Kerangka Dasar Ajaran Islam. ISLAM AQIDAH SYARIAH IBADAH AKHLAK MUAMALAH 1. Aqidah Aqidah adalah sistem keyakinan yang mendasari seluruh aktivitas muslim. Ajaran Islam berisikan tentang apa saja yang mesti dipercayai, diyakini, dan diimani oleh setiap muslim. Karena agama Islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan kepada Allah swt, maka aqidah merupakan sistem kepercayaaan yang mengikat manusia kepada Islam. Seorang manusia disebut muslim jika dengan penuh kesadaran dan ketulusan bersedia terikat dengan sistem kepercayaan Islam. Karena itu, aqidah merupakan ikatan dan simpul dasar dalam Islam yang pertama dan utama. Aqidah dibangun atas 6 dasar keimanan yang lazim disebut Rukun Iman. Rukun iman meliputi : iman kepada Allah swt, para malaikat, kitab – kitab, para Rasul, hari akhir, dan Qodlo dan Qodar. Allah berfirman dalam QS.An-Nisa’, ayat 136 yang artinya “ Wahai orang yang beriman, tetaplah beriman kepaada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikatNya, kitab-Nya, Rasul-Nya, hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh- jauhnya”. Berdasarkan 6 fondasi tersebut, maka keterikatan setiap muslim yang semestinya ada pada jiwa setiap muslim adalah : ① Meyakini bahwa Islam adalah agama yang terakhir, mengandung syariat yang menyempurnakan syariat – syariat yang diturunkan Allah sebelumnya. ② Meyakini bahwa Islam adalah satu- satunya agama yang benar di sisi Allah. Islam dating dengan membawa kebenarana yang bersifat absolute guna menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia selaras dengan fitrahnya. ③ Meyakini bahwa Islam adalah agama yang universal serta berlaku untuk semua manusioa dalam segala lapisan masyarakat dan sesuai dengasn tuntutan budaya manusia. 2. Syari’ah Komponen Islam yang kedua adalah syari’ah yang berisi peraturan dan perundangundangan yang mengatur aktifitas yang seharusnya dikerjakan manusia. Syari’at adalah sistem nilai yang merupakan inti ajaran Islam. Syari’ah atau sistem nilai Islam yang diciptakan oleh Allah sendiri. Dalam kaitan ini, Allah disebut Syaari atau pencipta hukum Sistem nilai Islam secara umum meliputi 2 bidang : Syari’at yang mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan Allah (ibadah mahdah / khusus). Disebut ibadah mahdah karena sifatnya yang khas dan sudah ditentukan secara pasti oleh Allah dan dicontohkan secara rinci oleh Allah. Dalam konteks ini, syari’at berisikan ketentuan tentang tata cara peribadatan manusia kepada Allah, seperti kewajiban shalat, puasa, zakat, haji. Syari’at yang mengatur hubungan manusia secara horizontal dengan sesama dan makhluk lainnya ( mu’amalah ). Mu’amalah meliputi ketentuan perundangundangan yang mengatur segala aktivitas hidup manusia dalam pergaulan dengan sesamanya dan alam sekitarnya. Adanya sistem mu’amalah ini membuktikan bahwa Islam tidak meninggalkan urusan dunia, bahkan tidak pula melakukan pemisahan terhadap persoalan dunia maupuu akhirat. Bagi Islam, ibadah yang diwajibkan Allah atas hambanya bukan sekedar bersifat formal belaka, melainkan disuruhnya agar semua aktivitas hidup dijalankan manusia hendaknya bernilai ibadah. Ajaran ini sesuai dengan ajaran Islam tentang tujuan diciptakannya manusia supaya beribadah. Allah berfirman dalam QS. Az-Zarariyat, ayat 56 “ Dan tiadalah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya beribadah kepada- Ku “ Hubungan horizontal ini disebut pula dengan ibadah gairu mahdhah / umum karena sifatnya umum, di mana Allah atau Rasul-Nya tidak memerinci macam dan jenis perilakunya, tetapi hanya memberikan prinsip dasarnya saja. 3. Akhlaq Akhlaq merupakan komponen dasar Islam