CITRA GURU PROFESIONAL KAITANNYA DENGAN KUALITAS

advertisement
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
CITRA GURU PROFESIONAL KAITANNYA DENGAN
KUALITAS PENDIDIKAN
Oleh :
Putu Ronny Angga Mahendra
Abstrak
Pendidikan adalah salah satu usaha setiap warga bangsa dalam menyambut kehidupan
masa depan yang lebih baik dan bertkualitas. Pendidikan merupakan satu investasi yang dapat
memberikan salah satu jaminan kesejahteraann masyarakat suatu bangsa. Pendidikan di
Indonesia semakin menemukan suatu kemajuan dari hasil yang diberikan melalui perbaikan
kualitas manusia Indonesia itu sendiri, meskipun tantangan ke depan dalam pelaksanaan
pendidikan masih menjadi suatu tanggung jawab pemerintah dan segenap warga Indonesia.
Guru adalah salah satu hal yang menjadi komponen dalam pelaksanaan pendidikan di
Indonesia,
di
samping
menyangkut
anggaran/pendanaan,
sarana-prasarana
penunjang,
kurikulum, serta kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan kalangan
stakeholders pendidikan. Oleh karena itu, guru juga memberikan pengaruh dalam perbaikan
kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan kewajiban dan hak yang dimiliki oleh seorang guru
diharapkan mampu menjalankan tugas-tugasnya di dalam pendidikan dengan baik, dengan tetap
memegang teguh kode etiknya dan citra sebagai seorang pahlawan bangsa dalam pendidikan
demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
berakar
A. PENDAHULUAN
pada
1. Latar Belakang
pembangunan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar
pendidikan
untuk
menyiapkan
peserta
didik
pencapaian
nasional
adalah
tujuan
Indonesia.Jenis
pendidikan
yang
agar
dikelompokan sesuai dengan sifat dan
berperan aktif dan positif dalam hidupnya
kekhususan tujuannya dan program yang
sekarang dan yang akan datang. Pendidikan
termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri
nasional Indonesia adalah pendidikan yang
atas
pendidikan
umum,
pendidikan
53
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
kejurunan dan pendidikan lainnya. Upaya
menjadi warga negara yang demokratis dan
pembaharuan dalam dunia pendidikan juga
bertanggungjawab terhadap kesejahteraan
merupakan hal yang menunjang terhadap
masyarakat dan tanah air.”
keberhasilan
pelaksanaan
pendidikan
Pendidikan
adalah
suatu
bentuk
tersebut. Hal ini meliputi landasan yuridis,
investasi jangka panjang yang penting bagi
kurikulum,
seorang manusia. Pendidikan yang berhasil
perangkat
penunjangnya,
tenaga
akan menciptakan manusia yang pantas dan
kependidikan/ profesionalitas dan kualitas
berkelayakan di masyarakat serta tidak
guru itu sendiri.
menyusahkan orang lain. Masyarakat dari
struktur
pendidikan
dan
Berangkat dari definisi di atas maka
yang paling terbelakang sampai yang paling
dapat dipahami bahwa secara formal sistem
maju mengakui bahwa pendidik / guru
pendidikan
pada
merupakan satu diantara sekian banyak
tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal
unsur pembentuk utama calon anggota
dalam
peradaban
masyarakat. Namun, wujud pengakuan itu
bangsa Indonesia yang bermartabat. Namun
berbeda-beda antara satu masyarakat dan
demikian, sesungguhnya sistem pendidikan
masyarakat yang lain. Sebagian mengakui
indonesia saat ini tengah berjalan di atas rel
pentingnya peranan guru itu dengan cara
kehidupan
suatu
yang lebih konkrit, sementara yang lain
pandangan hidup yang memisahkan peranan
masih menyangsikan besarnya tanggung
agama dalam pengaturan urusan-urusan
jawab seorang guru, termasuk masyarakat
kehidupan secara menyeluruh, termasuk
yang sering menggaji guru lebih rendah
dalam penyelenggaran sistem pendidikan.
daripada
Meskipun,
pendapatan atau penghasilannya.
