Modul Sosiologi [TM15]. - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Sosiologi
Masalah Sosial dan Manfaat
Sosiologi
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
14
Kode MK
Disusun Oleh
Yuherina Gusman, M.A
Abstract
Kompetensi
Kehidupan sosial sangat kompleks dan
tidak selalu harmonis. Ada
permasalahan-permasalahan yang
muncul, yang dapat dikaji secara
terukur melalui ilmu sosiologi.
Memahami pengertian masalah sosial,
klasifikasi dan sebab-sebabnya
Memahami beberapa masalah sosial
penting dan bagaimana pemecahannya
Masalah Sosial
Pengertian
Sosiologi menelaah gejala-gejala yang terkait dengan norma-norma, kelompok sosial,
lapisan masyarakat, lembaga kemasyarakatan, proses sosial dan kebudayaan serta
perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berjalan secara normal seperti yang
dikehendaki oleh masyarakat yang bersangkutan yang dinamakan masalah-masalah sosial.
Untuk
dapat
mengklasifikasikan
suatu
persoalan
sebagai
masalah
sosial
harus
menggunakan penilaian sebagai ukuran. Dimana setiap masyarakat mempunyai ukuran
yang berbeda. Selain itu ada juga masalah-masalah yang tidak bersumber pada
penyimpangan norma-norma masyarakat, tetapi lebih banyak pada susunannya, seperti :
masalah penduduk dan masalah pengangguran.
Sosiologi berusaha untuk memahami kekuatan-kekuatan dasar yang berada di belakang
tata kelakuan sosial dan berusaha untuk menanggulangi gejala-gejala abnormal dalam
masyarakat untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Karena
pada dasarnya masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral dan juga erat
kaitannya dengan tata kelakuan yang immoral sehingga berlawanan dengan hukum yang
bersifat
merusak,
maka
masalah-masalah
sosial
tidak
mungkin
ditelaah
tanpa
memperhitungkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap tidak baik. Sosiologi, dalkam hal ini, hadir sebagai wadah untuk
memformulasikan teori menyangkut nilai-nilai sosial dan moral.
Dengan sosiologi, gejala-gejala kemasyarakatan berikut dapat diukur, seperti :

Kejahatan

Konflik antar ras

Kemiskinan

Perceraian

Pelacuran
Hanya saja sosiologi hanya berfungsi untuk menemukan sebab-sebab terjadinya masalah
sosial, sosiologi tidak terlalu menekankan pada pemecahan / jalan keluar dari masalahmasalah tersebut.
2012
2
Sosiologi
Yuheirna Gusman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Masalah sosial sebagai akibat dari interaksi sosial antar individu dengan kelompok / antara
kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai, adat istiadat dan ideologi yang ditandai
suatu proses sosial yang disosiatif. Ada suatu penyesuaian sosial di mana lembagalembaga secara harmonis tidak merasa dirinya tertekan unutk menyesuaikan diri dengan
lembaga-lembaga tersebut.
Suatu kebudayaan mungkin berubah sedemikian rupa bila para anggota masyarakat merasa
bahwa kebutuhan-kebutuhannya tidak dapat dipenuhi oleh kebudayaannya, seperti
kebutuhan biologis ataupun sosial. Secara biologis manusia mempunyai kebutuhan yang
fundamental, yaitu : makanan dan hidup. Selain itu ada kebutuhan lain yang timbul karena
pergaulan dalam masyarakat, yaitu : kedudukan dan peranan sosial. Apabila seseorang
tidak dapat memenuhi baik kebutuhan biologis dan sosial maka kehidupannya akan
tertekan. Indeks-indeks petunjuk adanya masalah sosial :

Indeks rates : angka laju gejala-gejala abnormal dalam masyarakat, misalnya :
kejahatan anak-anak, bunuh diri dan perceraian

Composite indices : gabungan indeks-indeks dari bermacam-macam aspek yang
mempunyai kaitan satu sama lain

Indeks Social Distance : individu merasa dirinya jauh dari individu-individu lainnya
maka akan terdapat tanda akan goyahnya keseimbangan dalam hubungan sosial
yang harmonis (Emory Bogarus).
