HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN

advertisement
1
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN
KELENTUKAN TUBUH DENGAN HASIL
PEMBELAJARAN HANDSTAND ROLL
(Jurnal Skripsi)
Oleh
ASWIN YUSUF
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
2
ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN THE STRENGTH OF ARM MUSCLE AND BODY’S
FLEXIBILITY WITH STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN
HANDSTAND ROLL
By
ASWIN YUSUF
Mentor :
Drs. Surisman, S.Pd., M.Pd
Heru Sulistianta, S.Pd., M.Or
This research is aimed to know the correlation between the strength of arm muscle and
body’s flexibility with students’ achievement in gymnastic floor exercise at grade VIII
students of YP Gajah Mada Bandarlampung.
The population of this research was all students of YP Gajah Mada Bandarlampung
consisting of 158 students which were taken about 40 men students as a sample. The sample
was taken by proportional random sampling technique. The data of this research was taken
by push-pull dynamometer, extension trunk, sit and reach flexibility and instrument
descriptor. The data of this research was analyzed by multiple correlations.
The results of this research are: first, there is a correlative coefficient around 0,900 which
means that there is a positive correlation between the strength of arm muscle and students’
achievement in gymnastic floor exercise, handstand roll. Second, there is a correlative
coefficient around 0,854 which also means that there is a positive correlation between the
strength of arm muscle and students’ achievement in gymnastic floor exercise, handstand
roll. Third, from this research, it is found that the determination of both variables has a great
correlation and gives a contribution around 87,11 % in students achievement of their
gymnastic floor exercise, handstand roll, at students of YP Gajah Mada Bandarlampung
grade VIII.
The conclusion of this research shows that there is a significant correlation between the
strength of arm muscle and body’s flexibility with students’ achievement in gymnastic floor
exercise, handstand roll, at students of YP Gajah Mada Bandarlampung grade VIII in
2012/2013 academic year.
Key words: Strength,Flexibility, and Handstand Roll.
3
ABSTRAK
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN
KELENTUKAN TUBUH DENGAN HASIL
PEMBELAJARAN HANDSTAND ROLL
Oleh
ASWIN YUSUF
Pembimbing :
Drs. Surisman, S.Pd., M.Pd
Heru Sulistianta, S.Pd., M.Or
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dan
kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP Gajah
Mada Bandarlampung.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa YP SMP Gajah Mada Bandarlampung
berjumlah 158 siswa, dengan sampel yang digunakan 40 siswa putra menggunakan teknik
proporsional random sampling. Teknik pengambilan data menggunakan push-pull
dynamometer, extension trunk, sit and reach flexibility dan instrument descriptor. Teknik
analisis data menggunakan korelasi ganda (multiple correlation).
Hasil penelitian menunjukan : Pertama, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,900 artinya ada
hubungan yang positif/sangat kuat kekuatan otot lengan dengan hasil pembelajaran
handstand roll. Kedua, didapat koefisien korelasi = 0,854 artinya ada hubungan yang
positif/sangat kuat kekuatan otot lengan dengan hasil pembelajaran handstand roll. Ketiga,
diketahui determinasi keduanya memiliki hubungan yang sangat kuat dan memberikan
sumbangan (kontribusi) sebesar 87,11 % dengan hasil pembelajaran handstand roll pada
siswa kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandarlampung.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll pada
siswa kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013.
Kata kunci : Kekuatan, Kelentukan, dan Handstand Roll.
4
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kondisi yang sesuai dengan
perkembangan zaman seperti saat ini,
pendidikan sangatlah penting. Melalui
pendidikan, manusia dituntut untuk dapat
menumbuhkembangkan segala potensi
yang ada dalam dirinya untuk mencapai
kesejahteraan
hidup.
Pendidikan
diharapkan untuk mencetak manusia
menjadi lebih baik dan bermartabat.
