1 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TUBUH DENGAN HASIL PEMBELAJARAN HANDSTAND ROLL (Jurnal Skripsi) Oleh ASWIN YUSUF FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 2 ABSTRACT CORRELATION BETWEEN THE STRENGTH OF ARM MUSCLE AND BODY’S FLEXIBILITY WITH STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN HANDSTAND ROLL By ASWIN YUSUF Mentor : Drs. Surisman, S.Pd., M.Pd Heru Sulistianta, S.Pd., M.Or This research is aimed to know the correlation between the strength of arm muscle and body’s flexibility with students’ achievement in gymnastic floor exercise at grade VIII students of YP Gajah Mada Bandarlampung. The population of this research was all students of YP Gajah Mada Bandarlampung consisting of 158 students which were taken about 40 men students as a sample. The sample was taken by proportional random sampling technique. The data of this research was taken by push-pull dynamometer, extension trunk, sit and reach flexibility and instrument descriptor. The data of this research was analyzed by multiple correlations. The results of this research are: first, there is a correlative coefficient around 0,900 which means that there is a positive correlation between the strength of arm muscle and students’ achievement in gymnastic floor exercise, handstand roll. Second, there is a correlative coefficient around 0,854 which also means that there is a positive correlation between the strength of arm muscle and students’ achievement in gymnastic floor exercise, handstand roll. Third, from this research, it is found that the determination of both variables has a great correlation and gives a contribution around 87,11 % in students achievement of their gymnastic floor exercise, handstand roll, at students of YP Gajah Mada Bandarlampung grade VIII. The conclusion of this research shows that there is a significant correlation between the strength of arm muscle and body’s flexibility with students’ achievement in gymnastic floor exercise, handstand roll, at students of YP Gajah Mada Bandarlampung grade VIII in 2012/2013 academic year. Key words: Strength,Flexibility, and Handstand Roll. 3 ABSTRAK HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TUBUH DENGAN HASIL PEMBELAJARAN HANDSTAND ROLL Oleh ASWIN YUSUF Pembimbing : Drs. Surisman, S.Pd., M.Pd Heru Sulistianta, S.Pd., M.Or Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP Gajah Mada Bandarlampung. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa YP SMP Gajah Mada Bandarlampung berjumlah 158 siswa, dengan sampel yang digunakan 40 siswa putra menggunakan teknik proporsional random sampling. Teknik pengambilan data menggunakan push-pull dynamometer, extension trunk, sit and reach flexibility dan instrument descriptor. Teknik analisis data menggunakan korelasi ganda (multiple correlation). Hasil penelitian menunjukan : Pertama, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,900 artinya ada hubungan yang positif/sangat kuat kekuatan otot lengan dengan hasil pembelajaran handstand roll. Kedua, didapat koefisien korelasi = 0,854 artinya ada hubungan yang positif/sangat kuat kekuatan otot lengan dengan hasil pembelajaran handstand roll. Ketiga, diketahui determinasi keduanya memiliki hubungan yang sangat kuat dan memberikan sumbangan (kontribusi) sebesar 87,11 % dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandarlampung. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013. Kata kunci : Kekuatan, Kelentukan, dan Handstand Roll. 4 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kondisi yang sesuai dengan perkembangan zaman seperti saat ini, pendidikan sangatlah penting. Melalui pendidikan, manusia dituntut untuk dapat menumbuhkembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai kesejahteraan hidup. Pendidikan diharapkan untuk mencetak manusia menjadi lebih baik dan bermartabat. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun angota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak (Dauer dan Pangrazi, 1989:1). Sedangkan menurut Nixom dan Cozens (1959) dalam (http://buburdelima.com/2012/pengertianpendidikan-jasmani-menurut-para-ahli.html) dikemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah fase dari proses pendidikan keseluruhan yang berhubungan dengan aktivitas berat yang mencakup sistem gerak, otot serta hasil belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut. Pembelajaran senam, termasuk di dalamnya senam lantai, sangat menuntut kerja fisik dan mental. Beban ini biasanya meningkat manakala mengajarkan dan memperkenalkan keterampilan baru, terutama gerakan yang kompleks. Gerakan-gerakan itu bertujuan untuk melenturkan gerak tubuh. Gerakan pada senam lantai yang sering dilakukan sering berhubungan dengan kekuatan otot, kelenturan, fleksibilitas dan daya ledak (power). Senam lantai pada prinsipnya disebut floor exercise yang dilakukan dilantai beralaskan matras dengan ukuran tertentu. Begitu banyak komponen yang ada namun dalam kasus ini peneliti hanya mengambil dua komponen yang diperkirakan berperan penting dalam terciptanya gerakan handstand roll yang baik dan benar. Komponen yang diambil adalah kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul : “Hubungan antara kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP SMP GAJAH MADA Bandarlampung tahun ajaran 2012/ 2013”. