BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia akan terus tumbuh di abad 21 ini, dengan perekonomian yang lebih menglobal dimana perdagangan pun semakin luas, pertumbuhan ekonomi dunia akan digerakan oleh momentum berkesinambungan dari negara-negara maju. Pemasaran modern lebih menuntut dari sekedar pengembangan produk yang baik, menetapkan harga yang menarik dan menyediakan berbagai macam fasilitas bagi pelanggan. Komunikasi yang efektif merupakan hasil dari suatu proses pemikiran yang tersusun dan tergabung dengan pengetahuan yang mendalam mengenai kebutuhan, aspirasi-aspirasi dan sikap kelompok sasaran. Titik tolak dan titik akhir pemikiran suatu perusahaan harus diletakkan kepada pelanggan. Setiap perusahaan pada dasarnya memiliki filosofi perusahaan baik dari visi maupun misi. Dari visi dan misi perusahaan tersebut dibangunlah atau dikomunikasikan menunjukkan siapa, bagaimana dans emua seluk beluk perusahaan, prinsip-prinsip penjualan juga posisi pasar serta tujuan yanghendak dicapai perusahaan tersebut. Semakin berkembang perusahaan atau meluasnya kegiatan sebuah perusahaan maka hal itu dapat mempengaruhi identitas perusahaan. Identitas perusahaan lebih dikenal atau lebih popular dengan nama Corporate Identity (Identitas Perusahaan) adalah istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh J.Gordon Lippincott, seorang insinyur sipil di era 1940-an. Dia bersama Walter P. Margulies bergerak dibidang, image, dan marketing. 1 2 Istilah Identitas Perusahaan kemudian sangat dikenal dikalangan praktisi visual grapic designer, bahkan istilah ini merupakan mantra bagi para designer yang bergerak di desain graphis. Banyak tulisan dan buku-buku tua tentang identitas perusahaan ditulis oleh praktisi dan konsultan desain grafis atau visual yang menamakan dirinya sebagai konsultan image. Tidak dapat dipungkiri peran mereka sangat besar dalam perkembangan industry konsultan image marketing. Kepopuleran istilah Identitas Perusahaan dikalangan praktisi desain grafis atau visual pada praktisi manajemen dan marketing yang hanya mengandalkan pengertian Identitas perusahaan pada aspek visual atau fisik yaitu seperti logo dan desain merek. Bahkan tidak sedikit pula perusahaan yang terjebak memahami identitas perusahaan hanya sebagai salah satu strategi untuk melakukan perubahan penampilan perusahaan. Hal ini sangat berbahaya karena perubahan penampilan secara visual dengan tidak didukung aspek-aspek strategis lain yang bersifat nonvisual, misalnya kualitas pelayanan dapat berdampak kemubaziran dana. Penampilan visual perusahaan sebagai salah satu Identitas Perusahaan memang sangat perlu diperhatikan. Perusahaan yang tidak menggunakan logo dan identitas visual lainnya maupun yang bersifat non visual akan menghadapi kesulitan untuk membangun awareness pasar sasarannya. Identitas perusahaan adalah kombinasi logo, komposisi warna, tipografi atau bentuk huruf, bentuk seragam pegawai, bentuk khas perlatan, kendaraan dinas, fasilitas ataupun pelayanan yang diberikan dari suatu perusahaan (Kotler:2001:882) 3 Jadi Identitas perusahaan tidak hanya berorientasi pada keunikan organisasi dilihat dari atribut visual, tetapi atribut non visual dan nonfisik seperti perilaku dari staf dan pengelola perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari adanya peran serta dari Public Relations. Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi baik itu organisasi yang bersifat komersil maupun organisasi yang bersifat non komersil. Ada pandangan bahwa Public Relations merupakan kegiatan persuasi satu arah terus bertahan hingga usai Perang Dunia II. Defenisi Public Relations yang muncul banyak sekali dikaitkan dengan kegiatan “membujuk” ini. Namun adapun defenisi menurut (Jefkins, 1995:9) menyatakan Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara satu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang spesifik yang berdasarkan pada saling pengertian dimana tujuannya lebih terperinci yaitu tidak hanya terbatas pada saling pengertian saja, melainkan juga berbagai macam tujuan khusus lainnya yang berkaitan dengan saling pengertian itu. Menurut Kotler, (1995:30), ada beberapa tugas Public Relations yaitu: 1. Menyunting serta memproduksi jurnal-jurnal eksternal untuk konsumsi pihak luar, misalnya saja untuk para distributor, para pemakai jasa perusahaan, konsumen dan sebagainya. 