BAB III TINJAUAN KHUSUS

advertisement
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Latar Belakang Tema
Tema Green Architecture dipilih karena mengurangi penggunaan energi dan
polusi, serta menciptakan hunian dengan saluran, penyekatan, ventilasi, dan material
kontruksi yang bebas racun. Khususnya untuk kesehatan penghuni Rusunawa dan
menciptakan rancangan yang fundamental untuk filosopi “ hijau “ dalam kehidupan
sehari-hari, tepat dengan letak wilayah pemukiman yang padat di bantaran sungai ini
dengan menggunakan tema Green Architecture.
3.2 Gambaran Umum Tema
Green Architecture adalah sebuah konsep yang menghargai bumi dan isi alam
semesta, sehingga dalam pembangunan sebuah bangunan harus menghargai lingkungan
sekitarnya agar keberadaan bangunan tersebut tidak mengganggu ekosistem dan sumber
daya yang ada di sekitar bangunan tersebut.
Menurut Brenda dan Robert Vale pengertian Green Architecture, yaitu :
1) Pengertian secara umum
Green
Architecture
adalah
suatu
pola
pikir
dalam
arsitektur
yang
memperhatikan dan memanfaatkan dari ke empat dasar unsur natural yang ada
di dalam lingkungannya dan dapat membuat hubungan saling menguntungkan
dangan alam :
•
Udara
: Suhu, Angin, Iklim, dll
•
Air
: Air, Kelembaban, dll
•
Api
: Matahari, Unsur panas, dll
•
Bumi
: Faktor unsur tanah, habitat, flora dan fauna, dll
2) Pengertian secara khusus
Green Architecture merupakan suatu pola pikir dalam arsitektur yang
memperhatikan unsur-unsur alam yang terkandung di dalam suatu tapak untuk
dapat digunakan.
WAHYU ZULKIFLI 41208110032
Halaman | 19
Green Architecture pada dasarnya berupaya membentuk suatu lingkungan yang
lebih menyenangkan bagi manusia sebagai pemakainya dan memberi nilai tambah bagi
generasi masa depan yang akan menggunakan dan ramah terhadap lingkungan.
Pada bangunan Green Architecture akan ditemukan banyak efisiensi,
pengurangan
penggunaan
energi,
pengingkatan
dan
kemudahan
daur
ulang,
memaksimalkan cahaya alami dan pemandangan luar bangunan, meningkatkan air dan
kualitas udara luar ruangan, sehingga penghuni Rusunawa dapat merasa lebih nyaman
karena dapat menghirup udara bersih dan lingkungan yang alami.
3.3 Teori Green Arcitecture
3.3.1 Shading
Shading dapat digunakan untuk mengurangi jumlah radiasi matahari yang
mengenai bangunan. Shading dapat berupa atap overstek atau tumbuhtumbuhan yang merambat. Penyejukkaan suatu bangunan dapat dicapai dengan
ventilasi yang mengalirkan udara melewati bagian dalam bangunan.
Agar tidak mendapat panas
sinar matahari yang terlalu
berlebihan dapat dilakukan
dengan insulasi pada atap atau
memperkecil ukuran jendela,
WAHYU ZULKIFLI 41208110032
Halaman | 20
menggunakan thermal inertia pada selubung bangunan, material-material yang
memantulkan cahaya dan layout bangunan yang padat. Hanya saja apabila ini
diterapkan pada bangunan bertingkat banyak maka akan menimbulkan
ketidaknyamanan akibat dari kecepatan angin yang semakin meningkat di
ketinggian.
3.3.2 Pencahayaan Alami
Penggunaan
pencahayaan
alami
secara
optimal,
terutama pada bangunan yang sering dipakai pada siang
hari, dapat menggantikan penggunaan pencahayaan
buatan, memberikan kontribusi yang sangat signifikan
untuk
efisiensi
energi,
kenyamanan
visual
dan
keberadaan penghuni bangunan.
Sistem pencahayaan siang hari dapat dicapai oleh suatu
bangunan apabila kita memperhatikan aspek-aspek di
bawah ini:
•
Orientasi, organisasi ruang, fungsi dan geometri ruang
tersebut.