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses
pendidikan
seseorang
sebagai
perseorangan maupun angota masyarakat
yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan
jasmani dalam rangka memperoleh
peningkatan
kemampuan
dan
ketrampilan
jasmani,
pertumbuhan
kecerdasan dan pembentukan watak
(Dauer dan Pangrazi, 1989:1). Sedangkan
menurut Nixom dan Cozens (1959)
dalam
(http://buburdelima.com/2012/pengertianpendidikan-jasmani-menurut-para-ahli.html)
dikemukakan bahwa pendidikan jasmani
adalah fase dari proses pendidikan
keseluruhan yang berhubungan dengan
aktivitas berat yang mencakup sistem
gerak, otot serta hasil belajar dari
partisipasi dalam aktivitas tersebut.
Pembelajaran senam, termasuk di
dalamnya senam lantai, sangat menuntut
kerja fisik dan mental. Beban ini
biasanya
meningkat
manakala
mengajarkan
dan
memperkenalkan
keterampilan baru, terutama gerakan
yang kompleks. Gerakan-gerakan itu
bertujuan untuk melenturkan gerak
tubuh. Gerakan pada senam lantai yang
sering dilakukan sering berhubungan
dengan kekuatan otot, kelenturan,
fleksibilitas dan daya ledak (power).
Senam lantai pada prinsipnya disebut
floor exercise yang dilakukan dilantai
beralaskan matras dengan ukuran
tertentu. Begitu banyak komponen yang
ada namun dalam kasus ini peneliti hanya
mengambil
dua
komponen
yang
diperkirakan berperan penting dalam
terciptanya gerakan handstand roll yang
baik dan benar. Komponen yang diambil
adalah kekuatan otot lengan dan
kelentukan tubuh.
Berdasarkan uraian latar belakang
masalah di atas, maka penulis ingin
melakukan penelitian dengan judul :
“Hubungan antara kekuatan otot lengan
dan kelentukan tubuh dengan hasil
pembelajaran handstand roll pada siswa
kelas VIII YP SMP GAJAH MADA
Bandarlampung tahun ajaran 2012/
2013”.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan,
maka
dapat
diidentifikasikan
berbagai
masalah
sebagai berikut :
1. Siswa belum maksimal dalam
melakukan gerakan handstand roll.
2. Terdapat beberapa siswa yang
masih
rendah
dalam
memaksiamlkan kekuatan otot
lengan mereka.
3. Terdapat siswa yang masih belum
memiliki kelentukan tubuh secara
baik dan permanen.
4. Siswa
kurang
mampu
melaksanakan gerakan handstand
roll karena takut untuk mencoba.
Pembatasan Masalah
Untuk menghindari agar penelitian ini
lebih efektif, efisien, terarah dan dapat
dikaji lebih mendalam dan
tidak
meluasnya pembahasan, maka penelitian
ini dibatasi pada :
2
1. Gerakan senam lantai yang diteliti
hanya pada materi gerakan
handstand roll.
2. Variabel bebas hanya dibatasi pada
komponen kekuatan otot lengan
dan kelentukan tubuh.
3. Sampel yang diambil hanya siswa
kelas VIII YP SMP Gajah Mada
Bandarlampung
tahun
ajaran
2012/2013.
pembelajaran handstand roll pada
siswa kelas VIII YP Gajah Mada
Bandarlampung tahun pelajaran
2012/2013.
3. Mengetaui
hubungan
antara
kekuatan
otot
lengan
dan
kelentukan tubuh dengan hasil
pembelajaran handstand roll pada
siswa kelas VIII YP Gajah Mada
Bandarlampung tahun pelajaran
2012/2013.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,
maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah ada hubungan antara
kekuatan otot lengan dengan hasil
pembelajaran handstand roll pada
siswa kelas VIII YP Gajah Mada
Bandarlampung tahun pelajaran
2012/2013 ?
2. Apakah ada hubungan antara
kelentukan tubuh dengan hasil
pembelajaran handstand roll pada
siswa kelas VIII YP Gajah Mada
Bandarlampung tahun pelajaran
2012/2013?
