Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0253 pp. 130- 138 9 Pages KAJIAN CAMPURAN AGREGAT KASAR YANG BERBEDA ABRASI TERHADAP PARAMETER MARSHALL MENGGUNAKAN ASPAL PEN 60/70 UNTUK LASTON AC-WC (STUDI KASUS: AGREGAT KAB. GAYO LUES DAN AGREGAT KAB. ACEH UTARA) Suherry1, Sofyan M Saleh2, Yuhanis Yunus2 1) Mahasiswa Magister Teknik Sipil Bidang Manajemen Rekayasa Transportasi, Universitas Syiah Kuala 2) Dosen Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala Abstract: Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) is an important aspect to consider in designing the highway construction, because this layer receives direct distribution of the burden of passing vehicles. To keep the quality of this layer, its flexibility, durability and strength in the service need to be maintained. The use of aggregate should be reviewed against aggregate worn out ≤ 40 as Highways Specifications. Aggregate used should be in good quality and free from all impurities and can be used to mix asphalt. The purpose of this study was to determine the effect of the combination of aggregate in Cot Gaib and Cot Girek to aggregate physical properties and characteristics of Marshall. This research was conducted at the Laboratory of Transportation Civil Engineering, Faculty of Engineering, Syiah Kuala University. Indonesian National Standard refers to the study procedures and AASHTO. The results showed abrasion material from Cot Girek of 22.897% and the value of the material abrasion Rikit Gaib by 33.53%. The result of the mixing of the two materials with variations of the mixture (80 % RG: 20% CG ) abrasion value of 31.206%, the variation (70% RG : 30% CG) abrasion 30.319%, and the variation (60% RG: 40% CG) abrasion 28.469%. Relationships revealed by the mixing of the material showed that the greater percentage of the aggregate material mixture from Cot Girek abrasion value gets smaller and smaller the asphalt absorption. OBC value obtained from the results of mixing the material with variations (100 % RG : 0 % CG) 6.475 % OBC value, the variation ( 80 % RG : 20 % CG) OBC value of 6.35 % , the variation (70 % RG : 30 % CG) value of 6.1 % OBC, the variation (60 % RG : 40 % CG) value of 5.9 % OBC. In Marshall Parameter evaluation, the results obtained from the mixture of the four variations qualified the specifications of Highways. Keywords: Abrasion Score, Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC), Beton Asphalt Concrete Characteristics and Marshall Evaluation Abstrak: Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) merupakan aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan pada konstruksi jalan raya, karena lapisan ini merupakan lapisan yang langsung menerima pendistribusian beban dari kendaraan yang melintas. Untuk dapat terpeliharanya kualitas pada lapisan ini, hal yang perlu dilakukan yaitu menjaga tetap terpeliharanya kelenturan, keawetan dan kekuatan di masa pelayanan. Penggunaan agregat perlu ditinjau terhadap keausan agregat ≤ 40 sesuai Spesifikasi Bina Marga. Agregat yang digunakan harus berkualitas baik dan bebas dari segala kotoran dan dapat digunakan untuk campuran aspal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi agregat dari Rikit Gaib dan Cot Girek terhadap sifat fisis agregat dan karakteristik Marshall. