Democracy In Islam

advertisement
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Kami dari kelompok 2
akan
mempresentasikan
hasil diskusi kami yaitu
pokok bahasan ke 2
BY:
•Ilhamsyah Ramadhan (iiL)
•Risa Widya (P2)
•Sutan Indra Hanif (nggantheng)
DEMOCRACY
 Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik
yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat,
baik secara langsung demokrasi langsung) atau
melalui perwakilan (demokrasi perwakilan).
abc
Istilah ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία – (dēmokratía)

"kekuasaan rakyat", yang dibentuk dari kata δῆμος (dêmos) "rakyat"
dan κράτος (Kratos) "kekuasaan", merujuk pada sistem politik yang
muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota
Yunani Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun
508 SM
 Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai
suatu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang menggariskan
bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat).
 Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburgnya mendefinisikan
demokrasi sebagai "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat". Hal ini berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi
ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak, kesempatan dan
suara yang sama di dalam mengatur kebijakan pemerintahan. Melalui
demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak.
The History Of Democracy
 Sebelum istilah demokrasi ditemukan oleh
penduduk Yunani, bentuk sederhana dari
demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di
Mesopotamia. Ketika itu, bangsa Sumeria
memiliki beberapa negara kota yang independen.
Di setiap negara kota tersebut para rakyat
seringkali berkumpul untuk mendiskusikan suatu
permasalahan dan keputusan pun diambil
berdasarkan konsensus atau mufakat.
 Barulah pada 508 SM, penduduk Athena di Yunani membentuk sistem
pemerintahan yang merupakan cikal bakal dari demokrasi modern.
Yunani kala itu terdiri dari 1,500 negara kota (poleis) yang kecil dan
independen. Negara kota tersebut memiliki sistem pemerintahan yang
berbeda-beda, ada yang oligarki, monarki, tirani dan juga demokrasi.
Diantaranya terdapat Athena, negara kota yang mencoba sebuah
model pemerintahan yang baru masa itu yaitu demokrasi langsung.
Penggagas dari demokrasi tersebut pertama kali adalah Solon, seorang
penyair dan negarawan. Paket pembaruan konstitus yang ditulisnya
pada 594 SM menjadi dasar bagi demokrasi di Athena namun Solon
tidak berhasil membuat perubahan. Demokrasi baru dapat tercapai
seratus tahun kemudian oleh Kleisthenes, seorang bangsawan Athena.
Dalam demokrasi tersebut, tidak ada perwakilan dalam pemerintahan
sebaliknya setiap orang mewakili dirinya sendiri dengan mengeluarkan
pendapat dan memilih kebijakan. Namun dari sekitar 150,000
penduduk Athena, hanya seperlimanya yang dapat menjadi rakyat dan
menyuarakan pendapat mereka.
 Demokrasi ini kemudian dicontoh oleh bangsa
Romawi pada 510 SM hingga 27 SM. Sistem
demokrasi yang dipakai adalah demokrasi
perwakilan dimana terdapat beberapa perwakilan
dari bangsawan di Senat dan perwakilan dari
rakyat biasa di Majelis.
Bentuk-bentuk demokrasi
 Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi
yaitu :
1. demokrasi langsung
2. demokrasi perwakilan
Demokrasi langsung
 Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi
dimana setiap rakyat memberikan suara atau pendapat dalam
menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini, setiap rakyat
mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan
sehingga mereka memiliki pengaruh langsung terhadap keadaan
politik yang terjadi. Sistem demokrasi langsung digunakan pada
masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika
terdapat suatu permasalahan yang harus diselesaikan, seluruh
rakyat berkumpul untuk membahasnya. Di era modern sistem
ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu
negara cukup besar dan mengumpulkan seluruh rakyat dalam
satu forum merupakan hal yang sulit. Selain itu, sistem ini
menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat
modern cenderung tidak memiliki waktu untuk mempelajari
semua permasalahan politik negara.
Demokrasi perwakilan
 Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih
perwakilan melalui pemilihan umum untuk
menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan
bagi mereka
Prinsip-prinsip demokrasi
 Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah
terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsipprinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian
dikenal dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip
demokrasi adalah:
1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas dan jujur;
7. Persamaan di depan hukum;
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
Asas pokok demokrasi
 Gagasan
pokok atau gagasan dasar suatu
pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat
manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai
kemampuan yang sama dalam hubungan sosial.
Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas
pokok demokrasi, yaitu:
 Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan,
misalnya pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga
perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan
rahasia serta jujur dan adil; dan
 Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya
adanya tindakan pemerintah untuk melindungi hakhak asasi manusia demi kepentingan bersama.
Ciri-ciri pemerintahan demokratis
 Pemilihan umum secara langsung mencerminkan sebuah demokrasi yang baik
 Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan









dipakai oleh hampir seluruh negara di duni. Ciri-ciri suatu pemerintahan
demokrasi adalah sebagai berikut:
Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik,
baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat
(warga negara).
Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum
Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).
Fakta Demokrasi
 Demokrasi adalah sebuah tatanan pemerintahan yang
bersumber dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Demikian slogan yang sangat terkenal dari Benjamin
Franklin tentang definisi demokrasi.
 Dalam setting sosio-historisnya di Barat, demokrasi lahir
sebagai solusi dari dominasi gereja yang otoritarian dan
absolut sepanjang Abad Pertengahan (abad V-XV M). Di
satu sisi ekstrem, dominasi gereja yang merupakan
kolaborasi gereja dan para raja Eropa ini menghendaki
tunduknya seluruh urusan kehidupan (politik, ekonomi,
seni, sosial, dll) kepada aturan-aturan gereja. Di sisi
ekstrem lainnya, dominasi gereja ini ditentang oleh para
filosof dan pemikir yang menolak secara mutlak peran
gereja (Katolik) dalam kehidupan.
 Terjadinya Reformasi Gereja, Renaissance, dan
Humanisme, menjadi titik tolak awal untuk
meruntuhkan dominasi gereja itu. Akhirnya, pasca
Revolusi Perancis tahun 1789, terwujudlah jalan tengah
dari dua sisi ekstrem itu, yang terumuskan dalam paham
sekularisme, yakni paham pemisahan agama dari
kehidupan. Agama tidak diingkari secara total, tapi masih
diakui walau pun secara terbatas, yaitu hanya mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan.
 Lalu hubungan manusia dengan manusia siapakah yang
megatur dan membuat hukumnya? Jawabnya, tentu
manusia itu sendiri, bukan Tuhan atau agama. Pada titik
inilah demokrasi lahir.
 Walhasil, demokrasi memberikan kepada manusia dua
hal :
 (1) hak membuat hukum (legislasi). Inilah prinsip
kedaulatan rakyat (as-siyadah li al-sya’b). Prinsip ini
kebalikan dari kondisi sebelumnya yaitu hukum dibuat
oleh para tokoh-tokoh gereja atas nama Tuhan;
 (2) hak memilih penguasa. Inilah prinsip kekuasaan
rakyat (as-sulthan li al-ummah). Prinsip ini kebalikan dari
kondisi sebelumnya yaitu penguasa (raja) diangkat oleh
Tuhan sebagai wakil Tuhan di muka bumi dalam sistem
monarki absolut.
 Jadi, dalam demokrasi, rakyat adalah sumber legislasi
dan sumber kekuasaan (source of legislation and
authority) (Zallum, al-Dimuqrathiyyah Nizham Kufr,
1990).
 Untuk menjamin agar rakyat dapat menjalankan
fungsinya dengan leluasa sebagai pembuat hukum dan
sumber kekuasaan tersebut, demokrasi memberikan
kebebasan (al-hurriyat, freedom) yang mencakup 4
jenis kebebasan : (1) kebebasan beragama (hurriyah al‘aqidah), (2) kebebasan berpendapat (hurriyah alra`yi), (3) kebebasan kepemilikan (hurriyah altamalluk), dan (4) kebebasan berperilaku (al-hurriyah
al-syakhshiyyah) (Zallum, al-Dimuqrathiyyah Nizham
Kufr, 1990).
Abdul Qadim Zallum (1990) menjelaskan adanya
kontradiksi-kontradiksi lain antara demokrasi dan
Islam. Antara lain :
 a. Dari segi sumber : demokrasi berasal dari manusia
dan merupakan produk akal manusia. Sedang Islam,
berasal dari Allah SWT melalui wahyu yang
diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya Muhammad SAW.
 b. Dari segi asas : demokrasi asasnya adalah
sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan).
Sedang Islam asasnya Aqidah Islamiyah yang
mewajibkan menerapkan Syariah Islam dalam segala
bidang kehidupan (QS 2:208).
 c. Dari segi standar pengambilan pendapat : demokrasi
menggunakan standar mayoritas. Sedangkan Islam,
standar yang dipakai tergantung materi yang dibahas.
Rinciannya : (1) jika materinya menyangkut status hukum
syariah, standarnya adalah dalil syariah terkuat, bukan
suara mayoritas; (2) jika materinya menyangkut aspekaspek teknis dari suatu aktivitas, standarnya suara
mayoritas; (3) jika materinya menyangkut aspek-aspek
yang memerlukan keahlian, standarnya adalah pendapat
yang paling tepat, bukan suara mayoritas.
 d. Dari segi ide kebebasan : demokrasi menyerukan 4
jenis kebebasan (al-hurriyat), di mana arti kebebasan
adalah tidak adanya keterikatan dengan sesuatu apa
pun pada saat melakukan aktivitas (‘adam altaqayyud bi syai`in ‘inda al-qiyaam bi al-‘amal)
(Zallum, Kaifa Hudimat al-Khilafah, 1986). Sedang
Islam, tidak mengakui kebebasan dalam pengertian
Barat. Sebaliknya, Islam mewajibkan keterikatan
dengan syariah Islam, sebab pada asalnya, perbuatan
manusia adalah terikat dengan hukum-hukum Syariah
Islam (al-ashlu fi al-af’aal al-taqayyud bi alhukm al-syar’i).
Dengan adanya kontradiksi yang dalam antara
demokrasi dan Syariah Islam itulah, Abdul Qadim
Zallum dalam kitabnya al-Dimuqrathiyyah Nizham
Kufr (1990) menegaskan tanpa ragu-ragu :
 "Demokrasi yang telah dijajakan Barat yang kafir ke
negeri-negeri Islam, sesungguhnya merupakan sistem
kufur, tidak ada hubungannya degan Islam sama
sekali, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demokrasi sangat bertentangan dengan hukumhukum Islam, baik secara garis besar maupun secara
rinci…Oleh karena itu, kaum muslimin diharamkan
secara mutlak untuk mengambil, menerapkan, dan
menyebarluaskan demokrasi."
Download