3. Apakah ada hubungan antara
kekuatan
otot
lengan
dan
kelentukan tubuh dengan hasil
pembelajaran handstand roll pada
siswa kelas VIII YP Gajah Mada
Bandarlampung tahun pelajaran
2012/2013?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah
dikemukakan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui
hubungan
antara
kekuatan otot lengan dengan hasil
pembelajaran handstand roll pada
siswa kelas VIII YP Gajah Mada
Bandarlampung tahun pelajaran
2012/2013.
2. Mengetahui
hubungan
antara
kelentukan tubuh dengan hasil
Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
bermanfaat bagi :
diharapkan
dapat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Ruang Lingkup Penelitian.
Adapun ruang lingkup penelitian ini
adalah :
1. Tempat penelitian dilaksanakan di
YP
SMP
Gajah
Mada
Bandarlampung.
2. Objek penelitian pada penelitian ini
adalah kekuatan otot lengan dan
kelentukan tubuh dengan hasil
pembelajaran handstand roll.
3. Subjek penelitian yang diamati
adalah seluruh siswa kelas VIII YP
SMP Gajah Mada Bandarlampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Penjaskes
Pendidkan Jasmani adalah suatu proses
melalui aktivitas jasmani, yang
dirancang dan disusun secara sistimatik,
untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan,
meningkatkan
kemampuan dan kecerdasan dan
pembentukan watak, serta nilai dan
sikap yang positif bagi setiap warga
Negara dalam rangka mencapai tujuan
3
pendidikan”. (Syarifudin dan Muhadi
(1991: 4)..
Kedudukan Dan Ruang Lingkup
Penjaskes
Konsep Penjaskes
Pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan merupakan media untuk
mendorong
pertumbuhan
fisik,
perkembangan psikis, keterampilan
motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mentalemosional-sportivitas-spiritual-sosial),
serta pembiasaan pola hidup sehat yang
bermuara
untuk
merangsang
pertumbuhan
dan
perkembangan
kualitas fisik dan psikis yang seimbang
Harsuki,
MA
(2002
:
48)
menguraikankonsep antara Penjaskes
dan olahraga pada tabel sebagai berikut
KONSEP
Tujuan
Materi
Sifat
latihan
Bentuk
Gerak
Kurang
Terampil
Peraturan
Peserta
Talent
scoting
PENDIDIK
AN
JASMANI
Pendidikan
(tumbuh
kembang
keseluruhan
kepribadian)
Berpusat
pada anak
(apa yang
dapat
dilakukan
anak) – gain
score
Multilateral
PENDIDI
KAN
OLAHRA
GA
Kinerja
motorik
Berpusat
pada bahan
latihan final score
Spesifik
Tidak harus Pertandinga
pertandingan n
Terbatas
Seluas
pada gerak
kehidupan
yang
sehari – hari bersangkut
an
Mendapat
Terpaksa
perhatian
ditinggalka
esktra
n
Tak ada
pembakuan
Dibakukan
permainan
Wajib
Bebas
Untuk
Dipakai
memilih
untuk entry
atlit
behavior
berbakat
Teori Belajar Motorik
Menurut Rusli Lutan (2001:8), bahwa
kemampuan motorik adalah kapasitas
seseorang yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan peragaan suatu
keterampilan yang dipelajari, sehingga
akan
memberi
dampak
pada
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kemampuan motorik lebih tepat
merupakan kapasitas yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan peragaan
keterampilan yang relatif melekat pada
anak. Faktor biologis, fisik, kesehatan,
gizi dianggap sebagai kekuatan utama
yang berpangaruh terhadap motorik
dasar seseorang. Motorik dasar itulah
yang kemudian berperan sebagai
landasan
bagi
perkembangan
keterampilan.
Pembelajaran
Berkaitan
dengan
pembelajaran
Anthony
Robbins
(2009:
15)
menyatakan, Belajar adalah proses
menciptakan hubungan antara sesuatu
(pengetahuan) yang sudah dipahami
dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.
