kelahiran yesus kristus

advertisement
BAB I
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG MENTORING FATHERING
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Mentoring Fathering
Siswa SOM memahami Mentoring Fathering yang kuat, baik dan benar baik secara
pribadi maupun dalam lingkungan masyarakat umum untuk menjangkau jiwa bagi
Kristus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Mentoring Fathering disampaikan dengan metode,
praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk memiliki Mentoring Fathering
yang dewasa kehidupan keluarga, lingkungan dan masyarakat.
A. FATHERING GENERATION
Generasi saat ini adalah generasi yang akan menjadi suatu
generasi yang mengakhiri atau menyelesaikan rencana Bapa di
bumi ini. Banyak nabi-nabi bahkan hamba Tuhan terdahulu
telah memulai hal yang baik dan mereka meninggalkan
pekerjaan yang harus di lanjutkan oleh generasi berikutnya. Saat ini sangat diperlukan
adanya generasi yang membawa pengaruh bagi keluarga, bagai pekerjaan, bagi
masyarakat dan bagi bangsa. Generasi ini bukanlah generasi yang akan menyerah
dengan banyaknya fenomena yang bertolak belakang dengan Firman Tuhan,
melainkan generasi yang membawa pengaruh yang kuat sebagai garam dan terang.
Sebuah generasi yang kuat, harus mempunyai seorang Bapa di dalamnya.
Pembapaan sangatlah diperlukan. Ketika tidak ada pembapaan, maka pasti ada
ketidak sepakatan, perbedaan pendapat, perpecahan, pertikaian dan pemisahan.
Ketika tidak ada pembapaan, maka toleransi akan berkurang, kurang adanya
kesabaran dan penyerahan kepada satu sama lain di gereja. Tidak ada Bapa yang
seharusnya mendisiplin dan melatih anak-anak dengan cara sebagaimana seharusnya.
Semua orang tampaknya ingin melakukan apa saja yang benar dimatanya sendiri.
“Ketika seorang anak tidak diajar bagaimana harus tunduk kepada bapanya, ia tidak
akan tahu bagaimana harus saling tunduk satu sama lain.
1
Seiring dengan banyaknya orang yang mulai perduli satu sama lain, maka
yang harus dibedakan adalah apakah kepedulian mereka merupakan Pembapaan,
atau sekedar mentor atau sekedar pemimpin?. Mentor dan pembapaan adalah dua hal
yang berbeda. Seorang mentor bukanlah seorang Bapa. Ketika Yesus pertama kali
memanggil murid-muridnya, Ia mulai dengan menjadi mentor bagi mereka mereka
mengikut-Nya dan belajar dari-Nya tetapi setelah itu, maka Yesus melepaskan
RohNya dan menjadikan mereka menjadi anak-anakNya.
Apakah hubungan antara seorang mentor dengan murid dan antara seorang
Bapa (Pembapaan) dengan yang di bapai?
1. Mentor (Mentoring)
1. Menuntut adanya suatu tingkat pengertian, penerimaan dan komitmen yang
baik yang saling menguntungkan.
2. Kedua pihak terdorong untuk terjalinnya hubungan yang semakin dekat
3. Murid harus bersedia menerima instruksi dan belajar dari mentornya.
4. Pembapaan(Fathering)
1) Hati sang bapa dan hati anak terikat dengan sebuah ikat janji yang mereka
buat bersama.
2) Ada ikatan dari hati-kehati dan dari roh ke roh
B. ADA 10 FAKTA TENTANG PEMBAPAAN
1. Hati Bapa yang berbalik kepada Anak (Maleakhi 4:6)
Kuasa Hubungan bapa-anak terdapat di dalam hati. Bapalah yang terlebih dahulu
membalikkan hatinya kepada anak, bahkan sebelum anak tahu bagaimana
membalikkan hati kepada bapanya.
a. Hati Bapa lebih dari hati seorang penyedia
Seorang ayah akan melakukan kesalahan terbesar jika ia menyamakan
tindakan membesarkan anak dengan keinginan agar si anak menyediakan
kebutuhannya sehari-hari suatu hari kelak.
Pembapaan adalah lebih dari sekedar menyediakan kebutuhan
sehari-hari si anak.
b. Dari hari ke hati
Dengan membalikkan hati kepada anak, bapa mendapatkan hak untuk
mengolah hati anaknya, melatihnya dijalan yang harus dilaluinya. Setelah
pelatihan itu selesai, hati anak akan begitu terkondisi sehingga ia tidak lagi
berpisah darinya (Amsal 26:6 bandingkan Lukas 15:11-32)
2
c. Hati menajamkan hati
Pembapaan adalah proses membentuk dan menajamkan hati anak. Bila hati
bapa tidak berbalik kepada anak, ia tidak akan mampu menajamkan anaknya
itu (Timotius 1:2, Titus 1:4).
d. Hati Bapa Surgawi
Allah Bapa surgawi kita adalah contoh bapa yang terbesar. Hati-Nya mencaricari kita senantiasa. Ia merindukan kita, bahka ketika hati kita tidak siap, Ia
akan menunggu kita sampai siap. Hatinya tidak akan pernah berpaling dari
kita dan Ia tidak akan pernah membiarkan kita atau meninggalkan kita (Ibrani
13:5, Yohanes 3:16, Roma 5:6,8,10).
2. Hati anak berbalik kepada Bapa (Maleakhi 4:6)
Sementara seorang bapa harus membalikkan hatinya kepada anaknya didalam
pembapaan, anak perlu juga membalikkan hatinya kepada bapanya. Harus ada
konektivitas dan alirannya pun harus dibangun supaya hubungan itu bisa
berfungsi.
a. Hubungan anak dengan bapa adalah di meteraikan
Setelah hati kita berbalik dan berpaut pada hati bapa rohani kita, tidak ada
jalan berputar kembali.
b. Ikat janji hati
Seorang anak yang hatinya tidak berbalik kepada bapanya akan sangat
mengecewakan bapanya. Seorang mentor tidak membuat ikat janji dengan
hubungan ikat janji tetapi seorang bapa membuat ikat janji hati
c. Tahu bagaimana menjadi anak
Seorang anak harus belajar bagaimana menjadi seorang anak sebelumnya. Ia
siap menerima warisan dari bapanya. Ia harus tau bagaimana merespon kasih
bapanya. Karena seorang anak bisa saja berada di rumah warisan, tetapi tidak
mendapatkan warisan itu. Tetapi dalam hal pembapaan, bapa selalu berkata
kepada anak rohaninya bahwa “ segala kepunyaan kuadalah kepunyaan mu”
(Lukas 15:31).
Ada beberapa alasan mengapa seorang anak tidak tahu bagaimana menjadi
seorang anak sejati.
i). Kurangnya contoh peran anak yang sejati
ii). Kurangnya pemahaman tentang tanggungjawab seorang anak
iii). Pemikiran bahwa seorang anak mempunyai hak untuk meminta dan
menerima dari bapanya
iv). Kurangnya pengertian tentang peran bapanya.
3
d. Menjaga hati kita (Amsal 4:23; Amsal 22:15a)
Rusaknya hubunganseringkali di awali dari tercemarnya hati. Jauh sebelum
mulut berbicara, pikiran telah diucapkan berulang-ulang di dalam hati. Anak
yang tahu bagaimana harus menjaga hatinya pada akhirnya akan membuat
ayahnya bersukacita(Amsal 10:1)
3. Hubungan ikat janji (Kej. 6:18; 9:9; 17:2)
a. Ikat Janji (Covenant) berasal dari kata ibrani “Memotong ke dalam”. Di dalam
sejarah Perjanjian Lama peristiwa “Ikat Janji”dilakukan dengan menyediakan
se-ekor hewan yang dipotong dua, kemudian dilewati bersama. Hubungan
ikat janji ini dibuat dan tidak ada yang bisa dan apa pun yang dapat
mengubahnya. Begitu hubungan Bapa-anak di meteraikan, tidak ada lagi
hubungan lain yang dapat menggantikan, mengambil alih hubungan ini.
b. Allah Bapa mengadakan ikat janji dengan manusia
Mengadakan ikat janji dengan manusia telah selalu ada di hati Allah dan di
dalam sifat-Nya. Mengadakan ikat janji dengan manusia merupakan refleksi
kasih dan kemurahan hati-Nya. Allah memprakarsai dan membuat ikat janji
dengan Adam, Nuh, Abraham, Daud dan banyak lagi yang lain. Para
pelanggar ikat janji akan mendapatkan hukuman berat dari Tuhan(Yes.24:3-4;
Yeh. 44:7)
c. Menghormati hubungan ikat janji
Setiap ikat janji yang dibuat di antara dua pihak membawa sebuha tujuan.
Menghormati suatu hubungan ikat janji akan membuat terpenuhinya tujuan
dan mengikat berkat-berkat yang menyertainya (Contoh Laban dan Yakub Kej.
31:44-52, Daud dan Yonathan 1 Samuel 18:3, Daud dengan anaknya Yonathan
yaitu Mefiboset 2 Samuel 9).
4. Dinamika Batin
Dalam proses Pembapaan, ada sesuatu yang terusmenerus meresap antara bapa
dan anak. Sesuatu yang terjadi jauh lebih dalam daripada proses yang terjadi di
dalam pementoran. Di dalam pementoran, mentor mengatakan kepada muridnya apa
yang harus “dilakukan”. Tetapi didalam Pembapaan, bapa mengatakan kepada anaknya
harus “Menjadi” apa anaknya itu. Selalu di hati bapalah ada keinginan untuk melihat
anak “Menjadi” dan bukan “Melakukan”.
1. Diperlukan interaksi batin yang aktif dengan Bapa (Yoh 1:12, Roma 8:15).
Tanpa interaksi yang aktif dengan bapa, anak tidak akan diberkati dan
memiliki hikmat. Karena hikmat tidak dipelajari dari kepala, tetapi di asah dari
dalam hati orang yang memilikinnya.
4
2. Pembapaan rohani jauh lebih dalam daripada hubungan ikatan jiwa antara
dua orang yang terlibat. Hubungan bapa-anak merupakan suatu hubungan
yang mengikat roh. Ini merupakan hubungan ikat janji dan mempunyai sifat
spiritual (Bilangan 11:16-17)
5. Disiplin Anak
Mungkin saja anda memanggil seseorang sebagai bapa rohani anda, tetapi itu
tidak ada artinya bagi anda jika anda tidak mengizinkannya mendisiplin anda
dengan cara seorang ayah seharusnya mendisiplin anaknya. Proses pembapaan
bukanlah untuk orang yang lemah hatinya. Proses ini sifatnya menuntut dan
memerlukan kerja keras. Kadang-kadang diperlukan hati sekeras baja untuk
menjadikan anak disiplin. Kebenarannya adalah tak seorang pun akan dapat
menjadi seorang bapa yang baik jika ia tidak menekankan disiplin bagi anaknya.
Dan kebenaran yang lainnya adalah “ jika seorang bapa rohani tidak
menyampaikan kedisiplinan kepada anaknya sendiri, maka yang terjadi adalah
bahwa oranglain akan melakukannya (Ibrani 12:8)
1. Perlunya Disiplin (Mazmur 119:71; Amsal 20:30; Amsal 13 :24, Amsal 22:15,
Amsal 23:13-14
2. Diperlukan seorang bapa untuk menjangkau ke dalam hati anaknya dengan
pendisiplinan untuk menyingkirkan kebodohan dari dalam diri sianak.
Kedisiplinan akan menyelamatkan anak dari dunia orang mati dan
meluncurkan dia ke masa depan.
3. Seorang anak bisa sangat pintar dan cerdik tetapi sangat kurang bijaksana
(Kurang berhikmat). Pengetahuan itu di ajarkan, tetapi hikmat harus
ditangkap. Pendisiplinan seorang bapa terhadap anaknya memungkinkan dia
menangkap hikmat dari ayahnya. Kesuksesan masa depan anak tidak tergantung
pada apa yang ia tahu di dalam kepalanya, tetapi pada apa yang ia bawa didalam
hatinya.
4. Penundukan diri seorang anak
Ada satu bagian yang sulit dilakukan oleh anak-anak, yaitu penundukan diri.
Seorang anak yang tidak mau menundukkan dirinya sendiri kepada
pendisiplinan dari bapa rohaninya tidak akan menjadi seorang anak yang baik
5. Selalu ada harga yang harus di bayar untuk menjadi anak dari bapa rohani
kita(Ibrani 11:17; Maz.2:7-9).
6. Ada empat factor yang mempengarui Akurasi Anak yaitu :
a. Anak-anak harus membawa materi yang tepat untuk menjadi “anak”
b. Anak-anak harus mempunyai bapa yang akurat untuk membapai mereka
sebelum mereka sendiri bisa akurat
5
c. Anak harus mau menundukkan diri kepada disiplin menyeluruh bapa
mereka
d. Anak harus menunggu saat yang tepat untuk dilepaskan.
6. Pola Seorang Bapa
a. Pola yang ditemukan di dalam hati (Kis.13:22)
Seorang anak yang sejati tidak memerlukan apa pun untuk membuktikan
dirinya kepada bapanya
b. Kenali hati Bapa anda ( 1 Tawarik 28:12,19; 1 Raja 8:17)
c. Pola yang mengikuti hati bapa.
Jika seorang anak tidak mengenal hati bapa rohaninya, ia tidak akan mampu
membuat hatinya terpola sesuai dengan hati bapanya. Seorang mentor akan
berkata kepada muridnya “LAKUKAN APA YANG SAYA LAKUKAN”.
Tetapi seorang bapa akan berkata kepada anaknya “JADILAH SEPERTI
AKU”.
7. Ketaatan Anak
Amsal 1:8-9; Amsal 3:12; Amsal 4:1; Efesus 6:1-3
Pembapaan rohani akan menempatkan anak di bawah otoritas dan perlindungan
bapa. Bapa menjadikan dirinya untuk memberikan instruksi, mengajar dan
melatih anaknya supaya ia siap meluncurkan kepada masa depannya. Jika tidak
ada penundukan diri didalam diri si anak, maka anak itu tidak akan siap untuk
dilepaskan.
“Ketaatan adalah sebuah proses melepaskan diri dan membiarkan orang lain
mengambil prioritas di dalam hidup kita”
a. Ishak – Ismael – Abraham (Kej.25:1-2; Band.Ibrani 11:17)
b. Yesus Kristus (Ibrani 5:8)
c. Ketaatan lebih dari pada memberikan persembahan korban (1 Samuel 15:22)
Ketaatan tidak datang kepada seorang anak dengan secara alami. Ketaatan
tidak datang dalam semalaman, tetapi ketaatan itu dipelajari (Bandingkan
Yesus dalam penderitaannya melawan kehendaknya untuk kehendak Bapa
digenapi)
d. Seorang anak tidak akan mampu belajar taat bila ia tidak mempunyai
kemampuan untuk mengosongkan dirinya sendiri di hadapan bapanya
(Fil.2:6). Ketika seorang mengosongkan dirinya sendiri dihadapan bapa
rohaninya, ia sedang mengatakan kepadanya bahwa ia melepaskan
kehendaknya, egonya, harga dirinya dan bahkan rencana-rencana bagi masa
depannya.
6
8. Pemelihara satu sama lain.
a. Kesiapan bapa untuk memelihara
Kesiapan adalah kunci kepada pembapaan yang berhasil. Kesiapan seorang
bapa di ukur dari tingkat kedewasaan rohaninya, bukan dari statusnya. Status
adalah apa yang diberikan manusia kepada kita. Tetapi tingkat kedewasaan
rohani kita peroleh dan tetap ada di dalam diri kita. Jika kita tidak bertindak
bodoh, tak seorang pun akan dapat mengambil posisi rohani dari kita. Posisi
rohani berasal dari kedewasaan manusia roh kita. Kedewasaan dan posisi
rohani tak dapat dipisahkan satu sama lain. Pembapaan generasi adalah soal
posisi rohani. Tapa posisi rohani di dalam diri bapa, ia tidak akan mampu
memberikan pemeliharaan kepada anak-anaknya.
b. Anak tidak menghormati Bapa
Amsal 19:26; Amsal 23:22; Amsal 30:11; Amsal 28:24; Amsal 20:20; 1 Timotius
5:8.
c. Tidak lupa kepada tangan yang memberi anda makan (Markus 7:11)
Alkitab berkata “ bahwa salah satu cara untuk menghormati bapa kita adalah
dengan memelihara mereka (Galatia 6:6).
Ada waktu bagi anak untuk menerima dan ada waktunya bagai anak untuk
memberi. Bapa rohani kita telah berkorban bagi kita. Mereka telah melakukan
yang terbaik untuk kita. Kita tidak boleh lupa tangan-tangan yang telah
memberi kita makan (Ulangan 8:2,4,10,11,14,19), Abraham dengan Melkisedek
(Kej.13:18-19), Umat Israel dengan Imam-imam dan orang lewi (menyisihkan
48 kota untuk mereka Yos 21, Bil.35:7 dan memberikan persepuluhan Bil.18:2126; Neh.10:37).
9. Bapa melepaskan kata-kata Destiny (tujuan hidup) 1 Timotius 1:18-19
Kata destiny berasal dari kata “dabar” atau “Rhema”. Kata-kata itu tidak akan
kembali kepada Tuhan dengan sia-sia. Contoh dalam Alkitab
a. Ishak melepaskan Yakub (Kej.27:27-29; 28:3-4)
b. Yakub melepaskan anak-anaknya(Kej.48:14)
c. Daud melepaskan Salomo (1 Tawarik 28:9-19; 1 Tawarik 28:4-7)
Kata-kata destiny apa yang dilepaskan oleh seorang bapa?
1. Kata-kata destiny yang dilepaskan oleh bapa rohani haruslah dari Tuhan
2. Kata-kata destiny yang dilepaskan oleh bapa rohani adalah sesuai dengan
ukuran roh yang dibawa oleh bapa
3. Kata-kata destiny yang dilepaskan oleh bapa rohani hanya dapat diterima
oleh anak yang berbagi roh yang sama dengan bapa (Yos. 27:18)
7
4. Kata-kata destiny yang dilepaskan oleh bapa rohani membawa takaran
posisi rohani dan otoritas
5. Kata-kata destiny yang dilepaskan oleh bapa rohani kepada anak
merupakan sebuah amanat
6. Kata-kata destiny yang dilepaskan oleh bapa rohani mengimpartasikan roh
hikmat.
10. Anak-anak menerima warisan Bapa
Bapa-bapa Rohani tidak memberikan karunia kepada anak-anaknya tetapi
Warisan(Yeh.46:16-18)
Warisan rohani tidak dapat dibagikan dengan sama rata kepada semua anak
rohani contoh : Yakub kepada anak-anak Yusuf (Efraim dan Manasye), Paulus
dengan Timotius dan Titus.
8
BAB II
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG KEHIDUPAN ROHANI
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Kehidupan Rohani
Siswa SOM memiliki Kehidupan Rohani yang kuat, baik dan benar baik secara pribadi
maupun dalam lingkungan masyarakat umum untuk menjangkau jiwa bagi Kristus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Kehidupan Rohani disampaikan dengan metode,
praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk memiliki kehidupan rohani
yang dewasa kehidupan keluarga, lingkungan dan masyarakat.
KEHIDUPAN ROHANI
Kehidupan Rohani orang Kristen tidak sama sebelum
menerima Kristus, dan mereka akan berubah dari kehidupan yang
lama menjadi kehidupan yang baru dalam Kristus. Seperti dalam 2
Korintus 5:17, mengatakan: ”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru,
yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”. Ini berarti kehidupan
seorang percaya bukan lagi yang lama yaitu dunia, melainkan untuk yang baru yaitu
sorga (Kristus). Kehidupan yang baru ini disebut Kehidupan Rohani. Karena pikiran
seorang percaya bukan lagi ditujukan kepada perkara-perkara di bumi tetapi perkaraperkara yang di atas (Kol. 3:2). Itulah sebabnya Yudas 3 mengatakan: “Supaya kamu
tetap bertujuan untuk mempertahankan Iman yang telah disampaikan kepada orang-orang
kudus”. Ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan Rohani adanya pergumulan rohani
dengan kata lain peperangan rohani. Kita terus bergumul dalam kehidupan rohani
kita supaya jangan sama dengan kehidupan duniawi, sehingga harus terus melakukan
peperangan rohani dalam mencapainya supaya jangan kembali lagi ke kehidupan
yang lama.
A. BAGAIMANA MEMILIKI KEHIDUPAN ROHANI YANG STABIL?
“Karena itu, Saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Rm.
12:1). Sudah banyak tekad/komitmen dan janji yang kita buat dalam perjalanan hidup
rohani kita, mungkin itu dalam acara Camp Remaja, Retreat Guru Sekolah Minggu,
9
kebaktian biasa maupun Kebaktian Kebangunan Rohani, di tengah-tengah doa
pribadi, atau acara-acara yang lain. Tetapi berapa banyak tekad dan janji itu yang
terlaksana? Mengapa kita sering lupa? Mengapa kita sering merasa bahwa hidup
rohani kita gagal?
Masalahnya adalah bukan karena kita tidak tahu kasih Allah yang telah
mengaruniakan keselamatan kepada kita, bukan pula karena kita kurang mengerti arti
hidup baru, hidup dalam keselamatan.
Masalah yang utama bagi setiap orang Kristen adalah bagaimana agar kita
senantiasa sadar bahwa kita sedang menjalani hidup di dalam keselamatan Allah itu.
Kerapkali orang Kristen kurang mendapatkan dukungan dari luar (komunitas
sekitar), mis.: keluarga, para hamba Tuhan, rekan-rekan sekomisi tempat kita
bersekutu, atau saudara seiman di gereja tempat kita beribadah. Dukungan semacam
ini sangat penting, tapi bukan yang terpenting. Yang lebih penting daripada itu ialah
tanggung jawab masing-masing pribadi untuk memelihara tekad dan janji untuk
hidup setia di dalam Tuhan.
Dan banyak orang Kristen bertanya: “Bagaimana memiliki kehidupan rohani
yang stabil?” Untuk itu ada beberapa hal yang dapat kita lakukan masing-masing
secara pribadi sesuai dengan nasihat dan teladan rasul Paulus dalam Roma 12:1, yaitu
3R:
I. Reorientasi Hidup (Mengarahkan Ulang)
Bertitik tolak dari kenyataan apa yang Tuhan kerjakan dalam hidup orang
berdosa sebagaimana yang dipaparkan oleh Paulus dalam 11 pasal pertama surat
Roma, kita bersama sampai pada satu kesimpulan praktis tentang hidup ini, yaitu
bahwa hidup Kristiani adalah sebuah ibadah (life is a doxology). Dan ibadah itu
diarahkan kepada Allah yang kita sembah. Hidup orang Kristen adalah hidup
beribadah, hidup yang berpusatkan kepada Allah (theocentric life).
Seperti seluruh planet di tata surya ini bergerak mengelilingi matahari sebagai
pusatnya (heliocentric), maka segenap aktivitas hidup sehari-hari orang Kristen
harus terus mengarah kepada Allah sebagai pusat hidup mereka.
Idealnya, tidak ada satu aktivitas pun yang secara sadar kita lakukan tidak
untuk Tuhan dan kemuliaan-Nya, keluar dari orbit! Banyak pusat hidup yang
ditawarkan oleh dunia, bahkan lebih gencar daripada gereja yang hanya
mendapatkan waktu rata-rata kurang dari 24 jam seminggu netto untuk
menawarkan (promosi) dan mengingatkan orang-orang Kristen. Akibatnya: Banyak
orang Kristen tergiur untuk mencoba-coba pusat hidup yang baru sekalipun
dengan aktivitas yang sama sehingga tanpa sadar, sekalipun masih bergerak,
bernafas, dan beraktivitas, namun hidupnya sudah kehilangan arah, keluar dari
orbit! Jika benda-benda langit itu menjauh dari pusatnya, keluar dari orbitnya,
maka makin lama akan semakin tidak merasakan panasnya matahari dan ...
crasshhh!! Hidup orang Kristen akan menjadi semakin hambar, tidak merasakan
10
sentuhan-sentuhan kasih karunia Tuhan dalam kehidupannya, dan hidupnya cepat
atau
lambat
akan
porak-poranda.
Beranikah kita merinci (menginventarisasi), menguji, dan menata kembali satu per
satu komponen hidup kita?
II. Rededikasi Hidup (Mempersembahkan Terus-menerus)
Mengarahkan ulang sangat perlu sebagai titik awal, tetapi tidak boleh berhenti
di sana. Arah yang benar harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Hidup
sebagai ibadah bukan hanya diarahkan tetapi harus dijalani. Bukan semata
diketahui tetapi dilakukan. Paulus menasihatkan setiap orang Kristen supaya
“mempersembahkan tubuh sebagai persembahan” (“to present your body as a
sacrifice ...”). Artinya: menunjukkan/menghadirkan seluruh hidup sebagai
persembahan. Ibadah sejati tidak berhenti di konsep dan doktrin yang benar
(orthodoxy, ps. 1-11), apalagi doktrin yang salah, tetapi harus berlanjut kepada
aksi dan tingkah laku sehari-hari yang sepadan (orthopraxy, ps. 12-15). Paulus
(Alkitab) tidak pernah memisahkan antara pengetahuan dan tingkah laku. Bahkan
bagi Paulus tingkah laku seseorang itu adalah konsekuensi/cermin/buah dari
pengenalan-Nya akan Tuhan. Misalnya: jika seorang Kristen bermain-main
dengan dosa itu hanya menunjukkan bahwa ia kurang mengerti tentang murka
dan keadilan Allah, dll. John Calvin pernah menulis: “Omnis recta cognitio Dei, ad
obedientia nascitur,” yang artinya: “Pengenalan yang benar akan Allah, lahir dari
ketaatan.”Mempersembahkan hidup ini tidak dilakukan semaunya dan
sembarangan, tetapi harus sesuai dengan kehendak Tuhan yang disembah, dan ini
memerlukan disiplin rohani yang serius. Mengapa? Karena kita sedang berperang
melawan kedagingan yang selalu menghalangi kita untuk sadar dan menarik kita
untuk menjauhi sumber-sumber kekuatan rohani kita seperti misalnya: waktu doa,
baca Alkitab, pelayanan, persekutuan, kebaktian, dll.
Untuk menjadi perenang yang handal seseorang harus berlatih keras beberapa
jam setiap hari, untuk menjadi pelari yang cepat seseorang harus memaksa dirinya
tidak makan sembarangan dan terus berlatih beberapa jam setiap hari, dll. Tetapi
mengapa untuk menjadi orang Kristen yang tangguh kita hanya menyediakan
waktu-waktu sisa untuk melatih kepekaan rohani kita?
III. Rekonstruksi Antar Sesama (Membangun Satu Sama Lain)
Sama seperti arang akan lebih bertahan nyalanya bila dia bersama-sama
dengan banyak arang yang lain, maka orang Kristen memerlukan orang Kristen
yang lain untuk saling membangun. Orang Kristen memerlukan komunitas
Kristen. Orang Kristen memerlukan bukan hanya perhatian dan kasih, tetapi juga
teguran dan nasihat. Paulus memberi teladan dengan melakukan apa yang
seharusnya dilakukan oleh orang Kristen terhadap saudara seimannya, yaitu:
memberi nasihat kepada jemaat di Roma untuk kembali mengingat kasih Tuhan
dan hidup menurut kemurahan-Nya. Bayangkan jika Paulus mengambil sikap
11
seperti yang sekarang dilakukan oleh banyak orang Kristen, cuek, tidak peduli,
atau malah mengkritik secara tidak sehat! Tindakan itu bukan membangun sesama
tetapi malah menjatuhkan (baik secara aktif maupun pasif). Bagaimana orang
Kristen bisa dibangun bila di dalam komunitasnya sendiri pertumbuhan rohaninya
tidak didukung tetapi malah “dibiarkan” melemah atau “dijatuhkan”?
Masalah menegur/menasehati memang bukan hal yang mudah bagi setiap kita.
Pada saat kita menegur orang lain, kita juga harus bersedia untuk ditegur untuk
hal yang sama. Atau yang lebih baik adalah jika kita menguji diri sebelum menegur
orang lain. Ini pola yang sehat. Yang tidak sehat adalah jika kita menegur orang
lain tapi kita sendiri tidak mau ditegur. Dan yang juga tidak sehat adalah jika
ketika dalam pengujian diri ternyata kita melakukan hal yang sama lalu kita tidak
berani menegur dan membiarkan orang lain berada dalam kesalahannya. Coba
renungkan Kolose 3:16! Kita harus menyadari bahwa tidak ada seorangpun yang
cukup ideal untuk menegur kesalahan orang lain, namun setiap orang yang
mempunyai motivasi murni untuk membangun berhak untuk menegur saudara
seimannya.
Perintah Tuhan Yesus untuk “Jangan menghakimi!” (Mat. 7:1-5) tidak
dimaksudkan agar di antara orang Kristen tidak boleh ada saling tegur dan
menasehati, tetapi hal tegur-menegur dan nasihat-menasihati tidak boleh
dilakukan tanpa kesediaan diri untuk dikoreksi dan/atau dengan motivasi untuk
menjatuhkan sesama. Kita jarang menegur dan menasehati orang lain mungkin
karena kita takut untuk disalahpahami atau karena kita belum terbiasa, namun jika
hal ini membawa berkat kepada sesama, mengapa tidak?! Siapa takut?!
Kalau seorang Kristen tidak pernah ditegur ketika ia jatuh dalam dosa, maka
ia akan semakin jauh dari Tuhan dan mungkin ia akan merasa tidak diperhatikan
atau malah merasa bahwa yang dilakukannya itu disetujui oleh orang lain (karena
yang lain diam, tanda setuju). Dengan demikian, sebagai orang yang tahu dan
tidak menegur, kita sedang membantu dia secara tidak langsung untuk
mempermainkan anugerah Allah dalam kehidupan orang tersebut. Anugerah
Allah yang mahal tiada taranya itu dianggap murah dan diremehkan. Akhir kata,
bagaimana agar kita senantiasa sadar bahwa kita sedang menjalani hidup di dalam
keselamatan Allah itu? Kita perlu melakukan beberapa hal: (3R) yaitu Reorientasi
(Mengarahkan Ulang), Rededikasi (Mempersembahkan Terus-menerus) dan
Rekonstruksi (Membangun Satu Sama Lain) Maukah Anda memulainya?
Keputusan Anda hari ini menentukan kehidupan Anda kemudian. Filipi 2:12.
12
B.
SARAN-SARAN UNTUK PERTUMBUHAN ROHANI
Pertumbuhan rohani adalah hasil dari ketaatan pada Kristus. "Karena
orang yang benar akan hidup oleh iman". Galatia 3:11 Hidup berdasarkan iman
akan memungkinkan saudara untuk taat akan Allah dalam setiap segi kehidupan
saudara serta mempraktekkan hal-hal berikut ini: TUMBUH
T : Tiap-tiap hari hendaknya saudara datang ke hadirat Tuhan di dalam doa (Yoh.
15:7)
U : Usahakan membaca Alkitab setiap hari- Saudar dapat mulai dengan Injil (Kis, 17:11)
M : Mintalah kepada Tuhan supaya saudara dapat menaati apa yang telah saudara
baca dari Alkitab. Yoh. 14:21.
B : Biasakan diri untuk bersaksi tentang Kristus kepada orang lain. Mat. 4:19; Yoh.15:8.
U : Usahakan untuk mempercayakan setiap segi kehidupan saudara kepada Tuhan.
Dengan demikian, maka saudara dapat mengalami kehidupan yang penuh
kelimpahan itu hari lepas hari. 1 Pet. 5:7.
H : Hendaklah saudara membiarkan Roh Kudus menguasai hidup dan kesaksian
saudara sehari-hari. Gal. 5:16-17; Kis. 1:8.
Alat atau Senjata kita dalam melakukan Peperangan Rohani dalam melawan
keinginan daging maupun kuasa kegelapan atau oculltisme adalah: seperti tertulis
dalam Efesus 6:10-20 adalah: harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah
yaitu:
1. Ikat pinggang kebenaran: hidup dalam kebenaran Firman Tuhan.
2. Baju jirah keadilan: hidup benar, suci, murni, tulus, lurus.
3. Berkasutkan kerelaan memberitakan Injil: untuk membawa jiwa-jiwa bagi
Kristus
4. Perisai Iman
5. Ketopong Keselamatan: pikiran yang berpusat pada Kristus Juruselamat.
6. Pedang Roh, yaitu Firman Tuhan, dan
7. Doa dan puasa terus-menerus, yang pasti kita naikkan dalam nama Tuhan
Yesus Kristus.
Karena perlawan kita bukan melawan darah dan daging tetapi melawan pemerintahpemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia gelap
ini, melawan roh-roh jahat di udara, sebab iblis berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (1 Pet. 5:8; 2 Kor.
10:4; 1 Yoh. 4:4).
C. BENTUK-BENTUK, JENIS DAN PRAKTEK OCCULTISME
Occultisme adalah paham atau ajaran tentang hal-hal yang berhubungan dengan
kuasa kegelapan. Mari kita selidiki tentang bentuk-bentuk dan praktek kuasa
kegelapan.
13
1. Tiga Sikap Manusia Terhadap Okultisme
a. Kelompok orang yang tidak percaya akan adanya setan/iblis dan bahayanya
occultisme. Iblis/setan dianggap halusinasi manusia sebagai lelucon dan
menakut-nakuti. Dimana golongan terpelajar beranggapan dan tidak
percaya akan adanya setan karena tidak dapat dilihat. Akhirnya orang
yang tidak percaya akan adanya setan, maka pada suatu saat sesuatu yang
berharga dalam hidupnya akan dicuri oleh si setan/iblis.
b. Kelompok orang yang percaya bahkan takut pada setan/iblis dan bahayanya
occultisme. Kelompok orang ini selalu takut dalam segala hal/perkara.
Tanda-tandanya adalah kehidupannya selalu dihantui dengan ketakutan.
Dan orang-orang yang takut biasanya juga lari kepada dukun/setan yang
lebih kuat dari lawannya. Baca dalam Lukas 11:15-18.
c. Kelompok orang yang percaya akan adanya iblis, tetapi mereka tidak takut
sebaliknya mereka mempunyai kuasa untuk melawan, bahkan mempunyai kuasa
untuk melepaskan sesamanya dari belenggu occultisme.(Mat. 10:1; Luk. 10:19;
Mrk. 16:15-18; Kis. 19:11-12; Yak. 4:7).
2. Bentuk-Bentuk, Jenis Dan Praktek Okultisme
1. Spiritisme
Spiritisme adalah praktek okultisme yang didasarkan kepada keyakinan,
bahwa orang-orang mati dapat berhubungan dengan orang hidup atau
sebaliknya. Misalnya: Memanggil roh orang yang sudah mati, secara tidak
sadar orang yang hidup berbicara dengan roh yang sudah mati,
penjelmaan seperti orang yang telah mati/sudah mati, membuat uang,
rumah buat orang yang sudah mati. Contohnya melalui: jailangkung,
jaran kepang, kuda lumping, barang-barang yang bisa bergerak sendiri,
dukun, orang pintar, adat seperti: menyiapkan sesajen, mengunjungi
tempat-tempat keramat, sembayang di makam, dsb. Contoh dalam
Alkitab: dalam Kasus Lazarus dan orang kaya (Lukas 16:19-31), artinya
tidak ada hubungan antara orang hidup dengan orang yang mati. (Pengk.
9:5,6). Contoh lain: Dukun endor dalam 1 Samuel 28:1-25.
2. Ilmu Ramal:
Astrologi/horoskop (Ulangan 4:19 dilarang menyembah dan beribadah
kepadanya), meramal dengan kartu, meramal dengan garis tangan
(palmistry).
3. Ilmu Rasa.
Misalnya: percaya pada perasaan, mimpi yang direka-reka, dengan buku
mimpi dan artinya, dll.
4. Ilmu Sihir: hipnotis, black magic, white magic (ilmu hitam/putih).
14
5. Jimat. Misalnya: Sisa perjamuan suci untuk obat, Alkitab untuk pondasi
rumah, Salib untuk Jimat. Mengumpulkan barang-barang atau bendabenda antic dari orang yang tidak percaya. Baca dalam Ulangan 7:25-26.
D. AKIBAT-AKIBAT MENGGUNAKAN OCCULTISME
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
E.
Serangan depresi / gelisah
Pikiran mau bunuh diri berpikir buat apa hidup, hidup yang tidak berguna.
