I. I. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bakteri berasal dari kata bakterion, dalam bahasa Yunani itu berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop (Dwidjoseputro, 1998). Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo. 2008). akteri merupakan organisme mikroskopis yang mempunyai ciri-ciri : tubuh uniseluler, tidak berklorofil, bereproduksi dengan membelah diri, habitatnya dimana-mana (tanah, air, udara, dan makhluk hidup), diameternya 0.1-0.2 um, bakteri aktif bergerak pada kondisi lembab. Beberapa bentuk bakteri yaitu basil, kokus, dan spirilum. Bentuk-bentuk tersebut dapat menunjukkan karakteristik spesies bakteri, tetapi bergantung pada kondisi pertumbuhannya. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan bakteri (Edukasi, 2008). Bakteri merupakan salah satu kelompok monera. Kindom monera semuanay merupakan organisme prokariot, yaitu tidak mempunyai membran inti. Bakteri ialah organisme yang memiliki rata-rata ukuran diameter 2 µm, luas permukaan tubuh 12 µm2, serta volume 4 µm3. Bakteri memiliki tiga bentuk dasar, yaitu bulat (coccus), lonjong (basillus), dan spiral (spirillium). Proses pembelahan sel bakteri yang tidak diiringi dengan pembelahan sempurna menghasilkan bentuk-bentuk khas koloni bakteri (Black 1999: 73-75). Bakteri bersifat ubiquitos, yaitu mampu hidup hampir di semua tempat, sehingga bakteri bisa berada di berbagai lingkungan, bahkan berada di dalam tubuh manusia (Johnson & Case ,2007). Sel bakteri ada yang mempunyai organ tambahan seperti benang yang disebut flagela yang berfungsi untuk motilitas (pergerakan). Dinding sel bakteri merupakan struktur kaku yang menunjang protoplas. komponen utama dari struktur dinding sel adalah peptidoglikan yang berfungsi membungkus dan melindungi seluruh isi sel, yang tersusun dari protein dan gula (Campbell dkk. ,2008) . Beberapa bakteri juga memiliki susunan tertentu, bakteri berbeentuk coccus dapat berpasangan (diplococcus), berantai (streptococcus) dan bisa berkumpul (stapilococcus) (Levinson 2008). Bakteri basil merupakan bakteri dengan bentuk batang/silinder. Basil membelah dalam satu bidang. Hal tersebut menyebabkan bakteri berbentuk basil mungkin teramati sebagai sel tunggal, berpasangan atau dalam rantai pendek maupun panjang, tetapi ukuran bukan merupakan suatu tanda pengenalBakteri berbetuk batang terbagi menjadi tiga: monobasil, diplobasil, dan streptobasil (Irianto 2006 ; Volk & Wheeler 1993). Bentuk Spiral (dari spirillum) merupakan bentuk bakteri yang berbengkokbengkok serupa spiral. Bakteri spiral dapat dibagi menjadi tiga, yaitu vibrion ( batang yang melengkung menyerupai koma), spiril (spiral atau lilitan sebenarnya, tubuh selnya kaku) dan spirochaeta adalah bakteri yang berbentuk spiral tetapi berbeda dalam hal kemampuannya melekukkan tubuhnya sambil bergerak (Dwidjoseputro 1990 ;Volk & Wheeler 1993). Dinding sel pada bakteri mengandung peptidoglikan, jaringan yang terbentuk dari gula termodifikasi yang terikat dengan rantai polipeptida (Campbel 2008). Fungsi utama dinding sel adalah menyediakan komponen struktural yang kaku dan kuat yang dapat menahan tekanan osmosis yang tinggi yang disebabkan oleh kadar kimia tinggi ion anorganik dalam sel, sehingga menyebabkan air tertarik masuk. Membran sel bakteri akan pecah jika tidak memiliki dinding sel (Volk & Wheeler 1993; Salle 1961). Ketika nutrien esensial di lingkungan bakteri tersebut habis, beberapa bakteri dapat memasuki tahap istirahat dengan membentuk endospora. Bakteri tersebut akan mensalin kromosomnya sendiri, dan menyelubunginya dengan dinding sel yang tebal, kandungan airnya disingkirkan, dan metabolismenya dihentikan. Endospora terdiri atas sedikit air serta memilki