MENGELOLA KETRAMPILAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM

advertisement
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
MENGELOLA KETRAMPILAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Oleh:
I Made Sutika
Abstrak
Usaha meningkatkan motivasi belajar siswa adalah mengkaji tentang efektivitas
komunikasi non verbal. Tulisan ini diharapkan dapat mengetahui secara jelas dalam mengelola
ketrampilan variabel komunikasi non verbal terhadap motivasi belajar siswa.
Meningkatnya motivasi belajar siswa merupakan varibel yang sangat menentukan dalam
mengelola ketrampilan komunikasi non verbal dalam proses pembelajaran.Variabel komunikasi
non verbal dioprasionalkan melalui indikator-indikator isyarat tangan, gerakan kepala, postur
tubuh dan posisi kaki,ekspresi wajah, tatapan muka, sentuhan, parabahasa, penampilan fisik,
orientasi ruang dan jarak pribadi, konsep waktu dan diam. Sedangkan variabel motivasi belajar
dioprasionalkan melalui indikator-indikator, pikiran, perasaan, kesiapan mental, tingkah laku,
kebutuhan, tujuan, evaluasi diri, jati diri, kesadaran dan harapan
Dengan demikian penerapan komunikasi non verbal dalam proses pembelajaran sangat
penting dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa akan
menentukan intensitas tanggapan terhadap pesan yang dikomunikasikan. Seberapa tingkat
penerimaan siswa dengan pesan yang disampaikan tergantung pada seberapa tingkat kesesuaian
pesan tersebut dengan motivasinya. Dengan demikian komunikasi non verbal hendaknya
diperhitungkan secara efektif agar motivasi belajar siswa semakin kuat, sehingga hubungan
stimulus dan respon juga semakin kuat
I.
belajar. Belajar bukanlah hanya sekedar
PENDAHULUAN
Dalam
kesuluruhan
proses
dipandang
menambah ilmu pengetahuan
pendidikan, kegiatan belajar merupakan
saja melainkan harus dipandang sebagai
kegiatan inti atau utama karena pendidikan
suatu proses perubahan
yang diperoleh oleh siswa melalui proses
secara keseluruhan. Belajar dapat diartikan
kelakuan pribadi
17
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
sebagai suatu proses memperoleh perubahan
sebagai seorang guru isyarat tangan yang
tingkah laku untuk mendapatkan pola respon
digunakan di depan kelas, gerak tubuh yang
baru
cukup bervariasi, intonasi suara yang jelas
yang
diperlukan
dalam
interaksi
akan
dengan lingkungan secara efisien.
berkontribusi
atau
efektif
pada
Banyak faktor yang mempengaruhi
peningkatan motivasi belajar siswa. Dengan
efektivitas dalam proses belajar mengajar
demikian komunikasi non verbal akan dapat
semua ini merupakan suatu sistem. Faktor
memberikan penguatan dalam penyampaian
itu diantaranya adalah guru. Guru dalam
materi pelajaran di kelas.
menyajikan materi yang kurang sistimatis,
Menurut Hasibuan, Moejiono ( 1985;
teknik yang monotun, kurang mengaktifkan
58) penguatan diartikan tingkah laku guru
gerak
dapat
dalam menstimulasi dan merespon secara
melemahkan motivasi siswa dalam belajar.
positif suatu tingkah laku tetentu dengan
Siswa
jenuh,
tujuan dapat meningkatkan motivasi. Hal ini
membosankan dalam mengikuti pelajaran di
berarti motivasi belajar siswa itu meningkat
kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat
tergantung juga faktor penguatan. .Dalam
Hasibuan,
64)
proses belajar mengajar motivasi belajar
penyajian kegiatan
memegang peranan yang sangat penting
belajar yang begitu begitu saja akan
karena merupakan dorongan yang timbul
mengakibatkan perhatian, motivasi akan
pada diri siswa untuk melakukan aktivitas
menurun.
belajar.sehingga akan terjadi perubahan
psikomotoriknya
akan
akan
cepat
merasa
Moedjiono
mengatakan bahwa
(1985;
Terkait dengan upaya meningkatkan
tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan.
motivasi belajar siswa, maka salah satu
Kemampuan menerapkan komunikasi non
kompetensi yang perlu dimilki guru yakni
verbal dalam kelas, perlu bersifat selektif
kemampuan
dan hati-hati
komunikasi
mengelola
non
verbal
ketrampilan
dalam
proses
pembelajaran. Menurut Boove, Thill (dalam
disesuaikan dengan tingkat
usia, kebutuhan sehingga akan bermakna
dan efektif bagi siswa.
