PERANAN PEMBELAJARAN IPS DALAM MENUMBUHKAN SOCIAL SKILL DI KALANGAN PARA SISWA Amin, S.Pd., M.Si*) ABSTRAK Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmuilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan sosial skill dari para siswanya yaitu keterampilan yang diasah atas dasar kepekaan terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Problem mendasar adalah bahwa mata pelajaran yang tergabung ke dalam rumpun ilmu sosial menghadapi problem yang hampir sama yaitu bahwa pembelajaran pengetahuan sosial lebih menekankan pada aspek pengetahuan, fakta dan konsepkonsep yang bersifat hapalan belaka. Oleh karena itu harus dikembangkan strategi pembelajaran yang menarik sehingga tujuan mulian IPS dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan sebagai jawaban atas kebuntuan tersebut adalah model pembelajaran yang terintegrasi Kata Kunci : Pembelajaran IPS, Keterampilan dasar (social skill) I lmu Pengetahuan Sosial (IPS) sering dirumuskan atas dasar realitas dan diidentikan dengan istilah Social Studies, fenomena sosial yang mewujudkan satu Social Education, Citizenship Education dan pendekatan interdisipliner dari aspek dan Social Somantri cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, (2000:3) mengemukakan bahwa Pendidikan sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, IPS ini digambarkan sebagai “program dan budaya). IPS atau studi sosial itu pendidikan yang memilih bahan pendidikan merupakan bagian dari kurikulum sekolah dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities yang diturunkan dari isi materi cabang- yang diorganisasisan dan disajikan secara cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, ilmiah geografi, Science dan Education. psikologis untuk tujuan pendidikan”. Hal senada dikemukakan oleh ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. Al Muchtar (2001: 32) yang mengatakan Geografi, sejarah, dan antropologi bahwa Pendidikan IPS merupakan berbagai merupakan disiplin ilmu yang memiliki macam pengorganisasian ilmu-ilmu sosial keterpaduan dan manusia geografi memberikan kebulatan wawasan dengan segala permasalahannya, yang yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, diorganisisr dan disajikan secara ilmiah dan sedangkan sejarah memberikan wawasan psikologis untuk tujuan pendidikan FIPS – berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari Pacsasarjana berbagai periode. Antropologi meliputi studi- kegiatan-kegiatan dasar (http://digilib.upi.edu/pasca/ yang tinggi. Pembelajaran submitted/etd-0129107- studi komparatif yang berkenaan dengan 134127/unrestricted/ BAB2.pdf) nilai-nilai, Ilmu Pengetahuan Sosial (Puskur, kepercayaan, aktivitas-aktivitas struktur ekonomi, organisasi 2006: 5) adalah merupakan integrasi dari politik, berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: teknologi, dan benda-benda budaya dari sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan hukum dan budaya. Ilmu pengetahuan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu Sosial tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas dirumuskan atas dasar realitas dan yang ekspresi-ekspresi sosial, berkenaan dan dengan spiritual, pembuatan fenomena sosial yang mewujudkan suatu keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial pendekatan interdisipliner dari aspek dan merupakan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial ( sosiologi, seperti konsep peran, kelompok, institusi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum proses interaksi dan kontrol sosial. Secara dan budaya). Ilmu Pengetahuan Sosial intensif ilmu-ilmu tentang konsep-konsep perilaku seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi artinya keberadaan manusia di dunia in sosial. tidak terlepas dari tiga hal yakni ruang, Problem mendasar adalah bahwa waktu dan perjuangan. mata pelajaran yang tergabung ke dalam Pendapat lain dikemukakan oleh rumpun ilmu sosial menghadapi problem Barth (1990:360) yang menyatakan bahwa yang bahwa Social Studies was assigned the mission of lebih citizenship education, that mission included menekankan pada aspek pengetahuan, the study of personal/social problems in an fakta dan konsep-konsep yang bersifat interdiciplinary integrated school curriculum hapalan belaka. Hal ini sejalan dengan that would emphasize the practice of pendapat dalam decision making. Jadi Ilmu Pengetahuan Rahmania (2006), yang menyatakan bahwa Sosial sebagai mata pelajaran membawa pembelajaran selalu misi pendidikan kewarganegaraan sehingga disajikan