BAB I PENDAHULUAN Yunani kuno terletak di Eropa bagian selatan di sekitar Laut Tengah. Wilayahnya terdiri atas dua bagian, yaitu Yunani Kuno yang terletak di Semenanjung Balkan dan Yunani Kuno yang terletak di kepulauan di Laut Aegeia. Di sebelah utara, Yunani Kuno berbatasan dengan Macedonia. Tanahnya bergunung-gunung tidak subur, pantainya berupa teluk-teluk yang menjorok jauh ke daratan sehingga cocok untuk pelabuhan. Laut bagian timur terdiri atas ratusan pulau kecil (Kepulauan Aegeia) yang berhubungan dengan Pantai Asia Barat (Turki). Kepulauan ini berfungsi sebagai jembatan alam. Iklimnya subtropis dengan musim panas yang lama dan kering, sedangkan musim dinginnya sejuk, singkat dan banyak hujan. Daerah Lereng pegunungan menghasilkan anggur, sedangkan di lembah-lembah yang rendah menghasilkan gandum. Karena tanahnya yang kurang subur, penduduknya lebih mengandalkan hidupnya dari kegiatan di laut dan berdagang. Apalagi, wilayah Yunani Kuno yang merupakan kepulauan sehingga kehidupan penduduknya banyak bertumpu pada sumber daya laut. Mereka menguasai pelayaran di Laut Tengah dan membentuk koloni-koloni di berbagai pulau sambil mengembangkan kebudayaan Yunani. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana awal berdirinya kebudayaan Yunani Kuno pada saat itu? 2. Bagaimana politik dan kepemerintahan yang dilakukan oleh Kebudayaan Yunani Kuno pada saat itu? 3. Apa saja hasil dari peninggalan kebudayaan Yunani Kuno pada saat itu? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui awal berdirinya kebudayaan Yunani Kuno. 2. Untuk mengetahui politik pemerintahan yang dilakukan oleh bangsa Yunani Kuno dalam menjalankan roda kepemerintahannya. 3. Untuk mengetahui hasil peninggalan bersejarah kebudayaan Yunani Kuno pada saat itu Halaman 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Letak Geografis Yunani Letak geografis Yunani sekarang sama dengan Yunani kuno. Yunani terletak di Ujung Selatan Semenanjung Balkan. Selain di daratan tersebut wilayahnya juga meliputi pulau di Laut Aegeia. Batas-batas Yunani sekarang ini: utara berbatasan dengan Albania, Macedonia, Bulgaria dan Turki, timur adalah Laut Aegeia, selatan adalah Laut Tengah, dan barat adalah Laut Ionia. Sebagian besar wilayah Yunani bergunung-gunung sehingga antar wilayah terpisah antara satu dengan yang lain. Tiga puluh persen daerahnya berupa daratan rendah yang terdapat di dekat laut dan terbentuk oleh endapan lumpur sungai. Sisanya berupa jazirah yaitu Peloponesos dan Attica. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan unit politik. Kesatuan politik itu disebut Polis atau Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya. Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang subur. Di lereng pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk mencari daerah yang subur maka para petani (disebut Colonus) meninggalkan negerinya dan mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani. Daerah koloni Yunani antara lain terdapat di Italia Selatan, Mesir, Palestina dan Asia Kecil (Turki sekarang). Halaman 2 Gambar : Peta Yunani A. Sejarah Asal Bangsa Yunani Kuno Pada tahun 3000 SM di Laut Aegeia telah berkembang kebudayaan Minoa atau kebudayaan Pulau Kreta. Kebudayaan tersebut dikembangkan atas dasar kekuatan maritim (laut). Kebudayaan Minoa mempunyai nilai tinggi, banyak peninggalan kebudayaan dari pulau Kreta seperti Istana Raja Minos yang dibangun pada tahun 1600 SM, tempat pemandian, barang keramik dan patung. Selain kebudayaan Minoa di Semenanjung Balkan Selatan juga sudah berkembang Kebudayaan Mekene. Pada tahun 1500 SM bangsa Mekene menyerang dan menghancurkan kebudayaan Pulau Kreta serta meniru kebudayaannya. Diantara hasil kebudayaan Mekene yang terkenal adalah sebagai berikut. 