Sikap tertutup dengan keras terhadap Firman Allah
Ada keinginan menghujat nama Yesus, baik sembunyi ataupun terangterangan. Misalnya: dalam hati tidak percaya akan adanya Yesus, tidak
percaya akan keselamatan yang diberikan oleh Yesus, tidak percaya bahwa
Yesus adalah Allah.
Ada ketakutan yang tidak normal.
Ada hawa nafsu, pikiran magis dam kotor, hidup sex yang tidak normal,
penuh dengan pikiran zinah, dan cenderung untuk berzinah.
Ada hawa nafsu kemarahan yang tidak normal
Hidup rumah tangga yang kacau
Keturunan cacat, kena penyakit, atau mati sebelum waktunya.
JALAN KELEPASAN DARI BELENGGU OCCULTISME
Satu-satunya jalan kelepasan hanya ada dalam: NAMA TUHAN YESUS
KRISTUS. Hal-hal yang harus kita kerjakan adalah:
1. Mengadakan analisa, melihat gejala-gejala dalam orang yang terlibat
occultisme (Latar belakang dan persoalan yang dihadapi).
2. Mengadakan pembongkaran dosa. (Bacalah: Ulangan 18:9-13 dan 2 Tawarikh
33:1-6)
3. Mengadakan pengakuan dosa dengan menyebut nama dosa yang telah
dibuatnya (1 Yoh. 1:9; 1 Tim. 1:13; Yak. 5:16)
4. Mengadakan pelepasan dan memberitakan pengampunan yang telah
disediakan dan diberikan oleh Yesus.
5. Mengadakan pelayanan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
dalam hati dan penyerahan diri kepada-Nya.
15
BAB III
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG PERANAN KORBAN YESUS DALAM
KESEMBUHAN DAN BERKAT
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Peranan Korban Yesus
dalam Kesembuhan dan Berkat
Siswa SOM mengalami Peranan Korban Yesus dalam Kesembuhan dan Berkat
baik secara pribadi maupun dalam lingkungan masyarakat umum untuk
menjangkau jiwa bagi Kristus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Peranan Korban Yesus dalam Kesembuhan
dan Berkat disampaikan dengan metode, praktek, ceramah, diskusi tanya
jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk mengalami Peranan
Korban Yesus dalam Kesembuhan dan Berkat dalam kehidupan keluarga,
lingkungan dan masyarakat.
Dalam 2 Korintus 5:21; 2 Korintus 8: 9 dan Yesaya
53:4,5 adalah merupakan berkat dan anugerah daripada
Tuhan Yesus yang berikan kepada orang yang mau
menerima Dia sebagai Juruselamat. Oleh karena itu orang
yang percaya kepada Yesus dan percaya bahwa dosanya
telah ditanggung oleh Yesus di atas kayu salib, maka dia
sudah dibenarkan oleh Allah. Oleh karena itu janganlah
kita sampai tertipu oleh iblis yang menggoda hati kita, bahwa kita masih orang yang
berdosa dan tidak layak dihadapan Allah. Hal tersebut jangan sampai ada pada hati
orang-orang percaya, karena setiap orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai
Juruselamat, maka dosa-dosanya sudah ditanggung-Nya, dan orang yang percaya tersebut
sangat layak dihadapan Allah dan Allah pasti menerimanya.
Disamping itu orang yang percaya jangan sampai mundur daripada
perlindungan Allah, oleh karena si iblis selalu menggoda kita. Misalnya dalam
keadaan lemah kita memang bisa sakit, namum janganlah kita berpikir bahwa sakit
16
itu datangnya dari Tuhan, sebenarnya kita harus tahu bahwa penyakit tersebut
disebabkan oleh iblis yang hendak menggangu iman dan kehidupan kita, karena iblis
adalah pencuri, pembunuh dan pembinasa (Yoh. 10:10). Kita harus yakin bahwa bilurbilur Yesus kita pasti sembuh, karena Yesus telah menanggung sakit kita di atas kayu
salib agar supaya kita sembuh dan sehat. Baca dalam Mazmur 103:1-3; Keluaran
15:26; 1 Petrus 2:24; Matius 8:17b; dan Galatia 3:13.
A. LANGKAH UNTUK MENERIMA KESEMBUHAN ILAHI
1. Mengetahui zaman mujizat masih berlangsung.
Yesus tetap sama dahulu, sekarang dan selama-lamanya. Kuasa-Nya sama, Dia
adalah Allah yang kekal (Ibr. 13:8); Allah dalam Yesus adalah dokter bagi
umat-Nya (Kel. 15:26; Mat. 9:35; Kis. 10:38).
2. Mengetahui bahwa Allah memang berjanji menyembuhkan kita yang
adalah umat-Nya.
3. Mengetahui akan kehendak Tuhan dan kehendak setan.
Kehendak Tuhan ialah sehat dan disembuhkan; contoh: Mat. 8:17; 1 Pet. 2:2425; Kis. 10:38; Mzm. 103:3; Mrk. 16:17. Kehendak setan ialah sakit penyakit.
Contoh: Ay. 2:7; Luk. 13:11-16; Mat. 12:22; Mrk. 9:14-29.
4. Mengetahui bahwa keselamatan dari Allah dalam Yesus itu juga termasuk
kesembuhan tubuh
5. Berdoa (Yoh. 14:14; Yer. 33:3; 1 Pet. 3:12; 2:24).
6. Percaya (Rom. 12:3; Mrk. 11:22-24; Mrk. 9:23.
7. Ucapan syukur dan pujilah Dia.
Contoh: Yoshua yang memuji Allah, Daud yang mengusir setan dengan pujipujian, Mrk. 11:24.
Yang perlu ditambahkan sehubungan dengan kesembuhan Ilahi, yaitu:
hendaknya kita membuka hati untuk menerima anugerah kesembuhan yang
diberikan oleh-Nya. Dan kita juga harus yakin dan percaya dengan iman, bahwa
kesembuhan adalah hak milik kita secara mutlak yang telah diberikan kepada kita.
Dengan percaya dan mendengarkan firman Tuhan, maka mujizat kesembuhan akan
terjadi dalam hidup kita (Mzm. 107:20). Setelah bertindak sesuai debgab Firman
Tuhan, dan yakin bahwa Tuhan telah melimpahkan semua penyakit dan penderitaan
kita di atas diri Yesus Kristus, sehingga kita memperoleh kelepasan dan kesembuhan
dari Dia. Karena Dialah yang memikul segala penyakit kita dan menanggung segala
penderitaan kita (1 Pet 2:24; Yes. 53:6). Dengan iman kita menerima peranan kuasa
Allah yang bekerja dalam kehidupan kita, karena Tuhan mau bekerja di atas iman
kita. Karena kesembuhan adalah fakta penyempurnaan hidup kita, dimana Yesus
telah membayar lunas harga tebusan penyakit yang kita derita dan Ia telah menjadi
pengganti bagi diri kita.
17
Untuk menentukan adanya kesembuhan ada atau tidak, sebenarnya ada pada
pihak kita sebagai manusia yaitu: apakah kita memiliki iman bahwa Yesus dapat
menyembuhkan kita atau tidak? Kalau kita beriman bahwa dengan bilur-bilur-Nya
kita telah disembuhkan, maka kita pasti sembuh.
PELAYANAN KESEMBUHAN KRISTUS
Yesus adalah pembimbing yang terbaik dalam pelayanan kesembuhan. Hati
yang tulus dan sifat Allah sendiri benar-benar tercermin dalam diri Yesus Kristus.
(Yoh. 14:8-112). Yesus menunjukkan kepada kita kehidupan dan pelayanan-Nya yang
luar biasa. Dia melakukan hal-hal yang heran yang mustahil, yang melakukan banyak
mujizat, adalah peneguhan dari kebenaran perkataan-Nya. Bahkan Yesus berkata
bahwa siapa yang percaya kepada-Nya, ia akan melakukan apa yang Ia lakukan dan
bahkan hal-hal yang lebih besar. (Yoh. 14:11-12).
MENGAPA YESUS MENYEMBUHKAN?
1. Kristus menyembuhkan untuk memenuhi pelayanan nubuatan. Mat. 6:16-17.
2. Untuk mengungkapkan belas kasihan-Nya.
Mat. 14:14,20:34; Mrk. 1:40,41; 5:19; 9:22.
3. Untuk menyatakan kemurahan Allah. Fil. 2:27.
4. Untuk membuktikan bahwa memang Allah benar-benar telah mengutus-Nya.
Kis. 2:22. Mujizat dan kesembuhan yang dilakukan Yesus membuktikan bahwa
Allah bersama-Nya.
5. Untuk menghancurkan pekerjaan iblis. 1 Yoh. 3:8; Kis. 10:38; Ibr. 2:14.
6. Untuk menyatakan pekerjaan dari Allah. Seperti dalam peristiwa orang buta
sejak lahirnya dalam Yohanes 9:1-4, siapakah yang berdosa? Orangtuanya atau
anaknya sendiri? Yesus berkata bukan, melainkan untuk menyatakan pekerjaan
Allah.
7. Untuk menyatakan kemuliaan Allah. Yoh. 11:40; Luk. 13:10-17.
BEBERAPA
METODE
MENYEMBUHKAN
YANG
YESUS
PERGUNAKAN
UNTUK
Yesus tidak hanya memakai satu cara untuk menyembuhkan, Dia melayani mereka
dengan berbagai cara, yakni:
1. Yesus mengucapkan kata yang berkuasa.
Seperti dalam kasus anak perwira Romawi, yang meminta kesembuhan
hambanya, mengakui kuasa perkataan yang Yesus ucapkan. Mat. 8:5-13. Dengan
berkata katakan saja sepatah kata maka hambaku itu akan sembuh. Kemudian
perwira itu mendapatkan hambanya benar-benar disembuhkan pada saat Yesus
berbicara. Kita juga memiliki kuasa ini dalam nama Yesus, asalkan tidak bimbang,
tidak percaya, maka hal itu akan terjadi sesuai dengan iman kita (Mrk. 11:23).
2. Ia meletakkan tangan-Nya di atas yang sakit. Contoh, dalam kisah anak Yairus
Mrk. 5:21-23).
18
3. Ia menghardik sakit-penyakit. Luk. 4:33-37. Yesus menghardik dan mengusir
penyakit dengan kata-kata kepada orang yang kerasukan setan, dan
memerintahkan untuk pergi dan meninggalkannya. Sama seperti orang yang di
Gadara yang dirasuk setan itu.
4. Yesus menjamah mereka. Mat. 8:3; Luk. 22:51.
5. Banyak orang yang menjamah Yesus. Mat. 14:35,36; Mrk. 5:25-29. Seorang wanita
yang menderita sakit pendarahan 12 tahun yang menjamah jubah Yesus dari
belakang, dan berkata asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh, dan benarbenar sembuh.
B. SYARAT UNTUK MEMILIKI IMAN YANG BERTUMBUH
1. PERCAYA BAHWA FIRMAN ALLAH ADALAH SESUATU YANG NYATA.
Firman Allah bukanlah teori, pengajaran, angan-angan, ucapan daripada nabi,
akan tetapi Firman Allah adalah sesuatu yang real dalam kehidupan kita yang
dapat kita pegang dan rasakan. Yes. 55:11; Ibr. 4:12. Menunjukkan bahwa
Firman Allah hidup, maka dapat menghidupkan sel-sel tubuh kita yang sakit
atau mati dapat disembuhkan oleh Firman Allah yang masuk dalam hidup
kita. Yoh. 8:32; 17:17.
2. PERCAYA BAHWA KITA SUDAH DITEBUS.
Maksudnya kita tidak sedang ditebus atau akan ditebus, melainkan umat
Allah yang sudah ditebus. Oleh karena itu status orang sebagai manusia yang
sudah ditebus adalah status yang sangat penting. Karena kita yakin dengan
iman bahwa kita sudah ditebus dengan darah Kristus, maka apabila kita sakit,
kita dapat berkata kepada iblis, bahwa kita adalah umat tebusan yang dapat
mengusir kuasa iblis atau pun kuasa sakit penyakit. (Kol. 1:12-14). Jadi kalau
kita telah ditebus maka dosa-dosa kita telah diampuni, sehingga kita
dilayakkan untuk pengucapan syukur dengan sukacita kepada Bapa yang
melayakkan kita untuk mendapat bagian dalam kerajaan Sorga, di garis berkat
Allah untuk mendapatkan pengampunan dosa, kesehatan, dan kekayaan.
3. PERCAYA BAHWA KITA ADALAH ORANG BENAR. Roma 3:21-26.
Memang setiap orang telah berdosa akan tetapi kita sebagai umat Kristus,
yaitu sebagai umat Allah yang telah ditebus oleh Yesus, maka dosa-dosa kita
telah ditebus dan ditanggung oleh-Nya, sehingga kita bukan lagi sebagai
orang yang berdosa, tetapi sebagai orang yang benar di dalam Kristus Yesus.
(Yak. 5:16). Banyak orang menafsirkan, bahwa untuk menjadi orang benar
haruslah melakukan hal-hal sebagai berikut: memberi banyak persembahan,
memberi banyak amal, menolong orang-orang, pergi ke gereja sesering
mungkin, berbuat kebaikan, mendapat pengetahuan yang banyak, berpuasa
dan sebagainya. Hal-hal tersebut memang baik, akan tetapi mereka tidak akan
mendapat keselamatan tanpa meminta penebusan dosa-dosa kepada Yesus
19
Kristus, supaya sungguh-sungguh dibenarkan oleh Allah. Karena tidak ada
nama lain selain Yesus yang dapat memberi dan menjamin keselamatan
manusia. Jadi jangan kita berpikir terbalik seperti orang-orang dunia,yaitu: kita
berbuat baik agar kita dibernarkan Allah, tetapi hendaklah kita memiliki
pengertian yang benar tentang keselamatan, yaitu: kita dibenarkan oleh Yesus
Kristus agar supaya kita dapat berbuat kebaikan.
4. PERCAYA BAHWA ANDA ADALAH CIPTAAN BARU.
2 Korintus 5:17; Galatia 6:15; Efesus 2:10.
5. PERCAYA BAHWA ROH ALLAH ADA DIDALAM KITA. 1 Korintus 3:16
6. PERCAYA ADA KUASA DALAM NAMA TUHAN YESUS KRISTUS. Kis. 3:6
C. KESADARAN AKAN BERKAT ALLAH
Yang dimaksud berkat di sini, bukan hanya berkat jasmani saja, melainkan
berkat rohani juga. Sebab tidak semua orang hidupnya kaya raya beroleh
kebahagiaan. Karena ada orang yang hidupnya kaya raya , akan tetapi dia tidak
hidup dalam garis Tuhan sehingga rohaninya sangat miskin.
Orang yang rohaninya miskin/menurun, sebenarnya orang tersebut:
hidupnya tidak damai, keluarganya tegang, hubungan dalam keluarga tidak
harmonis, tidak serasi, saling mencurigai. Sedangkan orang yang hidupnya
dalam garis berkat Tuhan adalah orang yang menerima berkat rohani dan berkat
jasmani sekaligus. Jadi orang yang hidup menerima berkat rohani adalah orang
yang hidupnya stabil, bahkan orang tersebut hidupnya semakin hari pasti akan
semakin meningkat.
Ada tiga kesadaran yang harus dimiliki orang percaya untuk mendapatkan
berkat Tuhan:
1. SADAR MEMPUNYAI STATUS SEBAGAI ANAK ALLAH
Kalau kita tidak sadar bahwa kita ini sebenarnya adalah anak-anak
Allah, maka jangan harap kita dapat hidup dalam garis berkat Allah. (Yoh.
1:12). Setiap orang yang percaya dalam nama-Nya, dan menerima Yesus
sebagai Allah, maka kita diberi kuasa memiliki status sebagai anak-anak Allah,
dan berhak menerima ahli waris yaitu berkat janji-janji Allah seperti yang
tertulis dalam Roma 8:17. Jadi kalau kita sudah memiliki status sebagai anakanak Allah, maka kita adalah ahli waris dari janji-janji yang dituliskan oleh
Allah dalam Alkitab adalah untuk kita.
Mengapa kita tidak menerima berkat dari Allah? Hal ini disebabkan
karena: kita tidak sadar bahwa kita adalah anak-anak Allah (Yoh. 1:12), dan
tidak sadar bahwa kita berhak menerima warisan dari Allah (Rom. 8:17). Kita
sebagai anak-anak Allah harus mempunyai ciri-ciri atau karakter Anak Sulung
Allah yaitu Yesus Kristus. (Rom. 8:29; 1 Pet. 1:23). Artinya kita harus
dilahirkan kembali sehingga membuat kita dapat berkomunikasi dengan
20
Allah, dan kemudian menjadi anak-anak Allah. Dan untuk dapat dilahirkan
kembali kita perlu tiga unsur yaitu: Menerima Yesus secara pribadi, percaya
mutlak akan firman Allah dan dengan pertolongan Roh Kudus sehingga menjadi
ciptaan baru. Karena dalam 1 Yohanes 2:6, mengatakan”barangsiap mengatakan,
bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup”.
2. SADAR BAHWA KITA HIDUP DI DALAM GARIS BERKAT ABRAHAM
Dalam Kejadian 3:8 dikatakan di sana, ketika Adam dan Hawa berdosa
maka mereka bersembunyi dari Tuhan di antara pohon-pohonan di taman itu,
dan dalam Galatia 3:29 di sana dikatakan jika kita milik Kristus, kita adalah
keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah. Maka dapat dikatakan
bahwa akibat Adam dan Hawa telah berdosa maka: hubungan antara Allah
dengan manusia terputus dan hubungan suami dan istri berjauhan. Seperti
dalam Kejadian 2:23; 3:12;17-19. Tetapi dalam Kejadian 12:1-3 inilah Firman
Allah kepada Abraham dan ia melakukannya dan menjadi menerima janji-janji
Allah dan menjadi berkat. Jangan lupa bahwa kita sudah mendapat berkat dari
Yesus, maka hendaklah hidup kita menjadi berkat bagi orang lain, seperti
dalam Galatia 3:7,14 dikatakan Kristus telah menanggung kutuk, supaya kita
tida menanggung kutuk dosa yang membuat hubungan kita terputus dengan
Allah; sehingga kutuk tersebut tidak mengena kepada kita, dan kita dapat
dalam garis berkat Abaraham.
3. SADAR AKAN MACAM-MACAM BERKAT YANG TERSEDIA BAGI KITA
Bacalah dalam Ulangan 28:1-14 ini adalah berkat-berkat Allah bagi yang taat
dan setia akan Firman Allah. Bahkan dalam Roma 10:11 dikatakan
bahwa”Barangsiapa percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan”. Karena hanya
orang yang kudus yang dapat melihat Allah (melihat dan menikmati berkat
Allah, kesembuhan, mujizat-mujizat dari Allah). Baca Yohanes 14:16-20.
D. BERKAT ALLAH DAN PENGHALANGNYA
Berkat-berkat Allah dapat kita terima baik secara jasmani rohani. Berkatberkat rohani termasuk juga pekerjaan Allah yang dilakukan-Nya untuk tubuh
Kristus (gereja) di kayu salib. Segala sesuatu yang dikerjakan Allah di dalam
Yesus di atas kayu salib, adalah milik gereja yang adalah tubuh-Nya. Untuk
mengetahui berkat-berkat rohani, selalu ada didalam Kristus seperti dalam 2
Korintus 5:17 berkata: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru,
yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”. Berarti: yang lama
seperti: dosa, kutuk, nasib buruk, kesulitan, kemiskinan, kebinasaan, semuanya
telah berlalu, sedangkan yang baru ialah kesucian, berkat, nasib baik, kesehatan,
kekayaan, kehidupan sudah datang. Oleh karena kita hidup di dalam Kristus,
maka kita adalah “ciptaan baru”. Dengan ciptaan baru ini, maka di dalam Yesus
adalah kesehatan (Yesaya 53:4-5; 1 Pet. 2:24; Mat. 8:17) artinya Allah telah
21
meletakkan penyakit kita di atas kayu salib, supaya kita menjadi sehat di dalam
Dia dan berkat (Gal. 3:14,29; 2 Kor. 8:9; Yoh. 10:10b).
Ada beberapa alasan mengapa kita gagal mendapatkan berkat yang
dijanjikan Allah:
1. FALSE FOUNDATION (DASAR YANG SALAH)
Dasar kehidupan orang Kristen haruslah benar, yaitu didalam Yesus Kristus.
(1 Kor. 3:11). Kalau dasar kehidupan orang percaya bukan Yesus tetapi
organisasi gereja atau kepercayaan kepada pendeta atau kepada yang lain,
maka orang tersebut akan gagal menerima berkat Tuhan. Sebagai orang
percaya haruslah memiliki dasar: Yesus Kristus, mengenal Dia, mengenal
kuasa-Nya, mengenal pribadi-Nya, dan mengasihi Dia. (Fil. 3:10,11).
2. PRODIGALITY (TERHILANG) - Lukas 15:13
Keadaan jauh dari Bapa, menyebabkan anak bungsu itu melarat dan menderita
kelaparan. Demikian jugalah dengan kita, hidup jauh dari Tuhan
menyebabkan kegagalan mendapatkan berkat yang dijanjikan.
3. BREACH OF TRUST (MENYIA-NYIAKAN KEPERCAYAAN) - Mat. 25:27,28
Menyia-nyiakan apa yang Tuhan percayakan kepada kita, menyebabkan
berkat yang disediakan itu tidak mengalir ke dalam kehidupan kita, sebaliknya
kita mempergunakan talenta, kesempatan, anugerah, waktu, kekuatan dan
lain-lain, untuk memuliakan Tuhan, dan Dia akan berjanji memberi
kelimpahan kepada kita.
4. SIN (DOSA) – Yer. 5:25
Bukan kurang panjang tangan TUhan menolong dan telinga-Nya untuk
mendengar tetapi yang menjadi penghalang ialah dosa (Yes. 59:1-2). Dan dosa
yang menyebabkan kegagalan untuk memperoleh berkat dari Allah dan malah
akan mendapatkan kutuk seperti dalam Ulangan 28. Dengan kesucianlah yang
menyebabkan berkat Allah tidak hilang.
5. IMPERFECT SERVICE (PELAYANAN YANG TIDAK SEMPURNA) - 1 Kor.
3:13,15.
Sebagai seorang anak Allah yang sudah ditebus dan diselamatkan oleh darah
Yesus, maka melakukan pekerjaan pelayanan kepada-Nya. (2 Kor. 5:15). Orang
percaya tidak hidup bagi dirinya sendiri, tetapi hidup bagi Dia, yang
menyerahkan diri kepada-Nya. Yang perlu diperhatikan adalah : MELAYANI
DIA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH. Yaitu di saat beribadah dengan
sunguh-sungguh, seperti: memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh, berdoa
dengan sungguh-sungguh, mendengarkan Firman Tuhan dengan sungguhsungguh, memberi korban dengan sungguh-sungguh, dan melayani Dia
dengan sungguh-sungguh. Karena orang yang melayani dengan sungguhsungguh pasti menerima berkat yang dijanjikan-Nya. (Why. 22:12)
22
BAB IV
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG KUNCI MENERIMA KEKAYAAN
ALLAH
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Kunci menerima Kekayaan
ALlah
Siswa SOM mengalami dan menerima kunci menerima kekayaan Allah baik secara
pribadi maupun dalam lingkungan masyarakat umum untuk menjangkau jiwa bagi
Kristus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Kunci Menerima Kekayaan Allah disampaikan
dengan metode, praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk mengalami Kunci Menerima
Kekayaan Allah dalam kehidupan keluarga, lingkungan dan masyarakat.
KUNCI MENERIMA KEKAYAAN ALLAH
Apakah Allah berkenan kepada orang kaya? Apakah semua
orang yang percaya Tuhan harus kaya? Abraham adalah orang
pertama yang kami selidiki. Dia betul-betul sangat kaya, seperti
Yakub dan Ishak. Kita dapat masukan juga Ayub, oleh karena Ayub
adalah orang yang paling kaya di daerah Timur (Ayub 1:3). Dia
berkelimpahan! Apakah Allah menggangap kekayaan Ayub suatu dosa? Tentu saja
tidak. Allah tidak menghukum Ayub karena dia kaya (Ay. 1:8). Sebenarnya
kerohanian Ayub itulah yang membuat dia kaya. Seperti contoh lain Salomo, dia kaya
akan hikmat dari Tuhan, dia lebih kaya di dunia ini dan tidak ada yang seperti dia
lagi.
Kadang-kadang waktu kita melihat orang kaya lalu berpikir, saya rasa mereka
itu duniawi dan jahat. Saya tidak bisa menjadi kaya dan sekaligus juga rohani, karena
uang akan membuat saya mundur. Anda tidak perlu berpikir begitu karena Tuhan
mengasihi orang-orang kaya. Jika anda benar-benar merasa uang akan menghambat
kerohanian Anda, lakukan ini yaitu: berikan ke gereja supaya pemberitaan Injil
kemana-manapun dapat lancar. Jangan menjadi risau karena uang. Makin banyak kita
belajar firman Tuhan kita akan makin percaya bahwa Allah menghendaki kita kaya
didalam segala aspek kehidupan. Amsal 10:22, berkata: “Berkat Tuhanlah yang
23
menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya”. Allah menginginkan kekayaan
saudara datang daripada-Nya. Datanglah kepada-Nya dan percaya Dias umber kekayaan
dalam segala aspek kehidupan. Seperti dalam 1 Tawarikh 29:12 dan Ulangan 8:18
bahwa Dia akan memberikan kekuatan untuk memperoleh kekayaan itu.
Firman Tuhan tidak pernah berkata kepada kita untuk duduk diam dan
menunggu kekayaan. Allah memberikan kuasa kepada kita untuk memperoleh
kekayaan, sehingga kita dapat menyebarkan Firman-Nya yang akan meneguhkan
perjanjian-Nya di atas muka bumi. Ada beberapa contoh yang Alkitab yang tidak
meminta kekuatan dari Tuhan untuk memperoleh kekayaan itu, seperti dalam kasus
perumpamaan orang kaya yang bodohn dalam Lukas 12:16-21. Kita menjadi kaya
tetapi jangan menjadi kaya yang bodoh. Kita harus menghormati Allah sebagai
sumber kita dalam kelimpahan itu. Memberi kepada orang lain dan juga
menyebarkan Injil adalah tindakan yang menghormati Allah.
Dalam Matius 19:16-24, yaitu seorang muda yang kaya yang datang kepada
Yesus. Yesus menaruh belas kasihan kepada orang muda ini, Yesus mengasihi orang
kaya ini, tetapi orang kaya ini tidak benar-benar mengasihi Yesus, ketika Yesus
menyuruh Dia menjual hartanya dan membagikan kepada orang miskin, akhirnya dia
pergi dengan berat hati karena hartanya banyak. Yesus tidak menghendaki orang
kaya itu miskin, seandainya orang kaya itu menjualnya, dia akan menjadi lebih kaya
lagi, karena Yesus akan mengembalikannya kepadanya seratus kali lipat. Cara yang
salah untuk menerima kekayaan adalah dalam Amsal 28:20 mengatakan:”Orang yang
dapat dipercaya mendapat berkat, tetapi orang yang ingin cepat kaya, tidak akan luput dari
hukuman”. Orang yang ingin cepat kaya dengan dengan motivasi yang salah, yaitu
dengan tujuan menjadi kaya akan harta bukan kaya di dalam Tuhan. Atau ingin
menjadi kaya, tidak peduli dengan jalan pintas dengan menghalalkan segala cara,
bahkan kalau perlu menipu orang. Jangan jatuh dalam perangkap ini. Jangan menjadi
orang kaya yang bodoh, dimana motivasinya hanya untuk kekayaan dan uang,
melupakan Yesus sebagai Tuhannya. Milikilah iman kepada Allah, percayalah
kepada-Nya. Karena Amsal 11:28 berkata:”Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya
akan jatuh, tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda”. Bahkan dikatakan dalam 1
Timotius 6:10, bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta uang, sebab karena
memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa diri
dengan berbagai-bagai duka. Jika saudara mempercayai rekening bank saudara dan
bukan pada Tuhan, maka saudara memiliki sumber yang salah dan Firman Allah
mengatakan saudara akan jatuh. Alkitab mengatakan bahwa uang tidak jahat,
melainkan cinta akan uang itulah yang jahat. Jatuh cinta kepada Yesus itulah yang
benar bukan jatuh cinta kepada uang. Jika tidak demikian Firman Allah mengatakan,
bahwa engkau menaruh akar-akar kejahatan dan engkau mengalami penderitaan.
24
A. TUJUH KUNCI KEBERHASILAN
1. PERSIAPAN MENJADI KAYA DI DALAM TUHAN
Bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menjadi kaya didalam Tuhan?
Berdoalah dengan akal dan dalam roh, memberi perpuluhan, bersaksi,
membaca Firman dan merenungkannya serta melakukannya. Persiapkanlah
dirimu dan carilah dahulu kerajaan Allah serta kebenaran-Nya, maka segala
sesuatu akan ditambahkan kepadamu. Matius 6:33.
2. RAJINLAH DI DALAM SEGALA SESUATU YANG KAU LAKUKAN
Amsal 10:4 berkata: “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang
rajin menjadikan kaya”.
Banyak orang ingin menjadi kaya dengan instan tanpa bekerja. Dan ini bisa
mungkin terjadi tetapi tidak akan bertahan lama, karena tidak segala sesuatu
yang didapat dengan cara mudah akan gampang dikeluarkan, dihabiskan
karena tidak melalui proses. Tuhan menginginkan kita untuk bekerja keras
bukan berpangku tangan dan duduk-duduk saja. Bagaimana kita menjadi
kepala dan bukan ekor kalau kita tidak bekerja. Orang yang malaslah yang
menjadi ekor dan dia tidak akan berhasil dalam hidupnya.
Jika saudara ingin memiliki gereja yang baik, pelayanan yang baik atau cara
hidup positif, saudara harus berpuasa, berdoa, dan tinggal didalam FirmanNya. Dan bagaimanapun juga saudara tidak boleh lamban. Karena orangorang yang lamban dalam Alkitab disebut pemalas. Sebutan yang mengerikan
dinyatakan dalam Amsal 26:14 yang berkata: “Seperti pintu berputar pada
engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya”. Orang yang lamban dan
malas-malasan tidak akan mendapat kemajuan. Karena orang yang lamban
akan selalu beralasan mengapa dia tidak berhasil. Amsal 26:13 berkata:
“Berkatalah sipemalas ada singa di jalan! Ada singa di lorong”! Orang malas ini
membuat alasan untuk tinggal di rumah, dengan alasan: hujan lebat, banjir,
panas terik, jalan macet dan lain-lain. Janganlah izinkan singa-singamu
mengalahkan anda, bangkitlah dan sibuklah. Orang yang lamban tidak mau
memulai suatu aktifitas, dia takut untuk suatu permulaan yang baru dan
tidak mau bergerak dengan cara kreatif. Dia tinggal dalam pikiran yang
tradisional selama hidupnya. (Amsal 6:9-11). Allah mengharapkan kita semua
bekerja keras, rajin, ulet, tekun, setia. Jadilah pekerja yang baik, tinggalkan
kemalasan karena kemalasan itu akan membunuh potensi yang ada dalam
hidup kita.
3. MENGHARAPKAN BERKAT-BERKAT ALLAH
Mengharapkan Allah bekerja di dalam hidup kita dengan iman. Masuklah di
dalam Firman Tuhan, bacalah ayat-ayat yang menyangkut berkat, renungkan
dan hafalkanlah, lalu akui dengan mulut serta bertindak atas firman Tuhan.
25
4.
5.
6.
7.
Firman Allah akan membawa berkat-berkat sesuai dengan iman kita. (Amsal
10:22)
MINTALAH KEPADA TUHAN UNTUK MENYATAKAN WARISANNYA
YANG TELAH IA BERIKAN KEPADAMU.
Bacalah Efesus 1:17,18, saudara kaya di dalam warisan-Nya, saudara perlu
mengetahui ini. Karena hal ini akan membuat saudara berkemenangan dan
memberikan saudara kemampuan supra alami untuk menjadi makmur.
JALINLAH DIRIMU BERSAMA-SAMA DI DALAM KASIH DENGAN
TUBUH KRISTUS.
Janganlah mengharap untuk menjadi kaya jikalau saudara tidak memiliki
hubungan yang baik dengan tubuh Kristus. Berkelahi dengan orang lain akan
membuat saudara miskin. (Kol. 2:2) Mulailah mengasihi dengan iman, karena
iman bekerja oleh kasih. Jagalah supaya saudara terjalin dalam tubuh Kristus.
SAUDARA PERLU HIKMAT ALLAH
Hikmat Allah akan menunjukkan saudara bagaimana saudara menjadi kaya.
(Ams. 8:18). Kekayaan dan kehormatan diperoleh dengan HIKMAT ALLAH.
Ingatlah selalu pada Tuhan dan mintalah hikmat-Nya, dengan hikmat dari
Allah kita dapat mengelola kekayaan yang Tuhan percayakan kepada kita.
BERILAH DARI KEKURANGANMU
Mulailah memberi dari kekuranganmu dan segera engkau akan menjadi kaya
(Mzm .126:5,6; 2 Kor. 6:10; Rom. 2:4). Bukan memberi dari kelebihan atau sisasisa seperti yang dilakukan persembahan janda yang miskin itu ketika
memberi persembahan. Dan pertobatan adalah langkah pertama untuk
menerima kekayaan dalam Tuhan.
B. SEPULUH HUKUM MENABUR DAN MENUAI
1. Engkau harus menanam benih ……………… Yoh. 12:24
2. Engkau harus bekerja keras/petani ……………..2 Tim. 2:6
3. Engkau harus menanam apa yang engkau ingin panen …………Gal. 6:7; Kej.
1:12
4. Benih yang kamu tanam harus mati dahulu………..(tidak ada motivasi
kepentingan pribadi) Yoh. 12:24; 1Kor. 15:36.
5. Engkau harus menentukan ukuran panen ……(jumlah yang ditabur dan
dituai) 2 Kor. 9:6; 8:12; Luk. 6:38.
6. Engkau harus menanam di tanah yang baik ………. (Mat. 13:8)
7. Engkau harus bersabar menantikan musim menuai …..Mrk. 4:26; Pengkh. 3:2;
Yak. 5:7
8. Engkau harus menjaga kehidupan kristenmu ……Mat. 13:7
9. Engkau harus siap pula menanam lagi setelah panen …..Kej. 26:12; 1 Kor.
9:7,10.
10. Engkau harus berdoa bagi benih yang kau tanam….1 Kor. 3:6
26
C. BUKTI MENDASAR UNTUK BEBAS DALAM KEUANGAN
I. BEBAS (TIDAK TERIKAT) DALAM KEUANGAN
Baca dalam Firman Tuhan: Matius 6:24, Markus 12:30; Matius 22:20-21;
Ulangan 8:11,17-18. Bebas dari keangkuhan dan ikatan (Daniel 4:30-33).
Kebebasan oleh kerendahan hati (Daniel 4:37).
II. BUKTI DASAR UNTUK BEBAS DALAM KEUANGAN
1. Memberi
 Memberi kepada Allah (perpuluhan dan persembahan- Meleakhi 3:10)
 Memberi kepada yang miskin (kebutuhan hidup – Amsal 19:17).
Bebas dari keuangan diawali dengan memberi secara Alkitabiah. Memberi
menyebabkan Allah bekerja di dalam hal-hal yang berkenan dengan
keuangan kita. Berilah dan kamu akan diberi ……..(Lukas 6:38). Memberi
harus dimulai dengan perpuluhan dan persembahan kepada Allah. Tidak
ada seorang Kristen pun yang dapat mengabaikan perihal perpuluhan
atau pemberian “…………sesuai dengan apa yang kamu peroleh ……..”(I
Kor. 16:2). Bila kita memberi kepada Allah dan pelayan-Nya,maka Ia akan
“…membukakan bagimu tingkat-tingkat langit…” (Mel. 3:10). Dengan
memberi kita menginvestasikan harta di Sorga dan pencuri tidak dapat
membongkar serta mencurinya (Mat. 6:21).
2. Menerima
 Menerima melalui kerja yang giat (II Tesalonika 3:12)
 Menerima melalui daya kreatif (Amsal 31:13)
 Menerima sebagai jawaban doa (Filipi 4:6).
