Bab 4 Energi dan Potensial Listrik

advertisement
KERAPATAN FLUKS
LISTRIK, HUKUM GAUSS
DAN
DIVERGENSI
Masykur Huda | 135060301111012 | Elektromagnetik Bab 4
Kerapatan fluks listrik

Ψ = Fluks listrik (Coulomb)

Q = Muatan Listrik

Ψ=Q
Pada permukaan bola dalam, Ψ coulomb fluks listrik ditimbulkan oleh muatan Q
(=Ψ) coulomb yang terbagi rata pada permukaan seluas 4πa2 m2. kerapatan
Q
fluks pada permukaan ini ialah Ψ 4πa2 atau 4πa2 C/m2.
Kerapatan fluks listrik mempunyai radial
dan besarnya:
D |R=a =
𝑄
4πa2
D |R=b =
ar
𝑄
4πb2
ar
(bola dalam)
(bola luar)

Dan pada jarak radial r, dengan a ≥ r ≥ b

D =
𝑄
4πr2
ar

Jika bola dalam dibuat semakin kecil tanpa
mengurangi muatan Q, maka limitnya akan
menjadi sebuah titik, tapi rapat fluks listrik
pada titik r meter dari titik muatan masih
tetap diberikan oleh:
D =
𝑄
4πr2
ar
Intensitas medan listrik radial dari sebuah muatan titik di
dalam ruang hampa adalah:
E=

𝑄
4πΤ‘or2
ar
Maka dalam ruang hampa:
2
D = Τ‘o E
r=a
r=b
1
Walaupun 2 hanya berlaku pada ruang hampa tapi tidak terbatas
pada medan muatan titik saja. Untuk muatan ruang yang umum
dalam ruang hampa
ρ 𝑑𝑣
𝐸=
aR
3
4πΤ‘oR2
π‘£π‘œπ‘™

Hubungan iniduturunkan dari medan muatan titik. Dengan cara
yang sama, dari 1
kita dapatkan:
𝐷=
π‘£π‘œπ‘™
ρ 𝑑𝑣
aR
4πR2
4
2. Hukum gauss
βˆ†S
DS normal
.‘.‘.‘.‘.Q
Ο΄
Ds
P
Kerapatan fluks listrik Ds di P disebabkan
oleh muatan Q. fluks total yang melalui
βˆ†S adalah Ds . βˆ†S

Fluks total yang menembus permukaan tertutup didapat
dengan menjumlahkan sumbangan diferensial yang menembus
tiap-tiap unsur permukaan βˆ†S.
Ψ=
Ψ=
dΨ
π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘’π‘˜π‘Žπ‘Žπ‘› 𝑫 𝑆 𝑑𝑆
.
π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘‘π‘’π‘
Ψ=
𝑠
𝑫 𝑆 . 𝑑𝑆
= muatan yang dilingkungi = Q
Muatan yang dilingkungi dapat terdiri dari beberapa muatan
titik, dalam hal ini:

Q = ΣQn atau muatan garis

Q=

Q=

Q=
ρ𝐿 𝑑𝐿 atau muatan permukaan
ρ 𝑑𝑆
𝑠 𝑠
π‘£π‘œπ‘™
atau distribusi muatan ruang
ρ 𝑑𝑣
Dengan pengertian ini hokum Gauss dapat dinyatakan dalam distribusi muatan sbb:
𝑠
𝑫 𝑆 . 𝑑𝑆 =
π‘£π‘œπ‘™
ρ 𝑑𝑣

Pada permukaan bola:
Ds =
𝑸
𝟐 𝒂𝒓
πŸ’π…π’‚
3. Pemakaian hukum gauss
 SIMETRI SILINDER
• Misalkan terdapat muatan garis tak hingga dengan
rapat muatan 
• Dipilih permukaan Gauss berupa silinder setinggi h
dan berjari-jari r dengan sumbu yang terletak pada
muatan garis
• Medan listrik seragam menembus selimut silinder
dan tidak ada fluks yang menembus tutup atas dan
tutup bawah silinder
• Dari hukum Gauss diperoleh :


ο₯ o  E ο‚· dA ο€½ ο₯ o E
 dA ο€½ ο₯
se lim ut
ο₯ o E ( 2r ) h ο€½ qi
ο₯ o E ( 2r ) ο€½
Eο€½
1

