PERAN SEKTOR KEFARMASIAN DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PERAN SEKTOR KEFARMASIAN DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALKES Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt., Ph.D. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES BANDUNG, 27 FEBRUARI 2013 SISTEMATIKA PENYAJIAN ARAH KEBIJAKAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KONDISI SAAT INI KONDISI YANG AKAN DICAPAI RENCANA AKSI PERAN DINAS KESEHATAN PENUTUP ARAH KEBIJAKAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs KESEHATAN MDGs 2000 - 2015 RENCANA STRATEGIS 2010 - 2014 • Pemberantasan Kemiskinan dan Kelaparan • Peningkatan Umur Harapan Hidup menjadi 72,0 tahun • Pendidikan Dasar untuk Semua • Penurunan AKI menjadi 118 per 100.000 KH • Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan • Penurunan AKI • Penurunan AKB • Pemberantasan HIV/AIDS dan Penyakit Menular • Kelestarian Lingkungan • Kemitraan untuk Pembangunan • Penurunan AKB menjadi 24 per 1.000 KH • Cakupan Imunisasi Dasar mencapai 90% • Jaminan Kesehatan mencapai universal coverage DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT YG SETINGGITINGGINYA • Penurunan prevalensi TB dan kasus malaria • Pengendalian prevalensi HIV AKSES TERHADAP OBAT-OBATAN ESENSIAL, TERMASUK VAKSIN Arah Kebijakan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Mengupayakan ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektifitas, keterjangkauan obat, vaksin dan alkes OBAT ALAT KESEHATAN . 1. Aksesibilitas . Aksesibilitas 1. 2. Keterjangkauan 2. Need Assesment 3. Penggunaan obat yang rasional 3. Penggunaan alkes yang tepat guna 4. Jaminan keamanan, mutu & manfaat 4. Jaminan keamanan, mutu & manfaat . Pelayanan kesehatan yang prima, merata dan terjangkau, termasuk pelayanan kefarmasian Landasan Kebijakan Obat Nasional Obat harus diperlakukan sebagai komponen yang tidak tergantikan dalam pemberian pelayanan kesehatan. Dalam kaitan ini aspek teknologi dan ekonomi harus diselaraskan dengan aspek sosial dan ekonomi. Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan obat esensial yang dibutuhkan masyarakat Pemerintah dan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab untuk menjamin agar pasien mendapat pengobatan yang rasional Landasan Kebijakan Obat Nasional Pemerintah melaksanakan binwasdal obat, sedangkan pelaku usaha di bidang obat bertanggung jawab atas mutu obat sesuai dengan fungsi usahanya. Tugas pengawasan dan pengendalian yang menjadi TJ pemerintah dilakukan secara profesional, bertanggung jawab, independen dan transparan Masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi obat yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan. Pemerintah memberdayakan masyarakat untuk terlibat dalam pengambilan keputusan pengobatan STRATEGI PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2013 PEMANTAPAN DAN AKTUALISASI MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES REGULASI DAN MONEV PELAYANAN KEFARMASIAN PADA IMPLEMENTASI JKN PENINGKATAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PELAYANAN PUBLIK STANDARISASI MUTU AKTIVITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI ALKES DALAM NEGERI PEMBERDAYAAN POTENSI LOKAL PADA PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN KONDISI SAAT INI MENUJU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Aksesibilitas Pemerintah menjamin ketersediaan obat generik untuk PKD mengacu pada DOEN Pemerintah menjamin ketersediaan obat dan vaksin program kesehatan (P2PL, Gizi KIA, Keswa dan Vaksin Haji) Ketersediaan obat di pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten/Kota sektor pemerintah 92,85% (capaian 2012) Manajemen pengelolaan obat di Puskesmas diselenggarakan melalui Instalasi Farmasi Kab/Kota (perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan monitoring & evaluasi) Pendanaan obat untuk sektor publik sebagian besar melalui APBN (DAK dan APBN Kemenkes) Aksesibilitas Lanjutan 90% Kebutuhan obat nasional dipenuhi dari industri farmasi dalam negeri, dan 90% alkes masih dipenuhi dari impor TKDN alkes rendah karena bahan baku alkes masih impor Sarana produksi dan distribusi di 33 propinsi: 208 industri farmasi (BUMN, PMDN, PMA) 234 sarana produksi alkes 2.463 PBF 21.852 apotek 5.625 toko obat berizin 368 penyalur alkes Keterjangkauan Dalam rangka mengendalikan harga obat, Pemerintah mengatur (Perpres 72 tahun 2012 tentang SKN) : 1. 2. 