Henny Maria Ulfa. Analisis Manajemen Mutu Pengelolaan Rekam

advertisement
HENNY MARIA ULFA
ANALISIS MANAJEMEN MUTU PENGELOLAAN REKAM MEDIS DI
RUMAH SAKIT MESRA SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR
TAHUN 2014
Henny Maria Ulfa
Dosen Rekam Medik dan Informasi Kesehatan
STIKes Hang Tuah Pekanbaru
ABSTRACT
Management of medical records from the patient receives, record-keeping and
processing continued with the medical record. Based on the observations of
researchers at the Mesra Hospital been conducting medical record, butin the
management of medical records is not optimal, there is still the management of
medical records that have not been applied such as assembling, coding, Indexing and
external reporting. The purpose of this study is not yet known cause of quality
management implementation of optimal management medical recordsat the Mesra
Hospital Siak Hulu Kampar Regency 2014. Method use dwasa descriptive study with
a qualitative approach. Subjects in the study of medical records staff, customer
service representative offiser, medical records coordinator, General Manager & HR,
general logistics officer totaling 5 informants. Data collection techniques by
observation, interview and documentation. Data analysis techniques in the form of
non-statistical techniques performed through an inductive way.
Results of the study found that the implementation of the management of
medical records at the Mesra Hospital not optimal asassembling, coding, Indexing
and external reports that have not bee nimplemented. This happens because there is
nowritten policy, there was only one medical record off icerand has never
participated in the training and standard operating procedures any activity there has
been nomedical records and facilities / infrastructure that support the medical
recordis not adequate (ICD 9CM/ICD-10 andcomputer).
Conclution that only a policy management support and motivation, there is one
medical record management officer but have not been trained, and the standard
operating procedures there is no, facilities / infrastructureas well as inadequate
medical records management implementationis not optimal. Suggestion that the need
for a written policy, the need for training, responsibility and cooperation with leaders
of the medical records personnel, the need forstandard operating prosedures, facility /
infrastructure management adequate medical recordsas well asa need to increase the
activities of medical records thathave not been implemented.
Keywords : Management Policy, Operational Support (Human Resources,
Standard Operating Procedures, Facilities/Infrastructure),
Implementation Of The Management Medical Record.
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 19
HENNY MARIA ULFA
PENDAHULUAN
Rumah sakit didalam kegiatannya
diperkaya khas dengan sistem
informasi rekam medis (SIRM) yang
berfungsi antara lain melakukan
perencanaan
sistem
informasi,
menetapkan
organisasi
SIRM,
melaksanakan fungsi pengisian berkas,
pengumpulan dan pengolahan data
terstruktur, penyelenggaraan rekam
medis yang baik serta distribusi
informasi pada pihak internal maupun
eksternal rumah sakit.
Sistem
informasi rekam medis (SIRM)
standar sebagaimana dirumuskan
dalam peraturan menteri kesehatan
nomor
269/Menkes/Per/III/2008,
catatan atau dokumen yang berisi
tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan
dan
tindakan
dan
pelayanan lain terhadap pasien pada
sarana pelayanan kesehatan (Bastian,
2011: 53).
Dalam kegiatan pelayanan rekam
medis dilakukan dengan cara manual
dan
komputerisasi.
Sistem
komputerisasi dapat menghasilkan
data-data yang bersumber pada
seluruh kegiatan pelayanan kesehatan
di dalam suatu institusi pelayanan
kesehatan. Pengolahan data dan
informasi mengenai kondisi kesehatan
pasien tidak hanya dapat tersimpan di
dalam catatan rekam medis secara
fisik saja akan tetapi data dan
informasi medis seorang pasien harus
juga tersimpan secara otomatis dengan
menggunakan sistem komputerisasi
yang handal sehingga informasi medis
mengenai kondisi kesehatan pasien
merupakan data dan informasi yang
dapat
dipertanggung
jawabkan
keabsahannya, keakuratannya serta up
to date (DepKes RI, 2006:12).
dirumah sakit, dilanjutkan dengan
kegiatan pencatatan data medis pasien
oleh dokter atau tenaga kesehatan lain
yang
memberikan
pelayanan
kesehatan langsung kepada pasien.
