Pajak-1-Pajak witholding 22 dan 23 240912

advertisement
PPh Pasal 22 dan 23
Dwi Martani
Slide by: Jayu Pramudya dan Nia Paramita
Departemen Akuntansi FEUI
Sistematika
1.
PPh 22
2.
PPh 23
2
Landasan Hukum:
Pasal 22 UU PPh
PMK No. 154/ PMK.03/ 2010
PMK No. 253/ PMK.03/ 2008
Definisi
Merupakan pajak yang
dipungut atas:
• Aktivitas pembayaran atas
penyerahan barang bagi institusi
pemerintah.
• Aktivitas impor barang.
• Aktivitas penjualan atau pembelian
barang di industri tertentu.
• Aktivitas penjualan barang sangat
mewah.
4
Pemungut, Penyetor, dan Pelapor (1)
Aktivitas Penyerahan Barang
• Bendahara pemerintah untuk mekanisme pembelian
barang.
• Bendahara pengeluaran untuk mekanisme Uang
Persediaan (UP).
• Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat
penerbit Surat Perintah Membayar (SPM) untuk
mekanisme Pembayaran Langsung (LS).
Aktivitas Impor
• Bank Devisa
• Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
5
Pemungut, Penyetor, dan Pelapor (2)
Aktivitas di Industri Tertentu
• Badan usaha yang ditunjuk Kepala KPP
untuk penjualan hasil produksi dalam negeri
di industri semen, kertas, baja, dan otomotif.
• Produsen atau importir BBM, gas, dan
pelumas untuk penjualan komoditas
tersebut.
• Industri atau eksportir yang ditunjuk Kepala
KPP untuk pembelian bahan keperluan di
sektor kehutanan, perkebunan, pertanian,
dan perikanan.
6
Tarif Pajak (1)
Aktivitas Penyerahan Barang
• 1,5% dari harga pembelian.
Aktivitas Impor
• 2,5% dari nilai impor bagi pengguna Angka Pengenal
Impor (API).
• 0,5% bagi pengguna API untuk impor kedelai, gandum,
dan tepung terigu.
• 7,5% dari nilai impor bagi non pengguna API.
• 7,5% dari harga jual lelang untuk barang yang tidak
dikuasai.
• Nilai impor = CIF ditambah Bea Masuk dan pungutan lain.
7
Pencatatan Transaksi PPh 22
Bendaharawan Negara dan Impor
 PPh 22 Dipungut Bendaharawan Negara
 Jumlah pajak yang dipungut oleh bendaharawan merupakan
pengurang kas yang diterima dicatat sebagai pembayaran
pajak dimuka.
 PPN dan PPnBM tidak dicatat, namun bukti potongnya
dimintakan untuk memperoleh restitusi pajak.
 PPh 22 Atas Impor
 Jumlah PPh 22 yang dibayarkan dicatat sebagai pajak
dibayar dimuka.
 Untuk Bea Masuk dan PPnBM menjadi penambah nilai
persediaan.
8
Ilustrasi
Koperasi Medang Kamulan menerima pembayaran dari Kantor Humas Pemprov
atas penyediaan furniture berbahan kayu jati senilai Rp 350.000.000,00.
Berapakah beban PPh 22 dan bagaimana pernjurnalannya (metode periodik)?
Jawaban :
Beban PPh 22
= 1,5% x 350.000.000
= Rp 5.250.000,00
Jurnal Koperasi
Jurnal Humas Pemprov
Kas
344.750.000
Furniture
350.000.000
Pajak dibayar di muka PPh 22 5.250.000
Kas
344.750.000
Penjualan
350.000.000
Utang PPh 22 5.250.000
9
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Bendaharawan Negara)
CV. Pancala mengirimkan tagihan ke Pemprov Aceh atas pengadaan
barang sebesar Rp 220.000.000,00 termasuk PPN. Pengadaan barang
tersebut dikenai pemungutan PPh 22 sebesar 1,5%. Harga pokok penjualan
atas barang tersebut adalah Rp 115.000.000,00. Bagaimanakah CV.
Pancala melakukan penjurnalan?
