PENTINGNYA PERUBAHAN MINDSET PNS DAN PEMIMPIN DALAM BEKERJA Oleh Samsul Hidayat, M.Ed (Widyaiswara Madya BKD & DIKLAT Provinsi NTB) ABSTRAKSI Pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak disebut mindset (Worskhop Pengembangan Jati diri dan pola pikir bagi para pejabat Srtuktural dan Fungsional, 2003). Pola pikir adalah pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang.Keyakinan merupakan bagian dari pola pikir .Pengalaman yang dalam pikiran bawah sadar inilah yang membentuk pola pikir seseorang. Aparatur ke depan dapat menghindari, beberapa halangan, blok dalam merubah dan mngembangkan Mindset, dengan menggunakan beberapa tehnik cara merubah mindset yang ditawarkan oleh para ahli. Perlu memperhatikan unsur SMART (spesific, Measurable, Aplicable, Realistic, Time Bounde), dlm mengembangkan diri. Kedepan mmateri mindset ini, dapat memberikan perubahan pada diri PNS, demi terwujud aparatur yang bersih dan berwibawa. Kata kunci : Mindset, pola pikir, blok blok, tehnik PENDAHULUAN Peranan PNS dan Pemimpin dalam mendukung kesuksesan kinerja organisasi sangatlah ditentukan oleh kualitas sumber daya Manusianya. 1 Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu diantaranya adalah melalui kegiatan Pendidikan dan Pelatihan tehnis dan jabatan. Sumber Daya Manusia Aparatur Negara, mempunyai peranan utama yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah dan pusat. PNS dan Pemimpin yang mempu memainkan peranan tersebut perlu didukung dengan kompetensi yang memadai. Kompetensi adalah kemampuan, keterampilan dan sikap perilaku yang harus dimiliki seseorang agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara maksimal. Untuk itu maka perlu dilakukan peningkatan kompetnsi secara terus menerus dan berkesinambuangan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam setiap diklat Diklat, para PNS dan Pemimpin diberikan materi pentingnya perubahan “Pola Pikir PNS”dalam bekerja. Mata diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi Pegawai Negeri Sipil dan pemimpin sehingga wawasan, pola pikir, pola tindak dan pola kerjanya mengalami perubahan dalam melaksanakan tugas dan mampu memberikan pelayanan prima kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. KONSEPSI DASAR DAN TERBENTUKNYA POLA PIKIR Pola pikir adalah pola pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk berindak (Workshop Pengembangan Jati Diri dan Pola Pikir bagi para Pejabat Struktural dan Fungsional 2003). Selanjutnya dikatakan bahwa “Pola Pikir adalah pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang”, keyakinan merupakan bagian dari pola pikir (mind setting, LPCD, 2 2005). Apakah pikiran bawah sadar itu ? Mel Sandy dalam bukunya The Piece of Mind mengatakan bahwa pikiran bawah sadar adalah gudang dimana seluruh informasi tersimpan. Pengalaman-pengalaman sejak masa kecil direkam secara permanen. Pengalaman yang di rekam dalam pikiran bawah sadar inilah yang yang membentuk pola pikir seseorang .Rekaman bawah sadar ini berasal dari lingkungan dimana dia berada dibawah pengaruh lingkungan yang terekam dalam pikiran bawah sadar seseorang bisa positif dan juga negatif. Pengaruh llingkungan tersebut di antaranya adalah llingkungan keluarga dimana seseorang dibesarkan , lingkungan sosial ,adat istiadat, pergaulan seseorang. Kesemua pengaruh tersebut direkam secara permanen dalam pikiran bawah sadarnya . Apabila ada rangsangan yang membangkitkan rekaman yang berhubungan dengan rekaman tersebut, maka apa yang selama ini direkam akan berputar kembali secara utuh . Hal ini sangat tergantung dari input yang masuk ke dalam otak seseorang. Pola pikir yang sudah mengakar dalam dirinya tersebut akan terlihat dalam pola prilakunya sehari-hari. Oleh karena itu faktor dominan yang membentuk pola pikir seseorang adalah lingkungan dimana dia berada . Misalnya setiap hari dia mendapat situmulus dari lingkungan bawah dirinya adalah orang pintar , kreatif , dan inovatif, maka dalam pola pikirnya selalu positif memendang dirinya . Pola pikir yang demikian dapat memicu pelaksanaan pekerjaan. Di sisi lain pola pikir yang menghambat pekerjaan di kantor di antaranya adalah : Senioritas (lingkungan), amtenar (priyayi), negatif tinking, konflik interest, underestimate, egois, bermalas-malasan, like and dislike, kurang percya diri, individualis, kurang percaya pada rekan kerja,tertutup, iri, mencari 3 kambing hitam, sombong /over comfident, tidak biasa kerjasama, sangat tergantung orang lain, membuang waktu, malas atau tidaak produktif. Ada juga kecendrungan pemberian tugas dan kepercayaan pada yang lebih senior , meskipun kemampuan agak kurang , pegawai baru dianggap tidak berpengalaman, sehingga sering muncul kata-kata , “yah apapun yang di lakukan oleh seniormu, kamu harus mengikutinya. Pola pikir yang demikian