1 MANAJEMEN KINERJA A. Pengertian. Terdapat beberapa pandangan tentang pengertian manajemen kinerja, dari beberapa pendapat Armstrong (2009) menyimpulkan bahwa manajemen kinerja sebagai suatu proses menyelaraskan atau mengintegrasikan sasaran organisasi atau individu untuk mencapai efektivitas organisasi. Definisi tersebut juga menekankan pada pengembangan yang merupakan tujuan utama manajemen kinerja. B. Mengapa diperlukan manajemen Kinerja Bahwa untuk mencapai tujuan organisasi , dan untuk menjamin aktivitas organisasi agar mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan upaya manajemen dalam pelaksanaanya, dengan demikian hakekat manajemen kinerja adalah bagaimana mengelola seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya C. Prinsip Dasar manajemen Kinerja 1. Strategis Membahas masalah kinerja lebih luas, lebih urgen, dan dengan tujuan jangka panjang, manajemen kinerja bersifat holistik, menyelruh dan meliputi seluruh jalannya organisasi. 2. Holistik Manajemen kinerja mencakup menyeluruh aspek dalam ruang lingkup, sejak perumusan tujuan, perencanaan, pelaksanaan, umpan balik, pengukuran, penilaian, riview, evaluasi dan perbaikan kinerja. 3. Terintegrasi Manajemen kinerja merupakan suatu sistem sehingga menunjukan hubungan antara masukan, proses, hasil dan manfaat, sehingga aspek yang terkandung di dalamnya saling berkaitan sehingga merupakan hubungan yang terintegrasi. 4. Perumusan Tujuan Manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan menklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai organisasi, sesuai dengan jenjang organisasi yang dimilki, selanjutnya tujuan di tingkat yang lebih rendah, seperti tujuan divisi, departemen, tim dan individu. 5. Perencanaan. Penyusunan rencana menyangkut kegiatan menginventarisasi sumber daya yang diperlukan dan aktivitas apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.termasuk waktu yang diperlukan 6. Umpan Balik Memungkinkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari pekerjaan individu dipergunakan untuk memodifikasi tujuan organisasi, juga dapat dipergunakan untuk meninjau kembali perencanaan kinerja. 7. Pengukuran. Pengukuran perlu dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana, apakah terdapat kesenjangan kinerja, apakah hasil akhir diperlukan dapat dicapai. 8. Perbaikan Kinerja Perbaikan Kinerja harus dilakukan karena pretasi kerja yang dicapai tidak sepertiu diharapkan. Dengan melakukan perbaikan kinerja diharapkan tujuan organisasi di masa depan dapat dicapai dengan lebih baik. 9. Berkelanjutan. Manajemen kinerja merupakan suatu proses yang sifatnya berlangsung secara terus menerus, berkelanjutan, bersifat evolusioner, dimana kinerja secara bertahap selalu diperbaiki sehingga semakin baik. 10. Menciptakan Budaya. Budaya organisasi mempunyai dampak penting pada kinerja ekonomi jangka panjang, budaya oirganisasi tidak jarang menghalangi kinerja finansial jangka panjang, Budaya organisasi berkembang dengan mkudah dalam organisasi yang penuh dengan orang yang rasional dan cerdik, dan Budaya organisasi dibuat untuk meningkatkan kinerja. 11. Pengembangan. Sumber Daya Manusia merupakan sumberdaya potensial suatu organisasi, oraganisasi yang cerdas dan berkeinginan meningkatkan kinerjanya harus berupaya mengembangkan sumber daya manusianya secara berkelanjutan. 12. Kejujuran. Proses penilaian kinerja akan memperluas pemahaman bawahan dengan cara mengajak mereka unt5uk jujur menyatakan apa yang memotivasi mengajak mereka, apa yan g mereka sukia dan tidak suka tentang yang mereka lakukan, apa yan g mereka inginkan dan apa yang menjadi kepentingan mereka dan bagaimana mereka harus dibantu. 