Jerome Brunner dalam (Rombert dan
Kaput; 1999) yang dikutip Trianto
(2009: 15) bahwa, “Belajar sebagai
suatu proses aktif dimana siswa
membangun
(mengkonstruk)
pengetahuan baru berdasarkan pada
pengalaman / pengetahuan yang sudah
4
dimilikinya. Sementara itu menurut Mc
Mahon (1999) dalam (Trianto, 2009;16)
bahwa: Belajar bukanlah semata-mata
mentransfer pengetahuan yang ada di
luar dirinya, tetapi belajar juga lebih
pada bagaimana otak memproses dan
menginterpretasikan pengalaman yang
baru dengan pengalaman yang sudah
dimilikinya dalam format yang baru,
proses pembangunan ini bisa melalui
proses asimilasi dan akomodasi.
Senam
Muhajir (2006: 70) mengartikan bahwa
senam adalah terjemahan dari kata
“Gymnastiek”
dalam
(bahasa
Indonesia), ”Gymnastic”dalam (bahasa
Inggris) “Gymnnastiek berasal dari kata
“Gymnos” (bahasa Yunani). Gymnos
berarti telanjang, Gymnastiek pada
zaman kuno memang dilakukan dengan
badan setengah telanjang agar gerakan
dapat dilakukan tanpa gangguan,
sehingga menjadi sempurna. Senam
adalah olahraga dengan gerakan–
gerakan latihan fisik secara sistematis,
dan dirangkai secara keseluruhan
dengan
tujuan
membentuk
dan
mengembangkan kepribadian yang baik
Senam Lantai
Senam Lantai (Flour Exercise) adalah
satu bagian dari cabang Senam, yang
gerakan-gerakannya dilakukan di atas
lantai (Matras) atau Permadani. Senam
ini disebut juga senam bebas karena
Pesenam tidak menggunakan alat bantu
selain lantai (Matras) dengan ukuran 12
x 12 meter atau menggunakan matras
dengan lebar 1 meter dan panjang
sesuai kebutuhan untuk menjaga
keamanan.
Jenis dan Macam Senam Lantai
1.
2.
3.
4.
Berguling (Roll)
Kayang
Sikap lilin
Guling lenting
5. Lenting dahi
6. Handstand roll
Kekuatan Otot Lengan
Pada hakekatnya kekuatan otot lengan
adalah bagian dari komponen fisik yaitu
kekuatan. Menurut Sajoto (1995:8)
“Kekuatan adalah komponen kondisi
fisik seseorang tentang kemampuan
dalam mempergunakan otot-otot untuk
menerima beban sewaktu bekerja”.
Sedangkan Garuda Mas (2000 : 90)
mengemukakan bahwa “Kekuatan
adalah
kemampuan
untuk
membangkitkan
ketegangan
otot
terhadap suatu keadaan”.
Kelentukan tubuh
Sajoto (1995:9) mengatakan bahwa
“Kelentukan
adalah
efektivitas
seseorang dalam menyesuaikan diri
untuk
segala
aktifitas
dengan
pengukuran tubuh yang luas. Hal ini
akan sangat mudah ditandai dengan
tingkat fleksibilitas persendian pada
seluruh permukaan tubuh”. Selain itu,
menurut M. Yunus (2000 : 117)
berpendapat bahwa kelentukan adalah
kemampuan tubuh untuk melakukan
latihan – latihan dengan amplitudo.
Kerangka Pemikiran
Hubungan Kekuatan Otot Lengan
Dengan Hasil Pembelajaran Senam
Lantai Handstand roll
Ketika melakukan gerakan handstand
roll posisi tangan sangat berperan
penting karena masih banyak siswa
yang asal saja dalam pelaksanaannya.
Pada dasarnya dengan memaksimalkan
kekuatan lengan dengan baik maka
siswa akan mamp melakukan gerakan
handstand roll dengan baik juga. Hal
ini dimungkinkan karena lengan
berperan aktif dalam menopang badan
ketika pada posisi berdiri menggunakan
5
tangan posisi tubuh tegak dan sejajar
dengan tubuh.