sangat memberikan nuansa pola pikir negatif dan memadamkan kreativitas pegawai negeri sipil. Sedangkan pola pikir yang membantu pelaksanaan pekerjaan bagi PNS dan Pemimpin, diantaranya adalah : Bekerja adalah ibadah , kerja berdasarkan landasan hukum , selalu memotivasi diri , kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru, percaya diri kuat, optimis, pengapdian,idealis, kreatif yang positif, kerja cerdas (pakai akal), terbuka, jujur, tekun, dapat diandalkan, loyal dan dapat dipercaya. KONSEP DIRI MENURUT BEBERAPA AHLI Dalam bukunya The Principles of Psicologi, William james (1890, dalam Sarwono 1997) mengemukakan diri (self) adalah segala sesuatu yang dapat dikatakan tentang dirinya sendiri, bukan hanya tentang tubuh dan keadaan psikisnya saja, melainkan juga tentang, anak, isteri, rumah, pekerjaan, nenek moyang, teman-teman, milik dan uangnya. Kalau semua bagus dia akan merasa senang dan bangga. Akan tetapi kalau ada yang kurang baik, rusak, hilang ,ia merasa putus asa dan lain-lain. Selanjutnya J.M. Baldewin (dalam Wurjo dan Saifulloh, 1983) mempelopori penyelidikan tenteng self yaitu sebagai “an actively organized 4 concept “ sebagai konsep yang tersusun dan aktif. Selanjutnya dikemukakan bahwa “ The child orginally as no conception of self, but develops one along with the development of conception of oyher persons” (J.M Baldewin, 1983) Sedangkan menurut Robert E.L Faris “ Man is not born with a self, or with conciouss of self each persons becomes on object to himself by virtue of an active process of discovery the material for building a conception of self is acquaried in the reactions of other”. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa self tidak ada atau belum ada pada saat manusia dilahirkan. Oleh karena itu self dan terbentuk dari hasil hubungannya dengan orang orang disekitarnya, seperti ibu, ayah, kakak, guru, warga masyarakat dan lain sebagainya. Oleh karena itu semakin dewasa dan semkin tinggi kecerdasan seseorang semakin mampu dia menggambarkan dirinya seindiri. Menurut Dwito (1997:57) mengungkapkan bahwa diri sesungguhnya meliputi kesadaran diri dan mengungkapkan diri. Pengungkapan diri adalah jenis komunikasi saat kita mengungkapkan informasi tentang diri kita sendiri yangbiasanya kita sembunyikan. Pengungkapan diri adalah informasi tentang diri senidiri atau orang laun yang sangat dekat dan sangat dipikirkannya. Lalu apakah yang dimaksud dengan konsep diri, Rudolph F. Verderher dalam bukunya communicate mengungkapkan konsep diri sebagai “A collection of perception of every aspect of your being; your apperance, strenght and forth” (1984:25) senada dengan pendapat Ridolph adalah William D. Brooks dalam bukunya “Speech comunication” yaitu “Self concept then, can be defined as those physical, social, and psicological perceptions of ourselves that we have derived form expriences and our interaction whit others” (Brooks, 5 1971:64). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan konsep diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek fisik, aspek sosial dan aspek psikologis, yang didasarkan pada pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain. Lalu siapakah kita, jawabannya adalah kedua pertanyaan itu mengandung konsep diri saya sendiri yang terdiri atas : 1) Self Ideal (Diri Ideal). Diri yang ideal menentukan sebagian besar harapan hidup anda. Diri yang ideal menentukan arah perkembangan diri dan pertumbuhan karakter serta keperibadian. Diri yang ideal merupakan gabungan dari semua kualitas serta ciri keperibadian orang yang sangat anda kagumi. Diri yang ideal merupakan gambaran dari sosok yang sangat anda inginkan jika anda menjadi orang itu. Diri yang ideal ini, bila tidak berhati-hati dalam memilih serta membentuknya secara sadar akan membuat cendrung langsung menetapkan seseorang untuk menjadi diri anda yang ideal. Contoh seseorang selalu menirukan gayanya mantan Presiden RI ke-3 Bj Babibie bahkan buku-buku yang selalu dia bawa adalah bukubuku yang sangat ilmiah. Teman-teman menyebutnya dirinya kutu buku. Apabila ditanya mengapa dirimu berperilaku demikian “Aku ingin seperti tokohku dan sang idolaku”. Tokoh idola ternyata sangat mempengaruhi pola pikir dirinya dan dari uraian di atas dapat disimupulkan bahwa yang dimaksud dengan diri ideal orang orang yang sangat anda inginkan atau merupakan perwujudan cita-cita anda, anda akan berperilaku seperti orang yang sangat anda kagumi. Siapakah tokoh idola anda dalam kepemimpinan, ini sangat menentukan siapakah kelak anda sebagai seorang pimpinan yang ideal. Diri ideal menentukan arah hidup, pertumbuhan dan evaluasi diri, 2) Self Image (Citra Diri). Citra diri adalah cara anda melihat diri anda sendiri dan berpikir mengenai diri anda pada waktu sekarang ini. Citra diri sering disebut “Self