2. Menulis dan membuat bahan-bahan cetak seperti selebaran informasi yang memuat tentang sejarah perusahaan, laporan tahunan atau hasil kerjanya. 3. Menciptakan dan memelihara berbagai bentuk Identitas Perusahaan dan cirri khasnya, seperti logo, komposisi warna, tipografi dan hiasannya, jenis kendaraan dinas, pakaian seragam para pegawai dan sebagainya. 4. Mengelola berbagai hal yang berkaitan dengan sponsor kehumasan. 4 5. Mengerjakan tugas-tugas periklanan. 6. Mengumpulkan serta mengorganisir segenap umpan balik dari berbagai sumber informasi, mulai dari kliping Koran, berita-berita radio dan televisi, serta memantau berbagai laporan dari luar. Beberapa tugas Public Relations tersebut terlihat begitu jelas bahwa Public Relations memiliki perananan penting didalam suatu perusahaan. Dimana seorang Public Relations harus dapat memperkenalkan perusahaannya dan produk yang dihasilkan oleh perusahaannya melalui berbagai media. Baik media dalam bentuk Above the line/Up the line (Media lini atas) seperti: Pers, Televisi, Radio, Media Luar ruang (outdoor), Sinema (Bioskop). Selain itu ada juga media dalam bentuk Below the line/Under the line (Media lini bawah) seperti: Direct Mail (literature penjualan), Pameran, Point of Sale, Kalender, Marchandise, Spanduk, Umbulumbul. Pemilihan media merupakan masalah menemukan media yang paling efektif biaya, untuk menyampaikan jumlah paparan yang diinginkan terhadap audiens sasaran, pengaruh paparan pada kesadaran audiens tergantung pada jangkauan paparan, frekuensi dan pengaruhnya (Kotler:2001:828). Salah satu perusahaan yang menggunakan media untuk memperkenalkan produk dari perusahannya adalah PT Indosat Tbk Northern Sumatera Region. Dimana perusahaan ini juga menggunakan jasa Public Relations untuk memperkenalkan Identitas Perusahaan mereka. PT Indosat adalah perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional yang memiliki suatu identitas perusahaan. 5 PT Indosat Divisi Sumatera diresmikan pada tanggal 2 Maret 1985 dengan nama Divisi Medan oleh Presiden RI yang peresmiannya dilaksanakan secara jauh dari Gedung Bina Graha dengan Perdana Menteri Malaysia. Indosat adalah penyelenggara terdepan dalam industri telekomunikasi di Indonesia yang ikut mendorong perubahan dan perkembangan pasar telekomunikasi yang bertumbuh dan menjanjikan. Indosat senantiasa mengamati perkembangan industri, meningkatkan kemampuan untuk menyediakan layanan komunikasi end-to-end, mengantisipasi dan menyediakan seluruh kebutuhan pelanggan. Identitas Indosat terdiri dari kombinasi teks “Indosat” dan symbol “Techno Flower” yang mencerminkan teknologi tinggi namun bersahabat, dinamis dan modern. Teks Indosat didesain secara khusus menggunakan huruf kecil yang melambangkan sikap Indosat yang bersahabat dan mudah bekerjasama. Warna Indosat melambangkan kekuatan korporasi Indosat yang kokoh dan solid, kemampuan dan rasa percaya diri dalam bidang teknologi tinggi serta kestabilan perusahaan. Symbol Techno Flower tercipta dari gabungan tiga elips yang mencerminkan usaha dan fokus bisnis Indosat saat ini, yaitu di Indonesia, dalam bidang teknologi dan pelayanan bagi masyarakat, serta pentingnya kerjasama yang kokoh diantara ketiga elemen tersebut. Tiga elips pembentuk techno flower masing-masing mencerminkan : Elips berwarna merah, melambangkan Masyarakat Indonesia, elips berwarna biru, melambangkan Teknologi, elips berwarna kuning, melambangkan komunikasi. Rangkaian elips ini membentuk bintang permata di tengah 6 mencerminkan layanan terbaik dan berkualitas yang senantiasa diberikan oleh Indosat kepada masyarakat Indonesia. Perusahaan ini begitu banyak menggunakan media untuk mempromosikan produknya dan memperkenalkan Identitas Perusahaannya, yaitu dengan menggunakan media Televisi melalui iklan, (above the line),dan juga Media Lini Bawah (below the line) seperti : Iklan Display, Direct Mailing, Brosur, dan Marchandise. Adapun yang dimaksud dengan iklan Display yaitu iklan dalam bentuk logo, dan informasi produk. Sedangkan Direct Mailing yaitu adanya brosur yang dipromosikan, dan perusahaan ini juga membuat