resistensi tinggi terhadap panas, kondisi kering, lingkungan asam, lingkungan basa, beberapa desinfektan, serta radiasi (Campbell 2008; Black 1999) Banyak spesies bakteri menyintesis polimer ekstrasel seperti polisakarida untuk membentuk lapisan di sekeliling sel yang dinamakan kapsul. Koloni bakteri berkapsul terlihat berlendir pada medium agar. Bakteri berkapsul umumnya lebih resisten terhadap efek fagositosis dari antibody tubuh. Kapsul ini berfungsi sebagai pertahanan dan juga sebagai alat kolonisasi. (Assani 1993). Sebagian besar bakteri dapat bergerak (motilitas). Pergerakan ini dilakukan oleh flagella. Flagela berbentuk panjang dan ramping. Garis tengahnya berkisar 12--30 nm. (Campbell 2008; Volk & Wheeler 1993). Sebuah bakteri dapat memiliki satu, dua, atau banyak flagel. Bakteri dengan satu flagel dan disebut monotrichous. Bakteri dengan dua flagel yang terletak di kedua ujung dinamakan amphitrichous. Bakteri yang memiliki flagel dua atau lebih di salah satu atau kedua ujung dinamakan lophotrichous. Sementara itu, bakteri yang memiliki flagel di seluruh permukaan dinding selnya disebut eritrichous dan bakteri yang tidak berflagel disebut atrichous (Raven & Johnson 1999; Black 1999) I. 2 Tujuan Praktikum Kegiatan yang akan anda lakukan dalam praktikum ini yaitu menagamati morfologi serta pergerakkan bakteri dengan menggunakan metode lengkapan basah. II. TINJAUAN PUSTAKA II. 1 Landasan Teori Bakteri merupakan organisme mikroskopis yang mempunyai ciri-ciri : tubuh uniseluler, tidak berklorofil, bereproduksi dengan membelah diri, habitatnya dimana-mana (tanah, air, udara, dan makhluk hidup), diameternya 0.10.2 um, bakteri aktif bergerak pada kondisi lembab. Beberapa bentuk bakteri yaitu basil, kokus, dan spirilum. Bentuk-bentuk tersebut dapat menunjukkan karakteristik spesies bakteri, tetapi bergantung pada kondisi pertumbuhannya. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan bakteri (Edukasi, 2008). Ada 3 macam bentuk bakteri yaitu : batang (basil tunggal, diplobasil, streptobasil, dan palisade), bulat (monokokus, diplokokus, tetrakokus, sarcina, streptokokus, dan stafilkokus), dan sprilal (spiral dan vibrio). Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu: 1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula 2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora 1. Struktur Dasar Bakteri : a. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis). b. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein. c. Sitoplasma adalah cairan sel. d. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA. e. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan. 2. Struktur Tambahan Bakteri : a. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan b. lendir tersusun atas polisakarida dan air. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. c. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus. d. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis. e. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis. f. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru (mapok, 2008). Beberapa jenis-jenis bakteri antara lain : 1. Berdasarkan cara memperleh makanan bakteri dibagi menjadi dua yaitu : a. Bakteri heterotrof: bakteri yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Kebutuhan makanan tergantung dari mahluk lain. b. Bakteri saprofit dan bakteri parasit tergolong bakteri heterotrof. 2. Bakteri autotrofl bakteri yang dapat mensistesis makannya sendiri. Dibedakan menjadi dua yaitu: a. Bakteri foto autotrof b. Bakteri kemoautotrof. 