PERANAN PEMBELAJARAN IPS DALAM

advertisement
PERANAN PEMBELAJARAN IPS DALAM MENUMBUHKAN SOCIAL SKILL DI
KALANGAN PARA SISWA
Amin, S.Pd., M.Si*)
ABSTRAK
Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial
yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmuilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau
studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan sosial skill
dari para siswanya yaitu keterampilan yang diasah atas dasar kepekaan terhadap
masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah
yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat.
Problem mendasar adalah bahwa mata pelajaran yang tergabung ke dalam
rumpun ilmu sosial menghadapi problem yang hampir sama yaitu bahwa pembelajaran
pengetahuan sosial lebih menekankan pada aspek pengetahuan, fakta dan konsepkonsep yang bersifat hapalan belaka. Oleh karena itu harus dikembangkan strategi
pembelajaran yang menarik sehingga tujuan mulian IPS dapat tercapai. Salah satu
model pembelajaran yang dikembangkan sebagai jawaban atas kebuntuan tersebut
adalah model pembelajaran yang terintegrasi
Kata Kunci : Pembelajaran IPS, Keterampilan dasar (social skill)
I
lmu Pengetahuan Sosial (IPS) sering
dirumuskan
atas
dasar
realitas
dan
diidentikan dengan istilah Social Studies,
fenomena sosial yang mewujudkan satu
Social Education, Citizenship Education dan
pendekatan interdisipliner dari aspek dan
Social
Somantri
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi,
(2000:3) mengemukakan bahwa Pendidikan
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,
IPS ini digambarkan sebagai “program
dan budaya). IPS atau studi sosial itu
pendidikan yang memilih bahan pendidikan
merupakan bagian dari kurikulum sekolah
dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities
yang diturunkan dari isi materi cabang-
yang diorganisasisan dan disajikan secara
cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah,
ilmiah
geografi,
Science
dan
Education.
psikologis
untuk
tujuan
pendidikan”. Hal senada dikemukakan oleh
ekonomi,
politik,
antropologi,
filsafat, dan psikologi sosial.
Al Muchtar (2001: 32) yang mengatakan
Geografi, sejarah, dan antropologi
bahwa Pendidikan IPS merupakan berbagai
merupakan disiplin ilmu yang memiliki
macam pengorganisasian ilmu-ilmu sosial
keterpaduan
dan
manusia
geografi memberikan kebulatan wawasan
dengan segala permasalahannya, yang
yang berkenaan dengan wilayah-wilayah,
diorganisisr dan disajikan secara ilmiah dan
sedangkan sejarah memberikan wawasan
psikologis untuk tujuan pendidikan FIPS –
berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari
Pacsasarjana
berbagai periode. Antropologi meliputi studi-
kegiatan-kegiatan
dasar
(http://digilib.upi.edu/pasca/
yang
tinggi.
Pembelajaran
submitted/etd-0129107-
studi komparatif yang berkenaan dengan
134127/unrestricted/ BAB2.pdf)
nilai-nilai,
Ilmu Pengetahuan Sosial
(Puskur,
kepercayaan,
aktivitas-aktivitas
struktur
ekonomi,
organisasi
2006: 5) adalah merupakan integrasi dari
politik,
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti:
teknologi, dan benda-benda budaya dari
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan
hukum dan budaya. Ilmu pengetahuan
ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu
Sosial
tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas
dirumuskan
atas
dasar
realitas
dan
yang
ekspresi-ekspresi
sosial,
berkenaan
dan
dengan
spiritual,
pembuatan
fenomena sosial yang mewujudkan suatu
keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial
pendekatan interdisipliner dari aspek dan
merupakan
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial ( sosiologi,
seperti konsep peran, kelompok, institusi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum
proses interaksi dan kontrol sosial. Secara
dan budaya). Ilmu Pengetahuan Sosial
intensif
ilmu-ilmu
tentang
konsep-konsep
perilaku
seperti
ini
digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi
artinya keberadaan manusia di dunia in
sosial.
