Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 CITRA GURU PROFESIONAL KAITANNYA DENGAN KUALITAS PENDIDIKAN Oleh : Putu Ronny Angga Mahendra Abstrak Pendidikan adalah salah satu usaha setiap warga bangsa dalam menyambut kehidupan masa depan yang lebih baik dan bertkualitas. Pendidikan merupakan satu investasi yang dapat memberikan salah satu jaminan kesejahteraann masyarakat suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia semakin menemukan suatu kemajuan dari hasil yang diberikan melalui perbaikan kualitas manusia Indonesia itu sendiri, meskipun tantangan ke depan dalam pelaksanaan pendidikan masih menjadi suatu tanggung jawab pemerintah dan segenap warga Indonesia. Guru adalah salah satu hal yang menjadi komponen dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, di samping menyangkut anggaran/pendanaan, sarana-prasarana penunjang, kurikulum, serta kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan kalangan stakeholders pendidikan. Oleh karena itu, guru juga memberikan pengaruh dalam perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan kewajiban dan hak yang dimiliki oleh seorang guru diharapkan mampu menjalankan tugas-tugasnya di dalam pendidikan dengan baik, dengan tetap memegang teguh kode etiknya dan citra sebagai seorang pahlawan bangsa dalam pendidikan demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan. berakar A. PENDAHULUAN pada 1. Latar Belakang pembangunan Pendidikan adalah suatu usaha sadar pendidikan untuk menyiapkan peserta didik pencapaian nasional adalah tujuan Indonesia.Jenis pendidikan yang agar dikelompokan sesuai dengan sifat dan berperan aktif dan positif dalam hidupnya kekhususan tujuannya dan program yang sekarang dan yang akan datang. Pendidikan termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri nasional Indonesia adalah pendidikan yang atas pendidikan umum, pendidikan 53 Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 kejurunan dan pendidikan lainnya. Upaya menjadi warga negara yang demokratis dan pembaharuan dalam dunia pendidikan juga bertanggungjawab terhadap kesejahteraan merupakan hal yang menunjang terhadap masyarakat dan tanah air.” keberhasilan pelaksanaan pendidikan Pendidikan adalah suatu bentuk tersebut. Hal ini meliputi landasan yuridis, investasi jangka panjang yang penting bagi kurikulum, seorang manusia. Pendidikan yang berhasil perangkat penunjangnya, tenaga akan menciptakan manusia yang pantas dan kependidikan/ profesionalitas dan kualitas berkelayakan di masyarakat serta tidak guru itu sendiri. menyusahkan orang lain. Masyarakat dari struktur pendidikan dan Berangkat dari definisi di atas maka yang paling terbelakang sampai yang paling dapat dipahami bahwa secara formal sistem maju mengakui bahwa pendidik / guru pendidikan pada merupakan satu diantara sekian banyak tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal unsur pembentuk utama calon anggota dalam peradaban masyarakat. Namun, wujud pengakuan itu bangsa Indonesia yang bermartabat. Namun berbeda-beda antara satu masyarakat dan demikian, sesungguhnya sistem pendidikan masyarakat yang lain. Sebagian mengakui indonesia saat ini tengah berjalan di atas rel pentingnya peranan guru itu dengan cara kehidupan suatu yang lebih konkrit, sementara yang lain pandangan hidup yang memisahkan peranan masih menyangsikan besarnya tanggung agama dalam pengaturan urusan-urusan jawab seorang guru, termasuk masyarakat kehidupan secara menyeluruh, termasuk yang sering menggaji guru lebih rendah dalam penyelenggaran sistem pendidikan. daripada Meskipun, pendapatan atau penghasilannya. indonesia rangka diarahkan mewujudkan ‘sekulerisme’ pemerintah yaitu dalam hal ini berupaya mengaburkan realitas (sekulerisme pendidikan) yang ada sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan, “Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta yang sepantasnya secara Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan 54 Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 memberi dan mengembangkan pengetahuan pada lembaga-lembaga