NAMA : HERNINDA M.H. NIM : 328351 TUGAS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN Akuntansi dapat didefinisikan sebagai: Definisi Akuntansi seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik. Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi, atau praktik, akuntansi dapat diartikan sebagai: Definisi Akuntansi dalam arti sempit sebagai proses, fungsi, atau praktik proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadiankejadian, transaksi-transaksi atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan. Berdasarkan definisi tersebut, setidaknya ada empat tahapan dalam siklus akuntansi pemerintahan, yaitu: 1. pencatatan, Empat tahap dalam siklus akuntansi pemerintahan 2. penggolongan, 3. peringkasan 4. penginterpretasian laporan (hasil pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi). Keempat tahapan dalam siklus akuntansi tersebut tidak berbeda dengan siklus akuntansi pada perusahaan bisnis. Pembahasan dalam modul ini dititikberatkan pada materi mengenai proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi atau peristiwa keuangan, khususnya dalam realisasi anggaran. Jenis transaksi atau peristiwa keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD rangka menyusun laporan SIKLUS AKUNTANSI Dokumen SP2D-LS SPJ Catatan & Transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD dicatat, digolongkan, dan diringkas ke dalam Catatan Akuntansi berdasarkan Dokumen atau Bukti Transaksi yang sah B Pem 1.1. Jenis Transaksi Dokumen atau Bukti Transaksi adalah formulir-formulir yang digunakan sebagai tanda bukti terjadinya suatu transaksi atau adanya suatu peristiwa keuangan yang menjadi dasar pencatatan dalam akuntansi Keuangan Transaksi atau peristiwa keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD, pada dasarnya terdiri dari: 1. Transaksi Penerimaan Kas, yaitu semua penerimaan Kas Daerah dalam periode tahun anggaran tertentu. 2. Transaksi Pengeluaran Kas, yaitu semua pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun anggaran tertentu. 3. Transaksi Selain Kas, adalah semua transaksi keuangan selain penerimaan Kas Daerah dan pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun anggaran tertentu. Misal: transaksi koreksi kesalahan atas pencatatan sebelumnya atau pemberian atau penerimaan donasi dalam bentuk barang. 1.2. Media Akuntansi Transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD yang terdiri dari: penerimaan kas, pengeluaran kas, dan selain kas dalam proses akuntansi dicatat, digolongkan, dan diringkas ke dalam Catatan Akuntansi berdasarkan Dokumen atau Bukti Transaksi yang sah. Dokumen Transaksi merupakan dokumen tertulis sebagai bukti terjadinya suatu transaksi keuangan; sedangkan Catatan Akuntansi, terdiri dari: Buku Jurnal, Buku Berdasarkan melaksanakan Besar uraian dan Buku tersebut, proses Pembantu. media akuntansi untuk meliputi: Dokumen atau Bukti Transaksi, Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu. 1.3. Dokumen Transaksi Dokumen atau Bukti Transaksi adalah formulir-formulir yang digunakan sebagai tanda bukti terjadinya suatu transaksi atau adanya suatu peristiwa keuangan yang menjadi dasar pencatatan dalam akuntansi. Contoh formulir pada setiap jenis transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD adalah sebagai berikut: Transaksi Keuangan Dokumen/Bukti 1. Penerimaan Kas Surat Keputusan Pajak Daerah, Surat Keputusan Retribusi Daerah, Surat Tanda Setoran, Kuitansi Penerimaan Kas, dll. 2. Pengeluaran Kas Kuitansi Pengeluaran Kas, Faktur/Nota Pembelian, dll. Selain Kas Bukti Memorial 3 1.4. Catatan Akuntansi Catatan Akuntansi, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, terdiri dari: 1. Buku Jurnal akuntansi yang yaitu merupakan dilaksanakan catatan oleh Fungsi Akuntansi sebagai media untuk (1) mencatat transaksi keuangan penerimaan kas berdasarkan dokumen transaksi yang sah, dan (2) menggolongkan transaksi keuangan ke dalam rekening-rekening (akun). Catatan Akuntansi terdiri dari Buku Jurnal, Buku Besar, dan Buku Pembantu Transaksi keuangan yang telah dicatat dan digolongkan ke dalam Buku Jurnal, selanjutnya secara periodik diposting ke dalam Buku Besar. 