Kegiatan pengolahan berkas rekam
medis yang meliputi penataan berkas
rekam medis (assembling), pemberian
kode (coding), tabulasi (indeksing),
statistik dan pelaporan rumah sakit,
analisa
rekam
medis,
sistem
penyimpanan rekam medis (filling
system), sistem pengambilan rekam
medis (retrieval), penyusutan (retensi)
dan pemusnahan rekam medis
(DepKes RI, 2006:12).
Peran serta seluruh petugas rumah
sakit serta dukungan pimpinan rumah
sakit dan pedoman pengolahan rekam
medis
di
dalam
proses
penyelenggaraan rekam medis sangat
diharapkan sekali dalam kelangsungan
pengelolaan
rekam
medis.
Pelaksanaan rekam medis yang baik
membutuhkan
manajemen
yang
berkualitas, yakni adanya manajemen
informasi yang melakukan proses
pengolahan data sehingga dapat
menyediakan informasi yang akurat,
tepat waktu dan dapat diakses setiap
saat diperlukan, untuk mendukung
keputusan klinis atau manajemen
(Hatta, 2008:40).
Rumah Sakit Mesra merupakan
Rumah Sakit Swasta yang berasal dari
keinginan Hj. Misrawaty, A.Md. Keb,
SKM yang diresmikan pada tanggal 09
Mei 2009 oleh Bapak Bupati Kampar
Bpk Drs. H. Burhanuddin Husein.
Pada saat ini jumlah petugas rekam
medis di Rumah Sakit Mesra sebanyak
5 orang. Adapun data petugas rekam
medis di Rumah Sakit Mesra tahun
2014 dapat dilihat pada tabel berikut:
Proses pengelolaan rekam medis
dimulai pada saat diterimanya pasien
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 20
ANALISIS MANAJEMEN MUTU PENGELOLAAN REKAM MEDIS
DI RUMAH SAKIT MESRA SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR
TAHUN 2014
Tabel 1
Jumlah Petugas Rekam Medis dan CSO Di Rumah Sakit Mesra
Tahun 2014
No
Jabatan
Latar Belakang
Pendidikan
Keterangan
1
Staf pelaksana rekam medis
DIII Rekam Medis
1 orang
2
Customer service offiser bagian
pendaftaran
SMA
4 orang
Jumlah petugas rekam medis
5 orang
Sumber: Data Sekunder Penelitian Di RS Mesra Tahun 2014
Dari survey awal yang dilakukan
penulis, ditemukan bahwa dalam
pengelolaan rekam medis di Rumah
Sakit Mesra belum berjalan optimal,
masih ada beberapa penyelenggaraan
rekam medis yang belum diterapkan
seperti
assembling,
pengkodean
penyakit (coding), tabulasi (indeksing)
dansistem pelaporan eksternal yang
belum dilaksanakan. Untuk sistem
kearsipan rekam medis juga perlu
diperhatikan di instalasi rekam medis
seperti tempat penyimpanan rekam
medis yang menggunakan rak terbuka
dengan keterbatasan rak penyimpanan
berkas rekam medis, sehingga rekam
medis disimpan tanpa menggunakan
sampul pelindung. Hal ini disebabkan
karena kurangnya tenaga rekam medis
dan pelatihan serta sarana prasaran
dalam
menunjang
kegiataan
pengelolaan rekam medis.
Keadaan ini akan mengakibatkan
dampak bagi rumah sakit karena hasil
pengolahan data akan menjadi
informasi dasar pembuatan laporan
intern dan laporan ekstern rumah
sakit. Laporan ini berkaitan dengan
penyusunan berbagai perencanaan
rumah sakit, pengambilan keputusan
oleh
pimpinan
serta
evaluasi
pelayanan yang telah diberikan,
kemudian
diharapkan
hasil
evaluasinya akan menjadi lebih baik.
Oleh karena itu data yang diperoleh
harus sesuai fakta, lengkap, serta dapat
dipercaya agar menjadi sebuah
informasi berupa laporan yang akurat,
lengkap dan tepat waktu.Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
Mengetahui
penyebab
belum
terlaksananya
manajemen
mutu
pengelolaan rekam medis yang
optimal di Rumah Sakit Mesra Siak
Hulu Kabupaten Kampar.