III. METODOLOGI PENELITIAN
MetodePenelitian
Hubungan Kelentukan Tubuh
Dengan Hasil Pembelajaran Senam
Lantai Handstand roll
Beberapa siswa ketika sudah dalam
posisi
berdiri
dengan
tangan
(handstand) mengalami kesulitan untuk
melakukan gerakan lanjutannya yaitu
berguling ke depan (forward roll). Hal
ini disebabkan karena masih ada yang
tidak memiliki kelentukan tubuh secara
baik. Kelentukan digunakan pada
gerakan
handstand
roll
untuk
menyeimbangkan tubuh agar pada
gerakan lanjutan (follow through)
mampu memposisikan diri dengan
seimbang
untuk
meminimalisir
kesalahan dalam gerakan tersebut.
Hipotesis
Hipotesis
yang
diajukan
penelitian ini adalah:
dalam
H1 : Ada hubungan yang signifikan
antara kekuatan otot lengan
dengan
hasil
pembelajaran
handstand roll pada siswa kelas
VIII
YP
Gajah
Mada
Bandarlampung tahun pelajaran
2012/2013.
H2 : Ada hubungan yang signifikan
antara kelentukan tubuh dengan
hasil pembelajaran handstand
roll pada siswa kelas VIII YP
Gajah Mada Bandarlampung
tahun pelajaran 2012/2013.
H3 : Ada hubungan yang signifikan
antara kekuatan otot lengan dan
kelentukan tubuh dengan hasil
pembelajaran handstand roll
pada siswa kelas VIII YP Gajah
Mada Bandarlampung tahun
pelajaran 2012/2013.
Jenis
penelitian
ini
merupakan
penelitian
deskriptif
korelasional,
Arkunto (2002: 23) menyatakan bahwa
penelitian deskriptif korelasional atau
penelitian korelasional yaitu untuk
mengetahui sebarapa erat hubungan
antara ke dua variabel atau lebih.
Menurut Ridwan (2005 : 207)
berpendapat bahwa metode deskriptif
korelasional yaitu studi yang bertujuan
untuk
mendeskripsikan
atau
menggambarkan peristiwa atau kejadian
yang berlangsung pada saat penelitian
tanpa mengiraukan sebelum dan
sesudahnya
Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010
:159) Variabel penelitian adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian yang
bervariasi. Dalam hal ini terdapat dua
macam variabel, yaitu : (1) variabel
bebas dan (2) variabel terikat.
a. Variabel bebas adalah variabel yang
nilai-nilainya tidak tergantung pada
varibel lainnya yang berguna untuk
meramalkan dan menerangkan
nilainya. Variabel ini disimbolkan
dengan (X) . Adapun variabel bebas
dalam penelitian ini adalah model
kekuatan otot lengan (X1) dan
kelentukan tubuh (X2).
b. Variabel terikat adalah variabel yang
nilai-nilainnya bergantung pada
variabel lainnya dan merupakan
variabel yang diterangkan nilainya.
Variabel ini dilambangkang dengan
(Y). Variabel terikatnya adalah hasil
pembelajaran handstand roll (Y).
6
Populasi dan Sampel
Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010 :
173), populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Dari pengertian
tersebut populasi penelitian ini adalah
merupakan siswa kelas VIII YP SMP
Gajah Mada sebanyak 158 orang
Sampel
Penelitian ini menggunakan pendekatan
one-shot-model yaitu pendekatan yang
menggunakan satu kali pengumpulan
data.
Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang dipilih untuk
penelitian ini terbagi menjadi tiga
bagian yaitu
1) Instrumen untuk kekuatan otot
lengan :
-
Suharsimi Arikunto (2010 : 174)
menjelaskan, untuk sekedar ancer-ancer
maka apabila subjeknya kurang dari
100 maka lebih baik diambil semua,
sehingga
penilitian
ini
disebut
penelitian populasi, selanjutnya jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil
antara 10 – 15 % atau 20 – 25%. Teknik
sampling
dalam
penelitian
ini
menggunakan proporsional random
sampling sehingga diperoleh jumlah
sampel 40 siswa putra.
2) Instrumen untuk kelentukan tubuh :
-
Extension Trunk memiliki
indeks validitas tergolong fase
validity dan reliabilitas sebesar
0,72 (Depdiknas : 2000)
-
Sit and Reach Flexibility
memiliki
indeks validitas
tergolong fase validity dan
reliabilitas
sebesar
0,68
(Depdiknas : 2000)
Prosedur Penelitian
Sebelum
dilakukan
berikut:
melakukan
penelitian
langkah-langkah sebagai
a.
Observasi awal ke skolah yang
akan di teliti
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan
d. Mempersiapkan tenaga pembantu
Push – Pull Dynamometer
memiliki
indeks validitas
sebesar 0.63 dan reliabilitas
sebesar 0,63 (Depdiknas :
2000)
3) Instrumen untuk pengukuran hasil
handstand roll
-
Matras.
-
Rubrik tes dan perlengkapan
tulis.
Teknik Analisis Data
Teknik Pengumpulan Data dan
Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang
digunakan penelitian untuk
mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik
sehingga mudah diolah (Suharsimi
Arikunto, 2002 : 136).
Riduwan (2006:141) mengemukakan
bahwa uji koefisien korelasi ganda
adalah uji untuk melihat korelasi
antara variabel bebas (X1 dan X2)
terhadap variabel terikat (Y). Menurut
Arikunto (2010 : 213), untuk menguji
hipotesis antara X1 dengan Y dan X2
dengan Y digunakan statistik melalui
korelasi product moment dengan
rumus sebagai berikut:
7
rxy 
N  XY    X . Y 
N  X
2

Deskripsi Data
  X  . N Y 2  Y 
2
2

Keterangan :
r xy = Koefesien korelasi
N
= Jumlah sampel
X
= Skor variabel X
Y
= Skor variabel Y
∑X = Jumlah skor variabel X
∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑X2 = Jumlah kuadrat skor variabel X
∑Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y
IV. Hasil dan Pembahasan
Uji Prasyarat
1. Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini reliabilitas untuk
instrumen handstand roll diukur
dengan
pelaksanaannya
menggunakan Tes Retes dengan
teknik
pengambilan
hasilnya
menggunakan cara Spearman Brown
dan diperoleh hasil perhitungan
adalah sebesar r11 = 0,96 hal ini
berarti bahwa tingkat reliabilitas
instrumen tersebut tergolong sangat
tinggi.
2. Uji Normalitas Data
Dari hasil perhitungan di atas
menunjukkan bahwa 0.135903 <
0.140101 berarti data tersebut
berdistribusi normal.
3. Uji Linearitas Data
Kriteria uji linearitas adalah apabila
Fhitung < Ftabel maka data linear.
Jadi
dari
hasil
perhitungan
menyatakan bahwa 0,124 < 1,96 dan
dapat disimpulkan bahwa data X1
dengan Y adalah linear. Kriteria uji
linearitas adalah apabila Fhitung <
Ftabel maka data linear. Jadi dari
hasil perhitungan menyatakan bahwa
0,113 < 1,96 dan dapat disimpulkan
bahwa data X2 dengan Y adalah
linear.
a. Variabel Kekuatan Otot Lengan
Hasil
penelitian
menunjukkan
rentang skor baku kekuatan otot
lengan yang diperoleh antara 15
sampai dengan 45 dengan nilai rerata
sebesar 29,43 dan simpangan baku
sebesar 9,26.
b. Variabel Kelentukan Tubuh
Hasil
penelitian
menunjukkan
rentang nilai kelentukan adalah 17
sampai dengan 47. Dengan nilai
rerata 31,18 dan simpangan baku
9,21
Pengujian Hipotesis
Hubungan Antara Kekuatan Otot
Lengan Dengan Hasil Pembelajaran
Handstand roll Pada Siswa Kelas VIII
YP SMP Gajah Mada Bandarlampung
Hasil korelasi antara kekuatan
otot
lengan dengan hasil pembelajaran
handstand roll ke didapat koefisien
korelasi = 0,900 artinya ada hubungan
yang positif/ sangat kuat kekuatan otot
lengan dengan hasil pembelajaran
handstand roll.
