Oleh : Yasmine Yessy Gusman, SH., MBA. Senin, 19 Agustus, 2013 Pengertian UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ; menyatakan bahwa : 1) Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan 2) Tenaga Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpatisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan Pasal 39, menyatakan bahwa : 1) Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi pengelolaan, pengembangan, penyantunan, dan pelayanan teknis untuk menunjang propses pendidikan pada satuan pendidikan, dan 2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Dasar Hukum UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. No. 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah. No. 43 Tahun 2009 Standar Tenaga administrasi pendidikan pada program Paket A, Paket, B, dan Paket C. No. 44 Tahun 2009 Standar Pengelola pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C. Standar Pendidik Kualifikasi akademik Kompetensi sebagai ajang pembelajaran Sehat jasmani dan rohani Mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Kualifikasi akademik Tingkat pendidikan minimal (ijazah dan/atau sertifikat) Kompetensi Kompetensi pedagogik Kompetensi kepribadian Kompetensi profesional ; dan Kompetensi sosial PP no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 24 ayat (1), (4), dan (5), menyatakan bahwa : Pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Didalam Akreditasi Nasional formal maupun non formal, standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan merupakan bagian dari standar yang harus dipenuhi. Dua jenis pola berpikir : Konvergen : penyelesaian masalah dengan satu cara Contoh : intelegensi yang bersifat tunggal dan diukur dengan test IQ terutama mengukur kemampuan linguistik – matematis seseorang Divergen : penyelesaian masalah dengan berbagai cara/jamak Contoh : manusia berkemampuan jamak untuk mengatasi masalah inteligensi – Howard Gardner menunjukkan delapan jenis intelegensi yang menunjukkan kompetensi intelektual yang berbeda. Conny R. Semiawan, dalam bukunya catatan kecil tentang Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan menulis bahwa William Stern (1935), menyatakan bahwa manusia lahir dengan lebih dari satu bakat (keseluruhan yang “multiplex”), yang secara utuh memiliki keterarahan. Hal ini adalah anugerah Allah yang Maha Esa, merupakan harta kemampuan kemanusiaan yang sangat berharga dalam kehidupan untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan sebagai suatu rujukan dasar bagi setiap guru, pendidik maupun orangtua. Delapan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) dari Howard Gardner : 1) Inteligensi Linguistik, yaitu kemampuan untuk membaca, menulis dan berkomunikasi. Menggunakan bahasa untuk menuangkan/ mengekspresikan isi pikiran dan perasaan dalam bentuk kata-kata dan untuk memaknai makna yang kompleks. 2) Inteligensi Logis – Matematis, yaitu kemampuan untuk berfikir logis, sistematis, mengukur dan menghitung serta menyelesaikan operasi-operasi matematis. 3) Inteligensi Visual – Spatial, yaitu kemampuan untuk berfikir melalui gambar, memvisualisasi hasil masa depan, mengimaginasikan sesuatu dengan penglihatan. 4) Inteligensi Musikal, yaitu kemampuan untuk mengomposisikan musik, memiliki sensitivitas pada pola, melodi, ritme dan nada. Seseorang yang mempunyai kecerdasan musikal dapat memanipulasi intonasi suara, irama, dan warna nada untuk berpartisipasi dengan banyak keahlian di dalam aktifitas bermusik. 5) Inteligensi Kinestetis, yaitu kemampuan untuk menggunakan badan secara terampil mengatasi masalah, menghasilkan prestasi. Termasuk juga kemampuan untuk menyatukan tubuh dan pikiran untuk menyempurnakan pementasan fisik. Kemajuan pada kecerdasan ini digunakan oleh tubuh dalam melakukan kecakapan, perasaan yang tajam terhadap waktu dan mengubah tujuan menjadi aksi perbuatan. 6)Inteligensi Interpersonal Sosial, yaitu kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan orang lain, memiliki empathi dan pengertian, menghayati motivasi dan tujuan baik seseorang, mempengaruhi pendapat dan perbuatan orang lain, memahami dan berkomunikasi secara efektif, baik secara verbal maupun non verbal, seperti guru, politikus, dan pemimpin agama. 7) Inteligensi Intrapersonal, yaitu kemampuan untuk analisis diri dan refleksi serta kemampuan untuk menilai keberhasilan orang lain, memahami diri seperti ahli filsafat, konselor. 8) Inteligensi Natural, yaitu kemampuan mengenal kembali flora dan fauna dan mencintai alam, seperti dalam ilmu biologi. *9) Inteligensi Spiritual Gardner : Single Change Theory of Education : Pemahaman materi ajar melalui metode ajar tradisional. Multiple Change of Education : Pemahaman materi ajar melalui multiple channels : Peserta didik belajar bagaimana romantis belajar melalui ragam metode berbeda dengan mengembangkan ketrampilan yang bersifat transferable. Peserta didik dapat melihat keterkaitan antara berbagai bidang pelajaran dan mampu menghubungkannya. Gardner : Delapan kecerdasan jamak dapat berkembang secara independen. Kesimpulan : Pentingnya Pemahaman Kecerdasan Jamak dari peserta didik dalam penerapan proses pembelajaran dan metode belajar yang tepat oleh Tenaga Pendidik dengan dukungan sepenuhnya dari Tenaga Kependidikan untuk mengembangkan potensi Kecerdasan Jamak peserta didik secara optimal.