Menanggapi pemberian kita, maka Allahpun membukakan kesempatan
untuk menerima berkat baik secara langsung maupun tidak langsung dari
tangan-Nya. Ia memberikan kemampuan untuk menciptakan pekerjaan
atau menjamin dan mempertahankan suatu pekerjaan yang telah ada. Ia
memberikan motivasi untuk menjadi kreatif dan tetap mempertahankan
apa yang telah diberikan-Nya. Ia memberitahukan hal-hal khusus untuk
didoakan mengenai pangan, sandang, atau kebutuhan lainya; dan Ia
menjawab doa tersebut dengan cara yang tepat dan pada saatnya secara
adikodrati. Kita menerima sesuai dengan kadar pemberian kita … (2 Kor.
9:6).
3. Mengelola
 Membangun daya tahan terhadap hal-hal yang ditawarkan (Amsal
20:14).
 Membeli hanya pilihan yang terbaik (Amsal 31:16)
 Jangan menunda pembayaran (Amsal 3:28).
Persembahan kita kepada Allah satu kali dalam satu minggu merupakan
suatu peringatan yang cukup keras bahwa kita dalam kenyataannya
27
hanya merupakan pengelola saja, dan bukan pemilik daripada segala yang
telah dipercayakan Allah kepada kita. Kita bertanggung jawab kepada
Allah tentang cara kita mempergunakan tiap jam dalam satu hari dan tiap
rupiah yang kita miliki. Oleh karenanya, kita tidak dapat mengambil
keputusan-keputusan akhir tanpa menyelaraskannya dengan Firman
Tuhan. Setiap keputusan yang berkenaan dengan bidang keuangan
haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip Kitab Suci. Pergunakan waktu
yang ada jangan membuang-buang waktu. Berhati-hati membeli sesuatu
dan membayar tagihan-tagihan secara langsung. Bila kita mengelola
jumlah-jumlah kecil dengan bijaksana maka Allah akan mempercayakan
jumlah-jumlah yang lebih besar lagi kepada kita (Luk. 16:10).
D. ARTI SESUNGGUHNYA BEBAS DALAM KEUANGAN
1. Bebas dalam keuangan berarti bahwa kemakmuran yang benar hanya datang dari
Allah. Bila kita berpikir kita bisa menjadi kaya karena usaha kita sendiri, maka
kita menjadi mangsa dari rencana-rencana kita sendiri. (Ul. 8:18)
2. Bebas dalam keuangan berarti menyerahkan diri kita sendiri kepada tujuan-tujuan
Allah dalam bidang keuangan. Adanya uang bukanlah untuk membebaskan kita
daripada ketergantungan kita sehari-hari kepada Allah, tetapi untuk
menunjukkan kasih dan kuasa Allah dalam hidup kita. (Mat. 6:30)
3. Bebas dalam keuangan berarti mengenali dan menolak konsep-konsep keuangan yang
salah. Iklan berkata, jadilah bos bagi dirimu sendiri, bermaksud untuk
menekankan bahwa bebas dalam keuangan datang oleh kerja keras kita
sendiri. Kebebasan yang benar diawali dengan menerima batasan-batasan
Kitab Suci, apakah kita bekerja bagi orang lain ataupun bagi diri sendiri. Sebab
seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah
orang bebas, milik Tuhan. (1 Kor. 7:22).
4. Bebas dari keuangan berarti tanggap terhadap teguran Allah akan keputusankeputusan yang salah dalam keuangan.
Bila kita gagal menerapakan prinsip-prinsip keuangan Allah secara
menyeluruh, maka Allah mengijinkan dukacita datang menyertai kekayaan
tersebut atau asset kita berkurang-kurang. (Hagai 1:9)
5. Bebas dalam keuangan berarti memilih untuk melayani Allah lebih daripada uang.
Kebutuhan sehari-hari menyebabkan banyak orang membangun kehidupan
dan kasih sayangnya di atas hal-hal yang sementara dan bukan di atas harta
yang kekal. Jalan keluar satu-satunya dari perbudakan uang ialah dengan
memutuskan untuk melayani Allah, karena tidak seorangpun untuk mengabdi
kepada dua tuan … (Mat. 6:24).
6. Bebas dalam keuangan berarti memberikan perpuluhan dan persembahan kepada Allah.
Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dengan hasil pertama dari segala
28
penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai
berlimpah-limpah…(Amsal 3:9-10; Mel. 3:10)
7. Bebas dalam keuangan berarti tidak berutang. Sebagian besar hutang-hutang
merupakan akibat kita melalaikan batasan-batasan Allah atau menolak
kesempatan Allah untuk menunjukkan diri-Nya sendiri perkasa di pihak kita.
Dasar daripada hutang adalah perkiraan; perkiraan bahwa kita dapat
membayar kembali keesokan harinya apa yang kita pinjam hari ini. Tetapi
Allah memperingatkan kepada kita bahwa perkiraan-perkiraan semacam itu
adalah jahat. (Amsal 27:1)
8. Bebas dalam keuangan berarti belajar bagaimana berkelimpahan dan bagaimana
menderita dalam kekurangan. Allah tidak bermaksud agar kekayaan atau
kemiskinan merupakan keadaan permanen dalam hidup, tetapi merupakan
tahap perkembangan harta yang sesungguhnya yang terdapat di dalam sikap
hati. (Fil. 4:12).
9. Bebas dalam keuangan berarti memiliki daya tahan terhadap hal-hal yang ditawarkan.
Membeli secara impulsive merupakan jalan yang pasti ke arah keterikatan
akan uang. Panca pasar dirancang dengan amat teliti untuk menjebak para
pembeli yang sembrono, akan tetapi Allah ingin agar kita memiliki kecerdikan
untuk memilih apa yang manjadi kebutuhan dan bukan keinginan kita. Kita
harus menolak hal-hal yang memikat keinginan daging, keinginan mata,
keangkuhan hidup (1 Yoh. 2:16).
10. Bebas dalam keuangan berarti mengenali dan menolak para penipu.(Amsl 2:12.16)
11. Bebas dalam keuangan berarti memberi pikiran yang terbaik.
12. Bebas dalam keuangan berarti membuat catatan-catatan yang cermat dan berguna.
Bila suatu usaha diinginkan berkembang, maka sebelumnya harus dilakukan
perencanaan bijaksana, kerja yang giat, dan pencatatan yang cermat. 1 Kor.
4:2.
13. Bebas dalam keuangan berarti menolak untuk meminjamkan atau ikut memikul
tanggung jawab.
14. Bebas dalam keuangan berarti lebih memilih nama baik daripada kekayaan yang
besar. Janji yang tidak dipenuhi, dosa yang tersembunyi, menipu para janda,
menyepelekan orang tua, dan membalas kebaikan dengan kejahatan
merupakan beberapa pelanggaran yang menyebabkan Allah menunda
berkat. Ketika Israel mengalami kelaparan,Raja Daud menemukan
penyebabnya dan menuntaskannya (2 Sam. 21). Dengan cara yang sama
Allah ingin kita menilik jalan-jalan kita agar bebas…(Meleakhi 3:10).
15. Bebas dalam keuangan berarti tahu cara menerima dana melalui doa.
Allah berkenan bila anak-anak-Nya percaya kepada-Nya untuk kebutuhan
sehari-hari, akan tetapi bila kekayaan meningkat, mudah sekali untuk
berhenti bergantung kepada Allah, dan bila kita merasa bahwa kita tidak
29
membutuhkan Allah, maka kita kehilangan kasih kita kepada-Nya. Untuk
memperbaiki keadaan, maka Allah memberikan kebutuhan-kebutuhan yang
tidak terduga dan memaksa kita kembali kepada Firman-Nya dan doa (2
Tawarikh 7:13-14).
30
BAB V
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG KERAJAAN ALLAH
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Kerajaan Allah
Siswa SOM mengalami dan menerima Kerajaan Allah baik secara pribadi maupun
dalam lingkungan masyarakat umum untuk menjangkau jiwa bagi Kristus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Kerajaan Allah disampaikan dengan metode,
praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk mengalami Kerajaan Allah
dalam kehidupan keluarga, lingkungan dan masyarakat.
A. KERAJAAN ALLAH
Adalah kehendak Tuhan supaya wahyu tentang Kerajaan Allah
dinyatakan di bumi seperti di Sorga. Jika kita mengamati dengan
benar-benar apa yang Yesus lakukan ketika di dunia, sebenarnya
Yesus datang untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada
manusia (Mat 4:23). Namun, banyak orang yang hanya
mengalami Injil Keselamatan. Yesus datang bukan hanya untuk
menebus dosa-dosa manusia, tetapi Dia juga mau kita hidup dalam Kerajaan Allah,
yaitu menghadirkan Kerajaan Allah dalam setiap kehidupan kita. Namun, banyak
orang percaya malah belum sadar bahwa mereka hidup dalam Kerajaan Allah,
akibatnya masih banyak yang belum menang-menang dari dosa, masih terikat dengan
dosa, masih jatuh bangun dalam dosa, dan masih hidup dikuasai oleh pengaruh dunia
yang menyesatkan.
Kerajaan Allah tidak terbatas hanya tentang kita masuk sorga ketika
meninggalkan dunia ini, tetapi Kerajaan Allah itu juga berbicara tentang keadaan
sekarang, yaitu bagaimana kita menghadirkan sorga ke bumi. (Matius 6:10). Kerajaan
Allah harus terus dicari (Matius 6:33). Kita harus terus mencari rahasia Kerajaan Allah
dan menerapkan prinsip Kerajaan Allah dalam setiap bidang kehidupan kita, maka
kebahagiaan, kedamaian, sukacita, dan kekayaan sekalipun akan ditambahkan
kepada kita. Begitu dahsyatnya hidup kita ketika kita mengerti dan menerapkan
prinsip Kerajaan Allah dalam setiap kehidupan kita.
Apakah Kerajaan Allah itu? Menurut kamus Alkitab, Kerajaan Allah adalah
pemerintahan Allah sebagai Raja yang hendak dilaksanakan di sorga maupun di
bumi. Jadi orang yang hidup dalam Kerajaan Allah berarti kesukaannya adalah hidup
31
dalam pemerintahan Allah, atau dengan kata lain hidup dalam Firman Tuhan. Mari
kita belajar sebagian hal tentang Kerajaan Allah dalam Alkitab. Bahkan Firman Tuhan
berkata dalam Roma 14:17-18 bahwa: “Sebab Kerajaan Allah bukan soal makanan dan
minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena
barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh
manusia”. Tidaklah sulit untuk hidup dalam Firman Tuhan jika kita sadar bahwa
Kristuslah yang hidup dalam diri kita (Gal 2:20; 2 Kor 5:4-5,15,17) .
Matius 5:3 Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah
yang empunya Kerajaan Sorga. Orang yang akan memiliki Kerajaan Allah adalah orang
yang miskin di hadapan Allah. Maksudnya orang yang selalu bergantung kepada
Tuhan, haus akan kehadiran Tuhan, rendah hati, dan terus mau belajar Firman Tuhan.
Matius 5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang
empunya Kerajaan Sorga. Orang yang menderita karena kebenaran akan memiliki
Kerajaan Allah. Maksudnya adalah orang yang rela menderita untuk
mempertahankan kebenaran Firman Tuhan dalam hidupnya walaupun banyak
tekanan yang harus dihadapi. Penderitaan justru merupakan proses yang harus kita
alami untuk membentuk kita menjadi pribadi yang taat dan disiplin. Penderitaan
justru akan membuat kita dapat merasakan penghiburan dari Allah dan kemudian
membagikan penghiburan tersebut kepada orang lain.
Ketika di dunia Yesus lebih banyak berbicara dan mengajar tentang Kerajaan
Allah. Nah, makanya kita juga harus benar-benar mengerti rahasia Kerajaan Allah.
Siapakah orang yang bisa mengerti tentang rahasia Kerajaan Sorga? Matius 13:11
Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi
kepada mereka tidak." Jadi, orang yang diberi karunia untuk mengerti Kerajaan Allah
hanyalah orang-orang yang mau menjadi murid-murid Kristus. Hal Kerajaan Allah
memang sangat sulit dimengerti. Hanya orang-orang yang diberi karunialah yang
dapat mengerti rahasia Kerajaan Allah, dan orang-orang itu adalah murid-murid
Kristus. Oleh karena itu, Amanat Agung Tuhan Yesus di Matius 28:19-20 adalah
supaya menjadikan semua bangsa murid Kristus, maksudnya agar setiap mereka
dapat diberi karunia untuk mengerti rahasia Kerajaan Allah. Karena itu, kita harus
rindu menjadi murid Kristus, supaya kita dapat mengerti rahasia Kerajaan Allah.
Mari kita belajar apakah ciri-ciri murid Kristus itu?
1. Tinggal dalam Firman Tuhan (Yoh 8:31)
Yoh 8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya:
"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku"
2. Saling mengasihi (Yoh 13:34-35)
Yoh 13:34-35 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling
32
mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah muridmurid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.
3. Menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Yesus (Luk 9:23)
Luk 9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."
4. Berbuah banyak (Yoh 15:8)
Yoh 15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak
dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.
Jika Anda adalah murid Kristus, sadarilah bahwa Anda sekarang berada
dalam Kerajaan Allah dan mulailah terus untuk mencari rahasia Kerajaan
Allah dan terapkanlah prinsip Kerajaan Allah yang telah didapat dalam setiap
aspek kehidupan Anda. Selamat mencari rahasia Kerajaan Allah!
B. ADA SEMBILAN KERAJAAN
MELALUI FIRMAN-NYA.
ALLAH
YANG
DINYATAKAN
1. KERAJAAN ALLAH DI SORGA (Masa lampau)
Mat. 6:6-9; Mzm. 102:19; 145:10-13. Malaikat-malaikat Allah diciptakan sebagai
penghuni kerajaan Sorga dalam kekekalan masa lalu. Dosa menimbulkan
kerusuhan dan awal dari pemberontakan Kerajaan setan dan malaikat-malaikatnya
yang jatuh. (Why. 16:10; Yoh. 8:44; 2 Pet. 2:4; Yud. 6).
2. KERAJAAN ALLAH DI TAMAN EDEN
Kejadian 1 dan 2, Allah menciptakan Adam dan Hawa dan memberikan kepada
mereka kuasa untuk memerintah atas bumi ini. Melalui mereka Allah
menghendaki untuk memerintah kerajaan-Nya untuk ditegakkan di muka bumi,
dalam keturunan Adam. Tetapi mereka telah gagal sebagai alat dan pernyataan
dari Kerajaan Allah, karena dosa dan menjual generasi mereka yang belum lahir
kepada setan dan kerajaan kegelapan.
3. KERAJAAN ALLAH PADA BEBERAPA ORANG PILIHAN ALLAH
Nuh, Abraham, Ishak dan Yakub adalah beberapa orang yang dipilih Allah dan
mereka setia kepada perjanjian Allah. Dalam kehidupan mereka dinyatakan dan
terlihat Kerajaan Allah di muka bumi. Janji tentang Mesias dan Yakub dinyatakan
kepada orang-orang ini yang merupakan alat dan pernyataan dari kerajaan Allah.
Orang-orang ini walaupun tidak sempurna, mengetahui bahwa Allah yang
memerintah dalam hati dan hidup mereka di tengah-tengah bangsa yang jahat dan
masa bodoh kepada mereka (Kejadian 8-50)
4. KERAJAAN ALLAH PADA BANGSA ISRAEL
Keluaran 19:1-6. Pada waktunya Allah membawa keluar bangsa Israel, dari Mesir
dan memilih mereka di antara bangsa-bangsa lain (Ulangan 4-5). Kepada bangsa ini
33
Dia menetapkan secara penuh kerajaan-Nya dan hukum-hukum-Nya. Pemerintah
bangsa Israel adalah Theokrasi. Allah adalah Raja mereka (Bilangan 24:5-7;
Ulangan 7:6-8). Allah bermaksud supaya Israel menjadi alat di bumi ini untuk
menyatakan pemerintahan-Nya kepada bangsa-bangsa lain; memberikan kepada
bangsa-bangsa lain wahyu tentang Allah yang benar. Saul (1 Sam. 9-10), Daud (1
Sam. 16; 1 Taw. 10:14), Salomo (1 Raja. 1:46) adalah raja-raja pertama yang
memerintah bangsa Israel yang dipersatukan. Pada suatu Kerajaan Israel yang
pecah menjadi dua yaitu: Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda (1 Raja 11-12; Yeh.
16:23). Kedua kerajaan tersebut mempunyai nabi-nabi yang dikirim Allah untuk
mengingatkan mereka bahwa mereka telah gagal dalam memenuhi rencana Allah
bagi mereka. Karena alasan inilah Allah mengijinkan kedua kerajaan ini diangkat
dalam pembuangan Kerajaan Israel diangkut sebagai tawanan Asyur dan Kerajaan
Yehuda di tawan ke Babel.
5. KERAJAAN ALLAH PADA BANGSA LAIN
Pada waktu bangsa Israel dan Yehuda sebagai tawanan, Allah menggunakan
bangsa lain (kafir) menjadi alat-Nya dalam memerintah di muka bumi ini. Dalam
kitab Daniel menunjukkan keperkasaan dari Kerajaan Allah. Dia memerintah di
Sorga dan di bumi dan memberikan kerajaan kepada siapa saja yang dikehendakiNya. (Dan. 2; 4; Mzm. 9:16; Dan. 7:9-14,26,27). Jadi Asyur, Babel, Kedia Persia,
Yunani dalam kerajaan Romawi diberikan kuasa oleh Allah, untuk memerintah
umat Allah karena kegagalan mereka.
6. KERAJAAN ALLAH DALAM YESUS KRISTUS
Injil Matius memberikan Injil tentang Yesus Kristus sebagai Raja dan tentang
Kerajaan Allah. Yesus berkhotbah, mengajar dan mendemonstrasikan tentang
Kerajaan Allah. Dia memberikan hukum-hukum kerajaan Allah dalam Matius 5-7.
Dia menyatakan pemerintahan Allah kepada kaum Yehuda (Matius 4:17,23-25).
Raja tersebut sebenarnya menyatakan Kerajaan Allah di bumi ini, yaitu:
a. Yesus memberikan Injil Kerajaan. Mrk. 4:23; Mrk. 1:14;
Kis. 1:3.
b. Yesus mengajar Kerajaan Allah sudah dekat. Mat. 4:17;
Mrk. 1:15.
c. Yesus
menunjukkan
bahwa
pelayanan-Nya
berhubungan dengan Kerajaan Allah yang akan
datang. Mat. 12:24-28; Luk. 11; 20; 16:16.
d. Yesus mengutus murid-Nya untuk memberitakan Kerajaan Allah. Mat. 10:7;
Luk. 9:2,69; 10:9-11.
e. Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa “DATANGLAH KERAJAANMU”.
Mat. 6:6-9; Luk. 11:2.
34
f.
Yesus berkata kepada beberapa murid-Nya bahwa mereka tidak akan mati
sampai mereka melihat Kerajaan Allah datang dengan kuasa. Mat. 16:28; Mrk.
9:1; Luk. 9:27.
g. Yesus berkata bahwa Dia tidak akan makan dan minum anggur lagi sampai Dia
melakukan-Nya dalam Kerajaan yang baru. Mat. 26:19; Mrk. 14:28; Luk. 22:1618.
h. Hal ini dilakukan pada waktu Dia bersama murid setelah kebangkitan-Nya.
Kis. 1:4; 10:41; 1 Kor. 11:23,24.
Tetapi, karena bangsa Yahudi memiliki konsep yang nasionalisme dan
materialisme tentang Kerajaan Allah, mereka menolak Raja mereka dan
menyalibkan Dia (Mat. 26,27). Tetapi Kerajaan Allah tidak ditunda sampai tabir
kebutaan dan ketidakpercayaan bangsa Yahudi diangkat, tetapi gereja diangkat
dan masuk dalam rencana tersebut. Kerajaan beralih kepada gereja. Kerajaan
diambil dari bangsa Yahudi dan diberikan kepada bangsa yang menjadi gereja
Perjanjian Baru (Mat. 21:41-46; 1 Pet. 2:5-9).
7. KERAJAAN ALLAH DALAM GEREJA
Bahwa ada hubungan antara gereja dan Kerajaan Allah terbukti dalam Matius
16:18,19, Yesus berkata: “Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Jemaat-Ku dan
alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga.”
Seperti terlihat kemudian, gereja sekarang menjadi alat untuk menyatakan
Kerajaan Allah di muka bumi. Juga merupakan alat terakhir untuk pelayanan
tersebut. Gereja dipercayakan untuk pengelolaan dan otoritas dari Kerajaan Allah
di bumi; dilambangkan dengan “kunci kerajaan Sorga” diberikan kepadanya.
8. KERAJAAN MILLENIUM
Ada aspek lebih lanjut dari Kerajaan Allah dalam manifestasinya di muka bumi
yaitu 1.000 tahun Kristus memerintah di bumi bersama-sama dengan orang Kudus
(Dan. 2; 7; Why. 20:1-10). Tetapi ada banyak perdebatan dan kebingungan terhadap
kenyataan dan sifat dari aspek Kerajaan ini. Di sini tidak dimaksudkan untuk
membicarakan hal ini, tetapi hanya untuk menunjukkan ini sebagai aspek
Kerajaan Allah yang dinyatakan di muka bumi setelah kedatangan Kristus yang
ke-dua kali.
9. KERAJAAN DALAM KEKEKALAN
Aspek terakhir dari Wahyu Kerajaan Allah yang kekal yang akan terjadi pada akhir
dari masa 1.000 tahun, Paulus berkata: ”Kemudian tibalah kesudahannya, yaitu
bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa sesudah Ia membinasakan segala
pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai
Raja sampai Allah meletakkan semua musuhNya dibawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir
yang dibinasakan ialah maut, sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-
35
Nya, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah
menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua”.
Saat itu ke-tujuh kerajaan telah terjadi di muka bumi ini, yang bergerak dari
kekekalan sampai kepada kekekalan. Jadi kerajaan Allah adalah pengendalian dan
pemerintahan Allah terhadap alam semesta termasuk mahluk-mahluk di dalamnya
yaitu malaikat, manusia dan selalu hanya ada satu Kerajaan Allah, tetapi melalui
alat mana suatu kerajaan ini dinyatakan adalah berbeda-beda. Alat terakhir untuk
menyatakan Kerajaan Allah adalah GEREJA.
36
BAB VI
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG RAPTURE, KURSI PENGADILAN
KRISTUS & PERJAMUAN KAWIN ANAK DOMBA
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Rapture, Kursi Pengadilan
Kristus dan Perjamuan Kawin Anak Domba
Siswa SOM mengalami dan menerima Rapture, Kursi Pengadilan Kristus dan
Perjamuan Kawin Anak Domba baik secara pribadi maupun dalam lingkungan
masyarakat umum untuk menjangkau jiwa bagi Kristus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Rapture, Kursi Pengadilan Kristus dan Perjamuan
Kawin Anak Domba disampaikan dengan metode, praktek, ceramah, diskusi tanya
jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk mengalami Rapture, Kursi
Pengadilan Kristus dan Perjamuan Kawin Anak Domba dalam kehidupan keluarga,
lingkungan dan masyarakat.
A. RAPTURE (PENGANGKATAN ORANG PERCAYA)
Bahasa asli dari kata rapture (Ing.) diambil dari kata raptu (Latin)
yang artinya “diangkat ke atas” atau “diangkat terbawa.” kata Latin ini
adalah padanan kata Harpazo (Yunani) yang memiliki arti:
Diambil, dirampas, melarikan, membawa atau atau diangkat;
seperti yang kita kenal sebagai pengangkatan. Rapture adalah
suatu proses pengangkatan yang akan dialami orang percaya dan akan dibawa ke
awan-awan untuk menyongsong Tuhan Yesus (I Tes 4:17), lalu masuk dalam
perjamuan kawin Anak Domba sebagai mempelai wanita-Nya.
Pengangkatan yang dimaksud ialah bahwa tubuh jasmani kita ini akan
diubahkan menjadi “tubuh kemuliaan” dalam waktu seketika. Sehingga kita akan
memiliki tubuh kemuliaan yang sama dengan Kristus ketika Ia diangkat. “Dalam
sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orangorang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan
diubah.” (I Kor 15:52)Pengangkatan tidak untuk semua orang Kristen/percaya, akan tetapi
HANYA bagi mereka yang memenuhi kualifikasi standar Tuhan. Hanya mereka yang
mengikut Tuhan secara sungguh-sungguh dan hidup kudus yang akan diangkat.
37
Alkitab berkata bahwa rapture/pengangkatan akan terjadi dengan tiba-tiba
seperti pencuri, sehingga membuat banyak orang terkejut. Dan Tuhan Yesus berkata:
tidak ada seorangpun yang tahu kapan pengangkatan itu terjadi, malaikat di sorga
juga tidak tahu, Anak (Tuhan Yesus) pun tidak tahu, hanya Bapa yang tahu (Matius
24:36). Karena itu Tuhan Yesus berkata: “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia,
karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." (Matius 24:44).
Ada 3 paham mengenai saatnya Pengangkatan/Rapture:
1. Pre-Tribulation.
Tribulation maksudnya adalah 7 tahun masa sengsara/aniaya. Sebenarnya itu
adalah hari penghukuman Allah. Selama 7 tahun tersebut akan:
Dilepaskan/dibuka 7 meterai, itu mengerikan, setelah itu ada 7 sangkakala lebih
mengerikan lagi dan yang paling mengerikan disebut 7 cawan murka Allah. Hal
itu terjadi pada masa aniaya/sengsara. Orang yang mengimani paham PreTribulation, percaya bahwa pengangkatan gereja akan terjadi sebelum 7 tahun
masa sengsara. Yang akan diangkat pada sesion pertama ini adalah mereka yang
akan masuk ke pesta perjamuan kawin Anak Domba Allah, artinya mereka kelak
yang akan menjadi mempelai untuk Kristus.
Wah 19:9 "Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak
Domba" katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataanperkataan dari Allah…"
Sementara pesta pernikahan Anak Domba sedang berlangsung, hukuman
Allah akan menimpa bumi dimana Iblis serta para malaikat-malaikatnya akan
menguasai bumi dalam satu kurun masa yang dinamakan masa aniaya/tribulasi,
atau juga dikenal dengan masa anti Kristus, yaitu masa dimana diberlakukannya
tanda 666 di bumi. (Wah 13:16-18). Bagi orang percaya yang tidak diangkat pada
sesion pertama akan masuk ke dalam masa aniaya dan mengalami siksa, serta
kemungkinan besar mereka yang percaya kepada Yesus akan mati syahid atau
menjadi martir ketika mereka membela nama Kristus dan ketika menolak
menerima tanda 666. Tetapi bagi manusia yang tidak menolak serta menerima
tanda 666 tersebut akan mendapatkan tempat mereka berada di api kekal
bersama iblis dan para malaikatnya. (Mik 7:1-2; Yer 8:20; Pkh 12:1-5; Mat 24:3740). Kesempatan terakhir bagi orang yang percaya dan diselamatkan adalah
masuk ke session rapture kedua dan artinya ia harus tetap dapat bertahan hidup
walau menerima siksa aniaya bahkan kemungkinan besar akan mati dalam masa
666 tersebut.
2. Mid-Tribulation.
Adalah kelompok orang Kristen yang percaya bahwa pengangkatan akan terjadi
di pertengahan masa sengsara.
38
Post-Tribulation.
Adalah kelompok orang Kristen yang percaya bahwa pengangkatan akan
terjadi setelah masa sengsara. Mereka yang mati syahid atau menjadi martir
dalam masa aniaya dan mereka yang percaya kepada Yesus dan mereka yang
tidak menerima tanda 666 sewaktu akan dibangkitkan untuk ikut masuk ke
dalam kerajaan 1000 tahun atau dikenal dengan nama Kerajaan Millenium. Lalu
Ia (Tuhan Yesus) akan turun lagi kebumi dengan segala kemuliaanNya, dan
bersama-sama dengan kita untuk menyelesaikan penghukuman atas dunia, dan
untuk mulai memerintah di bumi dalam kurun masa kerajaan 1000 tahun.
Wah 20:4 "Aku juga melihat jiwa2 mereka, yang telah dipenggal
kepalanya…..dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan
mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersamasama dengan Kristus untuk masa 1000 tahun"
Masing-masing paham ini punya alasan sendiri-sendiri, tetapi kita dari Gereja
Bethel Indonesia percaya akan Pre-Tribulation. Kita percayai itu, karena Alkitab
mengatakan bahwa kita bukanlah orang-orang yang ditetapkan untuk mendapatkan
cawan murka Allah, melainkan kita akan dilindungi/dibebaskan oleh Tuhan. Ada
orang yang berkata (dari paham Mid-Trebulation/Post-Trebulation): “Enak sekali
mereka yang memilih Pre-Tribulation. Itu orang–orang penakut, yang takut
mengalami masa sengsara.” Ini bukan masalah takut atau tidak takut. Kalau kita
ditetapkan untuk memasuki masa sengsara, meskipun takut ya tetap harus masuk
masa sengsara. Masalahnya sekarang kita bukannya takut. Untuk pengangkatan ini
jangan kita kira bahwa anggota gereja/semua orang Kristen pasti diangkat. Ada
syarat-syaratnya untuk termasuk di dalam pengangkatan, tetapi kita berdoa agar kita
semua – kalau memang kita masih hidup – akan diangkat bersamasama.
3.
Peristiwa yang terjadi pada saat Rapture adalah:
1. Orang-orang mati dalam Kristus dibangkitkan.
Kebangkitan orang-orang kudus, yaitu kebangkitan pertama
orang-orang mati yang percaya kepada Tuhan (Luk.14:13-14; Fil. 3:10-11).
Sesungguhnya hari kebangkitan orang-orang kudus adalah suatu peristiwa yang
sangat mengirangkan hati karena kemenangan yang telah diberikan oleh Yesus
Kristus sehingga belenggu kubur sudah dipatahkan dan ditiadakan-Nya.
Keadaan tubuh orang kudus yang telah dibangkitkan adalah:
a. Tidak lagi berwujud tubuh yang dapat binasa melainkan tubuh yang tak dapat binasa
(1 Kor. 15:42-43).
b. Tubuh yang indah dan mulia bukan tubuh yang lemah dan tak berdaya.
c. Tubuh yang dibangkitkan adalah seperti tubuh Yesus waktu dibangkitkan dan selama
40 hari berada ditengah-tengah manusia.
39
2.
3.
Alkitab berkata berbahagialah orang yang mendapat bagian dalam
kebangkitan pertama ini.
Orang-orang yang hidup dalam Kristus diubahkan dalam tubuh kemuliaan.
Kedatangan Yesus bukan saja membangkitkan orang-orang yang mati dalam Dia,
tetapi juga MENGUBAH TUBUH ORANG-ORANG KUDUSNYA YANG MASIH
HIDUP, yaitu orang-orang kudus yang masih hidup pada masa kedatangan
Tuhan. Rom. 8:29-30. “Karena kewargaan kita adalah di dalam Sorga, yang dari
situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan
mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang
mulia, menurut kuasa-nya, yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diriNya.” Filipi 3:20-21.
- Tubuh orang-orang kudus akan diubah menjadi tubuh mulia, karena sejak
Tuhan berada ditengah-tengah dunia ini kita sudah kenal, ditentukan,
dipanggil, dibenarkan dan dimuliakan-Nya.
- Tubuh orang-orang kudus akan diubah menjadi serupa dengan tubuh-Nya
yang mulia seperti tubuh kemuliaan Tuhan Yesus yang pernah dilihat Petrus.
Kemuliaan yang seperti itu pun akan kita warisi sebagai pengikut-Nya.
Mereka yang telah dibangkitkan dan diubahkan diangkat dalam awan
menyosong Tuhan di angkasa. (1 Kor. 15:52; 1 Tes. 4:16-17; 2 Tes. 2:1).
Pada masa Perjanjian Lama (PL) ada dua orang yang sudah diangkat Tuhan selagi
mereka masih hidup yaitu Henokh dan Elia. (Kej. 5:21-24; Ibr. 11:5-6; 2 Raja 2: 115). Pada masa Perjanjian Baru ada seorang yang diangkat ke Sorga yaitu Yesus
(Kis. 1:9-11). Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa waktu Tuhan Yesus
kembali ke dunia ini, Ia akan mengangkat dan melantik semua orang kudus-Nya
bersama-bersama Dia. (Yoh. 1:1-3).
Dalam 1 Korintus 15:51-52; Kedatangan Yesus disebutkan sebagai:
a. “Suatu Rahasia”
Memang gambaran kedatangan Yesus itu tersembunyi belum dan tidak
dinyatakan dalam PL secara gambling; tetapi Allah dalam Yesus Kristus
menyatakan secara jelas dalam PB, itulah dimaksudkan dengan suatu rahasia.
Kol. 1:26; Rom. 16:25-27; Mat. 24:35).
b. Disebutkan bahwa waktu kedatangan Kristus itu terjadi dengan sekejap mata
pada bunyi nafiri yang akhir.
c. Orang-orang yang diambil bagian dalam kedatangan Kristus dibagi dua
bagian: yang mati dalam Kristus akan bangkit, dan yang hidup dalam Kristus
akan diubahkan. (1 Tes. 4:13-18, Yud. 1:9).
Banyak suara dan pengajaran yang membuat orang Kristen binggung, yaitu
mengenai ada tidaknya Rapture atau pengangkatan Gereja. Dan bertanya
apakah peristiwa rapture atau pengangkatan gereja adalah alkitabiah? Jelas
Firman Tuhan mengatakan bahwa ada pengangkatan gereja/orang percaya dan
40
itu adalah alkitabiah. Seperti yang dialami oleh Henokh (Kej. 5:22; Ibr. 11:5);
Elia (2 Raja. 2:11), dan yang tidak lain ialah Tuhan kita Yesus Kristu (Kis. 1:9).
Jadi pengangkatan ini adalah bukti kemampuan dari kuasa Allah kita. Ayatayat pengangkatan: Yoh. 14:3; Luk. 21:36; 1 Tes. 4:16; 2 Tes. 2:1; Why. 4:1-2.
Dari ayat-ayat ini tidak diragukan lagi tentang adanya Pengangkatan yang
akan datang ( a future catching up).
MAKSUD DAN TUJUAN RAPTURE:
1. Allah menerima orang pilihan seperti yang Dia janjikan Yoh. 14:1-3
2. Tuhan Yesus menyemput gereja-Nya (Yoh. 14:2).
3. Umat pilihan dibawa kepada-Nya tak bercacat, sempurna roh, jiwa dan tubuh
(Yudas 24).
4. Menyempurnakan orang-orang kudus (Fil. 3:21)
5. Mengadili dan memberi upah (2 Kor. 5:10)
6. Meluputkan orang-orang kudus (Gereja-Nya) dari Aniaya Besar (Antikristus).
(1 Tes. 5:1-10; 2 Tes. 2:3; Why. 3:10)
7. Mulainya Masa Antikristus. 2 Tes. 2:7.
APA YANG HARUS KITA LAKUKAN UNTUK DAPAT MASUK RAPTURE
(SIKAP YANG BENAR DALAM MENGHADAPI KEDATANGAN TUHAN)
1. Siap sedia setiap saat, berdoa dan berjaga-jaga (Mat. 24:44).
2. Menjadi pelayan-Nya, karena yang diuji oleh Dia adalah pekerjaan/pelayanan
kita terhadap Dia. (Luk. 19:13)
3. Menunggu dengan sabar (1Kor. 1:7; 2 Pet. 3:1-15)
4. Tidak menghakimi satu dengan yang lain, karena semua akan dihakimi oleh
Tuhan (1 Kor. 4:5).
5. Hidup tidak bercacat/bercela dihadapan Tuhan. Hidup dalam kekudusan,
hidup suci, menjadi saksi Kristus (1 Tes. 5:23; Ef. 5:27; Ibr. 12:14; Mat. 5:8).
6. Memiliki ketaatan yang sempurna kepada Kristus. (1 Tim. 6:14)
7. Mengharap dengan penuh sukacita (Titus 2:13).
8. Senantiasa tinggal/hidup dalam Kristus. Menjadi milik Kristus, memiliki
hubungan intim dengan Tuhan. (1 Yoh. 2:28; 2 Kor. 5:17-18; Yoh. 3:3; Gal. 5:24)
9. Berbuat baik bagi semua orang. (Yoh. 5:28-29).
10. Hidup dipimpin oleh Roh (Gal. 5:22-23).
B.