spanduk, umbul-umbul, kain rentang yang berisi slogan atau logo produk tertentu. Dalam arti dengan media Below The Line ini semua perusahaan khususnya perusahaan PT Indosat Tbk Northern Sumatera Region dapat memperkenalkan Identitas Perusahaan mereka karena dengan adanya bentuk media ini perusahaan selain memperkenalkan produknya tetapi perusahaan juga dapat memperkenalkan identitas perusahaan mereka lewat Logo dan komposisi warna perusahaan karena tertera didalam media tersebut sehingga perusahaan mendapatkan manfaat yang banyak. Sehingga masyarakat luas dapat mengenal identitas perusahaan mereka dan akhirnya dapat membentuk identitas suatu citra yang positif dari khalayak atau publik. Berdasarkan hal ini maka peneliti tertarik untuk meneliti sejauh manakah peranan Identitas Perusahaan melalui Media Below The Line dalam meningkatkan citra perusahaan PT Indosat Tbk Northern Sumatera Region di kalangan mahasiswa FISIP USU. 7 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Sejauhmanakah Identitas Perusahaan berperan dalam meningkatkan Citra Perusahaan PT Indosat Tbk Northern Sumatera Region dikalangan mahasiswa FISIP USU”. 3. Pembatasan Masalah Untuk menghindarkan ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, maka peneliti melakukan pembatasan masalah dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Penelitian ini bersifat korelasional yang mencari hubungan atau menjelaskan antara peranan Identitas Perusahaan dalam hal memperkenalkan Identitas Perusahaan dengan menggunakan Media Below The Line untuk meningkatkan Citra Perusahaan. 2. Penelitian ini meneliti tentang Identitas Perusahaan pada perusahaan PT Indosat Tbk Northern Sumatera Region. 3. Objek penelitiannya adalah mahasiswa/I FISIP USU program regular S-1 stambuk 2007 - 2008 dan yang menggunakan kartu IM3. 4. Penelitian akan dilakukan pada Bulan Maret 2011. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4.1. Tujuan Penelitian 1. untuk mengetahui Peranan Identitas Perusahaan dalam meningkatkan citra perusahaan PT Indosat Tbk Northern Sumatera Region. 8 2. untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media Below The Line dalam memperkenalkan Identitas Perusahaan pada Perusahaan PT Indosat Tbk Northern Sumatera Region. 4.2. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah penelitian dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. 2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan bahan penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan penelitian ini. 5. Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana yang akan disoroti (Nawawi, 2001: 39 - 40). Adapun teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 5.1. Public Relations Pandangan bahwa Public Relations, merupakan kegiatan persuasi satu arah terus bertahan hingga usai Perang Dunia II. Defenisi Public Relations yang muncul banyak sekali dikaitkan dengan kegiatan “membujuk” ini. Bahkan salah seorang tokoh PR saat itu, Edward L Berney, dalam bukunya The Engineering Of Consent (1955) mendefenisikan Public Relations sebagai inducing the public in have understanding for and goodwill (membujuk 9 publik untuk memiliki pengertian yang mendukung serta memiliki niat baik, (Morison, 2006 : 6). Sampai saat ini masih banyak praktisi PR yang berpandangan bahwa Public Relations sebagai subjek komunikasi satu arah yang bertujuan untuk membujuk pihak lain. Beberapa dekade kemudian, pandangan mengenai pengertian Public Relations mulai mengalami perubahan. Defenisi mengenai Public Relations mulai memasukkan aspek komunikasi atau Two-ways communication (hubungan dua arah). Defenisi-defenisi tersebut kemudian memasukkan kata-kata seperti reciprocal (timbal balik), mutual (saling), dan between (antara). Dengan demikian pengertian Public Relations sudah mengandung pengertian interaktif (aksi timbal balik). Cultip, Center & Broom mendefenisikan Public Relations the distinctive management function which help establish and mutual lines of communications, understanding, acceptance, and cooperation between on organization and its public (Public Relations adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian didalam komunikasi, pemahaman, penerimaan, dan kerjasama antara organisasi dengan berbagai