1. Gerbang Singa dari Mekene. 2. Istana Mekene yang memiliki 60 kamar. 3. Thalos, yaitu kuburan yang berbentuk sarang lebah. Halaman 3 Sekitar tahun 2000-800 SM di Yunani Kuno telah berdatangan bangsa pengembara (nomad) dari rumpun Indo-Eropa (Indo-Jerman, Arya, Armenia, dan Media). Mereka berasal dari daerah Laut Kaspia. Bangsa tersebut juga disebut bangsa Hellas (Hellen). Antara penduduk Pulau Kreta dan bangsa Mekene dengan bangsa pendatang tersebut hidup bersama, tetapi bangsa asli terdesak. Mereka diwajibkan bekerja kasar dan dijadikan budak. Percampuran antara bangsa asli dan bangsa pendatang itulah yang menjadi nenek moyang bangsa Yunani Kuno. Karena alamnya yang kurang baik, bangsa Yunani menyebar lagi ke daerah-daerah sekitar pulau Sicilia, Italia, Perancis, Kepulauan Aegeia dan Afrika Utara. Di perantauan mereka membentuk kolonikoloni baru, seperti Croton dan Sybaris (di Italia selatan), Ephesus, Nitetus dan Lydia (Asia Kecil), dan Siracus (di pulau Sicilia). Daerah koloni ini akhirnya berkembang menjadi pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan yang penting di laut tengah. Mereka kemudian membentuk negara-negara kecil yang berpusat di kota-kota yang di beri pembatas benteng. Di dalam benteng itu segala bentuk kehidupan diatur secara rapi seperti layaknya suatu negara. Negara kecil seperti itu disebut polis atau negara kota. Pada waktu itu terdapat banyak sekali polis yang masing-masing terpisah dan berdiri sendiri-sendiri. Diantara polis-polis itu sering terjadi peperangan untuk memperluas wilayah dan pengaruhnya. Polis yang menang akan menjadi polis terbesar dan membawahi polis kecil lainnya. Polis-polis itu misalnya Athena, Sparta, Thebe, Coronthia, dan Argos. Banyaknya polis yang berdiri sendiri sulit untuk disatukan dan itulah yang menjadi ciri khas masyarakat Yunani Kuno. Dalam polis, masyarakat terdiri atas dua golongan besar, yaitu orang merdeka dan golongan budak. 1. Golongan Orang Merdeka Golongan orang merdeka, yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat kerajaan, prajurit, pedagang dan pengusaha. Mereka hanya berjumlah sekitar 12% dari seluruh penduduk Yunani Kuno yang terdiri atas penduduk asli dan orang asing. Pedagang yang berjasa bagi negara dapat menjadi warga negara utama. 2. Golongan Budak Jumlah golongan budak sekitar 80% yang umumnya bukan orang Yunani Kuno asli. Mereka adalah para tawanan perang atau kaum fakir miskin. Perdagangan budak pun berlaku dimana- Halaman 4 mana dan itu sah. Nasib para budak sepenuhnya bergantung pada majikannya. Para budak inilah yang mengerjakan pekerjaan kasar. Timbulnya masyarakat kota (polis) yang terpisah-pisah ini karena adanya latar belakang tertentu yaitu bangsa Yunani Kuno terdiri atas tiga golongan besar asal-usul masyarakat: 1. Bangsa Doria, tinggal di Jazirah Peloponesus, ibu kotanya Sparta. 2. Bangsa Ionia, tinggal di Jazirah Attica, ibu kotanya Athena. 3. Bangsa Aeolia, tinggalk di Yunani Utara, ibu kotanya Olymphia dan Delphi. Walaupun saling bermusuhan, mereka tetap mengakui bahwa dirinya berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu Hellen. Karena itu mereka menyebut dirinya sebagai bangsa Hellen dan menyebut negerinya dengan nama Hellas dan nantinya akan memunculkan kebudayaan Hellenisme ketika Alexander Agung berkuasa. B. Perkembangan Bangsa Yunani Kuno Pada awal abad ke-7 SM sampai dengan abad ke 6 SM Yunani Kuno terpecah-pecah dalam beberapa polis. Polis tersebut saling bersaing dan berebut kekuasaan. Dalam persaingan antarpolis tersebut, polis Sparta dan Athena yang akhirnya mendominasi sejarah Yunani. 