Jawaban
:
Piutang dagang
Pajak dibayar di muka PPh 22
Penjualan
Harga pokok penjualan
Persediaan
170,000,000
30,000,000
200,000,000
115,000,000
115,000,000
10
Ilustrasi - (Impor)
PT. Kutai Kartanegara melakukan transaksi jual beli dengan Tenggarong Inc. yang
berdomisili usaha di luar negeri atas sebuah mesin cetak tanpa menggunakan API. Nilai
kontrak diketahui $ 10,000.00 berdasar ketentuan FOB shipping point. PT. Kutai
Kartanegara mengasuransikan pengiriman tersebut dengan biaya premi sebesar 10%
dari kontrak pembelian, dengan biaya pengangkutan senilai $ 1,500.00. Adapun Bea
Masuk dan pungutan lain masing – masing adalah senilai 20% dan Rp 5.000.000,00.
Kurs yang ditetapkan oleh Menkeu adalah Rp 10.000,00/ $ sedangkan oleh BI Rp
9.500,00/ $. Berapakah besar beban PPh 22?
Jawaban : Cost
Insurance (10% dari Cost)
Freight
CIF
Bea Masuk (20% dari CIF)
Pungutan Lain
DPP PPN
Beban PPh 22 (Tarif 5% dari nilai impor)
10,000,000.00
1,000,000.00
1,500,000.00
12,500,000.00
2,500,000.00
5,000,000.00
20,000,000.00
1,000,000.00
11
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Impor)
PT. Argabelah melakukan impor atas barang dengan nilai pembelian $
36.000 (kurs KMK berlaku Rp 9.100/ $). Perusahaan membayar biaya
asuransi dan pengangkutan masing – masing sebesar 7,5% dan 5% dari
nilai pembelian. Bea Masuk sebesar 10% dari CIF dan Bea Masuk lainnya $
2.500. Penyerahan barang dikenai PPN dan PPnBM 20%. Jika perusahaan
memiliki API (tarif PPh 22 2,5%), bagaimanakah penjurnalan dilakukan ?
Jawaban
: Penghitungan
Cost
Insurance (7,5%)
Freight (2,5%)
CIF
Bea Masuk (10% CIF)
Bea Masuk lainnya
Nilai impor (DPP PPh 22, PPN, PPnBM)
PPnBM (20% DPP)
PPh 22 (2,5% DPP)
PPN (10% DPP)
36,000
2,700
1,800
40,500
4,050
2,500
$47,050.00
$ 9,410.00
$ 1,176.25
$ 4,705.00
12
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Impor)
Jawaban
:
Nilai persediaan dicatat
: (47.050 + 9.410) x 9.100)
Nilai Pajak dibayar di muka PPh 22 : 1.176,25 x 9.100
Nilai PPN masukan
: 4.705 x 9.100
513,786,000
10,703,875
42,815,500
Penjurnalan
Persediaan
Pajak dibayar di muka PPh 22
PPN masukan
Kas
567,305,375
513,786,000
10,703,875
42,815,500
13
Tarif Pajak (2)
Aktivitas di Industri Tertentu
• Penjualan hasil produksi dalam negeri.
• 0,1% dari Dasar Pengenaan Pajak PPN (DPP PPN) di
industri kertas.
• 0,25% dari DPP PPN di industri semen.
• 0,45% dari DPP PPN di industri otomotif.
• 0,3% dari DPP PPN di industri baja.
14
Tarif Pajak (3)
Aktivitas di Industri Tertentu
• Penjualan BBM, gas, dan pelumas.
• 0,25% dari harga jual BBM untuk penjualan ke SPBU Pertamina.
• 0,3% dari harga jual BBM untuk penjualan ke SPBU Non
Pertamina.
• 0,3% dari harga jual minyak tanah.
• 0,3% dari harga jual gas.
• 0,3% dari harga jual pelumas.
• 0,25% dari harga beli untuk pembelian di industri kehutanan,
perkebunan, pertanian, dan perikanan.
