ILMU&TEKNOLOGI Tikus Dilatih Cari Ranjau ikus merupakan musuh nomor satu di rumah kita. Tapi di Afrika, tikus menjelma jadi sosok pahlawan yang menyelamatkan banyak nyawa. APOPO, lembaga swadaya asal Belanda, melatih tikus-tikus muda untuk mendeteksi ranjau. Di negara yang baru dilanda perang saudara, seperti Mozambik, sisa ranjau, yang tersebar di permukiman, menjadi pembunuh nomor satu. Tikus mulai dilatih saat berumur empat pekan. Menurut pelatih Abdullah Mchomvu, latihan pertama adalah membiasakan makhluk mungil itu berada di tengah manusia. “Latihan dilanjutkan dengan mengasosiasikan bunyi klik dengan makanan,” katanya, Selasa lalu. Tikus diajari mengenali Trinitrotoluene alias TNT, bahan peledak yang digunakan pada ranjau. “Jika berhasil mengendus TNT, suara klik akan dibunyikan dan dia diberi secuil pisang,” ujar Mchomvu. Setelah latihan selama sembilan bulan, seekor tikus akan mengasosiasikan TNT dan bunyi klik dengan makanan. “Ini bukan pekerjaan mudah,” katanya. Mchomvu mengaku sering frustrasi dalam melatih hewan pengerat ini. “Namun saya harus sabar, karena pekerjaan ini untuk menyelamatkan nyawa banyak orang,” ujarnya. Melatih tikus dianggap jauh lebih efektif ketimbang menggunakan tenaga manusia. Dua petugas, dengan mesin detektor, butuh sehari penuh untuk mensterilkan area 200 meter persegi. “Dua tikus hanya butuh dua jam,” kata Mchomvu. Ketua APOPO Bart Weetjens mengatakan tikus-tikus pahlawan itu telah membersihkan hampir 2 juta meter persegi tanah di Mozambik dari ranjau. Namun dia mengakui tikus memiliki masalah pencitraan, dengan pandangan sebagai binatang jorok. “Padahal tikus adalah makhluk yang mudah bergaul dan pintar,” ujarnya. Sembari menjalankan pelatihan tikus, lembaganya juga melansir kampanye adopsi tikus. Selain untuk mencium ranjau, Weetjens menyediakan pelatihan tikus untuk mencium narkotik dan pencarian korban bencana alam. ● DISCOVERY | REZA M T PETA LALU LINTAS Lapisan yang tenggelam Lapisan y tengge MANTEL BUMI BRISTOL — Tumbukan lempeng Indo- VULKANOLOGI CAT scan gelombang seismik memindai “jeroan” bumi yang menyebabkan terjadinya gempa dan meletusnya gunung berapi. Australia dengan lempeng Eurasia, yang memicu terjadinya gempa Mentawai pada akhir Oktober lalu, diduga menjadi penyebab aktifnya belasan gunung api di Indonesia. Meski secara teoretis hal itu dimungkinkan, sejumlah pakar masih ragu karena hingga kini manusia “buta”soal isi perut bumi. Berbagai cara dilakukan sejumlah ilmuwan untuk menguak rahasia yang terkubur di dalam bumi. Kini sejumlah ilmuwan di University of Bristol, Inggris, mengembangkan semacam CAT scan, yang biasa digunakan untuk memotret otak dan organ dalam tubuh lainnya, untuk memindai bumi. Bedanya, alat ini menggunakan gelombang seismik. Dengan teknologi gelombang seismik ini, mereka akan dapat mengukur bagaimana bagian mantel bumi, yang hingga kini masih misterius. Lapisan tersebut adalah daerah pertemuan mantel dengan inti, sebuah bola besi di pusat bumi, berdiameter 7.000 kilometer.