MODUL PERKULIAHAN Supply Management Chain Jaringan Logistik Fakultas Program Studi Teknik Teknik Industri Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh 16075 Uly Amrina, ST, MM Abstract Kompetensi Logistik merupakan bagian dari rantai pasok yang turut mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan manajemen rantai pasok sehingga harus dikelola dengan baik dan benar. Memahami desain jaringan logistik dalam manajemen rantai pasok Jaringan Logistik Pengertian manajemen Logistik Logistik merupakan bagian dari rantai pasok yang turut mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan manajemen rantai pasok sehingga harus dikelola dengan baik dan benar. Apa sebenarnya arti logistik? Logistik dapat diartikan sebagai perpindahan material dan informasi di dalam rantai pasok. Material meliputi item-item fisik yang digunakan dalam proses produksi, seperti bahan mentah, barang setengah jadi, barang jadi, bahan bakar, peralatan, suku cadang, perlengkapan kantor. Logistik meliputi aktivitas perpindahan barang dalam suatu fasilitas, pengaturan pengiriman barang masuk maupun keluar, serta aliran informasi dalam rantai pasok. Pengertian logistik juga ditekankan pada aliran barang serta informasi yang ada di dalam rantai pasok. Definisi mengenai logistik yang lebih luas telah dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya menurut Gattorna (1994) yang menyatakan bahwa logistik merupakan proses pengelolaan strategik dari perolehan, perpindahan, dan penyimpanan bahan-bahan, suku cadang, produk jadi, serta arus informasi dalam organisasi dan saluran pemasarannya dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dan menghemat biaya. Kegiatan dalam logistik ditekankan pada pengelolaan bagaimana mendapatkan barang, bagaimana memindahkan, serta bagaimana menyimpan barang-barang yang berkaitan dengan proses produksi. Burgh (1994) menyatakan bahwa sistem logistik merupakan integrasi dari pengadaan, transportasi, manajemen sediaan, serta aktivitas pergudangan untuk mencapai efektivitas biaya, yang berarti pula dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Pengertian mengenai manajemen logistik sering kali disamakan dengan pengertian manajemen sediaan. Padahal, masing-masing pengertian tersebut sebenarnya tidaklah sama. Mari kita coba untuk membedakan kedua pengertian tersebut. Pertama-tama kita akan bedakan antara pengertian manajemen sediaan (material management/MM) dengan manajemen distribusi fisik (physical distribution management/PDM). MM meliputi aktivitas pada fase perpindahan input, seperti bahan baku dan komponen dari pemasok untuk diproduksi, sedangkan PDM meliputi perpindahan pada fase output, yaitu perpindahan barang jadi dari pabrik ke konsumen akhir melalui saluran distribusi yang tepat. Manajemen logistik merupakan kumpulan dari kedua aktivitas tersebut. 2016 2 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Aktivitas pengadaan, penyimpanan, pengawasan, dan transportasi merupakan lingkup manajemen logistik. Aliran keseluruhan aktivitas tersebut dimulai dari pengadaan input, pelaksanaan proses produksi, dan berakhir pada saat pelanggan membayar produk yang diperolehnya. Semakin lama waktu yang digunakan di setiap tahap/fase maka akan semakin besar biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya, semakin pendek waktu digunakan di setiap tahap/fase maka akan semakin sedikit pula biaya yang dikeluarkan. Hal ini berarti bahwa proses yang lebih cepat tersebut juga dapat digunakan sebagai dasar penentuan harga yang lebih murah. Berkaitan dengan biaya, Gambar 1 menunjukkan kurva nilai biaya pada setiap tahap dalam rantai pasok. Gambar 1. Aspek Nilai Tambah Logistik 1. Nilai biaya terendah adalah pada tahap pengadaan (procurement), ketika persediaan awal dibeli. 2. Selama masa pemindahan persediaan ke proses produksi, nilai biaya tetap rendah karena tidak banyak dilakukan investasi pada tahap ini sampai memasuki tahap produksi. Biaya yang muncul meliputi biaya pengadaan dan biaya penyimpanan. 