Islam tidak dapat menerima model demokrasi Barat yang telah

advertisement
‫‪Q.S. Ali Imran: 159‬‬
‫َفب َما َ ْح َمة م َن هللا ل ْن َت َل ُه ْم َو َل ْو ُك ْنتَ‬
‫َ ِ ًّ ر َ ٍ ْ ِ ْ ِ َ ِ‬
‫ضوا م ْن َح ْولكَ‬
‫فظا َغليظ ال َقلب ال ْن َف ُّ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫َ ِ‬
‫ِ‬
‫َ ْ ُ‬
‫ف َع ْن ُه ْم َو ْ‬
‫اس َت ْغ ِف ْر ل ُه ْم َو َشاو ْر ُهمْ‬
‫اع‬
‫ف‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫األ ْمر َفإ َذا َع َز ْم َت َف َت َو َّك ْل َع َلى هللا إنَّ‬
‫ِفي‬
‫ِ‬
‫ِ ِ‬
‫ِ‬
‫ه َ ُ ُّ ْ ُ َ َ ه‬
‫َ‬
‫اّلل ي ِحب اْلتو ِك ِلين [آل عمران‪]159/‬‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫هللا‬
‫ف ِبما رحم ٍة ِمن ِ‬
‫َ‬
‫ِل ْن َت ل ُهمْ‬
‫َ َ ْ ُ ْ َ َ ًّ َ َ ْ َ ْ‬
‫ولو كنت فظا غ ِليظ القل ِب‬
‫ضوا م ْن َح ْولكَ‬
‫َال ْن َف ُّ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫‪Artikan penggalan Q.S. Ali Imran: 159‬‬
‫َ ْ ُ‬
‫ف َع ْن ُهمْ‬
‫فاع‬
‫َ‬
‫َو ْ‬
‫اس َت ْغ ِف ْر ل ُهمْ‬
‫َْ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫وش ِاورهم ِفي األم ِر‬
‫َفإ َذا َع َز ْمتَ‬
‫َ َّ َ ِ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫هللا‬
‫فتوكل على ِ‬
‫اّلل ُيح ُّب ْاْلُ َت َو هكلينَ‬
‫إ َّن ه َ‬
‫ِ‬
‫ِِ‬
‫ِ‬
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah
kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri
dari
sekelilingmu.
karena
itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun
bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu. kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah
menyukai
orang-orang
yang
bertawakal kepada-Nya.
Tajwid
Bacaan
َ‫َر ْح َمة من‬
ِ ٍ
َ‫ل ْنت‬
ِ
ْ‫َل ُه ْم َو َلو‬
ْ‫َع ْن ُهم‬
َ
ُ
َ
ْ
ْ
‫وش ِاورهم ِفي‬
Hukum
bacaan
Cara baca
Idgam bi
gunnah
Rahmatimmina
Ikhfa
Ling ta
Izhar syafawi
Lahum wa
Izhar
‘An hum
Izhar syafawi
Hum fi
Kandungan ayat
1. Hendaklah kita menjaga kesopan-santunan
2. Jadilah seorang pemaaf bukan pendendam
3. Doakanlah kebaikan bagi orang yang
memusuhi atau mencaci kamu
4. ajaklah bermusyawarah dalam
menyelesaikn suatu persoalan atau
merencanakan sesuatu
5. Setelah berusaha yang sungguh-sungguh,
serahkan hasilnya kepada Allah.
Prinsip-prinsip musyawarah
1. Tujuan musyawarah adalah untuk mencapai
keputusan yang paling baik bagi kepentingan semua
orang.
2. Menghargai setiap pendapat dan mau
mendengarkan keberatan atau masukan orang lain
3. Mengemukakan pendapat dan menanggapi dengan
santun
4. Tidak memaksakan pendapat pribadi
5. bersedia menerima keputusan yang diambil
6. Melaksanakan hasil musyawarah dengan hati yang
tulus
B. Anjuran Musyawarah
ِ
ِ
ِ
ِ
َّ
َ
‫الصالَ َة َوأ َْم ُرُه ْم‬
‫وا‬
‫ام‬
‫ق‬
‫أ‬
‫و‬
‫م‬
‫ب‬
‫ر‬
‫ل‬
‫وا‬
‫اب‬
‫ج‬
‫ت‬
‫اس‬
‫ين‬
‫ذ‬
َّ
َ
ُ َ ْ ّ َ ُ َ َ ْ َ ‫َوال‬
ِ
ِ
َّ
‫اه ْم يُ ْنف ُقو َن‬
‫ش‬
ُ َ‫ورى بَ ْي نَ ُه ْم َوِما َرَزقْ ن‬
َ ُ
]38/‫[الشورى‬
‫صلى‬
Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima
(mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
salat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarah antara mereka; dan
mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang
Kami berikan kepada mereka.
