UNIVERSITAS INDONESIA Analisis Implementasi E

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisis Implementasi E-Recruitment di Negara Inggris (United Kingdom) dalam
Perspektif Good Governance
Disusun untuk Mememuhi Tugas Mata Kuliah E-Government
Oleh:
Kelompok 12
Leny Octavia (0806347126)
Lia Septiana (0806347132)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen Ilmu Administrasi
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Depok
2011
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini perkembangan yang terjadi di seluruh dunia dalam hal semua
sektor kehidupan semakin pesat. Perkembangan yang dirasa memiliki perkembangan yang
cepat dan signifikan adalah perkembangan teknologi. Teknologi sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, baik untuk anak-anak, dewasa, orang tua, bahkan yang sudah lanjut
usia. Perkembangan Teknologi dan Informasi mengalami perkembangan yang sangat cepat
sehingga mempengaruhi beberapa aspek, yaitu munculnya bentuk-bentuk perubahan baru
dalam masyarakat. Seperti munculnya e-shop, e-commerce, e-bussiness. Pada system
pemerintahan kini muncul e-government.
Dalam sektor pemerintahan penerapan internet dinamakan dengan e-government. Egovernment adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk administrasi
pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan dan
memuaskan kepada masyarakat. E-government dapatlah digolongkan dalam empat tingkatan.
Tingkat pertama adalah pemerintah mempublikasikan informasi melalui website. Tingkat
kedua adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintahan melaui e-mail. Tingkat
ketigaadalah masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan kantor pemerintahan
secara timbal balik. Level terakhir adalah integrasi di seluruh kantor pemerintahan, di mana
masyarakat dapat melakukan transaksi dengan seluruh kantor pemerintahan yang telah
mempunyai pemakaian data base bersama.1
Penerapan e-government ini bertujuan agar pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
kepada masyarakat menjadi lebih cepat dan akuntabel. Saat ini penggunaan e-government
telah merambah ke seluruh dunia. Bukan hanya negara-negara maju saja yang telah
menerapkan e-government, melainkan negara-negara yang masih berkembang-pun ikut serta
dalam penerapan e-government. Demikian halnya dengan negara Inggris. Inggris sebagai
salah satu Negara maju masuk ke dalam 5 besar negara dengan implementasi e-government
1
Bastian, “Perkembangan E-Government di Indonesia”, http://munkaris.com/116/perkembangan%E2%80%9De-government%E2%80%9D-di-indonesia, diakses pada tanggal 18 Desember 2011
pukul 14.45 WIB
1
yang baik, serta masuk juga dalam 5 besar negara dengan adanya e-participation terbaik di
dunia. Hal tersebut dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 1.1. Peringkat Inggris (United Kingdom/UK) Dalam
E-Government dan E-Participation Tingkat Internasional
Tahun 2010
Sumber : http://www2.unpan.org/egovkb/global_reports/10report.htm 2
Ada berbagai bentuk pelayanan yang memanfaatkan konsep E-Government di Inggris
salah satunya adalah aplikasi E-Recruitment. E-Recruitment merupakan penggunaan
tekhnologi informasi (IT) untuk mempercepat atau meningkatkan bagian-bagian dari proses
perekrutan. Secara umum aplikasi E-Recruitment merupakan bentuk responsif pemerintah
Inggris untuk melayani publik dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan.
Menurut sebuah survey, posting-an lowongan pekerjaan di internet menghasilkan
lebih banyak pekerjaan dibandingkan dengan lowongan pekerjaan yang diiklankan di surat
kabar. Dalam beberapa tahun terakhir, internet telah digunakan oleh pencari pekerjaan dan
United Nations Public Administration Programme, 2010, “United Nations E-Government Survey 2010”,
http://www2.unpan.org/egovkb/global_reports/10report.htm, diakses pada 19 November 2011 pukul 10.23 WIB.
2
2
juga lebih dari 500 perusahaan penyedia pekerjaan. Penelitian
Taleo pada tahun 2003
membuktikan bahwa 93% dari 500 perusahaan di dunia telah menggunakan E-Recruitment
dengan komposisi 96% di Asia, 94% di Eropa, serta 96% di Amerika. 3 Peningkatan
penggunaan E-Recruitment meningkat tajam dengan persentase hanya 27% dari total
perusahaan/organisasi penyedia pekerjaan pada tahun 2000 menjadi 77% pada tahun 2005.4
Internet telah berhasil membuat pelamar dan pemberi pekerjaan menjadi lebih mudah dan
leluasa mengakses dan melihat lowongan serta lamaran 24 jam dalam seminggu tanpa harus
melakukan tatap muka.
Kebutuhan akan informasi yang akurat dan benar sangat lah diperlukan bagi
departemen sumber daya manusia (SDM). Dengan adanya sistem informasi sumber daya
manusia, diharapkan efisiensi dan efektifitas proses pengambilan keputusan dapat dilakukan
secara tepat terutama bagi proses yang berkaitan dengan SDM. Salah satu bentuk dalam
pengambilan keputusan adalah keputusan yang menentukan penempatan atau positioning
pegawai dalam posisi yang sedang kosong dengan orang yang tepat dan memiliki kualifikasi
yang terkait dengan posisi tersebut. Hal ini dapat dijelaskan melalui gambar berikut
Gambar 1.1 Landscape dari E-Recruitment
Sumber : e-Recruitment Developments, hal.55
Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan oleh jobseekers dan juga para penyedia
pekerjaan jika e-recruitment tersebut digunakan dengan benar. Bagi organisasi, seiring
Linda Barber, “E-Recruitment Developments”, http://www.employment-studies.co.uk/pdflibrary/mp63.pdf ,
diakses pada tanggal 17 November 2011 pukul 19.44 WIB
4
Ibid, p.3.
5
Ibid, p.1.
3
3
dengan meningkatnya jumlah pencari kerja secara online, maka organisasi memperoleh
keuntungan dari penerapan rekrutmen online tersebut dalam hal pengaturan proses rekrutmen
dan penurunan biaya terkait proses rekrutmen tersebut. Dalam manajemen sumber daya
manusia, internet telah mengubah secara radikal fungsi rekrutmen dari organisasi dan
perspektif pencari pekerjaan. Hal ini mempermudah dalam proses pencarian kandidat yang
tepat untuk pekerjaan yang ada.
Metode konvensional dari proses perekrutan dianggap memakan waktu dengan biaya
yang tinggi dan jangkauan geografis yang terbatas. Sedangkan, perekrutan melalui internet
menyediakan cakupan global dan kemudahan. Demikian juga, integrasi cepat dari internet ke
dalam proses perekrutan terutama diakui karena kemampuan tak tertandingi komunikasi
internet, yang memungkinkan perekrut untuk komunikasi tertulis melalui e-mail, blog dan
portal pekerjaan. Bagi pelamar pekerjaan e-recruitment meningkatkan pengalaman pelamar,
membuat proses perekruitan lebih cepat,lebih akuntabel, dan sesuai dengan standar.6
Penggunaan e-recruitment untuk mendapatkan pegawai baru di perusahaan dan
organisasi di Inggris sendiri mulai meningkat tajam pada sekitar tahun 2001-2004. Jumlah
organisasi-organisasi dan perusahaan di Inggris yang menggunakan e-recruitment meningkat
dari 72% di tahun 2002 menjadi 93% pada tahun 2005.7 Di sisi lain, sebanyak 41% dari
jumlah keseluruhan penggguna internet di Inggris merupakan para pelamar pekerjaan.8 Hal
tersebut menjadikan Inggris sebagai negara dengan tingkat penggunaan e-recruitment
tertinggi di Eropa.9
Namun demikian, penerapan e-government, khususnya e-recruitment ini bukan lah
suatu hal yang mudah. Dalam pelaksanaannya ditemukan sejumlah kendala yang sanggup
menghambat efektivitas e-recruitment tersebut. hal ini dikarenakan pembangunan program
e-recruitment memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan dana yang cukup besar
dalam hal penyediaan peralatannya dan pemeliharaan berbagai infrastruktur pendukungnya.
Local Government UK, 21 Juli 2010, “E-Recruitment”
http://www.idea.gov.uk/idk/core/page.do?pageId=4103934 diakses pada 17 November pukul 18.45 WIB.
7
Linda Barber, “E-Recruitment Developments”, p.3, http://www.employmentstudies.co.uk/pdflibrary/mp63.pdf , diakses pada tanggal 17 November 2011 pukul 19.44 WIB.
8
Sobhan Gajjar, “UK Onlline Recruitment Overview”, http://www.bis.gov.uk/files/file29862.pdf, diakses pada
tanggal 18 November 2011 pukul 13.00 WIB.
9
Ibid, p.2.
6
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka pokok permasalahan yang akan diangkat adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kah gambaran umum E-Government di Inggris (United Kingdom)?
2. Bagaimana kah implementasi E-Recruitment di Inggris (United Kingdom) dalam
kaitannya dengan upaya mewujudkan Good Governance?
3. Manfaat serta hambatan apa saja kah yang muncul dalam implementasi E-Recruitment
di Inggris (United Kingdom)?
4. Bagaimana kah perbandingan E-Recruitment di Inggris dengan di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana kah gambaran umum E-Government di Inggris (United
Kingdom).
2. Untuk mengetahui bagaimana kah implementasi E-Recruitment di Inggris (United
Kingdom) dalam kaitannya dengan upaya mewujudkan Good Governance.
3. Untuk mengetahui manfaat serta hambatan yang muncul dalam implementasi ERecruitment di Inggris (United Kingdom).
4. Untuk mengetahui perbandingan E-Recruitment di Inggris dengan di Indonesia.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan studi pustaka, baik dari buku,
jurnal-jurnal dan artikel elektronik.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Metode Penulisan
1.5. Sistematika Penulisan
BAB 2 Landasan Teori
2.1. E-government
2.2. E-Recruitment
2.3. Konsep Good Governance
5
BAB 3 Pembahasan
3.1. Gambaran Umum Negara Inggris (United Kingdom)
3.2. Gambaran Umum Implementasi E-Government di Inggris
3.3. Analisis Implementasi E-Recruitment di Inggris dan Kaitan dengan
Perspketif Good Governance
3.4. Analisis Manfaat dan Hambatan dalam Implementasi E-Recruitment di
Inggris
3.5. Analisis Perbandingan E-Recruitment di Inggris dengan di Indonesia
BAB 4 Penutup
4.1. Simpulan
4.2. Saran
Daftar Pustaka
6
BAB 2
KERANGKA TEORI
2.1 E-Government
Perkembangan Teknologi dan Informasi mengalami perkembangan yang sangat cepat
sehingga mempengaruhi beberapa aspek, yaitu munculnya bentuk-bentuk perubahan baru
dalam masyarakat. Pada sistem pemerintahan kini muncul e-government. Ada beberapa
definisi mengenai e-government, yaitu:
a.
The World Bank10
“E-government refers to the use by government agencies of information
technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing)
that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms
of government. These technologies can serve a variety of different ends: better
delivery of government services to citizens, improved interactions with business and
industry, citizen empowerment through access to information, or more efficient
government management. The resulting benefits can be less corruption, increased
transparency, greater convenience, revenue growth, and/or cost reductions.”.
(E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh instansi pemerintah
yang memiliki kemampuan untuk mengubah hubungan dengan warga Negara, bisnis, dan
unit-unit lain dari pemerintah. Teknologi yang digunakan ini dapat melayani sebuah
keragaman yang berbeda yaitu pemberian pelayanan pada warga Negara yang lebih baik,
meningkatkan interaksi dengan dunia bisnis dan industri, pemberdayaan masyarakat
melalui akses terhadap informasi, atau manajemen pemerintah yang lebih efisien. Hasil
yang didapat yaitu korupsi yang berkurang, transparansi yang meningkat, kenyamanan
yang lebih besar, peningkatan penerimaan Negara, dan atau pengurangan biaya).
b. United Nation Development Programme (UNDP) 11
“E-government is the application of Information and Communication Technology
(ICT) by government agencies”.
The World Bank, “Definition of E-Government”, Available: http://go.worldbank.org/JKO5DVDMQ0, diakses
pada tanggal 17 November 2011 pukul 20.00 WIB.
11
United Nations Public Administration Network , 13 Januari 2010, “A General Framework for E-Government:
Definition
Maturity
Challenges,Opportunities,
and
Success
”,
http://www.unpan.org/Library/MajorPublications/UNEGovernmentSurvey/PublicEGovernanceSurveyi
ntheNews/tabid/651/mctl/ArticleView/ModuleId/1555/articleId/20840/Default.aspx, diakses pada 17
November 2011 pukul 20.25 WIB.
10
7
(E-government adalah penggunaan Teknologi, Informasi dan Komunikasi oleh agen
pemerintah).
c. Janet Caldow12
“Electronic government is nothing short of a fundamental transformation of
government and governance at a scale we have not witnessed since the beginning of
the industrial era”.
(Pemerintahan elektronik tidak kekurangan suatu transformasi mendasar dari pemerintah dan
tata kelola pemerintahan pada skala yang belum kita saksikan sejak awal era industri).
2.1.1 Manfaat E-Government
Dua negara besar yang mengimplementasikan konsep e-Government, yaitu Amerika
dan Inggris melalui Al Gore dan Tony Blair, telah secara jelas dan terperinci menggambarkan
manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya konsep e-governmnet bagi suatu negara, yaitu:

Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat,
kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di
berbagai bidang kehidupan bernegara.

Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance.

Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang
dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder untuk keperluan aktivitas sehari-hari.

Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan
baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat
menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan
global dan trend yang ada.

Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses
pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis13.
Umar
Fatah
,
17
Desember
2009,
“Definisi
dan
Manfaat
E-Government”,
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/definisi-dan-manfaat-utama-e-government/, diakses pada
17 November 2011 pukul 20.27 WIB.
13
Ibid.
12
8
2.1.2 Tujuan E-Government
Teknologi internet dan khususnya E-Government harus memiliki tujuan utama yaitu
perbaikan cara pemerintah melayani warga negaranya dan cara-cara di mana warga negara
berinteraksi dengan lembaga-lembaga publik. Tujuan dari e-government adalah untuk
meningkatkan pelayanan yang lebih baik, sebagai pilihan stratejik untuk operasional
organisasi baik internal maupun eksternal, serta untuk meningkatkan interaksi antara
pemerintah dengan masyarakat. Secara khusus Bhatnagar mendeskripsikan Tujuan reformasi
sektor publik melalui e-governance (e-government, yaitu:
a. Meningkatkan transparansi
-
masyarakat dapat mengakses dan memahami aturan dan prosedur pemerintah untuk
memperoleh pelayanan
-
mengungkap
asset
publik,
anggaran
pemerintah
dan
informasi
pembelian/pembelanjaan oleh pemerintah
-
masyarakat dapat mengakses keputusan pegawai publik
b. Mengurangi korupsi administratif
-
mengurangi proporsi transaksi yang membutuhkan pembayaran suap
-
mengurangi sejumlah suap, baik yang dibayarkan langsung kepada pejabat publik
atau melalui perantara
c. Meningkatkan Penyampaian Pelayanan Publik
-
menekan biaya untuk mengakses pelayanan publik
-
meningkatkan kualitas dan kenyamanan
-
meningkatkan cakupan geografis untuk mencapai segmen populasi yang lebih besar
d. Pemberdayaan
-
menyediakan saluran untuk umpan balik dan konsultasi
-
menjadikan pemerintah lebih akuntabel
-
mengurangi kekuatan perantara (broker)
2.1.3 Tahapan E-Government
Pelaksanaan e-goverment di beberapa negara berjalan dengan beberapa tahapan.
Tahapan e-government menurut Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E-Government adalah sebagai berikut:
1) Tingkat 1 - Persiapan yang meliputi:
-
Pembuatan situs informasi disetiap lembaga;
-
Penyiapan SDM;
9
-
Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose
Community Center, Warnet, SME-Center, dll;
-
Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.
2) Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi:
-
Pembuatan situs informasi publik interaktif;
-
Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain;
3) Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi:
-
Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;
-
Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain.
4) Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi:
-
Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang
terintegrasi.
Sedangkan, Wescott (2001) mengemukakan secara umum tahapan pelaksanaan e-goverment
adalah sebagai berikut:14
1) Membangun sistem e-mail dan jaringan
Membangun sistem e-mail dan jaringan biasanya dapat dimulai dengan menginstalasi
suatu aplikasi untuk mendukung fungsi administrasi dasar seperti sistem penggajian dan
data kepegawaian.
2) Meningkatkan kemampuan organisasi dan publik dalam mengakses informasi;
Meningkatkan kemampuan organisasi dan publik dalam mengakses informasi bisa
dimulai dengan pengaturan workflow yang meliputi file, image, dokumen dan lain-lain
dari satu works station ke work station lainnya dengan menggunakan managemen bisnis
untuk melaksanakan proses pengkajian, otorisasi¸ data entry, data editing, dan
mekanisme pedelegasian dan pelaksanaan tugas.
3) Menciptakan komunikasi dua arah antar pemerintah dan masyarakat;
menciptakan komunikasi dua arah bisa dilaksanakan dengan menginformasikan satu atau
lebih email address, nomor telepon dan facsimile pada website untuk meningkatkan minat
dan kesempatan masyarakat dalam menggunakan pelayanan dan memberikan umpan
balik. Pertukaran value antar pemerintah dan masyarakat memang harus dimulai
14
Eddy
Satriya,
“Pentingnya
Revitalisasi
E-Government
di
Indonesia”
http://yp2su.academia.edu/alminggirihiday/Papers/754409/Pentingnya_Revitalisasi_eGovernment_di_Indonesiadiunduh tanggal 18 November 2011 pukul 19.35 WIB.
,
10
secepatnya karena telematika sangat mendukung pelaksanaan pembangunan dan proses
interaksi bisnis secara lebih flexible dan nyaman dimana dimungkinkan terjadinya proses
pertukaran value atau tata nilai dan informasi dengan pihak pemerintah.
4) Memulai pertukaran value antar pemerintah dan masyarakat;
Pertukaran value yang dimaksud bukan hanya tata nilai dan budaya, tapi juga secara nyata
memulai terjadinya transaksi elektronis, seperti transfer dana antar rekening bank melalui
ATM dan Internet sebagai bagian proses pelayananan publik.
5) Menyiapkan portal yang informatif.
Menyiapkan sebuah portal sebagai ujung tombak pelaksanaan e-gov diperlukan untuk
mengintegrasikan informasi dan jenis pelayanan dari berbagai organisasi pemerintah
sehingga dapat membantu masyarakat dan stakeholder lainnya dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari. Portal ini sebisa mungkin haruslah dapat membimbing segenap
lapisan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam menjelajah dunia
informasi baik di tingkat pusat daerah. Portal yang baik biasanya menambahkan links
kepada website lainnya dalam menyempurnakan pelayanan kepada masyarakat,
menyediakan box untuk keluhan dan umpan balik, dan tentu saja juga di update secara
berkala.
2.1.3 Ruang Lingkup E-Government
Menurut Gottschalk and Solli-Saether, ruang lingkup e-government rmencakup
interaksi antara pemerintah dan warga negara (G2C), pemerintah dan perusahaan bisnis
(G2B), dan antar-instansi pemerintah (G2G). 15 Government to Citizens (G2C) fokus pada
pelayanan online di mana pemerintah bekerja untuk warga negaranya. Evans dan Yen (2007)
menjabarkan G2C sebagai sektor pelayanan yang fokus pada kemampuan pemerintah dan
warga negara untuk bertukar informasi satu sama lain dalam sebuah bentuk elektronik yang
efisien.
Government to Business (G2B) mengacu pada penyediaan pelayanan informasi bagi
kalangan bisnis. Sektor ini fokus pada transaksi antara pemerintah dan pebisnis dengan tujuan
untuk mengurangi biaya dan mengumpulkan informasi yang lebih akurat. Tujuan dari jenis
pelayanan ini yaitu untuk memudahkan pemerintah membeli sesuatu, membayar tagihan, dan
15
Teguh Kurniawan, 19 September 2011, “Pengertian E-Government”, disampaikan pada mata kuliah Electronic
Government, Program Sarjana Ilmu Administrasi Negara FISIP UI.
11
melakukan bisnis dengan biaya yang lebih efektif, dan juga untuk membantu dalam
memperoleh data untuk menganalisis atau untuk membantu dalam pembuatan keputusan.
Government to Governments (G2G) bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
pelayanan ketika melakukan pertukaran informasi antara pemerintah lokal dan pusat. Manfaat
dari sektor ini yaitu peningkatan kemampuan dalam hal pendeteksi tindak kriminal, sistem
respon terhadap tindakan darurat, penegakan hukum, dan keamanan wilayah. Sebagai contoh,
di Amerika Serikat terdapat koordinasi antara pemerintah lokal, negara bagian, dan federal
dalam informasi pemberitahuan adanya bencana.
2.2. E-Recruitment
E-recruitment merupakan sistem penerimaan pegawai dengan pendaftaran berbasis teknologi
jaringan internet atau dengan kata lain menggunakan sistem online. Local Government of UK
mendefinisikan istilah E-recruitment sebagai berikut:
“The term e-recruitment means using information technology (IT) to speed up or
enhance parts of the recruitment process. It ranges from the applicant interface for
advertising vacancies and making job applications, to the back office processes,
which allow a liaison between human resources (HR) and line managers to set up a
talent pool or database of potential recruits”.16
(Penggunaan teknologi informasi (TI) untuk mempercepat atau meningkatkan bagian dari
proses perekrutan. Hal ini meliputi pencarian iklan lowongan pekerjaan ole pelamar dan
menggunakan aplikasi pencari pekerjaan tersebut, hingga pemrosesan di back office, yang
memungkinkan penghubung antara manajer sumber daya manusia (SDM) dan manajer lini
untuk membuat sebuah wadah pengumpulan bakat atau database calon yang potensial).
Sementara itu, sebuah situs penyedia lowongan pekerjaan di UK bernama Naukrihub,
mendefinisikan E-recruitment sebagai berikut:
“the use of technology or the web based tools to assist the recruitment process. The
tool can be either a job website, the organisation’s corporate web site or its own
intranet”.17
Local Government UK, 21 Juli 2010, “E-Recruitment”
http://www.idea.gov.uk/idk/core/page.do?pageId=4103934 diakses pada 17 November pukul 18.45 WIB.
17
Naukrihub, “E-Recruitment” http://recruitment.naukrihub.com/e-recruitment.html diakses pada 17
November pukul 18.50 WIB.
16
12
(Penggunaan teknologi berbasis web untuk membantu proses rekrutmen. Alat yang
digunakan bisa berupa situs web pencari kerja, situs web milik organisasi/perusahaan,
ataupun intranet).
Ada dua jenis e-rekrutmen yang dapat digunakan oleh organisasi, yaitu:18
a. Job portal, yaitu postingan posisi dengan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan
pada portal pekerjaan dan juga mencari resume yang cocok diposting di situs tertentu
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
b. Membuat rekrutmen online lengkap/aplikasi pada situs milik organisasi itu
sendiri. Perusahaan telah menambahkan sistem aplikasi website-nya, di mana pencari
kerja 'pasif' dapat mengirimkan resume mereka ke dalam database organisasi untuk
dipertimbangkan di masa depan, ketika ada lowongan yang tersedia.
2.2.1 Manfaat E-recruitment
Seiring dengan meningkatnya jumlah pencari kerja secara online, maka organisasi
memperoleh keuntungan dari penerapan rekrutmen online tersebut dalam hal pengaturan
proses rekrutmen dan penurunan biaya terkait proses rekrutmen tersebut. Dalam manajemen
sumber daya manusia, internet telah mengubah secara radikal fungsi rekrutmen dari
organisasi dan perspektif pencari pekerjaan.
Metode konvensional dari proses perekrutan dianggap memakan waktu dengan biaya
yang tinggi dan jangkauan geografis yang terbatas. Sedangkan, perekrutan melalui internet
menyediakan cakupan global dan kemudahan. Demikian juga, integrasi cepat dari internet ke
dalam proses perekrutan terutama diakui karena kemampuan tak tertandingi komunikasi
internet, yang memungkinkan perekrut untuk komunikasi tertulis melalui e-mail, blog dan
portal pekerjaan. Selain itu bila digunakan dengan benar e-rekrutmen dapat:19