3. Kurva biaya semakin curam pada saat bahan baku dan bahan pembantu lainnya mulai diproduksi sampai menjadi produk akhir. Hal ini dikarenakan adanya akumulasi biaya pabrikan dan peningkatan biaya bunga sebagai prosentase modal bergerak naik seiring dengan penambahan biaya karena adanya biaya yang cukup besar di sini. 4. Kurva menjadi datar kembali pada akhir proses produksi. Pada tahap ini, investasi modal menjadi nilai yang tertinggi dan biaya penyimpanan barang jadi juga memiliki nilai yang tinggi jika dibanding dengan biaya penyimpanan pada persediaan awal. Oleh karena barang sudah menjadi barang jadi yang siap dijual maka nilainya juga semakin besar jika dibandingkan dengan biaya. Berdasarkan penjelasan mengenai nilai tambah logistik tersebut maka sering kali aktivitas logistik dalam rantai pasok lebih ditekankan pada tahap PDM daripada tahap MM karena pada tahap ini, nilai tambah memiliki nilai tertinggi dari keseluruhan proses dan penghematan biaya akan lebih berarti jika dilakukan pada tahap ini. 2016 3 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Aktivitas pengadaan (procurement) dapat dikombinasikan dengan berbagai bentuk pengiriman, penggudangan, dan aktivitas persediaan sehingga membentuk suatu sistem logistik. Tujuan manajemen logistik adalah untuk mencapai efisiensi operasi melalui integrasi pengadaan material, perpindahan material, dan aktivitas penyimpanan material. Perlunya aktivitas logistik dikelola dengan baik adalah karena munculnya biaya transportasi dan penyimpanan, baik selama masa pengadaan input maupun selama masa output selesai dihasilkan. Keberhasilan kegiatan manajemen logistik ini juga sering kali dipengaruhi oleh adanya tenaga ahli dalam bidang tersebut. Para tenaga ahli ini dapat dengan tepat mengidentifikasi titik-titik mana atau kegiatan-kegiatan mana dalam manajemen logistik yang perlu ditingkatkan sehingga dapat menekan biaya secara keseluruhan. Mengingat pentingnya manajemen logistik ini, perusahaan dapat melakukan outsourcing tenaga ahli di bidang logistik apabila sumber daya ahli maupun peralatan yang memadai tidak tersedia di dalam perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan logistik sering kali memiliki teknologi pelacak yang dengan cepat dapat mengetahui posisi barang saat dikirim untuk mengurangi risiko selama masa pengiriman. Keuntungan lain adalah ketepatan jadwal pengiriman dapat ditingkatkan, yang pada ujungnya berarti pula menekan biaya dan meningkatkan pelayanan kepada pembeli. Desain Jaringan Dalam Manajemen Rantai Pasok Manajemen rantai pasok meliputi berbagai kegiatan yang saling terkait satu dengan lainnya. Bukan hanya kegiatan saja, manajemen rantai pasok juga menekankan pada pentingnya berbagai macam fasilitas penunjang, ketepatan fungsi serta peran masing-masing fasilitas. Misalnya, ketepatan lokasi pabrik, lokasi gudang, lokasi bahan baku. Kumpulan berbagai fasilitas dan akti vitas di dalam rantai pasok dapat dikelola dengan baik dengan melakukan desain jaringan yang tepat. Keputusan mengenai desain jaringan dalam rantai pasok, meliputi lokasi pabrik, lokasi penyimpanan, fasilitas transportasi, alokasi kapasitas, serta fungsi masing-masing fasilitas. Desain jaringan rantai pasok meliputi keputusan mengenai: 1. Peran masing-masing fasilitas Peran fasilitas meliputi keputusan mengenai peran apakah yang harus dijalankan oleh setiap fasilitas? Serta, proses apakah yang dijalankan di setiap fasilitas? 2. Lokasi fasilitas 2016 4 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Lokasi fasilitas meliputi penentuan di manakah fasilitas-fasilitas yang diperlukan harus dibangun? 3. Alokasi kapasitas Alokasi kapasitas meliputi keputusan mengenai seberapa banyak kapasitas harus dialokasikan di setiap fasilitas? 4. Alokasi pasar dan pasokan Alokasi pasar dan pasokan berkaitan dengan keputusan mengenai pasar mana saja yang harus dilayani oleh setiap fasilitas? Serta, dari mana sajakah sumber pasokan untuk setiap fasilitas? Keseluruhan desain jaringan saling berpengaruh satu dengan yang lainnya sehingga harus sama-sama mendapat perhatian. Keputusan mengenai peran masing-masing fasilitas perlu mendapat perhatian karena berkaitan erat dengan usaha perusahaan untuk memenuhi keinginan konsumen. Contohnya, Toyota mendirikan pabrik di setiap negara untuk setiap pasar yang dilayaninya. Keadaan ini mengakibatkan pada tahun 1997, setiap pabrik Toyota hanya mampu melayani pasar lokalnya saja. Kondisi ini menjadi masalah besar ketika pada akhir tahun 1990-an, resesi