metode tes, observasi dan wawancara yang digunakan untuk: 1. Metode observasi dan wawancara untuk mengetahui peningkatan kemampuan mendeskrisikan konsep energi gerak dan bunyi SDN Sekarjati I, Ngawi tahun ajaran 2009/ 2010 dengan pendekatan pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yang dilakukan oleh guru observer dengan mengamari secara langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti menggunakan guru sebagai observer dengan maksud agar hasilnya objektif. 2. Metode tes untuk mengetahui hasil belajar IPA pada siswa. Metode ini menggunakan tes tertulis yang berupa nilai sebagai gambaran prestasi belajar yang diperoleh dari nilai ulangan harian. Tes yang berikan kepada siswa berbentuk uraian tentang energi panas dan bunyi pada setiap akhir peretemuan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id E. Validitas Data Menurut St. Y. Slamet (2009:54) triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kulaitatif. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan metode. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:129) triangulasi sumber adalah mengambil data dari sumber, sedangkan triangulasi metode adalah berbagai metode untuk mengumpulkan data. Triangulasi sumber dan metode di sini membandingkan data dari hasil observasi, hasil kegiatan siswa, dan wawancara antara guru dan siswa. F. Analisis Data Sedangkan model analisis yang peneliti gunakan adalah model silang terjalin atau interaktif. Pengumpulan data, pengolahan data lebih jelasnya dalam model ini ada tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses siklus. Dalam bentuk analisis ini, peneliti tetap bergerak dalam empat komponen yaitu dari proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan, yang dilakukan selama proses pengumpulan data berlangsung. 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulan data dari informasi secara langsung maupun dari dokumen dan arsip yang berhubungan dengan permasalahan yang teliti. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dari siswa kelas IV berupa dokumen hasil pekerjaan siswa yaitu dari hasil pengerjaan LKS, soal dan jawaban evaluasi, lembar aktivitas siswa, lembar penilaian guru dan siswa, serta rekaman pada saat kegiatan pembelajaran 2. Reduksi Data Reduksi data merupakan kegiatan untuk memilih-memilih data yang telah diperoleh di lapangan, dalam hal ini ditekankan pada hal-hal pokok dan penting yang disusun secara sistematis. Data yang direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, hal ini mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperlukan. Pada tahap ini semua dari dokumen hasil pekerjaan siswa yaitu dari hasil pengerjaan LKS, soal dan jawaban evaluasi, lembar aktivitas siswa, lembar penilaian guru dan siswa, serta rekaman pada saat kegiatan pembelajaran dipilih untuk dirinci secara sistematis. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Sajian Data Sajian data disini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Cara yang dilakukan dalam sajian data dalam penelitian ini adalah membuat suatu table dan grafik yang isinya dibuat menurut kebutuhan, sesuai dengan aspek yang ingin dimunculkan atau dinampakkan yang dapat mendukung penelitian ini. 4. Penarikan Simpulan Mengambil simpulan merupakan langkah analisis data yang dilaksanakan segera setelah data diperoleh. Semua sajian data tersebut digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan dalam peneltian tindakan kelas ini. Intuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 2 di bawah ini: Pengumpulan Data Sajian Data Reduksi Data Kesimpulan Gambar 2. Bagan Model Analisis Interaktif Menurut Mile MB (http://www.idonbiu.com) reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan/ verivikasi sebagai suatu yang jalin menjalin pada saat sebelum dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Teknik analisis mengikuti pola bersumber pada pola analisis interaktif. Model analisis itu antar unsur dalam penelitian (reduksi data, sajian data, dan simpulan) saling berinteraksi. Tidak ada batas yang memisahkan antar unsur-unsur pada proses penelitian pada commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tingkat verifikasi kalau dirasakan perlu untuk memantapkan hasil penelitian atau dibutuhkan data baru sehingga dapat memantapkan simpulan. Pada proses verifikasi sering melangkah kembali pada tahap reduksi data, sehingga triangulasi data selalu berhubungan dalam proses penelitian. G. Indikator Kinerja Penggunaan metode pembelajaran inkuiri diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I, Ngawi tahun ajaran 2009/2010. Hal ini ditandai dengan siswa yang mencapai KKM (nilai 70) lebih dari 75% dari jumlah siswa seluruhnya. Adapun rincian indikator kinerjanya dapat dilihat dalam tabel 2 dan tabel 3 di bawah ini: Tabel 2. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian Untuk Aspek Kualitas Proses Aspek Yang Diukur Target Capaian Cara Mengukur (Aspek Proses) Kualitas proses 1. 2. Siswa menunjukkan Diamati saat pembelajaran kesungguhan dalam berlangsung menggunakan mengikuti lembar observasi oleh peneliti. pembelajaran. Diamati saat pembelajaran Siswa aktif dalam berlangsung menggunakan pembelajaran yaitu lembar observasi oleh peneliti berani mengungkapkan dan dihitung siswa yang aktif bahwa pendapat dan dalam mengikuti pembelajaran bertanya. IPA tentang konep energi panas dan bunyi. Tabel 3. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian Untuk Aspek Kualitas Kemampuan Mendeskripsikan Konsep Energi Panas Dan Bunyi Aspek yang diukur Target Capaian (Dihitung dari jumlah siswa yang mencapai commit to user Cara mengukur perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi) target tertentu) Siklus I Siklus II Kemampuan melakukan percobaan 55% 70% 80% Diamati dari observasi menggunakan lembar observasi pada saat siswa melakukan percobaaan. Kemampuan berdiskusi 58% 70% 80% Diamati dari tanya jawab. Kemampuan memahami konsep energi panas dan bunyi 65% 70% 80% Diamati melalui tanya jawab. Ketuntasan belajar 67% 70% 80% Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 70 keatas. Siswa yang mencapai nilai 70 keatas dinyatakan mencapai ketuntasan belajar. hasil Siklus III G. Prosedur Penelitian Menurut Retno Winarni (2009:68) model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian meliputi tiga siklus. Tiap siklus meliputi tiga Kegiatan antara lain: 1. Rancangan (planning), sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Tindakan (acting), meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran dengan mengguanakan metode inkuiri. 3. Observasi (observing), Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati sikap siswa saat mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Refleksi (reflection), peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 siklus. Adapun rincian uraian sebagai berikut: 1. Siklus I a. Rancangan 1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi energi panas dan bunyi. 2) Guru menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan meliputi: sepotong kawat, lilin, kaleng bekas, serbuk gergaji, air, penyangga kaleng, dan pembakar spiritus atau sejenisnya. 3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS). 4) Menyiapkan soal tes setelah dilakukan pembelajaran. 5) Menyiapkan lembar observasi. b. Tindakan 1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 2) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS). 3) Guru menyiapkan diskusi kelompok dengan bimbingan dan arahan dari guru. 4) Laporan hasil diskusi dan pembahasan. 5) Guru bersama siswa menyimpulkan materi energi panas. 6) Guru memberikan soal . c. Observasi Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati sikap siswa saat mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran IPA. d. Refleksi Tahap ini dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jjika pada siklus I tentang energi panas didapatkan kendala atau kurang optimal tentang nilai siswa maka perlu adanya perbaikan pada siklus II. 2. Siklus II a. Rancangan 1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi energi panas dan bunyi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Guru menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan meliputi: sepotong kawat, lilin, kaleng bekas, serbuk gergaji, air, penyangga kaleng, dan pembakar spiritus atau sejenisnya. 