tidak terlepas dari tiga hal yakni ruang,
Problem mendasar adalah bahwa
waktu dan perjuangan.
mata pelajaran yang tergabung ke dalam
Pendapat lain dikemukakan oleh
rumpun ilmu sosial menghadapi problem
Barth (1990:360) yang menyatakan bahwa
yang
bahwa
Social Studies was assigned the mission of
lebih
citizenship education, that mission included
menekankan pada aspek pengetahuan,
the study of personal/social problems in an
fakta dan konsep-konsep yang bersifat
interdiciplinary integrated school curriculum
hapalan belaka. Hal ini sejalan dengan
that would emphasize the practice of
pendapat
dalam
decision making. Jadi Ilmu Pengetahuan
Rahmania (2006), yang menyatakan bahwa
Sosial sebagai mata pelajaran membawa
pembelajaran
selalu
misi pendidikan kewarganegaraan sehingga
disajikan dalam bentuk faktual, konsep yang
para siswa dapat belajar masalah individu
kering,
atau
hampir
pembelajaran
sama
yaitu
pengetahuan
Somantri
guru
IPS
sosial
(2001)
di
hanya
sekolah
mengejar
target
masalah
social.
Hal
senada
pencapaian kurikulum, tidak mementingkan
dikemukakan oleh NCSS (National Counsil
proses. Hal ini menyebabkan pembelajaran
for Social Studies ) pada tahun 1992 yang
IPS selalu menjenuhkan dan membosankan
menyatakan bahwa “Social studies is the
dan dianggap oleh peserta didik sebagai
integrated study of social science and
pelajaran kelas dua.
humanities to promote civic competence.
Within the school pogram, socials studies
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Ilmu
Pengetahuan
merupakan
mata
mempelajari
kehidupan
didasarkan
pada
pelajaran
suatu
provides
Sosial
coordinated,
drawing
upon
diciplines
sosial
yang
geography, history, law, philosophy, political
realita
bahwa
science, psychology, religion, and sociology
Yang Maha Esa yang diturunkan di muka
humanities,
bumi senantiasa berada pada dimensi
sciences”.
ruang dan waktu. Pada tataran ruang dan
well
as
archeology,
as
anthropology,
as
inilah
such
study
yang
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
waktu
systematic
appropriate
mathematics
economics,
content
and
fom
natural
Eksistensi manusia tersebut tidak
manusia
menjalani
suatu
terlepas dari tiga dimensi yakni ruang,
dalam
menjalani
suatu
waktu dan perjuangan. Unsur ruang terkait
kehidupan itu manusia akan terkait dengan
dengan studi geografi, yang memaparkan
berbagai aspke kehidupan dan kegiatan. Ini
aktivitas dan peranan manusia dalam upaya
kehidupan.
Di
beradaptasi dengan tantangan dan tawaran
Materi
Pengetahuan
lingkungan alam dan manusia (adaptasi
menyangkut
ekologis). Unsur waktu terkait dengan studi
masyarakat masa lalu dengan prinsip sebab
sejarah yang memaparkan peristiwa dan
akibat dan kronologis, masalah-masalah
perubahan masyarakat. Pengalaman umat
sosial, dan isu-isu global yang terjadi di
manusia
masyarakat,
dari
masa
lampau
untuk
peristiwa
dan
Sosial
adaptasi
dan
perubahan
pengelolaan
memahami dan menjadi pengalaman hidup
lingkungan, serta upaya perjuangan untuk
masa kini serta merencanakan masa yang
survive
akan datang. Dalam hal ini ada proses
pemenuhan kebutuhan untuk mencapai
pewarisan budaya. Sementara yang terkait
kesejahteraan
dengan perjuangan hidup berbagai aspek
sistem berbangsa dan bernegara. Hal ini
dan aktivitas, seperti upaya pemenuhan
senada
kebutuhan
(1994:7) yang menyatakan bahwa:
(ekonomi),
struktur
hubungan
antar
anggota
(sosiologi),
tertib
masyarakat
dan
masyarakat
(perjuangan
hidup),
dalam
dengan
termasuk
kehidupan
pendapat
serta
Martorella
“The
Social Studies are selected information and
(hukum),
modes of investigation from the social
kekuasaan dan kewenangan (politik), hasil
sciences, selected information from any
kebudayaan manusia (antropologi budaya),
area that relates directly to an undestanding
peristiwa masa lampau yang penting dan
of individuals, groups, and societies and
bermakna (sejarah), dan sistem berbangsa
applications of the selected information to
dan bernegara (kewarganegaraan).
