profil kesehatan tahun 2012 edisi 2013

advertisement
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia
sebagai
salah
satu
negara
yang
menandatangani
Tujuan
Pembangunan Millenium Developmen Goals (MDGs) berkomitmen mewujudkan
tujuan MDGs tersebut, sebagai perwujudan peningkatan kualitas sumber daya manusia
dan kualitas hidup yang lebih baik. Targetnya adalah tercapainya peningkatan ekonomi
global atau tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun
2015. Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) diantaranya merupakan
bidang kesehatan, terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (tujuan 1),
menurunkan angka kematian anak (tujuan 4), meningkatkan Kesehatan ibu (tujuan 5),
:Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya (tujuan 6), melestarikan
lingkungan hidup, (tujuan7).
Secara nasional komitmen tersebut dituangkan dalam berbagai dokumen
perencanaan nasional, antara lain dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2004 – 2009, kemudian dipertegas pada RPJMN 2010–2014
dan Inpres No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan.
Pembangunan kesehatan Kota Padang secara umum bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan indikator meningkatnya sumber
daya manusia, meningkatnya kualitas hidup masyarakat, memperpanjang umur harapan
hidup, meningkatnya kesejahteraan keluarga dan meningkatnya kesadaran masyarakat
untuk hidup sehat. Disamping itu pembangunan bidang kesehatan di arahkan untuk
meningkatkan dan memelihara mutu lembaga pelayanan kesehatan melalui
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
1
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
pemberdayaan sumberdaya manusia secara berkelanjutan, sarana prasarana dalam
bidang medis termasuk ketersediaan obat yang terjangkau oleh masyarakat.
Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan ada upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Perubahan pemahaman akan konsep
sehat dan sakit serta makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dengan informasi
tentang determinan penyebab penyakit yang multifaktorial, telah menggeser paradigma
pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat
kuratif dan rehalibitatif. Pentingnya penerapan PARADIGMA SEHAT merupakan
upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif.
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang
meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status
gizi masyarakat. Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan Kota Padang Tahun 20092014 bertujuan menguraikan langkah terpilih untuk mencapai tujuan tujuan
pembangunan Daerah sub sector kesehatan dengan mengacu pada Standar pelayanan
Minimal (SPM). Pembangunan Kesehatan Kota Padang disusun untuk mewujudkan
visi Kota Padang yaitu, “ Terwujudnya Masyarakat Kota Padang Sehat yang Sehat,
Mandiri dan Berkeadilan”.
Profil Kesehatan Kota Padang merupakan salah satu media informasi
Pembangunan Kesehatan di Kota Padang yang relatif lengkap, meliputi data tentang
derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumberdaya kesehatan, data umum dan data
lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan di wilayah Kota Padang. Di samping
itu profil ini merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk melaporkan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk
kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan di Kota Padang.
Profil kesehatan ini merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan yang
masih jauh dari kondisi ideal. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan seperti data yang belum satu pintu,
kegiatan pengelolaan data dan informasi yang belum terintegrasi dan terkoordinasi
dalam satu mekanisme kerjasama yang baik.
Buku Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 ini disusun dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN.
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang pembuatan profil dan sistimatika
penulisan Profil Dinas Kesehatan.
BAB II. GAMBARAN UMUM.
Bab ini menyajikan gambaran umum tentang uraian tentang letak geografis,
administrasi, dan informasi umum lainnya yang berhungan dengan kesehatan, serta
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap upaya kesehatan seperti kependudukan,
prilaku penduduk, perekonomian.
BAB III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Bab ini berisi uraian
situasi derajat kesehatan yang meliputi berbagai indikator
derajat kesehatan, diantaranya angka kematian, angka kesakitan dan status gizi
masyarakat.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
3
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB IV.SITUASI UPAYA KESEHATAN.
Bab ini menggambarkan hasil-hasil capaian upaya kesehatan yang telah dilaksanakan
pada tahun 2012 yang meliputi pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjang,
pemberantasan penyakit, kesehatan lingkungan dan sanitasi, perbaikan gizi
masyarakat, pelayanan kefarmasian dan pelayanan kesehatan dalam situasi
bencana.Dengan mempedomani indikator SPM dan indikator Indonesia Sehat 2010.
BAB V. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan, dan sumberdaya kesehatan lainnya.
BAB VI.KESIMPULAN
Bab ini merupakan rangkuman dari buku profil ini yang berisi sajian penting tentang
hal-hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki untuk penyusunan rencana kerja
kesehatan Kota Padang tahun 2012. Selain keberhasilan bab ini juga mengemukakan
hal-hal yang dianggap masih kurang dan perlu perhatian untuk tahun yang akan
datang.
LAMPIRAN
Pada lampiran ini berisi tabel pencapaian program kesehatan Kota Padangdan 79 tabel
data kesehatan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
4
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB II
GAMBARAN UMUM
1. Geografi
Letak Kota Padang secara geografis pada bagian pantai Barat Sumatera pada
posisi 000 44 ‘ 00‘’- 01’08” 35” Lintang Selatan dan 1000 05’05” – 100’34’09” Bujur
Timur dengan luas keseluruhan 694,96 Km2.. Secara geogafis Kota Padang
merupakan perpaduan dataran rendah dan perbukitan serta aliran sungai dan pulau–
pulau.
Selain daratan Pulau Sumatra, Kota Padang memiliki 19 pulau dimana yang
terbesar adalah Pulau Bintangur seluas 56,78 ha. Kota Padang mempunyai banyak
sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil dengan sungai terpanjang yaitu
Batang Kandis sepanjang 20 km. Tingkat Curah hujan Kota Padang rata rata adalah
414.63 mm perbulan dengan rata rata hari hujan 17 hari perbulan di tahun 2010. Suhu
udara cukup tinggi yaitu antara Temperatur 22.2 ºC – 32,5 ºC dengan kelembaban
udara berkisar 79 – 83 % (BPS Kota Padang, 2011).
Secara administrasi Pemerintah Kota Padang, yang dipimpin oleh Walikota
Drs H Fauzi Bahar, MSi terdiri dari 11 Kecamatan, dengan kecamatan terluas adalah
Koto Tangah yang mencapai 232,25 km² dan 104 Kelurahan. Kota Padang ini sebelah
utara berbatas dengan Kabupaten Padang Pariaman, sebelah Selatan berbatas dengan
Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Solok, sebelah
barat berbatas dengan Samudera Indonesia (BPS Kota Padang, 2011).
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
5
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2. Demografi.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Padang tahun 2010 + laju
pertambahan penduduk, maka jumlah penduduk kota Padang sebanyak 846.731 jiwa
yang terdiri dari 421.914 jiwa laki-laki dan 424.817 jiwa perempuan dengan ratio
99,26% yang artinya jumlah penduduk perempuan di Kota Padang 0,74 % lebih
banyak dibandingkan jumlah penduduk laki laki. Sex Ratio terbesar terdapat di
Kecamatan Bungus Teluk Kabung, yaitu 105,55 %. Hal ini berarti jumlah penduduk
laki laki di Kecamatan Bungus Teluk Kabung 5,55 % lebih banyak dibandingkan
penduduk perempuan. Sementara Sex Ratio terkecil terdapat di Kecamatan Padang
Utara, yaitu 90,25 % yang artinya penduduk perempuan 7,75 % lebih banyak di
bandingkan dengan jumlah penduduk laki laki. Secara keseluruhan penduduk Kota
Padang lebih banyak perempuan dibandingkan dengan penduduk laki laki. Untuk
jumlah penduduk jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Padang tahun
sebelumnya terjadi penambahan penduduk sebanyak 13.169 jiwa.
Gambar. 1.1
Piramida Penduduk Kota Padang Tahun 2011
Sumber : PDA Tahun 2010 + laju PP
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
6
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Rasio beban ketergantungan (Dependency Ratio) digunakan untuk mengetahui
Produktifitas penduduk. Rasio beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan
perbandingan banyak oarang yang berada pada usia yang tidak produktif (dibawah 15
tahun dan diatas 65 tahun) dibandingkan dengan kelompok usia yang produktif ( 15 –
65 tahun). Angka ini juga menyatakan beratnya tanggungan kelompok usia produktif
terhadap usia tidak produktif. Semakin banyak kelompok usia non produktif maka
semakin berat beban usia produktif. Pada tahun 2011 ini penduduk Kota Padang
paling banyak berumur 20 – 24 tahun.
Komposisi penduduk Kota Padang menurut kelompok umur, menunjukkan
bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 27 %, yang berusia
produktif (15-64 tahun) sebesar 68 % dan yang berusia tua (> 65 tahun) sebesar 4%.
Dengan demikian penduduk Kota Padang yang terbanyak berada pada usia produktif
dan yang paling sedikit adalah yang berusia tua.
Secara umum laju pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir (tahun
2001 – 2011) adalah sebesar 1,00 % (PDA 2011). Kecamatan yang tinggi laju
pertumbuhan penduduknya adalah Kecamatan Padang Barat, Pauh dan Koto Tangah
yaitu sebesar 3,00 % sedangkan laju pertambahan penduduk yang paling rendah
adalah kecamatan Padang Barat dan Padang Utarayang di tandai dengan pertumbuhan
penduduk 0 % artinya tidak pertambahan jumlah penduduk di kecamatan ini. Laju
pertambahan penduduk sangat berguna untuk memperkirakan jumlah penduduk
dimasa yang akan datang, sehingga pemerintah dapat membuat kebijakan
pembangunan sesuai keadaan kependudukan.
Menurut PDA 2011 Kecamatan Padang Timur adalah daerah yang paling
tinggi kepadatan pendudukya yaitu 9.562/km2 dan daerah terendah tingkat kepadatan
penduduknya adalah Bungus Teluk Kabung yaitu 230 km2.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan
9562
2012
8574
10000
7154
6580
9000
5721
8000
7000
3495
6000
5000
2244
4000
579
230
414
713
3000
2000
1000
0
Bungus
Teluk
Kabung
Lubuk
Lubuk
Kilangan Begalung
Padang
Selatan
Padang
Timur
Padang
Barat
Padang
Utara
Nanggalo
Kuranji
Pauh
Koto
Tangah
Sumber : PDA Tahun 2011
3. Pendidikan.
Derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan karena
pendidikan bisa berpengaruh terhadap prilaku kesehatan seseorang. Pengetahuan yang
dimiliki oleh seorang yang berpendidikan mempengaruhi keputusan seseorang untuk
berprilaku sehat.
Angka buta huruf berkorelasi dengan angka kemiskinan. Sebab, penduduk
yang tidak bisa membaca secara tidak langsung mendekatkan mereka pada
kebodohan, sedangkan kebodohan itu sendiri mendekatkan mereka pada kemiskinan.
Di Kota Padang 99 % penduduk laki – laki melek huruf dan 98,33 penduduk
perempuan melek huruf. Penduduk laki laki lebih banyak melek huruf dibanding
penduduk perempuan (BPS Kota Padang 2011).
Di Kota Padang berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah terbanyak adalah
pada tingkat SMU yaitu 293.039 jiwa, berdasarkan jenis kelamin lebih banyak lakiDINAS KESEHATAN KOTA PADANG
8
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
laki (148.866 jiwa) dibanding perempuan (144.174 jiwa). Sementara penduduk yang
tidak pernah mendapatkan pendidikan berjumlah 7.673 jiwa, dimana laki laki
berjumlah 2.688 jiwa dan perempuan 4.385 jiwa. Jika dilihat perbandingan jender
ternyata perempuan lebih banyak tidak pernah sekolah dibandingkan dengan laki laki,
sementara secara keseluruhan jumlah perempuan juga lebih banyak disbanding laki
laki. (BPS Kota Padang 2011).
4. Perekonomian.
Salah satu aspek yang dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan
pembangunan adalah keadaan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi akanKondisi
perekonomian berkaitan dengan tingkat inflasi, semakin tinggi tingkat inflasi maka
semakin mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Disamping itu angkatan kerja dan
kesempatan kerja sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Survey Angkatan
Kerja Nasional (Sakernas) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan angkatan kerja
adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan tapi sementara tidak
bekerja dan mengganggur. Sementara yang dimaksud dengan bekerja adalah kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud untuk memperoleh
pendapatan atau keuntungan. Pengangguran terbuka adalah seseorang yang sedang
mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena
tak munkin dapat pekerjaan, termasuk orang yang masih sekolah atau mengurus
rumah tangga. Proporsi pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna bagi
pemerintah untuk membuka lapangan kerja baru dimasa yang akan datang sehingga
secara
bertahap
kondisi
perekonomian
membaik
dan
dampaknya
adalah
meningkatnya kesejateraan masyarakat.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
9
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Persentase Penduduk Berumur 15 tahun menurut jenis kegiatan Tahun 2011
Lainnya; 11,39
Bekerja; 42,91
ss
Sekolah; 29,83
Mencari kerja; 4,4
Sumber : PDA Tahun 2011
Pembangunan ekonomi diharapkan dapat mendorong kemajuan di semua
sektor, baik fisik maupun mental sehingga bisa mewujudkan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan. Kondisi ekonomi salah satu
faktor yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan
kesehatan. Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan
daya beli ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalampemenuhan
kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan
tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang penyakit penyakit
tertentu. Fenomena gizi buruk dan kurang seringkali dikaitkan dengan kondisi
ekonomi yang buruk jika merujuk pada fakta bahwa keterbatasan pemenuhan pangan
dapat menyebabkan busung lapar, Kwashiorkor, penyakit kekurangan vitamin seperti
Xeropthalmia, Scorbut, dan Beri-beri.