indonesia
rangka
diarahkan
mewujudkan
‘sekulerisme’
pemerintah
yaitu
dalam
hal
ini
berupaya mengaburkan realitas (sekulerisme
pendidikan)
yang
ada
sebagaimana
terungkap dalam UU No.20/2003 tentang
Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan,
“Pendidikan nasional bertujuan membentuk
manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan
berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta
yang
sepantasnya
secara
Guru adalah bagian dari kesadaran
sejarah pendidikan di dunia. Citra guru
berkembang dan berubah sesuai dengan
perkembangan dan perubahan konsep dan
persepsi manusia terhadap pendidikan dan
kehidupan itu sendiri. Profesi guru pada
mulanya
dikonsep
sebagai
kemampuan
54
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
memberi dan mengembangkan pengetahuan
pada lembaga-lembaga pendidikan pencetak
peserta didik. Tetapi, beberapa dasawarsa
calon tenaga kependidikan (LPTK) yang
terakhir konsep, persepsi dan penilaian
mulai banyak menjadi incaran masyarakat,
terhadap profesi guru mulai bergeser. Hal itu
termasuk
selain
memiliki program keguruannya. Hal ini jelas
karena
perubahan
pandangan
manusia-masyarakat
terhadap
seseorang
berkaitan
yang
integritas
dengan
akan
juga
perguruan
member
warna
tinggi
baru
yang
terhadap
pergeseran keberadaan profesi guru di
produktivitas ekonomisnya, juga karena
masyarakat.
perkembangan yang cukup radikal di bidang
kepercayaan publik terhadap keberadaan
pengetahuan dan teknologi, terutama bidang
guru dan akan memiliki pengaruh kepada
informasi dan komunikasi, yang kemudian
kemajuan pendidikan itu sendiri. Akan tetapi
mendorong pengembangan media belajar
tantangan terberat dari semua keuntungan
dan paradigma teknologi pendidikan. Dalam
tersebut di atas adalah bagaimana keadaan
perkembangan berikutnya, sekaligus sebagai
tersebut juga dibarengi dengan peningkatan
biasnya, guru mulai mengalami dilema
kualitas mutu dari guru itu sendiri, baik yang
eksistensial.
menyangkut
Pergeseran
pandangan
terhadap
keberadaan profesi guru/ pendidik di sini
telah memberikan suatu pengaruh terhadap
eksistensi guru itu sendiri. Suatu akibat
positif dan negatif dari pengaruh keadaan
tersebut telah member warna baru bagi
gambaran
kehidupan
guru
itu
sendiri.
Pengaruh positif yang selama ini telah
dirasakan
adalah
adanya
pandangan
publik
terhadap
guru/pendidik
sebagai
pergeseran
suatu
pekerjaan
profesi
Menumbuhkan
kualitas
keilmuannya,
pendidikan
strategi
pembelajarannya
suatu
dan
serta
dan
metode
manajemen
pengelolaan pendidikan yang baik. Hal ini
yang menjadi tantangan segenap komponen
pendidikan
baik
itu
sekolah
(guru),
pemerintah, dan masyarakat dalam satu
kepaduan yang saling mendukung dalam
meningkatkan kualitas pendidikan tersebut.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian citra guru professional
Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
terpandang dan dengan penghasilan yang
Indonesia terdapat pengertian kata citra dan
layak dalam menunjang kehidupan. Di
professional. Citra merupakan gambaran,
samping itu juga terdapat perubahan situasi
rupa, gambaran yang dimiliki mengenai
55
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
orang banyak, mengenai pribadi, organisasi
ditiru seorang dengan sendirinya memiliki
atau produk, kesan mental yang ditimbulkan
peran yang luar biasa dominannya bagi
oleh sebuah kata, fase atau kalimat dan
murid.Dalam sebuah proses pendidikan guru
merupakan unsur dasar yang khas dalam
merupakan satu komponen yang sangat
karya prosa untuk evaluasi.
penting, selain komponen lainnya seperti
Profesi merupakan pekerjaan yang
dilandasi oleh pengetahuan atau pendidikan
tujuan, kurikulum, metode, sarana dan
prasarana lingkungan, dan evaluasi.
Guru profesional adalah guru yang
tertentu.