citizenship
Materi kajian pengetahuan sosial
education”.
diperkuat oleh
Pendapat
ini
Jarolimek (1986: 4) yang
berasal dari struktur keilmuan sosiologi,
menyatakan bahwa “The major mission of
geografi, ekonomi dan sejarah. Dari kelima
social studies education is to help children
struktur keilmuan itu kemudian dirumuskan
learn about the social world in which they
materi kajian untuk Pengetahuan Sosial.
live and how it got that way; to learn to cope
Materi pengetahuan sosial juga menyangkut
with social realities; and to develop the
masalah
knowledge, attitudes, and skilsl, needed to
sosial
dan
tema-tema
dikembangkan
dengan
interdisipliner
dan
Interdisipliner
yang
pendekatan
multidisipliner.
maksudnya
melibatkan
disiplin ilmu ekonomi, geografi dan sejarah.
Multidisipliner
artinya
help shape an enlightened humanity.”
materi
mencakup berbagai aspek.
kajian
itu
SKILL
SOCIAL
ASPEK
DIKEMBANGKAN IPS
YANG
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial
ialah
untuk
mengembangkan
potensi
peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki
sikap mental positif terhadap perbaikan
segala
ketimpangan
yang
terjadi,
1. Kesadaran diri; sebagai makhluk Tuhan,
dan
eksistensi, potensi dan jati diri sebagai
terampil mengatasi setiap masalah yang
warga
terjadi
menimpa
berbudaya dan bermartabat dengan
dirinya sendiri maupun yang menimpa
bangsa lain di dunia (tidak lebih rendah
masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai
dari bangsa lain)
sehari-hari
baik
yang
manakala program-program pelajaran IPS
2.
dari
sebuah
bangsa
yang
Tentang kecakapan berpikir seperti
di sekolah diorganisasikan secara baik. Hal
kecakapan
berpikir
ini tercermin dari Standar kompentensi dari
informasi,
mata pelajaran IPS yang telah dirumuskan
mengambil
oleh Depdiknas (2003: 5) adalah peserta
memecahkan masalah.
kritis,
mengolah
menggali
informasi,
keputusan
dan
didik diarahkan, dibimbing dan dibantu
3. Tentang kecakapan akademik; tentang
untuk menjadi warga negara Indonesia dan
ilmu-ilmu sosial seperti kemampuan
warga dunia yang baik. Hal ini merupakan
memahami
fakta,
konsep
dan
tantangan yang berat karena masyarakat
generalisasi
tentang
sistem
sosial
global selalu mengalami perubahan yang
budaya,
besar setiap saat.
ekonomi
dan
tentang
waktu
Perubahan-perubahan yang terjadi
sebagai
dampak
kemajuan
ilmu
dan
teknologi serta dengan masuknya arus
globalisasi,
membawa
multidimensional.
Di
pengaruh
bidang
yang
pendidikan
perubahan itu dituntut oleh kebutuhan
lingkungan
hidup,
kesejahteraan
dan
perilaku
serta
keberlanjutan
perubahan yang terjadi di dunia.