Kemiskinan membuat seseorang tidak mempunyai kemampuan ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang di ukur dengan
pengeluaran. Kota Padang pada tahun 2012 menutut BPLS mempunyai 33.505
Rumah Tangga Miskin (RTM) dengan jumlah jiwa 170.185 jiwa.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
10
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Dari segi sosial ekonomi dapat dilihat perkembangan yang sangat bervariasi
dari tahun ke tahun. Pembangunan ekonomi yang diupayakan diharapkan mampu
mendorong kemajuan, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosok
negeri terutama wilayah yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan
menjadi daerah tertinggal karena beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber
daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan
konflik sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan prasarana terhadap berbagai
bidang termasuk di dalamnya kesehatan menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal
mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.
Menurut Badan Pusat Statistik, persentase penduduk berumur 10 tahun keatas
yang termasuk dalam angkatan kerja pada tahun 2011
sebanyak
47,30 naik
disbanding tahun 2011 yaitu 43.14 %. Penduduk Kota Padang yang termasuk
angkatan kerja ini terdiri atas Penduduk yang bekerja sebesar 42,91 % dan Mencari
pekerjaan 4,40 %. Untuk penduduk yang bukan angkatan kerja (Sekolah, mengurus
rumah tangga, dan lain lain) pada tahun 2011 ini sebanyak 56,86 %, lebih tinggi
dibanding tahun 2010 sebesar 55,71%. Angka diatas menunjukan bahwa di Kota
Padang penduduk yang bekerja lebih sedikit dari yang tidak bekerja, sehingga beban
tanggungan penduduk yang bekerja sangat besar. Di tahun 2011 penduduk Kota
Padang yang bekerja menurut lapangan usaha, terbanyak adalah Perdagangan, Hotel
dan Restoran sebanyak 31,54 %, diikuti Jasa servis dan kotruksi, berbeda dengan
tahun 2010, dimana terbanyak bergerak di bidang jasa jasa/ servis (32,74%), diikuti
oleh perdagangan, hotel, dan restoran (27,98%). (BPS Kota Padang, 2011).
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
11
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Keberhasilan Pembangunan Kesehatan dapat dilihat dari berbagai indikator
yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai evaluasi
keberhasilan pelaksanaan program. Untuk menilai derajat kesehatan tersebut
digunakan beberapa indicator, yaitu Moertalitas (kematian), Status Gisi dan
Morbiditas (kesakitan).
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor
tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan
ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor
ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya.
Pada
prinsipnya
pembangunan
kesehatan
telah
menunjukkan
suatu
keberhasilan dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, walaupun masih
dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Untuk mengidentifikasi masalah dan hambatan tersebut
perlu dilakukan analisis situasi dan kecenderungan di masa mendatang.
3.1.
Angka Kematian
3.1.1. Kasus Kematian Bayi Kota Padang Tahun 2012
Kasus kematian Bayi adalah penduduk yang meninggal sebelum mencapai
usia 1 tahun. Kematian bayi ini dapat dikelompokkan menjadi bayi lahir mati,
kematian 0 -7 hari, kematian 8 – 28 hari dan kematian 1- 12 bulan. Kematian Bayi
merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
12
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka
menurunkan kejadian kematian bayi. Di Kota Padang pada tahun 2012 bayi lahir
hidup berjumlah 16.805 jiwa,
kasus bayi lahir mati adalah 35 bayi, kasus ini naik
jika dibanding tahun 2011 yaitu sebanyak 24 bayi dari 16.590 kelahiran hidup. Jika
dilihat berdasarkan jender, maka lebih banyak lahir mati bayi perempuan ( 19 bayi)
dibanding bayi laki laki (16 bayi). Pada tahun 2012 kematian bayi (0 – 7 hari)
berjumlah 46 orang, bayi umur 7 – 28 hari 9 orang dan 1 -12 bulan sebanyak 16
orang.
Jika dibandingkan dengan
tahun 2011 terjadi
penurunan kasus
kematian, dengan rincian kematian sebanyak : bayi (0 – 7 hari) berjumlah 44 orang,
bayi 7 – 28 hari 14 orang dan 1 -12 bulan sebanyak 23 orang.
Berbagai faktor dapat menyebabkan penurunan kematian bayi, diantaranya
pemerataan pelayanan kesehatan berikutf asilitasnya. Hal ini disebabkan kematian
bayi sangat dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan. Selain itu, perbaikan kondisi
ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat
berkontribusi melalui perbaikan gizi yang berdampak pada daya tahan terhadap
infeksi penyakit.
3.1.2. Kasus Kematian Balita
Kematian Balita adalah penduduk yang mati sebelum berumur 5 (lima) tahun
Target MDG`s untuk indicator AKABA di Indonesia sebesar 32 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2015. Untuk kota Padang tidak bisa dikeluarkan Angka Kematian
Balita karena jumlah kelahiran kurang dari 1000, untuk itu kota Padang hanya
memaparkan kasus kematian Balita saja.
Pada Tahun 2012 lebih banyak terjadi
kasus kematian Balita laki laki yaitu sebanyak 60 orang anak dibandingkan anak
perempuan hanya sebanyak 57 orang, dengan total kasus berjumlah 117 balita.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
13
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
3.1.3. Kasus Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2012
Kematian Ibu juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat. Kematian ibu menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan,
melahirkan
dan
dalam
masa
nifas
(42
hari
setelah
melahirkan)
tanpa
memperhitungkan lama kehamilan.
Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan
kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan
pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan
pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor
kesehatan.
Kasus kematian maternal tahun 2012 sebanyak 16 orang sedikit naik di
banding beberapa tahun terakhir, yaitu tahun 2011 di Kota Padang sebanyak 10
/16.590 kelahiran hidup tahun 2010 sebanyak 15/16.492 kelahiran hidup, tahun 2009
sebanyak 14 orang/16.486 kelahiran hidup.
3.1.4. Kasus Kematian Perinatal Tahun 2012
Kasus kematian Perinatal pada tahun 2012 sebanyak 46 bayi sedikit naik
dibanding tahun 2011 sebanyak 44 bayi, turun dibanding tahun 2010 sebanyak
83/16.492 kelahiran. Kasus kematian Perinatal ini masih cukup tinggi, penyebabnya
antara lain terlambat dalam memberikan penanganan baik pada bayi maupun ibu yang
mengalami masalah kesehatan.
Untuk menurunkan kasus ini
telah dilakukan
intervensi yang tepat, guna meningkatkan pemantauan dan penurunan kasus kematian
tersebut. Diharapkan dengan lebih terpantaunya kasus kematian, maka dapat di
ketahui permasalahan kesehatan ibu dan anak yang ada di masyarakat.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
14
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
3.1.5. Kematian umum
Untuk tahun 2012 ini terjadi perubahan yang sangat mendasar dari penyebab
kematian, dimana pada tahun 2011 penyebab pertama kematian adalah ketuaan
sementara pada tahun ini adalah penyakit Jantung dan disusul penyakit Hypertensi.
Pada era globalisasi sekarang ini menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh,
negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin
pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast
food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman
beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya
hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat
merupakan faktor-faktor penyebab penyakit jantung dan stroke. 10 Penyebab
kematian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.
10 Penyebab Kematian terbanyak di Kota Padang Tahun 2011
JUMLAH
%
1 Jantung
89
19,0
2 Hypertensi
81
17.0
3 Ketuaan / Lansia
73
15.0
4 Stroke
59
13,2
5 Diabetes Militus
52
12.0
6 PJK
32
6,0
7 KLL
27
5,0
8 Ginjal
18
3,0
9 Demam tinggi
17
3.0
15
3.0
460
100
NO
Penyebab Kematian
10 Aspexia
Total
Sumber : Bidang Yankes DKK Padang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
15
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
3.2.
Angka Kesakitan
Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun
prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam
suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian
terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan laporan puskesmas penyakit yang paling banyak di Kota Padang
tahun 2012 adalah ISPA, diikuti oleh Penyakit kulit infeksi dan gastritis. Pola 10
penyakit terbanyak tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Sepuluh penyakit Terbanyak di Kota Padang Tahun 2012
NO
PENYAKIT
JUMLAH
%
1
ISPA
108.002
10,2
2
Gastritis
20.519
9,7
3
Penyakit Kulit Infeksi
18.729
8,9
4
Penyakit Radang Sendi
15.962
7,6
5
Pulpa dan Jaringan lainnya
14.612
6,9
6
Hipertensi
9.037
4,3
7
Diare
8.466
4,0
8
Infeksi Saluran Nafas Bawah
6.751
3,2
9
Kelainan Refraksi
6.704
3,1
10
Penyakit Susunan Syaraf
4.451
2,1
209.933
100
Total
Sumber : Bidang Yankes DKK Padang
3.2.1. Cakupan Penyakit Menular
Hasil capaian program penyakit menular Tahun 2012 :
a. Cakupan Penemuan dan penanganan Penderita Acut Flaccid Paralysis.
Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam
PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
16
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berumur 0-3
tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher
dan sakit di tungkai dan lengan. Sedangkan AFP merupakan kondisi abnormal ketika
seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian
berakibat pada kelumpuhan.
Kasus AFP di kota Padang menunjukan grafik yang turun naik beberapa tahun
terakhir. Pada tahun 2010 ditemukan 1 kasus Polio di Puskesmas Pagambiran dan 5
kasus Acut Flaccid Paralysis (AFP). Kasus AFP ini terdapat pada 5 Puskesmas, yaitu
Padang Pasir, Pemancungan, Nanggalo, Belimbing, dan Pauh. Di tahun 2011
ditemukan 11 kasus AFP (Non Polio) yang tersebar dibeberapa Puskesmas. Ditahun
2012 terjadi 6 kasus AFP yang tersebardi 4 Puskesmas, yaitu Puskesmas Padang
Pasir, Seberang Padang, Puskesmas Anak Air dan Puskesmas Ikur Koto. Salah satu
penyebab peningkatan penemuan kasus AFP ini adalah semakin baiknya deteksi dini
yang dilakukan petugas, baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit.
Untuk 6 kasus AFP ini dilakukan penanganan sesuai protap, yaitu setelah
ditemukan kasus di lakukan pelacakan kasus ke rumah penderita. Pasien di
identifikasi dan dilakukan pengambilan spesimen. Spesimen tersebut di kirim ke
Litbangkes Jakarta melalui Dinas Kesehatan Propinsi Sumatra Barat. Hasil
pemeriksaan Litbangkes adalah Negatif (tidak ada virus polio pada spesimen) pada 6
spesimen yang diperiksa.
b. Prevalensi Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet
orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
17
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
menjadi salahsatu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam
MDGs.
Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case
DetectionRate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan
dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam
wilayah tersebut.
Untuk mengukur keberhasilan pengobatan TB digunakan Angka Keberhasilan
pengobatan (SR=Success Rate) yang mengindikasikan persentase pasien baru TB paru
BTA positif yang menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang
menjalanipengobatan lengkap diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat.
Success Ratedapat membantu dalam mengetahui kecenderungan meningkat atau
menurunnya penemuanpasien pada wilayah tersebut
Penemuan kasus TB Paru dilakukan melalui penjaringan penderita yang
dicurigai / suspek TB Paru yang berobat ke sarana kesehatan. Perkiraan penderita TB
Paru BTA (+) 1,6/1000 penduduk. Untuk Kota Padang target BTA(+) pada tahun
2012 adalah 1349 suspek. Untuk penemuan penderita baru TB Paru BTA (+) tahun
2012 sebanyak 628 orang dan kasus lama (kambuh) 8 orang. Jika di lihat berdasarkan
jender, maka lebih banyak penderita TB Paru
BTA (+) laki laki (359 orang)
dibandingkan perempuan penderita TB Paru BTA (+) sebanyak 269 orang. Jika
dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir terjadi penurunan penemuan penderita,
yaitu pada tahun 2012 sebanyak 628 kasus, 2011 (942 orang), 2010 sebanyak 853
kasus dan tahun 2009 sebanyak 748 kasus. Untuk kasus penemuan penderita TB Paru
BTA (+), semakin baiknya penjaringan kasus maka akan semakin banyak ditemukan
penderita TB Paru BTA (+).
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
18
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Pada tahun 2012 Puskesmas melakukan pengobatan pada penderita TB Paru
BTA (+) sebanyak 678 penderita dan sembuh sebanyak 581 penderita atau sekitar 85
%. Sementara pada tahun 2011 BTA (+) yang diobati di Puskesmas sebanyak 582
penderita dan sembuh sebanyak 81,8 % (507 penderita). Pada tahun 2010 di obati
sebanyak 748 penderita dan sembuh sebanyak 534.
