Uploaded by aida.maghfiroh2

Klasifikasi Laut

advertisement
Klasifikasi Laut
OLEH TIM SISWAPEDIA · DIPUBLIKASIKAN 10/11/2012 · DI UPDATE 02/04/2018
Mengenal Klasifikasi Laut
Sebutan planet Bumi sebagai suatu wilayah daratan yang kita diami selama ini sebenarnya
kurang tepat, karena kenyataannya luas daratan hanya sekitar 30% dan sisanya 70%
berupa lautan dan perairan.
Perbandingan laut dan daratan di Indonesia diperkirakan juga 70% : 30%. Perairan di Bumi
seolah tampak menyatu. Meskipun demikian, bukan berarti memiliki sifat yang sama antara
bagian satu dengan bagian lain. Dasar perairan maupun tempat bertemunya dengan
permukaan daratan penuh dengan lekukan, tonjolan, dan cekungan. Akibatnya sifat-sifat
yang dimilikinya berbeda. Oleh karena itu pula ada pembagian samudra dan laut. Berikut ini
adalah klasifikasi laut menurut proses terjadi dan letaknya.
a. Klasifikasi Laut Berdasarkan Proses Terjadinya
Berdasarkan proses terjadinya laut dibedakan menjadi:
1) Laut Ingresi
Laut ingresi merupakan laut yang disebabkan terjadinya penurunan dasar laut. Hal ini
menyebabkan laut semakin dalam. Contoh: Laut Banda (7.400 m), Laut Flores (5.590 m),
Laut Sulawesi (5.590 m), Laut Tengah (4.400 m), dan Laut Jepang (4.000 m).
2) Laut Regresi
Laut regresi merupakan laut yang terbentuk karena penyempitan laut atau pengangkatan
daratan pada daerah yang luas. Proses tersebut terjadi pada zaman Dilluvium. Akibat suhu
Bumi yang dingin, menyebabkan air membeku dan permukaan air laut turun sampai 60 m.
Hal ini menyebabkan Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul berubah menjadi daratan.
Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan bersatu dengan Asia, sedangkan Dangkalan Sahul
dan pulau-pulau kecil di bagian timur Indonesia bersatu dengan Australia.
3) Laut Transgresi
Laut transgresi merupakan laut yang terbentuk karena kenaikan permukaan air laut atau
penurunan daratan secara perlahan sehingga luas laut bertambah. Proses ini terjadi pada
masa glasial. Pencairan es di kutub menyebabkan air laut naik dan menggenangi daratan.
Laut transgresi bersifat dangkal karena mempunyai kedalaman sekitar 70 m. Contoh:
Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.
b. Klasifikasi Laut Berdasarkan Letaknya
Berdasarkan letaknya, laut dibedakan sebagai berikut.
1) Laut Tepi
Laut tepi adalah laut yang terletak di pinggir benua. Contoh: Laut Bering yang dipisahkan
oleh kepulauan Aleut, Laut Jepang yang dipisahkan Kepulauan Jepang, Laut Koral di
sebelah timur Australia, dan Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh Kepulauan Indonesia
dan Filipina.
2) Laut Pertengahan
Laut pertengahan merupakan laut yang terletak di antara dua benua atau lebih. Contoh:
Laut Tengah, Laut Merah, dan lautlaut di Indonesia yang terletak di antara Benua Asia dan
Australia.
3) Laut Pedalaman
Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contoh:
Laut Hitam, Laut Kaspia, dan Laut Mati.
Pengetahuan tentang topografi dasar laut dapat diketahui dari ekplorasi dan pemetaan dasar
alut secara sederhana yaitu berupa pengukuran kedalaman lautan dengan mengulur tali atau
kabel dengan diberi bandul pemberat ke dalam laut sehingga menyentuh dasar laut.
Pengetahuan tentang hal ini baru mengalami kemajuan setelah ditemukan alatgema Echo
Sounder. Prinsip kerja nya adalah dengan metode perambatan dan pemantulan bunyi dalma
air. Gelombang bunyi dipancarkan dari kapal laut dan merambat dengan kecepatan 1.600
m/detik hingga menyentuh dsar lautan. Lalu gema dipantulkan dan ditangkap kembali oleh
sensor di kapal Jarak waktu yang diperlukan untuk perambatan bolak-balik diterjemahkan
menjadi kedalaman lautan.
Menurut kedalaman lautannya, perairan Indonesia dibagi mejadi dua teritorial yaitu:
1. Perairan dangkal berupa paparan atau shelf
Merupakan zona laut terhitung mulai dari garis muka air laut terendah hingga kedalaman
sekitar 200 m yang kemudian biasanya disusul dengan lereng yang lebih curam ke arah laut
dalam. Di Indonesia terdapat dua paparan luas yaitu Paparan Sunda di sebelah darat dan
Paparan Sahul di bagian timur.
Paparan Sunda merupakan paparan benua (Continental shelf) yang terluas di dunia. Paparan
ini menghubungkan Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dengan daratan Asia yang meliputi
Laut Cina, Teluk Thailand, Selat Malaka dan Laut Jawa. Paparan ini juga merupakan daratan
utuh yang menyatu dengan Jawa, Kalimantan, Sumatera dan daratan Asia.
Hal in idapat dibuktikan dengan adanya rekam jejak dua sistem aliran sungai yang kini berada
di dasar lautan yaitu Sungai Sunda Utara dengan hulu di Sumatera dan Kalimantan serta
bermuara di Laut Cina dan yang keuda Sungai Sunda selatan dengan daerah hulu di Jawa,
Kalimantan Selatan serta bermuara di Selat Makassar.
Paparan Arafura atau Sahul terletak di sebelah utara Australia, dan disebut juga Paparan
Asutralia Utara.