“Bagian tepat di atas inti itu memiliki karakteristik misterius yang dapat kita ukur menggunakan gelombang seismik,” kata anggota tim peneliti Andy Nowacki, geofisikawan di University of Bristol. Para ilmuwan berharap penerapan teknologi ini dapat membantu mereka menggambarkan mantel bumi secara utuh serta bagaimana lapisan itu bergerak. Serupa dengan CAT scan, yang menggunakan sinar-X untuk mengambil gambar bagian dalam tubuh, teknik ini menggunakan gelombang seismik untuk mengukur bagaimana cara kerja material yang tersimpan jauh di dalam perut bumi. Pergerakan mantel, yaitu lapisan batuan panas solid yang mengalir di bawah kerak bumi, mengendalikan lokasi benua dan samudra serta menggerakkan tumbukan lempeng tek- Mantel Kerak Inti terluar yang cair STRUKTUR BAGIAN DALAM BUMI Inti dalam yang solid SISI PASIFIK Material panas yang membubung Inti besi panas tonik yang mengguncang permukaan bumi. “Kami berharap bisa menciptakan sebuah peta lalu lintas mantel bumi, di mana jalan bebas hambatan dan persimpangannya.” Mantel bumi adalah lapisan batuan tebal yang ditemukan pada kedalaman 40 kilometer di bawah tanah. Meski solid, batuan itu begitu panas sehingga lapisan tersebut dapat mengalir seperti adonan semen. Lapisan batuan itu dipanaskan dari bawah, sehingga substansi tersebut bersirkulasi seperti api di kompor. Geofisikawan mengetahui bagaimana material leleh ini bergerak ketika mencapai puncak mantel setebal 2.900 kilometer. Di sana, mantel mulai melambat dan tidak aktif, tapi memicu ▲ Z OM OUT A12 KAMIS, 11 NOVEMBER 2010 Teknologi ini menggunakan sejumlah catatan gelombang dari sebuah peristiwa tunggal untuk menentukan seberapa cepat mantel bumi bergerak. Mesin Penggerak Lempeng Tektonik umpalan batuan panas yang mengambang ke atas menimbulkan tenaga yang dapat mendorong terjadinya beragam fenomena, mulai menggerakkan kontinen, gempa bumi, gunung api, hingga perubahan iklim. Teori yang diajukan oleh dua ahli kebumian di Ontario, Kanada, ini dipublikasikan dalam jurnal Nature pada 26 April 2001. Alessandro Forte dari University of Western Ontario dan rekannya, Jery Mitrovica, dari University of Toronto memperlihatkan bagaimana perubah- G an yang terjadi pada interior bumi akibat gerakan perlahan mantel bumi yang ikut mengubah wajah bumi di permukaan. Temuan ini juga sesuai dengan pergeseran kontinen yang dideskripsikan melalui lempeng tektonik. Menurut teori lempeng tektonik yang diusulkan pada 1960-an, lapisan kerak bumi terbagi menjadi beberapa lempeng yang terus bergeser dan menghasilkan gempa bumi. Namun teori tersebut tidak menjelaskan bagaimana pergerakan ini berkaitan dengan proses yang terjadi jauh di dalam bumi. Petunjuk awal temuan ini adalah ketika para ilmuwan kebumian memperoleh gambar struktur internal bumi pada 1980-an menggunakan gelombang gempa yang bergerak di perut bumi. Metode yang mirip CAT scan ini memperlihatkan citra mantel bumi, lapisan di bawah kerak bumi hingga sedalam 3.000 kilometer ke lapisan atas inti bumi. Citra itu memperlihatkan bahwa, jauh di bawah tepi Samudra Pasifik, ter- dapat dua wilayah berbentuk kurva raksasa, tempat gelombang seismik bergerak lebih cepat. Sedangkan jauh di bawah Pasifik tengah dan di bawah Afrika, terdapat dua wilayah yang hampir sama besar, tempat gelombang gempa melambat. Karena bagian tepi Pasifik yang dipagari zona lempeng tektonik yang padat dan dingin menghunjam ke bumi, wilayah yang lebih cepat menandai daerah tempat bentangan material berat tenggelam ke arah inti besi. ● GRAPHICNEWS