•
Profesional,
berkenaan
pekerjaan,
berkenaan
mampu
dengan
berbentuk
menerapkan
hubungan
multidimensional
guru
yang
yang
keahlian, memerlukan kepandaian
demikian adalah guru yang secara internal
khusus
memenuhi kriteria administratif, akademis
untuk
mengharuskan
•
dengan
melaksanakannya,
citra
adanya
dan kepribadian.Guru adalah bagian dari
pembayaran untuk melakukannya
kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra
Profesionalisme merupakan kualitas,
guru
mutu
dengan
dan
tindak
tanduk
yang
berkembang
dan
perkembangan
berubah
dan
sesuai
perubahan
merupakan suatu profesi
konsep dan persepsi manusia terhadap
Guru (dalam bahasa Jawa) seorang
pendidikan dan kehidupan itu sendiri.
yang harus digugu dan harus ditiru oleh
Profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai
semua muridnya. Harus di gugu artinya
kemampuan memberi dan mengembangkan
segala sesuatu yang disampaikan olehnya
pengetahuan peserta didik. Tetapi, beberapa
senantiasa
dasawarsa terakhir konsep, persepsi dan
sebagai
dipercaya
dan
diyakini
kebenaran oleh semua murid.
penilaian
terhadap
profesi
guru
mulai
Segala ilmu pengetahuan yang datang dari
bergeser. Hal itu selain karena perubahan
guru dijadikan sebagai sebuah kebenaran
pandangan
yang tidak perlu dibuktikan atau diteliti lagi.
integritas seseorang yang berkaitan dengan
Seorang guru juga harus ditiru, artinya
produktivitas ekonomisnya, juga karena
seorang guru menjadi suri tauladan bagi
perkembangan yang cukup radikal di bidang
semua muridnya. Mulai dari cara berfikir,
pengetahuan dan teknologi, terutama bidang
cara bebicara, hingga cara berprilaku sehai-
informasi dan komunikasi, yang kemudian
manusia-masyarakat
terhadap
hari. Sebagai seorang yang harus digugu dan
56
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
mendorong pengembangan media belajar
lengkapnya tuan guru, suatu panggilan yang
dan paradigma teknologi pendidikan.
terhormat. Masyarakat pedesaan umumnya
Dalam perkembangan berikutnya,
menganggap profesi guru sebagai profesi
sekaligus sebagai biasnya, guru mulai
orang suci (saint) yang mampu memberi
mengalami
pencerahan
pahlawan
dilema
tanpa
melekat
pada
eksistensial.Slogan
tanda
profesi
jasa
senantiasa
guru.
Hal
ini
dan
dapat
mengembangkan
potensi yang tersimpan di dalam diri siswa.
Selain
itu
sebagian
besar
masyarakat
didasarkan pada pengabdiannya yang begitu
tradisional memiliki mitos yang kuat bahwa
tinggi dan tulus dalam dunia pendidikan.
guru adalah profesi yang tidak pernah
Tidak
kearifan,
mengeluh dengan gaji yang minim, profesi
ketulusan,
yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan
kesopanan serta sebagai sosok panutan
professional yang bangga dengan gelar
menjadikan profesi satu ini berbeda dengan
pahlawan
yang lain. Lantaran tanggung jawab dari
pandangan masyarakat tradisional, guru
profesi guru tidak berhenti pada selesai ia
dianggap profesional jika anak sudah dapat
mengajar, melainkan keberhasilan siswa
membaca, menulis dan berhitung, atau anak
dalam
mendapat nilai tinggi, naik kelas dan lulus
hanya
kedisiplinan,
itu,
sikap
kejujuran,
menangkap,
memahami,
mempraktekkan serta mengamalkan ilmu
tanpa
tanda
jasa.
Dalam
ujian.
yang diterima dalam kehidupan sehari-hari
3.
baik langsung maupun tak langsung.
Citra guru pada masyarakat modern
Dalam
2.
Citra
guru
pada
masyarakat
Di dalam bahasa Sansekerta, guru
berarti yang dihormati. Rasa hormat ini
sampai
kini
masih
hidup
di
tengah
masyarakat tradisional/pedesaan. Mereka
masih menaruh rasa hormat dan status sosial
yang tinggi terhadap profesi guru. Di
kepulauan Sangihe, misalnya, masyarakat
menyebut guru pria dengan panggilan tuan,
masyarakat
modern, guru belum merupakan profesi
yang
tradisional
pandangan
profesional
jika
hanya
mampu
membuat murid membaca, menulis dan
berhitung, atau mendapat nilai tinggi, naik
kelas, dan lulus ujian. Masyarakat modern
menganggap
kompetensi
guru
belum
lengkap jika hanya dilihat dari keahlian dan
ketrampilan yang dimiliki melainkan juga
dari orientasi guru terhadap perubahan dan
inovasi dalam pembelajaran.