Untuk kasus TB Paru kambuh pada tahun 2012 ditemukan sebanyak 8 orang
penderita, sementara ditahun 2011 sebanyak 21 penderita dan tahun 2010 sebanyak
12 penderita. Adapun CDR TB Paru pada tahun 2011 adalah 70,1 % naik jika
dibandingkan dengan tahun 2010 ini adalah 62 % dengan SR 48,6 %.
Keberhasilan upaya penanggulangan TB diukur dengan kesembuhan
penderita. Kesembuhan ini selain dapat mengurangi jumlah penderita, juga mencegah
terjadinya penularan. Oleh karena itu, untuk menjamin kesembuhan, obat harus
diminum dan penderita diawasi secara ketat oleh keluarga maupun teman
sekelilingnya dan jika memungkinkan dipantau oleh petugas kesehatan agar terjamin
kepatuhan penderita minum obat (Idris & Siregar, 2000). Dewasa ini upaya
penanggulangan TB dirumuskan lewat DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse = pengobatan disertai pengamatan langsung). Pelaksanaan strategi DOTS
dilakukan di sarana-sarana Kesehatan Pemerintah dengan Puskesmas sebagai ujung
tombak pelaksanaan program. Pengobatan ini dilakukan secara gratis kepada
golongan yang tidak mampu.
c. Persentase Balita dengan Pnemonia ditangani
Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli).
Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat
terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
19
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut
lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi,
gangguan imunologi).
Balita di Kota Padang pada tahun 2012 sebanyak 86.705 orang, untuk jumlah
perkiraan Balita terserang Pneumoni sebanyak 8.670 Balita. Temuan Kasus Pneumoni
dan diobati pada tahun 2012 sebanyak 340 balita yang terdiri dari 215 Balita laki laki
dan 125 Balita perempuan. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi penurunan
penderita Pneumoni, dimana pada tahun 2011 Balita Perkiraan penderita Pnemonia
yang berkunjung ke Puskesmas sebanyak 8.672 penderita dan ditemukan kasus
Pnemonia Balita di Puskesmas sebanyak 586 kasus, turun jika dibandingkan 2010
sebanyak 819 pasien dan 100 % dapat ditangani. Sementara data dari Rumah sakit
tidak didapat. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 (732) terjadi peningkatan kasus.
Pada tahun 2011 bersadarkan jenis kelamin penderita Pnemonia lebih banyak diderita
oleh perempuan sebanyak 294 kasus (50,2 %).
d. Persentase HIV/AIDS ditangani.
HIV & AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam
penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi
melalui proses hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang
terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan
melalui plasenta dan kegiatan menyusui.
Dari data yang ada, kasus HIV dan AIDS mengalami trend peningkatan setiap
tahunnya. Pada tahun 2009 kasus HIV dan AIDS sebanyak 51 penderita dan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
20
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
meningkat pada tahun 2010 menjadi 59 kasus. Untuk tahun 2011 ini terdapat 64 kasus
baru AIDS, dimana laki laki berjumlah 44 orang dan 20 orang perempuan. Sementara
pasien yang meninggal selama tahun 2011 berjumlah 13 orang. Sementara penderita
Infeksi Menular Seksual (IMS) berjumlah 7 kasus dan 100 % ditangani.
Pada tahun 2012 ini ditemukan kasus HIV sebanyak 12 orang dimana 14
orang diantaranya adalah lakik laki. Untuk kasus Aids ditemukan sebanyak 42 orang,
dimana pasien laki laki lebih banyak (32 orang) daripada wanita sebanyak 10 orang.
Sebagian besar kasus terjadi pada pengguna napza suntikan.
e.
Kasus Diare
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi
feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila
feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau
buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam
Penyakit Diare sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10 penyakit
terbanyak di Kota Padang. Penyakit diare yang banyak ditemukan adalah gastro
enteritis yang disebabkan oleh kuman. Penderita yang berobat ke Puskesmas diobati
sesuai dengan prosedur tetap penatalaksanaan kasus diare dengan pengobatan yang
rasional.
Pada tahun 2012 dari 846.731 penduduk Kota Padang diperkirakan kasus diare
sebanyak 347.985 penderita. Kasus diare yang ditemukan dan ditangani pada tahun
2012 sebanyak 8.842 kasus, dimana pasien perempuan lebih banyak 4.245 kasus
dibanding pasien laki laki 4.597 kasus. Jika dilihat trend beberapa tahun terakhir
maka terjadi penurunan kasus diare, dimana pada tahun 2011 terjadi 12.438 kasus
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
21
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
diare, tahun 2010 sebanyak 12.744 kasus dan tahun 2009 terjadi kasus diare sebanyak
17.483 kasus.
Untuk kelompok umur balita terdapat sebanyak 2.531 penderita pada tahun
2012, dimana Balita laki laki lebih banyak (1329 kasus) dibanding Balita perempuan
1.202 (kasus).
f. Prevalensi Kusta
Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan
Kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf,
anggota gerak dan mata.
Pada tahun 2012 ditemukan kasus baru Pausi Basiler (PB) sebanyak 2 dan
kasus Multi Basiler 1 orang. Kasus Pause Basiler ini ditemukan di Puskesmas
Seberang Padang dan Pagambiran, sementara kasus Multi Basiler di Puskesmas
Lubuk Buaya. Kasus ini naik dibanding
tahun 2011 karena
tidak ditemukan
penderita kusta baru pada tahun ini. Penemuan penderita kusta baru tahun 2010
sebanyak 1 orang sama dengan tahun 2009 sebanyak 1 kasus, turun dibanding tahun
2008(2 kasus). Penderita kusta ini terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kuranji
dengan Kusta MB. Penderita sudah mendapat pengobatan dari Puskesmas Kuranji.
g. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) adalah
penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus non neonatorum, Tetanus neonatorum, Campak,
Polio dan Hepatitis B.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
22
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Penyakit Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae
yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit
leher, demam ringan, sakit tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya
membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan
Pertusis atau batuk rejan adalah infeksi bakteri pada saluran pernafasan yang
sangat menular dan menyebabkan batuk yang biasanya diakhiri dengan suara
pernafasan dalam bernada tinggi (melengking). Pertusis bisa terjadi pada siapapun
tapi 50% ditemukan pada anak berusia kurang dari 4 tahun.
Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang
masuk ketubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah
satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus
TN banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang rendah.
Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus
campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak. Penularan dapat terjadi
melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi.
Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen
pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV),masuk ke tubuh
melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasukialiran darah dan mengalir ke sistem
saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dankadang kelumpuhan.
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV)
yang menginfeksi hati hominoidae, termasuk manusia, dan menyebabkan peradangan
yang disebut hepatitis. Awalnya dikenal sebagai "serum hepatitis", penyakit tersebut
telah menyebabkan epidemi di Asia dan Afrika, dan itu adalah endemik di Cina
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
23
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Pada tahun 2012 penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) hanya ditemukan dari jenis penyakit campak yaitu sebanyak 152 kasus. Kasus
penyakit Campak terbanyak terdapat di Puskesmas Pauh sebanyak 54 kasus, disusul
Puskesmas Air Tawar 21 kasus dan Puskesmas Lubuk Buaya 18 Kasus.
Jika dibandingkan kasus PD3I tahun 2012 dengan tahun 2011 dapat di pilah
menurut jenis dan jumlah, berdasarkan jenis penyakit lebih banyak pada tahun 2011
tapi berdasarkan jumlah maka lebih banyak terjadi di tahun 2012. Penemuan kasus
penyakit menular yang bisa dicegah dengan imunisasi pada tahun 2011 hanya
ditemukan 1 orang penderita difteri di wilayah kerja
Puskesmas Alai. Jika
dibandingkan tahun 2010 kasus penyakit menular yang dapat di cegah dengan
imunisasi ini jauh menurun seperti adalah Difteri 1 orang ditemukan di Puskesmas
Pagambiran, Tetanus Neonatorum 1 orang di Puskemas Nanggalo, Campak 13 orang
dibeberapa Puskesmas dengan penderita terbanyak di Puskesmas Lapai (7 penderita),
dan Polio 1 orang di Puskesmas Pemancungan. Jumlah total penderita kasus Penyakit
Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi sebanyak 16 penderita.
.
h. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar
menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa.
Pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus DBD, ditemukan 1612 kasus DBD,
dimana pasien laki laki lebih banyak (886 kasus) disbanding pasien perempuan (758
kasus). Kasus DBD teringgi ditemukan di Puskesmas Lubuk Buaya (203 kasus),
disusul Puskesmas Andalas (162 kasus) dan Puskesmas Belimbing (159 kasus).
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
24
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Kejadian kasus DBD ini meningkat beberapa tahun terakhir, dimana tahun
2012 ditemukan 1.626 kasus DBD, meningkat disbanding tahun 2011 di temukan
kasus DBD sebanyak 965 kasus, meninggal 6 orang dengan CFR 0,01, pada tahun
2010 ditemukan sebanyak 1.045 penderita
Untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran kasus, maka dilakukan fogging
focus yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan. Disamping itu tetap di
sarankan pada masyarakat untuk tetap melakukan PSN di rumah maupun kelurahan
masing–masing. Dari jumlah kasus diatas bisa diketahui CFR nya 0,5% dari jumlah
kasus, dengan insidens rate nya 145/100.000 penduduk.
Upaya yang dilakukan untuk pencegahan Kasus DBD di Kota Padang antara lain :
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD
Salah satu kegiatan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
karena
penyakit
DBD
adalah
dengan
melakukan
PSN
DBD
secara
berkesinambungan pada wilayah kerja Puskesmas masing-masing. Dengan kegiatan
ini diharapkan tempat perkembang biakan nyamuk aedes aegypti bisa dikurangi
yang pada akhirnya tidak ada tempat untuk berkembang biak nyamuk
aedes
aegepty.
2. Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)
Pemeriksaan Jentik Berkala dilaksanakan oleh Kader secara berkala ke
rumah-rumah penduduk sambil memberikan penyuluhan tentang penyakit DBD dan
pencegahannya, yang dikoordinir oleh petugas puskesmas. Agar penyakit DBD ini
tidak menimbulkan wabah/KLB maka diharapkan lebih dari 95% rumah yang ada
harus bebas dari jentik nyamuk aedes.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
25
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Pada tahun 2012 dilakukan PJB pada 104
kelurahan endemis
yang
dipantau oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Pemantauan ini diutamakan pada
kelurahan endemis DBD.
Kota Padang memiliki 154.573 rumah, dan dilakukan pemeriksaan jentik
nyamuk sebanyak 106.139 rumah. Dari rumah yang diperiksa 84 % (88.694 rumah)
diantaranya bebas jentik nyamuk. Persentase rumah yang bebas jentik nyamuk ini
sama dengan tahun 2011. Jumlah rumah yang ada di Kota Padang tahun 2012
sebanyak 154.573, dilakukan pemeriksaan pada 106.139 rumah. Dari hasil
pemeriksaan 84 % (88.694) bebas jentik nyamuk.
3.
Abatisasi
Abatisasi bertujuan untuk membunuh jentik nyamuk aedes, dengan cara
menaburkan abate pada tempat-tempat penampungan air. Abatisasi dilaksanakan
pada 60 kelurahan endemis yang dilaksanakan oleh kader yang dikoordinir oleh
petugas puskesmas. Disamping itu, pemberian abate juga diberikan pada kelurahan
non endemis .
4.
Fogging Focus
Untuk memutus mata rantai penularan DBD pada daerah kasus, dilakukan
fogging focus di lokasi tempat tinggal penderita dengan radius 200 meter.
Tujuannya adalah untuk memutus rantai penularan dengan membunuh nyamuk
dewasa yang telah terinfeksi. Fogging focus pada tahun 2012 dilakukan sebanyak
181 titik, meningkat dibanding tahun 2010 sebanyak 131 fokus.
i. Malaria.
Kasus penyakit malaria di Kota Padang sampai saat ini masih ada. Dari
hasil diagnosa di Puskesmas lebih banyak banyak ditemui sebagai kasus malaria
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
26
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
klinis artinya pada saat pasien berobat ke Puskesmas kondisi demam pasien sudah
berkurang sehingga tidak dilakukan pemeriksaan darah tebal.