13. Pelayanan. Prinsip Pelayanan merupakan tanda yang paling kuat untuk pengukuran, perencanaan dan coaching pekerja. 14. Tanggung Jawab. Tanggung jawab merupakan prinsip dasar dalam pengembangan kinerja, pekerja belajar tentang apa yang perlu mereka perbaiki, nasib pekerja ada ditangan mereka sendiri. 15. Konsensus dan Kerja Sama Manajemen kinerja mengandalkan consensus dan kerja sama antara atasan dan bawahan, dari pada kontrol dan paksaan, dengan kerja sama pekerja akan menjadi lebih bertanggung jawab. 16. Komunikasi dua Arah. Manajemen kinerja memerlukan gaya manajemen yang bersifat terbuka, jujur serta mendorong komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan, adanya sikap saling terbuka dan saling pengertian. 17. Berbagi Harapan. Manajemen kinerja, manajer dapat mengklasifikasi apa yang mereka harapkan dari individu dan tim, dan sebalikny individu dan tim dapat mengomunikkasikan harapan mereka denganmanjer apa yang diperlkukan untuk melakukan pekerjaan. 18. Mengelola Perilaku. Pewrilaku positif karyawan akan mendorong peningkatan kinerja yang perlu dikembangkan. D. Ruang Lingkup Manajemen Kinerja 1. Masukan Manajemen Kinerja memerlukan masukan dalam bentuk tersedianya kapabilitas sumber daya manusia, baik sebagai individu mapun tim, yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, keterampiulan dan kompetensi. 2. Proses Manajemen Kinerja membutuhkan proses pelaksanaan kinereja, bagaimana kinerja dijalankan, mulai dari perencanaan, tujuan yang diharapkan di masa depan. 3. Keluaran. Keluaran atau hasil kerka organisasi baik dalam bentuk barang ataupu jasa, hasil kerja organisasi perlu dibandingkan dengn tujuan yang telah ditetapkan, apabila terjadi deviasi perlu dilakukan umpan balik. E. Model Manajemen Kinerja 1. Model Deming. Prosesw manajemen kinerja dimulai dari perencanaan, tindakan pelaksanaan, memonitoringh jalannya dan hasil pelaksanaan, dan akhirnya melakukan review atau peninjauan kembali atas jalannya pelaksanaan pekerjaan telkah dicapai. 2. Model Torrington dan Hall Proses Manajemen kinerja dengan terlebih dahulu menentukan harapan kinerja, mendukung kinerja, meriview dan menilai kinerja dan mengelola standar kinerja 3. Model Costello. Dilakukan siklus dimulai dengan melakukan persiapan perencanaan, diberikan coaching pada sumber daya manusia dilakukan pengukuran kemajuan kinerja dan akhirnya dilakukan penilaian kinerja tahunan dan dipergunakan untuk mempertimbangkan penggajian dan menjadi umpan balik untuk rencana tahun berikutnya. 4. Model Armstrong dan Baron. Menggunakan siklus Manajemen kinerja mulai dari misi ortganisasi dan tujuan strategis, rencana dan tujuan bisnis dan departemen, kesepakatan kinerja dan pengembangan, rencana kinerja dan pengembangan, tindakan kinerja dan pengembangan, monitoring dan umpan balik berkelanjutan, Riview formal dan Umpan Balik, Penilaian Kinerja Menyeluruh. 5. Moderl Ken Lanchard dan Garry Ridge Kinerja yang effektif terdiri dari ; Pererncanaan kinerja,coaching setiap hari dan evaluasi kinerja atau Riview and Learning ( Penijauan ulang dan pembelajaran) F. Tantangan Manajemen Kinerja 1. Manajer. - Meningkatkan beban adminstrtasi, karena manajemen kinerja merupakan suatu system jaringan yang padat. - Kemungkinan akan menimbulkan resistensi dari memaksakan kepada karyawan yang memincuk konflik karyawan, sehingga 2. Karyawan. - Memandang manajemen kinerja sebagai sesuatu yang tidak berguna - Pada umumnya karyawan menolak manajemen kinerja karena pengalaman kegagalan sebelumnya.