JAK/2013/PI/H/29 BIMBINGAN TEKNIS KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS YANG KOMPREHENSIF BIMBINGAN TEKNIS KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS YANG KOMPREHENSIF November 2012 Publikasi ini didukung oleh BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) bekerjasama dengan UNESCO Jakarta sebagai sebuah bagian dari proses multi sektor menuju pengembangan buku Panduan Nasional untuk Pendidikan Seksualitas Komprehensif yang merujuk kepada buku ITGSE (International Technical Guidance on Sexuality Education) yang diproduksi oleh UNESCO, UNICEF, UNFPA, WHO, dan UNAIDS pada tahun 2009. Alamat dan Kontak UNESCO Jakarta Kantor Perwakilan UNESCO, Jakarta Kantor Gabungan untuk Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Timur Leste Biro Sains Regional untuk Asia dan Pasifik Jl. Galuh (II), No. 5, Kebayoran Baru Jakarta 12110, Indonesia Tel.: +62 (21) 739 9818 Fax: +62 (21) 7279 6489 Email: [email protected] www.unesco.org/jakarta Tim Adaptasi Buku BKKBN Nia Reviani, dr, MAPS Fitri Adinda Novianti, dr Allan Taufiq Rivai, dr Desi Lokitasari, dr Alifah Nuranti, S.Psi, MPH Dwi Ariyanti, dr Azora Ferolita, dr, Akp Popy Irawati, dr, MPH Lhuri Dwianti Rahmartani, dr Samuel Josafat Olam, dr Perancang Sampul, Penata Letak, dan Ilustrasi Priagi Pertama Constadi, ST Tim HIV UNESCO Mee Young Choi, Spesialis Program Pendidikan, Kantor UNESCO, Jakarta Ahmed Afzal, Koordinator HIV dan Kesehatan Sekolah, Kantor UNESCO, Jakarta Penyunting Margaretha Sitanggang, UNFPA Annisa Elok Budiyanto, UNICEF Grace Monica Halim, Kantor UNESCO, Jakarta 2 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep Ucapan Terimakasih Publikasi dari buku ini dapat terlaksana atas kontribusi teknis dari BKKBN melalui pendanaan Unified Budget, Results and Accountability Framework (UBRAF) dari UNAIDS dan anggaran program rutin UNESCO. Hak Cipta © UNESCO 2012 Hak Cipta Dilindungi Konsep Sampul/Rancangan: © BKKBN Ilustrasi/Tata Letak Sampul: © BKKBN ISBN xxxxxxxxxxx (Versi Elektronik) Disclaimer Judul yang digunakan dan penyajian materi di dalam publikasi ini tidak diartikan sebagai pendapat pribadi dari pihak BKKBN ataupun UNESCO terkait dengan status hukum dari negara, wilayah, kota atau area mana pun, atau terkait penetapan batas-batasnya. ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 3 KATA SAMBUTAN Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan ridho-Nya, maka Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas yang Komprehensif serta buku suplemennya dapat diselesaikan guna mendukung program Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas yang Komprehensif serta buku suplemennya ini disusun sebagai salah satu sumbangsih kami bagi pembinaan generasi remaja. Perhatian kami terhadap pembinaan generasi muda merupakan hal yang sangat penting, dikarenakan generasi muda merupakan kunci untuk mengembalikan posisi penting generasi muda sebagai tulang punggung negara. Kami sampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh tim penyusun yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya sehingga Buku Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas yang Komprehensif serta buku suplemennya dapat tersusun dengan baik. Tak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada UNESCO yang telah bekerjasama dengan BKKBN untuk mengembangkan buku ini. Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk meningkatkan kualitas buku ini. Jakarta, November 2012 Plt. KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIRECTOR OF UNESCO OFFICE, JAKARTA Drs. Subagyo, MA Hubert J. Gijzen, Ph.D 4 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep Ucapan Terima Kasih Buku Panduan Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Seksualitas yang Komprehensif ini dikembangkan atas kerjasama BKKBN dan UNESCO. Panduan ini merupakan hasil adaptasi dari International Technical Guidance on Sexuality Education (ITGSE). Dalam hal ini BKKBN dan UNESCO mengucapkan terima kasih kepada Panitia Pengarah dalam hal ini Subagyo, Sekretaris Utama BKKBN; Julianto Witjaksono AS, Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi ; Soedibyo Alimoeso, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga ; Wendy Hartanto, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk ; Perwakilan UNESCO. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Tim Penyusun Panduan ini yaitu Nia Reviani, Fitri Adinda Novianti, Allan Taufiq Rivai, Desi Lokitasari, Alifah Nuranti, Popy Irawati, Azora Ferolita, Dwi Ariyanti, Samuel Josafat Olam, Lhuri Dwianti Rahmartani. Terimakasih sebesar – besarnya juga kami tujukan kepada Tim Penelaah yang terdiri dari berbagai unsur dan lembaga yang berkepentingan. Rudi Amin, PKBI ; Liris Kinasih, PKBI ; Bangkit Purwandari, Kementerian Kesehatan Sub direktorat AIDS ; Dhito Pemi Aprianto, Kementerian Kesehatan Sub Direktorat Bina Ketahanan Anak Usia Sekolah – Remaja ; Kurnia Wijiastuti, Aliansi Remaja Independen ; Rahardhika A.U, Aliansi Remaja Independen ; Siti Handayani, Aliansi Remaja Independen ; Ryan Fajar Febrianto, Aliansi Remaja Independen ; Lieska Prasetya, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ; Ida. M. Kosasih, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ; Susy Farida, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ; Tini Setiawan, WHO ; Margaretha Sitanggang, UNFPA ; Anissa Elok Budiyani, UNICEF ; Andri Yoga Utama, Rutgers WPF ; Kheri Marifah, BKKBN ; Robertha, BKKBN ; Afif MM, BKKBN ; Nurlaila Susilowati, BKKBN ; Kartono, BKKBN ; Yuliana Slamet, BKKBN. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan UNESCO dalam hal ini kepada Hubert J. Gijzen, Mee Young Choi, Ahmed Afzal, Ade Sandra. Akhirnya, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Saudara Priagi Pertama Constadi atas desain tampilan buku ini. ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 5 DAFTAR SINGKATAN 6 AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome ART Anti-retroviral Therapy BKKBN Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional CEDAW Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women CRC Convention on the Rights of the Child HAM Hak Asasi Manusia HIV Human Immunodeficiency Virus HKSR Hak dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi HPV Human Papilloma Virus ICPD International Conference on Population and Development IMS Infeksi Menular Seksual ITGSE International Technical Guidance on Sexuality Education KPAN Komisi Penanggulangan AIDS Nasional KTD Kehamilan yang Tidak Diinginkan LSM Lembaga Swadaya Masyarakat MDG Millennium Development Goal NAPZA Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya PEP Post-exposure prophylaxis PKBI Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia SKRRI Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep UNESCO United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization UNGASS United Nations General Assembly Special Session UNICEF United Nations Children’s Fund VCT Voluntary Counselling and Testing WHO World Health Organization WPF World Population Foundation ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 7 DAFTAR ISI Kata Sambutan 4 Ucapan Terima Kasih 5 Daftar Singkatan 6 Daftar Isi 8 I. Latar Belakang 9 II. Dasar Bukti dari Pendidikan Seksualitas 11 III. Penjelasan Konsep Utama Konsep Utama 1 15 Konsep Utama 2 23 Konsep Utama 3 33 Konsep Utama 4 41 Konsep Utama 5 51 Konsep Utama 6 55 Referensi 8 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 64 ashep.ramdhan@gma ashep BIMBINGAN TEKNIS KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS YANG KOMPREHENSIF Latar belakang Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan baik yang ditimbulkan dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya, contohnya pengaruh lingkungan sosial (lingkungan peer group, keluarga, sekolah, kelompok masyarakat) dan media massa. Berbagai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi remaja juga akan berdampak kepada remaja untuk bersikap dan berperilaku negatif serta tidak sehat, baik dilihat secara fisik, mental dan sosial (high risk behaviors). Saat ini populasi remaja berusia 10-24 tahun mencapai seperempat dari total populasi penduduk Indonesia. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI), didapatkan bahwa remaja yang mengaku mempunyai teman yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah usia 14-19 tahun sebesar 34,7% perempuan dan 30,9% laki-laki, sedangkan yang berusia 20-24 tahun sebesar 48,6% perempuan dan 46,5% laki-laki. Kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi remaja terutama di Indonesia masih jauh tertinggal di belakang. UNGASS (United Nations General Assembly Special Session) menyepakati bahwa pada tahun 2010, di targetkan 95% remaja memiliki pengetahuan, keahlian, dan akses ke pelayanan kesehatan sehingga bisa melindungi mereka terhadap infeksi HIV. Untuk MDGs Indonesia ditargetkan 60% remaja memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang HIV dan AIDS, sedangkan pada kenyataannya berdasarkan data Survey Kesehatan Reproduksi Remaja target tersebut hanya tercapai sebanyak 16,8%. Hal ini disebabkan oleh karena masih rendahnya pengetahuan remaja tentang HIV dan AIDS sehingga remaja sangat rentan terhadap resiko –resiko seperti kehamilan yang tak diinginkan, aborsi, infeksi IMS, HIV dan AIDS, serta NAPZA (drug addiction). Tingkah laku remaja yang kurang sehat tersebut akan mengganggu perkembangan remaja baik perkembangan secara individual maupun secara sosial. Perkembangan secara individual remaja akan terganggu dalam hal kesehatan fisik, mental dan sosial, sedangkan perkembangan secara sosial, remaja akan terganggu dalam melanjutkan sekolah (continue education), mencari pekerjaan (start working), membentuk ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 9 keluarga (establish a family), dan menjadi anggota masyarakat (social citizen) yang baik dan bermanfaat bagi lingkungannya. Hal ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan reproduksi di kalangan remaja jika diabaikan akan berpengaruh besar pada pertumbuhan penduduk dan masa depan bangsa. Pengetahuan akan kesehatan reproduksi dan seksual yang efektif harus disesuaikan dengan umur remaja, budaya dan konteks kehidupan remaja, serta memberikan informasi yang akurat. Hal tersebut mencakup kesempatan bagi remaja untuk mengeksplorasi sikap dan nilai, serta kemampuan pengambilan keputusan ataupun keterampilan hidup lainnya yang dibutuhkan remaja untuk dapat membuat keputusan terkait dengan kehidupan seksualnya. Hal ini penting untuk menjaga ketahanan kesehatan reproduksi remaja sehingga perlu mendapat perhatian khusus baik dari pihak pemerintah, LSM, masyarakat, maupun keluarga, guna menjamin kualitas generasi mendatang. Jumlah remaja yang memiliki pengetahuan maupun keterampilan yang cukup terkait dengan kehidupan seksualnya masih terbatas sehingga masih banyak remaja yang berisiko terhadap permasalahan eksploitasi seksual, kehamilan yang tidak direncanakan, infeksi menular seksual (IMS), termasuk HIV, maupun stigma dan diskriminasi terkait dengan orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Banyak remaja yang mencapai usia kedewasaan tanpa persiapan sehingga menyebabkan mereka mengalami konflik dan kebingungan terkait dengan seksualitas dan gender. Hal ini dikarenakan topik kesehatan reproduksi dan seksual masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan dengan orang dewasa, termasuk orang tua dan guru. Padahal kenyataannya, pada usia tersebut banyak remaja masih sangat membutuhkan informasi yang benar dan komprehensif mengenai kesehatan reproduksi dan seksual. Untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan reproduksi dan seksual yang komprehensif, BKKBN dan UNESCO menyusun Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi dan Seksual Yang Komprehensif Yang Diadaptasi Dari Buku International Technical Guidance on Sexuality Education. 10 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep Dasar Bukti dari Pendidikan Seksualitas Selama tahun 2008-2009, UNESCO menelaah 87 studi di berbagai dunia (29 studi di negara berkembang, 47 studi di Amerika Serikat, dan 11 studi di negara maju lainnya) untuk mengamati dampak program pendidikan seksualitas terhadap perilaku seksual. Seluruh program yang ditelaah pada 87 studi tersebut dirancang untuk menurunkan kehamilan yang tak diinginkan ataupun infeksi menular seksual, termasuk HIV. Seluruh program tersebut adalah program berbasis kurikulum, 70% diimplementasikan di sekolah dan sisanya diterapkan di komunitas atau klinik. Banyak dari program tersebut merupakan program yang sederhana, berlangsung kurang dari 30 jam atau bahkan 15 jam. Tujuan telaah ini adalah mengamati dampak programprogram pendidikan seksualitas tersebut terhadap perilaku seksual yang berdampak langsung pada kehamilan serta penularan seksual HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Hasil dari telaah tersebut dirangkum dalam tabel berikut Tabel Jumlah Program Pendidikan Seksualitas yang Memberi Efek pada Perilaku Seksual Negara Berkembang (N=29) Amerika Serikat (N=47) Negara Maju lainnya (N=11) 6 15 2 23 37% 16 17 7 40 63% 0 0 0 0 0% • Menurunkan frekuensi 4 6 0 10 31% • Tidak memiliki dampak signifikan 5 15 1 21 66% • Meningkatkan frekuensi 0 0 1 1 3% • Penurunan jumlah 5 11 0 16 44% • Tidak memiliki dampak signifikan 8 12 0 20 56% • Peningkatan jumlah 0 0 0 0 0% Perilaku Seksual Semua Negara (N=87) Memulai hubungan seksual • Menunda usia mulai berhubungan • Tidak memiliki dampak signifikan • Mempercepat usia mulai berhubungan Frekuensi berhubungan seks Jumlah Pasangan Seksual ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 11 Pemakaian Kondom • Peningkatan pemakaian 7 14 2 23 40% • Tidak memiliki dampak signifikan 14 17 4 35 60% • Penurunan pemakaian 0 0 0 0 0% 1 4 1 6 40% 3 4 1 8 53% 0 1 0 1 7% Penggunaan Kontrasepsi • Peningkatan penggunaan • Tidak memiliki dampak signifikan • Penurunan Penggunaan Perilaku Seksual Berisiko (contohnya frekuensi berhubungan seks tanpa pemakaian kondom) • Penurunan Risiko 1 15 0 16 53% • Tidak memiliki dampak signifikan 3 9 1 13 43% • Peningkatan Risiko 1 0 0 1 3% Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil telaah ini antara lain: • Program berbasis kurikulum yang diterapkan di sekolah atau komunitas perlu dipandang sebagai komponen penting yang seringkali dapat menurunkan perilaku seksual berisiko. • Terdapat bukti bahwa program-program ini tidak memiliki efek yang membahayakan, yakni dalam hal tidak menyebabkan percepatan usia mulai berhubungan seksual serta tidak mengakibatkan peningkatan aktivitas seksual. Studi juga menunjukkan program ini justru dapat menunda usia mulai berhubungan seksual dan meningkatkan penggunaan kondom atau kontrasepsi lain. Dengan kata lain, penekanan bersama antara abstinen (tidak berhubungan seksual) serta menggunakan pelindung bagi mereka yang aktif secara seksual tidaklah menimbulkan kebingungan pada anak muda. Justru kedua hal ini merupakan sesuatu yang realistis dan efektif. • Hampir seluruh studi dari program pendidikan seksualitas menunjukkan peningkatan pengetahuan, dan sekitar dua per tiga di antaranya juga menunjukkan hasil yang positif dari segi perilaku • Program pendidikan seksual dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta tekad anak muda untuk menghindari perilaku seksual berisiko. Akan tetapi, 12 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep upaya menurunkan risiko ini dapat terhambat bila norma sosial tidak mendukung penurunan risiko atau jika pelayanan klinis tidak tersedia. • Program pendidikan seksualitas di berbagai negara ini sayangnya tidak mengidentifikasi perilaku-perilaku yang menyebabkan infeksi HIV yang signifikan pada remaja di banyak belahan dunia (Eropa, Amerika Latin dan Karibia, Asia). Perilaku-perilaku tersebut adalah penggunaan jarum suntik yang tidak aman, serta aktivitas seksual tidak aman dalam konteks kerja seks dan hubungan seks (terutama anal) yang tidak aman antar sesama laki-laki. Indonesia telah berurusan dengan epidemi HIV selama 23 tahun. Sejak pertama Rencana Strategis Nasional (Renstra) dirumuskan pada tahun 1994, sektor pendidikan telah diidentifikasi sebagai elemen strategis dalam pencegahan HIV. Diakui bahwa sektor ini harus mampu mempersiapkan siswa untuk mencegah infeksi HIV melalui pemahaman yang lebih baik tentang risiko modus yang berbeda dalam penularan HIV. Sektor ini juga diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mengurangi dampak HIV melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran. Mengingat perkembangan epidemi, sebagai respons sektor pendidikan harus menyesuaikan perannya. Berikut adalah beberapa hasil observasi yang telah dilakukan pada bulan Juni 2010, berupa Kajian Tentang Integrasi Kesehatan Reproduksi dan Isu Penyalahgunaan Obat Pada Pendidikan HIV di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di Papua, Maluku, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Bali untuk memperkuat bahwa pendidikan seksual yang komprehensif harus diajarkan pada kaum remaja : a. Siswa ingin belajar tentang kesehatan reproduksi, seksualitas, HIV, penggunaan dan penyalahgunaan narkoba. Ini adalah isu-isu yang relevan untuk kehidupan mereka saat ini dan masa depan. Sayangnya, informasi dari guru dan buku pelajaran sekolah kurang mengandung elemen penting (pengetahuan dan keterampilan) yang siswa dapat digunakan untuk menghadapi tantangan kehidupan nyata. b. Guru masih membutuhkan pelatihan dan pedoman untuk memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, seksualitas, HIV, dan penggunaan narkoba dan penyalahgunaan. c. Ada banyak organisasi masyarakat yang mampu memberikan informasi dan pendidikan dalam situasi di sekolah. Sayangnya hanya beberapa dari LSM bekerja sangat erat dengan Depdiknas. ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 13 KONSEP UTAMA 1 HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN 1.1.KELUARGA Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9-12 tahun) • Mendefinisikan konsep ‘keluarga’ menggunakan berbagai contoh struktur keluarga • Menjelaskan peran, hak, dan kewajiban yang berbeda dari setiap anggota keluarga Ide pokok: Ide pokok: • Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang lazimnya terdiri dari suami, isteri dan anak • Di dunia ini terdapat berbagai macam tipe keluarga (contoh: keluarga dengan orang tua lengkap, orang tua tunggal, anak sebagai kepala keluarga, pengasuh sebagai kepala keluarga,keluarga kecil, keluarga non tradisional, dll) • Setiap anggota keluarga memiliki peran dan kebutuhan yang berbeda • Setiap anggota keluarga menjaga anggota keluarganya yang lain dengan cara yang berbeda-beda • Ketidakadilan gender dapat tercermin dalam peran dan tanggung jawab anggota keluarga • Keluarga berperan penting dalam • Keluarga mampu mempromosikan keadilan gender dalam hal peran dan tanggung jawab • Komunikasi di dalam keluarga, terutama antara orang tua dan anak, untuk membangun hubungan yang lebih baik • Orang tua dan anggota keluarga lainnya mengarahkan dan mendukung keputusan anak • Keluarga menolong anak untuk memahami nilai dan mempengaruhi kepribadian anak • Kesehatan dan penyakit dapat mempengaruhi keluarga dalam hal struktur, kapasitas, peran,dan tanggung jawab mengajarkan norma-norma pada anak 14 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12-15 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (15-18 tahun) • Menggambarkan bagaimana tanggung jawab anggota keluarga berubah