pendidikan pencetak peserta didik. Tetapi, beberapa dasawarsa calon tenaga kependidikan (LPTK) yang terakhir konsep, persepsi dan penilaian mulai banyak menjadi incaran masyarakat, terhadap profesi guru mulai bergeser. Hal itu termasuk selain memiliki program keguruannya. Hal ini jelas karena perubahan pandangan manusia-masyarakat terhadap seseorang berkaitan yang integritas dengan akan juga perguruan member warna tinggi baru yang terhadap pergeseran keberadaan profesi guru di produktivitas ekonomisnya, juga karena masyarakat. perkembangan yang cukup radikal di bidang kepercayaan publik terhadap keberadaan pengetahuan dan teknologi, terutama bidang guru dan akan memiliki pengaruh kepada informasi dan komunikasi, yang kemudian kemajuan pendidikan itu sendiri. Akan tetapi mendorong pengembangan media belajar tantangan terberat dari semua keuntungan dan paradigma teknologi pendidikan. Dalam tersebut di atas adalah bagaimana keadaan perkembangan berikutnya, sekaligus sebagai tersebut juga dibarengi dengan peningkatan biasnya, guru mulai mengalami dilema kualitas mutu dari guru itu sendiri, baik yang eksistensial. menyangkut Pergeseran pandangan terhadap keberadaan profesi guru/ pendidik di sini telah memberikan suatu pengaruh terhadap eksistensi guru itu sendiri. Suatu akibat positif dan negatif dari pengaruh keadaan tersebut telah member warna baru bagi gambaran kehidupan guru itu sendiri. Pengaruh positif yang selama ini telah dirasakan adalah adanya pandangan publik terhadap guru/pendidik sebagai pergeseran suatu pekerjaan profesi Menumbuhkan kualitas keilmuannya, pendidikan strategi pembelajarannya suatu dan serta dan metode manajemen pengelolaan pendidikan yang baik. Hal ini yang menjadi tantangan segenap komponen pendidikan baik itu sekolah (guru), pemerintah, dan masyarakat dalam satu kepaduan yang saling mendukung dalam meningkatkan kualitas pendidikan tersebut. B. PEMBAHASAN 1. Pengertian citra guru professional Menurut Kamus Besar Bahasa terpandang dan dengan penghasilan yang Indonesia terdapat pengertian kata citra dan layak dalam menunjang kehidupan. Di professional. Citra merupakan gambaran, samping itu juga terdapat perubahan situasi rupa, gambaran yang dimiliki mengenai 55 Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 orang banyak, mengenai pribadi, organisasi ditiru seorang dengan sendirinya memiliki atau produk, kesan mental yang ditimbulkan peran yang luar biasa dominannya bagi oleh sebuah kata, fase atau kalimat dan murid.Dalam sebuah proses pendidikan guru merupakan unsur dasar yang khas dalam merupakan satu komponen yang sangat karya prosa untuk evaluasi. penting, selain komponen lainnya seperti Profesi merupakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan atau pendidikan tujuan, kurikulum, metode, sarana dan prasarana lingkungan, dan evaluasi. Guru profesional adalah guru yang tertentu. • Profesional, berkenaan pekerjaan, berkenaan mampu dengan berbentuk menerapkan hubungan multidimensional guru yang yang keahlian, memerlukan kepandaian demikian adalah guru yang secara internal khusus memenuhi kriteria administratif, akademis untuk mengharuskan • dengan melaksanakannya, citra adanya dan kepribadian.Guru adalah bagian dari pembayaran untuk melakukannya kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra Profesionalisme merupakan kualitas, guru mutu dengan dan tindak tanduk yang berkembang dan perkembangan berubah dan sesuai perubahan merupakan suatu profesi konsep dan persepsi manusia terhadap Guru (dalam bahasa Jawa) seorang pendidikan dan kehidupan itu sendiri. yang harus digugu dan harus ditiru oleh Profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai semua muridnya. Harus di gugu artinya kemampuan memberi dan mengembangkan segala sesuatu yang disampaikan olehnya pengetahuan peserta didik. Tetapi, beberapa senantiasa dasawarsa terakhir konsep, persepsi dan sebagai dipercaya dan diyakini kebenaran oleh semua murid. penilaian terhadap profesi guru mulai Segala ilmu pengetahuan yang datang dari bergeser. Hal itu