PESAN (?) DAN PROSES KOMUNIKASI Telah kita mengerti dalam dua tulisan terdahulu bahwa Komunikasi adalah proses penyampaian lambang-lambang yang bermakna dari pihak satu kepada pihak lain. Catatan, pihak di sini adalah manusia. Secara “awam”, pihak satu disebut komunikator, sedangkan pihak lain disebut komunikan. Pesan atau Pernyataan? Apa itu? Bila meminjam istilah Manford Kuhn, yang disampaikan dalam komunikasi bukan fisical things melainkan abstract things, yakni pesan (message), pernyataan(statement), dan pertanyaan (question). Ketiga hal ini dikemas oleh lambang komunikasi sehingga bermakna. Lambang inilah yang memberikan sentuhan fisik, sehingga ketiga hal yang abstrak tadi menjadi konkrit, dapat diterima oleh pihak lain. Namun; bila dihubungkan dengan terminologi Kuhn; tidak menjadi fisical things, melainkan sosial things. Untuk mewakili ketiga hal tersebut, baiklah kita sepakat dengan satu istilah yakni isi sampai-an, disingkat menjadi IS (dengan huruf besar). Jadi, IS adalah yang disampaikan komunikator kepada komunikan, bisa berupa message (linier), question (linier terbalik), maupun statement (sirkuler). Dasar pemikiran untuk menyepakati istilah IS; IS lebih universal, lebih acceptable terhadap berbagai model dan perspektif komunikasi, baik linier maupun sirkuler. Sedangkan istilah pesan(message) lebih cenderung kepada proses komunikasi dengan perspektif linier. Hal itu disebabkan, para founding father model linier adalah para peneliti komunikasi di bidang kampanye dan propaganda yang sarat dengan pesan-pesan. Mereka sendiri kebanyakan para ahli bidang lain, seperti ilmuwan politik Lasswel, yang banyak mengkaji propaganda politik. Sedangkan bila hanya menggunakan istilah isi pernyataan (IP) seperti yang digunakan oleh perguruan komunikasi tertua di Indonesia yakni Sekolah Tinggi Publisistik (sekarang IISIP Jakarta) hanya mencakup proses komunikasi dengan perspektif sirkuler. Walaupun ini lebih moderat serta lebih tepat dengan pengertian yang azasi komunikasi —yakni kesamaan makna— namun tak dapat disangkal ilmu komunikasi berkembang bahkan ke arah linier. Hal itu disebabkan bersinggungan dengan bidang lain yang dalam prakteknya selalu berorientasi kekuasaan, seperti politik, hukum, ekonomi, dan sebagainya. Proses Komunikasi Sederhana Berdasarkan uraian itu, kita telah mengenal tiga unsur komunikasi: dua unsur sudah memasyarakat yakni komunikator dan komunikan, satu unsur lagi perlu dimasyarakatkan, karena yang memasyarakat konsep/ istilah yang kurang sahih untuk keseluruhan pengertian komunikasi. Seperti yang dikemukakan Willbur Schramm bahwa paling sedikit terdapat tiga unsur dalam proses komunikasi (istilah diadaptasi dengan pengertian kita): 1. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan IS 2. IS yakni yang disampaikan komunikator kepada komunikan. 3. Komunikan (communicand) yaitu penerima IS dari komunikator. Rakhmat (1986) mengistilahkannya dengan Komunikate. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada maka komunikasi tidak akan terjadi. Jadi, dalam satu kali proses komunikasi paling sedikit tiga unsur tersebut, yakni: komunikator, IS, dan komunikan. Sedangkan IS sendiri bisa berupa pesan, pernyataan, atau pertanyaan. Gambar 1 Proses Komunikasi Sederhana KOMUNIKATOR IS KOMUNIKAN Gambar tersebut memperlihatkan komunikasi linier. Demikianlah, memang gambaran proses komunikasi paling sederhana memperlihatkan kelinieran komunikasi. Sehingga, IS-nya berupa pesan. Tapi, memang terjadi proses komunikasi, walaupun belum lengkap. Dalam komunikasi sirkuler komunikan pun sekaligus komunikator, dia juga menyampaikan IS. IS komunikan seringkali, dalam komunikasi linier, dikatakan umpan balik (feedback) disingkat UB. UB seringkali sebagai bahan evaluasi komunikator untuk menyusun strategi komunikasi selanjutnya. Penyusunan strategi ini, dalam komunikasi linier, digunakan untuk kepentingan —terutama— komunikator. Gambar 2 Proses Komunikasi Sederhana Sempurna KOMUNIKATOR IS UB KOMUNIKAN Proses