2. Buku Besar yaitu merupakan catatan akuntansi yang dilaksanakan oleh Fungsi Akuntansi sebagai media untuk (1) meringkas catatan transaksi keuangan yang telah digolongkan ke rekening-rekening (akun), (2) memberikan informasi saldo rekening-rekening dimaksud secara akumulatif. Catatan akuntansi berupa kumpulan rekeningrekening dalam Buku Besar selanjutnya secara periodik disusun ke dalam Laporan Keuangan. 3. Buku Pembantu merupakan catatan akuntansi yang dilaksanakan oleh Fungsi Akuntansi sebagai media yang (1) melengkapi (merinci atau menjabarkan) informasi rekening tertentu dalam Buku Besar, dan (2) menjadi alat uji silang terhadap rekening tertentu dimaksud dalam Buku Besar. 2. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI Proses Proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dalam akuntansi menggunakan sistem berpasangan (double entry) pencatatan, peringkasan transaksi penggolongan dalam dan akuntansi menggunakan sistem berpasangan (double entry), artinya pencatatan (penjurnalan) suatu transaksi keuangan digolongkan/ atau melibatkan minimal ke dalam dua jenis rekening. Sistem pencatatan berpasangan berdasarkan pada logika persamaan dasar akuntansi sebagai berikut: 2.1. Persamaan Akuntansi untuk Neraca Persamaan struktur Neraca Daerah menunjukkan hubungan antara Aset (A) di satu sisi dengan Kewajiban (K) dan Ekuitas Dana (E) pada sisi yang lain, yang dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA atau A = K + E Aset, dalam bahasa sederhana dalam diartikan, sebagai sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai dan dapat diukur dengan satuan uang. Dalam persamaan dasar akuntansi tersebut, Aset merupakan wujud kekayaan yang mempunyai nilai uang yang sama dengan sumber (darimana wujud kekayaan tersebut diperoleh), Aset merupakan wujud kekayaan yang mempunyai nilai uang yang sama dengan sumber, yaitu Kewajiban ditambah Ekuitas Dana. Artinya, bertambahnya Aset dapat diperoleh dari (penambahan) Kewajiban dan/atau (penambahan) Ekuitas Dana. yaitu Kewajiban ditambah Ekuitas Dana. Artinya, bertambahnya Aset dapat diperoleh dari (penambahan) Kewajiban dan/atau (penambahan) Ekuitas Dana. berkurangnya Demikian Aset pula dapat sebaliknya, digunakan untuk (pengurangan) Kewajiban dan/atau (pengurangan) Ekuitas Dana. Kewajiban, secara sederhana dapat diartikan, sebagai utang kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu (tahun-tahun anggaran sebelumnya), atau berupa penerimaan yang perlu dibayar kembali. Dalam persamaan dasar akuntansi, menunjukkan bertambahnya Kewajiban bertambahnya Aset Ekuitas Dana. berkurangnya dapat menyebabkan atau berkurangnya dan/ Demikian Kewajiban bahwa pula dapat sebaliknya, menyebabkan berkurangnya Aset dan/atau bertambahnya Ekuitas Kewajiban,diartik an sebagai utang kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu (tahun-tahun anggaran sebelumnya), atau berupa penerimaan yang perlu dibayar kembali Dana. Ekuitas dana, adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah Aset dengan jumlah Kewajiban. akuntansi, Dalam menunjukkan persamaan bahwa dasar bertambahnya Ekuitas Dana dapat menyebabkan bertambahnya Aset dan/atau berkurangnya Kewajiban. Demikian pula sebaliknya, berkurangnya Ekuitas Dana dapat menyebabkan berkurangnya bertambahnya