BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Banyak peristiwa sehari-hari yang merupakan contoh dari mengalirnya zat cair dan gas. Di dalam ilmu Fisika, zat cair dan gas disebut sebagai fluida, yaitu zat yang dapat mengalir. Pada dasarnya, fluida mengalir pada suatu ruang atau wilayah tertentu, sehingga aliran fluida mempunyai batas wilayah aliran. Contoh fluida yang mengalir pada suatu wilayah adalah mengalirnya air dari kran, mengalirnya air dari lubang bak mandi, mengalirnya gas pada regulator, dan lainlain. Pada contoh kasus-kasus tersebut, luas penampang dari ruang aliran tidak mengalami perubahan (deformasi). Deformasi yang dimaksud adalah perubahan luas penampang ruang aliran fluida pada saat tertentu yang terjadi karena potensi aliran fluida. Luas penampang yang mula-mula konstan pada suatu sisi dapat menjadi lebih besar, tetapi pada sisi lain luas penampangnya menjadi lebih kecil. Di lain pihak, terdapat aliran fluida pada ruang atau wilayah yang dapat mengalami deformasi. Contoh dari aliran fluida pada ruang atau wilayah yang dapat mengalami deformasi adalah aliran air di sungai. Air yang mengalir di sungai mempunyai volume berbeda-beda pada saat tertentu. Misalnya seperti pada saat musim kemarau volume air yang mengalir di sungai cenderung lebih kecil daripada volume air yang mengalir di sungai pada saat musim penghujan. Contoh lainnya adalah aliran lava yang keluar dari perut bumi pada saat erupsi gunung berapi. Proses keluarnya lava dari perut bumi melewati suatu lubang yang terletak 1 diantara perut bumi dan puncak gunung yang disebut dengan diatrema (Sutikno, 2006). Luas penampang diatrema tersebut berubah-ubah tergantung pada tekanan lava yang berasal dari perut bumi. Kasus aliran air di sungai dan aliran lava yang keluar dari perut bumi tersebut dapat dipandang sebagai aliran fluida yang mengalir pada pipa yang dapat mengalami deformasi. Secara matematis, aliran fluida dapat dimodelkan dengan menggunakan persamaan differensial parsial. Pemodelan aliran gas dalam saluran pipa telah dianalisa oleh Zusnita Meyrawati (2010). Pemodelan tersebut menganalisa dan memodelkan gas satu dimensi berdasarkan pergerakan partikel gas yang diamati pada pipa. Namun, pemodelan gas oleh Zusnita tidak memperhitungkan kasus pada pipa yang dapat mengalami deformasi. Pada tugas akhir ini akan dibahas pemodelan matematika aliran fluida pada pipa yang dapat mengalami deformasi. Sementara itu, dalam matematika diketahui sistem persamaan lengkap. Sistem persamaan lengkap terdiri dari persamaan kontinuitas, persamaan momentum, dan persamaan kesetimbangan energi (Lurie, 2008). Untuk persamaan kesetimbangan energi, dibagi menjadi dua bentuk persamaan yaitu persamaan kesetimbangan energi mekanis, dan persamaan kesetimbangan energi total. Persamaan untuk pemodelan matematika aliran fluida satu dimensi pada pipa yang mengalami deformasi yang akan dibahas dalam tugas akhir ini merupakan sistem persamaan lengkap. 2 B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana persamaan kontinuitas fluida pada pipa yang dapat mengalami deformasi? 2. Bagaimana persamaan momentum fluida pada pipa yang dapat mengalami deformasi? 3. Bagaimana persamaan kesetimbangan energi mekanis fluida pada pipa yang dapat mengalami deformasi? 4. Bagaimana persamaan kesetimbangan energi total fluida pada pipa yang dapat mengalami deformasi? C. TUJUAN Dengan mengacu pada latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan penulisan ini adalah: 1. Menjelaskan persamaan kontinuitas fluida pada pipa yang dapat mengalami deformasi. 2. Menjelaskan persamaan momentum fluida pada pipa yang dapat mengalami deformasi. 3. Menjelaskan persamaan kesetimbangan energi mekanis fluida pada pipa yang dapat mengalami deformasi. 4. Menjelaskan persamaan kesetimbangan energi total fluida pada pipa yang dapat mengalami deformasi. 3 D. MANFAAT PENULISAN Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Dapat dijadikan sebagai dasar menganalisa karakteristik fluida. 2. Dapat digunakan sebagai pengetahuan mengenai sistem persamaan lengkap pada pemodelan matematika satu dimensi pada pipa. 3. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk menganalisa simulasi dari sistem persamaan lengkap pada pemodelan matematika satu dimensi pada pipa. 4