SEJARAH PEMIKIRAN dan PERKEMBANGAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK 2 Governance Christopher C. Hood New Public Management Public Management NPS Era 1856 - 1924 PM Era NPM Era 1815 - 1890 Cameralist Era Old Administration 1970-an 1990-an 2000-an ERA CAMERALIST • • • • • Mercantilist Thought Merkantilisme adalah satu teori economi yang mempercayai bahawa kesejahteraan sesuatu negara hanya ditentukan oleh jumlah modal yang tersimpan di mana jumlah perdagangan sedunia sebagai tidak berubah. Modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital seperti mineral berharga, emas maupun komoditikomoditi lain yang dimiliki oleh negara. Pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap ekonomi dengan mendorong eksport dan mencegah import. Kehadiran kedua-dua pendapat yang dominan saling menperkuatkan di antara satu sama lain dan seterusnya mengadakan justifikasi untuk campur tangan kerajaan di dalam pasaran. Falsafah kapitalisme dan Imperialisme boleh menjejak permulaan masing-masing daripada pemikiran merkantilisme. Di bawah sistem merkantislime, penguasaan dan kemudiannya pembesaran pasaran akan membawa kesejahteraan kepada sesuatu negara (Berkembang menjadi ekspansi suatu negara ke negara lain/penjajahan) • • Nation State (abad ke XVI) Kebutuhan organisasi untuk melaksanakan ketertiban dan membangun struktur pertahanan Tumbuhnya kebutuhan administrator yang ahli dan dibekali pengetahuan akan pajak, statistik, administrasi dan organisasi • • • Cameralist (abad ke XVIII) Raja Frederick William I dari Prusia mendirikan sekolah pemikiran dalam bidang sosial dan ekonomi (Cameralist) Ide awalnya adalah bagaimana administrator publik dapat melayani raja dengan baik, terutama bagaimana menyediakan pendapatan (dalam bentuk pajak, tanah maupun emas) kepada raja Ide-ide Cameralist tersebut tersebut kemudian berpangruh pada pemikiran administrasi publik di Amerika Serikat OLD ADMINISTRATION (th.1887-1970) Pemikiran Lorenz Von Stein (1815 – 1890) Stein berusaha untuk mencegah tendensi revolusioner dari masyarakat jaman baru (yakni masyarakat Eropa sejak abad ke-17, dimana banyak penemuan teknologi) melalui dua jalan: secara analitis melalui konsep "ilmu tentang masyarakat" ("die Wissenschaft der Gesellschaft") dan secara politis melalui peringatannya tentang perlunya kesiapan negara untuk terus melakukan reformasi Stein memandang jamannya sebagai "kesadaran akan eksistensi tata masyarakat, dimana memahami kekuasaan negara sebagai alat untuk memajukan masyarakat, sebagai senjata dalam perjuangan sosial, dan sebagai sarana untuk membebaskan masyarakat Masyarakat bukan lagi sebagai suatu unit yang tergantung kepada negara dan politik, bukan suatu massa yang an-organis dan terbentuk secara kebetulan semata, melainkan "suatu bentuk kehidupan manusiawi yang mandiri dan punya hak milik". mirip dengan Marx, Stein pertama-tama menegaskan adanya antagonismus antara pemegang kapital dan proletar: masyarakat adalah sistem ketergantungan dan ketidakbebasan Agar supaya perkembangan setiap pribadi dapat berlangsung, termasuk di dalamnya hak milik privat, maka penguasaan oleh pemilik kapital di satu pihak maupun revolusi proletar di pihak lain harus dihindari. Sarananya adalah kekuasaan negara yang berdiri di atas semua kepentingan dalam masyarakat yang saling bertentangan tersebut. Suatu "kerajaan sosial" --dengan korps pegawai yang terdidik-dapat menciptakan emansipasi bagi kelas bawah yang tidak memiliki privillege dan hal ini dapat meredam ketegangan social Stein menyatakan bahwa masyarakat (dalam hal ini mencakup pengertian "negara" plus "masyarakat") dimungkinkan berkiprah untuk mereformasi