NAMA : DIANING EKA PUTRI KELAS : AKT 2015 A NIM : 15 – 160 -0075 MATA KULIAH : UTS EKONOMI MAKRO 1 .Pengertian kurva Lorenz adalah kurva yang menggambarkan fungsi distribusi pendapatan kumulatif. Jika kurva Lorenz tidak diketahui, maka pengukuran ketimpangan distribusi pendapatan dapat dilakukan dengan rumus koefisien Gini yang dikembangkan oleh Gini (1912). Kurva lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara persentase jumlah penduduk penerima pendapatan tertentu dari total penduduk dengan persentase pendapatan yang benar benar mereka peroleh dari total pendapatan selama 1 tahun. Semakin jauh jarak kurva lorenz darii garis diagonal (yang merupakan garis pemerataan sempurna) maka semakin timpang atau tidak merata distribusi pendapatannya. 2. NO 1 . Diketahui : R = Ront = Sewa = Rp 9.250.000 W= Wage = Upah/Gaji = Rp 15.000.000 I = Invest = Bunga Modal = Rp 3.500.000 P = Profit = Laba = Rp 12.000.000 C= =Rp 18.000.000 G= =Rp.14.000.000 I= =Rp.4500.000 X=Exspor =Rp.12.000.000 M=Impor =Rp 7.250.000 Ditanya : Pendapatan nasional melalui pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran ? Jawab : *Pendapatan nasional melalui pendekatan pendapatan y = R+W+I+P = Rp 9.250.000 + Rp 15.000.000 + Rp 3.500.000 + Rp 12.000.000 = Rp 39.750.000 Jadi besarnya Pendapatan Nasional melalui Pendekatan Pendapatan adalah Rp 39.750.000 *Pendapatan Nasional melalui Pendekatan Pengeluaran y = C+G+I+( X-M ) = Rp 18.000.000 + Rp 14.000.000 + Rp 4.500.000 + ( Rp 12.500.000-Rp 7.250.000 ) = Rp 41.750.000 Jadi besarnya pendapatan Nasional Melalui Pendekatan Pengeluaran adalah Rp 41.750.000 3. 1. PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh penduduk dalam suatu negara selama satu tahun. 2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA. A. Permintaan dan penawaran agregat Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barangbarang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional. Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran. B. Konsumsi dan tabungan Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan. C. Investasi Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat. 3. KONSEP DAN MENGHITUNG GNP (PDB), PDRB, GNP (PNB), NNP (PNN) , NNI, PI, dan DI. A. Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP) Sebelum kita dapat menghitung pendapatan nasional terlebih dahulu kita harus tahu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP), karena PDB merupakan salah satu instrumen penting untuk dapat menghitung pendapatan nasional. PDB merupakan nilai dari akhir keseluruhan barang/jasa yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi dalam suatu negara, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara lain yang tinggal di negara tersebut. Penghitungan nilai PDB dapat dilakukan atas dua macam dasar harga yaitu : PDB atas dasar harga berlaku, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tersebut. PDB atas dasar harga berlaku berfungsi untuk melihat dinamika/perkembangan struktur ekonomi yang riil pada tahun tersebut. PDB atas dasar harga konstan, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tertentu. PDB atas dasar harga konstan berfungsi untuk melihat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Contohnya jika kita ingin mengetahui berapa persen kenaikan PDB dari tahun 1998, 1999 dan tahun 2000, karena nilai/harga suatu produk tiap tahun berubah-ubah maka kita harus mengubah nilai PDB tahun 1998 dan 1999 dengan dasar harga tahun 2000 sehingga akan terlihat dengan jelas besaran kenaikan dari tiap tahunnya. B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam menyusun perencanaan pembangunan yang baik perlu menggunakan data-data statistik yang memuat informasi tentang kondisi riil suatu daerah pada saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang telah atau akan diambil dapat dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya. Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kabupaten dan kota adalah Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB kabupaten/kota menurut lapangan usaha (Industrial Origin). Penghitungan PDRB diperoleh melalui tiga pendekatan : Pendekatan Produksi Dalam pendekatan ini PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit produksi dalam penyajiannya dikelompokkan dalam 9 sektor atau lapangan usaha yaitu: Pertanian. Pertambangan dan Penggalian. Industri Pengolahan. Listrik, Gas, dan Air Bersih. Bangunan. Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Pengangkutan dan Komunikasi. Jasa Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan. Jasa-jasa. Pendekatan Pendapatan Menurut pendekatan pendapatan, PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan terakhir, yaitu: Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung. Konsumsi pemerintah. Pembentukan modal tetap domestik bruto. Perubahan stok. Ekspor neto, dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Ekspor neto adalah ekspor dikurangi impor. Pendekatan Pengeluaran Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB kecuali faktor pendapatan, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Produk domestik bruto merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha). Dari 3 pendekatan tersebut secara konsep jumlah pengeluaran tadi harus sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya. Selanjutnya produk domestik regional bruto yang telah diuraikan di atas disebut sebagai Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar, karena mencakup komponen pajak tidak langsung neto. C. Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP) Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP) adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri, tetapi tidak termasuk warga negara asing yang tinggal di negara tersebut, atau dengan kata lain PNB/GNP adalah jumlah Produk Domestik Bruto ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri (penghasilan neto) adalah penghasilan dari warga negara yang bekerja di luar negeri dikurangi penghasilan warga negara lain yang bekerja di dalam negeri). Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut : PNB = PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri (Net Factor Income from Abrood) di mana, PNB = Produk Nasional Bruto/Gross National Product (GNP). PDB = Produk Domestic Bruto/Gross Domestic Product (GDP). Pendapatan Neto = Pendapatan dari warga negara yang tinggal di luar negeri dikurangi pendapatan warga negara asing yang bekerja di dalam negeri. 4. A. Gambar Pertama adalah tentang banyak investor-investor yang menanam Modal hanya untuk ingin memperoleh keuntungan yang besar Oleh karena itu keadaan Ekonomi sekarang harus di perhatikan lagi Apalagi mengenai para investor yang hanya menanam modal untuk memperoleh keuntungan yang besar tanpa melihat bagaimana keadaan perekonomian yang berjalan di Indonesia tidak pula memikirkan betapa melemahnya perekonomian di Indonesia sekarang ini. Yang ada hanya para investor adalah berharap mendapat keuntungan yang besar meskipun dengan modal sedikit. Itu yang seharusnya di perhatikan oleh pemerintah negeri ini. Maka dari itu Indonesia berupaya menggali sumber daya pembiayaan dari luar negeri, pemerintah juga mengundang sumber pembiayaan luar negeri salah satunya adalah Penanaman Modal Asing Langsung. Untuk mengundang sumber pembiayaan tersebut Indonesia harus lebih giat lagi dalam mengelolah sumber daya yang ada didalam negara ini seperti sumber daya alam yang sangat berlimpah dan banyaknya tenaga kerja. Hal terseut perlu dikembangkan agar para investor asing tertarik datang dan menanamkan modalnya di Indonesia. Sumber pembiayaan melalui penanaman modal asing langsung ini oleh sebagian pengamat, merupakan sumber pembiayaan luar negeri yang paling potensial dibandingkan dengan sumber yang lain. Panayotou (1998) menjelaskan bahwa penanaman modal asing langsung lebih penting dalam menjamin kelangsungan pembangunan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya penanaman modal asing langsung disuatu negara akan diikuti dengan transfer technology know-how management skill, resiko usaha relatif kecil dan lebih menguntungkan. Dengan datangnya penanaman modal asing juga diharapkan secara langsung maupun tidak langsung dapat lebih merangsang dan menggairahkan iklim atau kehidupan dunia usaha dalam berbagai bidang usaha, serta dapat dimanfaatkan sebagai upaya menembus jaringan pemasaran internasional melalui jaringan yang mereka miliki. Selanjutnya modal asing diharapkan secara langsung dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi Indonesia. Dengan adanya kebutuhan suatu negara terhadap penanaman modal asing untuk mengembangkan perekonomian yang diharapkan akan membawa pada kesejahteraan dan setelah melihat perkembangan modal asing yang sangat tidak menentu disebagian negara, maka perlu dikaji dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penanaman modal asing agar investasi dalam bentuk penanaman modal asing di suatu negara bisa stabil dan membawa kesejahteraan. B. Gambar kedua Adalah Mengenai tentang Pertumbuhan Ekonomi Dan Korupsi tetapi yang lebih besar adalah Korupsi korupsi adalah keburukan publik internasional, dan tidak baik bagi negara berpenghasilan rendah. Tinjauan mereka, ditulis terutama untuk pembuat kebijakan dan mereka yang berusaha menghadapi korupsi, menawarkan bukti perlunya intervensi kebijakan anti korupsi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil. Namun ia juga menunjukkan kalau intervensi tersebut harus diintegrasikan dengan tata pemerintahan yang baik, khususnya manajemen investasi dan pengeluaran publik, untuk memperoleh dampak yang nyata bagi pertumbuhan ekonomi. Sementara praktek korupsi mewabah di penjuru dunia, ada determinasi yang tumbuh di banyak negara untuk menghabisi praktek tidak jujur yang membantu orang kaya menghabiskan orang miskin dan ekonomi secara luas. Puluhan ribu telah berdemonstrasi di jalanan Brasil dan India untuk memprotes kebudayaan birokrasi, pendanaan partai rahasia, mengabaikan kebobrokan, dan membayar kembali ‘bantuan untuk bantuan. Dari segi investor sendiri, dengan adanya korupsi di dalam tubuh pemerintah membuat produsen harus mengeluarkan cost tambahan untuk menyelesaikan masalah birokrasi. Bertambahnya cost ini tentunya akan merugikan mereka. Sementara bagi para investor asing, mereka akan tidak tertarik untuk berinvestasi di Indonesia karena masalah birokrasi yang menjadi ladang korupsi ini dan beralih untuk berinvestasi di negara lain yang lebih aman. Berkurannya nilai Investasi ini diduga berasal dari tingginya biaya yang harus dikeluarkan dari yang seharusnya Hal ini akan merugikan negara karena dengan adanya investasi asing negara kita akan mendapatkan penghasilan yang besar melalui pajak, begitu juga dengan masyarakat, mereka akan mendapatkan lapangan kerja dan penghasilan. Akan tetapi gara - gara korupsi, semuanya menghilang begitu saja. Masalah tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya tingkat kesejahteraan pun menjadi tak teratasi.