KURSI PENGADILAN KRISTUS (THE JUDGMENT SEAT OF CHRIST)
Kursi Pengadilan Kristus diterjemahkan dari kata bahasa Yunani “Bema” yang
artinya kursi pengadilan yang mengacu pada tangga atau landasan yang ditinggikan,
dibuat untuk tiga kegunaan utama.
41
1.
Kursi Pengadilan atau Bema adalah sidang pengadilan di mana orang-orang
datang untuk mendapatkan keadilan atas pengaduannya.
2. Kursi Pengadilan adalah tempat dalam kamp militer di mana komandan melatih
disiplin dan memberi perintah kepada pasukan.
3. Kursi Pengadilan adalah tempat para hakim dalam pertandingan atletik
menetapkan peraturan-peraturan dan membagikan hadiah.
Gambaran ke tiga ini tampaknya merupakan latar belakang utama bagi Takhta
(Kursi) Penga-dilan Kristus dalam Kitab Suci. Takhta (Kursi) Pengadilan Kristus
adalah tempat di sorga setelah Pengangkatan di mana Kristus akan memberi upah
kepada mereka yang telah menyelesaikan per-tandingan dan telah mematuhi
peraturan-peraturan dan akan menahan upah dari mereka yang
telah berlaku tidak setia. Tahta Pengadilan Kristus, disediakan
untuk penghakiman orang Kristen saja. Lahir lagi orang percaya
dalam Kristus Yesus. Jika seseorang belum diselamatkan dan mati
dalam dosa, ia akan dinilai pada penghakiman takhta putih yang
besar, setelah pemerintahan seribu tahun Kristus di bumi. Seperti
telah disebutkan, 2 Korintus 5:10 mengatakan kepada kita "Sebab
kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang dapat
menerima sesuatu dalam tubuhnya, menurut yang telah dilakukan, entah itu baik atau
buruk. " Selain itu, Roma 14:10-12 Tetapi engkau berbunyi, "Tapi mengapa maka
kamu menghakimi saudaramu? Atau mengapa engkau menghina saudaramu sia-sia
karena kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus.? Karena ada tertulis:
Demi Aku hidup , firman Tuhan, setiap lutut akan bertelut kepada saya, dan setiap
lidah akan mengaku kepada Allah. " Jadi setiap kita akan memberi pertanggungan
jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. Dalam konteks kedua Kitab Suci, jelas
bahwa mereka dihakimi di kursi Bema adalah Kristen, bukan kafir. Tahta Pengadilan
Kristus, oleh karena itu, melibatkan orang percaya memberikan keterangan dari hidup
mereka kepada Kristus.
Tujuan Pengadilan Kristus:
1. Tujuan Pengadilan Kristus bukanlah untuk menentukan apakah orang-orang
percaya akan masuk ke sorga atau neraka atau untuk menim-bang hukuman
atas dosa.
2. Tujuan Pengadilan Kristus adalah untuk menin-jau dan untuk memberi upah.
Tuhan akan meninjau kehidupan kita. Tinjauan-Nya akan sepenuhnya adil,
tidak berat sebelah, menyeluruh, dan penuh kasih karunia. Roma 14:10-12. 2
Korintus 5:10. Ia akan meninjau pelayanan kita bagi-Nya setelah kita menjadi
seorang yang percaya. 1 Korintus 3:13. Ia akan meninjau kata-kata kita. Matius
12:36. Ia akan meninjau pikiran-pikiran dan motif-motif kita. Matius 6:1-2. 1
Korintus 4:5, Ibrani 4:13.
42
3. Tujuan Pengadilan Kristus adalah untuk memberi upah.
Sekali lagi, tujuan dari penghakiman bema bukan untuk menentukan kebaikan
moral atau jahat dari perbuatan kita di dunia, tapi apakah perbuatan masing-masing
dapat diterima atau tidak berharga untuk Kerajaan dan kemuliaan Tuhan. Itu
sebabnya 1 Korintus 3:13 mengatakan bahwa: "Setiap pekerjaan manusia akan
menjadi nyata: untuk hari itu akan menyatakannya, sebab hal itu akan diungkapkan
oleh api, dan api akan pekerjaan masing-masing manusia macam apa itu." Apa yang
dianggap tidak berharga oleh Yesus akan dibakar dalam api itu. Karya-karya yang
bertahan api adalah perbuatan yang percaya akan dihargai. "Tetapi jika orang tidak
membangun di atas emas dasar, perak, batu berharga, kayu, rumput kering, jerami;
Setiap pekerjaan manusia akan menjadi nyata, karena hari Tuhan akan
menyatakannya, sebab hal itu akan diungkapkan oleh api, dan api akan mencoba .
pekerjaan setiap orang macam apa itu Jika pekerjaan seseorang tahan yang telah
dibangun uji, ia akan mendapat upah Jika pekerjaan manusia akan dibakar, ia akan
menderita kerugian:. tetapi dia sendiri akan diselamatkan, namun sehingga oleh api. I
Korintus 3:12-15.
Takhta (Kursi) Pengadilan Kristus hanyalah bagi orang-orang percaya. Roma
14:10; 2 Korintus 5:10. Sedangkan untuk orang-orang yang bukan percaya akan
diadili oleh Tuhan di Penghakiman Takhta Putih Besar. Wahyu 20:11-15).
Perjanjian Baru mengfokus pada lima upah atau mahkota spesifik yang akan
diterima orang-orang setia di takhta pengadilan.
a. Mahkota yang Abadi (1 Korintus 9:24-27). Upah bagi mereka yang secara konsisten
mempraktikkan disiplin diri dan pengua-saan diri. Atau orang-orang yang dapat
menguasai diri dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mahkota Kebenaran (2 Timotius 4:8). Upah bagi mereka yang menanti-nantikan
kedatangan Tuhan dan hidup benar karena fakta ini.
c. Mahkota Kehidupan (Yakobus 1:12, Wahyu 2:10) Upah bagi mereka yang setia dan
tekun menanggung pencobaan-pencobaan dan ujian-ujian kehidupan.
d. Mahkota Kemegahan /Sukacita (1 Tesalonika 2:19). Upah bagi mereka yang memenangkan orang-orang bagi Kristus.
e. Mahkota Kemuliaan (1 Petrus 5:1-4). Upah bagi para gembala, penatua. Dan gereja
yang dengan penuh kasih dan rakmat menggembalakan dan menjadi umat
Tuhan.
Kursi pengadilan Kristus adalah penghakiman bagi orang-orang yang percaya
setelah Rapture yang mana kehidupan mereka akan dilihat semua, pekerjaan mereka
diuji dan mereka mendapat upah sesuai dengan penilaian Allah yang adil. Pada saat
itu semua harus mempertanggungjawabkan pekerjaan mereka dalam pelayanan
selama mereka hidup di dunia. Semua orang yang masuk dalam pengangkatan harus
menghadap tahta pengadilan Kristus tidak terkecuali. (1 Kor. 3:12-15; 4:5; 1 Kor. 9:24-
43
27; Rom. 14:10-12; 2 Kor. 5:10; Ibr. 9:27; Why. 20:12). Pada saat inilah pekerjaan kita
diuji, bagaimana hasilnya, apakah pekerjaan yang kita lakukan itu di atas dasar emas,
perak, batu permata, kayu, rumput kering, atau jerami? (1 Korintus 3:12-17). Jadi di
sinilah yang diadili adalah orang-orang yang telah mengalami Rapture, sedang orang
yang tidak menerima Kristus akan diadili kemudian.
C. PERJAMUAN KAWIN ANAK DOMBA (THE MARRIAGE SUPPER OF
THE LAMB)
Suatu peristiwa yang sangat indah yang belum pernah terjadi di atas bumi
ataupun di Sorga, yaitu perkawinan Anak Domba Allah, dengan mempelai-Nya
(Gereja Kudus yang telah diangkat). (Why. 19:7-9; Ef. 5:22-23; Mat. 22:1-14).
Persiapan-persiapan Pengantin Kristus adalah (Why. 19:7-8)
1. Pengantin itu telah menerima Yesus sebagai Juruselamatnya dan telah diberi atau
dikenakan jubah kebenaran-Nya. 2 Kor. 5:21; Fil. 3:9; Why. 3:4-5; Yes. 61:10
DIBENARKAN (JUSTIFIED).
2. Pengantin itu telah bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus dan menjadi
serupa dengan-Nya. 2 Pet. 3:18; 2 Kor. 3:18 DISUCIKAN (SANCTIFIED).
3. Pengantin itu telah diubahkan dalam tubuh kemuliaan, yaitu pada saat rapture. 1
Yoh. 3:2. DIMULIAKAN (GLORIFIED).
Yang dimaksud sebagai Pengantin Pria (Anak Domba) tak lain adalah
Kristus sendiri. (Yoh. 1:29; Why. 5:2-6; Mat. 9:15). Sedangkan yang dimaksud
dengan pengantin wanita adalah Gereja atau jemaat Allah yang kudus. Ada
beberapa bukti yang menjelaskan Yesus sebagai Mempelai Pria yaitu:
1. Yesus menyebut diri-Nya sebagai mempelai laki-laki (Mat. 9:15; Mrk. 2:19-20;
Luk. 5:34-35).
2. Yohanes menyebut diri Yesus sebagai mempelai laki-laki (Yoh. 3:29).
3. Paulus mengajar bahwa orang Kristen milik Kristus oleh Perjanjian Baru.
(Rom. 7:1-6).
4. Why. 22:16-17, dikatakan bahwa orang-orang percaya telah siap menjadi
mempelai-Nya.
5. 1 Kor. 11:3; 1 Kor. 12:12-28; Ef. 4:12-16; Ef. 5:25-33 menerangkan bahwa Paulus
selalu memberi gambaran bahwa orang-orang percaya dipertunangkan kepada
Kristus. (2 Kor. 11:3).
Dalam perumpamaan Tuhan Yesus yang ditujukan kepada orang banyak, Ia
mengatakan bahwa “Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang
mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya (Mat. 22:2). Tujuannya adalah
untuk persiapan perjamuan kawin yang penuh sukacita bagi anak-Nya, yang
telah menyelesaikan pekerjaan penebusan itu dengan sempurna. Dan jemaat
44
itu adalah mempelai perempuan. Perumpamaan tentang mempelai
perempuan dapat dibagi 4 bagian dalam Perkawinan Kawin: (Mat. 22:1-13)
a. Allah Bapa mengadakan Perjamuan kawin bagi Anak-Nya. (ay. 1-3)
b. Orang Israel mengabaikan dan menolak Injil Kristus (ay. 4-8)
c. Bangsa-bangsa lain menerima Injil Kristus (ay. 9-10)
d. Hukuman bagi orang yang tidak mengenakan pakaian pesta (ay. 11-14).
Bahkan Tuhan Yesus juga memberikan perumpamaan yang lain tentang
Sepuluh gadis (Mat. 25:1-13). Paulus mengumpamakan orang Kristen
sebagai perawan suci yang sudah dipertunangkan kepada Kristus (2
Korintus 11:2).
Bagaimana kita dapat menyediakan diri menyambut kedatangan mempelai
laki-laki (Yesus)? Tidak lain dengan menyambut Roh Kudus agar Ia
menjadi Raja dan memerintah dalam hati kita sepenuhnya, seperti kelima
anak gadis yang bijaksana.
45
BAB VII
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG ANTI KRISTUS DAN KEDATANGAN
YESUS YANG KEDUA (SECOND COMING)
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Anti Kristus dan Kedatangan
Yesus yang Kedua (Second Coming)
Siswa SOM tidak mengalami masa Anti Kristus dan menerima serta ikut dalam
Kedatangan Yesus yang Kedua (Second Coming) secara pribadi untuk masuk dalam
kerajaan Sorga yang kekal.
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Anti Kristus dan Kedatangan Yesus yang Kedua
(Second Coming) disampaikan dengan metode, praktek, ceramah, diskusi tanya jawab,
ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk mengalami Kedatangan Yesus
yang Kedua (Second Coming) dalam kehidupan keluarga, lingkungan dan
masyarakat.
A. ANTI KRISTUS
Kata "antikristus" berasal dari bahasa asli Yunani Koine
"ἀντίχριστος" antikristos. Dimana kata tersebut terdiri dari dua
akar kata αντί + Χριστός (anti + Kristos). "αντί" (anti) berarti
mengganti, melawan atau mengambil tempat orang lain, dan
"Χριστός" (Kristos) berarti Kristus, yang dalam bahasa Yunani
sama dengan "Mesias" yang berarti "yang diurapi", dan mengacu kepada Yesus dari
Nazaret dalam teologi Kristen. Jadi antikristus berarti melawan, mengganti, atau
mengambil tempat Kristus. Bisa juga berarti Kristus palsu atau Kristus gadungan.
Kata Yunani asli untuk kata "antikristus" dapat mempunyai dua arti. Kata itu dapat
berarti "menentang Kristus", dalam arti seseorang atau suatu kekuasaan yang
menentang pekerjaan Kristus. Atau kata itu dapat berarti "pengganti Kristus",
menyatakan seseorang atau suatu kekuasaan yang "mengambil tempat Kristus", atau
seorang "Kristus palsu". Allah berkata bahwa sebagai tambahan untuk kedatangan
seorang antikristus khusus, terdapat banyak antikristus yang sudah ada pada zaman
gereja awal. Ada dalam Alkitab, "Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi
mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguhsungguh termasuk pada kita, tentu mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi
46
hal itu terjadi, supaya nyata bahwa mereka semua tidak termasuk pada kita .... Semua
itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan
kamu" (1 Yohanes 2:19, 26).
Menurut Firman Allah, anti kristus-anti kristus adalah orang-orang Kristen
palsu yang telah memisahkan diri dari umat beriman yang sejati. Mereka adalah
pembohong yang menyangkal Yesus sebagai Kristus. Ada dalam Alkitab, "Siapakah
pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Mesias? Inilah
antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak" (1 Yohanes 2:22,
TB2). "Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak
mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itulah si penyesat dan
antikristus" (2 Yohanes 1:7).
Anti kristus bukanlah orang atheis (yang tak percaya adanya Allah). Mereka
bukanlah orang-orang kafir yang mengadakan perang melawan Yesus. Mereka adalah
orang-orang yang mengabarkan suatu injil, tetapi bukan injil yang sejati. Itu adalah
"injil yang berbeda". Ada dalam Alkitab, "Sebab kamu sabar saja, jika ada seseorang
datang memberitakan Yesus yang lain daripada yang telah kami beritakan, atau
memberikan kepada kamu roh yang lain daripada yang telah kamu terima atau Injil
yang lain daripada yang telah kamu terima .... Sebab orang-orang itu adalah rasulrasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal
itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang.
Jadi, bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai
pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan
mereka" (2 Korintus 11:4, 13-15,).
B. CIRI-CIRI ANTIKRISTUS
2 Tesalonika 2:5-8; Mikha 2:11
“Pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus
akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia
datang kembali” (2 Tesalonika 2:8).
Identitas oknum Antikristus masih misteri. Dan memang ia disimpan dan sedang
dipersiapkan untuk muncul pada saatnya. Berikut ini adalah ciri-ciri menonjol yang
ada pada Antikristus:
Pertama, Antikristus adalah seorang separatis. Sebab Alkitab menyatakan bahwa
dia memberontak dari gereja yang benar dan mendirikan komunitas gereja tersendiri.
Yohanes menuliskan, “Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak
sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada
kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi
nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita” (1 Yoh. 2:19). Jadi
bisa dikatakan bahwa Antikristus ini telah dipersiapkan untuk memahami Alkitab
dengan baik. Bahkan saya yakin Anda akan terkecoh dengan pengetahuan Alkitabnya
47
yang luar biasa, tetapi penafsirannya aneh dan tidak sesuai dengan tradisi gereja yang
benar.
Kedua, Antikristus adalah seorang pendusta. Seperti iblis, pendusta dan bapa
segala dusta, demikian juga Antikristus. Ia jago dalam mengolah kata-kata kosong
sehingga meyakinkan lawan bicaranya untuk percaya penuh terhadap ucapannya.
Antikristus adalah versi Perjanjian Baru dari nabi palsu Perjanjian Lama, seperti Nabi
Mikha katakan, “Seandainya seseorang datang mereka-reka yang hampa dan dusta: “Aku
bernubuat kepadamu tentang anggur dan arak,” maka dialah yang patut menjadi orang yang
bernubuat terhadap bangsa ini” (Mik. 2:11)! Antikristus seperti nabi palsu dalam zaman
nabi Mikha yang menjanjikan anggur dan arak (berbicara tentang berkat), tetapi tidak
ada. Dan jemaat yang memang suka dengan berkat-berkat melulu akan terkecoh
dengan janji-janji Antikristus. Dan memang kenyataannya Antikristus akan muncul
sebagai tokoh ekonomi yang menyelamatkan dunia ini dari krisis sebelum
membawanya ke jurang kehancuran.
Ketiga, Antikristus adalah seorang bidat. Bidat adalah sekte yang memiliki
teologia yang kuat meskipun dalam kenyataannya teologianya itu menyesatkan.
Seperti yang tadi telah disebutkan Antikristus paham mengenai seluk beluk Alkitab,
bahkan masalah Kristologi ia tahu benar, tetapi sebenarnya ia sedang melakukan
penipuan.
C. KAPAN ANTIKRISTUS DATANG?
Antikristus datang setelah orang-orang kudus yang menahan dia diangkat.
Baca 2 Korintus 2:1-10. Setelah orang-orang kudus diangkat, di Sorga terjadi Kursi
Pengadilan Kristus dan Perkawinan Anak Domba Allah; sementara itu di bumi terjadi
masa kesengsaraan besar. Karena itu mereka yang tertinggal, dan tidak ikut terangkat
pada waktu Rapture, mereka akan turut mengalami kesengsaraan besar di bumi.
(Dan. 12:1; Mat. 24:21). Pada saat itu iblis, nabi palsu, dan antikristus akan menguasai
dunia. Mereka akan menyiksa orang-orang Kristen yang tertinggal. Antikristus akan
mengadalan peraturan di mana orang-orang yang tidak mempunyai tanda pada dahi
atau tangan kanannya, yaitu angka 666, tidak boleh berjual-beli dan mengadakan
perdagangan.
Apa yang dimaksud dengan angka 666 itu?
Angka 6 adalah lambang dari manusia.
Angka 3 adalah lambang dari Allah
Jadi angka 666 maksudnya adalah manusia yang ingin menjadi sama
kedudukannya dengan Allah. (Why. 13:15-18). Disamping itu gereja yang murtad
yang disebut juga pelacur besar akan dihancurkan oleh Antikristus dengan 10 raja.
(Why. 17:1-7; 13-18). Lalu apa yang harus dikerjakan oleh orang-orang Kristen yang
tertinggal pada saat Rapture? Orang-orang Kristen yang tertinggal pada saat Rapture,
mereka harus tabah dan tetap beriman pada waktu Antikris supaya tetap
48
mendapatkan hidup kekal di dalam Tuhan. (Why. 11:3; 13:10). Antikris bukanlah
mahluk halus, Antikris adalah manusia, antikris sudah ada di dalam dunia, hanya
masih ada yang menahan dia.
Dalam Alkitab, Antikris disebut sebagai:
1. Pembinasa (Yes. 16:4-5)
2. Raja yang garang (Dan. 8:23-24; 9:26-27)
3. Sifatnya seperti binatang (Dan. 7:11; Why. 13:1-18)
Pengaruh Antikristus ini nantinya sangat besar sekali, dan seluruh dunia heran
lalu mengikut binatang itu, dan orang yang tidak ikut antikris akan disiksa dan
mati. (Dan. 9:24-27).
Adapun masa Antikris itu dapat dibagi 2 Tahap, yaitu:
1. Tahap I, yaitu pada masa 3,5 tahun pertama Antikris akan mengikat perjanjian
dengan Israel. Di samping itu Antikris akan banyak mempengaruhi dunia
untuk mendapat pengikut; dan pada akhir 3,5 tahun pertama tersebut, maka
Antikris akan menguasai bangsa-bangsa. (Pada saat 3,5 tahun pertama ini
Antikris belum menampakkan kebengisannya). Baca: Mat. 24:3-14.
2. Tahap II, yaitu pada masa 3,5 tahun kedua, Antikris akan mengingkari
perjanjiannya dengan Israel dan memberontak terhadap Israel dan
menempatkan dirinya sebagai orang yang disembah sebagai Allah. Baca:
Matius 24:15-18.
Pada masa Antikris, semua orang diharuskan untuk menyembah patung antikris,
akan tetapi Allah tidak tinggal diam, Dia akan menghukum orang-orang yang
menyembah patung tersebut. (Why. 16:2). Pada masa Antikris ada tritunggal
kejahatan yang hendak meniru seperti tritunggal Allah, yaitu: (Why. 12:7-12)
a. Iblis
dari langit
b. Antikris
dari dalam maut
c. Nabi palsu
dari bumi
Antikristus akan menyesatkan bangsa-bangsa dan raja-raja mereka ditaklukkan
dan ada di dalam kekuasaannya dan semua raja-raja sepakat dengannya
melakukan banyak kejahatan dan kenajisan.
Mengapa Allah mengijinkan antikristus yang jahat ini menjalankan pemerintahan
atas dunia? Jawabnya ialah Allah pada satu saat menyuruh Kristus yang benar ke
dunia untuk menjadi Rajanya. Ia ditolak, sebab itu, Allah mengijinkan iblis
menerbitkan Kristus palsunya sendiri yang akan diterima di dunia. Seperti yang
dikatakan Yesus: “Aku datang dalam nama BapaKu, dan kamu tidak menerima Aku;
jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.” (Yoh.
5:43).
49
Ketika Kristus ada di atas bumi, iblis menawarkan Dia seluruh dunia jika saja Ia mau
menjatuhkan diri-Nya serta menyembah dia (Luk. 4:5-8). Tuhan Yesus dengan marah-
Nya menolak tawaran setan. Sebagai upah setan memberikan antikristus
kekuasaan atas bangsa-bangsa. Sebaliknya melalui dia, setan akan menerima
penyembahan dari “semua orang yang namanya tiada tersurat di dalam kitab
hayat itu (Why. 13:8).
Antikristus memperoleh kuasa melalui penipuan dan kebohongan. Kitab Daniel
menceritakan bagaimana ia memakai bujukan untuk mencapai maksudnya. (Dan.
11:21). Antikristus juga menerima kuasa dari iblis. Dengan ini ia akan menipu orang
banyak mengaguminya serta mengikut dia (Why. 13:2-3).
Pada permulaan dari pemerintahannya ia akan menyembunyikan persamaannya
yang benar dan menyatakan dirinya sebagai “pemberi berkat” bagi umat manusia.
Orang banyak akan jatuh karena penipuannya, tetapi dalam perbuatan demikian
mereka akan mempercayai dusta (2 Tes. 2:10-11). Tetapi pada akhirnya ia akan mulai
membukakan topengnya dan menyatakan dirinya sebagai karya agung dari iblisbetul-betul anti Allah dan antikristus.
Pada waktu antikristus memerintah dunia, manusia saling berlomba-lomba
mencapai kebesaran, kedudukan, kepandaian dan kemuliaan yang diberikan
antikristus sehingga hati mereka penuh dengan kesombongan dan kecongkakan, dan
mereka bersandar pada kekuatan diri sendiri, mereka lupa akan Allah, sumber segala
kepandaian dan kemuliaan itu. Oleh karena pengaruh antikristus, mereka telah
disesatkan akhirnya menuai hukuman Tuhan bersama-sama dengan si Pembunuh itu.
(Dan. 7:24; 11:24,36; Yes. 10:5; 11:4, 14:12;27:1; Yeh. 28:2; Mzm. 110:6).
KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA
(SECOND COMING)
D. TUHAN YESUS BERJANJI BAHWA IA AKAN DATANG
KEMBALI (Yoh. 14:2-3; 14:28)
Tuhan Yesus setia pada janji-Nya, Dia pasti menepati janji-Nya untuk datang
kembali (2 Pet. 3:9; Ibr. 10:23,25,37). Kedatangan Tuhan yang kedua mempunyai
urut-urutan yang perlu diperhatikan agar kita sebagai anak-anak Tuhan tidak
dapat ditipu oleh setan. Kita yaitu jemaat sebagai tubuh Kristus hendaknya
memiliki pengharapan dan percaya bahwa kita akan ikut terangkat bersama-sama
dengan Dia apabila Dia datang kelak. Oleh karena itu kita harus hidup dengan
setia dan selalu menantikan kedatangan-Nya. (Ibr. 9:28). Bagi mereka yang hidup
benar dan setia melayani pekerjaan Tuhan, serta senantiasa menantikan
kedatangan-Nya, maka Yesus berjanji akan memberikan keselamatan kekal. (1
Tes. 1:10; 4:16).
50
Alkitab memberitahukan dengan jelas tentang peristiwa yang akan terjadi
menjelang saat, dan peristiwa sesudah kedatangan-Nya yang kedua. Semua ini
ditunjukkan Tuhan kepada jemaat-Nya supaya kita semua dapat mempelajari,
mempersiapkan diri, dan hidup sesuai rencana Allah, sehingga tidak ada satu
pun yang binasa tetapi semua masuk ke dalam keselamatan kekal.
Allah tidak menghendaki seorangpun celaka oleh karena kebodohan atau
kelalaian atau kurangnya pengetahuan. Oleh karena itu dengan sangat gamblang
disampaikan-Nya firman-Nya dan diberitahukan-Nya umat-Nya tentang rencana
kedatangan-Nya dan persiapan-persiapan yang harus dikerjakan umat-Nya
untuk menyambut kedatangan-Nya.
E. PERBEDAAN KEDATANGN YESUS PERTAMA DAN KEDUA
1. KEDATANGAN YESUS YANG PERTAMA
a. Langit terbuka dan Roh Allah turun seperti burung merpati. (Matius
3:16)
Jalan Perdamaian antara Allah dan manusia telah dibuka kembali, hal
ini merupakan suatu anugerah yang Allah berikan kepada manusia
melalui Anak-Nya. Untuk itu manusia diberi kesempatan untuk langsung
menerima keselamatan dari Yesus Kristus secara cuma-cuma. Hal ini
merupakan suatu ajakan yang Allah berikan melalui Anak-Nya (Yesus
Kristus) supaya mereka yang percaya tidak binasa melainkan beroleh
anugerah dari Allah untuk diselamatkan. Yohanes 3:17.
Jadi pada masa kedatangan Yesus yang pertama ke dunia ini bukan
untuk mengadili, akan tetapi untuk menyelamatkan manusia agar manusia
terlepas dari dosa-dosanya. Manusia dapat dilepaskan dari dosa-dosanya
apabila manusia mau menerima Dia sebagai Juruselamat. Dosa manusia
dapat disucikan karena dosa-dosaa umat manusia yang telah menerimaNya sebagai Juruselamat terlah ditanggung-Nya di atas kayu salib.
b. Dia datang dengan menunggangi seekor keledai (Zakharia 9:9)
Kedatangan Yesus yang pertama yaitu untuk menolong setiap manusia,
supaya mereka yang mempunyai beban berat, Yesus sanggup memberikan
kelepasan bagi mereka yang mau menerima-Nya karena hanya Dialah
yang sanggup menanggung setiap beban kita serta memberikan kelegaan
bagi kita. (Mat. 11:28).
c. Diberi Mahkota duri (Matius 27:29)
Duri adalah lambang kutuk dan dosa manusia yang harus Dia tanggung.
d. Dengan tubuh yang berlumuran darah, yaitu Darah Kristus sendiri yang
mengalir untuk menebus dosa umat manusia (Yohanes 19:34).
Dia menebus dosa setiap umat manusia yang mau menerima-Nya sebagai
Juruselamat dengan mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib, Dia telah
51
menebus menyucikan dosa umat manusia dengan tumpahan darah-Nya
sendiri, bukan dengan uang, emas, perak atau barang berharga lainnya di
dunia ini. Kita ditebus dengan darah-Nya sendiri. Dan oleh darah-nya
maka diperdamaikanlah manusia dengan Allah. (Ef. 1:7; 1:20).
2. KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA
a. Langit terbuka dan Roh Allah turun sebagai api yang membakar.
Dia datang dengan maya yang bagaikan nyala api; pada saat itu tidak
seorangpun yang luput dari padangan-Nya. Dia akan memerangi orangorang yang berdosa, juga mereka yang tidak percaya kepada-Nya. (Why.
19:12). Langit terbuka di sini merupakan penghukuman Allah bagi orangorang berdosa, yaitu Antikris bersama pengikut-pengikutnya serta mereka
yang menolak-Nya sebagai Juruselamat, maka pada saat itu Kristus akan
datang sebagai HAKIM YANG ADIL untuk mengadili dengan seadiladilnya. (Yes. 11:4).
b. Dia datang dengan menunggangi seekor kuda putih. (Why. 19:11).
Pada saat itu Dia akan melakukan peperangan melawan mereka yang
menolak akan kebenaran akan kesucian (ini adalah lambang dari warna
putih). Suatu kekuatan yang luar biasa dimiliki-Nya untuk
menghancurkan setiap orang yang melawan serta tidak percaya akan
Yesus Kristus.
c. Dengan banyak mahkota di kepala-Nya. Why. 19:12.
Mahkota di sini merupakan tanda dari kemenangan-Nya yang diberikan
Allah Bapa kepada Yesus Kristus. Dia akan mendapat suatu kekuasaan
yang diberikan di bumi maupun di Sorga karena Dia telah menang dari
setan dan segala dosa, sehingga Allah Bapa di Sorga sangat meninggikanNya.
d. Dengan pakaian yang berlumuran darah. Why. 14:20. ----> Baca Yesaya
63:2-3.
Darah di sini adalah darah dari Antikristus serta pengikut-pengikutnya
yang dibinasakan oleh Yesus Kristus dalam peperangan Harmagedon.
52
PERBEDAAN KEDUDUKAN YESUS PADA WAKTU KEDATANGAN
YESUS YANG KE-I DAN KEDATANGAN YESUS YANG KE-II
A. KEDATANGAN YESUS YANG KE-I
1. Sebagai hamba
Dia ditolak sebagai nabi, Dia ditolak sebagai hamba Allah yang
memberitakan kebenaran, dan mereka tidak percaya kepada-Nya.
Bahkan mereka berkata bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.
(Yohanes 8:40; 8:45; 7:52). Yesus adalah hamba yang setia, hamba yang
baik dan benar adanya, bahkan Dia taat sampai mati di kayu salib.
Baca ---> Mat. 25:21-23
2. Sebagai ANAK MANUSIA
Dia harus menanggung banyak penderitaan, bahkan Dia dibunuh.
Tetapi pada hari ketiga Dia dibangkitkan dan menang atas dosa dan
maut. Dialah yang mau mencari dan menyelamatkan yang terhilang.
(Luk. 9:22).
3. Sebagai RAJA
Dia datang ke-dunia ini juga sebagai Raja; hal ini sesuai dengan
janji-Nya pada bangsa Israel, namum Dia dipermainkan oleh
tentara-tentara Romawi dan penghulu-penghulu orang Yahudi.
Matius 27:27-31.
B. KEDATANGAN YESUS YANG KE-II
1. Sebagai hakim yang adil
Dia diberi wewenang / kekuasan untuk menghukum dan sebagai
HAKIM YANG ADIL, bukan seperti hakim di dunia sekarang ini yang
dapat disuap. (Why. 19:11). Pada saat itu semuanya diserahkan kepadaKu oleh bapa-Ku dan seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan
tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang
kepadanya Anak itu berkenan mengatakannya. (Why. 19:12).
2. Sebagai ANAK DOMBA ALLAH = FIRMAN
Pada saat itu Yesus datang sebagai Anak Domba Allah sendiri yaitu
Firman Allah.
3. Sebagai Raja
Ia akan datang dengan kemurkaan yang sangat terhadap mereka yang
tidak mau percaya kepada-Nya dan bagi mereka yang menolak dan
mempermainkan Dia (Why. 19:15-16).
53
URUTAN PERISTIWA KEDATANGAN YESUS KEDUA
10
2
4
3
5
11
MILLENIUM
KE
KA
L
ISRAEL GEREJA
(PL)
1
(PB)
6
KE
K
AL
8
7
Ket:
1. Rapture
2. Penyembahan di Sorga
3. Kursi Pengadilan Kristus
4. Perjamuan Kawin Anak Domba
5. Second Coming
6. Antikristus
7. Harmagedon
8. Seribu Tahun Damai
9. Gog Magog
10. Tahta Putih Besar
11. Langit Bumi Baru
54
9
11
BAB VIII
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG HARMAGEDON, KERAJAAN
SERIBU TAHUN DAMAI (MILLENNIUM), GOG MAGOG DAN TAHTA
PUTIH BESAR
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Harmagedon, Kerajaan Seribu
Tahun Damai (Millennium), GOG MAGOG dan Tahta Putih Besar.
Siswa SOM tidak mengalami masa Harmagedon, dan menerima serta ikut dalam
Kerajaan Seribu Tahun Damai (Millennium), secara pribadi untuk masuk dalam
kerajaan Sorga yang kekal.
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Harmagedon, Kerajaan Seribu Tahun Damai
(Millennium), GOG MAGOG dan Tahta Putih Besar disampaikan dengan metode,
praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk mengalami Kerajaan Seribu
Tahun Damai (Millennium), dalam kehidupan keluarga, lingkungan dan masyarakat.
HARMAGEDON
Kata “Harmagedon” berasal dari kata Bahasa Ibrani “Har-Magedon” yang
berarti “Gunung Megido” dan telah menjadi kata sinonim dengan peperangan di
masa yang akan datang di mana Allah akan campur tangan dan menghancurkan bala
tentara
Anti Kristus sebagaimana dinubuatkan dalam Alkitab (Wahyu 16:16; 20:1-3; 7-10).
Akan ada jutaan orang yang terlibat dalam peperangan Harmagedon karena semua
bangsa akan berkumpul bersama untuk melawan Kristus.
Lokasi persis dari lembah Harmagedon tidaklah jelas karena tidak ada gunung
yang bernama Megido. Namun karena “Har” dapat pula berarti bukit, lokasi yang
paling mungkin adalah daerah perbukitan yang mengelilingi Dataran Megido, kurang
lebih enam puluh mil sebelah Utara Yerusalem. Lebih dari dua ratus peperangan
terjadi di daerah tsb. Dataran Megido dan Dataran Esdralon yang berdekatan akan
menjadi titik fokus peperangan Harmagedon yang akan berkecamuk di sepanjang
wilayah Israel sampai ke bagian Selatan sejauh kota Bozrah di wilayah Edom (Yesaya
63:1). Lembah Harmagedon terkenal dengan dua kemenangan besar dalam sejarah
Israel: (1) Kemenangan Barak atas orang-orang Kanaan (Hakim-Hakim 4:15), dan (2)
Kemenangan Gideon terhadap orang-orang Midian (Hakim-Hakim pasal 7).
55
Harmagedon juga lokasi dari dua tragedi besar: (1) matinya Saul dan anak-anaknya (1
Samuel 31:8), dan (2) matinya raja Yosia (2 Raja-Raja 23:29-30; 2 Tawarikh 35:22).
Karena sejarah ini, lembah Harmagedon menjadi simbol dari pertempuran terakhir
antara Allah dan kekuatan si jahat.
Kata “Harmagedon” hanya muncul dalam Wahyu 16:16, “Lalu ia
mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon.”
Ini berbicara soal raja-raja yang setia kepada Anti Kristus berkumpul bersama untuk
menyerang Israel untuk terakhir kalinya. Di Harmagedon, “cawan yang penuh
dengan anggur kegeraman murka-Nya” (Wahyu 16:19) akan dicurahkan, dan Anti
Kristus dan para pengikutnya akan dikalahkan. Harmagedon telah merupakan istilah
umum yang merujuk pada akhir dari dunia, bukan sekedar peperangan yang
mengambil tempat di Dataran Megido.
Yesus datang bersama-sama dengan para saleh-Nya yaitu mereka yang sudah
terangkat pada rapture dan second coming, dan kedatangan Yesus pada saat itu, Ia
akan menginjakkan kaki-Nya di bumi untuk berperang melawan antikris beserta para
pengikutnya dan mereka akan dikalahkan oleh Yesus beserta dengan para saleh-Nya.
