Modul Psikologi Komunikasi [TM2]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Psikologi
Komunikasi
Proses Komunikasi Intra
Personal I
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Markom &
Periklanan
Tatap Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
85006
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Abstract
Kompetensi
Komunikasi intrapersonal meliputi sensasi,
persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi adalah
proses menangkap stimuli. Persepsi adalah
proses memberi makna pada sensasi sehingga
manusia
memperoleh
pengetahuan
baru.
Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi
menjadi informasi. Memori adalah proses
menyimpan informasi dan memanggilnya kembali.
Berfikir
adalah
mengolah
dan
memanipulasikan informasi untuk memenuhi
kebutuhan
atau
memberikan
respons.kita
memahami komunikasi yang efektif.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
proses komunikasi intrapersonal.
Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)
Teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang
inderawi), kemudian masuk short-term-memory (STM) lalu dilupakan atau dikoding untuk
dimasukkan ke dalam long-term-memory (LTM). Otak manusia dianalogikan dengan
komputer.
Terdapat dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual,
dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran).
Penyimpanan disini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai
seperempat detik.
Supaya dapat diingat, informasi harus dapat disandi (encoded) dan masuk pada STM. STM
hanya mampu mengingat tujuh (plus atau minus dua) bit informasi. Jumlah bit informasi
disebut rentangan memori (memori span). Untuk meningkatkan kemampuan STM, para
psikolog menganjurkan kita untuk mengelompokkan informasi; kelompoknya disebut chunk.
Bila informasi dapat dipertahankan pada STM, ia akan masuk pada LTM. Inilah yang
umumnya disebut sebagai ingatan. LTM meliputi periode penyimpanan informasi sejak
semenit sampai seumur hidup. Kita dapat memasukkan informasi dari STM ke LTM dengan
chunking, rehearsals, clustering, atau method of loci.
Komunikasi intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi
adalah proses menangkap stimuli. Persepsi adalah proses memberi makna pada
sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi
mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan
memanggilnya kembali. Berfikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk
memenuhi kebutuhan atau memberikan respons.
Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” artinya, alat pengindraan yang menghubungkan
organisme dengan lingkungannya. Menurut B. Wolman, sensasi adalah pengalaman
elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau
konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera. Psikologi
menyebutkan
sembilan
alat
indera
yang
digunakan
oleh
manusia:
penglihatan,
pendengaran, kinestesis, vestibular, perabaan, temperatur, rasa sakit, perasa, dan
penciuman. Sumber informasi bisa berasal dari dunia luar (eksternal), atau dari
dalam diri sendiri (internal).
2016
2
Psikologi Komunikasi 2
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor, sedangkah informasi dari dalam
diindera oleh interoseptor. Selain itu, gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh
proprioseptor. Semua yang menyentuh alat indera baik dari dalam ataupun dari luar
disebut stimuli. Batas minimal intensitas stimuli disebut ambang mutlak (absolut threshold).
Ketajaman sensasi juga ditentukan oleh faktor-faktor personal. Perbedaan sensasi
dapat disebabkan oleh perbedaan pengalaman atau lingkungan budaya, disamping
kapasitas alat indera yang berbeda.
Persepsi
Persepsi merupakan salah satu tahapan dari serangkaian proses pengolahan informasi
pada diri manusia atau biasa disebut dengan komunikasi intrapersonal yaitu proses
seseoarang
dalam
menerima
informasi,
mengolahnya,
menyimpannya
dan
menghasilkannya kembali. Dan menurut Jalaludin Rakhmat adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan.
Persepsi memiliki banyak sekali pengertian. Secara sederhana persepsi mengandung arti
cara seseorang dalam memahami sesuatu atau bagaimana ia melihat suatu objek. Persepsi
juga berarti proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap
stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Lewat persepsi lah,
proses kognisi dimulai
Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti dari komunikasi
sedangkan penafsirannya (interprestasi) adalah inti dari persepsi. Karena jika persepsi itu
tidak ada, maka kita tidak mungkin untuk melakukan komunikasi secara efektif. Persepsilah
yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lainnya. Dengan
adanya persepsi inilah, suatu pemahaman akan diri pribadi yang berkembang sejalan
dengan perubahan- perubahan yang terjadi dalam hidup kita dan menentukan bagaimana
mereka akan bersikap.