dirinya sendiri, dan tentulah reformasi ini berlangsung dalam garis kepentingan mereka sendiri. Dalam kasus ini kekuasaan negara berfungsi sebagai pembimbing, pengarah dan motivator; sementara kelas-yang-punya diharapkan juga dengan sepenuh hati dan dengan bantuan negara serta kekuasaannya terlibat tanpa lelah dalam reformasi sosial itu Di pihak negara, administrasinyalah yang dituntut paling utama untuk berbuat, sedangkan perundang-undangan dan bentuk negara adalah hal sekunder --yang penting adalah mereka melalui kekuatan integrasi-politiknya mendukung reformasi sosial. Karenanya Stein memperjuangkan, dengan mengingat situasi Jerman pada pertengahan abad ke19, atas pertimbangan efektivitas, suatu "kerajaan sosial" yang memiliki administrasi yang netral dan efektif. Birokrasi dengan bidang kerjanya yang luas disebut Stein sebagai "sistem administrasi sosial", yang bekerja untuk "negara yang memperkembangkan masyarakatnya". Administrasi dalam hal ini secara kuat dihadapkan pada tuntutan-tuntutan negara yang masih diwarnai oleh masyarakat berkelas jaman baru. Baik dalam persoalan perkotaan dan perumahan, kemiskinan dan pangan, asuransi dan penyantunan, dalam semua hal Stein mencoba untuk merumuskan organisasi dari manajemen administrasi negara di atas "prinsip sosial". Keyakinannya yang utama adalah bahwa hanya melalui jalan inilah negara dapat mencegah munculnya masalah-masalah sosial yang diakibatkan oleh sistem produksi kapitalistis dengan cara yang tidak mengganggu seorangpun --ini berarti negara dapat melaksanakan tugasnya untuk memuaskan semua kelompok. Konsepsi Stein tentang negara administrasi sosial di atas merupakan "alternatif sosiopolitik yang prinsipiil atas liberalisme negara-hukum yang mengabaikan problema integrasi dan legitimasi yang kompleks dari masyarakat industri" Pemikiran dari Von Stein dianggap sebagai sebuah inovasi berdasarkan sejumlah pertimbangan: (a) Von Stein memandang bahwa Ilmu Administrasi Publik merupakan ilmu yang terintegrasi dan tempat meleburnya dari sejumlah disiplin ilmu seperti Sosiologi, Ilmu Politik, Hukum Administrasi dan Keuangan Publik; (b) Ilmu Administrasi Publik menurut Von Stein adalah merupakan interaksi antara teori dan praktek, dimana teori membentuk dasar dari praktek Administrasi Publik; (c) Von Stein menganggap bahwa Ilmu Administrasi Publik harus berusaha keras untuk mengadopsi pendekatan ilmiah. Pemikiran Woodrow Wilson (1856 - 1924) Dalam tulisannya Woodrow Wilson The Study of Administration (1887), Wilson beragumentasi mengenai 4 (empat) konsep: (1) adanya pemisahan antara Politik dan Administrasi Publik; (2) perlunya mempertimbangkan aktivitas pemerintah dari perspektif bisnis; (3) analisis perbandingan antara organisasi politik dan privat melalui skema politik; serta (4) pencapaian manajemen yang efektif melalui pemberian pelatihan kepada pegawai negeri dan dengan menilai kualitas mereka. DIKOTOMI POLITIK DAN ADMINISTRASI Dalam tulisannya Woodrow Wilson (Presiden Amerika yang ke-28 (1913–1921). The Study of Administration (1887), Wilson beragumentasi mengenai 4 (empat) konsep: (1) adanya pemisahan antara Politik dan Administrasi Publik; (2) perlunya mempertimbangkan aktivitas pemerintah dari perspektif bisnis; (3) analisis perbandingan antara organisasi politik dan privat melalui skema politik; serta pencapaian manajemen yang efektif melalui pemberian pelatihan kepada pegawai negeri dan dengan menilai kualitas mereka Woodrow Wilson: Untuk mengembangkan kapasitas birokrasi diperlukan pembaharuan administrasi publik untuk meningkatkan profesionalisme administrasi birokrasi Kinerja birokrasi buruk krn spoils system politized bureaucracy. ◦ Administrasi publik yg profesional hanya dapat terwujud bila birokrasi lepas dr kepentingan politik. ◦ Untuk itu diperlukan ilmu yang diarahkan untuk melakukan reformasi birokrasi dengan mencetak aparatur publik yang profesional Ilmu Administrasi Publik Ada 2 pokok pikiran Wilson yang menjadi focus studi adm. Publik saat itu: 1. Pembedaan antara politik dan administrasi (Dikotomi Politik – Administrasi ) 2. Perlunya pengembangan struktur dan strategi manajemen administrasi yang dapat membuat organisasi publik dan manajernya bertindak dengan cara seefisien mungkin. Pemikiran Henry Fayol (1856 - 1924) Pemisahan antara politik dan Administrasi Publik menjadi subyek perdebatan hangat untuk jangka waktu yang lama. Perbedaan pandangan terhadap hal ini juga menjadi pembeda terhadap sejumlah pemikiran dalam Ilmu Administrasi. Diskusi mengenai pemisahan antara Politik dan Administrasi Publik tersebut senantiasa memainkan peran penting sampai dengan tahun 1945 sekalligus mewarnai pemikiran dari Administrasi Publik generasi Kedua dengan tokohnya Luther Gulick dan Lyndall Urwick. Gulick dan Urwick merupakan pendiri Ilmu Administrasi dengan mengintegrasikan ide dari Henry Fatol. Kedalam teori komprehensif administrasi. Mereka percaya bahwa bahwa pemikiran Henry Fayol menawarkan perlakuan yang sistematis dalam manajemen yang merupakan hal unik pada masa itu. Mereka juga percaya bahwa hal ini bisa diaplikasikan baik pada sektor public. Dalam perkembangan perkembangan slanjutnya, Ilmu Administrasi akan lebih memfokuskan pada organisasi Pemerintah. Alasan-Alasan yang menjadi dasar Ilmu Administrasi kebanyakan berasal dari 14 (empat belas) prinsip organisasi Henry Fayol. Henri Fayol (lahir di Istambul 1841, meninggal di Paris, 1925) adalah seorang teoris manajemen atau administrasi asal Perancis. Fayol adalah salah satu kontributor paling berpengaruh dalam konsep manajemen atau ilmu administrasi modern. Peninggalan Fayol yang paling terkenal adalah tentang lima fungsi utama manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan mengontrol (Fayol, 1949, 1987). Menurut Fayol, praktik manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer. Prinsip Manajemen Henry Fayol 1. Division of Work (Pembagian kerja) : adanya spesialisasi untuk meningkatkan efektifitas 2. Authority and Responsibility (Wewenang dan tanggung jawab) : Hak untuk memberi perintah dan dipatuhi 3. Discipline (Disiplin) : Harus ada respek dan ketaatan pada peranan dan tujuan organisasi 4. Unity of Command (Kesatuan Perintah) : Setiap karyawan hanya menerima intruksi tentang kegiatan tertentu hanya dari seorang atasan 5. Unity of Direction (Kesatuan pengarahan) : Operasi dalam perusahaan yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana 6. Subordination of Individual Interest to General Interest (Kepentingan perorangan) dibawah kepentingan umum 7. Remuneration (Balas jasa) : Kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik karyawan maupun pemilik 8. Centralization (Sentralisasi ) 9. Scalar Chain (Rantai sekalar) : Adanya garis wewenang dan garis perintah yang jelas 10. Order (Order) : Bahan – bahan dan orang – orang harus ada pada tempat dan waktu yang tepat. Menempatkan orang pada posisi atau pekerjaan yang cocok untuk mereka 11. Equity (Keadilan) : Persamaan perlakuan 12. Stability of Tenure of Personnel (Stabilitas staf organisasi) : Tingkat perputaran tenaga kerja yang rendah 13. Initiative (Inisiatif) : bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencananya , walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi 14. Esprit de Corps (Semangat korp) : Perlu memiliki kebanggaan, kesetian, dan saling memiliki. Ciri Pemikiran