Baca: Why. 19:11-16; 17-21; Why 17:14; 2 Tes. 2:8.
A. PEPERANGAN HARMAGEDON (PEPERANGAN YANG TERBESAR
DI DUNIA)
Peperangan ini terjadi antara Antikristus dan raja-raja di dunia beserta
dengan segala tentara dan pengikutnya untuk melawan Tuhan Yesus Kristus,
malaikat-Nya dan orang-orang saleh-Nya yang turun dari Sorga. Disebut perang
HARMAGEDON karena peperangan ini terjadi di Harmagedon yaitu di lembah
Megiddo. (Why. 16:16).
Kapan terjadi perang Harmagedon?
Peperangan Harmagedon akan terjadi:
1. Setelah Perjamuan Kawin Anak Domba. (Why. 19:7-9; 11-21)
2. Sebelum Kerajaan 1000 tahun Damai berdiri. (Why. 19:11-21; 20:1-10)
3. Segera setelah sengsara besar terjadi (Mat. 24:29-31)
4. Setelah peperangan Antikristus terhadap negeri sebelah Utara dan sebelah
Timur. (Dan. 11:44-25)
Pada saat itu Tuhan Yesus akan datang untuk menolong bangsa Israel dengan
membebaskan Yerusalem yang terkepung. (Zakh. 14:1-5; 2 Tes. 1:7).
56
B. KERAJAAN 1000 TAHUN DAMAI (MILLENNIUM)
Kerajaan 1000 tahun damai (Millennium) Baca: 20:16; Millennium berasal dari bahasa latin yaitu : Mille =
1000, Annus = tahun, jadi artinya masa 1000 tahun.
Kerajaan 1000 tahun Damai itu terjadi di dunia, karena
pada saat perang Harmagedon, Yesus turun ke dunia
bersama dengan para saleh-Nya dan menginjakkan kakiNya di dunia untuk berperang melawan antikris dan pengikutnya. Dalam perang
Harmagedon, nabi palsu beserta para pengikutnya dikalahkan, lalu iblis dan
setan diikat selama 1000 tahun lamanya. (Why. 20:1-3). Kemudian orang-orang
yang mati syahid dibangkitkan dan ikut memerintah bersama-sama dengan
Kristus (Why. 20:4-6). Setelah kemenangan terjadi, Yesus mendirikan
kerajaan/pemerintahan-Nya bersama para saleh-Nya (Kerajaan 1000 Tahun
Damai). Kis. 15:16-17.
Bagaimana nasib Antikristus dan pengikut-pengikutnya? (Why. 19:20-21).
Mereka akan dilemparkan ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.
Mereka yang berperang itu semuanya dibunuh oleh pedang yang keluar dari
mulut penunggang kuda dan dagingnya akan dimakan oleh burung-burung di
udara. Manusia yang mula-mula masuk lautan api (gehena) adalah: nabi palsu =
tokoh agama dunia, dan antikris = tokoh politik dunia, sedang si iblis/si ular/si
setan ditangkap dan diikat selama 1000 tahun damai (Why. 20: 1-3).
Sedangkan di bumi, Kristus akan memerintah selama 1000 tahun lamanya.
Saat itulah yang dinamakan Kerajaan Tuhan Yesus 1000 tahun Damai, karena
Yesus memerintah bersama-sama dengan saleh-Nya dan memerintah kerajaan itu
dengan keadilan serta kebenaran yang sejati. (Yes. 11:4; Mzm. 98:9). Pada saat
kerajaan damai 1000 tahun itulah penyataan orang-orang kudus bersama Kristus
di bumi. (Kol. 3:4; 1 Yoh. 3:1-2). Pada masa kerajaan 1000 tahun damai, juga ada
perkawinan dan anak-anak seperti layaknya saat ini (Zakh. 8:5; Yes. 65:20;
Yud.14). Siapa yang menjadi kepala pemerintahan kerajaan 1000 tahun damai?
Yang menjadi raja dalam kerajaan 1000 tahun damai adalah Yesus Kristus
sendiri. (Dan. 7:9;22; Why. 20:4).
TUJUAN DARIPADA KERAJAAN SERIBU TAHUN DAMAI
1. Ingin menguji manusia di mana sebelumnya manusia selalu menuntut
keadilan dan kedamaian. Dalam kerajaan 1000 tahun damai terdapat 2
oknum, yaitu:
- Mereka yang hidup dengan tubuh jasmani.
- Mereka yang hidup dengan tubuh kemuliaan.
2. Ingin menguji ketaatan hati kita (bukan hanya ketaatan yang hanya di mulut
saja, akan tetapi ketaatan daripada hati dan sikap kita kepada Tuhan).
57
Apa yang terjadi pada masa 1000 tahun Damai (Millennium)?
1. Setan dibelenggu selama 1000 tahun. (Why. 20:1-3).
2. Antikris dan anbi palsu dibunuh, lalu dilemparkan ke lautan api (Why. 19:20).
3. Semua lawan-lawan-Nya akan bertekuk lutut dan tunduk kepada-Nya (Yes.
2:12-21; 11:4-5).
4. Hukum dan keadilan ditegakkan oleh Kristus. (Yes. 11:3-5; Mzm. 98:9).
5. Damai sejahtera ada pada saat itu. (Yes. 2:2-4; 11:3-5; 9:6-7).
6. Yang tertindas diberi keadilan, yang miskin ditolong, dan para
pemeras/pemberontak akan diremukkan. (Mzm. 72:4).
7. Pemerintahan yang kekal. (Yes. 9:6).
8. Ada kemakmuran. (Mzm. 72:6-7;16).
9. Memberi pembelasan/hukuman. (Mzm. 72:12-14).
10. Ada pujian dan penyembahan kepada Yesus senantiasa. Pada saat itu semua
orang akan menyembah dan memuji Dia/Yesus, karena barangsiapa yang
tidak menyembah-Nya akan kena tulah. (Mzm. 72:15; Zakh. 14:1-4;16-21).
C. GOG MAGOG
Gog Raja tanah Magog yang pada akhir zaman
memimpin serangan bangsa-bangsa melawan Yerusalem,
tetapi akan dikalahkan (Yeh. 38-39). Dalam Wahyu 20:8 Gog
dan Magog memimpin tentara iblis melawan umat Tuhan
dalam pertempuran yang terakhir. Setelah masa seribu tahun
damai berakhir, maka Iblis akan dilepaskan untuk seketika
lamanya dan ia akan menyesatkan banyak bangsa yang ada dalam pemerintahan
Kristus. Hal ini terjadi untuk membuktikan apakah mereka benar-benar taat atau
masih ada motivasi lain dalam hatinya. Mereka yang disesatkan oleh iblis itu
nampaknya baik-baik, taat dalam masa kerajaan 1000 tahun damai, akan tetapi
mungkin hati mereka sesungguhnya tidak taat dan tidak mencintai Kristus. Setan dan
pemberontak-pemberontak itu akan mengepung kemah orang-orang suci dan kota
yang dikasihi yaitu Yerusalem. Namum kemudian api dari Allah turun menelan
mereka semua tanpa ada yang terkecuali, mereka sangat banyak seperti pasir di
pantai. Iblis akan dimasukkan ke dalam lautan api di mana terdapat nabi palsu dan
mereka akan disiksa selama-lamanya (Pada masa itulah yang dinamakan perang
GOG MAGOG) Why. 20:7-10; Matius 24:39-40; Yudas 1:14-15. Dalam perang GOG
MAGOG, api Kristus turun untuk membedakan pengikut Kristus mana yang
murni/setia dan mana yang tidak murni/tidak setia. Langit dan bumi lenyap (Why.
20:11; Mat. 24:35).
58
D. TAHTA PUTIH ALLAH YANG BESAR
Hukuman terakhir bagi orang-orang jahat. Ayat utama yang paling terkenal dan
paling ditakuti di dalam seluruh Firman Allah Wahyu 20:11-15.
1. TIGA
HAL
YANG
DILIHAT
OLEH
YOHANES
DI
DALAM
PENGLIHATANNYA
a. Sebuah Tahta Putih yang Besar
BESAR: Tidak hanya ukurannya tetapi pentingnya juga. Kuasa
yang tak terukur; penghukuman terakhir bagi dunia.
PUTIH: Tidak hanya warnanya, tetapi kemurniannya. Tidak
seperti pengadilan dunia sering tidak adil dan memihak.
Kekudusan Ilahi dan keadilan yang mutlak merupakan
karakter dari tahta ini.
TAHTA: NYATA, bukan hanya symbol dari kemenangan terakhir terhadap
kejahatan. 2 Petrus 2:9; 3:7.
b. HAKIM: “Dia yang duduk di atasnya”
1. Identitas-Nya; sangat mudah untuk dikenal. Tidak perlu menerka atau
ragu-ragu tentang Identitas-Nya. Yoh. 5:22; 27; Kis. 17:31.
2. Gambaran tentang Dia; tidak terlihat sebagai Allah yang penuh kasih (1
Yoh. 4:10); yang penuh belas kasihan (Mrk. 10:14); Tidak terlihat sebagai
seorang yang rindu untuk menyelamatkan (Mat. 23:37); tetapi Dia melihat
orang-orang berdosa berdiri sendiri dihadapan-Nya. Tidak mempunyai
tanah untuk berpijak.
c. Orang-orang mati besar dan kecil. Berdiri dihadapan Allah.
2.
ORANG-ORANG MATI DIKUMPULKAN
Ada tiga rumah penjara dimana orang-orang mati menunggu penghukuman.
a. KUBURAN: Diperkirakan bahwa ada 50 juta orang mati tiap tahun, tentunya
jumlah mereka banyak sekali.
b. LAUT : Air menjadi kuburan mereka. Ribuan yang mati tenggelam dari kapalkapal dagang, kecelakaan dan perang. Semua tampil di hadapan Allah.
c. NERAKA: Inilah yang disebut HADES; rumah penjara sementara bagi jiwajiwa manusia yang terhilang, yang sekarang akan menyerahkan jiwa-jiwa
yang di dalamnya.
3.
PEMBUKAAN KITAB-KITAB: Tidak disebutkan berapa banyak jumlah buku itu.
Buku tersebut adalah:
a. Buku catatan tujuan Ilahi.
b. Buku catatan manusia.
Setiap tindakan, perbuatan dari pikiran, semua dosa, setiap kesempatan
keselamatan, semua catatan di sana dan dibuka kembali.
59
c. Buku dari Allah Maha Tahu (OMNI SCIENCE); catatan sorgawi perbuatan di
bumi. (Mat. 12:36-37; Luk. 12:23; Rom. 2:16; Mal. 3:16.
d. Buku mengenai Ayat-ayat Kitab Suci. Alkitab adalah buku Sorgawi yang akan
membenarkan engkau atau menghukum engkau. Yoh. 12:48; Why. 19:15.
e. Buku Kehidupan. Catatan tentang semua orang yang ditebus. Why. 21:27;
13:8;17:8.
4.
PENGHUKUMAN AKHIR DARI ORANG-ORANG JAHAT.
- Semua yang dihukum terdiam. Percakapan yang minimum; seluruh catatan
telah tertulis; segala bukti telah masuk. Bukan suatu pengadilan, lebih banyak
menifestasi umum.
- Penghukuman yang singkat dan mengerikan. Maut dan neraka dilemparkan,
karena keduanya yang paling dibenci, ke dalam tempat murka Allah (Why.
20:14).
- Suatu tanda ukuran dari penghukuman dalam saat terakhir. “Menurut
perbuatan mereka”. (Mat. 10:15; Luk. 12:47-48).
- Akhir dari penghukuman ini. Kesadaran, hukuman di dalam lautan api (Why.
20:15). Ini adalah kematian kedua kematian rohani dalam bentuk akhirnya.
- Putusan terakhir dari penghukuman ini. Allah akan menggenapi apa yang
telah tertulis (Yoh. 3:36; 12:48).
Dalam hal ini, apa yang harus kita lakukan? Orang-orang Kristen harus
bersukacita karena namanya tercatat dalam buku kehidupan (di Sorga). Orangorang yang belum selamat harus bersukacita karena Juruselamat telah disediakan
dan bahwa mereka masih memiliki kesempatan untuk diselamatkan oleh Dia
(Yes. 55:6-7; Ibr. 3:7-8). Lautan api (Neraka) untuk kematian yang kedua
kematian yang kekal bagi orang yang tidak ditemukan namanya dalam kitab
buku kehidupan (Why. 21:8). Langit Baru dan bumi baru bagi mereka yang
tertulis dalam buku kehidupan itu. (Why. 21:1-2).
60
BAB IX
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG KEBANGKITAN PERTAMA DAN
KEDUA
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Kebangkitan Pertama dan
Kedua
Siswa SOM mengalami Kebangkitan Pertama secara pribadi untuk masuk dalam
kerajaan Sorga yang kekal.
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Kebangkitan Pertama dan Kedua disampaikan
dengan metode, praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk mengalami Kebangkitan
Pertama untuk masuk dalam Kerajaan Sorga yang kekal
A. ADA DUA JENIS KEBANGKITAN:
Kebangkitan Roh dan Kebangkitan Tubuh (Material).
Kebangkitan Roh yaitu manusia rohaniah dibangkitkan dari
kematian oleh sebab dosa dan pelanggaran-pelanggaran.
Seperti seseorang yang dibangkitkan rohaninya sehingga
serupa dengan kemuliaan Allah (1 Kor. 11:7; Ef. 4:21-24; Kol.
3:10; 1 Yoh. 3:9) seperti diajarkan dalam Ef. 2:1-6; 5:14; Rom.
6:11 dan itu terjadi dalam kehidupan sekarang ini. Ketika
orang tersebut sudah mati, maka tak aka nada lagi kesempatan untuk mengalami
kebangkitan rohani, itu sudah berlalu (Pengkh. 11:1; Ibr. 6:27; Why. 22:11).
Ada dua jenis Kebangkitan Tubuh:
1. KEBANGKITAN I : Kebangkitan orang-orang sebelum
Millennium
berakhir
untuk
memperoleh
HIDUP.
Kebangkitan Pertama (Why. 20:4-6; Dan. 12:2; Yoh. 5:28-29),
adalah kebangkitan dari semua orang benar, orang kudus
dari Adam sampai Millennium. Dan itu mencakup seluruh
waktu dari kebangkitan Kristus sampai dengan kebangkitan
orang-orang kudus masa Aniaya, dan juga kebangkitan 2 saksi Allah. Seperti Yesus
bangkit keluar dari antara orang mati sebagai buah sulung; demikian juga pada
saat Rapture, orang-orang mati dalam Kristus akan bangkit keluar dari antara
orang-orang jahat. Bahkan orang-orang kudus pada masa Aniaya akan bangkit
keluar dari antara orang-orang jahat yang telah mati (Why. 20:4-6). “Orang-orang
jahat tidak akan bangkit kembali sebelum masa 1000 tahun berakhir” (Why. 20:4-6).
61
Semua orang mati dalam Kristus akan masuk dalam kebangkitan pertama bukan hanya
sebagian saja. Semua orang mati diluar Kristus akan dibangkitkan bersama-sama sesudah
Millennium untuk dihakimi dan dibuang ke dalam lautan api (Why. 20:4-6,11-15).
Kebangkitan Pertama ini sering disebut juga:
1. Kebangkitan pertama (Why. 20:4-6).
2. Kebangkitan orang-orang benar (Luk. 14:14)
3. Kebangkitan menuju hidup (Yoh. 5:29)
4. Kebangkitan yang lebih baik (Ibr. 11:35)
5. Kebangkitan dari antara orang-orang mati (Fil. 3:10-15).
2. KEBANGKITAN II : Kebangkitan orang-orang jahat sesudah Millennium
berakhir untuk memperolh HUKUMAN. (Dan. 12:3; Yoh. 5:28-29; Why. 20:4-6;1115). Jadi ada jarak 1000 tahun antara kedua kebangkitan tersebut. Ini adalah
kebangkitan dari semua orang jahat dari Adam sampai pada akhir masa
Millennium. Waktunya adalah sesudah Millennium. Mereka akan dibangkitkan
dengan tubuh yang tidak binasa; dihakimi dan mendapatkan hukuman api
neraka selama-lamanya. (Mat. 10:28; Yoh. 5:28-29; 12:24; Dan. 12:2; Kis. 24:15; 1
Kor. 15:21,34-50; Why. 14:9-12; 19:20). Pengajaran yang menyebutkan bahwa
hanya orang benar saja yang dibangkitkan sehingga memiliki tubuh yang tidak
akan binasa adalah salah, ini tak sesuai dengan Alkitab. Orang yang diselamatkan
dan orang yang tidak diselamatkan kedua-duanya akan memiliki tubuh yang
tidak binasa. Tetapi yang jahat akan dihakimi di Tahta Putih Besar dan menerima
hukuman kekal selama-lamanya.
B. ADA 5 RAPTURES DALAM KEBANGKITAN I (PERTAMA) I Kor. 15:23
1. Kristus dan banyak orang kudus dibangkitkan waktu kebangkitan-Nya (1 Kor.
20,23; Mat. 27:52-53; Ef. 4:8-10).
2. Semua orang kudus pada kedatangan-Nya. (1 Kor. 15:23,51-54; Yoh. 14:1-3;
Luk. 21:34-36; 2 Kor. 5:1-8; Ef. 5:27; Fil. 3:11,20-21; 1 Tes. 2:19; 3:13; 5:9; Kis.
4:13-17; 1 Yoh. 3:2; 1 Pet. 5:4).
Setiap orang dalam Kristus, mati atau hidup, akan diubahkan pada waktunya.
Tidak ada satu yang hidup dalam Kristus tertinggal di bumi (1 Tes. 4:16-17).
3. 144.000 orang Yahudi diselamatkan pada 3,5 tahun pertama dari minggu ke 70
Daniel (Why. 7:1-8). Mereka akan diangkat seperti Anak di tengah-tengah
minggu atau 3,5 tahun sebelum second coming.
4. Kelompok besar orang-orang kudus yang masuk dalam Aniaya (Why. 6:1;
Why. 19:21). Martir pertama dalam masa itu dikatakan harus menunggu
sampai – jumlah yang masih sisa yang akan dibunuh genap (Why. 6:9-11).
Mereka yang dibunuh oleh binatang selama masa 3,5 tahun kedua akan masuk
dalam kebangkitan pertama ini (Why. 20:4-6). Ini membuktikan bahwa
keangkatan mereka yaitu pada saat perjamuan kawin (Why. 19:1-10) dan saat
62
kembali/datangnya mereka dengan Kristus (Why. 19:11-21; Yudas 14; Zakh.
14:5).
5. Rapture dari 2 saksi Allah yang mengakhiri kebangkitan pertama (kebangkitan
pertama dimulai dari kebangkitan Kristus) Why. 11:7-11.
Semua orang yang masuk dalam kebangkitan ini, akan ambil bagian
memerintah bersama Kristus. Ia tidak memerintah bersama sebagian kecil dari
mereka, tetapi semua turut ambil bagian di dalamnya (Why. 20:4-6). Kebangkitan ini
sering disebut Out Ressurection, yaitu kebangkitan keluar dari antara kematian (Luk.
14:14; 20:35-36; Fil. 3:11-14; 1 Tes. 4:14-17; 1 Kor. 15:51-58; Ibr. 11:35; Why. 20:4-6).
C. SORGA
Seorang Kristen tak boleh lalai atau tidak mengerti tentang tempat atau tujuan
akhir dari kehidupannya. Ada tempat yang kekal setelah kehidupan ini, yaitu: Sorga.
Kematian tidaklah akhir segalanya, tetapi merupakan awal dari sesuatu yang baru.
Kematian bukanlah tuan dari rumah tersebut, tetapi hanya pembawa manusia kepada
Raja.
Sorga adalah tempat Allah bersemayam, tempat Allah bertahta, dan rumah
tempat tinggal bagi orang-orang yang percaya kepadaNya. Tempat orang-orang
percaya akan menikmati hidup yang kekal bersama-sama dengan Allah. Sorga adalah
tempat perhentian orang-orang percaya bersama-sama dengan Allah, dimana
manusia selalu dapat merasakan hadirat Allah yang indah.
Yohanes 14:2-3 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan
datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada,
kamu pun berada.
Tempat yang bagaimanakah SORGA itu?
1. Tempat yang besar.
Tidak kecil, tidak terbatas. Tempat dari bermacam bangsa
dimana yang bersedia boleh datang. Umat tebusan dari
segala bangsa ditemukan di sana (Why. 7:9), bahkan
dalam jumlah yang amat besar (Why. 19:6).
2. Tempat yang indah.
Alkitab tidak secara lengkap menjelaskan tentang
keadaan Sorga karena memang Sorga sungguh luar biasa,
tidak bisa digambarkan dengan tulisan atau kata-kata . 2 Kor. 12:4.
3. Tempat pertemuan kembali.
Apakah kita akan melihat orang-orang yang kita kasihi sesudah ini. Murid-murid
melihat Musa & Elia. Daud percaya bahwa dia akan bertemu kembali dengan
anaknya yang telah mati (2 Sam. 12:23).
63
4.
5.
Tempat melayani
Sorga bukan tempat pengangguran, tetapi dengan sukacita melayani Tuan di atas
segala tuan dan Raja di atas segala raja.
Tempat dimana tidak ada lagi keterbatasan (limitations)
Tidak ada kematian (1 Kor. 26 & 54); tidak ada kesusahan dan kesakitan (Why.
21:4); tidak ada kelaparan, kehausan, atau air mata (why. 7:16-17); tidak ada
malam (Why. 21:25). Tidak ada kutuk; tidak ada dosa; suatu tempat di mana
setan/iblis tidak bisa mendapatkan kita.
Ayat-ayat penerang yang berhubungan dengan Sorga:
1. Diciptakan Allah. Kej. 1:1; Kej. 2:1; Mzm. 8:3; Yes. 42:5; Yes. 45:12-18.
2. Kapan diciptakan: Pada permulaan, pada waktu kekekalan (Kej. 1:1; Ams.
8:22-31).
3. Tempat Allah bersemayam: Ul. 26:15; 1 Raja.
8:30,39,43,49.
4. Tingkatan Sorga.
a. Clouds (Kej. 1:8-9; Ay. 26:8; 38:9; Mzm. 77:17-18;
Mat. 24-30).
b. Starry Space (Kej. 1:14,19; 15:5).
c. The Planet Heaven (2 Kor. 12:1-7)
5. Mengapa diciptakan:
Untuk didiami oleh umat yang memuliakan Allah sehingga mereka menerima
berkat-Nya yang tak terukur (Yes. 45:18; Mzm. 8:3-8; Kol. 1:15-18); Why. 4:11).
Waktunya tinggal sebentar saja, rindukah kita ke sana. Raja itu akan
menjemput kita dan membawa kita dalam negeri yang penuh dengan kesucian
dan kemuliaan.
Siapakah yang akan masuk sorga? Mazmur 15:1-5: Mazmur Daud. TUHAN,
siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang
kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang
mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan
lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada
tetangganya; yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang
takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; yang tidak meminjamkan
uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa
yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.
Melalui Alkitab Perjanjian Baru kita tahu orang yang demikian adalah orang
yang percaya kepada Yesus Kristus, yang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan
segenap jiwa, dengan segenap akal budi sehigga mampu melakukan kehendakNya
untuk mengasihi sesama manusia. (Mat. 22:37-39; Rom. 10:9-10). Manusia yang
diselamatkan (masuk sorga) dapat dibagi menjadi 2 golongan:
64
1. Para pemenang, anak-anak Allah yang langsung masuk Sorga, contoh nya
Henok, Abraham, Elia, Musa dan hamba-hambaNya.
2. Orang-orang yang akan dihakimi untuk menguji hasil perbuatan masingmasing.
I Korintus 15:51-53 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita
tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata,
pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang
mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan
diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan
yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.
Kehendak Allah sangat jelas bagi anak-anakNya yang percaya kepada Nya yaitu:
I Tesalonika 5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga
roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus
Kristus, Tuhan kita.
Walaupun demikian, tingkat kekudusan tiap-tiap orang akan berbeda-beda
tergantung kepada kasih karuniaNya dan kendak (kesungguhan) orang tersebut,
apakah mau dikuduskan oleh Tuhan. Alkitab mewahyukan bahwa Sorga itu terbagi
atas 3 tingkat (II Korintus 12:2), dimana manusia ditempatkan sesuai dengan tingkat
kekudusan & kemuliaan dari orang tersebut. Allah telah menetapkan bahwa Dia
memberikan
kemuliaan-Nya kepada anak-anak-Nya dengan melakukan
kehendakNya. Siapa yang setia melakukan kehendak-Nya akan mendapat kemuliaan
yang lebih tinggi sesuai dengan kasih karunia-Nya. Pada hari penghakiman orang
yang masuk sorga akan diuji dan disucikan dengan firman Tuhan, hal-hal yang masih
tercemar hal-hal yang duniawi akan disucikan.
I Korintus 3:12-15:Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu
permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan
nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan
bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang
dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan
menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api
Selain itu tubuh orang yang masuk sorga harus diubah menjadi tubuh sorgawi,
supaya dapat bertahan dihadapan Allah yang kudus. Kita tidak dapat
membayangkan kebahagian, sukacita, dan kemuliaan yang telah disediakan Allah
bagi kita anak-anakNya, cukuplah kita tahu bahwa:
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang
tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang
mengasihi Dia." (I Korintus 2:9)
65
Biarlah kita senantiasa mengingat janji Allah ini sehingga selalu menjadi satu
pengharapan yang membuat kita semua semakin bersungguh-sungguh lagi untuk
melayani dia dan melakukan kehendakNya!!
D. NERAKA
Melalui wahyu Alkitab, kita tahu setelah hari penghakiman, orang-orang
durhaka akan dicampakkan ke dalam NERAKA. Karena semua manusia telah jatuh
ke dalam dosa, manusia dilahirkan (tercipta) dalam daging , maka bila manusia mati
maka tujuannya sudah pasti ke neraka kecuali dia dilahirkan kembali dari Allah.
Neraka adalah tempat perhentian bagi orang-orang durhaka/fasik, tempat dimana
manusia tidak dapat merasakan hadirat Allah sama sekali. Karena kasih-lah Allah
menciptakan neraka. Karena orang-orang berdosa tidak akan tahan melihat kemuliaan
Allah di Sorga!
Siapakah yang akan dicampakkan ke dalam neraka?
Galatia 5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah.
Wahyu 21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji,
orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah
berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Jika Allah itu maha hadir, bagaimanakah Allah menciptakan
Neraka tempat dimana manusia tidak dapat merasakan hadirat Allah
sama sekali? Allah menciptakan neraka dengan membuat manusia
berdosa buta terhadap hadirat Allah, buta terhadap TERANG &
KEMULIAAN Allah! Di dalam neraka, manusia akan disiksa siang
dan malam pertama-tama manusia tersiksa karena tidak dapat merasakan hadirat
Allah yang adalah sumber hidup, sumber kasih, sumber sukacita, sumber damai
sejahtera! Ke dua, manusia tersiksa oleh api yang menyala-nyala yang tidak
terpadamkan, menderita oleh kegelapan yang paling gelap, dan siksaan-siksaan yang
belum bisa kita bayangkan. (Makanya jangan sampai masuk neraka deh …)
Mari kita baca Alkitab:
Lukas 16:20-28:
66
Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok,
berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya
dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan
menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikatmalaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan
sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh
dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya:
Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung
jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam
nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima
segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang
ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara
kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau
pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami
tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu,
bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,sebab masih ada lima orang
saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka
jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
Dari ayat di atas, di dalam neraka manusia tetap akan mengingat semua yang terjadi
selama hidup di dunia ini. Jadi manusia di dalam neraka masih mempunyai akal budi.
Manusia masih mempunyai belas kasihan kepada orang lain. Penderitaan di dalam
neraka yang meliputi 3 aspek, tubuh, jiwa dan roh, yaitu:
1. Penderitaan tubuh : kesakitan, haus, lapar dan penderitaan tubuh
2. Penderitaan jiwa : sedih, marah, benci, stress, dan semua perasaan negatif
3. Penderitaan roh : perasaan kosong jauh dari hadirat Allah.
Jadi di dalam neraka manusia tetap terdiri dari roh, jiwa dan tubuh, namun ada
perbedaan yaitu tubuhnya diubah menjadi tubuh neraka, supaya dapat bertahan di
dalam api yang menyala-nyala, menerima siksaan sampai selamanya. Alkitab tidak
menceritakan secara detail bagaimana sebenarnya keadaan neraka, namun dalam
alkitab tercatat ada 3 bentuk keadaan neraka (saya percaya banyak lagi keadaan yang
tidak diungkapkan!), yaitu:
1. Api yang menyala-nyala
Matius 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya
harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke
Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang
menyala-nyala.
Wahyu 20:15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab
kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
67
2. Kegelapan yang paling gelap
Matius 25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang
paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
3. Ada ulat-ulat yang tidak akan mati.
Yesaya 66:23-24 Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat
manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN. Mereka
akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepadaKu. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka
semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.
Markus 9:43-46 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik
engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua
tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; [di tempat itu
ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika kakimu menyesatkan
engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari
pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; [di tempat itu ulatnya tidak
akan mati, dan apinya tidak akan padam.]
Ada empat istilah dari bahasa Alkitab yang asli yang semuanya diterjemahkan ke
dalam satu kata dalam bahasa Inggris yaitu “NERAKA”.
1. SHEOL. Bahasa Ibrani mempunyai arti yang umum yaitu kematian, keadaan
kematian, kuburan, wilayah kematian dan kuburan. Suasana keadaan kematian
yang bertentangan dengan suasana kehidupan. Suatu kerajaan yang tak dapat
dilihat, tempat mana semua manusia akan pergi sesudah mati. Dalam Alkitab
bahasa Yunanai versi “Septuagint” terjemahan pertama dari bahasa Ibrani
kedalam bahasa Yunani, SHEOL dalam bahasa Ibrani biasanya diterjemahkan
menjadi HADES dalam bahasa Yunani. Istilah SHEOL tidak menggambarkan dan
tidak mengandung ide api, atau siksaan orang hidup secara sadar melainkan
hanyalah kematian, tempat tinggal orang mati yang baik maupun yang jahat.
Kata ini muncul enampuluh lima kali dalam perjanjian lama (Kej 37:35).
2. TARTAROS. Bahasa Yunani artinya tempat pembuangan bagi malaikat jahat
dan ternyata tempatnya ada diangkasa seputar bumi ini ketempat malaikat
pemberontak itu dibuang setelah diusir dari surga. Tidak menyangkut nasib
manusia yang tidak mengenal Allah. Hanya terdapat sekali sekali saja dalam
perjanjian bari ; 2 Pet 2:4.
3. HADES (bahasa Yunani) artinya secara harafiah ialah yang berada dalam
kegelapan, tersembunyi, tidak bisa dilihat, delap, dan hanya berlaku untuk
duania yan gtidak kelihatan atau tempat tinggalnya orang mati. Inilah dalam
bahasa Yunani samadengan SHEOL bahasa Ibrani, dan artinya kuburan atau
kerajaan oran gmati dan kuburan. HADES tidak mengandung ide api atau
peiksaan secara sadar bagi orang yang hidup tetapi hanya mengandung arti
68
4.
dunia yang tidak bisa dilihat, tempta semua orang baik maupun jahat pergi kalau
ia mati. Istilah ini muncul sebelas kali dalam perjanjian baru. Contoh Kis 2:27.
GEHENNA (Yunani) berlaku secara harfiah pada lembah Gehenna dekat
Yerusalem dimana pada zaman Tuhan Yesus, semua jenis sampah dibuang
termasuk bangkai binatang dan jasad penjahat yang tidak dikuburkan. Disini api
selalu menyala untuk menghanguskan segala jenis sampah seperti itu. Gehenna
adalah pola ejaan bahasa Yunani untuk istilah yang berasal dari bahasa Ibrani
yang berarti Lembah Kinnom yang hidup tetapi untuk membinasakan bankai dan
jasad orang penjahat. Yesus menggunakan lembah Gehenna sebagai lamgang
kematian Kedua atau kematian terakhir – kebinasaan keseluruhan orang jahat
dengan api pada akhir Milenium itu. Istilah ini digunakan dua belas kali dalam
perjanjian Baaru. Bontoh Mat 5:29,30.
KESIMPULAN
Sekali lagi saya katakan: anda harus memilih antara SORGA atau NERAKA. Dengan
tidak memilih anda telah memilih Neraka! Dengan tidak mempercayai adanya Sorga
anda telah memilih Neraka! Dengan tingkah laku anda anda telah memilih Sorga atau
Neraka! Tuhan tidak dapat memaksa anda untuk memilih Sorga walaupun itu
kehendakNya.
Ada banyak jalan menuju NERAKA, tapi ingatlah, hanya ada SATU JALAN
menuju SORGA yaitu percaya kepada AnakNya: YESUS KRISTUS. Bagi yang telah
percaya peliharalah iman sampai akhir!
Ada JALAN yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. (Amsal
14:12).
69
BAB X
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG PELAYANAN MARKETPLACE
MENURUT FIRMAN TUHAN
Tujuan pembelajaran :
- Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Pelayanan Marketplace
menurut Firman Tuhan
- Siswa SOM melakukan Pelayanan Marketplace menurut Firman Tuhan
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Pelayanan Marketplace menurut Firman Tuhan
dengan metode, praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk mengalami Pelayanan
Marketplace menurut Firman Tuhan dalam bidang kehidupan.
Memahami tentang Kingdom Business (Bisnis
Kerajaan) bukanlah mengartikan bahwa Kingdom Business
(Bisnis Kerajaan) tersebut adalah milik dari suatu kerajaan
tertentu. T. May Rudy dalam bukunya “Bisnis
Internasional“ mengatakan bahwa bisnis itu menyangkut
dengan banyak orang yang mencakup kegiatan
perusahaan kecil maupun perusahaan besar yang
bertujuan untuk mencapai suatu pemasukan keuangan. Bisnis dilakukan dengan
menerapkan prinsip bahwa orang lain atau suatu kelompok atau suatu daerah atau
bangsa sebagai sasaran dari suatu transaksi. Saat ini untuk menjadi pelaku bisnis tidak
lagi dibatasi oleh suatu golongan suku, dari latar belakang pendidikan, Negara
tertentu dan kebudayaan tertentu. Melainkan saat ini bisnis telah dimiliki oleh
berbagai kalangan. Karena yang dimengerti dari bisnis adalah untuk membuat
adanya suatu transaksi dengan mencapai suatu tujuan yaitu menghasilkan laba atau
jasa.
Jauh dari pandangan orang yang mengatakan bahwa pekerjaan atau
melakukan bisnis itu adalah kotor, maka ada hal penting yang perlu diketahui yaitu
seperti yang telah di Firman Allah dalam Kejadian 2:15 dimana Allah menaruh Adam
dan Hawa di Taman Eden untuk pengerjaan taman tersebut. Ajaran Plato mengatakan
bahwa pekerjaan atau melakukan bisnis adalah bagian dari alam fisik yang lebih
rendah dari alam roh. Namun pandangan ini tidak dapat diterima karena pekerjaan
atau pun melakukan suatu bisnis itu adalah kudus. Mengapa demikian, karena
pekerjaan itu mulanya adalah bersumber dari Allah. Pendapat Robert J. Tamasy yang
70
dikutip oleh C.Peter Wagner dalam bukunya “The Church in the workplace
(Melepaskan kuasa Gereja di Dunia Kerja)” mengatakan bahwa:
“Pekerjaan itu kudus. Itu ditahbiskan oleh Allah dari mulanya, sebelum
manusia jatuh dalam dosa. Setelah jatuh kedalam dosa, maka pekerjaan itu
menjadi kasar, membuat frustasi, melelahkan dan kadang-kadang
membosankan. Namum pekerjaan yang dilakukan dengan keunggulan dan
integritas, masih menyenangkan Tuhan serta masih menjadi Anugrah”
Dalam pekerjaan, memang berhubungan dengan menghasilkan
suatu laba atau keuntungan. Keuntungan tersebut bisa berupa
bentuk uang atau pertukaran terhadap bentuk barang lainnya.