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Transportasi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. Hasil penelitian menunjukkan abrasi material dari Cot Girek sebesar 22,897% dan Nilai abrasi material dari Rikit Gaib sebesar 33,53%. Hasil pencampuran dari kedua material dengan variasi campuran (80% RG : 20% CG) nilai abrasi 31,206%, variasi (70% RG : 30% CG) abrasi 30,319%, dan variasi (60% RG : 40% CG) abrasi 28,469%. Hubungan yang terlihat dari hasil pencampuran material menunjukkan bahwa semakin besar persentase campuran material agregat dari Cot Girek nilai abrasi semakin kecil dan penyerapan aspal semakin kecil. Nilai KAO yang didapatkan dari hasil pencampuran material dengan variasi (100% RG : 0% CG) nilai KAO 6,475%, variasi (80% RG : 20% CG) nilai KAO 6,35%, variasi (70% RG : 30% Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 130 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala CG) nilai KAO 6,1%, variasi (60% RG : 40% CG) nilai KAO 5,9%. Pada evaluasi parameter Marshall, hasil yang diperoleh dari keempat variasi campuran masih memenuhi spesifikasi Bina Marga. Kata Kunci: Nilai abrasi, Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC), Karekteristik Beton Asphalt dan Pengujian Marshall. BC). Lapisan aus AC-WC merupakan lapisan PENDAHULUAN Struktur perkerasan yang banyak digunakan di Indonesia adalah perkerasan paling atas dari struktur perkerasan yang berhubungan langsung dengan roda kendaraan. lentur yang terdiri atas komposisi agregat kasar, Perbaikan kualitas material melalui agregat halus, aspal dan material pengisi. Jenis pencampuran agregat dari sumber quarry perkerasan yang digunakan tersebut adalah agregat perkerasan bergradasi rapat (beton aspal). penelitian ini. Untuk menurunkan nilai abrasi Kemampuan campuran beton aspal dalam (33,53%) yang berasal dari quarry di Rikit Gaib menahan beban kendaraan (lalu lintas) sangat (RG) dilakukan proses pencampuran dengan dipengaruhi oleh mutu/kualitas dari bahan agregat yang campuran beton aspal. Salah satu bahan (CG) yang memiliki nilai abrasi agregat campuran beton aspal yang sangat berpengaruh 22,897% yang keduanya dari dalam menghasilkan kualitas campuran yang Jaya baik adalah agregat kasar. Persyaratan agregat pencampuran terdiri dari variasi (100% RG : kasar untuk menghasilkan campuran beton 0% CG), aspal yang mempunyai nilai struktural tinggi 30 % CG), dan (60% RG : 40% CG) yang berbeda berasal Grup, dilakukan dari agregat dalam Cot Girek PT. Alhas yang dilakukan (80%RG : 20% CG), (70% RG : adalah mempunyai nilai keausan ≤ 40% untuk Pada pengujian ini bahan aspal yang bisa digunakan sebagai bahan lapis pada dipergunakan adalah aspal Penetrasi 60/70 perkerasan Asphalt Concrete Wearing Course Produksi Pertamina sebagai bahan pengikat (AC-WC). pada campuran beraspal panas untuk laston AC- Agregat yang memiliki porositas tinggi akan semakin rendah kekuatan dan WC. Dalam pengujian ini diperoleh nilai KAO kekerasannya, tiap lapisan perkerasan harus (Kadar terjamin kekuatan dan ketebalannya sehingga berdasarkan pengolahan data dari pengujian tidak akan mengalami distress yaitu perubahan parameter karena tidak mampu menahan beban dan tidak metode cepat kritis atau failure. Lapis permukaan dilakukan proses pembuatan benda uji dari terdiri dari lapisan aus Asphalt Concrete masing-masing variasi agregat Wearing Course (AC-WC), lapis perkerasan menentukan nilai durabilitasnya. Antara Asphalt Concrete Binder Course (AC131 - Volume 3, No. 2, Mei 2014 Aspal Optimum) Marshall range dengan yang overlaping, didapat menggunakan selanjutnya untuk dapat Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pekerjaan Umum (2010), Lapisan beton aspal pengaruh campuran beraspal panas antara (AC) terdiri dari tiga macam campuran, yaitu : kombinasi agregat kasar quary dari Rikit Gaib a. Laston Lapis Aus Asphalt Concrete (RG) dengan agregat kasar quarry dari Cot Wearing Course (AC-WC) dengan ukuran Girek (CG) yang berbeda abrasi terhadap maksimum agregat campuran adalah 19 parameter Marshall dan durabilitasnya, serta mm. jumlah persentase campuran gabungan yang b. Laston Lapis Pengikat antara Asphalt optimal sebagai bahan campuran AC-WC sesuai Concrete dengan spesifikasi Bina Marga 2010. dengan Bearing ukuran Course (AC-BC) maksimum agregat campuran adalah 25,4 mm. c. KAJIAN KEPUSTAKAAN Christady (2009) menyatakan perkerasan Laston Lapis Pondasi Asphalt Concrete Base (AC-Base) dengan ukuran jalan dikelompokkan