2016
3
Psikologi Komunikasi 2
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Seperti juga sensasi, persepsi juga ditentukan oleh faktor personal dan faktor
situasional. David Krech dan Richard S Crutchfield menyebutnya faktor fungsional dan faktor
struktural.
Faktor yang mempengaruhi persepsi
1. Faktor eksternal penarik perhatian seperti gerakan, intensitas stimuli, kebaruan
(novelty), pengulangan.
Perhatian yaitu proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Apa yang kita perhatikan
ditentukan
oleh
faktor-faktor
situasional
dan
personal.
Faktor
situasional
terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau
menarik perhatian
(attention
getter). Sebuah
stimuli
diperhatikan
karena
memiliki sifat-sifat yang menonjol, antara lain:

Gerakan, Manusia secara visual lebih tertarik pada objek-objek yang
bergerak.

Intensitas stimuli, Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol
daripada stimuli yang lainnya.

Kebaruan (Novelty), Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda, akan
menarik perhatian.

Perulangan, Hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit
variasi, akan menarik perhatian.
2. Faktor internal penarik perhatian adalah faktor biologis yaitu faktor kebutuhan
biologis pada saat itu; dan factor sosiopsikologis yeng meliputi minat, kebiasaan,
sikap. Suatu peristiwa yang diketahui oleh beberapa orang yang mengatakan benar
atau salah, terjadi atau tidak telah menunjukkan betapa lemahnya alat indera kita,
tetapi juga menunjukkan perhatian yang selektif (selective attention).Apa yang
menjadi perhatian kita lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Ada
kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, kita mendengar apa yang ingin
kita dengar.
2016
4
Psikologi Komunikasi 2
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perbedaan perhatian ini timbul dari faktor-faktor internal dalam diri kita:
1) Faktor-faktor Biologis. Dalam keadaan lapar, seluruh pikiran di dominasi oleh
makanan. Karena itu, bagi orang lapar, yang paling menarik perhatiannya adalah
makanan. Yang kenyang akan menaruh perhatian pada hal-hal yang lain. Anak
muda yang baru saja menonton film porno, akan cepat melihat stimuli seksual di
sekitarnya.
2) Faktor-faktor Sosiopsikologis. Motif sosiogenis, sikap, kebiasaan, dari kemauan,
mempengaruhi apa yang kita perhatikan. Dalam perjalanan naik gunung, geolog
akan memperhatikan batuan; ahli botani, bunga-bungaan; ahli zoologi, binatang;
seniman, warna dan bentuk; orang yang bercinta.
Kenneth E. Andersen menyimpulkan dalil tentang perhatian selektif yang harus
diperhatikan oleh ahli komunikasi:
a. Perhatian itu merupakan proses yang aktif dan dinamis, bukan pasif dan
refleksif.
b. Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau
melibatkan diri kita.
c. Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan,
sikap, nilai, kebiasaan, dan kepentingan kita.
d. Kebiasaan sangat penting dalam menentukan apa yang menarik perhatian,
tetapi juga apa yang secara potensial akan menarik perhatian kita.
e. Dalam situasi tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk
menghindari terpaan stimuli tertentu yang ingin kita abaikan.
f.
Walaupun perhatian kepada stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan
lebih hidup dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepsi kita akan
betul-betul cermat.
g. Perhatian tergantung kepada kesiapan mental kita.
h. Tenaga-tenaga motivasional sangat penting dalam menentukan perhatian
dan persepsi.
i.
Intensitas perhatian tidak konstan.
j.
Dalam hal stimuli yang menerima perhatian, perhatian juga tidak konstan.
k. Kita mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
l.
Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik dan mempertahankan
perhatian.