dalam bentuk faktual, konsep yang para siswa dapat belajar masalah individu kering, atau hampir pembelajaran sama yaitu pengetahuan Somantri guru IPS sosial (2001) di hanya sekolah mengejar target masalah social. Hal senada pencapaian kurikulum, tidak mementingkan dikemukakan oleh NCSS (National Counsil proses. Hal ini menyebabkan pembelajaran for Social Studies ) pada tahun 1992 yang IPS selalu menjenuhkan dan membosankan menyatakan bahwa “Social studies is the dan dianggap oleh peserta didik sebagai integrated study of social science and pelajaran kelas dua. humanities to promote civic competence. Within the school pogram, socials studies ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Ilmu Pengetahuan merupakan mata mempelajari kehidupan didasarkan pada pelajaran suatu provides Sosial coordinated, drawing upon diciplines sosial yang geography, history, law, philosophy, political realita bahwa science, psychology, religion, and sociology Yang Maha Esa yang diturunkan di muka humanities, bumi senantiasa berada pada dimensi sciences”. ruang dan waktu. Pada tataran ruang dan well as archeology, as anthropology, as inilah such study yang manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan waktu systematic appropriate mathematics economics, content and fom natural Eksistensi manusia tersebut tidak manusia menjalani suatu terlepas dari tiga dimensi yakni ruang, dalam menjalani suatu waktu dan perjuangan. Unsur ruang terkait kehidupan itu manusia akan terkait dengan dengan studi geografi, yang memaparkan berbagai aspke kehidupan dan kegiatan. Ini aktivitas dan peranan manusia dalam upaya kehidupan. Di beradaptasi dengan tantangan dan tawaran Materi Pengetahuan lingkungan alam dan manusia (adaptasi menyangkut ekologis). Unsur waktu terkait dengan studi masyarakat masa lalu dengan prinsip sebab sejarah yang memaparkan peristiwa dan akibat dan kronologis, masalah-masalah perubahan masyarakat. Pengalaman umat sosial, dan isu-isu global yang terjadi di manusia masyarakat, dari masa lampau untuk peristiwa dan Sosial adaptasi dan perubahan pengelolaan memahami dan menjadi pengalaman hidup lingkungan, serta upaya perjuangan untuk masa kini serta merencanakan masa yang survive akan datang. Dalam hal ini ada proses pemenuhan kebutuhan untuk mencapai pewarisan budaya. Sementara yang terkait kesejahteraan dengan perjuangan hidup berbagai aspek sistem berbangsa dan bernegara. Hal ini dan aktivitas, seperti upaya pemenuhan senada kebutuhan (1994:7) yang menyatakan bahwa: (ekonomi), struktur hubungan antar anggota (sosiologi), tertib masyarakat dan masyarakat (perjuangan hidup), dalam dengan termasuk kehidupan pendapat serta Martorella “The Social Studies are selected information and (hukum), modes of investigation from the social kekuasaan dan kewenangan (politik), hasil sciences, selected information from any kebudayaan manusia (antropologi budaya), area that relates directly to an undestanding peristiwa masa lampau yang penting dan of individuals, groups, and societies and bermakna (sejarah), dan sistem berbangsa applications of the selected information to dan bernegara (kewarganegaraan). citizenship Materi kajian pengetahuan sosial education”. diperkuat oleh Pendapat ini Jarolimek (1986: 4) yang berasal dari struktur keilmuan sosiologi, menyatakan bahwa “The major mission of geografi, ekonomi dan sejarah. Dari kelima social studies education is to help children struktur keilmuan itu kemudian dirumuskan learn about the social world in which they materi kajian untuk Pengetahuan Sosial. live and how it got that way; to learn to cope Materi pengetahuan sosial juga menyangkut with social realities; and to develop the masalah knowledge, attitudes, and skilsl, needed to sosial dan tema-tema dikembangkan dengan interdisipliner dan Interdisipliner yang pendekatan multidisipliner. maksudnya melibatkan disiplin ilmu ekonomi, geografi dan sejarah. Multidisipliner artinya help shape an enlightened humanity.” materi mencakup berbagai aspek. kajian itu SKILL SOCIAL ASPEK DIKEMBANGKAN IPS YANG Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, 1. Kesadaran diri; sebagai makhluk Tuhan, dan eksistensi, potensi dan jati diri sebagai terampil mengatasi setiap masalah yang warga terjadi menimpa berbudaya dan bermartabat dengan dirinya sendiri maupun yang menimpa bangsa lain di dunia (tidak lebih rendah masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai dari bangsa lain) sehari-hari baik yang manakala program-program pelajaran IPS 2. dari sebuah