Pada tahun 2012 kasus malaria tanpa pemeriksaan darah ditemukan sebanyak
116 kasus, dimana pasien laki laki lebih banyak (92 kasus) dibanding pasien
perempuan (24 kasus). Malaria dengan pemeriksaan darah hanya ditemukan 1 orang
yang positif. Jika disbanding dengan tahu 2011 terjadi penurunan kasus malaria di
Kota Padang. Pada tahun 2011 penderita Malaria tanpa pemeriksaan sediaan darah
berjumlah 413 kasus, sedangkan yang dengan pemeriksaan sediaan darah (positif) 340
kasus. Puskesmas yang paling banyak penderita malaria adalah Puskesmas Bungus
sebanyak 68 penderita tanpa pemeriksaan sediaan darah dan 60 dengan pemeriksaan
sediaan darah positif. Penderita yang meninggal karena penyakit malaria ini tidak
ada. Jika dibandingkan dengan tahun 2010 terjadi peningkatan kasus yang sangat
signifikan, dimana jumlah kasus malaria klinis tahun 2010 sebanyak 245 kasus dan
positif malaria 187 penderita. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 terjadi penurunan
kasus, dimana tahun 2009 malaria klinis sebanyak 320 kasus dan positif malaria 195
penderita.
j. Filariasis
Survei darah jari untuk filariasis dilakukan sejak tahun 2006 dengan hasil
sebagai berikut : tahun 2006, ditemukan 21 kasus positif filarial, tahun 2007 nol
kasus, tahun 2008 sebanyak 5 kasus dan tahun 2009 ditemukan 6 kasus. Total kasus
sampai tahun 2009 sebanyak 32 kasus. Tahun 2010 tidak dilakukan survey karena
adanya pengurangan anggaran, tapi ditemukan 5 orang penderita klinis.Pada tahun
2011 dilakukan lagi survey darah jari pada 6 Kelurahan yang terletak di 4 Puskesmas,
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
27
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
dengan sample 500 perlokasi. Dari 3.000 sample yang diperiksa ini, seluruh hasil
pemeriksaan labor Negatif.
Setiap tahun dilakukan pengobatan massal filaria pada seluruh kecamatan di
Kota Padang. Sebelum dilakukan pengobatan massal telah dilatih kader sebanyak
2.520 orang. Sasaran pengobatan tahun 2012 sebanyak 677.385 orang, capaian
583.942 orang, yang menolak sebanyak 71.773 orang dan dalam masa tunda 21.670
orang. Jumlah sasaran pengobatan pada tahun 2011 adalah 677.385 penduduk dengan
hasil capain sebanyak
531.105 penduduk. Sementara yang ditunda pemberian
obatnya sebanyak 169.346 penduduk. Penduduk yang katagori tunda adalah berusia
kurang dari 2 tahun,
keadaan sakit berat,hamil, menyusui dan gizi buruk serta
penderita yang dalam proses pengobatan.
Di tahun 2011 ini tidak ditemukan kasus baru penderita Filariasis, sementara
jumlah kasus lama sebanyak 33 penderita. Penderita Filariasis ini lebih banyak
perempuan (22 orang) dibanding Paki laki (11 orang).
Pada tahun 2012 ini ditemukan 1 kasus baru di Puskesmas Pagambiran,
sehingga total kasu Filariasis berjumlah 34 orang yang terdiri dari 12 orang laki laki
dan 22 orang perempuan.
3.3.
Status Gizi
a. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Berat bayi lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gr. Pada tahun 2012 bayi lahir hidup 16.805, terdiri dari laki laki 8.059 dan
perempuan 8.746. Jumlah bayi yang mengalami BBLR pada tahun 2012 sebanyak 94
bayi, dimana bayi perempuan lebih banyak (55 bayi) mengalami BBLR dibanding
bayi laki laki (39 bayi). Jika dilihat trend BBLR ini, ada kecendrungan penurunan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
28
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
kasus BBLR setiap tahun. Jumlah bayi yang lahir tahun 2011 sebanyak 10.565 orang,
sementara yang mengalami berat bayi lahir rendah sebanyak 142 orang, lebih sedikit
dari pada tahun 2010 (159 orang). Bayi yang mengalami BBLR jika tidak diikuti
dengan penyakit lain dapat dirawat di Puskesmas tapi bila diikuti dengan penyakit
bawaan lainnya maka akan di rujuk ke Rumah sakit.
b. Balita Dengan Gizi Kurang
Pemantauan Status Gizi Balita dilakukan secara rutin di Posyandu setiap
bulan dan secara khusus 1 kali setiap tahun dilakukan secara bersamaan pada bulan
Agustus. Hasil PSG tahun 2012 menunjukan Prevalensi Status gizi balita berdasarkan
BB/U adalah: dari 3.223 anak yang ditimbang ditemukan : Gizi lebih 3,97 % , Gizi
baik 83,62 %, Gizi kurang 9,54 % dan Gizi buruk 3,16 %. Sementara dari hasil
penimbangan rutin di Posyandu dengan indikator berat badan perumur menemukan
486 Balita mengalami gizi kurang, jika dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir
terjadi penurunan kasus balita gizi kurang, dimana tahun 2011 (518), tahun 2010
sebanyak 550 Balita. Balita yang mengalami gizi kurang diberikan penyuluhan pada
ibu Balita dan diberikan makanan tambahan berupa biskuit (MP-ASI) serta Susu
Formula bagi Balita.
3.3.1. Balita Dengan Gizi Buruk
Penanggulangan kasus balita gizi buruk pada tahun 2012 dilakukan dengan
pemberian PMT yang pendanaanya melalui dana APBD Kota Padang dan APBD
Propinsi Sumatra Barat. PMT yang diberikan berupa pemberian Susu Frisian Flag,
Biskuit MP-ASI dan Bubur Susu. Dari jumlah kasus yang dibantu hampir semuanya
mengalami kenaikan Berat Badan yang cukup menggembirakan.
Penanggulangan Balita gizi buruk di Kota Padang
yang memerlukan
perawatan dilakukan di Puskesmas Nanggalo sebagai Puskesmas rawatan gizi buruk.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
29
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Jika memerlukan penanganan khusus karena penyakit penyerta dirujuk ke Rumah
Sakit. Balita yang mengalami gizi buruk dengan indikator Berat Badan per tinggi
badan (BB/TB) pada tahun 2012 berjumlah 98 orang, yang dirawat berjumlah 10
orang dan meninggal 1 orang. Jika dibanding tahun 2011 terjadi peningkatan kasus
gizi buruk, dimana pada tahun 2011 Balita Gizi buruk berjumlah 64 orang dan 8
orang diantaranya dirawat . Jika dibanding tahun 2010 ada penurunan jumlah kasus
Gizi buruk, dimana pada tahun 2011 terdapat gizi buruk sebanyak 100 orang dan 12
Balita gizi buruk dirawat. Pada tahun 2012 ini kasus gizi buruk yang meninggal ada 3
orang, penyebabnya adalah penyakit penyerta yang diderita oleh Balita tersebut.
Selama rawat inap Balita gizi buruk diberikan perlakuan sesuai tatalaksana
gizi buruk selama beberapa hari sampai kondisi balita tersebut menjadi gizi kurang
atau gizi baik dan selanjutnya dipulangkan untuk dilakukan rawat jalan. Setelah
pasien pulang ke rumah tetap dilakukan konsultasi gizi dan pemantauan oleh tenaga
gizi dan dokter Puskesmas masing-masing.
Balita gizi buruk yang rawat jalan adalah Balita dengan kondisi kurus atau
kurus sekali yang tidak mau dirawat inap. Jumlah Balita rawat jalan sebanyak 88
kasus, baik kasus baru maupun kasus lama. Dalam penanggulanan kasus Balita gizi
buruk ini, banyak kendala yang ditemui seperti Ibu Balita yang tidak mau merujuk
anaknya ke Puskesmas Nanggalo dengan alasan ekonomi dan lainnya. Oleh sebab itu
untuk masa yang akan datang diharapkan partisipasi semua pihak untuk melakukan
rujukan pasien gizi buruk.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
30
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta,
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan perorangan adalah
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta,
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
Situasi Upaya Kesehatan Masyarakat di Kota Padang pada tahun 2012 dapat
diuraikan sebagai berikut :
4.1. Pelayanan Kesehatan Dasar
a.
Program Ibu dan anak
PWS KIA bertujuan untuk memantau secara berkesinambungan pelayanan
kesehatan ibu hamil, dari mulai ANC sampai persalinannya serta kesehatan anaknya.
Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan K1, K4, Deteksi Resti oleh tenaga
kesehatan/masyarakat, Kunjungan Neonatus, Persalinan oleh tenaga kesehatan, dan
persalinan yang ditolong dukun.
Target pencapaian program untuk K1 = 95 % dan K4 = 92 %. Pencapaian K1,
K4, Kunjungan Neonatus (KN), dan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
(PN) sudah mencapai target, dan mengalami trend peningkatan sejak tahun 2008.
Pada tahun 2008 capaian K1 dan K4 sudah melebihi target, yaitu K1 = 97.9% dan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
31
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
K4 = 88%, pada 2009 meningkat lagi menjadi K1= 99,3% dan
K4 = 89,3%, tahun
2010 pencapaian K1=94,8% dan K4= 90.3%., tahun 2011 K1 = 99,8 % dan K4 = 94,0
% dan tahun 2012 pencapaia K1 = 98,6 %, K4 = 92,2 %
Tingginya capaian K1 pada tahun sebelumnya disebabkan antara lain
keakuratan dalam pencatatan. Semakin baiknya capaian
K4 ini menggambarkan
adanya jalinan kerja sama yang baik dalam melaksanakan pemantauan wilayah
setempat antara Puskesmas dengan Bidan Praktek Swasta (BPS) yang berpraktek di
wilayah kerja Puskesmas,sehingga kunjungan K4 terpantau dan terlaporkan dengan
lebih baik. Diharapkan kedepan Puskesmas lebih meningkatkan kualitas forum
komunikasi BPS di Puskesmas, sehingga kualitas dan kuantitas pemantauan dan
pelaporan dari BPS ke Puskesmas akan semakin lebih baik dan lebih maksimal.
Ibu hamil (Bumil) tahun 2010 berjumlah 20.094 dan sebanyak 20% (4.019)
diantaranya mengalami Resiko Tinggi (Resti). Capaian ini sesuai dengan target yaitu
20 %. Puskesmas yang paling banyak Bumil Resti adalah : Puskesmas Rawang Barat
sebanyak 525 Bumil dan yang paling sedikit adalah Puskesmas Pemancungan 85
Bumil. Untuk tahun 2011 ibu hamil berjumlah 19.390 orang dan yang Resti berjumlah
702 Bumil. Pada tahun 2011 ini, Puskesmas yang paling banyak Bumil Restinya
adalah Puskesmas Air Dingin (190 Bumil), disusul Puskesmas Lubuk Buaya. Untuk
tahun 2012 Bumil Resti yang ditemukan dan ditangani sebanyak 788 Bumil.
Puskesmas yng pling banyak Bumil Restinya adalah Puskesmas Nanggalo. Kedepan
diharapkan, pembina wilayah lebih meningkatkan kerjasama dengan kader supaya
dapat sedini mungkin terdeteksi ibu hamil dengan resiko tinggi di masyarakat,
sehingga dapat dilakukan pelayanan yang cepat, tepat dan aman.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
32
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Untuk
mencegah
terjadinya
Anemia
pada
ibu
hamil,
dilakukan
pendistribusian tablet Fe pada ibu hamil selama tiga bulan. Cakupan Fe1 Bumil pada
tahun 2012 adalah 98,59% dan untuk Fe3 sebanyak 92,23 %.
Untuk pencegahan terjadinya Tetanus Toksoid pada ibu hamil dilakukan
imunisasi TT. CAkupan TT Bumil pada tahun 2012 adalah : TT-1 = 40,4, TT-2 =
29,3, TT-3 = 20,9, TT-4 = 18,7, TT-5 = 10,6 dan TT2+ = 74,7. Cakupan TT Bumil
ini hampir sama beberapa tahun terakhir.
Untuk cakupan TT Bumil di tahun 2011 sebanyak TT-1 =5.849 (30,12 %),
TT-2 = 5.412 (28%), TT-3 = 4.233 (21,8%), TT – 4 = 3.881 (20%), TT -5 = 2.230
(11,5%) hampir sama tahun 2010 yaitu TT -1 7.101 (35,3%), TT- 2 sebesar 28 %,
TT-3 sebesar 21,8 %, TT-4 sebesar 20 % dan TT- 5 hanya 11,5 %.
Sasaran ibu bersalin pada tahun 2012 adalah 18.457 dan melakukan
persalinan dengan tenaga kesehatan 92,3 % atau 17.027 Bulin. Sementara pada
tahun 2011 sasaran ibu bersalin berjumlah 18.457 orang, cakupan
persalinan
sebanyak 17.184 dan persalinan dengan tenaga kesehatan sebanyak 93,1 %, angka
ini sudah melebihi target (92%). Cakupan persalinan dengan Nakes ini naik jika
dibandingkan dengan tahun 2010, dimana tahun 2010 terdapat 19.182 ibu bersalin
dan 90,57% (17.374) diantaranya melakukan persalinan dengan tenaga kesehatan.
Untuk
ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak ibu yang
persalinannya di tolong oleh tenaga kesehatan.