Ada beberapa tanggapan yang muncul ketika diperhadapkan
dengan uang. Tanggapan yang pertama adalah uang itu penting dan yang kedua
adalah bahwa uang itu tidaklah segala-galanya. Sebagian orang berpandangan bahwa
uang itu adalah penting bahkan di salah artikan bahwa kita tidak bisa hidup atau
suatu usaha tidak bisa berjalan tanpa uang. Untuk menjalankan suatu usaha pun
diperlukan uang. Pendapat ini sebenarnya kurang tepat karena banyak pebisnis yang
berhasil juga memulai usahanya tanpa dimulai dengan kesiapan dana yang cukup,
melainkan dengan adanya unsur keterampilan serta memiliki sikap mental atau
kemauan yang kuat dari orang tersebut.
Alkitab memberikan peringatan bahwa cinta akan uang adalah akar dari
segala kejahatan (1 Timotius 6:10), ayat ini berbicara tentang sikap hati terhadap
uang. Uang adalah sesuatu yang kita butuhkan untuk melakukan transaksi jual beli,
namun apabila uang sudah menjadi sesuatu yang mengikat dan menarik hati kita,
maka akan mengakibatkan berbagai macam kejahatan. Sehingga orang juga bisa
menjadi hamba uang, kendati Alkitab telah memperingatkan kita (Lihat di dalam 1
Timotius 3:3; 2 Timotius 3:2; Ibrani 13:5). Tuhan juga memperingatkan bahwa kita
tidak dapat melayani dua majikan yaitu Tuhan atau Mamon (Matius 6:24; Lukas 16:9,
11, 13). Dari ayat-ayat ini tidak ada satupun yang mengindikasikan bahwa Tuhan
melarang atau membenci uang.
Hubungan dengan bisnis, Tuhan menunjukkan perhatian-Nya dalam
beberapa hal seperti dalam usaha (bisnis) pertanian. Hal ini dapat dilihat ketika Ia
berjanji : “selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai”
(Imamat 25: 3-4). Tuhan juga terlibat dalam bisnis real estate (tanah dan rumah).
Beberapa ayat dalam Perjanjian Lama merupakan perintah Tuhan secara garis besar
mengenai cara mengadakan transaksi dalam bisnis real estate. (Imamat 25:10-25;
Ulangan 19:14; 27:17).
Selain hal di atas, Tuhan juga memperhatikan perkembangan sistem kredit dan
perbankan (Keluaran 22:25); dalam urusan ukur mengukur dan timbang menimbang
71
(Imamat 19:35-36); dalam perkembangan sistem peradilan (Keluaran 23:1-9); dan
dalam program kesejahteraan sosial untuk menunjang orang-orang miskin (Imamat
19:9-10; Ulangan 24:17-22). Dari ayat-ayat ini, kita dapat melihat bagaimana Tuhan
menaruh perhatian kepada hal-hal yang berkaitan dengan manajemen dalam banyak
aspek kehidupan umat-Nya. Namun motif dan metode yang digunakan oleh Allah
jelaslah berbeda dengan yang digunakan oleh orang-orang dunia. Jadi bisnis adalah
suatu usaha komersial dalam dunia perdagangan atau bidang usaha atau usaha
dagang yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk tujuan
mendatangkan keuntungan.
Menurut kamus Ingris Webster memberikan suatu petunjuk dalam
mendefinisikan tentang kerajaan. Definisi yang pertama yang didapatkan yaitu : “
tingkatan, kualitas keadaan atau atribut raja, kekuasaan raja, monarki, martabat raja.
Arti utama dari “kerajaan” ini dapat dilihat dalam Perjanjian Lama yang dipakai
dalam pemerintahan raja. Kitab Ezra 8:1 berbicara tentang “kembali dari Babel pada
zaman “pemerintahan raja“ (in the kingdom) Artahsasta”. Jikalau kata kerajaan itu
berarti Kerajaan Allah maka artinya selalu adalah pemerintahan Allah, kekuasaan Allah,
kedaulatan Allah dan bukan hanya menunjukkan kepada wilayah berlakunya pemerintahan
itu. Untuk masuk dalam kerajaan Allah ini, orang harus menyerahkan dirinya dengan
percaya sepenuhnya pada pemerintahan Allah yang ada sekarang ini.
Kerajaan Tuhan, salah satu tema sentral dari pengajaran-pengajaran Tuhan
Yesus. Contoh-contoh yang diberikannya secara konsisten menunjuk bahwa kerajaan
Tuhan berada dekat dengan orang-orang sehingga memungkinkan mereka masuk ke
dalamnya ketika mereka berada di bumi (Lukas 10:9;16:16). Alkitab mengajarkan bahwa
Kerajaan Allah adalah suatu kenyataan rohani yang dapat dinikmati saat ini. “Sebab
Kerajaan Allah bukan soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan
sukacita oleh Roh Kudus” (Roma 4:17). Dari segi lain, Kerajaan Allah menggambarkan
fakta bahwa Kerajaan itu adalah suatu suasana yang sudah dialami oleh para
pengikut Kristus. C. Peter Wagner dalam bukunya mangatakan bahwa: Kerajaan
Allah itu bukan “hanya” sesuatu yang dinantikan untuk yang akan datang. Ia sudah
ada di bumi saat ini. Kerajaan Allah dapat ditemukan di mana pun ada individuindividu yang meninggikan Yesus Kristus sebagai Raja mereka. Kerajaan Allah ada
dalam diri orang yang percaya kepada-Nya dan orang yang percaya tersebutlah yang
bertanggungjawab menyebarkannya dimanapun tinggal dan melayani.
Markus 10:15 menyatakan bahwa Kerajaan itu harus diterima dalam batin
manusia. Bukan hanya berbicara tentang Kerajaan yang akan datang atau masa lalu,
melainkan Kerajaan Tuhan di masa kini. Sehingga dalam seluruh aspek hidup orang
percaya berada dalam suasana Kerajaan Allah. Rasul Paulus juga mengatakan bahwa
konsep Kerajaan Allah di bumi merupakan hal yang umum yang bisa di bicarakan
dalam dunia usaha. Rasul Paulus mendefinisikannya sebagai “kebenaran, damai
sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Roma 14:17).
72
Yesus selalu berbicara mengenai murid-murid-Nya membawa Kerajaan Allah
kepada orang-orang. Yesus juga mengumpamakan kerajaan-Nya dengan ragi, terang,
garam dan benih. Masing-masing elemen tersebut memiliki kontak dengan dunia fisik
untuk memenuhi tujuan akhirnya yaitu : untuk mengkhamirkan, untuk menerangi,
untuk mengawetkan dan untuk bertumbuh. Di sinilah dunia usaha muncul dan
memiliki fokus yang lebih tajam. Karena peran TUHANLAH yang membuat dunia
usaha berjalan, kita perlu mengerti bahwa Tuhan yang melayani, juga adalah Tuhan
yang menguasai bisnis.
A. DASAR ALKITAB DALAM MELAKUKAN BISNIS
Sebelum seseorang mengambil keputusan untuk melakukan bisnis atau yang
saat ini sedang terlibat di dalamnya, maka hal yang mendasar yang perlu dipahami
adalah apakah bisnis itu dipahami sebagai suatu perintah yang ada di dalam Alkitab
atau tidak. Berikut ini dipaparkan dasar Alkitab dalam melakukan bisnis dibagi
menjadi tiga bagian yaitu bahwa melakukan bisnis sebagai suatu penatalayanan,
melakukan bisnis adalah suatu panggilan, dan hubungan antara bekerja dengan
ibadah.
1. Melakukan bisnis sebagai suatu penatalayanan
Eka Darmaputera dalam buku “Etika Sederhana Untuk Semua: Bisnis, Ekonomi
dan Penatalayanan” mengatakan bahwa jika seseorang hendak mewujudnyatakan
kehendak Allah dalam ekonomi dan berbisnis, maka hal itu adalah suatu
“penatalayanan (stewardship)”. Ada dua istilah yang dipakai untuk kata stewardship
(Penatalayanan). Yang pertama adalah oikonomos. Salah satu contoh dalam Perjanjian
Lama yang dikenakan istilah ini adalah Musa. Musa adalah orang yang diberi
kepercayaan oikonomos bagi seluruh rumah tangga Israel (Bil.12:7-8), artinya : orang
yang bertanggungjawab kepada Allah atas penatalayanan dan kepemimpinan atas
semua urusan yang menyangkut umat Israel.
Istilah yang kedua yaitu oikonomia (Ibrani : memshalah) menunjuk kepada
wewenang dan tanggungjawabnya atas semua penduduk Yerusalem dan seluruh
keluarga Yehuda. Secara umum di dalam PL, oikonomos dan oikonomia bersangkut
paut dengan “pengelolaan urusan-urusan dalam”, yang menunjuk baik pada
wewenang maupun pada tanggungjawab serta kewajiban. Lebih lanjut, Eka
Darmaputera mengatakan bahwa di dalam perjanjian lama, Allah mempercayakan
alam ciptaan ini kepada manusia. Bahwa manusia adalah makhluk utama yang diberi
mandat untuk memelihara, menaklukkan dan memerinta alam ciptaan (Kej1:28).
Allah mempercayakan wewenang tertentu kepada manusia. Hal ini dapat
dipahami dengan dua hal yaitu :
Pertama, wewenang tersebut harus dilaksanakan oleh manusia dengan menaklukkan
dirinya kepada Allah. Betapapun wewenangnya, manusia adalah makluk ciptaan.
Manusia bukan ilahi apalagi menjadi Allah.
73
Kedua, wewenang itu tidak pernah mutlak. Israel misalnya, lebih mamahami diri
mereka sebagai pekerja-pekerja atau pengelola, bukan pemilik. Pekerja-pekerja yang
mengerjakan sesuatu yang adalah milik Allah. Di negeri mereka, mereka adalah
orang-orang asing dan pengembara (Im.25:23). Apapun yang dilakukannya adalah
sebagai “oikonomos” Allah.
Kehendak Allah bagi manusia adalah untuk bekerja dan bukan pemilik, baik
sebelum kejatuhan (Kejadian 1:28), maupun sesudah kejatuhan manusia (Kejadian
3:17-19). Sebelum kejatuhan, pekerjaan adalah suatu Anugerah dan panggilan dari Allah
sendiri. Sesudah kejatuhan, pekerjaan tetap merupakan Anugerah dan panggilan,
namun sekarang akibat dosa maka pekerjaan itu dilakukan dengan penuh persaingan. Di
dalam Perjanjian Baru, Paulus menasehatkan jemaat bahwa hendaklah bekerja. Ia juga
memperingatkan bahwa, “Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (II
Tesalonika 3:10). Jadi bekerja adalah Anugerah dan panggilan. Itu sebabnya seorang
Kristen haruslah bekerja dan bila perlu bekerja dengan giat dan keras.
Paul Stevens dalam bukunya “God’s Business” mengatakan bahwa untuk
jangka waktu yang lama, pemisahan antara Allah dan dunia bisnis atau pekerjaan
telah mengakibatkan suatu kehidupan yang ganda yaitu “Allah pada hari Minggu
dan pekerjaan pada hari Senin. Kelompok orang-orang percaya, sering kali sangat
antusias kepada Tuhan pada hari Minggu dan menjadi atheis pada hari Senin”. Lebih
lanjut Paul Stevens mengatakan bahwa “setiap pekerjaan yang dicatat di dalam
Alkitab adalah “pekerjaan Allah”. Allah dapat dihadirkan dalam pekerjaan yang ada.
Sehingga tidak memisahkan antara pekerjaan dan Allah. Itu berarti bahwa Allah
sanggup memberkati setiap pekerjaan dari orang percaya.
Bagaimana dengan praktek bisnis? Adalah penting bagi orang percaya untuk
menyadari bahwa Alkitab menjadi satu-satunya penuntun dalam kehidupannya (sola
scriptura), dan itu termasuk dalam melakukan kegiatan bisnis.
Menurut Larry Burkett, ada beberapa dasar Alkitab dalam melaksanakan
bisnis:
Pertama, menjalankan bisnis yang mencerminkan Kristus. Eka Darmaputera dalam
bukunya “Etika Sederhana Untuk Semua : Bisnis, Ekonomi dan Penatalayanan
mengatakan bahwa ”Banyak pandangan orang yang berpendapat bahwa bukan hanya
politik, tetapi juga ekonomi dan bisnis bukan untuk orang-orang yang jujur, saleh dan
bermoral. Pandangan orang mengatakan ekonomi dan bisnis itu “kotor”. Dan bahwa
tingkah laku ekonomi hanya memiliki nilai “mencari keuntungan pribadi sebesarbesarnya”. Setiap pelaku bisnis pasti mencari untung dan semua orang mengetahui
hal itu. Tidak mungkin ada sebuah bisnis berjalan bila tidak ada keuntungan. Tetapi
hendaklah keuntungan bukan satu-satunya tujuan dalam praktek bisnis, sebab bila demikian
seseorang akan berupaya menghalalkan segala cara untuk mencapai untung. Pekerjaan adalah
sarana untuk mencapai untung, bukan tujuan. Tujuan kita adalah Tuhan dipermuliakan
dalam pekerjaan kita.
74
Kedua, menjalankan bisnis yang bertanggungjawab. Maksudnya, pelaku bisnis
mampu bekerjasama dengan orang lain dan bisa menerima masukan dari beberapa
rekannya (termasuk pasangannya); menyediakan produk yang bermutu dengan harga
yang sesuai; menghormati orang yang memberi hutang kepada Anda (Amsal 3:27-28);
memperlakukan bawahan dan karyawan dengan adil terutama dalam hal upahnya;
dan menjadikan pelanggan atau orang yang menikmati produk atau jasa sebagai yang
utama.
Setiap pekerjaan yang ada di dalam Alkitab memiliki nilai-nilai yang
hakiki yang tidak lepas dari Allah sebagai pemberi mandat dari pekerjaan tersebut.
Paul Stevens dalam bukunya “God’s Business” mengatakan bahwa ada empat hal
yang ada dalam pekerjaan yaitu :
a. Pekerjaan yang ada haruslah dimandatkan oleh Allah. Pekerjaan itu harus
merupakan bagian dari panggilan Allah seperti yang tertulis dalam Kejadian
1:28 dan 2:15, yakni untuk menjaga dan mengembangkan potensi penciptaan
dan melayani manusia sebagai pembawa citra Allah.
b. Pekerjaan tersebut harus disesuaikan dengan rencana Allah. Rencana Allah bukan
berarti bahwa manusia harus menjadi malaikat atau menjadi alat taat
beragama melainkan manusia harus menjadi “manusia seutuhnya”. Kita
menjadi manusia seutuhnya melalui relasi dengan Allah serta mampu
membangun komunitas dengan manusia dan komunitas beriman dan menjadi
berkat bagi bangsa-bangsa.
c. Pekerjaan harus dilakukaan dengan kebajikan - sesuai dengan cara Allah. Iman,
pengharapan dan kasih adalah kebajikan utama yang sering diulang-ulang
dalam Alkitab.
d. Pekerjaan itu harus memiliki Nilai yang kekal. Banyak orang beranggapan
bahwa hanya pekerjaan “rohaniah” saja yang bersifat kekal. Ada empat hal
mengapa pekerjaan harus memiliki nilai yang kekal yaitu karena Allah
menghargai setiap pekerjaan dan pekerjanya, Allah memberikan kuasa pada
pekerjaan, Allah menerima pekerjaan kita, pekerjaan kita dapat memuliakan
Allah dan Allah menikmati pekerjaan kita.
2. Melakukan bisnis sebagai suatu panggilan
Pekerjaan di dunia bukanlah semata-mata sebagai karier untuk pencapaian
tujuan pribadi. Sebab, pencapaian pribadi diselaraskan dengan tujuan Allah.
Perkerjaan merupakan bagian dari panggilan Allah yang mendatangkan sukacita.
Pekerjaan bukanlah suatu tujuan melainkan suatu sarana atau suatu prasyarat dalam
mencapai tujuan pemanggilan Allah. Karena tujuan yang sesungguhnya adalah Allah
sebagai pemberi panggilan dalam pekerjaan tersebut. Untuk mengetahui apa makna
dari panggilan dalam dunis bisnis, maka perlu dipahami terlebih dahulu apakah
melakukan bisnis itu adalah sutau panggilan atau tidak. Kata “vocation” dalam bahasa
Ingris (Jerman :”beruf”, Indonesia : Panggilan, pekerjaan) berasal dari bahasa latin
75
vocare yang berarti ”memanggil”. Kata “vocation” sangat jarang digunakan karena
yang sering digunakan adalah kata calling (panggilan). Jika dalam pekerjaan
digunakan kata panggilan berarti harus juga dipahami ada yang memanggil (caller),
dan itu adalah Allah. Jika seseorang dipanggil Allah untuk masuk dalam dunia bisnis,
itu berarti bahwa orang tersebut dipanggil Allah secara khusus untuk menekuni
pekerjaan itu demi menggenapi kehendak dan maksud Allah. Allah menempatkan
seseorang dalam dunia bisnis tentu tidak lepas bagaimana juga ia harus mengasihi
sesama yang bekerjasama dalam bisnis tersebut. Itu adalah suatu perwujudan dari
kasih kepada Allah. Lee Hardy dalam bukunya “Karier : panggilan atau pilihan”
mengatakan bahwa Allah memanggil seseorang untuk melayani sesama, dan orang
tersebut melayani sesama di dalam pekerjaannya. Panggilan ilahi yang datang pada
diri seseorang sesuai dengan posisi dan talenta yang dimilikinya.
Masuk dalam dunis bisnis adalah suatu keputusan untuk bekerja dengan
sebaik-baiknya. Tetapi apakah Allah memanggil setiap orang atau hanya orang-orang
yang percaya pada Tuhan saja yang ambil bagian dalam dunia bisnis tersebut? Dan
apakah masuk dalam bisnis adalah suatu keharusan atau hanya sekedar ”pilihan”
saja?. Paul Stevens dalam bukunya mengatakan bahwa ” Walaupun tidak ada teksteks alkitabiah khusus yang menunjukkan orang-orang dipanggil ke dalam suatu
pekerjaan kemasyarakatan melalaui suatu panggilan Allah yang mengembirakan,
namun Alkitab menuliskan alasan-alasan yang kuat mendukung pendapat bahwa
dunia bisnis adalah panggilan Allah. Secara sederhana, inti ajaran tentang
“panggilan” adalah bahwa bukan hanya bila orang menjadi imam atau hidup dalam
palayanan serta melakukan ibadah saja, ia telah melakukan serta melaksanakan
panggilan Allah. Semua orang percaya menerima panggilan dari Tuhan. Seluruh
kehidupan orang percaya itu adalah untuk melaksanakan panggilan Tuhan itu.
Apakah panggilan itu? panggilan itu adalah : bahwa Tuhan memanggil setiap orang
percaya untuk melaksanakan pekerjaannya di dunia ini dengan sebaik-baiknya. W.
Paul Buddy Crum dalam bukunya “Kingdom CEO (Paradigma Baru dalam dunia
Marketplace)”, lebih menegaskan bahwa kita memiliki panggilan untuk menjadi
hamba dan pelayan Tuhan Yesus. Oleh karena itu panggilan sesungguhnya bukanlah
berfokus pada pekerjaan tersebut, apapun itu bentuknya. Karena pekerjaan itu adalah
“tempat penugasan”. Ini berarti bahwa lapangan kerja apapun yang ditentukan Allah,
ketika Dia memanggil seseorang, akan menentukan arah pelayanan orang tersebut
untuk Tuhan Yesus saat itu.
3. Hubungan antara bekerja dengan ibadah.
Pertanyaan mendasar yang saat ini akan di jelaskan adalah apakah ada
hubungan antara bekerja dengan ibadah?. Disatu sisi, bisnis atau melakukan suatu
pekerjaan sering dipahami sebagai suatu hal yang “bukan rohani”, sedangkan ibadah
dipahami sebagai “sesuatu yang rohani”. Ketika memperhatikan asal mula kata
pekerjaan, maka dapat dilihat bahwa kata advodah (lapangan pekerjaan) juga merupakan
76
akar kata untuk ibadah. Ini bisa mengindikasikan bahwa lapangan kerja kita
(pekerjaan) adalah bentuk ibadah kepada Dia.
Eka Darmaputra dalam bukunya “Etika Sederhana Untuk Semua : Bisnis,
Ekonomi dan Penatalayanan” mengatakan bahwa setelah dosa hadir dalam kehidupan
manusia, perintah untuk bekerja tidaklah dihapuskan. Sebaliknya, sekarang bekerja
menjadi lebih nyata merupakan ciri pokok manusia. Dikatakan bahwa ketika manusia
diusir dari taman eden, manusia harus “mengusahakan tanah’ (Kej.3:23). Yang harus
diperhatikan yaitu bahwa “mengusahakan tanah” disini dalam bahasa Ibraninya
adalah “abudah”, suatu kata yang sama dengan kata dalam bahasa Arab yang telah
lebih kita kenal “Ibadah”. Dengan kata lain, mengusahakan tanah atau “abudah”
adalah “ibadah”.
Hubungan antara bekerja dan beribadah merupakan hal yang penting
karena bekerja di dalam Alkitab tidak pernah ditampilkan sebagai sesuatu yang tidak
rohani. Justru, Tuhan “memperkenalkan” bekerja (menguasai dan memelihara
bumi) kepada manusia yang di taman Eden (Kej. 1:28), Allah melakukan hal ini
karena memahami bahwa ketika manusia di taman eden, bekerja adalah beribadah.
Rasul Paulus juga menuliskan bahwa seluruh hidup kita adalah digunakan untuk
ibadah. Baik pada saat sedang bekerja atau sedang beristirahat semuanya harus
dipersembahkan untuk Tuhan sebagai komitmen ibadah yang sejati (Roma 12:1).
Seperti yang sudah dijelaskan pada definisi bisnis bahwa melakukan pekerjaan atau
berbisnis adalah sesuatu yang kudus. Dan melakukan pekerjaan juga tidak hanya
kudus tetapi juga sebagai bentuk penyembahan. Pekerjaan ditahbiskan oleh Allah dan
sudah seharusnya itu di dedikasikan sepenuhnya kepada Allah. Pekerjaan adalah
bagian dari “semua” yang kita lakukan “untuk kemuliaan Allah”. Apapun yang
dilakukan oleh orang Kristen di tempat pekerjaan sama seperti pelayanan, pelayanan
kepada Allah, bahkan penyembahan atau ibadah seperti hari minggu di gereja lokal.
B.
TOKOH-TOKOH PELAKU BISNIS DALAM ALKITAB
Berikut ini dipaparkan tokoh-tokoh Alkitab yang menjadi pelaku bisnis yaitu:
1. Tokoh-tokoh di dalam Perjanjian Lama
Sebagian besar pahlawan Perjanjian Lama bukanlah sebagai petapa-petapa,
sebaliknya mereka adalah orang-orang yang terlibat secara mendalam di dalam
masalah-masalah sehari-hari di dunia usaha. Berikut ini beberapa contoh tokoh
Alkitab dalam Perjanjian Lama yang terjun dalam bidang bisnis atau usaha yaitu :
a. Abraham “Bapa orang beriman” (Roma 4:1), memikul tanggungjawab rohani
itu tanpa meninggalkan pekerjaan duniawinya yang sangat berhasil. Justru, ia
adalah salah seorang pengusaha yang paling berhasil dan paling kaya di
Timur pada zaman dahulu (Kej. 12-25). Allah memilih Abraham supaya dia
dapat menjadi berkat bagi keturunannya di bumi (Kej. 12:1)
77
b. Isak adalah pengusaha yang diminyaki yang menyebarkan kekayaan mereka
diantara banyak orang (Kejadian 12-24)
c. Yusuf. Allah menganugrahkan Yusuf hikmat mengenai perekonomian suatu
bangsa supaya dia menyelamatkan puluhan ribu orang dari kelaparan selama
musim kemarau. Hidup Yusuf dimulai dengan nubuat dan berakhir dengan
panggilannya untuk memerintah orang-orang tak beriman serta melindungi
dan memelihara Umat Allah (Kej. 37 dan Kej. 41). Karakter Yusuf adalah
selalu mematuhi peraturan sebagai tujuan dari kecakapan ilahi. Ia patuh
kepada Allah baik pada waktu melayani di rumah Potifar maupun ketika
berada di sel penjara. Pekerjaan Yusuflah yang membuat dirinya unggul
dalam setiap situasi dan akhirnya menjadi sumber pemeliharaan anak-anak
Israel.
d. Bezaleel. Dalam Keluaran 31:1-3 “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Lihat,
telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah
Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan
pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan”. Allah memiliki tujuan untuk
Bezaleel bin Uri bin Hur menjadi seorang pekerja yang dipenuhi Roh di dalam
pekerjaan-pekerjaan seni kreatif dalam segala macam pekerjaan (Keluaran
31:5b). Pekerjaan tersebut dapat dilihat dalam pembangunan Kemah
Pertemuan, tabut untuk hukum, tutup pendamaian yang terletak di atasnya,
dan segala perabotan kemah itu, yakni meja dengan perkakasnya, kandil dari
emas murni dengan segala perkakasnya, mezbah pembakaran ukupan,
mezbah korban bakaran dengan segala perkakasnya, bejana pembasuhan
dengan alasnya, pakaian jabatan, baik pakaian kudus kepunyaan imam Harun,
maupun pakaian anak-anaknya, untuk memegang jabatan imam, minyak
urapan dan ukupan dari wangi-wangian untuk tempat kudus; tepat seperti
yang telah Ku perintahkan kepadamu haruslah mereka membuat semuanya.
(Keluaran 31:7-11)
e. Ayub “Pemimpin sebuah bisnis keluarga” yang merupakan orang terkaya di
negeri Us (Ayub 1:3). Ayub sangat aktif di dalam masalah-masalah sosial dan
pemerintahan.
2. Yesus dan dunia Bisnis
Seperti yang diketahui bahwa Yesus yang sama seperti manusia memiliki
pekerjaan sebelumnya sebagai tukang kayu. Matius menyebut Yesus sebagai
“Anak tukang kayu”. “Tukang kayu” di sini menggunakan bahasa Ibrani “tekton”.
Tekton berarti “ahli seni, seniman”. Markus menunjuk kepada Yesus sebagai seorang
“tukang kayu” yaitu seorang ahli seni (Markus 6:3). Yesus berhubungan dengan
dunia usaha sejak awal kehidupan-Nya di bumi ini. Yesus dilahirkan di sebuah
tempat usaha, di sebuah palungan di tempat penginapan (Lukas 2:7). Orang
pertama yang melihat kelahiran Yesus bukanlah para pemimpin agama, tetapi para
78
karyawan dan pemilik usaha kecil. Mereka adalah para gembala (Lukas 2:15-20).
Setelah Yesus bertumbuh menjadi dewasa secara fisik, tanggungjawab sebagai
seorang pebisnis ada dalam diri-Nya. Ed Silvoso dalam bukunya “Diurapi untuk
bisnis” mengatakan bahwa “Yesus bukanlah seorang tukang kayu paruh waktu
yang hanya bekerja ketika ia kekurangan uang. Di awal pelayanan-Nya, para
tetangga-Nya menjelaskan diri-Nya sebagai “anak tukang kayu” (Matius 13:55) dan
“tukang kayu”(Markus 6:3).
2. Tokoh-tokoh di dalam Perjanjian Baru
a. Murid-murid Tuhan Yesus
Gambaran pertama yang dapat dilihat mengenai murid-murid Tuhan Yesus
adalah bahwa mereka ada di dalam dunia usaha ketika Yesus menemui mereka.
Petrus dan Andreas sedang sibuk melemparkan jala mereka ke laut ketika Yesus
menyuruh mereka mengikut Dia. Kemudian Yesus menghampiri Yohanes dan
Yakobus yang bekerjasama dengan ayahnya, mereka sedang membereskan
jalanya ketika tidak sedang melaut (Matius 4:21-22). Matius menerima
panggilannya “ketika sedang berada di rumah cukai” (Matius 9:9). Lukas adalah
seorang tabib (dokter) (Kolose 4:14). Hampir semua murid Yesus adalah orangorang di dalam dunia usaha (Yohanes 1, Markus 1, Lukas 5)
b. Yusuf.
Yusuf si tukang kayu, mengajari Yesus muda tentang lapangan kerja,
memberikan contoh kepemimpinan ilahi dan peran bapa yang menuntun Yesus
untuk berfokus pada bisnis Allah (Lukas 2:29).
c. Rasul Paulus.
Saulus adalah pengusaha religious yang giat sebelum pengalaman perjalanan
ke Damsyik. Tuhan Yesus memberitahu Saulus (yang kemudian menjadi
Paulus) tentang panggilan, masa depan dan tujuannya dalam sebuah
pernyataan yang jelas. Allah mempergunakan keterampilan bisnis Paulus
untuk memajukan Kerajaan-Nya (Kis. 26:15-18). Paulus terjun ke dalam dunia
bisnis dan mulai membuat tenda bersama Akwila dan istrinya, Priskila. Ini
membantu dirinya untuk melakukan pelayanannya di bumi. Ini menjadi alat
bagi Allah untuk mengubah perspektif pelayanannya dan memberikan
kemerdekaan finansialnya.
d. Tulang Punggung Gereja Mula-mula
Tokoh-tokoh Alkitab yang menjadi tulang punggung gereja mula-mula adalah
orang-orang yang berada dalam dunia usaha, seperti :
1. Lydia yaitu seorang penjual kain ungu yang kaya yang memiliki rumah di
Filipi dan di Tiatira. Ia adalah petobat Eropa pertama dan juga pengusaha
79
wanita yang sukses membangun gereja bersama dengan bisnisnya (Kisah
Para Rasul 16).
2. Dorkas yaitu seorang perancang busana dan pembuat pakaian. Dorkas
menjadi terkenal karena kematiannya menjadi perhatian petrus, dan
kebangkitannya diketahui oleh seluruh kota, yang menuntun banyak orang
menjadi percaya kepada Tuhan Yesus (Kis.9:36-42).
3. Akwila dan Priskila juga adalah pengusaha. Mereka memiliki profesi yang
sama dengan Paulus yaitu sebagai pembuat kemah (Kis. 18:3).
C. KARAKTERISTIK BISNIS YANG MENERAPKAN NILAI-NILAI KERAJAAN
Ketika seseorang menerapkan nilai-nilai kerajaan dalam melakukan bisnis,
maka ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab. Yaitu, apa yang menjadi prioritas
dalam bisnis itu? Apa yang dipercayai dalam bisnis itu? Apa tanggung jawab di
dalamnya? Dan apa yang harus diterapkan dalam bisnis terbut? Apabila pertanyaanpertanyaan ini dapat dijawab dengan benar dan tepat, maka suatu usaha menjadi hal
yang benar dan baik di mata Tuhan, dan Tuhan pasti akan memberkatinya, supaya
lewat berkat itu nama Tuhan dimuliakan.
Pertanyaan yang pertama muncul karena seringkali seorang Kristen yang
melakukan bisnis terjepit di antara asas-asas Alkitabiah dan asas-asas duniawi dalam
menjalankan bisnis. Pada satu pihak, tujuannya adalah untuk melayani, mematuhi,
dan menyenangkan hati Tuhan, dan Tuhan mengatakan bahwa pelaku bisnis tersebut
harus jujur dan adil dalam mengelola bisnisnya. Namun, kadangkala pelaku bisnis
sering tergoda untuk menghalalkan segala macam cara demi keberhasilan bisnis itu.
Jadi, seseorang yang telah percaya kepada Tuhan yang memiliki usaha, harus
mengambil keputusan untuk selalu mengutamakan Tuhan dalam menjalankan
bisnisnya.
Ada dua alasan penting untuk mengutamakan Allah dalam hidup dan
bisnis kita. Pertama, Allah tidak puas menempati tempat kedua. Ia mau menjadi
Tuhan atas segalanya. Dalam Keluaran 20:3, Allah tidak mau ada allah lain di
hadapan-Nya, senada dengan Matius 6:24, yang menyatakan bahwa seseorang tidak
dapat melayani dua tuan. Dengan kata lain, dalam hidup orang tersebut yang boleh
mendahului Tuhan bukan bisnis kita, bukan uang, bukan keluarga, bukan apa pun
dalam dunia ini tetapi Tuhan itu sendiri.
Alasan kedua untuk mengutamakan Allah dalam bisnis yaitu terdapat
dalam Matius 6:33, ayat ini menunjukkan bahwa bila Tuhan, menempati kedudukan
pertama dalam bisnis, maka segala hal yang dicari-cari oleh orang-orang dunia ini
akan diberikan Tuhan sebagai bonus, sesuai dengan hal yang terbaik. Pertanyaan
kedua ini muncul karena seringkali banyak orang menganggap bahwa uang adalah
segala-galanya, uang adalah jaminan hidup, dengan uang orang dapat membeli
segalanya, dan anggapan-anggapan lain yang sama sekali bertentangan dengan
80
firman Tuhan. Uang cenderung memberikan ketentraman palsu dalam hidup. Dalam
salah satu pengajaran-Nya, Yesus menceritakan seorang kaya yang bodoh (Lukas
12:13-21) yang mengira bahwa uang adalah jaminan hidup. Ia bodoh karena tidak
bersandar kepada Allah dan karena ia tidak menyadari bahwa kekayaan tidak dapat
memberikan jaminan hidup di masa depan.
Pertanyaan yang selanjutnya muncul karena adanya anggapan yang salah
mengenai tanggung jawab orang-orang Kristen dalam hal hartanya. Kepada siapakah
bertanggung jawab dengan harta yang dimilikinya? Tentunya kepada Allah karena
adalah Owner (pemilik) sedangkan manusia di bumi ini hanyalah sebagai manager
(pengelola). Itulah sebabnya Ayub berkata “…Tuhan yang memberi Tuhan yang
mengambil, terpujilah nama Tuhan” (Ayub 1:21).
Jerry White dalam bukunya Kejujuran, Moral & Hati Nurani mengatakan
bahwa ada lima perintah untuk etika bisnis yang menerapkan nilai-nilai kerajaan
yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan layanan yang berkualitas
“Pelanggan adalah raja” atau “Pemasok adalah raja”, istilah ini memang
singkat namum memiliki arti bahwa ketika melakukan bisnis, maka siapapun
pelanggan atau rekan bisnis atau rekan dalam satu pekerjaan di kantor,
perusahaan atau ditempat lainnya adalah orang yang harus dilayani dengan baik.
Banyaknya jenis dari hasil pekerjaan atau produk dari suatu usaha, menuntut
adanya perhatian yang bukan saja kejujuran, melainkan juga menuntut adanya
suatu pelayanan dengan kualitas yang baik. Hasil atau produk harus dihargai
dengan fisik dan dibuat dengan kualitas dan keunggulan. Hal ini tidak saja hanya
berlaku kepada para pimpinan dari suatu usaha tetapi juga perlu untuk para
pekerja atau karyawan atau pegawai.
Para pegawai atau karyawan harus meningkatkan kerja yang berkualitas
bukan malah menurunkan kualitas pekerjaannya. Rasul Paulus berkata “Apa pun
yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan
untuk manusia” (Kolose 3:23). Dan Rasul Paulus mengatakan bahwa hambahamba harus melaksanakan pekerjaan mereka, “Jangan hanya dihadapan mereka saja
untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan
segenap hati melakukan kehendak Allah, dan yang dengan rela menjalankan
pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia (Efesus 6:67)
Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, sangatlah perlu
memperhatikan karakter dari pimpinan atau karyawan (pegawai) atau rekan
bisnis yang berada dalam ruanglingkup usaha kita. Secara sederhana, kita bisa
melihat 4 karakter dasar manusia menurut dunia psikologi yaitu Koleris,
Sanguinis, Melankolis dan Flegmatis, yaitu:
81
a. Sanguinis, yang memiliki pribadi yang hangat, meluap-luap, bersemangat dan
bersifat ”menikmati”. Seorang sanguinis dapat mudah menerima kesan-kesan
dari luar, menjadi bahan pemikirannya dan menentukan keputusan akhirnya.
