Kelompok I Kolin yang terikat pada dervat asetil dengan sebuah ikatan ester. Ikatan ester pada asetil kolin dan obat obatan yang terkait dihidrolisa oleh enzim – enzim yang dikenal sebagai kolinesterase. 1. Reseptor Muskarin (M) 2. Reseptor Nikotin (N) Merupakan drivat furan yang bersifat toksi dan terdapat pada jamur Amanita muscaria sebagai alkaloid. Mengikat asetilkolon, dapat pula mengenal nikotin, tetapi afinitas lemah terhadap muskarin. Tahap awal memang mengacu reseptor nikotinik, namun setelah itu akan menyekat resepto A. Nama paten : Miochol-E (Novartis Biochemie) Nama generik : Asetilkolin Mekanisme kerja : Menurunkan denyut jantung dan curah jantung. menurunkan tekanan darah. pada saluran cerna, asetilkolin dapat meningkatkan sekresi saliva, memacu sekresi dan gerakan usus. Indikasi : Untuk menimbulkan miosis pada iris setelah pengakatan lensa pada oprasi katarak keratoplasti, iridektomi dan opsekmen anterior yang lain. Efek samping : Edema kornea, perkabutan kornea dan dekompensasi kornea, bradirkardil, hipotensi, muka merah sesak nafas, dan berkeringat. Dosis : 0,5 ml ke dalam bilik anterior. B. Nama Generik : Betanekol Mekanisme kerja : memacu langsung reseptor muskarinik, sehingga tonus dan motilitas usus meningkat, dan memacu pula otot detrusorkandung kemih sementara trigonum dan sfingter. Indikasi : Atonia kandung kemih dan retensi urin. Efek samping : betanekol dapat menimbulkan pacuan kolinergik umum. Termasuk dalam pacuan ini adalah berkeringat, salivasi, kemerahan, penurunan tekanan darah, mual, nyeri abdomen, diare, dan bronsmakosplama. Dosis : dosis oral 10 – 30 mg. Sedangkan dosis subkutan 2,5 – 5,0 mg. Tidak boleh diberikan IV atau IM. Mekanisme Kerja : Antikolinesterase dapat diterapkan dengan adanya asetilkolin endogen, Yang disebabkan oleh tidak terjadinya hidrolisis asetilkolin yang biasanya terjadi sangat cepat, Karena enzim yang di perlukan diikat dan dihambat oleh antikolinesterase. A. Nama Paten : Prostigmin Nama Generik : Neostigmin Mekanisme Kerje : senyawa amonium kwaterner ini untuk penghambat kolinesterase reversibel, sehingga memiliki khasiat muskarin agak kuat, yang jauh melebihi efek nikotinnya yang sangat ringan. Indikasi : Mastenia grafis, pencegahan dan pengobatan distensi sesudah operasi dan retensi kemih, pembalikan efek zat blok neuromuskulus non depolarisasi Efek Samping : atas jantung peredaran darah lebih ringan dari pada pilokarpin. Guna melawan efek muskarin ini dapat diberikan atropin. Pada dosis berlebih dapat timbul kelemahan otot, sehingga seolah – olah obat tidak efektif lagi. Oleh karna itu, penggunaannya perlu dengan seksama dan pengontrolan kontinu. Dosis : pada myasthenia oral rata – rata 150 mg sehari dalam 4-6 dosis (bromida), pada glukoma 1-2 dd 1-2 tts 3-5 % larutan metilsulfat. B. Nama generik : Piridostigmia Nama paten :Mestinon Mekanisme kerja:Menghambat kolitonesterase lain yang digunakan untuk pengobatan jangka panjang miastenia gravis. Indikasi :Miastenia gravis Efek samping:Mual, muntah, hipersalivasi, diare,keram abdomen. Dosis : dewasa sehari 30-120 mg, anak 6-12 tahun sehari 60 mg, < 6 tahun sehari 30 mg. Mekanisme Kerja : Bekerja pada efektor muskarinik, Pada golongan obat ini Cuma pilokarping memperlihatkan efek nikotinik. A. Nama Paten : Cendo Carpine (cendo) Nama generik : Pilokarpin Mekanisme kerja: penggunaan topikal pada kornea dapat menimbulkan miosis dengan cepat dan kontraksi otot siliaris. Indikasi: sebagai miotikum pada glaukoma. Efek Samping: pilokarpin dapat mencapai otak dan menimbulkan gangguan ssp. Obat ini merangsang keringat dan salivasi yang berlebihan. Dosis: pada glaukoma 2-4 dd 1-2 tetes larutan 1-2%