4. Mengembangkan sosial skill dengan
maksud supaya pada masa mendatang
kita
tidak
hanya
menjadi
obyek
penguasaan globalisasi belaka.
siswa, masyarakat, dan lapangan kerja.
Menurut
Marsh Colin dalam Nana
Salah satu bentuk perubahan yang dituntut
Supriatna (2002: 15), keterampilan sosial
dari kurikulum IPS adalah menyesuaikan
adalah keterampilan memperoleh informasi,
dengan perubahan yang terjadi secara
berkomunikasi,
global tersebut. Oleh karena itu, pendidikan
bekerjasama,
IPS harus berkualitas internasional seperti
memecahkan masalah serta keterampilan
yang dikatakan oleh Alfin Tofler yaitu harus
membuat keputusan. Hal ini diperkuat oleh
berpikir global dan bertindak lokal.
Aness (1984: 249) dalam Rahmania (2006),
Dalam rangka memenuhi tuntutan
pengendalian
menggunakan
yang
menyatakan
tersebut, materi IPS harus berwawasan
sosial
adalah
global, yaitu meliputi:
memperoleh
bahwa
angka,
keterampilan
keterampilan
informasi
diri,
dalam
(keterampilan
membaca, keterampilan belajar, mencari
kognitif rendah dan guru sebagai satu-
informasi dan keterampilan menggunakan
satunya sumber informasi,
alat-alat
akan
teknologi),
keterampilan
yang
membawa
melainkan
siswa
untuk
berkaitan dengan hubungan sosial serta
berpartisipasi aktif karena siswa akan
partisipasi dalam masyarakat. Keterampilan
diminta melakukan tugas-tugas seperti
sosial
bekerja kelompok, melakukan inkuiri
tersebut
sangat
relevan
untuk
dikembangkan dalam mata pelajaran IPS di
dan
melaporkan
Indonesia, agar diharapkan para peserta
kepada kelas. Ini artinya guru bukan
didik dapat hidup sebagai warga negara ,
satu-satunya sumber informasi karena
warga masyarakat dan warga dunia yang
siswa
dapat berperan dalam masyarakatnya.
beragam dan terlibat dalam berbagai
akan
hasil
mencari
kegiatannya
sumber
yang
Untuk mencapai sasasaran tersebut,
kegiatan belajar yang beragam pula.
menurut Wiraatmadja (2002: 276), guru
Guru selain berperan sebagai fasilitator
harus selalu memperbaharui kemahiran
dalam semua kegiatan siswa, juga
profesionalnya
harus mengamati proses pembelajaran
(professional
skill)
yaitu
meliputi kemampuan mengajar (teaching
untuk
skill)
seminar,
(assessment) baik untuk pengetahuan
pertemuan MGMP (musyawarah guru mata
ke-IPS-an juga menilai keterampilan
pelajaran) atau dengan mendatangkan nara
social
sumber.
pembelajaran berlangsung.
melalui
Nana
loka
karya,
Supriatna
(2002:
18)
menyebutkan ada beberapa strategi dalam
memberikan
penilaian
(social skill) selama kegiatan
2. Strategi
serta
pendekatan
mengajarkan keterampilan sosial kepada
konstruktivisme
peserta didik melalui IPS, di antaranya:
siswa sebagai mitra pembelajaran dan
1. Guru
pengembangan materi pelajaran dapat
IPS
harus
pembelajaran
menyajikan
IPS
dengan
digunakan
yang
oleh
menempatkan
guru
IPS
dalam
menggunakan pendekatan-pendekatan
mengembangkan keterampilan social.
dan model-model pembelajaran yang
Keterampilan
relevan
memperoleh,
dengan
tujuan
siswa
dalam
mengolah
hal
dan
pembelajarannya. Salah satu model
memanfaatkan informasi untuk memiliki,
pembelajaran
berdayakan
cooperative
yang
relevan
dirinya
dapat
dilakukan
Dengan
melalui proses pembelajaran di kelas.