Old Administration Dalam pandangan klasik, Administrasi Publik seringkali dilihat sebagai seperangkat Institusi Negara, proses, prosedur, sistem dan struktur organisasi, serta praktek dan periilaku untuk mengelola urusan-urusan Publik dalam rangka melayani kepentingan Publik Administrasi Publik bekerja melalui seperangkat aturan dengan legitimasi, delegasi, kewenangan rasional legal, keahlian, tidak berat sebelah, terus menerus, cepat dan akurat:, dapat diprediksi, memiliki standar, integnitas dan profesionalisme dalam rangka memuaskan kepentingan masyarakat umum Administrasi Publik sebagai sebuah instrumen Negara diharapkan untuk menyediakan basis fundamental bagi perkembangan manusia dan rasa aman, termasuk di dalamnya kebebasan individu, perlindungan akan kehidupan dan kepemilikan, keadilan, perlindungan terhadap hak asasi manusia, stabilitas, dan resolusi konflik secara damai baik dalam mengalokasikan atau mendistribusikan surnberdaya maupun dalam hal-hal lalnnya Administrasi Negara yang efektif harus ada untuk menjamin keberlanjutan aturan hukum Cenderung menggunakan pendekatan yang legalistic Kritik Pada Old Administrasi Administrasi Publik yang dianggap inter Qua, red tape, lamban, tidak sensltif terhadap kebutuhari masyarakat, penggunaan sumberdaya Publik yang sia-sia akibat hanya berfokus pada proses dan prosedur dibandingkan kepada hasil, sehingga pada akhirnya menyebabkan munculnya pandangan negatif dan masyarakat yang menganggap Administrasi Publik sebagai beban besar para pembayar pajak. Kritik terhadap Administrasi Publik model kiasik juga dapat dilihat dalam kaitannya dengan keberadaan konsep “Birokrasi Ideal” dan Weber. Terdapat setidaknya 2 (dua) titik kritis terhadap Birokrasi Weberian tersebut yakni: pertama, dalam hubungan antara masyarakat dan negara, implementasi birokrasi ditandai dengan meningkatnya intensitas perundang-undangan dan juga kompleksitas peraturan; kedua, struktur birokrasi dalam hubungannya dengan masyarakat seringkali dikritisi sebagai` penyebab menjamurnya meja-meja pelayanan sekaligus menjadi penyebab jauhnya birokrasi dan rakyat Kritik lainnya adatah bahwa Administrasi Publik sebagai sistem yang tertutup dengan pendekatan hirakis yang top down dan ukuran kinerja yang hanya berbasis pada efisiensi bukan responsiveness NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM) (th. 1980-1990) ISTILAH NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM) Istilah NPM pertama kali dikemukakan Christopher Hood, dalam artikelnya “A Public Management for All Seasons? (Public Administration Vol. 69 Spring 1991 (3-19) Banyak Istilah yang dipergunakan dalam NPM, seperti: Managerialism (Pollit); Market-Based Public Administration (Lan and Rosenbloom); (Berorientasi pada pasar: artinya orientasi organisasi public adalah pasar (masyarakat / stakeholder), jadi yang menilai apakah organisasi dikatakan baik atau tidak adalah pasar(masyarakat) bukan pemerintah atau organisasi public itu sendiri) Post-Bureaucratic Paradigm (Barzeley); Entrepreneurial Government (Osborne and Gaebler). (Bagaimana organisasi public mendapatkan keuntungan (input) bukan sekedar output. Dalam hal ini yang dijual oleh organisasi public adalah berupa jasa / pelayanan kepada masyarakat. APA NEW PUBLIC MANAGEMENT? "Pergeseran dalam gaya manajemen publik" (atau reformasi manajemen publik) Perubahan dilakukan dengan sengaja pada struktur dan proses organisasi sektor publik dengan tujuan untuk berjalan lebih baik "(Pollitt, Bouckaert, 2004, p. 8). Perubahan Struktur: Perampingan sektor publik (Polidano, 1999, hal 5); (artinya dalam pembangunan sektor public dan pengankatan pegawai dalam organisasi