Image”. And akan senantiasa melihat 6 kedalam cermin ini untuk mengetahui bagaimana anda harus bertindak pada suatu keadaan tertentu. Anda akan selalu bentindak dan bersikap sesuai dengan gambar gambar yang muncul pada diri anda. Misalnya, bila anda melihar diri anda dalam cermin, anda seperti seorang Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang bekerja dengan penuh pengabdian, gaji kecil, tenggan rasa kurang disiplin, korupsi dan lain-lain. Citra diri ini dapat tercermin dalam prilaku yang positif maupun prilaku yang negatif, 3) Self Esteem (Harga diri). Self Esteem (Harga diri) adalah seberapa suka anda terhadap diri anda sendiri. Semakin anda menyukai diri anda, menerima diri anda, menghormati diri anda sebagai seseorang yang berharga dan bermakna, maka semakin tinggi harga diri anda. Semakin anda sebagai manusia yang berharga, maka anda akan semakin bersikap positif dan merasa bahagia. Harga diri anda akan menentukan semangat antusiasme, dan motivasi diri, harga diri adalah penentu prestasi dan keberhasilan anda. Orang dengan harga diri yang tinggi memiliki kekuatan pribadi yang luar biasa besar dan akan bisa berhasil melakukan apa saja di dalam hidupnya. Berkaitan dengan hal tersebut maka harga diri anda ditentukan oleh hubungan antara diri ideal dengan citra diri anda, bila anda telah berhasil menjadi diri anda yang ideal, harga diri yang tinggi adalah dasar dari konsep diri anda yang positif dan merupakan elemen penting untuk mencapai keberhasilan. Semakin anda menyukai dan menghargai diri anda sendiri maka anda akan semakin baik mengerjakan sesuatu. Perpaduan antara diri ideal, citra diri dan harga diri inilah membentuk konsep diri seseorang. Bagaimanakah sosok konsep diri, perumusan secara tegas dan tersurat tentang konsep diri PNS belum ada. Namun dari beberapa peraturan yang berkaitan dengan PNS dan beberapa literatur yang berkaitan dengan hak dan kewajiban PNS dapat terlihat beberapa indikator konsep diri PNS. 7 Beberapa konsep diri PNS tersebut adalah sebagai berikut : a)Bekerja sebagai ibadah artinya bekerja merupakan perwujudan rasa syukur kepada sang pencipta atas karunia yang diberikan kepada dirinya. Dengan prinsip bekerja sebagai ibadah akan meminimalisasi keinginginan-keinginan untuk memperkaya dirinya sendiri dengan merugikan orang lain, b) Menghindari sikap tidak terpuji artinya prinsip ini pegawai dan ppemimpin akan berusaha memenuhi kebutuhannya dengan berusaha tidak menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia sangat menjaga nama baiknya, sehingga menjauhi perbuatan yang tidak terpuji seperti korupsi baik waktu, uang, kesempatan dan lain sebagainya, c) Pelayanan dan pengayoman masyarakati. Pegawai harus mampu untuk menjadi pelayan dan pengayom masyarakat dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ruang lingkup tugasnya masing-masing, d)bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam menjalankan tugas sehari-hari PNS mengacu pada peraturan yang berlaku . oleh karna itu pemahaman terhadap peraturan sangatlah diharapkan , peraturan dibuat bukan untuk dilanggar tetapi untuk ditegakkan sekaligus dipatuhi, e) Selalu meningkatkan kompetensi diinya secara terus menerus Steven ovey dalam bukunya “The Principle of Leadershief” menuliskan tujuh habits yang positif. Salah satu diantaranya adalah selalu belajar. PNS dituntut untuk belajar agar mampu berperan sesuai dengan harapan masyarakat. Informasi dan ilmu berkembang sangat pesat , oleh karna itu dituntut untuk selalu belajar dan belajar sesuai dengan perkembangan IPTEK, f) Tidak rentan terhadap perubahan. Segala sesutu berubah, oleh karana itu orang bijak berkata “When you don’t change, you will be die” oleh karna itu PNS harus mampu menyikapi perubahan itu, g)Terbuka dan bersikap realistis. Keterbukaan inilah yang selalu diproklamirkan sejak 8 reformasi. Namun tantunya juga harus bersikap realistis , karna ada hal-hal tertentu yang tidak dapat dilakukan secara terbuka, h) Di dalam bekerja mampu berpikir serba sistem, berpikir menyeluruh , berpikir jejaringan dan berpikir proses, i) Mampu bekerja secara profesional .Bekerja sesuai dengan peran yang diberikan dengan mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan serta bekerja secara cerdas dan menggunakan hati nurani PERLUNYA PERUBAHAN POLA PIKIR DAN HANBATANHAMBATAN PERUBAHANNYA Dengan adanya perubahan mengembangkan pola pikir yang positif pola pikir diharapkan PNS mampu dan meminimalisasi pola pikir yang negatif. Pola pikir positif akan membentuk prilaku yang positif demikian pula pola pikir yang negatif akan membentuk prilaku yang negatif. Prilaku yang positit akan berdampak positif terhadap pensuksesan tugas dan peranan PNS sebagai abdi negara, abdi masyarakat dan pelayanan masyarakat. Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan pola pikir, diantaranya adalah: lingkungan kerja, lingkungan masyarakat dimana ia tinggal, pimpinan, teman sejawat, anak buah, serta situasi dan kondisi. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pola pikir (dirangkum dari beberapa sumber) antara lain: 1) Faktor Internal yang terdapat dalam diri seseorang, diantaranya, a) Blok Persepsi. Adanya kecendrungan tidak dapat melihat masalah dari berbagai aspek, sehingga hanya mau melihar dari apa yang akan dilihat saja sehingga menimbulkan prasangka, b) Blok Ego. Selalu menyalahkan orang lain (melihat diri sendiri paling sempurna), tidak dapat melihat kelemahan sendiri, mengabaikan tanggung jawab untuk memperbaiki diri, 9 memaksa orang lain mengikuti kemaunnya, selalu berorientasi pada apa yang saya peroleh bukan pada apa yang saya berikan c) Blok Intelektual.Beberapa blok intelektual yang mengganggu perubahan pola pikir diantaranya adalah berpikir negatif, mengendalikan perasaan, mengandalkan logika yang salah dan lain sebagainya, d) Blok Emosi. Beberapa blok emosi yang menhambat perubahan pola pikir diantaranya adalah : takut membuat kesalahan, tidak bisa membedakan antara realita dan tantasi tidak dapat hidup sekarang, amrah, bersedih dan kuatir yang berlebihan tidak mampu keluar dari permasalahan yang dihadapi, memandang secara obyektif dan belajar dari pengalaman, terlambat dalam pertumbuhan emosi, tidak menyadari bahwa kita selalu punya pilihan dalam menentukan reaksi atas suatu pristiwa, emosi yang tidak terkendali, kurangnya kebesaran hati, empati dan penghargaan dalam diri sendiri, 2) Faktor Eksternal, yang termasuk faktor eksternal adalah sebagai berikut :a) Faktor Lingkungan, Adalah kurang kerjasama, pimpinan yang otokrat, lingkungan tidak memberikan kesempatan, sulit menerima perbedaan kurang menerima dan memberikan penghargaan, selalu menyalahkan lingkungan dan kurang terbangunnya kepercayaan, b)Faktor teman sejawat yang kurang mendukung. Kalau bertemen dengan penjual minyak wangi akan ketularan wangi, berteman dengan penjual minyak akan bau minyak tanah (AA Gym). Kata bijak di atas mengisyaratkan pada kita perlunya memilih dakam berteman karena akan memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap prilaku diri kita, c) Faktor anak buah. Bagaimanakah tingkat kematangan anak buah juga sangat berpengaruh terhadap pola pikir pimpinan, d)Iklim kerja yang kurang mendukung dan lain sebagainya. Iklim kerja yang kondusif akan membuat kita tenan dalam menghadapi pekerjaan sehari-hari. 10 BENTUK PERUBAHAN POLA PIKIR SEBAGAI PNS Bentuk-bentuk perubahan pola pikir PNS dan Pemimpin yang perlu dilakukan dalam bekerja antara lain : 1) Prinsip Bekerja “Mencari uang”, Jabatan, pangkat dan kedudukan dirubah memiliki prinsip “bekerja sebagai ibadah” dengan berprinsip seperti ini kita akan mendapatkan segalanya. Rejeki tidak akan pernah tertukar, karena sang pencipta telah menentukan takdir setiap hambanya, 2) Berpikir liner ke berpikir system. Berpikir banyak mencakup aktivitas mental. Para ahli mendifinisikan tentang berpikir antara lain : Suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja dalam melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan persaan dan kehendak ( Alek Sobur, psikologi umum, 2003 ). Memikirkan sesuatu mengarahkan diri pada obyek tertentu , menyadari kehadirannya secara aktif menghadirkanya dalam kemudian mempunyai gagasan atau wawasan tentang obyek tersebut. Sedangkan Plato berpendapat bahwa berpikir adalah berbicara dalam hati. Lalu apkah berpikir dalam sistem ? Terminologi berpikir serba sistem muncul di penghujung abad 19 dan awal abad 20, sekitar tahun 1930, perspektif holistic diketahui dengan sebutan sistemik dan caranya berpikir mengimplikasikan sebagai berpikir serba sistem atau System Thinking . Apakah yang dimaksud dengan berpikir serba sistem ?berikut ini disajikan berepa pengrtian tentang berpikir serba sistem yang dirangkum dari berbagai sumber , sebagai berikut : Cara -berpikir (ilmu) yang memperhatikan kerumitan dinamik (dynamic complexity)didalam kehidupan ini termasuk manajemen. Kesadaran untuk mengaprisiasi dalam memikirkan suatu kejadian sebagai suatu sistem (systemic approach) 11 Cara penalaran mengenai keterkaitan dan perubahan yang memberi sifat khusus sistem. Oleh karena itu dalam memberi penalaran ini menggunakan kaidah-kaidah berpikir secara sistem , dimana sangat memperhatikan input ,proses produk, output dan out coms Berpikir secara sistem merupakan landasan –Konseptual bagi pembangunan organisasi pembelajaran, dan pengaruh terhadap disiplin-disiplin organisai pembelajaran lainnya. Semuanya berhubungan dengan pergeseran pikiran (shift of min=metanoia), dari melihat bagian-bagian menjadi melihat keseluruhan dari melihat orang sebagai orang reaktif yang tak becus menjadi