3. Harga obat generik untuk pengadaan Pemerintah/BPJS (melalui mekanisme e-catalog) Harga eceran tertinggi obat generik Harga Alat Kesehatan Harga obat generik bermerk (branded-generic) dan paten, serta alkes ditentukan oleh mekanisme pasar Pemerintah mendorong penggunaan obat generik pada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan Monitoring pembiayaan obat dan alkes Penggunaan Obat Rasional Pemerintah melakukan upaya peningkatan POR melalui: Penetapan DOEN, Formularium JAMKESMAS, dan pedoman (pengobatan di Puskesmas, penggunaan antibiotik, dll) Peningkatan peran masyarakat dalam POR Pemantauan dan evaluasi peresepan Advokasi, sosialisasi dan promosi penggunaan obat generik Persentase peresepan obat generik di RS masih rendah (70,61%) * * Data Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes tahun 2012 KONDISI YANG AKAN DICAPAI DALAM PELAKSANAAN JKN DISAIN PENYELENGGARAAN JKN Jaminan Kesehatan Nasional Pemerintah Kendali Biaya & kualitas Yankes BPJS Kesehatan Regulator Peserta Jaminan Kes Memberi Pelayanan Mencari Pelayanan Sistem Rujukan Fasilitas Kesehatan Regulasi Sistem Pelayanan Kesehatan (rujukan, dll) Regulasi (standarisasi) Kualitas Yankes, Nakes, Obat, Alkes Regulasi Tarif Pelayanan Kesehatan, Single payer, regulated, equity PREDIKSI KONSUMSI OBAT UNTUK UNIVERSAL COVERAGE 300 7 5,88 Penduduk (juta) 4,82 5 200 4 150 100 50 2,05 245,3 201,18 3 2 93,4 1 0 0 2010 2014 2012 Tahun 2019 2014 Kebutuhan Obat (Triliun) 6 250 Penduduk Obat Tantangan Pelayanan Kefarmasian & Alkes dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Perluasan Cakupan Peningkatan Penggunaan Obat Generik Jaminan Ketersediaan dan Distribusi Penyelarasan Manfaat Kompetensi Tenaga Kefarmasian Sinkronisasi Kepesertaan Peningkatan Penerapan dan Kepatuhan terhadap Formularium Peningkatan Produksi Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional dengan Pemanfaatan Kekayaan Alam AKSESIBILITAS Pemerintah menjamin ketersediaan obat dan BMHP yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan Pemerintah menjamin ketersediaan obat program (AIDS, TB, Malaria, Ibu, anak, Gizi dan Penyakit Menular) dan Buffer stock Nasional Manajemen pengelolaan obat di Puskesmas diselenggarakan melalui Instalasi Farmasi Kab/Kota (perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan monitoring & evaluasi) Pendanaan obat : BPJS APBN APBD • Pemerintah menyusun formularium nasional dan BMHP yang akan dijamin oleh BPJS PENGGUNAAN OBAT DALAM JKN JENIS OBAT YANG DIGUNAKAN PENETAPAN DAFTAR OBAT UNTUK JKN OLEH MENKES OBAT TEREGISTRASI YANKES TERSIER YANKES SEKUNDER YANKES PRIMER FORNAS DOEN DOEN Puskesmas Fasilitas yankes yang dimaksud adalah yang bekerjasama dengan BPJS Formularium Nasional berisi daftar obat yang dijamin oleh BPJS Aksesibilitas Alat Kesehatan Penambahan fasyankes dlm JKN akan meningkatkan kebutuhan alkes Seluruh Fasyankes memiliki alkes sesuai standar pelayanan yang diberikan Jaminan mutu dan manfaat alat kesehatan serta HTA untuk menunjang pengadaan alat kesehatan yang efisien sehingga biaya pengadaan alat kesehatan akan lebih optimal dan menurunkan biaya pelayanan kesehatan • e- planning alat Kesehatan • e- catalog alat Kesehatan • Penyusunan Standar alkes sesuai tingkat pelayanan kesehatan Keterjangkauan Dalam rangka mengendalikan harga, Pemerintah mengatur harga obat dan alkes yang termasuk dalam formularium nasional melalui e-catalog Harga obat generik bermerk (branded-generic) dan paten akan lebih terkendali Penggunaan Obat Rasional Pemerintah melakukan upaya peningkatan POR melalui: Penetapan Formularium Nasional dan BMHP Penetapan DOEN Implementasi pedoman (pengobatan di Puskesmas, penggunaan antibiotik, dll) Peningkatan peran masyarakat dalam POR Pemantauan dan evaluasi peresepan dan kepatuhan terhadap Formularium Nasional dan BMHP Akreditasi sarana pengelolaan dan pelayanan kefarmasian PENGGUNAAN ALAT KESEHATAN YANG TEPAT GUNA Penyusunan dan implementasi standar penggunaan alkes di setiap tingkat pelayanan kesehatan Penyusunan dan implementasi standar pemeliharaan alkes setiap tingkat pelayanan kesehatan kalibrasi Penelitian terhadap fungsi alkes melalui penerapan HTA NEED ASSESMENT Analisa kebutuhan alkes Efisiensi dana yang tersedia untuk penyediaan alkes yang sesuai dengan kebutuhan Mengutamakan penggunaan alkes produksi dalam negeri • Penerapan HTA • Penyusunan daftar/standar alkes yang dibutuhkan pada fasyankes sesuai tingkatannya • Pengembangan industri alkes agar dapat meningkatkan produk DN yg sesuai standar • Penyusunan regulasi yg berpihak pd produk DN JAMINAN MUTU, MANFAAT DAN KEAMANAN ALKES Perlu disusun standar mutu produk alkes Perlunya sistem regulasi yg efektif terhadap alkes Perlunya sistem pengawasan yang kuat Peningkatan kualitas dan kuantitas lab pengujian