Biasanya seorang sanguinis cenderung super ekstrovert, memiliki banyak
sahabat karena sifatnya yang selalu bersukacita. Seorang sanguinis lebih sering
berbicara, bersuara keras, ramah, membuat dirinya seperti seorang yang
penuh percaya diri, walaupun sebenarnya tidak demikian. Dalam Injil, Simon
Petrus adalah seorang sanguinis.
b. Kholeris, memiliki kepribadian cepat, panas, aktif, praktis, berkemauan keras,
mandiri dan sangat independen. Seorang kholeris bersikap tegas, mudah
mengambil keputusan bagi dirinya dan bagi orang lain. Ia adalah seorang yang
ekstrovert namun tidak terlalu kuat. Seorang kholeris menyenangi aktivitas, ia
tidak perlu dirangsang oleh lingkungan tetapi ia akan merangsang lingkungan
untuk tetap bergerak dan aktif. Kegiatan yang ia lakukan pasti memiliki tujuan
yang jelas, ia tidak akan melakukan kegiatan tanpa tujuan. Ia tidak takut akan
tantangan, bahkan tantangan menjadi dorongan baginya untuk mencapai
tujuan. Emosi seorang kholeris tidak mudah digoyangkan. Kholeris adalah
seorang pemimpin dari lahir dan berbakat, bukan hasil dari latihan.
c. Melankolis, adalah seorang dengan temperamen analitis, suka berkorban,
berbakat dan memiliki sifat yang sangat sensitif. Sifatnya cenderung introvert
dan menikmati kesenian murni. Suasana hatinya dapat berubah menurut
perasaannya saat itu. Seorang melankolis mudah mendapatkan seorang teman,
tidak seperti seorang sanguinis yang agak sulit berteman.
d. Phlegmatis, adalah seorang yang tenang, tidak pernah merasa terganggu
dengan kondisi tegang apapun, gampangan, sehingga hampir tidak pernah
marah. Seorang dengan tipe mudah bergaul dan secara alamiah adalah
seorang yang menyenangkan dari antara temperamen-temperamen yang lain.
Sikap seorang phlegmatis agak dingin, selalu stabil, tidak mudah marah
ataupun tertawa, memiliki banyak teman karena mempunyai rasa humor yang
sinis. Ia adalah seorang yang cenderung menjadi seorang penonton dan bukan
seorang pelaku.
Pencocokan karakter pada suatu pekerjaan akan memberikan hasil layanan
yang optimal, baik bagi hasil pekerjaan maupun bagi pekerjanya sendiri.
2. Menerapkan Kejujuran Total
Kejujuran adalah pencerminan dari ayat Alkitab yang berbunyi, “Dan
sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian
kepada mereka” (Lukas 6:31). Kejujuran seperti yang diuraikan di dalam Alkitab,
jauh lebih luas daripada sekedar berdusta. Kejujuran melibatkan cara hidup yang
benar dan pola pemikiran yang patut, yang akan menghasilkan gaya hidup yang
patut di puji dan di hormati.
82
Kejujuran melibatkan motivasi-motivasi seseorang yang terdalam dan
meliputi setiap segi kehidupan orang tersebut secara pribadi atau umum.
Kejujuran mencakup kebenaran dalam setiap pengertiaannya dan integritas di
dalam batin seseorang. Kejujuran menuntut seorang untuk mengesampingkan
dusta, penipuan, penyontekan, fitnah dan tipu daya bahkan sikap diam.
Para pebisnis Kristen dan para karyawan Kristen atau pegawai Kristen
wajib hidup dalam kejujuran. Baik kejujuran dalam transaksi bisnis, maupun
jujur antar pimpinan dengan bawahan dan karyawan dengan karyawan lainnya.
Tuhan sendiri berkata bahwa Ia bergaul erat dengan orang jujur (Amsal 3:32). Jika
seorang pelaku bisnis atau karyawan yang terjun dalam bisnis hanya menjaga
”image” dihadapan orang-orang atau pelanggan, adalah sesuatu tindakan yang
sangat patal, karena dia hanya berusaha menyenangkan atau menghormati atau
takut kepada orang lain namun tidak menyenangkan Tuhan. Pada hal,
sesungguhnya bukanlah manusia yang lebih dahulu untuk dihormati, ditakuti
dan dilayani melainkan Tuhan yang melebihi semuanya. Artinya bahwa
kejujuran yang lebih utama adalah dihadapan Tuhan yang kemudian
ditampilkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Tampilan hidup yang jujur dalam berbisnis merupakan karakter kristiani
sebagai hasil dari adanya Kristus yang menyatakan diri-Nya di dalam hidup
orang tersebut. Henry dan Richard Blackaby dalam bukunya ”Tuhan di dalam
Dunia Usaha” mengatakan bahwa ” karakter kristiani adalah hasil dari pekerjaan
Roh kudus didalam hidup orang percaya (Galatia 5:22-23). Sebagai pelaku bisnis
kristen yang penting bukanlah tindakan yang dilakukan hanya di dalam ruang
kerja saja, melainkan apakah Kristus dipermuliakan melalui tingkah-lakunya
sehari-hari. Lebih lanjut dikatakan bahwa kejujuran yang ada dalam karakter
kristen tidak saja harus mengungkapkan bahwa pelaku bisnis tersebut adalah
pribadi yang baik, namun juga menyatakan bahwa Tuhan layak menerima
tingkah-lakunya. Bila pelaku bisnis tersebut mampu menyatakan hal ini, maka
orang banyak telah melihat Tuhan melalui hidupnya.
Adanya pergeseran paradigma untuk bersikap jujur dalam berbisnis
atau bekerja telah membuat tidak adanya perbedaan antara orang kristen yang
berbisnis dengan orang yang bukan kristen. Paradigma lainnya yang perlu
dipertanyakan adalah apakah seorang majikan atau pimpinan juga harus
bersikap jujur kepada bawahannya atau hanya bawahan yang bersikap jujur
kepada majikan dalam pekerjaannya. Jimmy Tjandra dalam bukunya ”Tujuh
Prinsip Sukses Bisnis” mengatakan bahwa suatu usaha harus dikelola secara
Alkitabiah. Karena disinilah perbedaan antara orang kristen yang melakukan
bisnis dengan yang bukan kristen. Pebisnis Kristen harus ”menghadirkan Tuhan”
di dalam bisnisnya sehingga dalam hal inilah yang membedakannya dengan
pebisnis yang lainnya.
83
3. Menerapkan hukum melayani
E. G. Singgih dalam bukunya “Reformasi dan Transformasi Pelayanan Gereja
Menyongsong Abad ke-21” mengatakan bahwa : hal yang penting bagi para pelaku
bisnis Kristen adalah (1) hendaklah setiap pelaku bisnis memiliki hati nurani; (2)
kemudian hendaknya ia peka terhadap masalah-masalah sosial yang ditimbulkan
dalam bisnisnya; (3) hendaknya ia melayani sesamanya. C. Peter Wagner juga
mengatakan dalam bukunya bahwa pelaku bisnis Kristen harus memahami yaitu
sebuah pekerjaan menjadi sebuah pelayanan ketika Allah menuntun seseorang ke
area kerja dan mendengarkan suara Allah, urapan Allah dan menerapkan prinsipprinsip Alkitabiah dalam pekerjaan tersebut.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa orang Kristen harus berfungsi menjadi
garam dan terang (Matius 5:13-16). Menjadi garam dan terang bukanlah dibatasi
pada suatu komunitas yang sudah mengenal Tuhan Yesus Kristus. Melainkan
dimanapun berada dan dalam komunitas apa pun juga. Orang-orang Kristen yang
melakukan bisnis dengan menerapkan prinsip-prinsip bisnis Kristen adalah
orang-orang yang dapat dilihat pengaruhnya pada kebijakan dan arah bisnis yang
dibuat. Tuhan Yesus berkata ,
”Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatlah orang memetik
buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Demikianlah setiap pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik,
sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak
baik.”(Matius 7:16-18).
Hal di atas berarti bahwa orang lain dapat mengatakan siapakah orang itu,
melalui apa yang dihasilkan di dalam kehidupannya sehari-hari. Dan dengan jelas
bahwa karyawan, pelanggan dan mitra bisa berharap diperlakukan dengan rasa
hormat, adil dan integritas akan menciptakan umpan balik yang sangat baik
kepada para pemimpin bisnis lainnya.
Layanan yang baik berarti bahwa pelanggan harus dikasihi dan dihormati
sebagai seorang yang diciptakan sesuai dengan gambar Allah dan transaksi harus
dilakukan dengan adil. Seorang pebisnis yang menerapkan nilai-nilai kerajaan
Allah, harus memperlakukan orang lain dengan kasih dan rasa hormat. Apabila
bisnis adalah pelayanan, layanan yang tulus kepada pelanggan adalah bagian dari
suatu langkah dalam mengikut Tuhan. Barang dan Jasa ditawarkan dengan
keunggulan, sehingga memperlihatkan hadirnya Kerajaan Allah dan mengundang
kesempatan untuk bersaksi.
Para pelaku bisnis kerajaan memiliki pemikiran bahwa pekerjaan mereka
dalam dunia bisnis adalah pelayanan sehingga bimbingan melalui doa merupakan
aspek penting yang menyerahkan perjalanan bisnis tersebut kepada Tuhan.
Keberhasilan bisnis bukan lagi disebabkan oleh karena usaha sendiri dan oleh
bantuan dari orang lain, melainkan adanya keikutsertaan Tuhan di dalamnya.
84
Banyak orang kristen di dalam dunia usaha gagal karena mereka bersandar pada
perlengkapan jasmani dan bukan rohani (2 Korintus 10:3-5). Kegagalan yang
dialami oleh para karyawan terhadap pelanggan diterima sebagai bentuk
pembelajaran dan terus menyembarkan roh kasih karunia. Karena semua aspek
pelaku bisnis baik karyawan maupun pelanggan memiliki potensi untuk bisa
menjadi pelayan.
4. Menerapkan prinsip tanggungjawab pribadi
Di Indonesia ada yang disebut ketentuan Upah Minimum Regional atau
yang disingkat dengan “UMR”. Upah minimum regional ini diperuntukkan
kepada para karyawan atau buruh. Dan ketentuan Upah Minimum Regional
inipun bervariatif, sesuai dengan anggaran atau pendapatan yang ada di masingmasing daerah. Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang
panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari
birokrat, akademisi, buruh dan pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim
survei dan turun ke lapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang
dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survei di sejumlah kota
dalam propinsi tersebut yang dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan
Hidup Layak (KHL) - dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KHM).
Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan upah minimum regional (UMR) kepada
Gubernur untuk disahkan. Komponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai
dasar penentuan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajang
(belum menikah).
Selayaknya para karyawan dihargai dengan upahnya, namun masalahnya
mungkin adalah seringkali gaji masih di bawah upah minimum regional tersebut.
Di sinilah perlu melihat manusia bukan sebagai alat produksi tetapi sebagai
makhluk ciptaan Allah. Firman Tuhan berkata, “Celakalah dia yang membangun
istananya berdasarkan ketidakadilan dan anjungnya berdasarkan kelaliman, yang
mempekerjakan sesamanya dengan cuma-cuma dan tidak memberikan upahnya
kepadanya” (Yeremia 22:13). Pada bagian lain Firman Tuhan berkata,
“Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh
yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam
keluhan mereka yang menyabit panenmu” (Yakobus 5:4).
E. G. Singgih dalam bukunya “Reformasi dan Transformasi Pelayanan
Gereja Menyongsong Abad ke-21” mengatakan bahwa ada beberapa pedoman
tentang cara mengupah karyawan atau buruh dari ayat-ayat di atas yaitu
1) Tuhan tidak menghendaki semua orang dibayar dalam jumlah
yang sama;
2) Mereka yang melakukan pekerjaan lebih baik harus dibayar lebih
besar;
85
3) Tuhan sangat menuntut keadilan di dalam membayar upah para
karyawan;
4) Majikan Kristen bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
minimal para karyawannya.”
Bagi seorang karyawan atau pegawai, gaji atau upah adalah sesuatu
yang patut diterima sebagai miliknya setelah ia memberikan jasa melaksanakan
tanggungjawabnya, dengan kata lain bahwa gaji itu adalah penting bagi
karyawan tersebut. Gaji atau upah seharusnya merupakan bagian dari
penghargaan seorang pimpinan kepada karyawan atas apa yang telah
dilakukannya.
5. Mendapatkan keuntungan yang wajar
Menjadi seorang pebisnis tentu dia memperhitungkan keuntungan
yang dia dapat dari setiap transaksi. Namun dalam mencari keuntungan
tersebut perlu adanya kesesuaian yang wajar, yang sesuai dengan kondisi
pasar atau pengambilan keuntungan yang akan merugikan konsumen atau
rekan bisnis. Dengan kata lain bahwa ukuran kewajaran disini dapat
dipahami dengan dua hal yaitu: Pertama, bahwa keuntungan yang diambil
dari bisnis tersebut adalah sama-sama menguntungkan atau tidak merugikan
keduanya. Kedua, adalah keuntungan yang wajar disini mengambil
keuntungannya hanya sebesar sepuluh persen dari harga yang seharusnya.
Menerapkan bisnis yang didalamnya ada nilai-nilai kerajaan memiliki tujuan
yaitu mendapatkan hasil finansial yang sesuai dengan ukuran atau ketentuan
yang ada. Keseluruhan tujuan bisnis yang menerapkan nilai-nilai kerajaan
adalah terciptanya pemulihan ekonomi yang cukup lama.
Bisnis yang menerapkan nilai-nilai Kerajaan Allah memiliki jenis usaha
yang menjadikan partner seniornya adalah Tuhan. Setelah kebutuhan Para staf
dipenuhi, maka keuntungan yang tersisa diberikan untuk menunjang pelayanan.
Bisnis yang menerapkan nilai-nilai kerajaan adalah usaha-usaha bisnis yang
berorientasi pada keuntungan yang digunakan agar pelayanan dapat berjalan
dengan sebaik-baiknya.
86
BAB XI
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG KEPEMIMPINAN ROHANI KRISTEN
Tujuan pembelajaran :
- Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Kepemimpinan Rohani
- Siswa SOM mengalami dan melakukan Kepemimpinan Rohani
Metode Pengajaran :
- Materi untuk pengajaran tentang Kepemimpinan Rohani dengan metode, praktek,
ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk mengalami Kepemimpinan
Rohani dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa.
A. KEPEMIMPINAN KRISTEN
Kepemimpinan (leadership) bukan bicara soal posisi tetapi fungsi.
Lebih baik membuat keputusan dengan persentasi kebenaran 80 % untuk
hari ini, dari pada keputusan dengan persentasi benar 100 % tetapi pada
esok hari. Artinya, kepemimpinan itu selalu bergerak dinamis dan cepat.
Seorang pemimpin harus memahami dengan sangat cepat perubahan zaman, mempu
merumuskan hal-hal yang penting yang harus dilakukan untuk menaggapi tingkat
perubahan itu sekaligus mampu membawa orang-orang untuk bersama-sama
bertindak menanggapi perubahan itu.
Dewasa ini kita melihat pertumbuhan gereja bergerak dengan sangat pesat di
seluruh dunia. Salah satu kunci utama dari perkembangan gereja adalah
kepemimpinan. Kita akan melihat beberapa arti dari seorang pemimpin:
Seorang pemimpin adalah :
1. Orang yang berada di depan untuk memimpin dan menunjukkan jalannya di
depan. Ini memerlukan inisiatif, keberanian dan iman.
2. Orang yang kehidupannya dapat diteladani oleh orang lain. Seorang pemimpin
memiliki karakter yang membuat orang lain ingin mengikutinya.
3. Orang yang berwibawa dalam intruksi dan koreksi pada orang-orang yang
dipimpinya.
4. Seseorang yang mempengaruhi orang lain melalui sikap dan tindakannya.
Seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk memberikan inspirasi kepada
orang lain dan membawa kelompoknya bergerak ke arah yang benar.
5. Seorang dengan kemampuan memberikan motivasi bagi orang lain untuk
menghasilkan sesuatu.
87
Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh pemimpin. Karena itu
kepemimpinan yang handal sangat dibutuhkan terutama dalam gereja Tuhan. Ada
beberapa definisi kepemimpinan secara umum:








Lord Montgomery: “Kepemimpinan adalah kemampuan dan kehendak untuk
mengerahkan sekelompok manusia untuk satu tujuan bersama.”
John R. Mott: “Seorang pemimpin adalah orang yang mengenal jalan, yang
dapat terus maju dan dapat menarik orang lain mengikuti dia.”
Harry S. Truman: “Seorang pemimpin adalah orang yang mempunyai
kemampuan untuk membuat orang lain suka melakukan sesuatu yang tadinya
mereka tidak suka melakukannya.”
John C. Maxwell: “kepemimpinan adalah pengaruh, tidak lebih tidak kurang”.
General H. Norman Schwarzkopf: “kepemimpinan adalah kombinasi antara
karakter dan srategi, kalau Anda harus memilih salah satu, buanglah strategi”.
Bill Gates: “pemimpin adalah mereka yang dapat memperdayakan orang lain”.
Ralph Nadar: “Fungsi kemimpinan adalah menghasilkan lebih banyak
pemimpin dan bukan pengikut”.
Fred Smith: “Kepemimpinan adalah gabungan antara siapa Anda, dan apa
yang Anda kerjakan”.
Dari beberapa definisi di atas dapatlah disimpulkan bahwa pemimpin adalah seorang
yang memiliki pengaruh untuk menggerakkan orang lain pada suatu tujuan. Dari
keterangan di atas dapat disimpulkan, kepemimpinan adalah pengaruh, yaitu
bagaimana mempengaruhi atau menggerakkan orang lain untuk mencapai suatu
tujuan dengan hal-hal yang positif, seperti iman, nilai-nilai, cita-cita dan lain-lain.
Pemimpin adalah orang yang dapat menggerakkan. Senada dengan itu Nicholas
Murray Butter mengatakan, sebetulnya dalam dunia ini ada tiga golongan manusia,
yaitu: orang yang tidak tahu apa yang sedang terjadi, orang yang tahu apa yang sedang
terjadi, orang yang tahu apa yang sedang terjadi dan orang yang membuat sesuatu terjadi.
Pemimpin adalah orang yang membuat sesuatu terjadi (Hitories Maker).
Perbedaan antara Pemimpin Biasa dengan Pemimpin Rohani
Kepemimpinan rohani merupakan satu campuran antara sifat-sifat alamiah dan
rohani. Sifat-sifat alamiah pun bukannya timbul begitu saja, melainkan diberikan oleh
Allah, dan oleh karena itu sifat-sifat ini akan mencapai efektivitasnya yang tertinggi,
jika digunakan di dalam melayani Allah dan untuk kemuliaanNya. Kepribadian
merupakan faktor yang terpenting, dalam kepemimpinan alamiah. Tetapi seorang
pemimpin rohani mempengaruhi orang lain bukan dengan kekuatan kepribadiannya
sendiri saja, melainkan dengan kepribadian yang dikuasai Roh Kudus.
Kepemimpinan alamiah dan kepemimpinan rohaniah mempunyai banyak segi
88
persamaan, tetapi dalam beberapa hal nampak ada pertentangan. Ini dapat dilihat,
apabila kita membandingkan sifat-sifatnya yang menonjol.
No
1.
2.
3.
4.
PEMIMPIN BIASA
Hanya percaya diri sendiri
Mengenal orang
Mengambil keputusan sendiri
Penuh ambisi
No
1.
2.
3.
4.
5.
Menciptakan dengan caranya sendiri
5.
6.
Didorong oleh pertimbangan pribadi
6.
7.
Berdiri sendiri
Orientasinya pada
Organisasi/lembaga/melayani
organisasi
Melayani dengan harapan untuk
mendapat upah/dorongan hal-hal
yang bersifat materi
Tidak memiliki sasaran yang pasti
sehingga berputar-putar seperti
lingkaran setan. Dia tidak tahu orangorang yang dipimpinnya mau dibawa
kemana.
Ambisi manusia/ambisi pribadi
7.
8.
9.
10.
11.
PEMIMPIN ROHANI
Percaya kepada Allah
Mengenal orang dan Allah
Mencari kehendak Allah
Yesus makin besar, aku makin kecil
Mencari dan mengikuti kehendak
Tuhan
Didorong oleh kasih kepada Allah dan
jiwa-jiwa
Bergantung sepenuhnya kepada Allah
8.
Orientasinya kepada jemaat/melayani
Tuhan
9.
Melayani
paksaan
10.
Memiliki sasaran yang pasti
11.
Kaya akan visi Allah
dengan
sukarela
tanpa
Kepemimpinan memberi tempat utama yang perlu dicermati ialah: pemimpin,
orang yang dipimpin, dan situasi kepemimpinan serta pekerjaan (lingkungan
kerja suatu organisasi). Dalam hubungan pemimpin dan orang yang dipimpin,
faktor hubungan ini memegang peranan fungsional penting, dimana pemimpin
harus tahu seni hubungan antar manusia untuk melaksanakan tanggung jawab
memimpin. Seni hubungan antar manusia ini begitu penting, dan kemampuan
pemimpin untuk memimpin ditentukan serta ditunjang oleh faktor lain: situasi
kontekstual yang bersifat sosio-budaya, politik, ekonomi, dsb.
DASAR KEPEMIMPINAN KRISTEN
1. Dipilih dan ditetapkan Allah.
Apakah pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk? Seorang bisa dilahirkan dengan
bakat kepemimpinan, namun akan efektif bila dia dibentuk dengan adanya
kesempatan, latihan dan pengalaman. Dalam kepemimpinan rohani, selain bakat
dan pembentukan, ada faktor panggilan dan penetapan Allah untuk memimpin.
89
Contoh: Musa, Yosua, Daud, Salomo, hingga Tuhan Yesus dan PenerusNya. Allah
memanggil setiap orang untuk menjadi pemimpin bukan karena Ia melihat kondisi
fisik dari orang yang dipanggil-Nya. Hal ini berarti bahwa Ia tidak melihat
kemampuan atau potensi seseorang terlebih dahulu (karena kemampuan itu
berasal dari pada-Nya) tetapi mencari seseorang yang bersedia dipakai oleh-Nya.
Ia mencari seseorang yang mau mempertahankan komunitasnya di hadapan
Tuhan (Yeh. 22:30). Bahkan Allah memanggil seorang untuk berdiri sebagai
pemimpin karena Ia mengasihi umat manusia. Allah mengerti betapa liar manusia
di muka bumi ini tanpa kehadiran seorang pemimpin (Ams. 29:18).
2. Adanya kerinduan/beban untuk memimpin.
Seorang pemimpin rohani adalah orang yang menyadari adanya beban tugas dan
tanggung jawab terhadap terhadap umat Tuhan, sehingga mereka bersedia
berkorban, bahkan menderita demi menjalankan kehendak Allah dalam
pelayanan. Contoh: Nehemia, Martin Luther.
3. Mengutamakan fungsi, bukan jabatan.
Seorang pemimpin rohani harus berfungsi: menjalankan tugas pelayanannya
dengan rajin dan setia, bukan mengutamakan pangkat atau jabatan. Fokus dan
prioritas utamanya adalah mengutamakan kerja dan bukan imbalan (Luk. 17:10).
POLA KEPEMIMPINAN KRISTEN
Pola kepemimpinan Kristen yang Alkitabiah adalah pelayanan yang penuh
kerendahan hati, seperti yang ditunjukkan Yesus ketika Ia membasuh kaki para
muridNya. Yesus memberi teladan tentang pelayanan sejati, kerendahan hati dan
kebesaran sejati (Yoh. 13:12-15, Luk. 22:24-26). Paling tidak ini mencakup tiga
konsekuensi, yakni:
1. Melayani dengan kasih dan bukan memerintah dengan otoriter.
Pelayanan yang tidak didasari peninggian tapi perendahan diri (Fil. 2:5-11).
Yesus adalah teladan kepemimpinan yang melayani, karena Dia datang untuk
melayani dan memberi diri bagi pelayanan (Mrk. 10:42-45). Karena itu kita tidak
boleh terpengaruh oleh pola kepemimpinan dunia dengan menolak:
kepemimpinan tangan besi yang menjalankan kuasa dengan keras dan memiliki
motivasi ingin menjadi yang paling besar dan terkemuka.
2. Bergantung total kepada Allah, bukan kepada manusia.
Pemimpin rohani tidak mengandalkan manusia (mis: yang kaya, berpangkat) tapi
mengandalkan Allah.
3. Mempermuliakan Allah dan bukan diri sendiri.
Ia berusaha menyukakan Allah lebih dari pada menyukakan manusia (I Tes. 2:4).
Penghormatan kepada Allah harus melebihi penghormatan kepada manusia.
90
MENCARI PEMIMPIN ROHANI
Menurut Paulus, orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat
menginginkan pekerjaan yang indah (I Tim. 3:1). Berarti cita-cita untuk menjadi
seorang pemimpin rohani adalah suatu keinginan yang mulia. Memang ada orang
ambisius yang mencari kedudukan demi kepentingan diri sendiri, tetapi ada ambisiambisi yang mulia dan pantas dihargai dan patut dikejar. Apalagi pada zaman
Paulus, kedudukan sebagai pemimpin rohani adalah suatu kedudukan yang
berbahaya dan menuntut tanggung jawab yang berat. Tidak jarang upahnya adalah
kesukaran, hinaan dan penolakan. Pada masa penganiayaan, maka pemimpinlah
yang paling dahulu harus menderita.
Hal itu terjadi juga pada masa kini. Lagipula yang ditekankan bukanlah
jabatannya semata-mata, melainkan fungsi sebagai penilik.
Pemimpin rohani yang sejati senantiasa lebih memperhatikan pelayanan yang
dilakukannya untuk Tuhan dan sesamanya, daripada memikirkan keuntungan dan
kesenangan yang dapat diperolehnya dalam hidup. Ia bertujuan untuk memberikan
lebih banyak ke dalam hidup daripada yang diambilnya dari hidup ini. Sejarah tidak
memperhatikan sama sekali pangkat, gelar atau jabatan seseorang, melainkan kualitas
perbuatan dan sifat pikiran serta hatinya.”
Pemimpin-pemimpin rohani tidak dihasilkan oleh pemilihan atau
pengangkatan, baik oleh manusia atau oleh sekelompok manusia, maupun oleh
konperensi atau sinode. Hanya Tuhanlah yang dapat menghasilkan pemimpin
(Mazmur 75:7-8). Sekadar memegang kedudukan penting tidak membuat seseorang
menjadi pemimpin. Jabatan keagamaan dapat diberikan oleh para uskup (penilik
jemaat) dan suatu dewan, tetapi tidak demikian halnya dengan wewenang rohani,
yang menjadi bagian yang paling penting dalam kepemimpinan Kristen.
Wibawa/wewenang rohani sering kali diberikan, tanpa diminta, kepada orang-orang
yang dengan kerohanian, disiplin, kemampuan dan kerajinan dalam hidup mereka
telah membuktikan bahwa mereka layak menerima wewenang itu. Mereka adalah
orang-orang yang mematuhi Firman Tuhan. Kepemimpinan rohani adalah sesuatu
yang berasal dari Roh dan hanya dapat dianugerahkan oleh Allah. Wewenang dan
kepemimpinan rohani diperoleh bukan dengan usaha memajukan diri, melainkan
dengan banyak berdoa dan air mata serta teguh memegang kebenaran Injil.
A.W Tozer mengatakan: “Seorang pemimpin yang benar dan dapat dipercaya
mungkin sekali adalah orang yang tidak ingin memimpin, tetapi dipaksa
memegang pimpinan oleh dorongan Roh Kudus dari dalam dan tekanan keadaan
dari luar. Orang-orang seperti itu adalah Musa dan Daud dan para nabi dalam
Perjanjian Lama … Saya percaya bahwa umumnya orang yang ambisius untuk
memimpin biasanya tidak memenuhi syarat sebagai pemimpin. Seorang
pemimpin sejati tidak mempunyai keinginan untuk berkuasa atas milik Allah,
melainkan ia akan rendah hati, lembut, penuh pengorbanan dan bersedia
91
memimpin, dan apabila Roh menyatakan dengan jelas bahwa ada orang yang
lebih bijaksana dan berbakat daripada dirinya sendiri, ia juga rela untuk menjadi
pengikut
KEPRIBADIAN PEMIMPIN KRISTEN
KARAKTER PEMIMPIN KRISTEN
Faktor utama yang harus dimiliki seorang pemimpin Kristen
adalah: Integritas. Paulus pernah menasehati Timotius,
“Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.” (I Tim. 4:16).
Bila kita memiliki karakter yang indah maka akan
timbul wibawa rohani, yang membuat orang akan rela
mengikuti kita. Alkitab menuntut persyaratan ketat untuk seorang pemimpin rohani.
Dalam Keluaran 18:21, disebutkan bahwa orang yang harus dipilih untuk
menjadi pemimpin umat Israel adalah orang yang memiliki:
1. Integritas Diri (hubungan dengan diri, dan bagaimana memandang diri)
– cakap, yaitu menyangkut keberadaan/kemampuan/kematangan individu.
2. Integritas Rohani (hubungan pribadi dengan Allah)
– takut akan Allah, komitmen kepada Allah.
3. Integritas Sosial (integritas etika/moral/sosial dalam hubungan dengan orang lain)
– dapat dipercaya
4. Integritas Ekonomi (hubungan dengan benda/uang, kebutuhan vs tanggung jawab)
– benci pengejaran suap.
5. Integritas Kerja (hubungan dengan pekerjaan yang dipercayakan kepada
pemimpin) – memimpin orang 1000, 100, 50, 10 – sikap terhadap kerja dan orang
yang dipimpin.
Dalam I Timotius 3:1-13, Paulus memberikan kriteria bagi seorang pemimpin rohani,
meliputi klasifikasi:
1. Sosial: tak bercacat, mempunyai nama baik di luar jemaat, orang terhormat.
2. Moral: suami dari satu istri, dapat menahan diri, bukan peminum/penggemar
anggur.
3. Mental: bijaksana, sopan, cakap mengajar.
4. Kepribadian: Bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, suka memberi
tumpangan, bukan hamba uang/serakah, jangan bercabang lidah dan suka
memfitnah, hati nuraninya murni, dapat dipercaya.
5. Rumah Tangga: kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anakanaknya.
6. Kedewasaan: bukan orang yang baru bertobat, harus diuji dulu.
92
Karena itu seorang pemimpin Kristen, disamping harus sudah lahir baru, ia
haruslah memiliki kepribadian yang matang/dewasa, sehingga memiliki Karakter
yang Kepemimopinan yang Dianamis antara lain:
1. JUJUR.
Seorang pemimpin harus memiliki kejujuran baik terhadap orang lain maupun
diri sendiri. Jujur berarti tidak bercabang lidah, bertindak sportif, terbuka dan
berani mengakui kesalahan serta tidak mencari “kambing hitam”. Hal ini tidak
akan menurunkan wibawa kita, malah membuat orang lain makin
respek/menghargai kita.
2. MENJAGA KESUCIAN.
Kesucian memberikan wibawa rohani dan urapan Allah kepada seorang
pemimpin. Namun kesucian bukan berarti kita tidak pernah gagal atau salah, tapi
sikap dimana kita senantiasa rela diperbaiki dan cepat menyelesaikan kegagalan,
dosa dan kesalahan. Makin tinggi kerohanian seseorang, makin mudah ia
mengaku dosa dan membereskannya. Orang yang mudah mengaku dosa, mudah
menerima pengampunan.
3. MEMILIKI PENDIRIAN ROHANI YANG TEGUH.
Pemimpin harus memiliki landasan rohani yang kokoh, tidak berkompromi dalam
mengambil keputusan karena mendengar pendapat orang atau membaca buku
saja. Pemimpin juga harus tegas, artinya konsekwen dengan apa yang sudah
digariskan. Tegas berarti berani mengoreksi anak buah yang salah, namun
dengan kasih (Ams. 28:23).
4. DISIPLIN.
Sifat ini sangat penting karena tanpa disiplin maka karunia-karunia yang lain,
betapa pun besarnya, tidak akan berkembang dengan sepenuhnya. Seorang
pemimpin dapat memimpin orang lain, karena ia telah mengalahkan dirinya
sendiri. Seorang pemimpin adalah orang yang pertama-tama telah menyerahkan
dengan sukarela dan belajar untuk mentaati disiplin yang berasal dari luar
dirinya, tetapi yang kemudian menaklukkan dirinya sendiri pada disiplin yang
lebih keras dari dalam. Mereka yang memberontak terhadap penguasa dan
meremehkan disiplin pribadi, jarang yang cakap menjadi pemimpin pada tingkat
atas. Orang yang berkaliber pemimpin akan bekerja sementara orang lain
membuang-buang waktu, belajar pada waktu orang lain tidur, dan berdoa pada
waktu orang lain bermain.
5. KEBERANIAN.
Keberanian adalah sifat pikiran yang memungkinkan orang untuk menghadapi
bahaya atau kesukaran dengan keteguhan, tanpa rasa takut atau kecil hati. Martin
Luther memiliki sifat yang penting ini dalam ukuran yang luar biasa. Dia berkata,
“Saya tidak merasa takut sedikitpun; Allah dapat membuat orang begitu berani.
Tingkat keberanian yang paling tinggi dapat dilihat dalam pribadi yang paling
93
penakut, tetapi yang tidak mau menyerah kepada ketakutan.” Keberanian seorang
pemimpin dinyatakan dalam hal ia rela menghadapi kenyataan yang tidak enak
dengan ketenangan hati yang teguh.
6. KERENDAHAN HATI.
Di bidang politik, kerendahan hati bukanlah suatu sifat yang diinginkan atau
diperlukan. Tetapi menurut ukuran Allah, kerendahan hati mendapat tempat
yang sangat tinggi. Tidak menonjolkan diri, tidak mengiklankan diri, adalah
definisi yang diberikan Kristus untuk kepemimpinan. Seorang pemimpin rohani
akan memilih pelayanan yang penuh pengorbanan yang tidak digembargemborkan, bukan tugas yang megah dan pujian yang berlebihan dari orangorang yang tidak rohani. Rendah hati beda dengan rendah diri/minder, tapi
terbuka untuk menerima kritik dan memperbaiki kekurangan diri. Contoh: Paulus
merendahkan hati agar tujuan Injil tercapai ( I Kor 9:22-23).
7. RAJIN, MAU BEKERJA KERAS.
Tak ada hal besar yang bisa dicapai bila pemimpin malas dan tidak mau bekerja
keras. Kerajinan, kerja keras disertai keuletan, itulah yang membuat
kepemimpinan seseorang menjadi efektif. Pemimpin dituntut bekerja lebih
daripada orang yang dipimpinnya. Terutama bekerja dengan pikiran, strategi,
pengertian dan kasih. Keberhasilan tidak diraih dalam sekejap. Mereka bekerja
keras di malam yang gelap ketika orang lain tertidur lelap. Untuk itu dibutuhkan
disiplin diri yang teguh. Seorang pemimpin dapat memimpin orang lain karena ia
telah mengalahkan dirinya sendiri.
8. RELA BERKORBAN/MENDERITA.
Pemimpin yang tidak rela berkorban (termasuk mengorbankan harta milik) tidak
akan berhasil. Perhatikan teladan Yesus yang bahkan rela mengorbankan hidupNya bagi umat manusia. Pemimpin rohani juga harus sungguh-sungguh berjuang
dan bergumul dalam pelayanan. Kemajuan pekerjaan Tuhan seringkali menuntut
kerelaan menderita dari si pengerjanya. Lihat: Mazmur 126:5-6.
9. KESABARAN
Kesabaran adalah keteguhan hati untuk tahan menderita demi kemenangan,
menerima dengan gagah dan berani segala sesuatu yang dapat menimpa kita di
dalam hidup ini, dan mengubah keadaan yang paling buruk sekalipun menjadi
satu langkah ke arah yang lebih tinggi. Kesabaran adalah kesanggupan yang
memungkinkan orang melampaui keadaan krisis dengan tabah, dan dengan
gembira selalu menyambut yang tidak terlihat.
10. MEMPERHATIKAN.
Pemimpin harus peduli kepada pengikutnya, seperti ibu yang mengasuh dan
merawat anaknya, dan seperti bapa yang menasehati dan menguatkan hati
anaknya (I Tes. 2:7-8, 11). Orang tidak peduli berapa banyak yang anda tahu,
sampai orang tahu berapa banyak anda peduli. Seorang pemimpin sejati sanggup
94
memperkaya kehidupan orang yang dipimpinnya. Ia senang melihat mereka
maju dan tidak menganggapnya sebagai saingan. Ini terjadi karena ia memiliki
“hati Bapa”.
