BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Ilustrasi

advertisement
BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1
Landasan Teori
4.1.1
Teori Ilustrasi
Menurut Sigit Santoso, ilustrasi berasal dari kata Latin illustre yang
artinya menerangkan. Ilustrasi dapat berupa gambar, simbol, relief, atau
musik yang bertujuan untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan
sesuatu. Menurut Simmon Jennings dalam bukunya yang berjudul ”The
Complete Guide to Advanced Illustration and Design”, ilustrasi memiliki
tiga fungsi, yaitu ilustrasi sebagai informasi, ilustrasi sebagai dekorasi,
dan ilustrasi sebagai komentar.
Dalam buku ini, ilustrasi yang digunakan berfungsi sebagai informasi
dan dekorasi. Supaya berkesan mistis digunakan tekhnik illustrasi
dengan garis-garis yang cenderung tidak stabil dan memiliki guratan
seperti menggunakan kuas cat.
4.1.2
Teori Tipografi
Menurut Wagiono Sunarto, MSc dalam buku Tipografi dalam Desain
Grafis (2001), tipografi memainkan peranan sangat penting dalam
keberhasilan suatu bentuk komunikasi visual, baik sebagai unsur utama
maupun pelengkap. Tipografi juga bisa menjadi inti gagasan suatu
komunikasi grafika dan huruf menjadi satu-satunya ‘visualisasi’ yang
efektif.
Joyce Rutter Kaye mengatakan bahwa “Semua huruf telah dipilih secara
hati–hati digunakan secara penuh, hal ini dapat mengkomunikasikan
pesan secara efektif”. Pendapat ini dapt digunakan bahwa dalam proses
pemilihan bentuk huruf yang akan digunakan telah diseleksi secermat
mungkin. Langkah ini dilakukan untuk mencapai ketepatan dalam usaha
kita untuk melakukan pendekatan komunikasi visual.
Menurut Rob Carter dalam Working With Computer, faktor-faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam tipografi adalah:
1. Legability : Kemudahan membaca text dengan huruf pilihan
2. Readibility : Tingkat keterbacaan huruf
3. Visibility : Tingkat kemudahan pengelihatan huruf
4. Clearity : Tingkat kejelasan huruf sehingga mudah dibaca
Dalam buku ini banyak digunakan huruf decoratif yang bersifat ekspresif
dan menggunakan huruf serif yang mewakili keperibadian Yunani yang
geometris dan lebih tertata.
4.1.3
Teori Desain Komunikasi Visual
Desain Grafis adalah usaha membuat atau menggabungkan
tanda/simbol dan menyusunnya dalam suatu media untuk
mengekspresikan ide/gagasan. Desain Grafis menggabungkan unsur
tipografi, ilustrasi, fotografi, dan percetakan, dengan tujuan membujuk,
memberitahu, atau mengarahkan.(Alan,1992).
Proses desain terdiri dari:
1. Problem definition, yaitu identifikasi masalah.
2. Informasi gathering, yaitu perumusan masalah, pengumpulan fakta
dan informasi
mengenai permasalahan.
3. Idea finding, yaitu pengembangan ide
4. Solution finding, yaitu mencari jalan keluar melalui percobaan,
analisa,menguupas
permasalahan,
dan
mencari
kemungkinan-kemungkinan.
5. Implemenation, yaitu mendeskripsikan desain dan fungsi desain
dalam bentuk
usulan,
laporan,presentasi,penerimaan
dan
menjalankan proyek.
Perancangan visual buku ini akan menggabungkan unsur tipografi,
ilustrasi,dan percetakan dengan tujuan memberi informasi tentang
makhluk-makhluk mitologi Yunani yang bernuansa mistik dengan
memperhatikan kaedah kaedah yang berlaku.
4.1.4
Teori Layout Golden Section
Sebelum kita bisa membuat grid, kita memerlukan sebuah halaman untuk
meletakkannya. Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar
pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk
menyusun keseimbangan sebuah desain. Proporsi agung sudah
ditemukan sejak jaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat
sempurna dan indah. Membagi sebuah garis dengan perbandingan
mendekati rasio 8 : 13 berarti bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi
dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian
panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang
tadi. Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan fibonacci
yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua
bilangan sebelumnya dan di mulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki
rasio 8 : 13 yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam
pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout sebuah
halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89
144 233 377... Sebuah obyek yang mempunyai proporsi agung mampu
sekaligus memuaskan mata dan tercermin pada benda-benda alam. Ujung
daun pakis dan spiral dalam rumah keong adalah contoh yang paling
populer.