dalam tiga kelompok maksimum agregat campuran adalah 37,5 yaitu perkerasan lentur, perkerasan kaku dan mm. perkerasan komposit. Perkerasan lentur adalah perkerasan jalan yang terdiri dari beberapa Zulkifli (2004) meneliti pengaruh lapisan yaitu lapis permukaan, lapis pondasi penggunaan agregat kasar bernilai abrasi tinggi dan lapis bawah. Lapisan permukaan dibangun (≥50%) pada campuran beton aspal AC-WC. diatas lapisan pondasi atas dan lapisan pondasi Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda bawah dasar uji dari tiga variasi gradasi agregat, variasi I, (subgrade) yang telah dipadatkan. Perkerasan variasi II dan variasi III dengan kadar agregat kaku adalah suatu perkerasan jalan yang terbuat kasar masing-masing 50 %, 57 % dan 65 %. dari semen Portland berupa pelat beton yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar terletak aspal optimum pada campuran beton aspal yang terletak langsung Perkerasan di komposit pada atas tanah lapisan adalah tanah. perkerasan masing-masing variasi gradasi agregat gabungan antara perkerasan beton semen diperoleh: variasi I sebesar 6,64 %, variasi II Portland dan perkerasan aspal. sebesar 6,60 %, dan variasi III sebesar 6,54 % Di Indonesia, jenis campuran agregat dan terhadap total campuran. aspal yang sering digunakan adalah lapisan Untuk perendaman 24 jam dengan nilai beton aspal. Menurut Departemen Pekerjaan stabilitas yang didapatkan: variasi I sebesar Umum (2006), campuran ini terdiri dari atas 1457,95 kg, variasi II sebesar 1361,25 kg dan agregat bergradasi menerus dengan aspal keras, variasi III sebesar 1107,99 kg. Nilai flow yang dicampur, dihamparkan dan dipadatkan dalam didapatkan pada variasi I sebesar 4,23 mm, keadaan panas pada suhu tertentu. Berdasarkan variasi II sebesar 4,33 mm, dan pada variasi III spesifikasi campuran beraspal Departemen sebesar 4,50 mm. Indek Perendaman pada Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 132 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala variasi I diperoleh sebesar 83,39 %, variasi II CA= Agregat kasar tertahan saringan No. 8; sebesar 87,56 % dan variasi III sebesar 82,75 FA = Agregat halus lolos saringan No. 8 dan %. Nilai VIM untuk kepadatan mutlak pada tertahan saringan No. 200. variasi I diperoleh sebesar 1,20 %, variasi II Filler adalah agregat minimal 75% lolos sebesar 1,04%, dan variasi III, dan 0,66 %. saringan No. 200. Nilai Konstanta sekitar 0,5 Secara keseluruhan penggunaan agregat kasar untuk penyerapan agregat yang rendah dan nilai bernilai abrasi tinggi (≥50%) pada campuran 1,0 untuk penyerapan agregat yang tinggi. beton aspal sesuai Spesifikasi Departemen Kimpraswil (2000) hanya mampu melayani Stabilitas beban lalu lintas rendah untuk variasi I dan variasi II. Bukhari (2007:65) menyatakan hasil pembacaan dial alat Parameter Marshall, nilai Salah satu persyaratan agregat kasar untuk menghasilkan campuran beton aspal yang mempunyai nilai struktural tinggi stabilitas harus dikalikan dengan kalibrasi alat dan faktor koreksi benda uji. adalah agregat kasar yang mempunyai nilai keausan ≤ 40 % berdasarkan spesifikasi Bina Marga untuk bisa digunakan sebagai bahan lapis pada perkerasan Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC). Menurut Silvia Sukirman, (2003), S = p x q x r ………..…......….. (2) Dimana : S = nilai stabilitas (kg) ; p = kalibrasi alat; q = pembacaan dial Marshall; r = koreksi benda uji. agregat artinya butir‐butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain. Agregat merupakan Marshall Quotient Bukhari (2007:67) Marshall komponen utama dari struktur perkerasan jalan, quotient maksimum 90% – 95% agregat berdasarkan adalah perbandingan antara nilai stabilitas persentase berat, atau 75% – 85% agregat dengan nilai flow. berdasarkan persentase volume. MQ = q / r ....................................