Fitri|SkizoafektifTipeKelainanMental KelainanMentalManikTipeSkizoafektif FitriYani FakultasKedokteran,UniversitasLampung Abstrak Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang ditandai dengan adanya gejala kombinai antara skizofrenia dan gangguan afektif yang menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalamsatuepisodepenyakityangsama.Kategoriskizoafektiftipemanikdigunakanbaikuntukepisodeskizoafektiftipe manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik. Afek harusmeningkatsecaramenonjolatauadapeningkatanefekyangtakbegitumenonjoldikombinasidenganiritabilitas atau kegelisahan yang memuncak. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih gejala skizofrenia yang khas. Gangguan Skizoafektif Tipe Manik pada kasus ini yaitu perempuan berusia 28 tahun. Pasien ini mendapatkan terapi yang dilakukan dengan melibatkan keluarga, pengembangan kemampuan sosial dan rehabilitasi kognitif sedangkan pada farmakoterapi yaitu farmakoterapi pasien diberikan Risperidon 2x3 mg selama 5 hari, dipertimbangkanpeningkatandosisberdasarkantandadangejalayangditemukanTrihexyphenidyl2x2mgbilaterjadiefek sampingEPS,lithiumkarbonat2x200mg. Katakunci:skizoafektif,mood MentalDisorderManicTypeSchizoaffective Abstract Schizoaffective disorder is a mental disorder characterized by symptoms kombinai between schizophrenia and affective disorderswereprominentatthesametime,orwithinafewdaysoneaftertheother,inanepisodeofthesamedisease. Schizoaffective category manic type used for either type schizoaffective manic episodes are single and for recurrent disorderwithmosttypesschizoaffectivemanicepisode.Standeffectshouldincreaseornoincreaseintheaffectisnotso prominent,combinedwiththeheightenedirritabilityoranxiety.Inthesameepisodeshouldbeclearthereisatleastoneor moresymptomscharacteristicofschizophrenia.Manictypeschizoaffectivedisorderinthiscaseis28year-oldwoman.These patients get therapy done by involving family, development of social skills and cognitive rehabilitation whereas in pharmacotherapythatpharmacotherapyofpatientsgivenrisperidone2x3mgfor5days,consideranincreaseinthedose basedonsignsandsymptomsfoundTrihexyphenidyl2x2mgifsideeffectsoccurEPS,Lithiumcarbonate2x200mg. Keywords:skizoafektif,mood Korespondensi:FitrinYani,S.Ked,alamatJl.SoemantriBrojonegoroNo1,[email protected] Pendahuluan Gangguan skizoafektif kelainan mental yang rancu yang ditandai dengan adanya gejala gangguan afektif. Studi populasi tidak adayangmenunjukkaninsidensdaripenyakit skizoafektif ini, melaikan comorbidity antara skizofreniadangangguanafektif.1 Prevalensiseumurhidupdarigangguan skizoafektif adalah kurang dari 1 persen, kemungkinan dalam rentan 0,5-0,8 persen. Namun, angka ersebut adalah angka perkiraan,pada pria lebihrendah daripada wanita. Onset umur pada wanita lebih besar daripada pria, pada usia tua gangguan skizoafektif tipe depresif lebih sering sedangkan untuk usia muda lebih seringgangguan skizoafektif tipe bipolar. Laki-laki dengan gangguan skizoafektif kemungkinan menunjukkan perilaku antisosial.2 Diagnosis gangguan skizoafektif melibatkan konsep diagnostik baik baik skizofrenia maupun gangguan mood dimana hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudahyanglain,dalamepisodeyangsama. Sebagian diantara pasien gangguan skizoafektif mengalami episode skizoafektif berulang,baikyangtipemanik,depresifatau campurankeduanya.3 Suatugangguanpsikotikdengangejalagejalaskizofreniadanmanikyangsama-sama menonjoldalam satu episode penyakit yangsama. Gejala-gejala afektif diantaranya yaitu elasi dan ide-ide kebesaran, tetapi kadang-kadang kegelisahan atau iritabilitas disertai oleh perilaku agresif serta ide-ide kejaran. Terdapat peningkatan enersi, aktivitas yang berlebihan, konsentrasi yang JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember 2015|65 Fitri|SkizoafektifTipeKelainanMental terganggu, dan hilangnya hambatan norma sosial. Waham kebesaran, waham kejaran mungkin ada. Gejala skizofrenia juga harus ada, antara lain merasa pikirannya disiarkan atau diganggu, ada kekuatan-kekuatan yang sedang berusaha mengendalikannya, mendengarsuara-suarayangberanekaragam atau menyatakan ide-ide yang bizarre. Onset biasanya akut, perilaku sangat terganggu, namun penyembuhan secara sempurna dalambeberapaminggu.4 Beberapa data menunjukkan bahwa gangguan skizofrenia dan gangguan afektif mungkin berhubungan secara genetik. Ada peningkatan resiko terjadinya gangguan skizofrenia diantara keluarga dengan gangguanskizoafektif.5 Pengobatan untuk dengan gangguan skizoafektif merespon baik terhadap pengobatan dengan obat antipsikotik yang dikombinasikan dengan obat mood stabilizer atau pengobatan dengan antipsikotik saja. Untuk orang gangguan skizoafektif dengan tipe manik, menggabungkan obat antipsikotik dengan mood stabilizer cenderung bekerja dengan baik. Karena pengobatan yang konsisten penting untuk hasil terbaik, psiko-edukasi pada penderita dan keluarga, serta menggunakan obat long acting bisa menjadi bagian penting dari pengobatan pada gangguanskizoafektif. Kasus Pasien Ny. S, 28 tahun, lulus SMP, Islam, suku Jawa, beralamat di Tanggamus, menikah,telahdilakukanauto-alloanamnesa pada tanggal 19 Mei 2015 pukul 08.50 WIB. Pasien berpenampilan sesuai dengan usianya, cara berpakaian cukup rapi dan perawatan diri cukup. Pasien diantar oleh keluarga ke Rumah Sakit Jiwa karena berbicara sendiri. Hal ini sudah telah dirasakan sejak sekitar 1 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Sulit tidur dan sering terbangun pada tengah malam juga dikeluhkan. Ia mengaku bisa melihat Abu Bakar AS-siddiq dan Umar bin Khottob yang mengajak bicara dan ingin menjodohkan anaknya, namun pasien mengaku menolak jodohannya karna ia sudah mempunyai suami dan anak. Pasien juga mengaku banyak pria yang suka padanya dan ingin menikahi nya. Pasien merasakan sudah JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember 2015|66 bercerai dengan suami karena suaminya telah selingkuh, namun setelah dikonfirmasi dengan suami pasien melalui telpon, suami pasien mengatakan mereka belum bercerai dan suami pasien tidak pernah selingkuh namun istrinya selalu menuduh ia selingkuh sampai suami nya pernah di lempari batu. Selain itu pasien yakin bahwa sekarang pasien sedang hamil, namu setelah di lakukan PP Test hasilnya negatif, namun pasien tetap tidak percaya dan yakin bahwa dirinya sedang hamil. Menurut keluarga (suami pasien), Pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa karena berbicara sendiri, bicara melantur saat diajak mengobrol, menuduh suaminya selingkuh sampai pernah melempar suami dengan batu, susah tidur, dan tidak mau minum obat, sebelumnya pasien pernah berobat jalan sekitar 2 bulan yang lalu, dan pasien baru dirawat saat ini. Riwayat prenatal dan perinatal dan riwayat masa kanak awal baik tidak ditemukan adanyakelainansertasamadengananaklain pada umumnya. Pada masa kanak pertengahan juga baik. Pada masa kanak akhirdanremaja,pasienmempunyaibanyak teman.Pasien menempuh pendidikan SD selama 6 tahun, SMP selama 3 tahun. Menikah pada usia 20 tahun dan dikruniai 1 oranganak,anaklaki-laki. Daristatusmental,kesadaranpasien compos mentis, sikap pasien selama wawancara kooperatif. Selama wawancara pasien dalam keadaan nyaman, bisa menjawab pertanyaan dengan baik, kontak dengan pemeriksa baik sesekali pasien melihatkearahluarsaatadarangsangandari luar namun pasien mudah ditarik kembali, gerakaninvoluntertidakada,sesekalipasien melihat apakah yang ditulis oleh dokter. Pasien berbicara spontan,lancar, intonasi sedang, volume meningkat, kualitas