Layout yang digunakan dalam buku ini akan menggunakan layout
Golden Section (teori arsitektur pada masa Hellenistik) yang membuat
kesan teratur karena Yunani identik dengan layout yang teratur dan
tertata. Namun tidak menutup kemungkinan untuk membuat layout
berkesan acak untuk menimbulkan kesan mistik dan seperti catatan serta
layout yang bersifat clean karena ingin menggambarkan kekuasaan dari
para tokoh mitologi.
4.1.5
Teori Warna
Teori Aristoteles menegaskan bahwa penggunaan warna pada karya seni
adalah bagaimana seniman tersebut menuangkan sebuah objek kepada
sebuah ruang padat warna yaitu kertas yang bertekstur dan berwarna/
memiliki pigmen. Aristoteles menegaskan bahwa permainan cahaya
dalam pembuatan sebuah mahakarya tidaklah penting, yang terpenting
adalah penguasaan ruang warna. Hal ini mempengaruhi Eropa dalam
waktu yang lama dan menjelaskan tentang warna dalam arti khusus.
Warna yang digunakan disini berdasarkan warna dari kertas itu sendiri,
dengan menggunakan kertas yang bertekstur membuat objek aka terlihat
lebih alami. Beberapa aksen warna-warna alami akan diterapkan namun
dominasi warna kertas akan sangat terlihat.
4.2.
Strategi Komunikasi
4.2.1. Fakta komunikasi
Fakta-fakta yang menjadi kunci dalam komunikasi visual ini adalah :
- Buku ilustrasi yang membahas tentang makhluk mitologi Yunani
tidak ada dipasaran
- Masyarakat Indonesia yang menyukai hal-hal yang berbau mistis
dan abnormal
- Masyarakat lebih menyukai buku dengan dominasi visual dari pada
teks
4.2.2. Target Komunikasi
A. Sasaran Primer
Demografis
-
Remaja, umur 15 – 23 tahun, laki-laki dan perempuan
-
SES A – B, dengan penghasilan Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000
-
Tingkat pendidikan : SMP, SMA, S1
Psikografis
-
Menyukai hal-hal yang berbau mistis, mitologi, supernatural,
fantasy
-
Memiliki rasa ingin tahu yang kuat, senang membaca, menonton
film fiksi ilmiah, horor, fantasy
Geografis
- Tinggal di kawasan Suburban dan Urban
- Landed House
- Tinggal di kawasan sekitar pusat kota
B. Sasaran Sekunder
- Masyarakat yang gemar mengkoleksi dengan genre horor, mistis,
fantasy, sejarah
- Turis asing yang dapat berbahasa Indonesia
4.2.3. Masalah Yang Hendak Dikomunikasikan(The Big Idea)
Mendesain buku ilustrasi yang membahas tentang makhluk-makhluk
mitologi Yunani yang berkesan kuno dan mengaplikasikan unsur-unsur
grafis khas Yunani.
4.2.4. Tujuan Komunikasi
Arah komunikasi diharapkan masyarakat tersita perhatiaannya kepada
buku ini, serta mulai melihat konsep serta pembahasan dan dilanjutkan
dengan proses pembelian buku ini.
4.2.5. Keyword
Mitologi, mistis, dan modern
4.2.6. Positioning
Buku ilustrasi pertama dengan fokus pembahasan makhluk-makhluk
mitologi Yunani dengan menggunakan bahasa Indonesia
4.2.7. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan oleh perancangan visual adalah pendekatan
yang bersifat emosional karena lebih bersifat mengingkatkan rasa
keingintahuan akan makhluk-makhluk mitologi Yunani.
4.3.
Strategi Desain
Konsep visual yang akan ditampilkan dalam buku bergambar ini adalah
memberi kesan gelap dan kuno melalui ilustrasi dan warna yang
digunakan, yaitu warna-warna yang pucat, pudar, cokelat atau gelap
namun terdapat beberapa warna cerah namun menggunakan tone dari
alam. Bukunya akan tampak seperti buku pada masa Hellenistik yang
memiliki grid Golden section dan lebih terlihat asymetris.