selain karena perubahan guru dijadikan sebagai sebuah kebenaran pandangan yang tidak perlu dibuktikan atau diteliti lagi. integritas seseorang yang berkaitan dengan Seorang guru juga harus ditiru, artinya produktivitas ekonomisnya, juga karena seorang guru menjadi suri tauladan bagi perkembangan yang cukup radikal di bidang semua muridnya. Mulai dari cara berfikir, pengetahuan dan teknologi, terutama bidang cara bebicara, hingga cara berprilaku sehai- informasi dan komunikasi, yang kemudian manusia-masyarakat terhadap hari. Sebagai seorang yang harus digugu dan 56 Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 mendorong pengembangan media belajar lengkapnya tuan guru, suatu panggilan yang dan paradigma teknologi pendidikan. terhormat. Masyarakat pedesaan umumnya Dalam perkembangan berikutnya, menganggap profesi guru sebagai profesi sekaligus sebagai biasnya, guru mulai orang suci (saint) yang mampu memberi mengalami pencerahan pahlawan dilema tanpa melekat pada eksistensial.Slogan tanda profesi jasa senantiasa guru. Hal ini dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan di dalam diri siswa. Selain itu sebagian besar masyarakat didasarkan pada pengabdiannya yang begitu tradisional memiliki mitos yang kuat bahwa tinggi dan tulus dalam dunia pendidikan. guru adalah profesi yang tidak pernah Tidak kearifan, mengeluh dengan gaji yang minim, profesi ketulusan, yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan kesopanan serta sebagai sosok panutan professional yang bangga dengan gelar menjadikan profesi satu ini berbeda dengan pahlawan yang lain. Lantaran tanggung jawab dari pandangan masyarakat tradisional, guru profesi guru tidak berhenti pada selesai ia dianggap profesional jika anak sudah dapat mengajar, melainkan keberhasilan siswa membaca, menulis dan berhitung, atau anak dalam mendapat nilai tinggi, naik kelas dan lulus hanya kedisiplinan, itu, sikap kejujuran, menangkap, memahami, mempraktekkan serta mengamalkan ilmu tanpa tanda jasa. Dalam ujian. yang diterima dalam kehidupan sehari-hari 3. baik langsung maupun tak langsung. Citra guru pada masyarakat modern Dalam 2. Citra guru pada masyarakat Di dalam bahasa Sansekerta, guru berarti yang dihormati. Rasa hormat ini sampai kini masih hidup di tengah masyarakat tradisional/pedesaan. Mereka masih menaruh rasa hormat dan status sosial yang tinggi terhadap profesi guru. Di kepulauan Sangihe, misalnya, masyarakat menyebut guru pria dengan panggilan tuan, masyarakat modern, guru belum merupakan profesi yang tradisional pandangan profesional jika hanya mampu membuat murid membaca, menulis dan berhitung, atau mendapat nilai tinggi, naik kelas, dan lulus ujian. Masyarakat modern menganggap kompetensi guru belum lengkap jika hanya dilihat dari keahlian dan ketrampilan yang dimiliki melainkan juga dari orientasi guru terhadap perubahan dan inovasi dalam pembelajaran. 57 Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 Bagi masyarakat modern, eksistensi membangun guru yang mandiri, kreatif, dan inovatif pendidikan yang bermutu; dan merupakan salah satu aspek penting untuk • Memiliki perencanaan yang matang, membangun kehidupan bangsa. Banyak ahli bijaksana, kontekstual dan efektif berpendapat bahwa keberhasilan negara untuk Asia Timur (Cina, Korsel dan Jepang) unggul, bermatabat dan memiliki muncul sebagai negara industri baru karena daya saing. didukung oleh penduduk/SDM Salah satu bangsa modern yang menghargai profesi guru adalah bangsa Jepang. Bangsa Jepang menyadari bahwa bermutu merupakan kunci keberhasilan pembangunan. “She no on wa yama yori mo ta/(ai umiyorimo fu/(ai yang berarti jasa guru lebih tinggi dari gunungyang paling tinggi, lebih dalam dari laut paling dalam”. Hal ini merupakan ungkapan penghargaan bangsa guru secara spesifik memiliki hal sebagai berikut : • Memiliki kecakapan dan Memiliki ketajaman pemahaman dan emosional dari guru biasa ke guru yang baik dan terus berupaya meningkat ke guru yang Iebih baik dan akhirnya menjadi guru yang terbaik, yang mampu memberi inspirasi, ahli dalam materi, memiliki moral yang tinggi dan menjadi teladan yang baik bagi siswa. 