Uploaded by User49056

MAKALAH PEMERINTAHAN DAERAH

advertisement
MAKALAH PEMERINTAHAN DAERAH
DOSEN : Dr. Ernalia Lia Syaodih, M.Si
DISUSUN OLEH :
Nurul Fahira (17.04.379)
Dimas Ihlasul Amal (17.04….)
Tina Sevtiana Rizki (17.04.092)
SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL (STKS)
BANDUNG 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang PEMERINTAHAN DAERAH ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih kepada Ibu Dr. Ernalia Lia syaodih, M.si yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Bandung, 22 oktober 2017
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................ i
Daftar isi ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang. .............................................................................. 1
B Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemerintahan Daerah .................................................. 3
B. Kedudukan Pemerintah Daerah ..................................................... 4
C. Peran Pemerintah Daerah .............................................................. 6
D. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah ................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................... 11
Daftar Pustaka .................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyelenggaraan pemerintahan suatu negara akan berjalan dengan
baik apabila didukung oleh lembaga-lembaga negara yang saling
berhubungan satu sama lain sehingga merupakan satu kesatuan dalam
mewujudkan nilai-nilai kebangsaan dan perjuangan negara sesuai dengan
kedudukan, peran, kewenangan dan tanggung jawabnya masing-masing.
Sekarang ini dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta dinamika kehidupan nasional, regional dan internasional yang
cenderung berubah sangat dinamis, aneka aspirasi kearah perubahan meluas
di berbagai negara di dunia, baik di bidang politik maupun ekonomi.
Perubahan yang diharapkan dalam hal ini perombakan terhadap formatformat kelembagaan birokrasi pemerintahan yang tujuannya untuk
menerapkan prinsip efisiensi agar pelayanan umum (public services) dapat
benar-benar efektif.
Pemerintah Daerah dan DPRD adalah penyelenggara pemerintahan
daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.
Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
Provinsi. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota
mempunyai pemerintah daerah yang diatur dengan undang-undang.
Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala
Pemerintah Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan Daerah Kota dipilih
secara demokratis. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai
urusan Pemerintah Pusat.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud pemerintah daerah ?
2. Bagaimanakah kedudukan pemerintah daerah ?
3. Apa saja peran pemerintah daerah ?
4. Bagaimana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian pemerintah daerah
2. Untuk memahami kedudukan pemerintah daerah
3. Untuk memahami peran pemerintah daerah
4. Untuk memahami perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemerintahan Daerah
Perubahan ke 4 (empat) UUD 1945 menyatakan dengan jelas mengenai
bentuk dan susunan pemerintahan daerah dalam kerangka Negara Republik
Indonesia. Pasal 18 ayat (1) berbunyi : “Negara Kesatuan Repulik Indonesia
dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap propisi, kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur Undang-Undang”.
Sedangkan Pasal 18 ayat (5) UUD 1945 menyebutkan bahwa:
“pemerintah daerah merupakan daerah otonom yang dapat menjalankan
urusan pemerintahan dengan seluas-luasnya serta mendapat hak untuk
mengatur kewenangan pemerintahan kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintahan pusat”.
Definisi Pemerintahan Daerah di dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah pasal 1 ayat 2, adalah sebagai berikut: “Pemerintahan
Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintahan
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.
Melihat definisi pemerintahan daerah seperti yang telah
dikemukakan diatas,maka yang dimaksud pemerintahan daerah disini
adalah penyelenggaraan daerah otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas desentralisasi dimana unsur penyelenggara pemerintah daerah
adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah.
B. Kedudukan Pemerintah Daerah
Pemerintahan Daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan
daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu Pemerintah
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Kepala Daerah
adalah Kepala Pemerintah Daerah yang dipilih secara demokratis. Pemilihan
secara demokratis terhadap Kepala Daerah tersebut, dengan mengingati
bahwa tugas dan wewenang DPRD menurut Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, menyatakan antara lain bahwa DPRD tidak
memiliki tugas dan wewenang untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah, maka pemilihan secara demokratis dalam Undang-undang
ini dilakukan oleh rakyat secara langsung. Kepala daerah dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang wakil kepala daerah, dan
perangkat daerah.
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh
rakyat yang persyaratan dan tata caranya ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan. Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala
daerah dapat dicalonkan baik oleh partai politik atau gabungan partai politik
peserta Pemilu yang memperoleh sejumlah kursi tertentu dalam DPRD dan
atau memperoleh dukungan suara dalam Pemilu Legislatif dalam jumlah
tertentu.
