02 Berita Utama

advertisement
ILMU&TEKNOLOGI
KAMIS, 11 NOVEMBER 2010
TERPENDAM J
DI PERUT BUMI
auh di bawah kerak bumi, para ilmuwan menemukan bubungan
kolosal material mantel bumi yang panas dan terus bergolak
dalam gerakan pelan. Material panas ini bagaikan mesin yang
memicu gempa bumi, perubahan iklim, dan pergerakan lempeng
tektonik. Pemodelan ini dapat menjelaskan fenomena fisik di permukaan bumi.
Z OM IN
NICKY LOH (REUTERS)
Lapisan yang
tenggelam
Lapisan yang
tenggelam
Bersinar. Ikan convict cichlids (Amatitlania nigrofasciata)
Batuan panas:
batuan mantel
bumi yang panas perlahan-lahan mencari celah ke atas dan
menaikkan kerak bumi di berbagai lokasi.
Afrika Selatan,
misalnya, kini lebih tinggi 1.000
meter daripada
Afrika Utara.
Inti besi
panas
SISI AFRIKA
Pinggiran
lempeng
Material panas yang
membubung
Kerak bumi
Kawasan yang tenggelam
Lempeng tektonik:
tepi antarlempeng
bertumbukan ketika
mereka “mengapung”
di atas material mantel bumi, sehingga
menyebabkan terjadinya gempa dan
pergeseran benua.
Material
yang naik
Mantel
Eurasia
Juan
de Fuca
Anatolia
Amerika
Utara
Iran
Pasifik
Karibia
Afrika
Arab
Filipina
Cocos
Arah pergerakan
lempeng
Lempeng
Pasifik
Nazca
Indo-Australia
Amerika
Selatan
hasil rekayasa genetika ini bisa bersinar di dalam gelap. Ikan
tersebut dipamerkan dalam Taiwan International Aqua Expo
2010 di Taipei, awal November lalu.
Dari Ikan untuk Udang
HAWAII –– Pemanfaatan limbah ikan untuk makanan ternak su-
dah jamak di Indonesia. Inovasi itu ternyata kini juga diikuti oleh
peneliti Amerika Serikat di Hawaii. Dalam riset yang didanai
oleh Departemen Pertanian Amerika (USDA) itu, limbah ikan diolah sebagai sumber baru untuk pakan ikan.
Peneliti Dong-Fang Deng dan koleganya di Oceanic Institute di
Waimanalo, Hawaii, berkolaborasi dengan ahli teknologi pangan
USDA, Peter Bechtel, untuk mengembangkan pakan ikan yang
baru. Mereka mengambil bagian ikan yang biasanya dibuang,
seperti kepala, ekor, tulang, dan organ internal, serta mengolahnya menjadi pakan udang dan ikan. Saat ini, mereka mengetes pakan itu untuk ikan Pacific threadfin (Polydactylus sexfilis) dan udang putih Pasifik (Litopenaeus vannamei).
Mereka telah mengkarakterisasi komposisi nutrisi pakan serta mengevaluasi kemampuannya menarik selera ikan dan
udang, termasuk apakah pakan tersebut mudah dicerna dan
kontribusinya pada pertumbuhan
ikan dan udang itu. Tes menunjukkan bahwa banyak bagian
tubuh ikan Alaska yang dapat dijadikan penambah
nafsu makan, yang memancing udang mau melahap pakan berbasis protein tumbuhan yang telah dibubuhi limbah ikan.
Dalam studi sebelumnya,
Ikan threadfin Pasifik
mantan ilmuwan Oceanic Institute, Ian Forster, menemukan bahwa
kualitas nutrisi pakan yang terbuat dari limbah ikan Alaskan pollock dan cod setara dengan pakan yang terbuat dari makanan
ikan Norwegia, yang dianggap sebagai standar tertinggi dalam
industri aquaculture. Forster dan timnya menemukan hasil yang
sama ketika pakan itu diuji pada udang.