TINJAUAN TEORI
Rekammedisdiartikansebagaiketer
anganbaik
yangtertulismaupunterekamtentangide
ntitas, anamnese, penentuanfisik,
laboratorium,
diagnosesertasegalapelayanandantinda
kanmedis
yang
diberikankepadapasiendanpengobatan,
baik
yang
rawatjalan,
rawatinapmaupun
yang
mendapatpelayanangawatdarurat
(DepKes
RI,
2006:11).Kegiatan
pengolahan berkas rekam medis yang
meliputi penataan berkas rekam medis
(assembling),
pemberian
kode
(coding), tabulasi (indeksing), statistik
dan pelaporan rumah sakit, analisa
rekam medis, sistem penyimpanan
rekam medis (filling system), sistem
pengambilan rekam medis (retrieval),
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 21
HENNY MARIA ULFA
penyusutan (retensi) dan pemusnahan
rekam medis (DepKes RI, 2006:12).
Menurut George R. Terry
mendefinisikan manajemen adalah
proses yang khas yang terdiri dari
tindakan
planning,
organizing,
actuating dan controlling yang
penggunaannya secara ilmu dan seni
untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Herlambang, 2012:5).
Sumber daya manusia adalah
orang-orang yang merancang dan
menghasilkan barang atau jasa,
mengawasi mutu, memasarkan produk
serta merumuskan seluruh strategi dan
tujuan organisasi. Tanpa orang-orang
yang memiliki keahlian atau kompeten
maka mustahil bagi organisasi untuk
mencapai
tujuannya
(Samsudin,
2006:21).
StandarProsedurOperasionaladala
hsuatuperangkatinstruksi/langkahlangkah
yang
dibakukanuntukmenyelesaikan proses
kerjarutintertentu.
Standarproseduroperasionalmemberik
anlangkah
yang
benardanterbaikberdasarkanconsensus
bersamauntukmelaksanakanberbagaik
egiatandanfungsipelayanan
yangdibuatolehsaranapelayanankeseha
tanberdasarkanstandarprofesi (UU RI
No 44 Tahun 2009:10).
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, sarana adalah suatu macam
alat yang digunakan dalam kegiatan
tertentu.
RumahSakitdibangunsertadilengkapid
engansarana,prasaranadanperalatan
yang
dapatdifungsikansertadipeliharasedemi
kianrupauntukmendapatkankeamanan,
mencegahkebakaran/bencanadengante
rjaminnyakeamanan,
kesehatandankeselamatanpasien,
petugas,
pengunjung,
danlingkunganRumahSakit (UU RI No
44 Tahun 2009:16).
Pimpinan
rumah
sakit
bertanggung jawab menyediakan
sarana dan fasilitas untuk kegiatan
unit/bagian rekam medis yang
meliputi ruangan kegiatan, rak file,
komputer,
peralatan
penunjang
kegiatan dan petugas rekam medis.
Dengan demikian petugas rekam
medis dapat bekerja dengan efektif
dan efisien. Seluruh kegiatan yang
menyangkut uraian pekerjaan rekam
medis dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya oleh petugas rekam
medis di instansi pelayanan kesehatan
masing-masing
(DepKes
RI,
2006:105).
METODE
Rancangan penelitian ini adalah
kualitatif untuk memperoleh penyebab
belum terlaksananya pengelolaan
rekam medis yang optimal, serta
menggambarkan
tentang
suatu
keadaan
secara
objektif
yaitu
memaparkan
tentang
sistemmanajemen mutu pengelolaan
rekam medis di Rumah Sakit Mesra
Siak Hulu Kabupaten Kampar.
HASIL
Terhadapkebijakan
Manajemen
Terhadap
Pengelolaan
Rekam
Medis di Rumah Sakit Mesra Tahun
2014
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara
terhadap
beberapa
informan, diperoleh Informasi bahwa
kebijakan
manajemen
terhadap
pengelolaan rekam medis mendapat
respon baik dari manajer.