Sri Haryani, 2001; 20) komunikasi non
Betapa pentingnya seorang guru
verbal merupakan kumpulan isyarat, gerak
dalam menstimulasi tingkah laku siswa
tubuh, intonasi suara, sikap dan sebagainya
dalam
yang
mengikuti pelajaran. Karena itu komunikasi
memungkinkan
berkomunikasi.
Sesuai
seseorang
dengan
untuk
hal
itu
kelas
agar
termotivasi
dalam
non verbal tidak bisa diabaikan begitu saja
18
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
.Dalam
komunikasi
ini
akan
Dalam komunikasi, motivasi siswa
dapat
meyakinkan dengan menggunakan beberapa
akan
menentukan
isyarat sesuai dengan materi yang diajarkan
terhadap
dalam kelas,menunjukkan perasaan emosi
seberapa tingkat intensitas dan seberapa
yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata
tingkat penerimaan
serta juga melengkapi ucapan dirasakan
yang dikomunikasikan tergantung
belum sempurna.
seberapa tingkat kesesuaian pesan tersebut
pesan
intesitas
yang
tanggapan
dikomunikasikan
siswa dengan pesan
pada
Menurut Wasty Soemanto (1985;
dengan motivasinya. Semakin sesuai pesan
motivasi
suatu
dengan motivasi siswa maka semakin tinggi
pribadi
intensitas dan semakin besar pula tingkat
seseorang yang ditandai oleh dorongan yang
penerimaannya.. Dengan demikian maka isi
selektif dan relitas-realitas dalam usaha
pesan
mencapai tujuan . Dorongan ini melibatkan
diperhitungkan secara efektif oleh guru
pikiran,
191)
perubahan
diartikan
tenaga
di
sebagai
dalam
dan
teknik
penyampaian
harus
dalam
usaha
sehingga intensitas menjadi tinggi dan
Siswa
yang
tingkat penerimaan siswa semakin besar .
membuat reaksi-reaksi
Dengan demikian hubungan simulus dan
yang mengarahkan dirinya dalam usaha
respon semakin kuat. Terkait dengan hal
mencapai tujuan. Prinsip penting yang dapat
tersebut
dilihat
ketrampilan komunikasi non verbal dalam
aksi,
mencapai
kebutuhan
tujuan
memiliki motivasi
dalam
belajar.
motivasi
belajar
adalah
menerangkan tingkah laku, meramalkan
bagaimanakah
mengelola
meningkatkan motivasi belajar siswa
tingkah laku, dan selanjutnya menyimpulkan
tingkah laku. Dalam proses belajar mengajar
II.
di kelas bagaimana tingkah laku siswa itu
1.
terjadi, bagaimana respon yang ditunjukkan
PEMBAHASAN
Psikologi belajar
Sudah seharusnya manusia itu hidup
oleh siswa dari stimulus yang di sampaikan
untuk tumbuh.Dengan
oleh
prediksi
manusia dapat mengadakan penyesuaian
kemudian
dengan lingkungannya.Sudah selayaknya
guru,
perkembangan
bagaimana
selanjutnya
pertumbuhan itu
menyimpulkan tentang tingkah laku siswa
manusia
berkembang.
Dengan
yaitu berupa intensitas motivasi dalam
perkembangan itu manusia dapat menjawab
mengikuti pelajaran di kelas.
tantangan dan permasalahan hidup yang
dihadapinya. Sudah sepatutnya manusia
19
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
mengalami perubahan tingkah laku. Dengan
2.
Teori Stimulus Respon (S – R)
Menurut
perubahan tingkah laku itu manusia akan
mampu
mencari
dan
menemukan
mengatakan
Mar,at
bahwa
(1982;
26)
pendekatan
teori
kesejahtraan hidupnya. Bagaimana usaha
stimulus-respon ini beranggapan bahwa
yang ditempuh agar senantiasa tumbuh dan
tingkah laku itu dapat dimengerti melalui
berkembang . Jawabannya yaitu harus
suatu analisa dari stimuli yang diberikan dan
belajar.
dapat
Dalam teori belajar , belajar diartikan
mempengaruhi
belajar terdapat jalinan
manusia sebagai pengaruh dari lingkungan
reaksi-reaksi
sekitarnya.Menurut
stimulasinya.