Cakupan Persalinan yang ditolong oleh Nakes menunjukan trend
Peningkatan setiap tahunnya, ini menunjukan adanya peningkatan kerjasama antara
Puskesmas dan BPS dalam pelaksanaan PWS KIA. Meskipun demikian masih harus
tetap dilakukan pembinaan kepada Pengelola program KIA Puskesmas, Pembina
Wilayah dan BPS yang ada di Kota Padang.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
33
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Pada tahun 2012 Pasangan Usia Subur (PUS) berjumlah 125.233. PUS yang
merupakan peserta KB aktif adalah sebanyak 10.969 (82,2%), dan peserta KB baru
sebanyak 32.637 (26,1 %). Alat kontrasepsi yang digunakan oleh pserta Aktif adalah
: suntik = 46,6 %, Pil = 20,7 %, IUD = 18,2 %, Implan = 6,3 %, MOP = 0,1 %,
MOW = 3.8% dan Kondom = 4,2 %. Alat kontrasepsi yang digunakan oleh peserta
KB baru adalah : suntik = 55,9 %, Pil = 19,3 %, IUD = 8,8 %, Implan = 4,6 %, MOP
= 1,5 %, MOW = 1,4% dan Kondom = 8,5 %.
Penggunaan alat kontrasepsi pada tahun 2012 meningkat dibandingkan tahun
2011. Pasangan usia subur (PUS) pada tahun 2011 berjumlah 131.705. PUS yang
merupakan peserta KB baru sebanyak 12.000 PUS sementara total peserta KB aktif
sebanyak 17.885 pasangan. Adapun alat kontrasepsi yang di gunakan oleh peserta
KB aktif tersebut adalah suntik = 50 %, Pil =20,53 %, IUD = 14,9 %, Implan = 6,7
%, MOP = 0.09 %, MOW = 3.52 % dan Kondom = 3.78 %. Sementara alat
kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB baru adalah : suntik = 47,5 %, pil =
26,4 %, Kondom = 10,0 %, IUD = 5,09 %, MOP= 0,07 %, MOW= 4,86 %, dan
implan = 6,2%.
Bayi lahir hidup tahun 2012 sebanyak 16.805 bayi. Adapun cakupan
kunjungan bayi 4 pada tahun ini adalah 81,4 %, dimana kunjungan bayi perempuan
(83,6%) lebih banyak daripada bayi laki laki (79,3%). Cakupan kunjungan bayi di
tahun 2012 ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2011. Jumlah bayi pada
tahun 2011 sebanyak 17.612 dengan cakupan kunjungan bayi sebanyak 13.627
(77,37 %)lebih sedikit dibanding tahun
2010 sebanyak 18,268 orang dengan
cakupan kunjungan 90,11% (16.462). Kunjungan bayi berdasarkan jenis kelamin,
lebih banyak bayi laki laki dibandingkan bayi perempuan, sementara jumlah bayi
laki laki (8.776) lebih banyak dibanding bayi perempuan (8.836).
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
34
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Untuk kunjungan Neonatus 1 kali (KN1) pada tahun 2012 adalah 98,59 %
dan Kunjungan Neonatus 3 sebanyak 92,26 %. Jika dilihat trend beberapa tahun
terakhir terjadi peningkatan capaian cakupan. Untuk (KN 1) tahun 2011 sebanyak
16.477, 2010 berjumlah 18.268 dan 82,64% (15.096) melakukan kunjungan
Neonatus sementara
Target Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) yang hendak
dicapai adalah adalah 83%. Puskesmas dengan kunjungan Neonatus tertinggi adalah
Puskesmas Bungus (98,49), disusul Puskesmas Ambacang (94,7%). Sementara
Puskesmas dengan kunjungan Neonatus terendah adalah Puskesmas Alai (75,29%).
Neonatal resti tahun 2010 berjumlah 37 dan 3 diantaranya dirujuk.
Bayi yang mendapat ASI Ekslusif adalah bayi yang mendapat ASI saja
sampai berumur 6 bulan. Bayi yang mendapat ASI Ekslusif pada tahun 2012 adalah
sebanyak 4.968 atau hanya 62,4. Puskesmas yang tertinggi cakupan ASI Ekslusif
adalah Puskesmas Rawang Barat (82,2 %), sementara Puskesmas dengan cakupan
terendah adalah Puskesmas Lubuk begalung yaitu 48,8 %. Sementara ditahun 2011
Puskesmas dengan cakupan Asi Ekslusif tertinggi terdapat pada Puskesmas
Ambacang yaitu 94,36 % dan Puskesmas yang paling rendah cakupan ASI
Ekslusifnya adalah Puskesmas Bungus 39,9 %.
Untuk cakupan imunisasi rutin tahun 2012 adalah sebagai berikut : BCG 82
% (14.027), DPT1+HB1 = 75,1 % (14.321), DPT3+HB3 = 62,1 % (12.816), Polio 3
= 71,07 % (13.687) dan Campak 64,5 % (12.985). Cakupan imunisasi rutin ini turun
jika dibanding tahun 2011. Adapun cakupan Imunisasi bayi tahun 2011 terdiri dari
BCG 96,9% (17.061), DPT1+HB1 = 95,3 % (16.784), DPT3+HB3 = 87,4 %
(15.399), Polio 3 = 91,2 % (16.062) dan Campak 88,1 % 15.523. Jika dibandingkan
dengan tahun 2010 secara umum ada peningkatan cakupan program dimana pada
tahun 2010 hasil cakupannya adalah BCG = 97%, DPT1 + HB1 = 96,4%, DPT3 +
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
35
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
HB3 = 89,4%, Polio3 = 93,27% dan Campak = 91,13%. Tahun 2012 dari 104
kelurahan hanya 76 % (79 kelurahan) yang UCI (Universal Child Immunization)
data terlampir. Jika disbanding tahun 2011 ada penurunan capaian UCI karena
untuk tahun ini ada perubahan penilaian UCI. Capaian kelurahan UCI di tahun 2011
adalah 95,2 % dari 104 kelurahan yang sudah UCI (Universal Child Immunization),
jadi ada 5 kelurahan yang belum UCI, diharapakan kedepan semua kelurahan sudah
UCI.
Pendistribusian Vitamin A dilakukan pada bulan Pebruari dan Agustus.
Vitamin A diberikan pada bayi usia 6-12 bulan dan anak Balita 1-5 tahun. Cakupan
Vitamin A bayi tahun 2012 sebesar 84% sudah melebihi target yaitu 80%, dan
untuk Vitamin A Anak Balita sebesar 80,56 % sesuai terget yaitu 80 %.
Anak usia 6 – 23 bulan dari keluarga miskin di beri makanan pendamping
ASI (MP-ASI) berupa susu, biskuit dan bubur susu. Cakupan pemberian MP ASI
yang berasal keluarga miskin pada tahun 2012 sebanyak 4.183.
b. Balita ditimbang :
Salah satu cara
pemantauan status gizi Balita dan tingkat partisipasi
masyarakat terhadap Posyandu adalah dengan menggunakan indicator SKDN. SKDN
adalah data untuk memantau pertumbuhan balita. SKDN sendiri mempunyai
singkatan S = juklah Balita yang ada di wilayah Posyandu, K = Jumlah Balita yang
terdaftar dan mempunyai KMS, D = Jumlah Balita yang dating ditimbang bulan ini
dan N = Jumlah Balita yang naik berat badannya. Posyandu yang aktuf melakukan
kegiatan pada tahun 2012 adalah 864 Posyandu. Adapun strata Posyandu pada tahun
2012 adalah Pertama = 1, Madya = 274, Purnama = 442 dan Mandiri = 147. Dari
86.706 Balita yang ada di Kota Padang, sebanyak 53.866 Balita melakukan
penimbangan, 69,68 % diantaranya mengalami kenaikan berat badan dan 0,9 %
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
36
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
mengalami gizi kurang. Sementara pada tahun 2011 Posyandu yang aktif
melaksanakan penimbangan ada 858 buah. Posyandu menurut Strata pada tahun 2011
adalah yaitu, Pertama = 0, Madya = 306, Purnama = 404 dan Mandiri = 148. Di kota
Padang tahun 2011 mempunyai 86.707 Balita, yang melakukan penimbangan
sebanyak 57.278 (66,06 %). Balita yang mengalami kenaikan Berat Badan 36.280
(86%),yang berada dibawah garis merah 518 (0,90%).
c. Penjaringan Kesehatan Siswa:
Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kota Padang tahun 2012
diantaranya adalah melakukan skrining pada anak baru masuk sekolah dan
melakukan penyuluhan kesehatan. Anak Sekolah Dasar (SD) dan setingkat pada tahun
2012 berjumlah 93.502 siswa terdiri dari 48.654 laki laki dan 44.848 perempuan.
Murid SD yang mendapat pelayanan standar laki laki 97,6% dan pertempuan 95,9%.
Murid SD kelas 1 pada tahun 2012 berjumlah 16.072 siswa. Untuk Cakupan
penjaringan kesehatan siswa SD kelas 1 ini pada tahun 2012 mencapai 92,8 %,
dimana siswa laki laki 91,6 % dan perempuan 94,2 %. Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD ini sedikit meningkat dibanding tahun 2011, dimana pada tahun
2011 Murid SD berjumlah 16.770 siswa yang terdiri dari 8.800 laki laki dan 7.970
perempuan. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat pada tahun 2011
laki laki banyak 93 % dan perempuan sebanyak 94,1 %. Dan cakupan pelayanan
kesehatan sesuai standar siswa SD ini adalah laki laki sebanayak 83,2 % dan
perempuan 85,2 %.
Sementara pada tahun 2010 data belum terpisah menurut jenis kelamin tapi
terbagi atas anak Pra sekolah = 79,71%, siswa SD/MI = 92,7% dan siswa SMP/SMA
= 89,64%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ada sedikit peningkatan,
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
37
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
dimana pada tahun 2009 cakupan skrening anak Pra sekolah = 64,5%, siswa SD/MI =
92,25% dan siswa SMP/SMA = 89,39%.
Untuk Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah kegiatannya lebih banyak
bersifat Promotif dan Preventif. Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah. Kota Padang
tahun 2012 memiliki 421 SD/MI, 69,6 % (293 SD/MI) diantaranya melakukan sikat
gigi masal. Dari 93.502 murid SD/MI dilakukan pemeriksaan terhadap 26.281 siswa.
Berdasarkan hasil pemeriksaan ini 3.383 siswa perlu mendapat perawatan dan 64,1 %
mendapat perawatan. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi penigkatan
jumlah SD/MI yang mendapat pelayanan, dimana pada tahun 2011 dari 420 SD/MI,
yang mendapat pelayanan gigi sebanyak 92 SD/MI. Untuk kegiatan sikat gigi massal
dilakukan oleh 92 SD/MI. Adapun siswa yang diperiksa tahun ini sebanyak 14.967
siswa, yang memerlukan perawatan sebanyak 2.332 siswa dan yang mendapat
perawatan sebanyak 1.283 siswa.
d. Program Usila:
Pada hakikatya menjadi tua merupaka proses alamiah yang akan dialami oleh
sesorang. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran baik dari segi psikis
maupun fisik, oleh sebab itu perlu upaya kesehatan agar para usia lanjut (Usila) ini
dapat hidup sehat dan mandiri. Progaram upaya kesehatan yang dilakukan antara lain
penyuluhan secara berkesimbungan, pemeriksaan kesehatan secara berkala dan
melakukan penjaringan Usila resiko tinggi.
Pada tahun 2012 di Kota Padang terdapat 81.938 orang yang berusia diata 60
tahun, dimana laki laki 42.095 orang dan perempuan 39.843 orang. Usila yang
mendapat pelayanan kesehatan untuk laki laki 24,39 % dan perempuan 61,88 %.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
38
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Jika dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi peningkatan cakupan pelayanan
usila ini. Kota Padang pada tahun 2011 mempunyai Usila sebanyak 82.788 jiwa,
terdiri dari 40.566 laki laki dan 42.222 jiwa perempuan. Cakupan Pelayanan terhadap
Usila tahun 2011 baik laki laki maupun perempuan sebanyak 17,21 %. Untuk tingkat
kemandirian para lansia yang datang ke Posyandu lansia ini terbagi atas tiga, yaitu
kelompok pertama dibantu 100% sebanyak 5.056 orang, kelompok kedua sebantu
sewaktu waktu sebanyak 1.231 orang, dan kelompok ketiga adalah yang mandiri
100% sebanyak 8.440 orang.
Saat ini sudah ada 2010 kelompok lansia meningkat jumlahnya dibanding
tahun 2010 yaitu 196 keliompok Lansia, sementara jumlah kader yang ada sebanyak
724 orang. Kelompok lansia ini
bisa memanfaatkan Posyandu Lansia untuk
pemeriksaan kesehatan, senam lansia secara berkala dan mendapat penyuluhan
kesehatan. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan lansia ini perlu kerjasama yang
baik antara puskesmas, tokoh masyarakat, kader Posyandu
dan lintas terkait.