Dukungan Kegiatan Operasional
(SDM, SPO, Sarana/Prasarana)
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 22
ANALISIS MANAJEMEN MUTU PENGELOLAAN REKAM MEDIS
DI RUMAH SAKIT MESRA SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR
TAHUN 2014
Rekam Medis di Rumah Sakit
Mesra Tahun 2014.
a. SumberDayaManusia
(SDM)
RekamMedis
Berdasarkanhasilobservasi
dan
wawancaraterhadapbeberapainforman,
diperolehinformasiyaitusumberdayam
anusia
di
unit
rekammedisRumahSakitMesrasudahad
asatupetugas yang melaksanakannya,
namunpetugasrekammedisbelumperna
hmengikutipelatihantentangrekammed
is.
b. StandarProsedurOperasional
(SPO) PengelolaanRekamMedis
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara
terhadap
beberapa
informan bahwa Standar Prosedur
Operasional (SPO) untuk masingmasing
pengelolaan rekam medis
sudah ada.
c. Sarana/PrasaranaRekamMedis
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara
terhadap
beberapa
informan bahwa sarana prasarana
rekam medis untuk saat ini sudah
memadai.
Pelaksanaan Pengelolaan Rekam
Medis Di Rumah Sakit Mesra
Tahun 2014
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara
dengan
beberapa
informan,
diketahui
bahwa
pelaksanaan pengelolaan rekam medis
sudah dilaksanakan namun belum
optimal.
PEMBAHASAN
Kebijakan Manajemen Terhadap
Pengelolaan Rekam Medis di
Rumah Sakit Mesra Tahun 2014
Menuruthasilpenelitiandiperolehin
formasibahwakebijakanmanajementer
hadappengelolaanrekammedismendap
atresponbaikdanmanajermendukungset
iapkegiatanrekammedis.
Kegiatan pengelolaan rekam
medis, baik pencatatan dan pengisian
berkas rekam medis dilaksanakan
sesuai dengan kebijaksanaan dan
peraturan yang ditetapkan oleh
pimpinan rumah sakit, staf medik dan
organisasi. Seperti: Setiap pasien
memiliki nomor rekam medis,
penanggung jawab berkas rekam
medis bertanggung jawab atas
pengembalian dan pendistribusian
berkas rekam medis, berkas rekam
medis harus diisi dengan lengkap,
wajib menyimpan kerahasiaan pasien,
rekam medis bertanggung jawab atas
laporan yang telah ditetapkan baik
untuk kepentingan eksternal maupun
internal, kebijakan tentang informed
consent
(IC),international
classification of disease (ICD) atau
pengkodean penyakit, dan lain
sebagainya (DepKes RI, 2006:103).
Dukungan Kegiatan Operasional
(SDM, SPO, Sarana/Prasarana)
Rekam Medis di Rumah Sakit
Mesra Tahun 2014.
a.
SumberDayaManusia
(SDM)
RekamMedis
Menuruthasilpenelitian,
petugasbagianrekammedisrumahsakith
anyaada
1
orang
danbelumpernahmelakukanpelatihante
ntangrekammedis.
Hal
iniakanberpengaruhpadapengelolaanre
kammedis
yang
dilaksanakantidakberjalan optimal.
Jumlahtenaga
di
RumahSakitMesrasudahada.Namunper
ludiperhatikansuatuSumberDayaManu
sia (SDM) yang baikdengankualitas
SDM
yang
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 23
HENNY MARIA ULFA
lebihbaiklagisertabertanggungjawabter
hadaptugas
yang
diberikandandidukungdenganpelatihan
&pengetahuanmakapetugasakanmamp
umelaksanakantugasnyadenganbaikse
hinggapetugasdapatmeminimalisirper
masalahanterhadappekerjaannya.
b. StandarProsedurOperasional
(SPO)PengelolaanRekam CMedis
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapat bahwa SPO pengelolaan
rekam medis di Rumah Sakit Mesra
belum ada.
Standar Prosedur Operasional
(SPO) setiap pengelolaan rekam medis
perlu dibuat dalam suatu organisasi,
karena SPO merupakan suatu aturan
baku yang sangat penting. Kuantitas
dan kualitas SDM yang baik saja tidak
menjamin
pelaksanaan
kegiatan
tersebut dapat optimal jika tidak di
tunjang dengan adanya aturan-aturan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan
atau
menyelesaikan
suatu
kegiatan/tindakan.
c.
Sarana/PrasaranaRekamMedis
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapat bahwa sarana prasarana rekam
medis disesuaikan dengan kegiatan
rekam medis yang dilakukan di
Rumah Sakit Mesra untuk saat ini
sudah memadai.