(dalam
Wasty
o
Whitaker
Soemanto,1983;
yang
terjadi.Dengan demikian dalam tingkah laku
sebagai suatu proses perubahan tingkah laku
James
reaksi
Menurut
98)
yang erat antara
behavioural
dengan
Skiner
Hafied
(dalam
mendefinisikan bahwa belajar itu adalah
Cangara, (2004; 97) dengan teori oprant
sebagai
conditioning mengatakan bahwa
proses
dimana
tingkah
laku
bahwa
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pentingnya unsur rangsangan (stimulus)dan
pengalaman.
tanggapan (respon), jika suatu organisme
perubahan-
dirangsang oleh stimulus dari luar maka
perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan
orang cendrung akan memberikan reaksi.
fisik atau kematangan, kelelahan, pengaruh
Dengan demikian dalam tingkah laku belajar
obat-obatan tidak termasuk sebagai belajar.
terdapat jalinan yang erat antara reaksi-
Belajar merupakan proses dasar dari pada
reaksi
perkembangan
Kuatnya stimulus akan berpangaruh secara
Dengan
demikan,
hidup
manusia.dengan
behaviour
dengan
stimulasinya.
perubahan
efektif pada respon yang dilakukan oleh
berkembang.
organisme itu Kekuatan stimulus disini
Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia
adalah kemampuan guru dalam menyajikan
adalah hasil dari belajar. Dengan demikian
materi
ciri-ciri dari kegiatan yang disebut dengan
komunikasi non verbal atau mengaktifkan
belajar
itu
psikomotoriknya dalam kelas maka respon
menghasilkan perubahan pada diri individu,
siswa akan menjadi lebih kuat yaitu kuatnya
perubahan itu didapatkannya kemampuan
motivasi siswa dalam mengikuti aktivitas
baru, dan perubahan itu terjadi karena usaha.
belajar. Salah satu menyebabkan faktor
belajar
sehingga
manusia
tingkah
itu
melakukan
lakunya
apabila;
aktivitas
pelajaran
dengan
menggunakan
20
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
yang berdampak
isyarat tangan, gerakan kepala, postur tubuh
pada melemahnya motivasi siswa dalam
dan posisi kaki, eksptresi wajah, tatapan
mengikuti
kurang
muka, sentuhan, parabahasa, penampilan
mampunya mengaktifkan psikomotoriknya
fisik, bau-bauan, orientasi ruang dan jarak
yang merupakan salah satu kemampuan
pribadi.
kebosanan pada siswa
pelajaran
adalah
Isyarat tangan maksudnya gerakan
menggunakan variasi dalam menyajikan
tangan
materi pelajaran.
Variasi
yang dimaksud
menurut
yang
mengajar,
digunakan
gerakan
guru
kepala
waktu
termasuk
Hasibuan , Moedjiono (1988; 66) adalah
anggukan dan juga gelengan kepala guru,
variasi gaya mengajar guru, seperti intonasi
postur
suara, kontak pandang, gerakan badan dan
digunakan untuk menunjukkan emosi dan
mimik,
sikap guru, demikian juga ekspresi wajah
perubahan
posisi
guru
dan
tubuh
sebagainya sangat penting dalam upaya
dan
tatapan
memotivasi siswa dalam aktivitas belajar.
intensitas
dan
muka
perasaan
posisi
yang
dan
kaki
dapat
menunjukkan
minat
dalam
menyajikan materi pelajaran di kelas.
3.
Komunikasi non verbal
Sentuhan
diantaranya
meliputi
Apabila seseorang mendengar kata
fungsi profesional dan sosial sopan seperti
komunikasi maka yang ada dalam benak
berjabat tangan,menepuk punggung atau
orang tersebut adalah adanya tulisan, suara
bahu.. Menurut
atau gambar yang berisi pesan. Namun
(1985:59)
demikian komunikasi itu dapat berupa
penghargaan pada siswa seperti menepuk
verbal maupun non verbal meskipun kedua
pundak siswa atau juga mengangkat tangan
bentuk komunikasi itu berbeda namun
siswa . Sering kali untuk siswa yang masih
dalam praktiknya keduanya saling mengisi
kecil guru mengusap rambut kepala. Dalam
dan melengkapi. Surat kabar dan majalah
memberikan sentuhan perlu selektif dan
akan lebih efektif apabila didukung dengan
hati-hati.
guru
Hasibuan, Moedjiono
dapat
menyatakan
gambar, demkian juga penjelasan guru
Parabahasa meliputi volume suara
dalam menyajikan materi akan lebih efektif
guru mengajar, kecapatan, nada tinggi atau
apabila dilengkapi dengan gerakan tubuh.
rendah, dialek, intonasi suara terputus-
Klasifikasi komunikasi non verbal
putus.Dalam mengajar suara merupakan
menurut Redi Panuju (2000; 52) yaitu
faktor yang sangat penting. Setiap orang
21
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
mempunyai suara yang berbeda-beda ada
melengkapi ucapan yang dirasakan belum
yang keras, lemah nyaring dan sebagainya .
sempurna.