Kewajiban. Aset dan/atau 2.2. Persamaan untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Ekuitas dana, adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah Aset dengan jumlah Kewajiban Akuntansi Keuangan Daerah pada dasarnya merupakan proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dalam rangka pelaksanaan APBD. Persamaan struktur APBD menunjukkan hubungan antara Pendapatan Daerah (P) dan Belanja Daerah (B) di satu sisi, dan Pembiayaan berupa Penerimaan Daerah (PT) serta Pembiayaan berupa Pengeluaran Daerah (PK) pada sisi lainnya. Dalam Struktur APBD, selisih antara Pendapatan Daerah dengan Belanja Daerah (P – B) sama dengan Surplus (S) atau Defisit (D), atau dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: P – B = S atau D di mana: P – B = S, jika P lebih besar daripada B P – B = D, jika P lebih kecil daripada B Surplus dialokasikan ke Pembiayaan berupa Pengeluaran Daerah (PK). Artinya jika terjadi Surplus, alokasi Surplus tersebut menambah Pembiayaan berupa Pengeluaran Daerah (+PK). Sebaliknya jika terjadi; Defisit ditutup Penerimaan Defisit dari Daerah mengurangi Pembiayaan (PT), artinya Pembiayaan berupa penutupan berupa Penerimaan Daerah (PT). Dengan demikian Persamaan Struktur APBD: P – B = S/D dapat dikembangkan menjadi: P - B = - PT + PK atau B + PK = P + PT Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Belanja Daerah adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Surplus/defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. Pembiayaan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun berikutnya, yang pemerintah terutama tahun-tahun dalam anggaran penganggaran dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. 2.3. Dasar Pengakuan Akuntansi Keuangan Daerah pada dasarnya adalah bagian Keuangan Daerah pencatatan, transaksi dari pelaksanaan yang mencakup penggolongan, realisasi APBD Pengelolaan dan proses peringkasan dalam satu tahun anggaran, serta pelaporannya pada akhir tahun anggaran yang bersangkutan. Dasar merupakan Pengakuan prinsip-prinsip dalam Akuntansi akuntansi yang menentukan kapan (saat atau momentum) pengaruh/ untuk transaksi/ tujuan kejadian pelaporan harus diakui keuangan. Basis pengakuan pada umumnya ada dua yaitu basis kas (cash basis) dan basis akrual (accrual basis). Pengakuan dengan dasar kas akan mengakui suatu transaksi ekonomi dan kejadian lain, sehingga dapat dicatat dalam buku jurnal (ketika kas diterima di Kas Umum Daerah atau dibayarkan dari Kas Umum Daerah). Sedangkan pengakuan dengan dasar akrual akan mengakui transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan. Contoh transaksi yang membedakan basis kas dan basis akrual adalah dalam peristiwa pada saat pemerintah menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). Pengakuan dengan dasar pendapatan kas pada tidak saat akan mengakui penerbitan SKPD tersebut, karena pemerintah daerah belum menerima kas. Namun, dalam pengakuan dengan dasar akrual, pendapatan sudah diakui pemerintah daerah pada saat penerbitan SKPD, walaupun pemerintah belum menerima kas atas pendapatan pajak tersebut. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Daerah (PSAP) Nomor 01, transaksi-transaksi yang berhubungan dengan akun pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan diakui dengan dengan dasar kas. Akuntansi Keuangan Daerah merupakan bagian dari pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah Sedangkan transaksi-transaksi berhubungan dengan yang aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dengan dasar akrual. Basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Sedangkan basis akrual adalah basis Dasar Pengakuan dalam Akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas (cash basis) dan basis akrual (accrual basis) akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya transaksi dan peristiwa memperhatikan saat itu kas pengaruh pada terjadi, atau setara saat tanpa kas diterima atau dibayar. Pencatatan dalam Akuntansi Keuangan Daerah secara berpasangan, oleh karena itu, berdasarkan logika persamaan dasar akuntansi yang merupakan gabungan dari Persamaan Struktur Neraca Daerah dan Persamaan Struktur APBD sebagai berikut: Pengakuan dengan dasar kas akan mengakui suatu transaksi ekonomi dan kejadian lain, sehingga dapat dicatat dalam buku jurnal (ketika kas diterima di Kas Umum Daerah atau dibayarkan dari Kas Umum Daerah) (1) Persamaan Struktur Neraca: A = K+E (2) Persamaan Struktur LRA: B + PK = P + PT Kedua persamaan tersebut mempunyai hubungan (artikulasi) sebagai menyebabkan berikut: bertambahnya bertambahnya E, P sebaliknya bertambahnya B menyebabkan berkurangnya E. Pengakuan dengan dasar akrual akan mengakui transaksi ekonomi dan peristiwaperistiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan Berdasarkan artikulasi tersebut, penggabungan kedua persamaan tersebut akan menghasilkan formulasi sebagai berikut: A = K + E + (P + PT) – (B + PK) atau A + B + PK = K + E + P + PT Persamaan Dasar Akuntansi yang digunakan sebagai dasar pencatatan berpasangan dalam Akuntansi Keuangan Daerah, yang pada dasarnya merupakan proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi realisasi anggaran berdasarkan basis kas adalah sebagai berikut: Karena persamaan tersebut menggunakan basis kas maka akan membawa konsekuensi bahwa seluruh transaksi akan selalu melibatkan kas, misalnya penambahan Belanja (B) akan dilawankan dengan pengurangan Aset (A) dalam wujud Kas. Pendapatan Demikian (P) juga akan penambahan diimbangi dengan penambahan Aset (A) dalam wujud Kas. Aset (A) dalam persamaan tersebut secara spesifik merupakan salah satu jenis aset yang berbentuk Kas saja. Oleh karena itu, Persamaan Dasar Akuntansi untuk Laporan Realisasi Anggaran adalah sebagai berikut: Sehingga transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi kas dan, secara otomatis tidak mempengaruhi rekening-rekening di Laporan Realisasi Anggaran, akan mempengaruhi neraca langsung dengan persamaan sebagai berikut: A = K + E Aset dalam persamaan di atas merupakan semua jenis Aset yang berwujud selain kas. Oleh karena itu, persamaan dasar akuntansi untuk neraca sebagai berikut: 2.4. Penerapan Persamaan Akuntansi Struktur LRA Berikut ini adalah beberapa contoh pencatatan akuntansi terhadap transaksi keuangan Daerah yang pada dasarnya merupakan pencatatan realisasi APBD berbasis kas. 2.4.1. Transaksi Penerimaan Kas Contoh 1 Misal transaksi penerimaan kas yang berasal dari Pajak Kendaraan Bermotor. Catatan akuntansi secara berpasangan terhadap transaksi tersebut, menggunakan Persamaan Dasar Akuntansi sebagai berikut: PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A (Kas) + B + PK = P + PT Pajak Kendaraan Bermotor (1) Kas + + (2) Dalam transaksi tersebut, bertambahnya Kas berasal dari (bertambahnya) Pendapatan Daerah berupa Pajak Kendaraan Bermotor. Dalam hal ini, rekening yang terlibat adalah ASET (Kas) dan PENDAPATAN (Pajak Kendaraan Bermotor). Rekening Pendapatan Daerah dalam catatan akuntansi dapat digolongkan sampai pada tingkat Obyek Pendapatan. Dalam proses akuntansi, transaksi tersebut dicatat dan digolongkan dalam Buku Jurnal Penerimaan Kas serta diringkas dalam Buku Besar pada rekening Kas dan rekening Obyek Pendapatan. Jika ada rekening Rincian Obyek Pendapatan akan dicatat dalam Buku Pembantu. Contoh 2: Jika terjadi transaksi penerimaan kas yang berasal dari Dana Alokasi Umum, maka catatan akuntansinya adalah sebagai berikut: PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A + B + PK = P Kas Dana Alokasi Umum + + + PT (3) (4) Transaksi dalam contoh 2, seperti halnya contoh 1: penerimaan kas yang berasal dari Dana Alokasi Umum dicatat secara berpasangan ke dalam 2 golongan rekening, yaitu: Pendapatan Daerah dan Kas. Dalam transaksi tersebut, bertambahnya Pendapatan berupa Dana Alokasi Umum disertai dengan bertambahnya Kas. Demikian pula jika terjadi transaksi yang sejenis dengan penerimaan kas yang berasal dari Pendapatan Daerah, pencatatan dan penggolongan transaksinya relatif sama dengan contoh transaksi 1 dan 2. 2.4.2. Transaksi Pengeluaran Kas Pencatatan pada golongan rekening kas akan berbeda jika terjadi transaksi pengeluaran kas, sebagaimana contoh 3 berikut ini. Contoh 3: Jika terjadi transaksi pengeluaran kas untuk Belanja Alat Tulis, maka catatan akuntansinya adalah sebagai berikut: PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A + B Kas Belanja ATK - + + PK = P + PT Transaksi dalam contoh 3: pengeluaran kas untuk Belanja Alat Tulis, seperti contoh sebelumnya, dicatat secara berpasangan ke dalam 2 golongan rekening, yaitu: Belanja Daerah dan Kas. Dalam transaksi tersebut, bertambahnya Belanja berupa Belanja Alat Tulis diikuti dengan berkurangnya Kas. Berbeda dengan transaksi penerimaan kas (contoh 1, 2), yang menyebabkan bertambahnya rekening Kas, transaksi pengeluaran kas (contoh 3) tersebut mengakibatkan rekening Kas berkurang (-). Klasifikasi rekening Belanja dalam catatan akuntansi dapat digolongkan sampai pada tingkat Obyek Belanja. Dalam proses akuntansi, transaksi tersebut dicatat dan digolongkan dalam Buku Jurnal Pengeluaran Kas serta diringkas dalam Buku Besar pada rekening Kas dan rekening Obyek Belanja. Jika ada rekening Rincian Obyek Belanja akan dicatat dalam Buku Pembantu. Contoh 4: Jika terjadi Pemeliharaan transaksi Bangunan pengeluaran Gedung kas untuk Belanja Kantor, maka catatan akuntansinya adalah sebagai berikut: PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A + B Kas Belanja Pemelihar aan Gedung - + + PK = P + PT Transaksi dalam pengeluaran contoh 4, seperti halnya contoh 3: kas untuk Belanja Pemeliharaan Bangunan Gedung Kantor dicatat secara berpasangan ke dalam 2 golongan rekening, yaitu: Belanja Daerah dan Kas. Dalam transaksi tersebut, bertambahnya Belanja berupa Belanja Pemeliharaan Bangunan Gedung Kantor diikuti dengan berkurangnya Kas. 2.5. Penerapan Persamaan Akuntansi Struktur Neraca 2.5.1. Transaksi Selain Kas Mekanisme pencatatan dan penggolongan transaksi dalam akuntansi sebagaimana diberikan dalam contoh 1 sampai dengan contoh 4 berlaku untuk transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang mempengaruhi LRA saja. Dalam suatu tahun anggaran, kemungkinan terjadi transaksi yang tidak berkaitan dengan penerimaan dan pengleuaran kas, misalnya penerimaan bantuan berupa barang. Contoh 5: Jika terjadi transaksi penerimaan bantuan berupa seperangkat Komputer, maka catatan akuntansinya adalah sebagai berikut: PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A (selain Kas) = K + E Komputer EDI + + Transaksi dalam contoh 5 merupakan transaksi yang tidak berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas, oleh karena itu golongan rekening yang dicatat bukan rekening Kas, melainkan dicatat ke dalam golongan rekening Ekuitas Dana diInvestasikan (EDI) dan pasangannya adalah rekening Komputer yang termasuk dalam golongan rekening Aset. Berbeda dengan transaksi sebelumnya yang melibatkan golongan rekening Laporan Realisasi Anggaran (LRA), transaksi selain kas tidak terkait dengan rekening LRA. Hal tersebut disebabkan karena pelaksanaan Anggaran menggunakan basis kas. Disamping itu, penerimaan bantuan/ donasi umumnya tidak dianggarkan secara spesifik dalam APBD, sehingga pencatatannya tidak berkaitan dengan golongan rekening APBD. Dalam laporan keuangan, transaksi dalam contoh 5 disajikan dalam Neraca Daerah, yaitu menambah Aset dan Ekuitas Dana diInvestasikan (EDI). 