49 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sebanyak 77.8% contoh berstatus normal, 22.2% contoh berstatus anemia tingkat ringan serta tidak ada contoh yang berstatus anemia tingkat berat. Prevalensi anemia di wilayah penelitian sebesar 22.2%. Sebagian besar contoh, baik pada kelompok anemia dan tidak anemia tidak berstatus KEK. Karakteristik contoh dan keluarga pada penelitian ini baik pada kelompok anemia maupun tidak anemia sebagian besar berumur 20-29 tahun, berpendidikan SD/sederajat, tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga, suami berpendidikan SMA/sederajat dan bekerja, tergolong keluarga kecil (≤4orang) dan tidak miskin dengan pendapatan/kapita/bulan ≥ Rp. 278.530. Konsumsi pangan contoh didominasi oleh serealia dan pangan nabati beserta olahannya yang ditunjukkan dengan rata-rata konsumsi serealia sebesar 487 g dengan frekuensi konsumsi 3-4 kali sehari dan konsumsi pangan nabati sebanyak 99.5 g per hari dengan frekuensi konsumsi sebanyak 3-4 kali sehari. Rata-rata asupan protein nabati dan zat besi non heme dari pangan nabati sebesar 32.6 g dan 10.4 mg per hari. Konsumsi hewani sebagai sumber protein hewani dan zat besi heme masih sedikit dikonsumsi oleh contoh yaitu sebesar 60.3 g dengan frekuensi konsumsi antara 1-2 kali seminggu dengan rata-rata asupan protein hewani dan zat besi heme sebesar 17.3 g dan 6.9 mg per hari. Konsumsi serealia, pangan hewani, pangan nabati, sayuran dan buah pada contoh masih lebih rendah dari ketetapan yang seharusnya. Rata-rata asupan energi, lebih protein, vitamin A, kecil daripada vitamin C, angka asam folat, kecukupan yang dan zat besi contoh dianjurkan. Hal tersebut menyebabkan sebagian besar contoh memiliki tingkat kecukupan energi dan protein dalam kategori defisit tingkat berat (TKG <70%AKG) serta kecukupan vitamin A, vitamin C , asam folat, dan zat besi juga dalam kategori kurang (TKG < 77% AKG). Uji korelasi pearson menunjukkan karakteristik contoh dan keluarga, tingkat kecukupan energi, protein dan zat besi tidak berhubungan dengan kadar hemoglobin (p>0.05), melainkan nilai LILA yang berhubungan dengan kadar hemoglobin (p<0.05). 50 Saran Pemerintah Daerah Kota Bogor disarankan untuk melakukan penyuluhan kesehatan ibu hamil yang dilakukan secara rutin oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor yang dapat dilaksanakan di Puskesmas atau Posyandu setempat tentang makanan sehat bagi ibu hamil. Khususnya terkait dengan sangat pentingnya mengonsumsi pangan sumber protein hewani, zat besi dan pangan yang membantu proses penyerapan zat besi selama masa kehamilan agar terhindar dari anemia. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada ibu hamil agar meningkatkan konsumsi pangan sumber protein hewani sebagai sumber zat besi heme sekitar 100-150 g sehari setara daging sapi atau hati guna memenuhi anjuran Depkes (2005) yang menyarankan kepada ibu hamil agar mengonsumsi pangan hewani minimal tiga penukar dalam sehari. Kemudian tingkatkan konsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C sekitar 200-300 g buah per hari setara jeruk manis atau jambu biji guna meningkatkan penyerapan zat besi ke dalam tubuh. Selain itu disarankan agar ibu hamil mengonsumsi suplemen zat besi agar kebutuhan zat besi selama kehamilan dapat tercukupi. Sehingga diharapkan prevalensi anemia ibu hamil di Kota Bogor dapat terus diturunkan.