public harus ditentukan dari jumlah penduduk dan pendapatan daerah, agar tidak terjadi penggembungan sektor public artinya biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji pegawai dalam sektor public tidak terlalu banyak atau tidak melampaui batas dari pendapatan daerah tersebut. Penggabungan atau pemisahan departemen, dalam rangka meningkatkan koordinasi atau untuk mempertajam fokus dan mendorong spesialisasi (Pollitt, Bouckaert, 2004, hlm 8); (contoh: di Brawijaya dilakukan penghapusan Fakultas Pertanian dan diubah menjadi Fakultas Agribisnis dan Fakultas Teknologi Pertanian karena dirasa merugikan yaitu mahasiswa yang berminat sedikit sedangkan dosen terlalu banyak, sehingga terjadi pembengkakan anggaran biaya untuk gaji dosen. Privatisasi (Polidano, 1999, hal 5); Desentralisasi (Hood, 1991); Swastanisasi(Polidano, hal 6), perampingan organisasi sektor publik (Polidano, 1999, p. 5) • • • • • • Perubahan Proses: Mempratekan gaya sektor swasta dalam kegiatan manajemen(Hood, 1991); Penggunaan tipe mekanisme pasar (OECD, 2005); Liberalisasi (OECD, 2005); Modernisasi mekanisme pemberian layanan (misalnya pengenalan e-government, onestop-shops) (OECD, 2003) Inti NPM Mereformasi public services yang traditional rule-based, authority driven process with market based, competition driven tactics (Donald Kettl, 2000) Menimbulkan apa yang disebut sebagai Global Public Management Reform Sejarah NPM Pertamakali berkembang di tahun 1980-an, khususnya di New Zealand, Australia, Inggris, dan Amerika sebagai akibat dari munculnya krisis negara kesejahteraan (Walfare State). Faktor-faktor yang memicu munculnya NPM Krisis ekonomi dan keuangan yang dialami negara Pengaruh ide neoliberal dan kritik terhadap Administrasi Publik lama Perkembangan teknologi informasi Pertumbuhan dan peranan konsultan manajemen Krisis Ekonomi dari Waktu ke WaktuKrisis Ekonomi dari Waktu ke Waktu • • • • • • • • • Depresi Hebat Tahun 1930-an Resesi yang terjadi di era tahun 1930-an masih dipercaya sebagai yang terbesar yang pernah terjadi di seluruh dunia. Sebanyak 30 juta orang telah kehilangan pekerjaannya akibat krisis, jutaan lainnya terpaksa menerima pengurangan upah yang signifikan. Krisis Minyak Tahun 1970-an Pada tahun 1973 OPEC meningkatkan harga minyak dengan sangat tajam. Krisis di tahun 1970 ini tidak terlalu besar dampaknya bagi dunia, terutama bagi para produsen minyak yang justru menikmati kejayaan. ”Black Monday” Tahun 1987 Pada tanggal 19 Oktober 1987 indeks Dow Jones di bursa AS mengalami penurunan dari 2246.73 poin menjadi 1738.41 poin (22.6%). Seiring dengan reaksi pasar saham di seluruh dunia, 900 miliar dolar nilai pasar menguap. Hancurnya pasar saham yang dikenal dengan nama “Black Monday” ini merupakan salah satu krisis yang paling terkenal sepanjang sejarah umat manusia. Penyebab dari krisis ini dipercaya karena agresivitas pasar yang berlebihan selama kurun waktu 1982 – 1987 tersebut. Nasdaq “Bubble” dan Cerita Dotcom”Bubble” Di awal periode 1990-an, cerita mengenai penemuan internet dan personal computer menjadi yang paling baru. • • Kejayaan era ini merupakan imbas dari percepatan perkembangan teknologi umat manusia. Kondisi ini mengakibatkan kenaikan yang sangat tajam pada indeks teknologi, Nasdaq. Akhir dari dotcom bubble ini adalah pada tahun 2001, yang mengakibakan resesi yang sedang. Pengaruh Ide Neo-Liberalisme Ekonomi kerakyatan sangat berbeda dari neo-liberalisme. Neo-liberalisme, sebagaimana dikemas oleh ordo liberalisme, adalah sebuah sistem perekonomian yang dibangun di atas tiga prinsip sebagai berikut: (1) Tujuan utama ekonomi neo-liberal adalah pengembangan kebebasan individu untuk bersaing