2.6. Contoh Penerapan Akuntansi Struktur Neraca Persamaan LRA dan Ada beberapa macam transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang akan mempengaruhi baik rekeningrekening di Laporan Realisasi Anggaran maupun rekeningrekening di Neraca. Transaksi-transaksi yang memiliki karakteristik di atas, adalah: 2.6.1. Transaksi pengeluaran kas yang dibebankan ke belanja modal; Transaksi ini akan mempengaruhi Laporan Realisasi Anggaran karena kas tunai sudah dikeluarkan dari Kas Umum Daerah sesuai dengan prinsip basis kas. Pada sisi lain, pengeluaran kas untuk Belanja Modal tersebut akan menambah jumlah aset (selain kas) karena belanja modal akan menghasilkan barang yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Oleh karena, itu pengeluaran kas untuk belanja modal harus dicatat juga sebagai penambahan aset. Persamaan akuntansi untuk transaksi pengeluaran kas untuk belanja modal adalah sebagai berikut: • Laporan Realisasi Anggaran • Laporan Arus Kas • Neraca Daerah • Catatan Atas Laporan Keuangan Persamaan (2) yang mengikuti persamaan pertama tersebut biasa disebut dengan jurnal korolari. Contoh 6: Jika terjadi transaksi pengeluaran kas untuk membeli Tanah, maka catatan akuntansinya adalah sebagai berikut: PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A (Kas) + B + Kas Belanja Modal Tanah - + PK = P + KOROLARI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A (selain Kas) = K + E Tanah EDI + + 2.6.2. Transaksi penerimaan kas yang perlakukan sebagai penerimaan pembiayaan; Transaksi ini akan mempengaruhi Laporan Realisasi Anggaran karena kas tunai sudah diterima pada Kas Umum Daerah sesuai dengan prinsip basis kas. Pada sisi lain, penerimaan kas yang diakui sebagai penerimaan pembiayaan tersebut merupakan penerimaan kas pada periode saat ini, yang harus PT dibayarkan dalam bentuk kas pada periode-periode yang akan datang; sesuai dengan definisi penerimaan pembiayaan. Dengan karakteristik penerimaan pembiayaan sebagaimana disebut di awal, maka pada dasarnya pemerintah mempunyai kewajiban atau utang untuk membayar di masa datang sehubungan dengan penerimaan kas saat ini (yang diakui sebagai penerimaan pembiayaan tersebut). Oleh karena, itu penerimaan kas yang diakui sebagai penerimaan pembiayaan harus dicatat juga sebagai penambahan Kewajiban. Contoh 7: Transaksi penerimaan kas, disamping berasal dari Pendapatan Daerah, dapat juga berasal dari Pembiayaan berupa Penerimaan Daerah, sebagaimana Contoh 3 dan 4 berikut ini. Jika terjadi transaksi penerimaan kas yang berasal dari Pinjaman Daerah, maka catatan akuntansinya adalah sebagai berikut: PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A + B + PK = P + PT Kas PembiayaanPenerimaan Pinjaman + + Transaksi dalam contoh 7, seperti contoh 1 dan 2 dicatat dalam golongan rekening Kas. Perbedaannya terletak pada golongan rekening pasangannya, bukan Pendapatan Daerah, melainkan golongan rekening Pembiayaan berupa penerimaan pinjaman. KOROLARI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A (selain Kas) = K + E Utang EDI + - Contoh 8: Jika terjadi transaksi penerimaan kas berupa Transfer Dari Dana Cadangan, maka catatan akuntansinya adalah sebagai berikut: PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A Kas + + B + PK = P + PT Transfer Dari Dana Cadangan + Transaksi dalam contoh 8: penerimaan kas berupa Transfer Dari Dana Cadangan dicatat secara berpasangan ke dalam 2 golongan