1. Polis Sparta Polis Sparta terletak di Jazirah Peloponesus bagian Selatan. Sparta merupakan negara militer yang ketat, apalagi setelah terjadi pemberontakan di wilayahnya pada abad ke-7 SM. Lycurgus seorang tokoh Sparta mengadakan pembaruan perundang-undangan yang menyangkut masalah pemerintahan, militer dan semua perikehidupan warga Sparta yang ketat. Hal itu menjadikan Sparta menjadi negara militer yang kuat. Setiap warga Sparta dikenai wajib militer pada usia 20 tahun. Para pemuda yang sehat harus mengikuti kegiatan olahraga dan keprajuritan yang berat serta mulai dibiasakan dengan cara hidup yang keras. Pendidikan jasmani lebih diutamakan sedangkan ilmu pengetahuan, sastra dan seni diabaikan. Masyarakat harus hidup sederhana dan tidak boleh menyimpan kekayaan. Harta perorangan dianggap berbahaya. Sparta telah membangun kekuatan militernya yang tanggguh guna menghadapi bangsa Athena dan bangsa asing dari luar Yunani Kuno. Akibatnya, dalam perang Poloponesia (431-404 Halaman 5 SM) Sparta berhasil mengalahkan Athena. Namun peperangan itu melemahkan Yunani yang akhirnya dapat ditaklukkan oleh Philippus dari Macedonia pada tahun 338 SM. Kepala pemerintahan Sparta dipegang oleh dua orang raja secara turun-temurun yang memiliki kekuasaan tidak terbatas. Raja berkedudukan sebagai kepala pemerintahan, panglima perang dan pemimpin agama. Pelaksanaan pemerintahan tertinggi dipercayakan kepada suatu dewan yang terdiri atas lima orang ephor (Dewan Menteri). Segala keputusan harus dicapai dengan kata sepakat. Untuk menyalurkan pendapat rakyat, dibentuk Dewan Kaum Tua (gerousia) yang berangggotakan 28 orang dan terdiri dari orang-orang yang telah berusia 60 tahun ke atas. Tugasnya mempersiapkan perundang-undangan yang akan diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Anggota Perwakilan Rakyat terdiri atas semua warga kota dan bersidang setiap bulan purnama. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat dapat di veto oleh Dewan Kaum Tua. Masyarakat Sparta terbagi atas dua golongan. Golongan pertama adalah bangsa Doria yang merupakan warga negara penuh. Golongan kedua adalah bangsa yang ditaklukan yang tidak mempunyai hak apa-apa. Sebagian rakyat Sparta hidup dari pertanian. Tanah pertanian itu dikerjakan oleh para budak, sedangkan golongan militer hidup enak di asrama. 2. Polis Athena Polis Athena terletak di Semenanjung Attica. Kehidupan masyarakat Athena lebih demokratis dan hak perorangan dijamin oleh negara. Rakyat Athena lebih menaruh perhatian terhadap seni, olahraga, ilmu pengetahuan, filsafat, serta kemerdekaan berpikir dan berpendapat menjadi sikap hidup yang kuat. Karena faktor tersebut, Athena tumbuh menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan sehingga melahirkan filsuf besar seperti Socrates, Plato dan Aristoteles. a. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Athena lebih heterogen dan terbagi ke dalam kelas-kelas sosial yang nyata. Kelas atas terdiri atas kaum bangsawan, pejabat negara, panglima perang, dan prajurit. Kalangan menengah terdiri atas para pengusaha, pedagang dan pelaut. Perekonomian kelompok ini cukup baik. Sementara itu, kelas bawah terdiri atas para petani, perajin, buruh kasar, dan budak. Penghidupan mereka cukup berat dengan nasib yang tidak menentu. Athena telah tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran terbesar di Laut Tengah yang berpengaruh di wilayah Halaman 6 itu dan Asia Kecil. Barang yang