secara bebas-sempurna di pasar; (2) Kepemilikan pribadi terhadap faktor-faktor produksi diakui; dan (3) Pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu yang alami, melainkan hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh negara melalui penerbitan undang-undang (Giersch, 1961) Ordo liberalisme klasik kelompok para ahli hukum dan ekonomi yang tergabung dalam Mazhab Freiburg, antara tahun 1928-1930, mengembangkan sebuah gagasan ekonomi-politik yang kemudian luas dikenal sebagi gagasan ekonomi-politik Ordo Liberalisme. Landasan dasar pemikiran konsep ekonomi-politik Ordo Liberalisme Klasik, Pertama adalah gagasan anti-naturalistik tentang pasar dan kompetisi. Kedua, kaum liberalis klasik, menolak konsepsi sejarah yang mengasalkan perubahan sosial hanya pada proses-proses perubahan ekonomi semata. Ketiga, para pemikir liberalis klasik, menolak kinerja kapitalisme yang hanya diasalkan pada logika modal/capital semata. Keempat, dalam gagasan ordo liberal klasik, kebijakan sosial merupakan prasyarat mutlak bagi bekerjanya ekonomi yang adil dan kompetitif. Kelima, kaum liberal klasik melihat soalnya tidak terletak pada bagaimana menciptakan kebebasan ekonomi dalam konteks tata-negara yang ada, melainkan bagaimana menciptakan tata-negara yang menjaminkebebasan ekonomi Prinsip Dasar New Public Management Penanganan oleh manajemen profesional. Keberadaan standar dan ukuran kinerja. Penekanan pada pengawasan keluaran dan manajemen wirausaha. Unit yang tidak mengumpul. Kompetisi dalam pelayanan publik. Penekanan pada gaya sektor privat dalam praktek manajemen. Penekanan yang lebih besar pada disiplin dan penghematan. Penekanan terhadap peran dari manajer publik dalam menyediakan pelayanan yang berkualitas tinggi Mengadvokasi otonomi manajerial dengan mengurangi pengawasan peran lembaga pusat Tuntutan, pengukuran dan penghargaan terhadap kinerja individu dan organisasi. Menyadari pentingnya penyediaan sumberdaya manusia dan teknologi yang dibutuhkan manajer dalam memenuhi target kinerjanya. Menjaga penerimaan terhadap kompetisi dan wawasan yang terbuka mengenai bagaiman tujuan publik harus dilaksanakan oleh aparat pemerintah. GOVERNANCE (th. 2000an) • • • Kritik Terhadap NPM The values it promotes: sangat menekankan pada semangat privat Decentralization and the need for coordination in public sector Entrepreneurship versus democratic values Anti government era merupakan jargon yg menggambarkan turunnya tingkat kepercayaan publik kepada pemerintah pada titik nadir dan konsep governance adalah antidote (penawar racun) yang ampuh melukiskan perubahan. Problema administrasi publik di AS (1990an) yang gagal menjalankan perannya dengan pelayanan berbelit-belit (red tape), KKN, big bureaucracy. Sumber teori Governance adalah Teori Kelembagaan dan Teori Jaringan (Frederickson, 1997; Osborne & Gaebler, 1992; Landou, 1991); Pye, 1992). Intinya, koordinasi, kolaborasi, penyebaran kekuasaan kpd aktor2 di luar negara (swata, masyarakat sipil). PERBEDAAN PERSPEKTIF NPM DAN GOVERNANCE TIGA PILAR GOOD GOVERNANCE • • • Good public governance, yang merujuk pada lembaga pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif), sehingga dapat diartikan sebagai tata kepemerintahan yang baik di lembaga-lembaga pemerintahan. Good corporate governance. yang merujuk pada dunia usaha swasta, sehingga dapat diartikan sebagai tata kelola perusahaan yang baik. Civil society, atau masyarakat sipil yang dapat mendukung terwujudnya good governance dan terutama good public governance. State, berfungsi menciptakan lingkungan politik & hukum yg kondusif. Sektor swasta, berfungsi menciptakan pekerjaan & pendapatan. Society, berperan