meningkatkan pengalaman pemohon

mengkomunikasikan citra majikan dan budaya yang lebih baik

membuat proses rekrutmen lebih cepat, lebih akuntabel dan standar

meningkatkan keragaman pelamar

menyediakan informasi manajemen yang lebih baik pada pemohon

menemukan kandidat yang tepat untuk pekerjaan itu.
Naukrihub, “E-Recruitment” http://recruitment.naukrihub.com/e-recruitment.html diakses pada 17
November pukul 18.50 WIB.
19
Local Government UK, 21 Juli 2010, “E-Recruitment”
http://www.idea.gov.uk/idk/core/page.do?pageId=4103934 diakses pada 17 November pukul 18.45 WIB.
18
13
Ada banyak manfaat e-Recruitment, baik untuk pengusaha maupun pencari kerja. Beberapa
keuntungan tersebut antara lain:20

Menurunkan biaya bagi organisasi sebab posting pekerjaan online lebih murah
dibandingkan iklan di surat kabar.

Tidak ada perantara.

Pengurangan waktu untuk perekrutan (lebih dari 65 persen dari waktu perekrutan).

Mampu menjangkau berbagai tempat di seluruh dunia

Meminimalisir proses administrasi secara manual karena data kandidat telah tersimpan
secara elektronik

Mendapatkan kandidat yang tepat sesuai dengan kebutuhan organisasi

Memberikan perlakuan secara pribadi kepada para kandidat karena akan langsung
diinformasikan melalui alamat email maupun melalui website

