Bagaimana Otonomi Daerah Dilaksanakan?

advertisement
OTONOMI DAERAH
PERTEMUAN 7
A. Ancaman Disintegrasi
1. Ancaman bermula dari kesenjangan antar daerah
• Adanya arus globalisasi, batas-batas negara
kian tipis, mobilitas faktor produksi semakin
tinggi, tidak terbendungnya arus informasi,
kesadaran terhadap nilai universal, masih
adanya penempatan daerh sebagai suatu unit,
setidaknya unit ekonomi yang tepisahkan satu
sama lain.
• Ciri utama negara kesatuan yaitu kekuasaan
atau authority.
• Sistem dan mekanisme perencanaan bersifat
sentralisasi. Pemerintah daerah hanya
perpanjangan tangan.
Landasan pelaksanaan pemerintahan di daerah:
• Semangat kesatuan dan persatuan.
• Undang-undang No. 5/1974, yang menggaraiskan
tentang tiga asaas penyelenggaraan pemerintahan di
daerah, yaitu desentralisasi, dekonsentrasi, dan
pembantuan.
• Undang-undang No. 22 dan No. 25 tahun 1999
berhubungan dengan Misi Otonomi Daerah bukan
hanya keinginan untuk melimpahkan kewenangan dan
pembiayaan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah
Daerah, tetapi yang lebih penting adalah keinginan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan sumber daya keuangan kesejahteraan
dan pelayanan kepada masyarakat. (Penjelasan PP
105 Tahun 2000)
Asas – Asas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Pemerintah Pusat)
1. Asas Desentralisasi
penyerahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah pusat kapada daerah
otonom untuk mengurus dan mengatur
urusan pemerintahan dalam sistem
negara kesatuan republik indonesia,
sehingga pada akhirnya menjadi urusan
pemerintah daerah
2. Asas dekonsentrasi
pelimpahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah pusat kepada gubernur sebagai
wakil pemerintahan dan kepada instansi
vertikal wilayah tertentu. Dan pada
hakekatnya hal itu tetap menjadi urusan
pemerintah pusat.
3. Asas tugas pembantuan (mede bewind)
penugasan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah dan pemerintah desa,
atau dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten / kota / desa, atau dari pemerintah
kabupaten / kota kepada pemerintah desa.
2. Trend Desentralisasi
• Salah satu pilar dalam pengembangan otonom daerah
berupa aspek pembiayaan.
• Tanpa adanya keseimbangan antara pemberian
otonomi antara tugas dan tanggung jawab dengan
aspek pendanaan, maka esensi otonomi menjadi
kabur.
• Salah satu masalah utama dalam upaya pemerataan
pembangunan.
• Sistem keuangan Indonesia sifatnya terpusat.
• Porsi daerah dalam penerimaan pemerintah pusat 7
persen, pengeluaran 22 persen.
• Ketergantungan pemerintah daerah terhadap pusat
terlihat dari share penerimaan pemerintah daerah
terhadap pengeluaran hanya 30%.
• Untuk Daerah Tingkat II, tepuruk dalam PAD.
• Menimbulkan ketimpangan fiskal vertikal.
• Sehingga PAD terhadap PDB lebih rendah dari 1.
Seharusnya elastisitas berbagai jenis penerimaan
pemerintah pusat (khususnya pajak) terhadap
PDB jauh lebih dari 1.
• Hal di atas menggambarkan hampir seluruh
sumber pajak yang paling potensial ditarik oleh
pemerintah pusat.
• Merupakan salah satu bentuk disinsentif bagi
daerah untuk memacu pembangunan dan
menggalakan PAD.
• Peningkatan peran daerah menuju kepastian
dalam tambahan sumber penerimaan daerah.
• Pemerintah salah satunya dapat memberikan
sebagian kecil porsi penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai, misalnya 5%. Sehingga
pemerintah dapat membantu daerah yang miskin
sumber daya ekonomi.
B. Hakekat Otonomi
• Mengembangkan manusia Indonesia yang
otonom, yang memberikan keleluasaan bagi
terkuaknya bagi potensi terbaik yang dimiliki
setiap individu secara optimal.
• Individu yang otonom menjadi modal dasar dalam
perwujudan otonomi daerah yang hakiki.
• Penguatan otonomi daerah harus membuka
kesempatan yang sama sebgai jaminan
terselenggaranya social order.
Otonomi Daerah
• Hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri.
• Memberikan persaingan yang sehat, dengan jaring
pengaman , bagi tercapainya persyaratan minimum
bagi daerah yang dipandang masih belum mampu
menjajarkan diri dalam level of playing field.
• Suatu keadaan yang memungkinkan daerah untuk
mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang
dimilikinya secara optimal.
• Di dalam pelaksanaannya berlakuproporsi pada
dasarnya segala persoalan diserahkan kepada daerah
untuk mengidentifikasi, merumuskan dan
memecahkannya, kecuali untuk persoalan yang tidak
dapat terpecahkan oleh daerah.