57
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
Bagi masyarakat modern, eksistensi
membangun
guru yang mandiri, kreatif, dan inovatif
pendidikan
yang
bermutu; dan
merupakan salah satu aspek penting untuk
•
Memiliki perencanaan yang matang,
membangun kehidupan bangsa. Banyak ahli
bijaksana, kontekstual dan efektif
berpendapat bahwa keberhasilan negara
untuk
Asia Timur (Cina, Korsel dan Jepang)
unggul, bermatabat dan memiliki
muncul sebagai negara industri baru karena
daya saing.
didukung oleh
penduduk/SDM
Salah satu bangsa modern yang
menghargai profesi guru adalah bangsa
Jepang. Bangsa Jepang menyadari bahwa
bermutu
merupakan
kunci
keberhasilan pembangunan. “She no on wa
yama yori mo ta/(ai umiyorimo fu/(ai yang
berarti
jasa
guru
lebih
tinggi
dari
gunungyang paling tinggi, lebih dalam
dari laut paling dalam”. Hal ini merupakan
ungkapan
penghargaan
bangsa
guru
secara
spesifik
memiliki hal sebagai berikut :
•
Memiliki
kecakapan
dan
Memiliki ketajaman pemahaman dan
emosional
dari guru biasa ke guru yang baik dan terus
berupaya meningkat ke guru yang Iebih baik
dan akhirnya menjadi guru yang terbaik,
yang mampu memberi inspirasi, ahli dalam
materi, memiliki moral yang tinggi dan
menjadi teladan yang baik bagi siswa.
4.
Guru Abad 21
Memasuki abad 21, tugas guru tidak
intektual,
dan
sosial
semakin
ringan.
Bangsa
kita
menyiapkan diri untuk memiliki sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas.Salah
bidang pendidikan adalah ketidakpastian.
Untuk itu seseorang harus memiliki empat
kemampuan, yaitu kemampuan antisipasi,
mengelola pendidikan;
kecakapan
(sustainable) terus menigkatkan mutu diri
satu faktor yang harus diperhatikan dalam
kemampuan untuk memimpin dan
•
yang terpuruk. Mereka secara berkelanjutan
akan
Guru pada sejumlah negara maju sangat
karena
Keunggulan mereka adalah terus maju untuk
Jepang
terhadap profesi guru.
dihargai
yang
mencapai yang terbaik dan memperbaiki
sentuhan manusiawi guru.
yang
SDM
terdidik
dalam jumlah yang memadai sebagai hasil
guru
membangun
cerdas
untuk
kemampuan
mengena1i
dan
mengatasi
masalah, kemampuan mengakomodasi, dan
kemampuan
melakukan
reorientasi.
58
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
Pertumbuhan teknologi akan mengubah
seorang guru terkelompok ke dalam guru
bentuk dan cara hidup manusia yang sama
yang profesional. Masing-masing adalah:
sekali akan berlainan dengan kehidupan
manusia
dewasa
ini.
Teknologi
•
dapat
dan berkembang;
memajukan kehidupan manusia tetapi juga
dia
akan
mampu
•
menghancurkan
•
teknologi pula yang akan membuka dunia
•
keterpengaruhanantara bangsa yang satu
Memiliki
penguasaan
ilmu
Sikap profesionalnya berkembang
secara berkesinambungan.
dengan bangsa yang Iain akan menjadi ciri
5.
Secara optimistik, masyarakat yang
untuk
kuat; dan
Saling
utama masyarakatterbuka.
keterampilan
pengetahuan dan teknologi yang
sekaan tanpa batas, baik geografis, sosial
budaya.
Memiliki
membangkitkan minat peserta didik
kebudayaan manusia itu sendiri. Kemajuan
maupun
Memiliki kepribadian yang matang
Tantangan Guru Sebagai Tenaga
Profesional
terbuka tersebut akan bermuara pada lahirya
masyarakat
madani,
berkembang
intelektualnya,
masyarakat
baik
maupun
yang
kemampuan
aspek-
aspek
kehidupan lainnya Sena tanggung jawabnya.
