tugas stela m-04 125040209111001 - Blog UB

advertisement
TUGAS TERSTRUKTUR
SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN
OLEH :
NAMA
: DEVI MIRA KUSUMA
NIM
: 125040209111001
KELAS
:P
KELOMPOK : 6
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
LATIHAN
1.
Meneruskan pengayaan bahan kajian seperti yang dituliskan pada minggu kedua
Kuliah Minggu 3
 Satuan peta, yaitu satuan lahan yang sistem fisiografi atau bentuk lahannya sama,
yang dibedakan satu sama lain di lapangan oleh batas-batas alami dan dapat digunakan
sebagai satuan evaluasi lahan.
 Satuan peta sederhana (simple mapping unit) merupakan satuan peta yang hanya
mengandung satu satuan tanah saja atau terdapat tanah lain yang disebut sebagai
inklusi.
 Inklusi adalah satuan tanah lain yang di dalam Legenda Peta Tanah namanya tidak
muncul karena terlalu kecil untuk didelineasi tersendiri atau kadang tidak teramati
dengan metode survei yang digunakan.
 Konsosiasi merupakan satuan peta yang didominasi oleh satu-satuan tanah dan tanah
yang mirip.
 Satuan peta tanah majemuk (compound mapping unit) yaitu satuan peta tanah yang
terdiri atas dua satuan tanah atau lebih yang berbeda.
 Asosiasi tanah yaitu sekelompok tanah yang berhubungan secara geografis, tersebar
dalam suatu satuan peta menurut pola tertentu yang dapat diduga posisinya, tapi
karena skala peta yang kecil, taksa-taksa tanah itu tidak dapat dipisahkan.
 Kompleks tanah merupakan sekelompok tanah dari taksa yang berbeda dan berbaur
satu sama lain dalam suatu delineasi dengan pola yang tidak beraturan.
 Kelompok tak dibedakan (undifferentiated groups), terdiri dari atas dua atau lebih
tanah yang secara geografis tidak selalu berupa konsosiasi tetapi termasuk dalam
satuan peta yang sama karena penggunaan dan pengelolaannya sama atau mirip.
 Seri tanah adalah sekelompok tanah yang memiliki ciri dan perilaku serupa,
berkembang dari bahan induk yang sama dan mempunyai sifat dan susunan horison.
 Fase tanah merupakan pembagian lebih dari seri tanah dengan ciri penting bagi
penggunaan lahan, erosi dan lainnya.
 Soil variant merupakan tanah-tanah yang sangat mirip dengan seri yang sudah
ditemukan tetapi berbeda dalam beberapa sifat penting.
 Inklusi tanah serupa yaitu inklusi yang mempunyai beberapa sifat penciri dan
perilaku yang serupa dengan tanah utama.
 Inklusi tanah tidak serupa yaitu inklusi yang tidak mempunyai kesamaan sifat
penciri penting dengan tanah utama.
 Inklusi bukan penghambat yaitu inklusi tanah yang tidak berpengaruh terhadap
interpretasi terhadap potensi satuan peta.
 Inklusi penghambat yaitu inklusi tanah yang tidak serupa dan dapat mempengaruhi
tingkat pengelolaannya.
 Metode Grid Kaku yaitu metode survei tanah dengan pengamatan yang dilakukan
dengan pola teratur pada interval titik pengamatan yang berjarak sama dalam kedua
arah.
 Metode Fisiografik yaitu metode survei tanah dengan pengamatan dilakukan pada
titik-titik tertentu pada masing-masing satuan peta.


Metode Grid Bebas yaitu metode survei tanah dengan pengamatan yang dilakukan
pada titik-titik seperti pada grid kaku tetapi jarak titik-titik pengamatan tidak perlu
sama dalam dua arah.
Korelator adalah seseorang yang bertugas untuk mengkorelasikan hasil-hasil survei
tanah dalam suatu tim.
Resume materi kuliah minggu ketiga :
Pada materi kuliah minggu ketiga dijelaskan mengenai prinsip-prinsip survei tanah.
Satuan peta berbeda dengan satuan tanah (satuan taksonomi). Satuan tanah adalah satuan
lahan yang mempunyai sistem fisiografi atau landform yang sama, yang dibedakan satu sama
lain di lapangan oleh batas-batas alami dan dapat dipakai sebagai satuan evaluasi lahan.