4.3.1. Tone & Manner
Suasana yang akan ditampilkan sangat kental dengan suasana Yunani
kuno era Hellenistik, dengan kesan kuno yang didukung visualisasi
makhluk mitologi yang digambarkan secara sketch sehingga kesan yang
akan ditimbulkan akan berkesan seperti catatan kuno
4.3.2. Strategi Verbal
Gaya penyampaian akan bersifat sederhana dan informal, karena konsep
yang ingin ditimbulkan seperti buku catatan kuno. Penyampaian yang
sederhana dengan bobot materi yang disampaikan terbilang sulit, maka
gaya penyampaian yang khas akan mempermudah dalam penyerapan
informasi.
4.3.3. Strategi Visual
Sesuai dengan karakteristik target komunikasi dan metode pendekatan,
maka unsur-unsur desain yang dipilih adalah :
- Ilustrasi dengan nuansa kuno dan menyeramkan dengan teknik sketch
dan permainan outline pada visualisasi tokoh.
- Tipografi script, decoratif, dan serif
- Layout menggunakan teori Golden section dan layout yang tidak
teratur
4.3.3.1 Bentuk Buku
Ukuran buku akan dirinci sebagai berikut:
Sampul
: 30,2 cm x 40,2 cm
Isi
: 30 cm x 40 cm
Banyak Halaman
: 60 halaman
4.3.3.2 Desain Judul
Judul dari buku yang dirancang Mitologi Yunani
4.3.3.3 Sampul buku
Konsep visual dalam perancangan buku Mitologi Yunani:
- Layout pada sampul menggunakan layout Golden Section
dengan
visualisasi detail seperti visual salah satu tokoh
mitologi dengan judul buku yang menggunakan font
Beyond Wonderlan untuk Nama tokoh dan
font
Blackchancery sebagai bodytext yang kental dengan nuansa
mistis dan rough.
- Latar belakang berwarna coklat muda dan bertekstur seperti
buku kuno untuk memberi kesan kuno
- Jenis huruf yang digunakan untuk judul dan penamaan
tokoh
menggunakan Beyond Wonderland, untuk
beberapa fakta/berupa catatan menggunakan Blackchancery
4.3.3.4 Layout
Layout yang digunakan menggunakan Golden Section layout
dengan memanfaatkan bagian yang lebih besar untuk
meletakkan ilustrasi dan bagian yang lebih kecil untuk informasi
dari tokoh tersebut. Beberapa bagian tidak menggunakan
Golden section dan menggunakan layout yang tidak teratur
tetapi masih memperlihatkan satu kesatuan.
4.3.3.5 Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan sebagian besar merupakan gambar
tangan menggunakan spidol, pulpen, pensil dan diolah di
Illustrator untuk mempertegas garis dan masuk kebagian
pewarnaan serta memberikan elemen pendukung untuk
menciptakan nuansa kuno dan menyeramkan namun masih
mengenakan elemen Yunani.
4.3.3.6 Tipografi
Untuk judul digunakan huruf Beyond Wonderland yang
berkesan kokoh dan berciri khas Yunani dengan geometris yang
simetris, sedangkan untuk bodycopy digunakan huruf jenis
Blackchancery yang berupa font jenis decoratife yang
mengutamakan kesan rough dan berkesan mistis. Untuk bagian
nama dari buku pada cover menggunakan Naftalane, font ini
juga diaplikasikan untuk nomor halaman setiap halamannya.
Naftalene:
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890
!@#$%^&*()<>?;,.”
Beyond Wonderland:
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890
!@ #$%^&*()<>?;,.”
Blackchancery:
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890
!@ #$%^&*()<>?;,.”
4.3.3.7 Struktur Buku
Struktur buku ini cukup sederhana, karena aspek yang dibahas
cenderung sedikit, akan tetapi objek yang dibahas cukup
banyak. Berikut adalah pembagian struktur buku:
- Sampul luar
- Sampul dalam
- Daftar Isi
- Dewa dan dewi olympus
- Halaman pembahasan makhluk mitologi
4.4
Perencanaan Item
- Desain judul
- Sampul
- Daftar isi
- Layout
- Tipografi
- Ilustrasi
- Penjelasan per bab
- Media interaktif yang berada di dalam halaman buku
- Poster promosi
- Pin
- X –Banner media promosi
- Postcard
- X banner mini
Download