Sesungguhnya,
dengan
tantangan
yang
dihadapi ke depan adalah globalisasi dengan
dominasi teknologi dan informasi yang
sangat kuat, kemampuan dasar yang mesti
dimiliki bangsa ini tidak boleh hanya sebatas
penguasaan kemampuan membaca, menulis
dan berhitung. Harusjauh melampaui tiga
hal
tersebut.
Menghadapi tantangan demikian, diperlukan
guru yang benar-benar profesional. Tilaar
(1998) memberikan empat ciri utama agar
Berdasarkan
paparan
di
atas,
setidaknya kita dapat memperoleh gambaran
tentang apa dan bagaimana karakteristik
masyarakat pada abad 21 dan apa peran
pendidikan pada masa yang akan datang
serta tantangan bagi seorang guru untuk
menyikapinya. Pendidikan pada dasarnya
tidak terlepas dari peran penting guru
sebagai tulang punggung dan penopang
utama
dalam
proses
penyelenggaraan
pendidikan.
Tantangan guru profesional untuk
menghadapi masyarakat abad 21 tersebut
dapat dibedakan menjadi tantangna yang
bersifat internal dan kesternal. Tantangan
59
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
intenal adalah tantangan yang dihadapi oleh
tantangan nyata bagi guru adalah bagaimana
masyarakat
Indonesia,
seorang guru memilikikepribadian yang kuat
diantaranya penguatan nilai kesatuan dan
dan matang untuk dapat menanamkan nilai-
pembinaan moral bangsa, pengembangan
nilai moral dan etika serta meyakinkan
nilai-nilai demokrasi, pelaksanaan otonomi
peserta didik terhadap pentingnya rasa
daerah, dan fenomena rendahnya mutu
kesatuan sebagai bangsa. Rasa persatuan
pendidikan. Sementara tantangan eksternal
yang telah berhasil ditanam berarti bahwa
adalah tantangan guru profesional dalam
seseorang merasa bangga menjadi bangsa
menghadapi abad 21 dan sebagai bagian dari
Indonesia
yang
masyarakat dunia di era global.
terhadap
kebudayaan
dan
bangsa
berarati
pula
bangsa
Indoensia
yang
menjunjung tinggi etika dan nilai luhur
1.
Tantangan Internal
a.
Penguatan
nilai
untuk siap menjadi masyarakat abad 21 yang
kesatuan
dan
kuat dan dapat mewujudkan demokrasi
dalam arti sebenarnya.
pembinaan moral bangsa
Krisis yang berkepanjangan memberi
kesan
keprihatinan
yang
dalam
dan
b. Pengembangan nilai-nilai demokrasi
Demokrasi dalam bidang pendidikan
menimbulkan berbagai dampak yang tidak
kehidupan
adalah membangun nilai-nilai demokratis,
bermasyarakat di Indonesia. Hal itu terutama
yaitu kesamaan hak setiap warga negara
dapat
untuk memperoleh pendidikan yang layak
menguntungkan
dilihat
menurunnya
terhadap
mulai
tingkat
adanya
gejala
kepercayaan
dan
juga kewajiban
yang sama bagi
masyarakat, menurunnya rasa kebersamaan,
masyarakat untuk membangun pendidikan
lunturnya rasa hormat dengan orang tua,
yang bermutu. Dalam pengertian ini, guru
sering terjadinya benturan fisik antara
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
peserta didik, dan mulai adanya indikasi
proses pendidikan itu sendiri mempunyai
tidak saling menghormati antara sesama
tantangan
teman, yang pada akhirnya dikhawatirkan
mengembangkan diri peserta didik menjadi
dapat mengancam kesatuan dan persatuan
manusia yang tekin, kreatif, kritis, dan
sebagai bangsa.
produktif
bagiamana
dan
tidak
membantu
sekedar
dan
menjadi
Pendidikan berupaya menanamkan
manusia yang selalu mengekor seperti
nilai-nilai moral kepada peserta didik dan
‘bebek’ yang hanya menerima petunjuk dari
60
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
atasan dalam mewujudkan pendidikan yang
demokratis,
perlu
dilakukan
penyesuaian
dalam
sistem
berbagai
pendidikan
c.