Satuan peta ditentukan dengan menggunakan pendekatan fisiografik. Sedangkan satuan
taksonomi adalah sekelompok tanah dari suatu sistem klasifikasi tanah; masing-masing
diwakili oleh suatu profil tanah yang mencerminkan konsep pusat dengan adanya
penyimpangan dari konsep pusat tersebut. Satuan tanah ditentukan dengan menggunakan
pendekatan morfologik. Taksonomi tanah terdiri dari enam tingkatan, dimulai dari yang
paling tinggi adalah order, suborder, greatgroup, subgroup, family dan series. Klasifikasi atau
taksonomi tanah merupakan pengembangan konsep fikiran manusia. Satuan peta benar-benar
ada di alam serta dapat dilihat dan diraba sedangkan satuan taksonomi adalah sesuatu yang
abstrak, tidak dapat dilihat batasnya. Tidak seorangpun mampu memetakan tanah dengan
satuan taksonomi karena tanah tersembunyi di bawah permukaan sehingga hanya sifat
permukaan tanah yang dapat tampak dan diamati.
Satuan Peta Tanah (SPT) dalam survei tanah terbagi menjadi dua, yaitu (1) SPT
sederhana (Simple Mapping Unit) merupakan satuan peta yang hanya mengandung satu
satuan tanah saja atau terdapat tanah lain yang disebut sebagai inklusi. SPT ini disebut dengan
konsosiasi (satuan peta yang didominasi oleh satu-satuan tanah dan tanah yang mirip). (2)
SPT majemuk (compound mapping unit)yaitu satuan peta tanah yang terdiri atas dua satuan
tanah atau lebih yang berbeda. SPT ini dibedakan menjadi asosiasi (sekelompok tanah yang
berhubungan secara geografis, tersebar dalam suatu satuan peta menurut pola tertentu yang
dapat diduga posisinya, tapi karena skala peta yang kecil, taksa-taksa tanah itu tidak dapat
dipisahkan) dan kompleks tanah (sekelompok tanah dari taksa yang berbeda dan berbaur satu
sama lain dalam suatu delineasi dengan pola yang tidak beraturan). Lalu ada juga kelompok
tak dibedakan (undifferentiated groups),terdiri dari atas dua atau lebih tanah yang secara
geografis tidak selalu berupa konsosiasi tetapi termasuk dalam satuan peta yang sama karena
penggunaan dan pengelolaannya sama atau mirip. Dalam survei tanah detil, satuan tanah yang
sering digunakan adalah seri tanah, fase tanah dan soil variant. Inklusi dalam satuan peta
tanah ada inklusi tanah serupa (mempunyai beberapa sifat penciri yang sama dengan sifat
tanah utama) dan inklusi tanah tak serupa (tidak mempunyai beberapa sifat penciri yang sama
dengan sifat tanah utama). Inklusi tanah tak serupa dibagi dua menjadi inklusi bukan
penghambat (inklusi yang tidak berpengaruh terhadap interpretasi potensi satuan peta) dan
inklusi penghambat ( inklusi tanah yang dapat mempengaruhi tingkat pengelolaannya).
Ada tiga metode survei tanah yaitu metode grid kaku, grid bebas dan fisiografik.
Metode grid kaku dilakukan pengamatan dengan pola teratur yang berjarak sama dalam kedua
arah, metode ini cocok digunakan pada daerah dimana posisi pemeta sulit ditentukan dan
tidak tersedia foto udara yang memadai. Metode grib bebas, pengamatan dilakukan seperti
pada metode grid kaku tetapi jarak titik pengamatan tidak harus sama dalam kedua arah.
Metode ini baik digunakan untuk penyurvei yang belum berpengalaman dalam IFU. Lalu
metode fisiografik, pengamata dilakukan pada tempat-tempat tertentu pada masing-masing
satuan peta. Untuk mengkorelasikan hasil survei yang telah didapat pada suatu tim yang
terdiri dari beberapa regu diperlukan seorang korelator. Jadi korelator hendaknya orang yang
sudah berpengalaman dalam bidang interpretasi foto udara maupun bidang survei tanah dan
evaluasi lahan.
2.