Barang Sangat Mewah (PMK No. 253/ PMK. 03/ 2008)
• 5% dari harga jual, tidak termasuk PPN dan PPnBM.
15
Pencatatan Transaksi PPh 22
Industri Tertentu
 Pihak Pemungut
 Mencatat penerimaan kas dan mengakui utang pajak, sebab
harus disetor ke kas negara.
 Pihak yang Dipungut
 Mencatat pembayaran tersebut sebagai pajak dibayar di
muka pada saat pembelian, sebab kewajiban perpajakannya
telah dipenuhi.
16
Ilustrasi
(Industri Tertentu)
Koperasi Holing mengadakan penjualan kepada Ny. Sima atas 1.000 rim kertas
flano dengan nilai total Rp 77.000.000,00, termasuk PPN. Diketahui pula bahwa
atas pembelian bubur kertas sebagai bahan baku, perusahaan telah dikenai
PPh 22 senilai Rp 200.000,00. Berapakah PPh 22 yang dipungut Koperasi
Holing dan bagaimana penjurnalannya dengan metode periodik?
Jawaban
:
Beban PPh 22 = 0,1% x (100%/ 110%) x 77.000.000
= Rp 700.000,00
Jurnal Koperasi Holing
Piutang dagang
77.700.000
Penjualan
70.000.000
Utang PPh 22
700.000
PPN keluaran
7.000.000
17
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Industri Tertentu)
CV. Talkandha merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pencetakan
plat baja untuk keperluan industri. Di suatu transaksi, perusahaan
mencatatkan penjualan kredit sebesar Rp 575.000.000,00, tidak termasuk
PPN dan PPh 22 (tarif 0,3%), dengan harga pokok penjualan sebesar Rp
465.000.000,00. Bagaimana penjual dan pembeli melakukan pencatatan?
Jawaban
: Penjual (CV. Talkandha)
Piutang dagang
Penjualan
PPN keluaran
Utang PPh 22
Harga pokok penjualan
Persediaan
Pembeli
Persediaan
PPN masukan
Pajak dibayar di muka PPh 22
Utang dagang
634,225,000
575,000,000
57,500,000
1,725,000
465,000,000
465,000,000
575,000,000
57,500,000
1,725,000
634,225,000
18
Sanksi Tarif
Bagi WP yang tidak memiliki NPWP,
tarif lebih tinggi 100% untuk PPh 22 tidak final.
Ilustrasi
CV. Tarumanegara melakukan pembelian lima keranjang ikan patin senilai Rp
1.500.000,00 per keranjang untuk keperluan ekspor, dengan biaya pengiriman sebesar
Rp 50.000,00 ditanggung Tn. Mulawarman sebagai pedagang pengumpul. Jika Tn.
Purnawarman tidak memiliki NPWP, berapakah besar PPh 22 yang harus dipungut oleh
PT. Kutai Kartanegara?
Jawaban :
Tarif PPh 22
Beban PPh 22
= 0,25% x (1 + 100%)
= 0,5%
= 0,5% x 5 x 1.500.000
= Rp 37.500,00
19
Saat Terutang dan Pelunasan
Pemungutan pajak terutang dilakukan saat pembayaran kecuali ditetapkan
berlainan oleh Menkeu. Pengecualian tersebut antara lain:
Kegiatan Impor
Kegiatan Pembelian Barang
Saat pembayaran bea masuk.
Kecuali jika pembayaran bea masuk ditunda/
dibebaskan, pemungutan dilakukan saat
penyelesaian Pemberitahuan Impor Barang
(PIB).
Saat pembayaran.
Pembelian Hasil Produksi
Saat penjualan.
Penjualan Hasil Produksi/
Pengolahan Barang
Saat penerbitan delivery order.
Penyetoran hasil pungutan dilakukan ke Bank Persepsi atau Kantor Pos.
20
Objek Dikecualikan dari Pemungutan (1)
Impor barang dan/ atau penyerahan barang yang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terutang PPh.
Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/ atau
PPN.
Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata – nyata dimaksudkan
untuk diekspor kembali.