publiknya, (Cultip, Center, & Broom, 2000:4) Majelis Humas Dunia (World Assembly of Public Relations) mendefenisikan Public Relations sebagai: Public Relations is the art social science of analyzing trends, predicting their consequence, conceling organization leaders and implementing planned programs of action which serve both of organization’s and the public interest (Public Relations adalah seni dan ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, memperkirakan akibat-akibat, memberikan saran kepada pemimpin perusahaan serta melaksanakan program tindakan terencana yang melayanani baik kepentingan organisasi dan khalayaknya, (Morissan, 2006: 7) 10 Menurut Frank Jefkins, terdapat begitu banyak defenisi mengenai Public Relations, namun ia sendiri memberikan batasan yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar antar organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Menurutnya, Public Relations pada intinya masih senantiasa berkenaan dengan kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan yang positif. 5.2 Marketing Public Relations Marketing Public Relations adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan dan produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan (Sulaksana, 2003:108). Secara umum marketing Public Relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan positif yang ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumen. Perusahaan sedang membentuk kelompok pemasaran hubungan masyarakat (marketing Public Relations group-MPR) untuk mendukung secara langsung promosi perusahaan/produk dalam pembentukan citra. Nama lain untuk Marketing Public Relations adalah publisitas, yang dilihat untuk menanamkan ruang editorial sebagai lawan dari ruang pembayaran dalam media cetak atau siaran untuk mempromosikan produk, orang, dan tempat. Namun MPR bergerak jauh dari hanya sekedar publisitas saja. Marketing Public Relations dapat member sumbangan untuk tugas-tugas sebagai berikut: (Kotler:20001:880) 11 1. Membantu peluncuran produk baru. 2. Membangun minat untuk suatu kategori produk. 3. Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu. 4. Membangun citra perusahaan dengan cara yang mendukung produknya. Kiat utama promosi pemasaran Public Relations yakni (Roeslan:1998, 110) 1. Peristiwa Perusahaan dapat menarik perhatian untuk produk baru, atau kegiatan perusahaan lainnya dengan mengatur suatu peristiwa special. Ini mencakup konferensi berita, seminar, pameran, kontes, yang akan menjangkau publik sasaran. 2. Berita Salah satu tugas utama Public Relations adalah menemukan atau menciptakan berita yang mendukung produk dan orang-orangnya. Penciptaan berita membutuhkan keahlian dalam mengembangkan konsep cerita, merisetnya dan menulis siaran pers. 3. Pidato Pidato adalah kiat untuk menciptakan publisitas produk dan perusahaan yang menjawab pertanyaan dari media atau member ceramah di asosiasi perdagangan atau pertemuan penjualan dapat membangun atau merusak citra perusahaan. 4. Kegiatan Pelayanan Masyarakat Perusahaan dapat meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat dengan menyumbangkan uang dan waktu dengan maksud baik. 5. Media Identitas Biasanya bahan komunikasi perusahaan terdiri dari beberapa bentuk yang terpisah yang menyebabkan kebingungan dan hilangnya peluang untuk menciptakan identitas visual yang dapat merupakan logo perusahaan, brosur, pakaian pegawai dan sebagainya. 12 Pemasaran semakin beralih ke Marketing Public Relations, dlam survey 286 manajer perusahaan Amerika, tiga pendapat melaporkan bahwa perusahaan menggunakan Marketing Public Relations. Mereka menganggapnya efektif terutama dalam membangun kesadaran dan pengetahuan merek, baik untuk produk baru maupun produk maapan. Dalam arti Marketing Public Relations terbukti lebih efektif dalam biaya daripada iklan. Umumnya Marketing Public Relations yaitu (Sulaksana: 2003, 130) 1. Membangun Kesadaran: Public Relations dapat menempatkan cerita dimedia untuk membawa perhatian pada suatu produk, jasa, organisasi dan sebagainya. 2. Membangun Kredibilitas: dapat menambah kredibilitas dengan mengkomunikasikan pesan dalam suatu konteks editorial. 