Kerjakan bahan diskusi pada slide no 4 di bahan kuliah minggu 3
1. Mengapa perlu ditentukan luasan SPT terkecil 0.4 cm2?
Karena untuk membatasi area pengamatan. Jika luasan SPT semakin kecil maka
tingkat pengamatan juga akan semakin rumit. Dengan meningkatnya tingkat
kerumitan dan ketelitian maka kekeliruan dari hasil pengamatan akan meningkat. Hal
ini karena untuk mendapatkan hasil yang akurat pada luasan SPT yang semakin kecil
dibutuhkan pengamatan yang sangat intensif, sementara dalam melakukan pengamatan
tentu dapat terjadi kekeliruan akibat human error atau data penunjang yang
dibutuhkan kurang memadai (karena terlalu rumit) sehingga hasil pengamatan kurang
terjamin.
2. Apakah dibenarkan kita membesarkan peta analog (misalnya peta tanah cetak) dgn
scanner/foto copy skala 1 : 250.000 menjadi 1 : 50.000? JELASKAN
Membesarkan skala peta dari 1 : 250.000 menjadi 1 : 50.000 diperbolehkan. Namun
tetap saja informasi yang ada pada peta hasil pembesaran tersebut berbeda dengan peta
yang sejak awal merupakan peta dengan skala 1 : 50.000 karena peta 1 : 50.000
memiliki tingkat informasi yang lebih rinci daripada peta skala 1 : 250.000. Meskipun
peta sudah diperbesar, informasi yang didapatkan tetap hanya informasi yang ada pada
peta skala 1 : 250.000 saja.
3. Skala peta
1. Berapa luas di lapangan untuk suatu SPT berukuran 0.8 cm2 pd peta berbagai
skala seperti pada butir-butir di bawah?
2. Berapa intensitas pengamatan untuk peta berbagai skala seperti pada butir-butir di
bawah?
 Eksplorasi (1: 1000.000)
 Tinjau (1:250.000)
 Semi detil (1:50.000)
 Detil (1:25.000)
 SangatDetil (1:5.000)
1 km2 = 1.000.000 m2 = 100 Ha

Eksplorasi (1:1.000.000)
L.sebenarnya = 0.8 cm2 x (1.000.000)2
= 0.8 x 1012 cm2 = 0.8 x 102 km2
= 0.8 x 104 ha




Tinjau (1:250.000)
L.sebenarnya = 0.8 cm2x (250.000)2
= 0.8 cm2 x 625 x 108
= 500 x 108 cm2 = 5 km2
= 500 ha
Semi detil (1:50.000)
L.sebenarnya = 0.8 cmx (50.000)2
= 0.8 x 25 x 108
= 20 x 108 cm2 = 0.2 km2
= 20 ha
Detil (1:25.000)
L.sebenarnya = 0.8 cmx (25.000)2
= 0.8 x 625 x 106
= 500 x 106 cm2 = 0.05 km2
= 5 ha
Sangat Detil (1:5000)
L.sebenarnya = 0.8 cmx (5000)2
= 0.8 x 25 x 106
= 20 x 106 cm2 = 0.002 km2
= 0.2 ha
Intensitas pengamatan pada berbagai macam skala peta :
Di bawah ini merupakan tabel dari berbagai macam peta tanah berdasarkan skala
dengan kerapatan pengamatannya menurut Rayes (2007).
Tabel 1. Macam-macam peta tanah berdasarkan skala peta
Skala
Luas tiap 1
Kerapatan
Macam
cm2 pada
pengamatan
Kisaran
Umumya
Peta
peta
rata-rata
100 km2
Dihimpun dari
1:1.000.000
atau kurang
data dan peta
Eksplorasi
s/d
1:1000.000
yang ada (studi
1:500.000
pustaka)
625 Ha
1:500.000
1:250.000
1 tiap 12.5 km2
100 Ha
Tinjau
s/d
1:100.000
1 tiap 2 km2
1:200.000
25 Ha
1:100.000
Semi detil
1:50.000
1 tiap 50 Ha
s/d 1:25.000
6.25 Ha
1:25.000
1 tiap 12.5 Ha
1:25.000 s/d
5 Ha
Detil
1:20.000
1 tiap 8 Ha
1:10.000
1
Ha
1:10.000
1 tiap 2 Ha
0.25 Ha
Sangat
> 1:10.000
1:5.000
2 tiap 1 Ha
detil
Sumber :
Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan.Yogyakarta. Penerbit Andi.
Download