melihatnya sebagai manusia yang aktif berpartipasi alam membangun realitanya , dari senang bereaksi saat ini menjadi menciptakan masa depan. (Peter M Senge) Bagi seorang pemimpin yang efektif dituntut mampu berpikir serba sistem bukan hanya berpikir liner. Mengapa demikian? Dalam berpikir hanya memperhatikan faktor-faktor independent, kausalitas daerah ,serta memperhatikan hubungan sebab dan akibat, dimana semua faktor tersebut sama pentingnya Sedangkan dalam berpikir serba sistem faktir-faktornya interdependen, kausalitas melinkar ,dan faktor-faktornya sama pentingnya. Berikut ini akan disajikan beberapa kaidah berpikir serba sistem adalah sebagai berikut : 1)Permasalahan hari ini berasal dari “solusi”kemarin , oleh karna itu perlu berhati-dalam membuat suatu solusi agar tidak membuat permasalahan baru, 2) Semkin keras anda mendorong, semakin keras pula sistem itu mendorong balik, 3) Prilaku berkembang lebih baik , sebelum memburuk, 4)Pemecahan masalah yang mudah umumnya mengiring kembali ke masalah tersebut, 5) Upaya penyembuhan dapat lebih buruk dari penyakitnya ,mencegah lebih baik dari pada mengobati, 6) Sesuatu yang lebih cepat biasanya akan lebih 12 lambat . dalam pengambilan keputusan yang serba instantakan menimbulakan permasalahan baru ,oleh karan dalam mengambil keputusan perlu memperhatikan berbagai aspek, 7) Sebab dan akibat tidak begitu erat terkait dengan ruang dan waktu, 8) Perubahan yang kecil dapat menghasilkan hasil yang besar, namun wilayah dengan kemampuan daya ungkit terbesar biasanya tersembunyi, 9) Anda dapat memiliki kue anda, dan juga memakannya,tetapi jangan sekaligus, 10)Membelah seekor gajah tidak akan menghasilkan dua ekor gajah kecil, 11)Jangan salah-menyalahkan/jangan menghujat tidak akan mengatasi menghujat !! saling menyalahkan dan permasalahan , justru menimbulkan permasalahan baru (Peter Senge), 12)Pergeseran paradigma berpikir dan berpekir bagian ke berpikir menyeluruh Hal ini akan memberi makna bagi mereka bila teraplikasikan dalam konteks kehidupan mereka. Dalam bahasa pembelajaran, anak didik tidak belajar sebagian-sebagian dari apa yang disampaikan oleh guru mereka, tetapi belajar dalam konteks menyeluruh: 1) Pergeseran Paradigama Berpikir dari Berpikir Objek ke Berpikir Hubungan. Bagi orang-orang yang berpikir serba sistem, hubungan antar bagia/sector adalah yang utama, dalam objek ditempatkan pada posisi kedua. Untuk memperjelas pengertian ini maka apa yang saudara ketahui dengan pohon ? pohon terdiri dari dedaunan, batang, ranting dan akar. Tidak akan disebut pohon apabila bagian-bagiannya tidak lengkap misalnya tidak ada karnya. Demikaim juga dalam berpikir tentunya tidak akan berpikir mengenai obyeknya namun ada hubungan diantara obyek itu, 2)Pergeseran Paradigma Berpikir dari Berpikir Hirarki ke Berpikir Jaringan. Kata hirarki mengandung asosiasi berbelitbelit karena banyak pihak yang haris dilalui. Sistem kehidupan cendrung membentuk struktrur sistem multi level di dalam sistem itu sendiri. Dengan 13 demikian, karakteristik lain dari system thingking adalah kemampuan untuk berpindah-pindah antara level sistem, 3) Pergeseran Paradigma Berpikir dari Berpikir Struktur ke Berpikir Proses. Para ahli berpendapat bahwa semua konsep sistem yang diperbincangkan dapat dilihat sebagai aspek berbeda yang paling utama dari system thingking, yang mungkin dapat disebut sebagai berpikir kontekstual. Berpikir kontekstual berarti berpikir dalam terminologi keterkaitan, konteks dan relasi. Kenyataannya, bahasa latin dari konteks mengandung arti menenun bersama . terdapat penekanan lainnya didalam sistem tinking yang sama pentingnya yaitu beroikir “proses”. Pandangan para ahli yang berkaitan dengan sistem adalah bahwa setiap struktur terlihat sebagai manipestasi dari proses. Mengapa perlu berpikir serba sistem” agar supaya : a) Mampu melaksanakan TUPOKSInya denganbaik dan benar, tidak hanya berpikir unit organisasinya saja, tetapi juga berpikir secara global dalam artian tidak terkotakkotak, sehingga dalam memecahkan masalah secara komperhensif, b)Meningkatkan kompleksitas dalam kehidupan kita, kehidupan tidak pernah mundur kebelakang, namun akan terus maju. Lingkungan strategis memicu meningkatnya kompleksitas dalam kehidupan ini. Hal ini membawa konsekuensi logis perlunya berpikir serba sistem agar dapat menangani permasalahanpermasalahan yang ada secara komperhensif. Apalagi di era kompetisi global ini yang semua berpikir serba cepat dan selalu berubah serba cepat, c)Meningkatnya interdependensi, dengan adanya interdependensi memungkinkan setiap individu untuk saling bekerja sama secara efektif untuk menutupi kesenjangankesenjangan yang dimiliki oleh individu, d) Meningkatnya kesadaran global, walaupun dengan keputusan local. Think Globally Act Locally”. Inilah kata-kata 