Menutut
Deddy Mulyana
Sri
Haryani
(2001;
290)
Sejalan dengan itu menurut
(2005; 366-380) konsep
mengatakan suara adalah bawaan sejak lahir
waktu, diam, warna dan artefak termasuk
untuk
juga komunikasi non verbal.
dapat
dengan
baik,
harus
berlatih.Latihan disini mencakup bagaimana
mengeluarkan suara dengan jelas, tidak
4.
Motivasi belajar
Guru sangat menyadari pentingnya
monotun dengan tekanan dan bersemangat.
Penampilan fisik meliputi busana yang
motivasi
dipakai rapi, bersih, dan juga karakateristik
Berbagai upaya yang telah dilakukan guru
fisiknya. Cara berpakaian menunjukkan
mulai dari cara mengajar sampai dengan
kredibilitas seseorang.
pemberian hadiah , piagam ataupun yang
Hal yang menarik dari komunikasi
dalam
aktivitas
pembelajaran
lainnya. Bukan hanya sekolah saja yang
non verbal adalah studi Albert Mahrabian
berusaha memberikan motivasi
tahun 1971 (dalam Harfied Cangara, 2004;
kearah
99)
tingkat
diharapkan. Namun orang tuapun telah
kepercayaan dari pembicaraan orang, hanya
berusaha memotivasi anak-anaknya.Bukan
7 persen berasal dari bahasa verbal, 38
dikalangan pendidikan saja termasuk juga
persen dari vocal suara, dan 55 persen dari
dalam
ekspresi muka. Menurut Ray L. Birdwhistell
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk
( dalam Deddy Mulyana, 2005; 316 ) bahwa
memasang advertensi dengan tujuan agar
65% dari komunikasi tatap muka adalah non
khalayak termotivasi untuk membeli dan
verbal. Betapa pentingnya komunikasi non
menggunakan hasil usahanya.Berdasarkan
verbal
hal
menyimpulkan
diterapkan
bahwa
oleh
guru
dalam
perubahan
bidang
itu
tingkah
lain
laku
para
ternyata
kesadaran
pengusaha
tentang
pentingnya
terkait dengan peningkatan motivasi belajar
tingkah laku manusia telah dimiliki oleh
siswa. Dalam komunikasi ini akan dapat
para
meyakinkan dengan menggunakan beberapa
masyarakat.
isyarat sesuai dengan materi yang diajarkan,
para
Motivasi
untuk
yang
penyajian materi pelajaran di dalam kelas,
guru,
motivasi
untuk
orang
tua
merupakan
perubahan
maupun
kondisi
menunjukkan keterlibatan emosi yang tidak
psikologis yang mendorong seseorang untuk
bisa diucapkan dengan kata-kata, serta
melakukan
sesuatu.
Menurut
Soemadi
22
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
Suryaberata ( 1983; 12 ) motivasi belajar
dan pengakuan, maka timbulah tujuan untuk
adalah kondisi psikologis yang mendorong
memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut
seseorang untuk belajar.
R.Wayne Pace dan Don F. Faules ( dalam
Fungsi dorongan itu menurut Ardana
Deddy Mulyana, 3002; 119 ) tentang teori
(1985; 165-166) adalah sebagai kekuatan
Vroom mengengenai motivasi (expectancy
aktif yang mempengaruhi pikiran, perasaan
theory of motivation )dapat menjelaskan
,tingkah laku dan penafsiran terhadap nilai-
bahwa
nilai pada diri individu.
mempengaruhi motivasi.
apa
yang
diharapkan
dapat
70-84)
Berdasarkan pendapat diatas bahwa
mengatakan tentang motivasi itu adalah; The
motivasi pada hakekatnya adalah dorongan
thought and action of the individual reflect
yang ada pada individu untuk melakukan
his wants and gools. The want and goals of
perbuatan . Sedangkan
the individual continuously develop and
terkandung dalam motivasi yaitu meliputi;
change. Want and goals become organized
pikiran, perasaan, kesiapan mental, tingkah
arund the self, The arousal and any
laku, kebutuhan, tujuan, evaluasi diri, jati
particular set of wants depends uponthe
diri, kesadaran, harapan.