Penyebab Munculnya Masalah Sosial
Masalah sosial dapat timbul karena adanya kekurangan- kekurangan dalam diri manusia
atau kelompok masyarakat yang bersumber dari beberapa faktor pokok yaitu :
a. Ekonomis
b. Biologis
c. Psikologis
d. Kebudayaan
Masalah sosial yang berasal dari faktor ekonomis yaitu
1. Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak bisa menjamin hidupnya sendiri
seperti orang lain pada umumnya. Kemiskinan dapat diklasifikasikan dalam kehidupan
masyarakat yang masih sederhana dan dalam masyrakat yang sudah tergolong komplek.
2012
3
Sosiologi
Yuheirna Gusman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ukuran kaya atau miskin relatif tidak sama, tergantung pada siuasi dan kondisi masyarakat
yang bersangkut. Yang jelas karena tidak adanya pembagian kekayaan yang merata.
2. Pengangguran
Pengangguran adalah suatau keadaan dimana seseorang tidak mempunyai pekerjaan yang
bisa menjamin hidupnya sendiri.
Masalah sosial yang berasal dari faktor biologis
Masalah sosial yang bersumber dari faktor biologis ini misalnya, masalah-masalah yang
menyangkut kependudukan dan keharusan biologis lainnya. Bebarapa faktor penyebab
timbulnya masalah sosial yang bersumber dari faktor biologis :
a. Faktor Keharusan Makan
b. Faktor Kependudukan
Faktor kependudukan menyangkut bertambahnya jumlah manusia pada lapangan
kehidupan tetap.
c. Faktor bagi manusia untuk mempertahankan diri
Manusai pada umumnya ternyata tidak dapat dipisahkan dari faktor ini, sebab
bagaimanapun alasannya,
yang
pasti sifat hakiki manusia adalah pertama kali
mementingkan dirinya sendiri sebagai makhluk individu. Akan tetapi dilain pihak individu
tidak akan dapat mempertahankan dirinya sendiri, maka dari itu dia bergaul, bergabung atau
membentuk kelompok sosial sebagaimana makhluk sosial lain.
d. Faktor kebutuhan akan lawan jenis
Masalah sosial yang berasal dari faktor psikologis
Masalah sosial bisa timbul oleh karena faktor psikologis, seperti kebingungan, disorganisasi,
penyakit syaraf dan sebagainya. Dikatakan demikian oleh karena faktor-faktor tersebut
dapat menyebabkan manusia atau warga masyarakat tidak mampu untuk berpikir dan
bertindak secara wajar.
Masalah sosial yang berasal dari faktor kebudayaan
Masalah sosial yang bersumber dai faktor kebudayaan biasanya yang paling menonjol bagi
kehidupan
manusia
dalam
masyarakat,
yaitu
jika
manusia
tidak
mampu
untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan kebudayaan(cultural lag).
Masalah sosial juga dapat bertalian dengan masalah alami ataupun masalah pribadi, maka
ditunjau secara menyeluruh masalah sosial ternyata memiliki empat sumber penyebab, yaitu
:
2012
4
Sosiologi
Yuheirna Gusman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Faktor alam (ekologis – geografis), ini menyangkut gejala menipisnya sumberdaya
alam.
b. Faktor biologis (dalam arti kependudukan), ini menyangkut bertambahnya umat
manusia dengan pesat yang dirasakan secara nasional, regional, ataupun
internasional.
c. Faktor budayawi, ini menimbulkan berbagai kegoncangan mental dan bertalian
dengan aneka penyakit kejiwaan.
d.
Faktor sosial, dalam arti berbagai kebijaksanaan ekonomi dan politik yang
dikendalikan bagi masyarakat.