diperdagangkan berupa anggur, gandum, minyak zaitun, kayu, logam, besi tembaga, emas, perak, kerajinan tembikar dan para budak belian. b. Sistem Pemerintahan Semula bentuk pemerintahan Athena adalah aristrokratis. Kekuasaan hanya dipegang oleh kaum bangsawan saja. Berkat perjuangan yang gigih dari lapisan bawah, bentuk pemerintahan Athena akhirnya berubah menjadi demokrasi. Solon dianggap berjasa dalam meletakkan dasardasar pemerintahan demokrasi itu (tahun 600 SM). Bentuk susunan pemerintahan polis Athena adalah sebagai berikut: 1. Kepala Pemerintahan dipegang oleh Sembilan orang Archon (Dewan Menteri) yang setiap tahun diganti. Setiap Archon memimpin satu bidang tertentu sesuai kemampuannya masing-masing. 2. Kekuasaan tertinggi dipegang Dewan Perwakilan Rakyat atau Boule yang anggotanya terdiri atas orang-orang merdeka (bukan Helot). Dewan ini bertugas sebagai : a) mengangkat Archon b) meminta pertanggungjawaban para Archon c) menindak Archon yang berbuat kesalahan 3. Bidang pertahanan dan keamanan dipegang oleh sepuluh orang ahli siasat perang yang menguasai angkatan darat dan armada laut. Dalam keadaan perang, para panglima ini lebih berkuasa daripada Archon. 4. Bidang peradilan dipegang oleh Mahkamah Agung yang disebut Aeropagus dan dibantu oleh Heliaca (peradilan rendah). Anggota Aeropagus ini ada yang merangkap sebagai anggota Boule dan mpernagh menjadi Archon. C. Athena Menjadi Pusat Kekuasaan dan Pemimpin Bangsa Yunani Kuno Pada tahun 492-448 SM, bangsa Yunani Kuno berkali-kali terlibat perang dengan Persia. Meskipun demikian, dengan susah payah bangsa Yunani Kuno akhirnya dapat mengalahkan Persia. Pasukan Persia yang besar dan kuat dapat diusir dari negeri itu. Pada saat perang menghadapi Persia seluruh bangsa Yunani Kuno bersatu untuk mempertahankan kemerdekaan. Akan tetapi, setelah perang selesai bangsa Yunani Kuno kembali terpecah antara Sparta dan Athena sehingga kembali terjadi persaingan dan pertentangan. Kemenangan Yunani Kuno terhadap Persia menjadikan Athena sombong. Athena merasa paling kuat dan berjasa dalam perang tersebut karena mempunyai armada laut yang besar dan kuat. Oleh karena itu, Athena Halaman 7 menganggap semua polis sebagai taklukannya. Bila melanggar ketentuan Athena maka Polis tersebut akan diserang. Dengan begitu Athena merasa berkuasa di seluruh Yunani Kuno. Masa kejayaan Athena berlangsung pada tahun 460-429 SM di bawah pemerintahan Pericles. Pericles adalah seorang kaisar yang cakap, patriotik dan jujur. Athena menjadi cermin kehidupan dan kebanggaan bagi seluruh Yunani Kuno. Pada masa itu banyak dibangun gedung megah dan indah yang dihiasi dengan patung dewa bangsa Yunani Kuno, misalnya gedung Acropolis. Hampir seluruh Yunani Kuno, kecuali Sparta, berada dalam pengaruh kekuasaan Athena. Mereka diharuskan membayar upeti. Perdagangan dan pelayaran meliputi seluruh pantai di Laut Tengah. Pada zaman Pericles, pengaruh rakyat terhadap jalannya pemerintahan tampak semakin besar, antara lain sebagai berikut: 1. Hak pilih lebih diperluas sampai pada kalangan bawah. 2. Undang-undang yang akan diberlakukan harus dibahas terlebih dahulu. 