3. Mengurangi biaya promosi: Public Relations memerlukan lebih sedikit biaya daripada media iklan. Kontribusi Public Relations sulit diukur, karena Marketing Public Relations digunakan bersama dengan kiat promosi lain. Ukuran yang lebih baik adalah perubahan dalam kesadaran, pemahaman, sikap produk yang dihasilkan dari kampanye Marketing Public Relations. Selain itu adanya kontribusi penjualan dan laba, pengaruh penjualan dan laba adalah merupakan ukuran yang paling memuaskan. Perusahaan saat ini sangat tergantung pada bahan komunikasi untuk menjangkau dan mempengaruhi pasar sasarannya. Biasanya bahan komunikasi perusahaan terdiri dari beberapa bentuk yang terpisah, yang menyebabkan kebingungan dan hilangnya peluang untuk menciptakan identitas visualnya yang dapat dikenali masyarakat. Identitas visual dibawa oleh logo perusahaan, alat tulis, brosur, kartu bisnis, seragam, dan sebagainya. 13 5.3 Promosi Promosi adalah salah satu dari empat elemen utama bauran pemasaran perusahaan. Promosi penjualan merupakan inisiatif jangka pendek, untuk mendorong pembelian atau penjualan dari produk atau jasa. Promosi penjualan tujuannya untuk membina hubungan baik dengan konsumen. Promosi penjualan mencakup berbagai macam alat insentif jangka pendek, kupon, hadiah. Keputusan mengenai pengeluaran untuk promosi penjualan membutuhkan penetapan tujuan promosi penjualan, memilih alat promosi penjualan, mengembangkan, menguji coba, dan mengimplementasikan program promosi penjualan serta mengevaluasi hasilnya. Dalam suatu promosi harus memperhatikan beberapa macam proses, yaitu (Juliansyah: 2000, 44) 1. “Cognitive Componen” (Komponen Rasional) dalam diri manusia, berdasarkan pemikiran dan penelitian rasional atas apa yang dianjurkan oleh komunikan. 2. “Affective Componen” atau komponen perasaan (emosional) sebelum mengambil penilaian terakhir tentang isi “message” (pesan) 3. “Connotative and Motivational” atau penilaian berdasarkan arti khusus dari isi message sebagaimana disajikan oleh komunikator. Adapun media-media promosi yaitu sebagai berikut : 1. Televisi - Iklan Konvensional - Sponsorship (Blocking Time) - Kuis, berupa permainan dan hiburan - Buid in, produk dilibatkan dalam sebuah program acara. 14 2. Radio - Iklan Konvensional - Kuis - Interaktif - Talkshow 3. Media Cetak - Iklan Display, iklan dalam bentuk logo dan informasi produk. - Advertorial, iklan dalam bentuk artikel. 4. Media lain - Billboard, Papan reklame menggambarkan suatu produk. - Direct Mailing, mengirimkan brosur atau catalog kepada konsumen. - Merchandise, promosi dalam bentuk produk tertentu dimana terdapat logo produk yang dipromosikan. - Spanduk, umbul-umbul, kain rentang yang berisi logo perusahaan tertentu. 5.4 Identitas Perusahaan Identitas Perusahaan dipopulerkan oleh J.Gordon Lippincoot, seorang insinyur sipil di era 1980-an bersama Walter P.Marguilies membangun perusahaan konsultan desain. Istilah Identitas Perusahaan sangat dikenal dikalangan praktisi visual graphic designer. Identitas Perusahaan adalah kombinasi logo, komposisi warna, tipografi atau bentuk huruf, bentuk seragam pegawai, bentuk khas peralatan, kendaraan dinas, fasilitas ataupun pelayanan yang diberikan dari suatu perusahaan dan sebagainya, yang semuanya mengidentifikasikan keunikan dan keberadaan suatu perusahaan (Kotler:2001:882) 15 Identitas Perusahaan berorientasi pada atribut visual dan atribut non visualnya, identitas perusahaan yang berorientasi pada atribut visual dapat dilihat dalam bentuk logo perusahaan, kombinasi warna, tipografi, bentuk seragam pegawai, dimana bentuk tersebut dapat dilihat secara nyata melalui media baik media Above the line maupun media Below the line seperti yang terdapat pada brosur, marchendise, umbul-umbul, spanduk, dan kain rentang. Sehingga dapat dengan jelas terlihat adanya Identitas Perusahaan yang dapat membangun kredibilitas perusahaan tersebut. 