ekonomi melanda Asia. Permintaan dari negara-negara di Asia menjadi semakin menurun yang mengakibatkan pabrik-pabrik lokal di Asia mengalami kapasitas menganggur yang cukup besar. Sementara di negara-negara lain, permintaan terhadap produk Toyota tetap tinggi, bahkan berlebih. Kelebihan permintaan ini tidak dapat dipenuhi oleh pabrik-pabrik di Asia karena setiap pabrik di setiap negara di Asia memiliki kekhususan untuk memproduksi permintaan di negaranya. Berdasarkan kondisi tersebut, saat ini Toyota mengembangkan pabrik-pabrik yang bersifat lebih fleksibel sehingga mampu melayani pasar lain di luar pasar lokalnya. Fleksibilitas pabrikan ini telah banyak membantu Toyota untuk mengantisipasi perubahan kondisi pasar dunia yang sangat cepat. Keputusan mengenai lokasi fasilitas memiliki dampak jangka panjang yang sangat kuat. Hal ini dikarenakan mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk menutup satu pabrik ataupun jika memindahkan satu pabrik ke suatu lokasi yang baru. Penutupan ataupun pemindahan pabrik ini dapat terjadi karena kurang matangnya perencanaan mengenai lokasi fasilitas. Keputusan lokasi yang tepat dapat membantu rantai pasok agar responsif dalam menghadapi perubahan pasar dengan tetap menekankan pada penghematan biaya. Sebagai contoh, Toyota membangun pabrik perakitan di Lexington, Kentucky, USA, pada tahun 1998. Pendirian pabrik ini sangat menolong Toyota pada saat Yen menguat. 2016 5 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Memproduksi kendaraan di Jepang menjadi sangat mahal dan akan sulit bersaing dengan produksi dari Amerika Serikat. Pendirian pabrik di Lexington terbukti dapat membantu Toyota menekan biaya, dibandingkanjika Toyota melakukan perakitan di Jepang. Alokasi pasokan sumber daya dan pasar yang tepat dengan fasilitas yang ada memiliki dampak yang baik terhadap kinerja rantai pasok. Hal ini dikarenakan ketepatan tersebut berdampak pada produksi secara keseluruhan, persediaan, dan biaya transportasi yang timbul akibat tujuan perusahaan yang berusaha untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Keputusan ini juga perlu dipertimbangkan dengan adanya kemungkinan perubahan pasar dan permintaan, yang berarti juga menyebabkan perubahan kapasitas. Keputusan mengenai desain jaringan memiliki dampak signifikan terhadap kinerja karena turut menentukan konfigurasi rantai pasok dan menentukan batasan-batasan bagaimana persediaan, transportasi, dan informasi dapat digunakan untuk menurunkan biaya rantai pasok ataupun kecepatan reaksi dalam rantai pasok. Suatu perusahaan harus mulai memperhatikan keputusan desain jaringan ketika konfigurasi jaringan rantai pasok yang ada saat ini menjadi terlalu mahal atau tidak dapat dengan cepat merespons perubahan-perubahan permintaan. Perusahaan perlu untuk mendesain kembali jaringan rantai pasoknya dengan tepat agar dapat menghemat biaya sekaligus dapat dengan cepat merespons keinginan konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi desain jaringan Keputusan mengenai desain jaringan dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal lain yang sangat besar pengaruhnya. Keputusan mengenai desain jaringan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut. 1. Faktor Strategik Strategi persaingan yang digunakan oleh suatu perusahaan memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan desain jaringan dalam rantai pasok. Perusahaan yang menggunakan strategi yang berbeda akan membuat keputusan desain jaringan yang berbeda-beda pula. Misalnya, perusahaan yang menggunakan strategi cost leadership menekankan pada biaya yang paling murah dalam keputusan lokasi fasilitas yang diperlukan. Hal ini berarti, penentuan desain jaringannya dilakukan berdasarkan keputusan 2016 6 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id desain mana yang akan memberi manfaat biaya paling murah. Perusahaan yang menggunakan strategi responsiveness memilih untuk menempatkan fasilitasnya mendekati pasar. Keputusan ini tetap dipilih walaupun hal ini memerlukan biaya yang besar dengan tujuan perusahaan dapat cepat merespons perubahan permintaan konsumen dengan cepat. 