14 bijak yang sering dikumandangkan setiap individu dalam era kompetensi global ini. Kesadaran global ini mendorong setiap individu berpikir dan melaksanakan jejaring kerja secara global, meskipun dalam pelaksanaan pekerjaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lingkungan dimana yang bersangkutan berada, d) Meningkatnya kesadaran pemberlajaran sebagai kunci kapabilitas organisasi “ If You Not Change You Will be Die”. Pernyataan ini mengingatkan kita pada kesadaran untuk berubah. Untuk berubah harus belajar. Belajar meliputi banyak aspek, termasuk dalam belajar merubah pola pikir seseorang. Merubah pola pikir tentunya tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan kita. Misalnya silahkan saudara mengatakan tidak kemudian lakukan gerakan dengan menggelengkan leher anda. Lakukan sekali lagi mengatakan tidak tetapi dengan menganggukkan kepala anda. Apakah kegiatan yang kedua ini lebih mudah saudara lakukan ? tentunaya saudara akan mengatakan semakin sulit, hal ini menandakan bahwa merubah pola pikir sangatlah sulit, oleh karena itu perlu dipelajari selangkah demi selangkah, e) Masalah tak dapat diselesaikan dengan cara berpikir yang menciptakan masalah itu. Berpikir adalah aktivitas mental dan melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga perasaan dan kehendak. Oleh karena itu pemecahan masalah perlu ditangani secara komperhensif, bukan dengan menambah permasalah yang baru, seperti sebuah Slogan Perjan Pegadaian “Mengatasi masalah tanpa menciptakan masalah”. Oleh kerena itu dalam mengatasi masalah perlu meninjau dari segala aspek, tidak persial tetapi berpikir menyeluruh. TEKNIK MERUBAH POLA PIKIR 15 Kemampuan mengelola tubuh yang baik akan berpengaruh pada kemampuan mengelola cara/pola pikir yang efektif. Kemampuan ini menentukan hasil terbaik dalam mencapai suatu tujuan ataupun menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengelola pola pikir ini sebenarnya kita mengoptimalkan semua kekuatan yang ada pada diri kita yang telah dianugerahkan Sang Pencipta kepada manusia. Titik utamanya adalah selama ini kita tidak menyadari bahwa kekuatan yang dianugerahkan Sang Pencipta pada kita belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini terjadi karena kita tidak menyadari bahwa masih banyak sumber daya dalam diri kita yang belum dimanfaatkan secara optimal. Mengelola pola pikir pada umumnya adalah mengubah pola pikir yang membuat mampu mengoptimalkan berbagai sumber daya kita yang muncul dalam perillaku kerja atau perilaku sehari-hari. Salah satu teknik yang dikembangkan dalam mengelola pola pikir ini adalah NLP (Neuro-Linguistik-Programing). Pada bagian selanjutnya akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan NLP yang dikembangkan oleh Ricard Bandler dan Jhon Grinder. Model perubahan yang diberikan NLP sangat berbeda dengan apa yang diberikan oleh berbagai terapi yang dikenal selama ini. TEHNIK NEURO LINGGUISTIK PROGRAM Neuro Lingguistik Program (NLP) mulai dikenal awal tahun 1970-an dari Jhon Grinder seorang ahli bahasa dan Richard Bandler seorang ahli matematik, psikotrapi dan komputer. Ke dua ahli ini melakukan studi/kajian mengenai metode-metode dati tiga ahli terkemuka yakni : Dr.Milton H. Ericson, yang dikenal sebagai ahli psikoterapi terkemuka, Virginia Stir dikenal sebagai ahli 16 psikotrapi keluarga, dan seorang antropolog Inggris Gregory Bateson. Ketiga orang tersebut secara konsisten mampu membuat perubahan yang luar biasa terhadap perlilaku manusia. Metode yang telah dikembangkan oleh Grinder Bandler diterapkan dalam berabgai bidang diantaranya adalah bidang olah raga, bisnis dan pemerintahan serta pengembangan pribadi. Kata Neuro mengacu pada proses Neurology dari lima indra kita yaitu penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman dan rasa melalui sentuhan. Kelima indra tersebut dapat dikatakan lima pintu yang berhubungan dengan otak. Kata lingguistik menggambarkan adanya keterlibatan bahasa dalam komunikasi dengan orang lain maupun dengan diri sendiri, dalam bentuk bagaimana mengorganisasi cara berpikir kita. NLP membantu dalam penggunaan bahasa yang dapat mebuat kita berpikir lebih baik dan berperilaku lebih berhasil. Programing dipergunakan karena mengacu pada bagaimana memprogram cara berpikir dan prilaku kita sendiri. Dengan kata lain NLP adalah suatu cara untuk menyaring melalui lima indra berbagai pengalaman atau hal-hal yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Lalu menggunakan kelima indra tersebut, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja, untuk mencapai suatu hasil yang kita inginkan. Sebenarnya hal ini berbicara mengenai bagaima kita mempersiapkan sesuatu atau bagaima kita berpikir mengenai sesuatu”. Cara berpikir kita persepsi, imaginasi, pola keyakinan dasar itulah yang menentukan