learning,
Guru IPS konstruktivis harus dapat
maka siswa tidak saja menghafal fakta,
memfasilitasi para siswanya dengan
konsep dan pengetahuan yang bersifat
kesempatan
pembelajaran
learning.
adalah
cooperative
untuk
berlatih
dalam
mengklasifikasi,
mengolah
menganalisis,
informasi
dan
c. Menempatkan
berdasarkan
fasilitator
guru
belajar
sebagai
sekaligus
sumber-sumber yang mereka terima.
mengurangi perannya sebagai pusat
Sikap kritis siswa terhadap informasi
kegiatan belajar.
harus
Wiraatmadja
dapat
dikembangkan
dalam
(2002:
205-306)
proses pembelajaran di kelas. Guru juga
mengatakan belajar mengajar ilmu-ilmu
harus selalu membiasakan siswa untuk
social agar menjadi berdaya apabila proses
memprediksi,
pembelajarannya bermakna (meaningful),
mengklasifikasi
dan
menganalisis dengan demikian aspek
yaitu:
kognitif siswa yang dikembangkan tidak
1. Siswa belajar menjalin pengetahuan,
hanya keterampilan dalam menghafal
keterampilan, kepercayaan dan sikap
dan
juga
yang mereka anggap berguna bagi
menganalisis, memprediksi, mengkritisi
kehidupannya di sekolah atau di luar
dan
sekolah.
mengingat
melainkan
mengevaluasi
informasi
yang
diterima.
3. Strategi
2. Pengajaran
inkuiri
yaitu
stratgei
yang
ditekankan
pendalaman
gagasan
penting
terdapat
keterampilan
dibahas, demi pemahaman, apresiasi
dan
intelektual
dalam memperoleh pengalaman baru
atau informasi baru melalui investigasi
yang
sifatnya
mandiri.
topic-topik
yang
menekankan peserta didik menggunkan
social
dalam
kepada
yang
dan aplikasi siswa.
3. Kebermaknaan dan pentingnya materi
Menurut
pelajaran ditekankan bagaimana cara
Supriatna ada beberapa keuntungan
penyajiaannya dan dikembangkannya
dari strategi ini, yaitu:
melalui kegiatan aktif.
a. Strategi ini memungkinkan peserta
4. Interaksi di dalam kelas difokuskan
didik melihat isi pelajaran lebih
pada pendahuluan topic-topik terpilih
realistic
dan bukan pada pembahasan seklas
dan
positif
menganalisis
mengklasifikasikan
ketika
dan
data
dalam
memcahkan masalah.
b. Memberi kesempatan kepada siswa
sebanyak mungkin materi.
5. Kegiatan belajar yang bermakna dan
strategi
difokuskan
assessment
pada
hendaknya
perhatian
siswa
untuk merefleksikan isu-isu tertentu,
terhadap pikiran-pikiran atau gagasan-
mencari data yang relevan serta
gagasan yang penting dan terpateri
membuat keputusan yang bermakna
dalam apa yang mereka pelajari.
bagi mereke secara pribadi.
6. Guru hendaknya berpikir reflektif dalam
melakukan
perencanaan/
perberlakuan
dan
persiapan,
assessment
pembelajaran.
Namun
Untuk dapat memenuhi harapan
yang cukup besar dari pendidikan IPS,
maka
perlu
dikembangkan
pendekatan
pembelajaran terpadu dalam IPS sering
tugas
besar
dari
disebut dengan pendekatan interdisipliner.