2ο₯ o r
qi

h
o
EA ο€½ q
i
 SIMETRI BIDANG DATAR
• Misalkan terdapat muatan bidang tak hingga (non konduktor) dengan rapat muatan 
• Dipilih permukaan Gauss berupa silinder dengan luas tutup kiri dan kanan sebesar A
• Medan listrik seragam di kiri dan kanan bidang yang arahnya keluar
• Tidak ada fluks yang menembus selimut silinder
• Dari hukum Gauss diperoleh :


ο₯ o  E ο‚· dA ο€½ q i


ο₯ o  E ο‚· dA ο₯ o
kiri


 E ο‚· dA ο€½ q i
kanan
ο₯ o EA  ο₯ o EA ο€½ q i
2ο₯ o E ο€½
Eο€½

2ο₯ o
qi

A
 SIMETRI BOLA
• Misalkan terdapat sebuah kulit bola bermuatan q yang terdistribusi seragam diseluruh
permukaannya
• Dipilih dua permukaan Gauss berupa bola S1 yang berjari-jari < R dan bola S2 yang
berjari-jari ο‚³ R
• Dari hukum Gauss diperoleh :


ο₯ o  E ο‚· dA ο€½ q i ,S1 ο€½ 0
S1
Eο€½0 rο€ΌR


ο₯ o  E ο‚· dA ο€½ q i ,S2 ο€½ q
S2
ο₯ o E (4r 2 ) ο€½ q
1 q
Eο€½
4ο₯o r 2
rο‚³R
4. divergensi

Unsur volume menuju nol;
πœ•π·π‘₯
πœ•π‘₯
+
πœ•π·π‘¦
πœ•π‘¦
+
πœ•π·π‘§
πœ•π‘§
=
𝑠 𝑫𝑆 .𝑑𝑆
βˆ†π‘£
Jika diambil limitnya:
πœ•π·π‘₯
πœ•π‘₯
+
πœ•π·π‘¦
πœ•π‘¦
+
πœ•π·π‘§
πœ•π‘§
= lim
βˆ†π‘£→0
𝑠
𝑫𝑆 𝑑𝑆
.
βˆ†π‘£
=
𝑄
lim
βˆ†π‘£→0 βˆ†π‘£
Untuk setiap vektor A untuk mendapatkan
tertutup yang kecil, maka
πœ•π·π‘₯
πœ•π‘₯
+
πœ•π·π‘¦
πœ•π‘¦
+
πœ•π·π‘§
πœ•π‘§
= lim
βˆ†π‘£→0
𝑠
𝑨 . 𝑑𝑆 untuk permukaan
𝑠 𝑨 .𝑑𝑆
βˆ†π‘£
A menyatakan kecepatan, gradient temperature, gaya atau medan
vektor yang lainnya.

DIVERGENSI A
Div A = lim
𝑠 𝑨 .𝑑𝑆
βˆ†π‘£→0

βˆ†π‘£
DIVERGENSI D
div D =
div D =
1 πœ•
𝜌 πœ•πœŒ
𝟏 πœ•
πœ•π·π‘₯
πœ•π‘₯
+
πœ•π·π‘¦
πœ•π‘¦
(𝜌𝐷𝜌) +
+
1 πœ•π·∅
𝜌 πœ•∅
𝟏
CARTESIAN
πœ•π·π‘§
πœ•π‘§
+
TABUNG
πœ•π·π‘§
πœ•π‘§
πœ•
𝟏
div D = π’“πŸ πœ•π‘Ÿ (π‘Ÿ2 π·π‘Ÿ) +𝒓 π’”π’Šπ’ 𝜽 πœ•πœƒ (sin πœƒ π·πœƒ ) +𝒓 π’”π’Šπ’ 𝜽
πœ•π·∅
πœ•∅
BOLA
PERSAMAAN PERTAMA MAxWELL

lim
βˆ†π‘£→0
𝑠 𝑫𝑆 .𝑑𝑆
βˆ†π‘£
=
𝑄
lim
βˆ†π‘£→0 βˆ†π‘£
div D = ρ
OPERATOR TEOREMA VEKTOR 𝛻 DAN TEOREMA DIVERGENSI
𝛻=
div D = 𝛻 . D =
πœ•
πœ•
πœ•π’‚π’›
𝒂
+
𝒂
+
𝒂
πœ•π‘₯ 𝒙 πœ•π‘¦ π’š πœ•π‘§ 𝒛
𝑠
𝑫 . 𝑑𝑆 =
π‘£π‘œπ‘™
𝛻 . D 𝑑𝑣
πœ•π·π‘₯
πœ•π‘₯
+
πœ•π·π‘¦
πœ•π‘¦
+
πœ•π·π‘§
πœ•π‘§
Download