apa yang kita lakukan. Menurut Richard Bandler dan Jhon Grinder melihat ada tiga pintu yang harus digunakan untuk dapat meningkatkan secara optimal daya saing seseorang melalui kemampuan menghasilkan kinerja dengan kualitas tinggi. Tiga pintu tersebut adalah sebagai berikut : 1) Keyakinan dasar (beliefs). Apa yang diyakini 17 seseorang akan menentukan apa yang akan dicapainya. Ungkapan seperti “dimana ada kemauan disitu ada jalan”. Merupakan contoh bagaimana keyakinan dasar dapat menjadi pendorong utama aktivitas seseorang. Untuk halhal tertentu keyakinan seperti dapat memberikan hasil kerja seperti yang diharapkan. Otak menerima pesan melalui keyakinan dasar tersebut dan menanggapi dengan cara memberikan berbagai alternative kemungkinan untuk mencapai apa yang kita inginkan/lakukan. Keyakinan juga bisa merusak. Keyakinan dapat juga menjadi kekuatan untuk menciptakan/menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, juga dapat menghancurkan kita (the power to creat and the power to destory). Keyakinan akan menimbulkan rasa kapasitas (the feeling of cartainly) bila menyangkut benda keyakinan dapat menimbulkan rasa pasti (sense of certanly) misalnya untuk membunyikan bel rumah ada tombol untuk bel dimaksud, kita yakin bel akan berbunyi bila kita menekannya, bukan menarik atau memutarnya, misalnya keyakinan tidak terbatas hanya memberikan dampak pada emosi atau tindakan, tetapi juga seara pasti memberikan dampak langsung pada tubuh beberapa saat. Bentuknya adalah, perintah pada sistem syarag yang mengatur terjadinya perubahan biokimia. Jadi tubuh juga memiliki kemampuan untuk mengatasi dampak dari obat terlarang (drugs) pada tubuh kita atau mampu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, 2)Sintaksis Mental (mental syntax) seseorang. Taufik mengemukakan Bahaudin bahwa dalam Sintaksis bukunya Mental Brainware adalah Management bagaimana cara mengorganisasikan pikiran kita. Sintaksis dapat disampaikan seperti kode yang direkam oleh otak. Kemampuan mengorganisasi kode yang kita pergunakan akan sangat mempermudah otak menanggapi apa yang kita inginkan yang terekam di otak. Contoh, bila kita merekam nomor telepon gengam yang terdiri dari sepuluh 18 digit akan lebih mengingatnya apabila kita membaginya menurut kebiasaan kita sendiri. Misalnya angka tersebut kita bagi ke dalam tiga kelompok angka, misalnya xxx-xx-xxxx atau bisa saja xxx-xxxx-xxx dan sebagainya. Bila suatu saat kita mencoba mengubah mengelompokkan angka tersebut kita akan mengalami kesulitan mengingatnya. Mengapa demikian ? hal ini disebabkan otak merekam bukan ke sepuluh angka tersebut, tetapi merekam dalam kombinasi tiga kelompok angka. Bila susunan atau kombinasi berubah akan menjadi lainbagi otak. Hal yang sama juga terjadi dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain disebabkan adanya perbedaan dalam mental syntax tersebut. Setiap orang memiliki mental syntaxnya sendiri baik disadari ataupun tidak. Untuk mempermudah dalam berkomunikasi maka perlu memahami dan mampu membuka kodenya atau menyamakan sintaksis mentalnya. Pemahaman sintak mental ini mutlak diperlukan agar dalam, 3) Tubuh atau fisik otak dan tubuh terkait secara menyeluruh satu sama lain. Karenanya cara kita menggunakan tubuh dalam bernafas, ekspresi muka, gerak tubuh, suara secara berlangsung menggambarkan bagaimana perasaan kita, atau posisi otak atau perasaan akan menentukan bagaimana perilaku kita atau sebaliknya. Misalnya kalau kita bernapas dengan irama panjang, hal ini akan berdampak terhadap ekspresi pancaran tubuh kita. Orang akan menangkap ekspresi kita yang sedang punya masalah. Berkaitan dengan hal ini maka dalam sub bagian ini akan dibahas tentang kaitan antara tubuh, fisik dan otak. Dengan memahami tida pintu dasar ini, khususnya yang terkait denga tubuh/fisik yang merupakan bahsan pada bagian ini, akan mempermudah mengelola diri sendiri, dan juga mengelola komunikasi dengan orang lain. Dalam 19 membangun hubungan yang baik antar individu perlu menyadari dan memahami sintaksis mental orang lain dan posisi otaknya pada saat itu. RENCANA PENGEMBANGAN DIRI Pengembangan diri merupakan suatu proses yang terus menerus dan berkesinambungan. Hal ini merupakan suatu proses yang panjang dan perencanaan yang matang. Pembuatan rencan pengembangan potensi diri perlu direncanakan secara sistematis. Adapun tahapan pengembangan diri khususnya dalam pengembangan pola pikir adalah sebagai berikut :1) Menentukan sasaran pengembangan diri secara jelas. Jika anda gagal merencakan, berarti anda merencanakan kegagalan ( if you fall to plan, you plan fall). Oleh karena itu sasaran tersebut tentunya dirumuskansecara sistematis dan realistis dalam artian dapat dicapai. Oleh karena itu pola pikir manakah yang akan dikembangkan atau akan dihilangkan dan