yang ketiga yang berisi ajaran tentang perilaku atau sopan santun. Akhlaq maupun syari’ah pada dasarnya membahas perilaku manusia, tetapi yang berbeda di antaranya adalah obyek materia. Syari’ah melihat perbuatan manusia darin segi hukum yaitu : wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Sedangkan aklaq melihat perbuatan manusia dari segi nilai / etika, yaitu perbuatan baik ataupun buruk. Akhlaq merupakan sistematika Islam, sebagai sistem, akhlaq memiliki spektrum yang luas, mulai sikap terhadap dirinya, orang lain, dan makhluk lain, serta terhadap Allah SWT. 3 Unsur Pokok Ajaran Islam س ْو ِل ِ علَ ْي ِه ع ْن ُ س ِع ْندَ َر ُ ع ْنهُ أَيْضا ً قَا َل :بَ ْينَ َما نَ ْح ُن ُجلُ ْو ٌ صلَّى هللاُ َ ي هللاُ َ ع َم َر َر ِ َ هللا َ ض َ ات يَ ْو ٍم ِإ ْذ َ س َوا ِد ال َّ علَ ْي ِه ب َ علَ ْينَا َر ُج ٌل َ سلَّ َم ذَ َ اض الثِيَا ِ ش ِد ْيدُ بَيَ ِ ش ْع ِر ،الَ يُ َرى َ طلَ َع َ ش ِد ْيدُ َ َو َ أَثَ ُر ال َّ س ِإلَى النَّ ِبي ِ صلى هللا عليه وسلم فَأ َ ْسنَدَ سفَ ِرَ ،والَ يَ ْع ِرفُهُ ِمنَّا أَ َحدٌَ ،حتَّى َجلَ َ ع ِن اْ ِإل ْسالَ ِم ،فَقَا َل علَى فَ ِخذَ ْي ِه َوقَا َل :يَا ُم َح َّمد أَ ْخ ِب ْر ِني َ ض َع َكفَّ ْي ِه َ ُر ْكبَت َ ْي ِه ِإلَى ُر ْكبَت َ ْي ِه َو َو َ س ْو ُل ِ س ْو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم :اْ ِإل ِسالَ ُم أَ ْن تَ ْش َهدَ أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوأَ َّن ُم َح َّمدًا َر ُ َر ُ س ِب ْيالً ْت ِإ ِن ا ْستَ َ ي َّ ِ ط ْع َ ضانَ َوتَ ُح َّج ْالبَي َ هللا َوت ُ ِقي َْم ال َّ الزكاَةَ َوت َ ُ ص ْو َم َر َم َ ت ِإلَ ْي ِه َ صالَة َ َوتُؤْ تِ َ ان قَا َل :أَ ْن تُؤْ ِمنَ صدَ ْق َ ص ِدقُهُ ،قَا َل :فَأ َ ْخ ِب ْرنِي َ ت ،فَعَ ِج ْبنَا لَهُ يَ ْسأَلُهُ َويُ َ قَا َل َ : ع ِن اْ ِإل ْي َم ِ ِبا ِ ت ،قَا َل س ِل ِه َو ْاليَ ْو ِم اآل ِخ ِر َوتُؤْ ِمنَ ِب ْالقَدَ ِر َخي ِْر ِه َو َ صدَ ْق َ هلل َو َمالَ ِئ َك ِت ِه َو ُكت ُ ِب ِه َو ُر ُ ش ِر ِه .قَا َل َ اك .قَا َل: هللا َكأَنَّ َك ت َ َراهُ فَإِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَإِنَّهُ يَ َر َ فَأ َ ْخ ِب ْر ِني َ ع ِن اْ ِإل ْح َ س ِ ان ،قَا َل :أَ ْن ت َ ْعبُدَ َ ع ْن ع ْن َها بِأ َ ْعلَ َم ِمنَ ال َّ ع ِن ال َّ سائِ ِل .قَا َل فَأ َ ْخبِ ْرنِي َ ع ِة ،قَا َلَ :ما ْال َم ْسؤ ُْو ُل َ سا َ فَأ َ ْخبِ ْرنِي َ اء يَتَ َ عا َء ال َّ ط َاولُ ْونَ ش ِ اراتِ َها ،قَا َل أ َ ْن ت َ ِلدَ اْأل َ َمةُ َربَّت َ َها َوأَ ْن تَ َرى ْال ُحفَاة َ ْالعُ َراة َ ْالعَالَةَ ِر َ أ َ َم َ ان ،ث ُ َّم ا ْن َ ع َم َر أَت َ ْد ِري َم ِن ال َّ طلَقَ فَلَ ِبثْتُ َم ِليًّا ،ث ُ َّم قَا َل :يَا ُ سائِ ِل ؟ قُ ْلتُ :هللاُ فِي ْالبُ ْنيَ ِ س ْولُهُ أ َ ْعلَ َم .قَا َل فَإِنَّهُ ِجب ِْر ْي ُل أَتـَا ُك ْم يُعَ ِل ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم [ .رواه مسلم] َو َر ُ Dari Umar r.a. juga dia berkata, “ Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulalloh SAW suatu hari, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian di aduduk di hadapan Nabi lalu menempelkan lututnya pada lutut Rasulullah saw seraya berkata, ‘Ya Muhammad, beri tahukan aku tentang Islam?’ Maka, Rasusulullah SAW bersabda.’Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Illah (Tuhan yang disembah)selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan Shalat, menunaikan zakat puasa Ramadhan, dan pergi haji jika mampu. ‘ kemudian dia berkata,’Anda benar.’ Kemudian dia bertanya lagi, ‘ beri tahukan aku tentang iman ’ ,lalu beliau bersabda, ’ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya,kitabkitabNya,rasul-rasulNya dan hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk’. Kemudian dia berkata,’Engkau benar’. Kemudian dia berkata lagi, ‘Beritahukan aku tentang ihsan’, lalu beliau bersabda, ’ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Jika engkau tidak melihatNya, maka Dia melihat engkau. ’ Kemudian dia berkata, ‘ Beri tahukan aku tentang hari kiamat(kapan kejadiannya) ’, Beliau bersabda,’Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya’, dia berkata,’Beritahukan aku tentang tandatandanya,’ Beliau bersabda,’Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seseorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan pengembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya’, lalu orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian Rasulullah bertanya, ‘ Tahukan engkau siapa yang bertanya? ’ Aku berkata,’Allah dan RasulNya lebih mengetahui’, Beliau bersabda,’Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian’” (HR MUSLIM) YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS DI ATAS : Kita dianjurkan memakai pakaian yang bersih dan memakai minyak wangi ketika memasuki masjid dan menghadiri majelis ilmu, serta bersikap sopan santun ketika berhadapan dengan ulama. Rukun Islam ada lima, yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan menunaikan haji bagi yang mampu. Rukun Iman ada enam, yaitu beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk Hanya Allah yang mengetahui kapan terjadinya kiamat, sementara kita hanya mengetahui tanda-tandanya. Ihsan adalah ikhlas dan berbuat sebaik mungkin, yaitu mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah dengan menyempurnakan pelaksanaanya seakanakan melihat Allah saat beribadah. Selanjutnya ia pun berkata, “Hai Muhammad, terang-kan padaku tentang Al-Islãm.” Rasulullah saw menjawab: (1) “Al-Islãm adalah anda bersyahadat (menyatakan bahwa) Allah adalah satu-satunya Tuhan, dan Muhammad adalah rasul Allah; anda melaksanakan shalat; anda berzakat; anda melakukan shaum Ramadhan; dan anda berhaji ke baitullah bila sudah mampu melakukan perjalanan ke sana.” Lelaki itu berkomentar: Anda benar! Kata Umar (kepada anaknya): Maka kami pun dibuat terkejut olehnya; (karena) dia yang bertanya, dia pula yang membenarkan (jawaban Nabi). Kata lelaki itu kemudian: Selanjutnya, terangkan padaku tentang Al-ïmãn. Jawab Nabi: (2) Al-ïmãn adalah anda meyakini (ajaran) Allah, yakni yang disampaikan oleh malaikat-malaikatnya, berupa kitab-kitabnya, yang diterima para rasulnya, sehingga (anda) sampai pada suatu tahap akhir, yakni anda hidup berdasar ketentuan (nilai) baik dan buruk menurutnya (Allah). Lelaki itu berkomentar: Anda benar. Katanya lagi: Selanjutnya, terangkan padaku tentang Al-Ihsãn. Kata Nabi: (3) Al-Ihsãn adalah anda mengabdi Allah (dengan sikap) seolah-olah anda melihatNya. Bila anda tidak bisa bersikap demikian, maka (sadarilah bahwa) Dia melihat anda. Kata lelaki itu kemudian: Selanjutnya, terangkan padaku tentang As-Sã’ah. Jawab Nabi: (4) Orang yang ditanya tentang itu (yakni Nabi) tidak lebih tahu dari yang bertanya (yakni lelaki itu). Kata lelaki itu kemudian: Kalau begitu, terangkan saja padaku tentang tanda-tandanya. Jawab nabi: (5) (Tanda-tandanya antara lain adalah) seorang wanita budak (pelayan) melahirkan anak tuannya, dan anda lihat orang-orang hina papa, para penggembala berlomba-lomba membangun gedung. Kata Umar (kepada anaknya): Kemudian lelaki itu pergi. Aku terdiam sesaat, sampai kemudian Nabi bertanya padaku, “Hai Umar, tahukah kamu siapa yang bertanya itu?” Kataku (Umar), “Allah dan rasulnya lebih tahu.” Kata Nabi, “Sebenarnya dia itu adalah Jibril. Dia datang kepada kalian untuk mengajarkan tentang urusan (pokok) agama kalian.” Hubungan sumber ajaran Islam dan kerangka dasar ajaran Islam. Mempelajari komponen dasar ajaran Islam yang melahirkan berbagai madzhab dalam Islam.