Informasi yang didapatkan dari para kandidat dapat diketahui lebih detail sesuai dengan
pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya berdasarkan form yang diisi melalui
website.
2.3 Konsep Good Governance
Terselenggaranya kepemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa (clean and good
governance) menjadi cita-cita dan harapan setiap bangsa. Menurut Dokumen Kebijakan United
Nations Development Program (UNDP) dalam “Tata Pemerintahan Menunjang Pembangunan Manusia
Berkelanjutan”, Januari 1997,
good governance adalah “penggunaan wewenang ekonomi politik
dan administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata
pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan
kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak
hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka. Jelas
bahwa good governance adalah masalah perimbangan antara negara, pasar dan masyarakat.21
Berdasar atas hubungan yang sinergis dan konstruktif di antara negara, sektor swasta,
dan masyarakat (society), UNDP dalam dokumen kebijakannya mengajukan karakteristik
atau prinsip-prinsip utama good governance (Bintoro, 2003), yaitu sebagai berikut:
Human Resorce Excellence, “E-Recruitment”, http://hrxl.net/layanan_jasa_erec.html, diunduh pada 17
November 2011 pukul 19.00 WIB.
21
Loina Lalolo Krina, Agustus 2003, “Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi dan
Partisipasi, http://goodgovernance.bappenas.go.id/gg/file/concept/good_governance.pdf, diakses pada
18 November 2011, pukul 23.20 WIB.
20
14
1. Paticipation. Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik
secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili
kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan
berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.
2. Rule of Law. Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama
hukum untuk hak asasi manusia.
3. Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Proses-proses,
lembaga-lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang
membutuhkan informasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor.
4. Responsiveness. Lembaga-lembaga dan proses-proses harus mencoba untuk melayani
setiap stakeholders.
5. Consensus Orientation. Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda
untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas baik dalam hal
kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.
6. Equity. Semua warga negara, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan
untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.
7. Effectiveness and efficiency. Proses-proses dan lembaga-lembaga menghasilkan sesuai
dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia
sebaik mungkin.
8. Accountability. Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta, dan
masyarakat (civil society) bertanggungjawab kepada publik dan lembaga-lembaga
stakeholders. Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat,
apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi.
9. Stategic Vision. Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good governance
dan pengembangan manusia yang luas dan jauh ke depan sejalan dengan apa yang
diperlukan untuk pembangunan semacam ini.
15
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum Negara Inggris (United Kingdom)
Inggris merupakan negara kepulauan yang dinamakan ”British Islands” yang terbagi
atas dua pulau utama yaitu Pulau Britania dan Pulau Irlandia serta pulau-pulau kecil lain
seperti Island of Man dan Channel Island. Pulau Britania (Great Britain) terdiri dari
Skotlandia, Wales, Inggris. Pulau Irlandia yang menjadi bagian dari Inggris adalah Irlandia
Utara. Inggris adalah negara bagian terbesar dan terpadat penduduknya dari negara-negara
bagian yang membentuk Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara (United
Kingdom of Great Britain and Northern Ireland). Seringkali nama Inggris dipakai untuk
menyebut keseluruhan negara ini. Ibukota negara ini berada di kota London. Letak
astronomisnya adalah 50°LU - 61°LU dan 11°BB - 15°BB, sementara luas wilayahnya
adalah 229.898 km² dengan jumlah penduduk yang tinggal di dalamnya mencapai 60.441.457
(perkiraan tahun 2005) dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,3 %.
Bentuk negara Inggris adalah kerajaan atau monarki konstitutional dengan ratu/raja
sebagai kepala negara. Sedangkan, sistem pemerintahannya adalah demokrasi parlementer,
dengan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan yang dipilih oleh parlemen.
3.2. Gambaran Umum Implementasi E-Government di Inggris
Penerapan electronic government (e-government) melalui penyediaan pelayanan
publik secara online dapat dibagi ke dalam beberapa tingkatan, yakni penyediaan informasi;
interaksi satu arah; interaksi dua arah; dan transaksi pelayanan elektronik secara penuh. Hal
ini sesuai dengan Indeks Pengukuran Portal yang diterbitkan oleh Badan Persatuan BangsaBangsa (PBB), yang terbagi ke dalam lima tahap, yakni:22
1. Tahap I - Emerging (penyediaan informasi; interaksi satu arah). Kehadiran pemerintah
secara online ditandai dengan adanya halaman web dan/atau sebuah situs web resmi.
Kebanyakan informasi bersifat statis dan hanya ada sedikit interaksi dengan masyarakat.
2. Tahap II – Enhanced Pemerintah menyediakan informasi lebih banyak informasi tentang
kebijakan publik dan informasi kepemerintahan. Ada tautan (link) ke arsip informasi
22
United Nations, 2008, United Nations e-Government Survey 2008: From e-Government to Connected
Governance (New York: United Nations, 2008),
http://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/UN/UNPAN028607.pdf, 18 November 2011.
16
(misal, dokumen, formulir, laporan, undang-undang dan peraturan, surat edaran) yang
mudah diakses oleh masyarakat.
3. Tahap III – Interactive (interaksi dua arah). Pemerintah menyediakan layanan online,
seperti misalnya formulir yang dapat diunduh untuk pembayaran pajak dan perpanjangan
izin. Ditambah lagi, terdapat portal interaktif atau situs web, dengan layanan yang mulai
dirancang sedemikian rupa sehingga masyarakat merasa nyaman bertransaksi dengan
pemerintah.
4. Tahap IV – Transactional Pemerintah mulai mentransformasi dirinya dengan
memperkenalkan interaksi dua arah antara masyarakat dengan pemerintah. Hal ini
termasuk pilihan untuk membayar pajak, permohonan kartu identitas, akte kelahiran,
paspor, perpanjangan izin, serta interaksi G2C lainnya, dan memungkinkan masyarakat
untuk mengakses layanan ini secara online 24/7.
5. Tahap V – Connected (transaksi pelayanan elektronik secara penuh). Pemerintah
mentransformasi dirinya menjadi entitas terkoneksi yang merespon kebutuhan
masyarakatnya dengan mengembangkan sebuah infrastruktur back-office terintegrasi. Ini
adalah tingkat yang paling tinggi dalam e-government online. Level ini ditandai dengan:
a. Koneksi horisontal (antar lembaga pemerintah)
b. Koneksi vertikal (lembaga pemerintah pusat dan daerah)
c. Koneksi infrastruktur (interoperabilitas)
d. Koneksi antara pemerintah dengan masyarakat
Inggris merupakan salah satu negara yang telah menerapkan e-Government dengan
cukup baik, di mana negara tersebut telah memiliki official website yang cukup modern
sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi terbaru dan kebijakan serta
dasar hukum kebijakan pemerintah tersebut. Salah satu langkah yang ditempuh oleh
pemerintah Inggris untuk menerapkan e-government tersebut ialah dengan membangun situs
resmi yang beralamat di http://www.direct.gov.uk. Di dalam situs ini terdapat lima kanal
yang memuat daftar halaman utama; kontak; do it online; newsroom; dan video. Situs ini
menyajikan begitu banyak informasi terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik, mulai
dari pelayanan pajak, paspor, keamanan, pendidikan, kesehatan, transportasi, pengelolaan
sampah hingga ketenagakerjaan. Bila diamati, situs ini terlihat cukup terpelihara di mana
semua navigasi pada masing-masing kanal tersebut dapat beroperasi dengan baik dan beritaberita yang disajikan di-update secara rutin. Berikut merupakan tampilan pada halamam
utama website milik pemerintah Inggris.
17
Gambar 3.1. Halaman Utama Website Pemerintah Inggris
Sumber: http://www.direct.gov.uk
Dalam hal implementasi e-government yang melalui sejumlah tahapan sebagaimana
telah disebutkan sebelumnya, pemerintah Inggris telah berupaya menerapkan e-government
dengan cara menyediakan informasi kepada publik secara elektronik melalui pembangunan
website http://www.direct.gov.uk. Langkah ini merupakan tingkatan yang paling dasar dalam
penerapan e-government. Selanjutnya, penerapan e-government melalui interaksi satu arah
juga terlihat dari adanya fasilitas men-download formulir yang dibutuhkan, seperti halnya
formulir untuk pembuatan akte kelahiran, akte kematian, surat nikah dan formulir
pendaftaran untuk menjadi warga negara. Sedangkan, interaksi dua arah dapat berupa
pemrosesan/pengumpulan formulir secara online. Untuk pelayanan elektronik secara penuh
berupa pengambilan keputusan dan delivery (pembayaran) secara online.
Di dalam situs ini juga terdapat kolom konsultasi publik yang memungkinkan
masyarakat untuk turut serta dalam proses pembuatan suatu kebijakan. Layanan tersebut juga
disertai nomor kontak government departement, badan negara dan dewan perwakilan daerah
yang bisa dihubungi sehingga masyarakat dapat dengan mudah melakukan komunikasi
18
dengan aparat pemerintah yang dituju. Selain itu, kesemua aplikasi dalam website milik
pemerintah Inggris ini terhubung dengan situs jejaring sosial, seperti halnya facebook; twitter;
reddit dan lain sebagainya sehingga sosialisasi yang dilakukan dapat lebih mudah tersebar ke
masyarakat. Selain itu, penerapan e-government di Inggris juga dilakukan melalui sensor
terhadap sejumlah situs tertentu. Pemerintah melakukan pemblokiran terhadap situs-situs web
yang terkait dengan teroris dan situs yang menebar kebencian ras atau golongan tertentu.
Pelarangan pada situs tertentu tersebut timbul sebagai suatu hasil kerjasama antara
pemerintah pusat dengan British Internet Service Provider (ISP).23
Terkait penggunaan internet, berdasarkan data Internet World Statistic bulan Juni
tahun 2010, peringkat pertama Top 20 Negara Pengguna Internet dipegang oleh China
dengan jumlah pengguna internet sebanyak 420 juta penduduk. Sementara Inggris,
menduduki posisi ke delapan dengan jumlah pengguna internet sebanyak 51 juta penduduk.
Gambar 3.2. Peringkat Penggunaan Internet
Sumber: http://teknologi.kompasiana.com/internet/2011/06/10/internet-life-style/
Berita Teknologi, “Pemerintah Inggris Meniru Kehebatan China dalam Sensosr SItus Internet”, available
http://www.beritateknologi.com/pemerintah-inggris-meniru-kehebatan-china-dalam-sensor-situs-internet/
23
19
Dari total 51 juta pengguna tersebut, 65% di antaranya merupakan pengguna dari
kalangan dewasa. Dalam hal akses internet, aksesibilitas masayarakat Inggris terhadap
internet terbilang cukup tinggi di mana pada tahun 2006 saja 64% dari rumah-rumah yang
ada telah terhubung dengan akses broadband.24
Secara umum penerapan e-governmen di Inggris telah cukup baik di mana pemerintah
dapat mencapai target 75% layanan yang tersedia secara elektronik di akhir tahun 2004 dan
estimasinya 96% akhir 2005. United Nation pun memposisikan Inggris pada posisi ke empat
dunia dalam kategori kesiapan e-government. Bagaimanapun, walaupun ada kesuksesan
seperti ini, ada juga beberapa kelemahan dalam program reformasi. Kelemahan yang paling
signifikan adalah sangat rendahnya penggunaan e-service, walaupun Inggris berperingkat
tinggi atas kualitas layanannya, ia berada di bawah dalam kategori penggunaan e-government
oleh sektor bisnis dan lebih rendah lagi terkait dengan penggunaannya oleh masyarakat
(Eurostat, 2005).
Sementara itu, terdapat tiga perkembangan (terus berkembang) web portal
pemerintahan pusat selama era Blair, yakni open.go.uk, UK Online dan, yang terbaru,
Directgov bisa dikatakan bahwa kemunculan ini relatif tetap rendah dibandingkan agenda egovernment yang telah ditetapkan. Layanan-layanan yang tersedia saat ini berawal dari visi
radikal untuk penemuan kembali pemerintahan yang digagas tahun 1999 dan kebanyakan
beroperasi dalam batas-batas lembaga yang ada daripada pekerjaan lintas mereka, tidak
sedikit karena departemen-departemen pemerintahan individu yang diberikan target 100%
layanan online-nya sekitar tahun 2005 tapi tidak ada target untuk pekerjaan lintas departemen
atau lembaga. Tambahan pula, pemerintah sudah berjuang dengan isu verifikasi identitas
online dan sebagian dari layanan transaksi hanya dapat diakses dalam bentuk formulir
registrasi berbasis kertas, sedangkan sebagiannya menyediakan informasi online dan formulir
yang dapat di-download, tetapi meminta masyarakat untuk mencetaknya serta surat yang
