Zodiak dalam Astronomi

advertisement
Zodiak dalam Astronomi
Awal tahun 2011 tampaknya berita tentang “perubahan zodiak” menjadi perhatian banyak orang. Yang menjadi pusat perhatian
adalah bagian “perubahan zodiak” yang terkait tanggal kelahiran atau yang terkait ramal-meramal nasib ala astrologi.
Lantas bagaimana dengan astronomi? Perubahan zodiak yang katanya menjadi kejutan di awal 2011 ini bukanlah merupakan
sebuah kejutan. Berita tersebut sudah berulang kali muncul dengan isu keberadaan Ophiuchus sebagai “zodiak ke-13”, dan yang
kemudian menjadi perbincangan hangat apakah “zodiak” seseorang berubah atau tidak. Dan para astronom pun dipertanyakan
pendapatnya mengapa bisa terjadi perubahan zodiak dan apa kaitannya dengan zodiak astrologi yang dikenal selama ini.
Pada kenyataannya tidak ada hubungannya antara “perubahan” itu dengan astrologi dan ramal meramal. Tapi untuk itu mari
sejenak kita coba mengenal apa itu zodiak.
Apakah zodiak berubah? Yuk, simak sejenak tentang zodiak ala astronomi.
Sejarah Zodiak
Zodiak berasal dari bahasa Yunani zoidiakos yang artinya tanda hewan kecil. Dalam bahasa latin kata ini menjadi zodiacus. Zodiak
sendiri diartikan sebagai area rasi bintang yang tampak dari bumi dilintasi oleh matahari setiap tahunnya.
Di masa lalu, para pengamat langit seringkali membuat garis imajiner antara bintang-bintang yang kemudian membentuk sebuat
rasi bintang yang memiliki gambaran tertentu misalnya singa untuk rasi Leo. Nah, mereka tidak hanya mengelompokkan bintangbintang menjadi satu rasi tapi juga membagi ekliptika (area yang dilintasi Matahari dalam siklus tahunannya) menjadi 12 area
dengan besaran yang sama yakni 30 derajat.
Kedua belas area itu kemudian diisi masing-masing oleh satu rasi bintang yang kemudian dikenal sebagai Konstelasi Zodiak. Jika
Matahari bergerak dengan kecepatan yang sama maka ia akan memasuki rasi yang baru setiap 30 hari sehingga bisa dikatakan
Matahari akan berada di setiap rasi selama 30 hari atau satu konstelasi untuk 1 bulan dimulai dengan posisi Matahari di Vernal
Equinox, yang pada masa itu merupakan saat Matahari berada di rasi Aries. Ke-12 rasi itu adalah : Aries, Taurus, Gemini, Cancer,
Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces
Pembagian area ini mempermudah pekerjaan para pengamat langit untuk mencatat posisi Matahari, Bulan dan planet dengan
adanya titik acuan yakni bintang-bintang. Dan sistem ini menjadi sistem koordinat langit pertama yang dibuat dan kemudian
berkembang menjadi sistem koordinat yang kita kenal saat ini (sistem koordinat equatorial).
Pembagian ini pertama kali dibuat oleh bangsa Babilonia pada masa awal / pertengahan milenium pertama sebelum Masehi (626
SM – 539 SM). Zodiak tersebut juga berasal dari modifikasi katalog MUL.APIN yang berisikan 200 pengamatan astronomi termasuk
di dalamnya pengukuran yang terkait beberapa konstelasi. Sistem katalog MUL.APIN ini diyakini dibuat dikisaran tahun 1370 SM
namun ada juga sumber yang menyebutkan pada circa 1830 SM.
Katalog bintang Babilonia ini kemudian masuk dalam astronomi Yunani di abad ke-4 SM dan kemudian digunakan oleh bangsa
Roma. Penggambaran zodiak ini kemudian muncul dalam Al Magest Star Catalogue (130 – 170 AD) yang disusun oleh Ptolomy
dari Alexandria dalam menggambarkan teori geosentrisnya.
Download