komunikasi sederhana pada Gambar 2 sudah sempurna bila dibanding Gambar 1 artinya terjadi interaksi antara komunikator dengan komunikan; komunikan menanggapi IS komunikator. Gambar tersebut memperlihatkan adanya unsur UB sebagai tanggapan komunikan, yang hakekatnya IS juga. Dalam komunikasi sirkuler tidak dibedakan, sehingga tidak terdapat istilah communicator-communicand/ communicatee; yang ada hanya communicant (peserta komunikasi). Walaupun kadang menggunakannya, hanya untuk memberikan pengertian umum saja, dan kedudukan komunikator-komunikan setara. Hal ini dapat dilihat pada Model Schramm berikut (diadaptasi dengan konsep kita). Gambar 3 Model Komunikasi Sirkuler IS encoding decoding interpreting interpreting decoding encoding IS Sumber: McQuail and Windahl (1985) Model Sirkuler memperlihatkan kedudukan yang seimbang antara communicator dengan communicand, sehingga kedua istilah itu disebut communicant (peserta komunikasi). Di sini tampak kesetaraan, istilah keduanya pun menjadi peserta komunikasi. Komunikasi berlangsung guna kepentingan bersama dan kesamaan makna antara kedua belah pihak tentang yang dikomunikasikan. Dalam komunikasi seperti itu terjadi interaksi dan interkorelasi, saling mengisi dan saling memberi. Komunikasi demikian sering disebut komunikasi dialogis. Sedangkan komunikasi linear, yang meskipun ada UB, tapi motif komunikasi tetap berada pada komunikator sehingga tidak terdapat kesetaraan derajat keduanya, sering disebut komunikasi monologis. Komunikator cenderung ingin menguasai komunikan, apa pun bentuk motif komunikasinya. Dengan demikian, pemahaman anda bertambah tentang unsur utama komunikasi. Istilah komunikator-komunikan sesungguhnya ada pada proses komunikasi linier. Komunikator selalu ingin menguasai, terjadilah monolog. Sedangkan pada komunikasi sirkuler hanya ada istilah komunikan dalam pengertian peserta komunikasi yang keduanya sederajat, terjadilah dialog. Lima Tahap Proses Komunikasi Pada proses komunikasi sirkuler diperlihatkan peristiwa dalam diri dua pihak yang terlibat komunikasi. Hal tersebut mengisyaratkan kompleksitas pada unsur utama komunikasi. Dalam berbagai model digambarkan lebih rumit lagi. Namun, kerumitan sebuah model tak akan melebihi kerumitan proses komunikasi sesungguhnya. Artinya, model tidak bisa menggambarkan secara lengkap apa yang terjadi dalam suatu proses komunikasi. Justru itulah, model berguna untuk menyederhanakan proses yang rumit agar mudah dipahami. Ini tak berarti menyederhanakan persoalan, tapi berusaha mengabstraksikannya sehingga mudah diterangkan (eksplanasi). Berikut diterangkan proses komunikasi secara umum (sirkuler maupun linier) yang menggambarkan peristiwa-peristiwa secara berurutan pada berbagai unsur komunikasi, terutama unsur utama yakni unsur manusia yang terlibat. Secara garis besar terjadi 5 tahap dalam satu putaran proses komunikasi (Five Steps on Process of Communication) yakni: 1) Intrapersonal Communication within Communicator himself, yakni proses komunikasi dalam diri komunikator pra penyampaian IS. Pada tahap ini dinamakan proses komunikasi Tahap I. 2) Interpersonal Communication between Communicant, yakni proses komunikasi ketika komunikator menyampaikan IS dan komunikan menerima IS secara recieved. Inilah proses komunikasi Tahap II. 3) Intrapersonal Communication within Communicatee himself, yakni proses komunikasi yang terjadi dalam diri komunikan; dimulai ketika komunikan menerima IS secara accepted, diakhiri ketika komunikan memutuskan untuk menyampaikan IS (UB) atau tidak. Pada tahap ini proses komunikasi menginjak Tahap III. 4) Interpersonal Communication between communicant (Communicateecommunicator), yakni proses komunikasi yang terjadi ketika komunikan melakukan tindak komunikasi (mulai menyampaikan IS yang berupa UB) kemudian komunikator menerima IS secara recieved. Pada segmen ini proses komunikasi mencapai Tahap IV. Bagaimana peristiwa-peristiwa pada masing-masing tahap itu terjadi? Simaklah tulisan berikutnya!