3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS). 4) Menyiapkan soal tes setelah dilakukan pembelajaran. 5) Menyiapkan lembar observasi. b. Tindakan 1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 2) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS). 3) Guru menyiapkan diskusi kelompok dengan bimbingan dan arahan dari guru. 4) Laporan hasil diskusi dan pembahasan. 5) Guru bersama siswa menyimpulkan materi bunyi. 6) Guru memberikan soal . c. Observasi Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati sikap siswa saat mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran IPA. d. Refleksi Tahap ini dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika pada siklus I tentang energi panas didapatkan kendala atau kurang optimal tentang nilai siswa maka perlu adanya perbaikan pada siklus III. 2. Siklus III a. Rancangan 1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi energi panas dan bunyi. 3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS). 4) Menyiapkan soal tes setelah dilakukan pembelajaran. 5) Menyiapkan lembar observasi. b. Tindakan 1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 2) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3) Guru menyiapkan diskusi kelompok dengan bimbingan dan arahan dari guru. 4) Laporan hasil diskusi dan pembahasan. 5) Guru bersama siswa menyimpulkan materi bunyi. 6) Guru memberikan soal. e. Observasi Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati sikap siswa saat mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran IPA. f. Refleksi Tahap ini dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika pada siklus III sudah mencapai tujuan penelitian dengan optimal maka siklus dihentikan. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat digambarkan dalam gambar 3 berikut ini: Rencana I Rencana II Refleksi SiklusI Tindakan Observasi Rencana III Refleks SiklusII Tindakan Refleksi SiklusIII Tindakan Observasi Observasi Sumber: Kasihani Kasbollah E.S.(2001:10) Gambar 3. Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Awal Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas dibutuhkan adanya keterampilan dan kemampuan yang baik dari seorang guru dalam mengelola kelas. Kemampuan dan keterampilan tersebut juga harus didukung dengan metode, media, dan alat peraga yang tepat disesuaikan dengan materi pembelajaran yang hendak disampaikan yang tentu supaya dapat mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tidak terkecuali dalam proses pembelajaran IPA, yang masih banyak sekali materimateri didalamya yang bersifat abstrak bagi siswa. Maka dari itu guru harus dapat menciptakan kegiatan pembelajaran bermakna, menarik bagi siswa dan menyenangkan sehingga siswa dapat menerima konsep-konsep IPA dengan mudah. Tentunya menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat mempengaruhi siswa untuk dapat mendeskripsikan konsep-konsep IPA terutama dalam materi energi panas dan bunyi. Mata pelajaran IPA selalu berhubungan dengan lingkungan alam disekitar dan percobaan, untuk itu konsep-konsep IPA dapat ditanamkan ke siswa melalui media konkret dan melalui percobaan. Proses pembelajaran yang baik didasarkan adanya hubungan yang baik antara guru, siswa, dan lingkungan sekitar, serta penggunaan metode yang tepat pada saat pembelajaran. Metode yang digunakanpun harus benar-benar diapahami oleh guru, sehingga dalam penerapannya dapat berjalan maksimal. Sebaliknya proses KBM yang terjadi pada SDN Sekarjati 1 adalah pembelajaran yang berpusat pada guru, dan siswa hanya sebagai pendengar saja atau pasif. Berdasarkan observasi sebelum melakukan penelitian didapat data sebagai berikut: (1) kegiatan pembelajaran yang kurang menarik; (2) guru tidak menggunakan media pembelajaran IPA; dan (3) kegiatan pembelajaran didominasi oleh metode ceramah. Adapun hasil observasi pada siswa ditemukan beberapa permasalahan diantara adalah sebagai berikut: (1) siswa kurang memperhatikan penjelasan guru; (2) sulit mendeskripsikan konsep-konsep IPA karena siswa cenderung menghafalkan konsep; dan (3) siswa malu bertanya dan cenderung pasif. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Peneliti juga mengumpulkan data dan informasi tentang subjek penelitian. Data-data yang dikumpulkan antara lain daftar nama siswa kelas IV, daftar nilai semester I tahun ajaran 2009/2010, dan hasil wawancara dengan siswa kelas IV. Dari pengumpulan data daftar nilai semester I (lihat lampiran 1), diperoleh data dari 11 siswa yang mendapat nilai 5,0 sebanyak 2 siswa, 6,0 sebanyak 7 siswa, 7,0 sebanyak 2 siswa. Nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 0-100 dengan nilai rata-rata 60. Perolehan nilai rata-rata siswa tersebut jauh dari ketuntasan minimal hasil belajar yang telah ditentukan oleh guru kelas IV SDN Sekarjati 1. Tabel nomer 4 adalah daftar frekuensi nilai semester I IPA kelas IV SDN Sekarjati 1 tahun ajaran 2009/2010, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Daftar Frekuensi Nilai Rapot Semester I IPA Kelas IV SDN Sekarjati 1 Tahun Ajaran 2009/2010 Nilai Frekuensi Prosentase 0-20 - - 21-40 - - 41-60 9 81,82 61-80 2 18,18 81-100 - - Jumlah 11 100% Dari tabel 4 di atas dapat digambarkan dalam grafik gambar 4 berikut ini: 10 9 8 Frekuensi 7 6 5 4 3 2 1 0 0-20 21-40 41-60 commit to user Nilai 61-80 81-100 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 4. Grafik Frekuensi Nilai Semester I IPA Kelas IV SDN Sekarjati 1 Tahun Ajaran 2009/2010 Dari tabel 3 grafik 3 dapat kita lihat bahwa dari 11 siswa tidak ada atau 0% siswa yang mendapat nilai antara 0-20, tidak ada atau 0% siswa yang mendapat nila 21-40, ada 9 siswa atau 81,82% dari 11 anak yang mendapat nilai antara 41-60, ada 2 atau 18,18% siswa yang mendapat nilai 61-80, dan tidak ada atau 0% anak yang mendapat nilai 81-100. Dari proses wawancara (lihat lampiran 27) diperoleh simpulan bahwa siswa kurang berminat dalam pembelajaran IPA, karena guru lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa jenuh dan bosan, akibatnya minat siswa untuk belajar IPA menjadi berkurang sehingga mempengaruhi pada rendahnya pemahaman konsep IPA yang pada akhirnya dapat mempengaruhi rendahnya prestasi IPA. Berdasarkan hasil data yang dikumpulkan, dapat dikemukakan dua hal pokok yang perlu di atasi, yaitu penggunakan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Sekarjati I Ngawi, tahun ajaran 2009/2010. B. Deskripsi Data Tindakan 1. Siklus 1 Pertemuan 1 a. Persiapan atau Perencanaan Tindakan Kegiatan persiapan dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Mei 2010. Pada tahap ini peneliti merencanakan pelaksanaan siklus I. Pada hari Selasa 11 Mei 2010 diruang kelas IV SDN Sekarjati 1 dilaksanakan siklus 1 pembelajaran 1 menggunakan metode inkuiri. Siklus 1 pertemuan 1 berlangsung 2 x 35 menit dilaksanakan sesuai jadwal terstruktur. Langkah peneliti antara lain adalah menyiapkan rencana pembelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV, standar kompetensi dasar 8. memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kompetensi dasar 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Indikatornya menuliskan kembali macammacam sumber energi panas yang ada dilingkungan sekitar, mendemonstrasikan perambatan panas (konduksi, konveksi, dan radiasi) (lihat lampiran 2). Setelah membuat rencana pembelajaran, peneliti mengkoordinasi siswa untuk membawa alat dan bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan percobaan. Alat dan bahan dibawa sesuai jadwal pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1. Alat dan bahan yang disiapkan antara lain: lilin dan kawat. Peneliti juga menyiapkan beserta kunci jawabannya (lihat lampiran 2), digunakan peneliti untuk mengukur sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran. Penelitipun menyiapkan lembar