ditanda-tangani untuk melengkapi transaksi.25
Sobhan Gajjar, “UK Onlline Recruitment Overview”, http://www.bis.gov.uk/files/file29862.pdf, diakses pada
tanggal 18 November 2011 pukul 13.00 WIB.
25
John Hudson, 2007, “E-Government in the United Kingdom”, Ari-Veikko Anttiroiko, Matti
Malkia. Encyclopedia of Digital Government. Volume 3. London: Idea Group Inc.
24
20
3.3. Analisis Implementasi E-Recruitment di Inggris
Dalam beberapa tahun terakhir, internet telah digunakan oleh pencari pekerjaan dan
juga lebih dari 500 perusahaan penyedia pekerjaan. Penelitian
Taleo pada tahun 2003
membuktikan bahwa 93% dari 500 perusahaan di dunia telah menggunakan E-Recruitment
dengan komposisi 96% di Asia, 94% di Eropa, serta 96% di Amerika. 26 Peningkatan
penggunaan E-Recruitment meningkat tajam dengan persentase hanya 27% dari total
perusahaan/organisasi penyedia pekerjaan pada tahun 2000 menjadi 77% pada tahun 2005.27
Internet telah berhasil membuat pelamar dan pemberi pekerjaan menjadi lebih mudah dan
leluasa mengakses dan melihat lowongan serta lamaran 24 jam dalam seminggu tanpa harus
melakukan tatap muka.
Penggunaan e-recruitment untuk mendapatkan pegawai baru di perusahaan dan
organisasi di Inggris sendiri mulai meningkat tajam pada sekitar tahun 2001-2004. Jumlah
organisasi-organisasi dan perusahaan di Inggris yang menggunakan e-recruitment meningkat
dari 72% di tahun 2002 menjadi 93% pada tahun 2005.28 Di sisi lain, sebanyak 41% dari
jumlah keseluruhan penggguna internet di Inggris merupakan para pelamar pekerjaan. 29 Hal
tersebut menjadikan Inggris sebagai negara dengan tingkat penggunaan e-recruitment
tertinggi di Eropa.30
Penggunaan E-Recruitment di Inggris telah merambah ke berbagai sektor dengan
persentase yang bervariasi. Untuk sektor swasta ada sekitar 71% dari total pelaku bisnis yang
menerapkan E-Recruitment. Sedangkan pada organisasi nirlaba, seperti halnya lembaga
swadaya masyarakat dan komunitas sosial, jumlah penggunaannya mencapai 82%. Proporsi
terbesar dipegang oleh sektor publik dengan total penggunaan mencapai 86%.31 Dalam hal
pencarian informasi lowongan pekerjaan melalui website komersial, sebanyak 29% pengguna
mencari lowongan pekerjaan untuk sektor produksi dan manufaktur, 42% untuk organisasi
nirlaba, serta 43% untuk instansi pemerintah. Pada tahun 2005 online advertising di Inggris
mencapai 1.4 miliar poundsterling, naik sebesar 65% dari tahun 2004. Iklan rekruitmen
online di Inggris juga merupakan yang paling cepat berkembang di antara negara-negara
Eropa lainnya, yakni mencapai 22% pada tahun 2005.32 Di antara penyedia iklan rekruitmen
Linda Barber, “E-Recruitment Developments”, http://www.employment-studies.co.uk/pdflibrary/mp63.pdf ,
diakses pada tanggal 17 November 2011 pukul 19.44 WIB
27
Ibid, p.3.
28
Ibid, p.3.
29
Sobhan Gajjar, “UK Onlline Recruitment Overview”, http://www.bis.gov.uk/files/file29862.pdf, diakses pada
tanggal 18 November 2011 pukul 13.00 WIB.
30
Ibid, p.2.
31
Opcit, p.4.
32
Ibid, p.2.
26
21
online tersebut (job boards), situs Job Centre plus menjadi situs yang paling banyak diminati
oleh para job seekers.33
Pemerintah Inggris sendiri telah mendukung pelaksanaan e-recruitment tersebut, salah
satunya dengan menyediakan aplikasi job centre pada website resmi milik pemerintah.
Dengan kapasitas yang besar pada website tersebut, memungkinkan masyarakat dapat
melamar pekerjaan di suatu institusi pemerintah atau pun perusahaan yang tertera pada kolom
“Find a Job Now” yang berada di sisi kanan portal. Aplikasi job centre tersebut merupakan
salah satu aplikasi lowongan pekerjaan dengan database terbesar di Inggris yang diupdate
setiap hari. Terbuka pula lowongan untuk magang sehingga masyarakat bisa mengembangan
kemampuannya dalam bekerja, maupun mempelajari skill baru. Aplikasi tersebut juga sangat
mudah untuk digunakan, bahkan bagi orang yang jarang menggunakan internet sekali pun.
Tampilan layanan job centre yang ada pada situs tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.3. Tampilan Layanan Job Centre “Find a Job Now”
Sumber: http://www.direct.gov.uk
33
Ibid, p.7.
22
Kelebihan aplikasi job research tersebut antara lain memungkinkan pengguna untuk
menyimpan data pencarian lowongan pekerjaan melalui “My Searches”. Pengguna juga bisa
membuat record pribadi mengenai link-link lowongan pekerjaan serta dapat memberikan
bookmark pada lowongan pekerjaan yang diinginnkan. Disediakan pula link yang berisikan
tips dan saran dalam menggunakan aplikasi e-recruitment tersebut serta hal-hal yang perlu
dilakukan ataupun yang perlu dihindari dalam melamar suatu pekerjaan. Hal ini akan
memudahkan pelamar dalam menggunakan aplikasi yang disediakan juga memberikan
pengetahuan tambahan kepada pelamar sehingga bisa meraih kesuksesan dalam mendapatkan
pekerjaan yang sesuai. Berikut merupakan tampilan menu “Help and Service When
Appplying for Jobs”
Gambar 3.4. Tampilan Menu “Help and Service When Appplying for Jobs”
Sumber: http://www.direct.gov.uk
23
3.3.2 E-Recruitment sebagai Perwujudan Perspektif Good Governance
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa e-government memiliki korelasi yang
cukup kuat dengan good governance. Pelaksanaan e-government di sebuah negara akan
mendukung bagi terciptanya good governance. Berikut merupakan analisis implementasi egovernment, khususnya e-recruitment berdasarkan prinsip-prinsip good governance.
1. Akuntabilitas
Dari segi akuntabilitas, E-Recruitment membuat proses perekruitan menjadi,lebih
akuntabel, dan sesuai dengan standar karena dengan sistem ini informasi mengenai proses
perekrutan bisa diakses dan diawasi oleh masyarakat secara luas. Selain itu, melalui ERecruitment juga bisa memperkecil peluang terjadinya tindak nepotisme ataupun praktik
percaloan.
2. Partisipasi
Dari segi partisipasi, E-Recruitment sudah dipersiapkan dengan pandangan untuk
mengenal dan memungkinkan mempertemukan kebutuhan dan kepentingan dari masyarakat;
sektor swasta penyedia lapangan pekerjaan, pelaku bisnis di bidang jasa penyediaan
informasi lowongan pekerjaan online (job portal), serta pemerintah selaku regulator dalam
bidang ketenagakerjaan. Keseluruhan elemen tersebut dapat berpartisipasi dalam menerapkan
E-Recruitment karena pada dasarnya E-Recruitment merupakan aplikasi yang bisa dipakai
oleh seluruh elemen masyarakat, baik secara individual maupun kelompok.
3. Responsiveness
Dari
segi
ketanggapan
(responsiveness),
penerapan
E-Recruitment
sebagai
perwujudan upaya pemerintah untuk bisa menanggapi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu,
penerapan di seluruh instrument di atas membuat E-Recruitment bisa memberikan kebutuhan
masyarakat dengan lebih dekat. Selain itu bila masyarakat tidak puas atau mengalami
kesulitan dalam E-Recruitment, maka masyarakat bisa mengadukannya melalui website resmi
pemerintah Inggris, yakni www.direct.gov.uk.
4. Efektivitas dan Efisiensi
Pada prinsipnya, efisiensi dan efektivitas mengandung makna bahwa pemerintahan
yang ada harus selalu berupaya mencapai hasil yang optimal dengan memanfaatkan dana dan
sumber daya lainnya yang tersedia secara efisien. Metode konvensional dari proses
perekrutan dianggap memakan waktu dengan biaya yang tinggi dan jangkauan geografis yang
24
terbatas. Sedangkan,
perekrutan
melalui internet
menyediakan
cakupan
global
dan
kemudahan. Penggunaan E-Recruitment ini dapat mempermudah akses bagi publik untuk
mendapatkan informasi secara online, baik kapan saja dan dimana saja sehingga tidak
memerlukan waktu banyak dan dengan biaya yang lebih terjangkau.
Dengan
adanya
E-Recruitment
organisasi
dapat
menurunkan
biaya
untuk
penyelenggaraan rekrutmen pegawai. Hal ini dikarenakan posting lowongan pekerjaan secara
online lebih murah dibandingkan melalui pemasangan iklan di surat kabar. Pengaturan proses
rekrutmen juga menjadi lebih mudah dan tertib. Selain itu, organisasi juga bisa mendapatkan
kandidat yang tepat sesuai dengan kebutuhan organisasi sehingga rekrutmen yang
diselenggarakan menjadi dapat berjalan secara efektif.
Masyarakat (pelamar pekerjaan) pun tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk surat
menyurat melalui hardcopy yang mahal. Proses perekrutan juga menjadi lebih cepat karena
melalui E-Recruitment para pelamar tidak perlu lagi antre berdesak-desakan untuk
mengambil formulir pendaftaran dan mengembalikan formulir itu lagi setelah dilengkapi
persyaratan yang diperlukan. Pengurangan waktu untuk perekrutan ini mencapai lebih dari 65%
dari waktu perekrutan konvensional.34
Efektivitas lainnya yang dapat dilihat adalah data-data yang dishare antar instansi
pemerintahan bahkan instansi sektor swasta dapat diintegrasikan satu sama lain, sehingga
perwujudan untuk konsolidasi dari antar pemerintahan dengan stakeholders lainnya dapat
terwujud. Selain itu, pemanfaatan layanan ini dapat menghemat pembiayaan ekonomi
pemerintah untuk memberikan informasi selengkap-lengkapnya bagi publik, karena bahan
yang telah disediakan dalam aplikasi E-Recruitment merupakan bahan pemerintah yang
komperhensif, mulai dari aspek sosial, ekonomi dan budaya pun terdapat, yang diperbolehkan
untuk dimanfaatkan oleh masyarakat secara legal.
5. Transparansi
Prinsip transparansi menitikberatkan bahwa penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
dan pelayanan publik dilaksanakan secara terbuka dan jujur. Pemerintah diharapkan memberi
informasi yang dibutuhkan publik, baik melalui media cetak ataupun elektronik. Jelas, dalam
pemaknaan nilai ini telah terwakili pada peranan E-Recruitment. Pada prinsipnya ERecruitment merupakan aplikasi yang berbasis teknologi yang dimanfaatkan untuk
menyelenggarakan proses penerimaan tenaga kerja secara lebih terbuka bagi masyarakat.
Melalui E-Recruitment proses perekrutan menjadi lebih mudah, lebih jelas, dan dapat diakses
34
Human Resorce Excellence, “E-Recruitment”, http://hrxl.net/layanan_jasa_erec.html, diunduh pada 17
November 2011 pukul 19.00 WIB.
25
oleh masyarakat luas. E-Recruitment juga menyediakan data berharga dan informasi
mengenai kompensasi yang ditawarkan oleh pesaing (competitor) yang membantu manajer
sumber daya manusia untuk mengambil keputusan penting terkait dengan pegawai, seperti
halnya promosi pegawai, tren gaji di industri dan lain sebagainya.
6. Ekuitas
Equity (asas keadilan) bahwa semua warga negara, baik laki-laki maupun perempuan
mempunyai kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki. E-Recruitment membuka peluang bagi seluruh warga negara untuk
dapat mengajukan aplikasi lamaran ke seluruh lowongan pekerjaan yang tersedia tanpa
adanya diskriminasi, baik secara gender; ras; ataupun golongan. Dengan diterapkannya
sistem E-Recruitment, maka aksesibilitas terhadap proses penerimaan menjadi jauh lebih
meningkat sehingga mampu menjaring lebih banyak pelamar potensial.
3.4. Analisis Manfaat dan Hambatan dalam Implementasi E-Recruitment di Inggris
3.4.1. Manfaat Implementasi E-Recruitment
Seiring dengan meningkatnya jumlah pencari kerja secara online, maka organisasi
memperoleh keuntungan dari penerapan rekrutmen online tersebut dalam hal pengaturan
proses rekrutmen dan penurunan biaya terkait proses rekrutmen tersebut. Dalam manajemen
sumber daya manusia, internet telah mengubah secara radikal fungsi rekrutmen dari
organisasi dan perspektif pencari pekerjaan.
Metode konvensional dari proses perekrutan dianggap memakan waktu dengan biaya
yang tinggi dan jangkauan geografis yang terbatas. Sedangkan, perekrutan melalui internet
menyediakan cakupan global dan kemudahan. Demikian juga, integrasi cepat dari internet ke
dalam proses perekrutan terutama diakui karena kemampuan tak tertandingi komunikasi
internet, yang memungkinkan perekrut untuk komunikasi tertulis melalui e-mail, blog dan
portal pekerjaan.
Dengan
adanya
E-Recruitment
organisasi
dapat
menurunkan
biaya
untuk
penyelenggaraan rekrutmen pegawai. Hal ini dikarenakan posting lowongan pekerjaan secara
online lebih murah dibandingkan melalui pemasangan iklan di surat kabar. Pengaturan proses
rekrutmen juga menjadi lebih mudah dan tertib. Selain itu, organisasi juga bisa mendapatkan
kandidat yang tepat sesuai dengan kebutuhan organisasi sehingga rekrutmen yang
diselenggarakan menjadi dapat berjalan secara efektif.
26
Masyarakat pengguna (pelamar pekerjaan) pun tidak perlu lagi mengeluarkan biaya
untuk surat menyurat melalui hardcopy yang mahal. Proses perekrutan juga menjadi lebih
cepat karena melalui E-Recruitment para pelamar tidak perlu lagi antre berdesak-desakan
untuk mengambil formulir pendaftaran dan mengembalikan formulir itu lagi setelah
dilengkapi persyaratan yang diperlukan. Pengurangan waktu untuk perekrutan ini mencapai
lebih dari 65% dari waktu perekrutan konvensional. Selain itu bila digunakan dengan benar erekrutmen dapat:35