positif dlm interaksi sosial, ekonomi & politik termasuk mengajak kelompok2 dlm masyarakat utk berpartisipasi dlm aktivitas ekonomi, sosial & politik. SOUND GOVERNANCE (th.2004) Empat (4) prinsip yg memberi gambaran administrasi publik yg berciri kepemerintahan yg baik: Akuntabilitas, adanya kewajiban bagi aparatur pemerintah utk bertindak selaku penanggungjawab & penanggung gugat atas segala tindakan & kebijakan yang ditetapkan. Transparansi, kepemerintahan yg baik akan terbuka thdp rakyatnya baik di pusat maupun di daerah Keterbukaan, menghendaki terbukanya kesempatan bagi rakyat untuk mengajukan tanggapan & kritik thdp pemerintah yang dinilai tidak transparan Aturan hukum, kepemerintahan yang baik memiliki ciri berupa jaminan kepastian hukum & rasa keadilan masyarakat thdp setiap kebijakan publik yg ditetapkan. Sound Governance (Dr. Ali Farazmand) Bila GG telah berhasil mengurangi kesenjangan di tingkat domestik, lantas bagaimana dengan kesenjangan internasional? Bila GG telah berhasil mengadilkan distribusi kekuasaan dan dana di tingkat lokal, apakah hal yang sama juga telah terjadi di tingkatan global? Bila orang miskin di negara berkembang telah memiliki media untuk bernegosiasi dengan orang kaya, apakah negara-negara miskin telah memiliki media yang sama? Berbagai prinsip ideal GG apakah juga sudah diimplementasikan dalam tataran internasional? Pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebutlah yang mengilhami Ali Farazmand (2004) dalam menggagas konsep Sound Governance (SG) yang sekaligus membuka arah baru bagi pembangunan global ke depan. Setelah GG berhasil menginklusifkan hubungan si kaya dan si miskin di tingkat nasional, maka fase berikutnya adalah menginklusifkan hubungan negara kaya dengan negara miskin melalui agenda SG. Formula dasar Sound Governance Formula dasar Sound Governance adalah empat aktor lima komponen. Empat aktor, yaitu membangun inklusifitas relasi politik antara: negara, civil society, bisnis dan kekuatan internasional (Kekuatan internasional di sini mencakup korporasi global, organisasi dan perjanjian internasional) Sedangkan lima komponen adalah mencakup: reformasi struktur, proses, nilai,kebijakan dan manajemen. SG pada prinsipnya juga memberikan ruang bagi tradisi atau inovasi lokal tentang bagaimana negara dan pemerintahan harus ditata, sesuai dengan kebiasaan, budaya dan konteks lokal. Dimension of Sound Governance 1. Process 2. Structure 3. Cognition and Values 4. Constitution 5. Organization and Institution 6. Management and Performance 7. Policy 8. Sector 9. International of globalization organization 10. Ethics, accountability and transparancy HUMAN GOVERNANCE (th.2005) The Evolution of Human Governance • The concept of governance is not new, according the historians it had been present since 400 B.C, however, it’s the concept of Human Governance, that had only emerged recently. • Huq (2001) introduced the concept of “Humane Governance” and argued that there are three components to governance, namely - “economic governance” - “Political governance” - “Civic governance” Huq also emphasized on the equal importance of each element. • • • • • • • • • • • Dimension of Humane Governance Good political governance include: decentralization power accountability and transparency, full access of all citizen to justice the elimination of all forms of discrimination maintance of peace and social cohesion Economic governance, include: measures of fiscal policy, monetary policy trade openness social priority spending liberalization of the economy Good civic governance protect the basuc human rights and freedoms of people so they can improve their capacities