3. Parlemen harus mengadakan siding setiap bulan. D. Kepercayaan Bangsa Yunani Kuno Penduduk Yunani Kuno memuja banyak dewa atau bersifat politeisme. Dewa itu dianggap seperti manusia dan mempunyai sifat seperti manusia juga, tetapi lebih besar, lebih indah, dan tidak mati. Para dewa itu bersemayam di bukit Olympus dibawah pimpinan Dewa Zeus. Dewa yang dipuja oleh bangsa Yunani, antara lain sebagai berikut: Halaman 8 Untuk menghormati dan memuja Dewa Zeus setiap empat tahun sekali sejak tahun 776 SM diadakan pesta olahraga dan seni di bukit Olympia. Disitu diadakan perlombaan berbagai cabang olahraga. Peserta olahraga dan seni itu berasal dari seluruh wilayah Yunani Kuno, baik itu penduduk yang ada di dalam negeri maupun penduduk Yunani Kuno yang berada di luar negeri. Pesta olahraga yang semula berasal dari Yunani Kuno menjadi pesta olahraga dunia dengan nama “Olympiade”. D. PENINGGALAN-PENINGGALAN YUNANI KUNO 1. Seni Sastra Sastrawan terkenal dari Yunani adalah Homerus yang menulis kitab Illiad dan Odysseia. Kedua kitab tersebut berkaitan erat dengan kejadian sejarah yang disebut perang Troya. Kota Troya terletak di Semenanjung Anatolia di Selatan Selat Dardanella. Seorang peneliti dari Jerman yang bernama Heinrich Schlieman telah menemukan beberapa bukti peninggalan peradaban kota Troya seperti yang dilukiskan dalam karya Komerus tersebut. Kitab Illiad menceritakan kejadian perang Troya yang disebabkan karena puteri Helena dari Sparta dilarikan oleh Pangeran Paris dari Troya. Terjadilah peperangan antara raja Agamemmon dari Yunani Halaman 9 dengan raja Priamus dari Troya. Pahlawan Troya yang bernama Hector dapat dikalahkan oleh pahlawan Yunani yang bernama Achilles. Tentara Yunani dapat memenangkan perang melalui siasat Kuda Troya atas ide raja Odysseus. Gambar: Kuda Troya Kuda Troya merupakan sebuah kuda kayu raksasa yang di dalamnya digunakan untuk bersembunyi tentara Yunani. Kuda tersebut diletakkan di luar benteng kota Troya. Orang Troya tertipu, kuda kayu dikira hadiah lalu ditarik ke dalam benteng. Ketika dibuka tentara Yunani berhamburan dan menyerang secara mendadak. Sementara itu armada yang berpura-pura meninggalkan Troya datang kembali ikut menyerbu. Sehingga pasukan Troya mengalami kekalahan. Kitab Odysseia mengisahkan tentang pengembaraan Odysseus sepulang dari Troya. Karena isterinya yang bernama Penelope menikah lagi maka puteranya yang bernama Telemachos menyusulnya mengembara. Gambar: Homerus Halaman 10 Bagi bangsa Yunani kisah Illias dan Odysseia ini menjadi salah satu kebanggaan dan alat pemersatu bangsa Yunani. 2. Seni Bangunan dan Seni Pahat Pada awalnya seni patung/pahat Yunani menghasilkan patung seperti patung bangsa Mesir, kemudian dikembangkan menjadi lebih hidup dengan gaya naturalis. Patung dibuat dari marmer dan perunggu. Pemahat yang terkenal di Yunani bernama Phidias, sedangkan arsitek bangunan yang terkenal antara lain bernama Ikhtinus. Seni pahat menghasilkan berbagai patung para dewa maupun tokoh yang terkenal misalnya Dewa Zeus, Perikles, Plato, Aristoteles dan lain-lain Pada masa pemerintahan Perikles seni bangunan Yunani berkembang pesat. Peninggalan bangunan kuno Yunani antara lain kuil pemujaan. Di bukit Acropolis berdiri megah kuil Parthenon dan kuil Erechteum yang di dalamnya terdapat patung dewi Palas Athena. Di bukit Olympus dibangun kuil untuk dewa Zeus yang disebut kuil Altis. Di daerah koloni Yunani juga dibangun kuil misalnya kuil Zeus di Italia Selatan, kuil Apollo di Milate dan lain-lain. Teater adalah panggung di lapangan terbuka untuk pementasan, misalnya komedi. Penonton duduk di bangku-bangku yang terbuat dari batu. Bagiorang Yunani, teater merupakan bagian pendidikan dan setiap orang dianjurkan untuk menonton. Gambar: Kuil Parthenon 3. Filsafat Filsafat: Seperti ilmu fikir (logika), ilmu alam (physica), ilmu kesusilaan (Ethica), dan ilmu negara (politica). Seperti sudah disinggung pada uraian pemerintahan Yunani,ternyata polis Athena melahirkan banyak ahli pikir yang mewariskan pengetahuannya bagi umat manusia. Halaman 11 