• Istilah otonomi daerah dan desentralisasi secara
akademik bisa dibedakan tapi secara praktis
dalam penyelenggaraan pemerintahan tidak bisa
dipisahkan keduanya saling berkaitan. Keduanya
bagaikan dua mata koin yang saling menyatu
namun dapat dibedakan.
• Desentralisasi pada dasarnya mempersoalkan
pembagian kewenangan kepada organ-organ
penyelenggaran negara.
• Otonomi menyangkut hak yang mengikuti
pembagian wewenang tersebut. Otonomi daerah
diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemda.
• Definisi otonomi daerah, kemandirian suatu daerah
dalam kaitan pembuatan dan pengambilan keputusan
mengenai kepentingan daerahnya sendiri.
• Menurut UU No. 32 Tahun 2004 otonomi daerah
merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
• Desentralisasi Menurut UU No. 32 Tahun 2004
penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Arti penting dari desentralisasi-otonomi:
• terciptanya efisiensi-efektifitas penyelenggaraan
pemerintahan.
• Sebagai sarana pendidikan politik.
• Pemerintahan daerah sebagai persiapan untuk
karir politik lanjutan.
• Stabilitas politik.
• Kesetaraan politik.
• Akuntabilitas publik.
Visi otonomi daerah :
1. Politik
Harus dipahami sebagai sebuah proses untuk membuka
ruang bagi lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih
secara demokratis, memungkinkan berlangsungnya
penyelenggaraan pemerintah yang responsif.
2. Ekonomi
Terbukanya peluang bagi pemerinta daerah
mengembangkan kebihjakan regional dan lokal untuk
mengoptimalkan pendayagunaan potensi ekonomi di
daerahnya.
3. Sosial
Menciptakan kemampuan masyarakat untuk merespon
dinamika kehidupan di sekitarnya.
Kewenangan Pemerintah Pusat dalam UU No. 32
Tahun 2004 :
1. politik luar negeri;
2. pertahanan;
3. keamanan;
4. yustisi;
5. moneter dan fiskal nasional; dan
6. agama.
Sebagai wujud pelaksanaan UUD 1945 Ps. 18
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
atas daerah – daerah provinsi dan daerah
provinsi dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tiap – tiap provinsi, kabupaten dan
kota itu mempunyai pemerintah daerah,
yang diatur dengan undang – undang.
(2) Pemerintah daerah provinsi, daerah
kabupaten dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
Daya Tarik Otonomi Daerah
• Memiliki satu atau beberapa keunggulan tertentu dari
daerah lainnya.
• Potensi keunggulan bersifat mutlak, misalnya dari
aaspek lokasi atau anugerah sumber (factor
endowment).
• Syarat yang dibutuhkan untuk menyiapkan daerah
menjadi pelaku aktif di pasar global:
- Terjaminnya pergerakan bebas dari seluruh
faktor produksi, barang dan jasa di dalam wilayah
Indonesia.
- Proses politik.
- Tegaknya good governance baik dipusat maupun di
daerah, sehingga tidak menimbulkan KKN.
• Keterbukaan daerah untuk bekerja sama dengan
daerah lain untuk mengoptimalkan pengelolaan
sumber daya yang ada.
• Fleksibilitas sistem insentif.
• Peran pemerintah lebih sebagai regulator yang
bertujuan untuk melindungi kelompok minoritas
dan lemah serta menjaga harmoni dengan alam
sekitar.
Standarisasi menuju pemberdayaan
daerah
Arti penting standarisasi:
• Sebagai penguat bagi perwujudan aktualisasi
segala potensi daerah secara optimal.
• Menggunakan pendekatan public goods.
• Kebijakan standarisasi dala Peraturan Pemerintah
No. 25 tahun 2000 menjadi kewenangan pusat.
Bagaimana Otonomi Daerah Dilaksanakan?
I. Dasar hukum:
ps. 18 uud 1945, uu no. 32 th. 2004 tentang
pemerintahan daerah, dan uu no. 33 tahun 2004
tentang perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah Ps. 18 UUD 1945
1) Negara Kesatuan RI dibagi atas daerah – daerah
provinsi dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten
dan kota, yang tiap – tiap provinsi, kabupaten, dan
kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang
diatur dengan undang – undang.
2) Pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota
mengatur sendiri urusan pemerintahannya menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan.
3)
4)
5)
Pemerintah daerah provinsi, daerah
kabupaten dan kota memiliki dewan
perwakilan rakyat daerah yang anggota –
anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum.
Gubernur, bupati, dan walikota masing –
masing sebagai kepala pemerintah
daerah provinsi, kabupaten dan kota
dipilih secara demokratis.
Pemerintah daerah menjalankan otonomi
seluas – luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang –
undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.
6) Pemerintah daerah berhak menerapkan
peraturan daerah dan peraturan – peraturan
lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan.
7) Susunan Dan Tata cara Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Diatur Dalam Undang
– Undang.
Daerah Otonom:
• Daerah otonom di Indonesia dibagi atas
daerah propinsi, daerah kabupaten dan
daerah kota (ps. 3 ayat 1 uu no. 32 th 2004).