sejalan dengan perubahan kearah kedewasaan • Mendiskusikan bagaimana topik mengenai seksual dan hubungan dengan orang lain berdampak pada keluarga. Misalnya pengakuan bahwa dia status HIV positif, kehamilan yang tidak direncanakan, memiliki pasangan sesama jenis Ide pokok: Ide pokok: • Cinta, kerjasama, kesetaraan gender, saling menyayangi, saling menghargai sangat penting untuk menjadikan keluarga memiliki fungsi dan hubungan yang baik dan sehat • Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa • Remaja mempunyai masalah yang sangat kompleks seiring dengan masa transisinya • Setelah tumbuh dewasa, dunia anak dan perhatiannya menjadi lebih luas dari sekedar keluarga, di mana teman sebaya menjadi yang paling penting • Tumbuh berarti memiliki memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain • Konflik dan kesalahpahaman antara orang tua dan anak merupakan hal yang wajar, terutama selama masa pubertas, dan biasanya dapat diselesaikan ail.com [email protected] • Masalah yang paling menonjol di kalangan remaja yaitu seksualitas, HIV dan AIDS serta NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) • Peran anggota keluarga mungkin berubah saat anggota keluarga yang masih remaja mengakui bahwa ia berstatus HIV positif, hamil, menolak dijodohkan, atau membuka diri tentang orientasi seksualnya • Ada sistem dukungan dalam keluarga pada keadaan darurat • Keluarga dapat bertahan dalam keadaan darurat saat mereka saling mendukung anggota keluarga lainnya dengan saling menghargai • Perlunya penanaman nilai-nilai moral dan agama kepada anak sebagai landasan berpikir dalam mengambil keputusan Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 15 1.2.PERSAHABATAN, CINTA KASIH DAN HUBUNGAN 16 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9-12 tahun) • Mendefinisikan ‘teman’ • Mengidentifkasi keterampilan yang dibutuhkan untuk membina hubungan Ide pokok: Ide pokok: • Ada berbagai jenis teman (seperti teman yang baik dan teman tidak baik, pacar) • Persahabatan pada umumnya didasarkan pada kepercayaan, berbagi, empati, dan solidaritas • Hubungan melibatkan berbagai macam jenis cinta, dan cinta bisa diekspresikan dengan berbagai cara • Kecacatan atau status kesehatan bukanlah halangan untuk membina persahabatan dan hubungan atau untuk saling menyayangi • Ada bermacam cara untuk mengungkapkan persahabatan dan untuk menyayangi orang lain • Persahabatan dan cinta kasih membantu orang untuk menyayangi dirinya sendiri • Peran gender berpengaruh pada hubungan personal, dan kesetaraan gender merupakan bagian dari hubungan yang sehat • Hubungan bisa sehat ataupun tidak sehat • Hubungan yang melibatkan kekerasan merupakan contoh hubungan yang tidak sehat Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12-15 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (15-18 tahun) • Membedakan berbagai macam hubungan • Mengindentifikasi peraturan yang terkait dengan kekerasan dalam suatu hubungan Ide pokok: Ide pokok: • Cinta kasih, persahabatan, hasrat, dan ketertarikan seksual melibatkan berbagai macam emosi • Persahabatan dapat memberikan banyak manfaat • Persahabatan dapat mempengaruhi seseorang untuk bertindak positif maupun negatif • Hubungan romantis dapat sangat dipengaruhi oleh peran dan anggapan gender tertentu • Hubungan yang melibatkan kekerasan sangat berhubungan dengan peran dan anggapan gender tertentu • Masyarakat dapat dilatih untuk mengenali tindakan kekerasan dalam suatu hubungan • Ada beberapa peraturan yang melarang tindakan kekerasan dalam suatu hubungan di sebagian besar negara • Setiap anggota masyarakat bertanggung jawab untuk melaporkan tindakan kekerasan kepada pihak berwajib • Memberi dukungan sering kali dapat membantu orang yang mengalami tindakan kekerasan dalam suatu hubungan ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 17 1.3.TOLERANSI DAN SIKAP MENGHARGAI Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9-12 tahun) • Mendefiniskan ‘sikap menghargai’: • Mendefinisikan konsep ketidakadilan, prasangka, stigma, dan ketidak adanya toleransi, kekasaran, penolakan, dan intimidasi Ide pokok: • Nilai toleransi, penerimaan dan sikap menghargai merupakan kunci utama hubungan yang sehat • Setiap manusia itu unik dan berharga serta dapat berkontribusi kepada masyarakat dengan cara menjadi teman, menjalin hubungan dan mengasihi • Setiap manusia berhak untuk dihargai • Mengolok-olok orang lain itu tidak baik 18 Ide pokok: • Mengintimidasi seseorang atas status kesehatan, warna kulit, asal daerah/suku, orientasi seksual atau perbedaan lainnya merupakan tindakan tidak terhormat, menyakitkan dan melanggar HAM • Stigma dan diskriminasi yang didasarkan pada perbedaan merupakan pelanggaran HAM • Setiap orang bertanggung jawab untuk membela orang lain yang diintimidasi atau mengalami diskriminasi Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12-15 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (15-18 tahun) • Menjelaskan mengapa stigma, diskriminasi, dan intimidasi merupakan tindakan yang • Menjelaskan mengapa penting untuk menentang diskriminasi terhadap orang yang dianggap ‘berbeda’ membahayakan Ide pokok: Ide pokok: • Stigma dan diskriminasi merupakan tindakan yang membahayakan • Stigma dapat muncul dengan sendirinya dan menyebabkan seseorang menjadi berdiam diri, penolakan, dan menarik diri dari pergaulan • Setiap orang bertanggung jawab untuk melawan ketidakadilan terhadap pelanggaran yang terjadi • Mekanisme dukungan biasanya tersedia untuk menolong orang yang pernah mengalami stigma dan diskiminasi (contoh: homofobia/ orang yang takut akan homoseksual) • Diskriminasi berdampak negative pada individu, komunitas maupun masyarakat • Pada beberapa daerah, ada peraturan yang melarang adanya stigma dan diskriminasi ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 19 1.4.KOMITMEN JANGKA PANJANG, PERNIKAHAN DAN PENGASUHAN Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9-12 tahun) • Menjelaskan konsep keluarga dan pernikahan • Menjelaskan kata kunci yang berhubungan dengan komitmen jangka panjang, pernikahan dan pengasuhan Ide pokok: Ide pokok: • Beberapa orang memilih pasangan pernikahannya, sementara yang lainnya melalui perjodohan • Beberapa hubungan pernikahan berakhir dengan perpisahan dan perceraian yang bisa mempengaruhi semua anggota keluarga • Perbedaan struktur keluarga mempengaruhi pola kehidupan, peran, dan tanggung jawab anak • Pernikahan yang dipaksakan ataupun pernikahan pada usia kanak-kanak merupakan tindakan yang membahayakan • Praktik hukum dan budaya membentuk pola dalam masyarakat tentang kerangka pernikahan, bentuk hubungan, dan keputusan memiliki anak • Setiap orang berhak untuk menentukan apakah ia ingin menjadi orang tua, termasuk orang yang memiliki keterbatasan fisik ataupun terinfeksi HIV • Menjadi orang tua berarti memiliki beberapa tanggung jawab • Orang dewasa dapat menjadi orang tua dengan berbagai cara: seperti melalui kehamilan yang direncanakan atau yang tidak direncanakan, adopsi, metode bayi tabung ataupun sebagai orang tua pengganti dan melanggar hukum 20 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12-15 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (15-18 tahun) • Mengidentifikasi tanggung jawab utama dari pernikahan dan komitmen jangka panjang • Mengindentifikasi kebutuhan fisik, emosi, ekonomi, dan pendidikan anak dan kaitannya dengan tanggung jawab orang tua Ide pokok: Ide pokok: • Kesuksesan pernikahan dan komitmen jangka panjang didasarkan pada cinta, toleransi, dan sikap saling menghargai • Pernikahan dini, pernikahan di usia kanakkanak, dan menjadi orangtua di usia remaja seringkali berdampak negatif terhadap sosial dan kesehatan • Budaya dan peran gender berpengaruh pada pengasuhan • Pernikahan dan komitmen jangka panjang dapat bermanfaat namun juga penuh tantangan • Kesejahteraan anak dapat dipengaruhi oleh masalah-masalah yang terjadi dalam hubungan/ pernikahan • Ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memiliki anak atau tidak ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 21 Konsep Utama 2 Nilai, Sikap dan Keterampilan 2.1 NILAI, SIKAP DAN SUMBER PEMBELAJARAN SEKSUALITAS Tujuan Pembelajaran Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran Tingkat II (9-12 tahun) • Menjelaskan nilai dan mengidentifikasi nilai individu seperti kesetaraan, penghargaan, penerimaan dan toleransi • Mengidentifikasi sumber nilai, sikap dan pembelajaran seksualitas Ide pokok: Ide pokok: • Nilai adalah keyakinan yang kuat dalam diri seseorang, keluarga dan masyarakat terhadap isu penting • Nilai dan keyakinan membantu kita mengambil keputusan tentang hidup dan hubungan antara sesama • Individu, teman, keluarga dan masyarakat dapat memiliki perbedaan nilai 22 • Dalam keluarga, orangtua mengajarkan dan memberikan contoh tentang nilai-nilai yang dianutnya kepada anak-anaknya • Nilai dan sikap yang disampaikan kepada kita oleh keluarga dan masyarakat adalah sumber pembelajaran seksualitas • Nilai terhadap gender, hubungan, keintiman, cinta, seksualitas dan reproduksi mempengaruhi perilaku seseorang dan proses pengambilan keputusan • Nilai budaya mempengaruhi harapan mengenai peran dan kesetaraan gender Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep Tujuan Pembelajaran Tingkat III (12-18 tahun) Tujuan Pembelajaran Tingkat IV (15-18 tahun) • Menjelaskan nilai individu, yangterkait dengan isu seksulitas dan kesehatan reproduksi • Memberikan contoh mengenai bagaimana nilai seseorang mempengaruhi keputusan dan perilaku orang tersebut • Menjelaskan cara bersikap yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi Ide pokok: • Penting untuk mengetahui nilai, keyakinan dan sikap seseorang, dan dampaknya terhadap hak orang lain • Setiap orang