kesesuaian alkes yang terakreditasi • e- registrasi alat kesehatan • e- pelaporan distribusi dan adverse event report • Audit sarana dan produk alat kesehatan PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM JKN FASYANKES TINGKAT PERTAMA PUSKESMAS KLINIK PRATAMA • Penyediaan obat & alkes dilaksanakan di tingkat Kab/Kota • Pemanfaatan sistem pengelolaan obat yang sudah ada di tingkat Kab/kota (sarana, sdm, manajemen pengelolaan) • Akses terhadap penyedia barang terjamin • Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker sesuai standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas • Penyediaan, pengelolaan dan pelayanan obat & alkes dilaksanakan oleh apoteker yang memiliki kompetensi dan kewenangan • Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker sesuai standar pelayanan kefarmasian di Klinik • Penyediaan, pengelolaan dan pelayanan obat & alkes PRAKTEK dilaksanakan di Apotek dalam jejaring fasyankes yang DOKTER bekerjasama dgn BPJS UMUM/GIGI • Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker sesuai standar pelayanan kefarmasian di Apotek FASYANKES TINGKAT KEDUA DAN KETIGA RUMAH SAKIT • Penyediaan, pengelolaan dan pelayanan obat & BMHP dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi RS melalui sistem satu pintu • Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker sesuai standar Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit KLINIK UTAMA • Penyediaan, pengelolaan dan pelayanan obat & BMHP dilaksanakan oleh apoteker yang memiliki kompetensi dan kewenangan • Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker sesuai standar pelayanan kefarmasian di Klinik PRAKTEK DOKTER SPESIALIS • Penyediaan, pengelolaan dan pelayanan obat & BMHP dilaksanakan di Apotek dalam jejaring fasyankes yang bekerjasama dgn BPJS • Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker sesuai standar pelayanan kefarmasian di Apotek RENCANA AKSI ROADMAP PENGEMBANGAN FARMASI DAN ALKES E-CATALOG Sesuai Perpres 70 Tahun 2012, untuk tahun 2013 penetapan harga melalui lelang harga satuan (ecatalog) dengan harapan agar pengadaan obat dapat mengikuti aturan, lebih mudah, dan efisien dengan tetap menjamin ketersediaan obat Lelang harga obat melalui e-catalog merupakan kerjasama antara Kementerian Kesehatan dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) LKPP E-CATALOG KEMENKES E - LOGISTIC TUJUAN Untuk meningkatkan efektifitas pemantauan ketersediaan obat khususnya obat program di daerah Mempermudah relokasi obat dari daerah yang berlebih ke daerah yang kekurangan obat, bila dipandang perlu SASARAN • Tersedia dan dimanfaatkannya data dan informasi obat yang akurat, tepat dan cepat dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengambilan kebijakan bidang kesehatan khususnya obat • Dikembangkan dengan memanfaatkan jaringan online yang terkait dan merupakan bagian dari Siknas SDM Kefarmasian Praktik kefarmasian dilakukan oleh Apoteker, dapat dibantu oleh TTK (AA/ D3 Farmasi) Jumlah Apoteker sudah memadai namun penyebarannya belum merata, shg diusulkan: 1. Menjadi tenaga kesehatan strategis 2. Program PTT bagi tenaga kefarmasian. 3. Pemda mengalokasikan (wajib) tenaga apoteker di sarana kefarmasian dan pelayanan kesehatan PERAN DINAS KESEHATAN PERAN DINAS KESEHATAN Pelaksana kebijakan Pusat di tingkat Provinsi dan Kab/Kota Pelaksana kegiatan guna mendukung pencapaian indikator Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Penyediaan obat pelayanan kesehatan dasar dan obat-obat lainnya sesuai skala wilayah Fasilitator pelaksanaan kebijakan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan nasional Pemantauan kepatuhan penggunaan Formularium Nasional dan BMHP sesuai ketentuan PERAN DINAS KESEHATAN… (2) Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM kefarmasian di sarana fasyankes Memanfaatkan e-catalog dan e-logistic system dalam manajemen pengelolaan obat di Provinsi dan Kab/Kota Implementasi daftar/standar alkes yang dibutuhkan pada fasyankes sesuai tingkatannya Advokasi penggunaan obat generik di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota PENUTUP Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam mendukung JKN Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan harus dapat meningkatkan kinerjanya, terutama dalam penyusunan dan implementasi kebijakan terkait penyediaan akses terhadap obat Peningkatan kinerja Program tidak hanya menjadi tanggung jawab satker Pusat, tetapi juga satker di daerah dan Kab/Kota Diperlukan koordinasi yang intensif antara pelaksana Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan di PusatProvinsi-Kab/Kota