Impor kembali, yang meliputi barang – barang yang diimpor kembali
dalam kualitas yang sama atau barang yang telah diekspor untuk
perbaikan, pengerjaan dan pengujian yang memenuhi syarat yang
ditentutakn Ditjen Bea dan Cukai.
21
Objek Dikecualikan dari Pemungutan (2)
Pembayaran atas pengadaan barang bagi institusi pemerintah jika
berjumlah maksimal Rp 2.000.000,00 dan tidak merupakan
pembayaran terpecah-pecah; atau jika ditujukan untuk pembelian BBM,
listrik, gas, pelumas, air minum/ PDAM, dan benda pos.
Pembayaran untuk pembelian gabah dan/ atau beras oleh Perum
Bulog.
Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang
perhiasan dari emas yang ditujukan untuk ekspor.
Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan
dana BOS.
22
Ilustrasi
Fa. Kalingga menandatangani kontrak dengan Pemerintah Kota
Pasuruan untuk melakukan penyediaan ATK senilai Rp 110.000.000,00.
a. Berapakah besar beban PPh 22?
b. Jika kontrak tersebut meliputi pula penyediaan 1000 lembar
perangko nominal Rp 6.000,00 at cost, berapakah besar beban PPh
22?
Jawaban :
a. Beban PPh 22 = 1,5% x 110.000.000
= 1,5% x 110.000.000
= Rp 1.650.000,00
b. Beban PPh 22 = 1,5% x (110.000.000 – 60.000.000)
= 1,5% x 50.000.000
= Rp 750.000,00
23
Pengecualian PPh 22
Pengecualian memerlukan bukti berupa Surat keterangan Bebas PPh 22
yang diterbitkan oleh Dirjen Pajak untuk:
• Impor barang dan/ atau penyerahan barang yang tidak terutang
PPh.
• Emas batangan yang diproses untuk menghasilkan perhiasan
untuk diimpor.
Pelaksanaan pengecualian dari pemungutan PPh 22 dilakukan oleh
Ditjen Bea dan Cukai, dengan tata cara yang diatur oleh Dirjen Bea dan
Cukai dan/ atau Ditjen Pajak.
24
Landasan Hukum:
Pasal 23 UU PPh
PMK No. 244/ PMK.03/ 2008
Definisi
Pajak yang dikenakan terhadap WP dalam
negeri dan BUT atas penghasilan dari:
•
•
•
•
Penanaman modal.
Penyewaan aset fisik dan finansial.
Keterlibatan dalam pekerjaan atau kegiatan.
Pemberian jasa tertentu.
26
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
Badan pemerintah.
Subjek pajak badan dalam negeri.
Penyelenggara kegiatan.
BUT.
Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
Orang pribadi yang ditunjuk oleh Kepala KPP.
27
Tarif Pajak
15% dari jumlah bruto atas:
• Dividen
• Bunga
• Royalti
• Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang dipotong PPh 21
huruf (e).
2% dari jumlah bruto (sebelum PPN) atas:
• Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali
yang dikenai PPh pasal 4 ayat (2).
• Imbalan jasa teknik, manajemen, konstruksi, konsultan, katering dan jasa lain
selain yang dipotong PPh 21.
Bagi yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 100% lebih tinggi
28
Lingkup Jasa Dikenai PPh 23 (1)
PMK No. 244/ PMK. 03/ 2008












Jasa penilai (appraisal);
Jasa aktuaris;
Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
Jasa perancang (design);
Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas
bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap (BUT);
Jasa penunjang di bidang penambangan migas;
Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan
selain migas;
Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
Jasa penebangan hutan;
Jasa pengolahan limbah;
Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
Jasa perantara dan/atau keagenan;
29
Lingkup Jasa Dikenai PPh 23 (2)
PMK No. 244/ PMK. 03/ 2008
 Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang
dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI;
 Jasa custodian/penyimpanan /penitipan, kecuali yang dilakukan oleh
KSEI;
 Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
 Jasa mixing film;
 Jasa sehubungan dengan software computer, termasuk perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan;
 Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang
ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
 Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau
bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
30
Lingkup Jasa Dikenai PPh 23 (3)
PMK No. 244/ PMK. 03/ 2008





Jasa maklon;
Jasa penyelidikan dan keamanan;
Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
Jasa pengepakan;
Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media
masa, media luar ruang atau media lain untuk
penyampaian informasi;
 Jasa pembasmian hama;
 Jasa kebersihan atau cleaning service;
 Jasa catering atau tata boga.