rekening, yaitu: Kas dan Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan dari Dana Cadangan merupakan salah satu jenis Pembiayaan berupa Penerimaan Daerah, sehingga dalam transaksi tersebut, bertambahnya Pembiayaan berupa Penerimaan dari Dana Cadangan diikuti dengan bertambahnya Kas. Berdasarkan Contoh 1, 2, 7 dan 8, akuntansi mencatat secara berpasangan ke dalam minimal 2 golongan rekening, yaitu: rekening Realisasi Anggaran dan rekening Kas. Golongan rekening APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas adalah Pendapatan Daerah (P) dan Penerimaan Pembiayaa (PT). KOROLARI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A (selain Kas) = K + E Dana Cadangan EDC - - 2.6.3. Transaksi pengeluaran kas yang dibebankan ke pengeluaran pembiayaan; Transaksi ini akan mempengaruhi Laporan Realisasi Anggaran karena kas tunai sudah dikeluarkan dari Kas Umum Daerah sesuai dengan prinsip basis kas. Pada sisi lain, pengeluaran kas untuk yang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan tersebut merupakan pengeluaran kas pada periode saat ini, yang harus diterima kembali dalam bentuk kas pada periode-periode yang akan datang; sesuai dengan definisi pengeluaran pembiayaan. Dengan karakteristik pengeluaran pembiayaan tersebut, maka pada dasarnya pemerintah mempunyai piutang yang diterima kembali di masa datang atas pengeluaran kas saat ini (yang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan tersebut). Oleh karena, itu pengeluaran kas yang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan harus dicatat juga sebagai penambahan Piutang (atau sejenisnya) di Aset. Kebijakan Akuntansi Contoh 9: Jika terjadi transaksi pengeluaran kas untuk membayar Kewajiban pokok, maka catatan akuntansinya adalah sebagai berikut: PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A + B + PK = Kas Pembayaran Kewajiban Pokok - + P + Transaksi dalam contoh 9, seperti contoh 3, dan 4 dicatat ke dalam golongan rekening Kas. Perbedaannya terletak pada golongan rekening pasangannya, bukan Belanja Daerah, melainkan golongan rekening Pengeluaran Pembiayaan yang berupa Pembayaran Kewajiban/ Pinjaman Pokok merupakan salah satu jenis dari Kelompok Pembiayaan berupa Pengeluaran Pembiayaan, sehingga dalam transaksi tersebut, bertambahnya Pengeluaran Pembiayaan (PK) diikuti dengan bertambahnya Kas. KOROLARI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A (selain Kas) = K + E Kewajiban EDI - + Contoh 10: Jika terjadi transaksi pengeluaran kas berupa pengeluaran ke Dana Cadangan, maka catatan akuntansinya adalah sebagai berikut: PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PT A + B + PK Kas Transfer Ke Dana Cadangan - + = P + KOROLARI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A (selain Kas) = K + E Dana Cadangan EDC + + Dalam laporan keuangan, transaksi dalam contoh 9 disajikan dalam Neraca Daerah, yaitu menambah Aktiva dan Ekuitas Dana Donasi PT 2.7. ATURAN PENDEBITAN PENGKREDITAN REKENING Untuk memudahkan proses pencatatan, penggolongan DAN dan peringkasan transaksi keuangan, digunakan: 1. Nomor Kode Rekening untuk mengidentifikasi penggolongan rekening-rekening. 2. Debit atau Kredit untuk menunjukkan bertambah atau berkurangnya nilai uang pada setiap rekening. Bagan dan Nomor Kode Rekening dibahas dalam modul tersendiri. Berikut ini adalah aturan pendebitan dan pengkreditan yang menunjukkan bertambah atau berkurangnya masing-masing golongan rekening. A B PK U E P DEBIT jika BERTAMBAH DEBIT jika BERKURANG KREDIT jika BERKURANG KREDIT jika BERTAMBAH Contoh: PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH A + B Di DEBIT Di KREDIT + PK = P Pajak Kendaraan + Bermotor Kas + Kas – PT + PT (5) Di KREDIT Belanja ATK + Di DEBIT (6)