solidaritas internasional

advertisement
SOLIDARITAS INTERNASIONAL
DAN REFORMASI SEKTOR KEAMANAN:
Sebuah Catatan
Oleh : Binny Buchori, Direktur Eksekutif
Perkumpulan Prakarsa, Jakarta
1
Daftar Isi :
• Pendahuluan
• Strategi dan Cara Kerja Koalisi
Internasional – Nasional
• Evaluasi dan Rekomendasi
2
Pendahuluan : Konteks1998
• Salah satu tuntutan reformasi 1998 adalah
supremasi sipil;
• Benchmark yang diajukan:
– Penghapusan sistem teritorial;
– Militer harus tunduk kepada hukum negara;
– Tuntutan atas akuntabilitas militer;
– Penghapusan bisnis militer
• Jadi pada awalnya tidak ada wacana tentang
Reformasi Sektor Keamanan (SSR)
3
Koalisi internasional – nasional:
SEBUAH STRATEGI
• Pada era Suharto advokasi dengan tekanan
internasional menjadi pilihan utama. Beberapa
contoh: Scott pulp and paper, Kedung Ombo, Santa
Cruz
• Beberapa asumsi:
– Naming and shaming: efektif
– Tekanan internasional: efektif
– Warga negara di luar Indonesia memiliki kekuatan
mempengaruhi pemerintah dan publik di negara masingmasinh
– Tekanan dari Indonesia saja kurang efektif, bahkan tidak
mungkin pada Era Soeharto
4
Koalisi internasional – nasional:
SEBUAH STRATEGI
• Strategi ini juga selalu digunakan untuk kampanye
pemenuhan dan penghormatan HAM di Indonesia
• Supremasi sipil belum didesain sebagai sebuah isu
kampanye bersama (bandingkan kampanye
penghapusan utang)
• Koalisi : Gabungan beberapa aktor
– organisasi HAM, di AS, Eropa Barat, Australia;
– kelompok solidaritas Indonesia dan ORNOP Indonesia;
– Koalisi lepas, lebih berbentuk jaringan, tidak dengan sengaja
didesain untuk kampanye supremasi sipil, lebih berfungsi sebagai
solidaritas untuk penegakan HAM di Indonesia;
– Anggota koalisi memiliki cara kerja dan pengaruh yang berbedabeda
5
Koalisi internasional – nasional:
CARA KERJA
• Strategi yang digunakan: dokumentasi/laporan dari
lapangan (Indonesia), lobi dengan pemerintah,
parlemen dan kampanye publik di luar negeri;
• Pembagian peran:
– ORNOP Indonesia memberikan data
– ORNOP luar negeri menentukan strategi advokasi
(lobi, kampanye dll);
6
Koalisi internasional – nasional:
CATATAN
• Efektivitas kampanye isyu supremasi sipil
mensyaratkan kerjasama yang baik antara kedua
aktor. Beberapa hal yang bisa dievaluasi:
– Seberapa jauh/kuat laporan dari Indonesia dapat
meyakinkan masyarakat internasional bahwa supremasi
sipil adalah prioritas? (Apakah data akurat, argumen
tajam dan rekomendasi operasional?)
– Seberapa berpengaruhkah counterpart internasional kita
di negaranya (apakah memiliki network yang luas,
apakah disegani oleh pemerintah dan politisi, apakah
dikenal oleh media, apakah memiliki informasi yang
akurat dan mutakhir tentang konteks politik di
negaranya?