observasi, untuk mengamati proses pembelajaran. b. Tindakan Seperti yang telah direncanakan, bahwa siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa 11 Mei 2010 yang dilaksanakan pada jam pertama mulai pukul 07.30-08.40. Pelaksanakan dilaksanakan di ruang kelas IV SDN Sekarjati 1 Ngawi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran terdiri dari 4 kegiatan yaitu: (1) pra kegiatan; (2) kegiatan awal; (3) kegiatan inti;dan (4) kegiatan akhir. Adapun rincian tiap Kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama adalah pra kegiatan yang terdiri atas guru mengucapkan salam, guru meminta siswa untuk berdo’a bersamasama, duru mengabsensi siswa, dan guru mengkondisikan siswa untuk belajar IPA. Kedua adalah kegiatan awal yaitu apersepsi yang dilakukan dengan cara guru dan siswa tanya jawab tentang benda apa saja yang menghasilkan panas disekitar lingkungan kita, guru menyampaikan materi pembelajaran, dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Ketiga adalah kegiatan inti, yaitu guru dan siswa tanya jawab tentang energi panas, sisa membentuk kelompok yang beranggotakan 2 orang, siswa melaksanakan kegiatan lembar kerja siswa secara berkelompok tentang konveksi dan radiasi pada setiap kegiatan LKS sudah ditulis masalah dan langkah-langkah perobaan untuk menyelesaikan masalah yang disesuaiakan dengan metode inkuiri, siswa atas bimbingan guru mendiskusikan hasil pengerjaan LKS dengan kelompok lain. Keempat adalah kegiatan akhir yaitu siswa tas bimbingan guru menyimpulkan materi hari ini, siswa mengerjakan soal secara individu, siswa atas bimbingan guru mengoreksi hasil commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengerjaan , siswa mengungkapkan kesan pembelajaran hari ini, guru mengucapkan salam akhir. c. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlangsung. Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran, selain siswa guru juga diobservasi oleh teman sejawat (lihat lampiran 22). Dalam kegiatan ini, guru mengamati jalannya pembelajaran. Pertama-tama guru mengamati kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan percobaan. Hasilnya, masih ada beberapa kelompok yang belum lengkap peralatan untuk melakukan percobaan. Kedua, guru mengamati langkah-langkah kegiatan siswa ketika melaksanakan percobaan, sudah sesuaikah langkah yang ditempuh siswa dengan langkah-langkah dalam lembar kerja siswa. Hasilnya masih ada kelompok yang terlihat bingung dalam pelaksanaannya, dan ada pula yang sudah bisa melaksanakan sesuai langkah-langkah yang ada di lembar kerja siswa. Ketiga, guru mengamati keaktifan siswa saat melaksanakan percobaan, semua anak aktif melakukan percobaan. Pengamatan selanjutnya, guru mengamati bagaimana keaktifan siswa ketika berdiskusi dan menarik simpulan. Ada beberapa siswa yang aktif beragumentasi dan ada sedikit siswa yang tidak aktif. Pengamatan yang paling akhir adalah bagaimana menyimpulkan hasil percobaan apakah sesuai atau tidak. Dari pengamatan ada satu kelompok yang masih bingung dalam melakukan simpulan. Hal ini disebabkan kurang aktifnya siswa untuk bertanya kepada guru tentang hal dari percobaan yang belum dipahami. Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil observasi dari siklus 1 pertemuan 1 antara lain: 1) Masih ada kelompok yang belum lengkap alat dan bahan untuk melaksanakan percobaan, tetapi ada kelompok lain yang membawa alat dan bahan yang lebih sehingga pelaksanaan percobaan dapat segera dilaksanakan. 2) Masih ada beberapa kelompok yang bingung dalam melaksanakan langkah-langkah yang tertera dalam lembar kerja siswa. Hal ini disebabkan kurangnya bimbingan dan perhatian guru terhadap siswa. Hasil dari Kegiatan observasi akan dianalisis, untuk menentukkan langkah berikutnya yang akan ditempuh. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id d. Refleksi Dalam melaksanakan pembelajaran, guru masih menghadapi berbagai kendala, antara lain: 1) Masih ada kelompok yang belum lengkap alat dan bahan untuk melaksanakan percobaan. 2) Masih ada 1 kelompok yang bingung dalam mengikuti langkah-langkah yang tertera dalam Lembar kerja siswa. 3) Masih ada beberapa anak yang belum aktif dalam pelaksanaan percobaan. 4) Ketika pelaksanaan diskusi, ada bebarapa anak yang tidak aktif menyampaiakn pendapatnya. 5) Dalam menyimpulkan hasil percobaan, ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menyimpulkan. Adapun prosentase hasil observasi dalam melaksanakan percobaan siklus 1 pertemuan 1 dapat dilihat dalam tabel 5 di bawah ini: Tabel 5. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 1 AKTIVITAS SISWA NO NAMA 1 2 3 4 5 JUMLAH NILAI 1 Latif Budi Santoso 3 2 2 3 2 12 6.00 2 Susilowati 3 3 3 3 3 15 7.50 3 Rofi’ul Jannah 4 3 3 2 2 14 7.00 4 Nurmala Puspitasari 4 4 3 3 3 17 8.50 5 Melani Lisdayana 3 3 2 2 2 12 6.00 6 Aan Suparwanto 4 4 3 3 3 17 8.50 7 Sulastri 4 2 2 2 2 12 6.00 8 Sinta Bella Nurwahyuni 3 3 2 2 2 12 9 Sudarsini 4 3 2 2 2 13 6.50 10 Edi Saputro 4 2 4 2 2 14 7.00 commit to user 6.00 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 Wibowo Jumlah Prosentase (%) 3 3 2 4 2 40 32 28 28 25 90.9 72.7 63.6 14 7.00 63.6 56.8 Keterangan: Aktvitas 1 : Keaktifan mendengarkan Aktivitas 2 : Menggali informasi Aktivitas 3 : Mengungkapkan ide/ pendapat Aktivitas 4: Kegiatan kerjasama antar siswa Aktivitas 5 : Memecahkan masalah Kriteria penilaian: Skor 1 : Kurang Skor 2 : Cukup Skor 3 : Baik Skor 4 : Sangat baik 1 2 3 Kriteria penilaian commit to user 4 56.8% 63.6% 63.6% 72.7% 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% 90.9% Prosentase Dari tabel 5 dapat pula kita amati pada grafik pada gambar 5 di bawah ini: 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 5 . Grafik Frekuensi Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 1 Berdasarkan pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1 dari energi panas dan bunyi yang telah dilaksanakan diperoleh data tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Daftar Frekuensi Nilai Energi Panas dan Bunyi Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 1 NOMER RENTANG NILAI FREKUENSI PROSENTASE 1 0-20 0.00 0.00% 2 21-40 2.00 18.18% 3 41-60 4.00 36.36% 4 61-80 5.00 45.45% 5 81-100 0.00 0.00% 11 100% JUMLAH Dari tabel 6 dapat pula diamati pada grafik pada gambar 6 di bawah ini: 10.00 9.00 8.00 Frekuensi 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 0-20 21-40 41-60 Nilai commit to user 61-80 81-100 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 6. Grafik Frekuensi Nilai di Kelas IV Siklus 1 Pertemuan 1 Dari tabel 6 dan grafik 6 di atas, dapat dilihat dari 11 siswa ada 0 atau 0% siswa yang mendapat nilai 0-20, ada 2 atau 18,18% siswa yang mendapat nilai 21-40, ada 4 atau 36,36% siswa yang mendapat nilai 41-60, dan ada 5 atau 45,45% siswa yang mendapat nilai 61-80, sedangkan ada 0 atau 0% siswa yang mendapat nilai 81-100. Tidak ada anak yang mendapat nilai 0-20 dan 81-100. Dari daftar nilai siklus 1 pertemuan 1 (lihat lampiran 9) juga dapat di lihat baru 2 anak atau 18,18% siswa yang mengalami keberhasilan belajar. Nilai siswa tersebut telah sesuai atau di atas nilai 70. Sedangkan 9 anak atau 81,81% anak yang belum mengalami ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan karena siswa rata-rata salah dalam menjawab soal nomer 4 dan 5 (lihat lampiran 1). Dari hasil tersebut, maka penelitian dialnjutkan ke siklus 1 pertemuan 2. 