1 HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH DALAM BERBAGAI POSISI DENGAN SPIGMOMANOMETER ANEROID PADA MAHASISWA KEPERAWATAN Maria Veronika Ayu Florensa1 1 Staf Pengajar Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan, Universitas Pelita Harapan, Jl. Boulevard Sudirman Lippo Village Karawavi, 15811, Tangerang. Email: [email protected] ABSTRAK Banyak faktor mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah, salah satunya adalah posisi tubuh. Pada penelitian ini akan diteliti hasil pengukuran tekanan darah setelah perubahan posisi yaitu pada posisi berbaring, duduk dan berdiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengindentifikasikan perbedaan hasil pengukuran tekanan darah pada perubahan posisi tubuh secara tiba – tiba. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen yang dilakukan dengan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian one group design. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi S1 Keperawatan jalur A. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh sampel sejumlah 64 orang. Penelitian ini dianalisa dengan menggunakan analisa statistik deskriptif dan analisa inferensial berupa Uji T Berpasangan dan Uji One Way ANOVA. Hasil menunjukkan rata-rata selisih hasil pengukuran tekanan darah (sistol/diastol) pada posisi berbaring dan duduk yaitu 3,19/4,34mmHg; duduk dan berdiri yaitu 1,79/2,53mmHg; serta berdiri dan berbaring yaitu 4,98/6,87mmHg. Ada perbedaan hasil pengukuran tekanan darah(sistol/diastol) pada posisi berdiri dan duduk (p<0,05); tidak ada perbedaan hasil pengukuran tekanan sistol pada posisi duduk dan berdiri (p>0,05); ada perbedaan hasil pengukuran tekanan diastol pada posisi duduk dan berdiri (p<0,05); ada perbedaan hasil pengukuran tekanan darah (sistol dan diastol) pada posisi berdiri dan berbaring (p<0,05); serta ada perbedaan hasil pengukuran tekanan darah (sistol dan diastol) pada posisi berbaring, duduk, dan berdiri. Berdasarkan hasil penelitian, pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dalam posisi berbaring, duduk, dan berdiri, yang perlu dihindari adalah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran seperti perubahan posisi secara tiba-tiba. Kata kunci: berbaring, berdiri, duduk, posisi tubuh, tekanan darah ABSTRACT Many factors influence the result of blood pressure measurement, one of them is body position. This study examined the results of blood pressure measurements after change in body position, lying down, sitting and standing. The purpose of this study is to prove that a change in body position suddenly will make a difference in the results of blood pressure measurement. This research was conducted with pre-experimental quantitative methods with study design was one group design. The population in this study was Nursing Student. The sampling technique used was purposive sampling and obtained 64 samples. This study analyzed by descriptive statistical analysis and inferential analysis of a paired T test and One Way ANOVA test. The result of this study, there is average of difference in blood pressure in lying and sitting position that is 3,19/,34mmHg; sitting and standing position that is 1,79/2,53mmHg; and also standing and lying position that is 4,98/6,87mmHg. There are differences in the measurement of blood pressure (systolic / diastolic) in standing and sitting positions (p 2 <0,05), no differences in systolic pressure measurements in sitting and standing positions (p> 0,05), no difference in diastolic pressure readings in the sitting position and standing (p <0,05), no difference in the measurement of blood pressure (systolic and diastolic) in the standing position and lying (p <0,05), and no difference in the results of measurements of blood pressure (systolic and diastolic) lying down, sitting, and standing. Based on the the study, blood pressure measurement can be done in any position