31
Pencatatan Transaksi PPh 23
Tidak Final
 Pihak Pemotong (Pihak yang Membayar)
 Mencatat utang pajak pada saat pembayaran dilakukan.
 Pajak akan mengurangi kas yang diberikan namun tidak mengurangi
beban perusahaan.
 Pajak yang dipotong akan disetorkan pada bulan berikutnya.
 Saldo utang pajak di neraca  Jumlah yang belum disetorkan.
 Jika beban tidak dipungut pajak  Beban tidak boleh menjadi pengurang.
 Pihak yang Dipotong Pajaknya (Pihak yang Menerima
Pembayaran)
 Mencatat sebagai pajak dibayar di muka pada saat pendapatan diakui.
 Jumlah kas yang diterima lebih sedikit dari pendapatan yang diakui.
32
Ilustrasi
PT. Kanjuruhan menandatangani sebuah kontrak untuk melaksanakan
pengolahan limbah dengan teknik sanitary landfill di 10 lokasi dengan imbalan
jasa sebesar Rp 35.000.000,00. Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong
oleh klien terhadap PT. Kanjuruhan dan bagaimana penjurnalannya saat
pembayaran?
Jawaban
:
Beban PPh 23
= 2% x 35.000.000
= Rp 700.000,00
Jurnal PT. Kanjuruhan
Kas
Klien
34.300.000
Pajak dibayar di muka PPh 2
Pendapatan jasa
700.000
35.000.000
Beban operasi
35.000.000
Kas
Utang PPh 23
34.300.000
700.000
33
Ilustrasi
Tn. Balaputradewa meminjam uang pada 1 Juli 2012 senilai Rp
1.000.000,00 kepada Tn. Samarotungga dengan bunga 8% per tahun.
Kesepakatan mensyaratkan Tn. Balaputradewa membayarkan bunga
pada 31 Juni 2012 dan 2013, serta mengembalikan seluruh pokok
pinjaman pada saat pembayaran bunga kedua. Berapakah besar
beban PPh 23 masing – masing di tahun 2012 dan 2013?
Jawaban
:
Beban PPh 23 2012
= Beban PPh 23 2013
= 15% x 8% x 1.000.000
= 15% x 80.000
= Rp 120.000,00
34
Ilustrasi
Koperasi Blambangan diminta untuk menyajikan hidangan di kegiatan
simposium regional untuk 300 orang dengan nilai Rp 15.000,00 per orang.
Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong oleh panitia dan bagaimana
penjurnalannya?
Jawaban :
Beban PPh 23
= 2% x 300 x 15.000
= 2% x 4.500.000
= Rp 90.000,00
Jurnal PT. Kanjuruhan
Kas
Panitia
4.410.000
Pajak dibayar di muka PPh 2
Pendapatan jasa
90.000
4.500.000
Beban konsumsi
Kas
Utang PPh 23
4.500.000
4.410.000
90.000
35
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Sewa Aset)
Fa. Kurusetra merupakan perusahaan yang menjalankan
kegiatan produksi dengan menggunakan mesin yang sebagian di
antaranya disewa dari pihak ketiga. Fa. Kurusetra melakukan
pembayaran biaya sewa setiap bulan ketiga dan bulan kesembilan
tahun berjalan untuk nilai sewa selama satu semester, sekaligus
memotong PPh 23 dengan tarif 2%. Meski demikian, baik Fa.
Kurusetra maupun perusahaan penyewa tetap melakukan
pengakuan pendapatan dan beban untuk setiap bulan di pembukuan
masing – masing. Jika nilai sewa per bulan adalah Rp 1.750.000,00,
bagaimanakah penjurnalan dilakukan?