4. Guru Abad 21 Memasuki abad 21, tugas guru tidak intektual, dan sosial semakin ringan. Bangsa kita menyiapkan diri untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.Salah bidang pendidikan adalah ketidakpastian. Untuk itu seseorang harus memiliki empat kemampuan, yaitu kemampuan antisipasi, mengelola pendidikan; kecakapan (sustainable) terus menigkatkan mutu diri satu faktor yang harus diperhatikan dalam kemampuan untuk memimpin dan • yang terpuruk. Mereka secara berkelanjutan akan Guru pada sejumlah negara maju sangat karena Keunggulan mereka adalah terus maju untuk Jepang terhadap profesi guru. dihargai yang mencapai yang terbaik dan memperbaiki sentuhan manusiawi guru. yang SDM terdidik dalam jumlah yang memadai sebagai hasil guru membangun cerdas untuk kemampuan mengena1i dan mengatasi masalah, kemampuan mengakomodasi, dan kemampuan melakukan reorientasi. 58 Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 Pertumbuhan teknologi akan mengubah seorang guru terkelompok ke dalam guru bentuk dan cara hidup manusia yang sama yang profesional. Masing-masing adalah: sekali akan berlainan dengan kehidupan manusia dewasa ini. Teknologi • dapat dan berkembang; memajukan kehidupan manusia tetapi juga dia akan mampu • menghancurkan • teknologi pula yang akan membuka dunia • keterpengaruhanantara bangsa yang satu Memiliki penguasaan ilmu Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan. dengan bangsa yang Iain akan menjadi ciri 5. Secara optimistik, masyarakat yang untuk kuat; dan Saling utama masyarakatterbuka. keterampilan pengetahuan dan teknologi yang sekaan tanpa batas, baik geografis, sosial budaya. Memiliki membangkitkan minat peserta didik kebudayaan manusia itu sendiri. Kemajuan maupun Memiliki kepribadian yang matang Tantangan Guru Sebagai Tenaga Profesional terbuka tersebut akan bermuara pada lahirya masyarakat madani, berkembang intelektualnya, masyarakat baik maupun yang kemampuan aspek- aspek kehidupan lainnya Sena tanggung jawabnya. Sesungguhnya, dengan tantangan yang dihadapi ke depan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat kuat, kemampuan dasar yang mesti dimiliki bangsa ini tidak boleh hanya sebatas penguasaan kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Harusjauh melampaui tiga hal tersebut. Menghadapi tantangan demikian, diperlukan guru yang benar-benar profesional. Tilaar (1998) memberikan empat ciri utama agar Berdasarkan paparan di atas, setidaknya kita dapat memperoleh gambaran tentang apa dan bagaimana karakteristik masyarakat pada abad 21 dan apa peran pendidikan pada masa yang akan datang serta tantangan bagi seorang guru untuk menyikapinya. Pendidikan pada dasarnya tidak terlepas dari peran penting guru sebagai tulang punggung dan penopang utama dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Tantangan guru profesional untuk menghadapi masyarakat abad 21 tersebut dapat dibedakan menjadi tantangna yang bersifat internal dan kesternal. Tantangan 59 Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 intenal adalah tantangan yang dihadapi oleh tantangan nyata bagi guru adalah bagaimana masyarakat Indonesia, seorang guru memilikikepribadian yang kuat diantaranya penguatan nilai kesatuan dan dan matang untuk dapat menanamkan nilai- pembinaan moral bangsa, pengembangan nilai moral dan etika serta meyakinkan nilai-nilai demokrasi, pelaksanaan otonomi peserta didik terhadap pentingnya rasa daerah, dan fenomena rendahnya mutu kesatuan sebagai bangsa. Rasa persatuan pendidikan. Sementara tantangan eksternal yang telah berhasil ditanam berarti bahwa adalah tantangan guru profesional dalam seseorang merasa bangga menjadi bangsa menghadapi abad 21 dan sebagai bagian dari Indonesia yang masyarakat dunia di era global. terhadap kebudayaan dan bangsa berarati pula bangsa Indoensia yang menjunjung tinggi etika dan nilai luhur 1. Tantangan Internal a. Penguatan nilai untuk siap menjadi masyarakat abad 21 yang kesatuan dan kuat