such as lying down, sitting, and standing, the important thing which should be remain is avoid the factors that affect the results of measurements such as position changes abruptly. Keywords: blood pressure, body position, lying down, sitting, standing. PENDAHULUAN Sakit, beberapa kali peneliti menjumpai Kesehatan fisiologis tubuh manusia dapat keadaan dimana perawat mengharuskan dilihat dari pengukuran tanda-tanda vital. pasien untuk berbaring bila akan diukur Tanda-tanda vital terdiri dari tekanan tekanan darah, pernapasan. pertanyaan, apakah ada perbedaan hasil merupakan pengukuran tekanan darah pada berbagai nadi, Tekanan suhu, darah penghitungan serta yang besarnya tekanan pada darahnya. Ini menimbulkan posisi. dinding sistem arteri menentukan kondisi seseorang. Fenomena lain yang ditemukan di Rumah Tekanan darah atau tekanan darah arteri Sakit adalah beberapa kali terdapat pasien merupakan (Lewis, 2007). Dalam dunia yang keperawatan, pengukuran tekanan darah mengambil posisi duduk atau berdiri digunakan sebagai salah satu parameter setelah berbaring lama. Untuk mengatasi untuk menentukan keadaan umum pasien hal ini, biasanya perawat menganjurkan kesehatan kardiovaskular merasa pusing bila hendak pasien untuk melakukan perubahan posisi Hasil pengukuran tekanan darah pada secara bertahap dengan mengambil sedikit seseorang waktu untuk beristirahat antara masing- dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, aktivitas, obat-obatan yang diminum, fase diurnal, masing posisi. serta perubahan posisi. Perawat diharapkan Beberapa teori menyatakan bahwa terdapat mengetahui pengaruh faktor-faktor di atas pengaruh antara posisi tubuh seseorang saat hendak mengukur tekanan darah, agar dengan tekanan darahnya. Burnside & hasil tekanan darah pasien yang diperoleh McGlynn benar-benar keadaan berdiri dapat mengakibatkan tekanan darah kardiovaskularnya. Saat berada di Rumah menurun, karena posisi berdiri akan menunjukkan (1995) menyatakan bahwa 3 sehingga mahasiswa. Kriteria inklusi sampel yaitu tekanan darah akan turun. Rati (2006) termasuk dalam kategori dewasa muda dalam rentang usia 20 - 40 tahun, tidak sedang memperkuat gaya gravitasi penelitiannya yang berjudul “Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan dalam Sesudah Berdiri Empat Jam pada Tenaga meningkatkan atau menurunkan tekanan Kerja Wanita di Departemen Inspecting darah, telah melakukan istirahat selama 5 Unit INTI menit sebelum dilakukan pengukuran, CORPORA” yang dilakukan pada tahun tidak sedang dalam keadaan cemas, marah, 2006 menyimpulkan bahwa ada perbedaan takut, tekanan darah (sistol) sebelum dan sesudah pengukuran pada waktu yang sama yaitu berdiri empat jam sebesar 11,467 mmHg. pada pukul 10.00 Wib sampai dengan Weaving PT APAC pengaruh ataupun obat-obatan panik, yang dilakukan pukul 15.00 Wib untuk meminimalkan Berdasarkan teori yang ada serta penelitian hasil yang bias karena pengaruh varisi sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk diurnal, tidak merokok atau minum kopi membuktikan bahwa perubahan posisi dalam 30 menit sebelum pengukuran. tiba-tiba mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah seseorang, oleh karena itu Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini akan diidentifikasi format hasil pengukuran tekanan darah hasil pengukuran tekanan darah pada tiga pada posisi, yaitu posisi berbaring ,duduk, dan Spigmomanometer aneroid 069207 yang berdiri. telah dikalibrasi , stetoskop, dan alat tulis. masing-masing berupa posis, Selain itu, metode pengukuran tekanan METODE darah yang dilakukan oleh peneliti pun Penelitian ini merupakan penelitian pre dievaluasi oleh tiga orang asisten untuk eksperimen, dilakukan dengan metode memastikan bahwa peneliti melakukan kuantitatif, dengan rancangan penelitian prosedur sesuai dengan protokoler. one group design yaitu penelitian yang Pengumpulan dilakukan dengan memberikan