2. Faktor Teknologi Karakteristik teknologi produksi yang berbeda akan memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan desain jaringan yang berbeda pula. Apabila teknologi yang digunakan menekankan pada skala ekonomis tinggi maka dipilih fasilitas yang memiliki kapasitas besar. Apabila teknologi yang digunakan tidak memerlukan biaya tetap yang besar, maka dapat dipilih fasilitas-fasilitas lokal untuk mendukung rantai pasok, dengan kapasitas yang tidak terlalu besar. Fleksibilitas teknologi juga mempengaruhi tingkat konsolidasi yang dapat dicapai dalam rantai pasok. Apabila teknologi produksi yang digunakan tidak fleksibel atau jika permintaan satu negara berbeda-beda dengan negara lainnya maka perusahaan harus menyediakan fasilitas j aringan di setiap pasar yang dilayani. Demikian pula sebaliknya, apabila teknologi yang digunakan bersifat fleksibel, akan lebih mudah bagi perusahaan untuk melakukan konsolidasi pada beberapa pabrik besar saja. 3. Faktor Makroekonomi Faktor makroekonomi meliputi pajak, tarif, nilai tukar mata uang, serta faktor-faktor ekonomi lainnya yang bersifat eksternal. Tarif adalah segala ewajiban yang harus dibayar pada saat produk atau peralatan dipindahkan atau dikirim melewati batas internasional atau negara. Tarif juga mempengaruhi keputusan desain jaringan dalam rantai pasok. Negara yang memiliki kebijakan menggunakan tarif yang tinggi menyebabkan perusahaan cenderung untuk tidak melayani pasar lokal maupun mendirikan pabrik dinegara tersebut untuk menghemat kewajiban yang harus dibayar. Lnsentif pajak adalah pengurangan dari pajak atau tarif yang sering kali digunakan negara-negara untuk menarik investor di wilayah dengan perkembangan ekonomi yang lemah. Nilai tukar mata uang juga merupakan faktor makroekonomi yang berpengaruh terhadap keputusan desain jaringan kerja. Misalnya, suatu perusahaan menjual produknya ke Amerika Serikat yang diproduksi di Jepang akan mempertimbangkan apabila terjadi apresiasi nilai Yen terhadap Dollar Amerika. Biaya produksi dikeluarkan dalam satuan Yen, sedangkan pendapatan diperoleh dalam bentuk Dollar Amerika. Apabila nilai Yen terhadap Dollar Amerika meningkat, berarti biaya produksi dalam Dollar juga meningkat, mengakibatkan keuntungan perusahaan menurun. Pada tahun 1980-an, banyak perusahaan Jepang mengalami kendala ini dan akhirnya sebagian besar mendirikan fasilitas produksi tersebar di seluruh dunia. 2016 7 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Faktor Politik Stabilitas politik suatu Negara sangat mempengaruhi keputusan desain jaringan dalam rantai pasok. Perusahaan lebih menyukai untuk mendirikan fasilitas produksinya di Negara yang mempunyai stabilitas tinggi serta kebijakan perdagangan yang jelas. 5. Faktor Infrastruktur Infrastruktur yang baik dapat digunakan sebagai dasar keputusan fasilitas produksi karena dapat menekan biaya akibat kurang siapnya infrastruktur di suatu wilayah. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan global lebih menyukai untuk mendirikan pabrik di China dekat dengan kota Shanghai, Tianjin atau GuangZhou walaupun wilayah ini bukan merupakan wilayah dengan tenaga kerja dan sewa tanah yang murah. Wilayah-wilayah ini lebih disukai karena memiliki infrastruktur yang sangat baik dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya. Elemen-elemen infrastruktur yang menjadi pertimbangan, antara lain ketersediaan laban, ketersediaan tenaga kerja, kedekatan dengan terminal transportasi, kedekatan dengan stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, akses jalan raya, dan fasilitas lokallainnya. 6. Faktor Pesaing Perusahaan perlu mempertimbangkan posisi pesaing pada saat melakukan desain fasilitas pada rantai pasok. Penentuan seberapa jauh atau dekat dengan pesaing mempengaruhi penentuan lokasi mana yang akan digunakan oleh perusahaan. Faktor eksternal, seperti ketersediaan sumber daya dan tenaga kerja ahli yang banyak terdapat di daerah tertentu saja seringkali mengharuskan perusahaan untuk berdekatan dengan pesaingnya. 7. Faktor W aktu Res pons pada Konsumen Perusahaan yang mengutamakan kecepatan waktu atas permintaan konsumen menetapkan bahwa fasilitas harus didirikan dekat dengan konsumen. Misalnya, untuk toko retail yang membuka jaringan di beberapa tempat harus mempertimbangkan lokasi tokonya sedekat mungkin dengan konsumen. Konsumen sering kali malas untuk pergi berbelanja ke toko retail yang jauh dari rumah karena alasan biaya transportasi yang tinggi serta terbatasnya waktu karena kesibukan masyarakat di kota besar. