ABSTRAK PENELITIAN POST DOCTORAL TAHUN 2013 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin Kampus Unhas Tamalanrea Jln. Perintis Kemerdekaan KM. 10 Makassar Telp. : 0411 587032, , 582500, 588888 Fax.(0411) 587032, 584024 Website : http://www.unhas.ac.id/lppm email : [email protected] STUDI KAPASITAS DAN KEAMANAN PENGINJEKSIAN CO2 KE DALAM FORMASI BATUAN SEDIMEN PADA CEKUNGAN KUTAI KALIMANTAN TIMUR Ardy Arsyad, Abd. Rahman Djamaluddin, Ariningsih Suprapti, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Abstrak Teknologi Carbon Capture and Geological Storage (CCGS) merupakan salahsatu upaya mitigasi pemanasan global. Teknologi ini dapat mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan oleh emitter besar seperti pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan industri semen, dengan cara menyaring emisi CO2 dari industry tersebut lalu menyalurkannya ke suatu tempat untuk kemudian diinjeksi ke kedalaman bumi. CCGS telah mulai dikembangkan melalui pilot project pada negara maju seperti Sleipner North Sea Project dan Snohvit Barent Sea Project di Norwegia, Weyburn-Midale Project di Amerika Serikat, dan Gorgon Project di Australia. CCGS juga sangat prospektif untuk dilaksanakan di Indonesia mengingat target pengurangan emisi karbon sebesar 26% pada 2020 dan pengembangan green energy sebagai energi masa depan. Salah satu daerah yang potensial untuk diterapkannya CCGS adalah Kalimantan Timur dengan sedimentary basin Kutai. Akan tetapi penerapan CCGS ini membutuhkan informasi yang detail dan lengkap mengenai kapasitas formasi geologi Kutai dalam menyimpan CO2 termasuk seberapa besar tingkat keamanannya terhadap resiko kebocoran. Olehnya itu, penelitian ini akan mencoba mengestimasi storage capacity Cekungan Kutai untuk menyimpan CO2 dan menyelidiki peluang kebocorannya. Penelitian ini menggunakan simulasi numerik penginjeksian CO2 ke dalam formasi Batuan sandstone Backarc Cekungan Kutai. Model 3D Cekungan Kutai akan dibuat berdasarkan data stratigrafi dan geologi cekungan ini. Sumur injeksi disimulasikan dengan kedalaman 850 - 1000 meter dan flow injeksi antara 50-100 ribu liter/hari dengan durasi injeksi 5 hingga 100 tahun. Simulasi ini akan menggunakan reservoir simulator TOUGH2(ECO2N) yang mampu menganalisa spatial-temporal migrasi CO2 pada formasi batuan. Perilaku geomekanik formasi batuan akibat penginjeksian CO2 juga akan dianalisa dengan menggunakan program finite difference geomekanik FLAC3D. Analisa ini akan dapat memperhitungkan efek deformasi batuan akibat adanya peningkatan tekanan hidrolik dan menurunnya effective stress batuan akibat adanya aliran CO2. Proses ini sangat mempengaruhi adanya mikrofracture dan peluang kebocoran CO2 ke permukaan. Pada akhirnya, diharapkan bahwa penelitian ini akan dapat memberi kontribusi informasi dan pengetahuan bagi pengembangan teknologi CCGS di Indonesia. Abstract: Carbon capture and geological storage (CCGS) is one of the most feasible options in mitigating global warming. CCGS can be applied in capturing CO2 emission produced by large stationary sources, transporting to a site and then injecting it into a deep sedimentary basin. Kutai Basin in East Kalimantan is potential basin for CO2 geological storage. However, this requires a detail and comprehensive information about storage capacity of the basin, and it senvironmental impact associated with CO2 leakage to groundwater and geomechanical deformation due to the injection of CO2 into the basin. This paper presents numerical study of the injection of CO2 into Kutai Basin and potential geomechanical deformation as a consequence of the change of stress and hydraulic pressure due to the injection. Numerical simulations were undertaken by modeling 3dimensional Kutai Basin with a injection well at 800 meters. The injection was specified at 3024 ton/day within one year period. To simulate the process of CO2 migration in the basin including its geomechanical efffect, a coupling hydromechanical simulator of TOUGH2-FLAC3D was utilized. It was found that CO2 injection is able to increase hydraulic pressure in rock formation of the basin as CO2 plume migrates, escaping the injection point. As a result, the hydraulic pressure rises from its natural pressure 9 MPa to 13 MPa and the total volume of CO2 injected becomes 1.1 million tons. The injection also generates a ground uplift, accounted for about 304 mm. The results suggested that the basin has large storage capacity for CO2, however its severe ground uplift needs to be carefully examined prior to commercial CO2 injection in a field scale. Keywords: CO2 sequestration, Kutai Basin Kalimantan, Hydromechanical Simulator, Ground Uplift, Storage Capacity.