cukup, artikulasi jelas, kuantitas cukup. Mood pasien hipertimia dengan afek meningkat dan keserasian inapprooriate. Ditemukan adanya halusinasi auditorik dan visual. Produktivitas pikiran sedang, dengan kontinuitas koheren, dan tidak didapatkan hendayaberbahasa.Padaisipikirditemukan adanya Waham: curiga (+), waham kebesaran (+), waham cemburu (+), erotomania (+). Pada penilaian fungsi kognitif, daya konsentrasi distraktibilitas, orientasiwaktu,tempatdanorangbaik,daya Fitri|SkizoafektifTipeKelainanMental ingat jangka panjang, daya ingat jangka menengah baik, jangka pendek, dan jangka segera juga baik dan pada pikiran abstrak baik.Penilaianpasiendalamnormasosial,uji daya nilai baik. Pasien merasa dirinya tidak sakit dan secara keseluruhan pernyataan pasiendapat dipercaya. Dari pemeriksaa fisik tidak ditemukan adanya kelainan. Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna serta menimbulkan suatu distress atau penderitaan dan disability atau hendaa dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa. Aksis I berdasarkan data yang didapat melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan adanya riwayat trauma kepala, demam tinggi ataupun kejang sebelumnya, serta penyangkalan terhadap penggunaan zatpsikoaktif. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesisdenganpasiendankeluarga.Pada pasiendidapatkangangguanpersepsiberupa halusinasi audiorik, halusinasi visual, dan gangguan isi pikir berupa waham curiga, waham kebesaran, dan waham cemburu yangterjadisejak1bulanyanglalu.Gejalaini timbul bersamaan dengan afek yang meningkat secara menonjol sehingga untuk aksis I diagnosisnya skizoafektif tipe manik (F.25.0). Aksis II: belum ada diagnosis, aksis III: Belum ada diagnosis, dan aksis IV: Masalah kepatuhan minum obat, masalah keluarga. Aksis V: GAF 70-61 (HLPY) GAF current60-51.6 Pembahasan Gangguan skizoafektif yaitu suatu gangguan jiwa yang gejala skizofrenia dan gejala afektif terjadi bersamaan dan samasama menonjol. Onset yang tiba- tiba pada masa remaja, terdapat stresor yang jelas serta riwayat keluarga berpeluang untuk menderita gangguan skizoafektif. Prevalensi lebih banyak pada wanita. Berdasarkan national comorbidity study, didapatkan bahwa,66orangyangdidiagnosaskizofrenia, 81 % pernah didiagnosa gangguan afektif yang terdiri dari 59% depresi dan 22% gangguanbipolar. Kriteria dignostik untuk gangguan skizoafektif yaitu terdapat gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan atau dalambeberapahariyangsatusesudahyang laintetapimasihdalamsatuepisodepenyakit yang sama. Diagnosa gangguan ini tidak ditegakkan untuk pasien yang menampilkan gejalaskizofreniadangangguanperspektif tetapidalamepisodepenyakityangberbeda. Gangguan mood kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini yaitu gangguan suasana perasaan yang biasanya mengarah ke depresi atau ke arahelasi. Gangguan skizoafektif yaitu gejala skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol atau dalambeberapaharisesudahyanglain,tetapi dalam satu episode penyakit (tidak memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia maupun gangguan afektif). Pedoman diagnosis gangguan skizoafektif tipe manik berdasarkan PPDGJ-III yaitu 1) kategori ini digunakanbaikuntukepisodeskizofreniatipe manikyangtunggalmaupununtukgangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik, 2) afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatanafekyangtidakbegitumenonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak, dan 3) dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnyasatuataulebihbaiklagidua,gejala skizoreniayangkhas. Pemeriksaan status psikiatri pada pasien ditemukan didapatkan penampilan wajar, roman muka tampak gembira, kontak verbal dan visual cukup, mood euforia, afek inappropriate,bentukpikirlogisrealis,arus