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan retail perlu mempertimbangkan untuk memiliki banyak toko tersebar di suatu area sehingga lebih memudahkan pelanggan untuk melakukan transaksi. 8. Faktor Biaya Logistik dan Fasilitas Biaya logistik dan fasilitas berpengaruh terhadap konfigurasi rantai pasok yang dibuat. 2016 8 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perubahan fasilitas, lokasi, dan alokasi fasilitas turut mempengaruhi perubahan dalam rantai pasok. Perusahaan harus mempertimbangkan biaya persediaan, transportasi, dan fasilitas pada saat mendesain j aringan rantai pasoknya. Kerangka Desain Jaringan Keputusan mengenai desain jaringan berkaitan dengan tujuan manajer untuk mendesain suatu jaringan yang memaksimalkan keuntungan perusahaan sekaligus memuaskan kebutuhan konsumen. Untuk menyusun suatu desain jaringan yang efektif, seorang manajer harus mempertimbangkan faktor-faktor : Fase I. Menentukan strategi Rantai Pasok; Tujuan fase pertama pada desain jaringan adah mentukan strategi rantai pasok perusahaan. Strategi rantai pasok memfokuskan pada kemampuan apa yang harus dimiliki dalam jaringan rantai pasok untuk mendukung strategi bersaing. Fase I dimulai dengan pendefinisian secara jelas strategi bersaing perusahaan sebagai dasar untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen melalui rantai pasok yang mempengaruhinya, manajer harus meramalkan bagaimana persaingan di masa yang akan datang, apakah pesaing berupa perusahaan-perusahaan lokal ataukah ada kemungkinan perusahaan global turut menjadi pesaing. Dengan melakukan analisis terhadap strategi bersaing perusahaan, para pesaing skala ekonomis, serta batasan-batasan yang ada para manajer harus menentukan strategi rantai pasok yang tepat bagi perusahaan Fase II. Menentukan Konfigurasi Fasilitas Regional Tujuan fase kedua ini adalah mengidentifikasi wilayah-wilayah mana sajakah akan diletakkan fasilitas, apa saja fungsi masing-masing fasilitas, serta perkiraan kapasitas masing-masing fasilitas. Fase II dimulai dengan peramalan permintaan di setiap negara. Peramalan permintaan ini meliputi seberapa banyak permintaan di setiap negara dan juga apakah permintaan di satu negara sama atau berbeda dengan permintaan dari negara lain. Permintaan yang sama mengakibatkan keputusan mengenai fasilitas dapat dibuat dengan skala dan kapasitas yang besar untuk memenuhi permintaan dari beberapa negara sekaligus, sedangkan apabila permintaan di setiap negara berbeda-beda, maka akan dibuat fasilitas dengan lingkup yang lebih kecil. Langkah berikutnya adalah manajer harus menentukan apakah skala ekonomis sejalan dengan pilihan teknologi produksi yang akan digunakan serta bagaimana menghemat biaya dari kedua hal tersebut. Selanjutnya, manajer harus mempertimbangkan risiko permintaan, risiko nilai tukar mata uang, serta risiko politik di setiap negara. Manajer juga harus menganalisis pesaing-pesaing yang ada, untuk 2016 9 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id rnenentukan apakah fasilitas akan dibangun dekat atau jauh dari pesaing. Berdasarkan data-data tersebut, manajer akan mengidentifikasi konfigurasi fasilitas regional untuk jaringan rantai pasok. Konfigurasi regional ini, meliputi berapa banyak fasilitas akan dibangun di suatu wilayah, serta apakah fasilitas yang akan dibangun akan melayani satu pasar a tau beberapa pasar sekaligus. Fase III. Menentukan Lokasi yang Diinginkan Tujuan fase ketiga adalah memilih beberapa altematif lokasi yang diinginkan di setiap wilayah di mana akan ditempatkan fasilitas-fasilitas yang diperlukan. Pemilihan lokasi juga harus didasarkan pada ketersediaan infrastruktur yang dapat mendukung metode produksi. Infrastruktur yang diperlukan meliputi ketersediaan pemasok, sarana transportasi, komunikasi, penggudangan, tenaga kerja terlatih, perputaran tenaga kerja, dan komunitas bisnis. Fase IV. Pemilihan Lokasi Tujuan fase keempat adalah memilih lokasi yang pasti serta alokasi kapasitas untuk setiap fasilitas. Pemilihan lokasi didasarkan pada basil beberapa lokasi pada tahap ketiga. Jaringan didesain untuk