Perbintangan Bila langit sedang cerah, nikmat sekali rasanya duduk santai di bukit Kalinjo sambil memandang bintangbintang yang bertaburan di langit. Ke arah barat - agak ke bawah - tampak lampu-lampu Kota Palu yang gemerlap. Jauh disana –lebih ke barat lagi - tampak menjulang bayangan hitam Gunung Kamalisi.1 Kearah sanalah – ke atas gunung itu - Orang Tompu selalu memandang untuk memastikan kapan waktu yang baik untuk memulai proses perladangan. Mereka memperhatikan dengan saksama posisi, kerlap-kerlip serta warna bintang tertentu yang memberi pertanda tentang kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi termasuk isyarat akan datangnya musim hujan atau musim kemarau. 1 Dalam peta resmi tertulis Gunung Gawalise. Akan tetapi lafal penduduk setempat yang bermukim di kaki gunung tersebut menyebut Bulu (gunung) Kamalisi. Secara tradisional, Orang Tompu mengenal tiga rasi bintang yang memberi isyarat akan datangnya musim kemarau atau musim hujan, yaitu : Betue manu (bintang ayam), betue totoluongu (bintang tiga), betue malunu (bintang berkumpul). Ketiga rasi bintang tersebut berdekatan satu sama lain. Waktu menjelang pagi sekitar jam 04.00, adalah saat yang paling tepat untuk mengamati ”tenggelamnya” rasi bintang-bintang tersebut di balik Gunung Kamalisi atau dalam ungkapan Orang Tompu nolodo ri tasi (berendam kedalam laut). Jika posisi Betue Malunu tampak akan ”tenggelam ke dalam laut”, ini pertanda akan datangnya musim timboro (angin timur) yang membawa banyak hujan. Bila posisi Betue Manu tampak akan ”tenggelam ke dalam laut”, itu adalah pertanda datangnya musim bara (angin barat) yang membawa hujan dan kadang disertai angin kencang. Sementara itu, bila Betue Totoluongu yang “tenggelam ke dalam laut”, itu adalah pertanda akan datang musim hujan yang tidak begitu lama tetapi sangat deras sehingga bisa membuat tanah longsor. 2 Selain ketiga rasi bintang tersebut, Orang Tompu juga menyebut adanya betue doko (bintang rakus). Bintang ini diyakini bisa membawa malapetaka atau ketidakberuntungan. Orang-orang Tompu menyarankan kalau melakukan pekerjaan tertentu, usahakan jangan melihat atau menghadap ke arah bintang ini. Selain rasi bintang, posisi arah menghadap dan perubahan warna intiriara (bulan sabit), juga memberi isyarat tentang musim hujan dan musim kemarau. Pengetahuan perbintangan sebenarnya hal yang umum dimiliki oleh kalangan peladang di pedalaman Sulawesi Tengah. Di Tompu, pengetahuan ini diwarisi secara turun-temurun oleh laki-laki maupun perempuan. Ini 2 Ini adalah penyederhanaan atau kesimpulan dari penjelasan masyarakat Tompu yang “rumit” dan panjang-lebar, sehingga bisa jadi tidak begitu akurat. adalah salah satu pengetahuan dasar yang wajib dimiliki oleh setiap peladang di Tompu, sampai saat ini. Bagi orang Tompu yang sudah terbiasa mengamati bintang di langit, tidak sulit untuk mengenali rasi bintangbintang tersebut. Akan tetapi bagi orang yang tidak terbiasa mengamati bintang di langit, sangat sulit untuk mengenali rasi bintang-bintang tersebut.