meningkatkan pengalaman pelamar

mengkomunikasikan citra organisasi dan budaya yang lebih baik

membuat proses rekrutmen lebih cepat, lebih akuntabel dan standar

mendapatkan kandidat yang tepat sesuai dengan kebutuhan organisasi

meningkatkan keragaman pelamar

memudahkan employer untuk menyeleksi pelamar yang masuk. Proses rekrutmen lebih
tertib dan tidak perlu berdesak-desakan mengantri untuk mengambil formulir pendaftaran
karena pelamar mendapatkan nomor urut sesuai dengan waktu pendaftarannya dan pihak
pencari kerja (instansi) yang mengatur waktu dan tempat pengumpulan berkas yang
diperlukan

menyediakan informasi manajemen yang lebih baik pada pemohon

menurunkan biaya bagi organisasi untuk mempublikasikan lowongan pekerjaan.

meminimalisasi tindak nepotisme sebab proses perekrutan berlangsung secara online
tanpa melalui perantara.

pengurangan waktu untuk perekrutan (lebih dari 65 persen dari waktu perekrutan).

mampu menjangkau berbagai tempat di seluruh dunia

meminimalisasi proses administrasi secara manual karena data kandidat telah tersimpan
secara elektronik

memberikan perlakuan secara pribadi kepada para kandidat karena akan langsung
diinformasikan melalui alamat email maupun melalui website

informasi yang didapatkan dari para kandidat dapat diketahui lebih detail sesuai dengan
pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya berdasarkan form yang diisi melalui
website
35
Local Government UK, 21 Juli 2010, “E-Recruitment”
http://www.idea.gov.uk/idk/core/page.do?pageId=4103934 diakses pada 17 November pukul 18.45 WIB.
27