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut : 1. Siswa belum maksimal dalam melakukan gerakan handstand roll. 2. Terdapat beberapa siswa yang masih rendah dalam memaksiamlkan kekuatan otot lengan mereka. 3. Terdapat siswa yang masih belum memiliki kelentukan tubuh secara baik dan permanen. 4. Siswa kurang mampu melaksanakan gerakan handstand roll karena takut untuk mencoba. Pembatasan Masalah Untuk menghindari agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam dan tidak meluasnya pembahasan, maka penelitian ini dibatasi pada : 2 1. Gerakan senam lantai yang diteliti hanya pada materi gerakan handstand roll. 2. Variabel bebas hanya dibatasi pada komponen kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh. 3. Sampel yang diambil hanya siswa kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandarlampung tahun ajaran 2012/2013. pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013. 3. Mengetaui hubungan antara kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013 ? 2. Apakah ada hubungan antara kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013? 3. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013? Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013. 2. Mengetahui hubungan antara kelentukan tubuh dengan hasil Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi : diharapkan dapat 1. Manfaat Teoritis 2. Manfaat Praktis Ruang Lingkup Penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah : 1. Tempat penelitian dilaksanakan di YP SMP Gajah Mada Bandarlampung. 2. Objek penelitian pada penelitian ini adalah kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll. 3. Subjek penelitian yang diamati adalah seluruh siswa kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandarlampung. II. TINJAUAN PUSTAKA Penjaskes Pendidkan Jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistimatik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan 3 pendidikan”. (Syarifudin dan Muhadi (1991: 4).. Kedudukan Dan Ruang Lingkup Penjaskes Konsep Penjaskes Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mentalemosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang Harsuki, MA (2002 : 48) menguraikankonsep antara Penjaskes dan olahraga pada tabel sebagai berikut KONSEP Tujuan Materi Sifat latihan Bentuk Gerak Kurang Terampil Peraturan Peserta Talent scoting PENDIDIK AN JASMANI Pendidikan (tumbuh kembang keseluruhan kepribadian) Berpusat pada anak (apa yang dapat dilakukan anak) – gain score Multilateral PENDIDI KAN OLAHRA GA Kinerja motorik Berpusat pada bahan latihan final score Spesifik Tidak harus Pertandinga pertandingan n Terbatas Seluas pada gerak kehidupan yang sehari – hari bersangkut an Mendapat Terpaksa perhatian ditinggalka esktra n Tak ada pembakuan Dibakukan permainan Wajib Bebas Untuk Dipakai memilih untuk entry atlit behavior berbakat Teori Belajar Motorik Menurut Rusli Lutan (2001:8), bahwa kemampuan motorik adalah kapasitas seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang dipelajari, sehingga akan memberi dampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Kemampuan motorik lebih tepat merupakan kapasitas yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan keterampilan yang relatif melekat pada anak. Faktor biologis, fisik, kesehatan, gizi dianggap sebagai kekuatan utama yang berpangaruh terhadap motorik dasar seseorang. Motorik dasar itulah yang kemudian berperan sebagai landasan bagi perkembangan keterampilan. Pembelajaran Berkaitan dengan pembelajaran Anthony Robbins (2009: 15) menyatakan, Belajar adalah proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jerome Brunner dalam (Rombert dan Kaput; 1999) yang dikutip Trianto (2009: 15) bahwa, “Belajar sebagai suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman / pengetahuan yang sudah 4 dimilikinya. Sementara itu menurut Mc Mahon (1999) dalam (Trianto, 2009;16) bahwa: Belajar bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang ada di luar dirinya, tetapi belajar juga lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterpretasikan pengalaman yang baru dengan pengalaman yang sudah dimilikinya dalam format yang baru, proses pembangunan ini bisa melalui proses asimilasi dan akomodasi. Senam Muhajir (2006: 70) mengartikan bahwa senam adalah terjemahan dari kata “Gymnastiek” dalam (bahasa Indonesia), ”Gymnastic”dalam (bahasa Inggris) “Gymnnastiek berasal dari kata “Gymnos” (bahasa Yunani). Gymnos berarti telanjang, Gymnastiek pada zaman kuno memang dilakukan dengan badan setengah telanjang agar gerakan dapat dilakukan tanpa gangguan, sehingga menjadi sempurna. Senam adalah olahraga dengan gerakan– gerakan latihan fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan kepribadian yang baik Senam Lantai Senam Lantai (Flour Exercise) adalah satu bagian dari cabang Senam, yang gerakan-gerakannya dilakukan di atas lantai (Matras) atau Permadani. Senam ini disebut juga senam bebas karena Pesenam tidak menggunakan alat bantu selain lantai (Matras) dengan ukuran 12 x 12 meter atau menggunakan matras dengan lebar 1 meter dan panjang sesuai kebutuhan untuk menjaga keamanan. Jenis dan Macam Senam Lantai 1. 2. 3. 4. Berguling (Roll) Kayang Sikap lilin Guling lenting 5. Lenting dahi 6. Handstand roll Kekuatan Otot Lengan Pada hakekatnya kekuatan otot lengan adalah bagian dari komponen fisik yaitu kekuatan. Menurut Sajoto (1995:8) “Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja”. Sedangkan Garuda Mas (2000 : 90) mengemukakan bahwa “Kekuatan adalah kemampuan untuk membangkitkan ketegangan otot terhadap suatu keadaan”. Kelentukan tubuh Sajoto (1995:9) mengatakan bahwa “Kelentukan adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh”. Selain itu, menurut M. Yunus (2000 : 117) berpendapat bahwa kelentukan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan latihan – latihan dengan amplitudo. Kerangka Pemikiran Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dengan Hasil Pembelajaran Senam Lantai Handstand roll Ketika melakukan gerakan handstand roll posisi tangan sangat berperan penting karena masih banyak siswa yang asal saja dalam pelaksanaannya. Pada dasarnya dengan memaksimalkan kekuatan lengan dengan baik maka siswa akan mamp melakukan gerakan handstand roll dengan baik juga. Hal ini dimungkinkan karena lengan berperan aktif dalam menopang badan ketika pada posisi berdiri menggunakan 5 tangan posisi tubuh tegak dan sejajar dengan tubuh. III. METODOLOGI PENELITIAN MetodePenelitian Hubungan Kelentukan Tubuh Dengan Hasil Pembelajaran Senam Lantai Handstand roll Beberapa siswa ketika sudah dalam posisi berdiri dengan tangan (handstand) mengalami kesulitan untuk melakukan gerakan lanjutannya yaitu berguling ke depan (forward roll). Hal ini disebabkan karena masih ada yang tidak memiliki kelentukan tubuh secara baik. Kelentukan digunakan pada gerakan handstand roll untuk menyeimbangkan tubuh agar pada gerakan lanjutan (follow through) mampu memposisikan diri dengan seimbang untuk meminimalisir kesalahan dalam gerakan tersebut. Hipotesis Hipotesis yang diajukan penelitian ini adalah: dalam H1 : Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013. H2 : Ada hubungan yang signifikan antara kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013. H3 : Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional, Arkunto (2002: 23) menyatakan bahwa penelitian deskriptif korelasional atau penelitian korelasional yaitu untuk mengetahui sebarapa erat hubungan antara ke dua variabel atau lebih. Menurut Ridwan (2005 : 207) berpendapat bahwa metode deskriptif korelasional yaitu studi yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwa atau kejadian yang berlangsung pada saat penelitian tanpa mengiraukan sebelum dan sesudahnya Variabel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010 :159) Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian yang bervariasi. Dalam hal ini terdapat dua macam variabel, yaitu : (1) variabel bebas dan (2) variabel terikat. a. Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung pada varibel lainnya yang berguna untuk meramalkan dan menerangkan nilainya. Variabel ini disimbolkan dengan (X) . Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah model kekuatan otot lengan (X1) dan kelentukan tubuh (X2). b. Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainnya bergantung pada variabel lainnya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya. Variabel ini dilambangkang dengan (Y). Variabel terikatnya adalah hasil pembelajaran handstand roll (Y). 