36
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Sewa Aset)
JawabanPemotong
: (Fa. Kurusetra)
Utang sewa
3,500,000
Beban sewa
1,750,000
Sewa dibayar di muka
5,250,000
Kas
Utang PPh 23
Pihak yang Dipotong Pajaknya (Pemilik mesin)
Kas
10,290,000
Pajak dibayar di muka PPh 23
210,000
Piutang sewa
Pendapatan sewa
Pendapatan sewa diterima di muka
10,290,000
210,000
3,500,000
1,750,000
5,250,000
37
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Dividen)
PT. Kiskendha melakukan pembayaran dividen tahunan senilai Rp 275,00
per lembar saham kepada sepuluh pemegang saham yang masing – masing
memiliki 100 lot saham. Atas pembayaran dividen dikenai pemotongan PPh 23
dengan tarif 15%. Bagaimana perusahaan dan masing – masing pemegang saham
melakukan pencatatan saat pengumuman dan saat pembayaran?
Jawaban
:
Pemotong (PT. Kiskendha)
Saat Pengumuman
Laba ditahan
137,500,000
Utang dividen
116,875,000
Utang PPh 23
20,625,000
Saat Pembagian
Utang dividen
116,875,000
Kas
116,875,000
Pihak yang Dipotong Pajaknya (Untuk Satu Pemegang Saham)
Saat Pengumuman
Piutang dividen
20,625,000
Pajak dibayar di muka PPh 23
116,875,000
Penghasilan dividen
137,500,000
Saat Pembagian
Kas
116,875,000
Piutang dividen
116,875,000
38
Pencatatan Transaksi PPh 23
Final
 Pihak Pemotong
 Mencatat seperti dalam memperlakukan pajak tidak final.
 Pihak yang Dipotong Pajaknya
 Pencatatan dapat dilakukan dengan dua pendekatan:
• Mencatat Gross
• Mencatat Net
Seperti pajak tidak final.
Hanya sebesar nilai setelah pajak.
 Pilihan tergantung bagaimana perusahaan menentukan sistem
pembukuan.
 Standar akuntansi tidak menjelaskan secara rinci perlakuan pajak final ini,
sehingga dalam praktik kedua pendekatan dapat diterapkan.
 Dampak yang terjadi  Tarif pajak efektif akan sangat berbeda antara
kedua pendekatan.
39
Ilustrasi
Koperasi Pajajaran memiliki sebuah gelanggang olahraga yang disewakan
kepada Nn. Dyah Pitaloka selama 3 hari 3 malam untuk penyelenggaraan
pernikahan putra semata wayangnya. Atas maksud memastikan
kesempurnaan perhelatan, Nn. Dyah Pitaloka meminta penyediaan tiga set
generator yang harus dipindahkan dari fasilitas produksi Koperasi Pajajaran.
Kedua pihak bersepakat atas nilai Rp 30.000.000,00 sebagai akad atas
keseluruhan kontrak. Sebagai informasi tambahan, Koperasi Pajajaran telah
menggunakan acuan biaya sewa generator sebesar Rp 250.000,00 per hari
yang lebih tinggi dari standar normal Rp 50.000,00 per hari akibat harus
dihentikannya kegiatan fasilitas produksi. Berapakah besar beban pajak?
Jawaban
:
Beban PPh 23
= 2% x 3 x 3 x 250.000
= 2% x 2.250.000
= Rp 45.000,00
Beban PPh Final = 10% x (30.000.000 – 2.250.000)
= Rp 2.775.000,00
40
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Jasa Konstruksi)
CV. Mahameru merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pemberian
jasa perencanaan konstruksi sekaligus jasa konsultansi teknik. CV.
Mahameru baru saja mengirimkan tagihan kepada Pemkab Maumere atas
pemberian jasa senilai Rp 525.000.000,00. Atas tagihan tersebut,
penghasilan yang berasal dari jasa perencanaan konstruksi dikenai PPh
final senilai Rp 9.250.000,00 dan penghasilan yang berasal dari jasa
konsultansi teknik dikenai PPh 23 sebesar Rp 1.250.000,00. Bagaimanakah
CV. Mahameru melakukan pencatatan berdasar metode Gross atau Net?
Berapakah tarif pajak efektif masing – masing?