2016
5
Psikologi Komunikasi 2
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Faktor fungsional adalah yang berasal dari kebutuhan, suasana hati, pelayanan,
pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut factor
personal. Pada dasarnya, persepsi tidak ditentukan oleh jenis dan bentuk stimuli,
tetapi tergantung pada karakteristik orang yang memberikan respon terhadap stimuli
tersebut. Secara fungsional persepsi bersifat selektif, ini berarti dalam mempersepsi
sesuatu orang akan memberikan tekanan yang sesuai dengan tujuan orang tersebut.
Objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi biasanya objek yang memenuhi
tujuan individu yang melakukan persepsi. Seperti pengaruh kebutuhan, kesiapan
mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi.
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal
lain
yang termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang
menentukan persepsi bukanlah jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik
orang yang memberikan respons pada stimuli itu. Dari sini, Krech dan
Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama: persepsi bersifat selektif
secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan
dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang
melakukan persepsi.
Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai
kerangka rujukan. Wever dan Zener menunjukkan bahwa penilaian terhadap objek
dalam hal eratnya bergantung pada rangkaian objek yang dinilainya. Kerangka
rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pada pesan yang
diterimanya. Menurut McDavid dan Harari (1968:140), para psikolog menganggap
konsep kerangka rujukan amat berguna untuk menganalisa interpretasi perseptual
dari peristiwa yang dialami.
4. Faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek syaraf yang ditimbulkan
pada sistem syaraf individu.Menurut teori Gestalt, bila kita mempersepsi sesuatu,
kita mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan.Kita tidak melihat bagianbagiannya, lalu menghimpunnya. Dari
prinsip
ini,
Krech
dan
Crutchfield
melahirkan dalil persepsi yang kedua: medan perseptual dan kognitif selalu
diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat
konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan
mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita
persepsi. Maksudnya, jika kita ingin memahami suatu peristiwa, maka kita tidak
dapat meneliti fakta yang terpisah, tetapi harus memandangnya dalam hubungan
2016
6
Psikologi Komunikasi 2
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
keseluruhan. Menurut dalil ini, jika individu dianggap sebagai anggota kelompok,
semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi
oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.
Asimilasi terjadi jika sifat-sifat kelompok menonjolkan atau melemahkan diri
individu. Sedangkan kontras terjadi bila kita melihat sifat-sifar objek persepsi
kita bertolak belakang dengan sifat-sifat kelompoknya. Karena manusia selalu
memandang stimuli dalam konteksnya, dalam strukturnya, maka ia pun akan
mencoba mencari struktur pada rangkaian stimuli.
Sturktur ini diperoleh dengan jalan mengelompokkan berdasarkan kedekatan
atau persamaan. Prinsip kedekatan menyatakan bahwa stimuli yang berdekatan
satu sama lain akan dianggap satu kelompok. Dari prinsip ini, Krech dan Crutchfield
menyebutkan dalil persepsi yang keempat: objek atau peristiwa yang berdekatan
dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi
sebagai bagian dari struktur yang sama.
Pada persepsi sosial, pengelompokkan tidak murni struktural, sebab apa yang
dianggap sama atau berdekatan oleh seorang individu tidaklah dianggap sama atau
berdekatan oleh individu yang lain. Kebudayaan juga berperan dalam melihat
kesamaan. Pengelompokkan kultural erat kaitannya denga label; dan yang kita beri
label yang sama cenderung dipersepsi sama. Jadi, kedekatan dalam ruang dan
waktu menyebabkan stimuli ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama.
Sering
terjadi
mempunyai
hal-hal
hubungan
kecenderungan
yang
sebab
berdekatan
akibat.
juga
Menurut
dianggap
Krech
berkaitan
dan
atau
Crutchfield,
untuk mengelompokkan stimuli berdasarkan kesamaan dan
kedekatan adalah hal yang universal.