“Kini kami tengah memeriksa bagaimana cara terbaik menggunakan limbah ikan untuk mengembangkan pakan praktis yang
seimbang nutrisinya, efektif dari segi biaya, dan aman bagi lingkungan,” kata Deng.● SCIENCEDAILY
RAE HUO, HAWAII DEPARTMENT OF AGRICULTURE
yang
elam
A13
Gelembung Raksasa Terlihat
di Galaksi Milky Way
Pinggiran lempeng
INFOGRAFIS: GRAPHICNEWS
HOUSTON –– Para ilmuwan menemukan dua gelembung raksasa
pergerakan lempeng batu di permukaan bumi, menciptakan pegunungan,
memasok gunung api, dan menyebabkan gempa bumi.
Perihal apa yang terjadi di dasar
mantel, hingga saat ini masih menjadi
teka-teki besar. Para ilmuwan ingin mengetahui bagaimana bagian atas dan
bawah mantel bergerak sehingga dapat
memprediksi secara lebih akurat bagaimana perilaku permukaan bumi selama
bertahun-tahun.
“Satu-satunya cara untuk mengukur
bagian dalam bumi pada kedalaman
hingga ribuan kilometer itu hanyalah
dengan gelombang seismik,” kata Nowacki.“Ketika sebuah gempa besar terjadi dan gelombang bergerak ke seluruh penjuru bumi, pengaruhnya berbeda satu sama lain, dan kami dapat memeriksa semua karakteristiknya untuk
mengetahui apa yang terjadi ribuan kilometer di bawah kaki kita, suatu wilayah yang tak akan pernah kita datangi.”
Meski dapat membantu para ilmuwan mengintip apa yang terdapat di perut bumi, bukan berarti alat CAT scan
gelombang seismik ini dapat memprediksi kapan suatu gempa terjadi. “Ini
tak akan membantu kami memprediksi
gunung api di Indonesia, tapi dalam
makna yang jauh lebih besar. Jika kami
memahami panas yang mengalir keluar
dari bumi dan struktur mantel serta inti bumi dalam makna yang lebih luas,
kami akan dapat memahami lempeng
tektonik dengan lebih baik,” kata Michael Bergman dari Bard College di Simon’s Rock, Massachusetts, mengomentari penemuan tim Nowacki.
Nowacki dan koleganya mengguna-
kan pendekatan ini untuk membongkar
rahasia bagaimana pergerakan mantel
bawah di Amerika Tengah dan Amerika
Utara. Dalam hitungan tahun hingga
satu dasawarsa, kata dia, timnya berharap bisa menggunakan pendekatan tersebut di berbagai tempat lain di dunia.
Untuk merealisasi peta mantel itu,
Bergman menyatakan perlunya dibentuk sebuah jejaring seismik yang bagus.
Ketika gempa mengguncang Bolivia,
misalnya, para ilmuwan memerlukan
seismometer di sana sehingga dapat merekam gelombang seismik yang terjadi.
Hingga saat ini, jejaring seismik masih bolong-bolong. Ketika gempa meluluhlantakkan Haiti pada 12 Januari lalu, negara itu ternyata cuma mempunyai satu seismometer. Itu pun tak terpasang dengan sempurna.
● TJANDRA DEWI | LIVESCIENCE | BRISTOL
yang mengandung energi radiasi dahsyat keluar dari galaksi
Milky Way. Mereka memperkirakan gelembung tersebut merupakan hasil ledakan dari black hole.
Dua gelembung misterius itu, yang masing-masing memiliki
jarak sekitar 25 ribu tahun cahaya, memancarkan sinar gama,
gelombang energi tertinggi cahaya.
Terlihatnya gelembung tersebut, kata para ilmuwan, membuktikan bahwa memang terjadi ledakan hebat sebelum terbentuk
gugusan bintang beberapa juta tahun silam.
Atau, mungkin, mereka terbentuk ketika supermassive black
hole pada galaksi kita menyemburkan jutaan gas dan abu ke
angkasa.
“Kami belum tahu persis sumber gelembung tersebut,” kata
Doug Finkbeiner dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics kemarin.
Kedua gelembung tersebut terlihat dramatis, misterius, dan
sangat besar. “Keduanya memancarkan jumlah energi yang
hampir sama dengan 100 ribu ledakan bintang atau supernova,” kata Finkbeiner.
Tulisan mengenai penemuan ini segera dipublikasikan dalam
The Astrophysical Journal edisi mendatang. ● DAILYGALAXY | FIRMAN
Download