Fenomena
rendahnya
mutu
pendidikan
Berbagai hasil studi dan pengamatan
terhadap mutu pendidikan pada berbagai
nasional.
Sejalan dengan itu, pemberlakuan
negara menunjukkan bahwa secara makro
peluang
mutu pendidikan di Indonesia masih rendah,
dalam
dan bahkan secara nilai rata-rata di bawah
penataan sistem pendidikan yang pada
peringkat negara Asean lainnya. Walaupun
hakekatnya adalah memberikan kesempatan
demikian, secara individual ada beberapa
lebih besar kepad adaerah dan sekolah untuk
diantara peserta didik mampu menunjukkan
mengembangkan proses pendidikan yang
prestasinya
bermutu
internasional, seperti pada Olimpiade –
otonomi
daerah
melakukan
memberikan
berbagai
sesuai
perubahan
dengan
potensi
yang
di
lomba-lomba
dimilikinya, termasuk potensi masyarakat
olimpiade
untuk berpartisipasi dalam berbagai bentuk
mewujudkan
untuk
diperlukan proses pendidikan yang bermutu
membantu
meningkatkan
mutu
pelajaran.
masyarakat
yang
Untuk
cerdas,
dan kunci utama dalam peningkatan mutu
pendidikan.
Pendidikan
mata
bertaraf
berbasis
masyarakat
dan
pendidikan
adalah
mutu
guru.
Proses
manajemen berbasis sekolah merupakan
pendidikan dalma masyarakat abad 21
perwujudan nyata dari demokrasi dan
adalah suatu interaksi antara guru dengna
desentralisasi pendidikan yang bertujuan
peserta didik sesuai dengan kemajuan ilmu
untuk lebih memberdayakan sekolah dan
pengetahuan
masyarakat dalam proses pendidikan demi
masyarakat yang demokratis dan terbuka.
dan
teknologi
dalam
mencapai prestasi sesuai kemampuannya.
Masyarakat yang demikian menuntut
Guru memiliki peran strategis dalam rangka
adanya pelayanan yang profesional dari para
mewujudkan prestasi bagi peserta didiknya.
pelakunya
Untuk itu, tantangan bagi guru dalam
profesional dalam masyarakat seperti itu.
wacana desentralisasi pendidikan adalah
Dengan kata lain, guru dituntut untuk
bagaimana melakukan inovasi pembelajaran
berperlaku
sehingga dapat membimbing dan menuntun
profesional oleh karena tuntutan dan sifat
peserta
pekerjaanya dan bersaing dengan profesi-
didik
diharapkan.
mencapai
prestasi
yang
dan
dan
guru
adalah
memiliki
seorang
karakteristik
profesi lainnya. Dalam masyarakat abad 21,
61
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
hanya
akan
menerima
seoran
gyang
individu
yang
kreatif
dan
inovatif.
profesional dalam bidang pekerjaannya.
Kemampuan individu untuk bersaing seperti
Tantangan guru pada masyarakat abad 21
itu, hanya dapat dibentuk oleh suatu sistem
aldaha bagaimana menjadi seorang guru
pendidikan yang kondusif dan memiliki
yang
guru
profesional
untuk
membangun
yang
profesional
dalam
masyarakat yang mandiri, memiliki ilmu
bidangnya. Untuk itu, tantangan bagi guru
pengetahuan dan teknologi, berprestasi,
profresional dalam menghadapi globalisasi
saling menghormati atas dasar kemampuan
adalah
individual,
rasa
memberi bekal kepada peserta didik, selain
nilai-nilai
ilmu pengetahuan dan teknologi, juga
disepakati
menanamkan sikap disiplin, kreatif, inovatif,
menjunjung
kebersamaan,
hukum
dan
yang
tinggi
mematuhi
berlaku
dan
bagaimana
guru
yang
mampu
dan kompetitif. Dengan demikian para siswa
bersama.
mempunyai bekal yang memadai, tidak
hanya dalam hal ilmu pengetahuan dan
2. Tantangan Eksternal
Kecenderungan kehidupan dalam era
globalisasi
adalah
mempunyai
dimensi
domestik dan global, yaitu kehidupan dalam
keterampilan
yang relevan tetapi juga
memiliki karakter dan kepribadian yang kuat
sebagai bangsa Indonesia.
dunia yang terbuka dan seolah tanpa batas,
tetapi tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
6.