memaksimalkan keuntungan total berdasarkan margin dan permintaan di setiap pasar, biaya logistik dan biaya fasilitas, serta tarif dan pajak. Pengendalian Biaya Logistik Perencanaan logistik sering kali dikaitkan dengan bagaimana mendesain jaringan logistik yang dapat menghemat biaya. Pengendalian biaya logistik merupakan hal yang sangat enting di sini. Para manajer logistik berusaha mengendalikan biaya dengan berfokus pada renegosiasi tarif biaya dan pengurangan biaya pengiriman serta merampingkan operasi rantai pasok. Terdapat lima bidang yang paling sering digunakan oleh manajer untuk mengendalikan biaya logistik, yaitu renegosiasi tarif pengiriman, mengurangi biaya transportasi, merampingkan operasi pengiriman dan penerimaan, bekerja lebih dekat dengan pemasok, serta menggunakan teknologi baru. Sebaliknya, mengurangi biaya penyimpanan dan biaya persediaan sering kali tidak termasuk dalam lima pengendalian biaya ini karena penghematan dalam bidang ini sangat sulit dilakukan dan memerlukan waktu yang cukup lama. Salah satu hal yang sering kali digunakan untuk melakukan pengendalian biaya adalah memilih transportasi regional. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan 2016 10 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pihak ketiga dalam hal penyediaan transportasi, misalnya dengan menggunakan penyedia jasa truk, yang dapat menghemat biaya serta mampu menyediakan sarana transportasi dalam jumlah yang banyak. Apabila perusahaan harus melakukan sendiri jasa transportasi ini, akan kesulitan bagi perusahaan karena harus terfokus pula pada masalah- masalah dalam pengiriman. Kerja sama dengan perusahaan transportasi regional sangat diperlukan dengan memilih perusahaan-perusahaan yang sanggup menyediakan jasa pengiriman yang lebih cepat. Cara lain yang dapat digunakan manajer dalam melakukan kerja sama dengan perusahaan transportasi adalah dalam bentuk melakukan perjanjian pembebasan biaya untuk pengiriman pada jarak minimal tertentu. Cara penghematan lain yang dapat dilakukan adalah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam perusahaan, misalnya dengan sales personal, untuk mengoordinasikan pengiriman barang dengan tepat sehingga dapat menghemat biaya transportasi. Berkaitan dengan perampingan operasional pengiriman dan penerimaan barang, manajer dapat menempuh cara melalui efisiensi aktivitas di galangan kapal saat barang akan dikirim maupun saat barang diterima. Cara yang dapat digunakan, misalnya mempercepat stok barang di galangan kapal dari 18 jam menjadi 7,75 jam dalam tiga bulan dengan menggunakan sistem distribusi elektronik. Kedekatan dengan pemasok juga merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk melakukan penghematan. Semakin dekat hubungan dengan pemasok maka akan tercipta siklus peramalan permintaan yang lebih pasti, memecahkan berbagai masalah dalam rantai pasok, dan menilai perbaikan proses rantai pasok. Semain dekat hubungan dengan pemasok juga akan menciptakan kondisi just-in-time yang lebih baik karena adanya kepastian dari para pemasok. Terakhir adalah pentingnya penggunaan internet dalam aktivitas logistik. Internet dapat dimanfaatkan dalam pengiriman surat-surat atau dokumen penting, serta pelacakan keberadaan barang pada saat pengiriman. Kecepatan waktu pengiriman dokumen menjadi hal yang penting karena semakin cepat dokumen diterima oleh partner bisnis maka akan semakin cepat proses bisnis dilakukan. Pengiriman dokumen secara manual ke luar negeri yang bisa memakan waktu berhari-hari dapat dipersingkat hanya dalam hitungan detik saja Cata-cara Mengurangi Biaya Manajemen Rantai Pasok Terdapat 10 cara yang dapat digunakan oleh manajer logistik untuk mengurangi biaya manajemen rantai pasok, yaitu sebagai berikut. 2016 11 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Mengembangkan atau meningkatkan manajemen persediaan dengan penjual dan pelaksanaan metode just-in-time yang tepat untuk meningkatkan kecepatan dan keteraturan pola pesanan. Dengan meningkatkan kerja sama dalam rantai pasok serta keterbukaan data permintaan dan penawaran dengan pemasok dan konsumen, dapat mengurangi fluktuasi permintaan dan penawaran yang terlalu tajam. Manajer akan menerima material sesuai dengan yang dibeli dan dibutuhkan, tidak dengan cara membeli dalam jumlah banyak dengan jumlah yang tetap. Hal ini dapat mengurangi biaya penyimpanan, ruang penyimpanan yang diperlukan, keusangan barang, kerusakan, barang cacat maupun aus. Apabila hal ini dikelola dengan baik maka dapat memberi manfaat pada konsumen dan pemasok. 