Disamping itu beberapa puskesmas sudah melaksanakan program santun lansia.
e. Program Kesehatan gigi:
Program Pelayanan kesehatan gigi dilaksanakan berupa pelayanan klinik di
Puskesmas, Upaya kesehatan gigi di Masyarakat dan Usaha Kesehatan gigi Sekolah
melalui kegiatan UKS. Untuk pelayanan Kesehatan gigi di klinik Puskesmas sudah
melebihi target kota Padang (>4% jumlah penduduk). Pelayanan gigi di puskesmas
pada tahun 2012 yang berupa tumpatan sebanyak 685, dimana pasien laki laki 336
dan perempuan 349. Sementara untuk pencabutan sebanyak 6.310, dimana pasien
perempuan lebih banyak melakukan pencabutan 3.094 dibanding pasien laki laki
2.094. Adapun rasio Tumpatan dan pencabutan adalah 1 : 10. Jika dibandingkan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
39
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
dengan 2011 terjadi peningkatan rasio Tumpatan : pencabutan. Pelayanan gigi pada
tahun 2011 terdiri dari Tumpatan gigi tetap sebanyak 1.000 orang, dimana pasien lakilaki berjumlah 491 orang dan 509 pasien perempuan, untuk pencabutan sebanyak
13.409 pasien. Rasio Tumpatan : Pencabutan adalah 1 : 7. Banyaknya kasus
pencabutan ini disebabkan oleh indikasi cabut, pasien yang minta dan peralatan untuk
perawatan yang belum memadai di Puskesmas. Sementara di tahun 2010 jumlah
pelayanan gigi sebanyak 18.847 kali dimana tumpatan gigi tetap sebanyak 4.947 dan
pencabutan gigi tetap sebanyak 13.900, dengan demikian rasio tambal/cabut adalah
1:4.
f. Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Gadar :
Puskesmas di Kota Padang tahun 2012 bertambah 2 unit, sehingga Puskesmas
dengan pelayanan kesehatan dengan kemampuan Gadar berjumlah 22 buah yang
tersebar disemua kecamatan. Puskesmas tersebut ada yang mempunyai rawat inap dan
sebagian lagi hanya rawat jalan. Setiap Puskesmas mempunyai kemampuan untuk
melakukan pelayanan gawat darurat (Gadar).
g. Kelurahan terkena KLB
Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit endemis adalah suatu peningkatan
jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu.
Sementara untuk penyakit non endemis pengertiannya adalah suatu episode penyakit
dan timbulnya penyakit pada dua atau lebih penderita yang berhubungan satu sama
lain. Hubungan ini mungkin pada faktor saat timbulnya gejala (onset of illness), faktor
tempat (tempat tinggal, tempat makan bersama, sumber makanan), faktor orang
(umur, jenis kelamin, pekerjaan dan lainnya).
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
40
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Pada tahun 2012 terjadi 2 KLB yaitu Keracunan makanan dan Campak. KLB
keracunan ini terjadi di 3 kelurahan dengan jumlah pasien 38 orang Attack rate 0,05
dan meninggal 2 orang CFR 5,26. Untuk KLB Campak menyerang 2 kelurahan
dengan jumlah pasien sebanyak 58 orang Attack rate 0,35 dan tidak ada yang
meninggal. Jika disbanding tahun sebelumnya terjadi penurunan kasus KLB ini. Pada
tahun 2011 ini Kelurahan yang terkena KLB dan ditangani kurang dari 24 jam ada 4
kelurahan di 4 Puskesmas, yaitu Puskesmas Ulak Karang, Puskesmas Pemancungan,
Puskesmas Nanggalo dan Puskesmas Pagambiran. KLB yang terjadi yaitu Campak
jumlah penderitanya 13 orang dan tidak ada meninggal. Attack Rate untuk kasus
campak ini adalah 10,83. Tetanus Neonaturum jumlah penderitanya 1 orang dan
meninggal dengan Attack Rate : 0,13 dan CFR 100%, Difteri jumlah penderitanya 1
orang dan tidak meninggal dengan Attack Rate : 0,02, dan Polio jumlah penderitanya
1 orang dan meninggal dengan Attack Rate : 0,05 dan CFR : 100%.
h. Penyuluhan Kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah
untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
Penyuluhan Kesehatan dilakukan dengan dua cara, yaitu penyuluhan kelompok dan
penyuluhan massa.
Penyuluhan Kelompok yang dilakukan pada tahun 2012 oleh 22 Puskesmas
berjumlah 14.523 dan penyuluhan massa sebanyak 784 kali. Puskesmas yang paling
banyak melakukan penyulukan kelompok adalah Puskesmas Lubuk Begalung 1610
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
41
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
dan yang paling sedikit adalah Puskesmas Ikur Koto 65 kali. Untuk penyuluhan massa
Puskemas yang paling banyak melakukan adalah Puskesmas Kuranji. Jika
dibandingkan dengan Tahun sebelumnya ada penurunan pelaksanaan penyuluhan ini.
Pada tahun 2011 ini penyuluhan kelompok yang lakukan oleh Puskesmas sebanyak :
17.647 kali, dimana Puskesmas terbanyak melakukannya terdapat pada Puskesmas
Pemancungan (1.271 kali) dan yang paling sedikit Puskesmas Alai (534 kali). Untuk
Penyuluhan Massa dilakukan oleh Puskesmas sebanyak 633 kali, dimana Puskesmas
terbanyak melaksakannya adalah Puskesmas Pemancungan sebanyak 60kali dan
Puskesmas yang paling sedikit melaksanakannya adalah Puskesmas Pagambiran
sebanyak 15 kali.
4.2.Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
a. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra bayar
Asuransi kesehatan sosial (social health insurance) adalah suatu mekanisme
pendanaan pelayanan kesehatan yang semakin banyak digunakan di seluruh dunia
karena kehandalan sistem ini menjamin kebutuhan kesehatan rakyat suatu Negara.
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra bayar di Kota Padang terdiri dari Askes,
Askeskin dan Jamkesda. ASKES merupakan program pemeliharaan kesehatan bagi
pegawai negeri sipil dan keluarganya; ASKESKIN adalah Asuransi Kesehatan untuk
orang miskin yang pembiayaannya dibebankan pada pemerintah pusat. Askeskin atau
JAMKESMAS adalah bentuk belanja bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini dilakukan secara nasional agar
terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang
menyeluruh bagi masyarakat miskin. JAMKESDA adalah asuransi untu masyarakat
miskin yang pembiayaannya di beban pada pemerintah daerah.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
42
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Penduduk kota Padang tahun 2012 sebanyak 846.731 jiwa. Penduduk yang
mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra bayar berupa Askes = 104.595
jiwa, Askeski / Jamkesmas = 184.501 dan Jamkesda = 86.940. Jika dibandingkan
dengan tahun 2011 terjadi penguranga untuk Askes, tapi penambahan untu
Jamkesmas dan Jamkesda. Asuransi kesehatan pada tahun 2011 adalah sebagai
berikut : Askes 111.718 jiwa, Askeskin 185.001 jiwa dan Jamkesda 27.984 jiwa.
Total penduduk yang mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra bayar
324.704, artinya hanya 38,55 % penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan Pra
bayar.
Masyarakat miskin pada tahun 2012 yang mendapat pelayanan kesehatan di
Saranan Kesehatan starata 1 sebanyak 100.887 jiwa dan di Saranan Kesehatan starata
2 sebnayak 18.593 jiwa. Untuk Masyarakat miskin yang mendapat pelayanana
kesehatan rawat inap di Sarana Kesehatan Strata 1 sebanyak 432 jiwa dan yang rawat
inap di Strata 2 dan 3 tidsk diketahui datanya Karena setelah pasien tidak
mengembalikan surat balasan setelah dirujuk .
b. Kunjungan Gangguan Jiwa.
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau
bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas
hidup manusia yang utuh. Kesehatan jiwa menurut UU No 23 tahun 1996 tentang
kesehatan jiwa sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan
secara selaras dengan keadaan orang lain. Gangguan kesehatan jiwa bukan seperti
penyakit lain yang bisa datang secara tiba-tiba tetapi lebih kearah permasalahan yang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
43
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
terakumulasi dan belum dapat diadaptasi atau terpecahkan. Dengan demikian akibat
pasti atau sebab yang melatar belakangi timbulnya suatu gangguan.
Kunjungan Puskesmas tahun 2012 sebanyak 1.434.894 kunjungan, terdiri dari
313.480 kunjungan baru dan 1.121.414 kunjungan lama, sementara yang mengalami
gangguan jiwa sebanyak 8.914 kunjungan, artinya 0,006% dari total kunjungan adalah
kunjungan dengan gangguan kejiwaan.
4.3.Prilaku Hidup Masyarakat
Rumah tangga Ber-PHBS
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan
pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu
masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masingmasing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatan
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta
berperan
aktif
dalam
gerakan
kesehatan
di
masyarakat
(www.promosikesehatan.com).
Jumlah Rumah Tangga yang ada pada tahun 2012 adalah sebanyak 201.500.
Rumah tangga yang dilakukan pemantauan PHBS sebanyak 25.293. Berdasarkan
hasil pemantauan ini 45,3 % diantaranya sudah melaksanakan PHBS di rumah
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
44
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
tangganya. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan
persentase keluar yang telah melaksanakan PHBS di rumah tangga. Di tahun 2011
rumah tangga yang di Kta Padang berjumlah 200.081. Jumlah Rumah Tangga yang
dipantau tentang Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat sebanyak 21.257 (10.62%)
keluarga. Berdasarkan hasil pemantauan keluarga yang melakukan Prilaku Hidup
Bersih (PHBS) dan Sehat selama tahun 2011 berjumlah 5.546 (23,15)%
rumah.Berdasarkan hasil survey PHBS, Puskesmas Ambacang dengan 840 sample
100% sudah melaksanakan PHBS dan Puskesmas paling sedikit keluarga yang
melaksankan PHBS terdapat di Puskesmas Andalas sebesar 6,05 %.
4.4. Kesehatan Lingkungan
a. Rumah Sehat.
Untuk hidup sehat, kita harus memulai dengan lingkungan yang sehat. Rumah
sebagai tempat kita menghabiskan waktu setiap hari memegang peranan penting
dalam meciptakan suasana yang sehat dan mempertahankan badan kita tetap fit dan
jreng. Rumah yang sehat adalah yang memenuhi standar kesehatan, seperti Sirkulasi
Udara Yang Lancar, Kualitas air yang memadai, Penerangan yang cukup dan Sanitasi
yang benar
Rumah yang ada di Kota Padang pada tahun 2012 adalah 154.571 rumah.
Dilakukan pemeriksaan sehat sebanyak 73.112 (47,3%) rumah dan dinyatakan sehat
54.579 (74%) rumah. Hasil pemeriksaan in tidak terlalu jauh berbeda dari tahun
sebelumnya. Tahun 2011 rumah yang ada di Kota Padang berjumlah 206.444.
Rumah tangga yang diperiksa sebanyak 100.481 (48,8%) dan dari yang diperiksa
ditemukan rumah tangga yang sehat berjumlah 73.075 (72,7 %). Angka ini
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
45
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
menunjukan masih banyak rumah tangga yang belum sehat, untuk itu perlu dilakukan
upaya promotif lebih berdayaguna lagi.
b. Rumah/Bangunan yang diperiksa Jentik Nyamuk Aedes.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun
Aedes albopictus.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas
daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan
penduduk. Sampai saat ini penyakit DBD belum ada vaksin pencegahnya dan
obatnyapun juga masih diusahakan. Satu-satunya cara efektif adalah mencegah dan
menanggulanginya dengan cara memberantas nyamuk penularnya.
Pemeriksaan jentik nyamuk pada rumah/bangunan tahun 2012 dilakukan
sebanyak 106.139 (69%) rumah dari 154.573 rumah. Dari hasil pemeriksaan ini 84 %
(88.694) rumah bebas jentik nyamuk. Jika dibandingkan dengan hasil pemeriksaan
tahun lalu, maka ada penurunan persentase rumah yang bebas jentik nyamuk, hal ini
seiring dengan peningkatan penyakit DBD yang meningkat di tahun 2012. Sementara
pada tahun 2011 ini periksaan rumah / bangunan dilakukan pada 92.778 rumah, hasil
dari pemeriksaan ini yang dinyatakan rumah bebas jentik nyamuk sebanyak 77.930
(84 %) rumah. Jika dibandingkan dengan tahun 2010 persentase rumah bebas jentik
nyamuk lebih banyak di tahun 2011, dimana rumah yang diperiksa pada tahun 2010
sebanyak 105.158 buah (75,70%) dan rumah/bangunan yang bebas dari jentik aedes
sebanyak 84.474 buah (80,33%).
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
46
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
c. Jenis Sarana Air Bersih yang di gunakan
Air adalah salah satu kebutuhan hidup yang paling penting. Tanpa air berbagai
proses kehidupan mustahil dapat berlangsung. Meskipun air termasuk sumberdaya
alam yang dapat diperbaiki (renewable resource), namun kenyataan menunjukkan
bahwa ketersediaan air tanah tidak pernah bisa bertambah, bahkan cenderung terus
menurun baik dan segi kuantitas maupun kua1itasnya.