Solusi Masalah Mendasar
Penyelesaian
budaya. Dengan situasi kehidupan demikian,
masalah
mendasar
akan melahirkan tantangan dan peluang
tentu harus dilakukan secara fundamental.
untuk
Penyelesaian itu hanya dapat diwujudkan
meningkatkan
taraf
hidup
bagi
masyarakatnya, termasuk para guru yang
dengan
profesional.
menyeluruh yang diawali dari perubahan
Kehidupan global yang terbuka,
melakukan
paradigma
perombakan
pendidikan.
Hal
ini
secara
sangat
seakan-akan dunia seperti sebuah kampuang
penting dan utama. Artinya, setelah masalah
dengan ciri perdagangan bebas, kompetisi
mendasar diselesaikan, barulah berbagai
dan kerjasama yang saling menguntungkan,
macam
memerlukan manusia yang bermutu dan
diselesaikan, baik itu masalah aksesibilitas
dapat
pendidikan,
bersaing
dengan
sehat.
Dalam
melakukan persaingan, diperlukan mutu
masalah
cabang
relevansi
pendidikan
pendidikan,
pengelolaan dan efisiensi. Solusi masalah
62
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
mendasar itu adalah dengan melakukan
sistem politik, sistem sosial, ideologi, dan
pendekatan sistemik yaitu secara bersamaan
lainnya.
Dengan
melakukan perubahan paradigma dalam
ekonomi
kerakyatan
penyelenggaraan
yang
ekonomi kapitalis ataupun sosialis akan
kapitalistik menjadi demokratis, tatanan
menyeleraskan paradigma pemerintah dan
sosial yang humanis tatanan politik yang
masyarakat
oportunistik
pendidikan
sistem
ekonomi
menjadi
berkerakyatan,
demikian,
sebagai
tentang
sebagai
penerapan
pengganti
penyelenggaraan
salah
satu
bentuk
sehingga perubahan sistem pendidikan yang
kewajiban negara kepada rakyatnya dengan
materialistik juga dapat diubah menjadi
tanpa adanya pembebanan biaya yang
pendidikan yang dilandasi oleh Pancasila
memberatkan ataupun diskriminasi terhadap
dengan karakteristiknya. Perbaikan ini pun
masyarakat yang tidak memiliki sumber
perlu dilanjutkan dalam perbaikan aspek
dana (capital). Penerapan sistem politik
formalitas, yaitu dengan dibuatnya regulasi
demokrasi
tentang pendidikan yang berbasiskan pada
sistem politik sekuler akan memberikan
konsep demokrasi Pancasila. Hal paling
paradigma dan frame politik yang dilakukan
mendasar yang wajib diubah tentunya
oleh penguasa dan masyarakat sebagai
adalah asas sistem pendidikan. Sebab asas
bentuk
sistem pendidikan itulah yang menentukan
terlaksananya
hal-hal
kepentingan ummat oleh penguasa termasuk
paling
prinsipil
dalam
sistem
Pancasila
perjuangan
pendidikan, seperti tujuan pendidikan dan
diantaranya
struktur kurikulum.
Sehingga
Untuk
menyelasaikan
masalah-
masalah cabang di atas, diantaranya juga
tetap tidak bisa dilepaskan dari penyelesaian
sebagai
untuk
menjamin
pengaturan
berbagai
dalam
bukan
menyengsarakan
pengganti
bidang
pendidikan.
malah
sebaliknya
umat/
rakyat
dengan
memaksa mereka agar melayani penguasa.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi
masalah mendasar.