intervensi prosedur administratif untuk memperoleh berupa perubahan posisi secara tiba-tiba jumlah populasi dan sampel. Pada saat sebelum dilakukan pengukuran tekanan pengambilan data sebelumnya peneliti darah. Populasi yang akan diteliti adalah memperkenalkan diri dan menjelaskan populasi mahasiswa keperawatan dengan tujuan penelitian serta memberikan surat jumlah sampel yang diteliti sebanyak 64 persetujuan menjadi responden. Peneliti data diawali dengan 4 menjelaskan proses pengukuran tekanan dengan tekanan darah sistol 107, 92 darah, lalu setelah dilakukan pengukuran mmHg dan tekanan darah diastol 73,53 tekanan darah, hasil dicatatkan pada mmHg. format yang telah dibuat. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat statistik deskriptif untuk menilai rata-rata selisih hasil pengukuran tekanan darah pada posisi berbaring, duduk, dan berdiri. Serta Analisis Bivariat yaitu Uji T berpasangan dan One way ANOVA. HASIL Tabel 1 Rata-Rata Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Posisi Berbaring, Duduk dan Berdiri pada Mahasiswa Keperawatan Variabel Dependen n Tekanan Darah Sistol Posisi Berbaring Tekanan Darah Diastol Pada Posisi Berbaring Tekanan Darah Sistol Pada Posisi Duduk Tekanan Darah Diastol Pada Posisi Duduk Tekanan Darah Sistol Pada Posisi Berdiri Tekanan Darah Diastol Pada Posisi Berdiri 64 Mean (mmHg) 102,94 64 66,66 64 106,13 64 71,00 64 107,92 64 73,53 hasil pengukuran tekanan darah tertinggi pada posisi Berbaring Duduk Duduk Berdiri Berdiri Berbaring Selisih Rata-Rata Hasil pengukuran Tekanan Darah (mmHg) Sistol Diastol 3,19 4,34 1,79 2,53 4,98 6,87 Tabel 2. Selisih Rata-Rata Hasil Pengukuran Tekanan Darah MasingMasing Posisi Pada Mahasiswa Keperawatan Berdasarkan tabel di atas selisih rata-rata hasil pengukuran tekanan darah paling besar didapatkan pada posisi berdiri dan berbaring yaitu sistol sebesar 4,98 mmHg Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata didapatkan Posisi Pengukuran Tekanan darah berdiri yaitu dan diastol sebesar 6,87 mmHg. 5 Tabel 3. Hasil Perbedaan Pengukuran Tekanan Darah dalam Posisi Berbaring, Duduk, dan Berdiri pada mahasiswa Keperawatan Variabel Tekanan Sistol Posisi Berbaring Tekanan Sistol Posisi Duduk Tekanan Diastol Posisi Berbaring Tekanan Diastol Posisi Duduk Tekanan Sistol Posisi Duduk Tekanan Sistol Posisi Berdiri Tekanan Diastol Posisi Duduk Tekanan Diastol Posisi Berdiri Tekanan Sistol Posisi Berdiri Tekanan Sistol Posisi Berbaring Tekanan Diastol Posisi Berdiri Tekanan Diastol Posisi Berbaring CI 95 % Min Maks n 64 -0,254 -0,058 p value Tabel 5. Hasil Uji One Way ANOVA Tekanan Diastol dalam Posisi Berbaring, Duduk, dan Berdiri pada Mahasiswa Variabel n Mean Dependen 0,002 Tekanan Darah p value (mmHg) 64 66,66 64 71,00 Diastol Pada Posisi Berbaring 64 -0,363 -0,161 < 0,001 Tekanan Darah Diastol Pada < 0,001 Posisi Duduk 64 -0,184 0,014 0,094 Tekanan Darah 64 73,53 Diastol Pada Posisi Berdiri 64 -0,244 -0,051 0,003 64 0,129 0,351 < 0,001 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian nilai rata-rata hasil pengukuran tekanan darah yang 64 0,295 0,525 < 0,001 dilakukan terhadap 64 mahasiswa pada posisi berbaring, duduk dan berdiri yaitu 102.94/ 66.66 mmHg, 106.13 / 71.00 Tabel 4. Hasil Uji One Way ANOVA Tekanan Sistol dalam Posisi Berbaring, Duduk, dan Berdiri pada Mahasiswa Keperawatan Variabel n Dependen Tekanan Darah Mean p value (mmHg) 64 ini sesuai dengan teori yang dikemukakan 64 oleh Guyton (1987) bahwa perbedaan 106,13 0,025 Duduk Berdiri posisi, dan hasil penelitian menunjukkan setelah perubahan posisi. Hasil penelitian Sistol Pada Posisi Sistol Pada Posisi diukur tepat sesaat setelah perubahan tekanan darah terlihat semakin meningkat Berbaring Tekanan Darah penelitian ini tekanan darah mahasiswa 102,94 Sistol Posisi Tekanan Darah mmHg dan 107.92/73.53 mmHg. Pada posisi mempengaruhi seseorang 64 107,92 mekanisme karena tekanan jantung