•
Lokasi, bentuk dan dimensi bukaan yang dilewati
cahaya terang hari masuk ke dalam bangunan.
•
Lokasi dan material permukaan partisi internal yang
memantulkan cahaya matahari dan berperan dalam
pendistribusian cahaya tersebut.
•
Lokasi, bentuk dan dimensi lainnya dari perangkat yang
dapat dipindah ataupun permanen yang melindungi dari cahaya berlebihan dan
silau.
•
Optik dan karakter thermal dari material glazing / kaca.
3.3.3 Overall Thermal Transfer Value
Pada dasarnya OTTV adalah nilai ukuran rata-rata perpindahan panas dari
lingkungan outdoor ke dalam bangunan, melalui selubung bangunan (dinding
ataupun atap) – semakin tinggi OTTV menunjukkan semakin besar panas yang
didapat. Tujuan dari OTTV adalah tercapainya desain selubung bangunan
WAHYU ZULKIFLI 41208110032
Halaman | 21
untuk mengurangi panas external yang diterima dan mengurangi penggunaan
air conditioning system. OTTV adalah indeks thermal keseluruhan yang terjadi
pada selubung bangunan. OTTV = Q / A dengan Q = panas yang diterima
melalui selubung bangunan (W) dan A = luas area gross dari selubung
bangunan (m2).
Setiap fasade (contohnya: dinding external yang menghadap selatan atau
sebuah atap horizontal) memiliki nilai OTTV yang berbeda-beda. Biasanya
terdapat dua perhitungan OTTV yaitu untuk dinding external (termasuk
jendela) dan atap (termasuk skylight).
1) Persamaan OTTV untuk dinding yang padat
OTTVi = (Qw + Qg + Qs) / Ai
OTTVi = nilai perpindahan thermal keseluruhan dengan orientasi yang sama
dan konstruksi
(W/m2)
Qw = konduksi panas yang melalui dinding padat (W)
Qg = konduksi panas melalui kaca jendela (W)
Qs = radiasi matahari melalui kaca jendela (W)
Aw = luas area dinding padat (m2)
Uw = U-value dinding padat (W/m2.K)
TDeq = perbedaan temperamen ekuivalen (K)
Af = area fenestrasi
Uf = U-value fenestrasi
DT = perbedaan temperatur antara kondisi desain exterior dan interior
SC = koefisien shading
SF = faktor matahari untuk orientasi tersebut (W/m2)
Ai = luas gross permukaan dinding (m2) = Aw + Af
OTTV wall = Σ (OTTVi x Ai) = OTTV dari keseluruhan dinding exterior
Ao
Ao = Σ (Ai) = total gross luas dinding exterior
Apabila sudah mendapatkan hasil perhitungan OTTV, maka langkah yang
dapat diambil untuk perancangan fasade adalah:
(a) Mengurangi luas kaca jendela
(b) Menggunakan kaca dengan koefisien shading yang rendah
WAHYU ZULKIFLI 41208110032
Halaman | 22
(c) Memberi shading
(d) Mengurangi U-value kaca (misalnya dengan menggunakan kaca ganda)
(e) Mengurangi U-value dari dinding padat (misalnya dengan menambahkan
insulasi)
2) Persamaan OTTV untuk atap
Hampir sama dengan persamaan yang digunakan untuk menghitung OTTV
pada dinding padat. Bahkan lebih sederhana karena tidak sering meiliking
glazing terkecuali skylight di atas atrium.
3) Parameter OTTV dan periode rata-rata
Total panas yang melewati suatu permukaan selubung bangunan (Qt) dapat
diperhitungkan dengan rumus:
Qt = OTTV x 8760 kWh/m2
1000
WAHYU ZULKIFLI 41208110032
Halaman | 23
Nilai Absorbtansi Radiasi Matahari pada Dinding Tak Tembus Cahaya
WAHYU ZULKIFLI 41208110032
Halaman | 24
Berikut adalah Standard OTTV Hongkong yang dapat digunakan dalam
penghitungan OTTV untuk fasade bangunan
WAHYU ZULKIFLI 41208110032
Halaman | 25
3.3.4 Studi Literatur Arsitektur Bioklimatik pada Mesiniaga Tower
Arsitektur bioklimatik seringkali dikenal sebagai desain arsitektur yang
memanfaatkanbukaan untuk mengoptimalkan pencahayaan dan penghawaan
alami selain memperhatikan posisi bangunan terhadap arah pergerakan
matahari dan arah angin.