dan dapat mewujudkan demokrasi dalam arti sebenarnya. pembinaan moral bangsa Krisis yang berkepanjangan memberi kesan keprihatinan yang dalam dan b. Pengembangan nilai-nilai demokrasi Demokrasi dalam bidang pendidikan menimbulkan berbagai dampak yang tidak kehidupan adalah membangun nilai-nilai demokratis, bermasyarakat di Indonesia. Hal itu terutama yaitu kesamaan hak setiap warga negara dapat untuk memperoleh pendidikan yang layak menguntungkan dilihat menurunnya terhadap mulai tingkat adanya gejala kepercayaan dan juga kewajiban yang sama bagi masyarakat, menurunnya rasa kebersamaan, masyarakat untuk membangun pendidikan lunturnya rasa hormat dengan orang tua, yang bermutu. Dalam pengertian ini, guru sering terjadinya benturan fisik antara sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peserta didik, dan mulai adanya indikasi proses pendidikan itu sendiri mempunyai tidak saling menghormati antara sesama tantangan teman, yang pada akhirnya dikhawatirkan mengembangkan diri peserta didik menjadi dapat mengancam kesatuan dan persatuan manusia yang tekin, kreatif, kritis, dan sebagai bangsa. produktif bagiamana dan tidak membantu sekedar dan menjadi Pendidikan berupaya menanamkan manusia yang selalu mengekor seperti nilai-nilai moral kepada peserta didik dan ‘bebek’ yang hanya menerima petunjuk dari 60 Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 atasan dalam mewujudkan pendidikan yang demokratis, perlu dilakukan penyesuaian dalam sistem berbagai pendidikan c. Fenomena rendahnya mutu pendidikan Berbagai hasil studi dan pengamatan terhadap mutu pendidikan pada berbagai nasional. Sejalan dengan itu, pemberlakuan negara menunjukkan bahwa secara makro peluang mutu pendidikan di Indonesia masih rendah, dalam dan bahkan secara nilai rata-rata di bawah penataan sistem pendidikan yang pada peringkat negara Asean lainnya. Walaupun hakekatnya adalah memberikan kesempatan demikian, secara individual ada beberapa lebih besar kepad adaerah dan sekolah untuk diantara peserta didik mampu menunjukkan mengembangkan proses pendidikan yang prestasinya bermutu internasional, seperti pada Olimpiade – otonomi daerah melakukan memberikan berbagai sesuai perubahan dengan potensi yang di lomba-lomba dimilikinya, termasuk potensi masyarakat olimpiade untuk berpartisipasi dalam berbagai bentuk mewujudkan untuk diperlukan proses pendidikan yang bermutu membantu meningkatkan mutu pelajaran. masyarakat yang Untuk cerdas, dan kunci utama dalam peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan mata bertaraf berbasis masyarakat dan pendidikan adalah mutu guru. Proses manajemen berbasis sekolah merupakan pendidikan dalma masyarakat abad 21 perwujudan nyata dari demokrasi dan adalah suatu interaksi antara guru dengna desentralisasi pendidikan yang bertujuan peserta didik sesuai dengan kemajuan ilmu untuk lebih memberdayakan sekolah dan pengetahuan masyarakat dalam proses pendidikan demi masyarakat yang demokratis dan terbuka. dan teknologi dalam mencapai prestasi sesuai kemampuannya. Masyarakat yang demikian menuntut Guru memiliki peran strategis dalam rangka adanya pelayanan yang profesional dari para mewujudkan prestasi bagi peserta didiknya. pelakunya Untuk itu, tantangan bagi guru dalam profesional dalam masyarakat seperti itu. wacana desentralisasi pendidikan adalah Dengan kata lain, guru dituntut untuk bagaimana melakukan inovasi pembelajaran berperlaku sehingga dapat membimbing dan menuntun profesional oleh karena tuntutan dan sifat peserta pekerjaanya dan bersaing dengan profesi- didik diharapkan. mencapai prestasi yang dan dan guru adalah memiliki seorang karakteristik profesi lainnya. Dalam masyarakat abad 21, 61 Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 hanya akan menerima seoran gyang individu yang kreatif dan inovatif. profesional dalam bidang pekerjaannya. Kemampuan individu untuk bersaing seperti Tantangan guru pada masyarakat abad 21 itu, hanya dapat dibentuk oleh suatu sistem aldaha bagaimana menjadi seorang guru pendidikan yang kondusif dan memiliki