Proses Persepsi
Persepsi merupakan dinamika yang terjadi dalam diri individu disaat ia menerima stimulus
dari lingkungannnya. Proses persepsi individu akan mengadakan penyeleksian apakah
stimulus itu berguna atau tidak baginya, serta menentukan apa yang terbaik untuk
dilakukan. Berdasarkan atas pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka
persepsi berkaitan dengan tingkah laku. Oleh sebab itu para remaja yang persepsinya positif
tentang obyek atau suatu masalah yang ada, ia akan bertingkah laku positif tentang
obyek itu. Tetapi, jika para remaja yang juga sering menganggap dirinya benar dan serba
mampu itu salah mempersepsikan suatu masalah, maka remaja itu akan bertingkah laku
sesuai dengan apa yang ia fikirkan. Proses terjadinya persepsi pada diri individu tidak
2016
7
Psikologi Komunikasi 2
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berlangsung begitu saja, tetapi melalui suatu proses. Proses persepsi adalah peristiwa dua
arah yaitu sebagai hasil aksi dan reaksi. Terjadinya persepsi melalui suatu proses, yaitu
melalui beberapa tahap sebagai berikut:
1. Suatu obyek atau sasaran menimbulkan stimulus, selanjutnya stimulus tersebut
ditangkap oleh alat indera. Proses ini berlangsung secara alami dan berkaitan
dengan segi fisik. Proses tersebut dinamakan proses kealaman
2. Stimulus suatu obyek yang diterima oleh alat indera, kemudian disalurkan ke otak
melalui syaraf sensoris. Proses pentransferan stimulus ke otak disebut proses
psikologis, yaitu berfungsinya alat indera secara normal
3. Otak selanjutnya memproses stimulus hingga individu menyadari obyek yang
diterima oleh alat inderanya. Proses ini juga disebut proses psikologis. Dalam hal ini
terjadilah adanya proses persepsi yaitu suatu proses di mana individu mengetahui
dan menyadari suatu obyek berdasarkan stimulus yang mengenai alat inderanya.
Stimulus yang ditangkap oleh indera terbatas jenis dan jumlahnya, karena adanya
seleksi. Hanya sebagian kecil saja yang mencapai kesadaran pada individu. Individu
cenderung mengamati dengan lebih teliti dan cepat terkena hal-hal yang meliputi
orientasi mereka. Keadaan menunjukkan bahwa stimulus tidak hanya dikenai satu
stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh
keadaan sekitar, tetapi tidak semua stimulus mendapatkan respon tersebut.
Persepsi dalam komunikasi juga menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan
pesan yang lainnya. Semakin derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah
mereka akan berkomunikasi. Dengan itu proses persepsi juga meliputi:
1. Sensasi yaitu pengindraan dengan melalui alat - alat indra kita. Makna pesan yang
dikirim ke otak harus dipelajari. Semua indra itu mempunyai andil bagi
berlangsungnya
komuniksai
manusia.
Seperti
indra
penglihatan
dengan
menyampaikan pesan verbal ke otak untuk di interprestasikan, atau pun indra
pendengaran kita juga bisa menyampaikan pesan verbal ke otak untuk di tafsirkan.
2. Atensi adalah perhatian, suatau pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi
dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi ini juga di dapatkan dari
pengindraan, ingatan dan proses kognisi lainnya. Proses atensi membantu efisiensi
penggunaan mental kita yang terbatas, yang kemudian akan membantu kecepatan
reaksi terhadap rangsangan tertentu. Atensi juga dapat merupakan proses sadar
ataupun tidak sadar.
3. Interprestasi adalah proses terpenting dalam persepsi karena persepsi merupakan
suatu komunikasi untuk mengorganisasikan informasi, sehingga mempunyai arti bagi
individu. Dalam melakukan interpretasi itu terdapat pengalaman masa lalu serta
2016
8
Psikologi Komunikasi 2
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sistem nilai yang dimilikinya. Sistem nilai di sini dapat diartikan sebagai penilaian
individu dalam mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah stimulus tersebut
akan diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut menarik atau ada persesuaian
maka akan dipersepsi positif, dan demikian sebaliknya, selain itu adanya
pengalaman langsung antara individu dengan obyek yang dipersepsi individu, baik
yang bersifat positif maupun negative.
2016
9
Psikologi Komunikasi 2
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Penerbit Kanisius
2. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Oleh Drs. Jalaluddin rakhmat M.sc. Penerbit PT
Remaja Rosdakarya - Bandung.
2016
10
Psikologi Komunikasi 2
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download