BAB V PENUTUP Kesimpulan dan saran diambil dari hasil penelitian terhadap objek studi yaitu Istana Kepresidenan Bogor dibandingkan dengan unsur-unsur arsitektur dari bangunan karya Andrea Palladio. Kesimpulan dan saran diambil setelah menjawab pertanyaan penelitian yang disampaikan pada BAB I, seperti yang diuraikan dibawah ini. 5.1. KESIMPULAN Bagaimana penerapan langgam Arsitektur Palladian Istana Kepresidenan Bogor? Berdasarkan analisis dengan membandingkan beberapa bangunan karya Andrea Palladio dengan Istana Kepresidenan Bogor, ditinjau dari unsur-unsur arsitektur yang dimiliki, maka ditemukan persamaan yang cukup besar antara keduanya yang diuraikan dari unsur-unsur berikut ini: a. Tatanan massa bangunan Istana Bogor secara umum memiliki 1 bangunan utama dengan 2 sayap, yaitu sayap kanan dan sayap kiri. b. Tatanan ruang dalam bangunan memiliki pembagian ruang yang seimbang dan simetris, penempatan serambi disekeliling bangunan, dan memiliki pembagian zona yang rapi dari zona publik sampai zona privat. c. Terdapat persamaan Istana Bogor dengan Villa Palladian dari segi tampak bangunan yaitu memiliki tampak yang simetris dan seimbang, penggunaan elemen arsitektur yang mirip antara keduanya diuraikan sebagai berikut: Pada bagian kepala memiliki kesamaan penggunaan atap perisai, penggunaan pediment ditengah fasad bangunan utama, penggunaan entablature disekeliling bangunan Pada bagian badan terdapat kesamaan penggunaan kolom ionik ditengah fasad bangunan utama, penggunaan kolom ionik pada tengah tampak bangunan utama, penggunaan jendela dan pintu khas palladian Pada bagian kaki terlihat penggunaan tangga eksterior, pedestal dan stylobate pada Istana Bogor maupun Vila Palladian. 95 d. Elemen dan Ornamen Bangunan yang terdiri dari kepala, badan, kaki yang diuraikan sebagai berikut: Bagian kepala bangunan, dari penggunaan bentuk atap perisai , pediment, entablature, tympanum, dan plafon memiliki kesamaan antara Istana Bogor dan Vila Palladian. Bagian badan bangunan, terdapat kesamaan dalam mayoritas penggunaan kolom ionik pada bagian eksterior, kolom korintian pada bagian interior, dinding pemikul yang lebih berfungsi sebagai elemen struktur dibanding elemen dekoratif, menggunakan pintu khas Palladian yang memiliki pediment berbentuk segitiga ataupun setengah lingkaran diatasnya. Bagian kaki bangunan, pedestal dan stylobate pada Istana Bogor mengelilingi seluruh bangunan, sedangkan pada Vila Palladian hanya pada bagian tertentu saja, lantai sama-sama menggunakan plat berbahan batu kali dengan penutup lantai marmer. e. Sistem Konstruksi, konstruksi atap umumnya menggunakan rangka terbuat dari kayu, dinding pemikul sebagai elemen strukturnya, sedangkan kolom-kolom struktur yang tidak hanya berfungsi sebagai elemen struktur namun elemen dekoratif juga, dan penggunaan pondasi batu kali. f. Material, pada bagian rangka atap menggunakan konstruksi kayu, penutup atap umumnya diberi material genting tanah liat, penggunaan elemen entablature,pediment,dan tympanum yang umumnya berbahan dasar kayu, dinding bangunan umumnya terbuat dari dinding pemikul atau masonry yang disusun dari bata ukuran besar, dan kesamaan penggunaan material lantai yang dilapisi oleh marmer. Namun ditemui beberapa perbedaan antara Istana Bogor dengan Vila Palladian yang diuraikan sebagai berikut: a. Terdapat perbedaan pada Istana Bogor menggunakan atap perisai kombinasi yang lebih kompleks dibanding Vila Palladian, lalu pada Istana Bogor terdapat dome dipuncak atapnya sedangkan Vila Palladian pada umumnya tidak memiliki dome. b. Typanum pada Vila Palladian berornamen dan bermotif sedangkan Istana Bogor tidak memiliki motif. 96 c. Pada Istana Bogor material plafon terbuat dari gips yang bermotif berbeda-beda pada setiap ruang dan pada plafon Vila Palladian terbuat dari plester dan kalsium karbonat, juga terdapat fresco atau lukisan atap. d. Dari hal ini ditemukan perbedaan antara fungsi serambi dan area penghubung Istana Bogor dengan Vila Palladian, yaitu Istana Bogor memfungsikan area penghubung saja untuk menghubungkan antar masa bangunan, sedangkan Vila Palladian sebagai area penghubung antar masa bangunan sekaligus selasar depan ruang-ruang pada bangunan. e. Sepanjang serambi pada Istana Bogor dihiasi oleh kolom-kolom ionik sedangkan pada Vila Palladian kolom-kolom ionik diekspresikan di tampak depan bangunan utama saja, sedangkan untuk sayap kanan dan kirinya pada bagian depan serambinya diletakkan kolom berpenampang persegi yang diatasnya memiliki entablament setengah lingkaran. f. Pada Istana Bogor tangga eksterior terdapat disetiap masa bangunan di depan maupun belakang kecuali sayap kiri bagian tampak utara sedangkan tangga eksterior pada Vila Palladian terdapat pada bagian depan bangunan utama saja, dan terdapat disetiap masa bangunan pada bagian belakang yang mengarah ke taman dalam. Juga Istana Bogor memakai kolom tuscan diarea penghubungnya, sedangkan Villa Palladian memakai kolom dengan penampang persegi ditambah entablament. Dari hal diatas telah disimpulkan penerapan langgam arsitektur palladian pada Istana Kepresidenan Bogor yang dilihat dari unsur tatanan masa,tatanan ruang dalam bangunan, tampak bangunan, elemen dan ornamen bangunan, sistem konstruksi bangunan dan material bangunan. Dari perbandingan unsur-unsur tersebut ditemukan pengaruh kuat langgam arsitektur palladian pada Istana Kepresidenan Bogor. Dari perbandingan tersebut juga ditemukan beberapa perbedaan, perbedaan tersebut dikarenakan berbagai faktor, seperti menyesuaikan dengan situasi dan kondisi, iklim, ketersediaan material, tenaga ahli dan budaya lokal setempat pada masanya. 97 5.2. SARAN Istana Kepresidenan Bogor sebagai bangunan bersejarah merupakan bangunan yang memiliki nilai yang tinggi bagi perkembangan arsitektur di Indonesia, Gaya “Arsitektur Palladian” yang dimilikinya berkembang pada saat Pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia. Renovasi bangunan sudah berkali-kali dialami oleh bangunan ini, namun masih mempertahankan Langgam Palladian pada gaya arsitekturnya, maka dari itu Istana Kepresidenan Bogor bisa dijadikan teladan bagi bangunan bersejarah lainnya sebagai bangunan konservasi yang bertahan gaya arsitekturnya dari dahulu sampai sekarang. Dan tetap dipelihara bangunannya, agar tetap bisa dinikmati dan dipelajari oleh generasi yang selanjutnya. 98