(3) Menurut Silvia Sukirman (2003) untuk menghitung perencanaan kadar aspal dapat Dimana : ditentukan dengan MQ = nilai Marshall quotient (kg/mm); menggunakan rumus sebagai berikut : Pb = = nilai stabilitas dikalikan faktor kalibrasi alat dan koreksi benda uji (kg); 0,035(%CA)+ 0,045 (%FA) + 0,18 (%Filler)+Konstanta............... (1) r = nilai flow (mm). Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO) Dimana : Pb = Kadar aspal tengah/ideal, persen terhadap berat campuran; 133 - q Volume 3, No. 2, Mei 2014 Kadar aspal optimum yang baik adalah kadar aspal yang memenuhi semua sifat Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala campuran yang diinginkan dalam rentang Analisa data dilakukan dengan kadar aspal optimum 0,5% (Sukirman, 2003 menggunakan metode regresi. Analisa regresi : 203). dipakai untuk mengetahui hubungan antara dua METODE PENELITIAN variabel yaitu kadar aspal dengan salah satu Sistematika dalam melakukan penelitian parameter Marshall lainnya dan antara variasi ini adalah dimulai dengan menyiapkan bahan- persentase campuran agregat kasar dengan bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam parameter Marshall. Dari data hasil pengujian proses penelitian, serta melakukan pemeriksaan Marshall diplot pada suatu grafik, dimana kadar sifat-sifat fisis bahan material. aspal atau persentase campuran agregat kasar Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Transportasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas sebagai absis dan masing-masing parameter Marshall sebagai ordinat. Teknik, Universitas Syiah Kuala. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini primer dan data sekunder. berupa data Data primer diperoleh dari hasil pengujian sifat-sifat fisis material, pengujian aspal pen dan hasil pengujian parameter Marshall terhadap benda uji pada campuran beton aspal panas. Data sekunder diperoleh dari brosur-brosur produksi material dan literatur lainnya yang berhubungan dengan campuran aspal panas. Prosedur penelitian mengacu pada SNI dan AASHTO. Pengujian awal terhadap material dilakukan untuk memastikan material tersebut memenuhi syarat sebagai bahan campuran aspal beton, sebagaimana persyaratan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi campuran beraspal panas untuk lapisan aus Asphalte Concrete Wearing Course. Pemeriksaan sifat-sifat fisis aspal pen 60/70 meliputi: pengujian berat jenis aspal, penetrasi, daktilitas, titik lembek, kelekatan aspal terhadap batuan, dan daktilitas. Material berasal dari dua quarry berbeda yaitu Gambar 1. Bagan Alir Penelitian dari kecamataan Rikit Gaib, Kabupaten Gayo Lues dan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara. Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 134 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala terima (Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sifat-sifat fisis agregat yang berasal 2010). PT. Alhas Jaya Hasil Analisa Saringan Gradasi Agregat Rikit Gaib Dan Cot Girek Group yang berlokasi di Rikit Gaib, Kabupaten Pemeriksaan dilakukan terhadap gradasi Gayo Lues dan Cot Girek, Kabupaten Aceh agregat kasar dan agregat halus dengan Utara, Provinsi Aceh yang disajikan dalam menggunakan analisa saringan mulai dari Tabel 1. ukuran terbesar sampai dengan yang terkecil Tabel 1 Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis Agregat dari Rikit Gaib dan Cot Gerik diperlihatkan pada Gambar 2. dari Stone Crusher milik Hasil Satua n 1 Berat Jenis 2 Rikit Gaib Cot Girek - 2,624 2,824 >2,5 Penyerapan % 0,813 1,261 <3,00 3 Berat Isi kg/ dm³ 1,605 1,607 >1,00 4 Kekerasan % 8,71 16,1 < 30 5 Keausan % 33,53 22,89 < 40 6 Indeks Kepipihan % 3,215 6,363 < 10 7 Indeks Kelonjongan % 8,804 7,92 < 10 8 Pelapukan % 4,438 3,913 < 12 9 Kelekatan agregat terhadap aspal % 108 108 Persen Lolos Saringan No Pemeriksaan Sifat Fisis 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Spesi fikasi Bina Marg a 100 90 Gradasi Spec Bina Marga 100 90 72 69 Gradasi Cot Girek 53 40 54 Gradasi 39.1Rikit Gaib 31.6 30 23.1 22 15.5 Gradasi Spec 15 10 9 Bina Marga 4 0.01 Ukuran 0.1Saringan1(mm) Gambar 2. 