Masalah Sosial Yang Utama
Indonesia sebagai negara berkembang tidak luput dari berbagai masalah sosial yang
muncul seperti kebanyakan negara berkembang lainnya. Namun manakah masalah sosial
yang utama setiap negara memiliki perbedaan. Hal ini karena nilai dan norma yang
berkembang antarnegara juga berbeda. Adapun beberapa masalah sosial yang mendapat
perhatian lebih dalam masyarakat Indonesia antara lain: pengangguran, dis-organisasi
keluarga, kriminalitas/kejahatan, bunuh diri, perceraian, konflik antar ras dan agama,
kemiskinan, pelacuran, kenakalan anak-anak, penggunaan napza, korupsi, masalah
lingkungan hidup, dan masalah penduduk.
a. Kriminalitas
Kehidupan dalam masyarakat tidak pernah ada penyesuaian (conform) yang sempurna,
akan tetapi selalu ditandai adanya penyimpangan atau konflik. Begitupun dengan
kriminalitas tumbuh disebabkan oleh adanya berbagai ketimpangan sosial, yaitu adanya
gejala-gejala sosial, seperti krisis ekonomi, keinginan yang tidak tersalur, tekanan mental,
dendam, dan sebagainya. Tindakan kriminal banyak terjadi pada masyarakat yang tergolong
sedang berubah, terutama pada masyarakat kota yang sering mengalami berbagai tekanan.
Tindakan kriminal tidak tumbuh dari dalam diri manusia itu sendiri, melainkan juga tekanantekanan dari luar, misalnya pengaruh pergaulan kerja, pergaulan dalam lingkungan
masyarakat tertentu, yang semuanya mempunyai unsur-unsur tindakan kriminal. Jika
perilaku kejahatan terus bertambah, maka dapat menimbulkan keresahan dalam
masyarakat, khususnya masyarakat yang langsung terkena akibat kejahatan dan
masyarakat yang berada di lingkungan sekitarnya.
b. Kemiskinan
Arti kemiskinan menurut Emil Salim dalam Abdulsyani (2002:190) sebagai kurangnya
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dan orang akan dikatakan di
bawah garis kemiskinan bila pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi standar
2012
5
Sosiologi
Yuheirna Gusman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kebutuhan hidup yang pokok (makan, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain). Sedangkan
Soetrisno R. (2001:20) mendefinisikan kemiskinan menyangkut kemungkinan atau
probabilitas orang atau keluarga miskin untuk melangsungkan dan mengembangkan
kegiatan perekonomian dalam upaya meningkatkan taraf kehidupannya.
Kemiskinan banyak ditakuti orang, karena kemiskinan sebagai hal yang paling buruk bagi
manusia dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Banyak jalan keluar yang
ditempuh menjadi bertambah tak beraturan, berlomba secara tidak wajar, dan masingmasing sibuk gali lubang tutup lubang. Antara system nilai, norma hukum, dan perilaku
sosial dengan system perekonomian masyarakat menjadi kusut. Kemiskinan akan lebih
parah apabila kemiskinan itu merupakan sigma dari rendahnya ekonomi dan buruknya nilai
moral. Sementara ada golongan lain yang justru masih berusaha memerasnya.
David C. Karten dalam Abdulsyani (2002:191) berpendapat ada kebutuhan pokok yang sulit
untuk dipenuhi kaum miskin, yaitu:
a. Banyak orang miskin yang tidak mempunyai kekayaan produktif selain kekuatan
jasmani mereka. Berkembang dan terpeliharanya kekayaan tergantung pada
semakin baiknya kesempatan untuk memperoleh pelayanan umum, seperti
pendidikan, pelayanan kesehatan, dan penyediaan air yang pada umumnya tidak
tersedia bagi mereka yang justru paling membutuhkan.
b. Peningkatan pendapatan kaum miskin kemungkinan tidak akan memperbaiki taraf
hidup mereka apabila barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat
pendapatan mereka tidak tersedia.
Bentuk atau jenis kemiskinan berdasarkan akar penyebabnya ada dua (Soetrisno, 2001:21),
yaitu :
a. Kemiskinan natural/alamiah, yaitu kemiskinan yang timbul akibat terbatasnya jumlah
sumber daya dan karena tingkat perkembangan teknologi yang sangat rendah.