Susunan dan kedudukan DPRD yang mencakup keanggotaan, pimpinan,
fungsi, tugas, wewenang, hak, kewajiban, penggantian antar waktu, alat
kelengkapan, protokoler, keuangan, peraturan tata tertib, larangan dan
sanksi, diatur tersendiri didalam Undang-Undang mengenai Susunan dan
Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Hal-hal
yang belum cukup diatur dalam Undang-undang tersebut dan yang masih
memerlukan pengaturan lebih lanjut baik yang bersifat penegasan maupun
melengkapi diatur dalam undang-undang ini.
Melalui undang-undang ini Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)
provinsi, kabupaten, dan kota diberikan kewenangan sebagai penyelenggara
pemilihan kepala daerah. KPUD yang dimaksud dalam Undang-Undang ini
adalah KPUD sebagaimana dimaksud Undang-Undang No. 12 Tahun 2003
tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat. Untuk itu, tidak perlu
dibentuk dan ditetapkan KPUD dan keanggotaannya yang baru. Agar
penyelengaraan pemilihan dapat berlangsung dengan baik, maka DPRD
membentuk panitia pengawas. Kewenangan KPUD provinsi, kabupaten, dan
kota dibatasi sampai dengan penetapan calon terpilih dengan Berita Acara
yang selanjutnya KPUD menyerahkan kepada DPRD untuk diproses
pengusulannya kepada Pemerintah guna mendapatkan pengesahan.
Gubernur sebagai Kepala Daerah Provinsi berfungsi pula selaku wakil
Pemerintah di daerah dalam pengertian untuk menjembatani dan
memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah
termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan kota.
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan
kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang
setara bermakna bahwa di antara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki
kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling membawahi. Hal ini
tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa Peraturan Daerah.
Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan DPRD
adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk
melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing
sehingga antar kedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang
sifatnya saling mendukung bukan merupakan lawan ataupun pesaing satu
sama lain dalam melaksanakan fungsi masing-masing.
C. Peran Pemerintah Daerah
UU Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa pemerintahan daerah
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya,
kecuali urusan pmerintahan yang oleh undang-undang ditentukan menjadi
urusan pemerintah pusat. Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan
kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya
dipilih melalui pemilihan umum. Setiap daerah dipimpin oleh kepala
pemerintah daerah yang disebut kepala daerah. Kepala daerah dibantu oleh
satu orang wakil kepala daerah yang dipilih secara demokratis. Kepala dan
wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta
larangan. Kepala daerah juga memiliki kewajiban untuk :
1. Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
pemerintah.
2. Memberikan laporan keterangan pertanggung jawaban kepada DPRD.
3. Menginformasikan laporan penyelengaraan pemerintahaan daerah
kepada masyarakat.
Penyelenggaraan pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan
tugas pembantuan. Tugas Pembantuan (asas Medebewind) adalah
keikutsertaan pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah
yang kewenangannya lebih luas dan lebih tinggi di daerah tersebut. Tugas
pembantuan dapat diartikan sebagai ikut serta dalam menjalankan tugas
pemerintahan. Tugas pembantuan merupakan kewajiban-kewajiban untuk
melaksanakan peraturan-peraturan yang ruang lingkup wewenangnya
bercirikan tiga hal berikut.
1. Materi yang dilaksanakan tidak termasuk rumah tangga daerah-daerah
otonom untuk melaksanakannya.
2. Dalam menyelenggarakan tugas pembantuan, daerah otonom memiliki
kelonggaran untuk menyesuaikan segala sesuatu dengan kekhususan
daerahnya sepanjang peraturan memungkinkan.
3. Dapat diserahkan tugas pembantuan hanya pada daerah-daerah otonom
saja. Daerah mempunyai hak dan kewajiban dalam menyelenggarakan
otonomi.
Hak dan kewajiban tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana kerja
pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan
pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan
daerah. Pengelolaan keuangan daerah dimaksud dilakukan secara efisien,
efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan
perundang-undangan.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, kewenangan
provinsi sebagai daerah otonom, adalah meliputi bidang-bidang pertanian,
kelautan, pertambangan dan energi, kehutanan dan perkebunan,
perindustrian dan perdagangan, perkoperasian, penanaman modal,
kepariwisataan, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan nasional, sosial,
penataan ruang, pertanahan, pemukiman, pekerjaan umum dan
perhubungan, lingkungan hidup, politik dalam negeri dan administrasi
publik, pengembangan otonomi daerah, perimbangan keuangan daerah,
kependudukan, olah raga, hukum dan perundang-undangan, serta
penerangan.
Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah
dilaksanakan secara luas, utuh, dan bulat yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi pada semua aspek
pemerintahan. Indikator untuk menentukan serta menunjukkan bahwa
pelaksanaan kewenangan tersebut berjalan dengan baik, dapat diukur dari 3
tiga indikasi berikut.
1. Terjaminnya keseimbangan pembangunan di wilayah Indonesia, baik
berskala lokal maupun nasional.
2. Terjangkaunya pelayanan pemerintah bagi seluruh penduduk Indonesia
secara adil dan merata.
3. Tersedianya pelayanan pemerintah yang lebih efektif dan efisien.
Sebaliknya, tolak ukur yang dipakai untuk merealisasikan ketiga indikator
di atas, aparat pemeritah pusat dan daerah diharapkan memiliki sikap
kapabilitas (kemampuan aparatur), integritas (mentalitas), akseptabilitas
(penerimaan), dan akuntabilitas ( kepercayaan dan tanggung jawab).
Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah yaitu
membebaskan pemerintah pusat dari berbagai beban dan menangani urusan
suatu daerah yang bisa diserahkan kepada pemerintah daerah. Pemerintah
pusat diharapkan lebih mampu berkonsentrasi dalam perumusan kebijakan
makro atau luas yang sifatnya umum dan lebih mendasar, juga dengan
adanya desentralisasi daerah dapat mengalami proses pemberdayaan yang
lebih optimal. Sehingga kemampuan prakarsa dan kreativitas pemerintah
daerah akan terpacu, dan dalam mengatasi masalah yang terjadi di
daerahnya semakin kuat.
D. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah
Pembentukan pemerintah daerah otonom tidak semata-mata didasarkan atas
besarnya pendapatan daerah, karena pada dasarnya pemerintahan seluruhnya
adalah tanggung jawab nasional. Oleh karena itu, dalam pembentukan
pemerintah daerah otonom yang penting adalah
a) Pelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah,
b) Peningkatan swadaya masyarakat di daerah, dan
c) Kesadaran serta rasa tanggung jawab warga Negara masing-masing
di daerah.
Agar pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab itu
dapat berjalan dengan baik, perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah harus diatur dengan undang-undang. Daerah perlu
diberi sumber-sumber sebagai berikut :
a. Pemerintah pusat dalam bentuk :
(1) Subsidi, sumbangan, atau bantuan pemerintah pusat,
(2) pinjaman dari luar negeri melalui pemerintah pusat, dan
(3) sumber-sumber penghasilan wewenang pemerintah pusat, tetapi
kemudian diserahkan kepada pemerintah daerah.
b. Sumber-sumber keuangan di daerah sendiri berdasarkan peraturan
perundang-undnagan yang berlaku, seperti
(1) hasil pajak daerah
(2) hasil retribusi daerah
(3) hasil perusahaan daerah
(4) dan lain-lain usaha daerah yang sah
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi
urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan,
dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.
Dengan demikian pemerintah daerah diharapkan dapat memenuhi semua
urusan yang menjadi urusan pemerintah daerah (provinsi atau kabupaten)
agar
dapat
meningkatkan
pelayanan
kepada
masyarakat
sehingga
kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.
Hak dan kewajiban daerah tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana
kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan,
belanja, dan pembiayaan daerah, yang dikelola dalam sistem pengelolaan
keuangan daerah. Sesuai dengan asas-asas yang telah dikemukakan di atas,
pengelolaan keuangan dilakukan secara efisien, efisien, transparan,
bertanggungjawab, tertib, adil, patuh, dan taat pada peraturan perundangundangan ( Rozali Abdullah, 2007 : 27-30).
Dengan demikian pemerintah daerah harus memenuhi kewajibankewajiban yang telah diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah agar penyelenggaraan
otonomi daerah dapat dilaksanakan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. C.S.T. Kansil, S.H. dan Christine S.T. Kansil, S.H., M.H, Sistem
Pemerintahan Indonesia (Jakarta; Bumi aksara, 2005) hal. 152-153
Pimpinan MPR dan Tim kerja sosialisasi MPR RI periode 2009-2014,
panduan pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 (Jakarta; Sekretariat jenderal MPR RI, 2016) hal.123
http://seraganmateri-hartokambaton.blogspot.co.id/2015/04/makalahkedudukan-dan-peran-peran.html .22 oktober 2017
Download