95 10 Grafik Gabungan Analisa Saringan Gradasi Agregat Quarry Dari Rikit Gaib dan Cot Girek (Sumber: Hasil Penelitian, 2014) Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui Hasil pemeriksaan sifat fisis agregat, bahwa hasil analisa saringan gradasi agregat semua pengujian telah memenuhi persyaratan campuran dari kedua quarry berada antara sesuai telah rentang gradasi batas atas dan batas bawah ditentukan. Agregat kasar terdapat ketentuan sebagaimana yang disyaratkan dari spefikasi yang Bina Marga. dengan spesifikasi menyatakan, apabila yang nilai tersebut terdapat ketidak sesuaian, maka nilai tersebut memenuhi semua dengan ketentuan lainya Hasil Pemeriksaan Abrasi Agregat dari Rikit Gaib dan Cot Girek Hasil penelitian menunjukkan nilai abrasi yang berpedoman pada standar acuan di dalam agregat dari Cot Girek 22,897%, nilai abrasi pengujian, dari agregat dari Rikit Gaib 33,53%. Pada variasi pengujian keausan agregat dengan mesin Los campuran agregat (80% RG : 20% CG) nilai Angeles dapat memenuhi syarat dan bisa di abrasi 31,206%, variasi (70% RG : 30% CG) dapat ditolerir, jika dari agregat tersebut masih terutama terhadap hasil abrasi 30,319%, dan variasi 135 - Volume 3, No. 2, Mei 2014 (60% RG : Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 40% CG) abrasi 28,469%. Hubungan yang semakin besar persentase material agregat dari Hasil Pengujian Parameter Marshall Berbagai Variasi Campuran Untuk Penentuan KAO Hasil pengujian Marshall dengan variasi Cot Girek nilai abrasi semakin kecil. kadar aspal 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dan 7% dari terlihat dari hasil pencampuran material bahwa keempat variasi campuran agregat kasar Hasil Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis Aspal menghasilkan Kadar Aspal Optimum yang Penetrasi 60/70 berbeda. Variasi campuran agregat kasar (100% Pemeriksaan sifat-sifat aspal RG : 0% CG) diperoleh nilai KAO sebesar Penetrasi 60/70 meliputi: pemeriksaan berat 6,475%, variasi (80% RG : 20% CG) nilai jenis aspal, penetrasi, daktilitas, titik lembek KAO sebesar 6,35%, variasi dan kelekatan aspal terhadap agregat atau : 30% CG) nilai KAO sebesar 6,1%, dan batuan. Data hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis variasi campuran agregat kasar (60% RG : 40% aspal penetrasi 60/70 tersebut dapat digunakan CG) diperoleh nilai KAO sebesar 5,9%. karena memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Semakin besar variasi campuran agregat kasar Hasil aspal dari quarry Cot Girek, nilai KAO semakin penetrasi 60/70 disajikan pada Tabel 2. Hasil menurun. Semakin kecil nilai abrasi dari pemeriksaan sifat fisis aspal, semua pengujian pencampuran agregat kasar, penyerapan aspal telah memenuhi persyaratan sesuai dengan semakin rendah. pemeriksaan fisis sifat-sifat fisis (70% RG spesifikasi yang telah ditentukan. Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Sifat-sifat Aspal Penetrasi 60/70 Hasil pengujian Marshall dari berbagai Sifat-sifat Fisis Aspal Yang Diperiksa Satuan 1 Berat Jenis gr/cc 1,027 ≥1 2 Penetrasi (0,1 mm) 66 60 - 70 Hasil Persyaratan Aspal Pen aspal optimum diperlihatkan pada Grafik 3. Daktilitas cm 132 Min. 120 4 Titik Lembek °C 49,55 ≥ 48°C Kelekatan aspal terhadap batuan 3500 3000 3 5 variasi kadar aspal menghasilkan nilai kadar 2097.182 Stabilitas (kg) No Fisis Hasil Pengujian Parameter Marshall Pada Stabilitas Rendaman 30 Menit Dan 24 Jam Dengan Suhu Temperatur 60OC 1992.981 1757.889 2000 1500 1763.35969 1000 % 95 95 2168.349 2500 1919.25682 2024.13778 1291.91330 Stabilitas Rendaman 30 Menit 500 Stabilitas Rendaman 24 Jam 0 (Sumber: Hasil Penelitian, 2014) 100% RG : 0% 80% RG : 20% 70% RG : 30% CG CG CG Gambar 60% RG :40% CG Variasi Campuran Agregat Rikit