kompensasi darah melakukan untuk mempertahankan tekanan darah agar tetap 6 seimbang namun bertentangan dengan Sebagian besar memberikan kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh R.T bahwa ada perbedaan bermakna pada hasil Netea, J W M Lenders, P Smits dan Th pengukuran tekanan darah untuk tiap Thien yang menyatakan bahwa tekanan posisi yang berbeda, namun perbedaan sistol (9,5-9 mmHg) dan diastol (4, 8-6 yang mmHg) secara tekanan darah, maka hasil penelitian di signifikan lebih tinggi daripada posisi atas melemahkan teori yang dikemukakan duduk. oleh Burnside dan Mc-Glyne (1995) yang pada posisi supine diberikan berupa peningkatan menyatakan bahwa posisi berdiri akan Perbedaan rata-rata tekanan sistol pada memperkuat gaya gravitasi posisi berbaring, duduk dan berdiri pada tekanan darah akan turun. sehingga penelitian ini yaitu 3,19 mmHg, 1,79 mmHg, dan 4,98 mmHg. Sedangkan Tidak ada perbedaan hasil pengukuran perbedaan pengukuran tekanan darah sistol antara posisi duduk tekanan diastol pada posisi berbaring, dan berdiri. Hipotesis ini berlawanan duduk dan berdiri yaitu 4, 34 mmHg, 2,53 dengan teori yang dikemukakan oleh mmHg dan 6, 87 mmHg. Selisih hasil Ganong (2008) yang menyatakaan bahwa pengukuran tekanan darah antara masing- 20-30% perubahan posisi tubuh dari masing posisi tidak menunjukkan tanda berbaring hipotensi ortostatik karena selisih tekanan memberikan pengaruh yaitu penurunan darah kurang dari 20 mmHg untuk tekanan curah sistol dan kurang dari 10 mmHg untuk jantung akan mengakibatkan penurunan tekanan diastol. tekanan darah. Perbedaan rata-rata tekanan sistol dan Menurut diastol dengan melemahkan teori karena terdapat hal-hal berbaring lebih besar dari pada posisi lain yang mempengaruhi hasil pengukuran berbaring dengan posisi duduk. Pada tekanan darah selama pengambilan data. penelitian ini, selisih rata-rata tekanan Selama proses pengambilan data, sampel darah antara posisi berdiri dan berbaring yang tidak didapat karena perubahan posisi diupayakan memenuhi kriteria inklusi secara setelah seperti berada direntang usia dewasa perubahan bertahap dari posisi duduk. muda, tidak mengkonsumsi kafein dan rata-rata antara hasil posisi tiba-tiba berdiri melainkan ke jantung duduk dan peneliti, diukur tekanan atau berdiri penurunan hasil curah penelitian darahnya telah 7 rokok, melakukan istirahat baring selama 5 berusaha mempertahankan tekanan darah menit memiliki saat terjadi perubahan posisi, namun ketika emosi yang stabil, serta sedang tidak seseorang mengambil posisi tertentu dalam mengkonsumsi yang waktu yang cukup lama maka kompensasi darah, namun tubuh untuk mempertahankan tekanan sebelum pengukuran, obat-obatan mempengaruhi tekanan sampel darah pun akan beradaptasi. Misalnya bila berdasarkan berat-ringannya aktivitas yang seseorang berdiri dalam waktu yang sangat dilakukan sebelum dilakukan pengukuran lama tekanan darah. Sampel yang melakukan cenderung turun karena pengaruh dari aktivitas lebih berat seperti naik tangga kompensasi jantung dan pembuluh darah dan berlari kemungkinan memerlukan terhadap gaya gravitasi bumi yang tinggi, istirahat yang lebih dari lima menit untuk teori ini sesuai dengan hasil penelitian Rati menstabilkan karena yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang hasil pengukuran tekanan darah sebelum peneliti tidak peningkatan membedakan tekanan darah metabolisme dan sesudah berdiri selama empat jam dialaminya. namun Tekanan arteri diatur oleh beberapa sistem yang saling maka tekanan darahnya akan berhubungan bertentangan dengan hasil penelitian ini. dengan melakukan fungsi-fungsi khusus, yang Berdiri dalam jangka waktu yang lama kesemuanya mekanisme dengan tidak banyak bergerak atau hanya umpan balik saraf yang mulai bereaksi diam akan menyebabkan kenaikan volume dalam beberapa detik. Semua mekanisme cairan antar jaringan pada tungkai bawah. ini menjadi aktif