menyediakan data berharga dan informasi mengenai kompensasi yang ditawarkan oleh
pesaing sehingga membantu manajer sumber daya manusia untuk mengambil keputusan
penting terkait dengan pegawai, seperti halnya promosi pegawai dan tren gaji di industri
3.4.2. Hambatan Implementasi E-Recruitment
Selain membawa sejumlah manfaat penting terkait proses perekrutan, pelaksanaan ERecruitment juga tidak luput dari kendala yang menghambat pencapaian efektivitasnya.
Proses perekrutan secara online memiliki sejumlah kelemahan, di antaranya adanya bias
antara data kuantitatif dengan kualitatif; kurang dapat menggambarkan kemampuan pelamar
secara komprehensif; ketidaklengkapan dalam melampirkan persyaratan yang diminta atau
tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan; kemampuan kapasitas lebar pita jalur
akses/ bandwidth yang tidak memadai; serta adanya resiko proses verifikasi pada aplikasi
lamaran online belum sempurna.
Hambatan penerapan E-Recruitment terkait bias antara data kuantitatif dengan
kualitatif adalah kemungkinan terjadinya salah persepsi dalam melakukan penilaian atas
aplikasi lamaran yang dilayangkan. Data yang tercantum dalam berkas lamaran cenderung
bersifat kuantitatif, seperti halnya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan belum ditemukan
hingga saat ini aplikasi yang bisa digunakan untuk menampilkan data kualitatif, seperti
halnya kecerdasan emosional pelamar. Bisa saja seorang pelamar memiliki IPK yang tinggi,
namun tidak memiliki kemampuan bekerja secara tim atau pun tidak memiliki kemampuan
komunikasi yang memadai terpilih dalam seleksi administrasi (seleksi awal). Sementara,
pelamar dengan kemampuan bekerja secara tim; kemampuan komunikasi yang memadai; dan
daya tanggap yang tinggi, namun memiliki IPK yang rendah tidak lulus seleksi mulai dari
tahap awal. Dengan demikian, tujuan penerapan E-Recruitment untuk mendapatkan kandidat
yang potensial sesuai dengan kebutuhan organisasi menjadi tidak tercapai.
Perekrutan secara online juga berpotensi kurang dapat menggambarkan kemampuan
pelamar secara komprehensif. Proses perekrutan juga bisa menjadi impersonal, yang mungkin
tidak menyenangkan untuk beberapa kandidat/jobseekers. Adanya kemungkinan pemalsuan
informasi yang dilampirkan ataupun pelamar menggunakan jasa orang lain untuk mengunduh
dan mengirimkan aplikasi lamaran melalui internet. Organisasi cenderung menganggap para
calon pegawai yang melamar pekerjaan secara online dapat mengoperasikan komputer. Pada
28
kenyataannya, masih ada saja pelamar yang belum menguasai penggunaan komputer dan
internet sehingga meminta bantuan orang lain untuk mengirimnya.
Selain itu, proses rekrutmen online juga memungkinkan terjadinya ketidaklengkapan
berkas persyaratan yang diminta ataupun tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
Arus informasi begitu cepat sehingga publikasi lowongan pekerjaan yang di-post ke situs
internet akan tersebar dengan cepat dan demikian mudah diakses oleh masyarakat. Bisa saja
muncul berbagai pelamar yang sekadar coba-coba untuk meng-apply lowongan yang
disediakan. Akibatnya jumlah pengunjung job portal tersebut menjadi membludak dan
melebihi kemampuan kapasitas lebar pita jalur akses/ bandwidth yang disediakan. Hal ini
mengakibatkan situs lambat dibuka atau bahkan tidak bisa diakses sama sekali.
Hambatan lain adalah adanya risiko proses verifikasi pada aplikasi lamaran online
yang belum sempurna. Hal ini salah satunya berakibat pada pembacaan data nilai IPK 3.00
(dengan titik) dan nilai IPK 3,00 (dengan koma) tidak bisa dibaca dengan baik. Hambatan
yang tidak kalah berpengaruh terhadap kesuksesan penerapan E-Recruitment adalah proses
screening dan pemeriksaan berkas lamaran yang masuk. Proses verifikasi data dan pemetaan
keterampilan tersebut membutuhkan tenaga ahli dan waktu yang cukup lama.
3.5. Analisis Perbandingan E-Recruitment di Inggris dengan di Indonesia
Sama halnya dengan pemerintah Inggris, di lingkungan pemerintah Indonesia sendiri
e-recruitment sudah dilakukan di hampir semua lingkungan kementerian dalam proses
rekrutmen CPNS. Kelebihan dari sistem ini adalah bahwa informasi bisa tersampaikan
kepada tujuan dengan jauh lebih cepat daripada sistem manual. Selain itu dengan sistem ini
transparansi penerimaan CPNS di lingkup birokrasi pemerintah menjadi lebih transparan
karena bisa diakses dan diawasi oleh masyarakat secara luas. Namun demikian, sistem ini
juga masih memiliki beberapa kelemahan dalam penerapannya. Pertama, keterbatasan pita
jalur akses sistem jaringan atau bandwidth. Kedua yaitu keterjangkauan akses internet yang
belum sepenuhnya bisa merata di seluruh penjuru tanah air.
Salah satu contoh kasus yang terkait dengan e-recruitment di Indonesia adalah proses
rekrutmen yang dilakukan oleh salah satu kementerian di Indonesia yaitu pada proses
registrasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
(Kemenkumham). Beberapa orang yang mau melakukan e-recruitment tersebut mengeluhkan
proses registrasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Hukum dan
HAM (Kemenkumham). Keluhan bukan pada persyaratan yang diperlukan, akan tetapi pada
29
masalah kesulitan untuk mengakses halaman website yang telah disediakan untuk melakukan
registrasi secara online yaitu di http://e-cpns.kemenkumham.go.id.
Pihak Kemenkumham sendiri segera menyadari hal tersebut sehingga pada tanggal 28
Agustus 2010 pihak Kemenkumham-pun melalui ketua panitia seleksi CPNS 2010
Kemenkumham DRS. Amar Cho,S.H, MSi menyampaikan pengumuman yang berisi
beberapa hal, yaitu himbauan untuk mengakses pada waktu yang menurut mereka relatif
tidak sibuk yaitu pada selang antara pukul 18.00 s.d pukul 05.00 waktu setempat, permintaan
untuk mengirimkan berkas pendaftaran tanpa bukti registrasi bagi yang sudah mendaftar
online akan tetapi tidak bisa mencetak bukti registrasi online tersebut, dan terakhir bahwa jika
masih terjadi kerusakan sistem sampai waktu pendaftaran berakhir yaitu tanggal 31 Agustus
2010 maka akan dilakukan perubahan cara dan waktu pendaftaran. Akan tetapi sampai hari
terakhir pendaftaran (yaitu 31 Agustus 2010), website masih sulit untuk diakses, walaupun
kadang bisa muncul untuk beberapa saat.
Dalam kasus kesulitan akses pada halaman web Kemenkumkam ini, ada beberapa hal
yang kemungkinan besar mengakibatkan hal tersebut terjadi. Pertama, jumlah pengakses
yang terlalu besar sehingga mengakibatkan over capacity pada bandwidth. Sebagai gambaran,
jumlah pendaftar CPNS di lingkungan Kementerian Keuangan beberapa waktu yang lalu
mencapai seklitar 120 ribu orang. Jumlah tersebut sangat mungkin hanya sebagian yang bisa
mendaftar dikarenakan memang memenuhi persyaratan yang ditentukankan. Sementara itu
sejumlah besar pengakses informasi lainya tak bisa mendaftar karena terkendala batasan
umur, kualifikasi pendidikan, indeks prestasi, akreditasi jurusan, dan faktor- faktor lainya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengakses informasi lowongan kerja melalui
website, khususnya seleksi CPNS di lingkungan Departemen/ Kementerian sangatlah tinggi.
Dalam hal CPNS di lingkungan Kemenkumham ini kemungkinan jumlah pengakses lebih
tinggi daripada yang terjadi pada Kementerian Keuangan beberapa waktu lalu. Hal ini
dikarenakan terdapatnya formasi dengan kualifikasi pendidikan minimal SMA sederajat,
yang notabene jarang ada di lingkungan Departemen. Seperti kita ketahui bersama bahwa
lulusan SMA sederajat pada tahun 2010 ini saja berada dikisaran 400 ribu orang. Tentu tidak
bisa disimpulkan bahwa semua lulusan tersebut mendaftar, akan tetapi kemungkinan besar
mereka tetap mengakses informasi tersebut karena masih tingginya ketertarikan generasi
muda di Indonesia untuk menjadi pegawai negeri sipil.
Kedua, waktu akses untuk registrasi yang cukup sempit. Dalam hal proses seleksi
CPNS Kemenkumham ini, waktu yang disediakan untuk registrasi online dapat dikatakan
sangat sempit yaitu hanya 5 hari, terhitung tanggal 27- 31 Agustus 2010. Selain waktu yang
30
hanya 5 hari, hal ini masih diperparah dengan pembatasan jam registrasi yaitu mulai pukul
07.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB pada tanggal tersebut. Tentu bisa dibayangkan
besarnya jumlah pengakses yang berebut untuk melakukan registrasi pada durasi lima hari
tersebut, yang akhirnya berakibat pada penuhnya bandwidth yang disediakan oleh pihak
Kemenkumham sehingga halaman web tidak bisa atau sulit diakses. Hal ini berbeda dengan
waktu pendaftaran di Kementerian Luar Negeri yang lebih longgar yaitu 18 hari, tanggal 724 Agustus 2010, sehingga tidak menimbulkan masalah yang berarti dalam proses registrasi
online maupun pengiriman berkas.
Dilihat dari masalah dalam registrasi online di lingkungan Kemenkumham tersebut
ada satu hal pokok yang harus diperhatikan dalam penerapan sistem e-recruitment di lingkup
pemerintah, khususnya dalam proses seleksi penerimaan CPNS yang tentunya sangat menarik
perhatian para pancari kerja. Hal pokok tersebut adalah kesiapan pemerintah dalam
penerapan sistem e-recruitment itu sendiri. Kesiapan disini mempunyai cakupan yang cukup
luas, yaitu mulai dari alur pendaftaran yang jelas, tata kelola database registrasi online,
termasuk perhitungan kebutuhan bandwidth untuk kelancaran registrasi, serta keterjangkauan
akses internet ke seluruh pelosok tanah air. Dengan demikian maka diharapkan bahwa
pelaksanaan e-recruitment dapat berjalan dengan lancar, tertib, transparan, serta adil karena
semua masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk masuk dalam lingkup birokrasi
pemerintah melalui seleksi CPNS.
Hal ini tentu tidak terlepas dari kurangnya komitmen pemerintah dalam menyediakan
sarana dan prasarana pendukung. Terbukti dari jumlah penggunaan internet di Indonesia yang
masih tertinggal. Berdasarkan survey Internet World Statistic bulan Juni tahun 2010,
Indonesia berada dalam posisi ke-15 dari dengan perolehan angka sebanyak 30 juta orang
pengguna. Survey berbeda berdasarkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) dan IDC, PT Telkom, Nokia Siemens Network memaparkan bahwa jumlah pengguna
internet
di
Indonesia
sejak
tahun
1998
hingga
akhir
2010
terus
mengalami
peningkatan. Kenaikan terjadi secara signifikan, data akhir tahun 2010 menunjukkan terjadi
kenaikan sebanyak 8,3 juta orang, mencapai jumlah 48,7 juta orang dari 40,4 juta di tahun
2009.36 Untuk lebih jelasnya, Gambar 3.5 berikut menunjukkan perkembangan penggunaan
internet di Indonesia dari tahun 1998 hingga tahun 2010.
36
Kompasiana, 2011, Sumber: http://teknologi.kompasiana.com/internet/2011/06/10/internet-life-style/, diakses