41
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Jasa Konstruksi)
Jawaban Metode
: Gross
Piutang dagang
514,500,000
Pajak dibayar di muka PPh Final
9,250,000
Pajak dibayar di muka PPh 23
1,250,000
Pendapatan jasa
525,000,000
Tarif pajak efektif
: (9.250.000+1.250.000)/ 525.000.000
: 2%
Metode Net
Piutang dagang
514,500,000
Pajak dibayar di muka PPh 23
1,250,000
Pendapatan jasa
515,750,000
Tarif pajak efektif
:1.250.000/ 515.750.000
: 0,2424%
42
Kasus Khusus: Sinematografi
Royalti adalah nilai yang diterima atau diperoleh pemegang hak
cipta dengan memberikan hak cipta hasil karya sinematografi
kepada pihak lain sebesar:
• Seluruh penghasilan, jika pihak lain berhak mengumumkan
dan/ atau memperbanyak ciptaannya dengan persyaratan
tertentu; atau
• 10% dari bagi hasil, jika pihak lain berhak mengumumkan dan/
atau memperbanyak ciptaannya dengan persyaratan tertentu
dengan pola bagi hasil antara pencipta dan pemilik bioskop.
43
Besaran Jumlah Bruto
Nilai
dikurangi
oleh:
Pemajakan
tidak berlaku
untuk:
• Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain atas jasa yang disediakan tenaga kerja
berdasarkan kontrak.
• Pengadaan/ pembelian material.
• Jasa perantara yang dibayarkan kepada pihak ketiga.
• Penggantian biaya/ reimbursement.
• Penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa
teknik, manajemen, konstruksi, konsultasi dan jasa lain yang
dikenai PPh final.
44
Bukti Pendukung Rincian Tagihan
Kontrak kerja dan pembayaran.
Faktur pembelian barang.
Faktur tagihan kepada pihak
ketiga disertai perjanjian tertulis.
Faktur tagihan atau bukti
pembayaran oleh pihak kedua
kepada pihak ketiga.
45
Ilustrasi
Fa. Mengwi sebagai pihak pertama pada tanggal 2 Maret 2012
menandatangani kontrak dengan Koperasi Wora - Wari selaku
perusahaan agen periklanan sebagai pihak kedua untuk membuat
media. Rincian keterangan terkait nilai kontrak adalah:
Pembelian material iklan
Rp 35.000.000,00
Jasa konsultan iklan
7.500.000,00
Upah agen
5.000.000,00
Biaya pemasangan iklan ke perusahaan media 50.000.000,00
Total
Rp 97.500.000,00
Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong antar setiap pihak yang
terlibat dalam kontrak ini?
46
Ilustrasi
Jawaban
:
Beban PPh 23 dipotong Koperasi Wora – Wari kepada Fa. Mengwi, jika
terdapat bukti pendukung rincian transaksi
= 2% x (7.500.000 + 5.000.000)
= 2% x 12.500.000
= Rp 250.000,00
Jika tidak terdapat bukti pendukung rincian transaksi
= 2% x (7.500.000 + 5.000.000 + 35.000.000)
= 2% x 47.500.000
= Rp 950.000,00
Beban PPh 23 dipotong Fa. Mengwi kepada perusahaan media
= 2% x 50.000.000
= Rp 1.000.000,00
47
Ilustrasi
CV. Daha yang beraktivitas menyediakan Asisten Rumah Tangga (ART)
mendapat kontrak untuk menyediakan 5 orang ART, tetapi tenaga kerja
dimaksud tetap menjadi tenaga kerja CV. Daha. Kontrak menyepakati bahwa
pembayaran atas penyerahan jasa oleh CV. Daha terdiri atas gaji tenaga kerja
sebesar Rp 2.500.000,00 per orang per bulan dan imbalan atas penyediaan
ART sebesar Rp 500.000,00 per bulan. Berapakah besarnya PPh 23 yang
dipotong oleh klien?