Tajwid
Bacaan
‫استَ َجابُوا‬
ْ
‫َوأَ ْم ُرُه ْم‬
‫اه ْم‬
ُ َ‫َرَزقْ ن‬
‫يُ ْن ِف ُقو َن‬
Hukum
bacaan
Cara baca
Mad tabi’I
Istajaa bu
Ikhfa
Yunfiqun
Kandungan ayat
Sifat-sifat orang beriman ialah:
Senantiasa melaksanakan perintah Allah ta’âla dan
meninggalkan segala larangan-Nya
Disiplin dalam mengerjakan salat
Selalu bermusyawarah dalam suatu urusan
Menafkahkan sebagian rezeki kepada yang berhak
PENGERTIAN
DEMOKRASI
Mengapa bertentangan?
1. Bisa jatuh ke dalam kemusyrikan dan kekufuran
Kalau diyakini bahwa hukum kesepakatan manusia adalah lebih baik daripada hukum Allah,
maka hal ini bisa menjatuhkan umat kepada kekufuran dan kemusyrikan.
Rasulullah SAW membacakan:
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain
Allah. (QS. At Taubah : 31)
Ady bin Hatim r.a berkata:
Wahai Rasulullah mereka (org nashrani) tidaklah menyembah mereka (rahib).
Maka Rasul menjawab:
Benar, akan tetapi mereka (rahib dan org alimnya) menghalalkan apa-apa yang
diharamkan Allah maka mereka (org nashrani) menghalalkannya, dan mereka
mengharamkan apa yang dihalalkan Allah maka mereka (nashrani) mengharamkannya
pula, itulah penyembahan mereka (nashrani) kepada mereka (rahib dan org alimnya)
[HR. Al Baihaqi, juga diriwayatkan oleh at Tirmidzi dengan sanad Hasan]
DEMOKRASI =
SYURO?
Sebagian kalangan menyatakan bahwa
Demokrasi sesungguhnya berasal dari Islam, yakni
sama dengan syuro (musyawarah).
Hal
ini
tidak tepat karena syuro merupakan hukum syara’
yang telah Allah SWT tetapkan cara dan standarnya,
yang jauh berbeda dengan demokrasi.
Demokrasi
memutuskan
segala
sesuatunya
berdasarkan suara terbanyak (mayoritas). Sedang
dalam Islam, tidaklah demikian. Rinciannya adalah
sebagai berikut:
(1) Untuk masalah yang berkaitan dengan
hukum syara’, kriterianya adalah kekuatan
dalil, bukan mayoritas. Dalilnya adalah
peristiwa pada Perjanjian Hudaibiyah, dimana
Rasulullah saw membuat keputusan yang
tidak disepakati oleh mayoritas sahabat, dan
ketika Umar r.a protes, beliau SAW
menyatakan:
“Aku ini utusan Allah, dan aku takkan melanggar
perintahNya, dan Dia adalah penolongku.” (HR
Bukhari)
(2) Untuk masalah yang menyangkut keahlian,
kriterianya
adalah
ketepatan
atau
kebenarannya, bukan suara mayoritas.
Peristiwa pada perang Badar merupakan dalil
untuk ini.
(3) Untuk masalah teknis yang langsung
berhubungan
dengan
amal
(tidak
memerlukan keahlian), kriterianya adalah
suara mayoritas. Peristiwa pada Perang Uhud
menjadi dalilnya.
Demokrasi dari Kacamata Ulama
Al-Maududi
Al-Maududi secara tegas menolak
demokrasi. Menurutnya, Islam tidak
mengenal paham demokrasi yang
memberikan
kekuasaan
besar
kepada rakyat untuk menetapkan
segala hal. Islam menganut paham
teokrasi
(berdasarkan
hukum
Tuhan).
Mohammad Iqbal
Menurut Iqbal, Islam tidak dapat
menerima model demokrasi Barat
yang telah kehilangan basis moral
dan spiritual. Ia menawarkan sebuah
konsep demokrasi spiritual yang
dilandasi oleh etik dan moral
ketuhanan.
Demokrasi dari Kacamata Ulama
Salim Ali al-Bahnasawi
Menurutnya,
demokrasi
mengandung sisi yang baik yang
tidak bertentangan dengan islam
yaitu kedaulatan rakyat dan memuat
sisi negatif yang bertentangan
dengan Islam yaitu penggunaan hak
legislatif secara bebas yang bisa
mengarah pada sikap menghalalkan
yang haram dan menghalalkan yang
haram.
Muhammad Imarah
Menurut beliau Islam tidak
menerima demokrasi secara mutlak
dan juga tidak menolaknya secara
mutlak.
Download