Pada tahun 2012 dari 201.501 keluarga , dilakukan pemeriksaan air bersih
sebanyak 31.917 keluarga. Berdasarkan hasil pemeriksaan, air bersih yang paling
banyak digunakan adalah ledeng 15.352, kemudian SGL 28,3 %, SPT 5 % danmata
air 2,4 %. Sementara pada tahun 2011 adalah sebagai berikut dari rumah yang ada
205.664 buah, di lakukan pemeriksaan pada 100.481 rumah. Akses air bersih keluarga
berdasarkan hasil pemeriksaan adalah 66,82% menggunakan ledeng, 7,32%
menggunakan SPT, 19,98% menggunakan SGL dan lain lainnya sebanyak 5,88 %.
d. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Sanitasi dasar adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus
dipunyai oleh setiap keluarga untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Ruang lingkup
sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga, sarana
pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah.
Pada tahun 2012 dari 201.501 Kepala Keluarga
dilakukan pemeriksaan
sanitasi dasar sebanyak 22.932, hasilnya adalah sebagai jamban sehat 71,6 %,
Pengelolaan sampah sehat 81,9 % dan Limbah sehat 74,7 %. Sementara pada tahun
2011 terdapat 206.444 Kepala Keluarga. Pemeriksaan kepemilikan sanitasi dasar
dilakukan pada 100.481 KK. Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan untuk
kepemilikan jamban sebanyak 73.778 KK (73,4%) dan dinyatakan sehat sebanyak
72,1%. Untuk kepemilikan tempat sampah sebanyak 100.481 KK (79,6%) dan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
47
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
dinyatakan sehat sebanyak 68,7%. Untuk pengelolaan air limbah jumlah KK yang
memiliki jamban sebanyak KK (49,01%) dan dinyatakan 72.488 dan dinyatakan
sehat sebanyak 65,7%.
e.
TPUM Sehat
Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TPUM) yang diperiksa tahun ini
adalah Hotel, Restoran/R.Makan, Pasar dan TPUM lainnya. Pada tahun 2012 Hotel
yang ada di Kota sebanyak
Hotel yang ada dikota Padang sebanyak 33 buah,
diperiksa sebanyak 12 buah dan dinyatakan sehat sebanyak 11 buah (91,7%). Jumlah
Restoran yang ada sebanyak 760 buah, dilakukan pemeriksaan sebanyak 521 buah
dan dinyatakan sehat sebanyak 388 buah (74,5%). Sementara pasar berjumlah 17
buah, dilakukan pemeriksaan pada 15 pasar dan dinyatakan sehat hanya 6 pasar
(37,5%). Dan TPUM lainnya berjumlah 3.819 buah dilakukan pemeriksaan sebanyak
2.835 dan dinyatakan sehat 1.635buah (57,7%).
f. Institusi yang dibina Kesehatan lingkungannya
Pada tahun 2012 dilakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada sarana
kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah, perkantoran, dan sarana lainnya. Institusi
yang dibina kesehatan lingkungannya di tahun 2012 adalah 1.395 sarana , yang terdiri
dari 111 sarana pelayanan kesehatan, 551 sarana pendidikan dan 733 sarana Ibadah.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan jumlah institusi yang
di bina kesehatan lingkungannya. Berdasarkan hasil pemeriksaan institusi pada tahun
2011 : sarana kesehatan berjumlah 87 buah, dan dilakukan pembinaan pada 66 sarana
(75,86%). Institusi pendidikan berjumlah522 buah, yang dibina 403 (77,2%). Saran
Ibadah berjumlah 901 buah dan dilakukan pembinaan pada 730 sarana (81,01%).
Total jumlah sarana yang di data sebanyak 1.510 sarana dan yang dibina sebanyak
79,4 %.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
48
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB V
SUMBERDAYA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam
penyediaan pelayanan
kesehatan
yang berkualitas,
yang diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
5.1. Sarana Kesehatan
a.
Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas merupakan
salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota. Puskesmas sebagai unit
pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan,
harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic six) dan beberapa upaya kesehatan
pilihan yang disesuikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi
serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi sebagai : 1)
pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan masyarakat; 3)
pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan
perorangan primer.
Jumlah Puskesmas di Kota Padang sampai tahun 2012 sebanyak 22 buah.
Puskesmas terbagi atas dua, yaitu Puskesmas Non rawatan 15 buah dan Puskesmas
rawatan 7 buah. Untuk mengukur keterjangkauan Puskesmas dengan masyarakat
adalah dengan melihat rasio antara Puskesmas per 100.000 penduduk. Rasio
Puskesmas per 100.000 penduduk pada tahun 2010 di Kota Padang adalah sebesar
2,33. Untuk lebih meningkatkan
jangkauan pelayanan Puskesmas terhadap
masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas didukung oleh sarana pelayanan
kesehatan berupa Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berjumlah 62 buah.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
49
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
b. Ketersediaan Obat menurut Jenisnya.
Obat yang tersedia di Puskesmas dan jaringannnya adalah obat obatan untuk
pelayanan kesehatan dasar. Secara umum pada tahun 2012 ini, ketersediaan obat
obatan sudah mencukupi, namun ada beberapa item obat yang tingkat ketersediaannya
masih rendah. Adapun ketersediaan obat yang masih dibawah 50 %, yaitu Infus set
Anak (8,48%), Dekstrometorfan tab 15 mg (10,38), Antalgin tablet 500 mg (22,29 %),
OAT 2 (36,11%), Garam Oralit (37,45%), Multivitamin sirup (41,75%) dan Natrium
klorida infuse 0,9% steril ( 43,42 %).
c. Sarana kesehatan menurut kepemilikan.
Kota Padang sebagai ibu kota Propinsi memiliki jenis sarana kesehatan yang
cukup beragam dan kepemilikannya juga beragam.Untuk rumah sakit umum
berjumlah 12 buah dengan kepemilikan terdiri dari 1 buah Pemerintah Pusat, 1 buah
Pemerintah Kota, 2 buah TNI/POLRI, 1 buah BUMN dan7 buah swasta. Rumah Sakit
jiwa sebanyak 2 buah dengan kepemilikan 1 Pemerintah kota dan 1 swasta. Sarana
Kesehatan yang seluruhnya di kelola oleh swasta adalah Rumah sakit khusus
sebanyak 5 buah, Rumah Sakit Bersalin sebanyak 9 buah, Rumah Bersalin 28 buah,
Balai Pengobata/klinik sebanyak 34 buah, Apotik sebanyak 131 buah, Toko Obat
sebanyak 26buah dan laboratorium 10 buah. Praktek dokter perorangan 366 buah dan
praktek pengobatan tradisional 44. Sementara sarana kesehatan yang di kelola oleh
pemerintah kota Padang adalah Puskesmas 22 buah, Puskesmas Pembantu 62 buah,
Puskesmas Keliling 22 buah, GFK 1 buah dan Poskeskel 29 buah .
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
50
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
d.
Sarana kesehatan menurut kemampuan Labkes dan memiliki 4 spesialis
dasar
Sarana kesehatan yang terdiri dari Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus dan Puskesmas 100% memiliki Laboratorium Kesehatan. Dan
untuk kepemilikan 4 spesialis dasar, dari 12 Rumah Sakit Umum hanya 2 diantaranya
tidak memiliki ke 4 spesialis dasar tersebut.
e.
Posyandu menurut Strata
Posyandu merupakan kependekan dari Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu.
Kegiatan di Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partispasi
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan
untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapat
pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.
Posyandu ini terbagi atas 4 strata ,yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri.
Kota Padang pada tahun 2012 mempunyai Posyandu sebanyak 864 buah. Jika
dilihat berdasarkan Starata, maka Posyandu Pratama ada 1 karena baru, Posyandu
Madya 31,71 %, Posyandu Purnama 51,16 % dan Posyandu Mandiri 17,01 %.
Sementara Starata Posyandu pada tahun 2011 adalah Posyandu yang ada berjumlah
855 buah. Strata Posyandu ini bervariasi, yaitu tingkat Pratama sudah tidak ada lagi,
tingkat madya 266 buah (31,11%), tingkat Purnama 448 buah (52,40%) dan tingkat
mandiri 141 buah (16,49%). Dilihat dari angka diatas posisi Posyandu terbanyak
berada pada tingkat Purnama.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
51
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
f.
Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM).
Upaya
peningkatan
derajat
kesehatan
masyarakat
dilakukan
dengan
menerapkan berbagai pendekatan, termasuk di dalamnya dengan melibatkan potensi
masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep pemberdayaan pengembangan masyarakat.
UKBM di antaranya terdiri dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos
Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) di Desa Siaga dan Tanaman Obat Keluarga (Toga).
Upaya kesehatan bersumber masyarakat tersebar di 104 kelurahan di kota
Padang.UKBM yang telah sejak lama dikembangkan dan mengakar dimasyarakat
adalah posyandu. Dalam menjalankan fungsinya, posyandu diharapkan dapat
melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Jumlah Posyandu sampai tahun
2010 berjumlah 855 buah, pada tahun 2011 bertambah 3 Posyandu sehingga total
Posyandu sebanyak 858 buah dan pada tahun 2012 Posyandu yang ada berjumlah 864
buah..
Poskeskel merupakan upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat yang
dibentuk di kelurahan dalam rangka mendekatkan penyediaan pelayanan kesehatan
dasar bagi masyarakat kelurahan, dengan kata lain salah satu wujud upaya untuk
mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Kegiatan utama
poskeskel yaitu pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans perilaku berisiko,
lingkungan dan masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan
dan kesiapsiagaan terhadap bencanaserta pelayanan kesehatan. Pelayanan yang
diberikan poskeskel juga mencakup tempat pertolongan persalinan dan pelayanan
KIA. Poskeskel merupakan salah satu indikator sebuah kelurahan disebut Kelurahan
Siaga. Pada tahun 2010 Poskeskel berjumlah 19 buah dan bertambah 10 buah sampai
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
52
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
tahun 2012, sehingga Poskeskel di Kota Padang berjumlah 29 buah. Sementara untuk
Kelurahan Siaga sudah 100% (104) merupakan Kelurahan Siaga.
5.2.
a.
Tenaga Kesehatan
Jumlah dan rasio tenaga medis di sarana kesehatan
Tenaga medis terdiri dari dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi.
Sarana kesehatan terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit. Puskesmas di kota Padang
berjumlah 22 buah. Di Puskesmas tidak ada dokter spesialis, untuk dokter umum
berjumlah 58 orang dan dokter gigi 54 orang. Jumlah dokter dimasing masing
Puskesmas tidak sama, tergantung jumlah penduduk, kunjungan dan jenis Puskesmas
(rawatan/non rawatan). Secara umum masing masing Puskesmas mempunyai dokter
lebih dari 3 orang dan dokter gigi 2 sampai 3orang.
Rumah Sakit yang aktif di Kota Padang berjumlah 26 buah. Dari Data yang
masuk Dokter spesialis berjumlah 270 orang, dokter umum 140 orang dan dokter gigi
13 orang. Jumlah tenaga medis ini tdak bisa dibuatkan rasionya dengan sarana
kesehatan karena banyak rumah sakit yang belum memberikan datanya.
b. Jumlah dan rasio tenaga kesehatan di sarana kesehatan
Jumlah pegawai yang berkerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang
adalah 1147 orang terdiri dari medis, perawat & bidan, farmasi, gizi, teknis medis,
sanitasi dan kesehatan masyarakat tersebar di berbagai unit kerja, yaitu Puskesmas
(termasuk Pustu &Polindes), Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kota.
Di Puskesmas sekota Padang mempunyai 58 orang dokter umum, 54 dokter
dokter gigi, 557 orang perawat & bidan, 55 orang Farmasi, 38 orang gizi, 80 orang
tekhnisi medis, 36 orang sanitasi, dan 22 orang kesehatan masyarakat.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
53
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Rumah Sakit mempunyai 437 orang medis, 1.243 orang perawat & bidan, 241
orang Farmasi, 25 orang gizi, 16 orang sanitasi dan 45 orang kesehatan masyarakat.
Total tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit adalah 2007 orang.
Dinas Kesehatan kota mempunyai 4 orang tenaga medis, 8 orang perawat &
bidan, 4 orang farmasi, 3 orang gizi, 4 orang sanitasi, dan 34 orang kesehatan
masyarakat. Total tenaga kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan Kota adalah 62
orang.
c.
Jumlah dan rasio tenaga kefarmasian di sarana kesehatan
Tenaga Farmasi terdiri dari Apoteker, S1 Farmasi, D-III Farmasi, dan Asisten
Apoteker. Di seluruh Puskesmas tidak ada tenaga Apoteker dan S1 Farmasi, untuk
D-III Farmasi pada tahun 2012 berjumlah 12 orang dan Asisten Apoteker Kesehatan
(AAK) 23 orang. Tenaga Farmasi ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2010
(D-III Farmasi 6 orang dan Asisten Apoteker sebanyak 49 orang). Tenaga Farmasi di
Rumah Sakit tidak bisa dilakukan penjumlahannya karena banyaknya data Rumah
Sakit yang tidak masuk.
d. Jumlah dan rasio tenaga gizi disarana kesehatan
Tenaga gizi terdiri dari D-IV/S1 Gizi, D-III Gizi dan D-1 Gizi. Tenaga Gizi di
Puskesmas
yang pendidikannya D-1V/S1 Gizi sebanyak 4 orang, D–III Gizi
sebanyak 27 orang dan D-1 Gizi sebanyak 3 orang. Total tenaga gizi yang ada di
Puskesmas tahun 2012 ini berjumlah 34 orang.