Sehingga dalam masyarakat ini tidak akan ada kelompok atau individu yang lebih
miskin dari yang lain. Jika ada perbedaan kekayaan dalam masyarakat, dampak
perbedaan tersebut akan diperlunak atau dieliminasi oleh adanya pranata-pranata
tradisional. Misalnya hubungan patron-klien, jiwa gotong royong, dan sejenisnya
berfungsi untuk meredam timbulnya kecemburuan sosial.
b. Kemiskinan struktural atau buatan, merupakan kemiskinan yang terjadi karena
struktur sosial yang ada membuat anggota atau kelompok masyarakat tidak
menguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara merata. Bahkan Selo
Soemardjan mendefinisikan kemiskinan struktural sebagai kemiskinan yang diderita
2012
6
Sosiologi
Yuheirna Gusman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
oleh suatu golongan masyarakat, karena struktur sosial masyarakat itu tidak dapat
menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.
Kemiskinan struktural biasanya terjadi dalam masyarakat yang ada perbedaan tajam
antara kaya dan miskin. Ciri utama kemiskinan struktural adalah :

Sangat lamban atau tidak adanya mobilitas sosial vertical

Adanya ketergantungan yang kuat pihak miskin terhadap kelas sosial ekonomi di
atasnya.
Adanya pemahaman kemiskinan muncul bukan sebagai sebab, tetapi lebih sebagai akibat
adanya situasi ketidakadilan, ketimpangan serta ketergantungan dalam struktur masyarakat.
Kondisi ini diistilahkan sebagai perangkap kemiskinan yang terdiri dari lima unsur, yaitu
kemiskinan itu sendiri, kelemahan fisik, keterasingan, kerentanan, dan ketidakberdayaan.
Kelima unsur ini saling berkaitan dan merupakan jalinan interaksi yang timbal balik,
sehingga merupakan kondisi yang berbahaya dan mematikan peluang hidup masyarakat
miskin.
Dari
lima
unsur
itu
yang
perlu
mendapat
perhatian
adalah
kerentanan
dan
ketidakberdayaan. Kerentanan merupakan tidak memilikinya kesiapan baik mental atau
materiil dalam menghadapi situasi sulit yang dihadapi. Akibatnya mereka menjual harta
benda dan asset produksinya sehingga menjadi makin rentan dan tidak berdaya. Sedang
ketidakberdayaan merupakan kondisi miskin yang ditipu dan sering dijadikan objek
penurunan bantuan dimana si miskin sendiri tidak memperoleh bantuan yang ada (minimal
tidak sebanyak yang diprogramkan oleh orang atau lembaga pencari dana).
c. Pelacuran
Pelacuran merupakan masalah sosial yang berpengaruh sangat besar terhadap
perkembangan moral. Kondisi ini sangat mengkawatirkan terhadap masalah bagi keluarga
dan generasi muda, serta akan semakin menjalarnya penyakit kelamin. Penyakit kelamin ini
terasa semakin menjalar akhir-akhir ini karena semakin banyaknya korban penyakit
HIV/AIDS yang belum ditemukan obatnya. Pelacuran berkembang karena dorongan
tekanan-tekanan sosial, keputusasaan, kehilangan pekerjaan, pelarian bagi yang putus
cinta, dan semakin banyaknya orang yang menggandrunginya. Hal ini ditandai oleh adanya
fasilitas lokasi secara khusus, meski beralasan daripada berkeliaran di jalan-jalan, di stasiun
kereta api, di sekitar kantor polisi, atau di tempat-tempat umum yang terlihat sepi. Pada
masa sekarang angin pelacuran semakin bias dengan penyebutan nama dengan pekerja
seks komersil (PSK) dibanding wanita tuna susila (WTS). Dari adanya nama ini, pelacur
atau WTS yang terkesan suatu penyimpangan perilaku, berubah pada posisi yang lebih baik
kalo tidak bisa dibilang lebih terhormat dengan sebutan PSK. Sebutan PSK memposisikan
mereka sebagai bagian dari salah satu profesi dalam masyarakat. Bila nilai-nilai moral dan
keterlanjuran itu semakin terpatri dalam jiwa para pelaku ditambah adanya anggapan bahwa
2012
7
Sosiologi
Yuheirna Gusman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pekerjaan PSK mudah dilakukan, tidak memerlukan keterampilan khusus, dan banyak
mendatangkan uang dengan mudah, maka perkembangan pelacuran semakin sulit
diberantas. Meski mereka ditangkap dan diberikan keterampilan suatu usaha, maka setelah
menjalani hukuman, mereka akan kembali kepada kegiatan pelacuran.