Morfologi Lautan Indonesia
2. Perairan Laut Dalam
Berlokasi diantara keuda paparan dengan topografi yang kompleks seperti
adanyabasin dan palung. Bentukkan berupa basin dan palung tersebut terbagi menjadi dua
kelompok yaitu:
a. Kelompok Basin dan Palung Maluku
- Basin Morotai
- Basin Bacan
- Basin Mangole
- Basin Gorontalo
- Basin Ternate
b. Kelompok Basin dan Palung Banda
- Basin Buru
- Banda Utara
- Basin Banda Selatan
- Basin Manipa
- Basin Ambalau
- Basin Aru
- Basin Flores
- Basin Sawu
- Basin Wetar
- Palung Weber
- Palung Butung
BAB II
TOPOGRAFI DASAR LAUTAN
A. Perairan Indonesia
Pengetahuan tentang topografi dasar laut di dapat bermula dari adanya pemetaan laut
secara sederhana , yaitu berupa pengukuran kedalaman dasar laut dengan mengulur tali
atau kabel yang diberi bandul pemberat ke dalam laut hingga menyentuh dasar laut, namun
teknik ini banyak kekurangan dan kelemahannya.
Pengetahuan tentang hal ini baru mengalami kemajuan setelah ditemukan alat perum gema
(Echo Sounder). Cara kerja alat ini berdasarkan pada prinsip perambatan dan pemantulan
bunyi dalam air. Isyarat bunyi dipancarkan dari kapal merambat dengan kecepatan rata-rata
1.600 meter/detik, hingga menyentuh dasar laut dan gema yang dipantulkan kemudian
ditangkap kembali. Jarak waktu yang diperlukan untuk perambatan bolak-balik
diterjemahkan menjadi kedalaman laut di tempat itu.
Berdasarkan kedalaman lautnya, perairan Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Perairan dangkal berupa paparan (Shelf), adalah zone di laut terhitung mulai dari garis
surut terendah hingga kedalaman sekitar 200 meter, yang kemudian biasanya disusul
dengan lereng yang lebih curam ke arah laut dalam.
Di Indonesia terdapat 2 paparan luas, yaitu Paparan Sunda di sebelah barat dan paparan
Arafura-Sahul di sebelah timur.
Paparan Sunda merupakan paparan benua (Continental Shelf) yang terluas di dunia.
Paparan ini menghubungkan pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dengan daratan Asia,
mencakup laut Cina, teluk Thailand, selat Malaka, dan laut Jawa. Paparan ini di duga
merupakan daratan utuh yang menyatu dengan Jawa, Kalimantan, Sumatera dan daratan
Asia. Hal ini dibuktikan dengan adanya jejak dua system aliran sungai yang kini terbenam
dalam laut (drowned river system), yaitu (1) sungai Sunda utara , dengan daerah hulu di
Sumatera dan Kalimantan serta bermuara di laut Cina, (2) sungai Sunda Selatan, dengan
daerah hulu di Jawa, Kalimantan selatan serta bermuara di selat Makasar.
Paparan Arafura – Sahul terletak di sebelah utara Australia, karenanya paparan ini disebut
juga paparan Australia utara ( Northern Australian Shelves).
2. Perairan laut dalam, terletak di antara kedua paparan dengan topografi yang kompleks.
Seperti adanya basin dan palung, baik yang termasuk “trench” atau “trough”. Bentukan
berupa basin dan palung tersebut terbagi menjadi dua kelompok, yaitu :
Kelompok Basin dan palung Maluku
- Basin Morotai
- Basin Bacan
- Basin Mangole
- Basin Basin Gorontalo
- Palung Ternate
Kelompok basin dan palung Banda
- Basin Buru
- Basin Banda Utara
- Basin Banda selatan
- Basin Manipa
- Basin Ambalau
- Basin Aru
- Basin Flores
- Basin Sawu
- Basin Wetar
- Palung Weber
- Palung Butung
B. Topografi dasar laut
Adapun gambaran relief (topografi) secara umum pada dasar laut, diantaranya:
1. Bentuk elevasi berupa punggungan
- Ridge, adalah bentukan hasil proses peninggian di atas lautan (serupa dengan gunung di
daratan) dengan lereng yang terjal dan curam.
- Rise, sama dengan ridge, hanya kemiringan lerengnya landai.
2. Trench, yaitu bagian laut terdalam berbentuk seperti saluran yang seolah terpisah sangat
dalam yang terdapat di perbatasan benua dengan kepulauan.
3. Continental Island (pulau-pulau benua), yaitu pulau yang menurut sifat geologinya
merupakan bagian dari massa tanah daratan benua besar yang kemudian menjadi terpisah.
Contohnya pulau Madagaskar.
4. Island Arc, yaitu kumpulan pulau yang terdiri dari batuan vulkanik dan sisa sedimen pada
bagian permukaan dasar lautan
5. Mid – Oceanic- Volcanic Island, yaitu daerah yang terdiri dari pulau-pulau kecil yang
terletak di tengah lautan, letaknya sangat jauh dari massa daratan.
6. Atol-atol, yaitu daerah yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian tenggelam di
bawah permukaan air.
7. Seamount dan Guyot
- Seamount, adalah gunungapi yang muncul dari dasar lautan, tapi tidak dapat mencapai
permukaan laut, mempunyai lereng curam dan puncak runcing.
- Guyot, sama dengan Seamount, hanya lerengnya landai dan puncaknya datar.
Topografi dasar laut yang kompleks di Indonesia disebabkan karena kawasan ini merupakan
pertemuan dari empat lempeng lithosfer, yaitu :
1. Lempeng Eurasia
2. Lempeng Filipina
3. Lempeng PasifikLempeng samudera Hindia - Australia
Download