penuh dalam 30 menit Selama individu tersebut bisa bergerak sampai beberapa jam. Pengaturan tekanan maka kerja pompa otot menjaga tekanan arteri meskipun bekerja sangat cepat dan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan kuat, umumnya kehilangan kemampuan alir balik vena cukup (Ganong, 1983). setelah beberapa jam sampai beberapa hari Teori ini melatarbelakangi hasil yang karena reseptor tekanan saraf tersebut didapat pada penelitian. Sampel yang “beradaptasi” diukur merupakan atau kehilangan tekanan darahnya malakukan kepekaannya (Guyton,1987). Berdasarkan istirahat baring selama 5 menit, lalu diukur teori ini, peneliti berpendapat bahwa pada tekanan manusia yang tidak memiliki masalah pengukuran jantung dan pembuluh darah, tubuh akan secara langsung setelah perubahan posisi darah dalam tekanan tiga darah posisi, dilakukan 8 dengan manset yang tidak dilepaskan dari hasil pengukuran tekanan sistol pada posisi lengan sampel. Sampel duduk yang diukur dengan posisi berdiri, ada tekanan darahnya tidak berdiri dalam perbedaan jangka sehingga diastol pada posisi duduk dan posisi kemungkinan tubuh masih melakukan berdiri, ada perbedaan hasil pengukuran mekanisme untuk tekanan darah (sistol dan diastol) pada mempertahankan tekanan darah agar tetap posisi berdiri dan posisi berbaring, ada seimbang, sehingga penurunan tekanan perbedaan hasil pengukuran tekanan darah darah yang diakibatkan oleh tingginya (sistol gravitasi berbaring,duduk, dan berdiri, dan rata-rata waktu yang lama kompensasi bumi kemungkinan belum dirasakan. hasil dan diastol) tekanan pada posisi perbedaan hasil pengukuran tekanan darah (sistol/diastol) Dari pengukuran hasil penelitian, pada posisi berbaring melakukan dengan posisi duduk yaitu 3,19/4,34 peninjauan pustaka serta membandingkan mmHg, posisi duduk dengan posisi berdiri dengan penelitian sebelumnya, peneliti yaitu 1,79/2,53 mmHg, posisi berdiri berpendapat bahwa tekanan darah dapat dengan posisi berbaring yaitu 4,98/6.87 diukur dalam ketiga posisi yaitu berbaring, mmHg. duduk, dan berdiri. Hasil pengukuran tekanan darah pada ketiga posisi tersebut memiliki keakuratan yang sama apabila sebelum dilakukan pengukuran telah diminimalkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah terutama aktivitas serta perubahan posisi tubuh secara tiba-tiba. SARAN Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada perbedaan hasil pengukuran tekanan darah (sistol dan diastol) pada posisi berbaring dengan posisi duduk, tidak ada perbedaan tentang waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menstabilkan tekanan darahnya setelah aktivitas yang dilakukan, perbedaan hasil pengukuran tekanan darah dengan spigmomanometer aneroid, KESIMPULAN diteliti merkuri maupun digital/elektronik, serta perlu diteliti secara lebih spesifik tentang hubungan perubahan posisi dalam pengukuran tekanan darah dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular. 9 DAFTAR PUSTAKA Burnside & MC Glynn. (1995). Diagnosis Fisik. Penerjemah Henny Lukmanto.Jakarta: EGC Ganong, W. F. (2008). Fisiologi Kedokteran. Penerjemah dr. Brahm U. Pendit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Ganong, W. F. (1983). Fisiologi Kedokteran edisi 10. Penerjemah Alex Santoso. Jakarta: EGC Guyton, A.C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 9. Jakarta: EGC Lewis,Sharon L.dkk. (2007). Medical Surgical Nursing. Edisi7. Missouri: Mosby Netea, R.T.dkk.2003. Journal of Human Hypertention,”Both Body and Arm Position Significantly Influence Blood Pressure Measurement”. http://www.nature.com . Diperoleh 21 November 2009 pukul 22.49 Rati, Mayla Dewi. (2006). Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Berdiri Empat Jam pada Tenaga Kerja Wanita di Department Inspecting Unit Weaving PT APAC INTI CORPORA. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/1253.pdf. pada tanggal 29 Oktober 2009 pukul 14.25 Wib. Diunduh