Jawaban
:
Jika terdapat bukti pendukung atas rincian besarnya tagihan, maka
Beban PPh 23
= 2% x 500.000
= Rp 10.000,00
Jika tidak terdapat bukti pendukung rincian besarnya tagihan, maka
Beban PPh 23
= 2% x 13.000.000
= Rp 260.000,00
48
Objek Dikecualikan dari Pemungutan
Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank.
Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan
sewa dengan hak opsi.
Dividen yang diterima atau diperoleh PT. dari badan usaha
yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia dengan
syarat:
• Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.
• Kepemilikan saham paling rendah 25% dari jumlah yang
disetor.
Bagian laba dari persekutuan yang modalnya tidak terdiri
atas saham – saham.
SHU Koperasi.
Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan
usaha atau jasa keuangan (penyalur pinjaman/ pembiayaan
sesuai PMK).
49
Ilustrasi
PT. Sriwijaya merupakan penanam saham terbesar di PT. Palembang
dengan kepemilikan sejumlah 100.000 lembar saham biasa dari total 500.000
lembar yang beredar dan 1.000.000 lembar yang diotorisasi. Di tahun 2012,
PT. Palembang membagikan dividen kas senilai total Rp 75.000.000 bagi
seluruh pemegang saham biasa.
a. Berapakah besar beban PPh 23 atas penghasilan dividen PT.
Sriwijaya?
b. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika ternyata
PT. Sriwijaya
hanya memiliki 300.000 saham beredar?
c. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika PT.
Sriwijaya melakukan stock split dengan rasio 3:1 sebelum
pengumuman pembagian dividen?
d. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika ternyata
PT. Sriwijaya hanya mengkreditkan akun Laba Ditahan sebesar Rp
25.000.000,00 atas pembagian dividen tersebut?
50
Ilustrasi
Jawaban
:
a. Beban PPh 23 = 15% x (100.000/ 500.000) x 75.000.000
= 15% x 15.000.000
= Rp 2.250.000,00
b. Beban PPh 23 yang dikenakan akan berubah menjadi Rp
0,00. Hal ini disebabkan karena kepemilikan PT. Sriwijaya
dengan demikian mencapai 33% sehingga pendapatan atas
dividen dari PT. Palembang dikecualikan dari objek pajak.
c. Beban PPh 23 yang dikenakan akan tetap senilai Rp
2.250.000,00 sebab tidak terdapat perubahan proporsi
kepemilikan dan jumlah dividen yang dibagikan.
d. Beban PPh 23 = 15% x (100.000/ 500.000) x 25.000.000
= 15% x 55.000.000
= Rp 750.000,00
51
Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan
Saat terutang adalah pada akhir bulan dilakukannya pembayaran
atau akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan,
tergantung yang lebih dahulu terjadi.
Saat penyetoran selambat-lambatnya adalah tanggal 10 bulan
takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.
Saat pelaporan Surat Pemberitahuan Masa oleh pemotong
selambat-lambatnya adalah 20 hari setelah masa pajak berakhir.
Pemotong wajib memberikan tanda bukti pemotongan kepada WP
dalam negeri atau BUT yang dipotong.
52
Dialektika Pajak:
Liquidating Dividend
Liquidating dividend merupakan contoh dividen yang
tidak bersumber dari Laba Ditahan. Dividen ini didebitkan
terhadap agio, sehingga dikecualikan dari objek pajak.
Penanam saham yang hanya memiliki kurang dari 25%
kepemilikan dapat memiliki kendali yang besar jika 75%
saham lain dimiliki banyak penanam saham dalam
persentase kecil. Akan tetapi pajak memperlakukan
kesemua penanam saham tersebut secara sama.
Besaran persentase kepemilikan tidak dapat dikalkukasi
dengan rasio jumlah kepemilikan lembar saham beredar
ketika terdapat lebih dari satu macam saham, seperti
saham biasa dan saham preferen.
53
Terima Kasih
Dr. Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
[email protected] atau [email protected]
081318227080/ 08161932935
http:/staff.blog.ac.id/martani/ atau dwimartani.com
54
Download