d. Kenakalan anak-anak
Kenakalan anak-anak Indonesia dalam bentuk antara lain tergabungnya sekelompok anak
muda dalam suatu ikatan yang mempunyai tingkah laku yang kurang atau tidak disukai oleh
masyarakat pada umumnya, misalnya terbentuknya geng-geng. Kenakalan yang lain adalah
adanya tawuran pelajar, pencurian, perampokan, pelanggaran susila, penggunaan obat-obat
terlarang, ngebut di jalanan tanpa mengindahkan rambu-rambu lalu lintas, mengedarkan
gambar-gambar dan CD pornografi..
e. Korupsi
Definisi korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan
guna mengeruk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara (Kartono,
2005:90). Korupsi merupakan penyakit masyarakat yang telah berlangsung lama di bumi
Indonesia. Bahkan ke masyarakat yang paling bawah sekalipun telah terjangkit pernyakit
korupsi ini. Korupsi sebagai produk dari sikap hidup satu kelompok masyarakat, yang
memakai uang sebagai standar kebenaran dan sebagai kekuasaan mutlak. Namun akibat
yang ditimbulkan dari korupsi banyak terkena pada masyarakat lapisan bawah. Akibat
maraknya korupsi maka era pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono sampai membuat
lembaga independen yang bernama Komisi Pemberantas Korupsi. Memang telah banyak
dipublikasikan hasil-hasil temuan korupsi yang dilakukan oleh oknum perseorangan ataupun
lembaga, namun akhir dari hasil temuan itu belum banyak disaksikan sanksi bagi pelakunya.
Hal ini karena lamanya proses hukum yang memproses mereka, sehingga terkadang kontrol
dari masyarakat juga semakin lemah.
Adapun hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai tindakan korupsi adalah penggelapan,
penyogokan, penyuapan, kecerobohan administrasi dengan intensi mencuri kekayaan
negara, pemerasan, penggunaan kekuatan hukum dan atau kekuatan senjata untuk imbalan
dan upah materiil, barter kekuasaan politik dengan sejumlah uang, penekanan kontrak oleh
kawan sepermainan untuk mendapatkan komisi besar bagi diri sendiri dan kelompok dalam,
penjualan pengampunan pada oknum yang melakukan tindak pidana agar tidak dituntut oleh
yang berwajib dengan imbalan uang, eksploitasi dan pemerasan formal oleh pegawai dan
pejabat resmi, dan lain-lain.
2012
8
Sosiologi
Yuheirna Gusman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
f. Masalah penduduk
Pertambahan penduduk dapat menjadi penghambat dalam pembangunan, terutama jika
pertambahannya tidak dapat dikontrol secara efektif. Pertambahan penduduk tidak hanya
dirasakan oleh masyarakat pada daerah-daerah tertentu, tetapi dirasakan oleh semua
masyarakat dalam satu negara. Akibat pertambahan penduduk akan mempengaruhi kondisi
yang serba tidak merata tentang sumber-sumber penghidupan masyarakat yang semakin
terbatas. Di Indonesia telah melakukan usaha dalam rangka pengaturan pertambahan
penduduk yaitu dengan slogan dua anak cukup melalui program keluarga berencana.
g. Dis-organisasi keluarga
Dis-organisasi keluarga merupakan perpecahan keluarga sebagai suatu unit, karena
anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peranan sosialnya.