3. Berdasarkan kebutuhan oksigen bebas untuk kegiatan respirasi, bakteri dibagi menjadi dua yaitu : a. Bakteri aerob: memerlukan O2 bebas untuk kegiatan respirasinya b. Bakteri anaerob : tidak memerlukan O2 bebas untuk kegiatan respirasinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah : temperatur, kelembaban, sinar matahari, zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat menghambat bahkan mematikan bakter (vlsm, 2008). Beberapa peran bakteri dalam kehidupan adalah sebagai berikut : 1. Sebagai Mahluk Pengurai/Saprovor. 2. Penghasil Antibiotik. 3. Penghasil Bahan Pangan Contohnya : Asam cuka >> dari Acetobacter acetil, Yoghurt >> dari Lactobacillurs, Sari kelapa/Nata de Coco >> dari Acetobacter xylinum 4. Pengikat N2 bebas di udara: Bersimbiosis dengan tanaman Leguminosae (tanaman buah polong) - Rhizobium leguminosarum dan R. radicicola. Hidup bebas : - Azotobacter, Rhodospirillum rubrum, Clostridium pasteurianum. 5. Sebagai Patogen Bakteri patogen adalah bakteri parasit yang dapat menimbulkan penyakit pada organisme lain. a. Pada tumbuhan misalnya: Xanthomonas citri >> penyebab kanker batang jeruk. Erwinia trachelphilia >> penyebab penyakit busuk daun labu. b. Pada hewan misalnya: Bacillus antraxis >> penyebab penyakit anthrax pada hewan ternak. Actynomyces bovis >> penyebab penyakit bengkak pada rahang sapi. c. Pada manusia misalnya: Salmonella thyphosa >> penyebab penyakit tifus Mycobacterium tuberculosis >> penyebab penyakit TBC Mycobacterium leprae >> penyebab penyakit lepra Treponema pallidum >> penyebab penyakit sifilis Vibrio cholera >> penyebab penyakit kolera IV. 4.1 Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2 Pembahasan Dari praktikum yang telah dilakukan ditemukan bakteri dan Protista, dengan pembesaran mikroskop 10 x 0,25. Pada air TI ditemukan Bakteri yang berbentuk bulat, dengan memiliki klorofil, hidup di daerah ekstrim seperti pada air TI ini yang dinding selnya mengandung peptidoglikan. Pada air sumur tidak ditemukan bakteri keran air ini belum tercemar, tapi ditemukan Protista yang mirip tumbuhan( ganggang/algae) yang tidak mempunyai motilitas, ciri-ciri nya belum mempunyai akar, batang, daun sejati, mempunyai klorofil, habitat nya di air tawar seperti air sumur ini. Pada air sungai Rangkui ditemukan Protista mirip tumbuhan (ganggang/algae) yang tidak mempunyai motilitas sama seperti air sumur. sedangkan pada air comberan ditemukan Bakteri dan Protista. Bakteri ini berbentuk Bola, dengan penataan berkoloni. Protista yang mempunyai alat gerak berupa ciliate yang ditandai dengan adanya bulu getar yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. IV. SIMPULAN Berdasarkan percobaan pengamatan morfologi bakteri dan Protista, ternyata pada air comberan, air kolong TI, air sungai rangkui dan , air sumur terdapat kehidupan bakteri dan Protista yang berkembang , dan menjadi tempat tinggal Protista. Protista dan bakteri ini akan muncul dengan sendirinya pada air kotor tersebut dan akan merugikan bagi kita jika bakteri dan Protista terus berkembang, terutama di air sumur jika terminum akan membuat kerusakan pada tubuh. DAFTAR PUSTAKA Atlas, R.M. 1986. Basic and practical biology. MacMillan Publishing Company, New York: xi + 741 hlm. Black, J. G. 1999. Microbiology: Principles and explorations. 4th ed. John Willey & Sons, Inc., New York: xxiv + 786 hlm Campbell 2008 Dwidjoseputro, D. 1982. Dasar-dasar mikrobiologi. Penerbit Djambatan, Jakarta: x + 182 hlm. Gandjar, I., Isworo R. K., Wibowo M. & Lanita S. 1992. Pedoman praktikum mikrobiologi dasar. Jurusan Biologi FMIPA-UI, Depok: vii + 87 hlm. Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi dasar dalam praktek: Teknik dan prosedur dasar laboratorium. PT. Gramedia, Jakarta: xi + 163 hlm. Harley, J. P., L. M. Prescott. 2002. Laboratory exercises in microbiology. 5th ed. The McGraw-Hill Companies: xiv + 466 hlm.