pembelajaran IPS tersebut ternyata tidak
Model
berjalan sesuai dengan harapan. Hal ini
hakikatnya
Karena adanya beberapa hambatan yang
pembelajaran yang memungkinkan peserta
menjadikan pembelajaran IPS tidak berhasil
didik
bahkan cenderung membosankan, yaitu:
kelompok aktif mencari, menggali, dan
1. Sebagian
belum
menemukan konsep serta prinsip-prinsip
terampil menggunakan beberapa model
secara holistik dan otentik (Depdikbud,
mengajar
1996:3). Salah satu di antaranya adalah
besar
yang
guru
dapat
IPS
merangsang
motivasi belajar siswa
terpadu
merupakan
baik
secara
pada
suatu
sistem
individual
maupun
memadukan Kompetensi Dasar. Melalui
2. Ketersediaan alat dan bahan belajar di
sebagian
pembelajaran
besar
sekolah
ikut
mempengaruhi proses belajar IPS
pembelajaran terpadu peserta didik dapat
memperoleh
pengalaman
langsung,
sehingga dapat menambah kekuatan untuk
3. Proses belajar mengajar IPS masih
menerima, menyimpan, dan memproduksi
dilakukan dalam bentuk pembelajaran
kesan-kesan
konvensional, sehingga peserta didik
dipelajarinya. Dengan demikian, peserta
hanya memperoleh hasil faktual saja
didik
dan tidak mendapat hasil proses.
sendiri berbagai konsep yang dipelajari.
4. Dalam hal implementasi atau proses
terlatih
Pada
tentang
untuk
hal-hal
dapat
pendekatan
yang
menemukan
pembelajaran
pelaksanaan kurikulum ini guru yang
terpadu, program pembelajaran disusun
mendapat
bentuk
dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun
penataran atau diklat sangat terbatas
ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran
sekali,
juga
terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil
menyebabkan mereka masih belum
suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu,
memahami hakekat kurikulum baru ini
kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas,
sebagaimana mestinya.
dan diperdalam dengan cabang-cabang
sosialisasi
sehingga
dalam
faktor
ini
ilmu
KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU
DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
(IPS)
yang
lain.
Topik/tema
dikembangkan dari isu,
permasalahan
membentuk
yang
peristiwa,
berkembang.
permasalahan
yang
dapat
dan
Bisa
dapat
dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin
atau sudut pandang, contohnya banjir,
pemukiman
IPTEK,
kumuh,
mobilitas
potensi
sosial,
2. Model Integrasi Berdasarkan Potensi
Utama
Keterpaduan
pariwisata,
modernisasi,
revolusi yang dibahas dari berbagai disiplin
dikembangkan
melalui
dapat
topik
yang
didasarkan pada potensi utama yang
ada
ilmu-ilmu sosial.
IPS
di
wilayah
setempat;
sebagai
contoh, “Potensi Bali Sebagai Daerah
1. Model Integrasi Berdasarkan Potensi
Utama
Dalam
pembelajaran
keterpaduan
dapat
IPS
dilakukan
berdasarkan topik yang terkait, misalnya
„Kegiatan ekonomi pendudukā€Ÿ. Kegiatan
ekonomi penduduk dalam contoh yang
dikembangkan ditinjau dari berbagai
disiplin ilmu yang tercakup dalam IPS.
Kegiatan ekonomi penduduk dalam hal
ini ditinjau dari persebaran dan kondisi
fisis-geografis
yang
tercakup
dalam
ekonomi
sosiologis,
Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam,
historis kronologis dan kausalitas, serta
perilaku masyarakat terhadap aturan.
Melalui
kajian
potensi utama yang
terdapat di daerahnya, maka peserta
didik selain dapat memahami kondisi
daerahnya juga sekaligus memahami
Kompetensi Dasar yang terdapat pada
beberapa disiplin yang tergabung dalam
Kegiatan
penduduk
mempengaruhi
yang dikembangkan dalam Kebudayaan
IPS .
disiplin Geografi.