Tenaga Gizi di Rumah Sakit tidak bisa dilakukan penjumlahannya karena
banyaknya data Rumah Sakit yang tidak masuk.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
54
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
e.
Jumlah dan rasio tenaga kesehatan masyarakat di sarana kesehatan
Tenaga kesehatan masyarakat terdiri darisarjana kesehatan masyarakat dan D-
III kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan masyarakat S1 di Puskesmas tahun 2010
berjumlah 37 orang dan D-III Sanitasi berjumlah 31 orang.
Pada
tahun 2012
berjumlah 49 orang dan D II Sanitasi 29 orang. Jika dilihat total tenaga Kesehatan
masyarakat ini, ada penambahan sebanyak 10 orang.
f.
Jumlah dan rasio tenaga tekhnis medis dan fisioterapis disarana kesehatan
Tenagateknisi medis terdiri dari analis laboratorium, teknisi elekromedis&
P.Rontgen, pranataanestesi dan fisioterapis. Di Puskesmas tenaga yang ada hanya
analis laboratorium yang berjunlah 39 orang.
5.3.
a.
Pembiayaan Kesehatan
Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kota.
Pembiayaan Kesehatan Kota Padang bersumber dari APBD Kota Padang,
APBD Propinsi, APBN dan Hibah luar negeri. Adapun Total Anggaran Kesehatan
Kota Padang pada tahun 2012 adalah Rp 71.194.987.378,48, dengan sumber APBD
Kota Padang Rp.69.258.065.778,48, APBD Propinsi Rp 7.481.600, dan APBN
Rp.1.969.535000. Sementara Total APBD Kota Padang Rp 1.493.387.005.827,50.
Dari anggaran diatas dapat di lihat persentase Anggaran Kesehatan dari Total APBD
Kota Padang adalah 4,6 %. Angka ini masih rendah dari amanat Undang Undang
No.36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa 10 % APBD Kabupaten/Kota
di luar gaji untuk Kesehatan. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi
pengurangan anggaran kesehatan sebesar 0,1 %.
Pembiayaan
Kesehatan
Kota
Padang tahun 2011 bersumber dari APBD Kota sebesar Rp.52.079.768.878,95 ,
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
55
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
APBD Propinsi sebesar 3.118.479.400,00 , APBN Rp. 550.025.000,00 dan Pinjaman
/Hibah Luar Negeri (PHLN) Rp.15.360.000,00. Total Anggaran Kesehatan Kota
Padang berjumlah Rp. 55.763.633.278,95 sementara total APBD Kota Padang adalah
Rp 1.185.934.729.633,12. Dari angka diatas terlihat persentase Anggaran Kesehatan
terhadap APBD Kota Padang hanya 4,7 %. Untuk tahun Anggaran 2011, pembiayaan
Kesehatan Kota Padang yang bersumber APBD Kota Padang sebesar Rp. 15.712.
456.800,- , APBD Propinsi Rp2.250.000,- , BLN untuk Polio = Rp. 5.981.875,- .
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
56
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Situasi Derajat Kesehatan.
Secara
umum
pembangunan
kesehatan
telah
menunjukkan
suatu
keberhasilan dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, walaupun masih
dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan
pembangunan kesehatan.
Salah satu Indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan
adalah angka kematian. Banyak upaya telah dilakukan agar kasus kematian bayi,
Balita, ibu dan kematian kasar bisa ditekan. Kasus kematian pada tahun 2012
sebanyak : Lahir mati = 39 bayi, kematian bayi 0-12 bulan) = 71/16.844 kelahiran,
Kematian Anak Balita (1-4 tahun) = 7 orang, kematian ibu maternal 15/16.805
kelahiran hidup. Secara keseluruhan jika dibandingkan dengan beberapa tahan
terakhir terjadi penurunan angka kematian ini. Kematian ibu maternal ini penyebab
utamanya adalah Eklampsia, perdarahan dan sepsis, untuk itu di harapkan promkes
dan deteksi dini pada ibu hamil lebih di tingkatkan lagi sehingga jika ada ibu hamil
resiko tinggi dapat dilakukan penanganan yang tepat. Berdasarkan laporan kematian
dari Puskesmas penyebab kematian terbanyak tahun 2012 adalah penyakit Jantung
Angka kesakitan juga di gunakan sebagai indikator derajat kesehatan.
Berdasarkan laporan dari Puskesmas, penyakit terbanyak adalah ISPA (43,57%),
gastritis (11,25%) dan Penyakit kulit (10,78%).
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
57
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Penyakit Menular
Situasi cakupan penyakit menular di kota Padang pada tahun 2012 adalah sebagai
berikut :
a.
Polio dan AFP
Pada tahun ini di temukan 6 kasus AFP. Pada kasus AFP yang ditemukan ini
dilakukan penanganan sesuai protap, yaitu pengambilan sampel & pemeriksaan
spesimen, pengobatan serta kunjungan ulang selama 60 hari.
b.
TB - Paru
BTA (+) yang diobati di Puskesmas sebanyak 678 penderita dan sembuh
sebanyak 82,75 %. Untuk kasus TB Paru kambuh ditemukan sebanyak 8 orang
c. Balita dengan Pnemonia
Kasus Pnemonia Balita ditemukan sebanyak 394 dan 100 % telah mendapat
pengobatan di Puskesmas. Jika dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir
terjadi penurunan kasus yang cukup siknifikan
d.
HIV / AIDS
Trend penyakit menular ini cendrung meningkat setiap tahunnya. Tahun 2012
ini ditemukan 64 kasus, dimana penderita laki laki lebih banyak 51 orang
daripada perempuan 33 orang.
e.
Diare
Kasus diare pada tahun 2012 ditemukan sebanyak 8.842 kasus. Untuk kelompok
umur Balita terdapat 5.867 kasus.
f.
Kusta.
Pada tahun 2012 ditemukan kasus baru penderita penyakit kusta sebanyak 3
orang. Sementara tahun 2011 tidak ada ditemukan kasus baru.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
58
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
g.
DBD
Kasus DBD tahun 2012 sebanyak 1.626 kasus, dengan kematia 10 orang CFR =
0,006 % meningkat dibanding tahun 2011 sebanyak 965. Untuk mengantisipasi
penyebaran DBD ini dilakukan pemutusan rantai dengan 4 cara : Pemberantasan
sarang nyamuk, pemeriksaan Jentik nyamuk berkala, Abatisasi dan Fogging
Focus.
h.
Malaria.
Kasus malaria klinis ditemukan sebanyak 116 kasus dan dengan pemeriksaan
sediaan darah 1 orang. Jumlah kasus ini turun signifikan dibanding tahun 2011.
i.
Filariasis
Penemuan kasus filariasis baru pada tahun ini ada 1 orang, sementara kasus
lama sebanyak 33 orang hingga total kasus filarial pada tahun 2012 adalah 34
orang.
Status gizi
Bayi yang lahir hdup pada tahun 2012 ini berjumlah 16.805 bayi. Bayi lahir
dengan berat badan lahir rendah sebanyak 94 bayi, laki laki = 39 bayi dan perempuan
55 bayi. Bayi BBLR ini di beri pelayanan kesehatan sesuai protap yang ada.
Hasil Pemantauan Status Gizi di Puskesmas tahun 2012 adalah Gizi lebih =
3,97%, Gizi baik = 83,62 %, gizi kurang9,59% dan Gizi buruk 3,16 %. Balita gizi
buruk sebanyak 10 orang dirawat di Puskemas Nanggalo. Balita gizi buruk dan
kurang ini di beri makanan tambahan berupa : MP ASI, Susu, dan Bubur susu.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
59
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
6.2. Situasi Upaya Kesehatan.
Pelayanan Kesehatan Dasar
PWS KIA bertujuan untuk memantau secara berkesinambungan pelayanan
kesehatan ibu hamil, dari mulai ANC sampai persalinannya serta kesehatan anaknya.
Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan K1, K4, Deteksi Resti oleh
tenaga kesehatan/masyarakat, Kunjungan Neonatus, Persalinan oleh tenaga kesehatan,
dan persalinan yang ditolong dukun.
Pencapaian K1, K4, Kunjungan Neonatus (KN), dan Persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan (PN) sudah mencapai target, dan mengalami trend
peningkatan sejak tahun 2008.
Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2012 berjumlah 125.233 PUS. PUS yang
merupakan peserta KB aktif sebanyak 82,2% PUS dan peserta KB baru sebanyak
26,1 % PUS. Peserta KB aktif dan peserta KB baru paling banyak menggunakan alat
kontrasepsi berupa suntik.
Bayi yang lahir hidup pada tahun 2012 berjumlah 16.805 dan sebanyak 62,4
memperoleh ASI Ekslusif. Untuk cakupan imunisasi wajib bayi adalah BCG
79,98%, DPT1+HB1 = 75,1 % , DPT3+HB3 = 62,1 %, Polio 3 = 71,07 % dan
Campak 64,5 %. Dan seluruh kelurahan (104 Kel) di kota Padang yang sudah UCI
(Universal Child Immunizatiori) 76%.
Cakupan bayi yang mendapat Vitamin A bayi 81,1 % dan Vitamin A Balita
80,561%. Balita yang berasal dari keluarga miskin mendapatkan MP-ASI sebanyak
4.183 orang.
Salah satu cara untuk melihat keberhasilan Posyandu adalah
dengan
menggunakan SKDN. Berdasarkan indikator SKDN tersebut ada empat kriteria yaitu
D/S = 62,59%, N/D 69,68%, BGM/D =1,06% dan Gizi kurang sebanyak 0,9%.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
60
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Untuk Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat tahun 2012 ini
92,8 %. Siswa SD/ setingkat yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar 96,7
%, dimana siswa laki laki lebih banyak (97,6%) mendapat pelayanan kesehatan
dibanding siswa perempuan95,9%.
Pada tahun 2012 Usila di Kota Padang berjumlah 81.938 jiwa, yang mendapat
pelayanan kesehatan 42,62 %. Dilihat berdasarkan jender, maka usila perempuan
lebih banyak (61,88) mendapat pelayana kesehata dibanding usila laki laki (24,39%).
Pada tahun 2012 ini jumlah pelayanan gigi berupa Tumpatan Gigi tetap
sebanyak 685 dan pencabutan gigi tetap sebanyak 6310 dengan demikian rasio
tambal/cabut adalah 1 : 10.
Pada tahun 2012 ini Kelurahan yang terkena KLB dan ditangani kurang dari
24 jam ada 3 kelurahan di beberapa Puskesmas.. KLB yang terjadi, yaitu keracunan,
dan campak.
Penyuluhan Kesehatan dilakukan dengan dua cara ,yaitu penyuluhan
kelompok dan penyuluhan massa. Pada tahun 2012 ini penyuluhan kelompok
dilakukan sebanyak : 14.523 kali dan Penyuluhan Massa dilakukan sebanyak 784 kali.
6.3. Situasi Sumber Daya Kesehatan.
Sarana Kesehatan
Kota Padang sampai tahun 2012 mempunyai sebanyak 22 buah. Puskesmas
terbagi atas dua, yaitu Puskesmas Non rawatan 15 buah dan Puskesmas rawatan 7
buah. Untuk lebih mendekatkan lagi Puskesmas dengan masyarakat terdapat 62 buah
Puskesmas Pembantu dan 29 buah Poskesdes.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
61
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Untuk ketersediaan Obat baik di Puskesmas maupun dijaringannya dipenuhi
melalui pengadaan obat dengan dana bersumber dari APBD Kota Padang dan Dana
DAK. Obat yang tersedia di Puskesmas dan jaringannnya adalah obat obatan untuk
pelayanan kesehatan dasar. Secara umum kebutuhan obat di Puskesmas sudah
terpenuhi, hanya beberapa jenis yang tingkat ketersediaanya dibawah 100 %.
Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan yang ada di lingkungan Pemko Kota Padang berjumlah
1.147 terdiri dari Medis = 116 orang, Sarjana medis dan Non Medis = 161 orang,
Sarjana Muda Kesehatan dan non Kesehatan = 339 orang, SLTA = 296 orang, SLTP
= 4 orang dan pagawai kontrak 163 orang. Tenaga kesehatan ini tersebar di berbagai
unit kerja, yaitu Puskesmas termasuk Pustu & Polindes dan Dinas Kesehatan Kota.
Berdasarkan kebutuhan tenaga medis untuk pelayanan kesehatan ini perlu
penambahan untuk tenaga medis, perawat dan bidan masih dibutuhkan terutama pada
Puskemas rawatan.
Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan termasuk gaji Kota Padang tahun 2012 bersumber dari
APBD Kota Padang, APBD Propinsi, APBN berupa Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK), dan Bantuan Luar Negeri(BLN). Anggaran untuk kesehatan tahun 2012
adalah 4,6 %, dari total APBD Kota Padang, masih jauh dari amanat UU No. 36
tahun 2009 yang menyatakan bahwa Anggaran untuk kesehatan 10 % dari total
APBD.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
62
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 EDISI 2013
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
63
Download