Wisma Kerkhoven, Lembang

advertisement
WACANA
Pemugaran
Wisma Kerkhoven, Lembang
Kota Lembang terkenal sebagai salah satu objek wisata alam di wilayah sekitar Bandung. Di kota
ini didirikan sebuah fasilitas peneropongan bintang, Observatorium Bosscha, yang tidak hanya
dinilai penting bagi pengembangan sains dan teknologi di Indonesia, tapi juga sebagai warisan
budaya. Sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya, maka diperlukan adanya rehabilitasi
bangunan. Salah satunya adalah pemugaran Wisma Kerkhoven.
Oleh:** Widjaja Martokusumo
S
ejak tahun 2008, di dalam
kompleks Observatorium Bosscha memiliki fasilitas baru
yang bernama Wisma Kerkhoven.
Nama Kerkhoven diambil dari nama
salah seorang pendiri Observatorium
Bosscha, yaitu R. A. Kerkhoven, yang
sangat berjasa bagi kelangsungan
Observatorium Bosscha sekaligus seorang kerabat keluarga besar K.A.R.
Bosscha. Bangunan Wisma Kerkhoven
terletak di bagian selatan tapak
kawasan observatorium yang memiliki
ketinggian sekitar 1.300 m (dpl). Massa
bangunan ini berupa persegi panjang,
berukuran 11 x 28 m2 dengan peletakan
memanjang ke arah utara-selatan. Di
tengah bangunan terdapat selasar
yang berfungsi sebagai penghubung
kamar-kamar yang berada di kedua sisi
bangunan, sementara di sisi selatan
terdapat teras melengkung dengan
hamparan pemandangan yang luas ke
arah lembah.
Peletakan batu pertama bangunan
dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 1926
oleh Anton Pannekoek, ahli Astronomi
asal Amsterdam yang pernah bertugas
di Technische Hoogeschool Bandung
(sekarang ITB). Bangunan ini memiliki
gaya
arsitektur
tertentu
yang
menyesuaikan kondisi tempat yang
beriklim tropis. Wisma Kerkhoven
ini dibangun dengan menggunakan
teknologi tepat guna yang cukup
sederhana, namun memiliki ketahanan
yang relatif baik. Secara keseluruhan,
bangunan ini hanya mengalami perbaikan kecil di beberapa bagian.
78
Volume 43 • KIPRAH
Perubahan fisik Wisma Kerkhoven saat dipugar tahun 2007, sebelum (kiri) dan sesudah
(kanan). (Foto: Dok.W. Martokusumo)
Dengan dukungan Rektor ITB,
Dirjen
Dikti-Depdiknas,
berbagai
instansi terkait dengan Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata, maka
pada bulan Agustus tahun 2004
Observatorium Bosscha telah dinyatakan sebagai Benda Cagar
Budaya melalui Keputusan Menteri
kebudayaan dan Pariwisata No.
KM.51/OT.007.MKP/2004. Kini Wisma
Kerkhoven telah berusia lebih dari 50
tahun. Merujuk pada UU No. 5 tahun
1992 tentang Benda Cagar Budaya
dan UU No. 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung, bangunan tersebut
memang layak dilestarikan. Di samping
itu, pelestarian bangunan diperlukan
untuk aspek formal dan aspek sains
(kontribusi keilmuan).
Salah satu karakteristik khusus
bangunan Wisma Kerkhoven adalah
konstruksi rangka kayu yang diekspos
(Fachwerkhaus), dengan atap menggunakan kuda-kuda kayu dan pelapis
atap seng. Saat ini bangunan dengan
strukur rangka kayu merupakan sesuatu
yang langka. Bangunan rangka kayu
sendiri adalah bangunan tradisional
yang sering dijumpai di Eropa Barat,
khususnya di daerah Prancis Selatan,
dan daerah perbatasan Jerman
dengan Swiss. Atap Wisma Kerkhoven
juga memiliki keunikan, yakni memiliki
lubang-lubang pembuangan udara
panas di sisi barat atap yang sekaligus
Download