2. Menggunakan cara perdagangan elektronik untuk mengurangi biaya proses transaksi dan waktu perputaran barang. Transfer data secara elektronik antarperusahaan akan mengurangi tenaga kerja yang diperlukan, mengurangi waktu, serta kesalahan potensial yang berkaitan dengan waktu pemrosesan. Hal ini dapat mengurangi biaya serta meningkatkan pelayanan. 3. Memusatkan fungsi peramalan dan perencanaan persediaan dengan menggunakan tenaga ahli di bidang peramalan dan perencanaan. Pada perusahaan yang mempunyai beberapa pabrik, peramalan permintaan, perencanaan persediaan, dan perencanaan produksi sebaiknya dilakukan secara terpusat. Pekerja melakukan pekerjaannya dengan berdasar pada perspektif perusahaan dalam menyeimbangkan permintaan dan penawaran di dalam rantai pasok antar perusahaan. 4. Menggunakan piranti lunak untuk menciptakan jadwal produksi yang dapat mengoptimalkan keuntungan, layanan kepada pelanggan, aset total, dan kemampuan kapasitas. Selanjutnya, akan tercipta suatu model yang dapat memberikan layanan terbaik, biaya paling rendah, tingkat persediaan paling rendah, dan penggunaan material dengan tepat. 5. Secara berkesinambungan mereview biaya penambahan kapasitas dibandingkan dengan biaya penyimpanan persediaan. Perusahaan harus selalu mereviu ketepatan kebijakan tingkat persediaan secara kontinu.Teknik-teknik pengendalian untuk memenuhi permintaan pada saat puncak diperlukan untuk menjaga kestabilan barang. 6. Mengatur kembali rantai pasok dengan menentukan lokasi pabrik dan distribusi dengan hati-hati sehingga dapat melayani pasar seefektif mungkin. Manajer dapat melakukan studi jaringan formal berdasarkan pola pengiriman terdahulu untuk menentukan jumlah dan lokasi fasilitas yang paling optimal. 7. Mengintegrasikan perencanaan produksi, perencanaan persediaan, pelayanan pelanggan, serta fungsi transportasi dan distribusi untuk meningkatkan ketersediaan 2016 12 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id informasi dan meningkatkan pelayanan. Agar dapat bekerj a dengan baik, fungsifungsi terse but dapat diletakkan dalam satu organisasi logistik terpusat. 8. Mengidentifikasi pelanggan dan produk yang tidak potensial. Analisis terhadap pelanggan dan produk yang kurang memberikan keuntungan sebaiknya dilakukan secara berkala dan studi kelayakan mengenai keuntungan total harus terus dilakukan. Pelanggan atau produk yang tidak memberikan keuntungan sebaiknya dipertimbangkan untuk dihilangkan atau kalau akan ditingkatkan harus dipertimbangkan apakah memberikan manfaat bagi yang lain. 9. Mengevaluasi keseluruhan operasi rantai pasok dan menggunakan ahli-ahli fungsional, apabila diperlukan, untuk menghemat biaya. 10. Memusatkan fungsi-fungsi pendukung rantai pasok untuk memperoleh skala ekonomis, perampingan, dan mengurangi biaya transaksi. Value Density Penyusunan jaringan logistik dalam rantai pasok tidak terlepas dari tujuan untuk meminimumkan biaya. Keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan biaya, meliputi penentuan lokasi dan kapasitas fasilitas serta bagaimana produk atau barang harus dikirim di an tara fasilitas-fasilitas tersebut sampai ke tangan konsumen. Bagaimana cara yang dapat digunakan untuk mengirimkan barang disebut dengan mode transportasi. Terdapat lima mode transportasi dasar, yaitu melalui jalan darat, kereta api, air, saluran pipa, dan melalui udara. Setiap mode memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut. 1. Jalan Darat (Trucking) Pengiriman melalui jalan raya memiliki fleksibilitas tinggi karena barang dapat dikirim ke hampir semua lokasi di dalam pulau. Kemudahan transit juga mendukung kelebihan mode ini, selain dapat digunakan untuk pengiriman dalam jumlah yang tidak terlalu besar dalam jarak yang dapat dijangkau. 2. Kereta Api Pengiriman dengan menggunakan kereta api memiliki keunggulan biaya yang murah, akan tetapi barang tidak bisa langsung diantar ke tujuan, harus menggunakan mode trucking untuk mengantar sampai ke tujuan. 