Hubungan Antara Kelentukan tubuh
Dengan Hasil Pembelajaran
Handstand roll Pada Siswa Kelas VIII
YP SMP Gajah Mada Bandarlampung
Hasil korelasi antara kelentukan tubuh
dengan hasil pembelajaran handstand
roll ke didapat koefisien korelasi = 0,854
artinya ada hubungan yang positif/ sangat
kuat kelentukan tubuh dengan hasil
pembelajaran handstand roll.
Hubungan Antara Kekuatan Otot
Lengan Dan Kelentukan tubuh
Dengan Hasil Pembelajaran
Handstand roll Pada Siswa Kelas VIII
YP SMP Gajah Mada Bandarlampung
Jika r hitung ≥ r tabel , maka tolak Ho
artinya ada hubungan yang signifikan.
8
Besar r hitung = 0,933 dan r tabel = 0,320
artinya ada hubungan yang positif/sangat
kuat antara kekuatan otot lengan dan
kelentukan
tubuh
dengan
hasil
pembelajaran senam lantai handstand
roll. Koefisien determinasi 87,11 %.
Pembahasan
Dari hasil penelitian didapat bahwa
kekuatan otot lengan, dan kelentukan
tubuh secara bersama-sama mempunyai
hubungan yang signifikan dengan hasil
pembelajaran handstand roll . Hasil
penelitian
menunjukkan
adanya
hubungan yang positif dan sangat kuat
antara kekuatan otot lengan dengan hasil
pembelajaran handstand roll. Ini berarti
peningkatan faktor kondisi fisik siswa
akan menyebabkan peningkatan juga
pada hasil belajarnya. Kekuatan otot
lengan adalah kemampuan lengan
seseorang untuk melaksanakan tugas
sehari-hari
dengan
mudah
tanpa
merasakan lelah yang berlebihan. Jadi,
bila seseorang memiliki kekuatan otot
lengan yang tinggi maka ia dapat
melakukan kegiatan lebih sempurna
sehingga dapat meningkatkan hasil
belajarnya..
Ketika melakukan gerakan handstand
roll posisi tangan sangat berperan
penting karena masih banyak siswa yang
asal saja dalam pelaksanaannya. Pada
dasarnya
dengan
memaksimalkan
kekuatan lengan dengan baik maka siswa
akan
mamp
melakukan
gerakan
handstand roll dengan baik juga. Hal ini
dimungkinkan karena lengan berperan
aktif dalam menopang badan ketika pada
posisi berdiri menggunakan tangan posisi
tubuh tegak dan sejajar dengan tubuh.
Kekuatan otot lengan dalam senam lantai
sangat berperan khususnya pada gerakan
handstand roll. Pada gerakan ini lengan
merupakan tumpuan untuk menopang
badan agar bisa berdiri dengan tegak
kemudian dilanjutkan dengan gerakan
berguling ke depan.
Komponen fisik yang berkaitan dengan
handstand roll tidak hanya kekuatan otot
lengan dan kelentukan tubuh saja
melainkan terdapat keseimbangan dan
kekuatan otot perut
yang bisa
mempengaruhi tingkat keberhasilan
dalam pelaksanaannya. Namun pada
penelitian ini hanya dibatasi pada lingkup
komponen kekuatan otot lengan dan
kelentukan tubuh. Jadi apabila nantinya
penelitian ini akan diteruskan maka
sangat memungkinkan akan memperoleh
pengetahuan tentang handstand roll yang
lebih luas lagi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Ada hubungan yang signifikan
antara kekuatan otot lengan dengan
hasil pembelajaran handstand roll
pada siswa kelas VIII YP SMP
Gajah Mada Bandarlampung tahun
pelajaran 2012/2013.