bangsa yang Tentang kecakapan berpikir seperti di sekolah diorganisasikan secara baik. Hal kecakapan berpikir ini tercermin dari Standar kompentensi dari informasi, mata pelajaran IPS yang telah dirumuskan mengambil oleh Depdiknas (2003: 5) adalah peserta memecahkan masalah. kritis, mengolah menggali informasi, keputusan dan didik diarahkan, dibimbing dan dibantu 3. Tentang kecakapan akademik; tentang untuk menjadi warga negara Indonesia dan ilmu-ilmu sosial seperti kemampuan warga dunia yang baik. Hal ini merupakan memahami fakta, konsep dan tantangan yang berat karena masyarakat generalisasi tentang sistem sosial global selalu mengalami perubahan yang budaya, besar setiap saat. ekonomi dan tentang waktu Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi serta dengan masuknya arus globalisasi, membawa multidimensional. Di pengaruh bidang yang pendidikan perubahan itu dituntut oleh kebutuhan lingkungan hidup, kesejahteraan dan perilaku serta keberlanjutan perubahan yang terjadi di dunia. 4. Mengembangkan sosial skill dengan maksud supaya pada masa mendatang kita tidak hanya menjadi obyek penguasaan globalisasi belaka. siswa, masyarakat, dan lapangan kerja. Menurut Marsh Colin dalam Nana Salah satu bentuk perubahan yang dituntut Supriatna (2002: 15), keterampilan sosial dari kurikulum IPS adalah menyesuaikan adalah keterampilan memperoleh informasi, dengan perubahan yang terjadi secara berkomunikasi, global tersebut. Oleh karena itu, pendidikan bekerjasama, IPS harus berkualitas internasional seperti memecahkan masalah serta keterampilan yang dikatakan oleh Alfin Tofler yaitu harus membuat keputusan. Hal ini diperkuat oleh berpikir global dan bertindak lokal. Aness (1984: 249) dalam Rahmania (2006), Dalam rangka memenuhi tuntutan pengendalian menggunakan yang menyatakan tersebut, materi IPS harus berwawasan sosial adalah global, yaitu meliputi: memperoleh bahwa angka, keterampilan keterampilan informasi diri, dalam (keterampilan membaca, keterampilan belajar, mencari kognitif rendah dan guru sebagai satu- informasi dan keterampilan menggunakan satunya sumber informasi, alat-alat akan teknologi), keterampilan yang membawa melainkan siswa untuk berkaitan dengan hubungan sosial serta berpartisipasi aktif karena siswa akan partisipasi dalam masyarakat. Keterampilan diminta melakukan tugas-tugas seperti sosial bekerja kelompok, melakukan inkuiri tersebut sangat relevan untuk dikembangkan dalam mata pelajaran IPS di dan melaporkan Indonesia, agar diharapkan para peserta kepada kelas. Ini artinya guru bukan didik dapat hidup sebagai warga negara , satu-satunya sumber informasi karena warga masyarakat dan warga dunia yang siswa dapat berperan dalam masyarakatnya. beragam dan terlibat dalam berbagai akan hasil mencari kegiatannya sumber yang Untuk mencapai sasasaran tersebut, kegiatan belajar yang beragam pula. menurut Wiraatmadja (2002: 276), guru Guru selain berperan sebagai fasilitator harus selalu memperbaharui kemahiran dalam semua kegiatan siswa, juga profesionalnya harus mengamati proses pembelajaran (professional skill) yaitu meliputi kemampuan mengajar (teaching untuk skill) seminar, (assessment) baik untuk pengetahuan pertemuan MGMP (musyawarah guru mata ke-IPS-an juga menilai keterampilan pelajaran) atau dengan mendatangkan nara social sumber. pembelajaran berlangsung. melalui Nana loka karya, Supriatna (2002: 18) menyebutkan ada beberapa strategi dalam memberikan penilaian (social skill) selama kegiatan 2. Strategi serta pendekatan mengajarkan keterampilan sosial kepada konstruktivisme peserta didik melalui IPS, di antaranya: siswa sebagai mitra pembelajaran dan 1. Guru pengembangan materi pelajaran dapat IPS harus pembelajaran menyajikan IPS dengan digunakan yang oleh menempatkan guru IPS dalam menggunakan pendekatan-pendekatan mengembangkan keterampilan social. dan model-model pembelajaran yang Keterampilan relevan memperoleh, dengan tujuan siswa dalam mengolah hal dan pembelajarannya. Salah satu model memanfaatkan informasi untuk memiliki, pembelajaran berdayakan cooperative yang relevan dirinya dapat dilakukan Dengan melalui proses pembelajaran di kelas. learning, Guru IPS konstruktivis harus dapat maka siswa tidak saja menghafal fakta, memfasilitasi para siswanya dengan konsep dan pengetahuan yang bersifat kesempatan pembelajaran learning. adalah cooperative untuk berlatih dalam mengklasifikasi, mengolah menganalisis, informasi dan c. Menempatkan berdasarkan fasilitator guru belajar sebagai sekaligus sumber-sumber yang