5.3 Citra Perusahaan Citra adalah gambaran yang dimiliki oleh banyak mengenai pribadi perusahaan, organisasi atau produk (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1995) Sedangkan perusahaan adalah kegiatan yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan dengan menghasilkan suatu, mengolah, atau membuat barang-barang berdagang memberikan jasa dan sebagainya atau organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha (Jefkins:1995:112) Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai oelh dunia. Pengertian citra itu abstrak atau tidak dapat diukur secara matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari public dan masyarakat luas pada umumnya (Roeslan, 1998:62) Ada empat hal dalam mengukur suatu citra perusahaan yaitu (Roeslan, 1999:25): 1. Kepercayaan Kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak terhadap suatu perusahaan 16 2. Realitas Realistis, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden. 3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan Yaitu saling memberikan keuntungan sesame pihak bagi perusahaan maupun khalayak. 4. Kesadaran Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan. 6. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Kerangka konsep akan menuntut penelitian dalam menentukan hipotesa (Nawawi, 1995:40) Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesa, yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya atau faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1995:56) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Identitas Perusahaan. 17 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nawawi, 1995:57) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah citra perusahaan 7. Model Teoritis Variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk suatu model teoritis sebgaai berikut: Gambar 1 Model teoritis 8. Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) Identitas Perusahaan Citra Perusahaan Variabel Operasional Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat variabel operasional yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut : 18 Tabel 1 Operasional Variabel Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X) Media Below the line a. Iklan Display Identitas Perusahaan (melalui media below the line) b. Direct Mailing c. Marchandise d. Spanduk, umbul-umbul, dan kain rentang e. Jenis Kelamin f. Pengguna kartu IM3 g. Yang pernah melihat logo IM3 Variabel Terikat (Y) Citra Organisasi 1. Kepercayaan Citra Perusahaan 2. Realitas 3. Kerjasama yang saling menguntungkan 4. Kesadaran 9. Defenisi Operasional Defenisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995 : 46). 19 Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Identitas Perusahaan dengan menggunakan media Below the line) terdiri dari: a. Iklan Display Iklan dalam bentuk logo dan informasi produk. b. Direct Mailing Direct Mailing merupakan surat langsung yang diberikan kepada konsumen dalam bentuk brosur. c. Merchandise Merchandise yaitu promosi dalam bentuk produk tertentu, dimana terdapat logo produk yang dipromosikan. d. Spanduk, umbul-umbul, kain rentang Spanduk, umbul-umbul, kain rentang berisi slogan atau logo produk tertentu. e. Jenis Kelamin: Jenis Kelamin dari responden, yakni pria atau wanita. f. Jenis kelamin: jenis kelamin dari responden yang menggunakan kartu Indosat khususnya IM3. g. Yang pernah melihat logo IM3 : Mahasiwa yang pernah melihat logo IM3 pada media below the line. 2. Variabel Terikat (Citra Perusahaan) Citra Organisasi Citra Organisasi adalah gambaran mengenai perasaan dan kesan yang dimiliki oleh mahasiswa FISIP USU terhadap perusahaan PT Indosat Tbk Northern Sumatera Region selama memperkenalkan Identitas Perusahaan mereka dengan menggunakan media below the line. 20 a. Kepercayaan Kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak ataupun mahasiswa terhadap perusahaan PT Indosat Tbk Northern Sumatera Region. b. Realitas Realistis, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden. c. Kerjasama yang saling menguntungkan Yaitu saling memberikan keuntungan sesama pihak baik bagi perusahaan maupun khalayak. d. Kesadaran Adanya kesadaran khalayak tentang dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan. 10. Hipotesis Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian (Bungin, 2005 :75) Salah satu penting hipotesis adalah menjadikan peneliti mampu menetapkan kemampuan teorinya sebagai salah satu alat penerang. Hipotesa dalam penelitian ini adalah : Ho : Tidak terdapat hubungan antara Identitas perusahaan dalam meningkatkan Citra Perusahaan Ha : Terdapat hubungan antara Identitas Perusahaan dalam meningkatkan Citra Perusahaan.