Gaib/Cot Girek (%) 3 Grafik hubungan pengujian parameter Marshall pada stabilitas Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 136 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kecil rendaman 30 menit dan 24 Jam dengan suhu temperatur 60 OC yaitu 22,897%, dibandingkan dengan nilai abrasi dari Rikit Gaib sebesar 33,53%. Gambar 3 menunjukkan analisa 3. Pada variasi campuran agregat kasar perbedaan abrasi agregat kasar dari dua lokasi (80% RG : 20% CG) quarry terhadap parameter Marshall, semakin 31,206%, variasi banyak penambahan agregat dari Cot Girek CG) abrasi 30,319%, dan variasi (60% maka RG : 40% CG) abrasi 28,469%. stabilitas Marshall semakin baik. Semakin kecil nilai abrasi dari material 4. nilai abrasi (70% RG : 30% Kadar aspal optimum (KAO) yang campuran agregat, perbandingan nilai stabilitas diperoleh berdasarkan hasil evaluasi rendaman 30 menit dengan 24 jam semakin Parameter Marshall saling mendekati. masing variasi persentase agreagat kasar Berdasarkan kadar aspal optimum yang adalah: dari masing - (80% RG : 20% CG) diperoleh dengan spesifikasi gradasi yang sama, dengan nilai KAO 6,35%, (70% RG : dan dibuat 3 (tiga) buah benda uji dari masing- 30% CG) nilai KAO 6,1%, (60% RG : masing nilai kadar aspal optimum yang 40% CG) nilai KAO yaitu 5,9%. berbeda, sesuai dengan 3 (tiga) variasi 5. Semakin kecil nilai abrasi dari material persentase campuran agregat kasar dari kedua campuran quarry. dari rendaman 30 menit dengan 24 jam perbandingan antara stabilitas rendaman 24 jam semakin saling mendekati. yaitu pada dengan stabilitas rendaman 30 menit pada suhu campuran 60% RG : 40% CG durabilitas Nilai durabilitas diperoleh O temperatur 60 C. sebagaimana pemeriksaan sifat-sifat fisis 2. yang disyaratkan pada Saran agregat batu pecah dari quarry Rikit Gaib dan stabilitas spesifikasi umum Bina Marga. Kesimpulan Hasil nilai mencapai 93,4% lebih besar dari 90% KESIMPULAN DAN SARAN 1. agregat, quarry Cot aspal agar dapat menambah beberapa variasi seperti penetrasi 60/70 dapat digunakan sebagai (75% : 25%), (65% : 35%), dan (50% : 50%) bahan material untuk campuran lapisan serta aus pengganti filler terhadap campuran agregat dan AC-WC dan Girek serta Pada penelitian selanjutnya disarankan sudah memenuhi penggunaan pasir gunung sebagai persyaratan sesuai dengan pengujian di aspal esso sebagai bahan pengikat Laboratorum. dengan kebutuhan yang diperlukan dalam Hasil penelitian menunjukkan material campuran beton aspal, sehingga dapat diketahui dari Cot Girek memiliki nilai abrasi lebih bentuk variasi campuran yang ideal serta 137 - Volume 3, No. 2, Mei 2014 sesuai Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mendapat informasi lainya yang berhubungan dengan penggunaan jenis material lain seperti pengganti filler serta penggunaan type aspal lainya. DAFTAR KEPUSTAKAAN Anonim, 1989, Tata Cara Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston) Untuk Jalan Raya, SNI 031737-1989, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen PU, Jakarta. Anonim, 1990, Standard Specification for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing, 15th ed, AASHTO, Washington, DC. Anonim, 2010, Seksi 6.3 Spesifikasi Campuran Beraspal Panas, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen PU, Jakarta. Bukhari dkk, 2007, Rekayasa Bahan dan Tebal Perkerasan, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Saodang, H, 2005, Konstruksi Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung Sukirman, S, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung. Sukirman, S, 2003, Campuran Beraspal Panas, Penerbit Granit, Bandung. SNI, 1991, Metode Pengujian Sifat Fisis Aspal Padat, http://www.pu.go.id. Zulkifli H, Pengaruh Penggunaan Agregat Kasar Bernilai Abrasi Tinggi (±50%) Pada Campuran Beton Aspal (AC- WC) http://etd.ugm.ac.id/index.php. Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 138