hendaknya bersikap toleran dan menghormati nilai, keyakinan dan sikap oranglain yang berbeda dengan dirinya ail.com [email protected] Ide pokok: • Seiring dengan perkembangan anak, mereka akan mengembangkan nilai pribadi yang mungkin dapat berbeda dari orangtuanya • Hubungan orangtua dan anak akan diperkuat oleh percakapan antara orangtua dan anak mengenai perbedaan yang ada dan ketika masing-masing pihak saling mengembangkan rasa hormat walaupun mungkin memiliki perbedaan nilai • Setiap hubungan dapat berhasil, apabila seluruh pihak saling menghargai nilai yang dianut oleh tiap-tiap individu Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 23 2.2. NORMA DAN PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL Tujuan Pembelajaran Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran Tingkat II (9-12 tahun) • Menjelaskan tekanan dari teman sebaya • Menjelaskan norma sosial pengaruhnya terhadap perilaku Ide pokok: Ide pokok: • Pengaruh teman sebaya ada dalam berbagai bentuk atau cara. • Pengaruh teman sebaya bisa positif atau • Norma sosial mempengaruhi nilai dan perilaku, termasuk nilai dan perilaku seksual • Norma sosial yang negatif dan tekanan dari teman sebaya dapat disikapi oleh perilaku asertif (mengajak) ataupun cara lainnya negatif 24 dan Tujuan Pembelajaran Tingkat III (12-18 tahun) Tujuan Pembelajaran Tingkat IV (15-18 tahun) • Menjelaskan bagaimana pengaruh teman sebaya dan norma sosial mempengaruhi pengambilan keputusan yang terkait dengan seksual dan perilaku seksual seseorang • Mempraktikkan keterampilan dalam menghadapi tekanan teman sebaya Ide pokok Ide pokok • Norma sosial dan pengaruh teman sebaya, seperti intimidasi dan tekanan negatif dari teman sebaya lainnya, dapat mempengaruhi cara pengambilan keputusan dan perilaku seksual seseorang • Bersikap asertif, berarti belajar kapan dan bagaimana berkata “ya” dan “tidak” terkait dengan hubungan seksual dan memegang teguh pada keputusan yang telah dibuatnya • Mengambil keputusan yang rasional terkait dengan perilaku seksual adalah mungkin untuk dapat dilakukan • Seseorang dapat menolak pengaruh negatif teman sebayanya, dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan seksualitas Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 2.3. PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tujuan Pembelajaran Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran Tingkat II (9-12 tahun) • Memberi contoh pengambilan keputusan yang baik dan buruk serta konsekuensinya • Mengaplikasikan proses pengambilan keputusan dalam rangka memecahkan masalah Ide pokok: • Seseorang berhak untuk dapat membuat keputusan mereka sendiri • Semua keputusan memiliki konsekuensinya sendiri-sendiri • Pengambilan keputusan adalah keterampilan yang dapat dipelajari • Anak-anak dan remaja mungkin membutuhkan bantuan orang dewasa dalam membuat keputusan-keputusan tertentu ail.com [email protected] Ide pokok: • Pengambilan keputusan dapat melibatkan beberapa tahapan • Pengambilan keputusan memiliki konsekuensi yang seringkali dapat diantisipasi; oleh karena itu adalah penting untuk menentukan pilihan untuk mencapai hasil yang terbaik • Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan, termasuk teman, budaya, peran gender, teman sebaya dan media • Orang dewasa yang dipercaya, dapat diminta membantu dalam pengambilan keputusan Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 25 Tujuan Pembelajaran Tingkat III (12-18 tahun) Tujuan Pembelajaran Tingkat IV (15-18 tahun) • Mengevaluasi kelebihan, kekurangan dan konsekuensi dari berbagai macam keputusan • Mengaplikasikan proses pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah • Mengidentifikasi kemungkinankemungkinan konsekuensi hukum, sosial dan kesehatan terkait dengan pengambilan keputusan perilaku seksual kesehatan seksual/reproduksi Ide pokok: Ide pokok: • Hambatan dapat menghalangi pengambilan keputusan yang rasional terkait perilaku seksual • Emosi merupakan faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan terkait perilaku seksual • Alkohol dan narkoba dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang rasional terkait perilaku seksual • Mengambil keputusan tentang perilaku seksual perlu mempertimbangkan semua konsekuensi yang ada • Pengambilan keputusan terkait perilaku seksual dapat mempengaruhi kondisi kesehatan, masa depan dan rencana hidup • Perilaku seksual memiliki konsekuensi bagi diri sendiri maupun oranglain, dan dapat mencakup konsekuensi hukum termasuk kehamilan yang tidak direncanakan (KTD) atau Infeksi Menular Seksual (IMS), termasuk HIV • Hukum Negara dapat mempengaruhi perilaku yang diperbolehkan atau dilarang bagi remaja • Terdapat kesepakatan dan konvensi internasional yang terkait dengan kesehatan seksual dan reproduksi yang terkait dengan HAM (CEDAW, CRC) yang dapat dijadikan sebagai dasar hukum nasional terkait dengan akses pelayanan kesehatan, dll seseorang 26 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 2.4. KOMUNIKASI, PENOLAKAN DAN KETERAMPILAN NEGOSIASI Tujuan Pembelajaran Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran Tingkat II (9-12 tahun) • Menunjukkan pemahaman dari berbagai • Menunjukkan contoh komunikasi yang jenis komunikasi efektif dan tidak efektif Ide pokok: Ide pokok: • Setiap orang berhak untuk mengekspresikan dirinya • Komunikasi merupakan hal penting dalam suatu hubungan, termasuk hubungan antara orangtua dan anak, orang dewasa yang dapat dipercaya dan teman • Setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda dalam berkomunikasi, termasuk komunikasi verbal dan non verbal • Berkata “ya” dan “tidak” dengan jelas dapat • Komunikasi yang efektif menggunakan berbagai model dan cara yang berbeda dan dapat dipelajari • Bersikap asertif merupakan aspek penting dalam berkomunikasi • Peran gender dapat mempengaruhi komunikasi antar manusia • Negosiasi membutuhkan rasa saling menghargai, kerjasama dan sering kali kompromi dari setiap orang melindungi privasi dan integritas seseorang ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 27 Tujuan Pembelajaran Tingkat III (12-18 tahun) Tujuan Pembelajaran Tingkat IV (15-18 tahun) • Menunjukkan kepercayaan diri dalam menggunakan keterampilan negosiasi dan penolakan • Menunjukkan komunikasi yang efektif dalam kebutuhan pribadi dan batasanbatasan seksual Ide pokok: Ide pokok: • Komunikasi yang baik sangat penting dalam hubungan pribadi, keluarga, romantisme, sekolah dan pekerjaan • Hambatan dapat muncul dalam melakukan komunikasi yang efektif • Komunikasi yang efektif dapat membantu anak dan remaja dalam menolak kekerasan dan pelecehan seksual yang tidak diinginkan, yang dilakukan oleh orang yang memiliki otoritas dan orang dewasa lainnya • Peran gender dan harapan tertentu terhadap gender mempengaruhi negosiasi • Konsensus dan seks yang aman membutuhkan keterampilan komunikasi yang efektif • Keterampilan negosiasi dan bersikap asertif dapat membantu seseorang untuk menolak kekerasan seksual yang tidak diinginkan atau memperkuat keinginan untuk mempraktikkan seks yang aman dalam hubungan seksual. 28 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 2.5. MENCARI BANTUAN DAN DUKUNGAN Tujuan Pembelajaran Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran Tingkat II (9-12 tahun) • Mengidentifikasi cara-cara tertentu sehingga orang dapat saling menolong • Mengidentifikasi masalah tertentu dan sumber bantuan yang sesuai Ide pokok: Ide pokok: • Setiap orang berhak untuk mendapatkan perlindungan dan dukungan • Teman, keluarga, guru, tokoh agama dan anggota masyarakat dapat dan harus saling menolong • Orang dewasa yang dipercaya dapat • Ada berbagai macam sumber bantuan dan dukungan yang ada di sekolah dan masyarakat luas • Beberapa masalah mungkin membutuhkan bantuan dari luar sekolah atau masyarakat • Perhatian, pelecehan atau kekerasan seksual yang tidak diinginkan harus dilaporkan kepada sumber bantuan menjadi sumber bantuan dan dukungan ail.com [email protected] yang dapat dipercaya Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 29 Tujuan Pembelajaran Tingkat III (12-18 Tujuan Pembelajaran Tingkat IV (15tahun) 18 tahun) 30 • Mengidentifikasi sumber bantuan yang sesuai • Menunjukkan perilaku pencarian bantuan yang tepat Ide pokok: Ide pokok: • Perasaan malu dan bersalah seharusnya tidak menjadi penghalang dalam mencari pertolongan • Penilaian yang kritis dibutuhkan saat menggunakan media (contohnya internet) sebagai sumber bantuan • Ada beberapa tempat dimana orang dapat mengakses dukungan dalam hal kesehatan seksualitas dan kesehatan reproduksi (contohnya konseling, tes dan pengobatan untuk IMS/HIV; pelayanan kontrasepsi, pelecehan seksual, perkosaan, KDRT dan kekerasan berbasis gender, aborsi dan perawatan pasca aborsi serta stigma dan diskriminasi) • Sumber bantuan yang baik akan menjaga kerahasiaan dan melindungi privasi • Sikap asertif merupakan keterampilan yang penting dalam mengidentifikasi sumber bantuan yang tepat • Setiap orang berhak untuk mendapat bantuan yang terjangkau, sesuai kebutuhan, dan menghargai, yang dapat menjaga kerahasiaan dan melindungi privasi Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep KONSEP UTAMA 3 BUDAYA, SOSIAL DAN HAK ASASI MANUSIA 3.1. SEKSUALITAS, BUDAYA DAN HUKUM Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9-12 tahun) • Mengidentifikasi sumber informasi tentang seks dan gender • Mengidentifikasi pesan budaya, agama dan hak asasi manusia serta hukum dan pesan yang mendukung seksualitas • Menunjukkan keinginan untuk mendengarkan opini orang lain terkait seksualitas Ide pokok: • Keluarga, perorangan, teman sebaya dan komunitas merupakan sumber informasi tentang seks dan gender • Nilai dan kepercayaan dari keluarga dan komunitas mempengaruhi pemahaman kita