David
momentary
Krech
(1962;
physiological
aspek
yang
Terkait dengan tulisan ini betapa
state,
situation,and cognition of the individual
pentingnya
Sesuai dengan tersebut di atas maka dalam
verbal oleh guru dalam upaya meningkatkan
motivasi itu ada pikiran ,aksi kebutuhan dan
motivasi belajar siswa. Motivasi siswa akan
tujuan. Kemudian kebutuhan dan tujuan
menentukan intensitas tanggapan terhadap
tumbuh secara berkelanjutan. Jati diri ,
pesan
evaluasi diri, pembangkit kebutuhan dan
tingkat penerimaan siswa dengan pesan
kognisi . Timbulnya seperangkat kebutuhan
yang
sesaat
seberapa tingkat kesesuaian pesan tersebut
yang tergantung pada keadaan
penerapan
komunikasi
non
yang dikomunikasikan. Seberapa
dikomunikasikan
psikologis,,situasi dan kesadaran seseorang
dengan
saat itu.
komunikasi non verbal harus diperhitungkan
Menurut Wasty Somanto ( 1983;
motivasinya.
tergantung pada
demikian
secara efektif oleh guru agar motivasi
195) motivasi merupakan tujuan yang ingin
belajar
dicapai oleh seseorang. Karena asumsinya
hubungan
mempunyai kebutuhan
bertambah kuat.
akan penghargaan
Dengan
siswa
semakin
stimulus
dan
kuat,
sehingga
respon
juga
23
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
DAFTAR PUSTAKA
III. PENUTUP
Ardana Wayan, 1985, Pokok – pokok Ilmu
Komunikasi
dioperasionalkan
non
verbal
melalui
yang
indikator
–
Jiwa
Umum,
Usaha
Nasional,
Surabaya.
indikator; isyarat tangan, gerakan kepala,
postur tubuh dan posisi kaki, ekspresi wajah,
tatapan
muka,
sentuhan,
parabahasa,
penampilan fisik, orientasi ruang dan jarak
pribadi, konsep waktu, dan diam, sangat
penting
diterapkan
dalam
proses
pembelajaran dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa.
indikator;
Komunikasi,
PT
Raja
Grafindo
Persada, Jakarta.
Hasibuan, Moedjiono, 1988, Proses Belajar
Mengajar, Remaja Karya, Bandung.
Haryani, Sri, 2001, Komunikasi Bisnis, Unit
Penerbit dan percetakan AMP YKPN,
Motivasi
dioperasionalkan
Cangara Hafied, 2004, Pengantar Ilmu
belajar
melalui
pikiran,
yang
indikator
perasaan,
–
kesiapan
mental, tingkah laku, kebutuhan, tujuan,
Yogyakarta.
Hamijoyo Santoso S, Hand Out Landasan
Ilmiah Komunikasi, Universitas DR
Soetomo, Surabaya.
evaluasi diri, jati diri, kesadaran, dan
harapan, meningkat pada diri siswa karena
Krech David Krutchfield Richards and
kemampuan guru menerapkan komunikasi
Ballachy Egerton, 1962, Individual
non verbal secara efektif.
andSociaty,
Faktor faktor yang mempengaruhi
peningkatan motivasi belajar siswa salah
MC
Graw
Kogakusho, Tokyo.
Mar,at,
1989,
Sikap
Manusia
satu diantaranya dalah kemampuan guru
PerubahanSerta
mengelola ketrampilan komunikasi non
Galia, Jakarta Timur Indonesia.
verbal dalam proses pembelajaran. Untuk itu
ketika berlangsungnya proses pembelajaran
maka
komunikasi non verbal penting
Hill
Pengukurannya,
Mulyana Deddy, 2000, Ilmu Komunikasi
Suatu
Pengantar,
Remaja
Rosda
Karya, Bandung.
diterapkan dengan efektif.
-------------------( Ed ). 2002, Komunikasi
Organisasi, Remaja Rosda Karya,
Bandung.
24
Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Oktober 2014
Panuju Redi, 2000, Hand Out I Teori
Komunikasi, Universitas DR Soetomo,
Surabaya.
Pease Allan, 1986, Bahasa Tubuh, Arcan,
Jakarta.
Suryaberata
Sumadi,
1983,
Proses
BelajarMengajar di perguruanTinggi,
Andi Ofset, Yogyakarta.
Soemanto
Wasty,
1983,
Psikologi
Pendidikan, Bhineka Cipta, Jakarta.
Titik Mariyani, 2005, Pengaruh Terpaan
Tayangan
Pornografi,
Komunikasi
Keluarga Dan Kelompok Pergaulan
Terhadap Sikap Permisif Pornoaksi
Remaja di Surabaya, Program Pasca
Sarjana Universitas
DR
Soetomo,
Surabaya.
25
Download