pikirkoheren,isipikirwahamkebesaran dan curiga ada, pada dorongan instingtual didapatkan ada riwayat insomnia dan raptus. Dari gejala di atas, pasien memenuhi kriteria skizoprenia yaitu adanya waham kebesarandancuriga,afekyanginappropiate sehingga dapat digolongkan skizoprenia. Disamping itu, juga tampak adanya gejala gangguan mood yaitu muka tampak gembira, mood euforia, berpakaian yang anehsehinggaberdasarkanPPDGJ-IIItampak adanya gejala skizofrenia bersamaan dengan gangguanmoodsehinggadidiagnosissebagai SkizoafektifTipeManik(F25.0).7 Farmakoterapi untuk mengatasi gejala skizoafektif tipe manik yaitu pengobatan dengan obat antipsikotik yang dikombinasikan dengan obat mood stabilizer atau pengobatan dengan antipsikotik saja. JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember 2015|67 Fitri|SkizoafektifTipeKelainanMental Pada pasien ini rencana terapi yang diberikan adalah risperidon 2x3 mg per hari. Dosis dinaikkan perlahan-lahan secara bertahap dalamwaktu1-3minggusampaidicapaidosis optimal, lalu dipertahankan sampai 8-12 minggusebelummasukketahappemeliharan. Dalam tahap pemeliharaan ini dosis dapat dipertimbangkan untuk mulai diturunkan secara bertahap sampai diperoleh dosis minimal yang masih dapat dipertahankan tanpa menimbulkan kekambuhan. Alasan penggunaan risperidon, karena Risperidon adalah obat antipsikotik generasi II dengan efek samping yang kecil untuk terjadinya sindromekstrapiramidal dan efek sedatif, juga tidak membuat perubahan fungsi kognitif pada pasien, dan obat ini juga mudah didapatkan. Pada pasien juga diberikan trihexyphenidyl 2x2 mg. Trihexyphenidyl merupakan salah satu obat antikholinergik yang tidak perlu diberikan secara rutin atau untuk tujuan pencegahan efek samping ekstrapiramidal, karena munculnya efek samping ekstrapiramidal, karena munculnya efek samping bersifat individual dan obat antikholinergik tersebut baru perlu diberikan hanya bilaterjadi efek samping EPS (ekstrapiramidalsindrom). Lithium karbonat 2x200 mg merupakan obat pada gangguan afektif bipolar dengan serangan episodic mania sebagai obat propfilaks.Dapatmengurangifrekuensi,berat dan lamanya suatu kekambuhan. Selain psikofarmaka, psikoterapi dan edukasi juga sangat diperlukan. Menurut penelitian pengobatan hanya dengan obat tidak cukup untuk kesembuhan pasien, tetapi juga harus diiringi oleh lingkungan keluarga yang mendukung dan sikap pasien terhadap penyakityangdiderita.Padakasusinidimana pasien kontrol tidak teratur dan sulit minum obat dikarenakan perhatian yang kurang dari keluarga,sehinggapenyakitseringmengalami kekambuhan, maka itu harus selalu diberikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya pengobatan bagi pasien jika kualitas hidup pasieninginkembalibaiklagi.Prognosispada pasien adalah dubia ad bonam karna diharapkan pasien bisa menerapkan kepatuhan minum obat, dan diharapkan ada dorongandarikeluarga. JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember 2015|68 Simpulan Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang ditandai dengan adanya gejala kombinai antara skizofrenia dan gangguan afektif yang menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama. Pasien bernama Ny. S, usia 28 tahun dengan dignosa skioafektif tipe manik. DaftarPustaka 1. Kaplan, Sadock. Buku Ajar Psikiatri Klinis.Edisike-2.Jakarta:EGC;2013. 2. Maslim,Rusdi.DiagnosisGangguanJiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: BagianIlmu Kedokteran jiwa FK Unika Atmajaya;2007. 3. Duckworth, Freedman. Schizoaffective disorder [internet]; 2012 [disitasi tanggal15Mei2015]. 4. JibsonMD.Schizophrenia:Clinical presentation, epidemiology, and pathophysiology [internet]; 2011 [disitasitanggal15Mei2015]. 5. Kaplan, Sadock. Buku Ajar Psikiatri Klinis.Edisike-2.Jakarta:EGC;2013.