Adapun bentuk-bentuk dis-organisasi keluarga antara lain :
a. Unit keluarga yang tidak lengkap karena hubungan di luar perkawinan.
b. Putusnya perkawinan sebab perceraian, perpisahan meja dan tempat tidur, dan lain-lain.
c. Adanya kekurangan komunikasi antara anggota-anggotanya.
d. Krisis keluarga, oleh karena salah satu yang bertindak sebagai kepala keluarga di luar
kemampuannya sendiri meninggalkan rumah tangga, bisa karena meninggal dunia,
dihukum, atau peperangan.
e. Krisis keluarga yang disebabkan oleh faktor intern, misalnya terganggunya keseimbangan
jiwa salah satu anggota keluarga.
Dis-organisasi keluarga pada masyarakat yang sederhana bisa terjadi karena suami sebagai
kepala keluarga gagal memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer keluarga, atau suami
menikah lebih dari satu. Namun pada umumnya disebabkan oleh kesulitan-kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan kebudayaan.
Sedangkan disorganisasi keluarga pada masyarakat yang kompleks dapat terjadi karena
konflik peranan sosial atas dasar perbedaan ras, agama, atau faktor sosial ekonomis.
Disamping itu adanya dis-organisasi keluarga bisa disebabkan tidak adanya keseimbangan
dari perubahan-perubahan unsur-unsur warisan sosial. Misalnya keluarga dari latar
belakang agraris berpola kehidupan memproduksi sendiri kebutuhan-kebutuhan hidupnya,
melakukan
sendiri
pendidikan
terhadap
anak-anaknya.
Namun
seiring
masuknya
industrialisasi pada masyarakat agraris, maka terjadi perubahan misalnya dulu tanggung
jawab kebutuhan keluarga ditanggung seorang suami sendiri, maka sekarang bila terjadi
kekurangan dalam keluarga istri ikut membantu mencari tambahan penghasilan, pendidikan
anak juga diserahkan kepada lembaga-lembaga pendidikan. Jadi dis-organisasi keluarga
2012
9
Sosiologi
Yuheirna Gusman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pada masyarakat kompleks disebabkan oleh keterlambatan dalam menyesuaikan diri
dengan situasi sosial-ekonomi yang baru.
h. Masalah lingkungan hidup
Lingkungan hidup meliputi hal-hal yang ditimbulkan oleh interaksi antara manusia sebagai
unsur yang paling dominan (disamping hewan dan tumbuhan) dengan lingkungan. Manusia
memiliki kemampuan untuk bertambah secara kuantitatif dan kualitatif berkat akal
pikirannya.Interaksi manusia dengan lingkungan dapat menimbulkan perubahan-perubahan.
Namun perubahan tersebut tidak menimbulkan masalah lingkungan jika hubungan
keselarasan antara berbagai zat, benda, dan organisme itu tidak terganggu. Manusia karena
desakan kebutuhan dan kurangnya kesadaran akan lingkungan hidup dapat menyebabkan
terganggunya keserasian antara lingkungan hidup dengan perilaku manusia, maka kualitas
lingkungan hidup akan semakin rusak. Misalnya pencemaran air oleh zat kimia, penebangan
kayu di hutan, pembuangan sampah yang tidak teratur, polusi udara dari knalpot
kendaraaan, dan lain-lain. Akibatnya timbul kerusakan lingkungan hidup dan akan menjadi
bumerang bagi kehidupan manusia itu sendiri, yaitu terjadi kekeringan, kebakaran, banjir,
timbulnya berbagai penyakit baru, dan lain-lain.
2012
10
Sosiologi
Yuheirna Gusman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Abdulsyani, 2002. Sosiologi, Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara.
Kartono, Kartini. 2005. Patologi Sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar (Edisi Baru Keempat 1990). Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Soetrisno. R. 2001. Pemberdayaan Masyarakat dan Upaya Pembebasan Kemiskinan.
Yogyakarta : Philosophy Press.
Usman, Sunyoto. 2004. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
http://id.wikipedia.org/wiki. Kemiskinan.
2012
11
Sosiologi
Yuheirna Gusman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download