pada 20 November 2011.
31
Gambar 3.5. Perkembangan Penggunaan Internet di Indonesia
Sumber: http://teknologi.kompasiana.com/internet/2011/06/10/internet-life-style/
Kenaikan pesat tersebut tentunya karena dukungan yang besar akan gadget atau
perangkat komunikasi yang lebih beragam seperti ponsel smart phone, yang mempermudah
dalam mengakses informasi dari internet.
Selain itu, berdasarkan data Depkominfo tahun 2009, digital divide (kesenjangan
digital) di Indonesia sangat tinggi. Kapasitas jaringan broadband di kota dan daerah sangat
lah tidak seimbang sebab infrastruktur di desa masih sangat lemah, baru mencapai 45% yang
telah terbangun jaringan telepon fixed dan 69% yang telah terjangkau seluler. Hal ini
mengakibatkan masyarakat di pedesaan ataupun di pelosok-pelosok daerah menjadi sangat
sulit untuk mengakses internet sehingga penerapan e-government menjadi tidak efektif.
Untuk melakukan rekrutmen secara online pun masyarakat di pedesaan akan sangat sulit ikut
serta mengingat cakupan geografis dari pembangunan infrasturktur yang dibutuhkan masih
sangat terbatas.
32
BAB 4
PENUTUP
4.1. Simpulan
Penerapan e-government ini bertujuan agar pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
kepada masyarakat menjadi lebih cepat dan akuntabel. Saat ini penggunaan e-government
telah merambah ke seluruh dunia, termasuk negara Inggris. Inggris sebagai salah satu negara
maju masuk ke dalam 5 besar negara dengan implementasi e-government yang baik.
Inggris merupakan salah satu negara yang telah menerapkan e-Government dengan
cukup baik, di mana negara tersebut telah memiliki official website yang cukup modern
sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi terbaru dan kebijakan serta
dasar hukum kebijakan pemerintah tersebut. Terkait penggunaan internet, Inggris menduduki
posisi ke delapan dengan jumlah pengguna internet sebanyak 51 juta penduduk tahun 2010.
Dalam hal akses internet, aksesibilitas masyarakat Inggris terhadap internet terbilang juga
cukup tinggi dengan tersedianya akses broadband yang cukup memadai.
Ada berbagai bentuk pelayanan yang memanfaatkan konsep E-Government di Inggris
salah satunya adalah aplikasi E-Recruitment. E-Recruitment merupakan penggunaan
tekhnologi informasi (IT) untuk mempercepat atau meningkatkan bagian-bagian dari proses
perekrutan. Secara umum aplikasi E-Recruitment merupakan bentuk responsif pemerintah
Inggris untuk melayani publik dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan. Penggunaan ERecruitment di Inggris telah merambah ke berbagai sektor dengan persentase yang bervariasi.
Pemerintah Inggris sendiri telah mendukung pelaksanaan e-recruitment tersebut, salah
satunya dengan menyediakan aplikasi job centre pada website resmi milik pemerintah.
Dengan kapasitas yang besar pada website tersebut, memungkinkan masyarakat dapat
melamar pekerjaan di suatu institusi pemerintah atau pun perusahaan yang tertera pada kolom
“Find a Job Now”. Aplikasi tersebut juga sangat mudah untuk digunakan, bahkan bagi orang
yang jarang menggunakan internet sekali pun.
Pelaksanaan e-government, khususnya dalam hal ini e-recruitment di sebuah negara
akan mendukung bagi terciptanya good governance. Penerapan e-recruitment mendukung
upaya mewujudkan prinsip-prinsip good governance, baik dari perspektif akuntabilitas;
partisipasi; daya ketanggapan (responsiveness); efektivitas dan efisiensi; transparansi;
maupun keadilan dalam proses penerimaan tenaga kerja.
33
Dengan
adanya
E-Recruitment
organisasi
dapat
menurunkan
biaya
untuk
penyelenggaraan rekrutmen pegawai. Pengaturan proses rekrutmen juga menjadi lebih mudah
dan tertib. Selain itu, organisasi juga bisa mendapatkan kandidat yang tepat sesuai dengan
kebutuhan organisasi sehingga rekrutmen yang diselenggarakan menjadi dapat berjalan
secara efektif. Masyarakat pengguna (pelamar pekerjaan) pun tidak perlu lagi mengeluarkan
biaya untuk surat menyurat melalui hardcopy yang mahal. Proses perekrutan juga menjadi
lebih cepat karena melalui E-Recruitment para pelamar tidak perlu lagi antre berdesakdesakan untuk mengambil formulir pendaftaran dan mengembalikan formulir itu lagi setelah
dilengkapi persyaratan yang diperlukan. Pengurangan waktu untuk perekrutan ini mencapai
lebih dari 65% dari waktu perekrutan konvensional.
Selain membawa sejumlah manfaat penting terkait proses perekrutan, pelaksanaan ERecruitment juga tidak luput dari kendala yang menghambat pencapaian efektivitasnya.
Proses perekrutan secara online memiliki sejumlah kelemahan, di antaranya adanya bias
antara data kuantitatif dengan kualitatif; kurang dapat menggambarkan kemampuan pelamar
secara komprehensif; ketidaklengkapan dalam melampirkan persyaratan yang diminta atau
tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan; kemampuan kapasitas lebar pita jalur
akses/ bandwidth yang tidak memadai; serta adanya resiko proses verifikasi pada aplikasi
lamaran online belum sempurna.
Sama halnya dengan pemerintah Inggris, di lingkungan pemerintah Indonesia sendiri
e-recruitment sudah dilakukan di hampir semua lingkungan kementerian dalam proses
rekrutmen CPNS dan di sejumlah perusahaan swasta. Namun demikian, sistem ini juga masih
memiliki beberapa kelemahan dalam penerapannya. Pertama, keterbatasan pita jalur akses
sistem jaringan atau bandwidth. Kedua yaitu keterjangkauan akses internet yang belum
sepenuhnya bisa merata di seluruh penjuru tanah air.
Hal ini tidak terlepas dari kurangnya komitmen pemerintah dalam menyediakan
sarana dan prasarana pendukung. Akibatnya jumlah penggunaan internet di Indonesia yang
masih jauh tertinggal dibandingkan Inggris. Selain itu, digital divide (kesenjangan digital) di
Indonesia sangat tinggi. Kapasitas jaringan broadband di kota dan daerah sangat lah tidak
seimbang sebab infrastruktur di desa masih sangat lemah. Hal ini mengakibatkan masyarakat
di pedesaan ataupun di pelosok-pelosok daerah menjadi sangat sulit untuk mengakses internet
sehingga penerapan e-government menjadi tidak efektif. Untuk melakukan rekrutmen secara
online pun masyarakat di pedesaan akan sangat sulit ikut serta mengingat cakupan geografis
dari pembangunan infrasturktur yang dibutuhkan masih sangat terbatas. Dengan demikian,
penerapan e-recruitment di Indonesia menjadi tidak berjalan secara efektif.
34
4.2.Saran
Pelaksanaan e-government khususnya e-recruitment bukan lah suatu hal yang mudah.
Diperlukan kerja sama antara pemerintah, pihak swasta, serta masyarakat dalam menyediakan
sarana dan prasarana pendukung sehingga jumlah penggunaan internet dapat meningkat dan
digital divide dapat diminimalisasi sehingga masyarakat di pelosok daerah dapat turut
menggunakan fasilitas rekrutmen online yang telah disediakan.
Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi secara aktif kepada masyarakat terkait
program e-recruitment, baik mengenai penggunaannya, maupun manfaat serta hal-hal yang
harus diwaspadai dari penggunaan aplikasi tersebut. Pemerintah juga perlu meningkatkan
daya tanggapnya dalam merespon keluhan ataupun kebutuhan masyarakat terkait erecruitment sehingga masyarakat, baik job seeker, maupun employer tidak segan untuk
menggunakannya.
35
DAFTAR PUSTAKA
Makalah
Kurniawan, Teguh, 2011, Pengertian E-Government, dipresentasikan pada Mata Kuliah
Electronic Government untuk Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 19 September 2011, Depok.
Kurniawan, Teguh, 2011, Digital Divide, dipresentasikan pada Mata Kuliah Electronic
Government untuk Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia, 3 Oktober 2011, Depok.
Website
Available:http://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/UN/UNPAN028607.pdf[2
011, 18 November].
Bastian,
Perkembangan
E-Government
di
Indonesia,
Available:
http://munkaris.com/116/perkembangan-%E2%80%9De-government%E2%80%9Ddi-indonesia, [2011, 18 November].
Eddy Satriya,
Pentingnya
Revitalisasi
E-Government
di
Indonesia
,
Available:
http://yp2su.academia.edu/alminggirihiday/Papers/754409/Pentingnya_Revitalisasi_eGovernment_di_Indonesia [2011, 18 November].
Human
Resorce
Excellence,
E-Recruitment,
Available:
http://hrxl.net/layanan_jasa_erec.html, [2011, 17 November].
Kompasiana, 2011, Available:http://teknologi.kompasiana.com/internet/2011/06/10/internetlife-style/, [2011, 20 November].
Linda
Barber,
E-Recruitment
Developments,
Available:
http://www.employment-
studies.co.uk/pdflibrary/mp63.pdf , [2011, 17 November].
Local Government UK, E-Recruitment, Available:
http://www.idea.gov.uk/idk/core/page.do?pageId=4103934, [2011, 17 November].
Loina Lalolo Krina, Agustus 2003, Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas,
Transparansi
dan
Partisipasi,
Available:
http://goodgovernance.bappenas.go.id/gg/file/concept/good_governance.pdf, [2011,
18 November].
36
Naukrihub.com,
E-Recruitment,
Available:
http://recruitment.naukrihub.com/e-
recruitment.html, [2011, 17 November].
Recruit
Active
Ltd,
The
economic
benefits
of
e-recruitment
Available:
http://www.recruitactive.com/downloads/recruitactive_economic_benefits.pdf, [2011,
17 November].
Rudi Kiswanto, 11 Februari 2011, Rekrutmen Online di Mata HR, Available:
http://www.portalhr.com/people-management/resourcing/rekrutmen-online-di-mata/,
[2011, 17 November].
Sobhan
Gajjar,
UK
Onlline
Recruitment
Overview,
http://www.bis.gov.uk/files/file29862.pdf, [2011, 18 November].
Available:
Sumber: http://teknologi.kompasiana.com/internet/2011/06/10/internet-life-style/
Taleo, E-Recruitment, Available: http://www.taleo.com/glossary/e-recruitment, [2011, 17
November].
Tanya Gupta, 01 Oktober 2011, The UN E-Government Survey: Towards a more CitizenCentric
Approach,
Available:
http://blogs.worldbank.org/publicsphere/un-e-
government-survey-towards-more-citizen-centric-approach, [2011, 18 November].
The
World
Bank,
2004,
Definition
of
E-Government,
Available:
http://go.worldbank.org/JKO5DVDMQ0, [2011, 17 November].
Umar Fatah , 17 Desember 2009, Definisi dan Manfaat E-Government, Available:
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/definisi-dan-manfaat-utama-egovernment/, [2011, 17 November].
United Nations Public Administration Programme, 2010, United Nation E-Government
Survey 2010, Available: http://www2.unpan.org/egovkb/global_reports/10report.htm
[2011, 18 November].
United Nations, 2008, United Nations e-Government Survey 2008: From e-Government to
Connected Governance (New York: United Nations, 2008),
Widi Agustian, 13 April 2011, Investor Asing Incar Bisnis Rekrutmen Online Available:
http://economy.okezone.com/read/2011/04/13/320/445380/investor-asing-incarbisnis-rekrutmen-online, [2011, 17 November].
37
Download