4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bangsa Yunani telah memiliki berbagai macam pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Beberapa ilmuwan yang terkenal antara lain Pythagoras, Thucydides, Archimedes, Thales, Analisagoras, Democritus, Euclid, Herodotus, dan Hipocrates. Pada waktu itu mereka sudah mampu membuat teknologi-teknologi yang canggih seperti: Menciptakan perahu layar yang ramping sebagai sarana untuk mengarungi Laut Tengah dan menghubungkan daratan Yunani dengan daerah-daerah pantai timur pulau sicilia. Membuat barang-barang dari tanah liat. Menghasilkan karya arsitektur yang megah seperti kuil Zeus, kuil Partenon dan gedung teater raksasa. Mengembangkan industri untuk menunjang perdagangannya, yakni keramik yang bentuknya beraneka ragam dan dihiasi dengan indah. Menghasilkan karya-karya benda logam berkembang pesat terutama untuk menyediakan alat-alat perang. Halaman 12 2.2 Masa Akhir Kejayaan Yunani Masa akhir kejayaan Yunani diawali dengan peristiwa sebagai berikut : 1. Perang Peloponesos (431-404 SM) Perang Peloponesos disebabkan karena polis Athena yang memimpin persekutuan polis-polis di jazirah Attica (disebut Liga Delos) memiliki pengaruh yang terlalu kuat baik di bidang politik dan ekonomi Yunani sehingga banyak polis yang khawatir menjadi sasaran ekspansi dan dikuasai Athena. Keadaan ini menyebabkan Sparta sebagai pemimpin Liga Peloponesos bangkit memimpin polis-polis lain menghadapi Athena. Athena tangguh dengan angkatan lautnya sedangkan Sparta kuat angkatan daratnya. Perang mulai meletus tahun 431 SM. Sparta menebangi pohon zaitun dan menghancurkan tanaman yang lain untuk melumpuhkan ekonomi Athena. Bencana lain yang dialami Athena adalah munculnya wabah penyakit akibat buruknya sanitasi sehingga menyebabkan kematian seperempat jumlah penduduk Athena termasuk Perikles tahun 429 SM. Kematian Perikles turut menyebabkan lemahnya kepemimpinan Athena. Pada tahun 404 SM, Sparta dapat mengalahkan Athena karena bantuan Persia. Perang saudara tersebut dikisahkan oleh sejarawan Thucydides. Perang Peloponesos tersebut mengakibatkan rapuhnya pertahanan Yunani untuk menghadapi ancaman dari luar berupa penaklukan oleh Raja Macedonia, Philipus. 2. Yunani dikuasai oleh Aleksander Agung dari Macedonia Perang Peloponesos mengakibatkan Yunani terpecah-pecah dan semakin lemah. Dengan mudah pada tahun 338 SM raja Philipus dari Macedonia dapat menaklukkan Yunani. Philipus terbunuh dan digantikan oleh puteranya bernama Alexander Agung yang memerintah pada tahun 336-323 SM. Alexander Agung menjadi raja pada usia 20 tahun. Ia adalah murid Aristoteles. Cita-citanya adalah menguasai kerajaan dunia pada waktu itu yang meliputi Eropa (Yunani), Afrika (Mesir) dan Asia (Mesopotamia dan Persia). Untuk mewujudkan cita-cita tersebut Alexander Agung memimpin pasukannya melakukan berbagai penaklukan. Di setiap daerah yang diduduki raja menganjurkan prajuritnya menikahi puteri setempat. Alexander Agung menikahi Roxana, puteri raja Darius III dari Persia, juga puteri Persia yang lain bernama Stateira. Di wilayah Halaman 13 kekuasaannya raja memadukan budaya setempat dengan budaya Yunani sehingga lahirlah budaya baru disebut hellenisme. Alexander Agung juga membangun kota-kota di wilayah kekuasaannya yang semuanya diberi nama Alexandria dan didirikan pula perpustakaan di tiap kota tersebut. Salah satu kota Alexandria masih terdapat di Mesir hingga sekarang. Pada tahun 325 SM Iskandar Agung meninggal dunia. Halaman 14 DAFTAR PUSTAKA http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/11/peradaban-yunani-kuno.html Halaman 15