2. Siklus 1 Pertemuan 2 a. Persiapan atau Perencanaan Tindakan Kegiatan persiapan dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Mei 2010. Pada tahap ini peneliti merencanakan pelaksanaan siklus I. Pada hari Selasa 18 Mei 2010 diruang kelas IV SDN Sekarjati 1 dilaksanakan siklus 1 pembelajaran 2 menggunakan metode inkuiri. Siklus 1 pertemuan 2 berlangsung 2 x 35 menit dilaksanakan sesuai jadwal terstruktur. Langkah peneliti antara lain adalah menyiapkan rencana pembelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV, standar kompetensi dasar 8. memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Indikatornya, mendemonstrasikan perambatan panas (konduktor, isolator, dan radiasi), dan mendemonstrasikanperambatan konduktor dan isolator (lihat lampiran 2). Setelah membuat rencana pembelajaran, peneliti mengkoordinasi siswa untuk membawa alat dan bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan percobaan. Alat dan bahan dibawa sesuai jadwal pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1. Alat dan bahan yang disiapkan antara lain: lilin, kawat, sebuk gergaji, air, karet, dan lidi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Peneliti juga menyiapkan beserta kunci jawabannya (lihat lampiran 2), digunakan peneliti untuk mengukur sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran. Penelitipun menyiapkan lembar observasi, untuk mengamati proses pembelajaran. b. Tindakan Seperti yang telah direncanakan, bahwa siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Mei 2010 yang dilaksanakan pada jam pertama mulai pukul 07.30 - 08.40. Pelaksanakan dilaksanakan di ruang kelas IV SDN Sekarjati 1 Ngawi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran terdiri dari 4 kegiatan yaitu: (1) pra kegiatan; (2) kegiatan awal; (3) kegiatan inti;dan (4) kegiatan akhir. Adapun rincian tiap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama adalah pra kegiatan yang terdiri atas guru mengucapkan salam, guru meminta siswa untuk berdo’a bersamasama, guru mengabsensi siswa, dan guru mengkondisikan siswa untuk belajar IPA. Kedua adalah kegiatan awal yaitu apersepsi yang dilakukan dengan cara guru dan siswa tanya jawab tentang benda apa saja yang menghasilkan panas disekitar lingkungan kita, guru menyampaikan materi pembelajaran, dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Ketiga adalah kegiatan inti, yaitu guru dan siswa tanya jawab tentang energi panas, sisa membentuk kelompok yang beranggotakan 2 orang, siswa melaksanakan lembar kerja siswa secara berkelompok tentang konveksi ,radiasi, konduktor, dan isolator pada setiap kegiatan LKS sudah ditulis masalah dan langkah-langkah perobaan untuk menyelesaikan masalah yang disesuaikan dengan metode inkuiri, siswa atas bimbingan guru mendiskusikan hasil pengerjaan LKS dengan kelompok lain. Keempat adalah kegiatan akhir yaitu siswa tas bimbingan guru menyimpulkan materi hari ini, siswa mengerjakan soal secara individu, siswa atas bimbingan guru mengoreksi hasil pengerjaan , siswa mengungkapkan kesan pembelajaran hari ini, guru mengucapkan salam akhir. c. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlangsung. Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran, selain siswa guru juga diobservasi oleh teman sejawat (lihat lampiran 22). Dalam kegiatan ini, guru mengamati jalannya pembelajaran. Pertama-tama guru mengamati kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan percobaan. Hasilnya, semua alat dan bahan lengkap. Kedua, guru mengamati langkah-langkah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kegiatan siswa ketika melaksanakan percobaan, sudah sesuaikah langkah yang ditempuh siswa dengan langkah-langkah dalam lembar kegiatan siswa. Hasilnya masih ada kelompok yang terlihat bingung dalam pelaksanaannya, dan ada pula yang sudah bisa melaksanakan sesuai langkah-langkah yang ada di lembar kerja siswa. Ketiga, guru mengamati keaktifan siswa saat melaksanakan percobaan, semua anak aktif melakukan percobaan. Pengamatan selanjutnya, guru mengamati bagaimana keaktifan siswa ketika berdiskusi dan menarik simpulan. Ada beberapa siswa yang aktif beragumentasi dan ada sedikit siswa yang tidak aktif. Pengamatan yang paling akhir adalah bagaimana menyimpulkan hasil percobaan apakah sesuai atau tidak. Dari pengamatan ada satu kelompok yang masih bingung dalam mel;akukan simpulan. Hal ini disebabkan kurang aktifnya siswa untuk bertanya kepada guru tentang hal dari percobaan yang belum dipahami. Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil observasi dari siklus 1 pertemuan 2 antara lain: 1) Masih ada beberapa kelompok yang bingung dalam melaksanakan langkah-langkah yang tertera dalam lembar kerja siswa. Hal ini disebabkan kurangnya bimbingan dan perhatian guru terhadap siswa. Hasil dari kegiatan observasi akan dianalisis, untuk menentukkan langkah berikutnya yang akan ditempuh. d. Refleksi Dalam melaksanakan pembelajaran, guru masih menghadapi berbagai kendala, antara lain: 1) Masih ada 1 kelompok yang bingung dalam mengikuti langkah-langkah yang tertera dalam Lembar kerja siswa. 2) Masih ada beberapa anak yang belum aktif dalam pelaksanaan percobaan. 3) Ketika pelaksanaan diskusi, ada bebarapa anak yang tidak aktif menyampaiakn pendapatnya. 4) Dalam menyimpulkan hasil percobaan, ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menyimpulkan. Adapun prosentase hasil nilai observasi dalam melaksanakan percobaan siklus 1 pertemuan 2 dapat dilihat dalam tabel 6 di bawah ini: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 7. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 2 AKTIVITAS SISWA NO NAMA 1 2 3 4 5 JUMLAH NILAI 1 Latif Budi Santoso 3 3 4 3 2 15 7.5 2 Susilowati 4 3 3 2 4 16 8 3 Rofi’ul Jannah 4 4 3 2 2 15 7.5 4 Nurmala Puspitasari 4 4 3 2 4 17 8.5 5 Melani Lisdayana 4 3 2 2 2 13 6.5 6 Aan Suparwanto 4 4 3 3 3 17 8.5 7 Sulastri 4 2 3 3 2 14 7 8 Sinta Bella Nurwahyuni 3 4 2 2 2 13 6.5 9 Sudarsini 4 3 2 2 4 15 7.5 10 Edi Saputro 4 3 3 2 4 16 8 11 Wibowo 3 3 2 4 4 16 8 Jumlah 42 36 30 27 33 Prosentase (%) 95.5 81.8 68.2 61.4 75.0 Keterangan: Aktvitas 1 : Keaktifan mendengarkan Aktivitas 2 : Menggali informasi Aktivitas 3 : Mengungkapkan ide/ pendapat Aktivitas 4: Kegiatan kerjasama antar siswa Aktivitas 5 : Memecahkan masalah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kriteria penilaian: Skor 1 : Kurang Skor 2 : Cukup Skor 3 : Baik Skor 4 : Sangat baik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 2 3 Kriteria Penilaian 75.0% 75.0% 70.5% 81.8% 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% 95.5% Prosentase Dari tabel 7 dapat pula diamati pada grafik pada gambar 7 di bawah ini: 4 5 Gambar 7. Grafik Frekuensi Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 2 Berdasarkan pelaksanaan siklus 1 pertemuan 2 dari energi panas dan bunyi yang telah dilaksanakan diperoleh data tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Daftar Frekuensi Nilai Energi Panas Dan Bunyi pada Kelas IV Siklus 1 Pertemuan 2 Nilai Frekuensi Prosentase 0-20 - - 21-40 2 18,18% 41-60 4 36,36% 61-80 5 45,45% 81-100 - - Jumlah 11 100% commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Frekuensi Dari tabel 8 dapat pula diamati pada grafik pada gambar 8 di bawah ini: 10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 0-20 21-40 41-60 61-80 81-100 Nilai Gambar 8. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 1 Pertemuan 2 Dari tabel 8 dan grafik 8 di atas, dapat dilihat dari 11 siswa ,0 atau 0% siswa yang mendapat nilai 0-20, 2 atau 18,18% siswa yang mendapat nilai 21-40, ada 4 atau 36,36% siswa yang mendapat nilai 41-60, dan ada 5 atau 45,45% siswa yang mendapat nilai 6180, sedangkan ada 0 atau 0% siswa yang mendapat nilai 81-100. Tidak ada anak yang mendapat nilai 0-20 dan 81-100. Dari daftar nilai siklus 1 pertemuan 2 (lihat lampiran 10) juga dapat di lihat ada 5 atau 45,45% siswa yang mengalami keberhasilan belajar. Nilai siswa tersebut telah sesuai atau di atas nilai 70. Sedangkan 6 atau 54,55 % anak yang belum mengalami ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan karena siswa rata-rata salah dalam menjawab soal nomer 4 dan 5 (lihat lampiran 2). Berdasarkan hasil analisi aktivitas dan yang belum mencapai KKM yaitu 7,0 maka penelitian ini dilanjutkan kesiklus 2. 