11. HIKMAT.
Hikmat adalah pengetahuan dengan pengertian sedalam-dalamnya terhadap inti
persoalan, dan mengenalnya sebagaimana adanya. Di dalam hikmat termasuk
pengetahuan akan Allah dan segala seluk beluk tentang hati manusia. Hikmat
jauh lebih luas daripada pengetahuan; hikmat merupakan penerapan yang benar
daripada pengetahuan di dalam persoalan-persoalan moral dan rohani, dalam
menghadapi keadaan yang membingungkan dan kerumitan hubungan manusia.
Hikmat lebih daripada kecerdasan manusia, hikmat adalah ketajaman sorgawi.
Menurut Theodore Roosevelt, hikmat sembilan persepuluhnya adalah sikap
bijaksana pada waktunya.Pengetahuan diperoleh melalui belajar, tetapi pada
waktu Roh Kudus masuk, Ia memberikan hikmat untuk memakai dan
menerapkan pengetahuan itu dengan tepat.
12. PENUH DENGAN ROH KUDUS.
Kepemimpinan rohani hanya dapat dilakukan oleh orang yang penuh Roh. Ini
adalah syarat mutlak. Tanpa perlengkapan penting ini, seseorang tidak akan dapat
menjadi seorang pemimpin rohani yang sejati (Kisah 1:8; 6:3,5).
13. POSITIF
Dia terus bergerak maju menuju suatu sasaran yang pasti dengan membuat
perencanaan-perencanaan yang mantap. Dia tidak menunggu sampai ada
persoalan baru dia bereaksi untuk membuat rencana. Tetapi dia membuat
schedule/rencana kerja dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
mencapai target. Jadi pemimpin yang dinamis harus punya rencana kerja yang
mantap walaupun tidak ada persoalan-persoalan dalam pekerjaan, supaya yang
ditetapkan itu tercapai. Karena memiliki rencana yang mantap, maka pemimpin
yang berkarakter positif ini tidak mudah goyah dalam menghadapi kritikankritikan, tantangan-tantangan untuk mencapai target yang telah ditetapkan
tersebut.
14. KREATIF
Dia bergerak maju menuju kepada rencana-rencana yang mantap, tidak
menghancurkan/merugikan rekan sekerjannya dan kaya dengan kreasi-kreasi
baru untuk mencapai sasaran. Kalau dia membuat rencana yang mantap, tetapi
ternyata kemudian rencana tersebut macet, maka dia tidak langsung putus asa
tetapi dengan kreasinya yang baru dia berusaha untuk mencari alternative yang
lain dengan konsep-konsep baru untuk meneruskan rencananya sehingga
mencapai sasaran.
95
B. KUALITAS KEPEMIMPINAN YANG HARUS DIMILIKI
1. BERPANDANGAN LUAS.
Pemimpin yang picik tidak dapat merangkul orang yang dipimpinnya karena
tidak dapat menampung ide dan pendapat banyak orang. Pemimpin harus
mengerti Alkitab dan perkembangan masyarakat. Karena itu dia harus banyak
belajar, membaca dan bergaul luas dengan banyak orang. Ini membuat kita
bersifat obyektif, tidak picik dan tidak dikuasai oleh perasaan/emosi. Bersifat
obyektif artinya: kita dapat memandang sesuatu sebagaimana adanya.
Pemimpin yang obyektif dapat melihat keseluruhan dengan mengambil garis
yang tepat dari segala keseluruhan itu. Misalnya dalam rapat, pemimpin
dapat menarik satu kesimpulan yang sedapat-dapatnya membuat semua
mereka setuju.
2. PENGLIHATAN KE DEPAN (VISI).
Pemimpin harus hidup dalam kekinian, tapi juga melihat ke depan dalam
keakanan.
Pemimpin harus punya visi, itu menyebabkan orang akan
mengikutinya. Ia melihat ke depan dan membuat rencana. Sejauh penglihatan
seorang pemimpin, sejauh itu pulalah ia dapat mengarahkan orang yang
dipimpinnya. Visi meliputi unsur: melihat ke depan (bukan melihat masa lalu
saja), optimisme/pengharapan dan keberanian untuk melakukan langkah
iman. Mereka yang paling kuat dan secara tetap mempengaruhi generasi
mereka biasanya adalah seorang “pelihat”, yaitu orang-orang yang lebih
banyak dan lebih jauh melihat daripada orang lain. Menurut Leroy Eims,
pemimpin adalah seorang yang melihat lebih banyak daripada yang dilihat
orang lain, yang melihat lebih jauh daripada yang dilihat orang lain, dan yang
melihatnya sebelum yang lain melihatnya. Kepemimpinan yang bertanggung
jawab selalu memandang ke depan untuk melihat bagaimana kebijaksanaan
yang diusulkan akan mempunyai akibat bukan hanya pada generasi ini,
melainkan juga pada generasi yang akan datang.
96
3. CAKAP/TERAMPIL.
Ia dapat diajar dana selalu ingin mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan
kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya dengan lebih baik (Ams. 15:14).
Bila ada kesempatan selain belajar secara otodidak, milikilah pendidikan
akademis yang baik. Selain dari pengetahuan, keterampilan adalah kunci
keberhasilan (Pk. 10:10).
4. MAMPU BERKOMUNIKASI DENGAN BAIK.
Ini berarti pemimpin harus memberi informasi yang tepat pada waktunya,
yakni informasi yang membangkitkan motivasi.
Ini menumbuhkan rasa
memiliki, membuat orang yang dipimpin merasa dirinya penting dan
menciptakan kehangatan rohani dalam persekutuan dengan sesama saudara
seiman. Pemimpin juga harus bisa berdiplomasi, artinya memiliki ketrampilan
dalam mempersatukan pandangan yang saling bertentangan tanpa melukai
perasaan
dan
tanpa
kompromi.;
kemampuan
untuk
menyelesaikan
perundingan dan persoalan yang sulit dengan cara mengakui hak masingmasing, namun mengarah pada pemecahan secara harmonis.
5. MAMPU MEMBUAT KEPUTUSAN.
Jika semua fakta telah ada, maka satu keputusan yang cepat dan jelas
merupakan ciri seorang pemimpin yang benar. Orang yang mempunyai
penglihatan harus mengambil tindakan terhadap persoalan itu atau ia akan
tetap sebagai seorang penonton, dan bukan seorang pemimpin. Jika seorang
pemimpin rohani telah merasa yakin akan kehendak Allah, ia harus segera
bertindak tanpa menghiraukan akibat-akibatnya. Dalam mencapai tujuannya,
ia harus memiliki keberanian untuk pantang mundur. Ia harus rela menerima
tanggung jawab penuh atas akibat kegagalan atau sukses, dan tidak
melemparkan kesalahan kepada bawahannya. Seorang pemimpin sejati akan
melawan pencobaan untuk menunda pengambilan keputusan, dan ia tidak akan
bimbang setelah keputusan diambil. Biasanya, satu keputusan yang tulus
97
meskipun salah, masih lebih baik daripada tidak mengambil keputusan sama
sekali.
6. MEMILIKI RASA HUMOR.
Seorang pemimpin perlu mempunyai selera humor yang baik.Humor yang
bersih dan sehat akan meredakan ketegangan dan mengobati keadaan yang
sulit. Ini juga cerminan dari sikap hati yang positif. Kita bukan saja harus
memupuk pikiran semata-mata, melainkan juga hal-hal yang menyenangkan.
Charles Spurgeon dalam membela pemakaian humor di atas mimbar, ia
menulis, “Ada hal-hal dalam khotbah-khotbah ini yang dapat menyebabkan
orang tersenyum, tetapi apa salahnya? Si pengkhotbah sendiri tidak yakin
bahwa suatu senyuman merupakan suatu dosa. Lagi pula, ia berpendapat
bahwa lebih baik membiarkan orang tertawa untuk sementara daripada tertidur
dengan pulas selama setengah jam”. Anda tidak dapat memimpin orang lain
sampai jauh tanpa sukacita Tuhan dan yang mengikutinya yaitu rasa humor.
Humor memberikan ketajaman, keaslian dan kefasihan kepada khotbah. Suatu
test yang baik untuk mengetahui apakah humor kita cocok atau tidak ialah
apakah kita mengendalikan humor itu atau humor itu mengendalikan kita.
7. BISA MARAH UNTUK ALASAN DAN PADA WAKTU YANG TEPAT.
Kedengarannya agak aneh kalau sifat ini menjadi salah satu kualitas
kepemimpinan. Tetapi bukankah ini juga ada di dalam kehidupan Yesus?
“Yesus melihat mereka dengan marah” (Yoh 2:15-17). Kemarahan yang benar
tidak kurang luhurnya dari pada kasih, oleh karena kedua sifat itu ada pada
Allah. Yang satu memerlukan yang lain. Kasih Yesus kepada BapaNya dan
semangat untuk kemuliaanNya menyebabkan kemarahanNya kepada para
pedagang yang mata duitan, yang telah mengubah tempat ibadah untuk segala
bangsa menjadi gua penyamun (Mat 21:13). Para pemimpin besar yang telah
menyelamatkan bangsanya dari kemunduran nasional dan kemunduran rohani
merupakan orang-orang yang bisa marah terhadap ketidak-adilan dan
penyalahgunaan yang tidak memuliakan Allah dan yang memperhamba
98
manusia. Paulus membuktikan kemungkinan marah yang benar dalam
nasehatnya, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa” (Ef.
4:26). Kemarahan yang berpusat pada diri sendiri selalu berdosa. Agar tidak
berdosa, kemarahan itu harus merupakan kegairahan akan hukum-hukum
kebenaran dan kesucian, dengan kemuliaan Allah sebagai tujuannya. Jika kita
marah terhadap dosa di dalam hidup kita, maka kemungkinan besar kita akan
mengalami kemarahan yang benar terhadap dosa pada orang lain.
8. MENJALIN PERSAHABATAN.
Pemimpin rohani mencintai orang dan mempunyai kemampuan yang besar
untuk bersahabat. Salah satu unsur dalam kepemimpinan adalah kemampuan
untuk dapat menimbulkan yang terbaik dari dalam diri orang lain. Untuk
mencapai hal ini, maka keramah tamahan pribadi jauh lebih berhasil daripada
argumentasi yang panjang. Pemimpin harus mampu membangun hubungan
dengan semua relasi. Dale Carnegie Foundation menyimpulkan: 15%
keberhasilan terjadi karena faktor kemampuan teknis, tapi 85% keberhasilan
diperoleh karena kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain. Jadi
usahakanlah ikut berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan yang ada. Jangan
lupa menghadiri undangan tetangga, melayat yang meninggal, mengunjungi
yang sakit, dll.
9.
KEMAMPUAN MELAKSANAKAN.
Orang yang tidak mempunyai sifat ini sampai taraf tertentu, meskipun ia dapat
melihat hal-hal rohani
dengan jelas, tidak akan
dapat mewujudkan
penglihatannya menjadi satu tindakan. Pemimpin harus dapat membuat
rencana yang teratur sambil tetap bergantung pada pimpinan Roh, dan dengan
cakap melaksanakan apa yang telah direncanakan agar mencapai tujuannya.
99
PEMBENTUKAN SEORANG PEMIMPIN
PERSIAPAN MENJADI PEMIMPIN





Untuk menjadi pemimpin, kita harus rela diproses
oleh Tuhan. Bila tidak mau dibentuk, muncullah
ketidakmatangan dalam pribadi dalam bentuk, misalnya:
 Tidak bisa menyesuaikan diri dalam pergaulan
dengan orang lain
 Suka mencampuri orang lain, tapi tugasnya
sendiri terbengkalai.
Suka menyalahkan orang, bukannya mencari solusi
Tidak mampu menjalin semangat kebersamaan dalam suatu tim
Tidak mampu menangani kritik dan perbedaan.
Suka melontarkan kritik tajam.
Hanyut dalam masalah dan tidak bisa meraih tujuan utama
Untuk itu kita harus menyiapkan diri dan mental kita mulai dari perkara kecil,
misalnya:
 Mengerjakan pekerjaan yang dianggap sederhana/hina -> melatih hati.
 Mengerjakan setiap pekerjaan sebaik mungkin dengan tekun. Lukas 16:10.
 Merawat tubuh dan mengembangkan kebiasaan yang baik, misalnya: mandi
dan menggosok gigi teratur, berpenampilan rapi dan harum.

Memperhatikan orang lain. Belajarlah peduli terhadap lingkungan sekitar
Selain itu ada berbagai hal penting dalam kehidupan pemimpin rohani seperti di
bawah ini:
1. PEMIMPIN DAN DOANYA
Seorang pemimpin tidak boleh mendahului para pengikutnya di dalam hal
apapun lebih daripada di dalam hal berdoa. Doa adalah nafas rohani bagi orang
Kristen, yang mampu menjangkau hal-hal yang tak terjangkau secara manusia.
Percobaan paling berat bagi para pemimpin adalah malas berdoa walaupun tahu doa
itu penting. Untuk itu perlu tekad dan disiplin diri. Misalnya, tulis di Alkitab “Saya
akan berdoa minimal satu jam dan membaca Alkitab 5 pasal setiap hari”.
Kepemimpinan tanpa doa akan gersang, tidak bergairah dan tidak ada urapan Roh
Kudus.
Semakin pemimpin sibuk, seharusnya semakin banyak pula waktu untuk
berdoa. Tidak ada cara untuk belajar berdoa selain daripada berdoa. Untuk mendapat
contoh yang terbaik daripada kehidupan doa, seorang pemimpin dengan sendirinya
akan melihat kehidupan Tuhan Yesus sendiri.
Hudson Taylor berkata, ”Kita dapat menggerakkan orang, dengan perantaraan
Allah, hanya dengan doa.” Manusia merupakan pribadi yang sulit digerakkan, tetapi
100
justru dalam keadaan seperti itulah maka pemimpin harus membuktikan
kekuatannya untuk menggerakkan hati manusia ke arah mana ia yakin Allah
berkehendak. Dan Allah telah menaruh kunci ke dalam tangannya untuk
menanggulangi masalah yang rumit ini, yakni melalui DOA! Para pemimpin besar di
dalam Alkitab dikenal karena mereka adalah pahlawan-pahlawan doa yang besar.
2. PEMIMPIN DAN WAKTUNYA
Pemimpin harus bisa mengatur waktu dengan memprioritaskan hal utama
sebagai hal yang harus diutamakan, yakni menyediakan waktu untuk Tuhan,
keluarga dan pekerjaan/pelayanan. Jika seseorang berambisi untuk menjadi unggul, ia
harus mengadakan pemilihan dan penolakan, kemudian memusatkan perhatian pada
hal-hal yang benar-benar penting. Ahli filsafat Wiliam James menegaskan bahwa
pemanfaatan hidup yang sebaik-baiknya ialah memakainya untuk sesuatu yang akan
tetap ada setelah hidup kita berakhir, karena nilai hidup tidak dihitung menurut
lamanya, melainkan menurut apa yang telah disumbangkan olehnya. Bukannya
berapa lama kita hidup, melainkan bagaimana penuhnya dan baiknya kita hidup.
Kalimat yang jarang terdengar dari mulut seorang pemimpin adalah “Saya tidak
punya waktu”. Orang yang benar-benar sibuk tidak pernah tidak mempunyai waktu
sebab mereka mengaturnya dengan ketat dan sistematis. Dia memiliki kalender
kegiatan dan rencana kegiatan setiap hari. Pemimpin tidak suka menunda ataupun
memboroskan waktu untuk hal yang tidak penting. Penundaan, yaitu pencuri waktu,
merupakan salah satu senjata iblis yang paling ampuh untuk menipu manusia.
Penundaan merupakan suatu kebiasaan yang dapat berakibat fatal terhadap
kepemimpinan rohani yang efektif. Cara yang paling menolong untuk mengalahkan
kebiasaan menunda-nunda waktu ialah menetapkan batas waktu bagi diri-sendiri,
kemudian berketetapan hati untuk tidak melampaui batas waktu itu.
Tuhan memberikan satu contoh yang sempurna dalam rencana penggunaan
waktu. Ia memakai hidupnya dengan berencana, Ia tidak pernah tergesa-gesa,
meskipun selalu dikerumuni orang banyak. Ia selalu tenang. Rahasia ketenanganNya
terletak di dalam keyakinanNya bahwa ia bekerja sesuai dengan rencana BapaNya
bagi Dia, yaitu satu rencana yang meliputi tiap-tiap jam dan siap menghadapi setiap
kemungkinan. Jika kita secara jujur merencanakan kegiatan hari itu bersama Tuhan,
tanggung jawab kita hanyalah sampai pada hal-hal yang berada dalam jangkauan,
selebihnya dapat diserahkan kepada Bapa yang di Surga yang penuh kasih dan
kemampuan.
3. PEMIMPIN DAN BACAANNYA
Paulus memakai saat-saat terakhir sebelum mati syahid untuk membaca (II
Tim. 4:13). Orang yang ingin tumbuh secara rohani dan akal budinya akan banyak
membaca buku. Dengan membaca banyak inspirasi akan muncul. Bacalah Alkitab,
buku rohani, biografi dan juga bacaan umum untuk mengerti dunia dan
pergumulannya. Menurut Bacon: “Membaca menjadikan orang dewasa, berbicara
101
menjadikan orang siap sedia, menulis menjadikan orang tepat”. Agar yang kita baca
kita kuasai, buatlah catatan untuk hal penting dan menarik dari bacaan itu. John
Wesley mempunyai kecintaan untuk membaca dan pembacaannya sebagian besar
dilakukan pada waktu ia naik kuda! Ia berkata pada para pendeta di kalangan kaum
Wesley agar membaca atau keluar dari pelayanan! Karena itu ambillah keputusan
untuk membaca buku-buku yang bermanfaat bagi perkembangan jiwa, pikiran dan
rohani paling sedikit setengah jam sehari.
Mengapa membaca? Membaca membuat kita mengisi kembali diri dengan sumbersumber inspirasi. Seorang pemimpin rohani harus membaca untuk membangun
rohaninya, merangsang akalnya, dan mengembangkan gaya dalam khotbah,
pengajaran dan tulisannya. Seorang pemimpin juga harus membaca untuk
memperoleh keterangan, dan agar mempunyai persekutuan dengan orang-orang yang
besar sepanjang zaman.
Apa yang harus dibaca? Jika memang benar, bahwa seorang dikenal melalui siapa
teman-temannya, tidak kurang benarnya, bahwa sifatnya tercermin dari buku-buku
yang dibacanya, oleh karena buku-buku itu merupakan pernyataan kelaparan dan
keinginan yang ada di dalam. Seorang pemimpin hendaknya menyelami buku-buku
yang akan melengkapi dia untuk meningkatkan pelayanan dan kepemimpinannya
dalam Kerajaan Allah.
Bagaimana cara membaca? Membaca itu mudah. Yang jauh lebih sukar ialah
menyimpan hasil bacaan di dalam pikiran. Dalam hal membaca Anda hendaknya
lebih mementingkan kualitas, daripada kuantitas. Karena itu: 1) Janganlah membaca
terlalu banyak hal yang akan segera dilupakan. 2) Membaca sambil memegang pensil
dan buku catatan, catat apa yang Anda baca. 3) Hendaknya kita membaca beberapa
macam buku, karena pikiran kita mudah sekali menjadi bosan. Variasi berkhasiat
memberi ketenangan pada pikiran maupun tubuh kita.
4. PEMIMPIN DAN UANGNYA
Pemimpin rohani harus memberi contoh kepada pengikutnya mengenai
tanggung jawabnya di bidang keuangan. Ini didasari kesadaran bahwa kita bukanlah
pemilik namun hanya pengelola dari harta milik Allah, yang kepadaNya kita akan
memberi pertanggungjawaban (I Pet. 4:10, Luk. 12:42-46). Keteladanan seorang
pemimpin dalam hal keuangan nyata antara lain dalam hal:
 Jujur dalam hal keuangan, bahkan untuk urusan yang kecil (Luk. 1610-12)

Setia mengembalikan milik Allah, yaitu persepuluhan (Maleakhi 3:8-10).
 Tidak serakah/mencari keuntungan bagi diri sendiri dan menjadi hamba uang,
sebaliknya hidup berpada dengan yang ada, artinya: tidak boros waktu
kelimpahan dan tidak berhutang ketika kekurangan (Luk. 3:14, Fil. 4:11).
 Mampu mengatur keuangan dengan baik, dicatat dengan seksama, baik dalam
hidup pribadi maupun dalam organisasi. Semestinya, istri seorang pemimpin
102

jangan memegang keuangan lembaga yang dipimpin suaminya, karena hal itu
bisa menimbulkan kecurigaan.
Memiliki hati yang berkelimpahan dan suka memberi/berkorban (II Kor. 9:615).
C. TUGAS KEPEMIMPINAN
1. Menetapkan visi dan misi dengan jelas.
Pemimpin harus tahu apa misi dari pelayanan yang dia tangani. Misi
mengingatkan “mengapa kita/organisasi ini ada”. Gereja ada bukan sekedar
untuk membuat serangkaian kegiatan yang menyenangkan, tapi misi utamanya
adalah memenangkan jiwa yang terhilang dengan Injil Kristus. Pemimpin juga
harus memiliki visi, yaitu pandangan ke depan, supaya dia dapat menentukan
sasaran, arah, tujuan (goal) yang jelas, sehingga ia dapat mengajak semua orang
untuk mencapai visi itu.
Keuntungan karena menentukan sasaran antara lain:
a. Hidup terarah dan berarti.
b. Potensi dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
c. Menumbuhkan rasa percaya diri, karena tahu arah hidup dan yakin hal
itu dapat dicapai.
d. Terhindar dari melakukan hal yang tidak perlu karena ada prioritas
yang jelas.
e. Tumbuh semangat dan motivasi untuk mencapainya.
f. Lebih siap menghadapi tantangan.
g. Mendorong untuk lebih bergantung pada kuasa Roh Kudus.
h. Memiliki peluang yang lebih besar untuk berhasil.
Sebab-sebab orang tidak menentukan sasaran:
a). Belum pernah melakukannya sebelumnya
b). Merasa tanpa menentukan sasaranpun bisa hidup.
c). Mau lebih praktis
d).Takut gagal, dicela dan dikritik karena diketahui orang lain apakah
sasaran tercapai atau tidak
e). Visi tidak jelas, pikiran bercabang.
Cara menentukan sasaran:
1. Tulislah sasaran itu. Sifatnya harus SMART, yaitu: Spesifik (jelas dan rinci),
Measurable (dapat diukur), Attainable (dapat dicapai), Realistic (sesuai
kemampuan), Tangible (nyata).
2. Baca berulang-ulang sehingga pikiran terkondisi (membentuk mind-set).
Amsal 23:7.
3. Visualisasikan/bayangkan hasil yang dicapai.
103
2.
3.
4.
5.
6.
4. Sungguh-sungguh mengharapkan tercapainya sasaran itu.
5. Buat langkah-langkah kegiatan, target waktu dan anggarannya.
6. Perlu ada perpaduan antara usaha manusia dan berkat Allah. Ora et Labora.
Berhubungan dengan orang lain secara positif. Pemimpin harus bisa menjalin
hubungan persahabatan dengan orang lain, dan berorientasi pada manusia (people
oriented). Mereka mengilhami orang lain.
Mengkomunikasikan tujuan organisasi.
Pemimpin harus bisa menyatakan tujuan organisasi dengan jelas, baik secara lisan
maupun tulisan. Ini bermanfaat memberikan informasi bagi orang yang ingin
turut serta dalam kelompok, memelihara urutan prioritas, menyortir semua
ide/usulan apakah sesuai dengan tujuan, mengevaluasi hasil yang dicapai
kelompok.
Merencanakan dan menunjang program. Pemimpin yang gagal membuat rencana
berarti merencanakan kegagalan. Dia harus membuat sasaran jangka panjang dan
sasaran jangka pendek. Sasaran ini kemudian dijabarkan dalam program dan
kalender kerja. Program yang sudah dibuat harus disosialisasikan/ disebarluaskan
bahkan dipromosikan, sehingga menimbulkan kesan tentang pentingnya rencana
tersebut dan orang akhirnya mendukung dan terlibat di dalamnya.
Mengembangkan prosedur pelaksanaan dan penilaian. Pemimpin harus membuat
penjabaran tugas dan tanggung jawab, agar orang tahu dengan jelas apa yang
harus dilakukannya, hasil apa yang diharapkan, kepada siapa dia melapor dan
bertanggung jawab, kapan hal itu harus diselesaikan, dan sebagainya. Memiliki
prosedur sedemikian yang dimengerti oleh seluruh organisasi menyebabkan
penghematan waktu dan tenaga serta mengurangi ketidakpastian tentang tugastugas rutin.
Merekrut dan mengembangkan personil. Pemimpin yang berhasil adalah orang
yang sanggup mengembangkan sebuah team pemenang dan bekerja dengan team
itu untuk mencapai sasaran. Untuk itulah dia perlu menemukan staff yang tepat
dan merekrutnya dalam pelayanan. Pemimpin harus melihat bahwa aset
organisasi yang paling berharga adalah: Manusia! Untuk itu pemimpin harus bisa
menuangkan visi, memberikan dorongan/ motivasi, memperluas cakrawala
pemikiran, menghargai, mempercayai dan mengembangkan pengikutnya agar bisa
menjadi pemimpin yang handal.
Kepemimpinan bukan sekedar berdiri di depan, memerintah, mengambil
keputusan, mendapat keistimewaan atau kekuasaan atas orang lain. Ada beberapa
kualifikasi seorang pemimpin antara lain:
1. Keberanian
2. Kesetiaan
3. Tanggung Jawab
4. Komitmen
104
5. Disiplin
6. Konsisten
Tiga Prinsip Kepemimpinan yang berhasil:
1. Harus ada kemauan (Desire). Kemauan ini diperoleh dari Roh Kudus.
2. Harus ada pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan ini diperoleh melalui
belajar.
3. Harus ada kecakapan (Skill). Skill ini diperoleh melalui pengalaman.
D. PEMIMPIN ROHANI DAN PENDELEGASIAN SERTA TEAM WORK
Seorang pemimpin yang berhasil harus mampu mendelegasikan tugas kepada
bawahannya. Ini menggambarkan bahwa pemimpin tersebut memberi kesempatan
dan kepercayaan kepada bawahanya untuk mengembangkan potensi yang ada
didalam dirinya, sehingga dia bisa bekerjasama dengan satu team work. Pemimpin
yang tidak mau mendelegasikan tugas dan pekerjaannya adalah pemimpin yang
gagal dan sombong. Sebagai contoh Musa menerima nasihat mertuanya Zitro
untuk mendelegasikan pekerjaan yang Tuhan Allah berikan kepadanya untuk
memimpin bangsa Israel. (Keluaran: 18:17-26).
Pemimpin yang mendelegasikan adalah:
1. Suatu cara kerja dalam mengorganisasi suatu pekerjaan dimana sebanyak
mungkin untuk dilibatkan.
2. Suatu cara untuk membagikan kewibawaan dan tanggung jawab dari seorang
kepada yang lain.
3. Suatu tindakan dalam hal membagikan otoritas dan tanggung jawab pada
orang-orang tertentu, sambil mengharapkan hasil-hasil nyata dari pekerjaan.
4. Suatu cara untuk menemukan dimana bawahan betul-betul lebih mampu
daripada yang dibayangkan oleh seorang pemimpin sebelumnya.
5. Suatu cara untuk melihat serta mengecek kesanggupan daripada bawahan itu
yang sebenarnya.
Mengapa kita perlu pendelegasian.
 Karena kita tidak dapat mengerjakan semua pekerjaan seorang diri.
 Kewibawaan pemimpin berlaku di banyak tempat pada saat bersamaan.
 Karena merupakan suatu prinsip yang ditetapkan Allah di dalam FirmanNya. (Kel. 3:10; 18:17-24; Kis. 6:2-7)
Dan akibat dari Pendelegasian:
1. Firman Tuhan semakin berkembang.
2. Jumlah murid semakin bertambah
3. Muncul pemimpin-pemimpin yang baru.
105
1.
2.
3.
4.
Kerugian dari Pemimpin yang tidak mendelegasikan pada orang lain:
1. Melakukan semuanya seorang diri termasuk hal-hal yang sepele yang bisa
dikerjakan orang lain.
2. Semua beban dipikul sendiri.
3. Tidak mempercayai orang lain
4. Segala sesuatu serba rahasia
5. Mereka tidak mempunyai banyak teman.
6. Sesudah mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab secara bijaksana
pada orang-orang tertentu, maka terbentuklah suatu tim untuk kerjasama.
Kerjasama
team
work
memainkan
peranan
penting
dalam
mengorganisasikan apapun.
Defisini kerjasama menurut kamus Webster adalah:
Memikul kuk bersama sebagai suatu tim. Penggunaan kata ini umumnya
digunakan pada beberapa ekor kurda yang terlatih bekerjasama menarik kereta
atau juga bajak yang digunakan untuk membajak. Sama-sama menggunakan
beban. Kerjasama dalam satu team hanya bisa terjadi bagi orang yang sudah
terlatih.
Bergabung dalam suatu aktifitas yang sama.
Kerjasama oleh sekumpulan orang, dimana tiap orang memberikan apa yang ada pada
mereka (talenta-talenta) dan pandangan-pandangan untuk kesatuan dan keberhasilan
dari kelompok itu.
Usaha bersama seperti suatu team atletik. Dengan demikian semuanya menjadi
rekan sekerja, rekan sepelayanan, penolong dalam pelayanan (Kol. 4:11; Mat.
18:29; 2 Kor. 8:23).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah team:
1. Membutuhkan seorang pemimpin yang besar. Karena: Jatuh dan bangkitnya satu
team tergantung dari pemimpinnya. Terbentuk dan tetap bertahannya kesetiaan
team tergantung pemimpinnya (dalam hal perhatian dan kepedulian).
2. Mempunyai Staf yang baik, dengan memperhatikan tiga hal penting:
- Motivasi = Karakter
- Mutu/kualitas = Skill
- Metode = Cara Kerja.
3. Mempunyai Tujuan yang jelas.
4. Memiliki Kebersamaan.
106
E. PEMIMPIN ROHANI DALAM VIGUR BAPA
Memimpin Sebagai Bapa
Di dunia ini ada banyak pemimpin yang menghasilkan pengikut dari pada
menghasilkan pemimpin-pemimpin lain yang luar biasa. Kencenderungan
pemimpin dunia adalah memperluas kekuasaan mereka dengan merekrut banyak
orang untuk dijadikan pekerja atau bawahan. Kepemimpinan yang ada dalam
Firman Allah, yang dibagikan Tuhan Yesus lewat hidup dan pelayanan-Nya
selama di bumi adalah pemimpin yang memiliki hati Bapa.
Ciri-ciri Khusus dari Seorang Pemimpin yang memiliki Hati Bapa seperti
yang dilakukan Tuhan Yesus:
1. Memaksimalkan orang-orang yang dipimpinya dan bukan memanfaatkan.
Seorang bapa akan sangat bersukacita begitu melihat ada sesuatu dalam diri
anak-anaknya yang dia tahu dapat dikembangkan untuk kepentingan bersama
dan juga kepentingan anak itu secara pribadi. Begitu ia melihat bakat atau
potensi anaknya langkah selanjutnya ia akan mulai mencari jalan bagaimana
anak tersebut akan berkembang, dengan memberikan latihan-latihan khusus
yang berupa tanggung jawab yang sesuai dengan mereka. Seorang Bapa yang
benar tidak akan merasa disaingi/tersaingi oleh anak-anaknya ketika melihat
keberhasilan mereka.
2. Seorang bapa tidak dituntut kesempurnaan tetapi tanggung jawab.
Kesempurnaan merupakan hal yang sangat tidak mungkin dicapai untuk
mempertahankan kepemimpinan. Seorang pemimpin pada umumnya adalah
orang yang lebih dalam banyak hal, misalnya: pengalaman, kemampuan (skill),
baik dalam hal menanggapi sesuatu, menyelesaikan sesuatu atau dalam
menghadapi tantangan dan resiko ketika harus mengambil suatu keputusan.
Seorang bawahan akan merasa bangga jika berada dibawah kepemimpinan
yang kuat dan hebat, mereka cenderung melihat keunggulan pemimpinya dan
mengharapkan kesempurnaannya dari pada hal yang lain. Jika suatu saat akan
lahir orang yang lebih berpotensi dari pemimpin yang sudah ada, maka posisi
kepemimpinan akan beralih kepada pemimpin baru tersebut. Itulah yang terjadi
pada suatu system kepemimpinan dunia.
Prinsip tersebut bisa saja terjadi dalam Gereja Tuhan, jika dasar dari
pelayanan adalah kemampuan manusia semata. Tuhan berkata di dalam
Yeremia 17:5 bahwa: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh daripada TUHAN”.
Tidak heran dalam sebuah pelayanan orang yang datang dengan kemampuan
dan charisma yang luar biasa namum tidak disertai dengan kekuatan Karakter
Kristus, akan mengalami kejatuhan. Kejatuhan ini akan disertai dengan proses
yang menyedihkan, ditinggal orang yang semula selalu ada di sisinya, merasa
107
dibuang dan dikucilkan, dan reputasi yang rusak sehingga kehilangan
kepercayaan dari banyak pihak. Abraham Lincoln berkata:”Sekali Anda sudah
kehilangan kepercayaan saudara setanah air Anda, Anda tidak akan pernah bisa
mendapatkan kembali rasa hormat dan penghargaan mereka lagi”.
Kepemimpinan Bapa tidak demikian, bukan berarti bahwa ia tidak akan
digantikan oleh orang lain yang lebih baik. Hal ini menyatakan bahwa tuntutan
bagi seorang Bapa tidak sesempurna seorang pemimpin biasa. Sebagai seorang
Bapa yang diharapkan tanggung jawabnya bagi keluarga. Memimpin sebagai
bapa seperti memimpin sebuah rumah tangga, dimana setiap orang yang ada di
dalam kepemimpinannya adalah anggota keluaga sendiri. Seorang bapa adalah
manusia biasa, sekalipun suatu saat akan terlihat kekurangannya, seorang bapa
akan tetap menjadi bapa, dihormati dan dikasihi oleh anak-anaknya.
3. Seorang bapa dapat menerima kelemahan dari anak-anaknya.
Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab untuk membawa organisasi
yang dipimpinya mencapai keberhasilan. Berbagai metode ditempuh untuk
mencapi keberhasilan, jika para pemimpin tidak memiliki hati bapa, ia tidak
akan sabar untuk mengurusi hal-hal yang ada dalam diri pengikutnya. Ia tidak
bisa menerima kelemahan yang ada dalam diri mereka, karena biasanya para
pemimpin memiliki kemampuan melebihi pengikutnya, sehingga ia juga
menganggap bahwa orang-orang yang ikut dengannya sama seperti dirinya.
Atau jika tidak, maka yang akan terjadi ia akan menekan mereka sehingga
akhirnya mereka tida bisa berbuat apa-apa.
Para pemimpin yang tidak dapat menerima kelemahan dari orang-orang
yang bersama-sama dengannya, akan mematikan semangat serta kinerja orang-orang
yang dipimpinya. Pemimpin yang memiliki hati Bapa diperlengkapi dengan
kualitas kemurahan hati. Seorang bapa yang baik tidak akan membuang atau
membenci anak-anaknya, ketika mendapati mereka berbuat salah, tetapi dengan
kasih dan kesabarannya akan menuntun mereka menjadi lebih baik.
4. Seorang bapa memberi kesempatan kepada anak-anaknya untuk lebih maju
dari dirinya.
Seorang pemimpin yang seperti ini, tidak akan merasa disaingi/tersaingi oleh
anak-anaknya ketika mereka mulai berkembang dan dipromosikan. Malah
memberi kesempatan atau peluang dan kepercayaan supaya mereka lebih maju
dari dirinya.
5. Kepemimpinan seorang bapa langgeng, sedangkan pemimpin tidak.
Ada masanya keefektifan seseorang akan berkurang, secara alamiah maka orang
yang semula sangat efektif akan digantikan dengan generasi yang baru. Akan
tetapi seorang Bapa, secara kedudukan ia bisa digantikan tetapi otoritas sebagai
pemimpin dan bapa itu tetap ada hingga akhir hidupnya. Oleh karena itu,
kepemimpinan ini perlu kita bina dan kembangkan, sehingga menghasilkan
108
orang-orang yang berkualitas dan luar biasa.
Kemimpinan yang diliputi hati Bapa juga senada dengan sebuah
kepemimpinan yang disebut dengan Kepemimpinan yang penuh Kasih
Karunia.
109
Download