3. Air 2016 13 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengiriman melalui air (laut maupun sungai) memiliki kelebihan mampu menampung kapasitas dalam jumlah yang besar serta biaya yang murah, tetapi memiliki kelemahan bahwa tidak semua area pengiriman memiliki akses langsung ke laut/sungai. 4. Saluran Pipa Pengiriman melalui pipa hanya terbatas untuk pengiriman benda-benda cair, gas dengan bentuk dan persyaratan tertentu. Pengiriman melalui pipa ini tidak memerlukan pengepakan dan biaya pengiriman murah. Namun, biaya pembuatan saluran pipa sangat mahal. 5. Udara Pengiriman melalui udara memiliki kelebihan cepat sampai tujuan, namun biaya yang diperlukan sangat mahal. Pemilihan mode transportasi dilakukan dengan berdasarkan beberapa pertimbangan. Salah satu pertimbangan yang dapat digunakan adalah dengan memperhitungkan nilai barang per satuan berat atau value density. Pertimbangan dengan menggunakan value density ini terutama digunakan untuk menentukan di mana barang disimpan serta bagaimana cara pengirimannya. Seperti contoh masalah yang dihadapi perusahaan Intel yang memproduksi mikroprosesor untuk komputer. Intel harus memutuskan apakah pengiriman mikroprosesor itu dilakukan lewat darat ataukah lewat udara dengan mempertimbangkan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing mode transportasi. Analisis menunjukkan bahwa waktu pengiriman yang cepat lewat udara dapat dipertimbangkan apabila biaya pengirimannya sesuai. Keputusan ini meliputi pertimbangan bahwa pengurangan waktu dan biaya persediaan akan meningkatkan biaya pengiriman. Perhatikan contoh berikut. EV ALUASI PENGIRIMAN LEW AT UDARA DENGAN LEW AT DARA T Suatu perusahaan harus melakukan pengiriman dari kota A ke kota B. Diasumsikan bawa rata-rata biaya penyimpanan persediaan adalah sebesar 30% dari nilai produk per tahun. Biaya ini meliputi biaya modal, asuransi, biaya gudang, dan lain-lain. Misalnya, satu item produk dengan nilai Rpl.OOO.OOO,OO maka biaya penyimpanan persediaan adalah sebesar Rp300.000,00 per tahun. Salah satu pilihan mode transportasi adalah melalui darat dengan menggunakan jasa pengiriman United Parcel Service (UPS) yang memerlukan waktu delapan hari untuk mengirim dari kota A ke kota B. Sedangkan pilihan lainnya adalah dengan menggunakan Federal Express yang mampu menawarkan pengiriman selama dua hari lewat udara. Tabel 1 menunjukkan perbandingan biaya antara kedua mode transportasi tersebut. 2016 14 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tabel 1 : Perbandingan Biaya Pengiriman Tabel 1 menunjukkan perbandingan biaya apabila pengiriman dilakukan melalui darat dengan menggunakan jasa United Parcel Service (UPS) dengan pengiriman lewat udara dengan menggunakan Federal Express (FE). Kolom 2 menunjukkan biaya pengiriman melalui UPS per kg berat barang, sedangkan kolom 3 menunjukkan biaya pengiriman melalui FE per kg berat barang. Kolom 4 merupakan penghematan pengiriman lewat darat dengan lewat udara yang diperoleh dengan mengurangi nilai pada kolom 3 dengan nilai pada kolom 2. Kolom 5 yaitu kolom titik impas nilai produk. Rata-rata biaya penyimpanan adalah sebesar 30% per tahun dan satu tahun adalah 365 hari dengan penghematan hari pengiriman melalui udara sebesar 6 hari maka titik impas nilai produk diperoleh dengan rumus: Kolom 6 menunjukkan nilai impas per kg berat barang yang diperoleh dengan membagi nilai pada kolom 5 dengan nilai pada kolom1. Berdasarkan perhitungan tersebut, perusahaan dapat menganalisis apakah pengiriman sebaiknya dilakukan lewat darat ataukah lewat udara dengan cara sebagai berikut. Apabila terdapat item produk yang memiliki nilai produk lebih besar dari nilai di kolom 6 maka keputusannya adalah sebaiknya dikirim lewat udara. Misalnya perusahaan akan mengirim item produk sebanyak 5 kg yang memiliki nilai lebih besar dari Rp9.104.722,22 maka item tersebut sebaiknya dikirim lewat udara. 2016 15 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill. 2. Mahendrawati ER, I Nyoman Pujawan. 2010. Supply Chain Management (Edisi Kedua); Guna Widya, Surabaya. 3. Hendayani, Ratih. 2011. Mari Berkenalan dengan Manajemen Logistik; Alfabeta, Bandung. 2016 16 Supply Chain Management Uly Amrina, ST, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id