5. Siklus 2 Pertemuan 1 a. Persiapan atau Perencanaan Tindakan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kegiatan persiapan dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Mei 2010. Pada tahap ini peneliti merencanakan pelaksanaan siklus I. Pada hari Selasa 25 Mei 2010 diruang kelas IV SDN Sekarjati 1 dilaksanakan siklus 2 pembelajaran 1 menggunakan metode inkuiri. Siklus 1 pertemuan 1 berlangsung 2 x 35 menit dilaksanakan sesuai jadwal terstruktur. Langkah peneliti antara lain adalah menyiapkan rencana pembelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV, standar kompetensi dasar 8. memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Indikatornya, menyebutkan pengertian bunyi, dan menyebutkan pengertian bunyi, frekuensi, dan amplitudo (lihat lampiran 3). Setelah membuat rencana pembelajaran, peneliti mengkoordinasi siswa untuk membawa alat dan bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan percobaan. Alat dan bahan dibawa sesuai jadwal pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1. Peneliti juga menyiapkan beserta kunci jawabannya (lihat lampiran 3), digunakan peneliti untuk mengukur sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran. Penelitipun menyiapkan lembar observasi, untuk mengamati proses pembelajaran. b. Tindakan Seperti yang telah direncanakan, bahwa siklus 2 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Mei 2010 yang dilaksanakan pada jam pertama mulai pukul 07.30-08.40. Pelaksanakan dilaksanakan di ruang kelas IV SDN Sekarjati 1 Ngawi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran terdiri dari 4 kegiatan yaitu: (1) pra kegiatan; (2) kegiatan awal; (3) kegiatan inti; dan (4) kegiatan akhir. Adapun rincian tiap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama adalah pra kegiatan yang terdiri atas guru mengucapkan salam, guru meminta siswa untuk berdo’a bersamasama, guru mengabsensi siswa, dan guru mengkondisikan siswa untuk belajar IPA. Kedua adalah kegiatan awal yaitu apersepsi yang dilakukan dengan cara guru dan siswa bernyanyi burung kakak tua sambil bernyanyi, guru menyampaikan materi pembelajaran, dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Ketiga adalah kegiatan inti, yaitu guru dan siswa tanya jawab tentang sumber bunyi, sisa membentuk kelompok yang beranggotakan 2 orang, siswa melaksanakan kegiatan lembar kerja siswa secara berkelompok tentang bunyi dan syarat bunyi, pada setiap kegiatan LKS sudah ditulis masalah dan langkah-langkah perobaan untuk menyelesaikan masalah yang disesuaikan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dengan metode inkuiri, siswa atas bimbingan guru mendiskusikan hasil pengerjaan LKS dengan kelompok lain. Keempat adalah kegiatan akhir yaitu siswa tas bimbingan guru menyimpulkan materi hari ini, siswa mengerjakan soal secara individu, siswa atas bimbingan guru mengoreksi hasil pengerjaan , siswa mengungkapkan kesan pembelajaran hari ini, guru mengucapkan salam akhir. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlangsung. Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran, selain siswa guru juga diobservasi oleh teman sejawat (lihat lampiran 23). Dalam kegiatan ini, guru mengamati jalannya pembelajaran. Pertama-tama guru mengamati kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan percobaan. Hasilnya, semua alat dan bahan lengkap. Kedua, guru mengamati langkah-langkah kegiatan siswa ketika melaksanakan percobaan, sudah sesuaikah langkah yang ditempuh siswa dengan langkah-langkah dalam lembar kegiatan siswa. Hasilnya masih ada 1 kelompok yang terlihat bingung dalam pelaksanaannya, dan ada pula yang sudah bisa melaksanakan sesuai langkah-langkah yang ada di lembar kerja siswa. Ketiga, guru mengamati keaktifan siswa saat melaksanakan percobaan, semua anak aktif melakukan percobaan. Pengamatan selanjutnya, guru mengamati bagaimana keaktifan siswa ketika berdiskusi dan menarik simpulan. Ada beberapa siswa yang aktif beragumentasi dan ada sedikit siswa yang tidak aktif. Pengamatan yang paling akhir adalah bagaimana menyimpulkan hasil percobaan apakah sesuai atau tidak. Dari pengamatan ada satu kelompok yang masih bingung dalam melakukan simpulan. Hal ini disebabkan kurang aktifnya siswa untuk bertanya kepada guru tentang hal dari percobaan yang belum dipahami. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan hasil observasi dari siklus 2 pertemuan 1 antara lain: masih ada beberapa kelompok yang bingung dalam melaksanakan langkahlangkah yang tertera dalam Lembar kerja siswa. Hal ini disebabkan kurangnya bimbingan dan perhatian guru terhadap siswa. Hasil dari Kegiatan observasi akan dianalisis, untuk menentukkan langkah berikutnya yang akan ditempuh. d. Refleksi Dalam melaksanakan pembelajaran, guru masih menghadapi berbagai kendala, antara lain: 1) Ketika pelaksanaan diskusi, ada bebarapa anak yang tidak aktif menyampaikan pendapatnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Dalam menyimpulkan hasil percobaan, ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menyimpulkan. Adapun Prosentase Hasil Nilai observasi dalam melaksanakan percobaan siklus 2 pertemuan 1 dapat dilihat dalam tabel 9 di bawah ini: Tabel 9. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 1 AKTIVITAS SISWA NO NAMA 1 2 3 4 5 JUMLAH NILAI 1 Latif Budi Santoso 3 3 4 3 2 15 7.5 2 Susilowati 4 3 3 2 4 16 8 3 Rofi’ul Jannah 4 4 3 2 2 15 7.5 4 Nurmala Puspitasari 4 4 3 2 4 17 8.5 5 Melani Lisdayana 4 3 2 2 2 13 6.5 6 Aan Suparwanto 4 4 3 3 3 17 8.5 7 Sulastri 4 2 3 3 2 14 7 8 Sinta Bella N. 3 4 2 2 2 13 6.5 9 Sudarsini 4 3 2 2 4 15 7.5 10 Edi Saputro 4 3 3 2 4 16 8 11 Wibowo 3 3 2 4 4 16 8 42 36 30 27 33 Jumlah Prosentase (%) 95.5 81.8 68.2 61.4 75.0 Keterangan: Aktvitas 1 : Keaktifan mendengarkan Aktivitas 2 : Menggali informasi Aktivitas 3 : Mengungkapkan ide/ pendapat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Aktivitas 4: Kegiatan kerjasama antar siswa Aktivitas 5 : Memecahkan masalah Kriteria penilaian: Skor 1 : Kurang Skor 2 : Cukup Skor 3 : Baik Skor 4 : Sangat baik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 2 3 4 79.5% 79.5% 77.3% 86.4% 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% 95.5% Prosentase Dari tabel 9 dapat pula diamati pada grafik pada gambar 9 di bawah ini: 5 Kriteria Penilaian Gambar 9. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 1 Berdasarkan pelaksanaan siklus 2 pertemuan 1 dari energi panas dan bunyi yang telah dilaksanakan diperoleh data tabel 10 di bawah ini. Tabel 10. Daftar Frekuensi Nilai Energi Panas Dan Bunyi Kelas IV Pada Siklus II Pertemuan II commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RENTANG NILAI FREKUENSI PROSENTASE 0-20 0.00 0.00% 21-40 0.00 0.00% 41-60 5.00 45.45% 61-80 5.00 45.45% 81-100 1.00 9.09% commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dari tabel 10 dapat pula diamati pada grafik pada gambar 10 di bawah ini: 10.00 9.00 8.00 Frekuensi 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 0-20 21-40 41-60 61-80 81-100 Nilai Gambar 10. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 1 Dari tabel 9 dan grafik 9 di atas dapat kita lihat 0 atau 0% siswa yang mendapat nilai 0-20, 0 atau 0,0% siswa yang mendapat nilai 21-40, ada 5 atau 45,45% siswa yang mendapat nilai 41-60, dan ada 5 atau 45,45% siswa yang mendapat nilai 61-80, sedangkan ada 1 atau 9,09% siswa yang mendapat nilai 81-100. Tidak ada anak yang mendapat nilai 0-20. Dari daftar nilai siklus 2 pertemuan 1 (lihat lampiran 11) juga dapat di lihat ada 6 atau 54,55% siswa yang mengalami keberhasilan belajar. Nilai siswa tersebut telah sesuai atau di atas nilai 70. Sedangkan 5 atau 45,45 % anak yang belum mengalami ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan karena siswa rata-rata salah dalam menjawab soal nomer 7 (lihat lampiran 11). Berdasarkan hasil analisis aktivitas dan yang belum mencapai KKM yaitu 7,0 maka penelitian ini dilanjutkan kesiklus 2 pertemuan 2. 