untuk menyelesaikan berbagai permasalahan
Sehingga dalam hal ini diantaranya secara
internal
garis besar ada dua solusi yaitu:
pendidikan. Secara tegas, pemerintah harus
Pertama,
solusi
dengan
sosial
yang
solusi
sistemik,
mengubah
yakni
sistem-sistem
dalam
mempunyai
penyelenggaraan
komitmen
sistem
untuk
mengalokasikan dana pendidikan nasional
sistem
dalam jumlah yang memadai yang diperoleh
pendidikan, antara lain: sistem ekonomi,
dari hasil-hasil eksploitasi sumber daya alam
berkaitan
dengan
63
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
yang melimpah yang merupakan milik
pandangan masyarakat terhadap peranannya
ummat. Dengan adanya ketersediaan dana
telah mendorong para tokoh dan ahli
tersebut,
pendidikan
maka
pemerintahpun
dapat
untuk
lingkup
pendidikan dengan memberikan pendidikan
kualifikasi yang seharusnya dipenuhi oleh
gratis kepada seluruh masyarakat usia
guru, sebagai pengajar guru mempunyai
sekolah
belum
tugas menyelenggarakan proses belajar-
bersekolah baik untuk tingkat pendidikan
mengajar tugas yang mengisi porsi terbesar
dasar
dari profesi keguruan ini pada garis besarnya
siapapun
(SD-SMP)
yang
maupun
menengah
tanggung
ruang
menyelesaikan permasalahan aksesibilitas
dan
tugas,
merumuskan
jawab
dan
(SMA/SMK), bahkan harus pula berlanjut
meliputi minimal empat pokok, yaitu :
pada jenjang perguruan tinggi. merekrut
1. menguasai bahan pengajaran
jumlah tenaga pendidik sesuai kebutuhan di
2. merencanakan program belajar-mengajar
lapangan disertai dengan adanya jaminan
3. melaksanakan, memimpin dan mengelola
kesejahteraan
proses belajar-mengajar serta,
dan
penghargaan
untuk
mereka. Pembangunan sarana dan prasarana
4.
menilai dan mengevaluasi kegiatan
yang layak dan berkualitas untuk menunjang
belajar-mengajar
Penyusunan
Jabatan guru merupakan jabatan
kurikulum yang berlandaskan pada nilai-
Profesional, dan sebagai jabatan profesional,
nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang
pemegangnya harus memenuhi kualifikasi
berdasar Pancasila. Melarang segala bentuk
tertentu. Kriteria jabatan profesional antara
kapitalisasi dan komersialisasi pendidikan
lain bahwa jabatan itu melibatkan kegiatan
baik oleh pemerintah maupun masyarakat,
intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu
serta menjamin terlaksananya pendidikan
yang khusus, memerlukan persiapan lama
yang
menghasilkan
untuk memangkunya, memerlukan latihan
lulusan yang mampu menjalani kehidupan
dalam jabatan yang berkesinambungan,
dunia dengan segala kemajuannya.
merupakan karier hidup dan keanggotaan
proses
belajar-mengajar.
berkualitas
dengan
yang
permanen,
C. PENUTUP
perilakunya,
Simpulan
mempunyai
Kesadaran umum akan besarnya
tanggung jawab seorang guru serta berbagai
menentukan
mementingkan
organisasi
baku
layanan,
profesional,
dan
mempunyai kode etik yang di taati oleh
anggotanya.
64
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
Jabatan guru belum dapat memenuhi
Daftar Pustaka
secara maksimal persyaratan itu, namun
perkembangannya di tanah air menunjukkan
arah
untuk
terpenuhinya
persyaratan
tersebut. Usaha untuk ini sangat tergantung
kepada niat, perilaku dan komitmen dari
guru
sendiri
dan
organisasi
yang
berhubungan dengan itu, selain juga, oleh
kebijaksanaan pemerintah.
Badudu & Zain. 2002. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Hadi, Sopwan. 2009. Makalah Profesi
Keguruan.Blog. Tersedia pada: http://
qade.
Wordpress.com/
2009/02/11/profesi-keguruan. Diakses
Saran
1. Hendaknya guru-guru yang mengajar
pada tanggal 25 Desember 2011.
lebih meningkatkan lagi peranannya
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigm Baru
dalam pengelolaan kelas, sehingga
Pembelajaran. Jakarta : Kencana
dengan
demikian
akan
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Suprijono,
Agus.
2009.
Cooperative
Learning. Surabaya: Pustaka Belajar.
2. Hendaknya untuk kelancaran KBM,
para siswa juga ikut berperan aktif
dalam KBM sehingga akan terjalin
suatu
hubungan
yang
harmonis
antara siswa dengan guru
3.
UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan nasional
UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen
Untuk kelancaran KBM hendaknya
lembaga menyediakan sarana dan
fasilitas yang mendukung kegiatan
belajar mengajar.
4. Guru
selalu
mengikuti
perkembangan kemajuan informasi
yang berbasis IT dan IPTEKS demi
peningkatan
kemampuan
dan
penunjang kualitas guru.
65
Download