• Pembentukan daerah otonom harus
memenuhi syarat : administrasi, teknis dan
fisik wilayah
• Pembentukan daerah otonom harus
mempertimbangkan faktor – faktor : potensi
daerah, luas wilayah, kependudukan, sosial
politik, sosial budaya, hankam dan faktor
lain yang memungkinkan terselenggaranya
otonomi daerah.
Asas Umum Penyelenggaraan
Pemerintahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Asas kepastian hukum.
Asas kepentingan umum.
Asas keterbukaan.
Asas proporsionalitas.
Asas akuntabilitas.
Asas efisiensi.
Asas efektivitas.
Asas – asas pelaksanaan otonomi
daerah (pemerintah daerah)
1. Otonomi luas : yaitu kekuasaan
daerah untuk menyelenggarakan
pemerintahan yang mencakup
kewenangan semua bidang, kecuali
kewenangan yang oleh undang –
undang ditetapkan tidak menjadi
wewenang pemerintah daerah.
2. Otonomi nyata : yaitu keleluasaan
daerah untuk menyelenggarakan
pemerintahan dibidang tertentu yang
secara nyata ada dan diperlukan untuk
tumbuh dan berkembang di daerah.
3. Otonomi yang bertanggung jawab :
yaitu perwujudan
pertanggungjawaban sebagai
konsekwensi pemberian hak dan
kewenangan kapada daerah sebagai
wujud tugas dan kewajiban daerah
dalam mencapai tujuan otonomi
Hak dan kewajiban pemerintah
daerah
Hak :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah.
Memilih pimpinan daerah.
Mengelola aparatur daerah.
Memungut pajak daerah.
Mendapatkan bagi hasil dari [engelolaan sumber
daya alam dan sumber daya lainnya yang ada di
daerah.
Mendapatkan sumber – sumber pendapatan lain
yang sah.
Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam
peraturan perundang – undangan (ps. 21 uu no. 32
th 2004).
Kewajiban
1. Melindungi masyarakat, menjaga
persatuan, kesatuan dan kerukunan
nasional serta keutuhan nkrI
2. Meningkatkan Kehidupan Demokrasi
3. Mengembangkan kualitas kehidupan
masyarakat
4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan
5. Meningkatkan pelayanan dasar
pendidikan
6. Menyediakan fasilitas kesehatan dan
sebagainya (ps. 22 uu no. 32 th 2004)
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi wewenang pemerintah pusat ?
1. Pemerintah menyelenggarakan sendiri
urusan pemerintahan tersebut.
2. Melimpahkan sebagian urusan
pemerintahan kepada gubernur selaku
wakil pemerintah.
3. Menugaskan sebagian urusan
pemerintahan kepada pemerintah desa
berdasar atas asas tugas pembantuan.
Prinsip – prinsip pelaksanaan
otonomi daerah:
1. Memperhatikan aspek demokrasi,
keadilan, pemerataan, potensi, dan
keragaman daerah.
2. Didasarkan atas otonomi luas, otonomi
nyata, dan bertanggung jawab.
3. Otonomi luas dan utuh diletakkan pada
kabupaten / kota, sedangkan otonomi
propinsi merupakan otonomi yang
terbatas.
4. Pelaksanaan otonomi harus sesuai dengan
konstitusi negara sehingga tetap terjalin
hubungan pusat, daerah dan antar daerah
5. Harus Meningkatkan Kemandirian Daerah
Otonom Serta Di Dalam Kabupaten Dan Kota
Tidak Ada Lagi Wilayah Administratif
6. Harus meningkatkan peranan dan fungsi
legislatif daerah dan fungsi anggaran dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
7. Asas dekonsentrasi diletakkan pada propinsi
sebagai wilayah adminstrasi untuk
melaksanakan kewenangan pemerintahan
tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur
Susunan Pemerintahan Daerah
Pemerintahan daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan dprd menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas – luasnya dalam
sistem dan prinsip negara kesatuan republik
indonesia
Unsur penyelenggara pemerintahan daerah
adalah dprd dan pemerintah daerah
Pemerintah daerah terdiri atas kepala
daerah dan perangkat daerah
Unsur perangkat daerah:
 Sekretariat Daerah Yang Dipimpin Oleh
Sekretaris Daerah.
 Lembaga Dinas Daerah Yang Dipimpin Oleh
Kepala Dinas.
 Lembaga Teknis Daerah Yang Dipimpin Oleh
Kepala Badan Daerah.
 Kecamatan Yang Dipimpin Oleh Camat.
 Kelurahan Yang Dipimpin Oleh Lurah.
Pemerintahan daerah ada dua tingkatan
yaitu pemerintahan daerah propinsi yang
dipimpin uleh gubernur dan
pemerintahan kabupaten / kota yang
dikepalai oleh bupati / wali kota yang
berkedudukan sebagai kepala daerah
otonom dan bertanggung jawab kepada
DPRD.
Gubernur memiliki peran atau kedudukan
ganda yaitu : sebagai kepala daerah dan
sekaligus wakil pemerintah pusat di
daerah.
Download