4. Siklus 2 Pertemuan 2 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. Persiapan atau Perencanaan Tindakan Kegiatan persiapan dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Mei 2010. Pada tahap ini peneliti merencanakan pelaksanaan siklus I. Pada hari Selasa 1 Juni 2010 diruang kelas IV SDN Sekarjati 1 dilaksanakan siklus 2 pembelajaran 2 menggunakan metode inkuiri. Siklus 2 pertemuan 2 berlangsung 2 x 35 menit dilaksanakan sesuai jadwal terstruktur. Langkah peneliti antara lain adalah menyiapkan rencana pembelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV, standar kompetensi dasar 8. memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Indikatornya, melakukan percobaan perambatan bunyi pada benda padat, cair, dan gas, serta menyebutkan 3 jenis bunyi. Setelah membuat rencana pembelajaran (lihat lampiran 3), peneliti mengkoordinasi siswa untuk membawa alat dan bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan percobaan. Alat dan bahan dibawa sesuai jadwal pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1. Peneliti juga menyiapkan beserta kunci jawabannya (lihat lampiran 3), digunakan peneliti untuk mengukur sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran. Penelitipun menyiapkan lembar observasi, untuk mengamati proses pembelajaran. b. Tindakan Seperti yang telah direncanakan, bahwa siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Juni 2010 yang dilaksanakan pada jam pertama mulai pukul 07.30-08.40. Pelaksanakan dilaksanakan di ruang kelas IV SDN Sekarjati 1 Ngawi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran terdiri dari 4 Kegiatan yaitu: (1) pra kegiatan; (2) kegiatan awal; (3) kegiatan inti; dan (4) Kegiatan akhir. Adapun rincian tiap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama adalah pra kegiatan yang terdiri atas guru mengucapkan salam, guru meminta siswa untuk berdo’a bersamasama, guru mengabsensi siswa, dan guru mengkondisikan siswa untuk belajar IPA. Kedua adalah kegiatan awal yaitu apersepsi yang dilakukan dengan cara guru dan siswa bernyanyi burung kakak tua sambil bernyanyi, guru menyampaikan materi pembelajaran, dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Ketiga adalah kegiatan inti, yaitu guru dan siswa tanya jawab tentang sumber bunyi, sisa membentuk kelompok yang beranggotakan 2 orang, siswa melaksanakan kegiatan lembar kerja siswa secara berkelompok tentang bunyi dan syarat bunyi, pada setiap kegiatan LKS sudah ditulis commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id masalah dan langkah-langkah perobaan untuk menyelesaikan masalah yang disesuaikan dengan metode inkuiri, siswa atas bimbingan guru mendiskusikan hasil pengerjaan LKS dengan kelompok lain. Keempat adalah kegiatan akhir yaitu siswa tas bimbingan guru menyimpulkan materi hari ini, siswa mengerjakan soal secara individu, siswa atas bimbingan guru mengoreksi hasil pengerjaan , siswa mengungkapkan kesan pembelajaran hari ini, guru mengucapkan salam akhir. c. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlangsung. Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran, selain siswa guru juga diobservasi oleh teman sejawat (lihat lampiran 23). Dalam kegiatan ini, guru mengamati jalannya pembelajaran. Pertama-tama guru mengamati kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan percobaan. Hasilnya, semua alat dan bahan lengkap. Kedua, guru mengamati langkah-langkah kegiatan siswa ketika melaksanakan percobaan, sudah sesuaikah langkah yang ditempuh siswa dengan langkah-langkah dalam lembar kegiatan siswa. Hasilnya masih ada 1 kelompok yang terlihat bingung dalam pelaksanaannya, dan ada pula yang sudah bisa melaksanakan sesuai langkah-langkah yang ada di lembar kerja siswa. Ketiga, guru mengamati keaktifan siswa saat melaksanakan percobaan, semua anak aktif melakukan percobaan. Pengamatan selanjutnya, guru mengamati bagaimana keaktifan siswa ketika berdiskusi dan menarik simpulan. Ada beberapa siswa yang aktif beragumentasi dan ada sedikit siswa yang tidak aktif. Pengamatan yang paling akhir adalah bagaimana menyimpulkan hasil percobaan apakah sesuai atau tidak. Dari pengamatan ada satu kelompok yang masih bingung dalam melakukan simpulan. Hal ini disebabkan kurang aktifnya siswa untuk bertanya kepada guru tentang hal dari percobaan yang belum dipahami. Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil observasi dari siklus 2 pertemuan 1 antara lain: masih ada beberapa kelompok yang bingung dalam melaksanakan langkahlangkah yang tertera dalam lembar kerja siswa. Hal ini disebabkan kurangnya bimbingan dan perhatian guru terhadap siswa. Hasil dari kegiatan observasi akan dianalisis, untuk menentukkan langkah berikutnya yang akan ditempuh. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id d. Refleksi Dalam melaksanakan pembelajaran, guru masih menghadapi berbagai kendala, antara lain: 3) Masih ada 1 kelompok yang bingung dalam mengikuti langkah-langkah yang tertera dalam lembar kerja siswa. 4) Ketika pelaksanaan diskusi, ada bebarapa anak yang tidak aktif menyampaikan pendapatnya. 5) Dalam menyimpulkan hasil percobaan, ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menyimpulkan. Adapun Prosentase Hasil Nilai observasi dalam melaksanakan percobaan siklus 2 pertemuan 1 dapat dilihat dalam tabel 11 di bawah ini: Tabel 11. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 2 AKTIVITAS SISWA NO NAMA JUMLAH NILAI 1 2 3 4 5 1 Latif Budi Santoso 3 4 4 3 2 16 8 2 Susilowati 4 3 3 3 4 17 8.5 3 Rofi’ul Jannah 4 4 3 3 2 16 8 4 Nurmala Puspitasari 4 4 3 3 4 18 9 5 Melani Lisdayana 4 3 3 3 2 15 7.5 6 Aan Suparwanto 4 4 3 4 3 18 9 7 Sulastri 4 3 3 3 3 16 8 8 Sinta Bella Nurwahyuni 3 4 3 3 3 16 9 Sudarsini 4 3 3 3 4 17 8.5 10 Edi Saputro 4 3 3 3 4 17 8.5 11 Wibowo 3 3 3 4 4 17 8.5 42 38 34 35 35 Jumlah commit to user 8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Prosentase (%) 95.5 86.4 77.3 79.5 commit to user 79.5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Keterangan: Aktvitas 1 : Keaktifan mendengarkan Aktivitas 2 : Menggali informasi Aktivitas 3 : Mengungkapkan ide/ pendapat Aktivitas 3 : Kegiatan kerjasama antarsiswa Aktivitas 5 : Memecahkan masalah Kriteria penilaian: Skor 1 : Kurang Skor 2 : Cukup Skor 3 : Baik Skor 4 : Sangat baik 1 2 3 Kriteria Penilaian commit to user 4 79.5% 79.5% 77.3% 86.4% 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% 95.5% P ro sen tase Dari tabel 11 dapat diamati pula grafik pada gambar 11 di bawah ini: 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 11. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 1 Berdasarkan pelaksanaan siklus 2 pertemuan 2 dari energi panas dan bunyi yang telah dilaksanakan diperoleh data tabel 12 di bawah ini. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 12. Prosentase Hasil Nilai Energi Panas dan Bunyi Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 2 NOMER RENTANG NILAI FREKUENSI PROSENTASE 1 0-20 0.00 0.00% 2 21-40 0.00 0.00% 3 41-60 2.00 18.18% 4 61-80 8.00 72.73% 5 81-100 1.00 9.09% 11 100% JUMLAH Dari tabel 12 dapat pula diamati pada grafik pada gambar 12 di bawah ini: 10.00 9.00 8.00 Frekuensi 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 0-20 21-40 41-60 Nilai 61-80 81-100 Gambar 12. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 2 Pertemuan 2 Dari tabel 12 dan grafik 12 di atas, dapat dilihat 0 atau 0% siswa yang mendapat nilai 0-20, 0 atau 0,0% siswa yang mendapat nilai 21-40, 2 atau 18,18 % siswa yang mendapat nilai 41-60, dan ada 8 atau 72,73,% siswa yang mendapat nilai 61-80, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sedangkan ada 1 atau 9,09% siswa yang mendapat nilai 81-100. Tidak ada anak yang mendapat nilai 0-20 dan 21-40. Dari daftar nilai siklus 2 pertemuan 2 (lihat lampiran 12) juga dapat di lihat ada 11 atau 100% siswa yang mengalami keberhasilan belajar. Nilai siswa tersebut telah sesuai atau di atas nilai 70. Sedangkan 0 atau 0,00 % anak yang tidak mengalami ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil analisi aktivitas dan yang belum mencapai KKM yaitu 7,0 maka penelitian ini dihentikan disiklus 2. 