Pimpinan
rumah
sakit
bertanggung jawab menyediakan
sarana dan fasilitas untuk kegiatan
unit/bagian rekam medis yang
meliputi ruangan kegiatan, rak file,
komputer,
peralatan
penunjang
kegiatan dan petugas rekam medis.
Dengan demikian petugas rekam
medis dapat bekerja dengan efektif
dan efisien. Seluruh kegiatan yang
menyangkut uraian pekerjaan rekam
medis dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya oleh petugas rekam
medis di instansi pelayanan kesehatan
masing-masing
(DepKes
RI,
2006:105).
Pelaksanaan Pengelolaan Rekam
Medis Di Rumah Sakit Mesra
Tahun 2014
Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui
bahwa
pelaksanaan
pengelolaan rekam medis sudah
dilaksanakan namun belum optimal.
Pelaksanaan rekam medis di Rumah
Sakit Mesra yaitu pasien datang
mendaftar, kemudian pengambilan
berkas rekam medis lalu diantar ke
dokter, setelah rekam medis kembali
kemudian
disusun
dalam
rak
penyimpanan.
Pengelolaan rekam medis adalah
suatu proses rekam medis yang saling
berkaitan satu sama lainnya yaitu
dimulai pada saat diterimanya pasien
dirumah sakit, dilanjutkan dengan
kegiatan pencatatan data medis pasien
oleh dokter atau tenaga kesehatan lain
yang
memberikan
pelayanan
kesehatan langsung kepada pasien.
Kegiatan pengolahan berkas rekam
medis yang meliputi penataan berkas
rekam medis (assembling), pemberian
kode (coding), tabulasi (indeksing),
statistik dan pelaporan rumah sakit,
analisa
rekam
medis,
sistem
penyimpanan rekam medis (filling
system), sistem pengambilan rekam
medis (retrieval), penyusutan (retensi)
dan pemusnahan rekam medis
(DepKes RI, 2006:12).
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dilapangan, penulis mendapatkan
kesimpulan
bahwa
kebijakan
manajemen terhadap rekam medis
secara tertulis belum ada, kebijakan
yang dilakukan saat ini hanya dengan
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 24
ANALISIS MANAJEMEN MUTU PENGELOLAAN REKAM MEDIS
DI RUMAH SAKIT MESRA SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR
TAHUN 2014
mendukung kegiatan rekam medis
yang ada, sudah ada satu orang
petugas dalam pengelolaan rekam
medis latar belakang pendidikan DIII
Rekam Medis tetapi belum mengikuti
pelatihan mengenai rekam medis,
belum
ada
Standar
Prosedur
Operasional pengelolaan rekam medis,
sarana/prasarana yang mendukung
dalam pengelolaan rekam medis sudah
ada yaitu ruangan, ATK dan rak file
rekam medis, namun ada beberapa
yang
belum
memadai
seperti
komputer, ICD-10 dan ICD 9 CM,
sedangkan pelaksanaan pengelolaan
rekam medis sudah dilaksanakan yaitu
penerimaan pasien TPPRJ & TPPRI,
pelaporan internal, penyimpanan dan
pengambilan rekam medis, namun
assembling,
coding,
indeksing,
pelaporan eksternal, penyusutan dan
pemusnahan rekam medis belum
dilaksanakan sehingga pengelolaan
rekam medis di Rumah Sakit Mesra
belum optimal.
Saran
Perlu adanya kebijakan, SOP, sarana
dan prasarana yang cukup, petugas
rekam medis mengikuti pelatihan serta
perlu adanya bimbingan juga motivasi
dari pimpinan sehingga pengelolaan
rekam medis bisa terlaksana secara
optimal, pelaksanaan pengelolaan
rekam medis di Rumah Sakit Mesra
hendaknya lebih ditingkatkan dan
menjalankan kegiatan yang belum
terlaksana agar fungsi rekam medis
berjalan secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
DepKes, R.I. (2006). Pedoman
Penyelenggaraan
dan
Prosedur
Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia Revisi II. Jakarta.
DepKes, R.I. (2006). Pedoman
Penyelenggaraan
dan
Prosedur
Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia Revisi II. Jakarta.
Hatta,
G.R.
(2008).
Pedoman
Manajemen Informasi Kesehatan di
Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif, kualitataif dan R&D.
Bandung: Alfabet.
Herlambang & Murwani, S. (2012).
Manajemen Kesehatan dan Rumah
Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 25
Download