Secara
Tujuan Wisata”. Dalam pembelajaran
dapat
interaksi
sosial
di
3. Model Integrasi Berdasarkan
Permasalahan
Model pembelajaran terpadu pada IPS
masyarakat atau sebaliknya. Secara
yang
historis dari waktu ke waktu kegiatan
permasalahan yang ada, contohnya
ekonomi penduduk selalu mengalami
adalah “Tenaga Kerja Indonesia”. Pada
perubahan.
pembelajaran terpadu, Tenaga Kerja
konsep
Selanjutnya
tentang
penguasaan
jenis-jenis
kegiatan
lainnya
sosial
menumbuhkan
antaranya
dan
kemandirian dalam melakukan tindakan
berdasarkan
Indonesia ditinjau dari beberapa faktor
ekonomi sampai pada taraf mampu
krteatifitas
adalah
yang
mempengaruhinya.
adalah
faktor
Di
geografi,
ekonomi, sosiologi, dan historis.
ekonomi dapat dikembangkan melalui
kompetensi
ekonomi.
yang
berkaitan
dengan
KESIMPULAN
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
adalah
merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah,
mengintegrasikan seluruh unsur pendukung
geografi,
dan
IPS baik dengan mengembangkan model
Sosial
integrasi berdasarkan permasalahan, model
ekonomi,
budaya.
Ilmu
dirumuskan
politik,
hukum
pengetahuan
atas
dasar
realitas
dan
integrasi
berdasarkan
potensi
utama
fenomena sosial yang mewujudkan suatu
maupun mengembangkan model integrasi
pendekatan interdisipliner dari aspek dan
berdasarkan potensi utama
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial ( sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum
dan budaya). Tujuannya agar peserta didik
diarahkan, dibimbing dan dibantu untuk
menjadi warga negara Indonesia dan warga
dunia yang baik serta dapat mengantisipasi
berbagai perubahan yang akan dan selalu
terjadi.
Problem mendasar adalah bahwa
mata pelajaran yang tergabung ke dalam
rumpun ilmu sosial menghadapi problem
yang
hampir
pembelajaran
sama
yaitu
pengetahuan
sosial
bahwa
lebih
menekankan pada aspek pengetahuan,
fakta dan konsep-konsep yang bersifat
hapalan belaka. Hal ini sejalan dengan
pendapat
Somantri
(2001)
dalam
Rahmania (2006), yang menyatakan bahwa
pembelajaran
IPS
di
sekolah
selalu
disajikan dalam bentuk faktual, konsep yang
kering,
guru
hanya
mengejar
target
pencapaian kurikulum, tidak mementingkan
proses. Hal ini menyebabkan pembelajaran
IPS selalu menjenuhkan dan membosankan
dan dianggap oleh peserta didik sebagai
pelajaran kelas dua.
Untuk dapat mengatasi, maka perlu
dikembangkan pembelajaran terpadu yang
DAFTAR PUSTAKA
Barth, J.L (1990). Method of instruction in
social studies education. New York:
University Press of America.
Depdiknas (2003). Pendekatan kontekstual.
Jakarta. Depdiknas.
Depdiknas
(2005).
Panduan
pengembangan
silabus
mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Jakarta: Depdiknas
Jarolimek, (1986). Social studies in
elementary education. New York:
Macmillan Publishing Company.
Martorella, P.H. (1994). Social studies for
elementary
school
children,
developing young citizen. New York:
Merill.
Supriatna, Nana. (2002). Mengajarkan
Keterampilan
Sosial
yang
Diperlukan Siswa Memasuki Era
Global. Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial
No. 19 Tahun XXII April
2002, halaman 26
Puskur (2006). Model pengembangan
silabus mata pelajaran dan rencana
pelaksanaan pembelajaran IPS
terpadu Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Jakarta. Depdiknas.
Rahmania, Mia Anin. 2006. Masalah yang
Dihadapi
Pembelajaran
IPS.
Wawasan Tridharma ][ XVIII Maret
2006, Halaman 14.
Wiriatmadja, Rochtar. (2002). Pendidikan
Sejarah di Indonesia. Historia Utama
Press. Bandung
Download