4. Siklus 3 Pertemuan 1 a. Persiapan atau Perencanaan Tindakan Kegiatan persiapan dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Juni 2010. Pada tahap ini peneliti merencanakan pelaksanaan siklus 3. Pada hari Selasa 8 Juni 2010 diruang kelas IV SDN Sekarjati 1 dilaksanakan siklus 3 pembelajaran 1 menggunakan metode inkuiri. Siklus 3 pertemuan 1 berlangsung 2 x 35 menit dilaksanakan sesuai jadwal terstruktur. Langkah peneliti antara lain adalah menyiapkan rencana pembelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV, standar kompetensi dasar 8. memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Indikatornya, mendeskripsikan macam-macam bunyi, dan mendeskripsikan pengertian perantara bunyi. Setelah membuat rencana pembelajaran (lihat lampiran 4), peneliti mengkoordinasi siswa untuk membawa alat dan bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan percobaan. Alat dan bahan dibawa sesuai jadwal pelaksanaan siklus 3 pertemuan 1. Peneliti juga menyiapkan beserta kunci jawabannya (lihat lampiran 4), digunakan peneliti untuk mengukur sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran. Penelitipun menyiapkan lembar observasi, untuk mengamati proses pembelajaran. b. Tindakan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Seperti yang telah direncanakan, bahwa siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Juni 2010 yang dilaksanakan pada jam pertama mulai pukul 07.30-08.40. Pelaksanakan dilaksanakan di ruang kelas IV SDN Sekarjati 1 Ngawi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran terdiri dari 4 kegiatan yaitu: (1) pra kegiatan; (2) kegiatan awal; (3) kegiatan inti; dan (4) kegiatan akhir. Adapun rincian tiap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama adalah pra kegiatan yang terdiri atas guru mengucapkan salam, guru meminta siswa untuk berdo’a bersamasama, guru mengabsensi siswa, dan guru mengkondisikan siswa untuk belajar IPA. Kedua adalah kegiatan awal yaitu apersepsi yang dilakukan dengan cara guru dan siswa bertepuk tangan, guru menyampaikan materi pembelajaran, dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Ketiga adalah kegiatan inti, yaitu guru dan siswa tanya jawab tentang penyerapan dan pemantulan bunyi, siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 2 orang, siswa melaksanakan kegiatan lembar kerja siswa secara berkelompok tentang macam-macam bunyi, pada setiap kegiatan LKS sudah ditulis masalah dan langkah-langkah percobaan untuk menyelesaikan masalah yang disesuaikan dengan metode inkuiri, siswa atas bimbingan guru mendiskusikan hasil pengerjaan LKS dengan kelompok lain. Keempat adalah kegiatan akhir yaitu siswa tas bimbingan guru menyimpulkan materi hari ini, siswa mengerjakan soal secara individu, siswa atas bimbingan guru mengoreksi hasil pengerjaan , siswa mengungkapkan kesan pembelajaran hari ini, guru mengucapkan salam akhir. c. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlangsung. Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran, selain siswa guru juga diobservasi oleh teman sejawat (lihat lampiran 24). Dalam kegiatan ini, guru mengamati jalannya pembelajaran. Pertama-tama guru mengamati kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan percobaan. Hasilnya, semua alat dan bahan lengkap. Kedua, guru mengamati langkah-langkah kegiatan siswa ketika melaksanakan percobaan, sudah disesuaikan dengan langkah yang ditempuh siswa dengan langkah-langkah dalam lembar kegiatan siswa. Hasilnya masih ada semua kelompok melaksanakan sesuai langkah-langkah yang ada di lembar kerja siswa. Ketiga, guru mengamati keaktifan siswa saat melaksanakan percobaan, semua anak aktif melakukan percobaan. Pengamatan selanjutnya, guru mengamati bagaimana commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id keaktifan siswa ketika berdiskusi dan menarik simpulan. Ada beberapa siswa yang aktif beragumentasi dan ada sedikit siswa yang tidak aktif. Pengamatan yang paling akhir adalah bagaimana menyimpulkan hasil percobaan apakah sesuai atau tidak. Dari pengamatan ada satu kelompok yang masih bingung dalam melakukan simpulan. Hal ini disebabkan kurang aktifnya siswa untuk bertanya kepada guru tentang hal dari percobaan yang belum dipahami. Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil observasi dari siklus 3 pertemuan 1 antara lain: masih ada beberapa kelompok yang bingung menyimpulkan hasil percobaanya. Hal ini disebabkan kurangnya bimbingan dan perhatian guru terhadap siswa. Hasil dari Kegiatan observasi akan dianalisis, untuk menentukkan langkah berikutnya yang akan ditempuh. d. Refleksi Dalam melaksanakan pembelajaran, guru masih menghadapi berbagai kendala, antara lain: 1) Ketika pelaksanaan diskusi, ada bebarapa anak yang tidak aktif menyampaikan pendapatnya. 2) Dalam menyimpulkan hasil percobaan, ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menyimpulkan. Adapun Prosentase Hasil Nilai observasi dalam melaksanakan percobaan siklus 3 pertemuan 1 dapat dilihat dalam tabel 12 di bawah ini: Tabel 13. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 3 Pertemuan 1 AKTIVITAS SISWA NO NAMA 1 2 3 4 5 JUMLAH NILAI 1 Latif Budi Santoso 3 4 4 3 2 16 8 2 Susilowati 4 3 3 3 4 17 8.5 3 Rofi’ul Jannah 4 4 3 3 2 16 8 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 Nurmala Puspitasari 4 4 3 3 4 18 5 Melani Lisdayana 4 3 4 3 2 16 8 6 Aan Suparwanto 4 4 3 4 3 18 9 7 Sulastri 4 3 4 3 3 17 8.5 8 Sinta Bella Nurwahyuni 3 4 3 3 3 16 9 Sudarsini 4 3 3 3 4 17 8.5 10 Edi Saputro 4 3 3 3 4 17 8.5 11 Wibowo 3 3 3 4 4 17 8.5 Jumlah 42 38 36 35 35 Prosentase (%) 95.5 86.4 81.8 79.5 79.5 Keterangan: Aktvitas 1 : Keaktifan mendengarkan Aktivitas 2 : Menggali informasi Aktivitas 3 : Mengungkapkan ide/ pendapat Aktivitas 3 : Kegiatan kerjasama antarsiswa Aktivitas 5 : Memecahkan masalah Kriteria penilaian: Skor 1 : Kurang Skor 2 : Cukup Skor 3 : Baik Skor 4 : Sangat baik Dari tabel 13 dapat kita amati pula grafik pada gambar 13 di bawah ini: commit to user 9 8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 2 3 4 79.5% 79.5% 81.8% 86.4% Prosentase 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% 95.5% Dari tabel 13 dapat pula diamati pada grafik pada gambar di bawah ini: 5 Kriteria Penilaian Gambar 13. Grafik Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV pada Siklus 3 Pertemuan 1 Berdasarkan pelaksanaan siklus 2 pertemuan 2 dari energi panas dan bunyi yang telah dilaksanakan diperoleh data tabel 14 di bawah ini. Tabel 14. Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 3 Pertemuan 1 NOMER RENTANG NILAI FREKUENSI PROSENTASE 1 0-20 0.00 0.00% 2 21-40 0.00 0.00% 3 41-60 0.00 0.00% 4 61-80 10.00 90.91% 5 81-100 1.00 9.09% 11 100% JUMLAH Dari tabel 14 dapat pula kita amati pada grafik pada gambar 14 di bawah ini: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10.00 9.00 Frekuensi 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 0-20 21-40 41-60 Nilai 61-80 81-100 Gambar 14. Grafik Frekuensi Nilai Kelas IV pada Siklus 3 Pertemuan 1 Dari tabel 12 dan grafik 12 di atas, dapat dilihat 0 atau 0% siswa yang mendapat nilai 0-20, 0 atau 0,0% siswa yang mendapat nilai 21-40, 0 atau 0,0% siswa yang mendapat nilai 41-60, dan ada 10 atau 90,91,% siswa yang mendapat nilai 61-80, sedangkan ada 1 atau 9,09% siswa yang mendapat nilai 81-100. Tidak ada anak yang mendapat nilai 0-20 dan 21-40. Dari daftar nilai siklus 3 pertemuan 1 (lihat lampiran 13) juga dapat di lihat ada 11 atau 100% siswa yang mengalami keberhasilan belajar. Nilai siswa tersebut telah sesuai atau di atas nilai 70. Sedangkan 0 atau 0,00 % anak yang tidak mengalami ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil analisis aktivitas dan yang sudah mencapai KKM yaitu 7,0 maka penelitian ini dihentikan disiklus 3. C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus 1 dan 2 dapat dinyatakan bahwa terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran yang tampak dan diperoleh hasil dan keaktifan siswa. Di bawah ini digambarkan tabel 15 tentang peningkatan mendeskripsikan konsep energi panas. Adapun daftar perbandingan persiklus adalah sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 15. Daftar Perbandingan Nilai Persiklus Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan II Siklus II Pertemuan I Siklus II Pertemuan II Siklus III Pertemuan I 1 Latif Budi Santoso 6 6 6 8 8 8 2 Susilowati 6 8 8 8 8 8 3 Rofi’ul Jannah 6 6 6 6 6 8 4 Nurmala Puspitasari 7 8 8 8 8 8 5 Melani Lisdayana 5 4 6 6 6 8 6 Aan Suparwanto 7 8 10 10 10 10 7 Sulastri 6 4 6 6 8 8 8 Sinta Bella N 5 6 6 6 8 8 9 Sudarsini 6 6 6 6 8 8 10 Edi Saputro 6 8 8 8 8 8 11 Wibowo 6 8 8 8 8 8 Jumlah 66 72 78 80 86 90 Rata-rata 6.00 6.55 7.09 7.27 7.82 8.18 18,18 45,45 45,45 54,55 81.82 100 No Nama Prosentase Keberhasilan (%) Rapot Semester 1 Nilai Evaluasi Dari tabel di atas dapat dilihat adanya peningkatan nilai setiap pertemuan. Setiap soal merupakan alat pengukur peningkatan mendeskripsikan energi panas dan bunyi. Dengan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melihat tabel tersebut di atas, maka dapat diketahui adalah peningkatan mendeskripsikan energi panas dan bunyi. Dari hasil pengamatan siklus 1 pertemuan 1 didalam tabel 4. menunjukkan 90,9% siswa aktif mendengarkan, 72,7% siswa aktif menggali informasi melalui percobaan, 63,6% siswa aktif mengungkapkan ide atau pendapat pada saat Kegiatan diskusi,63,6% siswa aktif berdiskusi untuk melakukan percobaan dengan teman 1 kelompok, dan 56,8% siswa dapat memecahkan masalah. Dari hasil observasi tersebut dapat dilihat bahwa siswa antusias dalam mendengarkan pembelajaran yang disampaikan guru, tetapi pada saat mengadakan percobaan siswa kurang bisa memecahkan masalah. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode inkuiri adalah yang pertama bagi siswa kelas IV SDN Sekarjati 1. Untk itu perlu dilakukan siklus 1 pembelajaran 1 agar dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam melakukan percobaan energi panas dan bunyi sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi. Melihat tabel 6 yang merupakan hasil observasi siklus 1 pertemuan 2 menunjukkan bahwa 95,5% siswa aktif mendengarkan materi yang diajarkan guru, 81,8% aktif menggali informasi, 68,2% aktif mengungkapkan ide, 61,4 aktif berdiskusi dengan teman untuk melakukan percobaan, dan 75% dapat memecahkan masalah melalui Kegiatan LKS. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa mulai aktif mengikuti pembelajaran menggunakan metode inkuri. Keaktifan siswa tersebut perlu ditingkatkan lagi terutama dalam mengungkapkan ide, untuk itu perlu dilakukan siklus 2. Hasil observasi siklus 2 pertemuan 1 menunjukkan 95,5% siswa aktif mendengarkan, 81,8% siswa aktif menggali informasi, 70,5% siswa aktif mengungkapkan pendapat, 75,0% siswa aktif bekegiatansama dengan kelompoknya untuk melakukan percoban, dan 75% siswa aktif memecahkan masalah. Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa sebagian kecil siswa yang belum aktif melakukan percobaan melalui metode inkuiri, karena ada beberapa siswa yang belum aktif dalam mengungkapkan pendapat dan bekegiatan sama dengan kelompoknya maka perlu dilakukan pertemuan 2 siklus 2. Berdasarkan observasi siklus 2 pertemuan 2 dapat diketahui, ada ada 95,5% siswa yang aktiv melaksanakan pembelajaran, 86,4% siswa aktif menggali informmasi, 81,8% siswa berani mengungkapkan ide, 79,5% aktif bekerjasama dengan kelompoknya, dan 79.5% siswa dapat memecahkan masalah dari hasil penelitiannya. Dari hasil observasi tersebut dapat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id diketahui bahwa siswa sudah aktif dalam mendapatkan konsep energi panas dan bunyi melalui metode inkuiri. Dari hasil observasi siklus 3 pertemuan 1 menunjukkan 95,5% siswa aktif mendengarkan pembelajaran dari guru, 86,4% siswa aktif menggali informasi, 81,8% siswa aktif mengungkapkan pendapat, 79,5% siswa aktif bekerjasama antarsiswa dalam melakukan percobaan, 79,5% siswa aktif memecahkan masalah pada saat melakukan percobaan. Dari hasil observasi menunjukkan sebagian besar siswa telah aktif mengikuti pelajaran energi panas dan bunyi, maka penelitian ini dilaksanakan sampai siklus III. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menerapkan metode inkuiri dalam materi energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Sekarjati 1 Ngawi, tahun ajaran 2009/2010, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas, hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata siklus I sebesar 45,45%, siklus II 81,81%, dan siklus III 100%; 2. Melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan konsep bunyi, hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata siklus I sebesar 45,45%, siklus II 81,81%, dan siklus III 100%; 3. Melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran konsep energi panas dan bunyi. Bertolak dari uarian diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya. Dengan demikian melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan pemahaman mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Sekarjati 1 tahun ajaran 2009/ 2010. B. Implikasi Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri dalam proses pembelajaran IPA khususnya konsep energi panas dan bunyi. Model yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model siklus, adapun prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Siklus 1 pertemuan 1 dengan indikator menuliskan kembali macam-macam sumber energi panas yang ada dilingkungan sekitar, mendemonstrasikan perambatan panas (konduksi, konveksi, dan radiasi). Siklus 1 pertemuan 2 dengan indikator mendemonstrasikan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id perambatan panas (konduksi, konveksi, dan radiasi), mendemonstrasikan perambatan konduktor dan isolator. Siklus 2 pertemuan 1 indikator Mendeskripsikan pengertian bunyi, mendeskripsikan pengertian frekuensi dan amplitudo. Siklus 2 pertemuan 2 indikator melakukan percobaan perambatan bunyi pada benda padat, cair, dan gas, menyebutkan 3 jenis bunyi. Siklus 3 dengan indikator mendeskripsikan macam-macam bunyi dan mendeskripsikan pengertian perantara bunyi. Dalam setiap pelasksanaan dilaksanakan 4 tahapan yaitu persiapan atau perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebelum melakukan tindakan dalam tahap siklus, perlu perencanaan. Perencanaan ini memperhatikan setiap perubahan yang dicapai pada siklus sebelumnya terutama pada setiap tindakan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini didasarkan pada analisis perkembangan dari siklus 1 sampai siklus 3. Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang diuraikan di bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk membantu guru dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Disamping itu, perlu penelitian lanjut tentang upaya guru tentang meningkatkan dan mempertahankan pemahaman mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi, serta konsep-konsep IPA yang lain. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru untuk menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan kemampuan mendeskripsikan konsep energi panas dan bunyi, serta konsepkonsep IPA yang lain, yang umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, amak ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian akhir skripsi, anatar lain: 1. Bagi guru Hendaknya mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung pembelajaran IPA yang diperlukan, karena sangat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pembelajarn yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil belajar IPA, terutama dalam hal mendeskripsikan konsep-konsep IPA. Guru juga harus memahami dan dapat memvariasi metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa sehingga siswa tidak merasa bosan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Bagi siswa Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Meningkatkan usaha belajar sehingga dapat memahami konsep-konsep IPA teritama energi panas dan bunyi yang dipelajari yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi. 3. Bagi sekolah Hendaknya mengupayakan pengadaan berbagai media pembelajaran, terutama media IPA, sehingga dapat menunjang proses pembelajaran IPA. Pada akhirnya dapat memudahkan mencapai visi dan misi sekolah. 4. Bagi orang tua Peran serta orang tua dalam meningkatkan prestasi siswa sangat diperlukan, apapun usaha guru tidak akan berhasil secara optimal apabila tidak ada bimbingan dari orang tua pada saat dirumah. Oleh karena itu peran serta orang tua sangatlah diperlukan guna menunjang keberhasilan pendidikna anak, untuk itu kegiatan kerjasama antara sekolah dengan orang tua wali murid perlu dibina. commit to user