yang guru profesional untuk membangun yang profesional dalam masyarakat yang mandiri, memiliki ilmu bidangnya. Untuk itu, tantangan bagi guru pengetahuan dan teknologi, berprestasi, profresional dalam menghadapi globalisasi saling menghormati atas dasar kemampuan adalah individual, rasa memberi bekal kepada peserta didik, selain nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi, juga disepakati menanamkan sikap disiplin, kreatif, inovatif, menjunjung kebersamaan, hukum dan yang tinggi mematuhi berlaku dan bagaimana guru yang mampu dan kompetitif. Dengan demikian para siswa bersama. mempunyai bekal yang memadai, tidak hanya dalam hal ilmu pengetahuan dan 2. Tantangan Eksternal Kecenderungan kehidupan dalam era globalisasi adalah mempunyai dimensi domestik dan global, yaitu kehidupan dalam keterampilan yang relevan tetapi juga memiliki karakter dan kepribadian yang kuat sebagai bangsa Indonesia. dunia yang terbuka dan seolah tanpa batas, tetapi tetap menjunjung tinggi nilai-nilai 6. Solusi Masalah Mendasar Penyelesaian budaya. Dengan situasi kehidupan demikian, masalah mendasar akan melahirkan tantangan dan peluang tentu harus dilakukan secara fundamental. untuk Penyelesaian itu hanya dapat diwujudkan meningkatkan taraf hidup bagi masyarakatnya, termasuk para guru yang dengan profesional. menyeluruh yang diawali dari perubahan Kehidupan global yang terbuka, melakukan paradigma perombakan pendidikan. Hal ini secara sangat seakan-akan dunia seperti sebuah kampuang penting dan utama. Artinya, setelah masalah dengan ciri perdagangan bebas, kompetisi mendasar diselesaikan, barulah berbagai dan kerjasama yang saling menguntungkan, macam memerlukan manusia yang bermutu dan diselesaikan, baik itu masalah aksesibilitas dapat pendidikan, bersaing dengan sehat. Dalam melakukan persaingan, diperlukan mutu masalah cabang relevansi pendidikan pendidikan, pengelolaan dan efisiensi. Solusi masalah 62 Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 mendasar itu adalah dengan melakukan sistem politik, sistem sosial, ideologi, dan pendekatan sistemik yaitu secara bersamaan lainnya. Dengan melakukan perubahan paradigma dalam ekonomi kerakyatan penyelenggaraan yang ekonomi kapitalis ataupun sosialis akan kapitalistik menjadi demokratis, tatanan menyeleraskan paradigma pemerintah dan sosial yang humanis tatanan politik yang masyarakat oportunistik pendidikan sistem ekonomi menjadi berkerakyatan, demikian, sebagai tentang sebagai penerapan pengganti penyelenggaraan salah satu bentuk sehingga perubahan sistem pendidikan yang kewajiban negara kepada rakyatnya dengan materialistik juga dapat diubah menjadi tanpa adanya pembebanan biaya yang pendidikan yang dilandasi oleh Pancasila memberatkan ataupun diskriminasi terhadap dengan karakteristiknya. Perbaikan ini pun masyarakat yang tidak memiliki sumber perlu dilanjutkan dalam perbaikan aspek dana (capital). Penerapan sistem politik formalitas, yaitu dengan dibuatnya regulasi demokrasi tentang pendidikan yang berbasiskan pada sistem politik sekuler akan memberikan konsep demokrasi Pancasila. Hal paling paradigma dan frame politik yang dilakukan mendasar yang wajib diubah tentunya oleh penguasa dan masyarakat sebagai adalah asas sistem pendidikan. Sebab asas bentuk sistem pendidikan itulah yang menentukan terlaksananya hal-hal kepentingan ummat oleh penguasa termasuk paling prinsipil dalam sistem Pancasila perjuangan pendidikan, seperti tujuan pendidikan dan diantaranya struktur kurikulum. Sehingga Untuk menyelasaikan masalah- masalah cabang di atas, diantaranya juga tetap tidak bisa dilepaskan dari penyelesaian sebagai untuk menjamin pengaturan berbagai dalam bukan menyengsarakan pengganti bidang pendidikan. malah sebaliknya umat/ rakyat dengan memaksa mereka agar melayani penguasa. Kedua, solusi teknis, yakni solusi masalah mendasar. untuk menyelesaikan berbagai permasalahan Sehingga dalam hal ini diantaranya secara internal garis besar ada dua solusi yaitu: pendidikan. Secara tegas, pemerintah harus Pertama, solusi dengan sosial