6 Populasi dan Sampel Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari pengertian tersebut populasi penelitian ini adalah merupakan siswa kelas VIII YP SMP Gajah Mada sebanyak 158 orang Sampel Penelitian ini menggunakan pendekatan one-shot-model yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data. Instrumen Penelitian Adapun instrumen yang dipilih untuk penelitian ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu 1) Instrumen untuk kekuatan otot lengan : - Suharsimi Arikunto (2010 : 174) menjelaskan, untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua, sehingga penilitian ini disebut penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25%. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan proporsional random sampling sehingga diperoleh jumlah sampel 40 siswa putra. 2) Instrumen untuk kelentukan tubuh : - Extension Trunk memiliki indeks validitas tergolong fase validity dan reliabilitas sebesar 0,72 (Depdiknas : 2000) - Sit and Reach Flexibility memiliki indeks validitas tergolong fase validity dan reliabilitas sebesar 0,68 (Depdiknas : 2000) Prosedur Penelitian Sebelum dilakukan berikut: melakukan penelitian langkah-langkah sebagai a. Observasi awal ke skolah yang akan di teliti b. Mengurus surat izin penelitian c. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan d. Mempersiapkan tenaga pembantu Push – Pull Dynamometer memiliki indeks validitas sebesar 0.63 dan reliabilitas sebesar 0,63 (Depdiknas : 2000) 3) Instrumen untuk pengukuran hasil handstand roll - Matras. - Rubrik tes dan perlengkapan tulis. Teknik Analisis Data Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2002 : 136). Riduwan (2006:141) mengemukakan bahwa uji koefisien korelasi ganda adalah uji untuk melihat korelasi antara variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y). Menurut Arikunto (2010 : 213), untuk menguji hipotesis antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y digunakan statistik melalui korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut: 7 rxy N XY X . Y N X 2 Deskripsi Data X . N Y 2 Y 2 2 Keterangan : r xy = Koefesien korelasi N = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y ∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y ∑X2 = Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y IV. Hasil dan Pembahasan Uji Prasyarat 1. Uji Reliabilitas Pada penelitian ini reliabilitas untuk instrumen handstand roll diukur dengan pelaksanaannya menggunakan Tes Retes dengan teknik pengambilan hasilnya menggunakan cara Spearman Brown dan diperoleh hasil perhitungan adalah sebesar r11 = 0,96 hal ini berarti bahwa tingkat reliabilitas instrumen tersebut tergolong sangat tinggi. 2. Uji Normalitas Data Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa 0.135903 < 0.140101 berarti data tersebut berdistribusi normal. 3. Uji Linearitas Data Kriteria uji linearitas adalah apabila Fhitung < Ftabel maka data linear. Jadi dari hasil perhitungan menyatakan bahwa 0,124 < 1,96 dan dapat disimpulkan bahwa data X1 dengan Y adalah linear. Kriteria uji linearitas adalah apabila Fhitung < Ftabel maka data linear. Jadi dari hasil perhitungan menyatakan bahwa 0,113 < 1,96 dan dapat disimpulkan bahwa data X2 dengan Y adalah linear. a. Variabel Kekuatan Otot Lengan Hasil penelitian menunjukkan rentang skor baku kekuatan otot lengan yang diperoleh antara 15 sampai dengan 45 dengan nilai rerata sebesar 29,43 dan simpangan baku sebesar 9,26. b. Variabel Kelentukan Tubuh Hasil penelitian menunjukkan rentang nilai kelentukan adalah 17 sampai dengan 47. Dengan nilai rerata 31,18 dan simpangan baku 9,21 Pengujian Hipotesis Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Dengan Hasil Pembelajaran Handstand roll Pada Siswa Kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandarlampung Hasil korelasi antara kekuatan otot lengan dengan hasil pembelajaran handstand roll ke didapat koefisien korelasi = 0,900 artinya ada hubungan yang positif/ sangat kuat kekuatan otot lengan dengan hasil pembelajaran handstand roll. Hubungan Antara Kelentukan tubuh Dengan Hasil Pembelajaran Handstand roll Pada Siswa Kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandarlampung Hasil korelasi antara kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll ke didapat koefisien korelasi = 0,854 artinya ada hubungan yang positif/ sangat kuat kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll. Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Dan Kelentukan tubuh Dengan Hasil Pembelajaran Handstand roll Pada Siswa Kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandarlampung Jika r hitung ≥ r tabel , maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan. 8 Besar r hitung = 0,933 dan r tabel = 0,320 artinya ada hubungan yang positif/sangat kuat antara kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran senam lantai handstand roll. Koefisien determinasi 87,11 %. Pembahasan Dari hasil penelitian didapat bahwa kekuatan otot lengan, dan kelentukan tubuh secara bersama-sama mempunyai hubungan yang signifikan dengan hasil pembelajaran handstand roll . Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif dan sangat kuat antara kekuatan otot lengan dengan hasil pembelajaran handstand roll. Ini berarti peningkatan faktor kondisi fisik siswa akan menyebabkan peningkatan juga pada hasil belajarnya. Kekuatan otot lengan adalah kemampuan lengan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan mudah tanpa merasakan lelah yang berlebihan. Jadi, bila seseorang memiliki kekuatan otot lengan yang tinggi maka ia dapat melakukan kegiatan lebih sempurna sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.. Ketika melakukan gerakan handstand roll posisi tangan sangat berperan penting karena masih banyak siswa yang asal saja dalam pelaksanaannya. Pada dasarnya dengan memaksimalkan kekuatan lengan dengan baik maka siswa akan mamp melakukan gerakan handstand roll dengan baik juga. Hal ini dimungkinkan karena lengan berperan aktif dalam menopang badan ketika pada posisi berdiri menggunakan tangan posisi tubuh tegak dan sejajar dengan tubuh. Kekuatan otot lengan dalam senam lantai sangat berperan khususnya pada gerakan handstand roll. Pada gerakan ini lengan merupakan tumpuan untuk menopang badan agar bisa berdiri dengan tegak kemudian dilanjutkan dengan gerakan berguling ke depan. Komponen fisik yang berkaitan dengan handstand roll tidak hanya kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh saja melainkan terdapat keseimbangan dan kekuatan otot perut yang bisa mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam pelaksanaannya. Namun pada penelitian ini hanya dibatasi pada lingkup komponen kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh. Jadi apabila nantinya penelitian ini akan diteruskan maka sangat memungkinkan akan memperoleh pengetahuan tentang handstand roll yang lebih luas lagi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013. 2. Ada hubungan yang signifikan antara kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013. 3. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh dengan hasil pembelajaran handstand roll pada siswa kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013. Saran 1. Jika Guru Pendidikan Jasmani ingin mengajarkan senam lantai materi handstand roll, maka dilihat dari hasil penelitian ini tidak bisa dipungkiri bahwa harus memperhatikan 2 (dua) komponen fisik yang berkaitan erat kaitannya yaitu komponen kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh. 2. Penelitian ini bisa ditambahkan pada skala populasi yang lebih 9 besar dengan menambahkan komponen fisik yang lain agar penelitian ini mampu memberikan manfaat yang lebih utuh untuk proses pembelajaran khususnya senam lantai. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Metodologi Penelitian. PT. Bumi Aksara. 2010. Jakarta: Readhead,LE. (2008). Introductory coaching for mens gymnastics. Lutan, Rusli (2000). Pendidikan Kesehatan. Jakarta: DepDikBud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Suharno, (1983). Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta. FKIK-IKIP Yogyakarta Sumarjo (2002). Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: PJKR, FIK UNY Byl, John. 2004. 101 Fun Warm-Up And Cool-Down Games. Dubugue, Lowa Sarwono, SW. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta ; Balai Pustaka Depdikbud. 1996. Petunjuk Praktis Bebahasa Indonesia. Jakarta. Schultz, Duane. Pertumbuhan. Kanisius 1991. Psikologi Yogyakarta, http://buburdelima.com/2012/pengertian -pendidikan-jasmani-menurut-paraahli.html-03-maret-20.00 Sudarmoto,Gunawan (2005) Analisis Regresi Linear Ganda Dengan SPSS, Yogyakarta, Graha Ilmu. Jubaedi,Ade. (2008). Bahan Ajar Senam. Lampung. Universitas Lampung. Suherman, 1997, Petunjuk Guru Mengajar Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan, Jakarta, Yudhistira. Juli Soemirat (2011). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Kurnia, Ahmad (2010). Analisis dan Pengujian Data. Sumosardjuno, Sadoso. 1987. Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga. Jakarta; PT. Pustaka Karya Grafika Utama Lutan Rusli dan Agung Suherman. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes, Depdikbud, Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya. Prenada Media. Mielke, Danny dkk. Keterampilan Belajar Surabaya: Giri Surya. Unila, 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung. 1987. Gerak. Ngatiyono. 2004. Pendidikan Jasmani Teori Dan Praktik. Surakarta; PT. Tiga Serangkai Pustaka