Gambar detail di atas diambil dari konsep perancangan Mesiniaga
Tower yang dirancang oleh arsitek Ken Yeang. Pada bangunan berarsitektur
bioklimatik ini, tidak semua ruang memakai sun shield untuk menghalangi
cahaya matahari. Dan bentuknya pun tidak menggunakan bentuk vertikal
dengan maksud untuk lebih banyak menghadang sinar matahari yang masuk.
Melainkan melingkar ke arah horizontal seperti sprial yang terputus pada
bagian-bagian tertentu mengikuti fungsi ruang pada denah bangunan. Sehingga
tingkat pencahayaan yang dihasilkan berbeda.
Sun shield diletakkan pada posisi terik matahari yang tinggi, sehingga
tidak mengganggu aktivitas didalamnya serta cukup menerima terang langit
yang terpantul dari cahaya matahari tersebut. Kemudian terdapat daerah
terbuka di mana cahaya matahari dibiarkan masuk tanpa penghalang untuk
ruang-ruang sirkulasi yang butuh penerangan tinggi. Dari ruang-ruang ini,
cahaya matahari dapat masuk lebih jauh ke dalam gedung sehingga banyak
area yang mendapat penerangan alami pada gedung.
Penghawaan bangunan ini memanfaatkan jendela ruang dan lubanglubang pada denah bangunan, Lubang ini tidak diwujudkan ke dalam bentukan
ruang, melainkan difungsikan sebagai bukaan untuk mengalirkan udara ke
dalam ruang yang memiliki opening.
WAHYU ZULKIFLI 41208110032
Halaman | 26
Gambar di atas adalah sketsa Ken Yeang yang memperlihatkan
penggantian dan perputaran udara dalam bangunan. Aliran udara yang masuk
tidak hanya diperoleh secara langsung dari bukaan yang ada, melainkan juga
dari pembelokan aliran angin yang telah dihadang oleh bagian tertutup
bangunan, sehingga angin dialirkan dengan lebih lunak karena aliran tersebut
dipecah oleh bagian bangunan, dan cenderung sebagai angin sepoi yang
berhembus menuju bukaan pada ruang yang ada.
Taman atau lansekap pada balkon, membuat hawa sejuk masuk ke
dalam ruang-ruang pada bangunan tinggi dan memberi nuansa yang berbeda
dalam ruang. Selain itu, warna tanaman juga menyejukkan pandangan,
menghilangkan kepenatan dan kejenuhan. Bau tanah dan tanaman yang basah
membawa pikiran dan perasaan untuk lepas, tenang dan damai.
Pipa saluran air dibuat melingkar dan lebih ekstrim. Lansekap vertikal
berbentuk spiral dilengkapi pipa air hujan yang lurus sesuai bentuk taman dan
dipergunakan untuk mangairi/menyirami taman. Ini merupakan penghematan
energi air.
Pelindung tanaman dari sinar matahari pada sky court juga berfungsi
sebagai penyerap tenaga matahari yang kemudian disalurkan ke pusat energi
menjadi sumber energi bangunan.
WAHYU ZULKIFLI 41208110032
Halaman | 27
Gambar di atas menunjukkan bentuk bangunan, lansekap dan
balkon pada rancangan Mesiniaga Tower oleh Ken Yeang. Tekanan angin yang
sangat tinggi di bagian atas bangunan membuat bangunan ini memerlukan
bentuk aerodinamis yang dapat memecah tekanan angin. Yaitu bentuk
lingkaran atau ellips. Bentuk ini dapat diletakkan pada bagian/sisi yang
berlawanan arah angin, sehingga angin yang masuk melalui bukaan tersebut
tidak sekencang awalnya karena sebagian sudah dibelokkan.
(Tri Anggraini Prajnawrdhi, Mesiniaga Tower : Tradisionalitas dalam Balutan
Modernitas, Jurnal Permukiman Natah Vol. 2 No. 1, 2004).
WAHYU ZULKIFLI 41208110032
Halaman | 28
Download