mereka terima. mengurangi perannya sebagai pusat Sikap kritis siswa terhadap informasi kegiatan belajar. harus Wiraatmadja dapat dikembangkan dalam (2002: 205-306) proses pembelajaran di kelas. Guru juga mengatakan belajar mengajar ilmu-ilmu harus selalu membiasakan siswa untuk social agar menjadi berdaya apabila proses memprediksi, pembelajarannya bermakna (meaningful), mengklasifikasi dan menganalisis dengan demikian aspek yaitu: kognitif siswa yang dikembangkan tidak 1. Siswa belajar menjalin pengetahuan, hanya keterampilan dalam menghafal keterampilan, kepercayaan dan sikap dan juga yang mereka anggap berguna bagi menganalisis, memprediksi, mengkritisi kehidupannya di sekolah atau di luar dan sekolah. mengingat melainkan mengevaluasi informasi yang diterima. 3. Strategi 2. Pengajaran inkuiri yaitu stratgei yang ditekankan pendalaman gagasan penting terdapat keterampilan dibahas, demi pemahaman, apresiasi dan intelektual dalam memperoleh pengalaman baru atau informasi baru melalui investigasi yang sifatnya mandiri. topic-topik yang menekankan peserta didik menggunkan social dalam kepada yang dan aplikasi siswa. 3. Kebermaknaan dan pentingnya materi Menurut pelajaran ditekankan bagaimana cara Supriatna ada beberapa keuntungan penyajiaannya dan dikembangkannya dari strategi ini, yaitu: melalui kegiatan aktif. a. Strategi ini memungkinkan peserta 4. Interaksi di dalam kelas difokuskan didik melihat isi pelajaran lebih pada pendahuluan topic-topik terpilih realistic dan bukan pada pembahasan seklas dan positif menganalisis mengklasifikasikan ketika dan data dalam memcahkan masalah. b. Memberi kesempatan kepada siswa sebanyak mungkin materi. 5. Kegiatan belajar yang bermakna dan strategi difokuskan assessment pada hendaknya perhatian siswa untuk merefleksikan isu-isu tertentu, terhadap pikiran-pikiran atau gagasan- mencari data yang relevan serta gagasan yang penting dan terpateri membuat keputusan yang bermakna dalam apa yang mereka pelajari. bagi mereke secara pribadi. 6. Guru hendaknya berpikir reflektif dalam melakukan perencanaan/ perberlakuan dan persiapan, assessment pembelajaran. Namun Untuk dapat memenuhi harapan yang cukup besar dari pendidikan IPS, maka perlu dikembangkan pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering tugas besar dari disebut dengan pendekatan interdisipliner. pembelajaran IPS tersebut ternyata tidak Model berjalan sesuai dengan harapan. Hal ini hakikatnya Karena adanya beberapa hambatan yang pembelajaran yang memungkinkan peserta menjadikan pembelajaran IPS tidak berhasil didik bahkan cenderung membosankan, yaitu: kelompok aktif mencari, menggali, dan 1. Sebagian belum menemukan konsep serta prinsip-prinsip terampil menggunakan beberapa model secara holistik dan otentik (Depdikbud, mengajar 1996:3). Salah satu di antaranya adalah besar yang guru dapat IPS merangsang motivasi belajar siswa terpadu merupakan baik secara pada suatu sistem individual maupun memadukan Kompetensi Dasar. Melalui 2. Ketersediaan alat dan bahan belajar di sebagian pembelajaran besar sekolah ikut mempengaruhi proses belajar IPS pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk 3. Proses belajar mengajar IPS masih menerima, menyimpan, dan memproduksi dilakukan dalam bentuk pembelajaran kesan-kesan konvensional, sehingga peserta didik dipelajarinya. Dengan demikian, peserta hanya memperoleh hasil faktual saja didik dan tidak mendapat hasil proses. sendiri berbagai konsep yang dipelajari. 4. Dalam hal implementasi atau proses terlatih Pada tentang untuk hal-hal dapat pendekatan yang menemukan pembelajaran pelaksanaan kurikulum ini guru yang terpadu, program pembelajaran disusun mendapat bentuk dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun penataran atau diklat sangat terbatas ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran sekali, juga terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil menyebabkan mereka masih belum suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, memahami hakekat kurikulum baru ini kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, sebagaimana mestinya. dan diperdalam dengan cabang-cabang sosialisasi sehingga dalam faktor ini ilmu KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) yang lain. Topik/tema dikembangkan dari isu, permasalahan membentuk yang peristiwa, berkembang. permasalahan yang dapat dan Bisa dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin atau sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman IPTEK, kumuh, mobilitas potensi sosial, 2. Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama Keterpaduan pariwisata, modernisasi, revolusi yang dibahas dari berbagai disiplin dikembangkan melalui dapat topik yang didasarkan pada potensi utama yang ada ilmu-ilmu sosial. IPS di wilayah setempat; sebagai contoh, “Potensi Bali Sebagai Daerah 1. Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama Dalam pembelajaran keterpaduan dapat IPS dilakukan berdasarkan topik yang terkait, misalnya „Kegiatan ekonomi pendudukā. Kegiatan ekonomi penduduk dalam contoh yang dikembangkan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam IPS. Kegiatan ekonomi penduduk dalam hal ini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam ekonomi sosiologis, Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam, historis kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan. Melalui kajian potensi utama yang terdapat di daerahnya, maka peserta didik selain dapat memahami kondisi daerahnya juga sekaligus memahami Kompetensi Dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung dalam Kegiatan penduduk mempengaruhi yang dikembangkan dalam Kebudayaan IPS . disiplin Geografi. Secara Tujuan Wisata”. Dalam pembelajaran dapat interaksi sosial di 3. Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan Model pembelajaran terpadu pada IPS masyarakat atau sebaliknya. Secara yang historis dari waktu ke waktu kegiatan permasalahan yang ada, contohnya ekonomi penduduk selalu mengalami adalah “Tenaga Kerja Indonesia”. Pada perubahan. pembelajaran terpadu, Tenaga Kerja konsep Selanjutnya tentang penguasaan jenis-jenis kegiatan lainnya sosial menumbuhkan antaranya dan kemandirian dalam melakukan tindakan berdasarkan Indonesia ditinjau dari beberapa faktor ekonomi sampai pada taraf mampu krteatifitas adalah yang mempengaruhinya. adalah faktor Di geografi, ekonomi, sosiologi, dan historis. ekonomi dapat dikembangkan melalui kompetensi ekonomi. yang berkaitan dengan KESIMPULAN Ilmu Pengetahuan Sosial adalah merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, mengintegrasikan seluruh unsur pendukung geografi, dan IPS baik dengan mengembangkan model Sosial integrasi berdasarkan permasalahan, model ekonomi, budaya. Ilmu dirumuskan politik, hukum pengetahuan atas dasar realitas dan integrasi berdasarkan potensi utama fenomena sosial yang mewujudkan suatu maupun mengembangkan model integrasi pendekatan interdisipliner dari aspek dan berdasarkan potensi utama cabang-cabang ilmu-ilmu sosial ( sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya). Tujuannya agar peserta didik diarahkan, dibimbing dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang baik serta dapat mengantisipasi berbagai perubahan yang akan dan selalu terjadi. Problem mendasar adalah bahwa mata pelajaran yang tergabung ke dalam rumpun ilmu sosial menghadapi problem yang hampir pembelajaran sama yaitu pengetahuan sosial bahwa lebih menekankan pada aspek pengetahuan, fakta dan konsep-konsep yang bersifat hapalan belaka. Hal ini sejalan dengan pendapat Somantri (2001) dalam Rahmania (2006), yang menyatakan bahwa pembelajaran IPS di sekolah selalu disajikan dalam bentuk faktual, konsep yang kering, guru hanya mengejar target pencapaian kurikulum, tidak mementingkan proses. Hal ini menyebabkan pembelajaran IPS selalu menjenuhkan dan membosankan dan dianggap oleh peserta didik sebagai pelajaran kelas dua. Untuk dapat mengatasi, maka perlu dikembangkan pembelajaran terpadu yang DAFTAR PUSTAKA Barth, J.L (1990). Method of instruction in social studies education. New York: University Press of America. Depdiknas (2003). Pendekatan kontekstual. Jakarta. Depdiknas. Depdiknas (2005). Panduan pengembangan silabus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs). Jakarta: Depdiknas Jarolimek, (1986). Social studies in elementary education. New York: Macmillan Publishing Company. Martorella, P.H. (1994). Social studies for elementary school children, developing young citizen. New York: Merill. Supriatna, Nana. (2002). Mengajarkan Keterampilan Sosial yang Diperlukan Siswa Memasuki Era Global. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial No. 19 Tahun XXII April 2002, halaman 26 Puskur (2006). Model pengembangan silabus mata pelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs). Jakarta. Depdiknas. Rahmania, Mia Anin. 2006. Masalah yang Dihadapi Pembelajaran IPS. Wawasan Tridharma ][ XVIII Maret 2006, Halaman 14. Wiriatmadja, Rochtar. (2002). Pendidikan Sejarah di Indonesia. Historia Utama Press. Bandung