tentang seks dan gender ail.com [email protected] Ide pokok: • Budaya, masyarakat, hak asasi manusia dan standar hukum turut mempengaruhi pemahaman tentang seksualitas • Semua budaya memiliki norma dan tabu yang terkait dengan seksualitas dan gender yang dapat berubah sepanjang waktu • Setiap budaya memiliki ritual tertentu tentang kedewasaan • Menghargai hak asasi manusia memerlukan pemahaman opini orang lain tentang seksualitas Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 31 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12-15 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (15-18 tahun) • Mengidentifikasi norma budaya dan sumber pesan yang terkait dengan seksualitas • Mengidentifikasi hukum nasional maupun peraturan lokal yang mempengaruhi penerapan hak asasi manusia atas kesehatan seksual dan kesehatan • Menjelaskan konsep hak asasi manusia terkait dengan kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi reproduksi Ide pokok: • Perjanjian Internasional dan perangkat hak asasi manusia memberikan panduan tentang kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi • Faktor budaya mempengaruhi perilaku seksual mengenai apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima oleh masyarakat 32 Ide pokok: • Ada instrumen hukum internasional dan nasional yang berkenaan dengan pernikahan anak, sunat perempuan, usia konsensus, orientasi seksual, perkosaan, pelecehan seksual, dan akses ke pelayanan kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi • Dalam masyarakat juga terdapat kelompok remaja yang memiliki orientasi seksual yang berbeda, dimana kita tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap mereka • Menghargai hak asasi manusia mengharuskan kita menerima perbedaan orientasi seksual dan identitas gender seseorang • Budaya, hak asasi manusia dan praktik sosial mempengaruhi peran gender dan keadilan gender Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 3.2. SEKSUALITAS DAN MEDIA Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9-12 tahun) • Identifikasi berbagai bentuk media • Membedakan antara contoh dari kenyataan atau fiksi (contoh televisi dan internet) • Mengidentifikasi contoh-contoh bagaimana perempuan dan laki-laki digambarkan di media masa • Menjelaskan dampak media masa terhadap nilai, sikap, dan perilaku Ide pokok: peribadi terkait dengan sex dan gender • TV, internet, buku, dan koran merupakan macam-macam bentuk media • Semua media menghadirkan cerita yang dapat berupa kenyataan ataupun imaginasi ail.com [email protected] Ide pokok: • Media masa bisa memberikan gambaran yang positif maupun negatif terhadap perempuan dan laki-laki • Media masa mempengaruhi nilai pribadi, sikap, dan norma sosial yang berkenaan dengan gender dan seksualitas Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 33 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12-15 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (15-18 tahun) • Mengidentifikasi gambaran yang tidak realistis yang ditampilkan di media berkenaan dengan seksualitas dan hubungan seksual • Menjelaskan dampak gambaran media • Menilai secara kritis pengaruh yang mungkin ditimbulkan oleh pesan dalam media masa mengenai seksualitas dan hubungan seksual • Mengidentfikasi cara-cara bagaimana media masa dapat memberikan kontribusi positif untuk mempromosikan perilaku seksual yang aman dan menganut kesetaraan gender terhadap stereotype gender Ide pokok: • Media masa mempengaruhi idealisme kita tentang kecantikan dan stereotype gender • Media pornografi cenderung mengandalkan stereotype gender • Penggambaran negatif dari media masa terhadap laki-laki dan perempuan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang 34 Ide pokok: • Pencitraan perempuan dan laki-laki yang negatif dan tidak tepat oleh media masa dapat disikapi • Media masa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perilaku positif dan mempromosikan hubungan yang menganut kesetaraan gender Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 3.3. KONSTRUKSI SOSIAL DARI GENDER Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9-12 tahun) • Mendefinisikan gender • Menggali bagaimana ketidaksetaraan gender didorong oleh anak laki-laki dan anak perempuan, wanita dan pria Ide pokok: • Keluarga, sekolah, teman, media dan masyarakat merupakan sumber pembelajaran tentang gender dan stereotype gender ail.com [email protected] Ide pokok: • Norma sosial dan budaya serta kepercayaan agama adalah faktor-faktor yang mempengaruhi peran gender • Ketidaksetaraan gender dapat terjadi di dalam keluarga, persahabatan, komunitas, dan masyarakat. Contoh : pilihan memiliki anak laki-laki • Hak asasi manusia mempromosikan kesetaraan gender antara pria dan wanita, anak laki-laki dan perempuan • Setiap orang berperan dalam mengatasi ketidaksetaraan gender Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 35 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12-15 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (15-18 tahun) • Menjelaskan maksud dan memberikan • Mengidentifikasi contoh pribadi yang menunjukkan bagaimana gender contoh diskriminasi dan bias gender mempengaruhi kehidupan seseorang Ide pokok: • Nilai perseorangan mempengaruhi kepercayaan seseorang tentang diskriminasi dan bias gender • Kesetaraan gender mendorong pengambilan keputusan yang adil terkait dengan perilaku seksual dan keluarga berencana • Standar yang berbeda dan tidak adil sering terjadi pada perempuan dan laki-laki 36 Ide pokok: • Orientasi seksual dan identitas gender dipengaruhi oleh beberapa faktor • Ketidaksetaraan gender mempengaruhi perilaku seksual dan dapat meningkatkan resiko terjadinya pemaksaan, pelecehan dan kekerasan seksual Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 3.4. KEKERASAN BERBASIS GENDER, PELECEHAN SEKSUAL, DAN PRAKTIK BERBAHAYA Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5-8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9-12 tahun) • Memberikan contoh praktik yang positif dan yang berbahaya • Menjelaskan bagaimana peran stereotype gender berpengaruh terhadap aktifitas seksual yang dipaksakan dan pelecehan seksual • Mendefinisikan dan menjelaskan kekerasan berbasis gender, termasuk perkosaan dan pencegahannya • Menunjukkan keterampilan komunikasi yang relevan (contohnya: assertive, menolak) untuk menolak pelecehan • Mendefinisikan pelecehan seksual Ide pokok : • Ada praktik yang positif dan ada juga yang berbahaya yang bisa mempengaruhi kesehatan dan kesejahteran masyarakat • Hak asasi manusia melindungi semua orang dari pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender • Menyolek/menyentuh orang lain, hubungan seks yang tidak diinginkan dan dengan paksaan (perkosaan) adalah bentuk-bentuk pelecehan seksual • Pelecehan seksual merupakan tindakan yang salah ail.com [email protected] seksual Ide pokok: • Kepercayaan dan praktek tradisional dapat menjadi sumber pembelajaran yang positif • Sunat perempuan merupakan salah satu praktik yang berbahaya bagi perempuan dan melanggar Hak asasi manusia • Ada berbagai cara untuk mendapatkan pertolongan jika mengalami kasus pelecehaan seksual atau perkosaan • Sikap assertive dan kemampuan menolak dapat mencegah pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender, termasuk perkosaan Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 37 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12-15 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (15-18 tahun) • Mengindetifikasi strategi khusus untuk mengurangi kekerasan berbasis gender, termasuk perkosaan dan pelecehan • Menunjukkan kemampuan untuk berdebat untuk penghapusan anggapananggapan peran gender tertentu dan kesetaraan gender, praktik berbahaya, dan seksual kekerasan berbasis gender Ide pokok: • Semua bentuk pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender oleh orang dewasa, remaja, dan orang dengan kekuasaan adalah pelanggaran terhadap hak asasi manusia • Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk melaporkan terjadinya pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender kepada pihak berwajib • Ada orang dewasa yang bisa kamu percaya untuk mengarahkan kamu kepada layanan yang memberikan dukungan bagi korban pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender 38 Ide pokok: • Setiap orang memiliki kewajiban untuk melakukan advokasi terkait kesetaraan gender dan bersuara terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia, seperi pelecehan seksual, praktik berbahaya dan kekerasan berbasis gender Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep Konsep Utama 4 : Perkembangan Manusia 4.1 ANATOMIS DAN FISIOLOGI SEKSUAL DAN REPRODUKSI Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (5-8 tahun) (9 – 12 tahun) • Membedakan tubuh perempuan dan laki-laki • Menjelaskan struktur dan fungsi organorgan seksual dan reproduksi Ide pokok: Ide pokok: • Setiap orang memiliki tubuh berbeda yang perlu dihargai, termasuk orang dengan keterbatasan fisik • Setiap budaya memiliki cara pandang berbeda terhadap tubuh • Laki-laki dan perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan memiliki tubuh yang berbeda dan berubah dari waktu ke waktu • beberapa bagian tubuh dianggap pribadi sedangkan yang lainnya tidak ail.com [email protected] • Anatomi dan fisiologi menjelaskan konsep-konsep, seperti menjelaskan siklus mentruasi, produksi sperma, ereksi dan ejakulasi • Adalah hal yang wajar bagi anak-anak dan orang muda mempunyai banyak pertanyaan tentang perkembangan seksual, seperti mengapa payudara yang satu lebih besar dari yang lain? Apakah perubahan ini juga terjadi pada setiap orang? Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 39 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (12 – 15 tahun) (15 – 18 tahun) • Membedakan antara aspek biologis dan sosial dari seks dan gender • Menjelaskan kapasitas seksual dan reproduksi laki-laki dan perempuan selama siklus hidupnya Ide pokok: • Seks pada janin ditentukan oleh kromosom dan terjadi pada masa awal kehamilan • Hormon berperan besar dalam pertumbuhan, perkembangan, dan pengaturan organ reproduksi dan fungsi seksualitas • Kebudayaan, tradisi dan praktek keagamaan berperan penting untuk mempengaruhi pemikiran seseorang mengenai seks, gender, pubertas dan reproduksi • Semua budaya memiliki cara yang berbeda dalam memahami seks, gender dan kapan saat yang tepat bagi seseorang untuk Ide pokok: • Tubuh laki-laki dan perempuan berubah sepanjang waktu, termasuk kapasitas dan fungsi reproduksi dan seksualnya menjadi aktif secara seksual 40 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 4.2 REPRODUKSI Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5 – 8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9 – 12 tahun) • Menjelaskan darimana bayi berasal • Menjelaskan bagaimana kehamilan bisa terjadi dan bagaimana kehamilan dapat dicegah • Mengidentifikasi metode-metode dasar Ide pokok: • Bayi dibentuk saat sel telur bertemu dengan sel sperma • Reproduksi meliputi sejumlah tahap, termasuk ovulasi, pembuahan, konsepsi, kehamilan, dan melahirkan bayi • Tubuh seorang perempuan mengalami perubahan selama kehamilan ail.com [email protected] kontrasepsi Ide pokok: • Hubungan seks melalui vagina yang tidak terlindungi bisa menyebabkan kehamilan serta infeksi menular seksual, termasuk HIV • Ada berbagai cara pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk abstinensi (tidak melakukan) seks dan menggunakan kontrasepsi • Penggunaan kondom dan kontrasepsi yang benar dan konsisten dapat mencegah kehamilan, HIV dan infeksi menular seksual lainnya • Perubahan hormon mengatur terjadinya ovulasi dan siklus menstruasi • Pada waktu tertentu dari siklus menstruasi, konsepsi lebih mungkin bisa terjadi • Ada banyak risiko kesehatan yang terkait dengan pernikahan dini (sukarela maupun dipaksa), serta kehamilan dini dan kelahirannya • Kehamilan tidak membahayakan kesehatan perempuan dengan HIV-positif, dan ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko penularan HIV pada bayi Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 41 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (12 – 15 tahun) (15 – 18 tahun) • Menjelaskan tanda-tanda kehamilan, dan tahap-tahap perkembangan janin, dan kelahiran anak • Pembedaan antara fungsi reproduksi dan seksual serta hasrat Ide pokok: Ide pokok: • Ada beberapa tanda dan gejala kehamilan yang bisa dipastikan melalui tes • Janin mengalami berbagai tahapan perkembangan • Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mempromosikan kehamilan yang sehat dan persalinan yang aman • Ada beberapa risiko kesehatan pada perkembangan janin yang terkait dengan nurtisi yang buruk, perilaku merokok dan penggunaan alkohol dan narkoba selama • Kesepakatan bersama merupakan persyaratan utama sebelum melakukan aktivitas seksual dengan pasangan • Pengambilan keputusan dalam melakukan seks membutuhkan pertimbangan awal mengenai strategi pengurangan risiko untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan IMS • Laki-Laki dan perempuan mengalami perubahan fungsi seksual dan reproduksi sepanjang hidupnya • Tidak setiap orang itu subur dan ada beberapa cara untuk menangani kehamilan persoalan ini 42 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 4.3 PUBERTAS Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (5 – 8 tahun) (9 – 12 tahun) • Menggambarkan bagaimana tubuh berubah selama pertumbuhan manusia • Menggambarkan ciri-ciri utama pada masa • Menjelaskan proses pubertas dan pendewasaan dari sistem reproduksi dan seksual pubertas Ide pokok: Ide pokok: • Pubertas merupakan suatu masa dimana perubahan fisik dan emosi terjadi ketika • Pubertas menandakan perubahan kemampuan reproduksi seseorang • Orang muda mengalami suatu kisaran perubahan sosial, emosional dan fisik selama pubertas • Seiring dengan pendewasaan tubuh, maka penting untuk menjaga kebersihan diri (hygiene) (sebagai contoh membasuh alat kelamin, kebersihan saat menstruasi dan lainnya) • Selama masa pubertas, anak perempuan membutuhkan akses dan pengetahuan mengenai penggunaan pembalut yang baik ataupun perlengkapan menstruasi lainnya • Perubahan hormon laki-laki mengatur fase awal produksi sperma • Orang muda laki-laki mungkin mengalami mimpi basah selama anak tumbuh dan menjadi dewasa ail.com [email protected] pubertas dan setelah masa pubertas Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 43 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (12 – 15 tahun) (15 – 18 tahun) • Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara anak perempuan dan anak laki-laki dalam hal perubahan fisik, emosi, dan sosial terkait dengan pubertas • Membedakan antar pubertas dan masa • Menjelaskan perubahan emosi dan fisik utama pada pubertas yang terjadi sebagai hasil dari perubahan hormonal remaja Ide pokok: • Pubertas merupakan masa pematangan seksual yang mengarah kepada perubahan fisik dan emosi yang besar yang bisa memicu stres • Pubertas terjadi pada berbagai waktu dan pada berbagai orang dan memiliki efek yang berbeda pada anak laki-laki dan perempuan • Masa remaja merupakan masa antara dimulainya pematangan sexual Ide pokok: • Hormon laki-laki dan perempuan berbeda dan mempunyai pengaruh besar dalam perubahan fisik dan emosi yang terjadi sepanjang hidup • Hormon dapat mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh, pertumbuhan rambut pada bagian tubuh, dan perubahan lainnya (pubertas) dan kedewasaan 44 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 4.4 IMAGE TUBUH Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (5 – 8 tahun) (9 – 12 tahun) • Mengenali bahwa tubuh adalah berbeda • Membedakan antara pandanganpandangan budaya dan kenyataan dalam kaitannya dengan penampilan fisik Ide pokok: • Semua tubuh (termasuk yang mempunyai keterbatasan fisik) adalah spesial dan unik • Setiap orang dapat menjadi bangga akan tubuhnya ail.com [email protected] Ide pokok: • Penampilan fisik ditentukan oleh faktor keturunan, lingkungan dan kebiasaan akan perilaku sehat • Nilai seseorang tidak ditentukan oleh penampilan mereka • Pandangan-pandangan terhadap daya tarik fisik yang ideal berubah dari waktu ke waktu dan berbeda antara berbagai budaya Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 45 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (12 – 15 tahun) (15 – 18 tahun) • Menggambarkan bagaimana perasaan manusia tentang tubuhnya dapat mempengaruhi kesehatan, citra diri dan perilaku • Mengidentifikasi budaya tertentu dan anggapan-anggapan peran gender tertentu dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi orang dan hubungan di antara mereka Ide pokok: • Ukuran dan bentuk penis, vulva atau payudara bervariasi dan tidak mempengaruhi reproduksi atau kemampuan untuk menjadi partner seksual yang baik • Penampilan tubuh seseorang dapat mempengaruhi penilaian dan sikap orang lain terhadap dirinya • Menggunakan obat-obatan untuk mengubah bentuk tubuh (misalnya pil untuk diet atau steroid) untuk menyesuaikan diri dengan standar kecantikan yang tidak masuk akal dan berorientasi gender dapat berbahaya • Ada banyak jalan untuk mendapatkan bantuan dan menangani kebiasaan makan yang berbahaya, misalnya anoreksia dan Ide pokok: • Standar yang tidak realistis tentang penampilan tubuh bisa disikapi • Citra tubuh seseorang dapat mempengaruhi kepercayaan diri, pengambilan keputusan dan perilaku bulimia 46 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 4.5 PRIVASI DAN INTEGRITAS TUBUH Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (5 – 8 tahun) (9 – 12 tahun) • Menjelaskan arti dari “hak tubuh” • Menjelaskan perhatian seksual yang tidak diinginkan • Menunjukkan cara menolak perhatian seksual yang tidak diinginkan. Ide pokok: • Setiap orang berhak untuk memutuskan siapa yang dapat menyentuh tubuh mereka, bagian yang mana dan dengan cara apa • Semua budaya memiliki cara yang berbeda untuk menghormati privasi dan integritas diri ail.com [email protected] Ide pokok: • Selama pubertas, privasi tentang tubuh seseorang menjadi lebih penting • Ruang pribadi, termasuk akses ke toilet dan air menjadi lebih penting ketika anak perempuan beranjak dewasa • Perhatian seksual yang tidak diinginkan dan pelecehan terhadap anak perempuan selama menstruasi dan sepanjang waktu adalah suatu pelanggaran privasi dan integritas diri • Perhatian seksual yang tidak diinginkan dan pelecehan terhadap anak laki-laki adalah suatu pelanggaran privasi dan integritas diri • Untuk anak perempuan, berkomunikasi dengan teman sebaya, orang tua dan guru mereka tentang menstruasi bukan sesuatu yang memalukan • Bersikap tegas tentang privasi merupakan sebuah cara menolak pelecehan dan perhatian seksual yang tidak diinginkan Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 47 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (12 – 15 tahun) (15 – 18 tahun) • Mengidentifikasi unsur-unsur utama dalam menjaga keselamatan diri agar terhindar dari bahaya • Menjelaskan beberapa cara dimana masyarakat, budaya, hukum dan peran gender dapat mempengaruhi interaksi sosial dan perilaku seksual Ide pokok: Ide pokok: • Setiap orang berhak atas privasi dan integritas diri • Setiap orang memiliki hak untuk memiliki kontrol atas apa yang akan atau tidak akan mereka lakukan dalam kaitannya dengan seksual • Internet, ponsel dan media lainnya dapat menjadi sumber perhatian seksual yang • Perangkat Hak Asasi Manusia internasional menegaskan pada hak terhadap privasi dan integritas diri • Tubuh laki-laki dan perempuan diperlakukan