yang solusi sistemik, mengubah yakni sistem-sistem dalam mempunyai penyelenggaraan komitmen sistem untuk mengalokasikan dana pendidikan nasional sistem dalam jumlah yang memadai yang diperoleh pendidikan, antara lain: sistem ekonomi, dari hasil-hasil eksploitasi sumber daya alam berkaitan dengan 63 Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 yang melimpah yang merupakan milik pandangan masyarakat terhadap peranannya ummat. Dengan adanya ketersediaan dana telah mendorong para tokoh dan ahli tersebut, pendidikan maka pemerintahpun dapat untuk lingkup pendidikan dengan memberikan pendidikan kualifikasi yang seharusnya dipenuhi oleh gratis kepada seluruh masyarakat usia guru, sebagai pengajar guru mempunyai sekolah belum tugas menyelenggarakan proses belajar- bersekolah baik untuk tingkat pendidikan mengajar tugas yang mengisi porsi terbesar dasar dari profesi keguruan ini pada garis besarnya siapapun (SD-SMP) yang maupun menengah tanggung ruang menyelesaikan permasalahan aksesibilitas dan tugas, merumuskan jawab dan (SMA/SMK), bahkan harus pula berlanjut meliputi minimal empat pokok, yaitu : pada jenjang perguruan tinggi. merekrut 1. menguasai bahan pengajaran jumlah tenaga pendidik sesuai kebutuhan di 2. merencanakan program belajar-mengajar lapangan disertai dengan adanya jaminan 3. melaksanakan, memimpin dan mengelola kesejahteraan proses belajar-mengajar serta, dan penghargaan untuk mereka. Pembangunan sarana dan prasarana 4. menilai dan mengevaluasi kegiatan yang layak dan berkualitas untuk menunjang belajar-mengajar Penyusunan Jabatan guru merupakan jabatan kurikulum yang berlandaskan pada nilai- Profesional, dan sebagai jabatan profesional, nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang pemegangnya harus memenuhi kualifikasi berdasar Pancasila. Melarang segala bentuk tertentu. Kriteria jabatan profesional antara kapitalisasi dan komersialisasi pendidikan lain bahwa jabatan itu melibatkan kegiatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu serta menjamin terlaksananya pendidikan yang khusus, memerlukan persiapan lama yang menghasilkan untuk memangkunya, memerlukan latihan lulusan yang mampu menjalani kehidupan dalam jabatan yang berkesinambungan, dunia dengan segala kemajuannya. merupakan karier hidup dan keanggotaan proses belajar-mengajar. berkualitas dengan yang permanen, C. PENUTUP perilakunya, Simpulan mempunyai Kesadaran umum akan besarnya tanggung jawab seorang guru serta berbagai menentukan mementingkan organisasi baku layanan, profesional, dan mempunyai kode etik yang di taati oleh anggotanya. 64 Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 Oktober 2014 Jabatan guru belum dapat memenuhi Daftar Pustaka secara maksimal persyaratan itu, namun perkembangannya di tanah air menunjukkan arah untuk terpenuhinya persyaratan tersebut. Usaha untuk ini sangat tergantung kepada niat, perilaku dan komitmen dari guru sendiri dan organisasi yang berhubungan dengan itu, selain juga, oleh kebijaksanaan pemerintah. Badudu & Zain. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hadi, Sopwan. 2009. Makalah Profesi Keguruan.Blog. Tersedia pada: http:// qade. Wordpress.com/ 2009/02/11/profesi-keguruan. Diakses Saran 1. Hendaknya guru-guru yang mengajar pada tanggal 25 Desember 2011. lebih meningkatkan lagi peranannya Riyanto, Yatim. 2010. Paradigm Baru dalam pengelolaan kelas, sehingga Pembelajaran. Jakarta : Kencana dengan demikian akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Belajar. 2. Hendaknya untuk kelancaran KBM, para siswa juga ikut berperan aktif dalam KBM sehingga akan terjalin suatu hubungan yang harmonis antara siswa dengan guru 3. UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan nasional UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Untuk kelancaran KBM hendaknya lembaga menyediakan sarana dan fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar. 4. Guru selalu mengikuti perkembangan kemajuan informasi yang berbasis IT dan IPTEKS demi peningkatan kemampuan dan penunjang kualitas guru. 65