2. Ada hubungan yang signifikan
antara kelentukan tubuh dengan
hasil pembelajaran handstand roll
pada siswa kelas VIII YP SMP
Gajah Mada Bandarlampung tahun
pelajaran 2012/2013.
3. Ada hubungan yang signifikan
antara kekuatan otot lengan dan
kelentukan tubuh dengan hasil
pembelajaran handstand roll pada
siswa kelas VIII YP SMP Gajah
Mada
Bandarlampung
tahun
pelajaran 2012/2013.
Saran
1. Jika Guru Pendidikan Jasmani
ingin mengajarkan senam lantai
materi handstand roll, maka dilihat
dari hasil penelitian ini tidak bisa
dipungkiri
bahwa
harus
memperhatikan 2 (dua) komponen
fisik yang berkaitan erat kaitannya
yaitu komponen kekuatan otot
lengan dan kelentukan tubuh.
2. Penelitian ini bisa ditambahkan
pada skala populasi yang lebih
9
besar
dengan
menambahkan
komponen fisik yang lain agar
penelitian ini mampu memberikan
manfaat yang lebih utuh untuk
proses pembelajaran khususnya
senam lantai.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi.
Metodologi Penelitian.
PT. Bumi Aksara.
2010.
Jakarta:
Readhead,LE. (2008). Introductory
coaching for mens gymnastics.
Lutan, Rusli (2000). Pendidikan
Kesehatan. Jakarta: DepDikBud.
Direktorat Jenderal
Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Suharno, (1983). Ilmu Coaching
Umum. Yogyakarta. FKIK-IKIP
Yogyakarta
Sumarjo (2002). Pendidikan Kesehatan.
Yogyakarta: PJKR, FIK UNY
Byl, John. 2004. 101 Fun Warm-Up
And Cool-Down Games. Dubugue,
Lowa
Sarwono, SW. 2005. Psikologi Sosial.
Jakarta ; Balai Pustaka
Depdikbud. 1996. Petunjuk Praktis
Bebahasa Indonesia. Jakarta.
Schultz, Duane.
Pertumbuhan.
Kanisius
1991.
Psikologi
Yogyakarta,
http://buburdelima.com/2012/pengertian
-pendidikan-jasmani-menurut-paraahli.html-03-maret-20.00
Sudarmoto,Gunawan (2005) Analisis
Regresi Linear Ganda Dengan
SPSS, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Jubaedi,Ade. (2008). Bahan Ajar
Senam.
Lampung.
Universitas
Lampung.
Suherman, 1997, Petunjuk Guru
Mengajar Pendidikan Jasmani
Dan
Kesehatan,
Jakarta,
Yudhistira.
Juli
Soemirat (2011). Kesehatan
Lingkungan. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
Kurnia, Ahmad (2010). Analisis dan
Pengujian Data.
Sumosardjuno,
Sadoso.
1987.
Petunjuk
Praktis
Kesehatan
Olahraga. Jakarta;
PT. Pustaka
Karya Grafika Utama
Lutan Rusli dan Agung Suherman.
(2000).
Perencanaan
Pembelajaran
Penjaskes,
Depdikbud, Jakarta.
Trianto. 2009.
Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Surabaya. Prenada Media.
Mielke,
Danny
dkk.
Keterampilan Belajar
Surabaya: Giri Surya.
Unila, 2008. Pedoman Penulisan
Karya
Ilmiah
Universitas
Lampung. Bandar Lampung :
Universitas Lampung.
1987.
Gerak.
Ngatiyono. 2004. Pendidikan Jasmani
Teori Dan Praktik. Surakarta; PT.
Tiga Serangkai Pustaka
Download