berbeda dan standar ganda perilaku seksual dapat berdampak pada interaksi sosial dan seksual tidak diinginkan 48 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep Konsep Utama 5 Perilaku Seksual 5.1 Seks, Seksualitas, dan Siklus Kehidupan Seksual Tujuan Pembelajaran Tingkat 1 (5 – 8 tahun) Tujuan Pembelajaran Tingkat 1 (9 – 12 tahun) • Menjelaskan konsep bagian tubuh pribadi. • Menjelaskan tentang seksualitas dalam kaitannya dengan siklus kehidupan manusia. Ide pokok : Ide pokok : • Kebanyakan anak ingin tahu tentang tubuh mereka • Merupakan hal yang wajar untuk mengeksplorasi tubuh sendiri, termasuk • Seorang manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk menikmati seksualitas sepanjang hidup mereka • Kebanyakan anak laki – laki dan perempuan mulai melakukan masturbasi selama masa pubertas atau terkadang lebih awal • Masturbasi tidak menyebabkan kerugian fisik atau emosional, tetapi hal ini harus dilakukan secara pribadi • Berbicara dan bertanya tentang seksualitas kepada orang dewasa yang dapat dipercaya bagian yang pribadi ail.com [email protected] adalah hal yang penting Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 49 Tujuan Pembelajaran Tingkat 1 (12 – 15 tahun) Tujuan Pembelajaran Tingkat 1 (15 – 18 tahun) • Menjelaskan berbagai cara menunjukkan seksualitas sepanjang siklus kehidupan manusia • Menentukan seksualitas dalam kaitannya dengan komponen biologis, sosial, psikologi, spiritual, etika, dan kebudayaan Ide pokok : Ide pokok : • Perasaan seksual, fantasi, dan hasrat merupakan hal yang alami dan berlangsung sepanjang hidup • Tidak semua orang memilih untuk bertindak atas perasaan seksual, fantasi dan hasrat mereka • Ketertarikan seseorang terhadap seksualitas mungkin dapat berubah seiring dengan bertambahnya usia dan dapat ditunjukkan sepanjang hidup • Semua orang harus memliki toleransi dan menghargai perbedaan cara dalam mengekspresikan seksualitas yang terdapat dalam berbagai budaya dan • Seksualitas merupakan sesuatu yang kompleks dan beragam yang melibatkan komponen biologis, sosial, psikologi, spiritual, etika, dan kebudayaan • Seksualitas dapat meningkatkan kesejahteraan seseorang, bila ditunjukkan dengan cara yang sopan/baik peraturan 50 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 5.2 Perilaku Seksual dan Respon Seksual Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5 – 8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9 – 12 tahun) • Menjelaskan bahwa aktivitas seksual merupakan cara yang dewasa untuk menunjukkan perhatian dan kasih sayang • Menjelaskan respon laki-laki dan perempuan terhadap rangsangan seksual Ide pokok: Ide pokok: • Orang dewasa menunjukkan cinta dan perhatian kepada orang lain dengan berbagai cara, di antaranya dapat dilakukan melalui perilaku seksual • Orang-orang berciuman, berpelukan, bersentuhan dan terlibat dalam perilaku seksual satu sama lain untuk menunjukkan perhatian, cinta, keintiman secara fisik dan agar merasa bahagia • Anak-anak belum siap untuk melakukan • Laki-laki dan perempuan memiliki siklus respon seksual, dimana rangsangan seksual (fisik atau mental) dapat menimbulkan respon fisik • Selama pubertas, anak laki-laki dan perempuan akan lebih menyadari respon mereka terhadap daya tarik dan rangsangan seksual • Seseorang dapat memiliki pemikiran dan hasrat seksual tanpa perlu mewujudkannya dan umumnya mampu mengendalikan hal tersebut bila diperlukan • Ada berbagai cara dimana pasangan dapat menunjukkan cinta, perhatian dan perasaan akan ketertarikan seksual, serta menunjukkan bahwa cinta melibatkan lebih dari perilaku seksual • Hubungan seksual memerlukan kedewasaan baik secara fisik dan emosional • Berpikir kritis perlu diterapkan dalam menjalin pertemanan dan membangun hubungan seksual • Bilapun ada, hanya sedikit orang yang memiliki kehidupan seksual yang tanpa kontak seksual dengan orang lain ail.com [email protected] masalah atau kekecewaan Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 51 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12 – 15 tahun) • • Menjelaskan perilaku seksual yang umum Menjelaskan elemen-elemen utama dari siklus respon seksual Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (15 – 18 tahun) • Mendefinisikan elemen-elemen utama dari tanggung jawab dan kenikmatan seksual. Ide pokok: • Setiap masyarakat memiliki mitos tersendiri tentang perilaku seksual – Penting untuk mengetahui fakta. • Pantang berarti memilih untuk tidak terlibat dalam perilaku seksual dengan orang lain, dan merupakan cara yang paling aman untuk menghindari kehamilan dan infeksi menular seksual (IMS), termasuk HIV • Kondom dan kontrasepsi lainnya dapat mengurangi risiko terjadinya konsekuensi yang tidak diinginkan pada orang yang terlibat dalam perilaku seksual • Perilaku seksual non-penetratif tidak menimbulkan risiko kehamilan yang tidak direncanakan dan mengurangi risiko IMS, termasuk HIV • Aktivitas transaksi seks adalah pertukaran uang, barang atau perlindungan untuk kepentingan kenikmatan seksual • Membangun ketegasan dan keterampilan menolak pada anak kecil dan anak muda dapat membantu mereka terhindar dari aktivitas transaksi seks • Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk melaporkan pemaksaan dan pelecehan seksual, yang merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia • Terdapat banyak tahapan dan perubahan fisik yang terkait pada siklus respon seksual laki-laki dan perempuan 52 Ide pokok: • Konsekuensi dari melibatkan diri dalam perilaku seksual adalah nyata, dan disertai dengan tanggung-jawab akan hal itu • Komunikasi yang baik dapat memperkuat hubungan seksual • Kedua pasangan seksual bertanggung jawab untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan dan IMS, termasuk HIV • Banyak orang dewasa yang memiliki periode tanpa kontak seksual dengan orang lain dalam hidup mereka Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep KONSEP UTAMA 6 KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL 6.1. Tujuan Pembelajaran: Pencegahan Kehamilan Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5 – 8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9 – 12tahun) • Menyadari bahwa tidak semua pasangan memiliki anak • Menjelaskan konsep mengenai kehamilan dan kontrasepsi Ide pokok: Ide pokok: • Semua orang, apapun kondisi kesehatan, kepercayaan, keturunan, ras, dan status pernikahannya, boleh membesarkan anak dan memberi mereka kasih sayang • Semua anak harus dilahirkan karena dikehendaki/ direncanakan, serta harus dirawat dan disayangi • Beberapa orang tidak mampu merawat/ membesarkan anak • Ada banyak mitos mengenai kondom, alat-alat kontrasepsi dan metode lain untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Penting untuk tahu fakta yang sebenarnya • Tidak berhubungan seksual adalah metode kontrasepsi yang paling efektif • Penggunaan kondom dengan benar dan konsisten dapat mengurangi risiko kehamilan tidak direncanakan, HIV dan penyakit menular seksual lainnya • Pengambilan keputusan untuk menggunakan kondom dan metode kontrasepsi lainnya merupakan tanggung jawab laki-laki dan perempuan; peran gender serta norma sebaya (peers) dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan tersebut • Ada tanda-tanda dan gejala yang sering muncul pada kehamilan, dan terdapat tes kehamilan untuk mengkonfirmasinya. • Kehamilan yang tidak direncanakan saat usia muda dapat memiliki dampak kesehatan dan sosial yang buruk ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 53 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12 – 15 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (15 – 18 tahun) • Menjelaskan metode-metode yang efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan serta tingkat keberhasilan metode-metode tersebut • Menjelaskan konsep kerentanan individu terhadap kehamilan yang tidak direncanakan • Menjelaskan keuntungan dan risiko penggunaan metode kontrasepsi • Menunjukan cara penggunaan metode kontrasepsi dan berdiskusi mengenai pengalaman tersebut Ide pokok: • Pengunaan kontrasepsi dapat membantu orang yang aktif secara seksual untuk merencanakan keluarga, untuk mendapatkan manfaat bagi diri dan lingkungannya • Beberapa metode kontrasepsi memiliki efek samping dan/atau tidak disarankan untuk digunakan dalam keadaan tertentu (kontraindikasi) • Semua alat kontrasepsi, termasuk kondom dan kontrasepsi darurat, harus digunakan secara benar • Bagi orang yang aktif secara seksual, keputusan mengenai metode atau kombinasi kontrasepsi yang sesuai bergantung pada risiko, biaya, ketersediaan metode, dan faktor lainnya • Metode-metode kontrasepsi yang berbeda memiliki tingkat keberhasilan, manfaat dan efek samping yang berbeda pula • Tidak melakukan hubungan seksual merupakan metode yang paling efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan • Untuk remaja yang aktif secara seksual, penggunaan kondom secara benar dan konsisten dapat mengurangi resiko kehamilan yang tidak diinginkan • Kontrasepsi darurat dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk pada kegagalan metode kontrasepsi, penggunaan kontrasepsi yang tidak benar, ataupun pada korban pemerkosaan • Metode kontrasepsi alami hanya boleh dipertimbangkan jika mendapat rekomendasi dari petugas kesehatan yang terlatih • Sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang permanen • Kondom dan metode kontrasepsi lainnya tersedia di sekitar kita meskipun mungkin ada halangan bagi remaja untuk mendapatkannya 54 Ide pokok: Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 6.2. Memahami, menyadari, dan mengurangi risiko penyakit menular seksual termasuk HIV Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5 – 8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9 – 12 tahun) • Menjelaskan konsep ‘sehat’ dan ‘sakit’ • Menjelaskan bagaimana penyakit menular seksual dan HIV ditularkan, diobati, dan dicegah • Mendemonstrasikan kemampuan komunikasi untuk seks yang aman. Ide pokok: • Semua orang dapat menentukan pilihan dan menjalankan perilaku yang baik untuk menjaga kesehatan • Sistem kekebalan tubuh melindungi kita dari penyakit dan menjaga kita untuk tetap sehat • Beberapa penyakit dapat menular dari satu orang ke orang lain • Beberapa orang bisa saja memiliki penyakit namun tetap terlihat sehat • Semua orang, terlepas daripada kondisi kesehatan mereka, butuh cinta, kasih dan dukungan ail.com [email protected] Ide pokok: • HIV adalah virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman dengan penderita, transfusi darah yang terkontaminasi, jarum suntik dan bendabenda tajam lainnya yang terkontaminasi, serta dari ibu penderita ke anak lewat proses melahirkan atau menyusui • Proses penularan HIV paling sering terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman dengan pasangan yang telah terinfeksi • HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak kasual seperti berjabat tangan, berpelukan, dan minum dari gelas yang sama • Ada beberapa cara yang dapat mengurangi risiko seseorang untuk tertular atau menularkan HIV, baik sebelum maupun setelah pajanan terhadap virus (misalnya: penggunaan kondom dan pengobatan profilaksis) • Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah kita terinfeksi Infeksi Menular Seksual, seperti klamidia, gonore, sifilis atau HIV • Banyak jenis penyakit menular seksual sudah ada obatnya Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 55 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9 – 12 tahun)-- lanjutan Ide pokok (lanjutan): • Pada saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV - walaupun terapi ARV dapat menekan virus HIV dan menghentikan perburukan penyakit yang dikenal dengan AIDS • Komunikasi, negosiasi dan kemampuan untuk menolak dapat membantu remaja melawan tekanan untuk melakukan hubungan seksual yang tidak diinginkan atau mendorong penerapan perilaku seksual yang aman, termasuk penggunaan koncom dan metode kontrasepsi dengan benar dan konsisten 56 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12 – 15 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (15 – 18 tahun) • Mengidentifikasi cara-cara specific untuk mengurangi resiko penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya, termasuk penggunaan kondom yang benar • Menjelaskan bagaimana budaya dan gender mempengaruhi keputusan individu terkait hubungan seksual • Mendemonstrasikan kemampuan bernegosiasi untuk seks yang aman dan menolak perilaku seks yang tidak aman • Mengetahui strategi-strategi penurunan resiko yang efektif yang sesuai dengan keinginan pribadi • Mendemonstrasikan kemampuan komunikasi dan pengambilan keputusan yang terkait dengan seks yang aman Ide pokok: Ide pokok: • Infeksi Menular Seksual (IMS), seperti klamidia, gonore, sifilis, HIV dan HPV dapat dicegah • Tidak berhubungan seksual adalah metode paling efektif untuk mencegah HIV dan penyakit menular seksual lainnya • Apabila seseorang aktif secara seksual, ada cara lain untuk mengurangi risiko penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya seperti menghindari penetrasi, setia pada satu orang pasangan yang tidak terinfeksi, mengurangi jumlah pasangan seksual, menggunakan kondom dengan benar dan konsisten, serta memeriksakan dan mengobati diri dari penyakit menular seksual • Dalam beberapa keadaan dimana terdapat angka kejadian HIV dan IMS yang tinggi, hubungan seksual dengan pasangan yang jauh lebih tua dapat meningkatkan risiko penularan HIV ail.com [email protected] • Ada banyak faktor yang dapat menghambat seseorang untuk mempraktikkan seks yang aman • Beberapa strategi penurunan resiko menawarkan proteksi ganda terhadap kehamilan yang tidak diinginkan dan penularan penyakit menular seksual, termasuk HIV • Bagi seseorang yang aktif secara seksual, pengambilan keputusan terkait strategi penurunan risiko yang akan dilakukannya seringkali dipengaruhi oleh pemahamannya mengenai efektifitas strategi tersebut bagi dirinya sendiri, pemahaman mengenai kerentanan diri, peran gender, budaya, dan norma sebaya • Komunikasi, negosiasi dan kemampuan untuk menolak dapat membantu remaja melawan tekanan untuk melakukan hubungan seksual yang tidak diinginkan atau mendorong penerapan perilaku seksual yang aman, termasuk penggunaan kondom dan metode kontrasepsi dengan benar dan konsisten Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 57 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12 – 15 tahun) - lanjutan Ide pokok (lanjutan): • Post-exposure prophylaxis (PEP), yaitu penggunaan ARV dalam jangka pendek, dapat mengurangi risiko penularan HIV setelah pajanan • Pelayanan kesehatan seksual, termasuk VCT centre yang menawarkan konseling sebelum dan sesudah tes HIV, dapat membantu seseorang mengetahui risiko dan kerentanan pribadi, serta mengenali sikapnya terhadap perilaku seks yang aman • Semua orang memiliki hak kerahasiaan (confidentiality) menyangkut kondisi kesehatan mereka, dan sebaiknya tidak dipaksa untuk membuka status HIV mereka • Program yang mempromosikan gaya hidup positif dapat membantu orang yang hidup dengan HIV untuk merasakan dukungan untuk menjalankan perilaku seks aman dan/atau untuk memberitahu pasangan mereka tentang status HIVnya secara sukarela • Budaya, gender dan norma sebaya dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan mengenai perilaku seksual. • Konsumsi alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu proses pengambilan keputusan yang rasional dan berkontribusi terhadap perilaku berisiko tinggi 58 Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep 6.3. HIV dan AIDS: stigma, pengobatan, perawatan, dan dukungan Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat I (5 – 8 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat II (9 – 12tahun) • Identifikasi kebutuhan dasar orang yang hidup dengan HIV (ODHA). • Memaparkan tantangan emosional, ekonomi, fisik dan sosial yang dihadapi oleh ODHA. Ide pokok: Ide pokok: • Semua orang butuh cinta dan kasih sayang. • ODHA dapat memberikan cinta dan kasih sayang serta dapat berkontribusi kepada masyarakat. • ODHA berhak menerima cinta, hormat, perawatan, dan dukungan. • Terdapat tatalaksana medis yang dapat menolong ODHA hidup lebih positif. • HIV dan AIDS mempengaruhi struktur, peran, dan tanggung jawab keluarga. • Mengetahui status HIV seseorang dapat menjadi tantangan secara emosional • Memberitahukan status HIV seseorang dapat membawa konsekuensi negatif, termasuk penolakan, stigma, diskriminasi dan kekerasan • Stigma, termasuk yang diberikan oleh diri sendiri, dapat menghambat seseorang untuk mengakses pelayanan kesehatan dan metode dukungan lannya • Kebutuhan emosional, kesehatan, gizi, dan fisik dari anak-anak dari orang tua yang menderita atau meninggal karena AIDS membutuhkan perhatian khusus • ODHA mengalami perubahan viral load (jumlah virus HIV yang bersirkulasi dalam tubuh) sepanjang hidupnya, yang berpengaruh terhadap risiko menularkan HIV pada orang lain • Pengobatan HIV adalah komitmen seumur hidup, memiliki efek samping dan tantangan lain dan mungkin memerlukan perhatian khusus terhadap gizi • Anak-anak dan remaja dapat memperoleh manfaat dari pengobatan HIV, meskipun perhatian khusus terhadap dosis yang tepat serta kepatuhan berobat diperlukan di masa pubertas ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 59 Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat III (12 – 15 tahun) Tujuan Pembelajaran untuk Tingkat IV (15 – 18 tahun) • Menjelaskan elemen kunci untuk hidup positif dengan HIV dan apa pentingnya • Menjelaskan konsep dan penyebab stigma dan diskriminasi yang dihadapi oleh ODHA Ide pokok: • Program pendidikan seksualitas untuk ODHA dapat mendukung mereka untuk mempraktikkan perilaku seks yang aman dan menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan mereka • ODHA harus dapat mengekspresikan perasaan dan cinta mereka, mengambil komitmen jangka panjang atau menikah, memulai sebuah keluarga jika mereka memilih untuk melakukannya • Terdapat berbagai mekanisme dan kelompok dukungan bagi ODHA • Diskriminasi terhadap seseorang karena status HIV-nya merupakan hal yang illegal 60 Ide pokok: • Stigma dan diskriminasi terhadap orang dan komunitas tertentu dapat mempersulit akses terhadap pelayanan dan informasi kesehatan serta pendidikan; sehingga dapat memperbesar kerentanan mereka • ODHA harus menjadi advokat yang kuat bagi hak-hak mereka, yang dapat diperkuat dengan dukungan dari masyarakat • ODHA dapat menjadi pendidik dan penggerak kaum muda yang efektif karena pengalaman mereka, dan mereka dapat memberikan arahan, dan dukungan pada orang muda Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif ashep.ramdhan@gma ashep Referensi 1. UNESCO. 2010. Education Sector Response to HIV, Drugs and Sexuality in Indonesia : An Assessment on The Integration of HIV and AIDS, Reproductive Health and Drug Abuse Isssues in Junior and Senior Secondary Schools in Riau Islands, DKI Jakarta, West Kalimantan, Bali, Maluku, and Papua. Jakarta: UNESCO. 2. UNESCO, UNAIDS, UNFPA, UNICEF, WHO. 2009. International Technical Guidance on Sexuality Education. Vol. I. Paris: UNESCO. 3. UNESCO, UNAIDS, UNFPA, UNICEF, WHO. 2009. International Technical Guidance on Sexuality Education. Vol. II. Paris: UNESCO. ail.com [email protected] Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif 61 Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami di: UNESCO Office, Jakarta Jl. Galuh II No.5, Kebayoran Baru, Jakarta 12110 Tel. (62-21) 7399818 | Fax.(62-21) 72796489 email: [email protected] web : www.unesco.org/jakarta