7
Koalisi internasional – nasional:
CATATAN
• Laporan dari ORNOP Indonesia:
– Awal reformasi, lebih banyak dokumentasi tentang
berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia;
– Tidak selalu ada kaitan antara laporan pelanggaran HAM
dengan cara mencapai supremasi sipil;
– Rekomendasi lebih bersifat kasus per kasus ketimbang
usulan konsep yang komprehensif;
– Rekomendasi/tuntutan umumnya bersifat pemberian
syarat (embargo kerja sama militer AS – Indonesia);
8
Koalisi internasional – nasional:
CATATAN
• Pengetahuan dan skill ORNOP Indonesia untuk
membuat peta jalan (yang operasional) mengenai
pencapaian supremasi sipil masih terbatas;
• SSR menjadi lebih mainstream, penelitian dan
peningkatan skill atas isyu ini mulai
diselenggarakan setelah tahun 2000 (isyu anggaran
militer, bisnis militer, tata kelola militer)
9
Evaluasi ;
Apa yang Telah Dicapai?
• Militer tidak lagi terlibat dalam politik;
• Terbitnya perundang-undangan dan RUU yang
mengatur peran militer (UU TNI, RUU Pertahanan);
• Polisi dipisahkan dari TNI
• Transparansi anggaran militer menjadi sebuah
keharusan;
• Bisnis militer akan dialihkan;
• Pertanyaannya: apakah capaian ini mendekati citacita adanya supremasi sipil?
10
Evaluasi ;
Apa yang Telah Dicapai?
• Sudahkah Indonesia memiliki konsep
tentang sistem pertahanan yang menjamin
keamanan warga negara?
• Seberapa jauh perundang-undangan
mengatur akuntabilitas militer terhadap
masyarakat dan pemerintah?
• Apakah transparansi anggaran sudah
mencerminkan kepatuhan militer pada
otoritas sipil?
11
Evaluasi ;
Apa yang Telah Dicapai?
• Beberapa studi menyatakan masih ada
kesejenjangan antara inisiatif SSR dengan
supremasi sipil:
– Akuntabilitas militer dalam pelanggaran HAM
masa lalu;
– Sumber penerimaan anggaran militer yang
selama ini “off-budget;”
12
Evaluasi ;
Efektivitas Koalisi
• Mengukur efektivitas kerjasama bisa dimulai dengan
capaian yang ada pada SSR :
– Siapa saja aktor dalam isyu SSR? Bagaimana pembagiani
peran antara aktivis, peneliti?
– Seberapa jauh praktek yang ada sekarang mengenai tata
kelola militer (berbagai perundangan, uu tentang bisnis
militer dll), merupakan hasil kerja sama internasionalnasional?
– Apakah laporan/penelitian dari luar Indonesia tentang studi
militer memiliki kontribusi terhadap pematangan konsep
SSR? (Misalnya OECD telah menerbitkan Implementation
Framework for Security System Reform, bagaimana di
Indonesia?
13
Evaluasi ;
Efektivitas Koalisi
• Peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan ORNOP Indonesia tentang
SSR sebagian merupakan hasil koalisi
internasional-nasional;
• Tekanan internasional seperti embargo,
terbukti efektif untuk beberapa saat;
14
Rekomendasi
• Isyu SSR sebaiknya tidak terlepas dari agenda
mewujudkan supremasi sipil;
• Perlu ada dorongan agar SSR lebih mendekati
cita-cita supremasi sipil;
• Salah satu strategi adalah dengan membuat
ukuran pencapaian SSR, misalnya Balanced
Scorecard (Gerald & Jackson, 2008);
• Alat ini bisa dikembangkan bersama-sama,
pendekatan multistakeholder
15
Rekomendasi
• Koalisi internasional-nasional masih diperlukan,
tetapi perlu pergeseran fokus:
– tidak cukup meminta dukungan untuk
memberikan persyaratan/tekanan pada Indonesia,
tetapi lebih pada sumbangan pikiran;
(pengembangan alat monitoring, indexing, dll)
– Fokus juga perlu digeser untuk lebih memahami
politik bantuan/utang bilateral dan multilateral,
karena hubungan ekonomi merupakan arena yang
memungkinkan adanya negosiasi antar
pemerintah (ECA, illegitimate dan odious debt)
16
TERIMA KASIH
[email protected]
17
Download