bagaimana cara mencapainya misalnya pola pikir “negatif thinking”. Pola pikir ini merupakan virus yang menghambat pengembangan diri anda, oleh karena itu perlu memperhatikan unsur SMART (spesific, Measurable, Aplicable, Realistic, Time Bounde). Disamping itu juga, menentukanl angkahlangkah apa yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut penentuan sasaran tersebut hendaknya disusun secara sistematis. Beberapa ungkapan untuk pengembangan diri yang perlu di camkan dan menjaga sasaran dengan sebaik-baiknya berarti anda harus membuat catatan tentang apa yang dikerjakan, dan mengerjakan apa yang dicatat, jangan takut salah tetapi jangan berbuat salah, jangan membenarkan yang biasa tetapi biasakanlah yang benar, dan banyak hal yang perlu kita jalni untuk pengembangan diri yang harus digali, 2) Mengenali potensi pola pikir dirinya, baik pola pikir yang membantu maupun pola 20 pikir yang menghambat dalam pengembangan dirinya, 3) Mengidentifikasi faktorfaktor internal dan eksternal yang menghambat pengembangan diri. Faktor-faktor ini sangat berpengaruh terhadap usaha-usaha dalam mencapai sasaran, 4)Mencoba men”Shorcut” atau mendelate” rekaman bahwa sadar yang menghambat munculnya pola pikir yang positif dengan menerapkan teknik NLP.. Jangan mudah menyerah pikiran anda merupakan kekuatan diri anda, 5)Berani mengambil resiko. Setiap perubahan pasti mengundang resiko, baik resiko berhasil maupun resiko gagal, jangan membiarkan rintangan apapun mengentikan anda. Selalu ingat bahwa anda memiliki sifat-sifat spritual dan mental di dalam diri anda yang bisa mengatasi bahkan tampak mustahil (Norman Vincent Peal, be Positif). Atur kesulitan dan masalah anda. Kemudian anda akan menurunkan setengah jalan keluarnya dan sisanya akan datang dengan lebih pasti dan mudah, 6) Mencari feedback secara terus menerus. Mengapa kita selalu bercermin ? karena kita ingin feedback bukan ? namun dari aspek fisik. Bagimanakah cermin dari aspek yang lain ? tentunya memerlukan masukan dari orang lain. Ingat !!!dampak terhadap prilaku kita adalah orang lain. Maka kita perlu mengetahui bagaimana rekasi orang lain terhadap perilaku orang kita. Oleh karena itu kunci sukses adalah “Feedback”, 7) Belajar dari pengalaman. Pengalaman adalah adalah guru yang paling berguna” demikian kata orang bijak. Bisa karena biasa. Pepatah inilah yang mengisyaratkan kepada kita bahwa kita perlu belajar dari pengalaman. KESIMPULAN Pola pikir adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak (Worskhop Pengembangan Jati diri dan pola pikir bagi 21 para pejabat Srtuktural dan Fungsional, 2003). Selanjutnya dikatakan bahwa pola pikir adalah pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang.Keyakinan merupakan bagian dari pola pikir (Mind Setting, LPCD< 2005). Mel sandi dalam bukunya The Piece of Mind mengatakan bahwa pikiran bawah sadar adalah gudang dimana seluruh informasi tersimpan. pengalaman-pengalaman sejak kecil direkam secara permanent. Pengalaman yang dalam pikiran bawah sadar inilah yang membentuk pola pikir seseorang. Aparatur ke depan dapat menghindari, beberapa halangan, blok dalam merubah dan mngembangkan Mindset, dengan menggunakan beberapa tehnik cara merubah mindset yang ditawarkan oleh para ahli Diharapkan dengan materi Midset ini, dapat memberikan perubahan diri,dan citra PNS, sehingga akan terwujud aparatur yang bersih dan berwibawa. 22 DAFTAR BACAAN 1. Alek Sobur. Psikologi umum.Psikologi umum dalam lintasan sejarah. Penerbit pustaka setia. Bandung 2003 2. Anderson. Ole Marey Marey Marsh dan Arthur Harvey. 1999.Learning with the Classics . San fransisco 3. Adi W Gunawan . Born To Be a Genius . PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 2003 4. Agus Ngermanto. Quantum Quantient, Cara praktis melecitkan Kecerdasan IQ .EQ dan SQ yang harmonis. Bandung 2001. 5. Kiat Pengembagan Diri . Felde. Borgoyne.Boidel.Jakarta.2001 6. Lawrence E Shapiro PhD .Emosional Inellegence. PT Gramedia.Putaka Utama Jakarta. 1997 7. Decentralized Thinking Thtrogh Role. Playing Activites. Journal of the Learning Sience. 7(2).153.171 8. Hinken. Brian. Working in High-Leverage Zones With The Dobleloop 9. Learning Matrix.The Sistem Thinker. Vol. 12. No.8 10. Resnick. M. (1996) Beyond the Centralized Minset. Journal Of The Learning Sciences.5. (1).1-22 11. Resnick.M.&Wilensky. U . (1997). Driving into Complexity Developoing Probabilistic 12. Richmond. Baryy. 1993.System Tingking:Critical Thingking Skill For The 1990 and beyond. System Dynamic Review Vol. 9. no.2 13. Senge. P.(1990). The Fifth Discipline.New york: Doblbleday/Currency 14. Roetzhei. W. (1994).Entering The Complexity Lab. Indianapolis:SAMS/Prentice Hall 15. Taufik Bahudin. Brainware Management.Generasi ke Lima Management SDM. Efek Media Komputindo. Jakarta. Desember. 2003 23 24